Anda di halaman 1dari 16

Konsep Dasar

Keperawatan
Jiwa
Sakha Audrie Vouresta
P05120321089
Perkembangan keperawatan jiwa
Pada masa ini suku bangsa yunani dan arab percaya bahwa gangguan jiwa disebabkan
karena tidak berfungsinya organ otak. Pengobatan pada masa ini telah menggabungkan
berbagai pendekatan pengobatan seperti: memberikan ketenangan, mencukupi asupan gizi 1
yang baik, melaksanakan kebersihan badan yang baik, mendengarkan musik dan melakukan
aktivitas rekreasi. Perkembangan keperawatan jiwa pada abad 21 lebih menekankan pada 2
upaya preventif melalui pengembangan pusat kesehatan mental, praktek mandiri, pelayanan di
rumah sakit dan pelayamnan day care serta mengidentifikasi pemberian asuhan keperawatan 3
pada kelompok berisiko tinggi dan pengembangan sistem management patient caredengan
pendekatan multidisipliner 4
Sejarah dan perkembangan keperawatan jiwa di indonesia sangat dipengaruhi oleh faktor
sosial ekonomi akibat penjajahan yang dilakukan oleh kolonial Belanda, inggris dan jepang.
Perkembangannya dimulai pada masa penjajahan Belanda samapai pada masa Kemerdekaan.
1. Masa Penjajahan Belanda
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat merupakan penduduk
pribumi yang disebut velpeger dengan dibantu zieken Oppaser sebagai penjaga
1
orang sakit. Tahun 1799 pemerintah kolonial Belanda mendirikan Rumah Sakit Binen
Hospital di Jakarta, Dinas Kesehatan Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat.yang
2
bertujuan untuk memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda.
2. Masa penjajahan inggris (1812-1816)
3
Gubernur Jenderal Inggris ketika itu dijabat oleh Rffles sangat memperhatikan
Kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan adalah milik setiap
4
Manusia, ia melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki derajat kesehatan
penduduk Berdirinya RSJ di indonesia
3. Berdirinya RSJ pertama di RSJ Bogor (1882),
kemudian tahun 1902 di RSJ Lawang, tahun 1923 di Magelang, tahun 1927
di RSJ Sabang. Di RSJ ini jauh dari perkotaan. Perawat pasien Bersifat isolasi &
penjagaan (custodial care). Karena adanya stigma dari keluarga menjauhkan diri
dari pasien. 1
2
3
4
Ciri-ciri Sehat Jiwa (Mental)
Berikut ini akan dijelaskan ciri sehat jiwa menurut beberapa ahli, diantaranya:
1. Yahoda mencirikan sehat jiwa sebagai berikut: 2. WHO(World Health Organisation/Organisasi Kesehatan

1) Memiliki sifat positif terhadap diri sendiri Dunia )

2) Tumbuh, berkembang dan beraktualisasi Pada tahun 1959 dalam sidang di Geneva, WHO memiliki

3) Menyadari adanya integrasi dan hubungan anatar kriteria sehar sebagai berikut: 1
masa lalu dan sekarang. 1) Individu mampu menyelesaikan diri secara konstruktur pada

4) Memiliki otonomi dalam pengambilan keputusan dan kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk baginya. 2
tidak bergantung pada siapapun 2) Memperoleh kepuasan dari hasil jerih paya usahanya.

5) Memiliki persepsi sesuai dengan kenyataan 3) Merasa lebih puas memberi daripada menerima. 3
6) Mampu menguasai lingkungan dan beradaptasi 4) Secara relatif bebas dari rasa tegang (stress), cemas dan
depresi. 4
5) Mampu berhubungan dengan orang lain secara tolong
menolong dan saling memuaskan.
6) Mampu menerima kekecewaan sebagai pelajaran yang
akan datang
Definisi Sehat Jiwa
WHO:suatu kondisi sejahtera secara fisik, sosial dan mental yang lengkap dan tidak hanya
terbebas dari penyakit arau kecacatan. Atau dapat dikatakan bahwa individu dikatakan sehat
jiwa apabila berada dalam kondisi fisik, mental dan sosial yang terbebas dari gangguan
(penyakit) atau tidak dalam kondisi tertekan sehingga dapat mengendalikan stress yang timbul.
Sehingga memungkinkan individu untuk hidup produktif,dan mampu melakukan hubungan 1
sosial yang memuaskan.

2
UU Kesehtan Jiwa 18 Tahun 2014 : adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan
sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan
3
kontribusi untuk komunitasnya. Coba anda diskusikan dengan teman anda, carilah devinisi lain
mengenai sehat jiwa menurut ahli yang lain. 4
3. MASLOW:
Maslow mengatakan individu yang sehat jiwa memiliki ciri
sebagai berikut:
1) Persepsi Realitas yang akurat.
2) Menerima diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
3) Spontan.
1
4) Sederhana dan wajar.

2
3
4
PARADIGMA KEPERAWATAN JIWA

Paradigma keperawatan jiwa adalah konsep yang mengatur hubungan antara


berbagai teori dan model konseptual keperawatan, guna mengembangkan model konseptual dan
teori-teori sebagai kerangka kerja keperawatan
1
Tujuan paradigma keperawatan adalah mengatur hubungan antara berbagai teori dan model
2
konseptual keperawatan guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori sebagai kerangka kerja
keperawatan
3
Komponen paradigma keperawatan jiwa dapat ditinjau dari empat komponen yaitu :
• Manusia 4
• Lingkungan
• Kesehatan
• Keperawatan
FALSAFAH KEPERAWATAN JIWA

Falsafah keperawatan jiwa adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan. Berdasarkan
pengertian diatas, falsafah keperawatan jiwa memiliki beberapa aspek yang penting seperti:

1
1. Manusia sebagai mahluk holistik : Keperawatan 3. Universal : Keperawatan bersifat universal, yang
jiwa mengandung manusia sebagai mahluk holistik, membuat pendekatan pembrian asuhan
2
yang membuat pendekatan pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan secara global
keperawatan dilakukan melalui pendekatan 3
humanistik. 4. Pendekatan humanistik: Falsafah keperawatan
2. Martabat manusia : Falsafah keperawatan jiwa jiwa mengacu pada pendekatan humanistik, yang 4
menghargai dan menghormati martabat manusia, membawa perawat untuk mengartikan nilai-nilai
memberi perhatian kepada klien, dan menjunjung yang dimilikinya dan meningkatkan kemampuan
tinggi keadilan bagi sesama manusia perawat dalam melayani pasien
PROSES TERJADI GANGGUAN JIWA DALAM PERSPEKTIF
KEPERAWATAN JIWA
Proses terjadi gangguan jiwa dalam perspektif keperawatan jiwa dapat dikategorikan menjadi
beberapa tahapan, yang meliputi:

• Penyakit : Penyakit adalah salah satu faktor yang dapat mengganggu kesehatan jiwa, yang
dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti virus, bakteri, dan genetik
1
• Stres : Stres adalah salah satu faktor yang dapat mengganggu kesehatan jiwa, yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kekerasan, kekurangan, dan kekurangan 2
• Pengalaman traumatik : Pengalaman traumatik adalah salah satu faktor yang dapat
mengganggu kesehatan jiwa, yang dapat disebabkan oleh berbagai pengalaman traumatik,
seperti kejadian yang mengganggu, kejadian yang mengganggu, dan kejadian yang 3
mengganggu
• Kesehatan mental : Kesehatan mental adalah salah satu aspek yang penting dalam kesehatan
jiwa, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kesehatan mental, kesehatan mental, 4
dan kesehatan mental
• Kesehatan fisik : Kesehatan fisik adalah salah satu aspek yang penting dalam kesehatan jiwa,
yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kesehatan fisik, kesehatan fisik, dan
kesehatan fisik
Peran perawat jiwa

Perawat jiwa memiliki peran dalam tingkat pelaayanan kesehatan jiwa yaitu:

1. Peran dalam prevensi primer


• Memberikan penyuluhan tentang prinsip


Prinsip sehat jiwa
Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan,tingkat kemiskinan,dan pendidikan.
1
• Memberikan pendidikan kesehatan


Melakukan rujukan yang sesuai dengan sebelum gangguan jiwa terjadi 2
Membantu klien di RSU untuk menghindari masalah psikiatri di masa mendatang.
• Bersama-sama keluarga memberi dukungan pada anggota keluarga dan meningkatkan
fungsi kelompok 3
• Aktif dalam kegiatan masyarakat dan politik yang berkaitan dengan keseahatan jiwa.

2. Peran dalam prevensi sekunder 4


• Melakukan skrining dan pelayanan evaluasi kesehatan jiwa
• Melaksanakan kunjungan rumah atau pelayanan
• Memberikan konsultasi
• Memberikan psikoterapi individu, keluarga, dan kelompok pada berbagai tingkat usia
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT JIWA

Peran dan fungsi perawat jiwa sangat penting dalam pelayanan keperawatan kesehatan jiwa. Beberapa peran dan
fungsi perawat jiwa antara lain :
• Melakukan assesmen : Perawat jiwa melakukan assesmen terhadap pasien untuk mengetahui kondisi
kesehatan jiwa pasien.
• Merencanakan asuhan keperawatan: Perawat jiwa merencanakan asuhan keperawatan yang sesuai
1
dengan kondisi pasien.
• Melaksanakan asuhan keperawatan : Perawat jiwa melaksanakan asuhan keperawatan yang telah
2
direncanakan untuk membantu pasien dalam memperbaiki kondisi kesehatan jiwa.
• Mengkaji dan memantau kondisi pasien : Perawat jiwa mengkaji dan memantau kondisi pasien secara
3
berkala untuk mengetahui perkembangan kondisi kesehatan jiwa pasien.
• Memberikan edukasi : Perawat jiwa memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi
4
kesehatan jiwa pasien dan cara merawat pasien.
• Mengkoordinasikan pelayanan : Perawat jiwa mengkoordinasikan pelayanan dengan tim medis lainnya
untuk memberikan pelayanan yang terintegrasi dan terbaik bagi pasien.
PELAYANAN DAN KOLABORATIF INTERDISIPLIN DALAM
KESEHATAN DAN KEPERAWATAN JIWA
Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam keperawatan jiwa merupakan aspek penting
dalam memberikan asuhan kesehatan jiwa yang komprehensif. Kolaborasi interdisiplin melibatkan
kerja sama antara berbagai tenaga kesehatan dalam mengevaluasi, merencanakan, dan
melaksanakan perawatan pasien dengan gangguan jiwa. Peran perawat jiwa dalam kolaborasi 1
interdisiplin mencakup melakukan asesmen, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
asuhan keperawatan, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga. 2
Kolaborasi ini memungkinkan perawat jiwa untuk bekerja sama dengan berbagai tenaga kesehatan lain,
seperti psikiater, psikolog, pekerja sosial, dan terapis, guna memberikan pelayanan yang terintegrasi dan terbaik
3
bagi pasien dengan gangguan jiwa. Dalam konteks pelayanan keperawatan kesehatan jiwa, kolaborasi
4
interdisiplin memainkan peran penting dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang optimal dan holistik.
Ini sesuai dengan falsafah keperawatan jiwa yang menghargai martabat manusia dan memandang manusia
sebagai mahluk holistik
LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN JIWA

Legal etik dalam keperawatan jiwa mencakup aspek hukum dan etika yang harus diperhatikan oleh
perawat jiwa dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam legal etik keperawatan jiwa antara lain :

• Kerahasiaan: Perawat jiwa harus menjaga kerahasiaan informasi pasien dan tidak boleh
memberikan informasi tersebut kepada pihak lain tanpa persetujuan pasien.
• Informed consent: Perawat jiwa harus memastikan bahwa pasien memberikan persetujuan yang tepat dan
memahami informasi yang diberikan sebelum melakukan tindakan medis atau perawatan.
• Keadilan: Perawat jiwa harus memperlakukan semua pasien dengan adil dan tidak membedakan pasien
berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, atau status sosial.
SOSIOKULTURAL DALAM ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Dalam pemberian asuhan keperawatan jiwa, aspek sosio-kultural memegang peranan penting.
Hal ini mencakup pemahaman terhadap faktor-faktor sosial dan budaya yang memengaruhi kesehatan
mental seseorang, serta bagaimana faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi respons pasien terhadap
perawatan.
Perawat jiwa perlu memperhatikan kebutuhan budaya, peran keluarga dan lingkungan sosial, serta masalah
isolasi sosial pada pasien, dan memberikan intervensi yang sesuai. Dalam praktik keperawatan kesehatan jiwa,
perawat jiwa juga harus memahami proses terjadinya gangguan jiwa dalam perspektif keperawatan jiwa, sehingga
dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan efektif
Oleh karena itu, pemahaman dan penerapan aspek sosio-kultural dalam pemberian asuhan keperawatan jiwa
sangat penting untuk memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang optimal.
1
TERIMA KASIH 2
3
4

Anda mungkin juga menyukai