Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Irham, Fahmi, dan Hadi (2011), perkembangan teknologi dan

informasi yang begitu pesat telah menyebabkan ilmu investasi ikut mengalami

perubahan dalam rangka melakukan penyesuaian dengan kondisi dan keadaan

yang terjadi. Keputusan dan tindakan berinvestasi tidak lagi serumit yang terjadi

pada masa dahulu ketika kedua pihak harus hadir dan menyetujuinya, karena

sekarang ini cukup dengan menggunakan jaringan dari perangkat lunak seperti

internet kedua belah pihak sudah bisa menyetujuinya. Untuk memutuskan suatu

tindakan investasi dibursa saham sebaiknya sebagai investor memahami metode

yang digunakan untuk memilih saham-saham dan membangun portofolio

investasinya.

Teori mengenai metode pemilihan saham untuk membangun portofolio

optimal dikembangkan oleh Markowitz, yang dikenal sebagai modern portfolio

theory. Prinsip dari teori ini adalah optimalisasi return-variance melalui

diversifikasi risky assets sehingga diperoleh kombinasi risk-return terbaik hingga

terbentuk portofolio risky assets, dalam hal ini saham yang optimal (Bodie, Kane,

& Marcus, 2011). Keterbatasan dalam menggunakan model Markowitz adalah

membutuhkan banyak estimasi untuk mengisi matriks covariance. Jika n adalah

1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2

jumlah sekuritas yang dianilisis, maka jumlah estimasi yang dibutuhkan dengan

menggunakan model Markowitz adalah (n2-n)/2 (Bodie, kane, & marcus, 2011).

Single-index model menggunakan indeks pasar modal sebagai proksi untuk faktor

umum yang mempengaruhi pergerakan sekuritas. Model ini menyederhanakan

jumlah estimasi yang diperlukan sebagai input untuk analisis. Jika n adalah

jumlah sekuritas yang dianalisis, maka jumlah estimasi yang diperlukan dengan

menggunakan single-index model adalah (3n+2) (Bodie, Kane, & Marcus, 2011).

Menurut Sukarno (2007), ada perbedaan return antara saham yang masuk

kandidat dengan saham yang tidak masuk kandidat portofolio, dalam penelitian

ini tidak didasarkan pada risiko saham (standar deviasi) karena nilainya tidak jauh

berbeda tetapi lebih dipengaruhi oleh return saham. Rata-rata return saham

kandidat lebih tinggi dibandingkan rata-rata return saham non kandidat. Dalam

perhitungan return saham, dividen tidak dimasukkan dalam perhitungan karena

dividen yield merupakan kebijakan manajemen atau intervensi manajemen

sehingga dividen tidak dipengaruhi oleh kondisi pasar. Penggunaan Single-index

model untuk menentukan portofolio efisien berdasarkan besarnya nilai cut-of-

point dan excess return to beta mempunyai kelebihan karena mempertimbangkan

juga systematic risk saham yang diukur dengan beta. Saham yang mempunyai

koefisien beta antar waktu relatif stabil berarti mempunyai nilai excess return to

beta yang relatif stabil juga. Investasi pada saham selalu mengandung unsur

risiko, baik unsystematic risk maupun systematic risk. Unsystematic risk dapat

dihindari investor melalui diversifikasi, yaitu dengan membentuk portofolio.

Sedangkan systematic risk dapat dihindari investor dengan memilih saham-saham

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3

yang mempunyai nilai excess return to beta yang besar. Informasi nilai beta dan

nilai excess return to beta dapat dimanfaatkan untuk mempertimbangkan

alternatif investasi dan mengoptimalkan penyusunan portofolio saham. Analisis

portofolio menggunakan single-index dengan cara membandingkan nilai excess

return to beta dengan nilai cut-of-point dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan investasi pada saham. Meskipun demikian, memadukan

penggunaan metode single-index dengan teknik analisis yang lain dapat dilakukan

untuk lebih meminimalkan risiko dan memperdalam proses analisis.

Menurut Muhajir (2008), JII mulai menarik perhatian banyak investor,

terutama investor muslim di Indonesia. Indeks tersebut hadir sebagai jawaban dari

kebutuhan para investor untuk berinvestasi pada instrumen pasar modal yang

sesuai dengan prinsip syariah, karena sudah menjadi pendapat umum dalam

masyarakat awam, bahwa berinvestasi di pasar modal itu, cenderung mendekati

hukum haram dalam Islam, karena unsur ketidakpastian dan spekulatif yang

dilarang dalam Islam.

Ada beberapa penelitian sebelumnya mengenai pengukuran kinerja

portofolio saham syariah dan konvensional menggunakan metode Sharpe, Treynor

dan Jensen. Penelitian yang dilakukan Aryani (2012), Albaity dan Rubi (2008),

Fitnata (2009) dan Dharani dan Natarajan (2011) menunjukkan tidak ada

perbedaan kinerja portofolio saham syariah dan saham konvensional. Sedangkan

penelitian yang dilakukan Achsien (2000), Basri (2014) dan Rachmayanti (2003)

menunjukkan terdapat perbedaan signifikan perubahan kinerja harga saham antara

http://digilib.mercubuana.ac.id/
4

perubahan kinerja saham syariah dan saham konvensional. Dalam menilai kinerja

portofolio yang disesuaikan dengan tingkat resikonnya terdapat 3 model yaitu

metode Sharpe, metode Treynor, dan metode Jensen. Bagi investor, penilaian

kinerja portofolio mempunyai fungsi yaitu informasi hasil penilaian kinerja

portofolio dapat digunakan untuk mengubah batasan yang diberikan kepada

manajer investasi, hubungan investasi atau jumlah uang yang dialokasikan kepada

manajer investasi tersebut.

Penelitian ini menggunakan indeks LQ45 dan JII. Peneliti memilih indeks

LQ45 karena perusahaan yang masuk adalah perusahaan yang mempuyai

performa yang baik. Jika dilihat dari saham-saham yang diperdagangkan di Bursa

Efek Jakarta banyak investor yang berminat untuk menginvestasikan dananya ke

saham-saham LQ45. Selain itu, saham LQ45 merupakan saham yang liquid atau

mudah diperjualbelikan sehingga dapat membentuk portofolio dengan hasil

optimal antara risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan. Peneliti juga

memilih saham-saham JII yang terdaftar di BEI sebagai pilihan portofolio optimal

berbasis syariah untuk investor yang memiliki preferensi berinvestasi sesuai

konsep Islam. JII adalah indeks saham syariah di Indonesia mencakup 30 saham

syariah yang terdaftar di BEI dengan kapitalisasi pasar terbesar dan termasuk

saham yang liquid sehingga mampu memberikan pilihan portofolio yang optimal

antara risiko dan tingkat pengembaliannya (Listyaningsih & Krishnamurti, 2015).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat penelitian

dengan judul ”Perbandingan Portofolio Optimal Saham LQ45 dan JII”.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
5

1.2. Identifikasi, Perumusan dan Batasan Masalah

1.2.1. Identifikasi Masalah

Penelitian ini dibuat berdasarkan fenomena yang terjadi yaitu

terdapat perbedaan pendapat antara beberapa peneliti. Penelitian yang

dilakukan Aryani (2012), Albaity dan Rubi (2008), Fitnata (2009) dan

Dharani dan Natarajan (2011) menunjukkan tidak ada perbedaan kinerja

portofolio saham syariah dan saham konvensional. Sedangkan penelitian

yang dilakukan Achsien (2000), Basri (2014) dan Rachmayanti (2003)

menunjukkan terdapat perbedaan signifikan perubahan kinerja harga saham

antara perubahan kinerja saham syariah dan saham konvensional.

1.2.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti menggunakan

rumusan masalah sebagai berikut:

1) Saham-saham apa saja dari LQ45 dan JII untuk periode Agustus

2016 sampai dengan Juli 2017 yang terseleksi untuk membangun

portofolio optimal dengan menggunakan single-index model?

2) Bagaimana kinerja dari portofolio saham LQ45 dan saham JII yang

dibentuk menggunakan single-index model selama periode

pengamatan Agustus 2016 sampai dengan Juli 2017?

http://digilib.mercubuana.ac.id/
6

3) Apakah ada perbedaan antara kinerja portofolio saham LQ45

dengan kinerja portofolio saham JII?

1.2.3. Batasan Masalah

Penulis melakukan pembatasan terhadap data yang akan dianalisa.

Batasan penelitian adalah sebagai berikut:

1) Data saham yang digunakan untuk pembentukan dan perhitungan

kinerja portofolio adalah harga penutupan tiap hari periode Agustus

2016 sampai dengan Juli 2017.

2) Data risk free rate menggunakan data BI Rate.

3) Metode pembentukan portofolio yang di gunakan adalah single-

index model.

4) Indeks saham yang digunakan adalah LQ45 dan JII.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang

cocok digunakan untuk mengoptimalkan portofolio yang dimiliki.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
7

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah membentuk portofolio

optimal saham LQ45 dan JII dengan single-index model, mengukur kinerja

portofolio yang telah dibentuk dengan menggunakan metode Sharpe,

metode Treynor dan metode Jensen alpha serta membandingkan kinerja

portofolio yang telah di bentuk.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Penelitian

Dapat memberikan informasi kepada investor dalam mengambil

keputusan investasi untuk memaksimalkan return yang diharapkan dan

mengurangi risiko investasi yang akan dihadapi.

1.4.2. Kegunaan Penelitian

Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan bagi civitas Universitas Mercu Buana khususnya

mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis untuk dijadikan dasar

penelitian berikutnya yang lebih baik.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai