Anda di halaman 1dari 159

MENGENAL

BUKUM PERDATA

1. Hukum Orang/Pribadi
2. Hukum Keluarga dan Perkawinan
3. Hukum Benda
4. Hukum Waris
5. Hukum Perikatan dan Perjanjlan

Akhmad Budi Cahyono, S.H.,M.H.


Su~ini Ahlan Sjarif, S.H.,M.H.

Penerbit:
CV. GIT AMA JAY A
2008

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)

SudiCahyono,Akhmad
Mengcnal Hukum Perdata!Oieh Akhmad
Budi Cahyonc dan Surini Ahlan Sjarif- Ed. I,
Cet.l Jakarta: CV. Gitama Jaya, 2008
vi+ 15~ h~l.; 15 x 2i em

HLIKUM PERDATA

ISBN : 9"/8-979-95365-9-4

Hak Cipla dilindungi Undang-undang, dilarang memperbanyak dalam


ce n tu~cetai<, stcnsil, fotocopi , mikrofis, dan atau dalam bentuk lain
tanpa izin tertul! > dan penulis

Edis i Pert"ama
Cetakan Pertarr.a. 2008
ME NGENAL HUKUM PERDATA
Olen: Akhrnad Budi Cahyono, SH . MH/Surini Ahlan Sjarif, SH . MH .

Pene rbit : CV. Ci ita ma Jaya

II

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


KA TA PENGANT AR

Puji Syukur penulis haturkan kepada A!lilh SWT,


atas perkenan-Nya buku ini selesai ditulis. Buku in! mclengk.api
buku-buku yang telah diterbitkan sebelumnya yang menjadi
pegangan bagi mahasiswa fakultas hukum seperti: "Pokok-pokok
Hukum Perdata" karangan Prof. Subekti, S.H., "Hukum Perdata
Suatu Pengantar" dimana penulis juga turut serta dalam pcrr.llisan buku
tersebut. Ide penerbitan buku ini berkaitan dengan M3nya pcrubalnn
beberaJ:a ketentuan peraturan perundang-undangan )'3flg beiurn dW.as
pada buku sebelumnya seperti Undang-undang No. 23 tahW1 2006
tentang Administrasi Kependudukan, Undang-undang No. 4D tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas dan ketentuan k.lausula baku yang
terdapat dalam Undang-undang No. 8 taimn 1999 tentang Perlindungan
Konsumen. Selain itu buku ini juga memuat beberapa pennasaiahan
lktual keabsahan pemikahan me!alui media teleconfureoce.
Dengan diterbitkannya buku ini diharnpkan ~ rncrtlberibm
pemahaman dasar terhadap ketentuan dan hulann ymg ret-db! dibidang
hukum perdata beserta ketentuan yang telah mencabut rebe:-;q» kerentuzm
d,alam KUH Perdam seperti Undang-undang No. 1 tahtm '974 tpmmg
Ped<awinan dan Undal1g-undang No. 5 talmn 1960 ~ Pem1ur.m
Dasar Pokok-pokok Agraria. Tidak lu!Xl penulis ~ nirna bsm
k~ Prof. Wahyono Daimabrata, S.H, M.H, ~tar¢ rarufis
memperdalam ilmu dan berdiskusi sqxJtar masa1ah OO!am: pcnbta.
Trimakasih juga penulis sampaikan kcpada reJcan...rekan ~ ram
Pengajar Hukum Perdata Fakultas Hukum U.l, lbu Sri Scesilowati r-Aabdi,
S.H. Dr. Rosa Agustina, S.H., M.H., Dr. Ntrul Ebniyah, SH.., Mlf.,
Bapak Suhamoko, S.H., MLI dan Bapak Abdul Sala!n, SH. MH.., at1s
dukungan dan ketjasamanya selama ini. Terhadap kdcurangarl dari OOku
ini penulis mengharapkan masukan dari para pembaca.

Depok, ?vtaret 2008


Penulis

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


DAFTAR lSI

Kata Pengantar..... ..................................................... :... ... .......... 111

Bah I Pendahuluan .. ................................................. ... .


A. Pengertian dan Sistematika Hukum Perdata .... . ............. J

B. Sejarah Terbentuknya KUH Perdata.. .... .. .. .......... 8


C. Keadaan Hukum Perdata di Indonesia Pasca Kemerdekaan . . . . . . . . . · I3

Bah II Hukum Orang/Prihadi .. .. .. . .. . .. .. . . .. .. .. .. .. .. 19


A. P'engertian Subjek Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
B. Kewenangan dan Kecakapan Bertindak .... .. , . . . . . . .. 21
C. Badan Hukum ..................................... .. .. .... 26
D. Domisili .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. . .. .. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. 27
E. Catatan Sipil . .'................ ......... .. ............ . .. 29
F. Keadaan Tak Hadir .. .. . .. .. .. . .. .. .. . .. .. . .. .. .. .. . .. ... 32

Bah III Hukum Keluarga dan Pekawinan ................. 39


A. Pengertian Hukum Keluarga .. .. .. ..... . .. .. . .. .. .. . .. .. . 39
B. Pengertiab Perkawinan .. .. . .. .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. . .. .. . 40
C. Syarat-syarat Perkawinan.. .. .. .. .... ...... .. ... .. .. ... .... 47
D. Pencegahan dan Pembatalan Perkawinan.. ... . . . . . . . . . 50
E. Akibat Perkawinan .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. 58
c Putusnya Perkawinan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. 66
G. Perwalian .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....... 68

Bah IV Hukum Benda .. . .. .. .. . .. . .. .. .. .. . .. . . . .. . .. . . . .. . 72


A. Benda dan Hukum Benda . .. .. .. .. .. .. . .. . . .. . .. .. . .. .... 72
B. Asas-asas Hukum Benda . .. . .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. . .. 81
c. Hak Kebendaan ............. ... ............... ... ....... . 84
D. Hak Kebendaan yang Memberikan Kenikmatan. .. . 86
E. Hak Kebendaan Sebagai Jaminan . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 93
! .

v
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
llab Y Hukum Waris ......................... , ............ . 99
A. Pendahu1uan . . ...... ........................ .......... ... .. 99
B. Subjek H•.1kum Waris ................................... . 102
C. Hak dan Kewajiban Pewaris .................. : .... .. . ..: 1·06
D. Hak dan Kewajiban Ahli Waris ....................... . '108
E. Perihal Pembagian Warisan ........................... .. 109
F. Cara Pembagian Warisan ............................... . Ill
G. Objek Hukum Waris ................................... .. 113
H. Legitierne Portie ......................................... . 113
I. Harta Warisan Tak Terurus .............. ..... ....... .. .. ....... . 115

Bab VI Hukum Perikatan dan Perjanjian ............... .. 117


A. Pengertian dan Sumber Hukum Perikatan .............. . 117
B. Sistern Buku III KUHPerdata ......................... .. 123
C. Macam-macam Perikatan ............................. .. 125
. .. .
D. Syarat Salmya PeiJanJtan .............. . ................ . 128
E. Asas-asa.s Hukum Perjanjian .......................... .. 133
F. Prestasi dan Wanprestasi Dalam' Perjanjian ......... . 140
G. Keadaan ~femaksa ...................................... . 146
H. Hapusnya Perikatan .................................... .. 148
Daftar Pus taka ... .... .. ................ .. .................. .. 153

VI
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
BABI
PENDAHULUAN

A. Pengertian dan Sistematika Hukum Perdata


Merupakan suatu ciri di negara yang mengarmt sistem
hukwn Eropa Kontinental (Belanda, · Perancis dan Je1m'a.11)
mengenal pembidangan antara privat (perdatc) dengan
publik. Pengaruh sistem hukum eropa kontinental di
Indonesia disebabkan sistcm pemerintahan yang diterapkan
pada jaman pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia yang
ketika itu memberlakukan juga sistem hukum yang dianut
negara Belanda di daerah koloninya tc11Tlasuk Indol)Csia.
Pengaruh berlakunya sistem hukum tersebut masih
berlangsung hingga saat ini.
Hukum privat atau biasa di kenal dengan hukum perdata
adalah aturan-aturan atau nonna-norrna yang mernberikan
pembatasan yang oleh karenannya memberikan perlir.dungan··
perlindungan pada kepentingan-kepentingan perseorangan dalam
perbandingan yang tepat antara kepentingan yang satu dengan
kepentingan yan¥ lain dari orang-<>rang dalam sw.tu. rrk"l.SY<trakat
tertentu (negara) . Berdasarkan pengertian tersebu1 nom1a yang
diatur dalam hukum perdata adalah mengatur hubunga.11 cmtora
sesama anggota masyarnkat yang bertujuan untuk melindungi
kepentingan perseorangan. Hubungan tersebut dikenal dengan
hubungan antara subjek hukum perdata yang terdiri dari
manusia dan badan hukurn2 • Sedangkan huktnn publik. terrnasuk.

1
H.F.A. Vollmar. Pengantar Sludi Hulcum ,Perda:a Jilid I.
Diterjemahkan Oleh I.S Adiwimarta, Cet.2. (Jakarta: RajawaE Press,
1992) hal.2
2 Badan hu1ann ada1ah subjek hukum cipt:aan manusia yang mempLt'1yai hak ·
dan kewajiban sebagaimana layaknya manusia serta memliki hart.a kekayaan
yang terpisah dan • menuntut dan dituntut di muka hukum melalui
perantara pengurusnya, contoh badan hukurn perdata adalah PT, Koperasi,
Yayasan ·

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


didalamnya hukum pidana, hukum tata negara, hu.kum
admi.nistrasi negara, adalab suatu k:aedah huk.um yang mengatur .
hubungan arrtam negara dengan '>varganegaia atau organ didalarn
negara guna melindungi kepentingan umum (publik).

Dcngan demikian pelanggaran terhadap porma hukwn


perdata (L~rivat) bergantung sepenuhnya pada pihak...pihak
ya.'lg dirugikan apakah akan menuritut pemenuhan ganti rugi
atau tidak kcpada pihak-pihak yang menimbulkan kerugian.
Hal ini berbcda dengan pelanggaran terhadap norma hllkum
publik yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap kepentingan
wnum. Mcngingat menyangkuU kepentingan 11II11um maka ·
diserahkan kepada pemerintah selaku otoritas yang mewakili
kepcntingar. wnum (publik) untuk melakukan penuntutan.
Berdasarkan hal tersebut pelanggaran terhadap norma hukum
publik tidal<. diserahkan kepada orang perorangan atau pihak
tertentu untnk melakukan penuntutai"~ Contoh pelanggaran
terhadap norma hukum publik adalah pelanggaran terhadap
norma hulun pi dana. Dalam hukum ·pidana apabila seseorang
pelak:ukan J.-'elanggaran, misalnya tindak pidana pembunuhan
atau per~obaan pembunuhan tidaklah diserahkan kepada
korban at2.t1 aliliwarisnya apakah ingin pelakukan · penuntutan
atau tidak, tetapi pemerintab dalam hal ini pihak kejaksaaan
s..~~ instit'Jsi yang mewakili pemerintah atas nama kepentingan
wmnn ~.g cl:ar1 rnelakukan penuntutan.

Salah satu ciri sistem hukurll eropa kontinental adalah


dikodi:fik~.i.k~ya atm disusunnya SJwtJ• norma hukum secara
s~stimatis dalarr. suatu kitab ~turan penmdang-undangan. Ciri
tersebut tet.:ermin c:Wam Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(Burgelijk Wetboek) yang mengatur norma hukum perdata secara
sis'dmat:is ya;tg terdiri dari empat buku: Buku ke-satu berjudul
tentang Omng, Buku ke-dua berjudul tentang Kebendaan, Buku
ke-tiga tentang Perikatan dan Buku ke.;..empat tentang
Pembuktian dan Daluwarsa.

2
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Sistematika tersebut berbeda dengan apa yang dianut
oleh ahli huklun. Menurut ahli hukum (doktrin) tcrdapat empat
bidang yang masuk dalam ruang lingkup hukum perdata, adapun
keempat bidang tersebut adalah sebagai berikut:
. t
1. Hukum Orang ·· \
Merupakan keselunlhim norma hukum ya..'1g mengatur
tentang kedudukan orang atau manusia sebagai subjek hukum,
kecakapan bertindak dalam lalulintas hukum, catatan sipil,
ketidakhadiran dan domisili. Tennasuk kedudukan badan hukum
sebagai subjek hukum perdata ~

2. Hukum Keluarga
Merupakan keseluruhan norma hukwn yang rnengatu.r
hubungan hukwn yang berswnber pada pertalian ke:luarga,
misalnya perkawinan, kekuasaan orang tua, perwalian dan
pengampuan.

3. Hukum Kekayaan
Merupakan keseluruhan norma hukum yang mengatur
hubungan antara subjek hukwn dengan hruta kekaya;:mnya
atau mengatur mengenai hak dan kewajiban yang dapat
dinilai dengan uang.

4. Hukum Waris
Merupakan keseluruhan norma hukum yang mengatur
peralihan hak dan kewajiban antara pewaris kepada ahliwaris.

Pembahasan lebih lanjut tentang keempat bidang hukuin


yang menjadi ruang lingkup hukum perdata adalab sebagai
berikut:

3
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Buku I Teumng Orang
Ketentuan yang diatur dalam buku satu ini mengatur
keterWJOJl hukum yang meliputi hukum orang dan hukwn
kcluarg.1., hsl tersebut rilengingat menurut pembuat undang-
undang pengertian hukwn orang dalam arti luas juga
meliputi hu.\..'Uffi keluarga. Hal ini yang membedakan pengaturan
menunJt KUHPerdata dengan menurut doktrin yang
memisahkan antara hukum orang dengan hukum keluarga.
Berkaitan dengan kere6tuan . Buku I KUHPerdata,
dewasa ini dengan diund~gkannya UU No. 1 tahun 1974
tentang Perkawinan maka segala ketantuan berkaitan
dengan perkawinan sepanjung sudah diatur dalam undang-
undang tersebutmaka dinyatakan tidak berlaku !age. Hal ini
bukan berarti UU No. ] tahun 1974 mengahapus ketentuan
yang terdapat dalam Kitab Undang-undang Hukwn Perdata
mengenai Perkawinan tetapi hanya sepanjang telah diatur
dalam t.JlJ No. 1 tahun 1974 maka ketentuan dalam
KutiPcrdata dinyatakan tidak berlaku. Dengan ·demikian
hal-hal ya'lg belwn diatur dalam UU No. 1 tahun 1974
seperti pengakuan dan pengesahan anak, tetap dapat
diberlakukan ketentuan yang terdapat dalam Kitab Undang-
undang Hukwn Perdata.

Buku II Tentang Benda.


Ketentuan yang diatur dalam buku ll KUHPerdata
menyangkut tentang hak-bak kebendaan yang merupakan bagian
dari hu.kum kekayaan sebagaimana diatur dalam doktrin. Menwut
doktrin hukum kekayaan dibagi dua yaitu hukum kekayaan
abso!ut yang merupakan hak-hak kebendaan yang diatur
dalam hukum benda dan hukun1 kekayaan relatif yang
merupakan hak-hak perseorangan yang diatur dalam hukum

3
Libat Pa!!a! 66 UU No. 1 tallUn I 974 ten tang Perkawinan.

4
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
perikatan. Hukum kekayaan absolut atau hak keoendaan
mengatur hubungan hukum yang timbul antara seseorang
dengan bendanya misalnya hak milik, hak pakai , hak guna
usaha, hak guna bangunan dan sebagainya tenn as uk
ketentuan tentang jaminan atas benda sepe1ii gadai dan
hipotik. Hak-hak kebendaan tersebut bersifat absolut karena
dapat dituntut dan dipertahankan terhadap seti ap orang
dimanapun--benda yang melekat hak tersebu1 bt::rada.
Terhadap hak milik misalnya, seseorang dapat menuntut
benda yang menjadi hak miliknya terhadap siap?.pu.n yang
. menguasai hak milik atas benda tersebut secara tidak sah
atau melawan hukum.
Hal terseb,ut berbeda dengan hak atas kebayaan yang
bersifat relatif yang timbul dari adanya hubungan perikatm.1, baik
perikat.an yang lahir kerena peljanjian maupun yang lailir kareP-a
ketentuan undang-undailg. Dalam hak yang sifatnya relatif
tersebut seseorang hanya dapat memmtut dan mempertaharJGm
haknya terhadap siapa ia terikat. Misalnya A be!'hutang
kepada B berdasarkan perjanjian hutang piuatang, maka B
hanya dapat menuntut pelunasan terhadap hutang-hutangnya
A terhadap B kepada A, meskipun ada kemungkinan yang
memanfaatkan hutang tersebut adalah C (pihak ketiga).
Berkaitan dengan ketentuan dalam Buku Il KUHPerdata
terdapat ketentuan yang sudah tidak berlaku lagi dengan
lahirnya UU No.5 tahlll11960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria atau biasa dikenal dengan UUP A beserta
peraturan pelaksanaannya Berdasarkan undang-lUldang te.::sebut
maka semua ketentuan hukum menyangkut bumi (tanah) air
dan kekayaan alam yang terkandung didalarnnya yang telah
diatur dalam UU No. 5 tahun 1960 dinyatakan tidak berlaku.

Selain itu berkaitan dengan jaminan atas tanah dan


benda-benda yang berkaitan dengan tanah yang dulu

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


menggunakan ketentuan hipotik sebagaimana diatur dalam
Buku II KUHPerdata, dengan berlakunya UU No. 4 tahun
1996 tcntang Hak Tanggungan dinyatakan sudah tidak berlaku
bgi.

Selain mengatur tentang hak-hak kebendaan Bu.ku II


KUHPerdata juga mengatur tentang hukum waris. Alasan
pembuat undang-undang memasukkan ketentuan hukum waris
dalam buk.u II disebabkan mewaris merupakan salah satu
cara memperoleh hak milik (Pasal 584 KUHPerdata) dimana
hak milik termasuk hak waris yang metupakan hak kebendaan
(Pasal 528 KUHPerdata).

Buku III Teutang Perikatan


Hukum perikatan yang diatur dalam Buku III KUHPerdata
sebagaimHrta disebutkan sebelumnya merupakan bagian dari
hl11.,.1.IIn kekayaan yang relatif (menurut . doktrin). Hukum
Per'.katan mengatur tcntang hubungan hukum antara orang yang
satu dengan ;)rang yang lain.untuk memberikan sesuatu, berbuat
sesuatu atau tidak berbuat dalam ruang lingkup hukum kekayaan
yang bersumber dari undang-undang maupun perjanjian. Khusus
tentang hukurn petjanjian berlaku asas kebebasan berkontrak
(freedom ofcontract), dimana para pihak diperbolehkan mengatur
sendiri pe1janjian yang mengikat diantara mereka bahkan boleh
menyimpangi ketentuan yang berlaku dalam Kitab Undang-
unclang Hukum Perdat.a.
Buku IV Tentang Pembuktian dan Daluwarsa
Da!am buku N KUHPerdata diatur tentang alat-alat bukti
yang dapat digunakan gunamenuntut atau mempertahankan hak-
hak keperoatam1 seseorang dimuka pengadilan. Selain itu Buku
IV KlJHPerdata juga mengatur tentang daluwarsa atau masa
jangk.a waktu tertentu yang menyebabk.an sesoorang dapct .kehilit1gan
hak-hak keperdataannya atau mendapatkan hak~hak ·
keperdataan, rnisalnya jangka waktu kapan seseorang

6
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
kehilangan hak untuk menuntut hak miliknya ntau jangka
waktu yang menyebabkan orang dapat mernr-eroJeh hak
milik.

Berk.aitan pengaturan yang termuat dalam P.uku IV


KUHPerdata, para ahli hukum (doktrin) berpendapat
seharusnya itu tidak dimasukkan dalam hukum perdata
materil 4 tetapi dimasukkan dalam hukum perdata fom1il
(hukurn acara) 5, tetapi pernbuat undang-undang
beranggapan bahwa berkaitan dengan alat bukti dan
dalurasa merupakan hukum acara materil sehingga
dimasuk.kan kedalarn hukum materil. Pembuat undang-
undang membedakan antara hukurn acara rnateril yang
masuk dalarn ruang lingkup hukurn materil dan hukurn
acara formil yang masuk dalam ruang lingkup hukum acara
(formil)

.•.,...

4
Hukum perdata metari adalah hukum perdata yang berisi tf::li.Mg hak-
hak dan kewajiban di bidang hukum perdata,seperti hak milik, hak
wads, hak tagih dll.
5
Hukum perdata formil (hukum acara) adalah ketentuan huJmm yang
mengatur prosedur beracara di pengadilan, misalnya b<>gaimana
mengajukan gugatan, ke pengadilan yang mana, alat-alat bukti apa yang
dapat digunakan dll.

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


SISTEMATIKA HUKUM PERDAT A

Menumt Doktrin Menurut KUHPerdata

1. Hukum Orang- . ~ Buku I Tentang Orang

2. Hukurn Keluarga Buku II Tentang Benda

3. Buku III Tentang Perikatan

a. Absolm
b. Relatif .
. /
4. Hukum \Vans Buku IV Tentang Pembu!dian
Dan Daluwarsa

B. Sej~rah Terbentuknya KUHPerdata


Keberlalruan dan keberadaan hukum _perdata di ·Indonesia
sebenm1ya tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia Sebelum
bangsa penjajah atau K.olonial Belanda masuk ke Indonesia Bangsa
Indonesia yang ketika itu terdiri dari kemjaan besar dan kecil telah
memiliki si~tem hukumnya sendiri-sendiri. Sistem hukum
tersebut dikenal dengan hukum adat yang wnwnnya berupa
hukum ti&k tertulis. Di beberapa daerah yang mayoritas
penduduknya Islam ketika itu tidak dapat dipungkiri terdapat
ketentuan hukum adat yang berlaku bany,ak diwamai oleh
ketentu.<m httlaa:n Islam. Di \Vajo Misalnya, hukum waris
meP_ggunakan hu1..un Islam dan hukum adat, keduanya menyatu

8
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
dan hukwn adat menycsuaikan diri dengari hukum lslam 6 .
Pada waktu itu Wltuk daerOO tertentu Aceh misalnya atau pada
zaman pemerintahan Sultan A~ hukum Islam d.!berlalmknn
sebagai hukum resmi Negara . Dengan demik.ian sebelum
Belancia menginjakkan kakinya di Bumi Indonesia telah berlaku
dua sistem hukum yaitu hukum adat dan huk.um Isls.m.
Ketilca Belanda menginj:akkan kak.i dan mcnjajah
Indonesia keberlakuan: hukum adat dan hukum Islam di
Indonesia tetap dipertahankan, hal tersebut terccmiin dari
politik hukum Pemerintah Kolonial Belanda ketika itu yang
tertuang dalam Pasal 131 I.S. Ketentuan tcrsebut memuat
antara lhln8 :
1. Huium perdata, hukum dagang, hukum pidana, hukwn
acara perdata, hukum acara pidana, harus ciile.ta.ldc.an
dalam K.italb Undang-undang atau kodifika.si;
2. Terhadap Golongan Eropa harus diberlakukan ketentuan
1.' peraturan perundang-undangan yang ada di Hegeri
Belanda dalam hukum perdata dan hulann dagang.
Ketentuan ini sering disebut sebagai penerapan asas
konkordansi;
3. Bagi orang Indonesia Asli dan Timur Asing, ket~ntuan
perundang-Wldangan Eropa dalam bidang hukmn perdata
dan hukum dagang dapat diberl~ apabila kebutuhan
mereka menghendaki;

6
Ahmad Rofiq, Hulcum Islam di Indonesia, Cet.3. (Jakartz : Raja
Grafindo Persada, 1998), hal.13
7
Muhammad Daud' Ali, "Hukum Islam : Peradilan Agama dan
Masalahnyd'. Dikutip oleh Ahmad Rofiq, Op.Cit. hal.13 .

Z Ansl\ory Ahmad, Sejarah dan Kedudukan BW di lndone~ia, Cet.l .


8

(Jakarta: CV Rajawali, 1996) hal. 26-27.

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


4. Orang Indonesia Asli dan Timur Asing diperbolehkan
meiil.undukkan dirinya kepada hukum yang. berlaku bagi
orang eropa,.baik sebagaian maupun seluruhnya;
5. Hukum adat yang masih berlaku untuk orang Indonesia
asli dan timur asing tetap berlaku sepanjang belum
ditulis d2.lam Undang-undang.
Berdasa:kan had tersebut jelas pemberlakukan
ketentuan Hukum Belanda di Indonesia tidak.lah menghapus
sistem hukum yang telah ada sebelumnya. Hal ini
sebenamya berkaitan dengan politik adu domba "devide et
arnpera?' yang dijalankan Pemerintah Kolonial Belanda.
. Dengan pemberlakuan Politil Htikum Belanda tersebut
maka tezja.di pengkotak-kotaY..an hukum dan golongan
pcndudUk di Indonesia. Hal iru tercennin dengan
pemberlakuan Pasal 163 IS yang bera3al dari Pasal 109 RR
baru yang meuyatakan bahwa dalam hubungan berlakunya
BW di Indonesia, Penduduk di Hindia Belanda dibagi dalam
3 golongan yaitl19:
1. GoJongan Eropa;
2. GoJongan Timur asing;
3. Go1ongan Bumi Putera.
Termnsu.~ dalarn Golongan Eropa adalah Orang-orang
Belanda dan Orang-orang yang berasal dari Eropa dan
Orang Jepang beserta keturunannya. Masuknya Orang
Jepang kedalam Golongan Eropa . didasarkan adanya
petjanjian &ntara Nederland dan Jepang dalam lapangan
perdagangan dan perkapalan, yang memberikan harapan
kepada Jepang. bahwa Bangsa Jepang akan dipersamakan
dengan Orang Eropa di Hindin Belanda; Termasuk dalam
Golongan Eropa juga adalah mereka yang memiliki asas-

~ Ibid, hal28.

10
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
asas hukwn yang sama sebagaimana diatur dalam BW, yaitu
Amerika, Kanada, Afrika Selatan dan Australia berikut
keturunannya baik yang sah maupun yang disahkan beni:lsarkan
Undang-undang. 10

Termasuk dalam Golongan Timur Asing adalah


Golongan Tionghoa dan Non Tionghoa yaitu Arab. India,
Pakistan dsb, kecuali bagi mereka yang beragama kristen .
Untuk golongan Tionghoa berd.asarkan S 1917-129
berlakulah BW kecuali bagian 2 dan 3 Titel IV Buku I
mengenai upacara yang mendahului pemikahan dan
mengenai penahanan pemikahan, ditarnbah dengan
ketentuan tcntang Adopsi berlaku khusus bagi golongan ini
karena BW tidak mengenal adopsi. Sedangka.n untuk
Golongan Timur Asing Non Tionghoa berlaku sebagian dari
BW mengenai hukum kekayaan sedangkan tmtu\c hukum
keluarga dan hl!lkwn waris berlaku ketentuan hukwr. mereka
sendiri. Berlakunya BW bagi Golongan Tionghoa
didasarkan pada kepentingan perdagangan yang bcrlaku
antara Golongan Eropa dengan Golongan Tionghoa
sehingga jika terjadi perseliisihan atau sengketa dapat
diselesaikan dengan mendasarkan pada BW 11 •

Tennasuk dalam Golongan Bwni Putera adalah Orang-


orang Indonesia asli yang tidak beragama Kristen. Hukurn
perdata yang diberlakukan terhadap mereka adalah b.lkum
perdata adat, sebagai hukum yang berlaku di kalanga.'1 rakyat
sejak dulu. Berdasarkan Pasal 131 IS ayat (4) yang dipcrkuat
dengan S 1917-12 maka Golongan Bumi Putera dan Golongan
Timur Asing ~ kemauan sendiri atau dengan sukarela dapat

10
Asis Safioedin, Beberapa Hal Tentang Burgeltjk Wetboek, Cet.ke 5,
(Bandung: Alumni, 1986), ha1.7-8.

II Ibid, hal. 8.

11
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
menundukkan diri kepada hukum perdata dan hukwn dagang
eropa {BW dan WvK), baik sebagian maup.m dalam keseluruhan.
Penundukan hulann secara keselunilian berarti penundukan
diri terl:!adap seluruh ketentuan Hukum Perdata dan hukum
dagang Eropa, sedangk8n penunduk.an diri sebagian berarti
penunduk.a.'1 diri hanya untuk sebagian ketentuan lllukwn perdata
eropa, misclnya penundukan diri teihadap hukum kekayaan yang
diatur dalam BW mau KUHPerdlata. Sedangkan untuk hukum
keluarga dan hukwn waris berlaku ketentuan hukum
mereka. Selanjutnya yang dimaksud dengan penundukan
diri untuk perbuatan hukum tertentu,. misalnya perbuatan
hukwn Orang Indonesia Asli dalam perdagangan atau
peijanjian yang menggunakan ketentuan yang diatur dalam
hukum p~rdata atau hukurn dagang eropa antara lain,
pendirian perseroan, pembuatan alcta-akta notaris,
pembuatan perjanjian jual-beli, sewa-menyewa sebagaimana
diatur di BW dan pembuatan hipoteek.

Lcmbaga penundukan diri dibagi dalam dua bagian


yaitu, penundukan diri sukarela dan penundukan1 diri
anggapan atau diam-diam. Penundukan .diri secara sukarela
adalah penundukan diri atas kehendak sendiri terhadap
seluruh~ sebagaian atau untul: perbuatan hukum tertentu
terhadap hukurn perdata dan hukum dagang Eropa.
Sedang..lcan pemmdukan diri anggapan atau secara diam-
diam bukanlah kehendak yang bersangk:utan tetapi
dilakuk;m atas kehendak pemerintah yang menyatakan
berlaku bagian-bagian tertentu Hukwn Perdata dan Hukum
Dagang Eropa bagi ora!Ilg-orang yang tidak tunduk terhadap .
hukum tersebut
Masa pendudukan Pemerintah Jepang tidak lmlyak
peraturan penmdang-undangan yang dikeluarkan. Hal tersebut
tidak memOOh ketentuan dan si.stem hukum yang ada. Hal ini
dapat dimaklumi disebabkan masa pemerintahannya yang cukup

12
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
singkat yaitu hanya tiga setengah tahun. Gtma menghindari
kekosongan hu,kum dikeluark.anlah Undang-undang No. 1
tahun 1942, tentang Menjalankan Pemerintahan Bala
Tentara Pasal J, yang mengatakan 12 :

"Semua badan hulcum pemerintahan dan kekuasaan, hukum


dan undang·undang dari pemerintah yang dulu, telap diakui
buat sermintara waktu asal saja tidak bertentangan dengan
aturan pemerintah ba/a tentara Jepang ". ,
C. Keadaan Hukum Perdata dl Indonesia Pasca
Kemerdekaan
Pada saa~
Indonesia merdeka maka segala ketentuan
hukwn yang berlaku di Indonesia tetap diberlakukan selama
belum diadalwmya ketentuan yang baJTU. Hal ini didasarkan
pada ketentuan UUD 1945 sebelum diamandemen yang
diatur dalam Pasal ll aturan peralihan yang menyebutkan:
" Semua pera/t.Q'an yang ada hingga saal lndonesir. merdeka
masih.tetap berlaku se/ama belum diadakan yang baru .rnenw-ut
undang-wuiang dasar ini ".
:&.'

···.;·' . Ketentuan tersebut dipertegas lagi oleh P~mturan


pemerintah RI No. 2, Tertanggal 10 Oktober 1945, yang
mcnyebutkan:
"&gala Badan Negara dan Peratw'an yang adc sampai
berdirinya Undang-wuiang Dasar masih tetap berlaku. asal saja
tidak bertentangan dengan Undang-undang Dasar tersebut''.

Dengan demikian setelah Indonesia merdeka kctentuan


Hukwn Adat, Hukmn Islam dan Hukum Perdata Barat (Kitab
Undang-undang Hukum Perdata Warisan Kolonial) masih

12
Ibid, bel 36.

13
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
dinyatakan masih tetap · berlaku sepanjang bel urn dicabut
oleh ketentuan yang baru. Berkaiti:ul · dengan berlaltunya
ketcntuan Kitab Undang-un~g Hukwn Perdata
(KUHPerdata) sebagai hukum positip di Indonesia para ahli
hukum rr:emberikan tanggapannya sebagai berikut:

1. Prof. S~hadjo, SH.

Prof, . Sahardjo SH, sebagai Menteri Kehakiman


menge!Uarf.M gagasan untuk menganggaehaliwa--KUHPerchlii
tidak seb~ai
kitab undarig-undang (Wetboek) tetapi di~
men~l__kumpl!llan hukum kebiasaan (Rechtboek). Hal ini
clisebabkan karen.a KUHPerdata merupakan fuiSil produk
l~l~ Belanda atas Hukum di Hindia Belanda senmggi
banya.k _ili~garuillOiefi-aiaiilpoornn penjajah.l{~ercliia
dibentuk ~azarkan J>asal 131 dan 163 IS yq~at
~~_p~-~E!embagi-OOsi peijdOOUK-meiYa& ~~
~ongep_~~':':!c: -~-~~~ · ~o~ . ~~~~i~ ,.\g)i
sebagai golongan yang paling bawah. Prof. Sahardjo juga
~nctapai--KOHPerdata dibuat berdasarkan prinsip yang
diskrimmatip, sementara prinsip tersebut tidak dikenal da1am
f3 ·- ---·-----------··-···----- ---·· -·-·-····-··-·-··· ......... -
illlP._1.2~~- . Berdasarkan alasan tersebut ·maka KlJ!!P~
~~gili_ -~~-~\llatu Kitab Undang-~dang melainkan
merupakan !_-I~_!';_~biasaan, selanjutn~~-~
~anan __ ~akim _ untuk menilai> ketentuan-ketentuan didalam
KUHPerdatu a:pakah sesuai atau tidak dengan alam kemerdekaan. .

~ tersebut didukung oleh ketua ·Mahkamah Agung


Ketika itu R Wiryono Prodjodikoro dengan mengeluarkan Surat
Edaran Mwmah Agung (SEMA) No. 3/1963 yang dit4iukan
kepada semua Pengadilan Negcri dan Pengadilan Tinggi di

13
Wabyono Darmabrata. Hukum Perdata, Pembaltasan Mengenai Asas-
Asas Hukum Perdata. Cet.l. (Jakarta: PT Serio Acnees), hal.64.

14
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
,.

~buah
Seluruh Indonesia Inti dari -sura! edarnri tersebut adalah
gagasan OOhwa BW._~~--J!ig! se~~~~ainkan
hanx_~_~bagai dokumen yang_hanya menggambarkan suat':l_
kelompok hukum tak t.ertulis. Sebagai konsekuensi dari gagasan
ini maka Mahk.amah Agung menganggap tidak berlaku 1agi 8
buah pa')al yang termuat dalam KUHPerdlata. Alasan pcncab\rtan.
cukup dilakukan dengan pemyataan pernerinblh atau Malliaunah
Agung l<:arena KUHPerdata bukanlah lagi sebagai Kitab Undang-
undang tetapi seb~gai Illukum tidak tertulis yang mc.:-.;~akan
pedoman saja 141• Pasal-pasal tersebut adWah:
a. Pasal108 dan Pasa] 110 BW.
Dengan dihapusnya pasa1 tersebut tidak ada lagi perbedaan
hak. antam suami dan istri. Seorang istri ·dapat bertindak bebas
melalrukan perlbuatan hukum.
b. Pasal 284 ayat (3) BW.
Dengan pengahapusan pasal tersebut mal<a p:ngakuan anak
luar kawin oleh ayahnya tidak lagi beralcibat terputusnya
huburtgan perdata antara si anak dengan ibunya. Ha1 ini juga
masih berkaitan untuk menghilangkan diskriminasi terhadap
seorang wanita.
· -'· ·. c. Pasall238 BW.
Pasal ini menghil.angkan ketentuan bahwa untuk mcnagih
hutang harus didahulUi dengan penagihan secar-a tertulis
(somatie). Hal ini sesuai dengan hukum adat yang tidak
mensyaratkan adanya penagihan tertulis terlebih dahulu dalam
melakukan penagihan hutang.
d. Pasall460 BW.
Dengan dihapus~ya pasal tersbut maka resiko atas
musnahnya barang-barang yang dipeljanjikan untuk dijw.U berada

14
z Ansori Ahmad, Op.,Cit. hal.48
15
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
pada tanggung jawab dirn.ana barang yang akan dijual itu berada,
jadi tidak beralih resikonya sebelum diserahkan.

e. Pasal 1579 BW.


Deilgan dihapuskannya pasa1 tersebut maka orang yang
menyewakan dapat menghentikan penggunaan barang yang
disewak.an dengan meminta persetujuan orang yang
menyev.takan.
f. Pasal 1602 X ayat 1 dan 2 BW.
IY•.hapusnya pasal tersebut karena adanya unsur diskiminatif .
arrtara Orang Eropa dengan Orang Indonesia.

g. Pasal 1682 BW.

Denga.TJ penghapusan surat edaran tersebut maka


penghibahan atas benda tetap tidak perlu dilaku.k.oo dengan akta
nataris, karcna Notaris tidak dikenal ·dalam hukum adat hingga
banya pcrlu diiD.lrukEn dih.adapan Lurah. Selanjutnya berdasarkan
PP No. 10 rehUl!l 1961 tentang Pendaftaran tanah Camat adalah
pejabat yang berwenang untuk membuat ak:tatentang tanah. ·

2. Prof. Mabadi

Terhadap· gagasan Sahardjo yang didukung oleh Prof


Wiijono Prodjociikoro, Prof Mahadi dari Universitas Sumatera
Utara ti.dek menyetujuinya bahwa BW clijadikan hukum tidak
tertulis. Beliau mengakui bahwa BW m.erupakan produk penjajah
yang bersifat di:skriminatif sehiingga tidak sesuai lagi dengan
alam ken~c:rdekaan tatapi BW tetaplah huk:urn tertulis hanya saja
dilepasbn d..1ri ikatm kodifikasi sehingga.merupabm pasal-pasa1
yang ocrd1-i serrliri-sendiri yang tidak terikat dalrun suatu sistem
kodifikasi. l.lntuk selanjutnya diserahkan kepada penilaian lnakim
sesuai atau tidak dengan alam kemerdekaan dan
mengeny>m1pingkannya jika dianggap tidak sesuai dengan alam

16
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
kernerdekaan . .Prof Sardjono menamakan teori Prof Mtahadi
dengan teori sapu lidi 15 dengan pengertian bahwa .k etentuan-
ketentuan dalam kitab undang-undang hukurn perdam dianggap
lepas dari ikatan kodifikasi yang dianggap sebagai JY~ ngikat
pasal-pasaJ di dalamnya Kodifikasi diartikan sebagai ~ngikat,
seperti ikatan pada sapu lidi yang mengikat lidi, jikn li itu lepas
dari ikatan maka berdiri sendiri-sendiri dan tidak dapat clikmakan
sebagai sapu.

3. Dr.. Mathilda Sumampouw~ SIL

Pendapat lain berkaitan dengan kedudukan BW setelah


merdeka adalah pendapat Dr. Mathilda Sumampouw, S.E. Beliau
rnengatakan bahwasannya hukum mengejar dua tujuan yaitu
keadilan dan kepastian hukum. Sehingga beliau juga tidak setuju
kalau BW dianggap sebagai kumpulan hukum kec1asllim karena
akan menimbulkan ketidak pastian hukum. Berdasarkan hal
tersebut beliau beranggapan BW tetap sebagai kitab undlan~­
undang yang kedudukannya sama dengan undang-undang 1 •

•· 4. Prof Subekti, SH.

Prof Subekti berpendapat bahwa BW InelUJXlkan undang-


undang, karena 100rdasarlam kenyataan unruk mencabut ketcmuan
BW maka menggunakan peraturan berbentuk undang-mxiang.
Undang~undang yang mencabut BW misalnya Undang-undang
No. 5 tahun 1960 tentang UUPA, dan UU ,No. 1 tahun 1974
tentang Perkawinan. Dengan pencabutan tersebut yang
menggunakan produk hukwn nasional berupa undang-Ulildang
maka Prof Subekti menyimpulkalll bahwa hal tersebut merupakan
pengakluan secara implisit bahwa BW adalah undang-Ul!ldang

15
Wahy0no Darmabrata, Op.,Cit, hal. 66.
16
Ibid, bal.67

17
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
yang mempunyai kekuatan mengikat sebagaimana undang-
undang produk hukum nasional.

Jika dikaitkan dengan Surat Edaran Mahkamah Agung No.


3 tahtm 1963 maka Prof Subekti beranggapan surat edamn
tersebut tidak mempunyai kekuatan hukwn urrtuk mencabut
pasal-pascl dalam BW, sehingga di..c;erahkan kepada hakim tmtuk
menafsirk.a!1 dan memutuska.n apakah'k.etentuan pasal-pasal yang
dicabut oleh surat edaran tersebut akan dipergunakan atau tidak
sehingga ycrisprudensilah yang nanti akan mengenyampingk.an
ketentuan pasal dalam BW yang. diikuti ~leh hakim-hakirn lain
karena dianggap tidak memenuhi rasa
lreadilan.

Demikianlah pendapat para ahli h~ terkait &ngan


kedudulam Kitab Undang-tmdang Hukum Perdata Selain
Undang·-u:Jdang No. 5 1!ahun 1960 dan Undang-undang No. 1
tahtm 1974 yang telah mencabut ketentuan KUHPerdata
sepanjang sudab. diatur dalam Wldang-lllldang tersebut juga
terdapat Undang:-tmdang Hak Tanggungan atau UUHf yang pada
dasarnya adalah merupakan realisasi dari UUPA. Dalam Pasal 51
UUP A meru.,>tapkan bahwa bak tanggungan . dapm. dibehmkan
pada hak rnilik, hak guna usaha dan hak guna bangunan.
Sepanjang Uodang-undang Hak Tanggungan belum terbentuk
maka ke".entuan hipotik sebagaimana diatur da1am K.UHPerdata
dan Credif!tverband yang diatur dalam S. 1908-542 yang diubah
dengan S. 1937- 190 dinyatakan tetap berlaku. Dengan
dit.:ndangkan.'lya Undang-Wldang. No. 4 tahun 1996 tentang Hak
Tanggtmgan maka lc.etentuM hipotik sebagairnana diatur Qalam
KUHPerdata dinyatakan tidak berlaku lagi sepaqjang objeknya
berupa tenah dan benda-benda yang ber!Caltan dengan tai!lah.

18
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
BABII
HUKUM ORANG/PRIBADI

A. Peugertian~ Subjek Hukum

lstilah hukum pribadi atau hukum perseotw.gan dabm Ilmu


Pengetahuan Hukum kadang-kadang dipakai dalinJ ani sempit
atau dafum arti luas. Dalam arti sempit hanya meliputlketentuan
orang sebagai SUbjek hulann saja, seaangkail dalarn arti luas
meliputi k~-ket.entuan mengenai orang se~ subyek
hukum dan hukum keluarga. Hiil ini di.sebabkan hukum keluarga
·cerpengmm besar terliadap kecakapan seseomng untuk memiliki
hak, serta mempengaruhi pula kecakapan mtuk mempcrgunakan
hak-haltnya.

Subjek hukwn adaJah pengemban hak <im kewajiban dalam


lalulintas hukum. Subjek hukuiiltenliri dari manusia da-,:; badan
hukum. Mariusia sebagai subjek hukum (Na!urlijk Persoon)
dimulai pada saat dilahi1!kan dan berakhir IXlda saat ~iE~al
dunia Pengecualliiii terhadap hal tersebut sebagaimanz disebut
dalam Pasal 2 KUHPerdata Pasal tersebut menyebut\an ba.~wa
anak yang masih dalam knndungan dapat menjOOi subjek hukum
apabila ada kepentingan yang mengbendaki dan dilahi.rkan dalam
keadaan hidup. Dengan demikian bayi yang m2sih dalam
kandungan juga dapat memperoleh hak-hak keperdataan apabila
kepentrngannya menghendak:i, misalnya dala:m hal menerima
warisan. Da1am hal ini meskipUlll seorang bayi n135ih di dalam
kandungan dan belwn dilahirkan ia sudah dapat diperllltlmgkan
dalam pembagian warisan. ·

Mcskipun :manusia memiliki status sebagai subjek lmkurr..


sejak d.ilahirkan 1etapi tidBk semua manusia dapat dan betwerumg
melakukan perWatan hukum. Hnnya mereka yang tclah dewasa

19
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
dan tidak berada dibawah pengampuan saja yang dapat dan
berwena.ag meiakukan perbuaum hukum, misalnya mengalihkan
at.au rnenjual benda-benda yang menjadi miliknya Bagi mereka
yang t:!dak berhak atau berwenang melaksanak.'ill hak dan
kewajibannya atau disebut mereka yang tidak cakap hula.m,
dalam men_ialankan hak .dan kewajibarmya diY..-akili oleh orang
tua atau waliny.a khUSlllS bagi mereka yang belum dewasa,
sedangkm ~ mereka yang sudah dewasa tetapi berada pada
kondisi ltertcntu :sebingga tidak mampu melaksar.akan hak dan
kewajibannya sendiri, misalnya orang yang tidak. Wdl'aS maka
cliwakili oleh pengampunya (Curator).

Selain rnanusia sebagai subjek hukum, juga dikenal badan


hukum (Redu Persoon) :sebagai subjek hukum mandiri. Badan
huk:um dapat melakukan perbuatan hukum atas nama badan
hukurn ters.ebut termasuk dituntut dan menuntut dimuka lrukum
melalui perantara pengurusnya, misalnya melalui direksinya
sebuah Pcrseroan Terbatas (Pl} Adapun ~ menjadi ciri
dal<r11
sebuah OOdan hukum menurut Prof. Meyers adalah 1 : ·
1. Adu hsrta kekayaan sendiri:
2. Ada Tujuan Tertenfu;
3. Ad.a Kepentingan Sendiri;
4. Ada Organisasi yang teratur.

Sta!'JS menjadi 1badan hukum diperoleh berdasarlcan


cliterbitkmmya ketentuan peraturan perundang-undangan tentang
badan huJ..:um tersebut. Hal ini khusus WltUk badan hukum yq
didirikaln oleh pemerintali (Badan Hukum Publik), misalnya
pembentukan sebuah Pnwinsi atau Kabupaten. Sedangkan untuk
bad2m hukwn privat yang didirikan oleh masyarakat maka status

17
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indoneskz,Cet ke-2
(Bandung: PT Citll'a Aditya Bakti, 1993) !lal.31.

20
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
badan hukum diperoleh sejak adauya pengesahan dru.i instansi
yang berwenang. misalnya dengan pengcsahan Anggru-an Dasar
badan hukurn tersebut yang dibuat dihadapan Notaris dan
pengumwnru1 dalam Tambahan Berita Negara oleh Menteri
Hukum dan HAM, khusus untuk badan hukurn berupa Yayasan
atauPT

B. Kewenangan dan Kecakapan Bertindak

Walauptm setiap manusia sebagai pendukung hak clan


kewajiban memiliki kewenangan berbak, tetapi1 tidak semua
manusia memiliki kewengan bertindak/cakap untuk bertindak
dalam lalulintas hukum. Orang-orang yang 1 tidak memiliki
kewerumgan bertindak/cakap untuk melakukan perbuatan huktun
diwakili oleh orang lain. Berdasarlam Pasal 1330 KUH.Perdata
mereka yang dikategorikan tidak cakap ada1ah mereka yang
., belum dewasa, wanita bersuami dan mereka yang ditaruh di
bawah pengampuan. Dcngan demikian maka sec~ yang blelum
dewasa dalam melakukam perbuatan hukum diwakili oleh orang
tua atiw walinya, wanita bersuami diwakili ol.eh suaminya dan
meteka yang ditaruh di bawah pengampuan diwakil.i oleh
pengampunya

Pada asasmya menunn Pasa1330 KUHPerdata orang yang


telah mencapai usia 21 tahun atmt telah menikah adalah mereka
. yang disebut dewasa. Dengan demikian mereka yang sudah
menikaih kemudian pernikahannya putus sementar.:1 U!rianya
belum genap 21 tahun tidak kembali kedalam keadaan helum
dev.asa. Mereka yang pennah menikah meskipun l.f;iannyn belwn
genap 21 tahun tetap dianggap sebagai 0rang de\.vasa. Dengan
dewasanya seseorang makn ia dianggap cakap (bekwaam,
capable) untuk melakukan perbuatan h~ misalnya m~buat
peljanjian, menikah, membuat wasiat dan lain-lain.

2'1
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Pennasalahan muncul dengan adanya Undang-undang No.
1 tahlll1 1974 Pasal 47 dan Pasal 50 yang rnenyatakan bahwa
anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah
melangsungkan pemikahan ada dibawah kekuasaan orang tuanya
dan anak yang be1um mencapai urnur 18 tahun atau beium pernah
melagsungkan pernikahan, yang tidak berada eli bawah kekuasan
onmg tua berada dibawah kekuasaan wali. Berdasarkan hal
tersebut maka anak yang sudah berumur 18 taOOn atau lebih
sudah ticlak berada dibawah kekuasaan orang tua, apakah hal ini
dapat clit.:'lfsirkan sudah dewasa?. Hal lain juga betkaitan dengan
usia menikab.. Undang-undang No.1 t:ahun 1974 Pasal 7 ayat (1)
menentubm. bahwa usia perkawinan adalah minimal 19 talum
untuk laki-!e.ki dan 16 tahun 1.mtuk wanita.

Pe~ahan tentang usia dewasa ternyata tidak banya


dialami eli lndoncsia tetapi hal tersebut juga ditemukan di lnggris.
Di Inggris mesldpun sudah tetjadi peralihan ·mengenai usia
dewasa d.ari yang tadinya21 talum menjadi.l8.tahun, akan tetapi ·
untuk dapat dipilh menjOOi anggota parlemen ·misalnya tetap
minirnal berusia 21 talum 18 •

Mcngenai permasalahan tcrsebut Prof. Wahyono


Darmabrata berpendapat bahwa dewasa ada1ah mereka yang te1ah
berusia 21 tahun dan atau sudah pemah kawin. Pertimbangan
beliau didac;arkan pada pendapat bahwa Undang-undang No. 1
tahun 1'974 tidak mengatur masalah k.edewasaan dan tidak
menyebuLrnn bahwa usia 18 tahtm adalah dewasa. Sementara
unruk usia minimal pemikahan yaitu 19 tahun untuk laki-laki dan
16 tahun untuk perempuan telah diatur juga dalam KUHPerdata
yaitu Pasal 29, bahwa laki-laki minimal berusia 18 tahun dan

18
Smith & Keenan, English Law, Tenth Ed., (London: Pitman
Publishing Limited, 1992). Page.169.

22
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
wanita minimal berusia 15 tahun, ·dengan demikian a.da
selisih 1 tahun dengan Undang-undang No. 1. tahun i 974 . 19

Mengenai keadaan dewasa temyata undang-undang


mt:mberikan kel1lllilgkinan bahwa orang yang belurn dewasa .
yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu dapat clisarnakan
dengan orang yang sudah dewasa. Tindakan hukum irU dikenal
dengan istilah pendewasaan (handlichting). Pendewasaan adalah
slliltU lembaga hukum agar orang yang belum dewasa tetapi telah
memenuhi syarat-syarat tertentu dalam hal tertentu dan sampai
batas-batas tertentu menurut ketentuan undang-undang dapat
memiliki kedudukan hukum yang .sama dengan orcm.g dcwasa.

Ada dua macam pendewasaan yang dikcnai yaitu


Pendewasaan Penuh (Pasal 420-425 KUHPerdata) dan
· Pendewasaan Terbatas (Pasal 426-431 KUHPerdata). Vntul<
perxiewasaan penuh atau disebut ' Venia Aetatis ' syarat1ya ialah
sudah berumur 20 talum. mengajukan pennohonan kepada
Presiden RI. Presiden RI. akan memberi.kan kcputusan
mengenai pennohonan pendewasaan penuh setelah
mendengarl\an pertimbangan dari Mahkamah Agung. I)engan
dikabulkannya permohonan pendewasaan penuh maka seseorang
dianggap sarna dengan orang dewasa dan berhak 1~elakukan
perbuatan hukum apapun. Pendewasaan penuh tidak dapat ditarik
kembali menjadi keadaan belum dewasa. Sedangkan untuk
pendewasaan terbatas syaratnya adalah yang bersangkutan hams
berumur minimal 18 tahun, mengajukan pennobona11
peooewasaan terbatas kepada Kctua Pengadilan Ncgeri yang
berwenang. Pendewasaan terbatas hanya untuk melab..-ukan
·perbuatan hukum tertentu saja.

19
Wahyono Darmabrata, Hukum Perkawinan dan Ke!uarga di
Indonesia, Cet. I. ,'(Jakarta: Rizkita, 2002) ha1.104-107 .

23
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Kedudukan istri menurut Pasal 1330 KUHPerdata tidak
cakap. Dalam hal ini istri diper.;arnak.an dengan orang dewasa
yang dit.aruh dibawah pengampuan dimana istri dalam melakukan
perbuatan hukum harus didampmgt atau diberikan kuasa oleh
suaminya Hanya saja menurut Prof Subekti terdapat perbedaan
a.'1tara imi dengan orang yang . ditaruh .di bawah pengampuan.
Ketidakc.:akapan istri hanyalah terhadap perbuatan-perbuatan
hukum yang terletak di lapangan hukum kek.ayaan, dengan
d.ew..ik.ian istri tetap cakap Wltuk. mengakui seorang anak atau
m~jukan perrnohonan pengampuan · (curatele) atas ayahnya
demik.ian pula sebagai seorang direksi . dari suatu perusahaan.
Hanya untuk hal yang terakhir temp harus mendapat persetujuan .
atau kl.!ESa d3ri suami mengin~ jabatan tersebut membawa
akibat tcrbadap hukum kekayaan.

Ke:.100an sebagaimana disebutk.an diatas sudah ·berubah


sejak dhw..dangk.annya Undang-undang No. 1 Tahun 1974. Dalam
Pasal 3 [ Undang-undang . tersebut menyebutkan secara tegas
menger.LLJ keseimbangan kedudukan -laki-laki dan perempuan
sena Il'lliSLrtg-m.asing pihak berhak melakukan perbuatan hukurn.
Dengan demikian seorang istri dewasa ini dapat dik.atak.an cakap
atau benvenang tmtuk melak"Uk.an perbuatan hukum sendiri ;tanpa .
perlu did.a..'l1pingi atau diberikan kuasa deh suaminya, kecuali
dalam hal perbuata.n hukum yang berl<aitan dengan harta bersam.a
d:imana penggunaan dan pengalihannya harus mendapat
persetujuan kedua belah pibak.

Selair. istri terdapat orang yang meskipun telah dewasa


cfum.ggap tid.ak cakap \IDtuk. melakukan perouatan hukum sendiri
sefuingga perb diwakili oleh orang lain. Orang dewasa yang tidak
cakap rnelclrukan perbuatan hukum ini ialah merelw yang ditaruh

<o Subdcti, Polwk-Pokok Hukum Perdata, Cetakan XIX, (Jakarta: P:T.


lntermasa, 19&4) hal29-30.

24
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
dibawah pengampuan (curate/e). Menurut Paxil 433
KUHPerdata mereka yang ditaruh dibawah pengampu.;m C):ialah
orang yang sakit ingatan~ pemboros, dan mereka yang mengalami
lemah ingatan, termasuk didalamnya adalah mercka yang
memililci kemampuan intelegensi lernahlidiot dan mereka yang
sudah pi.kun.

Lebih lanjut tennasu.k juga mereka yang dapat ditaruh di


bawah pengampuan adalah mereka yang tidak sanggup mcngurus
kepentingannya sendiri ·dengan semestinya, bisa jadi karena
mengalami sakit yang cukl.lp krorus hingga tidak mampu
mengurus dirinya sendiri. Mereka yang diUn!h dibawa.~
pengampuan sama seperti orang yang belum de"N'&Sa yang tidak
dapat melakukan ' perbuatan hu.kum send.iri. Khusus mengernai
mereka yang ditaruh dibawah pengampuan karena alasan boros,
menurut undang-unchu1g masih dapat membuat \vasiat/testamen
dan juga masih dapat melakukan perkawinan serta membuat
petjanjian perkawinan, meskipun untuk perkawinan tersebut
harus mendapat izin dan bantuan kuratomya. 21

Menlmlt Pasal 434 KUHPerdata yang berhak meminta


pengampuan adalah suami atau istri dan keluarga sedara..h.
Khusus untuk a1asan pengampuan karena alasa.1 keborosan hanya
boleh dimintakan oleh keluarga dekat. Unruk mcrekP. karena
alasan tidak dapat mengurus kepentingannya sendiri
diperbolehkan meminta pengampuan bagi diritlya serxliri.
Sedangkan bagi mereka yang membahayakan mem.rrut Pasal 43 5
KUHPerdatajika pihak keluarga tidak mengajukan permohorum
pengampuan makA kejaksaaan wajib untuk menuil.Urtnya.
Pennohonan uM1k mengajukan pengampuan cliajukan pada
Pengadilan Negeri yang berwenang dengan mengurai.l<an alasan-
ruasan dan bukti-bukti serta :salci tentang mereka yaug
dimohomkan untuk di taruh di bawah pengampuan.
11
Ibid, hal 57

25
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
C. Badwn Hukum

Sep:rti disebutkan sebeh.mnya . bahwa badan hu.kum


seli>agai f.Ubjek hukum ciptaan manusia m~unyai hak dan
kewajiban reperti manusia mempunyai hak dan kewajiban dalam
laulinta" hukurn. Badan hukurn dapat mermntut dan dituttut di
muka hduun atas namanya sendiri melalui perantara
pengurusn:m. Seseorang sebagai pribadi dengan seseorang
sebagai direksi sebuah Perseroan Terbatas merupakan dua subjek
hukurn yang berbeda meskiptm terdapat pada satu orang.
Seseor.mg yang mempunyai sebidang tanah Itiisalnya dapat
menawarkrul tanah yang cfunilikinya kepada perusahaan tempat
dimana ia berkerja dan bertindak . sebagai direksi sebuah
perusahaan1real .estate berbentuk PT. Dalam keadaan demikian
maka ia .secara priOOdi orang tersebut bet1tindak sebagai penjual
dan ia scOOgai direksi yang mewakili . sebuah badan hukum
bertindak pula sebagai . pembeti. Meskipun badan hukum
memi~ ht1k dan ,kewajiban sebagaimana manusia· akan tetapi
tidak sernua hak-hak yang •melekat pada manusia·dimiliki oleh
badan hukum. Hak yang berkaitan dengan bidang hukum
kekeluarg:;.m1 dan kewarisan misalnya tidak dimiliki oleh ·badan
hukum. Bak dan kewajiban badan hukum umummya berkaitan
dengan !hukurn kekayaan saja.

Pembeutukan sebuah badan hukum dikaitkan dengan


tuju&nnyd rerdapat dua macam. Pertama, adalah badan hukum
yang l:.ert1~uan untuk mengejar keyentingan ekonomi. K£dua,
ada!.ah badan hukum yang. bertujuan un1l:lk mengejar sesuatu
yang bersi.fut ideal. Contoh badan hukum yang bertujuan untuk.
inngejar kepentingan ekonomi misalE.ya adalah PT atau Koperasi
sedangkafl yang mengejar kepentingan ideal misalnya OOalah
Yayasan a'mu Pamp Politik.

26
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Berdasark.an pendiriannya bOOan hllkum dewasa ini !.erciiri
dari dua macam. Pertama adalah badan hukwn yang sengaja
dibentuk dan didirikan dleh pemerintah berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan guna mengt:iar tujuan r~gara
yang bersifat ideal, rnisalnya badan atau organ pemerintah.
Kedua adalah badan hukum yang didirikan oleh perseor.mgan
baik Warga Negara Indonesia (WNI) maupWl Warga Negara
Asing (WNA) yang mendapat pengakuan dari pemerintah g1ma
mengejar kepentingan yang bersifat ekonomi atau ideo.l. Prosedur
pendirian badan hukum ini didasarkan pada ketentuan pernturan
penmdang-undangan yang berlaku. Untuk PT misalnya
berdasarkan Undang-undang No. 40 tahun '2fJ07 Tentang
Perseroan Terbatas, W1tuk Koperasi berdasarkan Unda;1g-v.mdang
No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, dan Yayasan
Berdasarkan Undang-undang No. 16 tahun 2001 sel:ngairnana
dirubah oleh Undang-undang No. 28 tahlli1 2004 tentang
Yayasan.

Dari Segi kewenangan ya'lg dimilki maka dala.-n lalulintas


hukum badan tersebtt ada yang bergerak dalam. kaitarmya dengan
kewenangan yang dimilikinya berdasarkan hukum pubiik seperti
negara dan lembaga-lembaga pemerintah dan ada yang bergerak
berkaitan dengan kewenangan yang dimilikinya berdasarkm
hukum privat atau perdata.

D. Domisili

Domisili ~ tempat dimana seseorang dalam k.aitannya


dengan pelaksanaan hak-haknya dan pemenuhan ke-wajiban-
keV~~ajibannya setiap waktu dapat dicapai sekclipun dalam
kenyataannya orang tersebut tinggal diternpat lair_ Jadi yang
dimaksud dengan dbrnisili ada1ah tempat dimana sesecrang oleh
hukum dianggap seJ.alu hadir. Domisili ini diperlukan demi
kepastian hukum.

27

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


Terdapat beberapa hal berl<aitan dengan pcrbuatan hukum
yang mer.nerlukan domisili sebagai .patokan. Calon suami istri
yang a.k££n melangsungkan perkawinan tentunya memerlukan
domisili d.imana perkawin8n itu akan di.langsungkan, demikian
pula dal&n hal pemikahan putus perlu kejelasan tentang domisili
berkaitan dengan kompetehsi relatif · J,engadilan mana yang
berwerumg. Demikan juga dalam hal .seseorang melakukan
transaksi maka perlu kejelasan tentang dimana barang akan
diserahl<ru1, kemana akan memntut dan dituntut jika teijadi
perma._c::clahan hukum.

Dmni.ili dibedakan mer~adi domisili sesungguhnya dan


domisili pilihan. Domisili sesunggulmyii dibedakan 1agi menjadi
dimisili ~ulr..arela dan domisili wajib. Sedangkan cimisili pililmn
dibedak.an menjadi domisili yang dipilih beltJasarkan ketentuan
undang-wldang atau domisili yang dipilih secara bebas.

D:nnL<illi sesungguhnya yaitu domisil1 dimana ·seseorang


atau OOdr.n hulcum melakukan ·•· kewenangan . perdata . pada
umumnya Pada umumnya maksudhya adaiah menunjuk pada
ti.ndakan hukum dalam bidang perdata pada umumnya. Salah satu
dari dimisili yang sesunggubnya OOalah danisili sukarela dimana
domisili ici bergantung padaJ kehendak yang bersangkutan sendiri
dan tidak ditent\lkan oleh hubungan dengan orang lain. Hal ini
diatur ~ Pasal 17 ayct (1) jo Pasal__lldanJ9 KUHPerdata
Dornisili sesunggungnya yamg lain adalahdomisili wajib dimana.
domisili ym.1g bersangkutan di tentukan berdasazt.an hubungan
sesenrar.g d...~ e>mng lain. Tenmsuk ·OOmisili wajib adah!h
dornisili dalam jabatan-jaOOtan negara sebagsi mana diatur dalam
Pa.sal 20 KUHPerdata, misalnya sebagai Presiden maka domisili
wajfullYa uda1ah di Istana Kepresidenan. Selanjutnya wanita
~ maka menurut Pasal21 KUHPezrlata domisili wajibnya
dalctl di tcrnpat kediaman suami. .Demikiinn pula mereka yang
belum dewa..~ menurut domisili wajibnya adalah pada domisili

28
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose" I
orang tua atau wall mereka. Untuk mereka yang ditan.il di bawah
pengampuan dootisili wajibnya pada domisili pengarnJXmya
Sedangkan menurutl Pasal ~ soomng buruh!peketja
dornisili wajibnya pada domisili majilcannya jika ia tlli"1Jt tinggal
eli sana

Rumah Kematian diangap terletak pada tempat tinggalnya


yang terakhir sesuai PaSal 23 KUHPerdata Hal imlah temtpat
warisan terlmka sehingga penting dalam kaitannya dengan
penetapan warisan dan penuntutan ·hak-bak para ah!i waris
U.:rm.asuk dalam menentukan ke peng!!dilan mana ahli waris akan
memberikan pemyataan dalam kaitannya dengan ~nerimaan
atau peoolakan wariSan.

DomiSili piliban adalah domisili yang dipilih oleh yang


bersangkutan dalam rnelakukan perbuatan huku.m terten1u.
Pertama adalah domisili piliban sebagaimana diperintahkan oleh
undang-undang, nmalnya pada Pasal 11 ayat (lb) TJU No .. 4
t. •'
tahun 1996 tentang Hak Tanggungan dimana undang-tmdang
mensyaratkan bagi mereka yang tingga1 di luur neg..,~ untuk.
mencantumkan dimisili pilihannya di Indonesia. Jika hal tersebut
''; ·''.
tidak dicantulnkm maka Kantor PPAT dimana Akte P~1bebanan
Hak Tanggungan dibuat dianggap sebagai domisili yang dipilili
Kedua adalah domisili pilihan yang dipilih secam bebas dalam
melakukan perbuatan hukum tertentu misalnya memilih domisili
pada Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Sel.a!an dalnrn kaitannya
dengan perbuatan hukum tertentu.

E. Catatan Sipil

Man~ia sejak lahir sampai meninggal dunw mengalarni


pe-!Thiiwa-peristiwa yang secara hukum memiliki :uti ~ting. Hal
ini karena peristiwa-peristiwa yang ·dialami mru1usia tersebu1
memiliki akibat · hukum terhadap dirinya berkaitan dengan

29

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


statusnya sebagai subjek lrukum. Peristiwa penting dimaksud.
berkaitan dcngan kejadian yang dialarni seseorang meliputi
Kela.hir-an, Kematian, Lahir Mati, Perkawinan, Perceraian,
Peng<>Jru.:m Anak, Pengesahan Anak, Pengangkatan Anak,
Perubahan Nama dan Perubahan Status Kewarganegaraan22 •

Peristi wa-peristiwa tersebut penting untuk dicatatkan


berkaitan dengan status hukum seseorang guna menjamin adanya
kepastian halrum. Pcristh.va kelahiran misalnya perlu dicatatkan
untuk m~amin status . seorang anak yang dilahirkan dan
hubungarmya dcngan orang tuanya Dengan dicatatk.annya
kelahiran ~~~rang anak maka akan menjadi pasti kapan si anak
tersebut menjadi dewasa dan siapa orang tuanya. Untuk
perkawinan, pencatatan akan mernbawa akibat lhukum status
orang yang menik.ah berkaitan dengan hak dan kewajiban sebagai
suami istri, terhadap harta dan terhadap anak yang dilahi.rlam,
selain hubungannya suami! istri ·tersebut · dengam masyarakat.
Apabila suami istri yang menikah itu bercerai misalnya hal
tersebut juga perlu dicatatkan guna penentuan status
pernikaha!mya sehingga masing-masing dapat mencari pasangan
baru tmtnk menikah lagi. Sedangkan · kcmatian juga perlu
dicatatkan berlcaitan dengan peraliban ·hak dan kewajiban orang
yang menir.ggal k:epada ah1i warisnya, rnisalhya mengenai harta
benda dan perikatan-perikatan yang pemah dibuat oleh si
meningg:U ..

Lembaga )'alilg merniliki tugas dan kewenangan un1uk


mencatat p;ristiwa hukum tersebut dan nnemberikan salinannya
pada yafl..g bersanglutan adalah Catatan Sipil (Burge/ijlc Stan:/).
Dalam menjal.ank3n tugas ·dan kewenangannya lembega cata1an
sipil secara struktural berada dibawah tangglmgjawab
Departemen Dalam Negem. Guna memudahkan masyarakat
21
lndor.esia, UU No 23 tahWl 2006, Unda11g-undang Tentang
Administrasl Kepentiudulcan, Pasall Angka 17.

30 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


dalam mencatatkan peristiwa hukum yang dialamillya maka
kantor catatan sipil terdapat pada setiap kabupa1en/l:o!a..rnadya
Khusus untuk pencatatan nikah talak dan rujuk bagi mexka yang
beragama Islam maka Kantor catatan sipil tercUqxn pada tiap
Kantor Departemen Agama, karena secara struktu~ kantor
catatan sipil ini berada dibawah tangg\llngjawab Departemen
Agama

Sebelwn diundangkannya ~"'llildang N v. 23 tahun


2006 Lemlxlga Catatan Sipil menggunakan ketentuan yang
beifal:u pada jaman Kolonial Belanda Sebagairnana diketah'J.i di
jaman kolonial terdapat politik hukum yang di~rtal.'Ukan
pemerintah kol.onial pada saat itu tentang penggolongar.
penduduk dan penggolongan hukum sehingga terdapat beberapa
ketentuan catatan sipil yang berbeda yang berlaku bagi masing-
rnasing golongan penduduk. Misalnya Stb. 1849-25 yang berlaku
-~ · ., , •. !.•
bagi golongan Eropa dan yang dipersamakan dengan golongan
Eropa, Stb .. 1917-130 jo Stb. 1919-81 yang berlakufbagi golongan
keturunan 1ionghoa Guna menghilangkan adanya <liskriminasi
huktnn bagi golongan penduduk yang ada di Indonesia maka
dikeluazkanlah Instruksi Presidimn Kabinet No. 31fd1!N/12'66
yang ditujukan kepada Menteri Kehakirnan dan Ka.'1tor Catatan
·~- ..,...,· Sipil di Seluluh Indonesia untuk tidak menggolongkaa fY!Ilduduk
Indonesia berdasarkan Pasal 13l I.S. Hal tersebur dipertegas
dengan instruksi Menteri KehakiJrnan dan Menteri dalare Negeri
No. 51/I/3/J.A.: 2/2/5 tanggal 28 Januari 1967 yang isinya
menghilangkan adanya penggolongan tersebut. Berdasarlcan hal
tersebut maka pengaturml catatatan sipil berlaku hagi semua
penduduk Indonesia baik WNI maupWl WNA Sehingga
ketentuan yang berlaku ketikaitu sebelmn diundang¥.2..rmya UU
No. 23 talll.In 2006 adalah sebagai berikut? 3

31
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
1. Stb. 1920-751 jo Stb. 1927-564 mengenai pendaftaran
kelahiran dan kematirui bagi seinua Warga Negara Indonesia
dan V/ arga Negara Asing eli Indonesia;
2. Stb. 1933-75 jo Stb. 1936-607 mengenai pendafuan
perkaw.nan. .dan perceraian bagi semua Warga Negara
Indonesia dan Warga Negara Asmg yang bukan beragama
Islam di Indonesia;
3. Undang-oodang No. 32 tahoo 1954 tentang pencatatan Nikah,
Talak dan Rujuk bagi Warga Negara Indonesia yang
beragama Islam

Dengan diundanglaumya UU No. 23 tahun 2006 tentang


Ad.mjnistrdSi Kependudukan maka ketentuan yang terdapat dalam
Stb. 1920-·751 jo Stb. 1927-564 mengenai pendaftaran kelahiran
dan kemarian bagi semua Warga Negara Indonesia dan Warga
Negara A~;ing di Indonesia dan Stb. 1933-7Sjo Stb, .1936-607
mengenai pendaftnm perlc.awinan dan~ . perceraian · bagi semua
Warga Negara lndoesia.dam.Warga NegaraAsing ,yang bukan
beragama hlam di InOOilesia dinyatakan · dicabut dan tidak
berlakll lagi. Denga1 demikian sudah.tidak ada lagi -diskrirninasi
dan penggolongan - penduduk - sebagaimana · terdapat pada
kententuan yang lama. .Pengecualian·hanya ·diberlakukan khusus
bagi penduduk yang beragama Islam guna pencatatan Nikah
Talak dan Rujuk tetap mengacu pada UU No. 23 Tahun 1954
dimana bnbaga catatan sipil dimaksud tetap berada dibawah
tanggungjawab Departemen Agama yang pelaksanaannya
clilakukan oleh Kantor Urusan Agama.

F. Keadaan Tak Hadir

Terdapat dua pasal yaitu Pasal 463 doo. Pasal 467


KUHPerdata yang membahas tentang pegertian keadaan tak
hadir. Pasal463 menyebutkan:

32
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
"Jika terjadi seseorang tefah meninggafkan temJXII tinggalnya,
dengan tidak memheri kuasa kepada seseorang walo'.', gzma
mewakili dirinya dan menguros harta kekayaannya, pun ia tidak
mengatur wusan-wusan dan lcepentingan~kepentingan itu ,
alaupun jilm pemberian kuasa kepcuia waldlnya tidak Lerlaku
lagi, maka, jika ada alasan yang mendesak guna mengurus
seluruh atau sebagaian harta kekayaan itu, alcru guna
mengadakan seorangwaldl hagirrya ...... "

Sedangkan Pasal 467 menyebutkan:


"Jika terjadi, seseorang Ielah meninggalkan tempa: tinggalrrya,
dengan tidak memberi Jruasa kepada seorang y.:aki!. guna
mewakili dirinya dan mengurus halta kekayaannya, pun ia tidak
mengatur urusan-urusan dan kepenlingannya itu. .... "
Berdasarlau1 ketentuan tersebut diatas maka keMCJal tak
hadir (afwezigheid) dapat disimpulkan sebagai suatu keadaan
tidak hadimya seseorang ditempat kediam.an atau domisilinyn
karena meninggalkan tempat tinggalnya baik dengan
meninggalkan kuasa ~ tidak dimana keberada.mnya tidak
diketahui. Pengertian seseorang pada keadaan tak hadir yaitu
manusia sebagai subjek hukwn secara alanniah, meskipun J Satrio
· ,·,·.:.. berpendapat keadaim tak hadir tersebut dapat terjadi juga pada
. badan 100m dalam hal seorang direksi sebuah badan hukum
hilang tidak diketahui keberadaannya24 •

Seseorang yang dikatakan tidak hadir berarti ia tidak be.rOOa


di tempat kediaman atau domisilimya dirnana ia manjal?.nkan h:ak
dan kewajibannya sehari-hari. Dengan demikian keadaan tak
hadir tidak termasuk di dalamnya seseorang yang tidak memiliki
domisili. Selanjutnya orang yang dinyatakan tidak hadir berarti
dia meninggallwl tempat kediamamya dengan sengaja dan

24
J Satrio, Hukum Pribadi, Bag;an I Per3oon Aiamiah, Cet 1,
(Bandung: Pt Citra Aditya Bakti, 1999) hal.206.

33
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
memiliki tujuan tertentu, misalnya berpergian untuk beketja,
sekolah dan lain-lain, atau kepergiannya diak..ibatkan adanya
sesuatu di luar kemampuan dirinya, misalnya karena adanya
penculikan.

Seseorang dapat dinyatakan tidak hadir baik meninggalkan


kua...~ amu menunjuk walcil untuk mengurus kepentingannya
maupm1 tidak. Jika ia meninggalkan kuasa berarti kuasanya
sudah habis atau sudah tidak berlaku lagi. Seseorang yang berada
dalam hadaan tak hadir maka keberadaalmya tidak diketahui lagi
untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga menimbul.lcm
keragu~raguan apakah yang bersaitgkutan masih hidup atau sudah
meninggal sernentara perlu adanya kepastian hukum guna
mengu.'"'.!lS kepentingannya dan harta benda yang dilinggalkan.
Umurrmya tidak diketahuinya keberadaan seseorang tersebut
karena &:l.mya kecelak.aan, bencama al.am, huru-hara, peperangan
atau pemberor.takan. Misalnya dalam kecelakaart pesawat udara
atau kapal laut seringkali tidak diketemukan ·. nnayat korban
kecelakmn tersebut.

Penyelesaian keadaan tak hadir menurut . ketentuan


KUHPerdata terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:
· 1. Tahapan tindakan sementara;
2. Ta..i.apan pemyataan barangkali meninggal dunia;
3. Tahapan pewarisan secara defmitif.

1. Tabapsn Tindakan Sementara

W.enurut Pasal 463 KUHPerdata dalam hal seseorang


menin.ggalbn. tempat tinggalnya dengan tidak memberi kuasa
atau mernmjuk wakil guna mengurus harta kekayaan dan
kepentingap..nya atau jika yang bersangkutan meninggalkan surat
kuasa sr.rrat kuasanya sudah habis, maka jika ada kepentingan·

34 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


·.··~ .

yang mcndesak guna mengurus seluruh atau sebagiml harta


kckayaamJya atm guca mcngMakan scorang ~ baginya
Pt"Jlpiilan ·dap&t mcmmjuk Ba1ai Harta Peninggalan amu
kelUarga sedorah atau scmcnda, atau istri atrua suami orang yang
tidak bldir UDtuk mcgurus scluruh atau sebagaiim l:ma kek.ayaan
dan kep;ucingan-kepeutiugan orang yang tidak badir termasuk
membela bak-haknya dan mewak:ilinya.

Pemmjukan kqma 8alai Harta Peninggal.an lebih utama


dibmiingkan pihak kcluarga, istri maupun suami. Menurut
ketemuan undang-undang pengadillm dapat menumju.k pihlk
keluarga, istri maupun suami dalam hal harta keka)·d3Il yang
ditinggalkanjumlahnya tidaklah l:mlyak. Kf"WWMra ini sebena:mya
kurang cocok dengan Budaya Indonesia dimana masa.lah
ketidakhadiran lebih kepada masalah ittemal kehmga maka
selayaknya yang mewakili dan mengurus kepentingan dan harm
benda si tak badir adalah pibak kel.uarga terutmna istri atau suami
dari orang yang tidak hadir.

Da1am tilapan tindakan seme:ntnra ini juga tidak


disyaratkan oleh tmdang-mxiang untuk melewati j~ waktu
tertentu, sehingga didasarkan JXXla ada,nya kepetiogan yang
mendesak untuk memnjuk wak.il guna mewatili kepemingnn dan
pcngurusan harta bema Si tak hadir. Misaklya untuk mewalci!.i Si
tak badir dalam kapasitasnya sebagai Penwgat atau Tergugat di
Pengadilan.

Penunjukan Pengadilim guna mewakili kepentingan dan


pengurusan harta Si tak hadir ·didasa:kan at.as adanya
permobonan dari pihak yang beikepentingan atau pihak
Kejaksaan. Undmlg~undang tidak memberibn penjelasan tetang
siapa yang dimaksud dengan pihak. yang berlcepentingtm Namrm
hal1erseb\.D dapat dita1Sirkan '"'-'-~
~VJG yaDg dimaksud den gan pu.IQA
~hc.lr

yang berlcepentimgan adalah pihak keluarga mauplDl suarui atau

35
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
istri si t8k hadir di samping 1tu dapat juga tojadi bahwa pihak
yang bc:ke:pentingan adalah pihak kreditur atau pihak dimana si
ta.k hadir memiliki kewajiOOil yang harus ditunaikan.

2. T~hapan Penayataan, Barangkali Meninggal Donia

Dalam hal pemyataan OOrangkali meninggal dunia


diperlukan persyaratan berupa jangka waktu tertentu
sebagaimana diatur dalam Pasal467 dan 470 KUHPerdata. Pada
Pasal 467 KUHPerdata disebutkan bahwa ootuk pemyataan
barangkali meningal dunia Si tak hadir telah meninggalkan
tempat tinggalnya selama 5 tahun, tanpa menunjuk seorang wakil
ataupun kuasa Wltuk memgurus kepentingannya, sedangkan pada
Pasal 470 KUHPerdata Si tak h.adir telah meninggalkan tempat
t:i:nggalnya .selarna 10 tahun, tetapi telah memmju.k seorang
w.tlc.ilJkl,tasa untuk mengurus kepentingannya, meskiptm
kuasanya telah hahis.

Berdasark.an hal tersebut diatas · maka dapat disimpulkan


bahwa tmtuk p:myataan barangkali meninggal dunia Si ta.k hadir
telah 5 tuhun meninggalkan tempat , tinggalnya, ·atau ·diketahui
terakhir masih hid up atau tanda-tanda yang Si ·talc·hadir masih
hidup, jib Si tak 1lladir tidak meninggalkan kuasa. Selanjutnya
j i.k.a Si tak }lfidir meninggalkan kuasa maka Si tak hadir telah 10
talnm mecinggalkan tempat atau sejak kabar terakhir
dil::etahui nya.

Untuk pemyataan barnngkali meninggal dUnia tidak


diharusbn melalui tahapan tindakan sementara terlebih dahulu
tempi dapat 1~ masuk ketalilapan pernyataan meningal
dunia cialam lnal persyaratan mengenai jangka waktunya
dipenuh!. ~ untuk ak:ibat hukumnya berbeda. Untuk
tahap.an tir.dakan sementara orang yang ditunjuk oleh Pengadilan
untuk mewakili si tak hadir (bewindvoerder) memponyai ha:K

36 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


untuk mengurus, membela dan mewakili kepen1ingan si tak hadir,
sedangkan pada tahap pemyataan OOrangk.ali meniggal dunia
alcibat hukumnya lebih jauh yaitu hak untuk ~ harta
barangkali si meninggal dunia, yang diberikan sejak adanya
ketetapan barangkali meni.taggal dunia Hak menguasai harta
ternebut diberikan kepada para ahli waris dan suami/istri yang
ditingalkan. jadi langsung ke pihak keluarga tidak sepcrti pada
tahap tindakan sementara yang diberikan kepada Balai Harta
Peninggalan.

Seperti pada tahap tindakan sementara rOOE mhap


barangkali meninggal dumia juga perlu dilakukan pennohonan ke
Pengadilan, hanya saja dalam hal ini pe;rmcbonan hanya
di1alrukan oleh pihak keluarga, tanpa; ada keweoangan dati pihak
Kejaksaan untuk mengajukan pennohonan sebagaimana
ten:antwn dalam Pa.sal 467 dan 470 KUHPerdata. Permohonan
untuk pemyataan barangkali meni.taggal dw:ria hams didahului
oleh adanya pemanggilan umum wtuk tenggang waktu sclama 3
bulanjika yang bersangkutan tidak menghadap atau memberikan
tanggapan maka akan diOOakan pemanggilan kedua d<m kctiga
~" . , dengan cara yang sama sesuai Pasal 467 ay~ (2) Kill!.Perdata,
>. , ,,,. , Jika pada pemanggilan yang ketiga yang bersangk-utan tidak
fc .,.,,,. . datang dan juga memberikan tanggapan maka Pengadilan dapat
mengambil! ketetapan barangkali meninggal dunia.

3. Tahapan Pewarisan Secara Definitif

Pada tahapan ini maka teJ:jadilah pewarisan secara dt'Jfiniti.f


dari Si tak hadir kepada ahli warisnya secara definitif.
' Perbedaanya dengan batangkali rneninggal dunia adalah pada
tahap barangkali meningga] dtmia ahli waris hanya menguasai
harta si tak badir tennasuk didalamnya adalah hak untuk
menikmati basil dari harta tersebut sebagainuwa seornr.t.g bezitter,
tetapi tidak memiliki hak sebagairmma seorang pemilik. Dengan

37
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
adanya pewarisan secara definitif maka ahli wmis ~ definitif
m~iki harta benda si tak hadir sesuai dengan bagi.amya .

Keadaan pewarisan secara defuaitif ini teijadi ji.ka


diterimanya kepastian tentang meninggal clunianya orang yang
tak hadir sebagaimma Pa<;al 485 KUHPerdata, sedangkan jika
tidak ada kBbar tentang meninggalnya orang yang tak hadir maka
pewarisan secara definitif baru terjadi jika telah melampaui
waktu 30 tahun sejak pemyataan barnngkali meninggal dunia
sebagaimuoa penetapan pengadilan atau tel.ah melampaui 100
tahun sej8k kelahimn orang yang tak hadir sebagaimana diatur
pada Pasal 484 KUHPerdata.

Khusus mengenai akibat hukum keadan tak hadir bagi


suami atau istri yang ditinggalkan dengan diberlakuk.annya
Uudang-undang No. 1 talnm 1974 dan peraturan pelaksanaannya.
Peraturan Pemerintah No. 9;tahun 1975 maka keadaan.tak hadir
dapat menjadi ala.c;an untuk mengajukan permohonan perceraian
jika telab. melampawi waktu dua tahtm berturut-turut. Hal ini
sesuai deDg3n Pasal 39. Umdang-undang N~. 1 talum 1974 jo
Pusa! 19 huruf b Pernturan Pemerintah No. 9 tahun 1975. Dengan
putusnya perlcawinan tersebut maka suamilistri yang ditinggalkan
dapat menikah lagi.

38 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


BABIII
HUKUM KELUARGA DAN PERKA WINAN

A. Pengertian Hukum Keluarga

Da1am KUHPerdata Hukum keluarga diatur dalam Buku I


yang betjudul tentang omng (van personen). Buku I KUHPerdata
judul dan isinya tida.k sesuai karena tidak memberi gamhuan
yang lengkap mengenai isi atau materi hukum perseorangan,
sebab dalam Bulru I selain diatur mengenai kedudukan orang
sebagai subyek hukum, diatur pula rnengenai hukum
kekeluargaan tennasuk pula didalamnya hukum ~-kawinan,
pengampuan, pendewas&an,. keadaan tak hadir dsb. Hal tcrsebut
disebabkan karena pengertian hukum Oimg atau p1ibadi dalam
arti luas meliputi pula hukum keluarga. Istilah huk.um pribadi
atau hukum pcrorangan dalam il.tmu pengetahuan hukwn kOOang-
kadang dipakai dalam arti luas atau juga dalam arti sempit
Hukum pribadi dalam arti luas mtinya meliputi ke+.entuan-
ketentuan mengenai orang sebagai subyek hukum dan huk:wn
keluarga. Sedangkan huk.um pribadi dalam arti sempir artinya
hanya meliputi ketentuan-ketentuan mengenai orang sebagai
subyek hukum.

Hukum keluarga diartikan sebagai keseluruhan: ketentuan- ·


ketentuan yang mengatur mengenai hubungan hukum yang
bersangkutan dengan keluarga sedarah dan keluarga karena
pedawinan. Keluarga sedarah OOa1ah pertalian keluarga yang
terdapat antam beberapa orang yang mempunyai hubungan darah,
sedangk:an kekeluargaan karena perkawinan adalah pertalian
keluarga yang terdapat lr.arena adanya perkawinan. Pembedaan
antara pertalian kell:18I'ga an1ara mereka yang memiliki hubungan
darah dengan mei'eka yang memiliki hubungan pe-.dcawinan
disebabkan dalam perdata dikenal adanya keturunan y<mg timbu.l

39
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
diluar hubLmgan perbwinan. Hal ini dikenal dengan anak luar
kawin yaitu anak yang c!ilahirkan diluar (JJCrkawinan yang sah.
Hubungan kekeluatgaan ini sangat penting karena ada sangkut
pautnya status yang dimiliki oleh seseorang tennasuk hak dan
kewajiban serta hubungan hukum yang menyertainya seperti
hubungan kewarisan dan harta benda perkawinan.

B. Pengerti.an Perkawinan

~/~kip1m hukwn keluarga lebih luas dari hukum


perkawinmi. tetapi tidaklah dapat dipungkiri bahwa sebagian besar
pengaturan tentang hukum keluarga berasal dari hukum
perkawinrul untuk itu penting disini untuk membicarakan
masalah perkawinan. KUHPerdata tidak memberikan suatu
definisi mengenai apa yang dimaksud dengan lembaga
perkawinan. Perkawinan menurut· KUHPerdata dipandang dari
segi keperdJt:aannya saja, sehingga perlca'Ninan yang sah.adalah
perlmwinan yang dilaksanakan .lUau dilakukan ~
ketmtuan undang-un:lang (KUHPerdata); Umdang-Wldang tidak
memperlurt:ikan mengenai motif pexkwinan, unsur agama, sosial,
keadaan biologis suami istri yang .akan . melangsungkan
perkawirum d3n lainnya, sepacjang sOOah sesuai dengan
kett.ntuan undang-undang maka perkawinan dianggap sah. .Hal
ini berdampak negatif pa& lcmbaga perl<awinan itu sendiri.
Adapun Mmpak ncgatif yang ditimbulkan adalah:

1. Uncang·..und:mg tic:UK mencampuri upacara-upacara yang


mendcllului adlmya suatu perlmwinan atau aturan-atunm
lainnya Dengan demikian prosedur, syamt dan tatacara
perkawinan baik menurut agarna dan adat istiadat te11entu
sepanjang tidak diatur dalam undang-undang tidak
mempengaruhi keabsahan perkawinan;
2. Uncbng..undang tidak memperbatik.an lamngan untuk kawin
sepexti ditentukan dalmn _re:rntumn agama. Agama

40
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
merentukan larangan-larangan dalam perkawinan ~.rti
larnngan perkawinM diantara mereka yang lxmeda
keyak:inan, larangan perkawinan yang <ftilakukan untuk j 3lllgka
waktu tertentu (kawin kontrak), larangan perkawinan ciiantarn
mereka memiliki hubungan sesusuan dan sebagainya Seiama
larangan tersebut tidak dilarang oleh tmdang-ondang rnaka
perkawinan tersebut dibenarkan;
3. . Undang-undang tidak memperhatikan dan memperdulikan
faktor-£aktor biologis calon atw ~ suami istri,
misalnya kemandulam, schingga kemandulan atau gar.gguan
fungsi-fungsi biologis yang mengakibatkan seseorang tidak.
dapat memperoleh k:eturunan tidak bisa dijadikan alasan
untu'k teijOOinya perceraian;
4. Undang-undang tidak mempedulikan motif-motif atnu
tujuan-tujuan yang mendorong para pihak ur.tuk
melangsungkan suatu perlcawinan, misalnya menikah untJk
jangka waliJtu tertentu saja kerena ingin mef::l.peroleh
kewarganegaraan.

Walauptm terdapat segi negatif dari perkawinan menurut


KUHPerdata, teroapat juga segi positipnya Adapun scgi positip
dari lembaga perkawinan menurut KllJHPerdataiBW adalah:

1. Perkawinan pada hakekatnya berlangsung abadi, artinya


hanya diperlx>lehkan cerai mati. Ini dapat d.ilihat dari
pengertian l.embaga perkawinan itu sendiri yang mana
dikatakan bahwa perlcawinan }Xtda hakekatnya dimaksud1am
untuk menyelenggamkan kesatuan lidup yang abad1 dBn
karenanya maka orang hanya diperbolehkan cerai mati. Hal
ini menutup kemungkinan tetjadinya percer$n karena alasan
diluar yang telah diatlD" dalam ketentuan undang-umd.ang.
2. Pemutusan perkawinan selain dari k.emaian, misarnya breDa
perceraian, oleh uodang-:-undang dibatasi secara limitatif, hal ·

41
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
ini selain mencegah mudahnya ~adinya perceraian seperti
disebLitk.an sebelumnya, jQga tmtuk memberikan 008nya suatu
kep!tStian hukum.

Disebabkan KUHPerdata tidak memberikan definisi tentlmg


~erkawinan., scbagaimana dapat dilihat befdasarlc.an Pasal 26
KUHPerdata yang memandang perkav.inan dari segi perdatanya
saja rnaka apa itu perkawinan, siapakah yang dapat
mel311.p.mgkan perkawinan. apa posisi masing-masing pihak
dalam perkawinan clan yang lebih mendasar lagi apa tujuan dari
perkawi."1an tidak diserutkan dalam KUHPerdata Guna
rnenceg:ili tetjadinya kekosongan hukum dan ketidakpastian
hukum rrsak.a ketika itu sarjana rremberik.an definisi perkawinan
yang di!<cncl sebagai doktrin. Salah satu perulapat sazjana ketika
itu: adalah Prof Subekti yang memberikan definisi perlcawinan
sebagai bcritrut2 5:

"perkawfnan adalah pertalian yang sah antara seorang lelaki


dan seorarzg perempuan W11Uk waktu yang.lama ".

Berbeda dengan KUHPerdata ·yang tidak memberikan


definisi tentang perkawinan, Dalam lJU No. 1 tahtm 1974 tentang
Perkawinan disebutkan secara jelas tentang definisi perkawinan.
Dalam UU No. 1 tahun 1974, pengertian perka\-vinan diatur
dalarn Pasal [ yang Ui.nya:

" p erkawiru:r. adalah ikatan lahir batin antara seorang pria


dengan seorang wanila sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluargalrumah tangga yang bahagia dan kekal
ber.dasarkan ketuhanan yang maha esa ".

Berrlasark.an pengertiim tersebut kita bisa mengamhil


bebempa keSimpulan:

2! Subekti, Op.,Cit, hal23.

42 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


Pertama, Perkawinan: adalah ikatan lahir mauptm ~
sehingga tidaklah dlmungkinkan adanya suat:u perkawinZ!Il yang
hanya dilandasai ikatan secara batiniyah saja berlandaskan cinta,
tetapi secara fisik terpisab antara pasangan ya.'lg satu dengan
pasangan lainnya Demi.kiam juga sebaliknya tidaklah mungkin
adanya suatu pemikahan meskiptm. secara fisik merek.?.. bersaru
tanpa dilandasi cinta dan kasih sayang diantara mereka laya1mya
pasangan suami istri.
Kedua, Perkawinan adalah antara seonmg prin dengan
seorang wanita sebagai suami istri. Dengan demikian undang-
tmdang tidak memungkinkan adanya perkawinan antara
pasangan sejenis, misalnya perkawinan antara pria dengan pria
dan wanita dengam wanita sebagaimana dimungkinkan oleh
beberapa negara di dunia seperti di Belanda.
Ketiga, tujuan perka'Winan adalah untuk membentuk
sebuah keluarga, sedanglom keluarga inti miniir.a! ~"'Tdiri dari
ayah, ibu dan anak, sehingga seseorang yang menikah memiliki
tujuan. dan kornitmen untuk membentuk keluarga dan
memperoleh keturunan. Ketiadaan soorang anak diak:ibatkan
kemandulan tidak boleh meoghalangi pihak yang tid.ak mandul
untuk memperoleh keturunan dengan jalan menilaillagi. Hal ini
tentunya dapat berakibat pada perceraian yang tidak boleh
dilarang kalau memang berdasarkan alasan kemandulan tersebut,
meskipun hal ini seharusnya merupakan jalan ter.1Jdlir yang
diternpuh. Demikian pula para calbn suami istri tidak ~
membatasi perkaWinan mereka dengan memb~ pe1janjian
perkawinan bahwa selama mereka menikah tidal< ingin
mempunyai an.ak. Hal ini jelas melanggar tujuan dari perkawinan
itu sendiri yaitu membentuk sebuah keluarga
Keempat, keluarga y.mg dimaksud adalah kehmga yang
bahagia, kekal, berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini
mempunyai pengertian OOhwa tujuan perkawinan adallib
kebahagiaan, sehiingga jiY.a terdapat perselisihan secc.ra te.rus-

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


43
menerus seh.ingga sulit untuk didamaikan, undang-Wldang
memungkinkan pasangan terseOOt untuk bercerai. Selain itu
pernikalutn hem:iaknya berlangsung kekal <ia1'l abadi Pernikahan
mcnurut und.ang-undang tidak di.mungk.i.nkan untuk jangka \\raktu
terterrtusaja, kemudian perceraian juga ditentukan alasannya
secara terbatas atau limitatif dalani ·~-undang, hal ini guna
menjamin kekal dan abadinya keluarga. Terakhir pemikahan
harus dilandasi oleh adanya tujuan yang tidak semata-mata untuk
kepentingan duniawi saja tetapi merupakah bagian dari ibadah
sesuai dengan agama yang dipeluk masing-masing suami istri., ·
sellingga L"'tentuan dan .aturan agama da1am perft<awinan juga
diperhatikruHialam undang-undang ini.

Disamping definisi perkawinan juga terdapat ide .cJasar


yang mcL'ltru" belakangi lahimya UU No. 1 tahun 1974. Ide dasar
terse but ada!ah:

1. Ide willikasi
Di s:inii UU No. 1 talum 1974 merupakan suatu kesatuan
hukum tentang perkawinan · yang bersifut nasiooal , yang ·
berlalm .untuk semua.·warga negara ·Untuk ;.terciJX,anya ·ide
unifik~si ini Pasal 66 UU No. 1 tahun 1974 menghapuskan
perbedaan hukum yang belrlaku selama ini. Sebelwn
berlakunya W No. i tahun 1974, maka k~tuan dalam
huk:um perkawinan beraneka I berbhiooka, yaitu BW berlaku
untuk Orang Eropa dan turunan asing, HOCl I Ordonansi
Perkawinrul Indonesia Kristen Stb. 1933 No. 74 yang berlaku
untuk golongan Kiii.sten J~ Madura dan Minahasa,
ketilllf£an adanya ketentuan Petkamnan 0mpunm yang
berlal..u diantaraJ mereka yang berbeda warganegara, goIongan
pendlrl.ik dan masyarakat hukum adat, serta peraturan-
perat'Jruril lainnya. Dengan sendirinya UU No. 1 tlilun 1974
ini meimynpkan arti yang terlamdung dalam Pasall31 IS dan

44 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


Pasal 163 IS, yaitu pembagian golongan dan hukum sebagai
hasil ciptaan pernerintahait Hindia Belanda dulu.

2. Ide pemba.lwuan
Ide pembahmum yang rerk.aruhmg da1am UU mi p00a
dasamya berusaba menampung aspiimi em.a.'1Sipasi tu.ntutnn
masa kini yang menemJWkan keduduk.an suami dan isteri
dalam perkawinan sama dcrajatnya, baik terhadap harta
perlmwinan maupun terhadap anak. Begitu juga persamaan
hak dan kedudukan da1am kehidupan ber..unah tanggu
rruu.wun dalam kehidupan bermasyaraka.t. Hal inl diatur
dalam Pasa 31 UU No. ~ tahun 1974. Dikatakan
pem'babaruam hukwn disebabkaill pada ketentuan sebelumnya
sebagaimana tennuat dalam Pasal 1330 KUHPerclata hah'?.'a
perempuan bersuami tidak cakap huktttn. .Lebih lanjut dalam
Pasal 108 dan1 110 KUHPerdBta disebutkan akibat dati
ketidakcakapan tersebut seorang.i.stri hams didarnpi_ngi atau
merxlapat kuasa dari suminya dalam melakukan pcrc..urtan
hukum.

Dari pengertian atau defini.Si perkawinan disebutkan


disebutkan bahwa perlcawinan adalah sebuah ilartau. Dalam
'•'hUkum perdata ikatan ata:w perikatan itu dapat timbul lsareilB
adanya pexjanjian atau k&rena sdanya undang-urn:!Dn& lalu
apakah ikatan dafam perlcawinan . sama dengan pengertfun
perjanjian pada umwnnya?; Hal ini perlu mendapat perhatian
mengingat meskipun ikatan da1am perkawinan dapat ditafsirkan
sebagai penjanjim tetapi ball ini berbeda dengan petjanjian pada
umumnya sebagaimana diatur dalam Buku ill KWH.Perdata
Perbedaan tasebut adalah sebagai berikut:
1. Pexjanjian berlaku hagi pihak-pihak yang bcrsa.~
sedangkan perlmwirun berlaku temadap setiap orang. Dengan
den:mdan asas kepribadian dimana petjanjan hanya memgikat

45
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
bagi para pihak yang membuatnya tidak berlaku1dalam hal
perkav.inan:
2. Pexjanjirm diadakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan,
sedang.l(a., perkawinan dilangSlingkan oleh pejabat negara
(Petu.gas Camtan Sipil atau Pewgas Kantor Urusan Againa)
atas pennintaml pihak yang ; berlcepeDtingan. Hal ini
menjetaskan adanya unsur pUblik dalam peOOiwinan yang
melib.Ukan unsur negam dalamhal ini pejabat pencatat nikah
teikait dengan ~ suatu~
3. Petjanjian mengenal . adsnya .·~ kebebasan berkontmk
(<.iimanu pwu pih8k dapat .m~ isi dari perjanjfun
tersdrut), sedan~ dalam ~para pihak yang akan
melangsunglam suatu per:kamnan
tidak dapat secam bebas
IDei~l SCldizi . syamt-syarat dari pericawinan karena
semua ~· telah ditentukan oleh mxlang-undang;
4. Hak-bak yang bersumber dari peljanjian. dapat dialihkan
kerxtda orang lain, serlangkan·bak-hakyaog:bersumberpada
perkawjnan tidak dapat. dialihkan kepada onmg lain tetapi
melekat p00a .orang terseOOt;
5. Pe:IjBDjiml ~· dihapuslam setiap saat oleh pibak-pi.hak yang
~ sedang1am perlalwinan putUsJcarena kematifm
atau oleh a!asmHUasan yang ditentukan seauu 1imitati.f o~
undlu!g-ur.dang.

Kmena itu suatu perlcawinan bukaniah suatu peljanjian


seperti yang diatur· dalam Buku ill KUHPerdata, akan tetapi
perlcawinan lclih merupakan SW1tu lembaga yang memberikan
kcpada ~rang suatu status tertentu. Hal ini juga mengingat
akan pengn!ulan dlJam hukum perlcawinan yang sifatn}a tertutup
yang tidak digR1l!qkan semata-mata pada keheOOak bebas para
pihak sebagaimam perjanjian pada UJWIIUl)'B.

46 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose" I


C. Syarat-syarat Perkawinan

Para pihak yang akan melangsungk.an suatu perkawinan


harus memenuhi persyard.tan tertentu. Syarat-syarat p,erkawinan
tersebut merryangkut syarat materil maupun syarnt fomtil. Syarat
materil adalah syarat yang menyangkut diri pribadi cakm mami
istri, sedangkan syarat formil adalah syarai yang berkaitan
dengan fonnalitas atau prosedur yang harus diikuti deh caJon
suami istri baik sebelum maupun pada saat dihmgstmgkmmya .
perkawinan. Syarat meteril dibagi lagi yai~ syarat materil umtnn
yang berlaku bagi pemikahan pada umumnya dan syamt materil
khusus yang berlaku bagi pemikahan tertentu.

Syarat meteril umum diatur pada Pasal: 6 dan 7 UU No. I


tahun 1974 sebagai berikut:
1. Harus ada per.;etujuan dari kedua belah pL~ calon mempelai
(Pasal6 ayatl );
;. . .· 2. Batas umur untuk melakukan perlalwinan (Pasal7 ayat 1).
Untuk caJon suami sekurang-kurangnya harus sudah
meocapai 19 tahun dan pihak caJon isteri harus sudah
berumur 16 tahun. Syarat ini berbeda dengan yiilg di.atur
dalam KUHPerdata dimana calon suami berusia 1..'1initnal 18
tahun dan calon istri berusia minimal 15 tahun (Pasal 29
KUHPezdata).
3. Tidak dalam status perkawinan (Pasal 9). Maksudnya
seorang yang masih terikat tali perkawinan tid.:'ik dapat
menikah lagi kecuali dalam hal tersebut dalam Pasal 3 ayat
(2) dan Pasal 4..Hal ini menjelaskan bahwa UU No. J talmn
1974 pada prinsipnya menganut asas Ill0nogami, meskipun
hal itu bcrsifut re~ tidak seperti K1JHPerdata yang bersifat
absolut: yaitu tidak d.innmgkinlam poligami dengnn a!asan
apapuOJ(P&W 27 KUHPerdata).

41
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
4. Berla1:unya wsktu tunggu (Pasal 11 UU No. 1 talnm. 1974 .io
Pascl 39 PP No. 9 tahun 1975). Bagi perempuan yang
perkav.1Iwmyn putus tidnk dapat langsung menikah lagi
kecuali tclah melewati waktu ·tunggu. Hal ini untuk
m~hiodari adanya pei'campuran berm (confosio
sanguinis).
Men.genai waktu tw1ggu hal ini berbedal menurut
KUHPerdata. (bandingkaa dengan Pasal34 KUHPerdata).

Selanjumya syarat · materil k.husus yang berisi izin dan


larangan ndalah sebagai beriltut:
1. Adanya izin .dari kedua orang tua mau wall (Pasal 6 aym 2).
Izin dipcdukan bagi calon mempelai yamg belum berumur 11
tahun. Izin barus dibedakan dengan keharusan adanya wali
nikah bagi mereka yang bernga Islam. l2in ini banya
dipaiukan selarna calon suami istri. belum benmW' 21 tahun,
~"1 wall nikah selamanya diperlukan blgi calon
mempclai .perempuan yang beragama Islam. Untuk izin
menikah berbeda.pengaturannya dengan:,KlJHPerdata 'Yang
mensyaratkan sampai dengan usia 30 tahWl (Pasal 42
KUEPerdatal
2. .M~t!Ilili 1arangan perkawinan diatul"dalam Pasal8 UU No.
1 ta.~ur!J.21iyang antara lain ·meny.ebutkan dilarang menikah
mereka yang mempunyai hul::ungan danil, hubungan
persustJ8D, ~ yang menurut hUkUili agama &in
fepet'('2yaannya dilarang \Dltuk menikah. Mengenm. larangan ·
perkawi.uan ini berbeda dengani spa yang cliatur di dalam
Pasal 30 sampai dengan 34 KUHPerdata. Larangan tersebut
sam.:, sekrui tidak mengatur ISraDgan 8awinan
menurut
huklnn !l£lU!!!i masing-masing calm suann tstri.
Mengenai syarat fonnil petkawinan dibedabm antara
sebelum dan r-OOa saat ~ pcrlcawinao. Mengeuai
hal ini diatur menurut PmJ97s. Pcratunm ini berlaku
baik bagi _~on mempelai Muslim maupun Non M~ Tata

48
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
cam atau syarat fonnil perlc.awinam yang dilakukM ~belum
~winan dilangsungk.an adalah: .
I. Pemikahan harus didahului oleh sua1u pemberitalma."'"! oleh
. kedua caJon mempebu kepada pegawa:i ~ nikah
~egawai KUA untuk yang beragama Islam da1 Pe~
Catatan Sipil untuk yang· beragama Non Islam);
2. Pemberitahuan ' harus dilengkapi dengan ~&-surnt
pembuktian yang diperlukan sesuai dengan _aarat-syarat
yang ditentukan oleh UU untuk pelaksanaan perkaw..nan;
3. Pelaksanaan perlcawinan baru dapat dil.aksanaka.1 sctel!ID
lampau tenggang waktu 10 hari terhitung dari tang~
pembeDitahuan. · Selama jangka waktu tersebut f5Rwal
pencatat nikah melakukan penelitian dan pmgum~ guna
m~ apakah ada hal-hal ymg mengbalangi oerrU~
bagi caJon mempelai, termasul memberikan keserr4JE11Bn
kepOOa pihak-pihak yang berkepentingan untuk mcncegah
dilamgsungkannya perkawinan arabila ada k001tuan yang
melanggar undang-undang.

Sedangkan tatacara atau syarat formil pada saat


.. diloogsuogkannya perkawinan adalah:
1. .·Perkawinan .dilangsoogbn oleh atau dilakukan di!yldapan
pegawai pencatat nikah ~egawai KUA lm.tuk mereh yang
beragama Islam dan Pegawai Catatan Sipil bagi yang
beragama Nom Islam) menurut hukwn agama dan
keperca}a8!1 yang cfumut oleh masing-mas!r?£ caJon
mempelai;
2. Perkawinan hams dihadiri oleh dua oroog ~i.
3. Setelah perkawinan selesai maka mempelai, saksi, pegawai
pencatat nikah dm wali (bagi yang beragama Islam). lA.angan
penandtrtanganan akta perlwwinan IIi8ka pei'bwinan tellih
tercatat secara resni.

49
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Di era modem sekarang ini dirnana komunikasi tidak dapat
dipisa.hlv.AO dengan jarak ·maka menjadi pertanyaan bogaimana
apabila caJon mempelai baik kedtJ&4uanya atau saiah satunya
karem ~ em lain hal berhalimgan hadir. MungkinkBh
pernik.ahsn dilakukan melalui . periintataan
. telephone atau
teleconferences?. Mengenai tatacara ·perlcawinan yang <iem.ikian
tmdang-1mdang belwn atau tidak metJ.gatumya, namWl menurut
hcmat penuJis mengingat pengaturan dalam ~-wtdang
perkawimm sifatnya tmuWP~ artinya ti~ dapat diahm lain selain
yang telah diatur tatac8railya · &wm· peraturan perundang-
undangan maka hal yang demikian tidak dapat dibenm:kan.
Altematifnya adalah baSi pasangan calon suami-istri yang
i:>erflalanw.n hacir terseb.Jt dapat rilembuat 9.l1'8t kuasa otentik
atau dibaw3h tangan yang diSahkan oleh pegawai pemcatat guna
menunjuk waki!nya wttuk hadir dalam pemikahan tersebut.
Tatacara pe.rwnkilan tersebut! diattr dalam Pasal6 ayat (2) hurufh
PPNo. 9 tal1Un 1975.

D. l'en~ dan Pembatalan Perkawinan

1. Pencegslum Perkawinan

Pencegah.an diatur dalam Pascl13 sampai dengan Pasal2t


UU No. 1 talll.ln 1974. Para pihak ymtg' dapat mencegah diatur
dalam pasal 14 UU No.1 tahun 1974. Sedangkan pembatalan
perkawirnn diatur Pasal 22 sampai dengan Pasal 28 UU No. l
tahun 1974. Pembalalan perlcawinan ~ perkawinan teiah
diloogsuugkan sedangkan ·pencegaban berartii perlalwinan belmn
dil.aJ.gsunghm. PemOOtalan harus dimintakan kepada pengadilan,
bukan bata! dengan scndirinya

lvfe.ncegah atau mengbalaog-halangi ' suatu perlcawinan


(stuilini) edalah sua1u usaha untuk menghindari adanya sebwh .
perXaWillim yang bertentangan dcngan ketentuan Wldang-undang

50 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


' ~ .· ; .. - ..
yang ada Pasal 13 UU No. 1 talmn 1974 menentuJrAn balm,'R
perkawinan dapat ,diceSah apabils ada pihak-pihak yang tidak
memenuhi syarat untuk melangsungkan perkawi.rwl. l)alam hal
dilalcukan pencegahan perkawinan belum dihm.gsungkan. para
pi.hak bani rnasih akan rrelaksanakan atal.1 baru pada tahap
persiapan pelaksanaan. Jadi yang dimaksud dengoo pencegahan
itu suatu upaya hukum yang diberikan oleh pihak-pihak tertentu
Wltuk mencegah dilangsungk.annya suatu perkawin~ y~ tidak
memenuhi syarat ketentuan undang-undang.

Dalam hal dilakukannya upaya pencegahan dan upaya


tersebut dikabulkan oleh hakim maka tidak akan teijadi
perkawinan beserta akibat hukumnya Menjadi masafuh
bagaimana dengan segala kesepakatan dan pengeluaran atau
biaya yang telah dikeluarkan ataupun perikatan yang dibuat
terhadap pihak ketiga seperti pesanan catering , unlan~ dan
sebagainya gtma melangstmgkan perlcawinam?. Hal ioi terrtulBh
menjadi resiko dan tanggung ja\VIlb kedua belah calon sw.•mi istri.
Mengenai perikatan atau perjanjian dengan pihak ketiga tcntunya
yang .harus bertanggun.g jawab adalah pihak ym.g tcfuh
melakukan perikatan -dengan pihak k.etiga tersebut Hal ini sesuai
Pasa11338 ayat (l)i KUHPerdata, bahwa perjanjian yang dibuat
secara sah berl~ sebagai Wldang-undang bagi mr.eka yang
membuatnya.

Para pihak yang dapat rneJXegah suatJJ plCI"kawinan


menurut Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkav.rinan
diatur dalam Pasa114. Pam pihak yang berhak mencegah adal.ah :
1. Pam pibak dalam garis ketunman lurus ke,atas danJke bawah;
2. Saudara;
3. wali nikBh;
4. Wall, yang dimaksud dengan wali di sini adalah mereb yang
meogamptt caJon mcmpelai berdasarlcan keputusml

51
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
pengadilan OOWI mereka yang mcnjadi wali berdasarkan atas
kete:ntuan hukum yang be:rlaku bailc berdasarican hukum yang
tertulis %l18llpi1l berdaS8rlcan hukum adat setempat;
5. Pihak-piliak yang berkepcntingan;
6. Mcr:ka yq masih terikat da!am perkawina.n;
7. Pejabm: yang ditujuk. Hal ini berhubungan dengan ketentuan
dalrun Pasal 7 ayat (1) UU No. 1 tahun 1974 dan Pasa1 8 UU
No. 1 tahtm 1974.

Up..<~ya pencegahan perkawinan hanya dapat dilakukan


berdasa!1mn penetapan hakim. Dengan demi.kiim upaya
penev~n tidak dapat dilOOlk.an langsung terhadap mereka
yang akan melangswgkan pernikahan maupun terhadap pihlk
yang berwenang mtuk mencatat suatu perkawinan (Pegawai
Pencatat Nikah). Sesuai dengan ketentuan Pasal 17 UU No. I
tahoo 1974, pencegahan dapat diajukan pada ;.
1. Pengadilan dalam daerah hukwn dimana perk.awinan .akan
dilangsLmgkan;
2. Pegawai pencatat perkawinan;
3. Para cal on mempelai yang akan melangsungkan perkawinan
(Pa.c:;al 17 ayat (2) UU No. 1 tahun 1974)

Adapun prosedur mtuk memz9ukan permohonan


pencegahan adalah sebagai berikut :
1. Diajukan kepada pengadilan dalam daerab hukum di mana
perkawinan dilangsungkan. PengOOilan di sini adhlah seswri
dengan1Pasal 63 UU No. 1 tahun 1974, yaitu Pengadilim
Agama tmtuk mereka yang beragama Islam dan Pengadillm
Negeri OOgi yang lainnya;
2. PeiY~ juga disampillam kepada pegawai pencatat
perkawinan. Ini penting, sebab kalau pencegahan hanya

52
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
diajukan kepada pengadilan tanpa serentak disempaikan
kepada pegawai pencatat perkawinan, maka bisa terjadi
kemungkinan pelnksanaan ped<awinan;
3. Disamping permohonan pencegahan di~juka11 kepada
pengadilan dan pegawai pencatat perkawinan, pmcegahan
perkawinan hams pula diberitahukan kepada kedua calon
mempelai oleh pegawai pencatat perkawinan.

Mengenai hapusnya atau lenyapnya pencegahun diatur


dalam Pasal 18 UU No. 1 tahun 1974, yaitu :
1. Adanya putusan pengadilan;
2. Mereka yang mencegah menarik kembali permohonan
penr.egahan pada pengadilan.

Selama belum ada tindakan seperti yang diatur dalam Pasal


18 ini, maka selama itu perkawinan tidak dapat ciilangsun.gknn ·
(Pasa119 UU No. 1: tahWl 1974). Kesimpulrumya balm:a dengan
·:.·····. adanya pencegahan perkawinan maka akan menghalangi
dilangSungkannya rerkawinan.

2. Pembatalan Perkawinan

Berbeda dengan Pencegahan perkawinan yang tidak


memiliki aktbat hukum apapun terhadap perkawin.an mengi.ngat
perkawinan belurn dilakukan. Dalam hal pembatalan perkawinan
maka perl<awinan telah dilakukan ltetapi ada upaya hukum berupa
· pembatalan. Dengan pembatalan tersebut tentunya me~npunyai
pengaruh terhadap hubungan suami-istri, hartn benda
perkawinan, anak yang dilahirkan nuuapun terhadap pi.hak ketiga
yang berkepentingan.

Pembatalan adalab tindakan pengadilan yang l.:>erupa


keputusan yang mem.yatakan perkawinan yang dilakuk?.n itu tidak

53
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
sah. Sesuatu yang dinyatakan tidak sah itu di;mggap tidak pemah
ada Da:1 pengertian pembatalan ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa perkawinan dianggap tidak sah(no /egalforcei'. Dengan
sendirinya perkawirum itu dianggap tidak. pemah ada. Karena itu
pihak laki-laki rum pihak perempuan yang dibatalkan
perka¥.in.a.rurya dianggap tidak pemah kawm sebagai suami isteri.
Istilah batalnya perkawinan olch para smjana hukwn dianggap
tidak tc:pat. Lebih tep<X ltalau dikatakan perkawinan dapat
dibaalkan, sebab bila perkawinan itu tidak memenuhi syarat
maka barulah perkawinan itu dibatalkan sesudah diajukan ke
muka JX!lg8dilan. Jadi istilabnya bukan batal "nietig', tetapi
dapat dibatrukan ''vernietigbaar"- 1•

Dalam Pasal 85 KIDIPerdata berlaku suatu asas bahwa


tiada S'11&'u perkawinan Iruli!iadi batal karena huku.rn. Untuk
batalnya SU001 perlcawinan yang bertentaogan dengan undang·
tJndang, dby.:uatkan adanya .suatu putusan ·.poogadilan. ·Putusan
yang demlkian hanya boleh dijatuhkan da1am hal-hal .yang diatur
oleh undmg-undang dan atas gugatan · orang-orang ·yang
dinyatBkan berwenang uttuk itu.

Pa.'Ul.i22 UU No. 1 tahun 1974 menyel:mkan perkawinan


dapat di~talkan apabila para pihak tidak memenuhi syarat lllltuk
melaksanaka:l perk.awinan. Peng~ "dapat" dalam pasal ini
bisa diart.ikan batal atau tbisa tidak batal bilamana menurut
ketentuan hukum agarna masing-masing tidak menentukan lain.
· R.Soetoyo Prawirorumidjoj0 mengatakan bahwa kata "dapat" di
sini tidak bisa dipisahkan dari kata dibatalkan yangberarti bahwa
pe:rkawinan itu ~a adalah sah, kemudian baru menjadi batal

26
Wahyono Thtrmabrata dan Surini Ahlan Syarief, Hukum Perkawinan
dan Kelucrga Di Indonesia. Cet.l . (Jihrta: Rizkita.2002) hal.41.

!7 !bid.

54 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


karena adanya putusan pengadilan (vernietigbaar) sebagai lawan
dari pada batal demi hulaim28 • Jadi kalau kita Irellgikuti a1am
pikiran pembentuk lniang-wxlang, maka suatu perkawinan itu
ada yang bisa dibatalkan dan ada yang tidak bisa dibatalkan atau
ada perkawinan yang sah dan ada perlcawinan yang kc.-.abs:~hannya
diragukan sehingga dapat dibatalkan.

Berdasarkan ketentuan Pasal 23 UU No. 1 tahtnl 1974,


maka yang berhak mengajukan pembatalan adalah:
I. Keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dari suami atau
isteri;
2. Suami atau istri. Berarti suami atau istri sesudah perkawinan
berlangsung .dapat mengajukan pembatalan disebabkz.n oleh
keadaan-keadaan yang disebutkan dalam Pasal 27 UU No 1
tahun 1974;
3. Pejabat berwenang hanya selama perkawin&1 belum
diputuskan;
4. Salah seol'3Ilg dari salah satu pihak. yang masih terik.at dalarn
perkawinan dapat memajukan pembatalan a1as sua.tu
pekawinan yang baru. Pembatalan ini hanya berlaku mutlak
untuk pihak laki-laki/suami, sebab bagaimana pw1 bagi
seorang isteri nUlak tidak boleh kawin dengan laki-laki lain
selama ia masih mempunyai seomng suami yang sah, akan
tetapi bagi seorang laki-laki sesuai dengan Pasal 3 ayat (2}
dan Pasal 4, mereka dapat saja melaku'kan poligarni. Seorang
isteri baru dapat mempergunakan ketentuan Pasal24 tersebut
. selama ia belum memberi izin persetujuan atas perkawi.nan
baru yang dilakukan oleh suami;
5. Pembatalan ~ juga dimintakan oleh pihak h:ja.ksaan
sesuai deng~ yang diarur dalam Pasal 26 ayat (1). Apabila

28
Ibid. hal. 42

55
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
p...~..awinan dilakukan oleh pejabat pencatat pertkawinan yang
tidak berwenang atau wall yang bertindak adalah wali yang
tidak ~ ata,u, apabila perkawinan dilangsWlglwm tanpa
di.hailiri oleh dua orang saksi.

Setiap orang yang hendak mernajukan pembatalan,


mengajukan permohonan kepada pengadilan dalam daerah
hukum di r:nana perkawinan dilangsungk.an. Undang-undang
menganut prinsip tidak ada suatu perkawinan yang dianggap
dengan sendirinya batal menurut hukum. Batalhya suatu
perkawinan hanya dapat diputuskan oleh pengadilan.

Batalhya suatu perkawinan dimulai setelah keputusan


pengadilan memplll!lyai kekuatan hukum yang~ dan berlaku
sejak saat berlangsungnya perkawinan (Pasa128 ayat (1) UU No.
1 tahun 1974). Dengan adanya keputl:lsan yang berkekuatan rtetap,
perkawirun kentbali kepada .keadaan . sernula · seperti sebelum
· cliada.l(annya pe:icawi.nan. Dalam Pasal 28 UU No. 1 tahun 19?4
mengatakan bahwa keputusan pembatalan perkawinan tidak
berlak.-u su.rut tefi1adap :
1. Anak yang dilahirkan dari perkawinan;
2. SW:Imi atau isteri yang bertindak dengan beritikad baik,
kecuali terhadap harta bersama, l:ila perltawinan didasarkan
atas adanya perkawinan lain yang lebih dahulu;
3. Orang lcetiga lainnya yang tidak tennasuk da1am hal yang
disebut di atas tadi sepanjang mereka memperoleh hak-hak
dengnn! itikad baik sebelum keputusan tentang pembatalan
mempcrzyai kekuatan hukum tetap.

:Deng3.n demikian meskipun perkawinan dibatalkan anak.


yang d.ilahi:oom daci perkawinan tersebut tetuplah sebagai anak
sah. Demihlan pula terhadap suami istri yang bertindak dengan
itikad baik masing-masing bertmk atas pembagian ha1'ta bersama

56 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


sel.ama berlangsungnya perkawinan. Pengecualllin bagi
perkawirwl kedua, ketiga dan keempat yang diJandasi oleh
adanya itikad tidak baik, misalnyu tida.k mendapa!Xan izim dari
istri sebelwnnya untuk melangsungkan pernikahan. T crhadbp
pemikahan yang demikian tidak terdapat harta bersam.a dan tichl:
tetjOOi pembagian hmta benda.

Akibat pembatalan perkawinan terhadap pihak ketiga juga


tidak berlaku surut. Dengan demikian apabila selama
perkawinnn suami istri telah melakukan perbuatan hokum apakah
itu:jual-bel~ hibah, pengangkatan anak maka perbuatan hukum
tersebut tetap sah sepenjang dilakukan dengan itik:ad OOik. Hal ini
akan lain masalahnya apiliila dengan maJcui untuk ~
harta benda pedcawinan maka suami .atau iWi melakukan
perbuatan hukwn dengan pihak ketiga ap£bh itu menjual,
menghibahkan dsb dengan barapan bahwa apabila _u,ericawinan
diboollkan maka harta bmda yang telah dial.ihk3n ~but dawat
dimiliki kembali. Hal tersebut tidal dapat dibemrkan dengan
demikian pihak-pihak yang merasa dirugikan akan perbuatml tadi
daplf melakukan n.mtutan huk."'lm agar barta l::e.x!a tersebut
dikembalikan.

Satu hal yang ma'iih menjadi masalab da!am kaitannya


dengan pembatalan petkawinan adalah apakah terhadap
perjanjian perlcawiDan yang dibuat. diantara suami lslri yang
pernikabannya dibatalkan tetap berlaku dan mengikat diantara
mereka?. Hal ini tidak dijelaskan oAeh lDldang-tmdeng dalam
kaitmnya dengan pembatalan perlCawinan. Jika diasmnsikan
bahwa perlmwinan dianggap tidak ada sejak adanya pembatilim
perkawinan maka pemisaban barta juga dianggap tidak terjadi.
Lalu bagaimana dengan harta benda yang ada selarna ~winan
mereka?. Penulis cendrung berpendapat OOhwa pexjanjian
perkawinan tersebut tetap ada dan mengikat pam pimk. Dengan
demikian apabila mereka memperjanji.kan adanya pernisamn

57
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
harta 34~bclum perkawinan maka akibat dari pernbatalan
perkawinan tersebut tidak ada pembagian harta bersama
Demikian pula ~ diantara mereka memperjanjikan
pemeliham.an anak apablla perkawinari merek:a p\lltlls maka hal
tersebut .iuga tetap berlaku dan mengikat para pihak.

E. A.ki.Net Perkawinan

Perkawinan merupakan hubungm hukool yang memiliki


akibat imku.m bail terhadap para pihak atau suami - istri,
terh.adap harta benda yarig diperoleh selama pe:rkawinan, maupun
terbadap stitUs dan .· kedudukan anak yang dilahirlcan.
Berdasarkan hal terselin jelas bahwa sebuah ~'Winan
bukanlah semata-mata gwm memenuhi kebutuhan biologis tetapi
terdapat sejumlah hak dai1 kewajiban yang timbul akibat
dilangsungr.iUUlya perkawinan.

1. Terlvldap Hubuogan Swuni btri

Akibat perk.awinm terhadap hubungan suami isteri


menimculk:m hak dan kewajiban diantam keduanya. Pokok
limdasan hak dan. kewajiban suami isteri menurut W No. 1 talum
1974 ada!ah memikul kewajiban yang ldtur lUltuk menegakan
nnnah tar-..gga yang menjadi seOOi dasar S\l.')'Wm masyarak.at. Hal
i.ni terr.ennin dalam Pasal 30 UU No. 1 tahun 1974. Dengan
demikian sebuah perkawinan dengan kuafitas yang ada meliputi
keadaan ekonomi keluarga, keutuhan keluarga dan kualitac;
sunDer daya yang dilnasilkan sangat menentukan kualitas
.Masyar.akat Indooesia. Dengan demikian apabila keadaan rumah
tangga tidak hsrmonis, hal ini nkan mempengaruhi kmrakter suatu
bangsa Demildan pula apabi1a keadaan rumah tangga berada
pada hhirlUpan yang setba. kekurangan tent\mya ini juga aknn
menceL!cinkan tingkat kesejahteraan suatu bangsa.

58 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


M.enurut Pasal 31 UU No. 1 tahun 1974, kedOOuk.an suami
isteri adalah sama dan seimbang, baik da1mn kerudupan nnnah
tangga maupun dalam pergaulan hidup bersama dalam
masyarakat Selanjutnya Pasal 31 ayat (2) menentukan bahwa
masing-masing pihak berhak melakukan perbuatan hukum Jadi
antara suami isteri tidak ada perbedaan eli hadapan hukum.
Selanjutnya Pasal 31 ayat (3) menentuka'1 bahw::J. kedudulam
suami 9ebagai kepala keluarga dan isteri sebagai i b~ rumah
tangga Permasalahan yang muncui adalah tidak dije1askan dahun
undang-W1dang apa yang menjadi fungsi, tugas dan kewer.angan
suami sebagai kepooa kehmrga dan istri sebaga' ibu rurnah
t:angga Ketidakjelasan peranan ini seringk:ali rr.enimbulkan
konflik dal.am keluarga yang tidak jarang bePJ.jung p00n
perreraian mengingat IJU1dang-undang tidak menga..tur jelas
tentang hal ini.

Masa1ah lain yang tidak kalah menariknya ocialr4::. tenta'1g


kewajiban-kewajiban yang di~ dalam undang-undang.
Kewajiban tersebut antara lain: suami istri wajib Soiling cwta
mencintai, honnat menghormati, setia dan memberi b<mtuan lahir
batin yang satu kepada yang lain, suami wajib mel.mdur1gi istri
dan memberikan segala keperluan hidup berumah tangg!i dan istri
wajib mengatur urusan rumah tanggadengan scbaik-baiknya Hal
yang menjadi pertanyaan OOalah terhadap kelalaian kewajiban
tersebut apakah masing-masing Jihak dapat mengajukm1
gugagatan ke Pengadilan?. Apakah hal ini mertiadi tambahan
alasan yang dapat menyebabkan teijadinya pelu:n>ian afilll
berupa tuntutan ganti rugi sebagaimaoa layaknya tuntutan dalrun
suatu gugatan perdata. Hal ini tidak <iijelaskan dalam undang-
undang.

Jika Pennasalahan tersebut diatas dikaitkan dengun a1asan


perceraian yang bellsifat lim4tatif sebagaimana ditentukm1 dalarn
Pasal 19 PP No. 9 Tahoo 1975, maka seharusnya hal ini tidak

59
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
termasuk dal.am alasan ter,jadinya perceraian, namun adalah suatu
ha.l yang tidak logis apabila teijadi k.elalaian dalam menjalankan
kewajiban ticfuk dapat dijadikan a1asan untlllk teijadinya
perccraian Bagaimana mungkin suatu .nunah tBngga yang sudah
ticfuk dila..•dasi adanya rasa cinta kasih, honnat merighonnati
serta saling setia dapat tetap dipertahankan, dengan pertimbangan
hal ini bt:bnlah termasuk 6 (enam) alasan perceraian
sebagaimana ditentukan dalam peratUrnn perundang-undangan.

Berkcitan dengan hak dan kewajiban suami-istri, terdapat


p<--rbedaan yang mendasar antarn UU No. 1 Tahun 1974 dengan
KUHPerdata. Perbedaan tersebut adalah adanya ketidakcakapru1
istri dalam melakukan petbuatan hukum menurut KUHPerdata
Dalam Pasal 108 KUHPerdata secara tegas menyebutkan bahwa
istri meskipun kawin dengan adanya pemisahan harta benda
diantara keduanya namun tetap tidak dapat menghibahkan atau
mengalihkzn atau menjaminkan harta benda mlliknya tanpa
bantuan atau izin tertulis dari suaminya. Hal ·yang sarna juga
terdapat dalaln Pasal 110 KUHPerdata bahwa istri meskipun
te!j OO.i pcrnisahan harta dianmra keduanya, meskipun memiliki
mata p-.:ncarian atau usaha sendiri tetap tidak dapat menghadap
dimuka halcirr1 tanpa bantuan suaminya Hal ini berbeda dengan
hak dan ke:,s.,rajiban sebagaimana diatur dalam UU No. 1 Tahun
1974 sebagsimana te1ah dibahas sebelumnya bahwa hak dan
ke~iban suami istri seimbang dan masing-masing pibak berhak
melakukan perbuatan hukum. Perihal kekuasaan suami dalam
rumah tangga tersebut dalam KUHPerdata dikenal dengan istilah
"Marital 1\-fachf'.

2. Terll.1ld.ap Anak

Akibat perkawinan terhadap anak mtmcul dengan apa yang


clisebut dengpr1 kekuasaan orang tua Dengan adanya kekuasaan
orang tuu tersebut maka tint>ul hak dan k~wajiban orang tua

60
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
terhadap anaknya. Dalam u1J No. 1 tahun 1974 dik.atakan bahm
mengenai anak itu dibedakan dalam dua, yaitu :
I. Anak yang sah dari kedua orang tuanya lni diaxur dalam
Pasal 42, yaitu anak yang sah adalah anak yang dilah.irk:an
dalam atau sebagai akibat perkawinan yang ~
2. Anak yang mempunyai hubungan dengan ibu dan keluarga
ibunya. Anak ini disebut dengan anak luar lur.vi.n, yaitu anak
yang dilahirkan di luar perkawinan.

Pengertian anak sah adalah anak yang dilahirlmn di dalam


perkawinan. Undang-undang tidak memberikan bata3an tentang
berapa lama seorang anak lahir setelah dilang:>1.mgkannya
perkawinan. Dengan demikian kapanpun seorang a:-J.3.k itu lahir
dalam usia perkawinan, sepanjoog ayahnya tidak melakukan
penyangkalanmaka tetap menjadi anak sah. Termasukjuga arnk
sah adalah anak yang dilahi.rl<an -diluar perkaw:ina..1 tetapi
merupakan anak yang cllbenihkam sepanjang. perlr.awimtl. Anak
tersebut sebagai <inak sah dari pasangan suami i.stri yang
pemikahannya putus.

Untuk pcngertian anak. luar kawin tentunya adalah anak


yang dilahirkan d.iluar pcrltawinan dan bukan seOO,gai. akibat
perkav,.inan. Tennasuk dalam ketentuan anak luar kawin adalah
anak yang dilahirkan dari sepasang suami istri yang d.ilarang
untuk menikah. Mengenai anak yang dilahirkan diluar
perkawinan yang sah maka ayah biologisnya dapat melakukan
pengakuan terhadap anak tersebut mauptm: pengesahan anak.
Undang-undang No. 1 tahun 1974 tidak mengenal adanya
pengakuan dan pengesahan anak dari seomng ibu. Hal ini
disebabkan anak luar kawin secam otomatis memiliki hubm1gan
dengan ibu dan keluarga ibunya.

Hak dan kewajiban antara orang tua cifu1 :an.ak dirtur dalam
OOb X Pa-;al 45 sampai dengan Pasal49 UU No. 1 talmn 1974.

6'1
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Hak dM kewajiban ini benrifut timbal balik antam orang tua
terhadap anak pada satu pibak, serta hak dan kewajiban anak
terbadap orang tu& pada pihak yang lain. Hak dan kewajiban
orang tua terl1adap anak itu terbatas sampai si anak menjadi
dev.;asa.

Kcwajiban orang tua terhadap an.a.k yang belum dewasa


merupaJmn sa1ah satu bagian dari aturan hukwn yang mengatur
hubtmgan kekeluargaan. 8ecara Uii1llm kewajibm orang tua
terhadap enak dapat dilihat da1am Pasal34 UU No. tahun 1974.
Dalam pssai tersebut diatur bahwa orang tua tenrtama .suami
yang menjadi bepac aOalc tersebut wajib memenuhi biaya
peme!.ihaman, pengawasan dan pelayanan terhadap anak-anak
mereka ynmg rn.asih belmn dewasa. Orang tua juga bertanggung
jawab atas pcrnbiayaan pembelanjaan hidup dan kepentingan
pendidik.rulJ mlBk sampai anak tersebut menjadi dewasa.

M~1urutBah X UU No. 1 tahun 1974 yang menjadi


kewajiban hukum··kedua orang tua terhadap anak Irereka yang
belum dewasa adal.ah :
1. Orang tua wajib memelihara dan meOOidik anak-anak
mereka sebaik-tbaiknya.
2. Mewakili anak-anak tersebut eli dalam dan eli luar pengadilan

Pada sisi yang lain terdapat kewajiban anak terhadap orang


tuanya yang ~iatur dalam Pasal 46 UU No. 1 tahl.Dl 1974. adapun
kewajiban tersel:ut terdiri dari :
1. Ana.l( wajib menghonnati orang tua dan mentaatli kehendak
orang tu.a yang baik terhadap anak;
2. Kewnjiban anak untuk memelihara orang tuanya dan ·
keluat-g&tya.dalam garis lurus ke atas ini baru timb.U apabila
anak: terse but sudah dewasa

62 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


Mengenai kekuasaan orang tua terhadap anaknya, undang-
Wldang juga memberi peluang adanya pencabtrtan kekuasaan
orang tua Pencabutan kekuasaan orang tua diatur dala11• Pasal 49
UU No. 1 tahllll 1974. Pencabutm ini merupakan upaya hu.kum
Wltuk menghindari cara menjalankan kekuasaan orang tua yang
tidak sesuai Wldang~wxiang atau tidak patut, sehingga anak-anak
akan lebih aman terlepas dari kekuasaan o~ tua Pcncabutan
kekuasaan orang tua ini dapat dilakukan dengan alasan 0rang tua
men~ kepentingan dan pemeliharaan arJL~k··anaknya
sedemikian bunik. Lebih jelasnya mengenai alasru1 pe;~cabutan
kekuasaan orang tua berdasarkan Pasal49 UU No. 1 tahun 1974,
diatur sebagai berikut
I. Orang tua sangat melalaikan lr.ewajiban terhadap anaknya;
2. Orang tua berkelakuan buruk.

Mengenai kelalaian menjalankan kew~j iban bisa


ditafsirkan secara lebih luas menjadi sega1a hal yang
menyebabkan ketidakmungkinan bagi orang tua untuk
melaksanakan kcwajibannya. M Yahya H.arehap m ~nyebutkan
bahwa yang tennasuk hal ini adalah apabila orang tun dijatu.l-Ji
huktnnan pidana, orang tua mengalami sakit yang sangat uzur
atau sakit syaraf dan orang tua bezpergian tmtuk walctu yang tidak
diketahui kapan kembalinya dengan tidak memt'x=ritahukan tujuan
berpergian itu atau meninggalkan tempat kediam.an tanpa
persetujuan salah satu p~9 .

Mengenai orang tua berkelakuan buruk meliputi segala


tingkah [aku yang tidak senonoh sebagai seorang pengasuh dan
pendidik yang harus memberikan suatu contoh teladan terutama
dalam pembentukan mental dan spiritual serta pcrltembang:an

29
Yahya Harahap, Hukum Perlcawinan Nasiona/, Cet.l. (Medan: CV
Zahir Trading. co, 1975) hal.216

63
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
jiwa dari anak tersebut, juga teClll&'U.k di dalamnya perlakuan
yang bwuk ~rhadap jasmani si anak30 • Termasuk dalam kategori
ini' adalah orang tua yang menjadi pemabuk., penjudi, atau pelaku
perbuatan cabul dan perzin.ahan. Kelakuan buruk juga dapat
clisebabkan yang suka menganiaya si anak yang clikahawatirkan
dapat menimbulka.'l cacat atauptm ganguan baik fisik maupun
psikis.

3. Terhadap H.arta

Dalan: perkawinan terdapat harta benda perkawinan. Harta


benda tersebut ada yang bemsa1 dari harta benda yang diperoleh
sebelum perlmwinan mauptm harta benda yang diperoleh
sepanjang pcrkawiLlan berlangsung. Pasal 35 UU No. 1 talnm
1974, mengatur mengenai harta benda perkawinan. Menurut
ketentuan tersebut harta benda perkawinan dibedakan menjadi
harta bersruna dan harta pribadi. Harta yang. diperoleh selama
perkav.!jnan menjadi harta bersama. .Sedangkan harta yang
cliperoleh sebehnn perkawinan dan h.arta yang diperoleh sesudah
perkawinan yMJg berupa hadiah atau '~Jf'Brisan menjadi harta
pribadi. D!!.1gan demikian tidak semua barta . benda . yang
diperoleh se"""r<tnjang perkawinan merupakan harta bersama, jika
harta terscbut. berupa hadiah atau warisan maka te:nnasuk
kedalam ~2rta pribadi.

Mengenai konsep harta benda perkawinan yang


membedaY..an antara harta bersama dan harta pribadi sebagairnana
clianut dalam Undang-tmdang Perkawinan berbeda
penga~mya dengan masalah harta benda petkawinan yang
diatur dalllill KUHPerdata Dalam KUHPerdata sebagaimana
tertuang dalam Pasal 119 maka mulai saat dilangsungkan
perkawinan dcmi hukum berlakulah persatuan bulat antara harta
kekayaoo. suami dan istri. Dengan demikian KUHPerdata tidak
30
Ibid.

64
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
membedakan antam harta bersama dan mrta pribadi.
Pengecualian terlladap persatuan harta tersebut dapa1 dilakukan
apabila terdapat perjanjian perkawinan yang dilakul.:ukan .
sebelum atau pada saa1 d.ilangsungkannya perlcaw]nan. Tentang
pernisahan harta ini juga urnum dilakukan dalam kaitannya
dengan undang-undang perkawinan.

Dalam kaitannya dengan harta pribadi maka masing-masing


pihak dapat bertin<Wc sendiri terhadap harta benda tersebut. Hal
ini berarti masing masing pihak berkuasa penuh W1tuk
menggunakan maupun mengalihkan harta pribad.i yang
dimilikinya Berbeda dengan harta bersama maka mengena.i harta
bersama diatur dalam Pasal 36 ayat {1) yang bcrbtmyi bahwa
mengenai harta bersama suami atau isteri dapat bertindak atas
persetujuan kedua belah pihak. Artinya !)'lJami dapat bertindak
atas harta bernama setelah ada persetujuan dari isteri, begitu pttia
isteri dapat berti.ndak atas harta bersama setelah ada persetujuan
dari suani. Perlu dijelaskan disini bahwa harta bersama tidak
mempersoalkan dari siapa, siapa yang membeli maupun atas .
nama siapa harta benda dicantumkan. Intinya sepanjang harta
benda tersebut diperoleh sepanjang perkawinan dan bukan
merupakan hadiah atau warisan maka harta itu termasuk kedalam
harta bersama.

Mengenai baTta benda perkawinan, apabUa para piliak


perkawinannya putus karena perceraian, maka mengenai hmta
bersama tersebut diatur dalam Pasall 37 UU No. l tat~un 1974.
Ketentuan tersebut menyebutkan bahwa harta bersam.a diatur
rnenurut hulo.nnnya masing-masing. Dalam penjelasan reswi atas
. pasal tersebut dikatakan bahwa yang dirnaksud dengan
hukumnya masing-rnasing adalah hukum agarna, hukum adat dan
hukum laimya. Namun umum diberlakukan tethadap pemOOgian
harta bersama adalah separuh un.tuk pihak suami dan separuh
untuk pihak istri. Hal tersebut misalnya ~ dalam Pasal 128

65
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
KUHPerdata yang menyebutkan bahwa setelah bubarnya
persatual! maka harta benda persatuan dibagi dua antara suami
istri atau ahli waris niereka masing-masing, dengan tak
memperdulikan dari pihak manakah barang-barnng itu cliperoleh.
Khusus rnengenai harta pribadi maka rnasing-masing pihak
plll1ya hak sepenuhnya

F. Putusnya Perkawinan

Pada dasamya suatu perkawinan itu harus berlangstmg


kekal den hanya putus karena kematian. Akan tetapi pada
kenyataarnya putusnya perkawinan itu bukan hanya disebabkan
oleh adanya kerpJU:ian dari salah satu pihak tetapi ada hal-hal atau.
alasan Wn yang menyebabkannya Klrusus untuk putusnya
perkav...:.uu1.n yang tidak disebabkan oleh adanya kernatian maka
undang-undang membatasi alasan mengenai hal tersebut. Pasal
38 UU No. 1 ta.hw1 1974 menentukan alasan-alasan yang dapat
menyebabkan putusnya perkawinan, yaitu :
1. Karen~ Kematian;

2. Perceraian;
3. Atas putusan pengad.ilan.

Pur.tSnya perkawinan karena kematian tidak banyak


menirnbulkan. rnasalah. Sedangkan yang akan menimbulkan
masalah y:lltu kalau sua1u perkawinan putus karena perceraian
atau karena putusan pengadilan. Secara teoritis, putusnya
perkawinan atas putusan pengadilan dengan putusnya perkawinan
karena perc.eraian tidak ada perbedaannya. Hal ini disebabkan
putusnya perkawir.an karena perceraian harus pula berdasarkan
ata<> putl!S8n pe:ngadilan. Letak perbedaannya di sini adalah pada
ala."-'l!l yang mendasarinya

66
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Pada putusannya perkawinan atas dasar keplillsan
pengadilan UU No. I tahun 1974 tidak memuat a!.asan-alasa.Tl
tertentu dan putusan pengadilan tersebut tlersifat deklarntoir.
A1asan yang biasa dipergtmakan berk.aitm dengan r..al tersebut
ada1ah pembatalan petkawinan. A1asan lain juga karena
ketidaksanggupan memberi nafkah pihak suami kcpada istri.
Sedangkan .untuk alasan perceraian Pasal 39 ayat (2) UU No. 1
talmn 1974 hila dihubungkan dengan Pasal 19 PP No. 9 tahun
1975, menyebutkan bahwa, untuk bercerai alasan yang dapat
digunakan adalah:
1. Salah satu pihak berbuat rina atau menjadi pemabuk.
pemadat, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;
2. Salah satu pihak men.inggalkan pihak lain selama dua tahun
berturut-turut tanpa izin dan tanpa alasan yang sah atau
kareoa hal lain di Iuar kemampuannya;
3. Salah satu pibak maOOapat bul.'1ID18Il ~jam selama lima
tahun atau hu.lannan yang lebih berat setelah perka~inan
berlangsung;
4. Salah satu pihak melalrukan kekejaman atau penganiayaan
berat yang membahayakan pihak yang lain;
5. Salah satu pihak m~ cacat badan atau penyakit yang
mengakibatkan ti~ dapat menjalankan kewajiban sebagai
suami isteri;
6. Antara suami isteri terus menerus teijadi perselisihan dan
pertengkamn dan tidak OOa harapan akan hidup rukun lagi.
dalam rumah tangga

Mengenai alasan percefaian tersebut temyata masih


dimungk:inkan adanya multitafsir dalam pengatunumya tenrtama
pada alasan yang terakhir. Sebagairnana diketahui per<. .disihan
dan pertengkaran dalam nunah tangga bisa disebabkan oleh
berbagaimacam sebab. Hal ini menyebabkan OOtasan alasan

67
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
perceraian yang sifatnya limitatif menjadi bersifut relatif
mengingat SC".,eorang bisa saja bertengkar karena permasalahan
ekoncmi, perbedaan prinsip, perbedaan ·. pendapat dan lain-lain ·
yang bukan tid2.k nwngkin pe:rbedaan atau pennasa1.ahan tersebut
telah ada dan ~lab diketarui oleh masing-mruing pasangan·
sdi>elum dilakukannya perlcawinan. II>isinilah peran hakim untuk
bertindak bUak dan .semaksimal mungkin di1akukannya upaya
meredam pertengkamn dan perselisihan yang ada diantara
merek.a ys..'lg akan melangsungkan percemian.

G. Penvallim

Undang-undang Perk.a~
UU No. 1 talnm 1974
menempatkm pengaturan perwalian padU Bah XI, Pasal 50 sld 54
sel:tagai pasal yw;tg mengatwnya. Masalahnya pengatumn
tersebut sa."!g2.t bersifat swnit sehingga kurang memberik.an
kepastian hukum tenkait dengan masalah perwalian.

Pada prinsipnya perwalian adalah suatu perlinchmgan


hukum yang diberikan . kepada scorang anak yang belum
mencapa) usia dewasa dan·atau beluri pernah kawin yang tidllc
berada di bawah kekuasaan orang ·tua. Sebelwnnya perlu
dijelaskan bahwa koosep .perwalian menurut UU No 1 Tahun
1974 berbeda dengan konsep perwalian menurut KUHPerdata.
Hal tersebut <lisebahlkan karena adanya perbedaan koasep terkait
d engan k.*.JaSaan orang tua. Menurut KUHPerdata kekuasaan
orang tua harus dijalankan: secaca kolektif. Dengan demikian
memmrt KUHPerdata apabila ~ orang tua dijalankan
oleh salah satu orang tua tidak terdapat kekuasaani orang tua
tetapi kekunsaan orang tua tersebut berubah menjadi perwaliazr' 1•
Sedangkan menunt. UU No 1 Tafutm 1974, suatu kek:uasaan
orang tua dupat saja bersifat Wnggal. Hal ini disebabkan akibat

Jt Lihat fu'>81 229 KUHPerdata..

68
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
putusnya perkawinan tidak menyebai:*an .seorang anak otomatis
berada di bawah pen.valian, tetapi yang terjadi adalah hak untuk
melakukan pengasuhan atau pemeliharaan anal2 2 .

Berdasarkan hal tersebut memrrut UU No. 1 Tahtm 1974


meskipun orang tua telah berpisah atau bercerai keduanya tetap
memangku kekuasaan orang tua sepanjang si anak belum dewasa.
Dalam keadaan yang demikian masing-masing pihak tetap
bertanggungjawab terhadap pemeliharaan dan penclidikan ru...ak.,
t,ermasuk memberi kebeba.san turtuk si anak bertemu atau
berkunjung ke tempat orang tuanya dimanapun orang tuanya
bera.da.

Mengenai siapa yang ditaruh di bawah perwalian Pasal 50


undang-tmdang perkawinan rnenentukan pada ayat 1 ba.hwa:

" anak yang be/urn mempunyai umur 18 talnm atcru belum


pernah melangsungkan perkawinan, tidak berada di bawah
kekuasaan orang tua, berada di bawah kekuasaan wa1i ".

:.>elanjutnya Pasal 50 ayat (2) menentukan bahwa:

"perwalian itu mengenai pribadi anak yang bersang/aaan


maupun harta bendanya ".

Wall berkewajiban rnengurus anak yang bernda di bawah


penguasaannya dan harta bendanya sebaik-baiknya, dengan
menghonnati agarna dan kepercayaan anak itu (Pasal 51 ayat 3).
Wall wajib membuat daftar harta benda anak yang berada di
bawah kekuasaannya pada waktu memulai jabatumya dan
mencatat semua perubahan-penbaban harta benda ar.ak atau
anak-anak itu (Pasal51 ayat 4). Wall bertanggungjawab tcntang
harta benda anak yang berada eli bawah pen.valianny?. serta
32
Uhat Pasal41 UU No 1 Tahun 1974 Tentang Pe:ric.awiman.

69

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


kerugian yang d.itimbulkan karena kesalahan atau kelalaiannya
(Pasal 51 ay:rt (5) UU No. 1 tahtm 1974).

Dati ke!entuan Pasal51 ayat (3), (4), dan 5 UU No. 1 tahun


1974 terl.ihrrt apa yang menjadi tugas dan ke\Vajiban dari wali
terhadap aruik yMg berada di bawah perwaliannya Seorang wall
berkewaj i ban mengmus anak yang berada di bawah perwaliannya
dengan sebai.k-baiknya, dernikianjuga harta benda anak tersebut.
Pengurusan itu .harus dilakukan sama seperti mengurus anak
sendiri demi kepentingan si anak yang berada dibawah
kekuasaannya itu. Dalam melakukan pengurusan harus
memperhatikan segala kebutuhan si anak, harus menghoanati
~percayaan dari anak yang berada di bawah
kekua.saannya itu.

Wrui ~anggung jawab kepada segala perbuatannya dalam


menjalankan tugas. perwaliannya. Jika wall bersalah dalam
melakukan kewajibannya, ia dapat dituntut tmtuk
mernpert:mggung jawabkan kesalahannya . itu. Apabila wali
bersalah melakukan suatu perbuatan · yang mengakibatkan
kerugian pooa anak yang berada di bawah pewaliannya, ia ciawat
dituntut untuk mengganti kerugian tersebut . sesuai ·dengan
keteniuan Pasal 54 UU No. 1 tahlUl 1974.

Sebeh.m memulai perwalian, wall berkewajiban membuat


daftar hartai kekayaan si anak, dan selama menjalankan perwalian
itu setiap peristiwa yang menyangkut harta benda si anak tersebut
harus dic~tatnya Perubahan yang berupa penambahan mauplUl
penglli-ar~fl harta kekayaan itu harus dicatat, dan pencatatan ini
sebagai bahan bukti pertanggungjawabannya dikemudian hari,
yaitu p00a saat bernkhimya perwaliannya. Bilamana kcrugian
timbul, wali dapat dituntut oleh anak yang berada di bawah
perwalioonya itu-dan atau keluarga dari si anak.

70 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


Wali tidak dibenarkan memindahkan lwk atau
menggadaikan barang-bararig tetap milik anal< bernda di oowah
perwalia:nnya jika si anak belwn mencapai umur 18 tnhun atau
belum pemah melangsungk.an perlcav.inan. kecuali apabila
kepentingan anak itu rnenghendakinya (Pasal48 TJU No. 1 tahun
1974). Ketentuan ini bertujuan meliruhmgi harta bench si anak
yang berada dibawah kekuasaan seorang wall dari kemungkinan
perbuatan wall yang rnerugikan si anak. Apabila perruatan
seperti itu clilakukannya ia dapat clituntut kaxena perbuatannya
itu, karena merupakan suat1.1 kesalaban. Namun de!nikian tidak
berarti bahwa wali tidak boleh memindahkan atau menp_,gadaikan
hart.a anak yang eli bawah: perwaliannya. Hal tersebut masih
dimungkinkan dalam hal kepentingan si anak IT!cnghendaki
dengan terlebih dahulu melal.'Ukan pennohonan kepada hakim.

-'"

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


BABIV
IWKUMBENDA

A. Benda dan Hukum Benda

1. Pengertian Benda dan Pengaturannya

Pasat 499 KUHPerdata menyebutkan yang dimaksud


dengan ~ebendaan (Zaak) adalah:
"Tiap-tfap barang dan tiap-tiap hak yang dik:uasai oleh hak
milif('.

Berdz.sarkan definisi tersebut maka benda men~ benda ·


berwujud berupa be.rang (goed) dan benda tidak berwujud yang
bcrupa hak (rccht). Pengertian barang mengacu kepaia benda
ocr..vttiud yang dapat ditangkap oleh panca indera, sedangkan hak
merupakan bencL! tidak berwujud yang tidak dapat d.itangkap oJeh
panca i.nrlera.

Benda sebagai objek hukum disini merupakan benda dalam


lapangan huktun kekayaan yang dapat dinilai dengan uang
temmsuk makhluk hi.dup seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan
kecuali msnusia. Hal ini mengingat kedudukan manusia OOalah
:sebagai subjek hukum atau pengemban hale dan kewajiban bukan
sebagai objek hu1rum yang dikenai hak dan kewajibart Oleh
karenannya r~--rdagangan manusia atau organ manusia menipakan
perbuatan mela\Wll huktnn.

Dari pengertian bema tersebut selanjutnya benda dibedakan


da.lam beberapa jenis, adapun pembedaan tersebut adalah sebagai
berikut:

T1 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


1. Benda hetwt!jud dan benda tidak berwujud;.
2. Benda yang habis dipakai dengan benda yang tidak habis
dipakai;
3. Benda yang suOOh ada dan benda yang masih a.!<an ada;
4. Benda yang dapa1 diperdagangkan dan benda yang tidak
dapat diperdagangkan;
5. Benda yang dapat dibagi dan benda yang tidak dapat ilibagi;
6. Benda yang dapat diganti dengan benda yang tidak dapat
diganti;
7. Benda terdaftar dan benda tidak terdaftar
8. Benda bergerak dan benda tidak bergemk

Dari delapan jenis pembedaan benda tersebut di Indonesia


secara hukum pembedaan yang terpenting adaJah _rx.·mbedaan
benda bergerak dengan benda tidak ibergemk. Hal ini disebabkan
KUHPerdata tidak mengenal pembedaan antara bmcla terdaftar
dan benda tidak terdaftar, meskipun dewasa i.ni sebagaimana kita
ketahui beberapa jenis benda tclah dilakukan upaya pendaftaran
dan dikeluarkan sertifikat sebagai bukti kepemilikan benda
tersebut, seperti sertifikat kepemllikan atas tanah, kapal, pesawat
dan lain-lain.

Hal yang berbeda adalah konsep pembedaan booda yang


dianut dalam hdrum adat sebagaimana diadopsi dalam hukum
pertanahan kita yang menganut asas pemisahan horizontalf 3 .
Berdasarkan asas ini hak milik atas tanah tidak meliputi benda-
33
Asas Pemisahan Horizontal adalah .suatu asas yang memi~tkan hak·
hak kebendaan antara tanah dengan bukan tanah. Hal ini berbeda d.engan
asas yang dianut daiWn KUHPerdata yaitu asas pemisahan Vertikal
dimana hak atas tanah meliputi juga bel!lda-benda yang sda diatas dan
dibawahnya ..

73

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


benda )~g ada diatasnya dengan demikian dapat saja ornng
memilili hak milik atas tanah tt.iapi bangunan atau benda yang
ada diatasnya mi!ik orang lain Oalam pengertian ini dapat saja
orang mend.irikan bangunan diatas tanal1 hak sewa

Seilimg!<an yang dimaksud dengan benda terdaftar ooala.h


benda yang pengalihan dan pembebanannya atau penjaminannya
haru.s didaft.arkan dalam buku atau register umwn. Arti
r-entingnya pembedaan benda tersebut terutama pada pembuktian
kepemilikan benda Benda terdaftar dikenal juga dengan benda
atas nama yaitu benda yang dibuktikan demgan tanda pendaftaran
atau SP.rtifikat atas nama pemiliknya ffiisalnya tanah dan
bangunan, hak etas merek, paten dan lain-lain.34

Dalam ilmu hukum hal yang penting sampai dengfu'1


sek.arang ini adalah pembedaan antara benda bergemk dan benda
tidak bergerak. Benda bergerak (roerend zaken, movable.good)
dibedakan lagi menurut sifatnya dan menurut undang-undang.
Adapun pembedaan tersebut adalw sebagai berikut:

a Benda bergerak karena sifatnya

Benda bergerak karena sifatnya yaitu benda yang dapat


dipindahkan atau berpindah dari satu temtxrt ketempat yang lain,
misalnya m~a, mobil, motor, komputer, dan lain-lain (Pasal 509
KUHPerdata). Selain itu tenna9.lk dalam kategori benda ini
adalah perohu (Pasal 510 KUHPetdata)

b. Benda bergerak karena ketentuan undang-undang

Bencfu bergerak karena ketentuan undang-undang wnunuzya


berupa benda tidak ~ud berupa hak yang menurut ketentuan

34
Frieda Husni Hasbullah, Hukum kehendaan Perdata, Cet l, (Jakarta:
lnd-Hill Co, 2002), had, 42.

74 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


Wldang-undang dimasukkan dalam kategori benda bcrgerak,
seperti saham, obligasi, cek, tagihan-tagihan dan sabagainya
(511 KUHPerdata).

Selanjutnya Wltuk benda tidak bergerak clibedak.an menurut


sifatnya, tujuan pernakajanriya_dan menurut ketentuan undang-
undang

a Benda tidak bergerak menwut sifutnya

Benda tidak bergernk menurut sifatnya ada1ah bend.a yang


tidak dapa1 berpindah dari satu tempat ketempat yang lam atau
biasa dikenal dengau benda tetap. '!fennasuk dalam k.ategori ·
· benda ini adalah tanah berikut lmgunan dan benda-benda yang
melekat d.iatasnya. Misalnya tanah berikut bangunan a1a1.1 pohon
diatasnya (PasaJ 506 KUHPerdata).

":c, · : ·b. Benda tidak bergerak karena penmtukan atau tujuan


pemakaiannya

Benda tidak bergerak karena peruntukan ooru tujuan


pemak.aiannya adalah menurut sifutnya sebenamya benda
tersebut dapat dipindahkan, tetapi gtma pemakaian atau
· penmtukkannya benda tersebut menyatu atau mclekat dengan
tanah, misalnya mesin-mesin pabrik. (Pasal507 KUHPerdaia).

-::. Benda tidak bergerak karena kertemuan undang-undmg.

Sebenamya menurut sifatnya benda ini dapat d.ikategorikan


selbagai benda berg~ misalnya kapallaut atau pesawat tcrbang
~i berdasarican ketentuan undang-undang benda ini
dikategorikan OOnda tidak bergerak karenn wajili d.idaftar
seOOgai.mana benda tetap. Ketentuan tentang kew.Yiban
melakukan pendaftaran dan. mendapatkan beodem kebangsaan

75
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
sebagaimana diatur dalam UU No. 15 tahlUl 1992 tentang
Penerbar.gan dan UU No. 21 tahtm 1992 tentmg Pelayaran.
Ketentuan tentang Perxlaftaran Kapa1 juga di&tur dalam Pasal 314
KUH Daga.11g, khusus tmtuk kapal yang memiliki bobot 20 M
Kubik.

Alti penting pembedaan benda bergerak dan tidak bergerak


dalam hukum perdata dapat dilihat ~hal-hal sebagai
berikut:

a. Kedudukan Berkuasa atau Bezit

Kec!udukan berkuasa atau bezit ber1aku terlladap benda


bergerak sesuai Pasal 1977 ayat (!) (KUHPerdata). Dengan
demikian bar.mg siapa yang menguasai benda bergerak maka ia
dianggap sebagai pemilik. Hal ini berbeda bagi mereka yang
merigUaS<li benda tidak bergerak. Mereka yang menguasai benda
tidak bergemk tidak dapat clianggap sebagai pemilik. .Dengen
demikian tmtuk benda bergerak cukup · dengan. adanya
penguas31in atas "bendanya seseorang sudah dianggap sebagai .
pemilik. Sedangkan Wltuk benda tidak bergerak hal tersebut tidak
cukup, de:ngan demikian selain adanya penguasaan atas bendanya
juga hams clidWrung adanya OOkti-bukti kepemilikan secara
yuridis sepert:i sertifikat untuk dapat dianggap sebagai pemilik.
Hal tersebut rnengingat ketentuan bezit tidak berlaku teihadap
benda tidak bergerak.

b. Penyerahan a tau Levering

Penyerahan untuk benda bergerak menurut Pasal 612


KUHPerdata cukup dilakukan dengan penyemhan secara nyata
atau secara fisik benda tersebut dari pemil~ lama kepada pemilik
baru (FciJelijk levering). Dengan adanya penyerahan secara nyata
tersebut malca l:lak milik telah beral:ih secara hukum. Berbeda

76
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
dengan penyernhan benda tetap harus dilak&..a..>1 rnelalui
pengumwnan akta yang bersangkutan (Pasal 616 KUHPerdata)
dengan cara membukukannya dalam register atau rnelalw
pendaftaran (Pasal 620 KUHPerdata). Dalam hal ini penyera.b.an
secara nyata atau penguasaan secara fisik suatu benda tidak
bergerak belum mengalihkan hak milik secara hukum. Untuk
beralihnya hak milik atas benda tersebut perlu dilakukan
penda.ftaran. Sehingga antara penyerahan nyata dengan
penyerahan secara yuridis (Yuridische Levering) terjadi tidak
pada saat yang bersamaan. Hal ini berbeda bagi benda bergerak
dimana penyerahan fisik dengan penyerahan secara yuridis tetjadi
pada saat yang bersamaan.

Khusus untuk benda berupa tanah dan banb'l..in.an malr.11


disebabkan undang-undang yang ada yaitu Undang-undMg No.5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
menganut konsep hukum adat yaitu 5
Terari
dan Tunai36 , maka
untuk penyerahm benda tersebut dilakukan melalui pembuat.an
akte pengalihan hak di badapan Pejabat Pembuat Akte Tanah
(PPAT).

c. Pembebanan atau Penjaminan (Bmvaring)

Pembebanan atau penjaminan untuk benda bergerak


menggunakan lembaga jaminan gadai seperti yang diatur mulai
Pasal1150 KUHPerdata. Jaminan gadai dapat dilakcl.an apabi!a
benda yang dijaminkan diserahkan kepada kreditur. Sedangkan
dalam hal benda yang dijaminkan lumya discrahkan
35
Terang adalah suatu perbuatan hukmn menurut konrep hu.k:um odat
harus dilakukan dihadapan kepala adal.
36
Tanai adalah suatu perbuatan hukum menu.rut hukum adat dianggap
selesai dan telah mengalih.kan hak milik dengan adanya ~mbayaran,
mesk.ipun pembayaran terscbut tidak dilakukan seluruhnya. Sisa dkri
pembayaran tcrsebut dianggap sebagai hubungan hutang-piutang.

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


77
kepemii.ikannya saja secara kepercayaan maka lernbaga jaminan
yang digurillkan adalah Fidusia sebagaimana diatur dalam UU
No. 42 r.atnm 1999. Untuk benda tidak bergerak lembaga
jaminannya .adalah Hak Tanggungan berupa tanah dan benda-
benda y.mg berkaitan dengan tanah. sebagaimana diatur dalam
UU No. 4 t~hun 1996 tentang Hak Tanggungan. Khusus lllltuk
benda tctap karena ketenttian uncf3ng-undang seperti k.apaJ laut
dan pesawat menggunakan lembaga jaminan Hipotik
sebagaimarta diatur mulai Pasal 1162 KUHPerdata. Dalam hal
benda-bendR yang tidak dapat dibebani dengan hipotik mupun
hak tanggungan seperti bangunan yang didirikan diatas tanah hak
sewa, r!1ak.a penjaminannya dapat rnenggunakan lembaga ·
jaminan Fidusia

d. Da!uwarsa (Verjaring)

Untllk benda bergerak ·tidak mengenal adanya ketentuan


daluwar<.;a hal ini mengingat terhadap. benda bcrgerak ·berlaku
ketentuan bezit, siapa yang menguasai benda bergerak maka
dianggap sebagai pemilik (Pasa11977 ayat (1) KUHPerdata). Hal
ini berbeda dengan ketentuan yang berlaku terhadap .benda tetap.
Menumt Pasal 1963 KUHPerdata siapa yang beritikad. baik dan
berd.asarlcan suatu alas hak yang sah memperoleh suatu benda
tidak bergemk, suatu bunga, atau suatu piutang lain yang tak
barns dibayar atas tunjuk, mernperolel!l hak milik atasnya dengan
jalan dalUV·larsa, dengan suatu pe~ selama dua puluh (20)
talmn. Denga.•1 demikian khusus untuk benda tetap penguasaan
dengan alas hak yang sah apakah itu rnelalui pembelian,
penghil'<ili.:m dan lain-lain earn pengiilihan hak tennasuk dengan
earn pewarisan maka dengalil dilampauinya waktu selama dua
puluh talmo ia mempunyai kedudukan yang kuat sebagai pernilik.

Pcrlindungan hukum dalam kaitannya ·dengan ketentuan


dal uwmsa juga diberikan tei:hadap siapa yang menguasai dengan

78 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


itikad baik suatu benda temp selama tiga puluh (30) t>.hun tanpa
kewajiban untuk menm1juk.kan adanya alas hak. Dengan
demikian siapapun yang menguasai benda tetap sclam.a tiga puluh
tahun dengan itikad baik tidak perlu lagi ia monunjuk.lam adanya
alas hak terbadap benda yang dikuasainya tersebut untuk
dianggap sebagai pemilik. Hal ini kiranya dapat dimengcrti jika
dikaitkan dengan Pasal 1367 KUHPerdata yang mcoy~but.\c.an :

"Segala tun/ulan hukum, baik yang bersifat kebendaan maupun


yang bersifot perseorangan, hapus karena daluv,·arsa dengan
lewatnya 'Waktu figa puluh tahun, sedangka-a siapa yang
menurifukkan akan adanya daluwarsa itu tidak usah
mempertunjukkan suatu alas hak, lagi pula talc dapatlah
dimajukan terhadapnya suatu tangldsan yang didasarkan kepada
itikadnya yang bw-uk".

Berdasarkan ketentuan pam tersebut diatas maka omng


·.· , .... yang memiliki hak atas suatu benda dianggap telah melepaskan
. ·..haknya atas bendanya jika ·selama: tiga puluh tah;m ia tidak
menuntut haknya. Daluwarsa yang seperti ini dikenal dengan
daluwarsa yang rnenyebabkan seseorang kehilaTJ.gan hak
. (exfinctieve verjaring). Sedangkan bagi pihak yang rnenguasai
. -: ':· benda temp dengan itikad baik selama dua puluh tahun dcngan
., alas hak dan tiga puluh tahun tanpa alas hak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1963 KUHPerdata m.cl<.a ia akan
memperoleh hak denganjalan daluwarsa (acquisitieve veljaring).

Khusus umtuk beOOa berupa tanah ~ apabila bida.11g


tanah telah diterbitkan sertifi.kat yang sah maka pihak lain yang
memsa mempunyai hak atas tanah tersebut kebilangan hak untuk
illelakukan1penuntutan seteJah lewat waktu (daluwarsa) selama
lima tahun sejak diterbitkan sertifikat tersebut (Pasal 32 PP No.
24 talum 1997 tentang ·pendaftaran Tanah). Sedangkan
·penguasaan atas tanah tanpa adanya alas hal: maka pernbukuan

79
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
hak atas tanah dapat dilakukan apabila yang bersangkutan telah
menguasai secarn fisik selarna 20 tahun berturut-turut dengan
itikad baik dan didukung oleh saksi ..saksi dan tidak ·
dipennasalahl-.an oleh masyarakat hukum adat atau
desalkelurnl"l1U1 yang bersangkutam (Pasal 24 ayat (1) PP No. 24
taJmn 1997).

2. Pengerfu.n Hukum Benda dan Pengaturannya

Hukl.lm benda adalah ketentuan hukum yang mengatur


hubungan hukum antara subjek hukum. secara langswlg dengan
bendanya Hubtmgan hukum tersebut melahirkan hak kebendaan
.seperti hak milik atas benda milik sendiri dan hak sewa atas
benda milik orang lain. Hubungan hukum yang ada dapat juga
timbul karena adanya benda yang dijaminkan sehingga
melahirkan hak '•iarninan kebendaan seperti, gadai, fidusia, hak
tanggung:an dan hipotik.

Hukl!m Benda dalam KUHPerdata, diatur dalam Buku ke


II, Adapun si.stem pengaturan yang dianut oleh KUHPerdata
adalah :iistem tertutup, artinya orang .pada asasnya .tidak l.iapat
mengadaka.n hak-hak. kebendaan baru selain yang sudah
ditetapkan dalam undang-undang. Dalam hal ini hak-hak
kebendaan rumya terbatas pada hak kebendaan yang sudah
ditetapkan &lam undang-undang, sehingga mau tidak mau, suka
tidak suk2 seseorang tidak dapat mnegadakan bak-hak kebendaan
bam selain yang sudah diatur dalam undang-undang. Hal ini
dikenal di!ngan sifat memaksa (dwingend recht) yang dianut
Bukull KUHPeroata.

Selain hal yang diatur dalam Buku IT KUHPerdata


ketrotuan hukum bellda juga ·diatur dalam pemturan perundang-
undangan lain yaitu:

80 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


a UU No. 5 talum 1960 tentang Peratumn Dasar Pokok-pokok
Agraria (UUPA) beserta pemturan pelaksanaannya;
b. UU No. 4 t.ahtm 1996 tentnng HakTanggungan;
c. UU No. 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia

Dengan adanya ketentuan peraturan-pennldang-undangan


tersebut maka klu1."W mengenai hukwn tanah td.ah terja.cti
unifikasi37 , baik mengenai hak-hak atas tanah scpert hak rnilik,
hak guna bangunan, hak guna usaha, mauptm tcntang jwninan
atas tanah yaitu Jaminan Hak Tanggungan.

B. Asas-asas H.ukum Benda

Hukum benda memiliki sistem pengaturan yar.g bezsifat


tertutup mengakibatkan tidak dirnungkinkan adanya hak-hak
kebendan baru sel.ain yang terdapat dalam ketentuan undang-
tmdang. Sistem yang tertutup ini berkaitan erat dengan. asas-asas
yang terlcandung dalam hukum benda. Adapun asas-ssas hukum
yang terkanchmg dalam hukwn benda !berikut;38
1. Merupakan hukum yang memaksa (dwingend rechf), artinya
atman hukum yang berlaku dalam hukum benda v.-~ib diilcuti
tidak dapat disimpangi;

37
Unifikasi Hukum adaiah berlakunya satu ketentuan huicum bagi
seluruh Warga Negara Indonesia. Hal tersebut mengingat dari segi
sejarahnya terdapat bcberepa ketentuan yang ~rsifat di~kriminltif
dalam ketentuan peaturan perundang-undangan yat"1g berlaku
sebelumnya. Seperti ketentuan Hipotik yang berlaku teriladap tanah-
tanah dengan hak barat seperti Eigendoms, sedangkan untuk t.anah-tanal!
dengan hak adat jilca iogin dijaminkan mcnggunakan kctentuar. Credier
Verband.

n Di.kutw dari Frieda Husni Hasbullah, op.,Cit, hai 34-39 dengan


dilakukan beberapa penyesuaian.

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


2. Dapat dipindahkan. Semua hak kebendaan dapat dipindahkan
atau diatib.kan kepada pihak lain kecuali berxla-benda khusus
yang cliatur dalam ketentuam khusus seperti beroa-berxia
wakaf ya'1g ditur dalain undang-undang wakaf;
3 . lndividualitas. Maksudnya adalah benda ternebut dapat
ditentu.hn secara individu bukan d.itentukan berdasarkan
jenis amu jumlalmya, rriisalnya nunah, bukanjumlBhnya lima
rumah dan mobil bukan jeoisnya misalnya Toyota;
4. Totalitru. Maksudnya hak milik ams suatm benda cliletBkkkan
pada kese!umhan objelceya Jadi kalau seseorang ptmya mobil
maka tennasuk juga kacanya, pimmya dan sebagainya;
.5 . Tidak d.'lpat .dipisahkan.. Maksudnya adalah seseorang tidak
dapat menll.ndahkan .sebagian hak yang ada padanya tetapi
harus secara keseluruhan, ~a seseorang yq memiliki
rurnal1 tidak dawat merigalihkan sebagian baknya atas rumah
pada orang lain;
6. Asas Prioritas. Semua hak yang melekat pada hak milik harus
diatur urutannya walaupun semua hak ~ memiliki
wewenang yang sejenis dengan wewenang yang dimilki oteh
hak rnilik. 1vfi.salnya terhadap tanah hak milik yang dibebani
dengan,hak tsnggungan dan hak memungut ha.il, maka disini
hak tmggungan memiki prioritas yang lebih tinggi dari OOk
memungut basil yang teJjadi belakangan, sehingga jika lmk
tanggungan tersebut dieksekusi dan dialihkan ke pihak lain
dengan earn dijual maka hak rnemungut basil tersebut barus
dianggap tidak ada;
7. Asas Percampman. Jika dua atau lebih hak kebendaan
melebur menjadi satu maka berlaku asas percampuran. Hnk
gadai, hak sewa dan tam-lain hannya dapat teijadi pada bak
milik orang lain tetapi jib hale milik tersebut beralih pada
orang yang menggadaik.an dan menyewa maka hak gadai dan
hak se-..vanya hapus;

82
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
8. Pengaturan yang berbeda antara benda bergerak dar. benda
tidak bergerak. Hal ini dapat disimpulkan dari arti penting
pembedaan benda tcniebut menurut hukum sebagimana teiah
dibahas pada bagian sebelumnnya;
9. Asas Publisitas. Asas ini berkaitan dengan pengumuman hak
milik atau hak jaminan atas suatu benda kepada masyarakat
denganjalan melalui lembaga pendaftaran umum.

Asas-asas hukurn benda tersebut berlaku bagi belda pada


wnumnya tetapi <ialam hal benda berupa tanah berlaku a.~~-asas
khusus seperti berikut ini: 39
1. Asas Unifikasi, berkaitan dengan hukum benda berJpa tanah
maka telah tezjadi un..ifikasi hukum berdasarl<an UUP A dan
UUHT;
2. Asas Nasionalitas. Asas ini memberikan hak kepad.1 v.lliga
negara Indonesia untuk memiliki tanah dalam v.'ilayah
Indonesia, sedangkan orang asing tidak;
3. Asas Hukum Adat. Dalam hukurn tmah nasiowl banyak
mengadopsi lembaga-iembaga dan asas-asas yang berlaku
dalam hukum adat;
4. Asas Pemisahan Horisontal. Berdasarkan asas ini maka 1anah
terpisah dengan benda-beoda yang melekat diatasnya;
5. Asas tanah berftmgsi sosial, asas yang mencermink.an bahwa
tanah harus digunakan sebaik-baiknya dengan
mernperbatikan kepentingan umum.

39
Jenny Barmaw~ Renelitian Perbandingan Hulcum Benda dengcm
Hukum ConJinental (Belanda) dan hukum lnggr.is!Amerika, (Jakrurta:
Badan Pembinaan Hukum Nasiona1, 1995) hal. 9-1 ~.

83
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
C. Hak K.ebendaan

Hak kebendaan adalah hak yang memberikan kekuasaan


langsung atas suatu benda, yang dapat dipertah.ankan terhadap
setiap orang. Hak kebendaan ini rnerupakan hak mutlak dan
bers.ifut absolut, sebagai lawan dari hak perseorangan yang
bersifat re!atif: Hak relatif arti.nya hak tersebut hanya dapat
ditunt'Jt dan dipertahankan terhadap orang-orang tertentu.
Dengan dernik.ian teri1adap hak kebendaan hak tersebut dapat
dituntut dan dipertahank:an teri1adap siapapun yang
menganggunya, sedangkan hak relatif hanya dapat dituntut dan
dipertahankoo terhadap pihak yang terikat saja, mengingat hak ini
lahir dan h\!lbungan perikatan.

Hak milik adalah salah satu contoh hak kebendaan. Jika


seseorang memiliki suatu benda misalnya mobil maka ia dapat
mempertahank.an atau menuntut terhadap siapa saja yang
mengganggu haknya, misalnya memak.ai tanpa seizinnya atau
bahka.."1 meocuri. Hal ini dibedakan dengan hak perseorangan
yang hanya daJ::at dituntut dan dipertahankan terhadap orang-
orang ·tertentu, misalnya ·seseorang ·berhutang. kepada orang lain
maka hutang itu hanya dapat dituntut pembayarannya terhadap
orang tertentu yaitu orang yang mengikatkan diri dalam suatu
perikamn berupa petjanjian hutang piutang. H\Jtmg itu tidak
dapat dituntut dan ditagih pada orang lain yang tidak terikat
meskipun itu anak atau saudara kandungnya.

1. Ciri Hak Kebendaan

Hak kebendaan sebagai hak yang )Jersifat absolut memiliki


ciri-ciri sebagai berikut ··
a Hak kebendaan bersifat mutlak atau absolut artiD.ya dapat
dipeltahankan teihadap setiap orang;

84
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
b. Hak Y:ebendaan memiliki sifat meng:ikuti Vcnd.annya
dimanapun benda itu berada (droit .de suite);
c. Hak keberoaan memilik:i asas prioritas, maksudnya hak yang
m'U.OCUi terlebih dahulu lebih tinggi dari hak ya.'lg muncul
ken:Wian;
d. Hak kcbendaan merupakan hak yang preferen atau
didahufuk.an atau diutmnakan. Jika hflk kebendaan
berhadapan dengan hak perseorangan rn.isalnya antarn hak
jaminan atas benda yang merupakan hak h:ebendaan
berhadapan dengan hale sewa yang merupakan mk
perseorangan, rnaka bak jaminan atsa bend.a lebih
didahulukan dibanding dengan hak sewa atas ber.da yang
sama. Hal itu berarti siwemegang hak jamina.ra tt.,-wtap bctmk
rnengeltsekusi lbendanya mcskupin terbOOap benda tersebut
terdapat hak semi;
. e. Hak kebendaan memberikan kcwenangan kepOOa pe7.nilik w.k
untuk menuntut haknya kembali dan menuntu! ganti rugi
terhadap si8pa yang mengg;mggu haknya (gugat
revindicatie)

: 2. Macam-MacamHak.Kebendaan

Dalamt KUHPerdata, hak kebendaan di>edakan dalam 2


kelanpok, yaitu hak kekndaan yang memberilam .suatu
kenikmatm atas suatu benda dan hak kebendaan yang sifutnya
memberikan suatu jaminan atas suatu beOOa terhadap pelunasan
hutang. Hak kebendaari yang memberikan kenikrn.atan atos suatu
benda dibagi · lagi yaitu hale kebendaan yang memberikan
kenikmatm atas benda ·inilik sendiri, seperti bezit dan hak milik
(Eigendom). Sedamgkan ~ hale kebendaan yang rner.oberikan
kenikmatan atas benda milik orang lain contohnya adalah hak
memungut basil, bak pakai dan lain-lain. Di samping itu dalam
Bulru D KUHPerdata terdapat juga hak yang lbukan hak

85
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
kebendaan, tetapi mc:mptmyai sifut dan ciri-ciri hak kebendaan,
antara lain: piutang yang diistimewakml (Privilege), hak retensi,
dan hak reklame.

D. llitk Kffiendaan yang Memberikan Kenikmatan

1) Bezit
Bezit diatur mulai Pasal .529 sampai dengan 569
Kul-IPerdata. Menwut Pasal 529 KUHPerdata yang dimaksud
dengan bezit adalahc

"Kedudukan seseorang yang merzguasai .suatu kebendaan baik


dengan diri ser.diri maupzm·dengan perantaraan orang lain dan
yang mempertahankan atau menikmatinya selaku orang yang
memi/iki kc!bendaan itu ".

Dari definisi seperti yang tersebut cliatas malca kita dapat


mengambil k:esirnpWan bahwa bezit adalah kedudukan seseorang
yang mengwsai. suatu benda seolab-olah miliknya sendiri yang
dapat cli~'-U1kan terl1adap setiap orang. Prof subekti
menetjemahkan bezi.t ialah suatu keadan lahir, dimana:seseorang
menguasai suatu benda seolab-olah keptmyaan sendiri, keadaan
rna.t.-m dili.'l.dt:r.gi oleh hukum, dengan tidak mempersoalkan hak
milik atas benda sebenamya ada pada siapa40 • Bezit berasal dari
kata zitten yang artinya mendudukii dan orang yang membezit
disebut bezitt-er.

T~ dua syarat yang harus dipenuhi untuk adanya


4
bezit, yaitu :

40
Subekti, Op., Cit., hal63.
41
Sri Soedewi Masjclaoen Sofwan, Hukum Perdata: Hukum Benda,
(Yogyakarta: Liberti, 1981), hal. 84.

86 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


a) Corpus-Hams ada hubungan antara orang yang bersangkutan
dengan bendannya;
b) Animus-Hubungan antara orang dengan benr.la itu harus
dikehendaki oleh orang tersebut.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka h.arus dibedakan


antara bezit/burgelijk bezit dengan detentie/ naturtijk bezit.
Dalam detentie seseorang menguasai suatu benda tetapi tidak ada
kehendak untuk memiliki misalnya seseorang yang menguasai
suatu benda karena menyewa atau meminjam.

Bezit dapat diperoleh melalui dua cara:

a) Occupatio (Pendudukan)

Dalam hal ini ~ menguasai suatu bend.a yang tidak


,_. _.ada pemiliknya atau benda-l!>enda yang digolongkan dcmgan res-
" , nul/ius. Sesoomng dapat mempero}eh dengan cara ini ITI.isalnya
menangkap bunmg eli hutan, menangkap ikan di }aut dan iain-lain

.. . . b) Penyerahan (Levering)

Dalam hal ini seseorang menguasai suatu benda melalui


penyerahan dari orang lain yang telah menguasai terlebih dahulu,
· misalnya dengan meninggalnya sesoorang maka pet1gl.t!Sillll1 atas
suatu benda berpindah pada ahli mrrisnya

Bezit mempunyai dua fungsi yaitu fungsi Polil·ionil dan


fungsi Zakenrechte/ifk. Fungsi polisionil adalah suatu fiungsi
pcrlindungan hukwn. Jadi barang siapa yang membe~:it SU&tu
benda dilindungi secara hukum meskiptm i.a seorang ;:-encuri,
sampai terbukti di pengadilan bahwa ia seorang pencuri. Hal ini
karena kejujuran dianggap ada pada setiap onmg sedangkan
btidakjqjumn harus dibuktikan. Sehingga siapa yang

87
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
mendalil.k:.an adanya suatu bak maka ia harus membuJctikan.
Fungsi zalvmrechielijk adalah fungsi bezit lllltuk memperuleh hak
kebanda.:tn dengan jalan daluwarsa. Jadi orang yang menguasai
suatu benda untuk jangka waktu tertentu dan tidak ada keberatan
dari pemilik aslinya maka pihak yang membezit dapat memiliki
benda yang dibezit tersebut

DcwdSa ini bezit hanya berlaku terhadap benda bergerak


sebagaimana diatur dalam Pasa1 1977 ayat (1) KUHPeroata yang
berbunyi:

'"Ferhadap benda bergerak yang tidak berupa bunga. maupun


piutang yang tidak harus dibayar kepada si pembawa maka
barang siapa yang menguasainnya dianggap sebagai
pem i!iknya ".

&rdasarkan hal tersebut maka bezit atas benda bergerak


berl.aku sebagai alas hak (titel) yang sempwna. Dengan demikian
bezitter yang menguasai suatu benda bergerak dianggap ·sebagai
pemilik. Tujuan diadakannya bezit terhadap bendB bergerak
adhlah unuuk: memudahkan . lahiintas ·perdagangan mengingat
terdapat syarat mengenai pemindahan hak milik menurut Pasal
584 KUHFerdata. Menlnlt ketentuan tersebut pemindahan hak
milik selain disyaratkan adanya alas hak (titel) juga disyaratkan
harus dilakukan oieh orang yang beiWenang. Dengan demikian
adanya kctentuan bezit t.erhOOap benda bergerak menyebabkan
setiap orang yang mernperoleh hak dari seorang bezitter atas
benda bergerak tidak harus membuktikan bahwa orang yang
mengalihkan hak tersebut merupakan orang yang berwenang. Hal
ini men~1gat sa:>rang yang menguasai benda ~ dianggap
sebagai pemilik.

Sebnjutnya berkaitan dengan bezit, terdapat dua teori yaitu


Eigendoms TI1eori dan Legitimatie Theori. Teori yang pertama

88 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


dikemukakan oleh Meijers dar1 Diephuis menyebutkan OOhwa
bezit atas benda bergerak adalah sama dengan eigendorns atau
hak milik42 • Dengan demiltian teoci inj mengecualikan synmt
penyerahan sebagairnana 1erdapat dalam Pasal 584 KllJHPerdata,
yaitu dalam penyerahan harus <lipenuhi dua syarat ll>erupa titel
yang sah dan dilhlcukan terhadap orang yang mempunyai
kewenangan atau beihak terhadap bendanya. Sedang!<..an teori
yang kedua dikemukakan oleh Paul Scholten yang lebih banyak
diarrut. Dalam teori ini bezit tidak sama dengan eigendorns atau
hak milik tetapi untuk menjadi soorang pemillk seorar~g bezitter
harus mempunyai titel yang sah43 • Berdasarkan hal ini maka teori
yang pertarna mengecualikan semua syarat penyerahan hak milik
sedangkan toori yang kedua hanya mengecualiY..an sam syarat
penyeraban hak milik yaitu harus dilakukan oieh orang yar.g
mempunyai kewenaoangan.

2) Hak Milik (Eigmdoms)

;. Dengan berlakunya Undang-mxlang No. 5 1ahun 1960


tentang Peraturan Dasar PokokePokok ~ (UUPA) maka
ketentuoo hale milik sebagaimana diatur da1mn KUHP:miata tidak
.r.:_ ·. •·bedaku terhadap tanah dan benda-benda yang berkaiUm. dengan
··· :,tan:ah. Hall ini karcna untuk tanah dan benda-benda yang .
.,berlcaitan de.ngan tapah berlaku ketentuan UUPA Berdasarkan
ketentuan Pasal 570 KUHPerdata hak rnilik adalah hak
menikmati kegmaan suatu benda secara leluasa dan berbuat
bebas atas kebendaan itu, .asal tidak bertentangan dengan lllldang-
undang dan peratuom ummn juga tidak menggangu hak-hak
orang lain_ Arti menikmati secara leluasa maksudnya OOafuh
seseorang dapat mengalihkan, menyewakan, mez:iliJjamkan,
bahkan ·dapat merusaknya. Sedangkan pembatasanuya adalah

42
Frieda Husni Hasbullah, Op.,Cit. hal.83.
43
Ibid, hal. 83-84.

89
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
UU, ketertih:!n umtun dan kesusilaan. Namtm .sejak adanya UU
No. 5 tahun 1960 hak yang leluasa tersebut tidak dapat
dipertah&mkan lagi mengingat hak milik harus berfungsi sosial
selllilgga se-seorang tidak dapat 1agi berbuai seenaknya terlladap
hak yang menjadi mili.knya khususnya hak milik aw tanah.

Untuk memperoleh hak milik dapat melalui beberapa cam


selliagairruma diatur dalam Pasal 584 KUHPerdata Hal tersebut
terdiri dari :

a) Pendakuan (Toegening)

Pendakuan merupakac. earn untuk memperoleh hak rnilik


atas suatu benda yang bclum menjadi milik seseorang, misalnya
menangkap ilr..an di 1aut, menangkap bUIUI1g di hutan, dan lain-
lain.

b) Perlduttan (Natrekking)

Perlekatan merupakan earn memperoleh hak millk sebagai


akibat peristiwa a1am stau sesuatu yang bersifit. a1amiah,
misalnya adenya pelebaran tanah karena adanya endapan pm;ir
dipinggiran sungai yang melekat JEda tanah miliknya atail
binatang beranalc maka anaknya menjadi rnilik si pemilik
induknya Demikianjuga pohon berbuah malta buahnya menjadi
mil:ik si perrdlik pohon.

~) Lewwt waktu!Daluwarsa ( Verjaring)

DalU"\"\'&Sa dapat menimbulkan Jnak dan dapat kdillangan hak.


Dalam kafumnya d~ hak kebendaan maka yang teijadi
adalah dalti'war<'.xl untuk melahi..tkan hak kebendaan ~ hak.
milik. Hanya saja sejak berlakunya UUPA dan PP No. 10 talum
1961 jo PP No.24 tahun 1997 temang Pendaftman Tanah maka

90 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


daluwarsa terhadap tanah dan benda benda yang berlatitan dengan
tanah berlaku tersendiri. Hal ini berbeda dengan bend.a-benda
lairmya dirnana masih beriaku ketentuan Pasal 1963 KUHPerdata
tmtuk benda tetap dan Pasal 1977 ayat (1) KUHPcrdata untuk
benda bergerak sebagaimana telah dibahas sebelwnnya ket:ikil
membahas arti penting pembedaan benda bergerak dan tidak
bergerak.

d) Pewarisan

Mewaris merupakan salah satu cara memperoleh hak rnilik.


Dengan mewaris mak.a seseorang mendapatkan hak milik dengan
beralihnya hak milik dari pewaris kepada ahliwarisnya

e) Penyerahan (levering)

Berdasarkan sistem kausal yang dianut di Jndonesia maka


perjanjian belwn mengakibatkan beralihnya hak milik. Hak milik
baru beralih dengan adanya penyerahan. Untuk penyernhan benda
bergerak berwujud dapat dilakukan dengan cara penyerahan
secara fisik. Dengan penyerahan secara fisik rnaka sec<ti-a hukum
hak milik atas benda bergerak berwujud sudah beralih
. berdasarlam Pasal 612 KUHPerdata Sedangkan untuk benda
tidak bergemk berdasarkan Pasal 616 KUHPerdata dilakukan
dengan pengummnan akta yang bersangkutan. Khusus untuk
tanah dan benda-benda yang berkaitan dt.:ngan tanah
penyerahannya dilakukan dengan pembuatan akta dihadapan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) sebagaimana diatur dalarn
UUPA jo PP No 10 talmn 1961 jo PP No. 24 talmn 1997 tentang
Pendaftaran Tanah. Selanjutnya guna memenuhi m1sur publisitas
maka Akta PPAT tadi perlu didaftarkan melalui Kantor
Pendaftamn Tanah setempat yang dibuktikan dengan keluarnya
sertifikat hak atas tanah sebagai bukti yamg sah penga:li..h.an hak
atas tanah.

91
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Unr.!k penyerahan benda tida.k berwujud berupa piutang ·
dan hak-hak rnaka dilakukan dengan card sebagai berikut:

a) Penycrsiban Piutang atas Nama (Op Name)

Piutang atas nama ialah surat yang memtmgkink.an


pembayarar. uang kepada orang yang namanya disebut dalam
.surat piuang tcrscbut (Pasal 1153 KUHPerdata). Sedangkan earn
pcnyerahan:aya dengan melakukan pembuatan akta, baik. otentik
atau dibawah tangan yang berisi pengalihan hak dari kreditur
lama kepada kreditur baru. Dilanjutkan dengan pemberitahuan
kepada dcbitur bahwa piutang ·telah beralih dari kreditur lama
kepada kreditur baru kecuali dalam hal debitur telah mengetahui,
maka pernberitahuan tidak perlu dilakukan. Cara ini dikenal
dengan istilah Cessie sebagaimana diatur dalam Pasal 613 ayat
(1) dan (2) KUHPerdata. Terrnasuk dalam surat piutang atac;
nama adalah saham atas nama

b) Penycrnha.u Piutang atas Bawa (Aan Toonder)

UntLlk penyerahan piutangatas ·bawa di1akukan ,dengan cam


penyerahan secara langsung· suraLpiutangnya:dari kreditur lama
kepada kreditur baru sebagaimana penyerahan berlda bergerak.
Hal ini sesuai Pa'iali 613 ayat (3) KUHPenlata. Tennasuk dalam
swat piutang ini adalah cek, dan obligasi.

c) Penytrahan Surat Piutang atas Tunjuk (Aan Order)

Penyemhan tethadap surat piutang .atas ttmjuk dilakukan


dengan cara penyerahan surat piutang disertai dengan catatan
punggung (er.dossement) yai.tu ber.upa tuli&m di balik surat
piutang tersebut yang menyatakan tentang bemlihnya surat
piutang kepada yang ditunjuk. Hal ini diatunialam Pasal613'

92 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


ayat (3) KUHPerdata. Termasuk dalam surat piutang alas tunjuk
adalah wesel.

E. Hak Kebendaan yang Memberikan Jaminan

Hak kebendaan dapat memberikan jaminan jiku terdapat


benda yang ditunjuk secara Jr.husus sebagai barang jaminan.
Dengan memiliki jaminan kebendaan maka kreeditur pemegang
jaminan kebendaan akan rnemiliki hak untuk didahulukan
(preference) dalam hal pelunasan hutang dari kreilitur--kred..itur
lainnya

Berdasarkan Pasal 1131 KUHPerdata maka segala


kebendaan si berhutang baik yang bergerak maupun yang tak
bergerak, baik yang sudah ada rnaupW1 yang baru ak.an ada
dikemudian hari menjadi jaminan untuk segala perikamnnya. Hal
tersebut yang dikenal sebagai jaminan um1m1. yaitu ji.ka
seseorang terikat dengan orang lain akibat adanya suatu perikatan
yang timbul baik karena adanya petjanjian maupun karena
ketentuan undang-undang maka semua harta bendanya menjadi
jaminan bagi terlaksanannya perikatannya tw..,el:~i secara
otomatis tanpa perlu diperjanjikan.

Dalam jaminan umum, jika terdapat lebih ililri seorang


kreditur maka para kreditur mendapat pelunasan secarn bersarna-
sama menurut keseimbangan sesuai dengan besar kecilnya
piutang terhadap pendapatan hasil penjualan ba,:-ang-barang
debitur. Pengecualian terll.adap hal ini ji.ka ada alasan-alasan
untuk dldahulukan (Pasal 1132 KUHPerdata). Alasan untuk
didahulukan tersebut timbul karena adanya jaminan kh!.l..<iUS, baik
jaminan khusus perorangan maupun jarninan khusus yang timbul
dari petjanjian penjaminan, atau jaminan khusus yang timbul
karena keteotuan undang-undang tanpa dipetjanjikan sebch.mnya
seperti Priviledge (Pasal 1133, 1134, 1139, 1149 KtlHPcrdata)

93
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
dan Retenlie (Pasal 575 ayat (2), 576, 1364 ayat (2), 1616, 1729,
1812).

Jrut'_inan perorangan numcul karena adanya pihak ketiga


yang bertir.rlak sebagai penjamin (borgtocht), sedangkan jaminan
kebendaaan tin'lbul karena adanya benda-benda tertentu yang
ditunjuk sebagai jaminan berdasarkan petjanjian yang disebut
dengan pezjanjian ik:utan (accessoir). Perjanjian ikutan
(accessoir) yaitu pe~anjanjian yang ada dan hapusnya tergantung
dari perjanjian pok0k. Perjanjian pokok disini adalah peijanjian
hutang piutang. Mengenai jaminan kebendaan yang umum
dipeij~jikan adalah gadai, hipotik, hak tanggu.ngan, dan fidusia

1) Ga&i

Jaminan gadai diaturdalam Pasalll50-1160 KUHPerdata


Adapun yang dimaksud dengan gadai sebagairnana diatur pada
Pasal 1150:

"Gadai adalah suatu hak yang diperoleh berpiutang atas suatu


barang bergerak, yang diSerah.kan kepadanya oleh seorang
berutang atau orang lain alas namanya dan yang memberikrm
kelawsaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pe/unasan
dari barang tersebut secara didahulukan dari pada or.ang-orang
berpiutang lainnya, kecuali harus didahulukan biaya untuk
me!elang barang serta biaya yang Ielah dikeluarkan untuk
menyelamotkan harang yang digadaikan tersebut".

Berdasarkan hal tersebut dapat dis:irnpulkan bahwa:


Pertama, objek gadai adalah benda bergerak baik yang beiWUjud
mi.Salnya mobil atau motor maupun yang tidak berwujud,
miiclnya berupa halt atas saham atau obligasi.
Kedua, untuk salmya gadai lbarang bar-dllg _yamg digadaikan !harus
clisernhk.sn kcpada kreditur yang disebut dengan inbezitstelling.

94
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Ketiga, Meberikan kekuasaan langsung kepada kredi tur
J)ernegang g3dai untuk mengmnbil pelunasan terlebih duhulu dari
banmg yang digadaikan kepadanya
Keempal, Hale did:abuluk.an dalam b.al pelunasan yang dimiliki
oleh seorang kreditur baru muncul setelah dikeh.l3.licrum; a biaya-
biaya untuk menye~ barang yang digadaikan apabila
biaya-biaya tersebutJ ada.

2) Hipotik.

Ketemtuan Hipotik diatur mulai Pasal 1162 ~ dengan


Pasall232 KUHPerdata. &jak beriruhmya Undang-ll!Xi3ng No, 4
tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas tanah besexta benda-
benda yang berkaitan dengan tanah maka hipotik ata'i tanah dan
benda-benda yang berkaitan dengan tanah tidak berlak.'U lagi.
Selanjutnyn hipotik hanya berlaku teihadap Kapal Terlxmg dan.
Helikopter berdasarlcan Undang-ll!Xi3ng No. 15 tabun 1992
tentang Penerbangan dan Kapillaut berdasarltan Pasal 3 i 4 KUH
Dagang dan Undang-undang No. 21 tahun 1992 tentang
Pelayaran. Khusus Kapal Laut dengan bobot 20 M kibik yang
dapat dijaminkan dengan Hipotik.

Pengertian Hipotik menurut Pasal 1162 KUHPerdata ada1ah


suatu hak kebeDdaan atas benda-benda tidak bergemk, untuk
mengambiJJ penggantian daripadanya bagi pellina.~ ~uatu
perikatan. Selarijutnya Pasal 1168 !KUHPerdata menyatakrm
hipotik tidak dapat diletakkan se1aim oleh siapa yang berkuasa
mem.indahtaDgmi benda yang dibebani. Sedangkan Pa<'.cl 117a
KUHPerdata menyatakan hiJX>tik hanya dapat diberikan dengan
suatu akta otentik. Kemudian Pasal J175 KUHPerdata
mengatakan hipotik hanya dapat diletakkan atas benda-benda
yang sudah ada Hipotik atas benda-benda dikemudian hari
OOalah batal. Selcmjutnya Pasal 1176 KUHPerdata menyatakan

95
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
suatu hipoJtik hanyalah sah sekedar sejwnlah uang untuk mana ia
tclah diberikan, ada1ah tentu dan ditetapkan di dalam akta.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan unsur-unsur


hipotik ada!ah:
a) Harus ada benda yang dija:minkan;
b) Bendanya adalah benda tidak bergerak dan berlaku hanya
untuk benda-benda yang sudah ada bukan untuk benda-benda
yang baru akan ada;

c) Dilakul:m! oleh orang yang merrumg berhak


memindahmnga:tkan benda jaminan;
d) Ada ~ejumlah uang tertentu dalam jaminan pdkok -dan yang
diteiapltan dalam suatu akta;
e) Diberilr.an dengan suatu akta ctettik;
f) Bendarmya tidak boleh dinikmati atau dimilik!i tetapi hanya
sebagill jaminan pelunasam hutang saja ,

J) Hal\· Tanggungan

Hak Tanggungan merupakan jaminan atas tanah dan lxnda-


benda Td!lg berkaitan dengan tanah sebagaimana diamanatlam
oleh UU No. 5 Talnm 1960 Pasal 51. Undang-undang Hak
Tanggungan/UUHT (UU No. 4 Tahtm 1996) lahir pada tanggal 9
April 19%. Dengaru lahirnya undang-undang ini maka lengkaplah
unifikasi dibidang hukum tanah nasional.

Mentm.It P~ 1 angka 1 UUHT, Hak Tanggungan ada1ah.


hak jaminan yang dibebebankan pada hak atas tmah
(seOOgaima;la dimaksud dalam UUPA) berikut atau tidak berikut
benda--benda laim yang merupakan satu kesatuan dengan tanah

96 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


itu, untu.k pelunasan hutang tenentu yang mamberikan
kedudukan diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap
kreditur. kreditur laia

Jika dikaitkan dengan Pasal 4 UtJHT maka t&


tanggungan beralabat sebagai berikut:

. a) Ha.k Tanggungan sebagai hakjaminan atas tarJah tidak hanya


menyangkut benda·benda yang rudah ada saja tetapi juga
benda·benda yang akan ada (Pasal4 ayat (4) UtH-!T).

b) Hak Tanggungan dimungkinkan juga dijamankan berikut


benda·benda yang berkaitan dengan tanah seperti bangunan,
tanam.an, dam hasil karya yang telah ada atau akan ada yang
menurut sifatnya mempakan satu kesatuan dengan tBnah. Hak
tersebut dimiliki oleh pemegang hak atas tanah atau orang
lain dengan syarat pembebanan hak tanggungan :llits benda--
benda tersebut hanya . dapat ~ dengan
penandatanganan pada Akta Pemberian Hak Twr.,gungan
oleh pemiliknya atau yang diberi.kan kuasa untuk itu ben1pa
akta otentik (Pasal 4 aym (4) dan Pasal5 UUHT)

4) Fidusia

Pada awalnya dasar dari berlakunya Jam.inan FidlJ.cia adalah


Yurisprudensi di Negara Belanda tangga125 Januari 1929, yang
dikernl dengan nama Bier Brouwerij Arrest, sedangkan di
Indonesia yurisprudensinya yang texkenal adalah putusan dari
Hoge Rechthof tanggal 18 Januari 1932 antma BPM melawan
Pedro Clignetl Jaminan Fiducia sekarang cliatur dalam UU No.
42/1999 yang baru mulai efektif diberlakukan sejak tang~ 30
September 2000. .

97
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Jam.inun Ficfusia merupakan lembaga jamimn yang
berkemhang seiling~ k.esulitan yang dialamj oleh debitur
dalam hnl1 beDda yang dijaditan jaminan harm diserahkan kepgda
kreditur seperti yang terdapat pada jaminan gadai. Sehingga
dalam Jaminan Fidusia meskipWl tcrdapat objek yang sama
dengan Juni'18ll gadai, yaitu benda bergerak, namun benda
tersebut tidnk perlu diserahkan kepida kreditur ~ cukup
kepemiliksmya saja secam kepercayaan yang diserahk.an kepada
kreditur.

Seperti joorinan kebeDdaan. lainnya Jaminan Fidusia


mem.ilild kcistimewaan untuk didahulukan pehmasan hutangnya
dari kreditur-kreditur hinnya. Sed8ngkan objek yang dapat
dijaiikan jmninan fidusia ada1ah benda bergerak dan 1benda tidak
bergerak yang tidak dapat dibebani dengnn hipotik
hak atau
tang,guilgan. Berdasarlcam hal tcrsebut o~ek Jaminan Fidusia
tidak hauy& benda bergemk tetapi termasuk benda tetap yang
tidS dapat dibebani hipotik dan hak tanggungan. Termasuk
da!am objck scperti ini adalah OOngunan yang didizikan di.atas
tanah hak sewa.

Mengingat benda yang dijadilamjaminan berada ditangan


dcbitur ll"lflkR untuk lahimya Jaminan Fidusia, jamizm tersebut
harus dida.."'lmkan seperti balnya Hak Tanggungan. Pendaftaran
J2Uli.n.an Fidusia dilakuk.ait pada kantor wilayah Depaxtemen
Hukum dan HAM setempat untuk se!anj'utnya dikeluarlam
Serrifika:t Jwninan Fidusia sebagai bukti adanya hak jaminan
tero)(!but. Selain itu OOgi mereka yang mengalihkan benda yang ·
dijoclikan Jmninan Fidusia dapat dikenakan tuntutan pidana
berdascl-am Pasal 35 Undang-undang Jaminan Fich&a dcngan
pidana penjam minimal ltahun dan maksimal 5 tahun dan den:la
mfuirnal Rp. 10.000.000,- dan maksimal Rp 1OO.OOO.OCJO,- .

98
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
BABY
HUKUMWARIS

A. Pendahw.luan

1. Pengertian Hukum Waris

Hul"Ulll Waris adalah hukum h.arta kekayaan dalam


lingkungan:keluarga, karena wafatnya sescoroog l1llika akan ada
pemindahan harta kebyaan yang ditinggalkan oleh si mari dan
ak.ibat dari pemindahan ini bagi orang-orang yang akan
memperolehnya, baik dalam hubtmgan antam merel<a maupw1
antara mereka dengan pibak ketiga

Dalam sistematika Hukum Petdata mermrut .llmu


Pengetahuan Huktun Perdata, Hukum Waris m.t':qi adi bagian
hukwn terscndiri, disamping Hukwn Pero~ Hukum
Keluarga, dan Hukum Kekayaan. JDi Indoresia terdapat aneka
Hukum wdris yang berlaku bagi warga negara Indonesia, dalam
pengertian bahwa di bidang Hukum Waris dikenal adanya tiga
macam Hukum War.tS, yaitu:
a Hulrum WarisBarat
Tertuang di dalam Kitab.Undang-undang Huk.-um Pcrdata
b. Hu1rum Warislslam
Merupakan keremuan Al-Qur'.an dan Hadits.
Penggunaan Hukmn Waris Islam tergantung }OOa kei.manan
seseorang, dengan demikian maka keyakiman akan ke--Jmanan
merupakan faktor utama.
c. Hulaum Waris Adat
Beraneka, tergantung di lingkungan mana masala..~ wdlisan
itu terbuka.

99
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
SeOOg;llrruma diketahui di Indonesia fuk:tor etnis
mempengnrub.i lxrUkunya , aueka hukum adat yang tenl\mya
dalarn ~ wariBan ptm mempunyai c.orak serxiiri-sendiri.

DaLam 1nasalah hukum waris mana yang akam diberlakukml


da1am penyelesaian kewarisan yang ti.mlbul eli lingkungan
keluarga, Hukum Waris BW, Hukum Waris Islam ataupun
Hukum Waris Adat diserahkan . pada keheOOak yang
bcrsangkutan. Prof R Soebekti berpeOOaJpat, seperti halnya
Hukum Pe.tkawinan, Hukum Waris di Indonesia masih beraneka.
44

2. Pcngatura.n Hu.kwn Waris dalam Kitab Und.ug-undang


Hokum Penbta

BerdasaXan. Pasal 528 KUHPerdata, hak mewaris


diidentikkan denp1 bak kebendaan, sexinngkBn ketentuan Pasal
584 KUHPerdata menyebutbm·hak waris sebagai salah satu cam
untuk m~leh .hak kebendaan. · Oleh karenamya dalam.
penem~ya dimasukkan dalam Buku ll KUHPerdata
(Tentmg ~a).

Petnnpatan Hukum Waris dalam Buku ll KUHPerdata ini


menimtulknn reaksi di kalangan para ahli hukum karena mereka
berpendapet babwa da1am Hukun Waris tidak baoya tampak
se&agai hukum benda saja, lWtinya aspek-aspek huk\iiln lainnya
pun bersanrJrutan da1am Hukum Waris ini.

Barta peningga1an selain berupa hak-hak kebendaan yang


nyata ada, dapat juga berupa tagihan-tagihan atw piutang-piutang
dan dapat j~ga berupa squmlah hutang-hutang yang melibatkan

«R Soebekti, ~'tan Undang-undang Pezbwinan dengan Pell)'\WD80 Hukum


Waris, Ker.as Kaja, Simposium Hulwm Waris NasiJo.a.l (Jcbna; Badan
Pembinaao Hu.kum Nasional, Departemen Kehakiman. 1989), hlm. 9&

100
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
pihak ketiga Dalam hal inj tersangkut aspek Hukum Harta
Kekayaan tentang Perik.atan.

Menurut Wldang-tmdang syarat lrtama umuk tampi I sebagai


ahli waris adalah adanya hubungan dar3h,45 dengan demikian
maka berarti pula bahwa aspek Hukum Keluarga ikut
menentukan dalam Hukwn W.aris.

Oleh karena sementara ahli hukum terpendapat untuk


menempatkm Hukwn Waris scbagai bagian tersendi.;, tidak
rnenjadi bagian dari Hukum Harta Kekayaan ataupun Hukum
Keluarga

Menurut ketentuan Pasal131 IS, Hukum Waris yang diatur


dalam Kitab Undang-undang Hukwn Perdata berlaku OOgi ornng-
ornng Eropa dan mereka yang dipersamakan dengan orang-orang
Eropa tersebut

Dengan Staatsblad 1917 No.129 jo. Staatsblad 1924 No.


557 Hulaun Waris dalam KUHPerdata berlaku bagi orn.ng·<>rang
Timur Asing Tionghoa. Dan berdasarlcan Staatsblad 1917 No. 12
tentang penundukklm diri terhadap Huklam Eropa, maka bagi
orang-orang lndonesia dimungkink.an pula mengg1makan Hukurn
Waris yang tertualilg dalam KUHPerdata. Tegasnya: Hukum
Waris KUHPerdata berlaku bagi:
a Orang Eropa dan mereka yang dipersamaka.'1 dengan orang
Eropa.
b. Timur Asing Tiooghoa.
c. Timur Asing laiimya dan pribumi yang memmdukkan diri.

$ · Meourut Undang-undang Pasal 832, yang berbak mevv-aris. ~alah para


4

saudara scdarab, baik Slil atau hw kawin serta !W111i atau istri y;mg hidt..'P
terlarna.

!Oi
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
B. Subjek Hukum Waris

Dalam Hukwn kewarisan subjek hukllill waris terdiri dari:

Pew am

Setiap orang yang meninggal dengan meninggalkan harta


keY..ayaan di;;ebut Pewaris. Ini berarti syarat sebagai pewaris
adalah adru-,ya hak-hak danlatau sejumlah kewajiban yang harus
dipenuhi paoo. pihak ketiga, yang dapat dinilai dengan uang.

Ahli Waris

Orang-orru1g tertentu, yang secara limitatif diatur dalam


Kitab UndErng-undang Hukun Perdata, yang menerirna harta
peningga!an ialaln:

1. Ahli W aris yang mewaris berdasarl<an kedudukan sendiri (uit


eigen hoofde) atau mewaris secara Imlgsung, misalnya jika
ayah meninggal dunia, maka sekalian anak-anaknya tampil
sebagai ahli waris.

Mengenai ahli waris yang tampil dalam kedUdukannya


sendiri i.rj, Kitab Undang-undang Hukum Perdata
menggolonjlf...annya sebagai berilmt:

a. Golortgan Pertama

Yaitu :>ekalian anak-anak beserta keturunannya dalam garis


lancang ke bawah.

Catatan:
Sej2k tahun 1923 di negeri Belanda dan talmn 1935 di
Indonesia, bak me\Valis suami atau !stri yang hidup terlama

102 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


disamakan dengan seorar..g anak yang sah (pasal 852a
KUHPerdata)

Istri atau suami yang hidup terlama sebe!l.l!!!1 t:al-Jwl 1923


hanya dapat memperoleh hak tmtuk memungut h.n~il ( Vrucht
Gebruik). Dalam hal si meninggal mcmptmyai anak dari
perkawinan pertama dan seorang istri kedua, maka istri kedua ini
dengan cara apapun tidak boleh mendapat bagian yang melebihi
bagian seorang anak dan ptiing banyak hanya seperempat dari
seluruh harta periinggalan. 6'

b. Golongcn Kedua

Orang tua dan saudara~saudara pewaris; ~ asasnya


bagian orang tua disamakan dengan bagian sau..-lara-saudara
pewaris, tetapi ada jarninan. dimana bagian orang tua tidak boleh
kumng darii seperempat harta peninggalan.

c. Go/ongcm Ketiga

Pasal! 853 dan 854 KUHPerdal:a menentukan d.alam hal


tidak terdapat golongan pertama dan kedua m2Jka harta
penmggalan barus dibagi dua (kloving), sctengah bagbn 1.mtuk
kakek-nenek pihak ayah, setengah bagian lagi!Untuk kakek-nenek
pi..rujc ibu. .

d Go/ongcn Keempat

Sanak keluarga si pewaris da1am garis menyimpcmg sampai


derajat keeuam.

46
R Soebekti, Palwk-polcok Hilkum Perdata, penerbit PT Intennasa,
1993, hlm. 99.

103
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
2. Ahli waris berdasarlcan penggantian (bij plaaJsvervulling),
dalam lW ini disebut ahli waris tidak langsung. Misalnya A
meninggal dunia dengan meninggalkan anak B dan C. B
tebh meninggal terlebih dahwu dari A (pewaris). B
mempunyai anak D dan E, maka D danE inilah yang tampil
sebagai ahli waris A menggantikan B (cucu mewaris dari
kakek/ncr1ek).

Jib diuraikan dari pembagian waris, pembagiannya


sebagai hcrikut:
C rr:enerirna setengah harta peni.ngghlan, sedang D dan E
masing-masing Y. (12 x 12) harta peninggalan.

Klli-!Perdata memperinci ahli waris berdasarkan


penggantiar1 sebagai berikut:

a Penggantian dalam garfr iam:-ang ke bawah

Setiap anak yang meninggal Iebih dahulu digantikan oleh


sek:alian Cl.lCU (anak-anaknya) pewaris. ·Dalam hal semua anak
(ahli v.wis yang dalam keduduk.annya sendhi -- uit eigen hoofde)
temyata "ommardig, onterfd', rnakasekalian cucu-cucu pewaris
tampil dalam kedooukannya sendiri, karena dalam penggantfun
berlaku kctentuan pasal848 KUHPerdata yang berbm1yi: Hanya
orar.g-omng yang telah mati saja yang dapat digantik.an.

b. Penggantian da/am garfr ke samping (zijlinie)

Ti.:lp saudara kandung/saudara tiri yang meninggal terlebih


dahulu ci~ oleh sekalioo anaknya

c. Pen;?ganlian dalam garis samping, juga melibatkan


penggantian anggota-anggota /r:eluarga yang lebih jauh

104 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


M.isal: ~eponakan, jika meninggal terkbi.t: dahuJu
ili~illbmokhk~a

Pihak ketiga yang bukan ahli waris dapat menikrnati harta


peninggalan. Dalam hal ini kemungkinannya timbm karena
dalam Kitab Undang-Wldang Hukum Perdata terdapat ketentuan
tentang pihak ketiga yang bukan ahli w.uis, tempi dapat
menikmati · harta peninggalan pewaris berdasarkan suatu
testament/wasiaL Pihak ketiga tersebut dapat berupa pribadi
kodrnt/orang atau pribadi hukumlperseorangan-rechtJpetsoon.

Pihak Ketiga yang.Tersangkut dabun Warisan

Selain ahli waris dan pmwris dalam Kitzb Undang-undang


Hukum Perdata dikenal adanya:
1. Suatu .fidei comis, ialah suatu pemberiao. warisan kepada
seseorang ahli waris dengan ketentuan bahwa ia
berkewajiban menyimpan warisan itu dan setelah lev.-atnya
suatu waktu, warisan itu harus diserahk.an kepada 0.1illg lain.
Cam pemberian wariSWil semacam ini oieh undang-illldang
disebut sebagai pcmberian v..'arisan secara melangkah. I

Orang yang menerima warisao. kemudian din.arnakan


"Verwachler', larena ia menerima dengan melev.uri tangan
waris pertama maka pemberian warisan semacam ini oleh ·
Wldang-wxiang dinamaltan "Eifstelling over de hand' yaitu
47
suatu pemberian wmisan secam melangkah.
2. Executeur testamenlair, adalah pelaksana •vm-iat yang
ditl.mjuk oleh pewaris, yang bertugas mengawasi pd~n
surat wasiat secara stmgguh-sungguh sesu¢j denga.'1
kehendhlc pewmis.

47
Ibid, hlm. 112.

105
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Daill:r. pemmjukkan itu kepada e:xecuteur tesramentair
tersebut dapat diberikan kekuasaan Wltuk menarik semua
atau serogiM benda-benda yang tem18SUk. warisan dalam
kelruasaannya. Tetapi ia tidak boleh menguasai benda-benda
tersebut lebih dari satu ta1um lam.anya
3. Bewindvoederlpengelola, adalah seseorang yang ditentukan
dalam wasiat untJJk mengwus kekayaan (harta peninggalan)
sehii1gga para ahli warisllegataris hanya menerirna
penghasilan dari harta peninggalan tersebut. Hal ini
diml?.ksudkan agar jangan sampai kekayaan (harta.
peningg!llan) tersebut dibabiskan da}(KD waktu singkat ol.eh
pa111 ahli \\aris'legataris.

C. Hak dan Kewajiban Pewaris

1. H ax Pewa.rls

Ha.\c pewaris timbul serelum terbukanya harta peninggalan


dalam arti bahwa pewaris sebelum meninggal .cfunia berhak
menyat.l.k:m kehendaknya da1am sebuah testamentlwasiat. lsi dari
testan1ent/wasiat tersebut dapat berupa:
a Erftreliing, yaitu suatu penunjur..an satulbeberapa orang
merijadl ahli waris wrtuk mendapatkan sebagian atau seluruh
harta peninggalan. Orang yang ditmjuk d.inamak:an
testamentair erfgenacun (ahli waris menurut wasiat).
b. Leguat, adalah pemberian hak kepada seseorang atas ·dasar
testmnctt!wasiat yang khusus. Pernberian itu dapat berupa:
1) (hEk mas) satu atau bebenpi benda tertentu;
2) (hak atas) seluruh dari satu macam benda tertentu;
3) bal.t vruchtgehruik atas sebagian/seluruh warisan (Pasal
957 KlJHPerdata)

106
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Orang yang menerima Legaat dinamakau LegaJrris, bukan
Mli waris.

Bentuk testament ada tiga macam:


a) Openbaar testament, yaitu testament yang clibuat oleh
seorang notaris dengan dihadiri oleb dua orang saksi.
b) Olograj;his testament, adalah testament yang ditulis 0leh si
calon pewaris sendiri (eigenhandig), kemudian disemhkan
kepada seorang nOOUis untuk disimpan (gedeponeerd)
dengan disaksikan oleh dua orang saksi.
Penyerahan kepada notaris dapat dilakukan secara ~uke
atau tertutup. Dalam hal testament tertutup, jika si pembuat
testamett meninggal maka testamentnya harus disera.hkan
kepada Balai Barta Peninggalan.48
c) Testament rahasia, dibuat oleh c:alon ~s tidak hatus
ditulis tangan, kemudian testament tersebut di.<:,egel cim
diserahkan kepada seormg notaris dengan disaksikan oleh
emt:m orang saksi.
2. Kewa}ibtm Pewam

Kewajiban si pewaris adalah mcrupakan pc:mbatasan


terhadap haknya yang ditentukan undang..undmg. Ia harus
mengindahkan adanya legitieme portie, yaitu suatu OOgian
tertentu dari harta peninggalan yang tidak dapat dihapuskar1 oleh
orang yang.meninggalkan warisan (Pasal 913 KUHPeroata ).

, Jadi Legitieme Partie adalah pem~ terbadap hak si


pewaris .dalam memruat testament'wcmat.

"' lbid, hlm. 107.

107
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
D. llilk dan Kewajiban Ahti Waris

1. Hak AJJJJ WIU'is

Dapat diperinci se~ berikut:

Setelah l!!!"buka warisan, ahli waris diberi hak tmtuk menentukan


sikap:
a Menerima secara penuh (zuivere aanvaarding), yang dapat
dilakukan sccara tegas atau secara diam-diam. ~ tegas
yaitU1 j!.ka penerimaan tersebut dituangk.an dalam suatu altte
yang memuat penerirnaannya sebagai ahlii waris.
Secara diam~ jika ahli waris tersebut melakukan
perbuatan penerimaannya sebagai ahli waris dan perOOatan
tersebut har'us mencemrinkan penerimaan terhadap warisan
yang meluang,. yaitu dengan mengambil, menjual atau
meluna'\i hutang-hutang pewaris.49

b. Mencrima d.engan (hak untuk menukar) voorrech1


reseJVe
van boede! beschrijving atau beneficiare aanvaarding. Hal ini
harus dinyatakan pada Panitera Pengadilan Negeri di tempnt
warisan terbuka
Akibat yang terpenting dari warisan ~ beneficiare ini
adajah bahwa kewajiban untuk melunasi hutang-hutang dan
bebar: lain si pewaris cibatasi 9edernikian rupa sehingga
-----·-·-------
49
Pesal l 048, penerimaan suatu warisan dapat dilakukan secara tegas
atau secara dirun-<iiam, terjadilah dengan tegas penerimaan itu jika
seseorang di dalam suatu tulisan otentik atau suatu tulisan di bawah
taogan m~na!Dakan dirinya waris atau mengambil kedudukan sebagai
demikian: dengan diam-diam terjadilah penerimaan itu j;ika seorang
waris meiakukan suat. perbuatnn, yang dengan jelas mmunjukkan
maksudnya untuk menerima warisan terse but, dan, yang memang hanya
dapat dila.kukannya dalam kedudllk.annyru sebagai waris.

103
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
pelwasannya dibatasi menurut kekuatan warisan, dnlam hal
ini benrti si ahli waris tersebut tidak usah merumggung
pembayaran hutang d.engan kekayaan send.iri, jib hutang
pewaris lebih besar dari harta bendanya
c. Menolak warisan. Hal ini memungkinkanjika ternyata
jumlah harta kekayaan yang berupa kewajiban nnernbayar
hutang lebih besar daripada hak untuk menWruiti bRrta
peninggalan. Penolak.an 'Mljib dilalcukan dengan suatu
50
pemyataan kepadaPanitem Pengadilan Negeri setempat.

2. KewajilxmAh/i. Waris

:t Memelihara keutuhan harta peninggahm sebelum harta


peninggalan clibagi.
b. Mencari cara pembagian yang sesuai dengan ket.entuan dan
lain-lain.
c. MeltmaSi hutang pewaris jika pewaris mermggalkan hutang.
d. Melaksanakan wasiatjikaMa.

E. Perihal Pembagian Waman

Kitab Undang..undang Hukum Perdata, mer..gatur perilia1


pembagian warisan ini dengan suatu ketentuan yn-1g tegas
tercermin dalam ketentuan pasal 1066 Kitab Undang-undang
Perdata yang isinya dapat disimpulkan.sebagai berilrut:
a Tidak. seonmg ahli waris yang dapat dipaksa mcrnbi.arkan
harta warisan tidak. terbagi.
b. Pembagian barta warisan dapat diOOgi sewaktu-vmktu.
c. Dibuka kemtmgkinan umuk meq>er~ pcmOOgiim
harta warisan denganjangka wak:tu lima tahun; tenggat waktu

50
Pasal 1051, si waris yang menolak warisannya dianggap tidak pemah
telah menjadi waris.

109
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
ini dapat diperpanjang lima tahun lagi dengan persetujuan
semUB ahli waris.

Cam pembagian warisan Kitab Undang-undang Hukum


Perdata tidak menentukan cara tertentu dalam pembagian
\Varisan, j ik£1 temyata semua ahli waris cakap untuk bertindak
sendiri dan semuanya bernda di tempat (hadir) pada saat
pembagian warisan tersebut maka earn pembagian warisan
terse but diserahkan pada mereka sendiri, tempi dal.am hal di.antam
para ahli wwis ten:Japat anak-anak dibawah umur ww adan yang
ditaruh dibawah cw-atele (pengampuan), maka pembagian
warisan lhnm.1s c:iilakWcan <Bengan suatu akte notaris dan dihadapan
Wees Kamer (Balai Barta Peninggalan). Soal yang memJ1111yai
hubtmgan rapat dengan pembagian warisan adalah soal lnbreng
yaitu pengembalim benda-benda ke: dalam !hoedel. Masalah ini
timbul jika ttmyata pewaris semasa bidupnya telah memberikan
benda-benda secarn schenking kepada serm:ntara ahli waris yang
dianggapn)-11 sebagai suatu voorschot atas bagi.an warisan yang
akan clipetttitungkan kemudi.an.

Menwut undang-undang yang . · diharuskan melak.'Ukan


inbreng adalah para ahJa waris dalarn garis lurus ·ke bawah,
dengan tidi.k membedakan apakah mewaris secara penuh
(zuivere a:.:rnvaarding) atau menerima dengan ·catatan (:voorrecht
van boedel beschrijving) tetapi pewaris berhak tmtuk menentukan
bahwa ahll waris yang telah menerima pemberian-pemberian
pada saat pewaris hidup dibebaskan dari inbreng. Dasar
pemikiran aturan inbreng ada1ah agar pewaris berlaku adil
terhadap semua anak-anak dan cucu-¢ucunya

Sifru peraturan inbreng berbeda dengan peratln"an perilial


legitieme J:Ortie yang maksudnya untuk mclindungi kepentingan
ahli waris yang metq,unyai hubWlgan yang sangat rapat dengan

J 10
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
pewaris karenanya peraturan tersebut bersifat mell1Dksa artinya
tidak dapat disingkirkan.

Sesoorang yang pemah menerima pemlx:rum benda


sewaktu tidak perlw melakukan inbreng jika ia bukan ahli wacis,
ia hanya dapat ·dituntut pengurangan (inkorling) jit<a temyata
pemberian itu melanggar legitieme portie.

F. Cara Pembagiu Warisan

Setelah selesai perhitungan dan pembay.aran hutang-·hutang


pewaris; Pasal 1079 Kital) Undang-undang Hukum Perdata
mengatur cam pembagian warisan seOOgai berikut:
1. Macring-masing ahli waris menerima barang terte&n11 dengan
barga/nilai sama rata seperti misalnya seperdua h..<l!ta \Varisan
jika ahli waris banya krdiri dari dua orang saja, sepedi.rna.jika
temyata ahli waris terdiri dari ~ or-ang, d.cmik:ian
selanjutnya
2. Bila di311tara pam ahli waris ada yang menerirna ba:rangtharta .
waris lebih dari bagimmya, dipihak lain diantara ~Ji waris
meoorima kunmg dari OOgiannya maka ahli waris yang
menerima bagian lebih diharuskan mem~.kan sejwnlah
uang tunai tWa yang mendapat kunmg dari bagiannya

JJ.ka terdapat perselisihan tentang siapa diantarn rrereka


yang mendapat barang terteotu selaku bagiannya, maka bal ini
harus diundi. Apabila tidak ada kata sepakat mengenru penentuan
barang-barang tertentu yang akan dibagikan kepacia masing-
rnasing ahli waris maka dapat dimintakan keputusan pengadilan
negeri.

Setelah menerima pencntuan barang-banmg tertent-.1, Pasal


1080 Kitab Undang-unctang Huk:wn Perdata membuka

1I1
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
kemungkinao. tukar-menu.km bagian masing-masing diantara pam
ahli waris.

Pasal 1083 KUHPerdata menegaskan: Apabila pembagian


warisan Sl.ldah teJjadi, maka1 masing-masing ahli waris dianggap
sebagai pemili.k barang yang diterimanya sejak saat pewaris
.
merungga ..l

Tentang earn pembagian ~'Brisan oleh tmdang-undang .


ditL~pkan sebagai berikut:
1. Jika semua ahll waris Sl'ldah dewasa dan cakap bertindak
dalarn hcl..-um dan semua ahli waris tersebut dapat hadir
sendiri :· rrwka pembagian warisan tersebut diserabkan p00a
keroofakatan antm:a mmka.
rna.~ terdapat
2. Jika ternyata diantara allli waris yang ada
anak-anak dibawahumur atau 00a yang dibawah
pengampuan (curatele} maka pembagian warisan haruS
dilakukaa dengansuatu akte notaris dan dihadapan Balai
Peni.~an Barta, sebagai dasar pembagian harus ·dipakai
harta taksiran dari semua benda warisan.

Sli3VJhal .yang berkaitan e:rat dengan pembagian OOalah


rnasa.lah INBREN0 yaitu masaJ.ah pengembalian ke dalarn
boedel be!1cla-benda yang diberikan semasa pewaris masih hidup.
Pemberi.an senwcarn ini dianggap sebagai vaorschot atas bagian
warisannya yang akan diperhitungkan kemudian. Perllltungan ini
dapat d.il3k'1Ikan kemud.ian, dengan earn mengembalikan barang-
barang parla toedel warisan.

Menmut undang-undang, kewajiban melakukan


IJ\TBREN (3·ier<'.,ebut.ada p00a para ahli waris dalam garis lancang
ke bawd; dengan tidak memberlakan ahli waris berdasarkan
tmdang-u.ndMg atau ahli waris atas dasar te&ament, juga tidak

112
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
dibedakan ahli waris yang menerima secarn penuh atau mcnerima
secara beneficiare. Tetapi pewaris plll1 berllak. pula menentuk.an
bahwa ahli waris yang telah menerirna benda-bend.a tertentu
semasa hidup dibeba.~ dari INBRENG.

G. Objek Hukum Waris

Pada prinsipnya obyek Hukum Waris ru:Wlah harta


kekayaan yang dipindahtangankan dari pewaris h:pada ahli
waris. Harta kekayaan yang ditinggalkan tersebut berupa:

Aktiva
Yaitu sejumlah benda yang nyata ada dan/atau berupa
tagihan/piutang kepada pihak ketiga.. Selain itu aktiva dapat pula
berupa hak immateriel (hak cipta dan.sebagainya).

Pariva
Yaitu sejumlah hutang pewaris yang harus dilun~si pada
piliak ketiga, maupun kewajiban Iainnya ~menyimp@: benda
orang lain dan sebagainya).
Dari uraian diatm jelas bahwa obyek Hukum Wari.s adal<th harta
.. kekayaan, baik berwujudmau:punabstrak.

Dengan demikian bemrti: bahwa hak-hak dan kewajiban


pewaris yang lahir dari hubungan Hukum Kcluarga tidak dapat
diwariskan, kecuali hak suami/aym. untuk menyangkal anE..knya

H.. Legitieme Portie

Legitieme Portie adalah suatu bagian warisan tertentu yang


harus diterima soerang ahli waris dari harta peninggabn yang
tidak dapat.diganggu gugat. Tidak semma abli waris fuerhak atau
Legitieme Portie. Yang bemak memperoleh legitieme Portie ini

1113
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
adalah hru:.yu ahli waris da1am gnris lancang, baik ke baVvah
maupun ke at?.s.
Tegasnya hak atas Legitieme Partie ini barn timbul apabila
seorang dn.l2I11 suatu keadaan sungguh-Sungguh tampil ke muka
sebagai ahli \varis menurut lUldang-undang.

Setelah mengetahui peraturan tentang bagian mutak


sebagaimana diterangkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
meskiptm anak-anak dan ibUI'lya menurut KUHPerdat!i
dimasukk.r•.H ti?.Jmn satu golongan waris (golongan pertuna) dan
bagian wa!1san mereka itu sarna, 1etapi kedudukan :Si anak dalam
Huktun Waris KUHPerdata adalah lebih kuat, karena istri tidak
dijamin dengan bagian mutlak (Legitieme Portie). 51

Dalarn hal Legitieme Portie ada prioritas'penutupan.


Misalnya jika pewaris meninggalkan anak-anak dan cucu-cucu
sebagai ahli '\<aris golongan pertama, maka orang tua sebagai ahli
waris g<Dlongan kedua tidak tampil ke muka sebagai ahli waris
dan :karentmya tidak berhak atas suatu Legipeme Partie.

Srornng yang berhak atas suaru Legitieme Partie


dinarnakan "legitimaris". Ia dapat meminta pembatalan tiap
testament yang melanggar haknya tersebut dan ia berhak pula
untuk memmtut supaya diadakan pengurangan (inkorling)
terhadap segala macam pemberian wariSan. baik yang berupa
erfttelling !Wiuplm berupa legaat yang mengurangi haknya

Peratunm mengenai Legitieme Portie ini oleh l.Uldang-


undang dlpandang sebagai suatu pembatasan hak pewaris dalam
membuat tcs+.ament menurut kehendak hatinya sendiri. Oleh
karenanya pas.al-pasal tentamg Legitieme Partie itu c.funasu.kkan

_~, Prof. R Sod:tekti, Ringkasan, Tentang HUkum Ke/uarga dan Hukum


Waris. Pene~Cbit lnbmnasa, 1990, him. 33.

114 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


dalam bagian tentang hak mewaris menurut wasiat (leslamenlair
erfrecht).

Mengenai besamya Legitieme Portie Pas.ll 914


KUHPerdata menentukan sebagai berikut:
1. Da1am hal ahli waris hanya terdiri dari 1100nmg DI!ak sah,
maka Legitieme Portienya adalah Y2 (separuh) drui bagian
yang sebenamya akan cliperoleh dalam kedUdukannya
sebagai ahli waris menurut UU.
2. Jika terdapat dua orang anak sah sebagaj ahii waris maku
jumlah Legitieme Portie·lUltuk masing-masing adzlah 2,1, dari
bagian yang sebenarnya akan diperoleh sebagai arJi wu..r.s
menurutUU.
3. Apabila temyatn ahli waris yang ada terdiri dari tign atau
lebih dari tiga anak sah, maka bagian masing-rr~ing ahli
waris adalah 3/.c bagian yang sebenamya abn diperol.eh
sebagai ahli waris menur.ut UU.

Hak atas Legitieme Portie dapat digantikan olch sdcalian


cucu-cucu pewaris sebagai penggantiiahli wari.s (anak) ya.TJ.g telilh
meninggal terlebih dahulu. Adapun besamya Legiticl!le Portie
lUltuk ahli waris dahm garis lancang ke 001s menu.rut. Pasal 9·15
KUHPerdata adalah separuh bagian yang seyogyanya ia perol.eh
dalam kedudukannya sebagai ahli waris menurut undar1g-undang.
Sedangkml ketentuan Pasal 916 KUHPerdata, rnengatur bagian
Legitieme Portie dari seoomg anak luar kawin yang diakui yaitu
~~ dari bagian yang semestinya ia peroleh sebagai ahli \\W
menurut undang-undamg.

I. Harta Warisan (yang) Tak Terurus

Dalam hal ada warisan teibuka dan tidak ada seorang ptm
yang tampil sebagai ahli waris atau: semua ahli waris me:nolak

115
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
warisan, maka harta peninggalan cllimggap sebagai tak terurus.
Dengan demikian maka tanpa perintah Hakim, Balai IHarta
Peningga!a'l ( Wees Kamer) berlcewajiban m~ harta
terscbut. Pc.da saat Balai Harta P~ hendak mengurus
harta warisan tersebut, maka Balai Harta Peninggalan hams
memberitc.hulca.ri pada Kejaksaan Negeri setempat.

Jika temyata ada sengketa apakah harta peninggalan


tersebut mempak.an .harta peninggalan tak terurus atau OOkan,
maka haJ tcrsebut diputus oleh Hakim. Balai Harta Peninggalan
(Wees Kamer) diwajibkan tu1tuk membuat catatan tentang
keadaan harta peninggalan, dan jika dianggap pcrlu dapat
didahului dengan penyegelan barang-bamng kenwdian
selanjutnya membereskan harta peninggalan/ warisan serta
mernbayar hu.1ang-butang pewaris. Dan jika dikehendaki maka
Balai Barta Peninggalan dapat dimintak.an ~awaban
atas pengum>a.'l hart.~t peninggalan terisebul s

Jika iliduga rumih mungkin adanya ahli waris maka Balai


I-larta Peninggalan diwajibkan untuk.. memanggilnya · dengan
melalui media massa. Jika setelah lewat (3) tiga tahm .terhitung
dari saat terrokanya warisan belum juga ada ahli \Wris ·yang
tarr.apil ke muka, m.aka Balai H~ Peninggalan menyerahkan/
mernpertanggungjawabkan harta peninggalan tersebut ·pada
Negara, dengan demikian barta peninggalan itu menjadi rnilik
Negara.

52
Ibid, blm. 37

116
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
BABVI
HUKUM PERIKATAN DAN
, PERJANJIAN

A. Pengertian dan Sumber Hulrum Perikatnn

Berbicara tentang hulrum perikatan tidak ditemukan adanya


·definisi atau pengertiannya dalam Undang-undmg. Buku ill
KUHPerdata sebagai sumber utamanya tidak meinberikan
definisi tentang apa yang dirnaksud dengan hukum perik.atan.
Prof Subekti memberik.an definisi tentang hukum perikatan
sebagai suatu perlmbungan hukum antara dua orang atma dua
pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak mrnmtdt sua.tu
hal dari pihak yang lain dan pihak yang lain berkewaj iban tmtuk
memenuhi tuntutan ~but' 3 • Definisi tersebui jika ditelaah
lebih jauh sebenamya lebih tepat menggambarkan perikatan yang
sifatnya sepihak, padahal .pctjanjhin sebagai salah ~.crtu sumber
perikatan wnumnya bersifat timbal balik. Petjanji?JJ umumnya
tidak hanya mcletakkan hak disatu pihak atas prest&i yang
merijadi kewajiban pihak lain tetapi masing-masing pihak
melnilikii hak dan kewajibannya masing-masing. Dalam
perJanjian jual beli misalnya, Pembeli memptmyai hak atas
barang disamping kewajiban W1tuk membayar lwga pembclian
sed8rigkan diplbak lain yaitu Penjual punya hak atas ~bayara."1
dan kewajiban untuk menyemhkan barang yang dijuaL

Mengenai hubungan hul'Uill diantara pare. pih~


sebenamya m~ hlabungan hukum yang rnenirnbulkan hak
dan kewajiban dalarn lapangan hukum kekayaa.'1. Dengan
demikian hak dan kewajiban yang timbul dalam laritannya

53
Subekti, Hukurn Perjanjian. CetJCXI. (Jakarta: PT Intennasa, 2005)
haL I.

117
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
dengan habungan keluarga tidak _t.epnasultdalam ruang lingkup
hubungan hukum yang ' .
·;~
:·) : .~
_. d813.m·!
~·: .; .:
~'
B4ku
' i
III .- ~UHPerdiua
.
Tentang Perika!an. Hal yimg tidak. terinasuk dalam kaitannya
dengan hukum perikatan iiiiSalnyaJ~I{dan kewajiban: suami istri
yang timbul dari adanya · ~· ~~ Selanjutnya perlu
clijelaskan bahwa huburigan hukUm . yang timbul dalam hukum
~.atan mempakan hut>dngari · llillcljm yang · bersifat telatif.
Dikatakan rdatif karena ·hubungan hukum fersebut hanya bisa
dituntut (1311 dipertahankari terlladap o~-orang tertentu, yaitu
para piha\< br.llk yang· tecikat
,. .Jcarena - ... J&tentuan
' « .
.onr~.-,.._undang
Uol~
maupun mereka yang ~ )cart~~US: '-~nya ·. perjanjiwt Hal ini
dibedakan &ngan huktinl'~ meskip\m sama~ berbitan
dengan hukum kekayaan. ·Daiam h~· henda hubungan hukwn
yang ada l.xm,ifut absolu(Absolut Uuik.Sudnya huOOngan hukum
ter.3ebut ~ dituntut dan dipertah8nkBn terlladap setitq> orang.

Berdasarkan hal tersebut diatas . maka J.ika Ani terikat


dengan Bo:ndan dalarn lap8hgan -llUlalm ;perikatan misalnya · yang
tirnbul karena adaeya-perj~J~~lJl1utapg. ·, makajika Ani
~ kreditur yang memiliki.tagihan :terlladap Bondan selaku
debitur maka Ani hanya dapat menagih.baknya dan melakukan
penuntuten jika &ndan·· itigkar janji/wimprestask·mknya ,dan
teibatas kep00a Borxlan saja. Ani tidak dapat menuntut halcrJya
terhadap a.:.rJc, istri dan kerabat Bondan meskipun keluarga dan
kerabat Bonddah yang· selama ini menikmati uang basil
pinjaman Hondan kepada Ani. Hal tersebut berbeda dengan
hubungan hukum antara seseorang dengan beOOanya yang
melahirkaru hak kebendaan seperti hale milik. Terlladap hak milik
seseorang dapat meootut dan mempertahankan haknya terhadap
siapa saja yang mengganggu hak tersebut

Dilihat dari sumbemya menurut Pasal 1233 KUHPerdata,


perikatan bersumber baik dari petjanjian maupun undang-
unda.ng. Paikatan yang laM dari petjanjian merupakan perika1lan

1i K
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
yang wnum teijadi. Dalam perikatan berdasark.eiL petjanjian
terdapat unsur kemauan dan kehendak dari masing-InB.Sing pihak
untuk saliog terikat satu sama lain. Hal ini berOO:ia dengan
perikatan yang ffahir dari Wldang-wxiang y:mg tcrjadi dengan
sendirinya tanpa 008nya kehendak dari masii·lg-m.a..-;in.g pihak
untuk sating terikat. Contoh yang terakhir 1\dalah dal..am hal
seseorang mengendarai mobil dan menabrak pejalan kaki. Adalah
logis jika kita mengasumsikan bahwa tidak ada niat dari si
pengendam mobil Wltuk menabrak seorang pejalan kaki, tetapi
berdasarkan peristiwa tersebut si pengendara mobil w'liib
memberikan ganti rugi terhadap kerugian yang diderita si pejaian
kaki. Kewajiban tersebut lahir bukan karena adanya peljanjian
sebelumnya antara si pengondara mobil dcngan pcjalan kak.i
tetapi karena ketentuan undang-undanglah kewajiban itu timbul
seperti yang diatur dalam Pa<;ai 1365 Kl..JHllerdata. Pasal 1365
KUHPerdata menyebutkan:
"Tiap perbuatan melanggar hulamz yang memlxrn•a kemgian
.pada orang lain, mewajibkan orang yang kar.ena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersei:Jul ".

Mcngenai definisi perjanjian dapat dilihat kctrotuan Pasal


1313 KUHPerdata yang menyebutkan:
"Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhaJiap satu orang lain
atw lebih".

Kritik terhadap pasal ini adalah definbi :U!I-sebut tidak


membedakml antara definisi perjanjian dalam lapangBn bukum
perkawirum dengan peljanjian yang dinaksud da1am. hukum
perikatan ataupun petjanjian yang bersifat moral.

PeJjanjian dalam hukum perkawinan memiliki k.etentuan


dan akibat hukum yang berbeda; ·dengan petjanjian dalam

11'9
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
lapangan hukum perikatan demikianjuga perjanjian yang bersifat
moral. Perjar~jian yang bersif.at moral tidak dapat dituntut secara
hukum, mi$Cllnya seseoraog beljanji wttuk melaksanakan
pengajian, jika ia ingkar janji secara hukum ia tidak dapa
dipertangg~awabkan. Selain itu definisi tersebut hanya
mengarn~.M pcljanjian yang bersifat sepihak ·dimana
seseornng mengikatk.an diri dengan orang lain, sedangkan
peijanj ian yang bersifut timbal balik tidak terangkwn dalam
deftnisi. ~ut. Dengan demikian seharusnya definisi tersebut
mencakup juga petjanjian timbal balik, karena petjanjian ada
yang bersLfu.t sepihak dan ada yang bersifat timbal balik.

Sebaga\ perbandingan kita l.ibat definisi perjanji.an menurut


M Yahya Hara.1ap seOOgai berikut
"Per:fanjian adalah suatu huhungan hukum kekayaan atau haria
benda anlara dua orang atau lebih, yang memberi kekuatan lfak
pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus
mewajihk..~pada pihak lain untulc menunaikan prestasi "54 •

BerdBsarkan definisi! tersebut diatas jelmfuh bahwa


petjar~ia.'l mcnurut i'J.Jkum · periloDo .adalah , hub~hukum di
bidang hnrta kekayaan, bukan hubungan hukum ataupun
hubungan-hubungan lainnya diluar hukum kekayaan.

Dalam petjanjian terdBpat perjanjian yang bersifat sepihak ·


dan peijanjian ya..'lg bersilfat tirnbal balik. Petjanjian yang bersifat
sepihak 1T'J5alnya dapat dilihat pada petjanjian hibah yang hanya
rnemberilcan hak pada penerima hibah. untuk menerlma barang
yang dihiba.~kan dan kewajiban pada pihak pemberi l!Ubah untuk
menyerahkml barcmg yang dihibahkan k~ pihak lain.

4
j M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, (Boodung: Penerbit
Alumni, 1%6). ha!. 6.

120
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Sedangkan petjanjiJn tirnbal bali.k sebagaim.ana telal1 dij elaskan
sebelumnya terdapat da1am perjanjian jual-beli.
M.engenai perikatan yang l.ahir dari keterrtuan \IDJang-
tmdang, terbagi atas perikatan yang lahir dari ketentuan tmdang-
undang saja dan perikatan yang lahir dari ketentuan undang-
undang yang didahului oleh adanya pcrbuatan manusja (Pasal
1352 KUH!Perdata). Perikatan yang lahir dari ketentuan undang··
tmdang saja maksudnya perikatan itu telah ada dan mengikat para
pihak sejak diundangkannya ketentuan undang-undang tersebut,
misalnya hak dan kewajiban antara para pibak yang mc>.mpunyai
tmlah bersebelahan (Pasal 625,667 KUHPerdata) !Mka sejak
adanya ketentuan t.ersebut dalam KUHPerdata, ·ketentuan tersebut
mengikat para pihak yang mernpunyai taMh be'scbelahan.
Sedangkan pcrikatan yang lahi.r karena ketentuan 1mdang terbagi
atas perbuatan yang halal dan perbuatan yang melaW3I1 hu1mm.
Perikatan ini baru ada dan mengikat para pihak dengan adarrya
perbuatan yang dilakukan baik perbuatan yang halal maupun
perbuatan yang melawan hul:urn.

Perbuatan yang halal atau yang diperbolehkan oleh


ketentuan undang-Wldmg, misalnya
perwakilan sukarela
(zaakwaameming) · sebagaimana pada Pasal 1354
diatur
·KUHPerdata. Menmut ketentuan tersebut jika secrang yang
bertindak mewakili ornng lain dlengan sukmela, 1:nakz. secam
diam-diam ·dia telah mengikatkan diri untuk mc!1erusknn
pekerjaannya, sampai orang yang yang diwakili kepentingannya
dapat mengurus sendiri kepentingan yang diwakili. Tenn.asuk
dalam perbuatan ini adalah seseorang yang dengan it.kad baik
membayarlam tagihan 1elepon dan listrik tetangganya yang
sedang sakit kerns tanpa adanya kuasa atau perintah untuk itu.
Apabila .oran,g yang diurusi kepentingannya sembuh dari 33Y'Jtnya
maka ia terikat untuk membayar tagihan telepon dan listrik yang
telah dibayar oleh ornng yang beritikad baik tersebut

121
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
BerkAitan dengan :.ketentuan · diatas dikenal J1l}a · yang
di.<drut ;perixatan alam atau natuurlijk verbintenis, yaitu suatu
perikztsn yang secara hulrum tidak chplt dituntut
pelaksanaannya, akan tetapi jika pam pihak memenuhinya secara
sukarela. rnaka pembayaran yang Sudah diberilam tidak dapat
climinta ke!!1hali (Pasa11359 ayat (2) KUHPerdata). Perikatan ini
adalah ~matu perikztsn yang berada dO.tengan-tengah antara
perika!an moral atau kepatutan dan suatu perika!an hukum atau
disebut juga perikatan hukum yang tidak sempuma.5s Dikatakan
tidak. sempurna karana suatu perikatan sernpurna selalu dapat
ditagih at.au dituntut pelaksanaannya dengan perikatan ini suatu
hutang d.imJ.gap ada tetapi ~i hak untuk menuntut
pembayaronnya diangap tidak ada, misal sisa hutang seseorang
yang diti.mtut pailil setelah adanya pembayaran akibat adanyR
perdarnai~ (accora). 56 Sedangkan perbuatan melanggar hukwn
atau perbuatan melawan .hukurn (o1Vechtmatigedaad)
selhagaim~na yang diattrr dalam Pasal. 1365 KUHPe-rdata yaitu ·
tiap pemwrtan melanggar huktm yang rnembaw<~ kerugian
kt:pada o1ang lain, mewajibkan orang yang karena sa1ahnya
mengakibatka."l kerugian, menganti kerugian tersebut

Tenna.suk dalam perbua1an melawan hukurn ·adalah suatu


perbuatan OOik sengaja ataupun tidak, bai.k perbuatan aktif
maupun paSif yang melanggar kewajiban hukumnya. Contoh
perbuata.'l yang terakhir adalah admya kewajiban dinas peketjaan
umum untuk menwerbailci jalan yang rusak tetapi tidak.
diparbaiki, ba1 ini juga dianggap sebagai perouatan. Sedamgkan
pengerfun me!awan hukum tidak hanya melanggar keterrtuan
undang-tmdang tetapi juga perbuatan yang bertentangan dengan
kepatutan atau ~esusi.laan sesuai dengan Arrest Hoge Raad 31

5
~ S1tbeb, Op., Cit ,hal 126.

6
j ibid, hal i27.

122
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Januari tahun 1919 dalam kasus Cohen melawan Lindenbawn.
Dalam Arrest terseix.lt pengertian melanggar hukum diperluas
yaitu bukan hanya perbuatan yang melanggar undang-undang
saja tetapi juga tennasuk perbuatan yang bertentengc:n dmgan
kepatutan dan kesusilaan da1am hubungan antara war~
masyarakat dan ~ diri pribadi dan hak benda orang lain 7.
Misalnya seseorang yang melanggar kode etik profesi hingga
menimbulkan kerugian pada orang lain. Kode etik bukanlah suatu
ketentuan undang-undang tetapi merupakan eti.ka yang berlaku
dikalangan profesi seperti dokter, akuntan, pengacara dan lain-
lain.

Dari uraian di ata<> dapat disimpulkan perbedaru1 antara


perikatan dan petjanjian. Petjanjian rnerupakan salah satu sumber
dari perikatan. Perikatan merupakan konsep yang abstral<-.,
misalnya perikatan tmtuk menyerahkan sesuatu, s.edangkan
perjanjian merupakan konsep yang bersifat lebih konkrit,
misalnya perjanjian jual-beli yang berisi bak dan kewajiban
antara penjual dan pembeli.

B. Sistem ill KUHPerdata dan Asas Kebebasan Ikrkontrak


'
Buku ill KUHPerdata dibagi dalam dua bagjan yaitu
Bagian Umum dan Bagian K.husus. Bagian unmm memuat
tentang petjanjian pada wmnnnya seperti ketentuan tentang
su.mber-smnber perikatam, macam-macam perikatan, Jahir dan
hapusnya perikatan, serta syarat sahnya pezjanjian. Sedangkan
ketentuan khusus mengatur tentang perjanjian-perjanjian khusus
yaitu peryanjian yang sudah dikenal secara luas dalam masyarakat
terutama petjanjian yang sudah dikenal p00a saat KUHPerdata
dibuat, seperti peljanjian jual-beli, peijanjian sev~a-menyewa,
petjanjian tukar~menukar, perjanjiao perburuhan dan sebagainya

57
Moegni Djodjodirdjo, Perbuaton Me/awan Hukum , Cet 2, (J<>.karta
Pradnya Paramita, 1982), hal 25-26.

123
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Terdapat hubungan yang erat antara ketentuan umurn
dengan ketentuan khusus dalarn KUHPerdata. Ketentuan urnum
dalam KUHPerdata berlaku bagi sctiap peljanjian khusus seperti
termuat da!am KUHPerdata mauptm. petjanjian-perjanjian khusus
· yang pengaturannya berdasarkan kesepakatan antma para pihak
yang tida.k di&'Ur dalam KUHPerdata, seperti petjanjian sewa-
beli, franchi(',e dan sebagainya Dengan demikian lahir dan
hapusny<J perikatan, syarat sahnya peijanjian dan ketentuan lain ·
yang diatur dalam ketentuan umum KUHPerdata berlaku bagi
set!iap perjanjian yang dibuat dan disepakati oleh para pihak.

Pow pengaturan Buku III KUHPerdata berbeda dengan


pola pcngaturan pada Buku I dan II KUHPerdata Pola
pengatunm padu Buku ill KUHPerdata memiliki sistem yang
terbuka dan sifatnya ada1ah sebagai hukum pelengkap
(Aanvullend Recht). Hal itU berbeda dcngan Buku I dan II
KUHPerdata yang memilili sistem tertutup dan sifat yang
memaksa (D~ingend Recht).Sistem terbuka adalah suatu sistem
· dalam Buku ill KUHPerdata dimana ·dimungkinkan ' bagi ·para
pihak untuk membuat dan mempetjanjikan hak-hak baru. yang
tidak diatur dalam Buku ill KUHPerdata. Hal ini sesuai dengan
asas kebebasan berkontrak sebagaimana dia.tur dalam Pasal 1338
ayat ( 1) KUHPe!Xlata.

Pasal' 1338 KUHPerdata menyebutkan bahwa "segala


pezjanjian yang dibuat secara sah berlal'U sebagai undang-undang
bagi mer~ka yang membuatnya". Dengan demikian para pihak
climungkin.k.an untuk membuat petjanjian-perjanjian secara bebas
termasuk pe!janjian-perjanjian baru yang tidak ditur dalam
KUHPerdata seperti perjanjian sewa-beli, sepanjang tidak
melanggar k~terJban tunUm dan kesusilaan, bahkan pua pihak
dereri kehebasan 1mtuk menyimpamg dari ketentuaB Buku ill
KUHPerdata.

124
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
C. Macam-macam Per:ikatan

Sebagairnana disebutkan sebelwnnya bahwa p:~rikatan


bersumber pada peljanjian dan undang-undang. [}-~w sistem
terbuk.a buku III KilliPerdata maka para pihak ~bas untuk
:nembuat dan mempetjanjikan hak-hak ban1 ~ja.n g tidak
bertentangan dengan kesusilaan dan ketertib<m umwn.
Berdasarkan hal ini maka terdapat bermacam-macarn perikatan
mulai dari yang scderhana sampai dengan yang kompleks.
Berikut ini cliuraikan JTlaC:WTI-rnacam perikatan yang ~udai~ wnum
dikenal dalam masyarakat.

1. Perikatan Bersyarat

Pasal 1253 KUHPerdata menyebutkan yang dimaksud


dengan perikatan bersyarat sebagai berikut:
"Suatu perikatan adalah bersyarat manakala ia digantungkan
pada suatu peristtwa yang masih akan da!ang dan yang rr.asih
be/urn tentu akan terjadi. baik secara menangguhlcan perikatan
hingga terjadinya perismva semacam itu, maupu."' secara
membatalkan perikatan menurut terjadi maupun tidak re1jadinya
peristtwa terse but "

Berdasark2ln hal tersebut perikatan bersyru.at adalah


perikataan yang lahir atau hapusnya terganttmg p<Jda suatu
peristiwa yang belwn tentu tetjad.i. Dengan demikiru1 perikatan
ini ada dan tidakn)'tl digantungkan pada syaratnya Pe1ikatan
bersyarat terbagi atas perikatan dengan syarat tan~J.h dan
perikatan dengan syarat batal. Perikatan dengan syarat tangguh
baru lahlr jika peristiwa yang dimaksudkan tetjadi, rrisalnya
Amir akan melepaskan sahanmya jika kcadaan ekonomi
membaik. Sedangk:an perikatan dengan syarat batal sudah lahir
dan justru menjadi batal jika pemtiwa yang dimaksud tc.1.jadi,

125
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
misalnya Santa akan menarik investasinya jika Amir masuk
menj ad1 pemegang saham bam

2. Perilu.hm dengan Ketetapan Waktu ,

Pa.'\al 1268 KUHPerdata . menjelaskan bahwa suatu


perikatan dengan ketetapan waktu tidak menangguhkan perikatan
melainkan hanya menangguhkan pelaksanaannya Perikatan
dengan ker.etapan waktu, adalah perikatan yang sudah ada tetapi
pelaksananya ditanguhkan sampai waktu tertentu miSalnya Andi
memesan mobil yang baru akan datang dan disenilkan padanya
90 hari sejak ditandatangani pexjanjian jual-be!i. Selain itu
termasuk juga perikatan ketetapan waktu adalah perikatan yang
sudah ada tetapi jangka waktu pelaksanaannya ditentukan atau
pelalaksanaannya berakhir sampai dengan jangka waktu tertentu,
misalnya Angki dipeketjakan oleh Briant selama 2 talnm.

3. Peri.'<atan Allternatif

Dalan1 perikatan alternatif atau mana suka menurut Pasal


·1272 KTJHPerdata si debitur atau ·orang ,yang mempunyai
kewajiban atau yang seharusnya berprestasi dalam petjanjian
memptmyai kebebasan menyerahkan salah satu dari dua barang
yang di~~an dallim perikatan tetapi ia tidak dapat memkasa si
berpiutang untuk menerima sebagain dari barang yang satu dan
menerima sebagaian dari barang yang lain, misalnya Ani
membeli !wbil dari sebuah dealer diberikan pilihan atau altematif
apakah memilih Type E dengan diskon khusus atau Type G
dengan menambah uang pembayaran.

4. Perikamn Tanggung-menanggung

SU8tu perikatan tanggung-men.anggung atau perikatan


tanggung ren1eng teijadi antara bebernpa .orang berpiutang, jika

126 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


didalam pezjanjian secara tegas kepada masing-masing diberikan
hak umtuk menwrtut pemenuhan seluruh utar.g sedang
pembayaran yang dilakukan oleh .salah sam memtebaskan orang
yang berutang meskipWl perikatan menurut. sifatnya dafXli
dipecah dan dibagi diantara beberapa orang tadi (Pasal 1278
KUHPerdata). Dalam perikatan ini seorang kreditur mr:mpunyai
hubungan hula.rn dengan beberapa orang debitur. Hal ini
umtnnnya tetjadi dalam hal penghukuman atau putusan
pengadilan yang rnenetapkan demikian. Misalnya direksi dan
kornisaris dihukwn secara tangung-menanggung membayar ganti
rugi kepada penggugat sebesar Rp. 5.000.000.000,-.

5. Perikatan yang dapat dibagi atau yang blk da~t dibngi

Perikatan ada yang dapat clibagi atau eli sub kontrnkkan dan
ada perikatan yang tidak dapat clibagi {Pasall296 KUHPeroata).
Dapat dibagi atau tidaknya suatu perikatan rergantlJnE dari jenis
barang dan maksud atau isi petjanjian. Dilihat clari sifat barang
yang menjacti obyek peijanjian, sebuah mcbiJ adalah tidak dapat
dibagi karena jika dibagi maka mobil tersebut &hilangan
hakekatnya sebagai sebuah mobil. Lain halnya jika obyek
, petjanjiannya misalnya perlengkapan pemilu malca hal tersebut
dapat dibagi kepada beberapa debitur dengan kewajibannya
sendiri, misalnya Wltuk perusahaan A menyediakan tanda gambar
pemilu, perusahaan B menyediakan tinta pemilu, perusahaan C
menyediakan kotak pemilu dan sebagninya, bahkan jika
jumlahnya banyak hal tersebut bisa dibagi lagi kepada I~
lainnya misalnya Perusallaall A hanya menyedialr.an 50 juta tanda
gambar pemilu dari 150 juta yang harus discdiakaa, si.sanya
dibagi atau d.i sub kontrakkan kepada perusahaari D d.M E.

127
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
6. Perikfdm dmgan Penetapan Hnlruman
M~pun perikatan menimbullam kewajiban di pihak lain
dan dapat ditu.ntut apabila debittr atau pihak yang ptmya
kewajibun ~i ataU ingkar janj~ daWn pr.dkteknya para
pihak seringkali memasukkan dalmn klausul peijanjiannya suatu
ancarnan hukuman berupa pembatalan petjanjian atau denda jika
debitur ruau pihak yang seharusnya mel.akukan kewajiban ingkar
janji atau wanprastasi. Perilcatan dengan ancaman hukuman
adalah ~ yang menetapkan suatu ancarnan huluman bagi
. debitur jika dibitur ti.dak mel.aksanakan kewajibannya Ancam.an
hukumru~ ini dimaksudka.n untuk mendorong debitur·memenuhi
kewajibarmya sesuai dengan peijanjian (Pasal 1304
KUH.Per&rta). .

D. Syant Sahnya PerjanjJan


Meskipun berdasarkan asas kebebasan berkontrnk para
piliak bcbas untuk membuat perjanjian apapun bahkan
menyimpang dat-i ketentuan ~undoog, tempi tidak semua
ketentuan undmg-undang · yang terdapat dalam ·Buku m
KlJHPcrdat.a dapat disimpangi, khuSusnya yang mengatur
tentang syarat sahnya peljanjian. K.eteotuan berupa syarat sahnya
peijanji.an merupakm ketentuan yang perlu diperhatikan oleh
para pihek yang membuat petjanjian disebabkan pelanggamn
terhadap syarat 1ersebut memiliki akibat hukum berupa
pembatalan peijanji.an atau batal demi hukum
Menumt Pasal 1320 KUHPerdata, suatu pezjanjian harus
memenm.1i persyaratan sebagai berikut
t. Kcta s¢.at; ·
2. Ka--&pan;
3. p~ -~rte.ntll;

4. Sebab yang halal

128
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Sepakat

Kesepakatan antara para pihak yang membuat ~rjanjian


berarti tetjadinya pertemuan atau kesesuaian kehen<.hk yang
teljadi cliantara para pihak., dan kesepakatan tersebut harus
diberikan secara bebas, artinya bebas dari paksam1, kekhilafilll,
dan penipuan sebagaimana tercantum dala,m Pa%1 1321
KUHPerdata.

Paksaan termasuk didalarnnya adalah pak~an rohmu atau


paksaan jiwa (psychis), jadi bukan paksaan badan (fisik) saja,
misalnya salah satu pihak, karena diancam akan dibongkar
rahasia pribadinya maka terpaksa menyetujui suatu pe!janjian.
Sedangkan bentuk paksaam yang lain berupa ~ fisik
misalnya dengan dilakukannya penganiayaan gun_~ mrn:.iawat
persetujuan pihak yang dianiaya atau dilukai. Namun ket.aku!an
karena rasa honnat atau msa takut kepada keluarga dalam garis
Jmus keatas, misalnya kepada ayah, ibu, kakek dan lain-lain.

Kekhilafan atau kekeliruan teJjadi apabila salah satu pLlmk


- khilaf tentang hal-hal yang pokok dari ~ yang d\pe1janji.kan
· atau tentang sifat-sifat yang penting dari barang yang rnenjadi
•. pbjek perjanjian atauptm mengenai orang dengan siapa diadakan
pexjanjian itu. Dengan demikian kekb.ilafan bisa mengerull
orangnya atau benda yang menjadi objek perjanjian. Kekhilafan
mengenai bamng, tcjadi misalnya seseorang membeli sebuah
keramik tua ya1g peninggalan d.inasti Han, temyata hanya
turunan saja. Kekhilafm mengenai 0rm1g, teJjadi misalnya
apabila se0rang direktur rumah produksi mengadakan suatu
kontrak demgan orang yang dikimnya seorang penyanyi terkenal,
temyata hanya mirip saja tetapi l:ukan penyanyi yang dirnaksud
hanya namanya saja yang kebetulan sama.

129
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Perripuan tetjadi apabila satu_ pihak dengan ·sen~ia
memberikan keterangan-keterangan yang palsu atau tidak benar ,
disertai dengan tipu muslihat untuk rriembujuk pihak lawannya
memberikar1 persetujuaru1ya. Pihak . yang menipu itu bertindak
secara aktif untuk menjerumu5kan pihak lawannya, rnisalnya;
sebuah j:!rn tangan yang ·dijual dipalsukan mereknya dan dibuat
seperti asLinya. Dengan dernikian tidaklah 'tennasuk penipuan
apabila seseorang memuji-muji barimg daganganya sebagai
barang dcngan kualitas nomor I dibandingkan barnng-~g
yang sejenis lainnya '

Ke!r..hilafan harus dibedakrul dengan penipuan, dalarn


kehilafan tidak 00a unsur kesengajaan :atau perbuatan aktif yang
bennak.."Ud mengelabuhi pihak laWcm. Sedangkan pada penipuan
terdapat lll1tur aktif dari salah saru pihak dengan melakukan
perbuatm- perbuatan tertentu lllltuk mengelabuhi pihak lainnya
Perbuatan disini umumnya dita..fsirkan·tidak satu perbuatan tetapi
seran.ghian perbuatan yang dapat · mengelabuhi atau
mempcngaruhi pihak lawan untuk menyetujui atau menyepakati .
barcmg dan atau jasa yang ditawrukan.

Kecakapan

Sclanj,.rtnya untuk membuat peljaqjian para pibak barus


cakap. Caknp disini menurut hukum adalah seseorang memiliki
kewenrungm untuk melakukan perbuatan . hukum. Pasal 1330
KUHPerdata telah menentukan siapa saja para pihak yang tidak
cakap, j'?.itll:
1) Orc:1g-orang yang belum dewasa;
2) Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan;
3) Orang-.arang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan oleh
und2Jng-tmdang, dan pada umumnya semua orang kep00a

!JQ
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
siapa undang-uodang telah melarang membuat perjanjian-
perjanjian tertentu.

Dengan berlakunya TJndang-undang No. 1 rahun 1974


rentang perkawinan, rnaka istri telah dianggap cak?.p untuk
melakukan perbuatan hlArum. Pasal 31 UU No. 1 tnhun 1974
menyeb~ sebagai berikut:

1) Hak dan kedudukan istri adalah seirnbang dengan hak dan


kedudukan suami dalam kehidupan rumah taugga dan
pergaulan hidup bersama dalam masyarakat;
2) . Masing-masing pihak betbak untuk melakukP.rt ~-~
hukum;
3) Suami adalah kepala keluargadan istri ibu ~ ta.ngga

Kedua syarat tersebli baik sepakat maupun k~akapan


disebut dengml syarat subjektif. Hal ini dise~kan kesepalartan .
dan kecakapan meyangkut subjek yang membuat peljanjian.
Sedangkan akil:xt hulrum yang terjadi dengan dil.anggamya syarat
tersebut baik salah satu atau keduanya mengalcibatkan petjanjian
dapat dibatalkan (Voidable). Sehingga jika para pihak tidak
keberatan terhadap pe1anggran kedua syarat tersebm dan tidak
melakukan upaya pembatalan perjanjian mclalui Pengadilan,
maka petjanjian tersebut tetap sah. Hanya saja mengemai
pembatalan, Pasal1454 KUHPerdata memberikanjangka waktu
yaitu selama 5 tahWl atau dalam hal ketidakcakapam ma!r..a jangka
waktunya tidak hanis menumggu 5 tahun tetapi sejak or.mg yang
_tidak cakap tersebut :menjad cakap menmut hukum r.w.ka tidak
dapat lagi dibatalkan.

Hal Tertentu

Syar:at yang ketiga adalah hal tertentu. Hru tertentu


maksudnyu adalah obyek perjanjian atau prcsUc-i yang

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


dipezjar~ikanllarm: jelas, cfupat dihitung,· dan dapat··ditentukan
jenisnya Dalam perjanjiart jual beli ~ya hal tertentu adalah
hai-ga dan barang jadi · dalam ·.· pe_ljanjian jual bell tidak
dimungki.r1kan untuk rriembuat . petjanjian tanpa ditentuk.an
harganya dan jenis: banmg ydJlg _dij~ meskipun barang yang
dijual tidak harus telah ·~ pada, ~ petjanjian · disepakati.
Denga'l dcmi.ldan dimungkink,.m bclmng yang diperjanji.kan baru
ada dikemudian hari sesuai dengan yang dipetjanjikan. Dalam
peijanjian hal 1ertentu -~ ~ . ~~am esensialia dalam
perjanjiar. sehingga apabila tidak .·rer})enuhi maka peijanjian
ersebut dianggap tidak petnah ada dirit tidak memilili kekuaum
mengikat (no legal binding).

Sebab Y nn.g Halal

Syarat tcrakhir tentang ~yarnt sahnya pedanjian adalah


sebab yang halal. SeOOb yang .halal rnal<sudnya adalah isi suatu
petjanji:m tidak boleh b¢rt.entangan:;,den.gan.... undang-undang, ·
ketertiban umum dan . kesusilaan. . . :I>engertian ·.·. tidak boleh
bertentar.gan dengan undailg-wxiang , di sini. adalah tmdang-
tmdang yar.g bersifat metindurigi .kepentingan: ummn, · se~
jika dilanggar ,: dapat membaha~ . kepentingan tnnurn 8 •
Dengan dernikian adalah . dimungkinkan untuk melooggar
ketentuan undang-undang · yang mengatur hubungan hukum
terten.tu diantara para pibak yang . mengOOakan · petjanjian,
misalnya menUI'lrt Pasal 1460 KUHPerdata resiko dalam jual beli
ada di tangru1 pembe~ dapat disimp8ngi berdasarlam k~
para pihak bahwa resiko ditanggung oleh penjual. Sehingga
berdasarkan kesepakatan tersebut jika teljadi sesuatu teihadap
barang ya..&g dijual dilt1ar kesalahan para pihak menjadi
tanggungm si penjual.

.la Hardijan Rusli, Hulatm Perjanjian Indonesia dan Comm-on Law, Cet
2, (Jakart.J: Pustllk.a sinar Harapan, 1996~ hal.99.

132
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Mengenai akibat hukumnya terclaJXlt . perbedaun antara
syarat pertama dan kedua dengan syarat ketiga dan keernpat.
Syarat ketiga dan keempat clisebut dengan syarnt Objektif, karena
menyangkut objek' yang dipeijanjikan. Akibat hukum Jika syarat
objektif ini dilanggar maka peijanjian tersebut ticiak memili..l<i
kekuatan hukum sejal< xmula dan tidak mengikat para pihak
yang membuat peijanjian. Hal ini biasa elise but dengan bataJ demi
hukt.nn (null and void). Dengan batal demi hukwnnya suatu
petjanjian para pihak tidak dapat mengajukan tuntutan melalui
pengadilan untuk melaksanakan peijanjian atau meminta ganti
rugi, karena petjanjian tersebut tidak melahirkan hak dan
kewajiban yang mempunyai akibat hukurn.

E. Asas-Asas Hukum Perjanjian

Dalam huk-um perjanjian terdapat bebenq:u asas atau


prinsip yang harus diperhatikan bagi para pihak yang membuat
petjanjian. Hal ini penting untuk menjadi pegangan da.lem proses
dan pelaksanaan petjanjian serta jika terdapat pennasalahan
hukum berkaitan dengan proses dan pelaksaaaan perjanjian
tersebt.'t.

.1. Asas Konsensualisme

Hukum Perjanjian dalam Buku III KUHPerdata mengamn


asas konsensualisme. Konsensualisme artinya perjanjian sudah
mengikat para pihak yang membuatnya, sejak detik tercapainya
kata sepakat mengena\ hal-hal yang dipetjanjikan. Dengan
demikian peijanjian sudah sah dan mengikat para pihak tanpa
perlu suatu fonnalitas tertentu atau perbuatan tertentu. Asas
konsensualime ini tercermin dalam perjanjian Pasal 1458
KUHPadata tentang perjanjian jual-beli. Dalam pasal tersebut
jual beli dianggap telah tetjadi dan mengikat secara h~.tkum sejak

133
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
disepakatinya b3rnng dart harga, meskipun harga belum dibayar
dan barung helum diserahkan.

TerlJ.adap asas konsensualisme terdapat pengecualian yaitu


bagi perjwjian formil dan perjanjian riel. Perjanjian fonnil ialah
petjanjian yang disamping memenuhi sydnlt kata sepakat juga
harus memenuhi formalitas tertentu. Tennasuk dalam petjanjian
jcnis ini seperti perj~jian perdamaian yang harus dibuat secara
tertulis sebagairnana diatur dalam Pasal 1851 ayat 2 KUHPerdata
Contoh l<lli1 adalah tentang perjanjian jual beli atas tanah dan
bangunan tid.ak dinrungkirikan hanya dibuat secara lisan saja
tetapi han.1s dibuat berupa akte dihadapan Pejabat Pembuat Akte
Tanah (PPAD. Sedangkan perjanjian riel ialah peljanjian yang
harus memenuhi kata sepakat dan adanya ;pelaksanaan perjanjian
(riel) gUP.ll melahirkan petjanjian tersebut. Termasuk dalam
pe1jan.jian riel adalah perjanjian peniti~ parang. Perjanjian
penitipan ba.-ang yaitu perjanjian yang mensyarat.kan ·adanya
penyerahan dari pihak yang menitipkan ·dan. penerimaan dari ·
pihak ya.11g dititipi (Pasal · 1694 KUHPerdata). Begitu pula
tcnna."llk da!am petjanjian riel adalah petjanjian tukar-menukar (
Pasall541 KUHPerdata).

2. Asas Kebebasa.n Berkontrak

Suatn asas yang penting dalam hukum petjanjian adalah


asas kebeb3san bett...ontrak yang terkandung dalam Pasal 1338
ayat ( 1) KUHPerdata yang berbunyi:
'Setiap perjanjian yang dibuat secara sah. mengikat sebagai
undang.. znuiang bagi para pihak yang membuatnya'~

Ketentuan tersebut memberi kebebasan kepada para pihak


untuk dent_::aJl bebas membuat pe!janjian apa saja asalkan tidak
bertentanga.• dengan undang-undang, ketertiban umum dan
kesusilaan. !A~ngan demikian para pihak diberi kesempatan untuk

134
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
membuat klausula-klausula yang menyimparrig dari ketentuan
Buku III KUHPerdata. Ketentuan yang dapat disimp:mgi adalah
ketentuan yang bersifat optional atau pilih.an, sedangkan
ketentuan yang bersifat memaksa seperti syarat sahnya ~anjian ·
adalah keterrtuan yang tidak dapat disimpangi oleh para pihak.
Salah satu contoh ketentuan yang bersifat optiolla1 OOalah
ketentuan tentang risiko. Dengan adanya asas kebebasan
berkontrak maka diharapkan para pihak dapa1 membllilt
peijanjian-peljanjian apa saja secara bebas xstxil dengan
perkembangan zaman, mengingat masyarakat yang terus
berkembang akan menjadi sulit jika setiap petjanjian r.arus ada
terlebih dahulu ketentuan undang-\llldang yang mengatumya
Sehingga dengan terbukanya sistem yang dianut BulaJ III
KUHPerdata dan asas kebe~ berkontrnk ini akan
memberikan k~ h.ukum bagi para pihak yang membuat
peiJailJ Ian.

~·:
3. Asas ltikad Bai.k

Disamping itu hukum peijanjian mengamrt a.sas itikad baik,


seperti yang terkandung dalam Pasal 1338 ayat 3 KUH?erdata,
yang menyatakam:
"Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad bcdk ".

Ketentuan ini memberi wewenang kepada haki.rn untuk


mengawasi pelaksanakan perjanjian supaya tidak ratentmgan
dengan rasa kcadilan. Dalam praktek hakirn dapat mencampuri
isi petjanjian yang berat sebelah yang merugi.kan pihak yang
lemah dan tidak sesuai dengan rasa keadilan. Itikad B:aik dalam
peijanjian mengacu pada kepatutan dan keadilan, sehi.ngga dalam
pelaksanaan pe~anjian disyaratkan dilaksanakan dengan itikad
baik. Jib dianalisa lebih jauh itikad baik ini merupakan
pembatasan dari asas kebebasan berkontrak. Dalam a._c:as
kebebasan berk'.ontrak para pihak diberi kebebasan untuk

135
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
membuat dan menentukan isi perjanjian. M.asalahnya dalam ·
petjanjian st.:tingkali posisi para pihak tidak seimbang OOik. dari
segi ekonorni pendidik.an ·dan pengB.ruh atau akses, sehingga
dimungk:i!'.kan pexjanjian ditentukan seeam sepihak oleh pihak
yang lebih kuat sementaza pihak yang lain karena kelemahannya
dimanfaatkan oleh pihak yang kuat secara tidak adil.

Pernbat\san lain berkaitan dengan asas kebebasan


berkontrnk terkait dengan pencantuman klausula baku, khusus
bagi perjat~ism yang melibatkan ~laku Usaha dengan konsumen.
PembatasM rersebut tertuimg dalam Pas3.I 18 ayat {1) UU No.8
ta.~un 1999 tcr1tang Perlindungan Konsumen. Dalam pasal
ter:>ebut peta1.'U 111Sclla dalam menawarkan barang dan /atau jasa
yang dituj~OOill untuk di~ dilanmg W11Uk membuat
danlatau ~encantumkan klausula baku pada setiap dokumen
dan!atau perjanjfun apabila:
a menyalEkan pengalihan tanggungjawab pelaku usaba;
b. menyumlr.nn bahwa pelaku usaha berbak menolak untuk.
menycrahkaiA ken1bali banmg.yang dibeli konsumen;
c. merryat:akan bahwa pelalru usaha berhak menolak
penyer11illm kembali uang yang dibayru:kan atas barang
da.rl!jase yang dibeli oleh konsumen;
d. menyatakan pemberian kuasa dari koDS\men kepada pelaku
usaha baik EeCa:ca langstmg nlaupWl tidak laogsung untuk.
melalmkan segala tindakan sepihak yang berl<aitm dengan
barang yang d.ibeli oleh konsumen secara angsuran;
e. mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan
barang f!.!J:Ut pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen;
f. memberi h.ak kcpada pelaku usaha utnuk mengumngi
manfwrt jasa atau mengurangi harta kekayaan korlSUD1en
yang menja<i objekjl!l8l. belijasa;

136

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


g. menyawkan twlduknya koooeumen lepad.a pemturan yang
berupE aturan ~ . tam~ l8njutan dan/atau pengubahan
lanjtrum yang dibuat seaaa ~ihak oleh pelaku usaha dalam
masa konsumen memanfuatkanjasa yang dibelinya;
h. menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku
usaha untuk membebankan hak. tanggungan, hak gadai atau
hak jaalioan terlladap barang yang dibeli oleh konswnen
secaru angsuran.

Dalam ayat (2) undang-undang tersebut juga menetapkan


pelaku u.."<lha dilarnng mencantumkan klausula baku yang letak
atau bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas
atau yang mengungkapkannya sulit dimengerti. Pelanggaran
t.erlladap kete:Ittmn Pasal 18 ayat (1) dan (2) UU No. 8 talnm
1999 men~wrucan klausula tersemrt batal demi hukwn.

4. Asas K~riba.dian

~Ienurut !Pasal 1315 Kitab . Undang-undang Hukum


Perdata, p00a umumnya tiada seornng pun dapat mengikatkan
diri atas ill!TI'.a sendiri atau memin1a ditetapkannya suatu janj~
meli:rinkan tmt.UC dirinya sendiri. Asas tersebut ·dinamakan asJS
. kepribadllm. Mengikatkan diri dituj\i:an pada memikul
kewajiOOn-kewajiban atau menyanggupi melakukan sesuatu,
sedangkan meminta ditetapkannya suatu janji ditujukan pada
memperoleh W-hak atas sesuatu atau dapat menuntut sesuatu.
Berdasmk:£1 asas ini suatu pet.j311iian hanya meletakkan hak-hak
dan kewujiban-kewajiban antara para pihak yang membuatnya.
sedangkan pihak ketiga yang tidak ada kaitannya dengan
petjanjian tr.sebut tidak terikat

Terlmdap ~ keptiibadian ini terdapat suatu pengecualian,


yaitu dalsm beatuk :yang dinamakan jaqji untuk pihak ketiga.
Dalmn jar~i. unt'uk pihak .kctiga ini, seorang membuat suatu

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose" 137


perjanjian, dimana perjanjian ini rherilpetjimjikan hak-hak bagi
ornng lain. Hall ini diatur dalam PaSit.t 1317 KUHPcrdata Pasal
1317 KUHPerdata menyebutkan tentang·janji untuk p!hak kctiga
ini sebagai berikut:
"Lagi pun dipe.rbolehkan untuk meminta ditetapkan.rya suatu
janji guna kepentingan seorang piluik ketiga C!pahila suatu
penetapan janji yang dibtiat o/eh seorang w.tuk dirirrya ser.tliri
atau suaJu pemberian yang dilakukannya kepada seorang lain
memuGt suatu }arifi yang seperti itu. Siapa ycmg te!ah
memperjanjikan sesuatu seperti itu, .tidak boleh menariknya
kembali apabila pihalc ketiga ter_sebut Ielah menyatakan
kehendakuntuk memper~··. ·

Suatu contoh dari janji urituk pihak ketiga mak.a para pihak
menetapkan suatu janji atau.
memberlkan bak kepada pibak
ketiga, misalnya da1am perj~jian asUrlmsi jiwa atau asuransi
pendidikan dimana dalam pezjanjian·· tersebut para pibak
menyepakati bahwa manfaat dari asuransi tersebut guna
kepentingan pihakketiga yahg ditunjukdalam perjanjian.

PengecUalian·Iain ,dari asas kepribadimt adalah Pa<>al· 1316


Kitab · Undang-Wldang ,Hukwn ·Perdata, yang terkeoal dengan
nama perjanjiaa garansi. , Pasal 1316 • Kimb Undang-undang
Hukum Perdata berbunyi:
"A1eskipzm demildan adalah diperbOlehkan zmtulc rnenanggung
atau menjamin seorang pihak ke(iga, dengan menjanjikan balr~a
orang ini akan berbuat sesuatu, derigan fidak ~r.engurangi
tuntutan pembayaran ganti rugi terhadap siapa yang telah
menanggung pihak ketiga itu atau yang Ielah be!janji, untuk
menyuruh pihak ketiga lersebut menguatkan sesuan~ fika pir.ak
ini menolak memenuhi perikatannya ".

138
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Petjanjian garnnsi ini digambarkan sebagai suahl peiJ811Jlan
dimana seorang A beijanji kepada B, bahwa C al-'.;u1 berbuat
sesuatu. Berbeda dengan peijanjian untuk pt!v'lk ketiga
sebagaimana diatur pada Pasal 1316, dalam petjanjian garansi i.nj
pihak ketiga bukan memerima hak ~ justru dibebani oleh
adanya suatu k.ewajiban. Selaffi itu peijanjian f?.,aransi harus
dibedakan dari petjanjian penanggungan atau jaminan
perorangan. Perjanjian garansi adalah suatu peijanjian yang
berdiri sendiri, sedangkan suatu perjanjian penanggungan atau
jaminan perorangan merupakan suatu petjanjian accesoir artinya
ada dan tidaknya ~tung dari petjanjian pokok Sehingga
dalam petjanjian penanggungan ada petjanjian ~koknya yaitu
hutang-piutang dan petjanjian ikutannya (o.cce.wir) yaitu
pajanjian penanggungan. Perjanjian garansi ini scring kita
temukan dalam hal kita membeli barang dinuma pihak produ..Gen
(bukan pihsk penjual) yang akan mengganti atau mempcrbaiki
bocang yang dijual oleh pcnjual atau agennya dalam hal terdapat
cacat (defect) terlladap barang tersebut

Pengecualian lain adalah apa yang diatur men'Jnlt Pasal


1318 KUHPer&ta, dimana suatu perjanjian meliputi juga para
ahli waris dari pibak-pihak yang mengadakan perjanjiat:.. Adapun
, .' bunyi Pasal tersebut adalah:
"Apabila seorang minta diperjanjilran sesuatu t.al, nwka
dianggap itu adalah Wltuk para ahli warisnya dan orang-orang
yang memperoleh hak daripadanya, kecuali apabik• dengan
tegas ditetapkan atau dapat disimpulkan dari stfar perjanjian,
bahwa tidak sedemikianlah maksudnya."

. Dari pasal ini dapat terlihat bahwa segala hale dan kewajiba.-n yang
timbul dari suatu petjanjian, diwarisi olcll para abli 'VI-W dari
masing-rnasing pihak yang mengadakan pezjanjmn itu. Dengan
dernik.im kita dapat menyimpulkan bahwa dalam Pzsal 1316
KUHPerdata terdapat hak yang diperoleh pihak ketiga dari suatu

139
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
petjanjian, Pusal 1317 KUHPerdata membebankan kewaj iban
kepada pimk ketiga, sedangkan tm~ Pasal 1318 KUHPerdata
memberlkan hak dan merribebankan 'kewajiban pada pihak
ketiga, mengingat dalam hukum waiis terdapat prinsip bahwa
yang beraEh adalah hak dan kewajibari pewaris.

F. Preswi dan Wanpreswi da1am Perjanjian

1. Bentuk-Bentuk Prestasi

Seperti di-;ebutk.an dalam uraian sebelumnya, sal.ah satu


sumber perikatan adalah perjanjian. Dengan demikiatr petjanjian
melahirkan perikat.an. Bercfusarkan prestasi yang diperjanjik.an,
menun.1 ~ 1234 KUHPerdata ada tiga macam perikatan,
yaitu:
1. Perikat?..n untuk berbuat sesuatu; ·
2. Perikatan Ul-ruk menyerahkan.sesuatu,.dan
3. Perika!an tmtuk. tidak: berbuat sesuatu.

Prestasi adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh


debitur yang merupakan hak:dari kreditur. Prestasi terdapat baik
dalam perjaPJian yang bersifut sepih.ak (Unilateral agreement),
maupun perj~ian timbal ba1ik (reciprocal agreement).
Petjanjian scpiha.~ artinya prestasi atau kewajiban tersebut hanya
ada pada stttu pihak saja rtanpa adanya suatu kontra ~ atau
ke'MljibcL1 yang diharuskan dari pihak aainnya Prestasi juga
terdapan dalrun petjanjian yang berslfat timbal balik dirnana
dalam bentik perjanjian ini masing-rruisimg pihak yang berjanji
mempunyai prestasi atau kewajiban yang harus dipenuhi terhadap
pihak yang lainnya

Bentnk prestasi ber.upa berlbuat se:matu misalnya membuat


gedun& mernb\131 lukisan atau disain industri dan sebagainya

14(1
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
Bentuk prestasi berupa met:tyenilkan sesuatu misalnya
menyerahkan barang seperti mobi~ motor, uang dan seOOgainya.
Sedangkan bentuk prestasi yang terahir untuk tidak berbuat
misalnya larangan tmtuk tidak mernbocorkan rahasia p~n,
rabasia dagang dan sebagainya atau larangan untuk menyewakan
ulang dalam peljanjian sewa-menyewa

2. Pengertian ·wanprestasi dan Rentuk-Bentu.k


W anprestasi

Apabila prenasi dilanggar maka pihak yap_g melanggar


disebut wanprestasi. Adapun yang dimaksud dengan WF.!Ilprestasi
ialah kelalaian debitur untuk memenuhi kewdjiba.'l.lya sesuai
dengan petjanjian yang telah disepakati. Untuk menentukan
kapan seorang telah melalaikan kewajibannya dapat dilihat dari
isi pezjanjian. Dalam petjanjian biasanya diatur kapan seseorang
harus melaksanakan kewajibannya, seperti menyerahkru1 sesuatu
barang atau melakuk.an sesuatu perbuatan. Apabila daJam
petjanjian tidak disebutk.an kapan seorang harus menyerahkan
sesuatu atau berbuat sesuatu, maka sebehun rnengnjuka.-1 gugatan
wanprestasi seorang kreditur harus rnernberikan SOIIlli!>1 atau
suatu peringatan yang menyatakan bahwa debitur telah lalai dfu'1
J,agar rnemenuhi kewajibannya dalamjangka waktu tertcntu (Pasal
1238 KUHPerdata). Apabila prestasi yang dipetja11iikan adalah
untuk tidak melakukan suatu pezbuatan, maka tidak diperlukan
somasi. Hal ini karena begitu debitur melakukan perb.Jatan yang
dilarang, maka dia telah melakukan wanprestasi.

Setidaknya terdapat empat hal yang merr_vebabkan


seseonmg dianggap mclalmkan perbuatan wanprestasi keempat
hal tersebut adalah :
a Tidak melaksanakan .apa yang menjadi kewajibannya dalam
petjanjian;

141
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
b. Melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya tetapi tidak
~ apa ynng dipetjanjiakan;
c. Terlambat delam mel.akSanak.an·petjanjian;
: !. ..: , .

d. Melaksannlam atau mel..akukan hal-hal yang dilarnng dalam


pet] Wl.J !.aO.

3. Akibst Hulwm Wuprestasi

Aki001 wanprestasi pihak yang Il'lelma dirugi.kan dapat


menuntut gaati rugi, pembatalan petjanji3n, dan peralihan resiko.
Be:ntuk Mlt'J.tM berupa ganti rugi. ~ hal yang umwn
dituntut o!eh pihak yang. merasa dirugi.kan akibat adanya
wanpre$tasi. Suatu hal yang umum juga
dalam petitw:n suatu
gugatan pihak penggugat juga meinta agar ·pihak tergugat di
bebani dengru-1 biaya ~ meskipun mengenai hal ini hakim
seringkali tidak mengamilkan. A.rxlaikan dikabulkan biaya
tersc:but tidaklah signifikan guma membayar · kerugi.an yang
diderita 1Jleltggllg3t berupa,biaya pengar..ara (kruyer:foe).;Hal ini .
mengingat biaya perk.ara mnumnya jauh berada ·dibawm biaya
pengacara dan biaya-biaya lainnya terl<ait dengan .proses
persi~.

GantiRugi

Ganti rugi setidak-tidaknya terdiri dari tiga unsur yaitu:


biaya, rugi dan bunga. Biaya adalah sega1a ongkos-ongkos yoog
telah dikehwkan. oleh kreditur, misalriya, biaya otaris, biaya
petjalanan da~ sebagainya Rugi ialah kerugian yang diderita oleh
kerditur Y.ai'm?. rusaknya barang-barang atau berkurangnya nilai
.barang milik kreditur, misalnya akibat membeli kulkas yang
terdapa1i caca1 ter.1embunyi di dalamnya kulkas terseb.rt meledak.
dan menydlabkan lUI1l.!il di pemilik ku1kas terbakar. Rmnah
yang tel!bahir bedkut beoda-benda yang ada cli dalamnya ini1ah

142
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
yang disebut dengan rtlf'). Sedangkan pengertian lJI.li'Jga ada dua
~ yrutu yang pertama adalah kehilimgan kemrumgan yang
dibarapk.an dan kedua adalah bunga morntoir. Kehilangan
keuntungan misalnya misalnya dealer mobil terlambat
menyerahk.an mobil yang dibeli oleh perusahaan taksi, sehingga
perusahaan taksi tersebw terlambat beroperasi. Akibai uksi yang
dipesan terlambat beroperasi maka pengusaha tak..'li k.ehilangan
keuntungan yang seharusnya didapatnya seandainya taksi
tersebut diserahltan tepat pada waktunya Sedangbn pengertian
kedua berupa bunga motratoir atau bunga kdalaian adoJah dalam
hal prcstasi yang diharapkan membayar sejwnlah uang reta.pi hal
tersebut tidak terealisasi sesuai petjanjian anau terlambat.
Besarnya bunga moratoir menurut undang-undang oclaiah 6 %
setahun (S.l848 No.22) dan dihitung sejak gugatan didu.tlarkan eli
pengaililan (Pasall250 KUHPerdata).

Ganti rugi yang dapat dituntut oleh kreditur nanyalRh


kerugian yang tirn.bul sebagai aldbat langstmg chli kelWailln
debittrr dan kcrugian tersebut sudah dapat diduga (Pasai 1247 dan
1248 KUHPerdata). Sehingga da1am hal rumah t.errekar akibat
kulkas yang mcledak mengakibatkan kreditur stres<; berat dan ·
masJJk rumah sakit, maka ongkos atau biaya rumah sakit tidak.
dapat dibebankan kepada debitur, mengingat stress akibat
rumabnya terbakar dan masuk rumah sakit merupalwn hal yang
sulit diduga sebelumnya.Hal yang berbeda dapat terjadi d..31am
tuntutan ganti rogi akibat ·Perbuatan Melawan .Hukum (PMJ)).
Da1am tuntutml ganti rugi dalam kaitannya dengan P!v1H pihak
yang d.irugikan diperkenankan untuk menuntut ganti r.lgi berupa
kerugian-kerugian immaterial seperti ~1ress, sedih, rasa sakit dan
lain ·sebagainya.· Ketentuan tentang hal tersebut terdapat pada
Pasal1371 KUHPerdata yang meyebutkan:
- "Penyebab luka atau cacatnya sesuatu anggota badan dengan
sengaja.atau kanena kurang hati-hati memberikan·hak kepada si
korban untu1c, selain pengganti biaya-biaya penyenWuhan,

143

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


menuntw pengganrian lcerugian yang disebahkan oleh luka atau
cacatnya tersebut",

Pembsb!lan Perjmjian

Memmrt ketentuanPasal1266 ayat (1) KUHPerdata, syarat


batal dianggap selalu di~ ~ petjanjian timbal:balik,
rnanaka1a salah satu pihak ~- Akan 1etapi menwut
Pasal 1266 ayat (2) KUHPeroata ~bat$n suatu petjanjian
yang betsifat timbal balik barus 4iJriintakan putusan· hakim ·
Apalagi; dDlam ketentuan, Pasa.l 1266 ayat (3} KUHPerdata
menyebutkeJ-1 bahwa pennintaan p;einbatalan 1ersebut harus
dilak'Ukan meskipun syarat batal dengan tega.c; dicanturnkan
dalam ptrjanjian

Dala~ pmktek para.pihak seririg mempeijanjikan ,untuk


menyimpangi ketentuan PaSal '1266·. ~L(2) KUHPerdata,
sehingga untuk l:xruilnya 5\atu . ·~ar~ian ...tidak :·diperlukan
putusan luiliru. Hal tersebut :.pada ·daS8mya :.tidak rriengha1angi
pihak ymtg mernsa dirugikan;untulctdapmem.mtutke·pengadilan
· mengingat perjanjien tersebUt'tidak .taial demi hukunl'tetapi tetap
harus melalai putusan hakim. Dalam ·keadaan yang .demikian
hakim mempunyai w~~ . \UltUk menentukan apakah
petjanjian tersebot bata1 atau diberikanjangka'waktu tertentu atau
kelonggar"'an kepada &fritur UIItuk memenuhi prestasinya
PengecuiJHan terl1adap lilaJ. tersebut adalah da1am hal kreditur
memiliki benda tertentu yang digunakan sebagai jaminan, maka
dengan wanprestasinya debitur, . pihak . kreditur dapat
mengekselrusi benda yang dijadikan jaminan sesuai dengan
ketentua.11 undang-undang.

144 "Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


Peralihan Resiko
Resiko adalah kewajiban untuk mcnanggung kerugian
akibat peristiwa yang tezjadi diluar kesalahan para pihak.
Mengenai hal ini Pasall237 mengatur bahwa:
"Dalam hal adarrya perikalan untuk memberikan SULJi U barang
tertenlu, maka barang itu semenjak perikatan dilahlrkun. adalah
tanggungan si berpiutang".

Dengan demik.ian dalam peiJanJian hibah ji..~ barang


musnah sebelum pemberi hibah menyerahkan ba.rang kepad.a
penerima hibah, maka si penerima hibah, sebagai orang yang
berhak menuntut penyerahan barang (kreditur) tidak dapat
mengajukan gugatan kepada pemberi hibah, karena risiko
clitanggung oleh penerima hibah.

Dalam petjanjian yang bertimbal batik pengat'..:rcm tentang


resi.ko dapat dilihat berdasarkan Pasal 1553 KUHPerdata yang
mengatur tentang pexjanjian sewa-menyewa dan P2i..'Xll 1545
KUHPerdata yang mengatur tentang resiko dalarr. p..-'>Jjanjian
tukar-menukar. Pasa11553 KUHPerdata menyebutka jika barang
·yang disewa musnah, maka sewa menyewa gugur. ~aan
demikian dalam perjanjian sewa menyewa risiko ditanP-=aung oleh
pemilik barang yatiu pihak yang rnenyewak.an. Hal ini tentunya
dapat dimengerti mengingat barang yang disewakan rnerupakan
milik yang menyewakan sehingga adalah wajar j ika resiko
dibebankan pada, pl.Uldak pemilik barang. ~elal'ljumya dalam
pasal 1545 KUHPerdata diatur bahwa jib barnng musnah
sebelum diserahkan oleh pihak yang satu kepada pit.ak lain, rnalr.a
· apabila pihak lain telah menyerahkan barangnya, m.aka dia dapat
menarik kembali barangnya Hal ini juga rriembeh:mkan resiko
kepada pemilik barang.

145
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
H.. Hapusnya Perikatan

Terdapat sepuluh hal yang rrienyebabkan hapusnya


perikatan sebagaimana ·tercantuin dalnm P~ 1381
KUHPerdut~t Sep.I!uh hal yang menyebabkan hapusnya
perikatan aJa1ah sebagai berikut:

1. Pemhaynran

Pembayaran. adalah .pelaksanaan ·.prestasi secara sukarela,


art:inya ti.dak melalui eksekusi oleh penga.dilan. Kata pembayaran
eli sini adalah pembayaran daiarn • arti luas bukan hanya
pembayaran ::-ejumlah uang tetapiijuga pelaksanaaz!l. prestasi yang
berupa penycrahan suatu barang atau pelaksanaan suafu
peke:tjaan. '

DWam KUHPerdata disebutkan·siapapun.boleh melilkukan


pembayrua11 kepada k:reditur dan si kieditUr harus menerimanya ,
Jika pembayara."'! dilakukan oleh debitur. sendiri :atau oleh orang
lain yang bertin.dak untuk . dan · atas . nama :. debitur : maka
pembaya."an mengakibatkan hap1Jsnya .' , perikatan. ··•Untuk
petjanjian-perjanjian yang prestasinya beisifat pribadi,· memang
tidak dapat dilak.-ukan oJeh lain, misalnya seorang bintang film
atau pelukis yru1g terkenal yang reputasi dan kemampuannya
tidak dapat diganti pihak lain.

Pada prinsiJD.ya pembayaran harus diberikar.t kepada


kredltur atau ket:OOa kuasanya Akan tetapi menurirt pasat: 1386
KUHPe~.. pembayar.m yang secara j~jur dilakukan kepada
seseorang yang memegang surat tanda penagihan 3dalah sah.
Misalnya :ruatu Bank membayar kepada seseorang yang
memegang xbuah ceiC yang tidak terfulis kepada siapa
pernbayaran harns diberikan.

148
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
2. Pembayaran diikuti dengan Penitipan

Jika si kreditur tidak bersedia menerima pernbayaran d.ari


debitur, maka debitur dapat melakukan penawardll pt:mbayaran.
yang kernudian diikuti dengan penitipan. Penaw.?J'M harus
d.ilakukan secara resmi oleh seorimg Notaris atau Juru Sita dan
penitipan dapat dilakukan di kepaniteraan Pengadilan Negeri
dengan diberitahukan kepada si kreditur. Jika PuMar1 Hakim
telah menyatakan bahwa penawaran pembayaran yang diik:uti
dengan penitipan tersebut berharga dan mernpunyai keh.'Uatnn
yang pasti, maka utang debitur hapus dan debitur tidak dapat
menarik kembali uang atau barangnya Penawarcm ~mbayaran
yang diikuti dengan penitipan hanya berlaku bagi peril&tan untuk
mcmbayar sejumlah uang dan penyerahan barang bergerak.

3. Pembaharuan Utang

. Pembaharuan hutang aiau novasi te!jadi jika seorang


kreditur membebaskan debitur dari kewdjiban membayar utang
sehingga perikatan antara kreditur dan debitur hapus, akan tetapi
. dibuat suatu suatu perjanjian baru antam kreditur dml debitur
lllltul< menggantikan perikatan yang dihapusl'.a.'1. Misalnya
seorang penjual membebaskan pembeli dari kewajibannya
mengangsur harga . yang belum lunas, tetapi pembeli harus
menandatangani petjanjian pinjaman uang yang jumlahnya·sam.a
dengan ha.rga yang belwn dibayar.

4. Kompensasi

Jika seseorang mempunyai piutang kepada orang lain tetapi


pada saat yang sama orang tersebut juga berhutang kepada orang
yang sama, maka menurut undang·undang utang-piutang mereka
dapat diperhitungkan atas suatu jwnlah yang sa.'na. Menurut

149
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
ketentuan Pa.s.al 1426 KUHPerdata perhitungan itu tedadi dengan
sendirinya.

S. Percampuran Utang

Pe~1.!11puran utang teijaili bila kedudukan sebagai kreditur


dan debitur berkwnpul pada satu . orang. Misalnya si debitur
menggantikan rp.enggantikan hak-hak kreditur, kmena menjadi
ahli wrui~n:ya Seorang kreditur menikah dengan seorang debitur
dan bersepakat untuk mengadakan perr,ampuran kekayaan.

6. Pembebasan lltang.

Hal ini teijadi jika seorang kreditur membebaskan seorang


debjt.z dati segala kewajibannya Pembebasan utang ini hams
dengan p:rsetujuan debitur.

7. Hapwmya barang yangm~njad~ obye):c perikatan

Berdasarkan ketentuan Pasa1.1444 KUH Ferdata,.jika suatu


barang yang menjadi obyek petjanjian ~ musnah bt1Y.an.,karena
kesalahan debitur dan.ia tidak mel~ wanprestasLatau teljadi
kead.aan meraaksa (ovenfurclu), ~belun1 diadakan .penyerahan,
maka perikatan h.apus. Konsekuensinya debitur tidak. wajib
mcnyerahba barang dan tidak dapat dituntut ganti mgi atas
musnah.nya barang tersebut

8. Batal atsu Pembatalan

Seperti telah elijelaskan eli muka pembatalan petjm1jian


dapat eliputuskan oleh hakim atas pennintaan orang-orang yang
memberik.an kesepakatan k.arena khU.af: paksaan atau penipuan
dan pemL;ntaan wa1i atas perjanjian yang dibUat oleh orang yang
tidak caknp yang berada eli bawah perwaliannya Demikian pula

150
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
berdasarkan Woeker Ordonantie (Stb.l938-542), !Jakim dapat
membatal.kan petjanjian yang isinya beret sebela...1 dan temyata
salah satu pihak telah membuat kesepakatan kort--na l:xxlotL
kurang pengalaman atau keaadan terpaksa, seperti kesulitan
ekonomi.

9. Berlakunya Suatu Syarat Batal

Syarat batal adalah suatu syarat yang apabila syvmt tersebut


texpemlhi maka perjanjian berakhir. Dengan berakhimya
perjanjian tersebut maka membawa akibat hukum kembali
kepada keadaan semula seolah-oleh tidak pcra.'lh tetjadi
petjanjian. Hal ini sebagairnana diatur pada Fasa.l 1265
KUHPerdata Jika perjanjian batal maka prestasi y1u1g su.dah
dilakukan oleh salah satu pihak harus dikembalilr.lill sehingga
kernbali kedalam keadaan semula, misalnya dalrun r.eDanjian jual
beli dengan cicilan dim.ana mensyaratkan adanya UPJlg muka,ji.lat
penjual telah meyerahk.an barang barang karena per~aya kepada
pembeli tetapi uang mu.ka tidak dibayar maka barang yang sudah
diserahkan harus dikembalikan oleh pembeli.

10. Lewat Waktu

Menurut Pasal 1946 KUHPerdata atau biaf.a dikenal


dengan lewat waktu maka lewat waktu dapat meillmbulkan dua
akibat hu.lrum. Pertama adalah lewat waktu untuk rnernperoleh
hak dan kedua lewat waktu yang membebaskan da'i adanya suatu
perikatan. Lewat waktu untuk memperoleh hak hal ini clibabas
dalam hukum benda sedangkan dalam hukum ~ maka
yang penting adalah lewat waktu yang mengbapusk1.1r. perikatan.

Dengan lewatnya waktu ini maka kreditur keru1angan hak


untuk menuntut prestasi yang menjadi kewajib:m debitur

151
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
sebagaimaxm ditur pada PasaJ 1967 KUHPerdata. yang
menyebuthm:
"Segala tuntutan hukum baik yang bersifat kebendaan maupun
y ang bersifat perorangan hapus karena daluwarsa dengan
lewatnya waktu tiga puluh tahun, sedangkan siapa yang
menunjukkan adanya daluwarsa itu tidak usah mempertunjukkan
sua/U alas hak, lagi pula dapat · diajukan terhadapnya suatu
tangkisan yang didasarkan pada ifikadnYa yang buruk" .

BeriliiS<Uiam hal tersebut maka debitur dengan lewatnya


waktu tidak ada kewajiban untuk melaksanakan prestasinya,
sef1ingga prestasi itu tergantung kepada debitur akan
melaksanakan at.au tidak tetapi yang jelas stxlah menghilangkan
hak kreditur untuk melakukan penuntutan.

152
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
DAFTAR PUSTAKA

A Chirelstein, Marvin. Concept And Case Analysis Jn The [av.,'


Of Contract. 1 st edition, New York: The F:wunda::ion
Press, Inc, 1993
Ansori Ahmad, Z. &jarah Dan Kedudukah BW Di Indonesia.
Jakarta: CV. R.ajawali, 1986.
Bartschi, Margaret. Foundation Of Business Orgor.ization For
Paralegals. USA: West Legal Studies, 2001 .
Barmc1wi, Jenny. Penelitian Perbandingan Hukum Benda dengan
Hukum Continental (Belanda) dan hukum
lnggris/{f.merika. Jakarta: Badan. Pembic13al1 Hukum
Nasional. 1995.
Darmabrata, Wahjono. Asas-Asas Hukum Waris Ferdata. Cet.l
Jakarta: Pusat Dokumentasi Hukum FH-l__TI, 1994.
-----------··. Hukum Perdata, Cell. Jak.ru-tr.: PT. Setio
Acnees, 2001.
---- . Hukum Perkawian dan Keluarga di
Indonesia, Cetke-1. Jakarta: Rizkita,2002..
Djodjodirdjo, Moegni. Perbuatan Me/awan Hulatm, Cet ke-2.
Jakarta: Pradnya Parnmita, 1982.
Husni 1-Iasbullah, Frieda Hukum kebendaan Perdnla. Cet ke-1 .
Jakarta: lnd-Hill Co. 2002.
Muhammad, Abdulkad.ir. Hukum Perdata Indonesia. Cetak2n ke-
2 Bandung: PT. CitraAditya Bakti,l993.
Rusli. Hardijan. Hukum Perjanjian Indonesia dan Common LaY,;.
Cet. ke-2. Jakw:ta; Pustaka Sinar Harapan, 19SI().

153

"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"


SafiO"...din., _A.sis. Beberapa Hal Tentang Burgelij'k Wetboek.
Cet.ke-5. Bandung: Alumni, 1986.
Satrio, J . Huk:um Pribadi, Bagian I Persoon Alamiah. Cet ke-1.
. Bandtmg: PT. Citra Aditya Bakti. 1999.
Smith & Keenan, English Law, Tenth Ed. London: Pitman
Publishing Limited, 1992.
Soedev.ri i\1c..sjchoen Sofwan, Sri. Hukum Perdata: Hukum
Beficb. Yogyakarta: Liberti, 1981.
Soeharnoko. Hukum Perjanjian, Teori Dan Analisa Kasus. Cet.
ke-1. Jakarta: Prenada Media, 2004.
Subekti, Pokok-Polwk Hulcwn Perdata,' Cetakan XIX Jakarta:
P.T. L'1terrnasa, 1984.
Rofiq, Ahmad. Hukum Islam di Indonesia. Cetk.e-3. Jakarta: Raja
GraEndo P~ 1998.
Vollmar, H.F.A Pengantar Studi Hukum Perdata Jilid 1
Th.te!jeJT1. ahkan Oleh I.S. Adiwimarta. Cetke-2. Jakarta:
RE:iawali Press, 1992.
Yahya lli....rahsp, M. Segi-Segi Hukwn Pery'anjian. Bandung:
Pencrl.1it Alumni, 1986.

: ~:.

154
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"
"Only scanned for FHUI, not for commercial purpose"

Anda mungkin juga menyukai