NIM : A031201118
TUGAS RMK
Regulasi atau standar yang berlaku secara Internasional dikenal dengan International
Public Sector Accounting Standards (IPSAS) yag merupakan standar akuntansi untuk
entitas sektor publik yang dikembangkan oleh International Public Sector Accounting
Standards Board (IPSASB). IPSASB merupakan badan yang bernaung di bawah
International Federation of Accountants (IFAC). Organisasi yang didirikan di Munich pada
tahun 1977 ini merupakan federasi dan organisasi akuntan internasional. Standar akuntansi
yang diterbitkan IFAC juga tetap menunjukkan bahwa sector bisnis dan sector public
tetap berbeda. Hal ini diwujudkan dalam pembentukan dua badan penyusun standar yang
terpisah yaitu IASB yang menyusun standar untuk sector bisnis sedangkan untuk sector
public adaIPSASB. IASB menerbitkan IAS sedangkan IPSASB menerbitkan IPSAS.
Keberadaan IPSASB bermula dari kesadaran akan manfaat nyata informasi keuangan
yang konsisten dan terbandingkan (comparable) lintas-jurisdiksi. Dalam pelaksanaannya,
komite tersebut tidak hanya menyusun standar tetapi juga membuat program yang sistematis
yang mendorong aplikasi IPSAS oleh entitas-entitas publik di seluruh dunia IPSAS,
sebagai standar internasional akuntansi sektor publik, diharapkan memainkan peran kunci
untuk merealisasikan manfaat tersebut.
IPSASB pada tahun 2015 memiliki sebuah tujuan strategis yaitu memperkuat
manajemen keuangan publik dan pengetahuan secara global melalui peningkatan
pengadopsian Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik berbasis akrual,
dengan:
Memerlukan penyediaan informasi mengenai perubahan kas dan setara kas selama
periode operasi, investasi dan pendanaan.
IPSAS 12 :Persediaan
IPSAS 13 :Sewa
IPSAS didasarkan pada IAS 10, Peristiwa Setelah Tanggal Neraca (revisi
1999), tetapi telah mengalami perubahan dimana diperlukan untuk
mencerminkan lingkungan sektor usaha publik. Standar menetapkan kriteria untuk
menentukan apakah laporan keuangan harus disesuaikan untuk sebuah event yang
terjadi setelah tanggal pelaporan. Ia membedakan antara peristiwa adjustable
(orang-orang yang memberikan bukti dari kondisi yang ada pada tanggal pelaporan)
dan acara non- adjustable (mereka yang menunjukkan kondisi yang muncul
setelah tanggal pelaporan.
Tidak berlaku dan telah dihapus (digantikan oleh IPSAS 28. Instrumen Keuangan:
Penyajian; IPSAS 29, Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dan
IPSAS 30, Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
IPSAS 17 Aktiva Tetap, mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, termasuk dasar dan
waktu pengakuan awal mereka, dan penentuan jumlah mereka terus-menerus tercatat,
pembebanan penyusutan. Tidak memerlukan atau melarang pengakuan aset warisan.
IPSAS 23 bertujuan:
Beberapa entitas sektor publik (selain usaha bisnis pemerintah, yang sudah
akan menggunakan SAK penuh) dapat beroperasi aktiva dengan tujuan
utama menghasilkan kembali komersial (daripada menyediakan pelayanan publik).
IPSAS 26, yang didasarkan pada PSAK 36 Penurunan Nilai Aktiva, berlaku untuk
aktiva tersebut. Ini menetapkan prosedur bagi badan sektor publik untuk menentukan
apakah aset penghasil kas telah kehilangan manfaat ekonomi masa depan atau
potensi layanan dan untuk memastikan bahwa kerugian penurunan nilai diakui dalam
laporan keuangan. Non kas-menghasilkan aset, yang digunakan terutama untuk
penyediaan layanan, ditangani secara terpisah dalam IPSAS 21 Penurunan Non-
Cash-Generating Aset. IPSAS 26 berlaku efektif untuk pelaporan periode yang
dimulai pada atau setelah 1 April 2009.
IPSAS 27 : Agrikultur
IPSAS 31 meliputi akuntansi dan pengungkapan aktiva tidak berwujud. Hal ini
terutama diambil dari IAS 38 Aktiva Tidak Berwujud. Hal ini juga mengandung
ekstrak dari 32 Aktiva tidak berwujud-SIC Web Site Biaya, menambahkan panduan
aplikasi dan ilustrasi yang belum dimasukkan ke dalam IAS. Pada titik ini, IPSAS 31
tidak berhubungan dengan isu sektor unik publik, seperti kekuasaan dan hak-hak
yang diberikan oleh undang-undang, konstitusi, atau dengan cara setara; yang
IPSASB akan mempertimbangkan kembali penerapan standar ini kekuasaan dan
hak-hak dalam konteks yang konseptual kerangka kerja proyek yang saat ini sedang
dalam penyelesaian.
Tujuan dari Standar ini adalah untuk mengatur akuntansi untuk pengaturan konsesi
jasa dengan pemberi hibah, entitas sektor publik. Lingkup standar ini adalah entitas
yang mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan dengan dasar akrual. Standar
ini berlaku untuk semua entitas sektor publik selain Bisnis Usaha Pemerintah
Tujuan dari Standar ini adalah untuk menentukan akuntansi dan pengungkapan atas
investasi dalam entitas yang dikendalikan, joint ventures dan entitas asosiasi ketika
suatu entitas menyusun laporan keuangan tersendiri.
Tujuan dari Standar ini adalah untuk menetapkan prinsip penyajian dan penyusunan
laporan keuangan konsolidasi pada saat entitas mengendalikan satu atau lebih entitas
lain. Untuk memenuhi tujuan itu, standar ini:
Tujuan dari Standar ini adalah untuk mengatur akuntansi investasi dalam
entitas asosiasi dan joint venture dan menetapkan persyaratan untuk penerapan
metode ekuitas ketika akuntansi investasi dalam entitas asosiasi dan joint venture.
Tujuan dari Standar ini adalah untuk menetapkan prinsip untuk pelaporan keuangan
oleh entitas yang memiliki kepentingan dalam pengaturan yang dikendalikan secara
bersama-sama (mis .. Joint Arrangements).
Tujuan dari Standar ini adalah dengan mengharuskan suatu entitas untuk
mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
mengevaluasi:
Selain itu KSAP juga menerbitkan 21 Buletin teknis yang berisi penjelasan teknis
akuntansi sebagai pedoman bagi pengguna. Buletin Teknis SAP dimaksudkan untuk
mengatasi masalah teknis akuntansi dengan menjelaskan secara teknis penerapan PSAP
dan/atau IPSAP. Serta 3 Interpretasi Pernyataan Standar AkuntansiPemerintahan (IPSAP)
yang merupakan klarifikasi, penjelasan dan uraian lebih lanjut atas PSAP. Interpretasi
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan bertujuan menjelaskan lebih lanjut topik
tertentu guna menghindari salah tafsir penggunaan PSAP.
Efek perubahan nilai tukar mata uang asing yang diatur dalam pernyataan standar ini
meliputi (1) perubahan nilai tukar mata uang asing dalam keterkaitannya dengan transaksi
mata uang asing dan (2) perubahan nilai tukar mata uang asing dalam kaitannya dengan
operasi di luar negeri (foreign operation). Dalam hal ini, yang tidak diatur oleh PP Nomor
71 tahun 2010 adalah perubahan nilai tukar mata uang asing dalam keterkaitannya
dengan operasi di luar negeri. Adapun pengaturan mengenai perubahan nilai tukar mata uang
asing dalam keterkaitannya dengan transaksi dalam mata uang asing diatur dalam PSAP 2
tentang Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas, PSAP 3 tentang Laporan Arus Kas, dan
PSAP 12 tetang Laba Operasional. Selain itu terdapat Interpretasi PSAP yang juga
membahas transaksi mata uang asing.
Biaya Pinjaman adalah bunga dan beban-beban lainnya yang terjadi dalam suatu
entitas dalam kaitannya dengan dana pinjaman. Pernyataan standar ini bertujuan untuk
menetapkan perlakuan akuntansi untuk biaya pinjaman tersebut. Pada umumnya, standar
ini mengatur agar setiap biaya pinjaman dibebankan. Namun, standar ini mengizinkan
perlakuan alternatif, yaitu kapitalisasi biaya pinjaman yang berkaitan langsung dengan
akuisisi, konstruksi, atau produksi aset yang memenuhi kualifikasi.
Untuk dapat mengerti apa yang dimaksud dengan ventura bersama, terlebih dahulu
perlu dipahami apa yang dimaksud dengan pengendalian bersama. Pengendalian bersama
adalah persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian atas suatu aktivitas ekonomi.
Pengendalian bersama hanya ada ketika keputusan keuangan dan operasional strategis terkait
dengan aktivitas tersebut mensyaratkan konsensus mutlak dari pihak‐pihak yang
berbagi pengendalian (venturer). Adapun ventura bersama adalah perjanjian kontraktual
yang mana dua atau lebih pihak menjalankan aktivitas ekonomi yang tunduk pada
pengendalian bersama.
Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi bagian partisipasi dalam ventura bersama
dan pelaporan aset, kewajiban, penghasilan dan beban ventura bersama dalam laporan
keuangan venturer dan investor, terlepas dari struktur atau bentuk yang mendasari
dilakukannya aktivitas ventura bersama. Namun, PP Nomor 71 tahun 2010 tidak
mengadopsi standar ini karena Pemerintahan RI tidak menjalankan aktivitas ventura
bersama.
Properti investasi adalah tanah atau bangunan yang dikuasai (baik karena kepemilikan
ataupun karena sewa guna usaha modal) yang ditujukan untuk memperoleh pendapatan sewa
dan/atau pendapatan berupa kenaikan nilai. Dikecualikan dari definisi tersebut adalah aset-
aset yang digunakan dalam proses produksi, aset-aset yang merupakan persediaan, atau aset-
aset yang digunakan untuk tujuan administratif. Pada saat perolehan, secara umum properti
diukur sebesar biaya perolehannya. Adapun selanjutnya, terdapat dua alternatif, yaitu model
biaya atau model nilai wajar.
Segmen adalah sebuah aktivitas yang dapat dipisahkan atau sekelompok aktivitas
dari sebuah entitas yang informasi keuangannya layak dipisahkan dalam rangka
mengevaluasi kinerja di masa lalu maupun untuk membuat keputusan mengenai alokasi
sumber daya di masa yang akan datang. Pelaporan segmen hanya disajikan dalam laporan
konsolidasian.
Provisi adalah sebuah kewajiban yang tidak dapat dipastikan jumlah dan waktu jatuh
temponya. Kewajiban kontingensi adalah sebuah kewajiban yang mungkin timbul sebagai
akibat peristiwa di masa lampu, tetapi keberadaannya hanya akan dikonfirmasi oleh terjadi
atau tidak terjadinya peristiwa tidak pasti di masa depan yang di luar kendali entitas. Adapun
aset kontingensi adalah sebuah aset yang mungkin timbul dari peristiwa di masa lampau
yang mana keberadaannya hanya akan dikonfirmasi dengan terjadi atau tidak terjadinya
sebuah peristiwa yang tidak pasti di masa yang akan datang yang di luar kendali entitas.
Secara garis besar, pernyataan standar ini memberikan pedoman berupa kriteria-kriteria
pengakuan dan pengukuran provisi, kewajiban kontingensi, maupun aset kontingensi.
13. IPSAS 21: Penurunan Nilai atas Aset yang Tidak Menghasilkan Kas
Penurunan nilai atas aset yang tidak menghasilkan kas adalah selisih antara nilai
terpulihkan aset tersebut terhadap nilai terbawanya. Nilai terpulihkan adalah nilai yang lebih
tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya-biaya untuk melakukan penjualan atau nilai
gunanya. Nilai guna adalah kemungkinan aliran kas di masa depan yang dihasilkan yang
didiskontokan kenilai kini. Terdapat 3 pendekatan dalam menghitung nilai guna, yaitu
penggantian biaya depresiasi, restorasi biaya, dan unit pelayanan. Penilaian indikasi
penurunan nilai dilakukan setiap tahun.
Tujuan dari pernyataan ini adalah untuk mengatur pengungkapan bagi pemerintah
yang memilih untuk menyajikan informasi tentang sektor pemerintah umum dalam laporan
konsolidasiannya. Pengunkapan yang tepat terhadap informasi tersebut dapat menyediakan
pemahaman yang lebih baik bagi hubungan antara aktivitas pasar dan aktivitas nonpasar
serta antara laporan keuangan dengan laporan statistik.
15. IPSAS 23: Pendapatan dari Transaksi Non-Pertukaran (Pajak dan Transfer)
Pernyataan standar ini mengatur bahwa entitas harus mengakui (1) kewajiban ketika
seorang pegwai telah memberikan jasanya sehingga sebagai konsekuensinya entitas harus
memberikan manfaat di masa yang akan datang dan (2) beban ketika entitas mengonsumsi
manfaat ekonomi/potensi jasa yang berasal dari jasa yang diberikan oleh pegawai sebagai
imbal balik dari manfaat pegawai.