Manajemen
Investasi
Obligasi
04
Ekonomi dan Bisnis Manajemen 84008 Luna Haningsih SE., ME.
Abstract Kompetensi
Saham dan Obligasi adalah dua jenis Diharapkan mahasiswa dapat
surat berharga yang dapat diterbitkan memahami dan menghitung harga
oleh perusahaan. Pada dasarnya cara saham atau obligasi
menghitung harga saham dan obligasi
adalah sama namun karena
perbedaan karakteristik maka cara
perhitungannya menjadi sedikit
berbeda
Obligasi
I. Karakteristik Obligasi
Sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek pada dasarnya bisa dibagi menjadi
dua, yaitu sekuritas yang menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan,
yaitu dalam bentuk saham, dan yang menunjukkan surat tanda hutang dari emiten
yang menerbitkan sekuritas tersebut. Bentuk yang kedua ini disebut sebagai
obligasi. Jadi kalau emiten menerbitkan obligasi, maka ini berarti bahwa emiten
tersebut mengakui berhutang kepada pembeli atau pemilik obligasi tersebut.
Jangka waktu suatu obligasi bervariasi, tetapi umumnya berjangka waktu 5 tahun.
Bagi perusahaan, penerbitan obligasi merupakan suatu cara untk memotong biaya
intermediasi keuangan. Apabila perusahaan meminjam dari bank, perusahaan
mungkin harus membayar bunga 18% per tahun. Apabila perusahaan dapat
menerbitkan obligasi dengan coupon rate hanya sebesar 15% per tahun, dan terjual
dengan harga sama dengan nilai nominal, maka perusahaan dapat menghemat
biaya dana (cost of debt) sebesar 3%. Kalaupun dalam emisi tersebut perusahaan
menanggung biaya emisi sekitar 5%, maka biaya tersebut dapat diamortisasi selama
5 tahun (sesuai usia obligasi), sehingga biaya emisi per tahun hanya 1%. Dengan
demikian masih bisa dihemat biaya dana sebesar 2%.
Spot interest rates merupakan tingkat bunga dari obligasi yang hanya mempunyai
satu arus kas bagi pembeli obligasi tersebut. Obligasi yang hanya mempunyai satu
arus kas bagi pemodal disebut sebagai pure discount bond atau zero coupon
bond. Misalkan pemodal membayar suatu obligasi dengan harga Rp.743.000,- saat
‘1 Manajemen Keuangan
4 2 Luna Haningsih SE., ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ini akan menerima pelunasan nilai nominal obligasi tersebut sebesar Rp.1.000.000,-
dua tahun yang akan datang. Tingkat keuntungan yang diperoleh oleh pembeli
obligasi tersebut adalah spot rate dua tahun. Apabila i 02 adalah spot rate dua tahun
yang dinyatakan dalam bentuk tahunan, maka
i02 = 16%
Karena tingkat bunga biasa dinyatakan dalam dasar tahunan, maka i02 merupakan
tingkat bunga tahunan yang diperoleh pemilik obligasi tersebut. Dengan kata lain.
Jenis yang kedua adalah future rates. Future rates merupakan tingkat bunga atas
obligasi dimana terjadinya komitmen dan kapan uang akan diserahkan ke pihak
emiten berbeda. Sebagai misal, Rp. 743.000 akan diserahkan ke penerbit obligasi
pada tahun 1 (komitmen tersebut terjadi pada tahun ke 0) dan Rp. 1.000.000 akan
dilunasi pada tahun ketiga. Contoh ini merupakan contoh dari forward rate dua
tahun yang akan dimulai pada tahun 1. Perhitungannya adalah :
i1,3 = 16%
‘1 Manajemen Keuangan
4 3 Luna Haningsih SE., ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 8.1 menunjukkan contoh perhitungan forward rates untuk berbagai pola arus
kas. Forward rates sering ditaksir atas dasar spot rates. Apabila 15% adalah spot
rate dua tahun dan 14% adalah spot rate satu tahun, maka forward rate satu tahun
pada tahun ke dua adalah :
i23 = [(1,15)2/1,14] – 1
= 0,16
Jadi forward rate satu periode untuk suatu obligasi yang dimulai pada tahun pertama
adalah 16%.
‘1 Manajemen Keuangan
4 4 Luna Haningsih SE., ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
waktu lima tahun. Nilai pelunasan obligasi yang berjangka waktu 1 tahun adalah
Rp.1.100.000 dan yang lima tahun adalah Rp.1.610.500. Apabila tingkat bunga
per tahun yang dipandang relevan adalah 10%, maka kedua obligasi tersebut
saat ini akan mempunyai harga yang sama, yaitu Rp.1.000.000.
Sekarang apa yang terjadi dengan harga obligasi tersebut apabila tingkat bunga
berubah? Misalkan tingkat bunga berubah menjadi 8% dan 12%. Obligasi mana
yang mengalami perubahan harga yang lebih tinggi? Untuk itu kita dapat
melihat pada table 4.3. berikut ini.
Tabel 4.3. Nilai Pure Discount Bonds Sebagai Fungsi dari Tingkat Bunga
Tingkat Bunga Pure discount bond satu Pure discount bond lima
tahun tahun
8% 1.100.000/(1+0,08) 1.610.500/(1+0,08)5
=1.010.850 =1.096.076
10% 1.100.000/(1+0,10) 1.610.500/(1+0,10)5
=1.000.000 =1.000.000
12% 1.100.000/(1+0,12) 1.610.500/(1+0,12)5
= 982.100 = 913.840
Nampak bahwa obligasi dengan jangka waktu lima tahun mempunyai tingkat
perubahan harga yang lebih besar. Kesimpulan umumnya adalah persentase
perubahan harga dari pure discount bonds berjangka waktu lebih lama akan
lebih besar dari yang berjangka waktu lebih pendek.
‘1 Manajemen Keuangan
4 5 Luna Haningsih SE., ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
memperoleh keuntungan karena umumnya obligasi konversi memberikan tingkat
kupon yang relative lebih rendah disbanding obligasi biasa.
5. Obligasi dengan jaminan ( mortgage bonds ).
Adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan menggunakan jaminan
suatu asset riil. Sehingga jika perusahaan gagal memenuhi kewajibannya, maka
pemegang obligasi berhak untuk mengambil alih asset tersebut. Perusahaan
juga bisa menerbitkan obligasi yunior atau second mortgage bond, yaitu obligasi
dengan menggunakan jaminan asset riil yang sama dengan obligasi yang telah
disebutkan sebelumnya. Jika terjadi likuidasi maka pemegang obligasi yang
kedua akan mempunyai hak atas jaminan tersebut setelah hak pemegang
obligasi pertama terpenuhi.
6. Obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsecured bond )
Adalah obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan jaminan asset riil tertentu.
Sama halnya dengan mortgage bond, perusahaan juga bisa menerbitkan obligasi
tanpa jaminan lagi setelah obligasi tanpa jaminan diterbitkan, yang disebut
sebagai subordinated ( yunior ) debentures.
7. Obligasi yang disertai warrant.
Dengan adanya warrant maka pemegang obligasi mempunyai hak untuk
membeli saham perusahaan pada harga yang telah ditentukan. Sama halnya
dengan obligasi konversi, pemegang obligasi dengan warrant akan mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan capital gainjika harga saham mengalami
kenaikan. Emiten juga akan memperoleh keuntungan dengan memberikan
tingkat kupon yang lebih rendah, karena pada umumnya obligasi konversi dan
obligasi dengan warrant memberikan tingkat bunga kupon yang lebih rendah
dibandingkan dengan obligasi biasa.
8. Putable bond
Adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
menerima pelunasan obligasi sesuai dengan nilai pari sebelum waktu jatuh
tempo. Putable bond akan melindungi pemegang obligasi terhadap fluktuasi
tingkat bunga yang terjadi. Jika tingkat bunga pasar mengalami kenaikan dan
harga obligasi akan mengalami penurunan maka pemegang obligasi mempunyai
hak untuk meminta pelunasan perusahaan, sehingga pemegang obligasi tersebut
dapat menginvestasikan kembali dananya pada tingkat bunga yang sesuai
dengan tingkat bunga pasar yang berlaku.
9. Junk bond
Adalah obligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon ) yang tinggi, tetapi
juga mengandung resiko yang sanagt tinggi pula. Junk bond biasanya diterbitkan
‘1 Manajemen Keuangan
4 6 Luna Haningsih SE., ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
oleh perusahaan yang beresiko tinggi atau oleh perusahaan yang mempunyai
rencana merger atau akuisisi.
Current yield biasanay dilaporkan secara harian di media masa ( misalnya : Wall
Street Journal ). Informasi current yield akan lebih berguna bagi investor, dibanding
informasi yang berupa bunga kupon obligasi biasa, karena current yield memberikan
gambaran perbandingan kupon obligasi dengan harga pasar obligasi. Meskipun
demikian tidak bisa dianggap sebagi return sesungguhnya dari obligasi karena tidak
‘1 Manajemen Keuangan
4 7 Luna Haningsih SE., ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dapat menggambarkan perbedaaan antara harga obligasi pada saat dibeli dan harga
obligasi pada saat dijual.
Contoh :
Apabila suatu obligasi membayar bunga pertahun sebesar Rp. 150.000 dan
harganya Rp.900.000, maka current yield nya adalah 16,67%.
‘1 Manajemen Keuangan
4 8 Luna Haningsih SE., ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Disamping itu, untuk menghitung nilai YTC yang mendekati, dapat juga digunakan
persamaan berikut ini :
Pc−P
C i+
n
Pc + P
YTC* = 2
Dimana :
YTC* = nilai YTC yang mendekati
P = harga obligasi pada saat ini (t=0)
n = jumlah tahun sampai dengan yield to call yang terdekat
Ci = pendapatan kupon per tahun
Pc = call price obligasi
Contoh : Sebuah obligasi yang callable jatuh tempo 20 tahun lagi dan kupon yang
diberikan adalah 18%. Nilai par obligasi tersebut adalah Rp. 1.000 dan saat ini dijual
pada harga Rp. 1.419,5. Kemungkinan obligasi tersebut akan dilunasi oleh emiten 5
tahun lagi dengan call price sebesar Rp.1.180, sehingga YTV untuk obligasi adalah :
10
90 1. 180
1. 419 , 5=∑ t
+ 10
t=1 1+YTC 1+YTC
(2 ) (2 )
1.419,5 = 90 (present value of annuity, 5% untuk 10 periode) + 1.180 (present value
factor, 5% untuk 10 periode)
1.419,5 = 90(7,722) + 1.180(0,64)
1.419,5 = 1.419,5
Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa YTC dari obligasi tersebut adalah
10%. Sedangkan jika menggunakan persamaan lainnya, maka YTC nya adalah
sebagai berikut :
1 . 180−1 . 419 ,5
180+
5 180+(−47 ,9 )
=
1. 180+1 . 419 ,5 1 .299 , 75
YTC* = 2
‘1 Manajemen Keuangan
4 9 Luna Haningsih SE., ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
YTC* = 10,16%
Pada obligasi yang dijual pada harga premi (di atas par) maka sebaiknya dalam
menilai obligasi lebih baik digunakan yield to call daripada yield to maturity.
5. Realized (horizon) yield, atau yield yang terealisasi (horizon) adalah tingkat return
yang diharapkan investor dari sebuah obligasi, jika obligasi tersebut dijual kembali
oleh investor sebelum waktu jatuh temponya. Disamping itu, yield yang trealisasi
(horizon) dapat juga digunakan untuk mengestimasi tingkat return yang dapat
diperoleh investor dengan menggunakan strategi perdagangan tertentu. Perhitungan
yang harus dilakukan dalam menentukan yield horizon ini memerlukan beberapa
estimasi yang sebelumnya tidak digunakan pada ukuran yield lainnya. Estimasi yang
harus dilakukan investor antara lain adalah estimasi harga jual obligasi pada akhir
periode investasi yang diharapkan dan estimasi tingkat reinvestasi untuk pendapatan
kupon yang diperoleh. Dengan menggunakan estimasi tingkat reinvestasi dan harga
jual obligasi, investor dapat menghitung return horizon yang akan diperoleh jika
estimasi tersebut terealisasi. Untuk menghitung yield yang terealisasi (RY) dapat
dipergunakan persamaan berikut ini .
Ci
2h
2 Pf
P=∑ t
+ 2h
1+ RY 1+ RY
t =1
( 2 ) ( 2 )
P = harga pasar obligasi saat ini
RY = Yield yang terealisasi
Ci = pendapatan kupon pertahun
C = periode investasi obligasi
Pf = harga jual obligasi dimasa yang akan datang
Disamping itu, untuk menghitung nilai RY yang mendekati dapat juga digunakan
perhitungan seperti persamaan berikut :
Pf −P
C i+
h
Pf + P
RY* = 2
dimana,
RY* = nilai yield yang terealisasi (horizon) yang mendekati
P = harga obligasi pada saat ini (t=0)
‘1 Manajemen Keuangan
4 10 Luna Haningsih SE., ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
h = periode investasi obligasi (dalam tahun)
Ci = pendapatan kupon obligasi per tahun
Pf = harga jual obligasi di masa yang akan datang
Contoh : Sebuah obligasi, nominal Rp.1.000, umur 20 tahun dan kupon 16%, dijual
pada harga Rp.750. Investor mengestimasi bahwa dalam dua tahun mendatang
suku bunga yang berlaku akan turun, sehingga diperkirakan harga obligasi akan
naik. Estimasi harga obligasi pada dua tahun mendatang pada saat suku bunga
turun adalah Rp.900, sehingga yield yang terealisasi dari obligasi tersebut
diperkirakan sebesar :
900−750
160+
2 160+75
=
900+750 825
RY* = 2
RY* = 28,48%
Dari uraian mengenai yield obligasi tersebut, maka kita dapat menyimpulkan
kegunaan masing-masing ukuran yield tersebut. Kegunaan masing-masing yield
tersebut dapat diringkas seperti dalam tabel berikut ini :
Tabel Kegunaan Masing-Masing Ukuran Yield Obligasi
‘1 Manajemen Keuangan
4 11 Luna Haningsih SE., ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berbagai ukuran yield tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai suatu
obligasi. Hasil penilaian obligasi tersebut akan sangat mempengaruhi harga pasar
obligasi.
Yield to maturity suatu obligasi berbeda karena sebab-sebab yang berbeda. Faktor-
faktor tersebut diantaranya adalah :
Untuk bisa memahami pengaruh jangka waktu terhadap tingkat keuntungan (yield)
atau harga obligasi, kita perlu memahami hubungan antara tingkat keuntungan (atau
tingkat bunga) dengan waktu. Hubungan ini sering disebut dengan term structure.
Lebih jelasnya, teori tentang term structure dari tingkat bunga menunjukkan mengapa
pure discount bond (yaitu obligasi yang semata-mata menawarkan discount dan tidak
ada bunga yang dibayarkan) yang berbeda-beda jangka waktu jatuh temponya
mempunyai yield to maturity (yaitu tingkat keuntungan yang diperoleh kalau obligasi
tersebut dimiliki sampai jatuh tempo) yang berbeda.
Berikut ini diberikan beberpa teori penentuan tingkat bunga yang mungkin
dapat menjelaskan berbagai kemungkinan term structure dan menjelaskan phenomena
penurunan yield to maturity kalau jangka waktu jatuh tempo meningkat.
‘1 Manajemen Keuangan
4 12 Luna Haningsih SE., ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Teori pasar yang tersegmentasi, teori ini didasari atas pengamatan bahwa
nampaknya banyak pemodal dan emiten yang mempunyai preferensi atas obligasi
yang mempunyai jangka waktu pelunasan yang pasti. Disamping itu mereka
nampaknya tidak terlalu peka akan perbedaan tingkat keuntungan (yield) antara
obligasi yang mempunyai jangka waktu pelunasan tertentu dengan obligasi yang
berjangka waktu berbeda. Di pasar modal nampaknya ada pihak-pihak yang
memang menyukai obligasi yang berjangka waktu lama, tetapi ada juga yang
menyukai yang berjangka waktu pendek. Dengan kata lain, pasar modal
diasumsikan tersegmentasikan.
b. Teori pengharapan, teori pengharapan menjelaskan term structure dalam pengertian
spot rate satu periode yang diharapkan. Penganut teori ini mengatakan bahwa
tingkat keuntungan dari obligasi dua tahun haruslah sama dengan tingkat
keuntungan obligasi satu tahun ditambah dengan tingkat keuntungan yang
diharapkan dari obligasi satu tahun untuk tahun yang akan datang. Apabila teori ini
benar, maka kurva term structure yang meningkat berarti bahwa diharapkan akan
ada kenaikan suku bunga jangka pendek.
c. Teori premium likuiditas, teori ini mendasarkan diri atas asumsi bahwa pemodal
haruslah mendapatkan imbalan yang lebih besar kalau mereka diharuskan memiliki
obligasi yang jangka waktunya lebih lama dari waktu yang merka sukai. Lebih lanjut
teori ini juga berpendapat bahwa terdapat kekurangan pemodal yang bersedia
membeli obligasi jangka panjang, dan karenanya perlu ditawarkan tambahan tingkat
keuntungan agar obligasi jangka panjang tersebut ada yang bersedia membelinya.
d. Preferred habitat theory, teori ini menyatakan bahwa pemodal yang bisa
menyesuaikan jangka waktu investasi dengan kebutuhan dananya menanggung
resiko yang paling kecil. Menyesuaikan jangka waktu investasi dengan kapan dana
tersebut akan dibutuhkan merupakan posisi yang dipilih oleh pemodal. Jadi kalau
dana tersebut akan diperlukan lima tahun lagi, maka dana tersebut seharusnya
dipergunakan juga dalam jangka waktu lima tahun. Pada saat itu (yaitu lima tahun
yang akan datang) kebutuhan dana dan kembalinya investasi akan sesuai.
Perlu disadari bahwa perusahaan yang menerbitkan obligasi tidak mesti bisa
membayar kembali hutang yang mereka buat. Dengan demikian para pemodal pembeli
obligasi menanggung resiko kalau bunga dan pokok pinjaman tersebut tidak terbayar.
Bagaimana memperkirakan resiko tidak terbayar ini? Secara pasti memang sulit
menaksir resiko ini, tetapi dengan menggunakan indikator-indikator tertentu biasanya
diperkirakan resiko tersebut. Tentu taksiran tersebut bisa salah, dan mungkin tidak
‘1 Manajemen Keuangan
4 13 Luna Haningsih SE., ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
disepakati oleh semua pihak, tetapi sejauh yang melaksanakan analisis adalah pihak
yang independent, umumnya hasilnya sering dipakai sebagai acuan para pemodal.
Indikator-indikator yang dipergunakan untuk menaksir kemungkinan default diantaranya
adalah proporsi hutang yang dipergunakan oleh perusahaan yang menerbitkan obligasi
tersebut, stabilitas keuntungan, margin keuntungan, dan sebagainya.
Di Amerika Serikat, beberapa lembaga keuangan seperti Moody’s, dan Standard and
Poor’s melakukan penyusunan peringkat obligasi-obligasi yang terdapat di pasar modal.
Obligasi yang diklasifikasikan paling aman dari Moody’s dinyatakan sebagai Aaa,
sedangkan paling rendah dinyatakan sebagai C. Diatas klasifikasi C adalah Ca yang
didefinisikan sebagai obligasi spekulatif dengan tingkatan yang cukup tinggi.
Latihan :
‘1 Manajemen Keuangan
4 14 Luna Haningsih SE., ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Arthur J. Keown, David F. Scott Jr, John D. Martin, J. William Petty. 2002. Introduction
Financial Management. Prentice- Hall, Inc.
Weston, J Fred and Eugene F Brigham, 2004. Managerial Finance, Tenth Edition, Dryden
Press, Hinsdale Illinois.
Syamsudin Lukman, 1985. Manajemen Keuangan Perusahaan, Konsep dan Aplikasi dalam
Perencanaan dan Pengambilan Keputusan, Handinata Yogyakarta
Husnan, Suad, 1990. Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan, Edisi Pertama, Cetakan
ketiga, BPFE Yogyakarta.
‘1 Manajemen Keuangan
4 15 Luna Haningsih SE., ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id