Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AKUNTANSI PERILAKU

Disusun Oleh:

Athaya Kamila Afifah (190301072)

Franciska Cindy Yulianty (190301043)

Sulfania (190301066)

Widia Ananda (190301020)

Dosen Pengampu:

Siti Rodiah, SE.,M.Sc

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
TA. 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayah nya
sehingga penulisan makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktu nya. Adapun judul dari
tugas makalah ini “Aspek Keperilakuan pada Etika Akuntan”. Penulis berharap tugas ini
dapat digunakan untuk menambah semangat dalam mencari pengetahuan yang luas dimana
saja dan memberi manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.

Pada kesempatan yang baik ini kami mengucapkan terima kasih kepda semua pihak
yang memberikan dorongan dan bantuan kepada kami dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini.semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan yang lebih
luas kepada pembaca.kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan
baik bentuk,isi maupun tekhnik penyejiannya.oleh sebab itu,kritik dan saran yang
membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 17 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BABI PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan ..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Prinsip-prinsip etika dalam kode etika akuntan.............................................2
2.2. Penalaran Moral.............................................................................................3
2.3. Model Pengambilan keputusan......................................................................3
2.4. Riset Perilaku Etis Akuntan...........................................................................4
2.5. Implikasi Bagi Riset Mendatang....................................................................4

BABIII PENUTUP 
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................5
3.2. Saran ..............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntan merupakan profesi yang keberadaannya sangat tergantung pada


kepercayaan masyarakat. Sebagai profesi, seseorang akuntan dalam menjalankan
tugasnya harus menjunjung tinggi etikanya. Dalam hal etika, profesi harus memiliki
komitmen moral yang tinggi yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan
yang berupa aturan main dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab profesinya,
yang biasa disebut dengan kode etik.

Pada saat mengambil keputusan, individu akan mempertimbangkan berbagai


kemungkinan yang dilandasi oleh nilai yang mereka percayai. Situasi yang beragam
dapat memberi pengaruh terhadap pengambilan keputusan individu. Pada kondisi
tertentu, individu dihadapkan pada permasalahan yang membutuhkan pengambilan
keputusan terbaik. Oleh sebab itu, pendidikan etika pada saat menempuh pendidikan
merupakan modal untuk menyelesaikan masalah dengan solusi yang terbaik tanpa
melanggar etika bisnis.

Dalam aktivitas audit, seorang akuntan memiliki banyak hal yang harus
dipertimbangkan karena auditor mewakili banyak konflik kepentingan yang melekat
dalam proses audit. Konflik ini akan menjadi sebuah dilema etika ketika auditor
diharuskan membuat keputusan yang menyangkut independensi dan integritasnya
dalam imbalan ekonomis yang mungkin dijanjikan disisi lain. Dilema etika muncul
sebagai konsekuensi konflik audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan
keputusan antara yang etis dan tidak etis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja prinsip-prinsip etika dalam kode betika akuntan?
2. Apa itupenalaran moral?
3. Bagaimana model pengambilan keputusan?
4. Bagaimana itu riset perilaku etis akuntan?
5. Bagaimana implikasi bagi riset mendatang?

1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan prinsip-prinsip etika dalam kode etika akuntan
2. Untuk menjelaskan penalaran moral
3. Untuk mengetahui model pengambilan keputusan
4. Untuk mengetahui riset perilaku etis akuntan
5. Untuk mengetahui implikasi bagi riset mendatang

1
BAB II.

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip-prinsip etika dalam kode etika akuntan

Akuntan untuk memenuhi fungsi auditing harus tunduk pada kode etik profesi yang
telah ditetapkan. Akuntan wajib mendasarkan diri pada norma atau standar auditing dan
mempertahankan terlaksananya kode etik. Di Indonesia kode etik akuntan memuat delapan
prinsip etika profesi, yaitu sebagai berikut:
1. Tanggung Jawab Profesi
Ketika melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang profesional, setiap anggota
harus mempergunakan pertimbangan moral dan juga profesional didalam semua
aktivitas/kegiatan yang dilakukan.

2. KepentinganPublik
anggota harus senantiasa bertindak dalam krangka memberikan pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan yang diberikan publik, serta menunjukkan
komitmennya sebagai profesional.

3. Integritas
Integritas merupakan standart bagi teknisi akuntansi dalam menguji semua keputusan
yang di ambil serta menjadi kualitas yang mendasari kepercayaan publik.

4. Obyektivitas
Anggota diharuskan bersikap adil, tidak memihak, jujur, tidak berprasangka atau
bias.
5. Kompetensi dan sifat kehati-hatian profesional
Tiap anggota harus menjalankan jasa profesional dengan kehati hatian, kompetensi
dan ketekunan serta memiliki kewajiban memepertahankan keterampilan profesional
pada tingkatan yang dibutuhkan

6. Kerahasiaan
Anggota harus menghormati kerahasiaan informasi selama melaksanakan jasa
profisional dan juga tidak boleh menggunakan ataupun mengungkapkan informasi
tersebut jika tanpa persetujuan terlebih dahulu
7. Perilaku Profesional
anggota wajib untuk berperilaku konsisten dengan reputasi yang baik dan menjauhi
perbuatan atau tingkah laku yang dapat mendiskreditkan atau mengurangi tingkat
profesi.

8. Standar Teknis
anggota harus menjalankan jasa profesionalitasnya sesuai dengan standar tehknis dan
standard profesional yang berhubungan/relevan.

2
2.2 Penalaran Moral

Penalaran moral (moral reasioning) dan pengembangan memainkan peran kunci


dalam seluruh area profesi akuntansi. Akuntan yang dihadapkan pada konflik etika tersebut
harus memutuskan secara khusus kesinambungan dari keseimbangan titik temu antara biaya
dan manfaat pada dirinya, orang lain, dan masyarakat secara keseluruhan. Ketika keputusan
profesional didasarkan pada keyakinan dan nilai individual, maka moral reasioning
memainkan peranan penting dalam keputusan akhir seseorang

2.3 Model Pengambilan keputusan

1. Pendekatan Kognitif Lingkungan Terhadap Pengembalian Keputusan Etis

Banyak riset yang berhubungan dengan perilaku etis individual untuk mengukur
tingkat moral reasoning individual, telah berkembang pendekatan tambahan yang
membahas komponen lain dari model riset. Misalnya, mereka menyebutnya skala etis
multidimensional (SEM) sebagai ukuran kesadaran modal, yang merupakan komponen
pertama dari model rest dan menghubungkan teori perencanaan perilaku dengan
komponen lain. SEM untuk fokus pada dinamika pengambilan keputusan yang
melibatkan perilaku etis yang belum diselidiki. Delapan skala likert yang bipolar dibagi
kedalam tiga dimensi, yaitu keadilan moral, relativisme dan kontraktualisme, yang
dimasukkan dalam ukuran. Skenario etis degunakan dengan memasukkan deskripsi atas
situasi tunggal sepanjang 100 kata.

SEM sempat dikritik sebagai gagal untuk memasukkan kerangka kerja psikolog
dalam proses ethical reasoning. Flory merespon dengan menunjukkan bagaimana ukuran
ini secara teoritis berbeda dari karya pengembangan moral Kolhberg dan Rest, serta
bahwa ukuran ini mungkin menjadi alat yang lebih baik untuk memahami proses moral
reasoning akuntan.

2. Model Alternatif Pengambilan Keputusan Etis


Noreen (1988), memperluas teori agensi dengan membahas ekonomi etis dalam
konteks kontrak. Didasarkan pada minat individual, dia menyatakan aksi yang paling
menguntungkan. Terdapat model pengambilan keputusan etis lain yang dikembangkan secara
spesifik untuk profesi akuntansi. Pendekatan teori agensi ini bertentangan langsung dengan
prinsip keunggulan pengguna, yang didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan.

Terdapat model pngambilan keputusan etis lain yang di kembangkan secara spesifik
untuk profesi akuntansi. Misalnya, untuk lebih memahami situasi dimana auditor dianggap
melanggar kode etik dan perilaku profesional AICPA, muncul lah yang namanya model dari
proses keputusan etis auditor sebagai proses dengan lima elemen (pemahaman keuntungan,
pengendalian dampak, keputusan lain, penilaian lain, dan pengambilan keputusan final) untuk
dibandingkan dengan model yang berasis kode etik dan perilaku profesional AICPA.

3
2.4 Riset Perilaku Etis Akuntan

Ada empat area riset akuntansi utama yang menyelidiki tingkat moral reasoning
akuntan dan perilaku yang berhubungan, yaitu studi pendidikan etika, studi pengembangan
etika, studi keputusan etis, dan studi etika lintas budaya.

1. Studi pendidikan etika


Studi pendidikan etika berusaha menentukan efek pendidikan terhadap keahlian
moral reasoning dari para praktisi dan mahasiswa akuntansi.
2. Studi pengembangan etika
studi pengembangan etika berfokus pada pengembangan moral reasoning dalam
profesi akuntansi
3. Studi keputusan etis
Studi keputusan etis berfokus kepada hubungan antara bermacam-macam ukuran dan
perilaku terhadap bidang akuntansi. Bagian berikut menelaah studi representatif yang
mengkaji:
1) su independensi
2) Pelanggaran lain kode etik dan perilaku professional AICPA
3) Pendeteksian atas penipuan dalam laporan keuangan dankomunikasinya
4) Ketidakpatuhan pembayaranpajak
5) Perilaku disfungsional spesifik dalam profesiakuntansi.
4. Studi etika lintas
Sebagian besar studi yang berhubungan dengan akuntansi dan etika difokuskan
kepada profesi akuntansi di Amerika serikat. Dengan adanya perbedaan budaya ini
dapat menimbulkan perbandingan antara profesi akuntansi di Amerika Serikat
dengan kelompok lain. Karena perbedaan tersebut dapat memberikan pemahaman
yang berharga tentang penetapan standar organisasi internasional.

2.5 Implikasi Bagi Riset Mendatang

Banyak riset telah dilakukan guna menjawab pertanyaan-pertanyaan etika yang di


hadapi oleh akuntan. Meskipun demikian, masih banyak lagi yang harus di teliti.
Tanggung jawab beragam ini (dan sering kali bertentangan) menunjukkan bahwa proses
resolusi konflik etika akuntan mungkin tidak cukup sesuai dengan model pengambilan
keputusan yang lebih umum dari Rest. Meskipun demikian jika model Rest sahih untuk
menjelaskan perilaku etis akuntan, maka ukuran dan konflik yang bertentangan dalam
menghubungkan keempat komponen tersebut harusdisatukan.
Dengan demikian, riset medatang harus melanjutkan kemajuan di dua dimensi:
1. Melanjutkan integrasi model dan ukuran kognitif yang berbeda dalam modelRest
2. Mengembangkan sebuah model pengambilan keputusan etis kognitif yang khusus
untuk profesi akuntansi.

4
BAB III.

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masalah etika dalam akuntan bukanlah hal yang baru, meskipun permasalahn etika
cukup sering terjadi. Profesi akuntansi memegang peran yang penting di masyarakat,
sehingga menimbulkan ketergantungan dalam hal-hal tanggung jawab akuntan terhadap
kepentingan publik. Di Indonesia kode etik akuntan memuat delapan prinsip etika profesi,
yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, Kompetensi dan
sifat kehati-hatian professional, kerahasiaan, perilaku profesional, standar teknis.

Model pengambilan keputusan ada 2 yaitu, Pendekatan Kognitif Lingkungan


Terhadap Pengembalian Keputusan Etis dan Model Alternatif Pengambilan Keputusan Etis.
Ada empat area riset akuntansi utama yang menyelidiki tingkat moral reasoning akuntan dan
perilaku yang berhubungan, yaitu studi pendidikan etika, studi pengembangan etika, studi
keputusan etis, dan studi etika lintas budaya.

3.2 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi


kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini di karenakan
masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Olehkarena itu kritik dan saran yang
membangun.

5
Daftar Pustaka

Ahmed, M.M., Chung, K.Y. & Eichenseher, J.W. (2003). Business students perception of
ethics and moral judgement: A cross-cultural study. Journal of Business Ethics. 43(1-2), 89-
102.

Lubis, Arfan Ikhsan. Akuntansi Keperilakuan. Edisi 2: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai