Assalamu’alaikum Wr.Wb,Shalom,
Om Swastiastu, Namo Buddhaya,
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan pre-proposal kegiatan National Business Law
Community Summit 2022 dengan membawa tema “Realizing Environmentally Friendly
Business Financing and The Use of Clean Energy Through The Green Financing
Ecosystem”. Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak
yang telah terlibat dalam rangkaian penyusunan pre-proposan National Busuiness Law
Community Summit 2022.
Substansi dalam proposal ini terdiri dari latar belakang kegiatan, tujuan kegiatan,
susunan acara, panitia penyelenggara, serta rancangan anggaran biaya yang disusun secara
sistematis guna memberikan informasi terkait gambaran kegiatan yang akan diselenggarakan.
Melalui proposal ini besar harapan kami terhadap datangnya dukungan baik secara moril
maupun materiil. Kami selalu berupaya secara maksimal demi terselenggaranya kegiatan ini.
Di samping itu, kami juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan yang
dijumpai. Kami tentunya sangat terbuka terhadap kritikan dan saran dari berbagai pihak. Oleh
sebab itu, kami berharap bimbingan dari berbagai pihak terhadap acara ini datang kepada kami
agar segala sesuatu yang dipersiapkan untuk kegiatan ini dapat terealisasikan dengan baik.
Sebagai penutup kami ingin mengucapkan terimakasih yangsebesar-besarnya kepada
setiap pihak yang telah memberikan dukungan kepada kami untuk mewujudkan proposal ini
demi kelancaran kegiatan National Business Law Community Summit 2022. Semoga kelak
kegiatan ini akan membawa dampak positif di masa yang akan datang.
Panitia
DAFTAR ISI
1
Sriyanto, 2007, “Kondisi Lingkungan Hidup di Jawa Tengah Dan Prospek Pembangunan Ke Depan,”
Jurnal Geografi, Volume 4, Nomor 2, Juli, hlm. 108.
2
Badan Pusat Statistik, 2016, Statistik Lingkungan Hidup Indonesia, Jakarta: Badan Pusat Statistik, hlm.3.
3
Takdir Rahmadi, 2021, Hukum Lingkungan di Indonesia, cet. 9, Depok: Rajawali Pers, hlm.8.
menghasilkan suatu pembahasan mengenai pembangunan berkelanjutan, hingga
akhirnya pada Konferensi Bumi di Rio de Janeiro pada tahun 1992 menghasilkan suatu
gagasan mengenai pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan sendiri
berarti memastikan kondisi hidup yang bermartabat berkaitan dengan hak asasi manusia
dengan menciptakan dan mempertahankan jangkauan atau alternatif akses yang luas
dalam merencanakan pola hidup. Prinsip keadilan antar generasi sekarang dan generasi
masa depan harus dijadikan pertimbangan dalam penggunaan sumber daya lingkungan,
ekonomi, dan sosial. Upaya perlindungan komprehensif pada keanekaragaman hayati
dan keanekaragaman genetik pun harus dipertimbangkan.4
Dalam perkembangan selanjutnya, PBB akhirnya menyepakati untuk menghadirkan
program internasional guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Program
tersebut adalah Millennium Development Goals (MDGS), yang mana hadirnya program
tersebut ditargetkan untuk tahun 2000 – 2015. Selanjutnya, pada konferensi Rio ke-20
yang dilaksanakan pada 3-14 Juni 2012, disepakati okumen The Future We Want yang
menjadi arahan bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di tingkat global,
regional, dan nasional. Dalam dokumen tersebut, terdapat tiga isu utama bagi
pembangunan berkelanjutan, yakni Green Economy in the context of sustainable
development and poverty eradication, Institutional Framework for Sustainable
Development, dan Framework for Action and Means of Implementation. Kerangka aksi
tersebut pun kemudian termasuk penyusunan Sustainable Development Goals (SDGs)
post 2015 yang mencakup tiga pilar pembangunan berkelanjutan, yakni sosial,
lingkungan, dan ekonomi.5Asas yang dianut dalam implementasinya adalah inklusif
dan transparan, yang mana berarti terdapat keterbukaan antar pemerintah dan semua
pemangku kepentingan dengan maksud untuk mengembangkan tujuan pembangunan
berkelanjutan global yang akan disepakati oleh PBB.6
4
Nurlita Pertiwi, 2017, Implementasi Sustainable Development di Indonesia, Cet. 1, Bandung: Pustaka
Ramadhan, hlm. 8.
5
Ibid., hlm. 18.
6
Ibid., hlm. 19.
Di Indonesia sendiri, konsep pembangunan berkelanjutan sejatinya telah diatur di
dalam landasan berbangsa dan bernegara, yakni Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, tepatnya di dalam Pasal 33 ayat (4) yang berbunyi:
“Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional”.7 Konsep pembangunan berkelanjutan inilah yang menjadi prinsip dasar
pembangunan yang berbasis hak asasi manusia disebabkan menjangkau semua pihak
dan semua aspek termasuk juga lingkungan. Pemenuhan atas hak lingkungan tersebut
pun kemudian perlu juga didukung oleh institusi-institusi terkait, seperti institusi
politik, hukum, dan birokrasi sehingga hak-hak demikian dapat terjamin dan terpenuhi
dalam jaminan hukum yang berkeadilan. Pengaturan tersebut pun kemudian
diejawantahkan ke dalam berbagai macam peraturan perundang-undangan, salah
satunya melalui strategi pembangunan jangka panjang yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) tahun 2005-2025 yang menyatakan
bahwasannya visi pembangunan nasional tahun 2005-2025 adalah mencapai Indonesia
yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Perwujudan visi pembangunan nasional tersebut
kemudian ditempuh melalui delapan misi pembangunan, yang mana salah satu misi
tersebut adalah mewujudkan Indonesia asri dan lestari dengan cara:8
1. Pengelolaan pelaksanaan pembangunan dengan menjaga keseimbangan antara
pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup;
2. Pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan;
serta
3. Pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar
pembangunan.
7
Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945, Ps. 33 ayat (4). Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945.
8
Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Penjelasan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerbitan
dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan, POJK No. 60/POJK.04/2017. hlm. 1.
Sejatinya, dalam mencapai perekonomian nasional yang tumbuh secara stabil,
inklusif dan berkelanjutan tersebut diperlukannya dukungan dari sistem keuangan yang
dapat mencegah terjadinya praktik pendanaan atau investasi pada kegiatan usaha yang
menggunakan sumber daya secara berlebihan, dapat meningkatkan kesenjangan sosial,
dan mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup. Sistem keuangan tersebut harus
menerapkan prinsip berkelanjutan yang mampu menciptakan nilai ekonomi, sosial, dan
ekologis di dalam model, proses, dan praktik pada tingkat pengambilan kebijakan
maupun keputusan bisnis menuju stabilitas sistem keuangan dan sukses bisnis dalam
jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan.9 Sistem yang demikian kemudian dikenal sebagai green financing.
Green financing sendiri, menurut Hohne, adalah istilah yang luas yang dapat merujuk
ke investasi keuangan yang mengalir ke proyek-proyek pembangunan berkelanjutan
dan inisiatif, produk lingkungan dan kebijakan yang mendorong pengembangan
ekonomi yang berkelanjutan. Fokus dari kegiiatan green financing adalah memberikan
pembiayaan untuk proyek atau pembangunan yang memperhatikan keseimbangan
antara ekonomi, sosial, dan lingkungan.10
Penerapan prinsip keuangan berkelanjutan dalam sistem lembaga keuangan di
Indonesia merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomo 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang telah diubah pula dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja untuk mengembangkan
dan menerapkan instrument ekonomi lingkungan hidup termasuk di dalamnya adalah
kebijakan yang ramah lingkungan hidup di bidang perbankan, pasar modal, dan industri
keuangan nonbank. Dalam Roadmap keuangan berkelanjutan, salah satu yang harus
direalisasikan adalah adanya peraturan yang spesifik dan mengikat untuk seluruh
pelaku sektor jasa keuangan berkaitan dengan implementasi keuangan berkelanjutan di
9
Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Penjelasan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan
Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik. POJK
No.51/POJK.3/2017. hlm. 1.
10
Eri Hariyanto dan Widyaiswara, “Green Financing, Sukuk Negara, dan Pembangunan Berkelanjutan,”
https://www.djppr.kemenkeu.go.id/uploads/files/Kajian_Artikel_DJPPR/GREEN%20FINANCING%20DAN%
20SUKUK.pdf, diakses 22 Juli 2022.
Indonesia. Peraturan keuangan berkelanjutan merupakan jawaban tentang bagaimana
seluruh pemangku kepentingan di sektor jasa keuangan atau Lembaga Jasa Keuangan
(LJK) menuangkan komitmen dan aksi nyata sebagai upaya mendukung implementasi
pembangunan berkelanjutan di Indonesia.11 Berangkat dari hal tersebut kemudian
hadirlah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 51/POJK.03/2017 tentang
Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik.
Dalam pengaturan mengenai penerapan keuangan berkelanjutan bagi LJK, Emiten,
dan Perusahaan Publik, tepatnya di dalam Pasal 2, penerapan keuangan berkelanjutan
harus dilakukan dengan menggunakan prinsip investasi bertanggung jawab, prinsip
strategi dan praktik bisnis berkelanjutan, prinsip pengelolaan risiko sosial dan
lingkungan hidup, prinsip tata kelola, prinsip komunikasi yang informati, ptinsip
inklusif, prinsip pengembangan sektor unggulan prioritas, dan prinsip koordinasi dan
kolaborasi.12 Namun dalam implementasinya, pengaturan yang demikian belum
diterapkan seutuhnya oleh LJK, Emiten, dan perusahaan publik. Hal tersebut dibuktikan
pada bulan Februari silam, yang mana bank Mandiri, BRI, BNI, dan BCA terbukti
masih mendanai sektor energi batu bara sebagai penghasil emisi gas rumah kaca yang
menyebabkan berbagai bencana iklim semakin memburuk.13 Memang tidak dapat
dipungkiri, pemanfaatan sumber daya alam dan kondisi lingkungan yang baik
merupakan aset modal perekonomian utama Indonesia. Selayaknya manajemen aset,
sumber daya alam dan kondisi lingkungan perlu dikelola dengan baik agar dapat terus
menyokong perekonomian secara berkelelanjutan. Sektor keuangan dapat berperan
sebagai katalis untuk mempercepat penerapan aktivitas ekonomi yang berdampak
positif terhadap lingkungan dalam membangun perekonomian yang lebih tangguh,
sehingga dibutuhkan pemahaman yang sama mengenai green financing.14
11
Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Penjelasan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan
Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik. Op. cit., hlm. 2.
12
Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Keuangan
Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik. POJK No. 51/POJK.3/2017. Ps.2.
13
Mustafa Imam, “Krisis Iklim Mengancam Kehidupan Bumi, BNI Didesak Stop Danai Batu Bara,”
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2022/02/27/krisis-iklim-mengancam-kehidupan-bumi-bni-didesak-
stop-danai-batu-bara, diases 22 Juli 2022.
14
Otoritas Jasa Keuangan, 2022, Taksonomi Hijau Indonesia, Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan, hlm. 13.
Sebagai negara berkembang, Indonesia pun memiliki isu kesenjangan sosial yang
merupakan sumber risiko yang harus mendapatkan perhatian yang memadai. Selain itu,
Indonesia juga merupakan negara yang secara geografis terpapar risiko perubahan
iklim. Berkaca dari situasi serta kondisi sebagaimana yang telah dijabarkan di atas,
maka kiranya perlu untuk dilaksanakan suatu kegiatan guna menelisik lebih dalam
mengenai penerapan green financing sebagai upaya pembangunan berkelanjutan di
Indonesia. Selain itu, hadirnya kegiatan ini juga bertujuan guna menambah pengetahuan
dan kesadaran mahasiswa fakultas hukum yang bergerak di bidang hukum perdata
terkhusus hukum bisnis dan masyarakat pada umumnya. Atas dasar hal demikian,
dilaksanakanlah National Business Law Community Summit 2022 dengan tema
kegiatan “Realizing Environmentally Friendly Business Financing and The Use of
Clean Energy Trough the Green Financing Ecosystem”.
B. NAMA, TEMA, dan TAGLINE KEGIATAN
Kegiatan ini Bernama The 8th National Business Law Community Summit 2022
dengan tema kegiatan, yakni: “Realizing Environmentally Friendly Business
Financing and The Use of Clean Energy Trough the Green Financing Ecosystem”
Adapun Tagline diselenggarakan acara ini adalah “Business fot environmental
Impact” yang bermakna bahwa bisnis membawa pengaruh besar terhadap lingkungan,
yang mana pengaruh terhadap lingkungan tersebut harus terus selalu diupayakan untuk
kebaikan demi keberlanjutan dan kebermanfaatan makhluk hidup.
C. TUJUAN KEGIATAN
Adapun yang menjadi tujuan diselenggarakannya The 8th National Businnes Law
Community Summit 2022 dengan tema “Realizing Environmentally Friendly
Business Financing and The Use of Clean Energy Trough The Green Financing
Ecosystem” yaitu:
a. Tujuan Umum
Menjadi wadah dan saran bagi mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Hukum anggota
National Business Law Community (NBLC) untuk mempererat tali silaturahmi dan
meningkatkan kualitas akademik dalam ruang lingkup Hukum Perdata khususnya
Hukum Bisnis.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan solidaritas antar mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Hukum
anggota National Business Law Community (NBLC);
2. Menjadi wadah untuk berkompetisi dalam rangka meningkatkan pengetahuan
dan keilmuan dalam bidang Hukum Bisnis bagi mahasiswa dan mahasiswi
Fakultas Hukum anggota National Business Law Community (NBLC);
3. Meningkatkan pengetahuan akan pentingnya Hukum Bisnis kepada mahasiswa
dan mahasiswi Fakultas Hukum anggota National Business Law Community
(NBLC);
4. Memberikan pemahaman komprehensif terkait tindakan yang dapat
diberlakukan dalam menyikapi masalah-masalah mengenai Hukum Bisnis;
5. Meningkatkan kemampuan berargumen secara baik dan berkualitas bagi
mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Hukum anggota National Business Law
Community (NBLC).
D. PARAMETER KEBERHASILAN
Berdasarkan pada tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas, maka parameter
keberhasilan dari kegiata ini antara lain:
0-25% (Gagal): Penyelenggaraan acara ini berjalan dengan sangat tidak baik apabila
peserta yang mengikuti persidangan dan perlombaan kurang dari 4 (empat) delegasi,
anggaran pengeluaran yang dikeluarkan melebihi anggaran pemasukan sebesar lebih
dari Rp.23.836.500, jumlah panitia yang hadir pada hari pelaksanaan sejumlah 25%
dari total panitia, dan banyak kendala teknis dalam pelaksanaan kegiatan;
25%-50% (Buruk): Penyelenggaraan acara ini berjalan dengan tidak baik apabila
peserta yang mengikuti persidangan dan perlombaan sama dengan 4 (empat) delegasi,
anggaran pengeluaran yang dikeluarkan melebihi anggaran pemasukan sebesar lebih
dari Rp. 23.836.500, jumlah panitia yang hadir pada hari pelaksanaan sejumlah 50%
dari total panitia, dan terdapat beberap kendala teknis dalam pelaksanaan kegiatan;
50%-75% (Cukup): Penyelenggaraan acara ini berjalan dengan cukup baik apabila
peserta yang mengikuti persidangan dan perlombaan lebih dari 4 (empat) kurang dari 8
(delapan) delegasi, anggaran pemasukan lebih dari atau sama dengan anggaran
pengeluaran sebesar kurang dari Rp. 23.836.500, jumlah panitia yang hadir pada hari
pelaksanaan sejumlah 75% dari total panitia, dan terdapat sedikit kendala teknis dalam
pelaksanaan kegiatan;
75%-100% (Berhasil): Penyelenggaraan acara ini berjalan dengan cukup baik apabila
peserta yang mengikuti persidangan dan perlombaan sejumlah 8 (delapan) delegasi,
anggaran pemasukan melebihi anggaran pengeluaran sebesar Rp. 23.836.500, jumlah
panitia yang hadir pada hari pelaksanaan sejumlah 100% dari total panitia, dan minim
hingga tidak adanya kendala teknis dalam pelaksanaan kegiatan;
F. DESKRIPSI KEGIATAN
Acara ini Bernama The 8th National Business Law Community Summit 2022
dengan tema kegiatan, yakni: “Realizing Environmentally Friendly Business
Financing and The Use of Clean Energy Trough The Green Financing Ecosystem”.
Berikut adalah rangkaian acara yang akan diselenggarakan.
a. Pre-event
Acara ini akan diselenggarakan sebelum The 8th National Business Law
Community Summit 2022 pada tanggal 10 Desember 2022 dengan media daring
Zoom Cloud Meeting. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan National
Business Law Community (NBLC) kepada mahasiswa Fakultas Hukum Se-
Indonesia dalam ruang lingkup hukum bisnis agar dapat tertarik untuk bergabung
menjadi anggota tetap National Business Law Community (NBLC). Selain itu,
pelaksanaan kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan National Business
Law Community (NBLC) kepada masyarakat umum.
b. Opening Ceremony
Opening ceremony, The 8th National Business Law Community Summit 2022
akan dilaksanakan secara hybrid pada tanggal 4 Februari 2023 di gedung Litigasi
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro dan Zoom Cloud Meeting. Acara ini akan
dihadiri oleh segenap delegasi persidangan The 8th National Business Law
Community 2022. Selain itu, acara ini akan diisi dengan sambutan dari pihak
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, National Business Law Community
Summit 2022, Kelompok Riset dan Debat Fakultas Hukum Universitas
Diponegoro, serta live performance sebagai simbolisasi dimulainya pelaksanaan
acara ini.
c. Sosialisasi Paper Presentation Competition (PPC)
Sosialisasi adalah kegiatan pemaparan dan penyampaian tata tertib pelaksanaan
kompetisi serta penentuan nomor urut presentasi pada Paper Presentation
Competition (PPC) The 8th National Business Law Community Summit 2022.
Peserta diperkenankan mengajukan pertanyaan terkait teknis pelaksanaan
kompetisi untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut.
d. Kompetisi
Paper Presentation Competition merupakan kompetisi menganalisis kasus yang
telah diberikan dari sudut padang hukum secara tertulis dalam bentuk Paper pf
Research berdasarkan regulasi yang berlaku di Indonesia. Kompetisi ini bertujuan
untuk bertukan pikiran dan menguji ketajaman analisis terhadap suatu kasus.
Deadline dan system ketentuan penulisas akan diatur di dalam buku panduan
kompetisi. Hasil dari paper of research dikirimkan via surel oleh delegasi kepada
panitia The 8th National Business Law Community Summit 2022. Setelah
dikumpulkan, berkas Paper of Research akan dilakukan penilaian oleh Juri berkas.
Selanjutnya, delegasi akan melaksanakan presentasi dalam bentuk penayangan
video yang akan dilakukan penilaian oleh juri presentasi pada saat pelaksanaan
Paper Presentation Competition The 8th National Business Law Community 2022.
Penilaian dari juri berkas dan presentasi akan diakumulasikan menjadi satu untuk
memperoleh juara pada kompetisi The 8th National Business Law Community
Summit 2022. Pengumuman juara akan diumumkan pada saat acara Closing
Ceremony.
e. Persidangan
Acara ini ditujukan kepada seluruh anggota tetap dan anggota tidak tetap The
8th National Business Law Community Summit 2022. Acara persidangan ini
meliputi: Laporan Pertanggungjawaban Anggota Tetap; Sesi Tanya Jawab Laporan
Pertanggungjawaban; Sesi Penetapan Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO);
Demisioner The Board of NBLC Indonesia 2022; Pemilihan Executive Director
dan Struktur Organisasi NBLC; Pemilihan Pengurus Baru NBLC Indonesia; Uji
Tuntas Anggota Tidak Tetap; Pemilihan Anggota Tetap NBLC; serta Persidangan
Penetapan Anggaran Dasar.
f. Closing Ceremony
Closing Ceremony, The 8th National Business Law Community Summit 2022
akan dilaksanakan secara hybrid pada tanggal 5 Februari 2023 di Gedung Litigasi
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro dan Zoom Cloud Meeting. Acara ini akan
dihadiri oleh para delegasi persidangan dan kompetisi, tamu undangan, dan panitia.
Acara juga akan diisi dengan beberapa sambutan dari pihak Fakultas Hukum
Universitas Diponegoro, National Business Law Community Summit 2022,
Kelompok Riset dan Debat Fakultas Hukum Universitas Diponegoro,
pengumuman juara Paper Presentation Competition (PPC), serta live performance
sebagai simbolisasi diakhirinua pelaksanaan acara ini.
G. SASARAN KEGIATAN
The 8th National Business Law Community Summit 2022 dengan tema kegiatan
“Realizing Environmentally Friendly Business Financing and The Use of Clean
Energy Trough The Green Financing Ecosystem” memiliki sasaran kegiatan, yaitu:
a. Pre-event
Sasaran acara ini ditujukan kepada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Hukum
Se-Indonesia dan masyarakata umum.
b. Opening Ceremony
Sasaran acara ini ditujukan kepada seluruh delegasi persidangan dan kompetisi
The 8th National Business Law Community 2022.
c. Sosialisasi Kompetisi
Sasaran acara ini ditujukan kepada delegasi Paper Presentation Competition
The 8th National Business Law Community 2022.
d. Persidangan
Sasaran acara ini ditujukan kepada delegasi persidangan The 8th National
Business Law Community 2022.
e. Kompetisi
Sasaran acara ini ditujukan kepada seluruh delegasi Paper Presentation
Competition The 8th National Business Law Community 2022.
f. Closing Ceremony
Sasaran acara ini ditujukan kepada seluruh delegasi persidangan dan kompetisi
The 8th National Business Law Community 2022.
H. SUSUNAN KEPANITIAAN
(Lampiran 1)
I. BAGAN KEPANITIAAN
(Lampiran 2)
J. JOB DESCRIPTION
(Lampiran 3)
K. RUNDOWN ACARA
(Lampiran 4)
L. RANCANGAN ANGGARAN
(Lampiran 5)
M. TARGET SPONSOR
(Lampiran 6)
N. CONTINGENCY PLAN
(Lampiran 7)
O. TIMELINE KEGIATAN
(Lampiran 8)
P. LOGO
(Lampiran 9)
Q. PENUTUP
Demikian Pre-Proposal The 8th National Business Law Community Summit
2022 dengan tema “Realizing Environmentally Friendly Business Financing and The
Use of Clean Energy Trough The Green Financing Ecosystem” disusun sebagai
pedoman pelaksanaan acara untuk dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan acara
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Kami meminta dukungan dan kerjasama
dari berbagai pihak dalam rangka tercapainya kesuksesan acara. Kami selaku panitia
juga ingin mengucapkan terimakasih atas berbagai dukungan yang diberikan. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa memberikan kelancaran dalam berlangsungnya acara dari awal
hingga akhir tanpa suatu hambatan apapun agar acara ini dapat memberikan makna
positif terhadap pihak terkait.
(Lampiran 1)
1. Penanggung Jawab
a. Executive Director : Muhammad Andrian Putra
b. Director Organization : Rafi Rifai Mastiyanto
2. Panitia
a. Project Officer : Adry Adiananta
b. Vice Project Officer : Sofa Dzunnuhasani
c. Secretary : Ananda Xaviera
d. Controller : Salma Putri Rofifah
e. Treasurer : Salsabila Azalea Putri
• Sponsorship : Mikail Zain Nugroho
• Dana Usaha : Ambrosius Kyo Abilowo
f. Koordinator Bidang I : Rania Zayn
• Divisi Ceremony : Annisa Nur Rahmawati
• Divisi Liaison Officer : Muhammad Nazif Shibyani
• Divisi Persidangan : Sandya Alhafidz
• Divisi Pre-Event : Josephine Meilianni
g. Koordinator Bidang II : Andi Muhammad Irfan
• Divisi Kompetisi : Yuliya Firdausil Hawa
• Divisi Juri : Michella Palma Ayu
• Divisi Registrasi : Rae Sisca Ivana
h. Koordinator Bidang III : Maritza Lasya
• Divisi Perlengkapan : Azadel Radya
dan produksi
• Divisi Humas, Publikasi, : Nathalie Yanti Simbolon
dan Dokumentasi
• Divisi Media Partner : Laluna Kayla Fidhia
• Divisi Desain : Maritza Adena Nitisara
(Lampiran 2)
Project
Officer
Vice
Project Officer
Sponsorship Fundraising
Perlengkapan
Ceremony Kompetisi & Produksi
Media
Persidangan Registrasi Partner
Pre-Event Desain
(Lampiran 3)
1. Project Officer dan Vice Project Officer
a) Mengkoordinasi Sekretaris, Treasurer, Controller, Koordinator Bidang I,
Koordinator Bidang II, dan Koordinator Bidang III;
b) Memimpin jalannya rapat, sosialisasi, atau briefing;
c) Menentukan keputusan untuk keberlangsungan acara; dan
d) Melakukan evaluasi kepada seluruh panitia secara berkala.
2. Skretaris
a) Membuat notulensi pada setiap rapat, sosialisasi, atau briefing;
b) Mengkoordinasi seluruh bentuk korespondensi perihal kepanitiaan;
c) Mengorganisir administrasi arsip kepanitiaan;
d) Membuat surat dan proposal kegiatan; dan
e) Membuat Laporan Pertanggung Jawaban.
3. Controller
a) Memilih dan menentukan metode akuntasi yang digunakan;
b) Monitoring dan audit internal;
c) Mengawasi proses pelaksanaan akuntansi keuangan; dan
d) Mengawasi proses pelaksanaan akuntansi manajemen.
4. Treasurer
a) Mengkoordinir setiap dana pemasukan atau pengeluaran kepanitiaan;
b) Mengkomuniksikan masalah atau informasi terkait dana kepada Project Officer
dan Vice Project Officer;
c) Menyusun dan merealisasikan pendanaan setiap divisi kepanitiaan; dan
d) Membuat laporan keuangan/
5. Divisi Sponsorship
a) Mencari dana sponsor;
b) Membuat proposal sponsor;
c) Mempresentasikan proposal kepada calom pemberi sponsor;
d) Melakukan tindak lanjut kepada calom pemberi sponsor; dan
e) Memberikan laporan keuangan terkait sponsor kepada Bendahara.
6. Divisi Dana Usaha
a) Membuat perencanaan anggaran dan konsep dana usaha yang akan diterapkan;
b) Membuat laporan hasil dana usaha kepada Bendahara; dan
c) Memberikan laporan keuangan terkait sponsor kepada Bendahara.
7. Koordinator Bidang I
a) Mengkoordinasi setiap kepala divisi dan staf dalam bidangnya;
b) Mengkomununikasikan setiap masalah ataupun informasi terkait bidang divisi dan
melaporkan hal tersebut kepada Project Officer dan Vice Project Officer;
c) Memimpin pelaksanaan rapat bidang;
d) Bertanggung jawab atas terlaksananya seluruh Job Description masing-masing
divisi pada bidangnya;
e) Menjadi problem solver apabila terjadi suatu permasalahan pada tiap divisi dalam
bidangnya;
f) Berkomunikasi dengan setiap Koordinator Bidang lainnya; dan
g) Menentukan dan memutuskan mengenai masalah yang terjadi dalam ruang
lingkup Bidang I pada keadaan mendesak.
8. Divisi Ceremony
a) Menyusun dan melaksanakan konsep opening dan closing ceremony;
b) Menyusun rundown rangkaian acara dalam opening dan closing ceremony;
c) Menyiapkan seluruh keperluan untuk kegiatan opening dan closing ceremony;
d) Berkomunikasi dengan divisi serta bidang lain yang terkait;
e) Memberikan arahan kepada staff divisi ceremony;
f) Bertanggung jawab atas terselenggaranya seluruh kegiatan ceremony; dan
g) Melaporkan progress divisi kepada Koordinator Bidang I.
9. Divisi Liaison Officer
a) Merepresentasikan kepanitiaan The 8th NBLC Summit 2022 kepada peserta
delegasi;
b) Mendampingi delegasi selama rangkaian acara berlangsung;
c) Menjadi sumber informasi bagi para delegasi The 8th NBLC Summit 2022;
d) Menjadi wadah koordinasi dan komunikasi panitia The 8th NBLC Summit 2022
dengan delegasi sepanjang rangkaian acara berlangsung baik sebelum maupun
sesudah rangkaian acara;
e) Mempelajari seluruh teknis berjalannya acara dari awal hingga akhir;
f) Memberikan arahan kepada staf terkait tugas dan peraturan sebagai Liaison
Officer; dan
g) Menyampaikan progress kepada Koordinator Bidang I.
10. Divisi Persidangan
a) Menyusun dan melaksanakan konsep persidangan;
b) Menyusun rundown rangkaian acara dalam persidangan;
c) Menyiapkan seluruh keperluan untuk kegiatan persidangan;
d) Berkomunikasi dengan divisi serta bidang lain yang terkait;
e) Memberikan arahan kepada staff divisi mengenai sistematika dan teknis
Persidangan;
f) Bertanggung jawab atas terselenggaranya seluruh kegiatan persidangan; dan
g) Melaporkan progress divisi kepada Koordinator Bidang I.
11. Divisi Pre-event
a) Menyusun dan melaksanakan konsep acara Pre-event;
b) Menyusun rundown pelaksanaan acara Pre-event;
c) Menyiapkan seluruh keperluan untuk kegiatan Pre-event;
d) Berkomunikasi dengan divisi serta bidang lain yang terkait;
e) Memberikan arahan kepada staff divisi ceremony;
f) Bertanggung jawab atas terselenggaranya seluruh kegiatan Pre-event; dan
g) Melaporkan progress divisi kepada Koordinator Bidang I.
12. Koordinator Bidang II
a) Mengkoordinasi setiap kepala divisi dan staf dalam bidangnya;
b) Mengkomununikasikan setiap masalah ataupun informasi terkait bidang divisi dan
melaporkan hal tersebut kepada Project Officer dan Vice Project Officer;
c) Memimpin pelaksanaan rapat bidang;
d) Bertanggung jawab atas terlaksananya seluruh Job Description masing-masing
divisi pada bidangnya;
e) Menjadi problem solver apabila terjadi suatu permasalahan pada tiap divisi dalam
bidangnya;
f) Berkomunikasi dengan setiap Koordinator Bidang lainnya; dan
g) Menentukan dan memutuskan mengenai masalah yang terjadi dalam ruang
lingkup Bidang II pada keadaan mendesak.
13. Divisi Kompetisi
a) Membuat tema terkait perlombaan;
b) Membuat lembar penilaian;
c) Menyusun peraturan kompetisi, juklak, dan juknis;
d) Mengadakan sosialisasi terkait kompetisi;
e) Bertanggung jawab terhadap terlaksananya kegiatan kompetisi; dan
f) Melaporkan progress divisi kepada Koordinator Bidang III.
14. Divisi Juri
a) Mencari juri untuk menilai berkas delegasi;
b) Bertanggung jawab atas kehadiran juri pada hari perlombaan;
c) Berkomunikasi dengan divisi serta bidang lain yang terkait; dan
d) Melaporkan progress divisi kepada Koordinator Bidang II.
15. Divisi Registrasi
a) Mencatat anggota NBLC serta contact person yang dapat dihubungi;
b) Menyusun mekanisme registrasi untuk calon delegasi;
c) Menyusun formulir registrasi untuk calon delegasi;
d) Menerima dan mengkoordinir data pendaftaran kompetisi;
e) Berkomunikasi dengan divisi serta bidang lain yang terkait; dan
f) Melaporkan progress divisi kepada Koordinator Bidang II.
16. Koordinator Bidang III
a) Mengkoordinasi setiap kepala divisi dan staf dalam bidangnya;
b) Mengkomununikasikan setiap masalah ataupun informasi terkait bidang divisi dan
melaporkan hal tersebut kepada Project Officer dan Vice Project Officer;
c) Memimpin pelaksanaan rapat bidang;
d) Bertanggung jawab atas terlaksananya seluruh Job Description masing-masing
divisi pada bidangnya;
e) Menjadi problem solver apabila terjadi suatu permasalahan pada tiap divisi dalam
bidangnya;
f) Berkomunikasi dengan setiap Koordinator Bidang lainnya; dan
g) Menentukan dan memutuskan mengenai masalah yang terjadi dalam ruang
lingkup Bidang III pada keadaan mendesak.
17. Divisi Perlengkapan dan Produksi
a) Mengkoordinir setiap perlengkapan dan peralatan produksi;
b) Membuat konsep pengerjaan produksi;
c) Berkomunikasi dengan divisi serta bidang lain yang terkait;
d) Memberikan arahan kepada staf divisi Perlengkapan dan Produksi;
e) Bertanggung jawab atas terselenggaranya seluruh kegiatan Perlengkapan dan
Produksi; dan
f) Melaporkan progress divisi kepada Koordinator Bidang III.
18. Divisi Humas, Publikasi, dan Dokumentasi
a) Memberikan informasi terkait pelaksanaan acara The 8th NBLC Summit di luar
lingkungan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro;
b) Menyebarkan undangan bersamaan dengan divisi Registrasi;
c) Menjadi contact person dalam jaringan komunikasi;
d) Meliput dan mendokumentasikan setiap rancangan acara terkait;
e) Melakukan koordinasi antara internal kepanitiaan dan eksternal kepanitiaan; dan
f) Melaporkan progress divisi kepada Koordinator Bidang III.
19. Divisi Media Partner
a) Mencari network calon media partner;
b) Membuat proposal media partner;
c) Menindaklanjuti media partner;
d) Membuat Memorandum of Understanding (MoU);
e) Melaporkan progress divisi kepada Koordinator Bidang III.
20. Divisi Design
a) Membuat konsep desain dan mengelola media sosial NBLC Summit 2022;
b) Menentukan desain teaser dan acara;
c) Melakukan campaign dan publikasi seluruh media sosial NBLC Summit 2022.
(Lampiran 4)
1. Rundown Pre-Event
1. Pemasukan
No. Uraian Pemasukan Nilai Keterangan
SPONSORSHIP
1 Sponsorship Rp.10.000.000
PENDAFTARAN
Paper Presentation
2 Rp.3.300.000 Rp. 300.000 x 11
Competition
3 Sidang Rp. 2.200.000 Rp. 200.000 x 11
Subtotal Rp.5.500.000
KONTRIBUSI
Subtotal Rp.10.000
TREASURER
Dana Usaha
BIDANG II
Divisi Kompetisi
No. Nama Barang Kuantitas Harga Satuan Total Harga Keterangan
1 Uang 1 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
Hadiah
Juara 1
2 Uang 1 Rp 1.000.000 Rp
Hadiah 1.000.000
Juara 2
3 Uang Hadiah 1 Rp.500.000 Rp.500.000
Juara 3
Subtotal Rp. 3.000.000
Divisi Juri
4 Fee Juri 3 Rp.500.000 Rp.1.500.000
Subtotal Rp.1.500.000
TOTAL Rp.4.500.000
BIDANG III
Divisi Perlengkapan dan Produksi
No. Nama Barang Kuantitas Harga Satuan Total Harga Keterangan
1 Sertifikat 24 Rp. 6.000,00 Rp. 144.000
peserta
2 Piala 3 Rp. 300.000,00 Rp. 900.000
3 Properti 1 Rp. 400.000,00 Rp. 400.000 Banner
4 Plakat dan box 2 Rp. 105.000 Rp. 210.000
pembicara
5 Figura dan 2 Rp. 45.000 Rp. 90.000
print sertifikat
pembicara
6 Souvenir 2 Rp. 50.000 Rp. 100.000
pembicara
7 Plakat dan box 1 Rp. 105.000 Rp. 105.000
moderator
8 Figura dan 1 Rp. 45.000 Rp. 45.000
print sertifikat
moderator
9 Biaya kirim 3 Rp. 25.000 Rp. 75.000 EkspedisiJ&T
untuk pembicara
danmoderator
10 Plakat danbox 1 Rp.105.000 Rp.105.000
mc
11 Print sertifikat 1 RP. 45.000 RP. 45.000
dan figura mc
12 Biaya kirimmc 1 RP. 25.000 RP. 25.000 EkspedisiJ&T
13 Biaya Baju 100 Rp. 50.000 500.000
Panitia
14 Biaya Bensin 3 50.000 150.000
15 Gantungan Kunci 100 10.000 1.000.000
16 Stiker 100 5.000 500.000
17 Penginapan 15 300.000 3.000.000
18 Konsumsi 22 40.000 440.000
Peserta
19 Konsumsi 10 40.000 400.000
BPH NBLC
20 Konsumsi 100 20.000 2.000.000
Panitia
21 Snack 22 10.000 220.000
Peserta
22 Snack 10 10.000 100.0000
BPH NBLC
23 Snack 100 5.000 500.000
Panitia
Subtotal Rp. 11.054.000
Divisi Media Partner
24 Ruang 1 Rp100.000 Rp.100.000 1x Web Post,
Mahasiswa 2x Instagram
Post, 2x Fan
Page Post, 1x
Instagram
Story, 1x Line
Post, 3x
Twitter Post.
25 Media partner 1 Rp. 15.000 Rp. 15.000
info lomba
26 Media partner 1 Rp. 20.000 Rp.20.000
juristwannabe
Subtotal Rp.135.000
TOTAL Rp.11.189.000
TOTAL PENGELUARAN
KESEKRETARIATAN
1 Kesekretariatan Rp. 947.500
Subtotal Rp. 947.500
TREASURER
2 Dana Usaha Rp. 5.000.000
Subtotal Rp. 5.000.000
BIDANG I
3 Divisi Ceremony Rp. 1500.000
4 Divisi Persidangan Rp. 0
5 Divisi Liaison Officer Rp. 0
6 Divisi Pre-Event Rp. 700.000
Subtotal Rp. 2.200.000
BIDANG II
7 Divisi Kompetisi Rp. 3.000.000
8 Divisi Juri Rp. 1.500.000
9 Divisi Registrasi Rp. 0
Subtotal Rp. 4.500.000
BIDANG III
10 Humas, Publikasi, dan Dokumentasi Rp. 0
11 Perlengkapan dan Produksi Rp. 11.054.000
12 Desain Rp. 0
13 Media Partner Rp. 135.000
Subtotal Rp. 11.189.000
TOTAL Rp. 23.836.500
(Lampiran 6)
A. Perusahaan FnB
1. PT. Unilever Indonesia Tbk.
2. PT Nestle Indonesia
3. PT. Coca Cola Indonesia Tbk.
4. PT. Nissin Foods Indonesia Tbk.
5. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
B. Perusahaan Telekomunikasi
1. PT. MNC Investama Tbk.
2. PT. Indosat Tbk.
3. PT Telkom Indonesia Tbk.
C. Perusahaan Bank
1. PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
2. PT. Bank Mandiri Tbk.
3. PT. Bank BTPN Tbk.
D. Law Firm
1. Assegaf Hamzah & Partners.
E. Instansi Lain
1. PT. PLN
2. Otoritas Jasa Keuangan
(Lampiran 7)