CAPAIAN PEMBELAJARAN
Mampu menganalisis berbagai senyawa kimia dan perubahannya pada tubuh makhluk
hidup, melakukan penelitian laboratoris terbatas dengan menggunakan berbagai metode
yang relevan, serta penerapannya dalam pembelajaran dan kehidupan, secara cermat,
teliti, jujur, dan bertanggung jawab.
KOMPETENSI DASAR
Mampu mendeskripsikan struktur dan sifat kimia senyawa kimia pada makhluk hidup
berdasarkan hasil studi pustaka yang disajikan dalam bentuk tulisan dengan penuh
tanggung jawab.
INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian enzim berdasarkan etimologi dan terminology Bahasa.
2. Menjelaskan struktur enzim tubuh berdasarkan tingkatannya.
3. Memberi contoh macam enzim penyusun organisme berdasarkan pengelompokan
dan tata nama tertentu
4. Menjelaskan sifat enzim di dalam tubuh makhluk hidup
5. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
6. Melakukan kerja sama dalam melaksanakan tugas
TUGAS DISKUSI
Bekerjalan secara kolaboratif bersama angggota kelompok. Gunakanlah berbagai
sumber untuk mendiskusikan masalah-masalah di bawah ini.
BAHAN DISKUSI
1. KASUS:
Seorang pasen perempuan berusia 43 tahun, datang ke RS berobat dengan keluhan
nyeri perut bagian kanan atas dan menjalar hingga ke bagian pinggang kanan. Nyeri
dikatakan bertambah berat bila pasien tertidur dan membaik bila dalam keadaan
tegak dan menarik bagian badannya ke arah belang. Hasil pemeriksaan darah
diketahui nilai Amilase 1071,90 U/L dan Lipase 1111,00 U/L. Dokter
mendiagnostik bahwa pasien mengalami radang pankreas akut (Pankreatitis akut).
TIDAK
Amilase dalam darah
Dewasa (usia ≤ 60 25–125 unit per liter (U/L) atau 0.4–2.1 microkatals/liter
tahun): (mckat/L)
Dewasa (usia > 60 24–151 U/L atau 0.4–2.5 mckat/L
tahun):
Pasien perempuan, 43 tahun dengan keluhan nyeri perut bagian kanan atas dan menjalar
hingga ke pinggang kanan. Nyeri dikatakan bertambah berat bila pasien tertidur dan membaik bila
dalam keadaan tegak dan menarik badannya ke arah belakang. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang pasien didagnosis dengan Pankreatitis akut dan kolelitiasis. Pasien
di tata laksana dengan tirah baring di rumah sakit, puasa, IVFD RL 20 tetes permenit, Puasa,
Pemasangan Naso Gastrik tube (NGT), Pethidin 1 x 50 mg, Pantoprazol 2 x 40 mg, dan Simvastatin
1x 20 mg. Prognosis pasien ini adalah baik.
c. Mengapa amilase dan lipase dalam medis dapat digunakan sebagai bahan
diagnosis suatu penyakit Pankreatitis Akut? Jelaskan!
Enzim lipase berfungsi untuk memecah lemak dalam makanan agar dapat dimanfaatkan oleh
tubuh. Enzim lipase juga diproduksi oleh pankreas, namun enzim ini diproduksi juga oleh
organ lain seperti hati dan lambung. Pada gangguan pankreas umumnya nilai lipase juga
akan meningkat. Bila hanya dari pemeriksaan darah saja, amilase meningkat dan lipase
normal dapat dicuriga kelainan macroamylasemia, akibat amilase molekul besar tidak bisa
dikeluarkan bersama urin. Bisa berhubungan dengan kondisi/ penyakit lain seperti Celiac
disease, kolitis ulserativa, rheumatoid artritis, hingga limfoma
2. Enzim mengkatalisis reaksi kimia di dalam tubuh makhluk hidup, baik hewan maupun
tumbuhan.
a. Carilah contoh reaksi kimia yang dikatalisis enzim pada tumbuhan!
Enzim katalase merupakan salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan. Enzim ini
diproduksi oleh peroksisom dan aktif melakukan reaksi oksidatif terhadap bahan yang
dianggap toksik oleh tanaman, seperti hidrogen peroksida (H2O2). Apabila H2O2 tidak
diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada sel-sel.
Kata enzim berasal dari bahasa Yunani “enzyme” yang berarti “di dalam sel”. Willy
Kuchne (1876) mendefinisikan enzim sebagai fermen (ragi) yang bentuknya tidak tertentu
dan tidak teratur, yang dapat bekerja tanpa adanya mikroba dan dapat bekerja di luar
mikroba. Definisi tersebut berubah setelah dilakukan penelitian lanjutan oleh Buchner
pada tahun 1897. Enzim dapat diproduksi oleh mikroba atau bahan lainnya seperti hewan
dan tumbuhan. Enzim juga dapat diisolasi dalam bentuk murni (Winarno, 1986).
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Bila zat
ini tidak ada maka proses-proses tersebut akan teljadi lambat atau tidak
berlangsung sama sekali. Hampir semua enzim· merupakan protein. Enzim adalah
biokatalisator, yang artinya dapat mempercepat reaksi- reaksi biologi tanpa
mengalami perubahan struktur kimia. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim,
molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul
tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut produk. Hampir semua
proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cepat.
c. Struktur Enzim
Apoenzim merupakan bagian protein dari enzim dan bersifat tidak tahan panas
(termolabil). Gugus prostetik merupakan bagian nonprotein dari enzim dan bersifat tahan
panas.Jika gugus prostetik berupa molekul anorganik, seperti logam seng dan besi, disebut
kofaktor. Adapun jika berupa molekul organik, seperti vitamin B1 , B2 , dan NAD+ (ion
Nicotinamide Adenine Dinucleotide) disebut koenzim. Enzim pada umumnya ialah senyawa
protein globular yang cukup besar. Struktur enzim disebut sebagai holoenzim yang
menggambarkan penyusun enzim itu sendiri. Holoenzim tersusun atas apoenzim dan cofactor.
Apoenzim ialah senyawa protein globular yang menyusun sebagian besar enzim. Sementara
kofaktor merupakan senyawa nonprotein yang akan berikatan secara permanen atau tidak
dengan apoenzim dalam suatu enzim tertentu. Kofaktor dapat berupa koenzim, gugus prostetik
atau ion logam.
Macam – macam kofaktor dibedakan sebagai berikut:
Koenzim merupakan senyawa organik non protein yang tidak berikatan secara
permanen dengan protein penyusun enzim. Koenzim dapat berupa vitamin, lemak, dan
lainnya yang dapat diekstrak atau dipisahkan dengan enzim pada suatu waktu tertentu
dalam reaksi kimia 2
Gugus prostetik merupakan senyawa organik non protein yang berikatan permanen
(kuat) dengan apoenzim (protein). Sehingga gugus prostetik sulit dipisahkan dengan
komponen apoenzim.
Ion logam adalah senyawa non organik berupa ion – ion logam yang bermuatan seperti
magnesium (Mg2+), besi (Fe2+), dan lainnya yang berikatan pada sisi aktif enzim. ion
logam bertindak sebagai aktivator enzim.
Enzim memiliki sisi aktif sebagai tempat untuk berikatan dengan substratnya. Enzim dapat
pula memimiliki sisi allosterik yaitu sisi di luar sisi aktif yang memungkinkan terjadinya ikatan enzim
dengan aktivator yang dapat meningkatkan kerja enzim atau justru menghambat kerja enzim. Pada
umumnya, enzim berukuran lebih besar dibanding substrat. Baik apoenzi maupun kofaktor tidak
memiliki aktivitas katalitik, namun, ketika apoenzim dan kofaktor berikatan menjadi holoenzim maka
akanmemiliki kemampuan untuk mengkatalisis senyawa lainnya dalam suatu reaksi kimia. (Redhana et
al, 2004)