DEFINISI
TIPE TONGUE TIE
Tongue tie diklasifikasikan menjadi 4 tipe, berdasarkan perlekatan frenulum di ujung lidah :
Tipe 1 : frenulum terikat (menempel) hingga ujung lidah.
Tipe 2 : frenulum terikat 2 – 4 mm di belakang ujung lidah.
Tipe 3 : frenulum terikat di tengah lidah dan biasanya kencang dan kurang elastis.
Tipe 4 : frenulum terikat di pangkal lidah, namun tebal dan tidak elastis.
Klasifikasi Kotlow (2011) berdasarkan jarak antara ujung lidah dengan perlekatan frenulum:
DIAGNOSIS
Diagnosis tongue tie tidaklah mudah. Penampakan/gambaran lidah saja tidak cukup
untuk mendiagnosis tongue tie karena anatomi frenulum sangat bervariasi.
Perlekatan frenulum dapat meluas hingga ke ujung lidah. Selain itu ketebalan dan
elastisitas frenulum juga bervariasi, demikian juga pengaruhnya pada gerakan lidah.
Frenulum yang tebal, kencang, atau pendek memang dapat mempengaruhi gerakan
lidah, namun banyak faktor yang menentukan elastisitas gerakan lidah seperti peran
otot-otot intrinsik dan ekstrinsik lidah. Oleh karena itu sebagian besar ahli sepakat
bahwa fungsional lebih penting dari pada bentuk anatomi dalam mendiagnosis
tongue tie atau bukan.
Diagnosis tongue tie juga cukup menantang karena gejala tongue tie menyerupai
kondisi lain yang dapat menyebabkan gangguan menyusui, baik medis maupun non
medis. Para ahli sepakat, diagnosis tongue tie sebaiknya berdasarkan evaluasi
yang komprehensif termasuk observasi dan analisis problem menyusui. Diagnosis
sebaiknya tidak hanya berdasarkan gambaran kelainan anatomi lidah untuk
menghindari kesalahan diagnosis dan terapi. Para ahli juga tidak menganjurkan
secara aktif mencari-cari tongue tie pada pemeriksaan rutin bayi. Ketika ibu
mengeluhkan masalah menyusui (difficulty in breast feeding), tongue tie perlu
dipikirkan sebagai salah satu penyebabnya.
TERAPI
Sebagian besar bayi atau anak dengan tongue tie tidak memerlukan pengobatan.
Apabila anak anda mengalami tongue tie dan tidak ada keluhan dalam pemberian
ASI, anda dapat mengobservasi anak (just wait and see) karena frenulum dapat
teregang dan menjadi lentur dengan sendirinya. Apabila terdapat problem menyusui,
perlu dilakukan evaluasi yang komprehesif oleh dokter anak. Terapi problem
menyusui pada bayi tongue tie terdiri dari non-bedah dan bedah.
1) Terapi non-bedah
Terapi non-bedah adalah upaya perbaikan proses menyusui seperti perbaikan
posisi dan perlekatan. Anda sebaiknya konsultasi dengan konselor laktasi untuk
membantu proses menyusui. Diperlukan kerja sama yang baik antara anda,
konselor laktasi dan dokter anak untuk keberhasilan terapi.
2) Terapi bedah (frenotomi/frenulotomi)
Frenotomi adalah tindakan pemotongan (insisi) frenulum yang terletak di bawah
lidah. Frenotomi merupakan prosedur bedah kecil (minor) yang berisiko rendah
dan dapat dilakukan tanpa anestesi. Pembuluh darah vena lidah (lingual vein)
yang terletak di sisi samping dari garis tengah lidah memungkinkan terjadinya
perdarahan signifikan jika frenotomi tidak dilakukan secara profesional, namun
efek samping yang serius belum pernah dilaporkan.
LIP TIE
Definisi
Lip tie adalah keadaan dimana selaput jaringan otot yang menghubungkan bibir atas ke
gusi bagian atas, yang disebut frenulum, terlalu membatasi mobilitas mulut, karena terlalu
tebal, terlalu ketat, atau keduanya.
Kesulitan menyusui adalah salah satu indikasi paling umum bahwa anak Moms mungkin
mengalami lip tie. Gejalanya meliputi:
• kesulitan mendapatkan perlekatan yang baik saat menyusui
• kesulitan bernafas saat menyusui
• kurangnya penambahan berat badan
Jika seorang anak memiliki lip tie dan Moms seorang ibu menyusui, Moms dapat mengalami:
• rasa sakit selama atau setelah menyusui
• payudara yang terasa membesar bahkan setelah menyusui
• saluran susu tersumbat atau mastitis
• kelelahan karena menyusui terus-menerus dan sepertinya anak tidak pernah kenyang
Untuk kondisi frenulum tipe 3 dan 4 mungkin memerlukan prosedur insisi yang disebut
“frenectomy”. Prosedur ini dapat dilakukan oleh dokter anak atau dalam beberapa kasus dilakukan
oleh dokter gigi anak.
Prosedur frenectomy bertujuan untuk memisahkan frenulum yang menghubungkan bibir dengan
gusi. Prosedur ini dapat dilakukan dengan menggunakan laser atau gunting bedah yang telah
disterilkan.