Anda di halaman 1dari 22

FARMAKOGNOSI

“ OBAT TRADISIONAL ”

Dosen Pembina

Lindawati Setyaningrum M. Farm, Apt

Disusun oleh:

Agustin Nourma Diana 18040004 Daffa Firisnanda 18040037

Maharani Fauziah H.P. 18040056 Halimatus Zahroh 18040040

Cita May Rahayu 18040022 Iqbal Gifar Maulana 18040047


Donna Citra Permatasari 18040028
Khori'atul Nisak 18040050
Dwi Zahra Aki Datul Iza 18040031
Lutfia Ulfa Melina 18040054
Fanisa Ayu Agustin 18040035
Ana Atika Surur 18040011

Program Studi S-1 Farmasi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DR. SOEBANDI

JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala 1limpahan
rahmat, taufik, dan Hidayah-Nya. Karena hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “ELEKTROFORESIS KAPILER” dengan tepat waktu.
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya,
namun penulis berhasil menyelesaikan dengan baik. Dalam penulis makalah ini penulis tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penulisan makalah.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Kepada para pembaca, penulis mengharapkan kritik dan saran atas makalah
yang sederhana ini.

Jember, 14 November 2019

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. DASAR TEORI

Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni.
Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk
beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia
dalam keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses
pemisahan perlu dilakukan. Proses pemisahan sangat penting dalam bidang teknik kimia secara
mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa. Proses
pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis atau
kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi yang
dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya
operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat
dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses
pemisahan kimiawi harus dilakukan. Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan
berbagai metode.

Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran.
Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih
dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-padat,
padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya. Pada
berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan
hasil pemisahan yang diinginkan.

Proses pemisahan suatu campuran homogen, prinsipnya merupakan pemisahan dari


terbentuknya suatu fasa baru sehingga campuran menjadi suatu campuran heterogen yang mudah
dipisahkan. Fasa baru terjadi / terbentuk dari adanya perbedaan sifat fisik dan kimiawi masing-
masing komponen. Berbagai metode yang digunakan untuk terjadinya suatu fase baru sehingga
campuran homogen dapat dipisahkan, salah satunya adalah dengan elektroforesis.

Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan


perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. Medan listrik dialirkan pada suatu
medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini dapat digunakan dengan
memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya DNA yang
bermuatan negatif. Jika molekul yang bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium,
kemudian dialiri arus listrik dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka
molekul tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Kecepatan gerak molekul
tersebut tergantung pada nisbah muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada bentuk
molekulnya. Jenis elektroforesis antara lain, elektroforesis kertas, elektroforesis gel, dan
elektroforesis kapiler.

Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai fase diam
dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ialah ion-ion kompleks.
Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi konsentrasi sepanjang sistem pemisahan. Pergerakan
partikel dalam kertas tergantung pada muatan atau valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan
yang digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan adsorpsivitas zat
terlarut.

Elektroforesis gel ialah elektroforesis yang menggunakan gel sebagai fase diam untuk
memisahkan molekul-molekul. Awalnya elektoforesis gel dilakukan dengan medium gel kanji
(sebagai fase diam) untuk memisahkan biomolekul yang lebih besar seperti protein-protein.
Kemudian elektroforesis gel berkembang dengan menjadikan agarosa dan poliakrilamida sebagai
gel media.

Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan untuk memisahkan


asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida dengan resolusi tinggi yang dilakukan
pada pipa kapiler berisi buffer. Metode ini mulai digunakan secara luas pada akhir tahun 1940
untuk aplikasi dalam berbagai bidang seperti bioteknologi, kimia, lingkungan, dan analisis
farmasi. Elektroforesis kapiler menggunakan listrik bertegangan tinggi yang menyebabkan
semua komponen ion atau molekul netral bergerak ke katoda. Deteksi dapat dilakukan dengan
teknik pendeteksian spektrometri atau elektrokimia. Teknik pemisahan ini dipengaruhi oleh
tegangan listrik, koefisien difusi, panjang, dan diameter pipa kapiler, serta konsentrasi sampel.
Metode ini memiliki efisiensi dan selektivitas yang baik namun boros listrik karena
menggunakan tegangan tinggi dan alatnya juga mahal.

Elektroforesis kapiler (CE), juga dikenal sebagai zona elektroforesis kapiler, dapat
digunakan untuk memisahkan spesies ion oleh muatan mereka dan gesekan kekuatan dan radius
hidrodinamika. Elektroforesis, bermuatan listrik bergerak analit dalam konduktif cairan
menengah bawah pengaruh suatu medan listrik. Diperkenalkan pada tahun 1960-an, teknik
elektroforesis kapiler (CE) dirancang untuk spesies terpisah berdasarkan ukuran mereka untuk
mengisi rasio dalam interior sebuah kapiler kecil penuh dengan elektrolit.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan elektroforesis kapiler?
2. Bagaimana prinsip kerja elektroforesis kapiler?
3. Bagaimana cara kerja elektroforesis kapiler?
4. Apa saja fungsi dari bagian-bagian instrument elektroforesis kapiler?
5. Bagaimana contoh penggunaan metode elektroforesis kapiler?

C. TUJUAN
1. Mengetahui tentang metode elektroforesis kapiler
2. Mengetahui prinsip kerja metode elektroforesis kapiler
3. Mengetahui cara kerja metode elektroforesis kapiler
4. Mengetahui fungsi pada tiap bagian elektroforesis kapiler
5. Mengetahui contoh penggunaan metode elektroforesis kapiler
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Elektroforesis adalah suatu teknik yang mengukur laju perpindahan atau pergerakan
partikel-partikel bermuatan dalam suatu medan listrik. Prinsip kerja dari elektroforesis
berdasarkan pergerakan partikel-partikel bermuatan negatif (anion), dalam hal tersebut DNA,
yang bergerak menuju kutub positif (anode), sedangkan partikel-partikel bermuatan positif
(kation) akan bergerak menuju kutub negatif (anode) (Klug & Cummings 1994: A-6).
Elektroforesis digunakan untuk mengamati hasil amplifikasi dari DNA. Hasil elektroforesis
yang terlihat adalah terbentuknya band yang merupakan fragmen DNA hasil amplifikasi dan
menunjukkan potongan-potongan jumlah pasangan basanya (Klug & Cummings 1994: 397).

Elektroforesis digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ukuran dan bentuk suatu
partikel baik DNA, RNA dan protein. Selain itu, elektroforesis juga digunakan untuk fraksionasi
yang dapat digunakan untuk mengisolasi masing-masing komponen dari campurannya,
mempelajari fitogenetika, kekerabatan dan mempelajari penyakit yang diturunkan (Klug &
Cummings 1994: A-6). Elektroforesis dalam bidang genetika, digunakan untuk mengetahui
ukuran dan jumlah basa yang dikandung suatu sekuen DNA tertentu (Klug & Cummings 1994:
A-7). Elektroforesis dapat dibagi menjadi tiga yaitu elektroforesis kertas, elektroforesis gel, dan
elektroforesis kapiler. Dalam makalah ini dibahas elektroforesis kapiler.

Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan untuk memisahkan


asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida dengan resolusi tinggi yang dilakukan
pada pipa kapiler berisi buffer. Metode ini mulai digunakan secara luas pada akhir tahun 1940.
untuk aplikasi dalam berbagai bidang seperti bioteknologi, kimia, lingkungan, dan analisis
farmasi. Elektroforesis kapiler menggunakan listrik bertegangan tinggi yang menyebabkan
semua komponen ion atau molekul netral bergerak ke katoda. Deteksi dapat dilakukan dengan
teknik pendeteksian spektrometri atau elektrokimia. Teknik pemisahan ini dipengaruhi oleh
tegangan listrik, koefisien difusi, panjang, dan diameter pipa kapiler, serta konsentrasi sampel.
Metode ini memiliki efisiensi dan selektivitas yang baik namun boros listrik karena
menggunakan tegangan tinggi dan alatnya juga mahal.

Karakteristik elektroforesis kapiler yaitu :

• Menggunakan pipa kapiler pada pemisahan elektroforesis.

• Memanfaatkan medan listrik berkekuatan tinggi, lebih dari 5 V/cm.

• Menggunakan detektor berteknologi modern, sebagaimana yang ada


pada kromatogram.
• Efisiensinya kadangkala sama dengan kromatografi gas kapiler,
namun juga bisa lebih besar.
• Membutuhkan waktu beberapa menit untuk mengamati sampel.
• Mudah diotomatiskan untuk menganalisis dalam segi kuantitatif, dan mudah digunakan.
• Terbatas dalam mengkonsumsi (melibatkan) sejumlah reagent.
• Metode ini lebih aplikatif untuk menyeleksi dalam ukuran luas, dibandingkan dengan
teknik separasi lainnya.

Salah satu keuntungan utama dari CE adalah dibutuhkan peralatan yang sederhana. CE
terdiri dari satu daya tegangan tinggi, penyangga reservoir, sebuah kapiler, dan sebuah detektor.
Pengaturan dasar dapat diuraikan dengan peningkatan fitur seperti sampel, peralatan injeksi
ganda, mengontrol suhu kapiler, pengaturan penyediaan daya, detektor ganda, dan kumpulan
fraksi.

Dasar elektroforesis adalah pembentukan suatu ketidakhomogenen atau gradasi


konsentrasi sepanjang system. Berbagai model elektroforesis kapiler dapat dilakukan
menggunakan instrumen CE. Dasar dari perbedaan model pemisahan dapat dikarenakan bahwa
elektroforesis kapiler telah dikembangkan dari suatu kombinasi elektroforesis dan teknik
kromatografi. Istilah umumnya ini dapat dianggap sebagai pemisahan elektroforesis dari
sejumlah senyawa di dalam tabung sempit. Walaupun sebagian besar aplikasi telah dilakukan
menggunakan cairan sebagai media pemisah, teknik elektroforesis kapiler dimana kapiler berisi
elektroforesis gel, lapisan kromatografi.
Alat-alat yang digunakan pada elektroforesis kapiler adalah

• Kolom kapiler (dengan silika, jendela optis agar bisa diamati prosesnya dari luar)
• Dua buah elektroda.
• Power supply (bisa diatur untuk bertegangan tinggi)
• Detector (sinar UV)
• Larutan buffer beserta dua buah tempat penyimpanannya.

Pipa Kapiler.
Media pemisahan kertas atau agar-agar pada elektroforesis konvesional diganti dengan
pipa kapiler yang terbuat dari gelas dengan diameter dalam berkisar antara 25-100 𝜇m dan
panjang antara 50-100 cm. Dimensi pipa kapiler, diameter dan panjang ternyata mempengaruhi
efisiensi (N) pemisahan elektroforesis kapiler.
Semakin kecil ukuran dimeter pipa kapiler maka semakin besar harga N (pada gambar 6)
oleh karena itu, semakin besar diameter (> 100 m) maka pemisahan semakin tidak efisien.

Buffer.
Pipa kapiler diisi dengan larutan buffer dan kedua ujung pipa kapiler tersebut tercelup
dalam larutan buffer selain berfungsi sebagai larutan elektrolit untuk menghantarkan arus listrik
juga berfungsi pengontrol muatan molekul. Karena sutu molekul dapat bermuatan positif, negatif
atau netral bergantung pada pH larutan dan sebagaimana fungsi buffer dapat menahan pH.
Dengan kata lain, pH buffer dapat mengontrok selektifitas pemisahan elektroforesis.
Sumber arus.
Dalam elektroforesis konvensional dialirkan arus searah sekitar 100 Volt tapi dalam
elektroforesis kapiler dialirkan arus searah bertentangan sangat tinggi 10.000-30.000 Volt seperti
pada persamaan, bahwa kecepatan solut menuju katoda berbanding dengan tegangan listrik. Oleh
karena itu tidaklah mengherankan bahwa eksperimen elektroforesis kapiler dapat dilakukan
dalam beberapa menit sementara eksperimen elektroforesis konvesional
Sistem Pemasukan Cuplikan
Cuplikan berupa larutan yang akan dipisahkan dimasukkan melalui ujung pipa kapiler
yang tercelup dalam anoda. Teknik pemasukan cuplikan ke dalam pipa kapiler dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu berdasarkan tekanan dan elektrokinetika yang masing-masing dapat
diformasi dengan persamaan.
Detektor.
Semua solut baik yang bermuatan maupun netral bergerak ke satu arah yaitu kekatoda
maka hal ini mempermudah pendeteksian. Dengan demikian detektor dapat diletakan di salah
satu ujung pipa kapiler yaitu didekat katoda. Berbagai detektor telah digunakan untuk
mendeteksi komponen-komponen hasil pemisahan, antara lain spektrometri (seperti UV, dan
Fluoresen) dan detektor elektrokimia (seperti konduktometri dan amperometri). Detektor UV
diperlihatkan dalam gambar 2.14. Keuntungan penggunaan pipa kapiler yang terbuat dari gelas
silika adalah transparan terhadap sinar UV. Hal ini memungkinkan pendeteksian aliran
komponen hasil pemisahan secara online, artinya tidak perlu mengganggu aliran komponen hasil
pemisahan. Detektor flurosen pada gambar 2.15 dapat digunakan dalam elektroforesis kapiler
dengan teknik penggunaan yang sama detector UV

Catatan :
1. Detektor : Pada dasarnya detektor yang semua detektor yang digunakan pada HPLC dapat
juga diaplikasikan pada CE dan HPCE .Detektor tersebut meliputi: UV, dioda array,
fluorescence, refraktif indeks, elektrokimia dan lainnya.
2. Kolom kapiler : Biasanya digunakan fused silika baik yang dimodifikasi maupun tidak.
Permukaan bermuatan negative
3. Elektroda : Platinum foil
4. Potensial : dc supply 20-30 kV (high voltage) daerah buffer diberi sungkup dari flexiglass ~
V >>>
5. Injeksi: beberapa L (atau nL untuk elektrooresis kapiler kinerja tinggi/HPCE) ke bagian
ujung kapiler yang bermuatan + (positif) dibantu dengan gravitasi
a : Injeksi hidrodinamik: pada sistem ini digunakan bantuan tekanan saat menginjeksikan
sampel pada kolom kapiler.
b : Injeksi elektrokinetik: digunakan bantuan arus listrik saat sampel diinjeksikan pada
kolom kapiler.

Elektroosmosis
Merupakan proses dasar yang mengendalikan CE, peristiwa ini merupakan hasil dari
terdapatnya muatan pada dinding pipa kapiler.
Diameter Kapiler dan Panas Joule
Penggunaan tegangan listrik yang tinggi mengakibatkan terdapatnya panas yang
terhimpun dalam sistem. Ada dua masalah yang cukup besar yang timbul sebagai akibat dari
panas yang dihasilkan, yaitu gradien temperatur yang melintasi kolom kapiler dan pertukaran
temperatur dalam beberapa waktu menjadi tidak efektif terhadap panas yang hilang.
Efek Tegangan dan Temperatur
Aliran elektroosmosis dan kecepatan elektroforesis sebanding dengan kuatnya
medan listrik, sehingga pemberian tegangan begitu tinggi akan mempercepat proses separasi,
umumnya proses separasi terjadi pada kondisi temperatur 25oC (mendekati suhu kamar). Dengan
mendinginnya liquid pada kolom kapiler, maka akan mudah untuk melakukan pengontrolan
temperatur, pada saat buffer yang digunakan tersebut berkonsentrasi tinggi dan dengan lebar
pipa kapiler yang agak besar. Ketika terdapat masalah dalam melakukan pengontrolan
temperatur maka solusi yang biasa ditempuh adalah dengan menggunakan pipa kapiler yang
lebih kecil, karena hal itu bisa menekan pemakaian arus dan mengurangi panas.

B. PRINSIP KERJA
Prinsip elektroforesis, jika suatu fase zat bermuatan, diberi beda potensial, fase tersebut
akan berpindah sepanjang medium yang kontinu ke arah katoda atau anoda sesuai dengan
muatan partikel. Dasar elektroforesis adalah pembentukan suatu ketidakhomogenen atau gradasi
konsentrasi sepanjang sistem. Koloid, protein enzim menunjukan mobilitas elektroforesis
spesifik dan titik isoelektrik yang dapat digunakan untuk identifikasi zat-zat spesifik. Pemisahan
dapat dilakukan bila senyawa-senyawa yang telah terpisah tidak secara spontan bercampur
kembali akibat serkulasi konvektif. Keterbatasan elektroforesis free boundry dapat diatasi secara
parsial dengan melakukan kromatografi pendahuluan sebelum proses elektroforesisnya sendiri.
Ini dilakukan dengan mencampurkan larutan buffer dan memvariasikan konsentrasi non
elektrolit yang larut, kemudian biarkan menyerap vertikal pada tabung elektroforesis yang akan
digunakan, sehingga terbentuk gradien perbedaan kerapatan akibat gravitasi. Di pihak lain bila
perpindahan elektroforesis dilakukan pada suatu medium berpori, wilayah perpindahannya tidak
dipengaruhi oleh gradien kerapatan dan temperatur. Pada medium tersebut aliran cairan dalam
tabung berbanding terbalik terhadap kuadrat dari jari-jari penampang melintang tabung. Kertas
saring, agar, kanji, gelatin, butiran-butiran kaca umumnya digunakan karena memiliki rongga-
rongga kapiler. Kertas penyaringlah yang paling sering digunakan karena pemisahan yang
sempurna dapat dilakukan dan mudah dikelola. Pemisahan dapat dilakuakan baik horizontal
maupun vertikal dan interferensi anomali paling kecil pada boundary. Pada umumnya istilah
elektrokromatografi digunakan untuk pemisahan berdasarkan perbedaan transfor fisik zat terlarut
yang bermuatan didalam medium kertas akibat pengaruh gradien potensial (Kopkar, 2008).
Metode pemisahan elektroforesis didasarkan pada interaksi partikel-partikel bermuatan
oleh medan listrik. Partikel bermuatan listrik negatiaf akan bergerak kekutub positif (anoda).
Sebaliknya , partikel bermuatan listrik positif akan bergerak kekutub negative (katoda).
Sementara partikel netral tidak bergerak . Jadi medan listrik menyebabkan pemisahan pada
metode elktroforesis. (Sumar Hendayana, Ph.D, 2006)

C. CARA KERJA
Dalam biokimia, elektroforesis kapiler (capillary electrophoresis) adalah teknik yang
digunakan untuk memisahkan molekul berdasarkan ukuran dan muatan listrik. Hal ini juga
sering disebut kapiler zona elektroforesis atau gel elektroforesis kapiler. Analisis elektroforesis
kapiler bergantung pada prinsip bahwa molekul memiliki muatan listrik yang berbeda dan bobot
yang berbeda. Dengan demikian, ketika molekul dalam substrat terkena medan listrik, molekul
yang berbeda akan bergerak ke arah yang berbeda dan pada kecepatan yang berbeda dalam
substrat.
Secara umum, spesies bermuatan mulai bergerak di medan listrik. Muatan, viskositas, dan
jari-jari molekul adalah tiga faktor yang menentukan mobilitas elektroforetik suatu molekul
dalam medan listrik.
1. Muatan - Kation (molekul bermuatan positif) bergerak menuju katoda (elektroda negatif)
sementara anion (molekul bermuatan negatif) bergerak menuju anoda (elektroda positif).
2. Viskositas - Viskositas medium berlawanan dengan pergerakan molekul, dan konstan untuk
medium pemisahan tertentu.
3. Radius ion / molekul - Mobilitas elektroforesis menurun dengan meningkatnya radius
molekul.

Oleh karena itu, jika dua molekul dengan ukuran yang sama mengalami elektroforesis,
molekul dengan muatan yang lebih besar akan bergerak lebih cepat. Tingkat migrasi spesies
yang dibebankan meningkat dengan meningkatnya kekuatan medan listrik. Ditunjukkan pada
gambar.

Aliran elektroosmotik (EOF)


Aliran elektroosmotik menghasilkan fase gerak elektroforesis kapiler. Dalam
kebanyakan kasus, bahan kapiler adalah silika. Silika dihidrolisis, menghasilkan SiO bermuatan
negatif– ion ketika larutan dengan pH lebih besar dari 3 dilewatkan melalui tabung kapiler.
Kemudian, dinding kapiler memiliki lapisan bermuatan negatif. Kation larutan tertarik pada
muatan negatif ini, membentuk lapisan ganda kation pada muatan negatif. Lapisan kation dalam
stabil sedangkan lapisan kation luar bergerak menuju katoda sebagai aliran besar molekul
bermuatan. Aliran besar kation terjadi di dekat dinding kapiler selama elektroforesis kapiler.
Aliran elektroosmotik di dekat dinding kapiler ditunjukkan pada gambar
Diameter kecil dinding kapiler berkontribusi untuk memaksimalkan efek EOF,
membantu untuk memainkan peran penting dalam pergerakan spesies bermuatan dalam
elektroforesis kapiler.

Ketika substrat terkena medan listrik dengan cara mencelupkan satu elektroda pada salah
satu ujung dan satunya lagi pada ujung yang lain, maka molekul bermuatan positif akan bergerak
menuju elektroda negatif, dan molekul bermuatan negatif akan bergerak menuju elektroda
positif. Kecepatan relatif di mana molekul akan bergerak melalui substrat ditentukan oleh
karakteristik yang dikenal sebagai ukuran hidrodinamik molekul. Ukuran hidrodinamik molekul
tergantung pada dua faktor, massa, dan kekuatan muatan positif atau negatif. Sebuah molekul
besar dengan muatan positif yang kuat akan cenderung bergerak relatif cepat menuju elektroda
negatif dalam medan listrik. Sedangkan molekul kecil dengan muatan negatif yang lemah akan
cenderung bergerak lebih lambat ke arah elektroda positif dalam medan listrik.

D. KARAKTERISTIK
Menggunakan pipa kapiler pada pemisahan elektroforesis. Memanfaatkan medan listrik
berkekuatan tinggi, lebih dari 5 V/cm. Menggunakan detektor berteknologi modern,
sebagaimana yang ada pada kromatogram. Efisiensinya kadangkala sama dengan kromatografi
gas kapiler, namun juga bisa lebih besar. Membutuhkan waktu beberapa menit untuk mengamati
sampel. Mudah diotomatiskan untuk menganalisis dalam segi kuantitatif, dan mudah
digunakan. Terbatas dalam mengkomsumsi (melibatkan) sejumlah reagent. Metode ini lebih
aplikatif untuk menyeleksi dalam ukuran luas, dibandingkan dengan teknik separasi lainnya.

Salah satu keuntungan utama dari CE adalah dibutuhkan peralatan yang sederhana. CE
terdiri dari satu daya tegangan tinggi, penyangga reservoir, sebuah kapiler, dan sebuah detektor.
Pengaturan dasar dapat diuraikan dengn peningkatan fitur seperti sampel, peralatan injeksi
ganda, mengontrol suhu kapiler, pengaturan penyediaan daya, detektr ganda, dan kumpulan
fraksi. Berbagai model elektroforesis kapiler dapat dilakukan menggunakan instrumen CE. Dasar
dari perbedaan model pemisahan dapat dikarenakan bahwa elektroforesis kapiler telah
dikembangkan dari suatu kombinasi elektroforesis dan teknik kromatografi. Istilah umumnya ini
dapat dianggap sebagai pemisahan elektroforesis dari sejumlah senyawa di dalam tabung sempit.
Walaupun sebagian besar aplikasi telah dilakukan menggunakan cairan sebagai media pemisah,
teknik elektroforesis kapiler dimana kapiler berisi elektroforesis gel, lapisan kromatografi.

E. METODE-METODE ELEKTROFORESIS KOLOM KAPILER

1. Capillary Zone Electrophoresis atau Zona elektroforesis kapiler


2. Isoelectric Focusing atau Pemusatan isoelektrik kapiler
3. Capillary Gel Electrophoresis atau Elektroforesis Kapiler Gel
4. Isotachophoresis atau Isotakoforesis Kapiler
5. Micellar Electrokinetic Capillary Chromatography atau Misel Kapiler Kromatografi
Elektrokinetik
6. Elektrokromatografi Kapiler.
Sesuai dengan perbedaan pada keefektifan mobilitas dari perbedaan senyawa di bawah
pengaruh medan listrik, kemudian campuran berpisah menjadi zona spasial diskrit senyawa
tunggal setelah beberapa waktu. Pemisahan elektroforesis bisa dilakukan dengan sistem kontinu
atau tidak kontinu. Pada kasus dimana digunakan elektrolit kontinu, larutan yang dinamakan
elektrolit dasar membentuk sebuah rangkaian sepanjang jalur perpindahan. Rangkaian ini tidak
berubah oleh waktu dan menyediakan sebuah media sambungan untuk aliran arus listrik serta
pembentukan medan listrik sepanjang jalur perpindahan.Umumnyaelektrolit dasar adalah sebuah
penyangga yang dengan selektif mempengaruhi keefektifan mobilitas. Dengan merubah
karakteristik dari sistem elektrolit dasar sepanjang jalur perpindahan, pemisahan bisa
dioperasikan baik sebagai kinetik ataupun proses yang tidak bergerak. Pada proses kinetik,
komposisi dari elektrolit dasar adalah konstan sepanjang jalur perpindahan.
Potensial listrik dan keefekifan mobilitas dari senyawa yang dipisahkan juga konstan.
Maka dari itu, senyawa yang berbeda berpindah dengan konstan tetapi kelajuan berbeda dengan
arus konstan lewat sistem. CZE, CGE, MEKC, dan CEC merupakan contoh dari pemisahan.
Pada proses statis, komposisi dari elektrolit dasar tidak konstan. Medan listik dan keefektifan
mobilitas dapat berubah sepanjang jalur perpindahan. Tipe pemisahan ini paling sering
digunakan untuk proses pembentukan gradien pH sepanjang jalur perpindahan. Setelah selang
waktu, komponen tertentu dari sampel seperti ampholytes, akan berhenti untuk berpindah dan
berpusat pada posisi tertentu sesuai pada titik isoelektriknya.

Pada proses statis, komposisi dari elektrolit dasar tidak konstan. Medan listik dan
keefektifan mobilitas dapat berubah sepanjang jalur perpindahan. Tipe pemisahan ini paling
sering digunakan untuk proses pembentukan gradien pH sepanjang jalur perpindahan. Setelah
selang waktu, komponen tertentu dari sampel seperti ampholytes, akan berhenti untuk berpindah
dan berpusat pada posisi tertentu sesuai pada titik isoelektriknya.

• Capillary Zone Electrophoresis (CZE)


CZE merupakan metode yang paling sederhana dari CE, mekanisme separasinya
berdasarkan pada perbedaan rasio muatan-massa. Dasar-dasar CZE adalah keseragaman
larutan buffer dan besarnya medan listrik yang tetap pada sepanjang kolom (pipa) kapiler.
Komponen-komponen sampel terpisah menjadi zona-zona khusus yang bisa diamati pada
gambar dibawah, untuk menentukan mobilitas elektroforesisnya maka digunakan persamaan dari
teori Debeye-Huckel-Henry.
Separasi molekul-molekul kecil dan besar dapat dilakukan dengan baik dengan metode
CZE. Meskipun pada molekul yang lumayan kecil dimana rasio antara muatan dan massanya
tidak begitu bagus.

• Isoelectric focusing (CIEF)


Isoelectrik fokus kapiler (CIEF) belum memberikan dimensi lain untuk elektroforesis
kapiler dengan memperkenalkan mekanisme pemisahan berdasarkan perbedaan titik isoelectrik
(pI) dari biomolekul. Pemisahan protein dalam CIEF bergantung pada pembentukan gradien pH
sepanjang sumbu longitudinal kapiler dan migrasi analit ke daerah pH, sama dengan pI mereka,
di mana perpindahan titik molekul netral berhenti. Beberapa langkah, baik secara independen
maupun simultan, terlibat dalam melaksanakan analisis yaitu dengan CIEF. Sampel adalah yang
pertama dilarutkan dalam ampholytes mixturebof carrier, yang akan membentuk dasar dari
gradien pH di kapiler tersebut.
Pilihan kisaran pH didapatkan tergantung pada nilai-nilai pI dari analit, namun kisaran
yang cukup sempit akan mencakup hasil PIs dalam kekuatan menyelesaikan lebih besar.
Langkah fokus diperlukan untuk membentuk gradien pH dan sekaligus fokus analit ke dalam
zona diskrit sepanjang gradien pH. Setelah migrasi dari analit berhenti, arus akan berkurang.
Dalam rangka untuk mendeteksi protein, zona individu harus dimobilisasi, atau dielusi, melewati
detection window. Langkah ini dapat dilakukan elektroforesis dengan penambahan garam,
hidrodinamis atau electroosmotically. Chen dan Wiktorowicz digunakan mobilisasi
hidrodinamik di hadapan medan listrik untuk mendeteksi protein dan bentuk mutan terkait.
Prosedur ini memungkinkan mobilisasi deteksi analit sementara.
Perpindahan (pergerakan) cairan pada pipa kapiler akan terus berlangsung sepanjang
larutan memiliki muatan atau diberi muatan, apabila kondisi sudah menjadi netral maka cairan
akan berhenti bergerak.

• Capillary Gel Electrophoresis


Mekanisme utama pemisahan elektroforesis kapiler gel didasarkan pada perbedaan
ukuran zat yang terlarut sebagai analit berpindah dari pori kolom gel yang terisi penuh. Gel
berpotensi digunakan untuk pemisahan elektroforesis karena pemisahannya berdasarkan pada
“molecular sieving” dan bertindak sebagai media anti konvektif, meminimalisir difusi zat yang
terlarutkan yang mengkontribusi pelebaran zona, mencegah penyerapan zat yang terlarut ke
dinding kapiler serta membantu eleminasi elektroosmosis. Gel harus memiliki karakter tertentu
seperti stabilitas temperatur dan kesesuaian jarak ukuran pori untuk menjadi media elektroforesis
yang sesuai.
Hijerten dan Zhu menggunakan poliaklrilamide dan agarose gelas kapiler dengan 150µm
I.D. untuk pemisahan elektroforesis molekul kecil dan besar. CGE dengan koleksi fraksi telah
tampil untuk mikropreparasi purifikasi dari makromolekul. Karger dan rekan kerjanya
mendapatkan efisiensi pemisahan tingkat tinggi (hingga 30 juta plat teoritis per meter)
menggunakan kolom kapiler berisi gel. Kapiler-kapiler tersebut dipenuhi gel-gel poliakrelamide
yang mengandung natrium dodesil sulfat. Teknik ini juga disebut pemisahan SDS-PAGE kapiler
dan telah digunakan untuk pemisahan protein-protein, polinukleutida, dan fragmen-fragmen
DNA.
Kesuksesan yang didapatkan ditandai dengan sebagian teknik digunakan untuk
pengembangan prosedur untuk pautan silang akrilamide dan disakrilamide monomer di dalam
kapiler sumbu silika. Poliakrilamide hasilnya memiliki struktur gel yang acak yang dapat terikat
ke dinding kapiler melalui adisi dari reagen dwifungsi. Ukuran pori ditentukan dari konsentrasi
total gel, %T (T=[bis+akril]/V, dimana bis, akril, dan V adalah berat bisakrilamit, berat akrilamit
dan total volume) dan konsentrasi dari agen pautan silang, %C (C=[bis+akril]/akril). Ketika gel
tersebut terikat pada permukaan kapiler elektroosmosis dapat dieleminasi sejak bentuk protein
mengkompleks dengan SDS yang bermuatan negatif, injeksi dan deteksi dilakukan pada ujung
katoda dan anoda dari kapiler.
SDS-PAGE Kapiler memiliki beberapa keuntungan dibandingkan gel elektroforesis
konvensional, termasuk kebutuhan sampel yang kecil, kemungkinan automatisasi dan sensifitas
yang tinggi. Dengan mengeksploitasi kemampuan melewati yang tinggi dan pemisahan dua
dimensi dari susunan gel dan cepat dan penetapan masa molekul yang efisien dan kuantitas dari
susunan kapiler, keuntungan tinggi telah dihasilkan dari pemisahan dan analisa variasi
biomolekul besar yang luas.
Metode seperti ini dilakukan dengan melibatkan gel, gel diisikan kedalam pipa kapiler
contohnya polyacrylamida, dan agarosa. Metode ini penting diterapkan pada saat melakukan
separasi DNA.

• Isotachophoresis
Pada metode ini aliran elektroosmosis sama dengan 0, sistem pada buffer adalah
heterogen, pipa kapiler diisi dengan larutan elektrolit yang memiliki mobilitas tinggi
dibandingkan sampel-sampelnya yang akan diteliti sebagai leading, kemudian sampel diinjeksi,
kemudian larutan elektrolit kembali dimasukkan kembali sebagai terminating.

• Micellar Electrokinetic Capillary Chromatography


Konsep dari MEKC ini adalah surfaktan ionik dimasukkan ke dalam larutan buffer yang
mengalir pada konsentrasi micelle kritis. Bagian dalam micelle bersifat hidrofobik sedangkan
bagian luarnya bersifat anionik. Micelle memiliki fase pseudostation yang dapat memompa
secara elektroforesis. Pemisahan didasarkan pada analisis perbedaan asosiasi dengan micelle.
Interaksi antara analisis dan micelle mengarah pada salah satu atau kombinasi dari interaksi
elektrostatik, ikatan hidrogen, dan atau interaksi hidrofobik. Aplikasi dari MEKC terbatas pada
beberapa kasus untuk molekul-molekul kecil dan peptida-peptida yang mengarah ke ukuran fisik
dari makromolekul dan ketidakmampuan mereka untuk memenuhi partisi ke bagian dalam dari
micelle. Bagaimanapun juga, MEKC telah berhasil pada pemisahan dari famili antibiotika
dekapeptida dengan menggunakan surfaktan Zwitter ion. Selektifitas MEKC mungkin
dimanipulasi oleh variabe-variabel seperti tipe surfaktan, pH (pada larutan ionik), temperatur,
dan bahan tamabahan lain (organik, pasangan ion, dll). Donato dkk mempelajari efek pH,
konsentrasi surfaktan dan pengaruh pengubah organik pada pemisahan beberapa obat
antiinflamasi non-steroidal. Grup yang sama juga mengaplikasikan CE dan MEKC untuk analisis
langsung dari obat-obat antiinflamasi non-steroidal pada beberapa formulasi farmasetika tanpa
sampel pretreatment. Sebuah surfaktan katin (CTAB) efektif pada pemisahan kebalikan aliran
elektroosmotik untuk kedua antibiotik netral dan anionik.
Micellar merupakan agregat molekul yang ampifilik yang dikenal sebagai surfaktan,
micelle berkemampuan untuk menganalisis analit pada level molekular berdasarkan interaksi
hidrofobik dan elektrostatik.

• Elektrokromatografi Kapiler (CEC)


Dalam CEC kolom pemisahan dikemas dengan wadah kromatografi yang dapat menjerat
atau menahan larutan dengan keseimbangan distribusi normal yang bergantung padanya dan di
sini terdapat beberapa pengecualian elektroforesis. Pada CEC cairan mengalami kontak dengan
dinding silika, begitu juga dengan permukaan-permukaan partikel. Konsekuensinya
elektroforesis terjadi pada cara yang sama pada saluran terbuka karena kehadiran muatan netral
pada beragam permukaan. Di mana aliran dari saluran terbuka adalah aliran masuk dan tidak
terdapat variasi kecepatan aliran melewati bagian kolom, aliran pada tempat beristirahat
terkemas lebih tidak sempurna karena kealamian dari saluran. Walaupun, mendekati aliran
masuk dan tersusun lebih seragam daripada sistem dorong tekanan. Di sini kolom yang sama
dapat memberikan efisiensi yang lebih tinggi saat digunakan elektrografi daripada saat
pemisahan dengan dorongan tekanan.
F. CONTOH PENERAPAN METODE

TINJAUAN AKUMULASI SEFTRIAKSON PADA PASIEN GANGGUAN FUNGSI


GINJAL STADIUM TIGA
Alat dan bahan
Alat: Alat yang digunakan adalahelektroforesis kapiler (Agilent 7100, panjang kapiler 56 cm,
diameter kapiler 75 mikrometer dengan detector UV) vial, gelas ukur, beaker glas, pipet mikro,
corong, masker, sarung tangan, botol penampung urin, kertas saring whatmann 0,2 μ, kertas
perkamen, kertas pH, kertas saring, tissue, spatel , neraca analitik, spektrofotometri UV dan
Speed 0,1μ .
Bahan: Bahan yang digunakan adalah seftriakson murni, aquabidestilata,natrium tetraborat,
natrium hidroksida dan urin pasien.

Kriteria Inklusi dan Ekslusi


Kriteria Inklusi: Satu pasien pria dewasa yang berumur 20–65 tahun, memiliki gangguan fungsi
ginjal stadium tiga yang memperoleh terapi seftriakson di instalasi rawat inap bangsal penyakit
dalam RSUP Dr. M Djamil Padang dan mempunyai data nilai klirens kreatinin.
Kriteria Eksklusi: Satu pasien pria dewasayang tidak berumur 20–65 tahun, tidak memiliki
gangguan fungsi ginjal stadium tiga, tidak memperoleh terapi seftriakson di instalasi rawat inap
bangsal penyakit dalam RSUP Dr. M Djamil Padang dan tidak mempunyai data nilai klirens
kreatinin.

Prosedur Kerja
Pengukuran Panjang Gelombang SerapanMaksimum
Larutan induk disiapkan dengan konsentrasi 100 μg/mL. Panjang gelombang maksimum
seftriakson diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV pada rentang 200 – 400 nm.
Panjang gelombang serapan maksimum seftriakson yang diukur dengan menggunakan
spektrofotometer UV adalah 241,2 nm.
Pembuatan Larutan Buffer
Buffer yang digunakan adalah buffer Natrium tetraborat pH 9 dengan 50 mM dengan
pKa 9,24. Buffer di buat dengan melarutkan 0,3092 natrium tetra borat dalam 80 ml aqua biddest
kemudian di tambahkan NaOH hingga pH buffer 9, cukupkan hingga 100 mL dengan
menambahkan
aquabidestilata.
Pengujian Larutan Standar
Larutan induk standar dibuat dari seftriakson murni. Larutan standar seftriakson
disiapkan dengan melarutkan 50 mg seftriakson murni dalam 50 mL aquadest. Kemudian dari
Iarutan induk diencerkan menjadi beberapa konsentrasi yaitu 2, 5, 8, 10, dan 14 μg/mL .
Sebelum diinjeksikan kapiler dibilas dengan air 0,5 menit, natrium hidroksida selama 2 menit, air
0,5 menit dan buffer 2 menit. Sampel diinjeksikan dengan metode hidrodinamik selama 4 detik
dengan tekanan 0,5 Psi, kemudian ditambahkan buffer Na tetraborat (pH 9) 50 mmol, dengan
potensial 30 KV dan dideteksi dengan UV pada panjang gelombang 241,2 nm.
Pengujian Sampel
Pengumpulan urin dilakukan tiap selang waktu tertentu (urin sewaktu). Urin disimpan
dalam wadah tertutup rapat dan volume dari urin kemudian diukur. Kemudian urin disimpan
dalam refrigerator sebelum dianalisis. Sampel urin disaring menggunakan kertas saring dan 1
mL urin ditambahkan aquadest sampai 5 mL. Sampel yang telah disiapkan, dianalisis dengan
elektroforesis kapiler. Prosedur analisis yang dilakukan sama dengan cara pengujian larutan
standar seftriakson.
Analisis Data
Hasil penelitian di analisis dengan menggunakan persamaan regresi dari kurva kalibrasi
larutan standar. Laju eliminasi diperoleh dari persamaan regresi logaritma antara Jumlah urin
waktu (Du/t) dengan waktu (t) titik tengah pengumpulan sampel. Parameter farmakokinetik lain
seperti fraksi obat, nilai Dmaks, Dmin, Cmaks , Cmin, nilai R, Cp, Cl, AUC˜ dapat dihitung
menggunakan rumus.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari nilai perhitungan standar kurva kalibrasi seftriakson sebanyak lima konsentrasi yaitu
2, 5, 8, 10 dan 14 μg/mL, diperoleh persamaan Y = 4,455x – 2,297 dengan nilai R2 = 0,995 dan
waktu migrasi seftriakson yang dianalisis dengan menggunakan elektroforesis kapiler adalah 9
menit. Berdasarkan hasil Perhitungan dari kurva kalibrasi seftriakson diperoleh nilai SD (standar
Deviasi) 1,40, LOD (limit ofdetection) 0,94 μg/mL dan LOQ ( limit of quantitation) 3,14 μg/mL.
Setelah dilakukan pengumpulan sampel urin pasien selama 8,25 jam sebanyak 6 titik
pengumpulan urin diperoleh dengan Ke (kecepatan eliminasi) 0,046/jam serta t1/2 eliminasi 15,06
jam. Laju ekskresi seftriakson melalui ginjal (Ke) adalah 0,02/jam dan laju ekskresi non ginjal
dari seftriakson adalah 0,026/jam. Dari hasil perhitungan, didapatkan nilai Du kumulatif
seftriaksontersedia untuk filtrasi glomerulus dalam ekskresi lewat ginjal. Karena itu
mengakibatkan konsentrasi plasma menjadi lebih tinggi dan volume distribusi (VD) nya menjadi
berkurang (Shargel,2004). Namun pada pasien ini tidak terjadi perubahan volume distribusi,
karena terjadinya kenaikan pada AUC (Area Under Curve) yaitu 3.268 mgjam/ L dan perubahan
tetapan eliminasi yaitu 0,046 /jam. Shargel (2004) menyatakan volume distribusi tidak akan
berubah kecuali kalau kenaikan AUC tidak disertai dengan perubahan tetapan laju eliminasi. Hal
ini sesuai dengan literature yang mengatakan bahwa volume distribusi untuk pasien gangguan
fungsi ginjal stadium tiga adalah 13,3 L. Sedangkan tetapan laju eliminasi pasien gangguan
fungsi ginjal stadium tiga menurut literatur adalah 0,05 (Rochepin, 2011).
Berdasarkan literatur, seftriakson mengikuti Farmakokinetika non linier (Joynt et.al,
2000). Obat yang mengikutifarmakokinetika non linier apabila terjadi kenaikan dosis atau
pengobatan yang kronik dapat menyebabkan penyimpangan pada profil farmakokinetika karena
itu obat – obat yang mengikuti farmakokinetika nonlinier disebut juga farmakokinetika yang
bergantung dosis.
Kecepatan eliminasi seftriakson juga dipengaruhi oleh adanya interaksi obat – obat yang
digunakan pasien. Berdasarkan (Tabel 4) dapat disimpulkan bahwa tidak ada obat – obat yang
digunakan pasien yang dapat berinteraksi dengan seftriakson. Seftriakson dapat berinteraksi
dengan probenesid yang dapat meningkatkan efek nefrotoksik, dan juga interaksi seftriakson
dengan obat–obat diuretika kuat seperti furosemid. Selain itu kombinasi seftriakson dengan
verapamil juga dapat mengakibatkan kenaikan toksisitas verapamil. Penggunaan Seftriakson
bersama Na-diklofenak jugadapat meningkatkan klirens seftriakson (Stockley,I.V,1996).
Fraksi dosis obat seftriakson yang didapatkan adalah 0,33. Ini berarti pada saat akhir
pemberian dosis (sebelum pemberian dosis berikutnya) jumlah obat yang tinggal dalam tubuh
adalah 33% dari jumlah obat yang ada dari dosis sebelumnya. Berdasarkan perhitungan yang
didapatkan dari fraksi jumlah kumulatif obat juga didapatkan data jumlah obat maksimum dan
jumlah obat minimum dari seftriakson. Dengan menganggap nilai F pemberian IV yaitu 1
dengan nilai Dmaks 2.985 mg serta Dmin 985 mg serta indeks akumulasi dari obat yaitu 1,49. Pada
perhitungan jumlah fraksi obat yang tinggal dalam tubuh disimpulkan setelah sembilan hari
pemberian obat jumlah obat yang tinggal pada hari berikutnya akan sama. Jadi jika pemberian
obat dihentikan maka jumlah obat yang terakumulasi dalam tubuh akan sama dengan obat yang
tersisa pada hari kesembilan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa akumulasi
seftriakson pada pasien gangguan fungsi ginjal stadium tiga terjadi sampai hari kesembilan
pemberian obat dengan jumlah obat maksimal (Dmaks) adalah 2.985 mg sementara itu pemberian
seftriakson diberikan selama tujuh hari, dari perhitungan yang didapatkan pada hari ketujuh
pemberian obat, nilai Dmaks nya yaitu 2.983 mg. Dalam penelitian ini, belum dapat disimpulkan
apakah seftriakson mencapai kadar toksik atau tidak karena belum ada data yang menyatakan
nilai Minimum ToxicityConcentration (MTC) dari seftriakson.

KESIMPULAN

Perubahan fungsi organ tubuh seperti gangguan fungsi ginjal dan jantung akan
berpengaruh pada parameter farmakokinetika seperti kecepatan eliminasi, waktu paruh eliminasi,
dan klirens obat. Penurunan laju eliminasi ini dapat dipengaruhi oleh penyakit pasien yang
mengalami gagal jantung dan hipertensi sehingga ekskresi obat menjadi lambat. Dari hasil
penelitian, dapat disimpulkan bahwa akumulasi seftriakson pada pasien ini terjadi sampai hari
kesembilan pemberian obat dengan jumlah obat maksimal (Dmaks) adalah 2.985 mg.

BAB III
KESIMPULAN

1. Elektroforesis kapiler adalah metode pemisahan analitis di mana spesies bermuatan


dipisahkan berdasarkan mobilitas elektroforesis mereka. Secara umum, ukuran dan
muatan molekul berfungsi sebagai faktor untuk pemisahan.
2. Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan untuk memisahkan
asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida dengan resolusi tinggi yang
dilakukan pada pipa kapiler berisi buffer.
3. Proses elektroforesis dapat dibedakan dengan berbagai metode, antara lain :
a. Capillary Zone Electrophoresis atau Zona elektroforesis kapiler
b. Isoelectric Focusing atau Pemusatan isoelektrik kapiler
c. Capillary Gel Electrophoresis atau Elektroforesis Kapiler Gel
d. Isotachophoresis atau Isotakoforesis Kapiler
e. Micellar Electrokinetic Capillary Chromatography atau Misel Kapiler
f. Kromatografi Elektrokinetik
g. Elektrokromatografi Kapiler

DAFTAR PUSTAKA

HOW DO CAPILLARY ELECTROPHORESIS WORK. Id strephonsays.com


Diakses pada 13 November 2019 pukul 20 : 32 WIB

Putri.Khrysti.Elektroforesis-kapilerkarakteristik-cekomponen-instrumentskema-instrument-
ceanalisis-quantitative-ce.2019. duniakumu.com
Diakses pada 14 November 2019 pukul 19 : 27 WIB

Pramitha. Eka Ayu Ika. ANALISIS KARBOHIDRAT DALAM MINUMAN MENGGUNAKAN


KAPILER ELEKTROFORESIS DENGAN PREKOLOM DERIVATISASI DAN DETEKSI
UV. 2015. Ejournal Universitas Udayana. Bali

Suardi.Muslim,dkk. TINJAUAN AKUMULASI SEFTRIAKSON PADA PASIEN


GANGGUAN FUNGSI GINJAL STADIUM TIGA. 2017. Jurnal ipteks terapan. Universitas
Andalas. Padang

Arsita. Widya. MAKALAH ELEKTROFORESIS. 2016. Academia.edu

Anda mungkin juga menyukai