Anda di halaman 1dari 47

BAB 6

RISIKO PERUBAHAN TINGKAT


BUNGA

1
KARAKTERISTIK RISIKO
PERUBAHAN TINGKAT BUNGA
1. Risiko perubahan pendapatan:
pendapatan bersih (hasil investasi
dikurangi biaya) berubah, yaitu
berkurang dari yang diharapkan.
2. Risiko perubahan nilai pasar: nilai
pasar berubah karena perubahan
tingkat bunga, yaitu berubah menjadi
lebih kecil (turun nilainya).
2
RISIKO PERUBAHAN
PENDAPATAN
Risiko Penginvestasian Kembali

Aset Pasiva
Obligasi jangka waktu 1 tahun, Obligasi jangka waktu 2 tahun, dengan
bunga 12% pertahun bunga 10% pertahun, selama 2 tahun
Risiko apa yang akan terjadi?
3
Investasi 12% Re-Investasi (??)
| | |

Pendanaan 10% Pendanaan 10%


| | |
PERUSAHAAN MENGHADAPI
REINVESTMENT RISK
4
RISIKO PERUBAHAN PENDAPATAN
Risiko Pendanaan Kembali

Aset Pasiva
Obligasi jangka waktu 2 tahun, Obligasi jangka waktu 1 tahun, dengan
bunga 12% pertahun bunga 10% pertahun
Risiko apa yang akan terjadi?

5
Investasi 12% Re-Investasi (12%)
| | |
0 1 2

Pendanaan 10% Pendanaan Kembali (??)


| | |
0
PERUSAHAAN MENGHADAPI
REFINANCING RISK
6
RISIKO PERUBAHAN HARGA
PASAR
Perubahan tingkat bunga bisa menyebabkan
perubahan nilai pasar aset dan/atau
kewajiban yang dipegang oleh perusahaan
Jika tingkat bunga naik, nilai aset atau
kewajiban akan turun (dan sebaliknya)
Jika penurunan nilai aset lebih besar
dibandingkan dengan penurunan nilai
kewajiban, maka perusahaan mengalami
kerugian, dan sebaliknya.
7
Tingkat penurunan nilai tersebut bisa
berbeda dari satu sekuritas ke sekuritas
lainnya. Sebagai contoh, jika tingkat
bunga meningkat, maka nilai pasar
obligasi akan mengalami penurunan.
Tetapi obligasi dengan jangka waktu yang
lebih lama, nilainya akan turun lebih besar
dibandingkan dengan obligasi dengan
jangka waktu yang lebih pendek.

8
Aset Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun, Obligasi jangka waktu 2 tahun,
Nilai nominal: Rp1 juta. Kupon bunga 10% Nilai nominal: Rp1 juta. Kupon bunga 10%
Nilai pasar: Rp1 juta Nilai pasar: Rp1 juta
MISAL SUATU BANK MEMPUNYAI NERACA DI ATAS.
TINGKAT BUNGA YANG BERLAKU (YIELD) ADALAH 10%. BERAPA NILAI
PASAR ASET DAN KEWAJIBAN?
MISAL YIELD NAIK MENJADI 12%, BERAPA NILAI PASAR ASET DAN
KEWAJIBAN?

9
100.000 1.100.000
Obligasi Aset = ---------------- + ……………… + -------------------- = Rp 886.996
1 10
(1 + 0,12) (1 + 0,12)

100.000 1.100.000
Oblgsi Kwjbn = ---------------- + ……………… + -------------------- = Rp 966.199
1 2
(1 + 0,12) (1 + 0,12)
PERUSAHAAN MENGALAMI KERUGIAN. KENAPA
TERJADI DEMIKAIN?

10
PEGUKURAN RISIKO PERUBAHAN TINGKAT
BUNGA:
METODE PENILAIAN KEMBALI (REPRICING
MODEL)

Pendekatan pendapatan
Model tersebut ingin melihat bagaimana
pengaruh perubahan tingkat bunga terhadap
pendapatan yang diperoleh suatu organisasi.

11
Aset Kewajiban (Pasiva)
Meminjamkan di pinjaman pasar antar Meminjam di pasar antar
bank 1 hari Rp2 m bank 1 hari Rp3 m
Commercial Paper 3 bulan Rp3 m Tabungan Rp3 m
Surat hutang 6 bulan Rp5 m Deposito 1 bulan Rp10m
Pinjaman 1 tahun Rp6 m Deposito 1 tahun Rp10m
Obligasi 3 tahun Rp10m Deposito 2 tahun Rp10m
Obligasi 3 tahun tingkat bunga
Mengambang Rp5 m Modal Rp5 m
Pinjaman bunga tetap jangka
Waktu 10 tahun Rp10m
Total aset Rp41m Total pasiva Rp41 m
Catatan:
Untuk obligasi 3 tahun, Rp2 m jatuh tempo tahun ini.
Untuk pinjaman dengan bunga mengambang, bunga ditetapkan setiap enam bulan

12
LANGKAH UNTUK MENGHITUNG
REPRICING
1. Mengidentifikasi dan mengelompokkan aset
atau kewajiban yang rentan terhadap
perubahan tingkat bunga, yaitu aset atau
kewajiban yang harus dinilai ulang jika
tingkat bunga berubah,
2. Menghitung gap antara aset yang sensitive
dengan kewajiban yang sensitive terhadap
perubahan bunga, dan menghitung
perubahan pendapatan jika tingkat bunga
berubah.
13
IDENTIFIKASI ASET DAN KEWAJIBAN
YANG SENSITIF THDP PERUBAHAN
TKT BUNGA
Dari sisi aset neraca:
Pinjaman (meminjamkan) di pasar antar bank satu
hari sebesar Rp2 milyar. Aset sebesar Rp2 milyar
tersebut akan dinilai kembali (reprice) jika bunga
harian berubah.
Dari sisi pasiva:
Meminjam di pasar antar bank satu hari sebesar Rp3
milyar. bunga (rate sensitive liabilities atau RSL)
harian sebesar Rp3 milyar. Kewajiban sebesar Rp3
milyar tersebut akan dinilai kembali (reprice) jika
bunga harian berubah.
14
MENGHITUNG GAP RSA DENGAN
RSL
GAP = (Rp2 milyar) – (Rp3 milyar)
= – Rp1 milyar
Misalkan tingkat bunga meningkat sebesar 1%
(misal dari 10% menjadi 11%), maka
pendapatan bank tersebut berubah sebesar:
Perubahan Pendapatan
= (GAP) × (∆Bunga)
= -Rp1 milyar × 0,01 = - Rp10 juta

15
Dengan menggunakan cara yang sama, kita bisa
memperluas kelompok periode dari satu hari
menjadi tiga bulan, enam bulan, 1 tahun, lima
tahun, dan lebih dari lima tahun.
Contoh:
GAP atau disebut juga sebagai Kumulatif GAP
(KGAP) satu tahun RSA dengan RSL bisa
dihitung sebagai berikut ini.
KGAP = RSA – RSL
= Rp23 milyar – Rp26 milyar = – Rp3 milyar

16
Dalam beberapa situasi, kita ingin
menghitung rasio gap terhadap total aset
(gap ratio). Gap ratio bisa dihitung
sebagai gap dibagi total aset.
Dalam contoh di atas, gap ratio adalah
GAP RATIO:
= –Rp3 milyar / Rp41 milyar
= -0,073 atau -7,3%

17
Semakin besar gap (baik negatif maupun
positif), semakin besar eksposur bank atau
suatu perusahaan terhadap risiko perubahan
tingkat bunga.
Jika gap suatu bank negatif, maka kenaikan
bunga akan merugikan bank tersebut.
Sebaliknya, jika gap suatu bank positif, maka
kenaikan bunga akan menguntungkan bank
tersebut.

18
Perubahan Tingkt Bunga Yang Berbeda
Untuk Aset dan Kewajiban
Contoh di atas mengasumsikan perubahan
tingkat bunga yang sama untuk aset dan
kewajiban. Dalam beberapa situasi,
perubahan tingkat bunga untuk aset dan
kewajiban bisa berbeda. Jika hal tersebut
terjadi, efek perubahan tingkat bunga
terhadap perubahan pendapatan dan
perubahan biaya bisa dihitung satu
persatu
19
PEGUKURAN RISIKO PERUBAHAN TINGKAT
BUNGA: METODE JANGKA WAKTU
(MATURITY MODEL)
Metode repricing (penilian kembali) mempunyai
kelemahan terutama karena tidak memperhatikan
efek perubahan nilai pasar dari perubahan tingkat
bunga.
Dalam beberapa situasi metode yang memperhatikan
efek perubahan nilai pasar penting diperhatikan.
Misal, suatu bank membeli obligasi dengan tujuan
untuk investasi (dipegang sampai jatuh tempo).
Dalam situasi tersebut bank akan mencatat nilai
histories obligasi tersebut di neracanya. Bank
memperoleh pendapatan hanya dari kupon bunga
yang dibayarkan. Metode repricing akan lebih sesuai
dipakai dalam situasi tersebut.
20
Misalkan bank lain membeli obligasi dengan tujuan
untuk memperoleh keuntungan melalui trading
(memperjualbelikan sekuritas). Dalam situasi tersebut,
bank akan mencatat nilai obligasi di neracanya
berdasarkan nilai pasar obligasi. Karena itu nilai pasar
obligasi akan dievaluasi (dinilai ulang atau disebut juga
sebagai mark to market) praktis setiap hari. Jika nilai
pasar obligasi lebih kecil dari nilai belinya, bank tersebut
merugi, dan sebaliknya. Metode pengukuran risiko
perubahan tingkat bunga yang memperhitungkan
perubahan nilai pasar akan lebih sesuai dalam situasi
tersebut.

21
Aktiva Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun, Pinjaman jangka pendek, bunga
Nilai nominal Rp10 juta, kupon 15%, jangka waktu 2 tahun,
bunga=15% nilai nominal=Rp18 juta
Obligasi jangka waktu 20 tahun
Nilai nominal Rp10 juta, kupon Modal saham Rp2 juta
bunga=15%
Total aset Rp20 juta Total Pasiva Rp20 juta
MISALKAN YIELD MENJADI 17%, APA YANG TERJADI?
22
Aktiva Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun, Pinjaman jangka pendek,
Nilai nominal Rp10 juta, bunga 15%,
kupon bunga=15% Rp9.068.279 jangka waktu 2 tahun,
Obligasi jangka waktu 20 tahun nila i nominal=Rp18 juta
Nilai nominal Rp10 juta, Rp17.429.323
kupon bunga=15% Rp8.874.447
Modal saham Rp513.403
Total aset Rp17.942.726 Total Pasiva Rp17.942.726
PERUSAHAAN MENGALAMI KERUGIAN KARENA MODALNYA TURUN

23
Bank/Perusahaan tersebut dikatakan mempunyai
ketidaksesuaian jangka waktu antara aset
dengan kewajiban (maturity mismatch). Jangka
waktu aset adalah 10 tahun dan 20 tahun, yang
jauh lebih panjang dibandingkan dengan jangka
waktu pinjaman (sumber dana) yaitu 2 tahun.
Ketidaksesuaian jangka waktu tersebut
memunculkan eksposur terhadap risiko
perubahan tingkat bunga. Semakin besar
ketidaksesuaian jangka waktu tersebut, semakin
besar risiko perubahan tingkat bunga yang
dihadapi bank tersebut.

24
Jangka waktu untuk portofolio aset atau kewajiban bisa
dihitung sebagai rata-rata tertimbang dari jangka waktu
aset atau kewajiban individual, dengan pembobot adalah
nilai pasar dari masing-masing aset atau kewajiban
tersebut. Dalam contoh di atas, jangka waktu aset
(maturity of assets atau MA) bisa dihitung sebagai berikut
ini.
MA = (10juta/20juta) (10 tahun) + (10juta/20juta)
(20 tahun) = 15 tahun
Jangka waktu kewajiban (maturity of liabilities atau ML)
adalah 2 tahun. Gap jangka waktu bisa dihitung sebagai:
Gap jangka waktu = MA – ML = 15 – 2 = 13
tahun
Semakin besar gap jangka waktu (baik positif maupun
negatif), semakin besar risiko perubahan tingkat bunga
yang dihadapi oleh suatu perusahaan atau bank.
25
Aset Pasiva
Pinjaman (aset) jangka panjang Tabungan dan deposito (dengan jangka
(misal memberikan kredit Kepemilikan waktu 1 tahun)
Perumahan/KPR dengan jangka waktu 10
tahun) Modal Saham

NERACA BANK YANG TIPIKAL. APAKH BANK


MENGHADAPI RISIKO PERUBAHAN TINGKAT
BUNGA??
26
Imunisasi Dengan Metode Jangka
Waktu
Jika suatu bank ingin melakukan
imunisasi melalui metode jangka waktu,
agar perubahan tingkat bunga tidak
akan mengakibatkan kerugian, maka
bank bisa menyamakan jangka waktu
aset dengan jangka waktu kewajiban.
MA= ML
atau MA – ML = 0
27
Aktiva Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun, Pinjaman jangka pendek, bunga
Nilai nominal Rp10 juta, kupon 15%, jangka waktu 15 tahun,
bunga=15% nilai nominal=Rp18 juta
Obligasi jangka waktu 20 tahun
Nilai nominal Rp10 juta, kupon Modal saham Rp2 juta
bunga=15%
Total aset Rp20 juta Total Pasiva Rp20 juta
APAKAH BANK TERIMUNISASI SEPENUHNYA?

28
JIKA YIELD NAIK MENJADI 17%, NERACA BANK
AKAN NAMPAK SEBAGAI BERIKUT INI

Aktiva Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun, Pinjaman jangka pendek,
Nilai nominal Rp10 juta, bunga 15%,
kupon bunga=15% Rp9.068.279 jangka waktu 15 tahun,
nilai nominal=Rp18 juta
Obligasi jangka waktu 20 tahun Rp16.083.293
Nilai nominal Rp10 juta,
kupon bunga=15% Rp8.874.447 Modal saham Rp1.859.433
Total aset Rp17.942.726 Total Pasiva Rp17.942.726

BANK TIDAK SEPENUHNYA TERIMUNISASI

29
PEGUKURAN RISIKO PERUBAHAN
TINGKAT BUNGA:
METODE DURASI
(DURATION MODEL)
KELEMAHAN DARI METODE JANGKA
WAKTU: TIDAK MEMPERHITUNGKAN
ALIRAN KAS YANG MUNCUL SEBELUM
JATUH TEMPO
METODE DURASI DIGUNAKAN UNTUK
MENGURANGI KELEMAHAN METODE
JANGKA WAKTU
30
Obligasi
A Nilai nominal Rp1 juta, jangka waktu satu tahun,
kupon bunga=10%, dibayarkan setiap semester.
B Nilai nominal Rp1 juta, jangka waktu satu tahun,
kupon bunga=10%, dibayarkan setiap tahun.
KEDUA OBLIGASI MEMPUNYAI JANGKA WAKTU
SATU TAHUN.
JIKA YIELD NAIK MENJADI 15%, BERAPA NILAI
OBLIGASI TERSEBUT?
31
50.000 1.050.000
Obligasi A = ---------------- + -------------------- = 959.669
0,5 1
(1 + 0,15) (1 + 0,15)

1.100.000
Obligasi B = ----------------- = 956.522
1
(1 + 0,15)

MANA YANG TURUN LEBIH BANYAK,? KENAPA?

32
PERHITUNGAN DURASI

Durasi bisa didefinisikan sebagai rata-


rata tertimbang jangka waktu aliran
kas, dengan pembobot proporsi present
value dari setiap aliran kas tersebut.

33
Wakt Obligasi A PVIF (5%) PV Kas Rata-Rata tertimbang
u (2) (3) (4)=(2)×(3) Jangka waktu
(1) (5)
1/2 50.000 0.952381 47.619 0.0238
1 1.050.000 0.907029 952.381 0.9524
1.000.000 0.9762
Catatan: 5% adalah 10%/2, karena bunga dibayarkan setiap semester

Waktu Obligasi B PVIF PV Kas Rata-Rata tertimbang


(1) (2) (10%) (4)=(2)×(3) Jangka waktu
(3) (5)

1 1.100.000 0.909091 1.000.000 1


1.000.000 1

34
Durasi untuk obligasi A bisa dihitung sebagai
berikut ini (lihat kolom 5):
{ [(47.619)/(1.000.000)] ×(1/2) } + {
[(952.381)/(1.000.000)] × (1) } = 0,9762 tahun
Untuk obligasi B, durasi bisa dihitung sebagai
berikut ini (lihat kolom 5)
{ [ (1.000.000)/(1.000.000) ] × 1 } = 1 tahun

35
Obligasi Perincian
X Nilai nominal Rp1 juta, jangka waktu lima tahun,
kupon bunga=10%, dibayarkan setiap tahun.
Y Nilai nominal Rp1 juta, jangka waktu lima tahun,
kupon bunga=10%, dibayarkan setiap semester.
Tingkat bunga yang berlaku (yield) adalah 9%
HITUNG DURASI MASIING-MASING OBLIGASI TERSEBUT

36
Obligasi consol adalah obligasi yang tidak
mempunyai jatuh tempo. Obligasi tersebut
berjanji membayarkan bunga selamanya.
Jangka waktu obligasi (maturity) tersebut
adalah tidak terbatas (~).
Tetapi durasi untuk obligasi consol bisa
dihitung, yaitu
Dc = 1 + (1/R)

37
INTERPRETASI
EKONOMI DURASI

Hubungan antara durasi dengan perubahan


harga bisa dirumuskan sebagai berikut ini:
dP/P = – D [ dR / (1 + R) ]
Term D/(1+R) bisa diringkaskan dan ditulis
menjadi MD (Modified Duration), sehingga
formula di atas bisa dituliskan menjadi:
dP/P = – MD . dR
dimana MD = (D / (1+R)).

38
Misalkan ada obligasi dengan nilai nominal Rp1 juta, kupon
bunga 10%, jangka waktu lima tahun. Tingkat bunga yang
berlaku sama dengan kupon bunga yaitu 10%. Misalkan
tingkat bunga naik menjadi 10,1% (naik 0,1% atau naik 10
basis points atau 10 bps), berapa perubahan harga obligasi
tersebut? Durasi obligasi tersebut adalah 4.1699 tahun.
Dengan menggunakan formula durasi, perubahan harga
bisa dihitung sebagai berikut ini.
dP/P = – D [ dR / (1 + R) ]
dP/P = – 4,1699 (0,001/(1+0,1)) = – 0.003791 atau –
0,3791%
Harga obligasi tersebut akan turun nilainya sebesar
0,3791%, atau akan turun dari Rp1juta menjadi
Rp996.209 (penurunan sekitar Rp3.791).

39
Jika kita menghitung penurunan nilai secara langsung,
maka akan diperoleh angka seperti berikut ini.
100.000 1.100.000
Harga = ---------------- + … + ------------------
(1 + 0,101)1 (1 + 0,101)5
= 996.219

Dengan menggunakan metode durasi, penurunan yang


diprediksi adalah Rp996.209. Sedangkan penurunan
yang sesungguhnya adalah Rp996.219. Metode durasi
dalam hal ini cukup akurat memprediksi penurunan
harga obligasi, meskipun ada selisih.

40
Aktiva Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun, Pinjaman jangka pendek, bunga
Nilai nominal Rp10 juta, kupon 15%, jangka waktu 2 tahun,
bunga=15% nilai nominal=Rp18 juta
Obligasi jangka waktu 20 tahun
Nilai nominal Rp10 juta, kupon Modal saham Rp2 juta
bunga=15%
Total aset Rp20 juta Total Pasiva Rp20 juta
41
Durasi aset dengan demikian adalah:
DA = (10juta/20juta) (5,77) +
(10juta/20juta) (7,198) = 6,39 tahun
Durasi untuk kewajiban (pinjaman jangka
waktu 2 tahun) bisa dihitung dan nilainya
1,87 tahun.
Gap durasi bisa dihitung berikut ini.
Gap Durasi = DA – DL = 6,39 –
1,87 = 4,52 tahun

42
Gap yang positif menunjukkan bahwa jika
tingkat bunga naik, bank akan mengalami
kerugian. Sebaliknya, jika gap
menunjukkan angka negatif, kenaikan
tingkat bunga akan menguntungkan bank.
Semakin tinggi gap durasi, semakin tinggi
risiko perubahan tingkat bunga yang
dihadapi perusahaan.

43
IMUNISASI NILAI MODAL

Misalkan suatu bank ingin melakukan imunisasi agar


perubahan tingkat bunga tidak berpengaruh terhadap
nilai modal bank tersebut.
Cara: menyamakan durasi aset dengan durasi
kewajibannya dikalikan faktor hutang (leverage),
seperti berikut ini.
∆E = – [ DA – DL.k ] × A × ( ∆R/(1+R))
dimana k=L/A (L=hutang, A=Aset). Jika DA = DL.k,
maka ∆E = 0, dan dengan demikian perubahan
tingkat bunga tidak akan mempengaruhi modal
saham.

44
Kembali ke contoh tabel neraca bank di
muka, dimana durasi aset adalah 6,39
tahun.
Untuk mengimunisasi modal saham, bank
bisa menyusun kewajibannya agar
mempunyai durasi sedemikian rupa
sehingga DA = DL.k, dimana
k=18juta/20juta=0,9.
Durasi kewajiban agar persamaan tersebut
terpenuhi adalah:
DL = 6,39 / 0,9 = 7,1 tahun
45
Aktiva Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun, Obligasi tanpa kupon
Nilai nominal Rp10 juta, nila i nominal=Rp48.554.241
kupon bunga=15% Rp9.068.279 jangka waktu 7,1 tahun
Rp15.926.031
Obligasi jangka waktu 20 tahun
Nilai nominal Rp10 juta, Modal saham Rp2.016.695
kupon bunga=15% Rp8.874.447
Total aset Rp17.942.726 Total Pasiva Rp17.942.726
MISALKAN YIELD NAIK DARI 15% MENJADI 17%, NILAI MODAL MASIH
2JUTA
46
IMUNISASI RASIO MODAL

Jika bank ingin mengimunisasi rasio


modal, maka bank akan membuat
durasi aset sama dengan durasi
kewajiban, seperti berikut ini.
DA = DL

47

Anda mungkin juga menyukai