Anda di halaman 1dari 2

UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah : Hukum Investasi dan Pasar Modal


Program : Program Sarjana Reguler/Pararel
Hari/Tanggal : Kamis, 15 April 2021
Waktu : 18.30 s.d 22.30 WIB

PERHATIAN:

1. Soal Ujian ini diberikan melalui Google Classroom kelas masing-masing pada pukul 18.30
WIB;
2. Jawaban Ujian diserahkan kembali pada hari yang sama selambat-lambatnya pada pukul
22.30 WIB dengan mengunggahnya ke Google Classrooom kelas masing-masing;
3. Judul file :Nama-NPM- UTS-Inves-(Reguler/Pararel);
4. Jawaban Ujian yang diserahkan setelah pukul 22.45 WIB (merujuk kepada notifikasi
keterlambatan pada Google Classroom) akan mendapatkan pengurangan nilai sebesar 25
poin;
5. Segala tindakan kecurangan, termasuk kemiripan dalam jawaban TIDAK AKAN dinilai.

SOAL:

1. Dengan diundangkannya Undang-Undang No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan
Peraturan Presiden No.10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal
(“Perpres No.10 Tahun 2021”), diberikan relaksasi bagi penanaman modal. Setidaknya
lebih dari 500 bidang usaha menjadi lebih terbuka bagi penanaman modal. Sebagai
contoh, bidang usaha telekomunikasi menjadi terbuka bagi penanaman modal asing.
Berkenaan dengan hal ini, berikan pendapat hukum Saudara:
a. Apabila penanaman modal dalam bidang usaha telekomunikasi telah dilakukan
sebelum diundangkannya Perpres No.10 Tahun 2021, apakah modal asing bisa
langsung diperbesar?
b. Dalam Lampiran III Perpres No.10 Tahun 2021 diatur bahwa untuk bidang usaha
lembaga penyiaran komunitas radio, modal dalam negeri 100% dalam rangka
pendirian dan modal asing maksimal 20% dalam rangka penambahan atau
pengembangan usaha. Apakah maksud “modal asing maksimal 20% dalam rangka
penambahan atau pengembangan usaha”?
c. Apabila suatu pihak hendak membeli saham melalui pasar modal untuk bidang usaha
angkutan sungai untuk barang khusus yang modal asing dibatasi maksimal 49%,
apakah ketentuan ini berlaku jika pembelian saham dilakukan melalui pasar modal?

2. PT Bio Pharm adalah sebuah PT Indonesia yang bergerak dibidang manufaktur produk-
produk farmasi dan Alat Kesehatan. Pada penghujung tahun 2020 lalu PT tersebut
menjajaki sebuah kerjasama riset dengan Zenex Pharmaceutical (ZP), sebuah perusahaan
farmasi berbasis di Negara Switzerland untuk mengembangkan suatu Vaksin COVID 19
baru untuk mengatasi wabah pandemi khususnya untuk menangani varian baru dari Virus
pembawa Covid 19. ZP memiliki obat Vaksin: ZENEC 19 yang dipaten di Negara
Switzerland dan juga memiliki paten atas suatu alat deteksi infeksi Virus Covid 19
bernama GENETEST. ZP berminant untuk melakukan Usaha Patungan dengan PT
Biopharm untuk memproduksi dan memanufaktur ZENEC 19 dan GENETEST di
Indonesia. ZP mengalokasikan modal sebesar 10 Juta US Dollar untuk pengembangan
pabrik Vaksin di Indonesia di Jawa Barat, dan bermaksud pula melakukan kerjasama riset
pengembangan ZENEG 19 generasi berikutnya bersama PT Bio Pharm dengan alokasi
modal untuk fase riset awal sebesar 3 Juta US Dollar. Rencananya hasil riset tersebut akan
menjadi milik bersama antara ZP dengan PT Biopharm dan akan dimanufaktur dan
didistribusikan melalui usaha patungan yang akan dibentuk.

Perwakilan dari kedua Perusahaan diatas menghubungi anda untuk menanyakan hal-hal
sebagai berikut:
a. Apakah ZP dapat melakukan kegiatan investasi modal asing di Indonesia berdasarkan
hukum dan ketentuan yang berlaku di Indonesia. Jelaskan aturan-aturan terkait yang
penting diketahui investor?
b. Apabila ZP melakukan kegiatan Joint venture dengan PT Biopharm, apa apa saja hal
yang penting untuk dituangkan dalam Joint venture Agreement oleh kedua perusahaan
tersebut? Jelaskan.
b. Apabila ZP dan PT Bioparm sepakat untuk memiliki secara bersama Paten atas hasil
riset dan pengembangan ZENEC 19 dan GENETEST yang baru, yang dihasilkan dari
kerjasama tersebut. Perjanjian apa yang harus mereka buat, dan apa-apa saja hal
penting yang harus diatur dalam perjanjian tersebut? Jelaskan.

3. TRIMs Agreement melarang ketentuan/kegiatan yang tidak sesuai/bertentangan dengan


GATT 1994, utamanya terkait dengan National Treatment (Art. III) dan General
Elimination of Quantitative Restrictions (Art. XI). Berkaitan dengan hal tersebut, secara
spesifik, TRIMs Agreement melarang ketentuan/kegiatan yang secara terang-terangan
mengatur tentang: local content requirements, trade balancing requirements, foreign
exchange restrictions dan export restrictions (termasuk di dalamnya subsidi pajak).
a. Jelaskan secara rinci tentang ketentuan/kegiatan yang secara spesifik disebutkan dalam
TRIMs Agreement tersebut.
b. Apakah ada pengecualian terhadap TRIMs Agreement? Jelaskan jawaban saudara.
c. Apakah Indonesia pernah digugat melalui DSB WTO mengenai kebijakannya yang
dianggap bertentangan dengan TRIMs Agreement? Bila ya, jelaskan secara singkat
mengenai kasusnya serta hasil keputusan panel pada DSB WTO tersebut.

4. Berikan pendapat hukum Saudara berkenaan dengan permasalahan-permasalahan hukum


di bawah ini:
a. Anda ditunjuk sebagai wakil Pemerintah (Negara) untuk melakukan perundingan
suatu perjanjian investasi. Pihak counterpart menghendaki klausul “umbrella clause”
dalam perjanjian investasi tersebut. Bagaimana pendapat Anda?
b. Apa akibat hukum jika suatu negara menarik diri (withdraw) dari suatu perjanjian
investasi yang memuat klausul ISDS (investor-state dispute settlement)?
c. Dalam penyelesaian sengketa melalui ICSID (International Center for Settlement of
Investment Disputes), jika suatu negara menyetujui (consent) “jurisdiction of the
Center” apakah ini berarti menyetujui untuk konsiliasi (conciliation) atau untuk
arbitrase (arbitration)?

= Selamat Mengerjakan =

Anda mungkin juga menyukai