Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

DISPEPSIA

I. KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari


rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di
dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk
dispepsia (Brunner & Suddarth, 2013).

Dispepsia adalah keluhan yang diasosiasikan sebagai akibat dari


kelainan saluran makanan bagian atas yang berupa nyeri perut bagian
atas, perih, mual, yang kadang-kadang disertai rasa panas di dada dan
perut, lekas kenyang, anoreksia, kembung, regurgitasi, banyak
mengeluarkan gas asam dari mulut (Muttaqin.A,& Sari, 2011).
B. Etiologi
Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau
penyakitacid reflux. Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam
lambung terdorongke atas menuju esofagus (saluran muskulo
membranosa yang membentangdari faring ke dalam lambung). Hal ini
menyebabkan nyeri di dada. Beberapaobat-obatan, seperti obat anti-
inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia.Terkadang penyebab
dispepsia belum dapat ditemukan. Menurut Muttaqin.A,& Sari (2011)
Penyebab dispepsiasecara rinci adalah:
1. Menelan udara (aerofagi)
2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
3. Iritasi lambung (gastritis)
4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5. Kanker lambung
6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu danproduknya)
8. Kelainan gerakan usus
9. Stress psikologis, kecemasan, atau depresi
10. Infeksi Helicobacter pylory

C. Manifestasi Klinis
Menurut Herdman & Kamitsur (2015) Klasifikasi klinis praktis,
didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, membagi dispepsia
menjadi tiga tipe :
1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus, dengan gejala :
a. Nyeri epigastrum terlokalisasi
b. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antacid
c. Nyeri saat lapar
d. Nyeri episodic
2. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas, dengan gejalaseperti :
a. Mudah kenyang
b. Perut cepat terasa penuh saat makan
c. Mual
d. Muntah
e. Upper abdominal boating
f. Rasa tak nyaman bertambah saat makan
3. Dispepsia non-spesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas)
4. Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat,
sertadapat akut atau kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya.
Pembagianakut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan.
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada
mungkindisertai dengan sendawa dan suara usus yang keras
(borborigmi). Padabeberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri;
pada penderita yanglain, makan bisa mengurangi nyerinya. Gejala lain
meliputi nafsu makanyang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi
(perut kembung).
Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau
tidakmemberi respon terhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat
badanatau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus
menjalanipemeriksaan.

D. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas,
zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres,
pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong,
kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat
gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya
kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata
membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan
maupun cairan (Jitowiyono.,S & Kristiyana, 2012)
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan penyebab
organik lainnya seperti antara lain pankreasitis kronis, DM. Pada
dispepsia biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.
2. Pemeriksaan radiologi yaitu, OMD dengan kontras ganda,
serologihelicobacter pylori.
3. Endoskopi
a. CLO (Rapid urea test)
b. Patologi anatomi
c. Kultur mikroorganisme jaringan
d. PCR (Polymerase Chain Reaction) (Muttaqin.A,& Sari, 2011).

F. Penatalaksanaan
Menurut Muttaqin.A,& Sari (2011). Pengobatan dispepsia mengenal
beberapa golongan obat, yaitu:
1. Antasida 20-150 ml/hari

Golongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasida akan


generalisir sekresi asam lambung. Antasida biasanya mengandung Na
bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg triksilat. Pemberian antasid
jangan terus menerus, sifatnya hanya simtomatis, untuk mengurangi rasa
nyeri. Mg triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat
sebagai absorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar
akan menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2.

2. Antikolinergik

Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang
agak selektif yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik
yang dapat menekan seksresi asama lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin
juga memiliki efek sitoprotektif.

3. Antagonis reseptor H2

Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia


organik atau esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan
antagonis respetor H2 antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan
famotidin.

4. Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)

Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium


akhir dari proses sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk
golongan PPI adalah omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol.

5. Sitoprotektif

Prostoglandin sintetik seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil


(PGE2). Selain bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam
lambung oleh sel parietal. Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi
prostoglandin endogen, yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi,
meningkatkan produksi mukus dan meningkatkan sekresi bikarbonat
mukosa, serta membentuklapisan protektif (site protective), yang
bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas
(SCBA).

6. Golongan prokinetik

Obat yang termasuk golongan ini, yaitu sisaprid, domperidon, dan


metoklopramid. Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia
fungsional dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan
memperbaiki bersihan asam lambung (acid clearance)

7. Psikoterapi dan psikofarmaka (obat anti- depresi dan cemas)

Pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak jarang


keluhan yang muncul berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti cemas
dan depresi. Sedangkan penatalaksanaan Non Farmakologinya adalah
sebagai berikut:

 Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung.


 Menghindari faktor resiko sepeti alcohol, makanan yang pedas, obat-
obatan yang belebihan, nikotin rokok, dan stress.
 Atur pola makan.
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang
dilakukan yaitu: Mengumpulkan data, mengelompokkan data dan
menganalisa data. Data fokus yang berhubungan dengan dispepsia
meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang
muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung,
rasa panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung
secar tiba-tiba (Herdman & Kamitsur, 2015)
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis (sindrom) yang
terdiri dari rasa tidak enak/sakit diperut bagian atas yang dapat pula
disertai dengan keluhan lain, perasaan panas di dada daerah jantung
(heartburn), regurgitasi, kembung, perut terasa penuh, cepat kenyang,
sendawa, anoreksia, mual, muntah, dan beberapa keluhan lainnya
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d. agen pencedera fisiologis
2. Hipovolemia b.d.kehilangan cairan aktif
3. Defisit Nutrisi b.d.ketidakmampuan mencerna makanan dan
mengabsorbsi nutrien
4. Defisit Pengetahuan b.d. ketidaktahuan menemukan sumber informasi dan
kurang terpapar informasi
5. Ansietas b.d.krisis situasional
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria hasil Rencana Keperawatan
Keperawatan

Nyeri Akut b.d. NOC : NIC :


agen pencedera - Pain management
- Pain level,
fisiologis a. Lakukan pengkajian nyeri
- Pain control,
secara komperehensif
- Comfort level
termasuk lokasi,
Setelah dilakukan
karakteristik, durasi,
tindakan keperawatan
frekuensi, kualitas dan faktor
selama …. pasien tidak
presipitasi
mengalami nyeri, dengan
b. Observasi reaksi nonverbal
kriteria hasil:
dari ketidaknyamanan
a. Mampu mengontrol c. Evaluasi pengalaman nyeri
nyeri (tahu penyebab masa lampau
nyeri, mampu d. Pilih dan lakukan
menggunakan tehnik penanganan nyeri
nonfarmakologiuntuk (farmakologi, non
mengurangi nyeri, farmakologi, dan
mencari bantuan) interpersonal)
b. Melaporkan bahwa e. Ajarkan tentang tehnik non
nyeri berkurang farmakologi
dengan f. Evaluasi keefektifan control
menggunakan nyeri
manajemen nyeri
c. Mampu mengenali - Analgesic administration
nyeri (skala, a. Tentukan lokasi,
intensitas, frekuensi karakteristik, kualitas, dan
dan tanda nyeri) derajat nyeri sebelum
d. Menyatakan rasa pemeberian obat
nyaman setelah nyeri b. Cek instruksi dokter tentang
berkurang jenis obat, dosis, dan
frekuensi
c. Cek riwayat alergi
d. Berikan analgesic tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
e. Evaluasi efektivitas
analgesic, tanda dan gejala.

Hipovolemia b.d. NOC : NIC :


D. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana/intervensi
keperawatan oleh perawatterhadap pasien.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilaksanakan berdasarkan tujuan dan outcome.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta EGC
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S.(2015). Diagnosis Keperawatan Definisi &
Klasifikasi 2015-2017.Edisi:10.Jakarta:EGC
Jitowiyono.,S & Kristiyana.(2012).Asuhan Keperawatan Post Operasi
Pendekatan Nanda NIC, NOC.Yogyakarta: Nuha Medika
Muttaqin.A,& Sari.(2011) Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan
Aplikasi.Jakarta: Salemba Medika
Nurarif, A.H., & Kusuma.(2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis & NANDA (NIC-NOC).Edisi Revisi Jilid 1.Yogyakarta
MediaAction Publishing.
PATHWAY

DISPEPSIA

Dispepsia Organik Dispepsia Fungsional

Stres Nikotin & Alkohol

Merangsang saraf simpati Respon mukosa lambung


N. Ke-V (Nervus Vagus)

Vasodilatasi mukosa gaster Eksfeliasi


(Pengelupasan)
↑ Produksi HCL di
Lambung

HCL kontak dengan


Ansietas
Mual mukosa gaster

Perubahan pada
Muntah Nyeri
status kesehatan

Hipovolemia Nyeri Akut


Defisit Pengetahuan

Defisit Nutrisi Nausea

Anda mungkin juga menyukai