NIM : A031191008
Jika dalam pemerintahan menggunakan PSAP maka untuk entitas nirlaba lainnya
menggunakan PSAK 45 (revisi 2011). Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pelaporan
keuangan entitas nirlaba. Diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah
dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi. Pernyataan ini menetapkan
informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan keuangan entitas nirlaba. Sementara untuk
pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini mengacu pada SAK, atau SAK ETAP untuk
entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.
Baik PSAK 45 ataupun PSAP menggunakan IPSAS sebagai acuan dalam menyusun standar
sehingga penryataan-pernyataan yang terdapat dalam PSAP diadopsi dari IPSAS, hanya saja
belum sepenuhnya.Hal ini disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
4. IPSAS yang tidak diberlakukan di Indonesia
1. IPSAS 4: Efek Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing
2. IPSAS 5: Biaya Pinjaman
3. IPSAS 8: Pelaporan Keuangan pada Kepemilikan Ventura Bersama
4. IPSAS 9: Pendapatan dari Transaksi dalam Mata Uang Asing
5. IPSAS 10: Pelaporan Keuangan pada Ekonomi Hiperinflasi
6. IPSAS 13: Leasing
7. IPSAS 14: Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
8. IPSAS 15: Instrumen Keuangan (Penyajian dan Pengungkapan)
9. IPSAS 16: Properti Investasi
10. IPSAS 18: Pelaporan Segmen
11. IPSAS 19: Provisi, Kewajiban Kontingensi, dan Aset Kontingensi
12. IPSAS 20: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi
13. IPSAS 21: Penurunan Nilai atas Aset yang Tidak Menghasilkan Kas
14. IPSAS 22: Pengungkapan Informasi Keuangan tengan Sektor Pemerintah
15. IPSAS 23: Pendapatan dari Transaksi Non-Pertukaran (Pajak dan Transfer)
16. IPSAS 25: Manfaat bagi Pegawai