Anda di halaman 1dari 20

IDENTIFIKASI FRAKTUR TULANG NASAL DENGAN

RADIOGRAFI KONVENSIONAL DAN CT FACIAL:


PERBANDINGAN AKURASI DIAGNOSTIK PADA
PERBEDAAN MODALITAS IMAGING DAN ANALISIS
RELIABILITAS INTEROBSERVER

Hye Jin Baek 1, Dong Wook Kim 2, *, Ji Hwa Ryu 1, Yoo Jin Lee 2
1 Department of Radiology, Haeundae Paik Hospital, Inje University College of Medicine, Busan, South Korea
2 Department of Radiology, Busan Paik Hospital, Inje University College of Medicine, Busan, South Korea

Iranian Journal of Radiology. 2013 September; 10(3): 140-7.

Presentan : dr. Bagus Ronggonundarmo

SELEKSI PENERIMAAN PPDS RADIOLOGI


UNIVERSITAS GADJAH MADA
2021
LATAR BELAKANG
• Prevalensi dan severitas meningkat seiring peningkatan angka kecelakaan
Fraktur Tulang • Menyebabkan deformitas dan gangguan fungsi dari kavitas nasal
Nasal • Belum ditetapkan standar klasifikasi diagnosis fraktur tulang nasal

• Pemeriksaan Fisik dan Radiografi konvensional  keterbatasan


Diagnosis Fraktur • CT scan facial lebih akurat dalam diagnostik dibandingkan
Nasal radiografi konvensional dalam fraktur tulang nasal dan
trauma facial

• Belum diketahui mengenai perbandingan


Perbandingan CT akurasi diagnostik kedua jenis modalitas
scan wajah dan diagnostik
radiografi • Belum diketahui perbedaan hasil pembacaan
konvensional antara radiographer terlatih dan anak didik
(trainee) dengan pengalaman lebih sedikit

Penelitian ini
TUJUAN PENELITIAN

Membandingkan kegunaan radiografi konvensional dengan CT


facial dalam identifikasi fraktur tulang nasal

Mengevaluasi perbedaan penilaian antara dua pembaca (staff


radiologi dan trainee) dalam mendiagnosis fraktur tulang nasal
menggunakan radiografi konvensional dan CT scan
POPULASI PENELITIAN
Populasi Penelitian
• Semua hasil pemeriksaan CT wajah di IGD institusi peneliti bulan Januari 2008 – Juni 2008
• 378 pasien

Kriteria Inklusi
• Pasien dengan trauma nasal yang menjalani CT facial dan radiografi konvensional (potongan coronal
dan lateral) pada tulang nasal pada hari yang sama dengan melihat rekem medis elektronik dan sistem
arsip gambar dan komunikasi (PACS)
• 145 pasien

Kriteria Eksklusi
• Rekam medis tidak lengkap (n= 4)
• Reduksi fraktur sebelum penelitian (n = 3)
• Radiografi konvensional yang tidak menyertakan potongan koronal dan lateral kedua tulang nasal (n =
13)
• CT facial tanpa gambaran reformat potongan sagittal dan koronal (n = 7)
• Kualitas imaging rendah/ artefak (n = 10)

108 pasien
• Manajemen Institusi menyetujui penelitian tanpa adanya persetujuan dan informed consent pasien untuk
melakukan review pada penelitian ini
PENCITRAAN RADIOLOGI

Potongan Potongan
axial, coronal koronal dan
dan sagittal lateral pada
pada CT scan kedua tulang
wajah yang nasal
telah diformat
ulang Dilakukan
pada hari
yang sama
pada pasien TRUE
Potongan Koronal Nasal LATERAL
PROJECTION
Radiografi • 50 kVp and 10 mA (DRS-800; Listem,
Konvensional Wonju, Gangwon-do, South Korea).
• 120 kVp and 300 mA (window width, 2000
Analisis Gambaran Radiologi HU; window level, 350 HU),
CT scan • 16-channel multi-detector CT scanner
facial • Tanpa kontras ,
• Ketebalan slice 3 mm; increment
Potongan Lateral Nasal rekonstruksi 2 mm.
ANALISIS HASIL PENCITRAAN DAN
REFERENSI STANDAR
Definisi gambaran Pembaca imaging: Klasifikasi hasil
fraktur: • Pembaca 1: staf bagian radiologi pencitraan:
• Garis cahaya pendek pada bagian dengan pengalaman 8 tahun • Tanpa fraktur,
anterior korteks tulang nasal, diagnosis imaging kepala dan • fraktur depresi,
dengan atau tanpa pergeseran leher • fraktur non depresi
• Pembaca 2: residen tahun ke-2
• Konsensus catatan medis dan • Pembaca imaging tidak diberikan
laporan operasi informasi apapun mengenai
• Referensi standar trauma tulang pasien, selain jenis trauma
nasal • Interpretasi imaging pada
• Pseudolesi  ditentukan radiografi konvensional dan CT
berdasarkan konsensus scan wajah pada pasien yang
sama, hari yang berbeda

Tanpa Fraktur Fraktur Depresi Fraktur Non Depresi


ANALISIS STATISTIK

Dengan menggunakan SPSS 12.0

Uji Mc Nemar p <0.05  signifikan secara statistik

uji κ statistik : 0.21 - 0.40 (kesepakatan rendah); 0.41 - 0.60 (kesepakatan sedang); 0.61 - 0.80 kesepakatan baik); dan 0.81 - 1.00
(kesepakatan sangat baik)
HASIL
KARAKTERISTIK SUBYEK

n %
Jenis Laki-laki 72 81.8%
Kelamin
Perempuan 16 19.2%
Usia 35.7 (20-70) tahun

Penyebab Pukulan 28 31.8%


KLL 27 30.7%
Jatuh 17 19.3%
Cedera Olahraga 9 10.2%
Kecelakaan Kerja 7 8%
HASIL
n % n %
Kasus Fraktur Hanya Fraktur nasal 48 54.5% Kategori Faktur sederhana tanpa pergeseran 13 14.8%

Fraktur nasal dan tulang 29 32.9% Fraktur sederhana dengan pergeseran : 61 69.3%
- Fraktur unilateral tanpa fraktur septum 7
wajah lain - Fraktur unilateral dengan fraktur 8
septum
Fraktur nasal dan fraktur 11 12.5% - Fraktur bilateral tanpa fraktur septum 29
tengkorak - Fraktur bilateral tanpa fraktur septum 17

Jenis Fraktur Fraktur non depresi 59 67%


Fraktur Kominutif 14 15.9%
Fraktur depresi 29 33%
Terapi Operasi reduksi nasal 66 76.1%
Lokasi Fraktur Bagian distal 60 68.2%
Nasal Tidak operasi 11 23.9%
HASIL

• Dalam mendeteksi fraktur nasal, CT scan lebih baik dibandingkan dengan radiografi
konvensional (McNemar test, P<0.05)
• Pada 9 pasien, fraktur tulang nasal hanya dideteksi di radiografi konvensional  tidak terdeteksi
oleh CT scan
HASIL

 Pembaca 1  Tidak ada perbedaan bermakna nilai antara radiografi konvensional dengan CT (p>0.05, McNemar test).
 Pembaca 2  Tidak ada perbedaan spesifisitas bermakna antara radiografi konvensional dengan CT (p=0.16, McNemar test), tetapi
nilai lainnya berbeda bermakna (p<0.05, McNemar test)
 Pembaca 1 memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan pembaca 2 dalam membaca hasil radiografi konvensional dan CT
HASIL

 Secara keseluruhan nilai Pembaca 1 lebih baik dibandingkan dengan Pembaca 2


 Fraktur Depresi
• Pembaca 1  tidak ada perbedaan pembacaan yang bermakna antara CT scan dan radiografi konvensional (p>0.05, McNemar test)
• Pembaca 2  ada perbedaan pembacaan yang bermakna antara CT scan dan radiografi konvensional (p<0.05, McNemar test)
 Fraktur Non Depresi   tidak ada perbedaan pembacaan yang bermakna antara CT scan dan radiografi konvensional (p>0.05, McNemar)
HASIL

Kesepakatan baik

Diagnosis dengan radiografi konvensional maupun CT scan menunjukkan hasil yang sama tanpa
mempertimbangkan pengalaman pembaca
DISKUSI
Akurasi Diagnostik CT scan vs Radiografi Konvensional

• Penelitian ini: CT scan lebih baik dibandingkan dengan radiografi


konvensional
• Hwang et.al., 2013 : Identifikasi fraktur tulang nasal : 82% dengan radiografi
konvensional vs 100% dengan CT scan

Kelemahan Radiografi Konvensional

• Pseudolesion : fraktur tulang nasal sebelumnya, deformitas angulasi, sutura


pada linea mediana nasal, dinding nasal tipis, artefak Mach band
• Penelitian ini: deteksi fraktur tulang nasal dengan menggunakan radiografi
konvensional yang tidak terlihat di CT scan jika slice 1.5 mm  lebih
baik
Penggunaan CT scan facial

• Dalam kasus trauma, digunakan dalam evaluasi tulang wajah dan jaringan
lunak
• Dapat terjadi misintrepretasi karena adanya fraktur sebelumnya, adanya
sutura normal dan abnormalitas non traumatic
KETERBATASAN PENELITIAN
Jenis Kasus
• Sebagian besar merupakan kasus fraktur multiple atau kompleks  kurang data untuk
fraktur simpel
Pengumpulan data
• Tidak diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kecelakaan, lokasi, dan konfigurasi fraktur

Ketebalan potongan
• Menggunakan potongan 3 mm karena merupakan standar IGD di institusi peneliti

Konsensus
• Konsensus ketidaksepahaman belum secara obyektif
KESIMPULAN

 CT scan lebih baik dibandingkan dengan radiografi konvensional


dalam mendeteksi fraktur tulang nasal, menilai tipe fraktur tulang
nasal, pada kejadian multiple, dalam penentuan rencana terapi
 Radiografi konvensional dapat berguna untuk mendeteksi fraktur
tulang nasal transversal dan non depresi
 Identifikasi fraktur tulang nasal oleh staf radiologi dan residen tidak
memiliki perbedaan bermakna, namun staf radiologi menunjukkan
hasil yang lebih baik dalam identifikasi jenis tulang fraktur
dibandingkan residen
TERIMA KASIH
CRITICAL JURNAL Berdasarkan British Medical Journal
APPRAISAL
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak tahu
Latar belakang
1 Apakah tujuan penelitian jelas? √
Metode
2 Apakah desain penelitian sesuai dengan tujuan? √
3 Apakah jumlah sampel ditentukan? √

4 Apakah populasi target dijelaskan? √


5 Apakah sampel diambil berdasarkan populasi yang sesuai √
sehingga mempresentasikan populasi target yang diteliti?
6 Apakah proses seleksi untuk menyeleksi subyek √
memrepresentasikan populasi yang diteliti?
7 Apakah dilakukan pengkategorian non responder? √
8 Apakah faktor risiko dan variabel terikat sesuai dengan √
tujuan penelitian?
9 Apakah faktor risiko dan variabel terikat diukur dengan √
tepat menggunakan instrument yang telah diuji, dan
dipublikasi sebelumnya?
10 Apakah signifikansi statistic atau presisi dihitung? (misal √
nilai p, interval kepercayaan)
11 Apakah metode (termasuk metode statistik) dijelaskan √
sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengulangan ?
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tahu

Hasil

12 Apakah data dasar dijelaskan? √


13 Apakah dijelaskan mengenai bias non-respons? √
14 Jika sesuai, apakah non responder dijelaskan? √
15 Apakah data secara internal konsisten? √
16 Apakah data mempresentasikan semua analisis yang √
dideskripsikan dalam metode?

Diskusi

17 Apakah diskusi penulis dan kesimpulan menjelaskan hasil? √


18 Apakah keterbatasan penelitian dijelaskan? √
Lainnya

19 Apakah terdapat sumber pendanaan atau konflik √


kepentingan yang mempengaruhi interpretasi penulis
dalam hasil?

20 Apakah persetujuan etik atau persetujuan responden √


dicantumkan?

Anda mungkin juga menyukai