PENDAHULUAN
informasi yang begitu pesat telah menyebabkan ilmu investasi ikut mengalami
yang terjadi. Keputusan dan tindakan berinvestasi tidak lagi serumit yang terjadi
pada masa dahulu ketika kedua pihak harus hadir dan menyetujuinya, karena
sekarang ini cukup dengan menggunakan jaringan dari perangkat lunak seperti
internet kedua belah pihak sudah bisa menyetujuinya. Untuk memutuskan suatu
investasinya.
terbentuk portofolio risky assets, dalam hal ini saham yang optimal (Bodie, Kane,
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
jumlah sekuritas yang dianilisis, maka jumlah estimasi yang dibutuhkan dengan
menggunakan model Markowitz adalah (n2-n)/2 (Bodie, kane, & marcus, 2011).
Single-index model menggunakan indeks pasar modal sebagai proksi untuk faktor
jumlah estimasi yang diperlukan sebagai input untuk analisis. Jika n adalah
jumlah sekuritas yang dianalisis, maka jumlah estimasi yang diperlukan dengan
menggunakan single-index model adalah (3n+2) (Bodie, Kane, & Marcus, 2011).
Menurut Sukarno (2007), ada perbedaan return antara saham yang masuk
kandidat dengan saham yang tidak masuk kandidat portofolio, dalam penelitian
ini tidak didasarkan pada risiko saham (standar deviasi) karena nilainya tidak jauh
berbeda tetapi lebih dipengaruhi oleh return saham. Rata-rata return saham
kandidat lebih tinggi dibandingkan rata-rata return saham non kandidat. Dalam
juga systematic risk saham yang diukur dengan beta. Saham yang mempunyai
koefisien beta antar waktu relatif stabil berarti mempunyai nilai excess return to
beta yang relatif stabil juga. Investasi pada saham selalu mengandung unsur
risiko, baik unsystematic risk maupun systematic risk. Unsystematic risk dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
yang mempunyai nilai excess return to beta yang besar. Informasi nilai beta dan
penggunaan metode single-index dengan teknik analisis yang lain dapat dilakukan
terutama investor muslim di Indonesia. Indeks tersebut hadir sebagai jawaban dari
kebutuhan para investor untuk berinvestasi pada instrumen pasar modal yang
sesuai dengan prinsip syariah, karena sudah menjadi pendapat umum dalam
hukum haram dalam Islam, karena unsur ketidakpastian dan spekulatif yang
dan Jensen. Penelitian yang dilakukan Aryani (2012), Albaity dan Rubi (2008),
Fitnata (2009) dan Dharani dan Natarajan (2011) menunjukkan tidak ada
penelitian yang dilakukan Achsien (2000), Basri (2014) dan Rachmayanti (2003)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
perubahan kinerja saham syariah dan saham konvensional. Dalam menilai kinerja
metode Sharpe, metode Treynor, dan metode Jensen. Bagi investor, penilaian
manajer investasi, hubungan investasi atau jumlah uang yang dialokasikan kepada
Penelitian ini menggunakan indeks LQ45 dan JII. Peneliti memilih indeks
performa yang baik. Jika dilihat dari saham-saham yang diperdagangkan di Bursa
saham-saham LQ45. Selain itu, saham LQ45 merupakan saham yang liquid atau
optimal antara risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan. Peneliti juga
memilih saham-saham JII yang terdaftar di BEI sebagai pilihan portofolio optimal
konsep Islam. JII adalah indeks saham syariah di Indonesia mencakup 30 saham
syariah yang terdaftar di BEI dengan kapitalisasi pasar terbesar dan termasuk
saham yang liquid sehingga mampu memberikan pilihan portofolio yang optimal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
dilakukan Aryani (2012), Albaity dan Rubi (2008), Fitnata (2009) dan
1) Saham-saham apa saja dari LQ45 dan JII untuk periode Agustus
2) Bagaimana kinerja dari portofolio saham LQ45 dan saham JII yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
index model.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
optimal saham LQ45 dan JII dengan single-index model, mengukur kinerja
http://digilib.mercubuana.ac.id/