Dosen :
Disusun Oleh :
TAHUN 2019/2020
‘’ABSORPSI OBAT PER ORAL SECARA IN VITRO’’
A. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami dan mempelajari pengaruh pH terhadap absorpsi obat melalui
saluran pencernaan secara in vitro.
B. PRINSIP
Berdasarkan absorpsi, derajat ionisasi dan kecepatan transfort obat
C. DASAR TEORI
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul-molekul obat ke dalam
tubuh atau menuju ke peredaran darah tubuh setelah melewati sawar biologic. Absorpsi obat
adalah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektivitas obat (Joenoes, 2002). Agar
suatu obat dapat mencapai tempat kerja di jaringan atau organ, obat tersebut harus melewati
berbagai membran sel. Pada umumnya, membrane sel mempunyai struktur lipoprotein yang
bertindak sebagai membran lipid semipermeabel (Shargel and Yu, 1988). Sebelum obat
diabsorpsi, terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan serta cepat-lambatnya
melarut menentukan banyaknya obat terabsorpsi. Dalam hal pemberian obat per oral, cairan
biologis utama adalah cairan gastrointestinal, dari sini melalui membrane biologis obat masuk
keperedaran sistemik (Joenoes, 2002)
Obat umumnya diabsorpsi dari saluran pencernaan secara difusi pasif melalui membrane
selular.Obat-obat yang ditranspor secara difusi pasif hanyalah yang larut dalam lipid. Makin
baik kelarutannya dalam lipid, maka baik absorpsinya sampai suatu absorpsi optimum tercapai.
Obat-obat yang digunakan sebagian besar bersifat asam atau basa organik lemah. Absorpsi obat
dipengaruhi derajat ionisasinya pada waktu zat tersebut berhadapan dengan membran. Membran
sel lebih permeable terhadap bentuk obat yang tidak terionkan dari pada bentuk obat yang
terionkan. Derajat ionisasi tergantung pada pH larutan dan pKa obat seperti terlihat pada
persamaan Henderson-Hasselbach sebagai berikut :
Absorpsi obat adalah langkah utama untuk disposisi obat dalam tubuh dari
sistem LADME (Liberasi-Absorpsi-Distribusi-Metabolisme-Ekskresi). Bila pembebasan obat
dari bentuk sediaannya (liberasi) sangat lamban, maka disolusi dan juga absorpsinya lama,
sehingga dapat mempengaruhi efektivitas obat secara keseluruhan (Joenoes, 2002).
Faktor-faktoryang mempengaruhi absorpsi obat :
1. Ukuran partikel obat
2. Pengaruh daya larut obat
Pengaruh daya larut obat/bahan aktif tergantung pada:
a. Sifat kimia: modifikasi kimiawi obat
b. Sifat fisik: modifikasi fisik obat
c. Prosedur dan teknik pembuatan obat
d. Formulasi bentuk sediaan/galenik dan penambahan eksipien
e. Beberapa faktor lain fisiko-kimia obat
f. Temperatur
g. pKa dan derajat ionisasi obat (Joenoes, 2002).