Anda di halaman 1dari 21

Makalah

Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi Pertanggungjawaban


Akuntansi Perilaku

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Siti Rodiah, SE.,M.Sc

Disusun Oleh (Kelompok 4):

Padli Pirdaus (190301049)


Shandy Ramadhan (190301050)
Yudi Winaldi (190301074)
William Faranuari (190301130)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan kasih karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : “Aspek
Keperilakuan Pada Akuntansi Pertanggungjawaban” ini dengan baik.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah memberi dukungan moral maupun material.

Dengan menyadari segala kekurangan yang dimiliki oleh penulis, maka dalam
penyusunan makalah ini, tentu masih jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya
pengetahuan dan pengalaman yang ada pada penulis. Namun demikian, inilah yang terbaik
yang penulis lakukan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama
untuk mahasiswa kelas 5AKA1 Prodi Akuntansi FEB UMRI.

Harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk kedepannya, dapat memperbaiki maupun mengubah isi dan bentuk
agar menjadi lebih baik lagi.

Pekanbaru, 07 Januari 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
A Akuntansi Pertanggungjawaban........................................................... 3
B. Aspek-aspek perilaku dalam organisasi .................................................7
C. Aspek Keperilakuan pada Akuntansi Pertanggungjawaban ..................8
D. Kesesuaian Antara Jaringan Pertanggungjawaban dan Struktur Organisasi 11
E. Asumsi Keprilakuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban...................11
F. Korelasi Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban Dengan Struktur Organisasi 15
BAB III PENUTUP......................................................................................17
A. Kesimpulan ..........................................................................................17
B. Saran ....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam akuntansi keprilakuan yang berbicara tentang perilaku selalu berbarengan


dengan akuntansi pertanggung jawawban dimana merupakan penjelas akuntansi
perencanaan, pengukur, pengevaluasi kinerja organisasi, pemegang kendali bagi
orang-orang yang bertanggung jawab menjalankan operasi dan jawaban bagi setiap
masalah umum pada akuntansi managemen, serta merupakan komponen penting dari
sistem pengendalian sebab pada laporan pertanggung jawababn mencakup semua
aspek perilaku yang akan dikendalikan oleh perusahaan.

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu bidang dari akuntansi


manajemen yang dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh setiap manajer
atau dengan kata lain akuntansi pertanggungjawaban merupakan media pengendalian
biaya atau pendapatan dengan menghubungkan biaya atau pendapatan dengan tempat
dimana biaya atau pendapatan tersebut dikeluarkan atau diperoleh oleh
penanggungjawab dari tempat tersebut.

Pertanggungjawaban merupakan kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan


yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya hanya dapat diterapkan pada manusia dan
pertanggungjawaban ini muncul akibat adanya hubungan antara atasan dengan
bawahan. Dengan demikian, terdapat hubungan yang erat antara struktur organisasi
dan sistem akuntansi pertanggungjawaban. Idealnya sistem akuntansi
pertanggungjawaban mencerminkan dan mendukung struktur dari sebuah organisasi.
Paper ini akan dimulai dengan penjelasan aspek-aspek perilaku dalam organisasi,
akuntansi pertanggungjawaban dan semoga paper ini dapat berguna sebagai acuan
paper lainya yang berkaitan dengan judul paper ini kedepannya.

B. Rumusan Masalah

Makalah ini hanya membahas dalam konteks ruang lingkup “ ASPEK


PERILAKU PADA AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN ”

1
C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari pada paper ini adalah untuk memberikan penjelasan kepada
mahasiswa terhadap ASPEK PERILAKU PADA AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN”.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari pada penyusunan paper ini adalah mahasiswa mamahami


”ASPEK PERILAKU PADA AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN dan
mampu mengaplikasikan dan mengimplementasikan dalam kehidupan dunia kerja
nantinya secara baik dan benar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Akuntansi Pertanggungjawaban

i. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan istilah yang digunakan dalam


menjelaskan akuntansi perencanaan serta pengukuran dan evaluasi kinerja
organisasi sepanjang garis pertanggungjawaban. Garis pertanggungjawaban ini
meliputi pendapatan, serta biaya-biaya.

Salah satu tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk memastikan


bahwa individu-individu pada seluruh tingkatan di perusahaan telah memberikan
kontribusi yang memuaskan terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara
menyeluruh.

Menurut H.S. Hadibroto, memberikan definisi sebagai berikut :

“Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem akuntansi yang disesuaikan agar


manajemen dapat melakukan pengawasan efisiensi untuk sesuatu bagian tertentu
ataupun untuk petugas-petugas yang bertanggung jawab terhadap efisiensi biaya
yang menjadi tanggungjawab”. (1991, hlm. 6)

Berdasarkan dari definisi di atas, maka penulis mencoba mengambil


kesimpulan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah :

 Suatu sistem akuntansi yang ada dalam suatu organisasi berfungsi sebagai
alat pengawasan manajemen.

 Suatu sistem akuntansi yang menyusun dan melaporkan pendapatan dan biaya
untuk pusat pertanggungjawaban.

ii. Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban

Penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada suatu perusahaan,terlebih

3
dahulu harus diketahui apa yang menjadi tujuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban
itu sendiri.

Menurut Robert N. Anthony dan Roger H. Hermanson (2001: 57)


dikemukakan bahwa Tujuan Akuntansi pertanggungjawaban adalah membebani pusat
pertanggungjawaban dengan biaya yang dikeluarkannya.

Berdasarkan tujuan-tujuan yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan


bahwa tujuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban adalah mengadakan evaluasi hasil
kerja suatu pusat pertanggungjawaban untuk meningkatkan operasi-operasi
perusahaan di waktu yang akan datang. Keuntungan dari akuntansi
pertanggungjawaban adalah individu dalam organisasi ikut berperan serta dalam
mencapai sasaran perusahaan secara efektif dan efisien.

iii. Fungsi Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban menurut fungsinya adalah sebagai alat


penilaian kinerja dan memberikan atau menghasilkan arus balik sehingga operasi
diwaktu yang akan datang dapat ditingkatkan.

- Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan

- Penilaian Kinerja Pusat Biaya

- Penilaian Kinerja Pusat Laba

- Penilaian Kinerja Pusat Investasi

iv. Kegunaan Akuntansi Pertanggungjawaban bagi manajemen

- Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai dasar penyusunan anggaran.

Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses


penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam proses
penyusunan anggaran diterapkan siapa yang akan berperan dalam
melaksanakan sebagian aktivitas pencapaian sasaran perusahaan dan
ditetapkan pula sumber daya yang disediakan untuk memungkinkan manajer

4
berperan dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan tersebut diukur dengan
satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi. Oleh karena itu,
penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia informasi
akuntansi pertanggungjawaban, yang mengukur berbagai nilai sumber daya
yang disediakan bagi setiap manajer yang berperan dalam usaha pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran. Dengan demikian,
anggaran yang berisi informasi akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur
nilai sumber daya yang disediakan selama tahun anggaran bagi manajer yang
diberi peran untuk mencapai sasaran perusahaan. Dalam proses penyusunan
anggaran, informasi akuntansi pertanggungjawaban berfungsi sebagai alat
pengiriman peran kepada manajer yang diberi peran dalam pencapaian sasaran
perusahaan.

- informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai penilaian kinerja manajer


pertanggungjawaban.

Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang


penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi,
karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan
manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap
manajer untuk merencanakan pendapatan dan atau biaya yang menjadi
tanggung jawabnya, dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan
dan atau biaya tersebut menurut manajer yang bertanggung jawab. Dengan
demikian, informasi akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan skor yang
dibuat untuk melaksanakan peran manajer tersebut dalam mencapai sasaran
perusahaan.

- Informasi akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan pengelolaan


aktivitas.

Manajemen memerlukan pemisahan aktivitas penambahan dan bukan


penambah nilai dan identifikasi sumber daya yang dikonsumsi oleh kedua tipe
aktivitas tersebut. Dengan menyajikan informasi biaya yang dipisahkan ke
dalam biaya penambah dan bukan penambah nilai, manajemen dapat :

5
Memperoleh informasi biaya bukan penambah nilai yang
menggambarkan besarnya pemborosan yang sekarang dialami oleh perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

Memperoleh biaya-biaya bukan penambah nilai yang memungkinkan


mereka memusatkan pengendalian mereka terhadap aktivitas bukan penambah
nilai.

Memperoleh informasi biaya-biaya penambah nilai yang


memungkinkan mereka melakukan penyempurnaan efisiensi aktivitas
penambah nilai.

v. Jenis-jenis Tingkat Pertanggungjawaban

Pusat pertanggungjawaban individu berfungsi sebagai kerangka kerja untuk


mengukur dan mengevaluasi kinerja dari manajer segmen. Pusat pertanggungjawaban
dikelompokkan kedalam empat kategori, yang masing-masing mencerminkan rentang
dan diskresi atas pendapatan dan/atau biaya serta lingkup pengendalian dari manajer
yang bertanggung jawab.

- Pusat Biaya

Pusat biaya merupakan bidang tanggung jawab yang menghasilkan


suatu produk atau memberikan suatu jasa. Manajer bertanggung jawab atas
pusat biaya memiliki diskresi akan kendali hanya atas penggunaan sumber
daya fisik dan manusia yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang
diberikan kepadanya. Selama proses perencanaan, para manajer pusat biaya
diberikan kuota produksi dan dapat berpartisipasi dalam menetapkan tujuan
biaya yang realistis dan adil untuk tingkat output yang diantisipasi.

- Pusat Pendapatan

Manajer di pusat pendapatan hanya memiliki kendali terhadap biaya


pemasaran langsung dan kinerja mereka akan diukur dalam hal kemampuan
mereka untuk mencapai target penjualan yang telah ditentukan sebelumnya

6
dalam batasan tertentu.

- Pusat Laba

Pusat laba adalah segmen dimana manajer memiliki kendali baik atas
pendapatan maupun biaya. Diskresi yang mereka miliki terhadap biaya
meliputi beban produksi dari produk atau jasa. Kinerja dari manajer pusat laba
dievaluasi berdasarkan target laba yang direncanakan seperti tingkat
pengembalian minimum yang diharapkan dan tingkat halangan untuk laba
residual.

- Pusat Investasi

Manajer pusat investasi bertanggung jawab terhadap investasi dalam


aktiva serta pengendalian atas pendapatan dan biaya. Mereka bertanggung
jawab untuk mencapai margin kontribusi dan target laba tertentu serta efisiensi
dalam penggunaan aktiva. Mereka diharapkan untuk mencapai keseimbangan
yang sehat antara laba yang dicapai dan investasi dalam sumber daya yang
digunakan. Kriteria yang digunakan dalam mengukur kinerja mereka dan
menentukan penghargaan mereka meliputi tingkat pengembalian atas aktiva,
rasio perputaran dan laba residual. Karena mereka bertanggung jawab
terhadap setiap aspek dari operasi, manajer pusat investasi ini dievaluasi
dengan cara yang sama seperti eksekutif puncak.

B. Aspek-aspek perilaku dalam organisasi

Berbicara pengertian perilaku organisasi, banyak ahli memberikan definisi.


Pendapat pertama menurut Toha (2001) bahwa yang dimaksud perilaku organisasi
adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu
organisasi atau suatu kelompok tertentu.

Menurut Robbin (2001) bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi
yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam

7
organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki
keefektifan organisasi.

Studi tersebut mencakup pembahasan tentang aspek yang ditimbulkan dari


pengaruh organisasi terhadap manusia yang bekerja di dalamnya ; juga aspek yang
ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi dimana mereka berada.
Tujuannya adalah memperlancar upaya pencapaian tujuan organisasi.

C. Aspek Keperilakuan pada Akuntansi Pertanggungjawaban

Organisasi merupakan suatu kegiatan usaha, baik itu organisasi yang


menyediakan jasa maupun organisasi yang melakukan produksi, yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang terlibat dalam organisasi tersebut. Dalam proses menjalankan
organisasi, tidak bisa dinafikkan kalau orang - orang yang terlibat di dalamnya
memiliki warna yang berbeda dan kepentingan yang berbeda pula.

Namun dari semua perbedaan tersebut hal yang terpenting adalah bagaimana
agar semua itu sesuai dengan visi dan misi organisasi oleh karena itu dibutuhkan
sistem pengendalaian yang baik dan dilakukan secara konsisten dan sistematis dengan
tujuan untuk memperkecil bentuk-bentuk kepentingan tersebut demi tercapainya
tujuan dan kepentingan organisasi yang apabila dibawa dalam ekonomi ada yang
dikatakan akuntansi keperilakuan yang lebih terfokus pada laporan kinerja atau
laporan prilaku karyawan, sebagai pengawas perusahaan atau organisasi.

Dalam akuntansi keperilakuan yang berbicara tentang perilaku selalu


berbarengan dengan akuntansi pertanggung jawawban dimana merupakan penjelas
akuntansi perencanaan, pengukur, pengevaluasi kinerja organisasi, pemegang kendali
bagi orang-orang yang bertanggung jawab menjalankan operasi dan jawaban bagi
setiap masalah umum pada akuntansi managemen, serta merupakan komponen
penting dari sistem pengendalian sebab pada laporan pertanggung jawababn
mencakup semua aspek perilaku yang akan dikendalikan oleh perusahaan.

Akuntansi pertanggung jawaban memberikan suatu kerangkah kerja yang


berarti untuk melakukan perencanaan, agregasi data, dan pelaporan hasil kinerja
operasi di sepanjang jalur pertanggung jawaban dan pengendalian, yang ditujukan
untuk manusia , peran mereka serta tugas yang dibebankan kepada mereka yang

8
merupakan penilaian terhadap kerja perusahaan dan bukan sebagai mekanisme
imporsonal untuk akumulasi dan pelaporan data secara menyeluruh.

Akuntansi pertanggung jawaban berbeda dengan akuntansi konvensional,


dalam hal cara operasi direncanakan dan cara data akuntansi diklasifikasikan dan
diakumulasikan. Dalam akuntansi konvensional, data diklasifikasikan berdasarkan
hakikat dan fungsinya dan tdak digambarkan sebagai individu-individu yang
bertanggung jawab atas terjadinya dan pengendalian terhadap data tersebut.

Sedangkan pada akuntansi pertanggung jawaban tidaklah melibatkan deviasi


apapun dari prinsip akuntansi yang diterima secara umum, akuntansi pertanggung
jawaban meningkatkan relefansi dan informasi akuntansi dengan menetapkan suatu
kerangka untuk perencanaan, akumulasi data, dan pelaporan yang sesuai dengan
struktur organisasi dan hirarki pertanggungjawaban dari suatu perusahaan.

Akuntansi pertanggung jawaban melaporkan baik siapa yang menjalankan


uang tersebut maupun apa yang dibeli oleh uang tersebut. Olehnya itu sangat pantas
bila pada akuntansi pertanggung jawaban dilibatkan dimensi manusia pada
perencanaan, akumulasi data dan pelaporan. Akuntansi pertanggung jawaban
memperkecil penyelewengan dana karena biaya dianggarkan dan diklasifikasikan
sepanjang garis tanggungjawaban, sehingga dengan begitu laporan yang diterima oleh
pihak manager segman sangat sesuai untuk mengevaluasi kinerja dan alokasi
penghargaan.

Bisa dikatakan bahwa akuntansi pertanggung jawaban merupakan salah satu


kajian dalam ilmu akuntasi yang lebih memfokuskan diri aspek tanggungjawab dari
satu atau lebih anggota organisasi atas suatu pekerjaan , bagian atau segmen tertentu.
Akuntansi pertanggung jawban juga melibatkan aspek keperilakuan dari anggota
organisasi . yang menyebabkan akuntansi pertanggung jawaban dapat dipandang
sebagai alat pengendali bagi organisasi. Kinerja setiap individu, kelompok, maupun
devisi dapat dijelaskan dari laporan yang diungkapkan dalam akuntansi pertanggung
jawaban.

Oleh karena itu aspek-aspek keperilakuan juga menjadi sorotan penting dalam
implememntasi akuntansi pertanggung jawaban. Masalah-masalah yang terkait
dengan keprilakuan dalam akuntansi pertanggungjawaban dapat berdampak serius

9
bagi individu dan organisasi. Perilaku menyimpang dari yang diharapkan, rendahnya
motifasi dan tidak layaknya para menejer pusat pertanggungjawaban adalah contoh -
contoh dari gagalnya pusat pertanggung jawaban untuk mengakomodasi aspek-aspek
keprilakuan secara tepat.

Sistem pengendalian pada setiap perusahaan harusnya tidak hanya melihat


perilaku menyimpangnya tapi juga harus mencari tahu kenapa hal tersebut muncul
dan menjadi wabah pada tiap karyawan, adanya penyimpangan mengisyaratkan
adanya ketidak puasan, hal ini merupakan gejala yang menghasilkan gejala baru dan
tidak bisa dinafikkan ketika terjadi ketidakpuasan maka akan muncul reaksi baru yang
juga memunculkan ketidak puasan baru.

Salah satu faktor penyebab pembangkangan para karyawan dikarenakan tidak


sesuainya tenaga dengan hasil yang mereka peroleh, memang sangat betul motifasi
tiap karyawan merupakan salah satu solusi dari penyimpangan tersebut namun yang
jadi masalah betul tidak motifasi tersebut sesuai dengan kebutuhan yang mereka
harapkan, dan betul tidak hal tersebut bisa menumbuhkan semangat kerja mereka.

Seharusnya sistem pengendalian melihat semuanya itu tidak hanya mengharap


kinerja yang baik yang nantinya akan dibawa dalam laporan pertanggung jawaban
tapi juga harus menjadi solusi dari penyimpangan tersebut. Kalau memang sistem
pengendalian dan fungsi dari pada akuntansi pertanggung jawaban bisa terlaksana
dengan optimal maka kesenjangan ekonomi tidak perlu lagi dicari solusinya bila gaji
karyawan dinilai berdasarkan kinerja maka keadilan kaum buruh bukan menjadi
mimpi lagi, tapi yang menjadi masalah kenapa sampai sekarang kesenjangan ekonomi
antara kaum buruh masih sangat terlihat jelas dan keadilan terhadap kaum buruh
masih menjadi mimpi indah yang selalu menjadi harapan palsu.

Bila segala sesuatunya betul-betul dinilai berdasarkan kinerja maka dengan


sendirinya akan memotifasi tiap karyawan dan atasan untuk bekerja lebih baik dan
pasti visi dan misi perusahaan akan menjadi tujuan bersama karena ada motifasi
berupa penghargaan yang mendorong untuk bekerja lebih giat, sebab tidak bisa
dinafikkan segalah bentuk kecurangan, kemalasan dan hal - hal yang menyimpang
lainya itu muncul karena adanya kekecewan yang berarti pengendalian terhadap
karyawan itu tidak terlaksana secara optimal, meskipun optimal belum menjamin para
karyawan akan bekerja sesuai kebutuhan perusahaan karena tidak ada kepuasan yang

10
diterima oleh karyawan, harusnya akuntansi pertanggung jawaban menjadi ukuran
tinggi rendahnya gaji karyawanm dan tidak hanya berfokus pada arus kas perusahaan
dan penilaian terhadap kinerja tanpa imbalan yang berarti.

Sangat tidak adil ketika disisi lain perusahaan mengharapkan kinerja yang baik
dari para karyawan namun pada akhirnaya balasan dari hal tersebut hanyalah berupa
pujian dan bonus yang hanya sesekali diterima sedangkan para kaum guru hampir tiap
hari memberikan laba dari peningkatan kinerja produksi para karyawan, bisa saya
katakan akuntansi pertanggung jawaban dan sistem pengendalian yang diterapkan
oleh perusahaan justru menjadi bentuk nyata penindasan, dan eksploitasi nyata bagi
kaum buruh yang hanya bertujuan untuk peningkatan bagi kaum elit yang selalu
menindas kaum lemah.

D. Kesesuaian Antara Jaringan Pertanggungjawaban dan Struktur Organisasi


(Coincidence Between Responsibility Network And Organizational Structure)

Akuntansi pertanggungjawaban berasumsi bahwa kendali organisatoris


diingkatkan dengan menciptakan suatu jaringan dari tanggungjawab memusat yang
bersamaan dengan struktur organisasi formal.

Top manajemen mendelegasikan dan memberikan otoritas kepada manajer


dibawahnya berdasarkan hirarki organisasi yang menugaskan otoritas dan
tanggungjawab untuk tugas-tugas spesifik. Ketika otoritas ditugaskan kepada para
manajer, mereka mempunyai wewenang untuk bertindak secara resmi dalam lingkup
pendelegasian mereka dan untuk mempengaruhi bawahan mereka.

Pusat pertanggungjawaban adalah dasar untuk menyusun sistem akuntansi


pertanggungjawaban keseluruhan, kerangka untuk itu harus didesain secara hati-hati.
Struktur organisasi harus dianalisa dari kelemahan pendelegasian tugas dan
wewenang.

E. Asumsi Keprilakuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban

Rencana pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelaporan

11
semuanya berdasarkan pada asumsi operasi dan prilaku manusia, termasuk :

- Management By Exception (MBE) / Manajemen berdasarkan perkecualian


yaitu adanya kecukupan kontrol operasi yang efektif.

MBE sangat efektif untuk mengatur dan mengontrol aktivitas


organisasi, manajer harus berkonsentrasi pada deviasi anggaran atau tujuan
dasar. Karakteristik laporan periodik dari akuntansi pertanggungjawaban yang
ideal adalah menggambarkan manajemen dalam area deviasi dari aturan yang
telah ditentukan dan termasuk menentukan tindakan perbaikan untuk
penguatan atau perbaikan perilaku.

Manajemen berdasarkan perkecualian mengasumsikan bahwa untuk


mengelola dan mengendalikan aktivitas organisasi dengan paling efektif,
manajer sebaiknya mengonsntrasikan perhatian mereka pada bidang – bidang
dimana hasil aktual menyimpang secara substansional dari tujuan yang
dianggarkan atau standar Hal diatas mengasumsikan bahwa untuk mengatur
dan mengendalikan kegiatan organisasi secara efektif, manajer hanya perlu
memusatkan perhatiannya pada wilayah dimana hasil nyata berbeda dengan
target atau standar anggaran. Sayangnya, hanya perbedaan yang tidak
diinginkan dan titik masalah yang telah jelas yang menerima perhatian segera.
Oleh karena itu, pusat tanggung jawab seringkali menganggap laporan kinerja
sebagai alat yang menekankan kegagalan.

Manajer tingkat bawah cenderung melihat laporan semacam ini


sebagai hukuman dan bukan sebagai informasi. Untuk mengubah pandangan
semacam ini, maka sistem penghargaan perusahaan haruslah mensejajarkan
pencapaian target dengan kinerja sukses.

- Management By Objective (MBO) / Manajemen berdasarkan tujuan

Dalam akuntansi pertanggungjawaban, manajemen mengontrol dirinya


sendiri. Disini orang – orang melakukan tugas sendiri sebab mereka percaya
mereka mampu mengarahkan sendiri dalam pekerjaan mereka. MBO memberi
fasilitas kepada manajer dan bawahannya untuk memformulasikan tujuan dan
aktivitas untuk pusat pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban

12
menyediakan kerangka yang ideal untuk memformulasikan tujuan secara
detail.

Akuntansi pertanggungjawaban memfasilitasi management by


objective. Hal ini merupakan pendekatan manajemen yang dirancang untuk
mengatasi keslahan tanggapan manusiawi yang yang sering timbul oleh usaha
untuk mengendalikan operasi berdasarkan dominasi. Sebagai sebuah cara
pengendalian manajemen, MBO memfasilitasi keinginan untuk tidak
didominasi dengan memberi manajer dan bawahannya sebuah kesempatan
untuk secara bersama merumuskan pencapaian dan kegiatan bagi pusat
tanggung jawab masing – masing.

jaringan pusat tanggungjawab yang selaras dengan struktur organisasi.


Niat manejemen tingkat atas untuk mendelegasikan dijelaskan melalui hierarki
kewenangan atau struktur organisasi. Namun demikian, banyak organisasi
yang dilanda kelemahan yang hebat mengenai delegasi. Hal ini berakibat pada
usaha saling melewati tugas dan tanggung jawab.

Karena pusat pertanggung jawaban merupakan dasar dari keseluruhan


sitem akuntansi pertanggung jawaban, kerangka kerja untuk seharusnya di
desain secara hati-hati. Struktur organisasi harus di analisis terhadap
kelemahan dalam pendelegasian dan penyebaran.

- Acceptance of Responsibility / Penerimaan tanggung jawab

Unsur yang terpenting dalam keberhasilan penerapan sistem akuntansi


pertanggungjawaban adalah bahwa manajer pusat pertanggungjawaban
menerima tanggungjawab dan tugas yang diberikan kepadanya dengan layak
dan kesediaan mereka melaksanakannya.

Para manajer akan merasa bersedia menerima tugas dan


tanggungjawab tersebut dengan baik jika mereka merasa dibutuhkan secara
fisik dan sumber daya. Mereka akan melaksanakannya dengan baik jika
budaya organisasi dimana tempat mereka menjalankan tugas memberikan
kebebasan untuk melaksanakan tugas dengan cara-cara mereka sendiri.
Budaya organisasi yang ada juga harus dapat memberikan toleransi jika

13
mereka mengalami kegagalan. Dan para manajer hendaknya diberikan
kebebasan untuk mengeluarkan pendapat dan pandangan mereka sendiri tanpa
adanya rasa takut.

Ketika sistem akuntansi pertanggungjawaban mengukur keberhasilan


mereka atau kegagalan mereka, ada suatu kepercayaan bahwa mereka diawasi
dan dikendalikan oleh para atasannya. Penentuan pencapaian sasaran yang
dihubungkan dengan akuntansi pertanggungjawaban akan meningkatkan
komunikasi diantara mereka dengan terbuka, dan mereka dapat menentukan
ukuran dan strategi yang hendak dicapai.

Oleh karena itu hal yang paling menentukan dalam sistem akuntansi
tanggung jawab adalah penerimaan dari manajer tanggung jawab atas
tanggung jawab yang dilimpahkan secara adil serta keinginannya untuk tetap
dijaga akuntabilitasnya. Keinginan manajer untuk menerima tanggung jawab
bergantung atas bagaimana mereka mempersepsikan penentuan dan
pengendalian atas manusia dan sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas.

- Capability of Inducing Cooperation / kapasitas untuk mendorong kerja sama

Akuntansi pertanggungjawaban mampu meningkatkan kerjasama


organisasi yang memperlihatkan para manajer bekerja untuk mencapai tujuan
bersama. Akuntansi pertanggungjawaban juga menunjukan tingkat loyalitas
mereka, kemampuan mereka dalam membuat keputusan mereka sendiri di
dalam kerangka tanggungjawab yang didelegasikan kepada mereka. Mereka
merasa menjadi bagian penting dalam organisasi sehingga mereka merasa
dihargai dan akan bersama-sama mempunyai keinginan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Semangat kerjasama mereka akan tercipta dan meningkat
dan menyakinkan mereka bahwa mereka sedang mencapai tujuan yang
dirumuskan bersama. Mereka merasa menjadi sesuatu hal yang penting, dan
tentu saja mereka akan berpikir bahwa jika terjadi kegagalan tentulah akan
mempengaruhi masa depan.

Akuntansi pertanggung jawaban meningkatkan kerja sama

14
organisasional dengan menunjukkan kepada manajer bagaimana aktifitas
merka sesuai dengan gambaran keseluruhan dan bahwa setiap orang bekerja
untuk tujuan bersama. Akuntansi pertanggungjawaban memperbaiki
kerjasama organisasi dengan menunjukkan manajer dimana kegiatan mereka
dan juga semua bekerja menuju tujuan bersama.Hal ini juga meningkatkan
loyalitas, percaya diri, dan perasaan untuk merasa penting. Jiwa kerjasama
yang ditimbulkan akan meningkat karena mereka akan percaya bahwa mereka
bekerja menuju tujuan bersama dan sebagai sebuah bagian penting dari
organisasi.

F. Korelasi Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban Dengan Struktur Organisasi

Untuk berfungsinya dengan memadai, pusat pertanggungjawaban seharusnya


serupa mungkin dengan struktur organisasi. Pendekatan-pendekatan yang digunakan
dalam mendisain struktur organisasi dan membebankan tanggungjawab bervariasi dari
perusahaan ke perusahaa bergantung pada pemilihan manajemen puncak dan gaya
kepemimpinan. Berbagai pendekatan tersebut dapat dklasifikasikan sebagai struktur
vertikal dan horizontal. (Lubis 2010).

Selanjutnya kaitannya dengan pertanggungjawaban, Siegel (1989),


menyatakan pendekatan yang digunakan untuk mendesain struktur organisasi dan
pemberian tanggungjawab pada perusahaan tergantung kepada pilihan manajemen
puncak dan gaya kepemimpinan. Beberapa struktur organisasi meliputi :

- Vertical Structure :

Organisasi di bentuk berdasarkan fungsi-fungsi yang ada. Misalnya


terdapatnya fungsi produksi, penjualan, dan keuangan. Masing-masing fungsi
yang ada dapat dibagi dalam beberapa pusat pertanggungjawaban. Fungsi
produksi menggunakan cost center, fungsi penjualan menggunakan revenue
center, sedangkan top manajemen berfungsi sebagai control dan pembuat
kebijakan terhadap investasi.

- Horizontal Structure :

15
Organisasi di bentuk berdasarkan area geografis. Setiap pimpinan
bagian melakukan control terhadap pusat laba ataupun investasi. Mereka
bertanggungjawab terhadap produksi, penjualan, dan keuangan dan semua
fungsi yang ada di grup/wilayah masing-masing.

Akuntansi pertanggungjawaban sebagai kontrol perusahaan dengan


diciptakannya jaringan kerja yang bersamaan dengan struktur organisasi. Top
manajemen membaginya dalam struktur organisasi dan ditetapkan otoritas dan
pertanggungjawabannya. Setiap manajer pusat pertanggungjawaban
hendaknya berusaha untuk mengendalikan berbagai aktivitas yang berada
dibawahnya dan mengkomunikasikannya kepada bagian yang terkait.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu kajian dalam akuntansi


yang lebih memfokuskan diri pada aspek-aspek tanggung jawab dari satu atau lebih
anggota organisasi atas suatu pekerjaan, bagian, atau segmen tertentu. Tidak hanya
hal itu saja, akuntansi pertanggungjawaban juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan
dari anggota organisasi. Hal ini disebabkan karena akuntansi pertanggungjawaban
dapat dipandang sebagai alat pengendalian bagi organisasi. Masing-masing individu,
kelompok, maupun divisi dapat dijelaskan kinerjanya dari laporan-laporan yang
diungkapkan dalam akuntansi pertanggungjawaban. Oleh karena itu, aspekaspek
keperilakuan juga menjadi sorotan penting dalam implementasi
akuntansipertanggungjawaban.

Permasalahan yang terkait keperilakuan dalam akuntansi pertanggungjawaban


dapat berdampak serius, baik bagi individu maupun organisasi. Perilaku menyimpang
dari yang apa diharapkan, rendahnya motivasi, dan tidak layaknya para manajer pusat
pertanggungjawaban adalah contoh-contoh dari dampak yang dihasilkan akibat
gagalnya pusat pertanggungjawaban untuk mengakomodasi aspek-aspek keperilakuan
secara tepat. Dengan demikian, aspek keperilakuan menjadi aspek penting lain di
samping aspek perancangan jaringan pusat pertanggungjawaban.

B. Saran

Kepada mahasiswa agar dalam proses perkuliahan dengan sistem diskusi ini
memiliki literatur dari sumber yang berbeda sehingga dapat kita bandingkan dan
nantinya mungkin akan menghasilkan sebuah teori baru yang berguna bagi dunia
akuntansi secara global, selain itu hal ini juga mengasah wawasan para mahasiswa
untuk menjadi semakin berkembang dan luas cakupan pengetahuannya

17
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.uny.ac.id/15555/1/SKRIPSI.pdf

http://ayunieblog.blogspot.co.id/2014/10/aspek-keperilakuan-pada-akuntansi.html

http://defri-haryanto.blogspot.co.id/2013/11/akuntansi-perilaku-aspek-perilaku-pada_8.html

http://mohamad-khaidir.blogspot.co.id/2013/07/makalah-akuntansi-keperilakuan.html

18

Anda mungkin juga menyukai