Dosen Pengampu: Dr. Nadhirah Nagu, SE., AK., M.Si., CA.,CSRS, CSRA.
Disusun Oleh:
A031201118
DEPARTEMEN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
Transaksi Obligasi Antar Perusahaan
tingkat bunga pasar yang berlaku. Namun perubahan yang terjadi kemudiaan pada tingkat bunga
pasar akan menciptakan perbedaan antara nilai buku dan nilai pasar kewajiban tersebut. Jika
tingkat bunga pasar meningkat, nilai pasar kewajiban menjadi lebih kecil dibanding nilai
keuntungan. Menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum, keuntungan tersebut tidak diakui
pada buku perusahaan penerbit. Begitu pula, apabila terjadi penurunan pada tingkat bunga pasar,
akan mengakibatkan adanya kerugiaan terealisasi yang juga tidak diakui. Laba dan rugi
terealisasi tapi tidak diakui ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sesuai
dengan FASB Statement No. 107, “ Pengungkapan Nilai Wajar Instrumen Financial.”
Keuntungan maupun kerugian atas obligasi yang beredar dari afiliasi yang teridentifikasi
namun tidak diakui ini, dapat diakui dengan cara menarik obligasi yang beredar. Induk
perusahaan, yang mengatur seluruh penarikan hutang dan keputusan-keputusan lainnya bagi
2. Perusahaan penerbit (induk atau anak) dapat meminjam uang dari entitas yang
bukan afiliasinya dengan tingkat bunga pasar dan menggunakan dana tersebut
untuk menarik obligasinya sendiri (pemilihan ini merupakan pembayaran
kembali).
4. Suatu perusahaan afiliasi (induk atau anak) dapat membeli obligasi dari
retirement) dari obligasi. Keuntungan atau kerugiaan yang tidak diakui sebelumnya, dalam
tiga keadaan ini diakui oleh perusahaan penerbit dan diperhitungkan dalam mengukur
Hal ini bahwa obligasi tersebut ditarik untuk tujuan laporan konsolidasi karena investasi
obligasi dan hutang obligasi dari induk perusahaan dan anak perusahaan adalah resiprokal
Perbedaan antara nilai buku dari kewajiban obligasi dan harga beli dari investasi
obligasi adalah keuntungan atau kerugiaan dengan tujuan untuk laporan konsolidasi. Hal ini
juga merupakan keuntungan atau kerugiaan bagi induk perusahaan berdasarkan metode
ekuitas (konsolidasi satu baris). Keuntungan atau kerugian tersebut tidak diakui pada buku
perusahaan penerbit yang obligasinya dimiliki sebagai suatu investasi oleh pembeli afiliasi.
keuntungan atau kerugian bagi perusahaan penerbit yang telah direalisasi oleh
perubahan suku bunga pasar setelah obligasi diterbitkan, dan hal ini diakui untuk
tujuan laporan konsolidasi ketika obligasi tersebut dibeli kembali dan dimiliki oleh entitas
konsolidasi.
Keuntungan Dan Kerugian Konstruktif Atas Obligasi Antar Perusahaan
Apabila harga yang dibayar oleh suatu perusahaan afiliasi untuk memperoleh hutang dari
pihak lainnya lebih besar dari nilai buku kewajiban (nilai nominal ditambah dengan agio yang
belum diamortisasi atau dikurangi dengan disagio yang belum diamortisasi dan biaya
penerbitan), maka terjadi kerugiaan konstruktif atas penarikan hutang. Alternatif lain, apabila
harga yang dibayar lebih kecil dari nilai buku hutang tersebut, maka keuntungan konstruktiflah
yang terjadi. Keuntungan atau kerugian ini disebut konstruktif karena keuntungan atau kerugian
ini merupakan keuntungan atau kerugian yang direalisasi dan diakui dari sudut pandang entitas
yang dikonsolidasikan, teatapi tidak dicatat dalam buku terpisah dari perusahaan-perusahaan
Keuntungan atau kerugian konstruktif atas obligasi adalah (1) keuntungan dan kerugian yang
direalisasi dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan. (2) yang timbul pada saat
perusahaan membeli obligasi suatu afiliasi, (3) dari entitas-entitas lainnya, (4) pada harga
dari selain nilai buku obligasi tersebut. Tidak aka nada keuntungan atau kerugian yang terjadi
akibat pembelian obligasi perusahaan afiliasi pada nilai buku atau dari pinjam meminjam secara
Beberapa ahli akuntansi berpendapat bahwa keuntungan dan kerugian konstruktif pada transaksi
obligasi antar perusahaan seharusnya dialokasikan diantara pihak afiliasi pembeli dan penerbit
sesuai dengan nilai nominal obligasi tersebut. Contohnya, jika induk perusahaan membayar Rp
99.000 untuk obligasi anak perusahaan yang beredar bernilai nominal Rp 100.000 dengan
agio yang belum diamortisasi Rp 2.000, maka keuntungan konstruktif sebesar Rp 3.000 (Rp
102.000 dikurangi dengan Rp 99.000) dialokasikan untuk induk perusahaan sebesar Rp 1.000
dan untuk anak perusahaan sebesar Rp 2.000. dikenal sebagai teori nominal.
Alternatif untuk teori nilai nominal ini adalah teori keagenan, diamana afiliasi yang membeli
obligasi antar perusahaan bertindak sebagai agen bagi perusahaan penerbit, berdasarkan perintah
sebesar Rp 3.000 dialokasikan ke anak perusahaan (perusahaan penerbit), dan pengaruh pada
laporan konsolidasi sama seperti jika anak perusahaan telah membeli obligasi miliknya sendiri
seharga Rp 99.000. walaupun tidak didukung oleh teori terpisah, keuntungan dan kerugian
penjualan diatas atau dibawah nilai normal, selisih harga jual dengan nilai nominal, itu
Kas xxx
Kas xxx
Pada tanggal 1 juli 2002 PT indi menerbitkan dan menjual obligasi 10 tahun nilai
nominal RP 10 miliar dengan kurs penjualan 110 di pasar primer. Penjualan obligasi pada kurs
110 menunjukkan adaanya premi sebesar 10% dari harga nominal atau Rp 11 miliar. Pencatatan
Kas Rp 11.000.000.000
Kas Rp 11.000.000.000
Dalam contoh soal diatas, karena pada tanggal penjualan penerbit yakin PT indi
membukukan hutang obligasi Rp 11 miliar terdiri dari nilai nominal dan premi obligasi, maka
tahun atau 100. juta per tahun. PT indi menerbitkan obligasi pada pertengahan tahun, sehingga
premi obligasi utuk tahun 2002 diamortisasi setengah tahun atau Rp 50 juta dengan jurnal
Atau
Untuk kepentingan laporan keuangan priode yang berakhir 31/12/2002 PT indi mencatat
penerbitan atau 1 juli 2012. Pada saat obligasi membayar hutang obligasi sebesar nilai
nominalanya atau Rp 10 miliar. Amortisasi mengurangi beban bunga, sehingga total beban
obligasi telah diamortisasi setengah dari premi pada awal penerbitan atau Rp500 juta, dengan
Investor atau pembeli obligasi memiliki akun “ investasi dalam obligasi “ yang
harus dicatat pada tanggal investasi atau pembeli obligasi terjadi, sebagia berikut :
Kas xxx
Bagi investor obligasi nilai investasi dalam obligasi dicatat sebesar harga
perolehan obligasi tersebut. Ada kalanya harga perolehan obligasi dari nilai nominal
tetapi dapat pula lebih rendah dari nilai nominal. Misalkan PT anta membeli 30% obligasi
PT indi di pasar sekunder pada tanggal 1 juli 2007 dengan harga Rp 2,95 miliar.
Pencatatan yang akan dilakukan pada PT anta adalah sebagai sebagai berikut :
Kas Rp 2.950.000
dengan nilai nominal obligasi yang dimiliki. PT anta akan mencatat penerimaan bunga
per tahun Rp 300 juta (10% x 30% x Rp 10 Miliar) dalam dua kali penerimaan masing-
masing Rp150 juta pada tanggal 1 juli dan 5 januari. Hak PT anta atas bunga yang
diterima pada tahun 2007 adalah satu semester atau Rp150 juta karena investasi dalam
Selisih nilai investasi PT anta atas obligasi PT indi dengan nilai nominal pada
tanggal perolehan adalah Rp50 juta dimana investasi dalam obligasi tercatat lebih kecil
dari nilai nominal. Jurnal penyesuaian untuk tahun 2007 adalah sebagai berikut :
Pendapatan bunga PT anta tahun 2007 adalah Rp155 juta karena investasi dimulai
Dalam kasus PT indi dan PT anta transaksi obligasi antar perusahaan akan mempengaruhi
hubungan induk-anak hingga tanggal 1 juli 2012 atau saat obligasi jatuh tempo. Selama tahun
tersebut pendapatan investasi dipengaruhi amortisasi untung/rugi konstruktif. Misalkan
dalam tahun 2008 PT anta mengumumkan laba sebesar Rp300 juta, yakni dalam kasus
Apabila yang terjadi adalah penjualan up stream, maka pendapatan investasi dihitung sebagai
berikut :
Keuntungan atau kerugian konstruktif merupakan salah satu komponen pendapatan investasi.
Jumlah keuntungan atau kerugian yang mempengaruhi pendapatan investasi induk perusahaan
tergantung dari pihak penerbit atau penjual obligasi. Karena kondisi menganggap hutangnya
yang tebus dengan harga yang lebih rendah atau lebih tinggi.
induk yang merupakan pihak penerbit dan sebagai invesrtor obligasi yang diterbitkan anak
perusahaan.
Misalkan obligasi antar perusahaan PT indi dan PT anta adalah penjualan downstream.
Dalam tahun 2007 PT anta (anak perusahaan yang sahamnya yang dikuasai 80% oleh PT indi)
melaporkan laba sebesar Rp250 juta dan tidak ada selisih investasi dengan nilai buku kekayaan
(15.000.000
Apabila yang terjadi adalah penjualan upstream dimana PT indi merupakan pembeli atau
investor obligasi yang diterbitkan PT anta. Maka perhitungan pendapatan investasi PT indi
Ilustrasi pada bagian ini mirip dengan ilustrasi untuk Pam dan Sue, kecuali bahwa anak
perusahaan adalah afiliasi penerbit dan penarikan konstruktif obligasi mengakibatkan kerugian
Pro Corporation memiliki 90% kepemilikan pada saham biasa berhak suara Sky.
Kepemilikan Pro pada Sky tersebut diperoleh pada nilai bukunya dengan harga Rp 9.225.000
ketika modal saham Sky sebesar Rp 10.000.000 dan saldo labanya sebesar Rp 250.000.
Pada tanggal 31 Desember 2003 Sky mempunyai obligasi dengan nilai nominal Rp
100.000, tingkat bunga 10%, yang beredar dengan disagio yang belum diamortisasi sebesar Rp
3.000. Obligasi-obligasi ini mempunyai tanggal pembayaran bunga 1 Januari dan 1 Juli dan jatuh
Pada tanggal 2 Januari 2004, Pro membeli 50% obligasi yang beredar milik Sky dengan
harga Rp 5.150.000. Transaksi ini menyebabkan kerugian sebesar Rp 300.000 dari sudut pandang
entitas yang dikonsolidasikan karena kewajiban sebesar Rp 4.850.000 (50% dari nilai buku
obligasi Rp 9.700.000) ditarik secara konstruktif dengan biaya Rp 5.150.000. Kerugian tersebut
dialokasikan kepada Sky berdasarkan teori bahwa manajemen induk perusahaan bertindak sebagai
agen Sky, perusahaan penerbit pada semua transaksi obligasi antar perusahaan.
Selama tahun 2004, Sky mencatat beban bunga atas obligasi tersebut sebesar Rp
Dari beban bunga ini sebesar Rp 530.000 berhubungan dengan obligasi antar perusahaan. Pro
mencatat pendapatan bunga dari investasi pada obligasi selama tahun 2004 sebesar Rp
Perbedaan sebesar Rp 60.000 antara beban bunga dan pendapatan bunga atas obligasi antar
diakui pada buku Pro dan Sky melalui amortisasi agio (buku Pro) dan amortisasi disagio (buku
Sky).
➢ Metode Ekuitas
Sky melaporkan laba bersih sebesar Rp 750.000 pada tahun 2004, dan Pro
Ayat jurnal yang dibuat oleh Pro untuk mencatat investasi pada Sky selama tahun
2004 adalah sebagai berikut :
31 Desember 2004
Investasi pada Sky (+A) Rp 675.000
Pendapatan dari Sky (R,+SE) Rp 675.000
Untuk mencatat 90% dari pendapatan yang dilaporkan Sky untuk tahun 2004
31 Desember 2004
Pendapatan dari Sky (-R,-E) Rp 270.000
Investasi pada Sky (-A) Rp 270.000
Untuk menyesuaikan pendapatan investasi dari Sky terhadap 90% kerugian atas
penarikan konstruktif obligasi Sky. (ayat jurnal ini juda dapat dicatat pada tanggal
2 januari 2004)
31 Desember 2004
Investasi pada Sky (+A) Rp 54.000
Pendapatan dari Sky (R,+SE) Rp 54.000
Untuk menyesuaikan pendapatan investasi dari Sky terhadap 90% dari Rp 60.000,
pengakuan bagian per bagian dari kerugian konstruktif atas obligasi Sky selama
tahun 2004.
Untuk tahun-tahun selanjutnya hingga saat jatuh tempo obligasi tersebut, pendapatan Pro
dari Sky dihitung dengan menambahkan Rp 54.000 setiap tahunnya pada bagian Pro atas
pendapatan yang dilaporkan oleh Sky.
Saldo akun investasi Pro dan Sky pada tanggal 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp
10.584.000 saldo ini sama dengan nilai buku tercatat investasi Pro pada Sky pada tanggal 1
Januari 2004 ditambah dengan pendapatan investasi dari Sky untuk tahun 2004 sebesar Rp
459.000