Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH

AKAD SALAM

DISUSUN OLEH
DONI HANDIKA (190301040)
M.ADITYA RAHMAN (190301248)
RAHMAT FAUZI (190301010)

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada matakuliah akuntansi syariah . Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis semoga makalah yang saya buat ini bermanfaat bagi kita semua
amin yarobalalamin.

2
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………...… 1

KATA PENGANTAR…………………………………………..…… 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………. 4

A. Latar belakang masalah..................................................................... 4


B. Rumusan masalah.............................................................................. 5
C. Tujuan pembahasan........................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………... 6
1.1 Pengertian Akad Salam................................................................ 6
1.2 Jenis Akad Salam......................................................................... 6
1.3 Dasar Syariah............................................................................... 7
1.4 Rukun dan Syarat Akad Salam.................................................... 8
1.5 Perlakuan Akuntansi PSAK 103.................................................. 8
1.6 Ilustrasi Kasus Akad Salam......................................................... 9
BAB III PENUTUP……………………………………………….…. 10
A. Kesimpulan....................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Diantara bukti kesempurnaan agama Islam ialah dibolehkannya jual beli dengan cara
salam, yaitu akad pemesanan suatu barang dengan kriteria yang telah disepakati dan
dengan pembayaran tunai pada saat akad dilaksanakan. Yang demikian itu,
dikarenakan dengan akad ini kedua belah pihak mendapatkan keuntungan tanpa ada
unsur tipu-menipu atau ghoror (untung-untungan). Pembeli (biasanya) mendapatkan
keuntungan berupa jaminan untuk mendapatkan barang sesuai dengan yang ia
butuhkan dan pada waktu yang ia inginkan.Sebagaimana ia juga mendapatkan barang
dengan harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan pembelian pada saat ia
membutuhkan kepada barang tersebut. Sedangkan penjual juga mendapatkan
keuntungan yang tidak kalah besar dibanding pembeli, diantaranya penjual
mendapatkan modal untuk menjalankan usahanya dengan cara-cara yang halal,
sehingga ia dapat menjalankan dan mengembangkan usahanya tanpa harus membayar
bunga. Dengan demikian selama belum jatuh tempo, penjual dapat menggunakan uang
pembayaran tersebut untuk menjalankan usahanya dan mencari keuntungan sebanyak-
banyaknya tanpa ada kewajiban apapun.Penjual memiliki keleluasaan dalam memenuhi
permintaan pembeli, karena biasanya tenggang waktu antara transaksi dan penyerahan
barang pesanan berjarak cukup lama. Jual-beli dengan cara salam merupakan solusi
tepat yang ditawarkan oleh Islam guna menghindari riba. Dan mungkin ini merupakan
salah satu hikmah disebutkannya syari'at jual-beli salam seusai larangan memakan riba.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian akad salam ?

2. Apa saja jenis akad salam ?

3. Apa yang di maksud dengan dasar syariah ?

4. Bagaimana perlakuan akuntansi (psak 103) ? 5.bagaimana ilustrasi kasus akad


salam?

C. Tujuan pembahasan

1. Memahami pengertian akad salam

2. Mengetahui jenis akad salam

3. Mengetahui dasar syariah

4. Mengetahui perlakuan akuntansi (psak103)

5. Ilustrasi kasus akad salam

5
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN AKAD SALAM

Akad Salam/Jual Beli Salam adalah jual beli yang penerimaan barangnya ditangguhkan
dengan pembayaran harga tunai. Penjualan yang karakteristik tanggungannya (barang)
telah terdiskripsikan diawal dengan harga atau modal kerja dibayarkan didepan.
Dengan kata lain, untuk membayarkan harga didepan dan pengiriman barang
terspesifikasi untuk masa yang akan datang yang telah ditentukan. Dua ulama mazhab
yaitu Syafi’I dan Hambali mendefinisikan akad salam adalah sebagai sebuah akad
tehadap barang yang teridentifikasi spesifikasinya yang akan dikirimkan pada waktu
tertentu dengan penyerahan harga (uang) ketika dalam sesi kontrak (majelis
akad).Adapun Maliki mendefinisikan salam adalah sebuah transaksi jual-beli yang
dilakukan dengan memberikan harga (uang) dimuka dan pengiriman/penyerahan
barang pada waktu tertentu di masa yang akan datang.salam berasal dari kata as syalaf
yang artinya adalah pendahuluan . jadi pengertian akad salam di sini adalah harta jual
beli barang pesangon dengan pengiriman barang dilakukan di kemudian hari dan
pellunasanya di lakukan oleh pembeli pada saat akad/perjanjian di sepakati sesuai
dengan syarat dan ketentuan yang telah disepakat.

1.2 JENIS AKAD SALAM

Ada dua jenis dari akad salam :


1. Salam
Salam dapat didefinisikan sebagai transaksi atau akad jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan, dan pembeli melakukan
pembayaran dimuka sedangkan penyerahan barang baru dilakukan di kemudian hari.

2. Salam paralel
Salam paralel artinya melaksanakan dua transaksi salam yaitu antara pemesanan
pembeli dan penjual serta antara penjual dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga

6
lainnya (melaksanakan transaksi Bai’ As-Salam antara bank dan nasabah dan antara
bank dan suplier atau pihak ketiga lainnya secara simultan).[4] Hal ini terjadi ketika
penjual tidak memilikibarang pesanan dan memesan kepada pihak lain untuk
menyediakan barang pesanan tersebut. Salam paralel dibolehkan asalkan akad salam
kedua tidak tergantung pada akad yang pertama yaitu akad antara penjual dan
pemasok tidak tergantung pada akad antar pembeli dan penjual, jika saling tergantung
atau menjadi syarat tidak diperbolehkan. Beberapa ulama kontemporer tidak
membolehkan transasksi salam paralel, terutama jika perdagangan dan transaksi
semacam itu dilakukan secara terus-menerus, karena dapat menjurus kepada riba.

1.3 DASAR SYARIAH

Landasan Syari’ah
Landasan syari’ah transaksi ba’i as-salam terdapat dalam Al-Qur’an dan Al- Hadits.
A. Al-Qur’an

“ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya...”
(QS. Al-Baqarah:282).
Dalam kaitan ayat tersebut, Ibnu Abbas menjelaskan keterkaitan ayar tersebut dengan
transaksi ba’i as-salam. Hali ini tampak jelas dari ungkapan beliau, “Saya bersaksi
bahwa salaf (salam) yang dijamin untuk jangka waktu tertentu telah dihalalakan oleh
Allah pada kitab-Nya dan diizinkan-Nya.”Ia lalu membaca ayat tersebut diatas.
B. Al-Hadits

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rassulullaah saw. Datang ke madinah dimana


penduduknya melakukan salaf (salam) dalam buah-buahan (untuk jangka waktu) satu,
dua, dan tiga tahun. Beliau berkata:
“Barang siapa yang melakukan salaf (salam), hendaknya ia melakukan dengan takaran
yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui”

7
1.4 RUKUN DAN SYARAT AKAD SALAM

A. RUKUN
1. Dilakukan oleh orang-orang yang berakal dan baligh
2. Barang yang dipesan harus sesuai dengan spesifikasinya, serta adanya
Ijab dan Kabul

B. SYARAT
1. Uang hendaknya dibayar di tempat akad (pembayaran dilakukan terlebih dahulu)
2. Barangnya menjadi hutang bagi si penjual.
3. Barangnya dapat diberikan sesuai waktu yang dijanjikan. Artinya jika waktunya tiba,
barang tersebut harus sudah ada. Implikasinya memesan buah-buahan yang waktunya
ditentukan bukan pada musimnya tidak sah.
4. Ukuran barang jelas, baik takaran, timbangan, ataupun bilangannya menurut
kebiasaan cara menjual barang semacam itu.
5. Diketahui dan disebutkan sifat-sifat dan macam barangnya. Sifat-sifat ini harus jelas
sehingga tidak ada keraguan yang akan mengakibatkan perselisihan antara penjual dan
pembeli.
6. Disebutkan tempat menerimanya.

1.5 PERLAKUAN AKUNTANSI PSAK 103

PSAK 103: Akuntansi Salam (PSAK 103) dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada 27 Juni 2007. PSAK 103
menggantikan pengaturan mengenai akuntansi salam dalam PSAK 59: Akuntansi
Perbankan Syariah yang dikeluarkan pada 1 Mei 2002.
Berdasarkan surat Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI No. 0823-B/DPN/IAI/XI/2013
maka seluruh produk akuntansi syariah yang sebelumnya dikeluarkan oleh DSAK IAI
dialihkan kewenangannya kepada Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) IAI.

8
Setelah pengesahan awal di tahun 2007, PSAK 103 mengalami perubahan pada 06
Januari 2016 terkait terkait definisi nilai wajar yang disesuaikan dengan
PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar. Perubahan ini berlaku efektif 1 Januari 2017 secara
retrospektif. Menurut PSAK 103 paragraf ke-4, Salam adalah akad jual beli barang
pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman dikemudian hari oleh penjual (muslam
illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati sesuai
dengan syarat- syarat tertentu.

1.6 ILUSTRASI KASUS AKAD SALAM

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Mabrur merupakan KJKS yang memiliki
focus pembiayaan sector pertanian. KJKS Mabrur dipercaya oleh Koperasi Pengusaha
Tempe untuk mengadakan kedelai local kualitas super dengan informasi sebagai
berikut:
Nama barang pesanan : kedelai
Jenis barang pesanan : Lokal Kualitas Super (AAA) Jumlah : 50 ton
Harga per kilo : Rp. 8.000 (Rp. 8.000.000 per ton) Jumlah modal/harga : Rp.
400.000.000
Jangka waktu penyerahan : 4 bulan
Penyerahan modal kpd KJKS : pada saat akad dilakukan Jika pembiayaan salam yang
dilakukan diselenggarakan sendiri oleh KJKS Mabrur dengan asumsi bahwa KJKS
Mabrur memiliki devisi pengadaan kedelai sendiri, bagaimana siklus akuntansi
transaksi akan terjadi dan jurnal jurnal apa saja yang digunakan dalam transaksi dimana
KJKS Mabrur sebagai penjual dalam transaksi ini.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
9
Berdasarkan uraian pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
Salam ialah pembeli memesan barang dengan memberitahukan sifat-sifat serta
kualitasnya kepadaa penjual dan setelah ada kesepakatan. Dengan kata lain , pembelian
barang dengan membayar uang lebih dahulu dan barang yang beli diserahkan
kemudian.
Ada dua jenis dari akad salam :
Salam, dapat didefinisikan sebagai transaksi atau akad jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan, dan pembeli melakukan
pembayaran dimuka sedangkan penyerahan barang baru dilakukan di kemudian hari.
Salam paralel, artinya melaksanakan dua transaksi salam yaitu antara pemesanan
pembeli dan penjual serta antara penjual dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga
lainnya (melaksanakan transaksi Bai’ As-Salam antara bank dan nasabah dan antara
bank dan suplier atau pihak ketiga lainnya secara simultan).
Dasar syariah akad salam yaitu sesuai dengan alquran ,sunnah,dan hadist.
B. SARAN

Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.Apabila
ada saran dan kritrik yang ingin di sampaikan ,silahkan sampaikan kepada saya.
Apabila terdapat kesalahan mohon kepada pembaca untuk dapat memaafkan dan
memakluminya,karna saya adalah hamba allah yang tak luput dari salah ,khilaf dan
lupa.

DAFTAR PUSTAKA

https://qazwa.id/blog/akad-salam/

10
https://www.akuntt.com/2012/04/pengertian-akad-salam.html

http://makalahqw.blogspot.com/2016/11/makalah-akad-salam.html

http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sas-66-psak-103-akuntansi-salam

11
12
13

Anda mungkin juga menyukai