Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

Pendanaan Jangka Panjang

DOSEN PENGAMPU : Mentari Dwi Aristi,SE, M.Acc

DISUSUN OLEH :

Annisa Edlin Utami ( 190301107 )

Nesya Putri Hardiana ( 190301103 )

Rona Lianti ( 190301110 )

Yudi Winaldi ( 190301074 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

TAHUN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada kehadirat allah swt Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana
Kami sangat menyadari, dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta masih banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi
tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-
teman yang kadang kala hanya menuruti egoisme pribadi, untuk itu besar
harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah-makalah kami dilain waktu
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.

Pekanbaru,4 juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………….
Daftar isi…………………………………………………………………………
Pendanaan Jangka Panjang…………………………………………………
Sumber Dana Dari Utang:…………………………………………………..
Kredit Investasi……………………………………………………………
Hipotek (montgage)……………………………………………………….
Obligasi …………………………………………………………………..
Obligasi Konversi…………………………………………………………
Saham Preferen……………………………………………………………
Saham preferen kumulatif dan
partisipasi……………………………...
Saham Biasa Dan Right Issue…………………………………………….
Penerbitan Sekuritas Di Pasar
Modal……………………………………..
Ringkasan………………………………………………………………
………..
PENDANAAN JANGKA PANJANG

Sumber Dana Dari Utang

 Kredit Investasi

jenis ini disediakan oleh perbankan, dan masih banyak dimanfaatkan oleh
kalangan pengusaha titik yang menarik adalah bahwa suku bunga kredit
investasi di Indonesia dinyatakan lebih rendah dari suku bunga kredit modal
kerja meskipun demikian seringkali suatu klausul yang menyatakan bahwa
debitur tidak dapat melunasi kredit investasi yang diambilnya lebih cepat dari
jangka waktu yang disepakati, membuat tingkat bunga efektif dan tidak tidak
selalu lebih kecil dari tingkat bunga kredit jangka pendek (modal kerja ).

Ada beberapa hal yang akan diperhatikan oleh perbankan sebagai kreditur
dalam memutuskan pengajuan kredit investasi diterima atau tidak.
a. Kelayakan investasi yang akan dijalankan
b. Arus kas investasi yang akan dijalankan
c. Jangka waktu peminjaman
d. Nominal pembayaran pinjaman disetiap periode
e. Tingkat bunga
f. Biaya tambahan atau denda jika telat bayar atau bayar lebih awal

Pada awal tahun 20x0 suatu perusahaan mendata menandatangani perjanjian


kredit investasi selama 5 tahun dari bank A. Jumlah kredit sebesar RP 1,000
Juta telah diambil semua . bunga sebesar 15% pertahun dari saldo kredit nya,
dan perusahaan selalu membayar bunga tepat pada waktunya meskipun pokok
pinjaman belum diangsur satu rupiah pun pada awal tahun 20x3 perusahaan
memperoleh lawan tawar kredit dari Bank asing dengan bunga hanya 13,5%
pertahun sewaktu perusahaan menyampaikan niatnya untuk melunasi kredit
investasi tersebut bank A menyatakan bahwa pelunasan sebelum jangka waktu 5
tahun dikenakan denda adalah bentuk bunga sebesar 2% pertahun. karena masih
terdapat dua tahun sebelum jatuh tempo, perusahaan harus membayar bunga
sebesar :
2 x 2% x Rp1.000 juta = Rp 40 juta
Apabila beralih ke bank asing dan membayar denda maka denda dan bunga
yang dibayar selama 2 tahun yang akan datang adalah
Denda Rp 40 juta
Bunga = 2 x 13,5% x 1.000 juta = Rp 270 juta
total Rp 310 juta
Apabila bertahan menggunakan bank A bunga yang dibayar adalah
bunga = 2 x 16% x Rp1000 juta = Rp 320 juta
karena biaya kalau beralih ke bank asing lebih murah, alternatif tersebut
sebaiknya dipilih contoh tersebut mengilustrasikan bahwa biaya bunga bank A
lebih besar dari bunga yang dicantumkan karena adanya penalti tersebut. bagi
bank A penalti tersebut dikenakan karena bank A, harus berupaya menjual dana
tersebut sebagai kredit lagi apabila dilunasi lebih awal.

 Hipotek (mortgage)
Hipotek merupakan bentuk hutang jangka panjang dengan anggun dan aktiva
tidak bergerak (tanah bangunan).dalam perjanjian kredit nya disebutkan secara
jelas aktiva apa yang dipergunakan sebagai agunan. dalam peristiwa likuidasi
kreditur akan dibayar terlebih dulu dari hasil penjualan aktiva tetap yang
dipergunakan sebagai agunan. Apabila hasil penjualan aktiva yang digunakan
tersebut belum cukup, maka sisanya menjadi kreditur umum, sama seperti
pemilik obligasi.

 Obligasi
obligasi adalah suatu jenis efek berbentuk surat pengakuan utang atas suatu
pinjaman uang dari masyarakat yang didapat dengan wujud tertentu, dengan
tenor minimal tiga tahun dan menjanjikan imbalan bunga yang jumlah beserta
pembayarannya sudah ditetapkan terlebih dahulu.
Untuk mengurangi risiko bagi penerbit obligasi atau perusahaan adalah
mencantumkan kolpri titik p menunjukkan harga yang akan dibayar oleh
penerbit obligasi. Pada saat hak untuk membeli kembali obligasi tersebut
dilaksanakan oleh penerbit obligasi.
Pada saat obligasi dipanggil untuk dilunasi sesuai dengan call pricenya,
biasanya perusahaan akan menggantinya dengan obligasi baru dengan
komponen yang lebih rendah. titik sebab pelunasan obligasi akan memerlukan
dana yang sangat besar sehingga perlu disiapkan dana penggantinya karena
sangat mungkin dana tersebut masih diperlukan oleh perusahaan. Dengan
peristiwa pergantian obligasi lama dengan obligasi baru umumnya terdapat
periode yang overlap.
PT Anna telah menerbitkan obligasi dengan coupon rate 17% pertahun. Saat ini
obligasi tersebut masih mempunyai usia usia 9 tahun lagi. karena menurutnya
suku bunga, obligasi yang ekuivalen dapat dijual sesuai dengan nilai nominal
dengan coupon rate hanya 14% per tahun. Kerena itu perusahaan ingin
memanggil obligasi lama Call price sebesar 105. diperlukan periode 3 (tiga
bulan)overlap sebelum obligasi baru dipergunakan untuk melunasi obligasi
lama berapa keuntungan karena penggantian obligasi lama dengan baru
tersebut?
Kalau dipergunakan nilai nominal Rp 1.000.000, maka perhitungan yang akan
nampak sebagai berikut:
Pelunasan obligasi lama 105% x Rp 1.000.000 = Rp1.050.000
Kas masuk obligasi baru Rp1.000.000
Selisih Rp 50.000
bunga selama periode overlap 0,25 x 1 17% x 1.000.000 Rp 42.500
kas keluar pada awal periode Rp 92.500
penghematan pembayaran bunga per tahun adalah sebesar (17% - 14%) x
Rp1.000.000 = 30.000.000. penghematan ini berlaku untuk 9 tahun lagi. dengan
menggunakan tingkat bunga sebesar 14% pertahun maka pv penghematan
tersebut adalah Rp148.380.
Dengan demikian keuntungannya adalah
Rp148.380 – Rp 92.500 = Rp 55.880
Analisis di atas mengabaikan adanya pajak. faktor pajak akan mempengaruhi
tingkat bunga yang relevan itu dihitung menjadi 14% ( 1-t) dan pembayaran
bunga akan menimbulkan penghematan pajak. Karenanya pembayaran bunga
netto setelah penghematan yang perlu diperhatikan.
Obligasi yang tidak dijamin dengan aktiva tertentu (unsecured bonds) juga
disebut sebagai debenture. kadang-kadang perusahaan menerbitkan obligasi
yang dalam prioritas pelunasannya (dalam peristiwa likuidasi) berada di bawah
debitur dengan kata lain setelah debeture.dengan kata lain, setelah debenture
dilunasi, barulah obligasi yang dibawahnya dilunasi tipe obligasi ini disebut
sebagai subordinate debenture.
Ada juga obligasi yang hanya membayarkan bunga apabila perusahaan
memperoleh keuntungan. Obligasi semacam ini disebut sebagai income
bonds.variasi lain adalah Zero coupon bond, yaitu obligasi yang tidak
membayarkan bunga. untuk itu Zero coupon Bonds akan dijual dengan diskon.
penerbitan Zero coupon bonds sering didasarkan atas maksud untuk
memperoleh keuntungan karena present value melalui pembayaran pajak.
Dalam penerbitan obligasi kadang-kadang disertai dengan warrant merupakan
hak untuk membeli saham dengan harga tertentu. warrent dan sering
dipergunakan sebagai “pemanis” agar obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan
diminati oleh para pemodal

 Obligasi Konversi (Convertible Bond)


Obligasi konversi adalah obligasi konversi adalah obligasi yang
bisa diubah bentuk menjadi saham biasa. Pemilik obligasi konversi
(convertible bonds-CB) sebenarnya memiliki obligasi dan opsi call price
atas saham perusahaan.

Berikut ini contoh contoh obligasi konversi (convertible bond):

PT Spain menerbitkan obligasi konversi yang dapat dikonversikan


menjadi saham biasa pada lima tahun yang akan datang. Setiap lembar
obligasi konversi dapat dikonversikan menjadi 100 lembar saham biasa.
Obligasi konversi dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar
menawarkan coupon rate 14% per tahun. Bagaimana dampak
pengeluaran obligasi konversi terhadap laba per lembar saham?

Contoh tersebut menunjukkan bahwa bila pada akhir tahun kelima harga
per lembar saham biasa mencapai lebih dari Rp 10.000 maka para
pemegang obligasi akan mengkonversikannya menjadi saham biasa. Bila
harga saham di bawah Rp 10.000 mereka akan memilih untuk meng-
uangkan obligasi tersebut. Pada contoh tersebut juga menunjukkan rasio
konversi obligasi ke saham adalah sebanyak 100, dan harga konversi
adalah Rp 10.000.

Dalam contoh di atas, rasio konversi adalah sebanyak 100, dan harga
konversi adalah Rp 10.000. apabila saat ini harga saham sebesar Rp 8.000
per lembar maka nilai konversi adalah 100 x Rp 8.000 = Rp800.000.

Apabila jangka waktu pelunasan obligasi tersebut adalah 5 tahun


sedangkan obligasi yang ekuivalen dengan obligasi tersebut memberikan
komponen sebesar 15% maka nilai obligasi tersebut adalah

Sedangkan premi konversi merupakan selisih antara harga pasar obligasi


dengan nilai konversi atau nilai obligasi (mana yang lebih tinggi). Dalam
contoh kita, nilai obligasi lebih besar daripada nilai konversi dengan titik
Dengan demikian apabila harga pasar obligasi sebesar Rp 980.000 maka:
Premi Konversi = Rp 980.000 - Rp 966.480
= Rp 13.520

 Saham Preferen

Saham preferen adalah saham yang memberikan dividen yang tetap


nilainya. Keunggulan saham preferen bagi investor adalah Besarnya
dividen tidak dipengaruhi oleh laba yang diperoleh perusahaan.
Sedangkan kelemahan saham preferen ialah pembayaran dividen saham
preferen tidak dapat dipakai sebagai pengurang pajak. Dengan kata lain,
pembayaran dividen saham preferen dilakukan terhadap laba setelah
pajak.

Saham Preferen Kumulatif dan Partisipatif


Ada saham preferen kumulatif yang memberikan dividen kumulatif.

Artinya bila pada tahun lalu perusahaan rugi, maka besarnya dividen akan
ditunda untuk dibayarkan keseluruhannya pada tahun ini.terkadang ada
juga saham preferen partisipasi penuh yang mempunyai participating
feature.artinya, setelah para pemegang saham preferen menerima dividen
sebesar Rp 160, dan ternyata pemegang saham biasa memperoleh dividen
sebesar Rp 250. maka para pemegang saham preferen akan mendapat
tambahan dividen sebesar 90. berapa lama periode dan ada tidaknya
partisipatif itu akan ditentukan dalam rapat pemegang saham.

Umumnya pemegang saham preferen tidak berhak memberikan


suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).meskipun demikian
variasi mungkin dijumpai sesuai dengan anggaran dasar perusahaan.
Sama seperti obligasi, dalam penerbitan saham preferen mungkin
dijumpai jumpai call price dan sinking funds.

 Saham Biasa dan Rights Issue

Penerbitan rights akan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Misalkan suatu perusahaan, PT KA Surabaya Network, memiliki jumlah


lembar saham sebanyak 10 juta dengan harga pasar saat ini Rp 15.000 per
lembar. Perusahaan memerlukan tambahan dana sebesar Rp 50 M untuk
ekspansi. Perusahaan dapat saja menerbitkan saham baru dan
menawarkan kepada publik umum.

Bila cara ini ditempuh, umumnya perusahaan harus menggunakan jasa


lembaga penjamin, yang akan menjamin bahwa penerbitan tersebut akan
laku terjual semua. Atau menawarkan saham baru dengan harga yang
lebih rendah dari harga saham saat ini. Kedua cara ini akan
mengakibatkan perusahaan menanggung biaya, yaitu:
a. Pilihan pertama akan mengakibatkan perusahaan harus membayar fee
kepada pihak penjamin.
b. Distribusi kemakmuran kepada pemegang saham baru.

Untuk itu alternatif lain adalah menawarkan kepada para pemegang


saham lama untuk membeli saham baru.

Misalkan perusahaan akan menerbitkan saham baru sebanyak 10 juta


lembar lagi dan ditawarkan dengan harga Rp5.000 per lembar (dengan
demikian akan terkumpul Rp 50 miliar) dengan demikian maka setiap
pemilik 1 lembar saham lama diberi hak membeli 1 lembar saham baru
bagi mereka yang tidak ingin membeli saham baru dapat menjual bukti
right tersebut, karena penawaran tersebut hanya dibatasi kepada pedagang
sama maka penawaran tersebut disebut sebagai penawaran terbatas
Setelah penerbitan right , jumlah lembar saham akan meningkat,
sedangkan jumlah dana yang disetor tidaklah sama dengan nilai saham
yang lama. Sebagai akibatnya harga saham akan turun. Dalam contoh
diatas harga saham setelah penerbitan apabila diasumsikan dana yang
terkumpul sewaktu diinvestasikan hanya akan menghasilkan NPV = 0
akan sebesar:

(1) saham lama 10 juta x Rp 15.000 = Rp 150 miliar


(2) saham baru 10 juta x Rp 5.000 = Rp 50 miliar
Total saham 20 juta = Rp 200 miliar

Harga saham per lembar = Rp 200 miliar /20 juta


= Rp 10.000

Bagi pemegang saham, kemakmuran mereka sebelum dan setelah


penerbitan ride sama saja, apabila investasi tersebut memberikan NPV =
0, hal tersebut dapat dilihat dari perhitungan berikut ini

Sebelum penerbitan right harga saham Rp15.000. untuk seorang pemodal


yang memiliki 1 lembar saham, maka :

Nilai saham sebelum penerbitan right Rp 15.000


Dana yang diserahkan ke perusahaan untuk melaksanakan right- nya Rp 5.000
Jumlah Rp 20.000

Setelah penerbitan lain jumlah lembar saham menjadi 2 lembar @


Rp10.000. dengan demikian kekayaannya adalah 2 x Rp10.000 =
Rp20.000 sama dengan kekayaan sebelum penerbitan right ditambah
dengan dana yang sektor.

Mengapa perusahaan menerbitkan right perusahaan menerbitkan right


adalah untuk menghemat biaya emisi, dan juga untuk menambah jumlah
lembar saham yang diperdagangkan. penambahan jumlah lembar saham
di bursa akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham tersebut
(istilahnya adalah meningkatkan likuiditas saham).

 Penerbitan Sekuritas di Pasar Modal


Perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal pada
dasarnya menghindari proses intermediasi keuangan..Dengan kata lain,
penerbitan sekuritas adalah bagi pihak yang kelebihan dana (para
investor) menyerahkan langsung dananya ke pihak yang memerlukan
dana (perusahaan).

Banyak pihak yang terkait tersebut antara lain dimaksudkan agar


tidak terjadi penipuan informasi kepada para pemodal.Bila perusahaan
ingin menerbitkan sekuritas di pasar modal, beberapa persyaratan harus
dipenuhi.Untuk menerbitkan saham, Perseroan Terbatas (PT) yang
menerbitkan haruslah merupakan perusahaan yang baik (ditunjukkan dari
informasi bahwa perusahaan telah lama beroperasi, dan selama dua tahun
terakhir telah menghasilkan laba).

apabila saham perusahaan tersebut nanti ingin diperdagangkan di papan utama


BEI ,maka perusahaan tersebut harus perusahaan yang besar (ditunjukkan oleh
aktiva berwujud bersih >100 miliar) menguntungkan ( membukukan laba usaha
pada satu tahun buku terakhir; dan telah beroperasi cukup lama beroperasi pada
bisnis inti yang sama > 36 bulan).
Setelah pernyataan pendaftaran yang disampaikan ke OJK telah menjadi
efektif, maka saham biasa bisa dicatatkan di bursa efek Indonesia (BEI)dengan
persyaratan yang berlaku di bank agar bisa diperdagangkan di BEI secara
skematis prosedur tersebut bisa digambarkan sebagai pada gambar berikut:

Setelah saham dijual di pasar perdana, apabila jumlah pesanan lebih banyak dari
jumlah saham yang ditawarkan ( disebut oversubscribed ), underwriter harus
melakukan pembagian yang telah disepakati bersama.setelah kita memperoleh
saham tersebut maka dalam berapa hari saham tersebut akan mulai dapat
diperdagangkan di bursa. Pada hari pertama saham tersebut diperdagangkan di
bursa, harganya mungkin naik cukup besar apabila apabila terjadi
oversubscribed yang cukup banyak tutup kurung (berarti banyak permintaan
yang tidak terpenuhi di pasar sekunder) setelah itu harga saham mungkin naik
mungkin turun, tergantung pada pasar. Kenaikan atau penurunan harga saham
tidak lagi mempengaruhi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut tetapi
akan mempengaruhi kemakmuran para pemodal.

RINGKASAN
Sumber pendanaan jangka panjang dalam manajemen
keuangan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi modal sendiri dan
modal pinjaman. Meskipun demikian kadang-kadang suatu instrumen
pendanaan agak sulit dikelompokkan ke dalam salah satu tipe tersebut,
misalkan obligasi konversi.

Yang termasuk pendanaan jangka panjang yang berbentuk hutang


dapat berwujud kredit investasi, hipotek, dan obligasi beserta berbagai
variasinya.

Obligasi bisa memberikan bunga yang megambang (floating rate).


Dapat pula obligasi mempunyai call price. Call price adalah harga yang
ditentukan oleh perusahaan bila suatu obligasi  aan dilunasi sebelum jatuh
tempo. Di samping itu, obligasi mungkin hanya membayarkan bunga
pada saat perusahaan memperoleh laba.

Obligasi ini disebut sebagai income bonds. Bila suatu obligasi baru
dilunasi dalam peristiwa likuidasi bila obligasi yang lebih senior telah
dilunasi, maka obligasi ini disebut sebagai subordinated
debenture.kadang-kadang penerbitan obligasi juga disertai dengan
warrant. Warrant adalah hak untuk membeli saham dengan harga tertentu
pada waktu tertentu.

Di samping saham biasa, perusahaan juga bisa menerbitkan saham


preferen. Saham preferen akan memberikan penghasilan yang tetap
(dalam bentuk dividen). Kepada pemiliknya, meskipun laba banyak atau
pun bahkan rugi. Untuk menghemat biaya penerbitan sekuritas dan/atau
menghindari distribusi kekayaan kepada pihak luar, perusahaan
menerbitkan rights.
Setelah penerbitan rights harga saham biasanya mengalami
penurunan, meskipun kekayaan pemegang saham dapat
meningkat.Peningkatan kekayaan ini terjadi bila dana yang diperoleh dari
right issue dapat dipergunakan dan memberikan NPV yang positif.

Anda mungkin juga menyukai