Anda di halaman 1dari 112

ANALISIS SALURAN PEMASARAN PENJUALAN BIJI KOPI (STUDI

PADA INDUSTRI KOPI KECAMATAN PAMATANG SIDAMANIK,


KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA)

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

Jendra Qori
100907104

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/ BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :
Nama : Jendra Qori
NIM : 100907104

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Judul : Analisis Saluran Pemasaran Penjualan Biji Kopi (Studi Pada Industri

Kopi Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun,

Sumatera Utara)

Medan, September 2015


Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA


NIP : 195908161 98601 1 001 NIP : 195908161986011001

Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof. Dr. Badaruddin, Msi


NIP : 196805251992031002
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan terimakasih penulis ucapkan kehadirat Allah SWT
karena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus penulis
penuhi untuk dapat menyelesaikan studi di Ilmu Administrasi Bisnis Universitas
Sumatera Utara untuk memperoleh gelar sarjana (S1) Administrasi Bisnis.
Adapun judul dari skripsi ini adalah : Analisis Saluran Pemasaran Penjualan Biji
Kopi (Studi Pada Industri Biji Kopi di Kecamatan Sidamanik, Kabupaten
Simalungun, Sumatera Utara).
Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dari banyak pihak.
Pada kesempatan ini dengan rasa hormat dan penuh ucapan terimakasih penulis
ucapkan kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Julkifli dan Sitianjar
Nasution atas kasih sayang dan cinta serta semangat yang telah diberikan, beribu
kata terima kasih tak akan cukup membayar segala pengorbanan dan perjuangan
Ayah dan Ibu. Semoga Allah membalas semua kebaikan Ayah dan Ibu, selalu
menjaga kesehatan Ayah dan Ibu, dan selalu diberi kemurahan rezeki.
Penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dan kepada semua pihak yang menjadi bagian penting
selama penulis menjalankan perkuliahan di Ilmu Administrasi Bisnis USU, yaitu
:
1. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Bisnis FISIP USU serta sebagai Dosen Pembimbing penulis
yang bersedia membimbing saya, yang bersedia meluangkan waktu,
tenaga, pikiran dan materi serta mau mengajari saya dari proses awal
penyusunan proposal sampai skripsi ini terselesaikan. Terima kasih atas
pengetahuan dan ilmu yang sangat berharga dan yang tidak akan pernah
penulis lupakan. dan kepada Sekretaris Program Studi, Bapak Arifin
Nasution, S.Sos, M.SP
3. Seluruh Dosen-dosen dan Staf Pengajar di Program Studi Ilmu
Administrasi Bisnis FISIP USU. Terimakasih atas kebaikan dan
kesungguhan Bapak/ Ibu dalam mengajari penulis.
4. Kepada pemilik UD. Tia Agri bapak Yusuf Damanik, S.Sos pemilik UD.
Karya Bakti bapak Sabaruddin serta pemilik UD. Nining ibu Sulastri yang
telah banyak membantu penulis.
5. Kepada ayah dan mamak yang terhebat, Zulkifli dan Sitianjar Nasution,
semoga saya dapat membanggakan dan memberikan alasan untuk senyum
di wajah kalian.
6. Kepada kakak dan adik penulis, Faisya Aqnal dan Hafiza Elsa yang
memotivasi penulis, semoga kita berhasil dalam segi apa pun dan bisa
membanggakan Ayah dan Ibu.
7. Kepada Nelly wahyuni yang mengisi hari-hari penulis sehingga skripsi ini
terselesaikan. Terima kasih atas motivasi dan perhatian yang sangat
berharga dan yang tidak akan penulis lupakan.
8. Kepada keluarga Besar Ilmu Administrasi Bisnis 2009, 2010, 2011, 2012,
2013, 2014 dan 2015. Teman-teman yang menemani penulis menimba
ilmu pengetahuan : Muhammad Iqbal, S.Ab, Okky Novendra, S.Ab,
Christian Simanjuntak, S.Ab, Ichwannul Muslimin, S.Ab, Agus Septiyan
Sitorus, S.Ab, Kevin Topanda, M. Fajri Fahlevi, Andri Syaputra dan yang
lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
9. Teman-teman penulis seperjuangan di kos 105 yang senantiasa memberi
dukungan dan motivasi : Yudhi Harefa, Doris Manulang, Raji Mahadi
Sudarjat, Rahman khair, Roma Dhani, Preja, Muhammad Reza Fahlevi,
Semoga kita semua sukses meraih impian kita.
Penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa skripsi ini masih
kurang sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan, wawasan
serta bahan-bahan yang penulis dapatkan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna
menyempurnakan karya ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang
membacanya.
Medan, September 2015

Jendra Qori
ABSTRAK
ANALISIS SALURAN PEMASARAN PENJUALAN BIJI KOPI
(STUDI PADA INDUSTRI KOPI KECAMATAN SIDAMANIK,
KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA)
Nama : Jendra Qori
NIM : 100907104
Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
Pembimbing : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA
Perusahaan jarang bekerja sendiri dalam menciptakan nilai bagi pelanggan
dan membangun hubungan pelanggan yang menguntungkan. Karena itu,
keberhasilan perusahaan individual tidak hanya bergantung pada seberapa baik
kinerja perusahaan tersebut tetapi juga pada seberapa baik keseluruhan saluran
pemasaran bersaing dengan saluran pesaing. Perkembangan industri kopi di
kecamatan sidamanik membuat pertambahan minat warganya untuk berkebun
kopi sehingga jumlah komuditas kopi di kecamatan sidamanik semakin
bertambah, hal ini dapat dilihat dari banyaknya petani kopi di kecamatan
sidamanik.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui saluran
pemasaran yang digunakan oleh pedagang dalam melakukan penjualan biji kopi di
kecamatan Sidamanik, kabupaten Simalungun, Sumatera. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data
berupa kuesioner. Responden dalam penelitian ini berjumlah 3 informan kunci
yaitu pemilik usaha dan 3 informan utama yaitu agen biji kopi.
Dari hasil penelitian dan analisis diperoleh hasil bahwa saluran pemasaran
yang terdiri dari atas Place (Tempat), Time (waktu), Form (bentuk), dan
Information (informasi) mempengaruh frekuensi penerimaan dan penjualan biji
kopi serta mempengaruhi waktu pendistribusian kembali ke usaha selanjutnya.
Kecamatan Sidamanik merupakan daerah yang berpotensi untuk industri biji kopi
berdasarkan Place (Tempat) yang berada di daerah dataran tinggi. Selanjutnya
hasil dari penelitian mengenai faktor-faktor saluran pemasaran diperoleh faktor
tempat menunjukkan sangat baik, faktor waktu menunjukkan cukup baik, faktor
bentuk menunjukkan baik, dan faktor informasi menunjukkan sangat baik yang
dapat dilihat dari pesentase dominan berupa 66.66 persen.
Kata kunci : Saluran Pemasaran, Distribisi, Tempat, Waktu, Bentuk, informasi,
penjualan
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR TABEL v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 8

1.3 Batasan Masalah 8

1.4 Tujuan Penelitian 9

1.5 Manfaat Penelitian 9

BAB II KERANGKA TEORITIS

2.1 Pengertian Saluran Pemasaran 10

2.2 Fungsi Utama Saluran Pemasaran 11

2.3 Jumlah Tingkat Perantara 12

2.4 Sistem Pemasaran 13

2.5 Jenis-jenis Perantara 16


2.6 Faktor-faktor Pemilihan Saluran Pemasaran 17

2.7 Jumlah Perantara Pemasaran 17

2.8 Penjualan 18

2.10 Kerangka Pemikiran 21

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian 23

3.2 Lokasi Penelitian 23

3.3 Informan Penelitian 24

3.4 Jenis dan Sumber Data 24

3.5 Teknik Pengumpulan Data 25

3.6 Defensi Operasional Variabel 26

3.7 Teknik Analisis Data 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian


4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 28

4..1.2 Keadaan Demografi 29

4.1.3 Karakteristik Narasumber 32

4.2 Pembahasan 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 58

5.2 Saran 59

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Saluran Pemasaran Konsumen dan Bisnis 12

Gambar 2.2 Perbandingan Saluran Distribusi Konvensional

dengan Sistem PemasaranVertikal 15

Gambar 2.3 Sistem Distribusi Multisaluran 16


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator Pertanyaan 27

Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Jumlah Dusun menurut Nagori/Kelurahan

Di Kecamatan Pamatang Sidamanik 28

Tabel 4.2 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Di Kecamatan Pamatang Sidamanik 29

Tabel 4.3 Penduduk Umur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis

Kegiatan/Pekerjaan Di Kecamatan Pamatang Sidamanik 31

Tabel 4.4 Karekteristik Narasumber 32

Tabel 4.5 Potensial Ketersediaan Produk atau Jasa Usaha Biji Kopi

Di Kecamatan Pamatang Sidamanik 33

Tabel 4.6 Ketersediaan Produk atau Jasa Saat Diinginkan Pelanggan

(Anget No. 10) 34

Tabel 4.7 Produk Diproses, Disiapkan, Siap Dimaafkaatkan Serta

Dalam Kondisi Yang Tepat (Angket No. 15) 35

Tabel 4.8 Sifat-sifat produk yang berguna serta manfaat yang tersedia

(Angket No. 18) 37

Tabel 4.9 Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 1

Apa yang dimaksud dengan Saluran Pemasaran? 38


Tabel 4.10 Jawaban Responsden Pada Pertanyaan Angket No Item 2

Ada 2 Jenis Saluran Pemasaran, yaitu Saluran Pemasaran

Pelanggan dan Saluran Pemasaran Bisnis Jenis Saluran

Pemasaran Mana Yang Anda Gunakan? 39

Tabel 4.11 Jawaban Responden pada Pertanyaan Angket No Item 3

Bagaimana Sistem Pemasaran yang Dilakukan? 40

Tabel 4.12 Jawaban Responden Pada Pertanyaan No Item 4

Bagaimana Menjalin Hubungan Dengan Perusahaan Lain? 41

Tabel 4.13 Jawaban Responden Pada Anget Pertanyaan No Item 5

Berapa Banyak Agen atau Perantara yang Digunakan

Dalam Kegiatan Bisnis? 43

Tabel 4.14 Jawaban Responden Pada Angket Pertanyaan No Item 6

Alasan Apa dalam menentukan Jumlah Perantara? 44

Tabel 4.15 Jawaban Responden Pada Angket Pertanyaan No Item 7

Seberapa banyak Usaha Sejenis yang Anda Ketahui

Di Daerah Anda? 45

Tabel 4.16 Jawaban Responden Pada Angket Pertanyaan No Item 9

Apa Alasan Anda Tentang Potensi Industri kopi? 46

Tabel 4.17 Jawaban Responden Pada Angket Pertanyaan No Item 11


Bagaimana Ketersediaan Biji Kopi yang Ada

Di Daerah Anda? 48

Tabel 4.18 Jawaban Responden Pada Angket Pentanyaan No Item 12

Jenis Kopi Apa Saja Yang Di terima Di Tempat Usaha

Anda? 49

Tabel 4.19 Jawaban Responden Pada Angket Pentanyaan No Item 13

Bagaiman Frekuensi Penerimaan dan Penjualan Biji Kopi

(Halam Hari)? 50

Tabel 4.20 Jawaban Responden Pada Angket Pertanyaan No Item 14

Berapa Lama Biji Kopi Di Distribusikan Kembali? 51

Tabel 4.21 Jawaban Responden Pada Angket Pertanyaan No Item 16

Alasan Anda Tentang Kualitas Biji Kopi Yang Diperoleh? 53

Tabel 4.22 Jawaban Responden Pada Angket Pertanyaan No Item 17

Bagaimana Anda Menjaga Kualitas Biji Kopi Sebelum

Ke Pengguna Lain? 54

Tabel 4.23 Jawaban Responden Pada Angket Pertanyaan No Item 19

Apa Saja Manfaat Biji Kopi Yang Anda Ketahui? 55

Tabel 4.24 Jawaban Responden Pada Angket Pentanyaan No Item 20

Bagaimana Pendapat Anda Tentang Harga Kopi? 56


ABSTRAK
ANALISIS SALURAN PEMASARAN PENJUALAN BIJI KOPI
(STUDI PADA INDUSTRI KOPI KECAMATAN SIDAMANIK,
KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA)
Nama : Jendra Qori
NIM : 100907104
Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
Pembimbing : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA
Perusahaan jarang bekerja sendiri dalam menciptakan nilai bagi pelanggan
dan membangun hubungan pelanggan yang menguntungkan. Karena itu,
keberhasilan perusahaan individual tidak hanya bergantung pada seberapa baik
kinerja perusahaan tersebut tetapi juga pada seberapa baik keseluruhan saluran
pemasaran bersaing dengan saluran pesaing. Perkembangan industri kopi di
kecamatan sidamanik membuat pertambahan minat warganya untuk berkebun
kopi sehingga jumlah komuditas kopi di kecamatan sidamanik semakin
bertambah, hal ini dapat dilihat dari banyaknya petani kopi di kecamatan
sidamanik.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui saluran
pemasaran yang digunakan oleh pedagang dalam melakukan penjualan biji kopi di
kecamatan Sidamanik, kabupaten Simalungun, Sumatera. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data
berupa kuesioner. Responden dalam penelitian ini berjumlah 3 informan kunci
yaitu pemilik usaha dan 3 informan utama yaitu agen biji kopi.
Dari hasil penelitian dan analisis diperoleh hasil bahwa saluran pemasaran
yang terdiri dari atas Place (Tempat), Time (waktu), Form (bentuk), dan
Information (informasi) mempengaruh frekuensi penerimaan dan penjualan biji
kopi serta mempengaruhi waktu pendistribusian kembali ke usaha selanjutnya.
Kecamatan Sidamanik merupakan daerah yang berpotensi untuk industri biji kopi
berdasarkan Place (Tempat) yang berada di daerah dataran tinggi. Selanjutnya
hasil dari penelitian mengenai faktor-faktor saluran pemasaran diperoleh faktor
tempat menunjukkan sangat baik, faktor waktu menunjukkan cukup baik, faktor
bentuk menunjukkan baik, dan faktor informasi menunjukkan sangat baik yang
dapat dilihat dari pesentase dominan berupa 66.66 persen.
Kata kunci : Saluran Pemasaran, Distribisi, Tempat, Waktu, Bentuk, informasi,
penjualan
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan jarang bekerja sendiri dalam menciptakan nilai bagi pelanggan

dan membangun hubungan pelanggan yang menguntungkan. Sebagai gantinya,

sebagian besar perusahaan hanyalah satu mata rantai dalam rantai pasokan dan

saluran pemasaran yang lebih besar. Karena itu, keberhasilan perusahaan

individual tidak hanya bergantung pada seberapa baik kinerja perusahaan tersebut

tetapi juga pada seberapa baik keseluruhan saluran pemasaran bersaing dengan

saluran pesaing. Untuk memiliki manajemen hubungan pelanggan yang baik,

perusahaan juga harus mempunyai menejemen hubungan kemitraan yang baik.

Menurut Ade Supriatna dan Bambang Drajat (2005) menyatakan Selain

terpengaruh oleh tataran persetujuan multilateral, perkopian Indonesia juga tidak

terisolasi dari krisis perkopian yang terjadi saat ini, dimana harga kopi menurun

drastis dan pasokan kopi di pasar dunia melonjak tajam.

Menurut Renton (2003) dalam Hutabarat (2004) bahwa, penyebab utama

jatuhnya harga kopi adalah perubahan struktur pasar, tidak adanya keseimbangan

pasar antara volume yang diproduksi dan yang dikonsumsi, petani tidak memiliki

modal sementara para pengolah akhir (roaster) mengambil keuntungan berlimpah

dan rendahnya mutu kopi. Dalam konteks pasar seperti ini, kopi Indonesia harus

bersaing ketat dengan sesama negara produsen kopi.


Kemampuan bersaing suatu sistem agribisnis pada dasarnya ditunjukkan

oleh kemampuan dalam memproduksi dan memasarkan produk yang sesuai

dengan kebutuhan dan preferensi konsumen (Saragih,1994) dalam Irawan (2006).

Dengan kata lain, sistem agribisnis yang berdaya saing tinggi, adalah sistem

agribisnis yang fleksibel atau mampu merespon setiap perubahan pasar secara

efektif dan efisien. Kopi biji, seperti halnya komoditas perkebunan lainnya,.

Pada tataran petani di perkebunan rakyat secara umum dihadapkan pada

masalah mutu (Priyambodo, 1987; Buana et al. , 1990; dan Susila et al. ,1995).

Suatu negara akan mampu mengekspor produk ke negara lain apabila negara yang

bersangkutan memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi. Keunggulan

komparatif tidak hanya bersumber dari faktor alamiah saja tetapi dapat pula

diciptakan (Anggarwati dan Agmon,1990 dalam Susilowati, 2003)

Menurut Yuli Hariyati, Sofia, dan Joko Sumarno (2013) dalam penelitian

“Perkembangn Agrobisnis Pedesaan Berbasis Kopi Menuju Speciality Kabupaten

Jember”, menyatakan masalah utama dari lmbannya perkembangan industri hilir

kopi Indonesia berturut-turut mulai dari masalah berberat adalah (1) masalah

dalam menembus jaringan pasar ekspor produk hilir kopi, (2) kurangnya

ketersediaan sarana dan prasarana, (3) adanya hambatan dalam peraturan

khususnya keternagakerjaan, perpajakan dan perdagangan, (4) kurangnya motivasi

dari pengusaha, (5) kekurangan modal, (6) teknologi pengolahan dan pengemasan

yang belum dikuasai sepenuhnya, dan (7) kealitas SDM untuk pemasaran produk

hilir yang belum memadai


Hanya sedikit produsen yang menjual barang mereka secara langsung ke

pengguna akhir. Sebagai gantinya, kebanyakan produsen menggunakan perantara

untuk membawa produk mereka ke pasar. Mereka berusaha membentuk saluran

pemasaran (marketing channel). Sekelompok organisasi saling bergantung untuk

membantu membuat produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi

oleh kensumen atau pegguna bisnis.

Produk atau pasar tidak akan terbentuk secara otomatis, tetapi harus ada

jalur yang menghubungkannya, yaitu saluran pemarasan. Pasar dan saluran

pemasaran adalah komponen-komponen dari sistem pemasaran dan tidak dapat

dipisahkan satu sama lain, dalam hubungannya dengan kegiatan untuk mencapai

tujuan perusahaan.

Saluran pemasaran pada dasarnya adalah sekumpulan organisasi yang saling

berhubungan yang terlibat dalam proses membuat produk tersedia untuk

digunakan atau di konsumsi oleh konsumen. Kapan produk dibutuhkan pada saat

itu saluran pemasaran dapat menyediakan, dimana produk dikonsumsi disitu

saluran pemasaran dapat menyediakan, berapa produk yang akan dikonsumsi

dalam jumlah itu pula saluran pemasaran bisa menyediakan. Kadang untuk

membiayai kemampuan ini pemasaran harus memiliki saluran pemasaran yang

sangat lengkap, namun kadang pula mereka menumpang pada saluran yang telah

ada.

Menurut Keegan, (1996 : 123) saluran pemasaran adalah Kegiatan

merancang bauran pemasaran melalui saluran dan penjualan yang baik.


Menurut Kotler, (2008 : 40) saluran pemasaran adalah sekelompok

organisasi yang saling bergantung yang membantu membuat produk atau jasa

tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.

Menurut Lamb, (2001 : 8) saluran pemasaran adalah serangkaian dari

organisasi yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan

sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna bisnis atau

pelanggan.

Berdasarkan uraian diatas ditarik kesimpulan, saluran pemasaran merupakan

suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang dapat menyalurkan

produknya agar dapat sampai ke tangan konsumen yang tepat, sehingga segala

kegitan yang dilakukan oleh perusahaan terutama yang menyangkut dengan

distribusi dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang telah ditapkan.

Produktivitas yang tinggi belum merupakan keberhasilan jika tidak

diimbangi dengan sistem pemasaran yang baik. Kinerja usaha tani yang maju atau

komersial mempunyai hubungan yang erat dengan pasar. Peningkatan produksi

tanpa diimbangi dengan kemampuan pasar untuk menampung seluruh produksi

serta kemampuan pendistribusian yang baik tidak akan bertahan lama.

Distribusi adalah salah satu aspek dari pemasaran. Distribusi juga dapat

diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan

mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen,

sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga,

tempat, dan saat dibutuhkan). Seorang atau sebuah perusahaan distributor adalah
perantara yang menyalurkan produk dari pabrikan (manufacturer)

ke pengecer (retailer) maupun sebaliknya. Setelah suatu produk dihasilkan oleh

pabrik, produk tersebut dikirimkan (dan biasanya juga sekaligus dijual) ke suatu

distributor. Distributor tersebut kemudian menjual produk tersebut ke pengecer

atau pelanggan.

Lembaga-lembaga independen tersebut sering juga disebut dengan saluran

pemasaran dan independen merupakan perusahaan yang bergerak sendiri.

Lembaga-lembaga tersebut mempunyai dua perbedaan diantaranya adalah agen

dan pedagang perantara, perbedaannya adalah agen sebagai perantara hanya

bertugas untuk mencari pembeli dan apabila produk yang diagennya adalah

penjual, maka akan dapat komisi, dalam hal ini agen tidak memiliki barang,

sedangkan pedagang perantara membeli barang-barang dagangannya dari

produsen atau distributor lain dan kemudian menjual barang dagangannya kepada

konsumen atau kepada perantara lainnya.

Perkembangan industri kopi di kecamatan sidamanik membuat pertambahan

minat warganya untuk berkebun kopi sehingga jumlah komuditas kopi di

kecamatan sidamanik semakin bertambah, hal ini dapat dilihat dari banyaknya

petani kopi di kecamatan sidamanik. Yang menjadi usaha sampingan mereka.

Bagi pedagang pengumpul kopi itu merupakan peluang besar untuk melakukan

bisnis pendistribusian kopi di kecamtan Sidamanik untuk di jual kembali ke

pedagang yang lebih besar seperti persahaan di Medan dan menjadi penghasilan

utama bagi keluarga mereka.


Warga kecamatan Sidamanik sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai

petani. Pemilihan pekerjaan ini dikarenakan adanya warga yang memiliki lahan

sendiri maupun warga yang tidak bekerja di perusahaan sekitarnya. Hasil

pertanian yang dihasilkan seperti ; kopi, jagung, beras cabai dan tomat.

Industri kopi di kecamatan Sidamanik merupakan usaha pengumpulan kopi

di kecamatan Sidamanik dengan sebagian besar badan usaha milik sendiri atau

sebuah UD (Usaha Dagang). Tempat usaha tersebut berlokasi di kecamatan

Sidamanik, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Usaha tersebut merupakan

sebuah usaha pengumpul kopi hasil petani di dengan jenis pengumpulan yang di

kelola oleh usaha ini hanya untuk mengumpulkan hasil kopi dari petani. Dengan

sistem saluran pemasaran yang di lakukan oleh pedagang kopi di kecamatan

Sidamanik usaha ini telah meningkatkan produsi kopi demi memenuhi kebutuhan

biji kopi di Indonesia terutama untuk wilayah Sumatera Utara.

Penelitian yang dilakukan oleh Accorda Ramadhini, (2005) dengan judul

“Pengaruh Saluran Distribusi Terhadap Volume Penjualan Pada PT. Juta Jelita

Medan” saluran distribusi berpengaruh positif terhadap peningkatan volume

penjualan. Biaya saluran distribusi sangat dominan mempengaruhi jumlah volume

penjualan. Kebijakan mengalokasi biaya saluran distribusi lebih dari volume

penjualan yang akan dicapai ternyata dangat efektif untuk meningkatkan volume

penjualan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ika Dora Florentina Ginting, (2000)

“Peranan Saluran Distribusi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada Kantor


Pemasaran Wilayah PT. Pusri Medan” menunjukkan bahwa dengan memperluas

saluran distribusi didaerah pemasaran di dalam maupun di luar kota wilayahnya

akan mampu meningkatkan volume penjualan yang sekaligus meningkatkan

pendapatan atau keuntungan bagi perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh David K. Hutagaol, (2002) “Peranan

Saluran Distribusi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada Pertamina

UPPDN I Medan” menyatakan bahwa sarana fisik dalam saluran distribusi

mempunyai peranan penting dalam penyampaian BBM kepada konsumen.

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah ada, dapat dihubungkan yaitu

saluran pemasaran yang dilakukan perusahaan sangat mempunyai peran penting

dalam proses hilir hingga hulu yaitu dari bahan baku sampai sebuah produk jadi

yang dapat di pakai oleh konsumen. Penelitian yang telah ada diharapkan menjadi

referensi bagi penelti lanjutan yang menyangkut dengan objek atau masalah yang

sama terutama saluran pemasaran.

Berkenaan dengan hal diatas penulis mencoba meneliti saluran pemasaran

yang diterapkan oleh sebuah badan usaha atau pedagang yang bergerak di bidang

industri kopi di wilayah kecamatan Sidamanik, kabupaten Simalungun, Sumatera

Utara. Dalam pengambilan bahan baku yang di peroleh, pedagang-pedagang

tersebut mengalami kesulitan karena biji kopi yang berkualitas tidak sesuai

standart, harga kopi yang ditentukan oleh perusahaan yang lebih besar, serta biaya

pemeliharaan terhadap kopi agar kualitasnya tetap terjaga.


Pada penelitian ini peneliti memiliki alasan pemilihan judul penelitian yaitu

karena badan usaha atau pedangang tersebut bergerak di bidang distributor biji

kopi (pengepul kopi), berbeda dengan badan usaha lain yang menghasilkan

produk dan melihat bagaimana pendistribusikannya baik dilakukan sendiri atau

menggunakan agen perantara. Peneliti ingin melihat saluran pemasaran apa yang

selama ini dilakukan para pedagang dan bagaimana faktor-faktor saluran

pemasaran yang dijalankan dalam penjulaan biji kopi pada kecamatan Sidamanik

sehingga dapat meningkatkan pendapatan usaha yang dijalankan.

Pada penelitian ini penulis mengangkat judul penelitian yaitu “Analisis

Saluran Pemasaran Penjualan Biji Kopi (Studi Pada Industri kopi kecamatan

Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)”

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian yang dilakukan di kecamatan Sidamanik, berdasarkan penjelasan

latar belakang masalah diatas, maka pokok yang menjadi penelitian dalam hal ini

adalah

a Bagaimana Saluran pemasaran yang di pakai pedagang biji kopi di

kecamatan sidamanik dalam kegiatan bisnisnya?

b Bagaimana faktor-faktor saluran pemasaran yang dijalankan dalam

penjualan biji kopi yang diterapkan pada industri kopi di kecamatan

Sidamanik?
1.3 Batasan Masalah

Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Saluran pemasaran yang di pakai pedagang biji kopi di Kecamatan

Sidamanik

2. Faktor-faktor saluran pemasaran yang dijalankan dalam penjualan biji

kopi yang diterapka pada industri kopi di kecamatan Sidamanik.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui saluran pemasaran yang digunakan oleh pedagang

dalam melakukan penjualan biji kopi.

2. Untuk menganalisis faktor-fator saluran pemasaran yang diterapkan

pedangang kopi jika di bandingkan dengan teori-teori yang dipelajari.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Pelaku Usaha

Untuk menambah pengetahuan dan bahan pertimbangan bagi pihak

pedangan di Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera

Utara mengenai saluran pemasaran yang efektif

2. Bagi Peneliti
Yaitu untuk menambah wawasan dan mengetahui penerapan teori-teori

yang di peroleh selama masa perkuliahan dalam bentuk karya ilmiah.

3. Bagi Peneliti lanjutan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lanjutan

yang melakukan penelitian dengan objek atau masalah yang sama di

masa yang akan datang.

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian Saluran Pemasaran

Kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan

perusahaan, salah satunya adalah kegiatan pemasaran. Pemasaran harus dapat

menafsirkan kebutuhan-kebutuhan konsumen dan mengkombinasikannya dengan

data pasar, seperti lokasi konsumen, jumlah konsumen, dan kesukaan mereka

serta kemampuan membelinya.

Menurut Stanton, (1996 : 6) saluran pemasaran adalah sebagai berikut :

Saluran Distribusi (Chanel Of Distribution), kadang juga disebut (Trade Chanel).

Saluran produk adalah jalur yang dipakai untuk perpindahan barang dari produsen

ke konsumen akhir atau pemakai dari kalangan industri. Menurut Saladin (1996 :

51) saluran pemasaran adalah saluran pemasaran terdiri dari seperangkat lembaga

yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan

produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen. Menurut kotler (2008 :

40) saluran pemasaran adalah sekelompok organisasi yang saling tergantung yang
membantu produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau di konsumsi oleh

konsumen atau pengguna

Berdasarkan uraian diatas ditarik kesimpulan, saluran pemasarann

merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang dapat

menyalurkan produknya agar dapat sampai ke tangan konsumen yang tepat,

sehingga segala kegitan yang dilakukan oleh perusahaan terutama yang

menyangkut dengan distribusi dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang

telah ditapkan.

2.2 Fungsi Utama Saluran pemasaran

Menurut kotler (2008 : 42) anggota saluran pemasaran melakukan banyak

fungsi utama. Beberapa membantu menyelesaikan transaksi :

a Informasi : mengumpulkan dan mendistribuikan riset pemasaran dan

informasi intelijen tentang pelaku dan kekuatan dalam lingkungan

pemasaran yang diperlukan untuk perencanaan dan membantu terjadinya

pertukaran.

b Promosi : mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasif

tentan suatu penawaran

c Kontak : menemukan dan berkomunikasi dengan pembeli prospektif

d Mencocokkan : membentuk dan menyesuaikan penawaran dengan

membutuhkan pembeli, termasuk kegiatan seperti manufaktur, pemilihan,

perakitan, dan pengemasan.


e Negosiasi : Mencapai kesepakatan harga dan syarat penawaran lain

sehingga kepemilikan dapat dialihkan.

Fungsi lain yang membantu memenuhi transaksi yang lengkap :

a Distributor fisik : Mengirimkan dan menyimpan barang

b Pendanaan : mendapatkan dan menggunakan dana untuk mencakup biaya

kerja saluran

c Pengambilan risiko : Mengansumsikan risiko pelaksanaan kerja saluran.

2.3 Jumlah Tingkat Saluran

Perusahaan dapat merancang saluran distribusi mereka untuk membentuk

produk dan jasa tersedia bagi pelanggan dengan cara berbeda. Masing-masing

lapisan perantara pemasaran yang melakukan sejumlah pekerjaan dalam

membawa produk dan kepemilikannya lebih dekat kepada pembeli akhir adalah

tingkat saluran (channel level). Karena produsen dan konsumen akhir sama-sama

melakukan sejumlah pekerjaan, mereka menjadi bagian dari semua saluran.

Gambar 2.1 Saluran pemasaran konsumen dan bisnis


A. Saluran Pemasaran Pelanggan B. Saluran Pemasaran Bisnis

Sumber : Kotler & Amstrong, (2008)

Jumlah tingkat perantara mengindikasikan panjang saluran. Gambar 2.1A

memperlihatkan beberapa saluran distribusi konsumen dengan panjang yang

berbeda. Saluran pertama disebut saluran pemasaran langsung (direct marketing

channel), tidak mempunyai tingkat perantara; perusahaan menjual langsung

kepada konsumen. Saluran lain dalam gambar 2.1A adalah saluran pemasaran

tidak langsung (indirect marketing channel), mengandung satu atau beberapa

perantara.

Gambar 2.1B memperlihatkan beberapa saluran distribusi bisnis yang

umum. Pemasar bisnis dapat menggunakan tenaga penjualnya sendiri untuk

menjual langsung ke pelanggan bisnis. Atau pemasar bisnis dapat menjual ke

berbagai jenis perantara, yang pada gilirannya menjual kepelanggan ini.

Konsumen dan saluran pemasaran bisnis dengan tingkat yang lebih banyak

kadang-kadang dapat ditemukan. Semua institusi dalam saluran terhubung dengan

beberapa jenis aliran. Aliran-aliran ini meliputi aliran fisik produk, aliran

kepemilikan, aliran pembayaran, aliran informasi, dan aliran promosi. Aliran-

aliran ini dapat membentuk saluran yang terdiri dari satu atau beberapa tingkat

menjadi sangat kompleks.

2.4 Sistem Pemasaran


Menurut Jogiayanto, (2003 : 34) Sistem adalah suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan

Menurut Kadir (2005 : 1) Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling

berkaitan atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan

Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan mengenai sistem yaitu

sekumpulan elemen-elemen suatu jaringan kerja antar relasi yang saling berkaitan

atau terpadu diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan yang dimaksudkan

untuk mencapai tujuan.

Menurut kotler (2008 : 45) terdapat beberapa sistem saluran pemasaran

yaitu :

1. Saluran distribusi konvensional (conventional distribution channel)

Saluran yang terdiri dari satu atau lebih produsen independen, pedagang

grosir, dan pengecer, masing-masing merupakan bisnis terpisah yang

berusaha memaksimalkan labanya sendiri bahkan dengan merugikan laba

sistem secara keseluruhan.

2. Sistem pemasaran vertikal (vetical marketing system-VMS)

Struktur saluran distribusi dimana produsen , pedagang, dan pengecer

bertindak sebagai sistem terpadu. Satu anggota saluran memiliki saluran

lain, mempunyai kontak dengan mereka, atau mempunyai kekuatan yang

begitu besar sehingga mereka semua bekerja sama.

a VMS Korporasi
Sistem pemasaran vertikal yang mengkombinasikan tahap produksi

dan distribusi suksesif di bawah kepemilikan tunggal-kepemimpinan

saluran ditetapkan melalui kepemilikan bersama.

b VMS kontraktual

Sistem pemasaran vertikal dimana perusahaan independen pada

tingkat produksi dan distribusi berbeda bergabung bersama melalui

kontrak untuk memperoleh dampak yang lebih ekonomis atau

penjualan yang lebih besar dari pada yang dapat mereka capai sendiri.

c VMS teradministrasi

Sistem pemasaran vertikal yang mengkoordinasikan tahap produksi

dan distribusi suksesif, tidak melalui kepemilikan umum atau ikatan

kontraktual, tetapi melalui ukuran dan kekuatan salah satu pihak.

Gambar 2.2 Perbandingan Saluran Distribusi Konvensional dengan

Sistem Pemasaran Vertikal


Sumber : Kotler (2008 : 46)

3. Sistem Pemasaran Horisontal

Pengaturan saluran dimana dua atau lebih perusahaan dalam satu

tingkatan bergabung bersama untuk peluang pemasaran baru. Dengan

bekerja sama, perusahaan dapat menggabungkan sumber daya keuangan,

produksi, atau pemasaran mereka untuk mencapai lebih banyak daripada

yang dapat dilakukan satu perusahaan saja.

4. Sistem Distribusi Multisaluran

Sistem distribusi dimana sebuah perusahaan menetapkan dua atau lebih

saluran pemasaran untuk menjangkau satu atau lebih segmen pelanggaan.

Gambar 2.3 Sistem Distribusi Multisaluran

Sumber : Kotler (2008 : 50)

2.5 Jenis-jenis Perantara


Perusahaan harus mengidentifikasi jenis anggota saluran yang tersedia

untuk melaksanakan pekerjaan salurannya. Menurut kotler dan amstrong (2008 :

55) alternatif saluran sebagai berikut :

a. Tenaga penjual perusahaan : memperluas tenaga penjualan langsung

perusahaan. Menugaskan wiraniaga luar ke suatu wilayah dan menyuruh

mereka menghubungi semua prospek di wilayah tersebut, dan

mengembangkan wiraniaga perusahaan terpisah untuk industri berbeda.

Atau, menambah operasi telesales dalam di mana wira niaga telepon

menangani perusahaan ukuran kecil atau menengah

b. Agen produsen : memperkerjakan agen produsen-perusahaan independen

yang wiraniaganya menangani produk yang berhubungan dari banyak

perusahaan di wilayah atau industri berbeda untuk menjual peralatan uji

baru tersebut

c. Distributor industri : mencari distributor di wilayah baru atau industri

berbeda yang akan membeli dan menjual lini baru tersebut. Memberi

mereka distribusi eksklusif, marjin yang baik, pelatihan produk, dan

dukungan promosi.

2.6 Faktor-faktor Pemilihan Saluran Distribusi

Menurut Keegen (1996 : 123), Ada beberapa faktor mengenai saluran

distribusi diantaranya sebagai berikut :

1. Tempat (ketersediaan produk atau jasa disuatu lokasi yang nyaman

bagi pelanggan potensial)


2. Waktu (ketersediaan produk atau jasa saat di inginkan oleh seorang

pelanggan)

3. Bentuk (produk diproses, disiapkan dan dan siap dimanfaatkan, serta

dalam kondisi yang tepat)

4. Informasi (jawaban atas pertanyaan dan komunikasi umum mengenai

sifat-sifat produk yang berguna serta manfaat yang tersedia)

2.7 Jumlah Perantara Pemasaran

Menurut kotler (2008 : 55) Ada tiga strategi menetukan jumlah perantara

yang tersedia; distribusi intensif, distribusi eksklusif, dan distribusi selektif.

a. Distribusi intensif : menyimpan produk di sebanyak mungkin toko

b. Distribusi eksklusif : memberikan hal eksklusif kepada sejumlah

penyalur yang terbatas untuk mendistribusikan produk atau jasa

perusahaan di wilayah mereka

c. Distribusi selektif : penggunaan lebih dari satu tetapi sedikit dari

semuanya perantara yang tersedia menjual produk atau jasa perusahaan.

2.8 Penjualan

a. Pengertian Penjualan

Menurut Moekijat (1992 : 53), menyatakan penjualan adalah: “Salah satu

kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli, mempengaruhi petunjuk agar

pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produk yang ditawarkan serta

mengadakan perjanjian mengenai harga yang menguntungkan bagi ke dua belah

pihak, melakukan penjualan memerlukan keahlian khusus”. Menurut Chairul


Marom (2002 : 28) menyatakan bahwa :“Penjualan artinya penjualan barang

dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara

teratur”. Menurut Warren Reeve Fees yang diterjemahkan oleh Aria Faramita dan

kawan-kawan, (2006;60), bahwa “Penjualan adalah jumlah yang dibebankan

kepada pelanggan untuk barang dagang yang dijual, baik secara tunai maupun

kredit”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan

adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual

menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah

uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.

Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas

penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung

dapat merugikan perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena sasaran penjualan

yang diharapkan tidak tercapai dan pendapatan pun akan berkurang.

b. Klasifikasi Transaksi Penjualan

Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut James A. Hall dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Penjualan Tunai

Adalah penjualan yang bersifat cash dan carry pada umumnya terjadi

secara kontan dan dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan dianggap

kontan
2. Penjualan Kredit

Adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.

3. Penjualan Tender

Adalah penjualan ynag dilaksanakan melalui prosedur tender untuk

memegangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur.

4. Penjualan Ekspor

Adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri

yang mengimpor barang tersebut.

5. Penjualan Konsinyasi

Adalah penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang

juga sebagai penjual.

6. Penjualan Grosir

Adalah penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui

pedagang grosir atau eceran.

c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi penjualan

Dalam praktek, kegiatan penjualan ini dipengaruhi oleh :

1. Kondisi dan Kemampuan Pasar


Disini penjual harus dapat meyakinkan pembeli agar berhasil

mencapai sasaran penjualan yang diharapkan untuk maksud tertentu, penjual

harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan yaitu :

a. Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan.

b. Harga pokok

c. Syarat penjualan seperti pembayaran, perantaraan garansi dan

sebagainya.

2. Kondisi Pasar

Hal yang harus diperhatikan pada kondisi pasar antara lain :

a. Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industry, pasar

pemerintah atau pasar internasional.

b. Kelompok pembeli dan segmaen pasarnya.

c. Daya beli.

d. Frekuensi pembeliannya.

e. Keinginan dan ke lain halnya dengan perusahaan kecil butuhan.

3. Modal

Apakah modal kerja perusahaan mampu untuk mencapai target

penjualan yang dianggarkan seperti untuk :

a. Kemampuan untuk membiayai penelitian pasar yang dilakukan.

b. Kemampuan membiayai usaha-usaha untuk mencapai target

penjualan.
c. Kemampuan membeli bahan mentah untuk dapat memenuhi target

penjualan.

4. Kondisi Organisasi Perusahaan

Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ditangani oleh

bagian penjualan.Lain halnya dengan perusahaan kecil, dimana masalah penjualan

ditangani oleh orang juga melakukan fungsi-fungsi lain.

2.9 Pola Pemikiran Penelitian

Penjualan

Saluran Distribusi Mencari pembeli


Mempengaruhi
Tempat
pembeli
1.1 Kerangka Pemikiran
Waktu Simamora Mengadakan
(1996 : perjanjian mengenai
Bentuk 664) harga
Melakukan penjualan
Informasi
Moekijat (1992 : 53)
Keegan (1996 : 123)

Sesuai dengan pendapat Simamora (1996 : 664) bahwa, hubungan antara

saluran pemasaran dengan penjualan adalah :

Saluran pemasaran merupakan mata rantai kunci antara perusahaan dan

pelanggannya. Dengan kata lain penyalur tersebut memainkan peran yang sangat

penting dalm membantu membangun dan mempertahankan wawasan ke dalam


bagaimana perusahaan tertentu membenahi produk dan layanan supaya

meningkatkan tingkat penjualan.

“Produk yang bagus, harga yang sesuai begitupun juga penjualan

promosi yang baik banyak gunanya bagi seorang konsumen, tetapi apabila tidak

tersedia pada waktu, tempat dan jumlah yang tepat dimana konsumen

memerlukannya, waktu produk tersebut tidak mengalir dari produsen ke tangan

konsumen secara otomatis disini perusahaan perlu mengamati keputusan apakah

proses penyaluran produk tersebut akan ditangani oleh perusahaan secara

langsung atau tidak langsung. Mereka mencoba dan membangun dengan melalui

suatu saluran distribusi dengan cara melakukan suatu penjualan yang berjalan

dengan baik. Agar terciptanya suatu penjualan yang berjalan dengan baik, maka

perusahaan tersebut ditekankan harus bisa mencari pembeli, mempengaruhi

pembeli, mengadakan perjanjian mengenai harga, dan melakukan penjualan

dengan mudah.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian memiliki peranan penting dalam suatu penelitian agar tercapai

tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dalam penulisan penelitian ini, peneliti

mengunakan metode deskriptif kualitatif yang bersifat eksploratif yaitu peneliti

terjun kelapangan melihat bagaimana keadaan secara langsung.

Metode ini sejalan dengan pendapat Koentjaraningrat (1985), penelitian

yang bersifat deskriptif memberi gambaran, uraian, keterangan, dan mencari fakta

mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu dalam

masyarakat.

Menurut Suryabrata (1985), bahwa tujuan penelitian deskriptif adalah

mengetahui apa yang dikerjakan orang lain dalam menangani suatu masalah atau

situasi yang sama agar dapat dipelajari untuk membuat rancangan dalam

pengambilan keputusan di masa depan.

Dalam penelitian ini, seluruh data yang dibutuhkan dikumpulkan melalui

kerja lapangan yang meliputi pengambilan data yang berupa wawancara dan

pengambilan gambar. Data yang dikumpulkan kemudian di analisis untuk

mendapatkan hasil yang dituangkan dalam bentuk karya ilmiah.

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada pedangan bji kopi di kecamatan Sidamanik,

Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

3.3 Informan Penelitian

Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini maka peneliti

mengkaji informasi melalui informan penelitian yang terdiri atas:

1. Informan kunci: Pemilik Usaha, pedangan bji kopi di kecamatan

Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

(Jumlah : 3 orang)

2. Informan utama: Karyawan ataupun pegawai Usaha pedangan bji kopi di

kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

(Jumlah : 3 orang)

3. Informan tambahan: -

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data menurut sumbernya perolehannya. Data dikelompokan menjadi dua

bagian, yakni data primer dan data sekunder. Data primer adalah data mentah

yang diambil peneliti sendiri (bukan dari orang lain)

Dari sumber utama guna kepentingan penelitian, dan data tersebut

sebelumnya tidak ada. Contoh data primer adalah data yang dikumpulkan melalui

intrument seperti wawancara, angket/kuisoner, pengamatan/observasi. Sedangkan

data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti guna
kepentingan. Data aslinya tidak diambil oleh peneliti tetapi oleh pihak lain (Azuar

juliandi 20013:67)

Adapun sumber dari dua penelitian ini didapat melalui:

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari responden secara langsung dilokasi penelitian

melalui observasi dan interview (wawancara) kepada pemilik, karyawan dan agen

bagi pedagang biji kopi di Kecamatan Sidamanik.

2. Data Sukender

Peneliti memperoleh data sekunder dari buku-buku ataupun literatur

ilmiah,jurnal ilmiah dan sebagainya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pada kegiatan ini pengumpulan data langkah-langkah yang harus ditempuh

bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih lengkap,

pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data

dengan data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data maupun data sekunder yaitu merupakan sumber data yang tidak

langsung kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain dan dokumen. Dalam

rangka mendiskripsikan variebel-variabel penelitian sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan cara utama untuk mengumpulkan data atau

informasi dalam penelitian kualitatif, dimana peneliti ingin mendapatkan secara


lisan dari responden. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tak

berstruktur yaitu wawancara yang dilakukan berdasarkan pada suatu pedoman

atau catatan yang berisi butir-butir atau pokok-pokok pemikiran mengenai hal

yang ditanyakan pada waktu interaksi tatap muka langsung antara peneliti dan

respoden.

2. Pengamatan

Pengamatan merupakan metode yang pertama kali digunakan dalam

penelitian ilmiah, dimana peneliti dapat secara langsung mengetahui sasaran yang

akan diteliti. Pada penelitian ini, peneliti menggunaka observasi terus terang atau

tersamar. Peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang

kepada sumber data bahwa sedang melakukan penelitian. Jadi yang diteliti

mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Akan tetapi suatu

saat peneliti tidak harus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk

menghindari suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.

Kemungkinan bila dilakukan terus terang, maka peneliti tidak diizinkan untuk

melakukan observasi.

3. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang dapat berupa tulisan,

gambar atau karya tulis akedemik yang telah ada. Dokumen merupakan pelengkap

dari penggunaan metode pengamatan dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Peneliti menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada dilokasi

penelitian atau sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian.


3.6 Defenisi Operasional Variabel

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan,

maka perlu dipahami sebagai unsur-unsur yan menjadi dasar dari suatu penelitian

ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian. Secara lebih rinci,

operasioalisasi variabel penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Indikator pertanyaan

No Indikator Pertanyaan Item


1 Pengetahuan tentang saluran pemasaran 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Place (Tempat) : Kualitas, Kuantitas, dan 8, 9,
2 Jenis kopi
Time (Waktu) : waktu rusak, produk yang 10, 11, 12, 13, 14
3 berkualitas, nilainya tinggi dan tidak tahan
lama
Form (bentuk) : kualitas tetap terjaga, 15, 16, 17
4 kuantitas tetap tejaga
Information (informasi) : kemanfaatan biji 18, 19, 20
5 kopi.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan cara

menganalisis/memeriksa data, mengorganisasikan data, memilih dan memilahnya

menjadi sesuatu yang dapat diolah, mencari dan menemukan apayang penting

berdasarkan kebutuhan dalam penelitian dan memutuskan apa yang dapat

dipublikasikan. Langkah analisis data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu

pengumpulan data, mengelompokkannya, memilih dan memilah data, lalu

kemudian menganalisisnya dan menyimpulkan.


Analisis data data juga menggunakan rumus persentase yang berfungsi

untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan terhadap pertanyaan. Penelitian

dilakukan dengan cara mempersentasekan terhadap aspek yang diteliti dengan



rumus : P% = � x 100%

Keterangan :

P% = persentase jawaban

F = frekuensi jawaban

N = jumlah keseluruhan responden


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Pematang Sidamanik berada di Kabupaten Simalugun Propinsi

Sumatera Utara. Kecamatan ini berbatasan dengan kecamatan Panei/Dolok

Pardamean di sebelah Utara dan kecamatan Jorlang Hataran di sebelah selatan.

Kemudian di sebelah barat berbatasan Danau Toba dan sebelah timur berbatasan

dengan kecamatan Sidamanik.

Kecamatan Pematang Sidamanik terletak 780 m diatas permukaan laut dan

mempunyai luas wilayah 9103 km2. Dengan luas lahan sawah 536 ha, luas lahan

kering 7526 ha dan luas halaman pekarangan 1028 ha. Kecamatan ini terletak 35

km dari kantor bupati, kecamatan Pematang Sidamanik terdiri dari sepuluh

nagori-kelurahan. Untuk lebih jelas mengetahui luas Kecamatan Pematang

Sidamanik dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Jumlah Dusun Menurut Nagori/Kelurahan Di

Kecamatan Pamatang Sidamanik

No. Nagori/Kelurahan Luas (km2) Jumlah Rasio

Dusun Terhadap

Luas
Kecamatan

1 Sipolha Horison 7,02 4 7,71

2 Pem. Tambun Raya 7,12 4 7,82

3 Sihaporas 12,24 5 13,45

4 Jorlang Huluan 7,20 3 7,91

5 Bandar Manik 18,35 5 20,16

6 Sait Buttu Saribu 8,17 7 8,98

7 Pam. Sidamanik 2,82 5 3,09

8 Sarimattin 2,51 3 2,76

9 Simantin 18,76 3 20,61

10 Gorak 6,85 4 7,52

Jumlah 91,03 43 100

Sumber : Dinas kependudukan Kecamatan Pamatang Sidamanik

(2014)

4.1.2 Keadaan Demografi

Penduduk Kecamatan Pamatang Sidamanik berjumlah 15.878 Jiwa. Dengan

jumlah laki-laki 7.962 jiwa dan jumlah perempuan 7.916 jiwa. Agar lebih jelas,

komposisi penduduk Kecamatan Pamatang Sidamanik dapat dilihat berdasarkan

umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan dan agama dapat dilihat pada

penjelasan berikut.

4.1.2.1 Jenis Kelamin dan Umur


Klasifikasi penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin dapat

dilihat dalam tabel 4.2

Tabel 4.2 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Di

Kecamtan Pamatang Sidamanik

No. Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 00-04 734 728 1462

2 05-09 924 830 1754

3 10-14 954 927 1881

4 15-19 910 871 1781

5 20-24 626 608 1234

6 25-29 555 545 1100

7 30-34 649 596 1245

8 35-39 525 618 1143

9 40-44 585 590 1175

10 45-49 417 469 886

11 50-54 355 381 736

12 55-59 219 231 450

13 60-64 229 230 459

14 65-69 126 130 256

15 70-74 81 95 176

16 75 keatas 73 67 140
Jumlah 7962 7916 15878

Sumber : Dinas kependudukan Kecamatan Pamatang Sidamanik

(2014)

Menurut data statistik yang terakhir di kecamatan Pamatang Sidamanik

diketahui jumlah penduduk 15878 jiwa yang tersebar di sepuluh nagori/kelurahan

yang ada. Jika dari faktor jenis kelamin, maka penduduk kecamatan Pamatang

Sidamanik terdiri dari 7962 jiwa laki-laki dan 7916 jiwa perempuan. Dengan

demikian komposisi penduduk kecamatan Pamatang Sidamanik hampir seimbang

antara laki-laki dan perempuan.

Jika dilihat dari faktor usia, maka penduduk kecamatan Pamatang

Sidamanik lebih banyak usia dewasa dibandingkan anak-anak ataupun kelempok

orang tua. Hal ini menunjukkan kecamatan Pamatang Sidamanik mempunyai

modal tenaga kerja yang cukup produktif.

Usia merupakan hal yang penting untuk di pahami, karena konsumen yang

berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Para pemasar

harus memahami apa kebutuhan dari konsumen dengan berbagai usia tersebut,

kemudian membuat beragam produk yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut.

4.1.2.2 Pekerjaan

Mata pencaharian penduduk kecamatan Pamatang Sidamanik cukup

bervariasi. Masyarakat di kecamatan Pamatang Sidamanik mayoritas

pekerjaannya adalah petani, lebihnya di sekolah, industri, kontruksi, perdagangan,


transportasi, dan lain-lain. Klasifikasi penduduk berdasarkan pekerjaan dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis

Kegiatan/Pekerjaan Di Kecamatan Pamatang Sidamanik

No. Jenis Pekerjaan (bidang) Jumlah Persentase

1 Sekolah 2337 21,15

2 Pertanian 6231 56.54

3 Industri 158 14,33

4 Konstruksi 31 0,38

5 Perdagangan 418 3,79

6 Transportasi 82 0,74

7 Jasa Pemerintahan 794 7,20

8 Karyawan Perkebunan 3274 29,70

Jumlah 11020 100

Sumber : Dinas kependudukan Kecamatan Pamatang Sidamanik

(2014)

Dilihat dari jumlah penduduk yang bekerja, terhitung 11020 yang bekerja

dari 15878 jumlah kecamatan Pamatang Sidamanik. Dengan demikian, penduduk

yang bekerja sebesar 69,40% dari keseluruhan jumah penduduk yang berarti

masyarakat Pamatang Sidamanik cukup produktif dalam bekerja. Dari tabel diatas

dapat dilihat juga bahwa masyarakat kecamatan Pamatang Sidamanik mayoritas


bekerja sebagai petani yaitu sebesar 56,54% dari seluruh jumlah masyarakat yang

bekerja dan masyarakat yang bekerja sebagai pedagang yaitu sebesar 3,79%.

4.1.3 Gambaran Narasumber

Tabel 4. Karateristik Narasumber

No. Nama Narasumber Usia Pendidikan Pekerjaan Suku Jumlah

Agen

1. Yusuf Damanik, S.Sos 58 thn S1 Wiraswasta Batak 10 Orang

(Pemilik Usaha

UD. Tia Agri)

2. Sabaruddin 47 thn SMA Wiraswasta Jawa 4 Orang

(Pemilik Usaha

Karya Bakti)

3. Sulastri 45 thn SMA Wiraswata Jawa 3 orang

(Pemilik Usaha

UD. Nining)

4. Iswa Dwianto 29 thn SMA Buruh Harian dan Jawa -

mengumpulkan

biji kopi

5. Suprayetno 29 thn SMA Buruh Harian dan Jawa -

mengumpulkan

biji kopi
6. Rado Tua Dabukke 23 thn SMA Buruh Harian dan Batak -

mengumpulkan

biji kopi

Berdasarkan tabel karakteristik narasumber diatas memperlihatkan bahwa

umur bervariasi antara 45-58 tahun bagi pemilik usaha dan umur 29 tahun

kebawah bagi agen pengumpul biji kopi. Jumlah narasumber yang mengecap

pendidikan SMA/SMK adalah 5 orang dan S1 adalah 1 orang. Jika ditinjau dari

pekerjaan, 3 orang berprofesi sebagai wiraswata yang berfokus pada usaha biji

kopi saja, dan 3 orang sebagai buruh harian dan pengumpul biji kopi. Para

narasumber terdiri dari suku batak dan jawa yang merupakan suku mayoritas di

kecamatan Pamatang Sidamanik.

Kemampuan bersaing suatu sistem agribisnis pada dasarnya ditunjukkan

oleh kemampuan dalam memproduksi dan memasarkan produk yang sesuai

dengan kebutuhan dan preferensi konsumen. Dalam hal ini, pendidikan yang

tinggi membantu seorang pebisnis dalam mengembangkan dan mempertahankan

usahanya dari pesaing yang ada.

Pendidikan akan mementukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh

seseorang. Profesi dan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pendapatan yang

diterimanya. Pendapatan dan pendidikan tersebut akan mempengaruhi kinerja

yang dilakukan dalam kegiatan bisnis.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Faktor – faktor pemilihan saluran distribusi

a. Tempat

Tabel 4.5 : potensial ketersediaan produk atau jasa usaha biji kopi di

Kecamatan Pamatang Sidamanik (Angket No.8)

Nama Responden Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

N % N % N % N %

Yusuf Damanik, S.Sos 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Sabaruddin 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Sulastri 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Iswa Dwi Yanto 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Suprayetno 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Rado Tua Dabukke 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Total 4 66,66 2 33,33 0 0 0 0

Pada tabel 4.5 hasil penelitian ditunjukkan pada angket pertanyaan no.8

menunjukkan bahwa ketersediaan tempat untuk usaha biji kopi di Kecamatan

Pamatang Sidamanik. Dari keseluruhan responden 66,66 persen menyatakan

sangat baik dan 33,33 persen menyatakan baik.

Dengan demikian kecamatan Pamatang Sidamanik memiliki potensi yang

besar untuk pembangan usaha biji kopi terutama untuk sumber bahan baku yang

diperlukan oleh perusahaan besar sehingga menjadi varian dan inovasi produksi

kopi yang dihasilkan.


Dengan adanya keunggulan dalam hal sumber daya alam yang mendukung,

sebaiknya para stakeholders saling memperhatikan lingkungan yang berhubungan

dengan aktivitas usahanya. Dengan kata lain hubungan perusahaaan dengan

tempat/lingkungan harus memberikan jaminan penuh pada pemeliharaan

lingkungan dan dan pembangunan yang bertanggung jawab dan

berkesinambungan.

b. Waktu

Tabel 4.1.2: Ketersediaan Produk Atau Jasa Saat Diinginkan Pelanggan

(Angket No.10)

Nama Responden Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

N % N % N % N %

Yusuf Damanik, S.Sos 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Sabaruddin 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Sulastri 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Iswa Dwi Yanto 0 0 0 0 1 16,66 0 0

Suprayetno 0 0 0 0 1 16,66 0 0

Rado Tua Dabukke 0 0 0 0 1 16,66 0 0

Total 1 16,66 2 33,33 3 66,66 0 0

Pada Tabel 4.6 Hasil penelitian yang ditunjukkan pada angket pertanyaan

no.10 menunjukkan bahwa ketersediaan produk atau jasa saat diinginkan oleh
pelanggan di Kecamatan Pamatang Sidamanik. Dari keseluruhan responden 66,66

persen menyatakan cukup baik dan 33,33 persen menyatakan baik serta 16,66

persen menyatakan sangat baik.

Dengan demikian berkaitan dengan upaya meningkatkan produktivitas

dalam upaya menjamin keberlangsungan perusahaan, maka perusahaan di tuntut

mampu meningkatkan produktivitas, melakukan penghematan biaya, menghemat

waktu proses dan pelayanan.

c. Bentuk

Tabel 4.7 : Produk Diproses, Disiapkan, Siap Dimanfaatkan Serta Dalam

Kondisi Yang Tepat (Angket No.15)

Nama Responden Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

N % N % N % N %

Yusuf Damanik, S.Sos 0 0 0 0 1 16,66 0 0

Sabaruddin 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Sulastri 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Iswa Dwi Yanto 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Suprayetno 0 0 0 0 1 16,66 0 0

Rado Tua Dabukke 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Total 1 16,66 3 66,66 2 33,33 0 0


Pada Tabel 4.7 Hasil penelitian ditunjukkan pada angket pertanyaan no.15

menunjukkan bahwa produk diproses, disipakan dan siap dimanfaatkan, serta

dalam kondisi yang tepat di Kecamatan Pamatang Sidamanik. Dari keseluruhan

responden 66,66 persen menyatakan baik dan 33,33 persen menyatakan cukup

baik serta 16,66 persen menyatakan sangat baik.

Dengan demikian produk biji kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik

memiliki keterbatasan dalam ketersedian jenis biji kopi yang dihasilkan. Para

petani hanya menghasilkan biji kopi robusta dan arabica yang kualitasnya hanya

biasa biasa saja. Namun pada saat ini telah banyak varian dari kopi yang

dihasilkan oleh petani luar negeri yang memiliki hasil pertanian biji kopi yang

bentuknya besar, harum dan dapat dipanen dalam waktu yang relatif cepat.

Maka hal ini, para pedagang hanya bisa berharap agar kopi yang dihasilkan

oleh petani sekitar memliki kualitas yang baik dan dapat bersaing dengan kopi

luar. Namun sebuah perusahaan dapat memberikan sebuah keunggulan kompetitif

dari hasil kopi yang diterima dari petani. Dengan mengetahui dan mengusai

strategi pemasaran yang tepat, pedagang kopi dapat mengoptimalkan beberapa

aspek lingkungan sosial dan fisik. Aspek fisik yang diubah oleh strategi

pemasaran seperti strategi produk dengan dengan produk desain baru dari produk

yang sudah ada. Sementara itu aspek lingkungan sosial lainnya yang dapat diubah

misalnya dengan melatih tenaga penjual untuk tidak terlalu agresif, tidak menekan

konsumen dan tetap ramah.


d. Informasi

Tabel 4.8: Sifat-sifat Produk Yang Berguna Serta Manfaat Yang Tersedia

(Angket No.18)

Nama Responden Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

N % N % N % N %

Yusuf Damanik, S.Sos 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Sabaruddin 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Sulastri 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Iswa Dwi Yanto 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Suprayetno 1 16,66 0 0 0 0 0 0

Rado Tua Dabukke 0 0 1 16,66 0 0 0 0

Total 4 66,66 2 33,33 0 0 0 0

Pada tabel 4.8 hasil penelitian ditunjukkan pada angket pertanyaan no.18

menunjukkan bahwa manfaat biji kopi bagi konsumen untuk usaha biji kopi di

Kecamatan Pamatang Sidamanik. Dari keseluruhan responden 66,66 persen

menyatakan sangat baik dan 33,33 persen menyatakan baik.

Dengan demikian manfaat biji kopi bagi konsumen sangat baik. Artinya

para konsumen di kecamatan Pamatang Sidamanik dapat menikmati varian dan

inovasi yang dihasilkan oleh produsen telah memenuhi selera dan kebutuhan

konsumen. Dari hasil angket yang ada menunjukkan bahwa konsemen telah
banyak mengetahui tentang pemanfaatan biji kopi bagi kehidupannya sehari-hari.

Dengan mengetahui fisik produk, maka seorang pedagang biji kopi dapat

menciptakan dan menggunakan strategi pemasaran dengan tujuan untuk

mempengaruhi aspek kognisi, afeksi dan perilaku konsumen.

1. Pengetahuan tentang saluran pemasaran

Adapun hasil angket dari jawaban – jawaban responden mengenai saluran

pemasaran biji kopi di Kecamatan Pamatang Sidamanik Sidamanik :

Tabel 4.9 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 1 Apa

Yang Dimaksud Dengan Saluran Pemasaran?

No Nama Jawaban Narasumber

Narasumber

1. Yusuf Damanik Saluran pemasaran adalah dimana ada proses jual

dan beli. Dan ada pengumpul,dan yang mengirim

barang.

2. Sulastri Saluran pemasaran adalah Proses jual beli

3. Sabaruddin Saluran pemasaran adalah dimana pengumpul

berhubungan langsung dengan toke-toke besar

4. Iswa Dwiyanto Saluran pemasaran adalah pengalihan produk dari

penjual dan pengumpul

5. Suprayetno Saluran pemasaran adalah dimana didalamnya

terdapat proses jual beli produk.


6. Rado Tua Dabukke Saluran pemasaran adalah usaha jual beli yang

melibatkan pengumpul

Dari tabel 4.9 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban

yang sama yang dapat disimpulkan bahwa Saluran Pemasaran adalah kegiatan

(fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk yang melibatkan perantara,

misalnya dari petani ke pengumpul hingga sampai ke toke-toke besar.

Sesuai dengan masalah penelitian yaitu bagaimana saluran pemasaran yang

dipakai sesuai indikator pengetahuan tentang saluran pemasaran, maka sesuai

jawaban responden bahwa Saluran Pemasaran adalah dimana ada proses jual dan

beli. Dan ada pengumpul, dan yang mengirim barang .(Yusuf Damanik, S.Sos. :

2015).

Dalam hal ini pedagang adalah konsumen. Pengetahuan konsumen adalah

semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai informasi yang dimiliki oleh

konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa serta pengetahuan lainnya

yang berkaitan dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan

dengan fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan konsumen akan mempengaruhi

keputusan pembelian.

Sehingga pedagang biji kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik harus

mengetahui strategi pemasaran yang akan digunakan terutama saluran pemasaran

yang dipakai. Namun pengetahuan pedagang biji kopi di Kecamatan Pamatang


Sidamanik hanya terbatas oleh kegiatan jual, beli dan mendistribusikan. Para

pedagang melakukan saluran pemasaran hanya sesuai kebiasaan mereka setiap

hari tanpa mengetaui akan arti saluran pemasaran secara emperik ataupun sesuai

prinsip-prinsip pemasaran yang di temukan oleh para ahli.

Tabel 4.10 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 2. Ada 2

Jenis Saluran Pemasaran, Yaitu Saluran Pemasaran Pelanggan Dan Saluran

Pemasaran Bisnis. Jenis Saluran Pemasaran Mana Yang Anda Gunakan?

No Nama Jawaban Narasumber

Narasumber

1. Yusuf Damanik Saya kurang tau jenisnya apa namun saya ambil dari

Produsen – Pengumpul – Toke

2. Sulastri Saya tidak tau jenis apa. Namun saya langsung ambil

dari banyak Petani-Pengumpul-Toke

3. Sabaruddin Saya ambil langsung dari Petani – Pengumpul –

Toke Besar

4. Iswa Dwiyanto Saya ambil langsung dari Petani – Pengumpul –

Toke Besar

5. Suprayetno Saya tidak tau jenis apa. Namun saya langsung ambil

dari banyak Petani-Pengumpul-Toke

6. Rado Tua Dabukke Saya ambil langsung dari Petani – Pengumpul –


Toke Besar

Dari tabel 4.10 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban

yang sama yang dapat disimpulkan bahwa Saluran Pemasaran yang digunakan di

kecamatan Pamatang Sidamanik adalah Saluran Pemasaran Konvensional Saluran

yang terdiri dari satu atau lebih produsen independen, pedagang grosir, dan

pengecer, masing-masing merupakan bisnis terpisah yang berusaha

memaksimalkan labanya sendiri bahkan dengan merugikan laba sistem secara

keseluruhan.

Sesuai dengan masalah penelitian yaitu bagaimana saluran pemasaran yang

di pakai berdasarkan indikator pengetahuan saluran pemasaran pedagang biji kopi

di kecamatan Pamatang Sidamanik dalam kegiatan bisnisnya, maka para

pedagang biji kopi telah melakukan kegiatan bisnis dengan menggunakan saluran

pemasaran konvesional. Namun para petani belum mengetahui secara jelas akan

bentuk saluran konvesional ini. Para petani hanya menjalankan usaha sesui

kegiatan yang dilakukannya sehari secara berulang ulang dan menurut mereka

kegiatan atau saluran pemasaran itulah yang terbaik bagi usaha mereka.

Tabel 4.11 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 3.

Bagaimana Sistem Pemasaran Yang Dilakukan?

No Nama Jawaban Narasumber


Narasumber

1. Yusuf Damanik Langsung datang ke petani-petani penghasil kopi.

2. Sulastri Dilakukan secara langsung.

3. Sabaruddin Langsung datang ke petani kopi

4. Iswa Dwiyanto Secara langsung

5. Suprayetno Secara langsung

6. Rado Tua Dabukke Dilakukan secara langsung

Dari tabel 4.11 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban

yang sama yang dapat disimpulkan bahwa sistem pemasaran yang dilakukan

yakni secara langsung. Dimana pengumpul langsung mendatangi petani-petani

penghasil kopi.

Sesuai dengan masalah penelitian bagaimana saluran pemasaran yang

dipakai sesuai indikator pengetahuan pedagang biji kopi di kecamatan Pamatang

Sidamanik, maka sistem pemasaran yang dilakukan adalah sistem pemasaran

langsung. Artinya para pedagang biji kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik

tidak susah payah untuk menjualkan atau mendistribusikan kembali biji kopi yang

telah diperolehnya dari petani sekitar. Para pedagang biji kopi hanya menunggu

perusahaan besar yang datang langsung ke tempat usaha mereka dan membeli biji

kopi dari pedagang di kecamatan Pamatang Sidamanik


Tabel 4.12 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 4.

Bagaimana Menjalin Hubungan Dengan Perusahaan Lain?

No Nama Jawaban Narasumber

Narasumber

1. Yusuf Damanik Perusahaan besar itu langsung datang mencari pihak

pengumpul.

2. Sulastri Perusahaan besar biasanya mensurvei tiap daerah,

lalu menjalin kerja sama

3. Sabaruddin Perusahaan besar langsung menemui pihak

pengumpul.

4. Iswa Dwiyanto Perusahaan besar menemui langsung pihak

pengumpul.

5. Suprayetno Perusahaan besar menemui langsung pihak

pengumpul.

6. Rado Tua Dabukke Perusahaan besar menemui langsung pihak

pengumpul.

Dari tabel 4.12 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban

yang sama yang dapat disimpulkan bahwa cara menjalin hubungan dengan

perusahaan lain yakni perusahaan besar akan langsung mendatangi pihak

pengumpul untuk menjalin kerjasama.


Sesuai masalah penelitian bagaiman saluran pemasaran yang dipakai sesuai

indikator pengetahuan saluran pemasaran, maka dapat dilihat bahwa para

perusahaan besar mengeskplor atau mencari sendiri sumber bahan baku yang di

perlukan ke daerah-daerah yang menghasilkan biji kopi. Dengan kata lain

perusahaan mengutus para karyawannya untuk mensurvei para pedagang biji kopi

di kecamatan Pamatang Sidaminik dan menjalin hubungan kerjasama demi

menjamin bahan baku yang akan diperoleh.

Saluran pemasaran terdiri dari perusahaan yang bermitra untuk kebaikan

bersama mereka. Masing-masing anggota saluran pemasaran memainkan peran

khusus dalam saluran. Idealnya, karena keberhasilan anggota saluran individual

bergantung pada keberhasilan saluran keseluruhan, maka semua saluran harus

bekerja sama dengan lancar. Meskipun anggota saluran saling tergantungan,

mereka sering tidak sepakat tentang siapa yang harus melaksanakan apa dan untuk

penghargaan apa. Ketidaksepakatan atas tujuan, peran, dan penghargaan semacam

itu menimbulkan konflik saluran.

Dalam penelitian ini, pedagang biji kopi di kecamatan Pamatang

Sidamanik dan perusahaan besar lainnya tidak memiki konflik saluran karena

perusahaan besar menemuai langsung pihak pengumpul dan dalam proses tersebut

dapat diartikan sebagai sistem pemasaran vertikal.

Tabel 4.13 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 5.

Berapa Banayak Agen Atau Perantara Yang Digunakan Dalam Kegiatan

Bisnis?
No Nama Jawaban Narasumber

Narasumber

1. Yusuf Damanik 10 agen

2. Sulastri 3 agen

3. Sabaruddin 4 agen

4. Iswa Dwiyanto 10 agen

5. Suprayetno 3 agen

6. Rado Tua Dabukke 3 agen

Dari tabel 4.13 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban

yang berbeda dan ada juga yang sama yang dimana ada 1 narasumber yang

memiliki 10 agen dan yang lainnya kisaran 3-4 agen.

Sesuai masalah penelitiaan yaitu bagaimana saluran pemasaran yang dipakai

sesuai indikator pengetahuan saluran pemasaran, maka para pedagang di

kecamatan Pamatang Sidamanik membutuhkan agen sesuai kebutuhan dan

jangkauan agen yang dipekerjaan di wilayahnya sendiri. Para pedagang

beranggapan bahwa 1 agen dapat mencakupi 2 atau 3 dusun di kecamatan

Pamatang Sidamanik. Adapun pedagang yang telah memiliki 10 agen,

dikarenakan usaha yang telah dijalankan telah cukup lama dari pedagang lain dan

para agennya telah mengcakup wilayah yang lebih luas.

Produsen harus memeriksa kinerja anggota saluran pemasaran secara teratur

dan membandingkannya dengan standart seperti kuota penjualan, rata-rata tingkat


persediaan, waktu pengiriman kepada pelanggan, perlakuan bagi barang yang

rusak dan hilang, kerja sama dalam promosi perusahaan dan program pelatihan,

dan layanan bagi pelanggan. Para pedagang biji kopi di kecamatan Pamatang

Sidamanik harus menyadari dan menghargai perantara yang kinerjanya baik dan

menambahkan nilai baik bagi petani kopi. Perantara yang bekinerja buruk harus

dibantu atau, sebagai pilihan terakhir, digantikan. Para pedagang dapat menilai

perantaranya secara periodik dan mengurangi perantara yang lemah.

Tabel 4.14 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 6.

Alasan apa Dalam Menentukan Jumlah Perantara?

No Nama Jawaban Narasumber

Narasumber

1. Yusuf Damanik Sebab, lokasi yang dicakup cukup luas. Sehingga

membutuhkan 10 agen.

2. Sulastri Memang itu yang ada dan yang dapat dipercaya

3. Sabaruddin Karena hanya dibutuhkan 4 agen saja

4. Iswa Dwiyanto Karena hanya 10 yang dibutuhkan

5. Suprayetno Sebab, itulah yang dapat dipercaya

6. Rado Tua Dabukke Karena hanya 3 yang dibutuhkan

Dari tabel 4.14 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban

yang berbeda dan ada juga yang sama yang dimana ada 1 narasumber yang
menjawab alasan menentukan jumlah perantara adalah karena daerah yang

dicakup cukup luas sehingga membutuhkan agen yang banyak, sementara

responden lain menjawab karena faktor kepercayaan dan memang hanya sebanyak

itu yang dibutuhkan.

Sesuai dengan masalah penelitian yaitu bagaimana saluran pemasaran yang

diipakai sesuai indikator pengetahuan saluran pemasaran, maka dapat dilihat dari

jumlah agen yang dibutuhkan para pedagang untuk menperoleh biji kopi dari

petani kopi. Dari jawaban diatas dapat diartikan bahwa para pedagang biji kopi

sangat menseleksi agen yang dipekerjakaannya.

Para pedagang biji kopi dan perantara harus menyetujui syarat dan tanggung

jawab masing-masing anggota saluran. Mereka harus menyepakati kebijakan

harga, kondisi penjualan, hak teritorial dan layanan khusus yang dilakukan

masing-masing pihak. Para pedagang menetapkan harga biji kopi yang telah di

tetapkan oleh perusahaan besar. Para pedagang biji kopi di kecamatan Pamatang

Sidamanik harus mendefinisikan wilayah masing-masing anggota saluran, dan

harus berhati-hati tentang dimana mereka akan menempatkan para perantaranya.

Dalam penelitian ini alasan yang kuat yang diberikan yaitu karena adanya

rasa percaya pada agen tersebut. Namun ada alasan lain yang yaitu usaha tersebut

hanya membutuhkan agen seperlunya sesuai cakupan wilayah yang diinginkan

oleh pegang biji kopi.


Tabel 4.15 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 7.

Seberapa Banyak Usaha Sejenis Yang Anda Ketahui Di Daerah Anda?

No Nama Jawaban Narasumber

Narasumber

1. Yusuf Damanik 10 usaha sejenis

2. Sulastri 10 usaha sejenis

3. Sabaruddin 10 usaha sejenis

4. Iswa Dwiyanto 10 usaha sejenis

5. Suprayetno 10 usaha sejenis

6. Rado Tua Dabukke 10 usaha sejenis

Dari tabel 4.15 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan yang

sama yang dimana usaha sejenis yang mereka ketahui adalah 10 usaha.

Sesuai masalah penelitian yaitu bagaimana saluran pemasaran yang dipakai

sesuai indikator pengetahuan saluran pemasaran, maka pengetahuan tentang

seberapa banyak usaha sejenis para pedagang sangat mengetahui jumlah usaha

tersebut dan sangat mengetahui pesaing mereka dan keadaan pedagang lain yang

memiliki karakteristik usaha yang sama. Dengan demikian para petani telah

mengetahui potensi usaha biji kopi dan bentuk usahanya, maupun persaingan

dalam menghasilkan biji kopi dari petani sehingga mereka menentukan jumlah

agen yang akan dipekerjakan sesuai kebutuhan dan kemampuan usaha miliknya.
Untuk merencanakan strategi pemasaran efektif, pedagang biji kopi harus

mencari tahu tentang pesaing. Para pedagang harus membandingkan strategi

pemasaran , produk, harga , saluran dan promosi dengan pesaingnya.

Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa para pedagang biji kopi tidak dapat

menentukan sendiri harga biji kopi, namun para pedagang dapat menentukan

staregi pembelian dari petani dengan memberikan pelayanan yang optimal dan

harga yang tidak begitu jauh dari yang telah di tetapkan. Dengan cara ini para

pedagang dapat menemukan keunggulan dan kelemahan kompetitif.

2. Faktor-faktor Pemilihan Saluran Distribusi

Tabel 4.16 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 9.

Alasan Anda Tentang Potensi Industri Tersebut?

No Nama Jawaban Narasumber

Narasumber

1. Yusuf Damanik Sebab,tanahnya yang memang cocok untuk ditanami

kopi. Apalagi terletak di daerah dataran tinggi.

2. Sulastri Karena lokasinya pas didataran kopi. Jadi, sesuai

dengan karakteristik tanaman kopi.

3. Sabaruddin Karena, saya lihat tanah dan cuacanya sangat

mendukung.

4. Iswa Dwiyanto Mungkin karna kopi ini tempatnya didataran tinggi,


jadi sesuai sama wilayah sidamanik ini.

5. Suprayetno Karena tanahnya bagus memang untuk tanaman

kopi.

6. Rado Tua Dabukke Kalau menurut saya dari segi tanah, iklim,dan

cuacanya itu mendukung.

Dari tabel 4.16 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan yang

sama yang dimana alasan mereka mengatakan tanaman biji kopi ini sangat

berpotensi.

Sesuai dengan masalah penelitian yaitu bagaimana faktor-faktor saluran

pemasaran yang diterapkan sesuai indikator Place (tempat), maka dapat dilihat

bahwa para petani mengetahui peluang yang besar dalam usaha pengumpulan biji

kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik. Para pedagang beranggapan bahwa

wilayah kecamatan Pamatang Sidamanik memiliki tanah yang subur, berada di

dataran tinggi dan iklim yang sesuai dengan tamanan kopi.

Tempat yang tepat sangat menentukan kualitas, kuantitas dan jenis kopi

yang dapat dihasilkan para petani sesuai keinginan konsumen maupun produsen

yang menghasilkan varian dan inovasi baru hasil pengolahan biji kopi.

Kesadaran akan keadaan tersebut nantinya dapat mengakibatkan dorongan

pada pelaku usaha untuk mengeksplor sumber daya alam yang ada. Oleh sebab itu

di perlukan konsep pembangunan yang berkesinambungan untuk memeliharaan

lingkungan dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang berkenaan dengan


pemeliharaaan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat demi keberlangsungan

jangka panjang dan menjaga kearifan lokal di kecamatan Pamatang Sidamanik.

Tabel 4.17 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 11.

Bagaimana Ketersediaan Biji Kopi Yang Ada Di Daerah Anda?

No Nama Jawaban Narasumber

Narasumber

1. Yusuf Damanik Bagus, tergantung musim

2. Sulastri Musiman

3. Sabaruddin Kadang banyak, kadang terek. Tergantung musim.

4. Iswa Dwiyanto Musiman

5. Suprayetno Bagus, tergantung musim

6. Rado Tua Dabukke Musiman .

Dari tabel 4.17 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban

yang sama dimana ketersediaan biji kopi yang ada di daerah Kecamatan

Pamatang Sidamanik tergantung musim. Adakalanya biji kopi yang dihasilkan

melimpah (panen raya) namun adakalanya biji kopi yang dihasilkan terek

(menurun).

Sesuai masalah penelitian yaitu bagaimana faktor-faktor saluran pemasaran

yang diterapkan sesuai indikator Time (waktu). Maka dapat dilihat dari jawaban
responden bahwa waktu untuk menentukan kapan mengahasilkan biji kopi yang

melimpah atau terek tidak dapat ditentukan oleh pedagang. Dengan kata lain para

pedagang tergantung oleh kinerja agen mereka dikarenakan musim panen tidak

dapat tentukan atau prediksi sendiri.

Namun dalam hal ini para saluran harus dapat belajar dan memprediksi

sendiri waktu hasil panen biji kopi secara periodik. Para pedagang harus bisa

menyesuaikan hasil panen biji kopi dengan penjualan kembali ke perusahaan

mitra. Tujuannya ialah agar para pedagang biji kopi di kecamatan Pamatang

Sidamanik mengetahui sistem logistik pemasaran disebut juga distribusi fisik

(psysical distribution) yaitu melibatkan perencanaan , implementasi, dan kendali

aliran fisik barang, jasa, dan informasi yang berhubungan dari titik asal ke titik

konsumsi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam kondisi mendapatkan

laba.

Tabel 4.18 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 12. Jenis

Kopi Apa Saja Yang Diterima?

No Nama Jawaban Narasumber

Narasumber

1. Yusuf Damanik Arabica dan Robusta

2. Sulastri Arabica dan Robusta

3. Sabaruddin Arabica
4. Iswa Dwiyanto Arabica dan Robusta

5. Suprayetno Arabica dan Robusta

6. Rado Tua Dabukke Arabica

Dari tabel 4.18 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan ada

jawaban yang berbeda dan ada yang sama dimana jenis kopi yang diterima yakni

Arabica. Namun 2 responden juga menerima jenis kopi Robusta dan Arabica.

Sesuai masalah penelitian yaitu bagaiman faktor-faktor saluran pemasaran

yang diterapkan sesuai indikator Time (waktu). Maka dapat dilihat dari jawaban

responden hanya mengetahui 2 jenis kopi yang dapat yang diterima. Sesuai

dengan keadaan geografi kecamatan Pamatang Sidamanik, kopi robusta dan

arabica sangat cocok di taman di daerah tersebut. Sehingga petani maupun

pedagang biji kopi hanya menjual 2 jenis kopi tersebut di daerahnya.

Struktur industri suatu daerah membentuk kebutuhan produk dan jasanya,

tingkat pendapatan, dan tingkat pastisipasi lingkungan angkatan kerjanya. Dalam

penelitian ini kecamatan Pamatang Sidamanik memiliki perokonimian subsisten,

yaitu dalam perekonumian subsisten, mayoritas penduduk terlibat dalam pertanian

sederhana. Mereka mengkonsumsi hampir semua hasil pertanian mereka dan

menukarkan sisanya untuk barang dan jasa sederhana. Mereka sedikit

menawarkan sedikit peluang pasar sesuai sumber daya yang ada terutama biji kopi

robusta da arabica.
Tabel 4.19 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 13.

Bagaimana Frekuensi Penerimaan Dan Penjualan Biji Kopi (Dalam Hari)?

No Nama Jawaban Narasumber

Narasumber

1. Yusuf Damanik Apabila panen besar bisa 4 x dalam 1 minggu

Apabila lagi terek (turun) 1 x dalam 1 minggu

2. Sulastri Penerimaan dilakukan setiap hari , namun untuk

penyetoran pada agen 2 x dalam 1 minggu

3. Sabaruddin 2 x dalam seminggu

4. Iswa Dwiyanto 2 x dalam seminggu

5. Suprayetno Penerimaan dilakukan setiap hari , namun untuk

penyetoran pada agen 2 x dalam 1 minggu

6. Rado Tua Dabukke 2 x dalam seminggu

Dari tabel 4.19 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban

yang berbeda dan ada juga yang sama dimana frekuensi penerimaan dan

penjualan biji kopi 3 responden memiliki jawaban yang sama yakni 2 x dalam

seminggu. Sementara untuk responden yang lain ditentukan oleh musim, apabila

panen raya bisa 4 x dalam seminggu namun apabila terek 1 x dalam seminggu.

Sesuai masalah peneltian bagaimana faktor-faktor saluran pemasaran yang

diterapkan sesuai indikator Time (waktu). Maka dapat dilihat dari jawaban
responden tentang pendistribusian biji kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik

sangat di tentukan oleh musim panen dan kinerja agen mereka. Peran agen sangat

menentukan jumlah biji kopi yang di dapat petani pada waktu panen raya ataupun

masa terek. Sehingga faktor kepercayaan pedagang dengan agen sangat penting

dalam menjalankan usaha yang dijalankan

Selain mengetahui dan mengusai sistem logistik pemasaran (marketing

logistic) para pedagang biji kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik harus

mengetahui akan manajemen rantai pasokan. Yaitu mengelola aliran keatas dan

kebawah dari bahan, barang, dan informasi berhubungan yang bernilai tambah

diantara pemasok, perusahaan , penjual perantara, dan konsumen akhir. Tujuan

manajemen logistik adalah mengkoordinasikan kegiatan pemasok (petani kopi),

perantara (agen), dan pelanggan (perusahaan besar yang mengumpulkan biji kopi

dari pedagang di kecamatan Pamatang Sidamanik).

Dengan demikian para pedagang kopi dapat melakukan kegiatan saluran

pemasaran secara efisien dan efektif demi mencapatkan keuntungan yang lebih

baik.

Tabel 4.20 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 14.

Berapa Lama Biji Kopi Didistribusikan Kembali?

No Nama Narasumber Jawaban Narasumber

1. Yusuf Damanik Yang terbaik adalah 1 hari dan paling


lama 3 hari

2. Sulastri Paling lama 3 hari

3. Sabaruddin Yang terbaik adalah setelah dikumpulkan

dari petani langsung didistribusikan.

4. Iswa Dwiyanto Tergantung pada toke kapan datangnya

5. Suprayetno Tergantung pada toke kapan datangnya

6. Rado Tua Dabukke Tergantung pada toke kapan datangnya

Dari tabel 4.20 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban

yang berbeda dan ada juga yang sama dimana waktu untuk kopi didistribusikan

kembali adalah 3 responden menjawab tergantung pada Toke dan 3 yang lain

paling cepat 1 hari dan paling lama 3 hari. Namun, waktu terbaik untuk

mendistribusikannya adalah setelah kopi dikumpulkan dari para petani langsung

didistribusikan.

Sesuai dengan masalah penelitian yaitu bagaimana faktor-faktor saluran

pemasaran yang diterapkan sesuai indikator Time (waktu). Maka dapat dilihat dari

jawaban responden bahwa pendistribusian kembali dapat dilihat dari kualitas

maupun kuantitas biji kopi dari petani. Para pedagang di kecamatan Pamatang

Sidamanik hanya menunggu perusahaan relasi yang datang tanpa dapat

menentukan sendiri waktu penjualan kembali biji kopi. Namun pedagang hanya

dapat memprediksi waktu paling lama yaitu 3 hari dikarena sesuai kebiasaan yang
berulang ulang dari perusahaan relasi yang datang untuk membeli biji kopi dari

mereka.

Perusahaan mengelola rantai pasokan mereka melalui informasi. Mitra

saluran sering berhubungan untuk berbagi informasi dan membuat keputusan

logistik gabungan yang lebih baik dalam penelitian ini perusahaan mitra

mendatangi pedagang dalam rentang waktu 3 hari. Dapat diartikan bahwa

perusahaan mitra bekerjasama secara erat dengan pemasok utamanya yaitu

pedangan biji kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik untuk mengatur persediaan

yang dikelola vendor (vendor-managed inventory—VMI) atau sistem pergantian

persediaan berkelanjutan. Dengan VMI, para perusahaaan mitra berbagi data

tentang pembelian dari petani dan tingkat persediaan terbaru dengan pedagang biji

kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik. Kemudian pedagang biji kopi

mengemban tanggung jawab penuh untuk mengelola persediaan dan pengiriman.

Oleh sebab itu para agen di tutut untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya biji

kopi dari petani di kecamatan Pamatang sidamanik demi memenuhi kebutuhan

oleh perusahaan mitra selama 3 hari demi menghemat biaya persediaan dan

pengiriman.

Tabel 4.21 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 16. Apa

Alasan Tentang Kualitas Biji Kopi Yang Diperoleh?

No Nama Jawaban Narasumber


Narasumber

1. Yusuf Damanik Kualitas itu ditentukan oleh usia dari pohon kopi

tersebut.

Apabila kopi muda kualitasnya lebih bagus, bijinya

besar-besar

Apabila pohon kopi sudah tua kualitasnya berkurang,

dan bijinya kecil-kecil. Sehingga harus dipilih-pilih.

2. Sulastri Sebagian ada yang bagus, namun sebagian lagi harus

dipilih-pilih lagi.

3. Sabaruddin Tidak tentu, tergantung musim panen. Kalau panen

besar bagus buahnya.

4. Iswa Dwiyanto Ada yang bagus, ada yang kurang.

5. Suprayetno Macam-macam. Ada yang bagus, ada yang kurang

6. Rado Tua Dabukke Tergantung pohon kopinya. Kalau masih muda ya

bagus bijinya, kalau sudah tua jadi kurang bagus.

Dari tabel 4.21 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban

yang berbeda dan ada juga yang sama dimana kualitas biji kopi terbilang bagus.

Namun tingkat kualitas tersebut juga ditentukan oleh usia dari pohon kopi, apabila

pohon kopinya masih muda maka biji yang dihasilkan bagus, bijinya besar-besar

namun apabila pohon kopi itu sudah tua maka biji kopi yang dihasilkan kurang

bagus dan biji kopi juga kecil-kecil.


Sesuai dari masalah penelitian tentang bagaimana faktor-faktor saluran

pemasaran dalam segi Form (bentuk) yang di terapkan, maka dapat diartikan

bahwa kualitas biji kopi ditentukan hasil panen dari petani.

Dalam hal ini hubungan antara petani dan pedagang ditentukan sesuai

dengan kinerja perantara yang selektif untuk memilih petani mana yang

menghasilkan biji kopi yang baik. Sehingga perantara dapat menentukan

hubungan yang berkelanjutan sehingga dapat membentuk saluran pemasaran

antara petani—agen—pedagang--perusahaan mitra.

Tabel 4.22 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 17.

Bagaimana Anda Menjaga Kualitas Biji Kopi Sebelum Ke Pengguna Lain?

No Nama Jawaban Narasumber

Narasumber

1. Yusuf Damanik Menggunakan pergudangan

2. Sulastri Dipilih dulu lalu disimpan ke gudang

3. Sabaruddin Menggunakan pergudangan sendiri

4. Iswa Dwiyanto Disimpan digudang

5. Suprayetno Disimpan digudang

6. Rado Tua Dabukke Disimpan digudang


Dari tabel 4.22 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban

yang sama yakni cara menjaga kualitas biji kopi sebelum ke pengguna lain

menggunakan sistem pergudangan.

Sesuai dengan masalah penelitian yaitu bagaimana faktor-faktor saluran

pemasaran yang diterapkan sesuai indikator Form (bentuk). Maka dapat dilihat

dari jawaban responden menunjukkan bahwa para pedagang telah memilik

gudang sendiri untuk mengunpulkan dan menyimpan bijji kopi yang telah di

peroleh. Dalam mendistribusikan kembali pedagang memilih dan memilah

terlebih dahulu biji kopi yang memiliki kualitas yang baik agar dapat di jual

kembali ke perusahaan relasi mereka..

Perusahaan mitra harus memutuskan berapa banyak dan waktu pembelian

biji kopi dari pedagang di kecamatan Pematang Sidamanik demi menghemat

biaya transportasi. Sebaliknya para pedagan harus menyediakan biji kopi sesuai

kuota dan kualitas yang diinginkan perusahaan mitra agar menjalin kerjasama

yang berkelanjutan. Oleh sebab itu, para pedagang sangat memerlukan sistem

logistik dengan menyediakan gudang yang baik untuk menjaga kualitas biji kopi

sebelum di jual kembali.

Tabel 4.23 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 19. Apa

Saja Manfaat Biji Kopi Yang Anda Ketahui?

No Nama Jawaban Narasumber


Narasumber

1. Yusuf Damanik Untuk diminum

2. Sulastri Untuk campuran cat dan diminum

3. Sabaruddin Untuk diminum

4. Iswa Dwiyanto Untuk diminum

5. Suprayetno Untuk diminum

6. Rado Tua Dabukke Untuk diminum

Dari tabel 4.23 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban

yang sama. Yakni manfaat biji kopi untuk diminum.

Sesuai dengan masalah peneltian yaitu bagaimana faktor-faktor saluran

pemasaran yang diterapkan sesuai indikator Information (informasi). Maka dapat

dilihat dari jawaban responden bahwa kopi dominan hanya dapat untuk diminum.

Namun dalam kebutuhan yang lain, kopi dapat di pergunakan dalam dunia

kecantikan sebagai bahan penghalus kulit. Tidak hanya diminum dapat di

inovasikan dalam dunia kuliner seperti sebagai bahan tambahan dalam pembuatan

kue.

Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai

produk produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, termiology

produk, atribut atu fitur produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk.

(Sumarwan:2002)
Dengan semakin banyak inovasi dari biji kopi, maka dapat diihat

pengetahuan para pedagang biji kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik minim

akan pengetahuan produk.

Tabel 4.24 : Jawaban Responden Pada Pertanyaan Angket No Item 20.

Bagaimana Pendapat Anda Tentang Harga Kopi?

No Nama Jawaban Narasumber

Narasumber

1. Yusuf Damanik Tidak stabil. Tapi, agak tinggi tergantung mutu.

2. Sulastri Situasi sekarang normal

3. Sabaruddin Kalau sekarang lumayan tinggi, namun harapan saya

harga kopi jangan sampai dibawah 20 ribu perkilo,

agar dapat sepadan dengan upah pupuk dan pekerja.

4. Iswa Dwiyanto Kadang tinggi, kadang turun

5. Suprayetno Tidak stabil

6. Rado Tua Dabukke Terkadang tinggi, namun juga terkadang turun

drastis.

Dari tabel 4.24 hasil wawancara dengan narasumber menunjukkan jawaban

yang berbeda. Harga kopi terbilang tidak stabil, terkadang harganya bisa

membumbung tinggi dan bisa drastis sekali. Akan tetapi, diharapkan harga kopi
tersebut tidak sampai jatuh dibawah harga Rp. 20.000. hal ini agar hasil yang

didapat sesuai dengan upah pekerja dan upah pupuk.

Sesuai dengan masalah penelitian yaitu bagaimana faktor-faktor saluran

pemasaran yang diterapan sesuai dengan Information (informasi). Maka dapat

dilihat dari jawaban responden bahwa harga kopi di daerah kecamatan Pamatang

Sidamanik tidak menentu. Harga tersebut tidak ditentukan sendiri oleh pedagang

biji kopi di kecamatan Pamatang Sidamanik, Namun harga biji kopi di tentukan

oleh perusahaan relasi mereka ataupun sesuai keadaan kuantitas biji kopi yang

dihasilkan oleh petani. Namun dengan demikian para pedagang biji kopi di

kecamatan Pamatang Sidamanik berharap harga biji kopi tidak di bawah 20000

per kilo agar para pedagang dapat memliki surplus dalam penjualan biji kopi.

Adapun alasan responden yaitu agar dapat memberikan upah yang sesuai pada

agen yang di pekerjakannya dan untuk pergudangan agar menjaga kualitas dan

kuantitas terjaga dengan baik.

Dalam penilitian ini dapat dilihat bahwa harga kopi ditentukan oleh

penyesuaian harga biji kopi yang berubah ubah di pasar internasional. Maka dapat

diartikan penetapan harga kopi di tentukan oleh Penetapan Harga dinamis dan

Penetapan Harga Internasional. Penetapan harga dinamis terus menerus

menyesuaikan harga untuk memenuhi karakteristik dan kebutuhan pelanggan

individual dan situasi. Sedangkan penetapan harga internasional dalam sebagian

besar situasi, kenaikan harga hanya merupakan hasil dari biaya penjualan yang
lebih tinggi di negara lain, biaya tambahan modifikasi produk, pengiriman dan

asuransi, tarif dan pajak impor, fluktuasi nilai tukar mata uang dan distribusi fisik.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Saluran Pemasaran yang digunakan di kecamatan Pamatang Sidamanik

adalah Saluran Pemasaran Konvensional Saluran yang terdiri dari satu

atau lebih produsen independen, pedagang grosir, dan pengecer, masing-

masing merupakan bisnis terpisah yang berusaha memaksimalkan

labanya sendiri bahkan dengan merugikan laba sistem secara

keseluruhan.

Sistem pemasaran yang dilakukan adalah sistem pemasaran langsung.

Artinya para pedagang biji kopi di kecamatan Sidaminik tidak susah

payah untuk menjualkan atau mendistribusikan kembali biji kopi yang

telah diperolehnya dari petani sekitar.


2. Faktor-faktor pemilihan saluran distribusi

a. Tempat

Kecamatan Pamatang Sidamanik memiliki potensi yang besar untuk

pembangan usaha biji kopi terutama untuk sumber bahan baku yang

diperlukan oleh perusahaan besar sehingga menjadi varian dan inovasi

produksi kopi yang dihasilkan.

b. Waktu

Kecamatan Pamatang Sidamanik menyediakan biji kopi cukup baik.

Namun memiliki kendala pada waktu panen. Artinya para petani kopi

di kecamatan Pamatang Sidamink tergantung dari panen besar

maupun panen kecil (terek) atau musim panen pada waktu tertentu.

Sehingga para petani tidak dapat mementukan sendiri waktu panen

besar.

c. Bentuk

Kecamatan Sidamanik memiliki keterbatasan dalam ketersedian jenis

biji kopi yang di hasilkan. Para petani hanya menghasilkan biji kopi

robusta dan arabica yang kualitasnya hanya biasa biasa saja.

d. Informasi

Para konsumen di kecamatan Pamatang Sidamanik dapat menikmati

varian dan inovasi yang dihasilkan oleh produsen telah memenuhi

selera dan kebutuhan konsumen.


B. Saran

1. Untuk merencanakan strategi pemasaran efektif, pedagang biji kopi harus

mencari tahu tentang pesaing. Para pedagang harus membandingkan

strategi pemasaran , produk, harga , saluran dan promosi dengan

pesaingnya.dengan cara ini para pedagang dapat menemukan keunggulan

dan kelemahan kompetitif

2. Untuk merencanakan strategi pemasaran efektif, pedagang biji kopi harus

mencari tahu tentang pesaing. Para pedagang harus membandingkan

strategi pemasaran , produk, harga , saluran dan promosi dengan

pesaingnya.dengan cara ini para pedagang dapat menemukan keunggulan

dan kelemahan kompetitif.

3. perlukan konsep pembangunan yang berkesinambungan untuk

memeliharaan lingkungan dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang

berkenaan dengan pemeliharaaan lingkungan dan kesejahteraan

masyarakat demi keberlangsungan jangka panjang dan menjaga kearifan

lokal di kecamatan Pamatang Sidamanik.


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Azuar Juliandi (2013). Metodelogi Penelitian Kuantitatif: untuk ilmu-ilmu


Bisnis. Medan : M2000

Jogiyanto, H.M., (2003). Sistem Informasi Berbasis Komputer : Konsep Dasar


dan Komponen. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta

Kadir, Abdul. (2005). Pengenalan Sistem Informasi. Edisi 1. Yogyakarta : Andi


Yogyakarta

Keegen. (1996). The American Marketing Assosiation. New Jersey : Prentie Hall

Kotler, P., & amstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 12 jilid 2.


Alish bahasa, Bob Sabran. Jakarta : Erlangga.

Lamb. Hair. Mc Daniel. (2001). Introduction to Marketing. Juta Academic

Moekijat. (1992). Administrasi Gaji dan Upah. Bandung : Mandan Maju

Rangkuti, Freddy. 2013. Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

Saladin, Djasmin. (1996). Unsur-unsur inti Pemasaran. Bandung : Penerbit


Linda Karya

Staton, William, J., (1996). Fundamental Of marketing.Jakarta : Erlangga

Sugiyono. (2005). Metodologi Penelitian Bisnis, cetkan kedelapan. Bandung :


Alfabeta

Wiratha, I Made. 2005. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta : Andi


Penelitian Terdahulu :

Accorda Ramadhini (2005) dengan judul “Pengaruh Saluran Distribusi Terhadap


Volume Penjualan Pada PT. Juta Jelita Medan”

David K. Hutagaol (2002) dengan judul “Peranan Saluran distribusi dalam


meningkatkan Volume Penjualan Pada Pertamina UPPDN I Medan”

Heru Hamzah S (2008) “Analisa Saluran Distribusi Pada PT. Caladi Lima
Sembulan(C59) Bandung”

Ika Dora Florentina Ginting (2000) “Peranan Saluran Distribusi Dalam


Meningkatkan Volume Penjualan Pada Kantor Pemasaran Wilayah PT.
Pusri Medan”

Internet :

http://www.pustakadunia.com/artikel-pustaka-umum/perkembangan-produksi-
kopi-di-indonesia/

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/11/saluran-distribusi-definisi-fungsi-
dan.html

http://bintangfararyani.wordpress.com/2013/02/03/saluran-distribusi-philip-kotler/

http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/02/pengertian-definisi-
pemasaran.html

http://repository.widyatama.ac.id/handle/10364/1058

http://repository.unej.ac.id
Lampiran 1

LEMBAR WAWANCARA

Identitas Responden

1. Nama Responden :
2. Umur Responden :
3. Pendidikan Responden :
4. Pekerjaan Responden :
5. Nama Usaha :

Daftar Wawancara Terbuka

1. Apa yang dimaksud saluran pemasaran?

2. Ada 2 Jenis saluran pemasaran, yaitu saluran pemasaran pelanggan dan


saluran pemasaran bisnis. Jenis saluran pemasaran mana yang anda
gunakan?

3. Bagaimana sistem pemasaran yang di lakukan?

4. Bagaimana menjalin hubungan dengan perusahaan lain?


5. Berapa banyak agen atau perantara yang digunakan dalam kegiatan bisnis?

6. Alasan apa dalam menentukan jumlah perantara?

7. Berapa banyak usaha sejenis yang anda ketahui di kecamatan Sidamanik?

8. Bagaimana menurut anda tentang potensi industri biji kopi di kecamtan


Sidamanik?

(jawaban berupa : sangat baik, baik , cukup baik dan kurang baik)
9. Apa alasan anda tentang potensi industri tersebut?

10. Bagaimana menurut anda tentang ketersedianaan biji kopi yang ada di
daerah anda?

(jawaban berupa : sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik)

11. Apa alasan anda tentang ketersediaan biji kopi


12. Jenis Biji kopi apa saja yang di terima?

13. Berapa lama frekuensi penerimaan dan penjualan biji kopi (dalam Hari)?

14. Berapa lama biji kopi di distribusikan kembali?

15. Bagaimana kualitas biji kopi yang di peroleh?

(jawaban berupa : sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik)

16. Apa alasan anda tentang biji kopi yang di peroleh

17. Bagaimana anda menjaga kualitas biji kopi sebelum ke pengguna lain?

18. Bagaimana pendapat anda tentang pemanfaatan biji kopi?


(jawaban berupa : sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik

19. Apa manfaat biji kopi yang anda ketahui?

20. Bagaimana menurut anda tentang harga kopi di kecamatan sidamanik?

Lampiran 2

Lembar Jawaban Responden

 Jawaban Responden Pertama

No. Identitas Responden Pertanyaan Jawaban


1. Nama Responden : 1.Apa yang dimaksud Saluran pemasaran
saluran pemasaran? adalah dimana ada
Yusuf Damanik S.sos
proses jual dan beli.
Umur Responden :
Dan ada pengumpul,dan
yang mengirim barang.
58 Tahun 2.Ada 2 Jenis saluran Saya kurang tau
pemasaran, yaitu jenisnya apa namun
Pendidikan
saluran pemasaran saya ambil dari
Responden :
pelanggan dan saluran Produsen – Pengumpul
S1 pemasaran bisnis. Jenis – Toke
saluran pemasaran
Pekerjaan
mana yang anda
Responden :
gunakan?
Wiraswasta dan

Petani 3.Bagaimana sistem Langsung datang ke


pemasaran yang di petani-petani penghasil
Suku : Batak
lakukan? kopi.
Nama Usaha :

UD. Tia Agri 4. Bagaimana menjalin Perusahaan besar itu


hubungan dengan langsung datang
perusahaan lain? mencari pihak
pengumpul.
5.Berapa banyak agen 10 agen
atau perantara yang
digunakan dalam
kegiatan bisnis?
6.Alasan apa dalam Sebab, lokasi yang
menentukan jumlah dicakup cukup luas.
perantara? Sehingga membutuhkan
10 agen.
7.berapa banayak usaha 10 usaha sejenis
sejenis yang anda
ketahui di Kecamatan
Sidamanik?
8.Bagaimana menurut Sangat baik
anda tentang potensi
industri biji kopi di
Kecamatan Sidamanik?
(jawaban berupa :
sangat baik, baik,cukup
baik, dan kurang baik)
9.Apa alasan anda Sebab,tanahnya yang
tentang potensi industri memang cocok untuk
tersebut? ditanami kopi. Apalagi
terletak di daerah
dataran tinggi.
10.Bagaimana menurut Baik
anda tentang
ketersediaan biji kopi
yang ada didaerah
anda?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik, kurang baik)
11.Apa alasan anda Bagus, tergantung
tentang ketersediaan musim
biji kopi?
12.Jenis biji kopi apa Arabica dan Robusta
saja yang anda terima?
13.Berapa lama Apabila panen besar
frekuensi penerimaan
bisa 4 x dalam 1
dan penjualan biji kopi
minggu
(dalam Hari)?
Apabila lagi terek
(turun) 1 x dalam 1
minggu
14.Berapa lama biji Yang terbaik adalah 1
kopi didistribusikan hari dan paling lama 3
kembali? hari
15.Bagaimana kualitas Cukup Baik
biji kopi yang
diperoleh?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik dan kurang baik)
16.Apa alasan anda Kualitas itu ditentukan
tentang biji kopi yang
oleh usia dari pohon
diperoleh?
kopi tersebut.

Apabila kopi muda

kualitasnya lebih bagus,

bijinya besar-besar

Apabila pohon kopi


sudah tua kualitasnya
berkurang, dan bijinya
kecil-kecil. Sehingga
harus dipilih-pilih.
17.Bagaimana anda Menggunakan
menjaga kualitas biji pergudangan
kopi sebelum ke
pengguna lain?
18.Bagaimana Sangat Baik
pendapat anda tentang
pemanfaatan biji kopi?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik dan kurang baik)
19.Apa salah satu Untuk diminum
manfaat biji kopi yang
anda ketahui?
20.Bagaimana menurut Tidak stabil. Tapi, agak
anda tentang harga kopi tinggi tergantung mutu.
di Kecamatan
Sidamanik?
 Jawaban Responden Kedua

No. Identitas Responden Pertanyaan Jawaban


1. Nama Responden : 1.Apa yang dimaksud Saluran pemasaran
saluran pemasaran? adalah dimana
Sulastri
pengumpul
Umur Responden :
berhubungan langsung
45 Tahun dengan toke-toke besar
2.Ada 2 Jenis saluran Saya ambil langsung
Pendidikan
pemasaran, yaitu dari Petani –
Responden :
saluran pemasaran Pengumpul – Toke
SMA pelanggan dan saluran Besar
pemasaran bisnis. Jenis
Pekerjaan
saluran pemasaran
Responden :
mana yang anda
gunakan?
Wiraswasta

Suku : Jawa 3.Bagaimana sistem Langsung datang ke


pemasaran yang di petani kopi
Nama Usaha :
lakukan?
UD.Nining

4.Bagaimana menjalin Perusahaan besar


hubungan dengan langsung menemui
perusahaan lain? pihak pengumpul.
5.Berapa banyak agen 4 agen
atau perantara yang
digunakan dalam
kegiatan bisnis?
6.Alasan apa dalam Memang itu yang ada
menentukan jumlah dan yang dapat
perantara? dipercaya
7.berapa banayak usaha 10 usaha sejenis
sejenis yang anda
ketahui di Kecamatan
Sidamanik?
8.Bagaimana menurut Baik
anda tentang potensi
industri biji kopi di
Kecamatan Sidamanik?
(jawaban berupa :
sangat baik, baik,cukup
baik, dan kurang baik)
9.Apa alasan anda Karena lokasinya pas
tentang potensi industri didataran kopi. Jadi,
tersebut? sesuai dengan
karakteristik tanaman
kopi.
10.Bagaimana menurut Baik
anda tentang
ketersediaan biji kopi
yang ada didaerah
anda?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik, kurang baik)
11.Apa alasan anda Musiman
tentang ketersediaan
biji kopi?
12.Jenis biji kopi apa Arabica dan Robusta
saja yang anda terima?
13.Berapa lama Penerimaan dilakukan
frekuensi penerimaan setiap hari , namun
dan penjualan biji kopi untuk penyetoran pada
(dalam Hari)? agen 2 x dalam 1
minggu
14.Berapa lama biji Paling lama 3 hari
kopi didistribusikan
kembali?
15.Bagaimana kualitas Baik
biji kopi yang
diperoleh?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik dan kurang baik)
16.Apa alasan anda Sebagian ada yang
tentang biji kopi yang
bagus, namun sebagian
diperoleh?
lagi harus dipilih-pilih

lagi.

17.Bagaimana anda Dipilih dulu lalu


menjaga kualitas biji disimpan ke gudang
kopi sebelum ke
pengguna lain?
18.Bagaimana pendapat Baik
anda tentang
pemanfaatan biji kopi?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik dan kurang baik)
19.Apa salah satu Untuk campuran cat
manfaat biji kopi yang dan diminum
anda ketahui?
20.Bagaimana menurut Situasi sekarang
anda tentang harga kopi normal
di Kecamatan
Sidamanik?

 Jawaban Responden Ketiga

No. Identitas Responden Pertanyaan Jawaban


1. Nama Responden : 1.Apa yang dimaksud Saluran pemasaran
Sabaruddin saluran pemasaran? adalah Proses jual beli

Umur Responden :
2.Ada 2 Jenis saluran Saya tidak tau jenis apa.
47 Tahun
pemasaran, yaitu Namun saya langsung
Pendidikan saluran pemasaran ambil dari banyak
Responden : pelanggan dan saluran Petani-Pengumpul-
pemasaran bisnis. Jenis Toke
SMA
saluran pemasaran
Pekerjaan mana yang anda
Responden : gunakan?

Wiraswasta (Pemilik
3.Bagaimana sistem Dilakukan secara
Usaha Karya Bakti)
pemasaran yang di langsung.
Suku : Jawa lakukan?

Nama Usaha :
4. Bagaimana menjalin Perusahaan besar
Karya Bakti
hubungan dengan biasanya mensurvei tiap
perusahaan lain? daerah, lalu menjalin
kerja sama
5.Berapa banyak agen 3 agen
atau perantara yang
digunakan dalam
kegiatan bisnis?
6.Alasan apa dalam Karena hanya
menentukan jumlah dibutuhkan 4 agen saja
perantara?
7.berapa banayak usaha 10 usaha sejenis
sejenis yang anda
ketahui di Kecamatan
Sidamanik?
8.Bagaimana menurut Sangat Baik
anda tentang potensi
industri biji kopi di
Kecamatan Sidamanik?
(jawaban berupa :
sangat baik, baik,cukup
baik, dan kurang baik)
9.Apa alasan anda Karena, saya lihat tanah
tentang potensi industri dan cuacanya sangat
tersebut? mendukung.
10.Bagaimana menurut Sangat Baik
anda tentang
ketersediaan biji kopi
yang ada didaerah
anda?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik, kurang baik)
11.Apa alasan anda Kadang banyak, kadang
tentang ketersediaan terek. Tergantung
biji kopi? musim.
12.Jenis biji kopi apa Arabica
saja yang anda terima?
13.Berapa lama 2 x dalam seminggu
frekuensi penerimaan
dan penjualan biji kopi
(dalam Hari)?
14.Berapa lama biji Yang terbaik adalah
kopi didistribusikan setelah dikumpulkan
kembali? dari petani langsung
didistribusikan.
15.Bagaimana kualitas Sangat Baik
biji kopi yang
diperoleh?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik dan kurang baik)
16.Apa alasan anda Tidak tentu, tergantung
tentang biji kopi yang
musim panen. Kalau
diperoleh?
panen besar bagus

buahnya.

17.Bagaimana anda Menggunakan


menjaga kualitas biji pergudangan sendiri
kopi sebelum ke
pengguna lain?
18.Bagaimana pendapat Sangat Baik
anda tentang
pemanfaatan biji kopi?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik dan kurang baik)
19.Apa salah satu Untuk diminum
manfaat biji kopi yang
anda ketahui?
20.Bagaimana menurut Kalau sekarang
anda tentang harga kopi lumayan tinggi, namun
di Kecamatan harapan saya harga kopi
Sidamanik? jangan sampai dibawah
20 ribu perkilo, agar
dapat sepadan dengan
upah pupuk dan
pekerja.

 Jawaban Responden Keempat

No. Identitas Responden Pertanyaan Jawaban


1. Nama Responden : 1.Apa yang dimaksud Saluran pemasaran
saluran pemasaran? adalah pengalihan
Iswa Dwiyanto
produk dari penjual
Umur Responden :
dan pengumpul
29 Tahun 2.Ada 2 Jenis saluran Saya ambil langsung
pemasaran, yaitu dari Petani –
Pendidikan
saluran pemasaran Pengumpul – Toke
Responden :
pelanggan dan saluran Besar
SMA pemasaran bisnis. Jenis
saluran pemasaran
Pekerjaan Responden
mana yang anda
:
gunakan?
Buruh Harian dan

mengumpulkan biji 3.Bagaimana sistem Secara langsung


pemasaran yang di
kopi
lakukan?
Suku : Jawa 4. Bagaimana menjalin Perusahaan besar
hubungan dengan menemui langsung
Nama Usaha : -
perusahaan lain? pihak pengumpul.
5.Berapa banyak agen 10 agen
atau perantara yang
digunakan dalam
kegiatan bisnis?
6.Alasan apa dalam Karena hanya 10 yang
menentukan jumlah dibutuhkan
perantara?
7.berapa banayak usaha 10 usaha sejenis
sejenis yang anda
ketahui di Kecamatan
Sidamanik?
8.Bagaimana menurut Sangat Baik
anda tentang potensi
industri biji kopi di
Kecamatan Sidamanik?
(jawaban berupa :
sangat baik, baik,cukup
baik, dan kurang baik)
9.Apa alasan anda Mungkin karna kopi
tentang potensi industri ini tempatnya
tersebut? didataran tinggi, jadi
sesuai sama wilayah
sidamanik ini.
10.Bagaimana menurut Cukup Baik
anda tentang
ketersediaan biji kopi
yang ada didaerah
anda?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik, kurang baik)
11.Apa alasan anda Musiman
tentang ketersediaan
biji kopi?
12.Jenis biji kopi apa Arabica dan Robusta
saja yang anda terima?
13.Berapa lama 2 x dalam seminggu
frekuensi penerimaan
dan penjualan biji kopi
(dalam Hari)?
14.Berapa lama biji Tergantung pada toke
kopi didistribusikan kapan datangnya
kembali?
15.Bagaimana kualitas Baik
biji kopi yang
diperoleh?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik dan kurang baik)
16.Apa alasan anda Ada yang bagus, ada
tentang biji kopi yang
yang kurang.
diperoleh?
17.Bagaimana anda Disimpan digudang
menjaga kualitas biji
kopi sebelum ke
pengguna lain?
18.Bagaimana Sangat Baik
pendapat anda tentang
pemanfaatan biji kopi?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik dan kurang baik)
19.Apa salah satu Untuk diminum
manfaat biji kopi yang
anda ketahui?
20.Bagaimana menurut Kadang tinggi, kadang
anda tentang harga kopi turun
di Kecamatan
Sidamanik?

 Jawaban Responden Kelima

No. Identitas Responden Pertanyaan Jawaban


1. Nama Responden : 1.Apa yang dimaksud Saluran pemasaran
saluran pemasaran? adalah dimana
Suprayetno
didalamnya terdapat
Umur Responden :
proses jual beli
29 tahun produk.
2.Ada 2 Jenis saluran Saya tidak tau jenis
Pendidikan
pemasaran, yaitu apa. Namun saya
Responden :
saluran pemasaran langsung ambil dari
SMA pelanggan dan saluran banyak Petani-
pemasaran bisnis. Jenis Pengumpul-Toke
Pekerjaan Responden
saluran pemasaran
: mana yang anda
gunakan?
Buruh Harian dan

mengumpulkan biji
3.Bagaimana sistem Secara langsung
kopi pemasaran yang di
Suku : Jawa lakukan?

Nama Usaha : -
4. Bagaimana menjalin Perusahaan besar
hubungan dengan menemui langsung
perusahaan lain? pihak pengumpul.
5.Berapa banyak agen 3 agen
atau perantara yang
digunakan dalam
kegiatan bisnis?
6.Alasan apa dalam Sebab, itulah yang
menentukan jumlah dapat dipercaya
perantara?
7.berapa banayak usaha 10 usaha sejenis
sejenis yang anda
ketahui di Kecamatan
Sidamanik?
8.Bagaimana menurut Sangat Baik
anda tentang potensi
industri biji kopi di
Kecamatan Sidamanik?
(jawaban berupa :
sangat baik, baik,cukup
baik, dan kurang baik)
9.Apa alasan anda Karena tanahnya
tentang potensi industri bagus memang untuk
tersebut? tanaman kopi.
10.Bagaimana menurut Cukup Baik
anda tentang
ketersediaan biji kopi
yang ada didaerah
anda?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik, kurang baik)
11.Apa alasan anda Bagus, tergantung
tentang ketersediaan musim
biji kopi?
12.Jenis biji kopi apa Arabica dan Robusta
saja yang anda terima?
13.Berapa lama Penerimaan dilakukan
frekuensi penerimaan setiap hari , namun
dan penjualan biji kopi untuk penyetoran pada
(dalam Hari)? agen 2 x dalam 1
minggu
14.Berapa lama biji Tergantung pada toke
kopi didistribusikan kapan datangnya
kembali?
15.Bagaimana kualitas Cukup Baik
biji kopi yang
diperoleh?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik dan kurang baik)
16.Apa alasan anda Macam-macam. Ada
tentang biji kopi yang
yang bagus, ada yang
diperoleh?
kurang

17.Bagaimana anda Disimpan digudang


menjaga kualitas biji
kopi sebelum ke
pengguna lain?
18.Bagaimana Sangat Baik
pendapat anda tentang
pemanfaatan biji kopi?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik dan kurang baik)
19.Apa salah satu Untuk diminum
manfaat biji kopi yang
anda ketahui?
20.Bagaimana menurut Tidak stabil
anda tentang harga kopi
di Kecamatan
Sidamanik?

 Jawaban Responden Keenam

No. Identitas Responden Pertanyaan Jawaban


1. Nama Responden : 1.Apa yang dimaksud Saluran pemasaran
saluran pemasaran? adalah usaha jual beli
Rado Tua Dabukke
yang melibatkan
Umur Responden : pengumpul

23 Tahun 2.Ada 2 Jenis saluran Saya ambil langsung


pemasaran, yaitu dari Petani –
Pendidikan
saluran pemasaran Pengumpul – Toke
Responden : pelanggan dan saluran Besar
SMA pemasaran bisnis. Jenis
saluran pemasaran
Pekerjaan Responden
mana yang anda
: gunakan?
Buruh Harian dan
3.Bagaimana sistem Dilakukan Secara
mengumpulkan biji
pemasaran yang di langsung
kopi
lakukan?
Suku : Batak

Nama Usaha : - 4. Bagaimana menjalin Perusahaan besar


hubungan dengan menemui langsung
perusahaan lain? pihak pengumpul.
5.Berapa banyak agen 3 agen
atau perantara yang
digunakan dalam
kegiatan bisnis?
6.Alasan apa dalam Karena hanya 3 yang
menentukan jumlah dibutuhkan
perantara?
7.berapa banayak 10 usaha sejenis
usaha sejenis yang
anda ketahui di
Kecamatan
Sidamanik?
8.Bagaimana menurut Baik
anda tentang potensi
industri biji kopi di
Kecamatan
Sidamanik?
(jawaban berupa :
sangat baik, baik,cukup
baik, dan kurang baik)
9.Apa alasan anda Kalau menurut saya
tentang potensi industri dari segi
tersebut? tanah,iklim,dan
cuacanya itu
mendukung.
10.Bagaimana menurut Cukup
anda tentang
ketersediaan biji kopi
yang ada didaerah
anda?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik, kurang baik)
11.Apa alasan anda Musiman
tentang ketersediaan
biji kopi?
12.Jenis biji kopi apa Arabica
saja yang anda terima?
13.Berapa lama Dilakukan 2 x dalam
frekuensi penerimaan seminggu
dan penjualan biji kopi
(dalam Hari)?
14.Berapa lama biji Tergantung pada toke
kopi didistribusikan kapan datangnya
kembali?
15.Bagaimana kualitas Baik
biji kopi yang
diperoleh?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik dan kurang baik)
16.Apa alasan anda Tergantung pohon
tentang biji kopi yang
kopinya. Kalau masih
diperoleh?
muda ya bagus bijinya,

kalau sudah tua jadi

kurang bagus.

17.Bagaimana anda Disimpan digudang


menjaga kualitas biji
kopi sebelum ke
pengguna lain?
18.Bagaimana Baik
pendapat anda tentang
pemanfaatan biji kopi?
(Jawaban berupa :
sangat baik,baik,cukup
baik dan kurang baik)
19.Apa salah satu Untuk diminum
manfaat biji kopi yang
anda ketahui?
20.Bagaimana menurut Terkadang tinggi,
anda tentang harga namun juga terkadang
kopi di Kecamatan turun drastis.
Sidamanik?
SALAH SATU LOKASI

KEGIATAN SALURAN

PEMASARAN DI KEC.

PAMATANG SIDAMANIK

KEGIATAN SALURAN

PEMASARAN KOPI 1

KEGIATAN SALURAN

PEMASARAN KOPI 2
PERGUDANGAN DALAM

KEGIATAN SALURAN

PEMASARAN

HASIL KOPI DARI PETANI

KOPI KEC. PAMATANG

SIDAMANIK

KARUNG BERISI BIJI

KOPI

Anda mungkin juga menyukai