Anda di halaman 1dari 11

MATEMATIKA BISNIS

OBLIGASI

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

09
Ekonomi dan Bisnis Manajemen– S1 F041700002 Yusman,SE., MM.

Abstract Kompetensi
Obligasi (Bonds) adalah salah satu Diharapkan mahasiswa mampu
bentuk Surat Pengakuan Hutang yang menjelaskan pengertian Obligasi (Bonds)
diterbitkan baik oleh perusahaan maupun adalah salah satu bentuk Surat Pengakuan
pemerintah (pemerintah pusat maupun Hutang yang diterbitkan baik oleh
daerah). perusahaan maupun pemerintah (pemerintah
Obligasi ada yang memberikan bunga pusat maupun daerah).
(kupon) maupun yang tidak memberikan Obligasi ada yang memberikan bunga
bunga. Untuk obligasi yang membayarkan (kupon) maupun yang tidak memberikan
bunga, bunga dihitung dengan persentase bunga. Untuk obligasi yang membayarkan
tertentu dari harga nominal obligasi dan bunga, bunga dihitung dengan persentase
bunga bias dibayarkan sekali dalam setahun tertentu dari harga nominal obligasi dan
atau dua kali dalam setahun (per semester). bunga bias dibayarkan sekali dalam setahun
Pembayaran bunganya separoh dari tingkat atau dua kali dalam setahun (per semester).
bunga yang ditetapkan per tahun. Pembayaran bunganya separoh dari tingkat
Sementara untuk obligasi yang tidak bunga yang ditetapkan per tahun.
memberikan bunga, maka ketika pertama kali Sementara untuk obligasi yang tidak
dipasarkan, obligasi tersebut dijual dengan memberikan bunga, maka ketika pertama
harga diskon. Diskon ini sebagai kompensasi kali dipasarkan, obligasi tersebut dijual
yang akan diterima pemegang/pembeli dengan harga diskon. Diskon ini sebagai
obligasi tersebut karena tidak mendapatkan kompensasi yang akan diterima
bunga. pemegang/pembeli obligasi tersebut karena
tidak mendapatkan bunga.
A. Pendahuluan
Obligasi (Bonds) adalah salah satu bentuk Surat Pengakuan Hutang yang diterbitkan
baik oleh perusahaan maupun pemerintah (pemerintah pusat maupun daerah).
Obligasi ada yang memberikan bunga (kupon) maupun yang tidak memberikan bunga.
Untuk obligasi yang membayarkan bunga, bunga dihitung dengan persentase tertentu
dari harga nominal obligasi dan bunga bias dibayarkan sekali dalam setahun atau dua
kali dalam setahun (per semester). Pembayaran bunganya separoh dari tingkat bunga
yang ditetapkan per tahun.
Sementara untuk obligasi yang tidak memberikan bunga, maka ketika pertama kali
dipasarkan, obligasi tersebut dijual dengan harga diskon. Diskon ini sebagai kompensasi
yang akan diterima pemegang/pembeli obligasi tersebut karena tidak mendapatkan
bunga.

B, Beberapa hal yang perlu diketahui tentang obligasi


1. Nilai Pari (Par Value) yaitu nilai nominal yang ditetapkan atas suatu obligasi.
Biasanya ditetapkan dengan $ 1.000 atau kelipatannya. Nilai pari umumnya
mencerminkan nilai uang yang dipinjamkan atau akan dilunasi oleh obligor (penerbit
obligasi) pada saat jatuh tempo.
2. Tanggal jatuh tempo: Obligasi umunya memiliki tanggal jatuh tempo yang mana
pada tanggal tersebut nilai pari harus dilunasi.
3. Jatuh tempo awal : yaitu jumlah tahun sejak obligasi itu diterbitkan sampai jatuh
tempo. Misalnya 5 tahun, 10 tahun dan seterusnya.
4. Akas penebusan (call provision) : sebagian besar obligasi memiliki akad
penebusan atau ketentuan yang memungkinkan pihak yang menerbitkan obligasi
melunasinya sebelum tanggal jatuh tempo yang ditetapkan. Biasanya ini dilakukan
apabila suku bunga perbankan turun jauh di bawah suku bunga obligasi.
5. Suku bunga obligasi (kupon) : yaitu besaran bunga obligasi yang jumlahnya sudah
ditetapkan dan dibayar setiap periode (semesteran atau tahunan)
6. Obligasi terbitan baru lawan obligasi yang sudah beredar : Sebagaimana
lazimnya, harga pasar obligasi ditentukan terutama oleh pembayaran bunga
kuponnya, yaitu semakin tinggi kupon (> bunga perbankan) semakin tinggi harga
pasar obligasi tersebut, dengan asumsi hal lain tetap. Pada saat obligasi diterbitkan,
kupon umumnya ditetapkan pada tingkat yang akan mendorong harga pasar obligasi
itu sama dengan nilai parinya. Jika kupon yang ditetapkan lebih rendah dari bunga
perbankan, dipastikan investor tidak akan mau membeli obligasi tersebut pada harga
pari. Sebaliknya jika kupon yang ditetapkan > bunga perbankan, dipastikan investor

‘1 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 2 Dosen Pengampu
MATEMATIKA BISNIS
Yusman, SE., MM.
akan lebih tertarik untuk membeli obligasi tersebut, namun sudah barang teantu
penerbit obligasi hanya akan menjual di atas harga parinya. Suatu obligasi terbitan
baru adalh obligasi yang berumur 1 bulan sejak diterbitkan dan biasanya harga
pasarnya mendekati harga pari. Jika obligasi yang sudah beredar di pasar, maka
dikelompokkan sebagai obligasi beredar atau terbitan yang sudah diperjualbelikan.
Harga obligasi beredar ini biasanya tidak sama lagi dengan harga parinya (biasanya
harga pasarnya bisa di atas atau di bawah harga harga parinya, tergantung kepada
tinggi rendahnya tingkat bunga perbankan).

C. Obligasi Berbunga
Obligasi pada umumnya adalah obligasi berbunga (coupon bond), yaitu obligasi yang
memberikan bunga secara periodik kepada pemegangnya. Obligasi lainnya adalah
obligasi tak berbunga, yaitu yang tidak memberikan bunga smna sekali tetapi hanya
pembayaran atau pelunasan sebesar-nilai nominal pada saat jatuh tempo. Setiap
obligasi berbunga sebagai surat utang jangka panjang memuat: (1). nilai nominal, yaitu
besarnya utang yang akan dilunasi pada saat jatuh tempo. (2). tanggal jatuh tempo,
yaitu tanggal pelunasan utang obligasi. (3). tingkat bunga obligasi atau kupon yang
biasanya dinyatakan per tahun (p.a.). (4), tanggal pembayaran bunga yang menjelaskan
apakah bunga obligasi dibayar setahun sekali atau setahun dua kali. Daya tarik lain dari
obligasi sebagai surat utang adalah sifatnya yang cukup likuid, yaitu dapat diperjual
belikan di Bursa Efek Indonesia setiap harinya. Investor obligasi mengharapkan
mendapatkan imbal hasil (return) atas investasinya dalarn obligasi. Imbal hasil ini sering
disebut yield. Harga obligasi yang diperdagangkan biasanya dinyatakan dengan angka
persentase (tanpa%). Jika harga penutupan sebuah obligasi adalah 105 berarti obligasi
itu diperdagangkan pada 105% dari harga nominal. Sebagai ilustrasi, misalkan sebuah
obligasi Rp1.000.000.000 yang jatuh tempo 5 tahun lagi membayar bunga 10% p.a. dan
bunga dibayar setiap 6 bulan (J2 = 10%). Berapa yield yang diperoleh investor
tergantung pada harga pembelian yang dibayarkan investor. Jika investor membayar
Rp1.000.000.000, ia menerima Rp. 50.000.000 setiap 6 bulan sehingga yield adalah
tepat J2 = 10%. Jika jumlah yang dibayar investor lebih besar dari Rp1.000.000.000
maka yield yang didapat kurang dari 10% karena bunga obligasi tetap Rp. 50.000.000
setiap 6 bulan. Sebaliknya, jika jumlah yang dibayar investor kurang dari
Rp1.000.000.000, maka yield menjadi lebih besar dari 10% p.a.

‘1 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 3 Dosen Pengampu
MATEMATIKA BISNIS
Yusman, SE., MM.
D. Penentuan Harga Wajar
Jika diberikan variabel F,c,i, dan n, maka harga wajar obligasi adalah:

{1 - ( 1+r )−n } F
P = C+ ………………………………………………..……………...
r ( 1+r )n
……… 9.1
Dengan kata lain, harga wajar obligasi adalah jumlah nilai sekarang (present value) dari
anuitas bunga yang dibayarkan dan nilai sekarang dari nilai nominalnya. Identik dengan
perhitungan di bab-bab sebelumnya, penghitungan nilai sekarang juga dapat
menggunakan tabel-tabel nilai sekarang. Untuk contoh dan soal di bab ini, kecuali
dinyatakan lain, kita akan mengasumsikan periode perhitungan yield adalah sama
dengan periode pembayaran bunga.
CONTOH Sebuah obligasi bernilai nominal Rp100.000.000 dengan bunga J2 = 12%
jatuh tempo dalam 10 tahun. Tentukan harga wajar obligasi jika investor mengharapkan
yield: a.14% p.a.
b.10% p.a.
Jawab:
a. F = Rp. 100.000.000 c =12%/2 = 6% = 0,06 i = 14%/2 = 7% = 0,07
C = 6% x Rp100.000.000 = Rp. 6.000.000 n =10 tahun = 20 semester

{1 - ( 1+r )−n } F {1 - ( 1+0,07 )−20 } 100.000.000


P = C+ = 6.000.000 + =¿ Rp.
r ( 1+r ) n
0,07 ( 1+0,07 )20
89.405.985,75
b. Bila r = 10% p.a, maka :

{1 - ( 1+r )−n } F {1 - ( 1+0,05 )−20 } 100.000.000


P = C+ = 6.000.000 + =¿ Rp.
r ( 1+r ) n
0,05 ( 1+0,05 )20
112.462.210,3

E. Model Dasar Penilaian Obligasi


Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa obligasi menuntut
pembayaran sejumlah bunga tertentu selam jumlah tahun, dan pelunasan nilai pari pada
tanggal jatuh tempo obligasi. Dengan demikian, obligasi merupakan annuitas ditambah
pembayaran sekaligus, dan nilainya dihitung sebagai nilai sekarang dari aliran pembayar
ini.
Penilain suatu obligasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
n t n
1
Nilai Obligasi (VO) = ∑ I(11 + r ) + M ( )
1+r
…………………………………...
t =1

……………..9.1

‘1 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 4 Dosen Pengampu
MATEMATIKA BISNIS
Yusman, SE., MM.
atau
n
1 -  ( 1 + r )-n 1
VO = I
r ( + M
1+r ) ( )
…………………………………………...……………….….

9.1.a
Di mana :
I = Besaran bunga yang dibayarkan setiap tahun (kupon x nilai pari)
M = Nilai pari atau nilai jatuh tempo.
r = Suku bunga perbankan
n = Jumlah tahun sampai dengan obligasi jatuh tempo
Contoh 90.1:
Sebuah obligasi diterbitkan pada tahun 2015 dengan nilai pari $ 1.000 dengan kupon
6%, jangka waktu 5. Hitunglah :
a. Harga obligasi tahun 2020 bila suku bunga perbankan 8%
b. Harga obligasi tahun 2020 bila suku bunga perbankan 5%
c. Harga obligasi pada saat jatuh tempo (2020) bila suku bunga perbankan 6%
Jawab :
n 5
1 -  ( 1 + r )-n 1 1- ( 1+0,08 )−5 1
a. VO = I ( r ) ( ) (
+M
1+r
= 60
0,08
+1.000 )
1+0,08 ( )
= $ 920,15

-n n 5
1 -  ( 1 + r 1 1- (1+0,05)-5 1
b. VO=I ( r
)
) ( ) (
+M
1+r
= 60
0,05 )+1.000 (
1+0,05 )= $ 1.043,29

-n n 5
1 -  ( 1 + r 1 1- ( 1+0,06 )−5 1
c. VO = I (
r
)
) ( ) (
+M
1+r
= 60
0,0 6 )
+1.000 (
1+0,06 )
= $ 1.000

F. Obligasi Dapat Ditebus


Umumnya obligasi akan dilunasi pada saat jatuh tempo. Namun beberapa obligasi dapat
ditebus emiten sebelum jatuh tempo. Obligasi yang dapat ditebus sebelum jatuh tempo
ini disebut callable bonds. Dalam hal ini emiten seperti mempunyai hak khusus yang
memungkinkannya melunasi utangnya dengan lebih cepat. Hak penebusan sebelum
tanggal jatuh tempo ini akan digunakan emiten jika menguntungkan misalnya dalam
keadaan tingkat bunga pasar sudah turun dan lebih rendah daripada tingkat bunga
obligasi. Sebaliknya, hak penebusan tidak akan digunakan jika tingkat bunga pasar lebih
tinggi daripada tingkat bunga obligasi. Oleh karena itu, callable bonds menguntungkan
emiten dan merugikan investor. Callable bonds menimbulkan masalah dalam
perhitungan harga wajar karena jangka waktu obligasi hingga dilunasi menjadi tidak
pasti. Dengan adanya hak tebus ini, emiten yang menentukan kapan obligasinya
dilunasi. Investor, karenanya, harus menghitung harga obligasi yang menjamin yield

‘1 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 5 Dosen Pengampu
MATEMATIKA BISNIS
Yusman, SE., MM.
yang diinginkan dapat tercapai dengan atau tanpa digunakannya hak penebusan oleh
emiten. Formula untuk menghitung harga penebusan obligasi dapat di formulasikan
sebagai berikut :

P = F + (c.r)F
( 1- ( 1+r )-n ) ……………………………………………………………..…………..
r
9.2
Contoh 9.2:
Obligasi PT CBA dengan nilai nominal Rp10 miliar berjangka waktu 20 tahun dengan
kupoan J2 = 11% tetapi dapat ditebus pada nilai pari setelah 15 tahun. Hitung harga
pembelian yang menjamin investor mendapatkan yield minimum:
a. J2 = 13%.
b. J2 = 9%.

Jawab:
a. F = Rp10.000.000.000 n = 20 tahun = 40 semester Penebusan = 15 tahun = 30
semester c = 11% p.a. = 5,5% per semester = 0,055 C = 5,5% x
Rp10.000.000.000 = Rp550.000.000 i = 13% p.a. = 6,5% per semester =
0,065 Jika obligasi ditebus setelah 15 tahun, maka harga wajar:

P = F + (c.r)F
( 1- ( 1+r )-n ) .= 10.000.000.000 + (0,055x0,065)10.000.000.000
r

( 1- ( 1+0.065 )- 30)
0.065
P = Rp. 10.046.684.766

b. Jika J2 = 9%  r = 4,5% = 0,045 maka

( 1- ( 1+r )-n )
P = F + (c.r)F .= 10.000.000.000 + (0,055x0,045)10.000.000.000
r

( 1- ( 1+0.0 4 5 )-30 )
0.0 4 5
P = Rp. 10.403.149.991,5

G. Amortisasi Premium dan Diskon Obligasi.


Untuk setiap obligasi yang diperdagangkan, harga wajarnya ditentukan oleh yield yang
diharapkan investor. Jika yield itu sama dengan bunga obligasi yang dibayarkan, maka

‘1 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 6 Dosen Pengampu
MATEMATIKA BISNIS
Yusman, SE., MM.
harga wajar obligasi adalah sebesar nilai nominal/pari obligasi itu. jika yield lebih rendah
dari bunga obligasi maka obligasi menjadi relatif menarik sehingga investor bersedia
membayar di atas nilai nominal dan dikatakan obligasi dijual dengan premium.
Sebaliknya, jika yield investor lebih besar dari bunga obligasi maka obligasi menjadi
kurang menarik sehingga harus dijual dengan diskon. Jadi, sebuah obligasi dapat
diperdagangkan pada nilai pari, dengan premium atau dengan diskon. Walaupun
demikian, pada saat jatuh tempo, semua obligasi akan dilunasi pada nilai patinya.
Dengan kata lain, premium dan diskon obligasi yang ada harus menjadi nol atau habis
pada saat jatuh tempo. Penyesuaian nilai premium dan diskon obligasi secara periodik
hingga tidak ada lagi pada saat jatuh tempo disebut amortisasi premium/diskon atau
amortisasi agio/disagio.

H. Obligasi Tak Berbunga.


Dalam literatur investasi, ada satu macam obligasi yang tidak membayar bunga, yaitu
zero-coupon bond. Obligasi jenis ini tidak membayar bunga secara periodik, tetapi hanya
membayar sebesar nilai nominal pada saat jatuh tempo. Untuk menarik investor. obligasi
jenis ini harus dijual dengan diskon sangat besar sehingga sering juga disebut deep-
discount bond. Harga wajar obligasi tak berbunga adalah nilai sekarang dari nilai
nominal obligasi.
P = F/(1 + r)n ……………………………………………………………………………………
9.3
Contoh 9.3
Sebuah obligasi tak berbunga yang bernilai nominal Rp100.000.000 jatuh tempo dalam
10 tahun. Tentukan harga wajar obligasi jika investor mengharapkan yield J2 = 14%
Jawab :
F = Rp. 100.000.000 n = 10 tahun = 20 semester J2 = 14%  r =
7% = 0.07
P = F/(1 + r)n = 100.000.000/(1 + 0,07)20 = Rp. 25.841.900,28

I. Harga Obligasi Diantara Dua Tanggal Pembayaran Bunga.


Sejauh ini kita mengasumsikan obligasi diperjual belikan pada tanggal pembayaran
bunga sehingga penentuan harga wajar menjadi relatif mudah. Pada kenyataannya,
seperti sudah dijelaskan pada pendahuluan bab ini, obligasi diperdagangkan setiap hari
di BEI. Dengan demikian, kita perlu mengetahui metode menghitung harga wajar
obligasi pada tanggal lainnya. Permasalahan untuk menghitung harga wajar obligasi di
antara dua tanggal pembayaran bunga adalah besarnya bunga yang terkandung

‘1 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 7 Dosen Pengampu
MATEMATIKA BISNIS
Yusman, SE., MM.
(dibawa) dalam obligasi yang diserahterimakan dan berubahnya nilai buku obligasi dari
tanggal terakhir pembayaran bunga. Kebiasaan dalam praktik perdagangan obligasi
adalah pembeli membayar kepada penjual bunga yang terkandung dalam obligasi, yaitu
bunga yang belum dibayar dari tanggal pembayaran bunga terakhir hingga tanggal
transaksi. Dalam akuntansi, bunga terkandung ini disebut bunga terutang (accrued
interest). Pembeli bersedia membayarkan bunga terutang ini kepada penjual karena
pembeli akan menerima bunga secara penuh pada tanggal pembayaran bunga
berikutnya. Untuk menghitung harga wajar obligasi yang diperjualbelikan di antara dua
tanggal pembayaran bunga, kita akan menggunakan notasi berikut:
Po = harga wajar obligasi pada tanggal pembayaran bunga terakhir
P1 = harga wajar obligasi pada tanggal pembayaran bunga berikutnya
f= jumlah hari yang telah lewat sejak tanggal pembayaran bunga terakhir dibagi
dengan total jumlah hari antara dua tanggal pembayaran bunga (yang lalu dan
yang berikutnya)
Pq = harga penawaran obligasi di pasar (market quotation) dan tidak termasuk bunga
P= harga yang harus dibayarkan pembeli Dengan menggunakan interpolasi linier
sebagai pendekatan yang palmg senng digunakan karena kemudahannya, kita
mendapatkan persamaan untuk harga obligasi berikut:
Pq = P0 + f(P1 - P0) ……………………………………………………………………………..
9.4
Bunga terutang (accrued interest) = AI = f x C dan P = Pq+AI
Contoh 9.4
Sebuah obligasi bernilai nominal Rp1.000.000.000 dengan kupon J2 = 9,5% dan jatuh
tempo pada 15 Agustus 2009. Obligasi ini dijual pada tanggal 1 September 2009 dengan
harga penawaran pasar (market quotation) 103,25. Berapa yang harus dibayar pembeli?
Jawab:
Tanggal-tanggal pembayaran: 15 Februari dan 15 Agustus. Jumlah hari antara tanggal
15 Agustus 2009 dan 15 Februan 2010 adalah 184 hari. Jumlah hari dari tanggal 15
Agustus 2009 hingga 1 September 2009 adalah 17 hari
Jadi, bunga terutang adalah: f = 17/184 c = 4,75% = 0,0475 F = Rp1.000.000.000
Pq = 103,25 x Rp. 1.000.000.000 = Rp1.032.500.000
AI = f x C = f x c x F = 17/184 x 0,0475 x Rp1.000.000.000 = Rp. 4.388.587
Harga yang harus dibayar pembeli adalah:
P = Pq + AI = Rp. 1.032.500.000 + Rp. 4.388.587 = Rp. 1.036.888.587

J. Hasil Hingga Jatuh Tempo (Yield To Maturity)

‘1 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 8 Dosen Pengampu
MATEMATIKA BISNIS
Yusman, SE., MM.
Yaitu tingkat pengembalian yang dihasilkan atas obligasi jika ditahan hingga jatuh
tempo.
Dari contoh 9.1 dapat disimpulkan
• Bila suku bunga yang berlaku > suku bunga kupon, maka nilai YTM akan lebih
rendah dari nilai parinya.
• Bila suku bunga yang berlaku < suku bunga kupon, maka nilai YTM akan lebih tinggi
dari nilai parinya.
• Bila suku bunga yang berlaku = suku bunga kupon, maka nilai YTM akan sama
dengan nilai parinya.

K. Hasil Hingga Penebusan (Yield To Call)


Yaitu tingkat pengembalian yang diperoleh atas obligasi jika obligasi itu ditebus sebelum
tanggal jatuh tempo. YTC dapat dirumuskan sebagai :
n t N
1 1
YTC = ∑ I
t =1
( ) 1 + r
+ Harga Penebusan
1+r ( ) ……………………………….………..
……..9.5
N = Jumlah tahun hingga perusahaan bisa menebus obligasi
Harga penebusan adalah harga yang harus dibayar perusahaan untuk menebus obligasi
tersebut (biasanya nilai ini ditetapkan sebagai nilai pari ditambah bunga satu tahun) dan
r adalah bunga yang berlaku untuk YTC.

L. Nilai Obligasi dengan Pemajemukan Setengahtahunan


Walaupun beberapa obligasi membayar bunga tahunan, namun sebagian besar dalam
praktiknya membayar bunga setengahtahunan. Maka rumus 9.1 dapat ditulis ulang
sebagai berikut :
n t 2n
I 1 1
VO = ∑ (
t =1 2 1 + r/2
+M ) (
1+r/2 ) ……………………………………..
………………………..9.6
atau
-2n 2n
I 1 -  ( 1 + r/2 ) 1
VO =
2 r /2 ( +M ) ( )
1+r/2
……………………………………..…..…………..….

9.6.a
Berdasarkan contoh soal 9.1, maka :
-2(5)
60 1  –   ( 1 + 0,08/2 )

( )
2(5)
1
VO = 2 0,08
2
+ 1.000
1+0,08/2 ( ) =$ 1.162,22

‘1 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 9 Dosen Pengampu
MATEMATIKA BISNIS
Yusman, SE., MM.
M. Pencarian Yield
Ada kalanya harga pasar sebuah obligasi diberikan tanpa dinyatakan yaaa.
Dalamkeadaan ini, investor pertama kali akan menghitung besar yield dari obligasi itu.
Yield ini kemudian dibandingkan dengan yield yang diharapkan. yaitu yang sudah
disesuaikan dengan risiko atau peringkatnya. Berdasarkan perbandingan yield ini.
investor akan memutuskan apakah obligasi tersebut cukup menarik untuk dibeli Investor
juga menghitung yield obligasi untuk menentukan obligasi mana yang ada di pasar yang
paling menarik untuk dibeli, yaitu obligasi yang memberikan selisih yield yang terbesar di
atas yield yang diharapkan. Ada tiga konsep yield dalam investasi obligasi. Pertama
adalah yield sekarang (current yield). yaitu imbal hasil yang diberikan obligasi pada saat
ini. Yield sekarang menghubungkan kupon tahunan yang diperoleh investor obligasi
dengan harga yang dibayarkan atau harga pasar obligasi. Yield Sekarang = Kupon
tahunan/Harga obligasi CONTOH ORI 005 yang berkupon 11,45% p.a. ditawarkan pada
harga 102 pada juni 2009. Hitung Yield sekarang obligasi ini. Jawab: Yield sekarang =
Kupon tahunan/Harga obligasi = 11,45%/102% = 11,23% yield kedua adalah yield
hingga tanggal penebusan (yield to call-YTC). Yield ini hanya ada dalam obligasi yang
dapat ditebus (callable bond). Adanya hak tebus oleh emiten ini merugikan investor
karena obligasi akan ditebus jika tingkat bunga untuk obligasi korporasi yang sama di
pasar lebih rendah, katakan karena rendahnya inflasi dan bunga acuan, yaitu bunga BI
(Bank Indonesia). Dalam kondisi ini, dapat dipastikan emiten akan melakukan
pembiayaan kembali obligasinya (bond refinancing), yaitu mengeluarkan obligasi baru
dengan suku bunga lebih rendah untuk menebus obligasi lama. Oleh karena itu, harga
penebusan sewajarnya harus di atas 100 dan umumnya hanya dapat dilakukan di tahun-
tahun terakhir sebuah obligasi. Jika ada klausula penebusan ini, investor yang cerdas
akan menghitung yield to call untuk menentukan menarik tidaknya obligasi yang
ditawarkan. Kenyataannya, tidak semua obligasi dapat ditebus emitennya. Namun,
semua obligasi mempunyai tanggal jatuh tempo. Oleh karena itu, yield yang paling
penting adalah yield yang ketiga, yaitu yield to maturity-YTM. Persamaan untuk mencari
YTC dan YTM atau y atau dinotasikan i dalam buku ini adalah Persamaan (50). Jika
diberikan semua variabel lain, yaitu Pq, F, dan n, kita dapat mencari yield atau i dengan
metode interpolasi atau metode trial and error.

TERIMA KASIH

‘1 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 10 Dosen Pengampu
MATEMATIKA BISNIS
Yusman, SE., MM.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dumairy, (1997), “Perekonomian Indonesia”, Penerbit Erlangga, Jakarta.


2. P.C. Soeroso, (1995), “Perekonomian Indonesia : Buku Panduan Untuk Mahasiswa”, Penerbit
Gramedia, Jakarta.
3. Tulus Tambunan, (2000), “Perekonomian Indonesia”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
4. Zulkarnain Djamin, (1993), “Perekonomian Indonesia”, LPFE-UI, Jakarta.

‘1 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 11 Dosen Pengampu
MATEMATIKA BISNIS
Yusman, SE., MM.

Anda mungkin juga menyukai