Hye Jin Baek 1, Dong Wook Kim 2, *, Ji Hwa Ryu 1, Yoo Jin Lee 2
1 Department of Radiology, Haeundae Paik Hospital, Inje University College of Medicine, Busan, South Korea
2 Department of Radiology, Busan Paik Hospital, Inje University College of Medicine, Busan, South Korea
Penelitian ini
TUJUAN PENELITIAN
Kriteria Inklusi
• Pasien dengan trauma nasal yang menjalani CT facial dan radiografi konvensional (potongan coronal
dan lateral) pada tulang nasal pada hari yang sama dengan melihat rekem medis elektronik dan sistem
arsip gambar dan komunikasi (PACS)
• 145 pasien
Kriteria Eksklusi
• Rekam medis tidak lengkap (n= 4)
• Reduksi fraktur sebelum penelitian (n = 3)
• Radiografi konvensional yang tidak menyertakan potongan koronal dan lateral kedua tulang nasal (n =
13)
• CT facial tanpa gambaran reformat potongan sagittal dan koronal (n = 7)
• Kualitas imaging rendah/ artefak (n = 10)
108 pasien
• Manajemen Institusi menyetujui penelitian tanpa adanya persetujuan dan informed consent pasien untuk
melakukan review pada penelitian ini
PENCITRAAN RADIOLOGI
Potongan Potongan
axial, coronal koronal dan
dan sagittal lateral pada
pada CT scan kedua tulang
wajah yang nasal
telah diformat
ulang Dilakukan
pada hari
yang sama
pada pasien TRUE
Potongan Koronal Nasal LATERAL
PROJECTION
Radiografi • 50 kVp and 10 mA (DRS-800; Listem,
Konvensional Wonju, Gangwon-do, South Korea).
• 120 kVp and 300 mA (window width, 2000
Analisis Gambaran Radiologi HU; window level, 350 HU),
CT scan • 16-channel multi-detector CT scanner
facial • Tanpa kontras ,
• Ketebalan slice 3 mm; increment
Potongan Lateral Nasal rekonstruksi 2 mm.
ANALISIS HASIL PENCITRAAN DAN
REFERENSI STANDAR
Definisi gambaran Pembaca imaging: Klasifikasi hasil
fraktur: • Pembaca 1: staf bagian radiologi pencitraan:
• Garis cahaya pendek pada bagian dengan pengalaman 8 tahun • Tanpa fraktur,
anterior korteks tulang nasal, diagnosis imaging kepala dan • fraktur depresi,
dengan atau tanpa pergeseran leher • fraktur non depresi
• Pembaca 2: residen tahun ke-2
• Konsensus catatan medis dan • Pembaca imaging tidak diberikan
laporan operasi informasi apapun mengenai
• Referensi standar trauma tulang pasien, selain jenis trauma
nasal • Interpretasi imaging pada
• Pseudolesi ditentukan radiografi konvensional dan CT
berdasarkan konsensus scan wajah pada pasien yang
sama, hari yang berbeda
uji κ statistik : 0.21 - 0.40 (kesepakatan rendah); 0.41 - 0.60 (kesepakatan sedang); 0.61 - 0.80 kesepakatan baik); dan 0.81 - 1.00
(kesepakatan sangat baik)
HASIL
KARAKTERISTIK SUBYEK
n %
Jenis Laki-laki 72 81.8%
Kelamin
Perempuan 16 19.2%
Usia 35.7 (20-70) tahun
Fraktur nasal dan tulang 29 32.9% Fraktur sederhana dengan pergeseran : 61 69.3%
- Fraktur unilateral tanpa fraktur septum 7
wajah lain - Fraktur unilateral dengan fraktur 8
septum
Fraktur nasal dan fraktur 11 12.5% - Fraktur bilateral tanpa fraktur septum 29
tengkorak - Fraktur bilateral tanpa fraktur septum 17
• Dalam mendeteksi fraktur nasal, CT scan lebih baik dibandingkan dengan radiografi
konvensional (McNemar test, P<0.05)
• Pada 9 pasien, fraktur tulang nasal hanya dideteksi di radiografi konvensional tidak terdeteksi
oleh CT scan
HASIL
Pembaca 1 Tidak ada perbedaan bermakna nilai antara radiografi konvensional dengan CT (p>0.05, McNemar test).
Pembaca 2 Tidak ada perbedaan spesifisitas bermakna antara radiografi konvensional dengan CT (p=0.16, McNemar test), tetapi
nilai lainnya berbeda bermakna (p<0.05, McNemar test)
Pembaca 1 memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan pembaca 2 dalam membaca hasil radiografi konvensional dan CT
HASIL
Kesepakatan baik
Diagnosis dengan radiografi konvensional maupun CT scan menunjukkan hasil yang sama tanpa
mempertimbangkan pengalaman pembaca
DISKUSI
Akurasi Diagnostik CT scan vs Radiografi Konvensional
• Dalam kasus trauma, digunakan dalam evaluasi tulang wajah dan jaringan
lunak
• Dapat terjadi misintrepretasi karena adanya fraktur sebelumnya, adanya
sutura normal dan abnormalitas non traumatic
KETERBATASAN PENELITIAN
Jenis Kasus
• Sebagian besar merupakan kasus fraktur multiple atau kompleks kurang data untuk
fraktur simpel
Pengumpulan data
• Tidak diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kecelakaan, lokasi, dan konfigurasi fraktur
Ketebalan potongan
• Menggunakan potongan 3 mm karena merupakan standar IGD di institusi peneliti
Konsensus
• Konsensus ketidaksepahaman belum secara obyektif
KESIMPULAN
Hasil
Diskusi