Anda di halaman 1dari 151

COVER

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

FASILITASI KESEPAKATAN KONSERVASI


DAN PENYUSUNAN RENCANA KELOMPOK DESA OHOIREN
KECAMATAN KEI KECIL BARAT KABUPATEN MALUKU TENGGARA
PROVINSI MALUKU

Oleh:
Tim Pelaksana

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


DIREKTORAT JENDERALKONSERVASISUMBERDAYAALAM DAN EKOSISTEM
BALAIKONSERVASI SUMBER DAYAALAM MALUKU
Ambon, Mei 2022
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MALUKU
Alamat : Jalan Kebun Cengkeh Ambon 97128 Telp/fax 0911-343619

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN

Judul Kegiatan : Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan


Rencana Kelompok Desa Ohoiren, Kabupaten Maluku
Tenggara, Provinsi Maluku
Waktu Kegiatan : 20 s.d. 24 April 2022
Lokasi Kegiatan : Desa Ohoiren, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku
Pelaksana : 1. Tri H. Kuswoyo
2. Rafit Kardi
3. Bruno Rado
Sumber Dana : RM sesuai DIPA BKSDA MALUKU TA 2022
Rp. 23.500.000,- (Dua puluh tiga juta lima ratus ribu
rupiah)
Disusun di : Ambon
Pada Tanggal : Mei 2022

Mengetahui : Ketua Tim Pelaksana Kegiatan,


Kepala Sub Bagian Tata Usaha,

Rosna, S.P. Tri H. Kuswoyo


NIP. 19680201 199803 2 006 NIP. 19740228 200003 1 005

Menyetujui/Mengesahkan :
Kepala Balai,

Danny H. Pattipeilohy, S. Pi., M. Si.


NIP. 19740324 199903 1 001

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat
dan karunia-NYA sehingga Laporan Pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi Kesepakatan
Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Desa Ohoiren, Kabupaten Maluku
Tenggara, Provinsi Maluku Tahun 2022 ini dapat terselesaikan.

Laporan kegiatan ini merupakan pelaksanaan dari Surat Perintah Tugas Kepala
Balai KSDA Maluku Nomor ST.67/K.19/TU/Peg/04/2022 tanggal 18 April 2022 untuk
melaksanakan perjalanan dinas dalam rangka Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan
Penyusunan Rencana Kelompok Masyarakat di Desa Ohoiren.

Pada kesempatan ini kami sebagai Tim Pelaksana Kegiatan menyampaikan


ucapan terima kasih kepada Kepala Balai KSDA Maluku yang telah mempercayakan
tugas ini dan kepada berbagai pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan
ini.

Laporan ini merupakan salah satu rangkaian dalam rangka pelaksanaan


kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Ohoiren dan semoga dapat bermanfaat
bagi yang membutuhkan.

Ambon, Mei 2022

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Maksud dan Tujuan ...................................................................... 4
C. Ruang Lingkup ............................................................................. 4
D. Kondisi Kawasan dan Potensinya ................................................... 5
II. PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................................. 8
A. Dasar Pelaksanaan ....................................................................... 8
B. Pelaksana Kegiatan ...................................................................... 8
C. Bahan dan Alat ............................................................................ 10
D. Metode Pelaksanaan ..................................................................... 10
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................................... 11
F. Sumber Biaya .............................................................................. 12
III. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................................ 13
A. Fasilitasi Kesepakatan Konservasi .................................................. 13
B. Fasilitasi Penyusunan Rencana Kelompok ....................................... 14
C. Fasilitasi Perjanjian Kerjasama ...................................................... 16
D. Pengecekan Lokasi Pengembangan Ekonomi Produktif .................... 16
IV. PENUTUP .......................................................................................... 19
A. Kesimpulan .................................................................................. 19
B. Saran .......................................................................................... 19
V. LAMPIRAN ........................................................................................ 21

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren iv
DAFTAR TABEL

No. Hal
1. Pelaksana Kegiatan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Ren-
cana Kelompok di Ohoi Ohoiren ............................................................ 9
2. Metode Pelaksanaan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan
Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren Tahun 2022 ..................................... 10
3. Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan ....................................................... 11
4. Rencana Kegiatan Lima Tahunan (RKL) Kelompok Konservasi Elken Periode
Tahun 2022 – 2026 ............................................................................. 15

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren v
DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Peta kawasan konservasi Taman Perairan Kon servasi (TPK) Pulau Kei Kecil
Dan Zonasinya .................................................................................... 6
2. Lokasi Desa Binaan Ohoi Ohoiren .......................................................... 12
3. Diskusi Pembuatan Kesepakatan Konservasi di Ohoi Ohoiren ................... 14
4. Diskusi Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren ......................... 14
5. Lokasi Potensi Usaha Ekonomi Produktif di Ohoi Ohoiren ........................ 17
6. Pengecekan Lokasi Komoditas Perikanan Laut di Ohoi Ohoiren ................ 17
7. Peta Lokasi Ohoi Ohoiren dalam Zonasi TPK Pulau Kei Kecil .................... 18

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren vi
DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Surat Tugas ....................................................................................... 21


2. Kesepakatan Konservasi Antara Kepala BKSDA Maluku dengan Kepala Ohoi
Ohoiren ............................................................................................. 23
3. Perjanjian Kerjasama Fasilitasi Pemberian Bantuan ................................. 26
4. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Kelompok Konservasi Elken ..................... 33
5. Rencana Kerja Lima Tahunan (RKL) Kelompok Konservasi Elken .............. 88
6. Rincian Anggaran Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif ....................
7. Dokumentasi Kegiatan .........................................................................

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren vii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kabupaten Maluku Tenggara merupakan bagian dari Kepulauan Maluku, yang
dihuni oleh 96.669 jiwa (Maluku Tenggara Dalam Angka 2011:45), tersebar pada
dua pulau besar (Pulau Kei Besar dan Kei Kecil) serta beberapa pulau kecil di
sekitarnya. Dari 73 pulau yang membentuk kabupaten ini, hanya 12 pulau
yang dihuni, sebagian besar (10 pulau) berada di wilayah Kei Kecil. Pulau-pulau
kecil terkonsentrasi di kawasan Kei Kecil bagian barat, sehingga bagi masyarakat
yang mendiami pesisir dan pulau-pulau kecil tersebut, selain darat, sumberdaya laut
merupakan sumber yang penting untuk memenuhi kebutuhan subsistensi
maupun produksi untuk pasar.

Kepulauan Kei memiliki nilai strategis dalam pembangunan nasional karena


merupakan pusat kegiatan nasional sektor perikanan tangkap. Hal itu dibuktikan
dengan penetapan Kepulauan Kei menjadi salah satu kawasan minapolitan di
Indonesia sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan bernomor
KEP.32/MEN/2010. Secara administratif Kepulauan Kei terdiri dari satu kabupaten
dan satu kota, yaitu Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual. Sedangkan perairan
Kepulauan Kei dimasukkan masuk dalam WPP 714 (Laut Banda) yang berpotensi
besar dalam perikanan tangkap. Selain itu kawasan ini juga merupakan Areal yang
Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT).

Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi


Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya dalam pasal 37 ayat 1 disebutkan bahwa
peran serta masyarakat dalam konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya
diarahkan dan digerakkan oleh pemerintah melalui berbagai kegiatan yang berdaya
guna dan behasil guna. Lebih lanjut Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan menyebutkan bahwa pengelolaan kawasan konservasi (Kawasan Suaka
Alam, Kawasan Pelestarian Alam, dan Taman Buru) diarahkan kepada pemanfaatan
yang bersifat multi-fungsi, dengan memperhatikan aspek ekologis, ekonomi, sosial
dan budaya, serta dengan melibatkan dan mengutamakan kesejahteraan masyarakat
sekitar kawasan konservasi. Pengelolaan kawasan konservasi mengemban tiga misi

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 1
konservasi yaitu: perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, serta
pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Kelestarian
kawasan konservasi sangat tergantung pada dukungan masyarakat sekitar. Apabila
masyarakat memandang keberadaan kawasan konservasi sebagai penghalang, maka
akan menggagalkan upaya pelestarian. Namun jika upaya pelestarian dianggap
sebagai sesuatu yang dapat memberikan manfaat, maka masyarakat akan melindungi
kawasan tersebut. Oleh karenanya, keberadaan kawasan konservasi harus dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya, karena salah satu tujuan
pengelolaan kawasan konservasi adalah meningkatkan kondisi sosial ekonomi
masyarakat lokal tanpa merugikan kawasan suaka alam meskipun masyarakat
beraktivitas di dalam atau sekitarnya.

Upaya yang dilaksanakan untuk pemanfaatan sumber daya alam secara


optimal bagi kesejahteraan masyarakat namun tetap lestari atau berkelanjutan,
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam melalui 10 cara baru dalam
mengelola kawasan konservasi mengedepankan masyarakat sebagai subyek dalam
pengelolaan kawasan konservasi serta menghormati hak asasi manusia sebesar-
besarnya (termasuk hak untuk hidup).

Salah satu implementasinya yaitu dengan melaksanakan kegiatan


pemberdayaan masyarakat yang merupakan stimulant agar masyarakat dapat
terbantu dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya dan disisi lain akan turut serta
dalam pelaksanaan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat merupakan upaya mensejahterakan


masyarakat yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya
Alam dan Ekosistem yang saat ini antara lain dilakukan melalui dalam rangka:

(1) Melakukan upaya-upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya


(2) Meningkatkan ekonomi masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan
konservasi, melalui pendayagunaan potensi yang ada.
(3) Menggali, mengembangkan, dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya yang
mendukung upaya-upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 2
Melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan pengembangan ekonomi
produktif, diharapkan antara lain:

1. Memantapkan kelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya, dengan


meningkatkan peran serta masyarakat.
2. Mengembangkan partisipasi, desentralisasi, kemitraan, pemerataan,
keberlanjutan, kemandirian, guna meningkatkan kelestarian Kawasan
konservasi.
3. Meningkatkan konstribusi kawasan konservasi terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat sekitar.
4. Menjamin keseimbangan ekologis, ekonomi, maupun sosial budaya dan
kelestarian kawasan konservasi.
5. Meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai pendukung utama dalam
pembangunan kehutanan melalui peningkatan ekonomi kerakyatan di sekitar
kawasan konservasi
6. Mengaktualisasikan akses timbal balik peran masyarakat dan fungsi kawasan
konservasi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat

Dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat selama ini sering


mengalami kegagalan karena tidak ada atau kurangnya keterlibatan masyarakat
mulai dari tahap awal penyusunan rencana, sehingga pemberdayaan masyarakat
selama ini tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat. Masyarakat dapat dilibatkan
secara aktif sejak tahap awal penyusunan rencana. Keterlibatan masyarakat dapat
berupa (1) pendidikan melalui pelatihan, (2) partisipasi aktif dalam pengumpulan
informasi, (3) partisipasi dalam memberikan alternatif rencana dan usulan kepada
pemerintah. Melihat hal tersebut maka untuk melaksanakan kegiatan pemberdayaan
masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan secara efektif, selain diperlukan
berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan potensi yang dimiliki dalam desa
di dalam dan di sekitar kawasan hutan juga diperlukannya partisipatif dari masyarakat
untuk mengetahui segala potensi dan permasalahan yang ada pada desanya.

Di sekitar/dalam Taman Perairan Konservasi Kei Kecil terdapat pemukiman


yang masyarakatnya masih tergantung kepada sumber daya alam di dalam Kawasan.
Pemukiman masyarakat ini dikenal dengan Nufit yang merupakan singkatan dari kata
Nuut En Fit (yang artinya tujuh kelompok), awalnya terdiri dari dua wilayah hukum

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 3
adat, yaitu Nufit Roa dan Nufit Nangan. Saat ini, Nufit mengacu pada kelompok
masyarakat yang mendiami 8 ohoi dan 2 ohoi soa yang membentuk Kecamatan Kei
Kecil Barat, yaitu Ohoira, Ohoiren, Somlain, Madwaer, Ohoidertutu (Ohoidertom dan
Yatwav), dan tiga ohoi di pulau: Ur Pulau, Warbal, dan Tanimbar Kei.

Ohoi Ohoiren adalah salah satu desa sasaran kegiatan pemberdayaan


masyarakat di Tahun Anggaran 2022, sebagaimana berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Ohoi Ohoiren Nomor : 336/PJ.O/II/2022 tanggal 25 Februari 2022 tentang
Pembentukan Kelompok Binaan Pemberdayaan Masyarakat “KONSERVASI ELKEN”
Dalam Rangka Peningkatan Ekonomi Produktif di Ohoi Ohoiren Kecamatan Kei Kecil
Barat Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku. Kelompok ini beranggotakan 15
orang yang akan mendapatkan stimulant peningkatan ekonomi sesuai dengan potensi
yang dimiliki di desa binaan.

Oleh karena itu dalam upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,


Balai KSDA Maluku perlu untuk melakukan fasilitasi pembinaan terhadap Kelompok
“Konservasi Elken” yang telah dibentuk. Upaya pembinaan masyarakat tersebut
yaitu dalam rangka pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan usaha ekonomi
produktif masyarakat yang merupakan stimulant untuk mengembangkan usaha
ekonomi sesuai dengan potensi yang dimiliki desa serta agar lebih berperan aktif
dalam konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan diadakannya kegiatan fasilitasi kesepakatan konservasi dan


penyusunan kelompok masyarakat desa binaan di Ohoi Ohoiren yaitu untuk
memberikan pendampingan dan menfasilitasi kelompok Konservasi Elken agar dalam
menyusun rencana kegiatan pengembangan usaha ekonomi produktif sesuai dengan
potensi yang dimiliki desa dan mencerminkan peran serta aktif masyarakat dalam
pelaksanaan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, sehingga
pengelolaan sumberdaya alam dapat terjaga dan berkelanjutan.

C. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup kegiatan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan


Rencana Kelompok Masyarakat Desa Ohoiren, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku yaitu:

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 4
1. Kawasan yang dimaksud dalam kegiatan ini yaitu kawasan perairan Maluku
Tenggara seluas 150.000 Ha yang ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi
Perairan dan kelompok masyarakat Desa Ohoiren, Kabupaten Maluku Tenggara,
Provinsi Maluku dengan jumlah anggota 15 orang;

2. Dalam kegiatan ini juga dilakukan:

a. Fasilitasi Kesepakatan Konservasi antara Pemerintah Ohoi Ohoiren dengan


Kepala Balai KSDA Maluku;
b. Fasilitasi penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 dan Rencana
Kerja Lima Tahunan (RKL),
c. Fasilitasi penyusunan Perjanjian Kerja Sama antara PPK BKSDA Maluku dan
Ketua Kelompok Konservasi Elken
d. Verifikasi dan pengecekan lapangan lokasi kegiatan pengembangan ekonomi
produktif kelompok Konservasi Elken.

D. Kondisi Kawasan dan Potensinya

Kabupaten Maluku Tenggara merupakan bagian dari Kepulauan Maluku


terdapat sekitar 73 pulau yang terdiri atas dua pulau besar (Pulau Kei Besar dan Kei
Kecil) serta beberapa pulau kecil di sekitarnya, hanya 12 pulau yang dihuni, sebagian
besar (10 pulau) berada di wilayah Kei Kecil.

Pulau-pulau kecil terkonsentrasi di kawasan Kei Kecil bagian barat, sehingga


bagi masyarakat yang mendiami pesisir dan pulau-pulau kecil tersebut, selain darat,
sumberdaya laut merupakan sumber yang penting untuk memenuhi kebutuhan
subsistensi maupun produksi untuk pasar.

Dalam sistem pengelolaan lokal, masyarakat mengenal praktek-praktek


pemanfaatan yang beralaskan konsep pemahaman hubungan manusia dengan alam,
sesama dan Penciptanya. Pengelolaan dan pemanfaatan laut diatur dalam berbagai
sistem (seperti sistem sasi) dan berbagai hak (hak milik, hak makan, hak jaga) serta
kewajiban penggunanya, yang menggambarkan nilai-nilai kekerabatan,
kebersamaan, kepedulian, pemeliharaan, dan keberkelanjutan. Sumberdaya laut
tertentu, seperti trochus dan teripang, diatur pemanenannya melalui sistem sasi,
sementara penyu belimbing (Dermochelys coriacea) atau yang dikenal dalam istilah
lokal sebagai tabob ditangkap pada waktu tertentu dengan cara tertentu dan oleh

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 5
kelompok masyarakat tertentu di wilayah Kei Kecil barat (Nu Fit). Tabob merupakan
salah satu sumberdaya laut yang memiliki nilai kultural bagi kelompok Nu Fit,
sementara di sisi scientists penyu belimbing ini diperkirakan mengalami penurunan
akhir-akhir ini dalam jumlah, padahal wilayah perairan Kei Kecil barat merupakan
habitat tujuan migrasi penyu belimbing dewasa.

Sedangkan potensi sumberdaya laut lainnya berupa jenis sumberdaya ikan


pelagis kecil ekonomis penting antara lain, ikan teri (Stolephorus spp.), ikan layang
(Decapterus spp.), ikan kembung (Rastrelliger spp.), ikan selar (Selaroides spp.), ikan
tembang (Sardinela spp.), ikan terbang (Cypsilurus spp.) dan lain sebagainya. Jenis
sumberdaya ikan pelagis besar yang dominan dijumpai antara lain Ikan Madidihang
(Thunnus albacares), Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) dan Ikan Tongkol
(Euthynus affinis, Auxis thazard).

Gambar 1. Peta kawasan konservasi Taman Perairan Konservasi (TPK) Pulau


Kei Kecil dan zonasinya

Sejalan dengan perkembangan penduduk, ekonomi uang, dan pasar komoditi


laut membuat pengeksploitasian sumberdaya laut meningkat tidak hanya oleh
nelayan lokal berskala kecil, tetapi juga oleh perikanan skala besar untuk komoditi
perikanan tropis dengan tujuan pasar regional dan global. Mengingat sumberdaya
laut yang potensial di perairan pulau-pulau kecil di wilayah Kei Kecil barat, maka

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 6
peningkatan aktivitas di wilayah perairan ini bila tidak dikelola dengan semestinya,
dapat berdampak pada overeksploitasi, terutama untuk sumberdaya laut tertentu
yang memiliki demand yang tinggi, penggunaan teknologi tangkap yang destruktif
(bahan peledak dan potassium), serta berpotensi memicu konflik antar pengguna atas
wilayah tangkap dan wilayah kelola. Selain itu, kepentingan atas wilayah perairan
antara pengguna lokal, perusahaan, dan pemerintah serta ilmuwan tidak selamanya
sejalan.

Mempertimbangkan situasi ini, maka pemanfaatan perairan oleh berbagai pihak


pengguna (stakeholders) perlu ditata dalam suatu pengelolaan yang berbasiskan
keberlanjutan. Kesepakatan pengelolaan kawasan Kei Kecil bagian barat yang terdiri
dari dua kecamatan (Kei Kecil Barat dan sebagian Kecamatan Kei Kecil) serta bagian
dari ± lima kelompok atau teritori adat diusahakan terbentuk dalam suatu tatanan
Kawasan Konservasi Perairan yang dikelola bersama oleh pengguna.

Wilayah ini memiliki potensi kelautan maupun potensi wisata yang bila dikelola
secara baik dan benar akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi kemajuan
dan perkembangan pembangunan dan keberlangsungan hidup masyarakat yang
mendiami wilayah tersebut.

Perjalanan menuju Ohoi Ohoiren dapat ditempuh dengan transportasi


udara/pesawat dengan maskapai Sriwijaya Air atau Lion Air dari Bandara Pattimura,
Kota Ambon, ke Bandara Karel Sadsuitubun, Langgur, dengan waktu tempuh ±1,5
jam atau menggunakan transportasi laut/kapal PELNI dari Pelabuhan Yos Sudarso,
Kota Ambon menuju Pelabuhan Tual selama satu hari satu malam. Perjalanan dari
Kota Tual atau Langgur menuju Ohoi Ohoiren dapat ditempuh dengan menggunakan
transportasi darat selama 1,5 - 2 jam.

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 7
II. PELAKSANAAN

A. Dasar Pelaksanaan
Dasar pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Kesepakatan dan Penyusunan Rencana
Kelompok Masyarakat di Desa Ohoiren, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
Tahun 2022 yaitu,

1. Undang-Undang Nomer 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam


dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah
dirubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan
Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, sebagaimana telah dirubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2015;
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 18/MenLHK-
II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan;
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.
8/MenLHK/Sekjen/OTL.0/2016 tentang Organisasi Unit Pelaksana Teknis KSDAE;
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.43/MENLHK/SETJEN/KUM.I/6/2017 tentang Pemberdayaan Masyarakat di
sekitar Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
P.12/MENLHK/SETJEN/KUM.I/2/2017 tentang Pedoman Umum Penyaluran
Bantuan Lainnya Yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah di Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
9. Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Nomor
P.4/KSDAE/SET.3/KUM.1./8/2020 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur
Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Nomor P.3/KSDAE/
SET/KUM.1/5/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Lainnya Yang
Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah Dalam Rangka Fasilitasi

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 8
Pemberdayaan Masyarakat Lingkup Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya
Alam dan Ekosistemnya;
10. Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Nomor
P. 7/KSDAESET.3/KSA.1/9/2020 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian
Alam, dan Taman Buru;
11. Surat Pengesahan DIPA BA 029 Nomor : DIPA 29.05.2.238666/2021 tanggal 23
November 2021;
12. Surat Keputusan Kepala Balai KSDA Maluku Nomor SK.64/K.19/TU/KSA/12/2016
tentang Penunjukkan Desa Penyangga Kawasan Konservasi di Propinsi Maluku
dan Propinsi Maluku Utara;
13. Surat Tugas Kepala Balai KSDA Maluku Nomor ST.68/K.19/TU/Peg/04/2022
tanggal 19 April 2022.

B. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan Pembentukan Kelembagaan Kelompok Masyarakat di Desa
Ohoiren, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku sesuai dengan surat tugas
Kepala Balai KSDA Maluku Nomor ST.68/K.19/TU/Peg/4/2022 tanggal 19 April 2022
yaitu,

Tabel 1. Pelaksana Kegiatan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan


Rencana Kelompok di Desa Ohoiren

No Nama/NIP Jabatan Keterangan

1. Tri H. Kuswoyo, S. Hut/ Analis Data Ketua Tim


19740228 200003 1 005
2. Rafit Kardi / PEH Anggota
19870223 200912 2 005
3. Bruno Rado PPNPN Anggota
-

Selain itu, dalam kegiatan ini tim pelaksana didampingi tenaga pendamping
sebanyak 5 (lima) orang yang berasal dari masyarakat Ohoi Ohoiren dalam kegiatan
observasi lapangan.

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 9
C. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam kegiatan Fasilitasi Kesepakatan
Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok Masyarakat di di Desa Ohoiren,
Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku yaitu:

1. Laptop dan printer.


2. Kamera.
3. GPS.
4. Alat Tulis dan Notes.
5. Personal Use/Perlengkapan Lapangan.

D. Metode Pelaksanaan
Kegiatan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok
Masyarakat di Desa Ohoiren, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku Tahun
2022 dilaksanakan dengan menggunakan metode FGD khususnya untuk penyusunan
Kesepakatan Konservasi, Penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 dan
Rencana Kerja Lima Tahunan (RKL) Periode Tahun 2022 – 2026 dengan anggota
kelompok Konservasi Elken, pemerintah desa, tokoh agama untuk mendapatkan
informasi terkait profil desa, isu dan persepsi masyarakat terkait kawasan konservasi
dan sumberdaya alam hayati, tekanan terhadap kawasan konservasi dan sumberdaya
alam hayati, serta produk unggulan desa.
FGD tersebut dilakukan untuk mendetailkan informasi yang diperoleh dari
wawancara yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu FGD dilakukan untuk
memperoleh informasi mengenai jenis komoditas yang diusahakan, tingkat
ketergantungan kelompok terhadap sumberdaya alam hayati, serta mendapatkan
kesepakatan mengenai komoditas prioritas. Adapun kegiatan yang dilaksanakan
disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2. Metode Pelaksanaan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan


Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren Tahun 2022

Kegiatan Metode Pihak yang Terlibat Output


1 2 3 4
Fasilitasi Penyusunan FGD (Focus Group Kepala Ohoi, Kelompok Kesepakatan
Kesepakatan Konservasi Discussion) Konservasi Elken, Tokoh Konservasi
Masyarakat, dan pendamping
dari BKSDA Maluku

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 10
1 2 3 4
Fasilitasi Peyusunan FGD (Focus Group Kepala Ohoi, Kelompok Rencana Kerja
Perencanaan Kelompok yaitu Discussion) Konservasi Elken, Tokoh Lima Tahunan
Rencana Kerja Lima Tahunan Masyarakat, dan pendamping (RKL) dan
(RKL) dan Rencana Kerja dari BKSDA Maluku Rencana Kerja
Tahunan (RKT) Tahunan (RKT)
Fasilitasi penyusunan FGD (Focus Group Kepala Ohoi, Kelompok Perjanjian Kerja
Perjanjian Kerja Sama antara Discussion) Konservasi Elken, Tokoh Sama antara PPK
PPK BKSDA Maluku dan Masyarakat, dan pendamping BKSDA Maluku
Ketua Kelompok dari BKSDA Maluku dan Ketua
Kelompok
Konservasi Elken
Pengecekan lokasi bantuan Pengecekan lokasi Kepala Ohoi, Kelompok Peta Lokasi
pengembangan ekonomi atau verifikasi potensi Konservasi Elken, Tokoh
produktif desa untuk Masyarakat, dan pendamping
pengembangan dari BKSDA Maluku
ekonomi produktif
kelompok masyarakat
Ohoi Ohoiren

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Kelompok Masyarakat di Desa Ohoiren,


Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku sesuai yaitu pada 18 April hingga 13
Mei 2022 dan secara keseluruhan waktu persiapan hingga pelaporan dilaksanakan
selama 14 hari kerja sebagaimana disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3. Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Tanggal 18-19 20-24 25–28 25 Apr


No
Uraian Apr Apr Apr 13 Mei
I. Persiapan (2 hari)

- Konsultasi, koordinasi dan


penyelesaian administrasi
- Penyampaian RPK

II. Pelaksanaan (5 hari)


- Berangkat / Perjalanan ke lokasi
- Koordinasi dengan instansi terkait
- Orientasi lapang dan pertemuan
dengan masyarakat
- Fasilitasi kesepakatan konservasi
- Fasilitasi penyusunan RKT dan RKL
- Fasilitasi penyusunan PKS
- Verifikasi lokasi pengembangan
ekonomi produktif
- Perjalanan kembali
- Tiba di tempat kedudukan

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 11
III. Pelaporan (10 hari kerja)
- Penyelesaian SPJ

- Pelaporan kegiatan

Pelaksanaan kegiatan sepenuhnya di Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat,


Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku.

TPK Kei Kecil

Ohoi Ohoira

Ohoi Ohoiren

Ohoi Warwut

Ohoi Somain

Gambar 2. Lokasi Desa Binaan

F. Sumber Biaya

Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan


Rencana Kelompok Masyarakat di Desa Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat,
Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku Tahun 2022 dibiayai dari anggaran
DIPA BA 29 Balai KSDA Maluku Tahun Anggaran 2022.

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 12
III. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Fasilitasi Kesepakatan Konservasi


Dalam rangka kegiatan pemberdayaan masyarakat di Ohoi Ohoiren,
Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku Tahun
2022, maka salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai KSDA Maluku yaitu
melaksanakan fasilitasi kesepakatan konservasi yang menjadikan acuan bagi
kelompok binaan untuk berperan serta dalam upaya konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya. Kesepakatan konservasi ini merupakan simbol bahwa
kedua belah pihak, yaitu pemerintah c.q. Balai KSDA Maluku dan masyarakat
mengakui dan menghormati kehadiran masing-masing. Hal ini mengingat tugas
pokok dan fungsi Balai KSDA Maluku sebagai unit pelaksana teknis di bidang KSDAE,
tidak dapat melaksanakan tugas pokok tersebut tanpa dukungan dan peran serta
masyarakat. Diharapkan dengan adanya kesepakatan konservasi dimaksud,
pengelolaan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dapat terlaksana secara
optimal tanpa harus memarjinkan masyarakat sebagaimana arahan dan kebijakan
pelaksanaan KSDAE melalui 10 cara baru, diantaranya masyarakat merupakan subyek
serta hak dan adat istiadat masyarakat harus dihormati.
Kawasan Perairan Kabupaten Maluku Tenggara di Kei Kecil telah ditetapkan
sebagai kawasan konservasi seluas 150.000 hektar berdasarkan keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor : 6/KEPMEN-KP/2016 tanggal 5 Februari 2016
memiliki nilai konservasi yang tinggi, selain karena lokasi perairannya tepat berada di
pusat segitiga keanekaragaman hayati laut dunia (coral triangle), keanekaragaman
jenis biota dan pesisirnya sangat tinggi didukung oleh kelengkapan tipe terumbu
karang, jenis-jenis bakau dan padang lamun, selain itu perairan ini merupakan tempat
perlintasan dan tempat bermain beberapa jenis satwa liar yang langka dan dilindungi
Undang-Undang seperti penyu (penyu belimbing (Dermochelys coriacea) atau yang
dikenal dalam istilah lokal ‘Tabob’, penyu sisik, penyu pipih, penyu hijau, paus
(Megaptera novaeangliae, Balaenoplera borealis, Balaenoplera musculatus
Balaenoplera physalis, Physeter catodon, Orcinus orca), Lumba-lumba (Globicephala
macrorhynchus, Pseudorca crassidens, Delphinus delphis, Delphinus capensis (lumba-

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 13
lumba biasa), Tursiops truncates) dan dugong (Dugong dugong) serta burung migran
seperti pelican dan dara laut.

Gambar 3. Diskusi pembuatan kesepakatan konservasi di Ohoi Ohoiren

Para pihak sepakat untuk mengelola dan khususnya melindungi satwa langka
dan habitatnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, agar dapat terjaga kelestariannya.

B. Fasilitasi Penyusunan Rencana Kelompok


Kegiatan pendampingan terhadap kelompok Konservasi Elken di Ohoi Ohoiren
dalam penyusunan Rencana Kegiatan Lima Tahunan periode Tahun 2022 – 2026 dan
Rencana Kerja Tahunan Tahun 2022 dilakukan agar rencana kelompok sesuai dengan
tujuan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Gambar 4. Diskusi Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 14
Kegiatan pengembangan usaha ekonomi produktif ditujukan untuk
mengembangkan potensi desa yang ada dan juga peran anggota kelompok dalam
pelaksanaan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Adapun
kegiatan kelompok Konservasi Elken dalam rangka pemberdayaan masyarakat
melalui kegiatan pengembangan ekonomi produktif difokuskan pada kegiatan
pengembangan perikanan tangkap, perikanan budidaya dan pengembangan
kerajinan meubeler/anyaman bambu sesuai dengan potensi unggulan yang dimiliki
desa.
Rencana kegiatan kelompok Konservasi Elken untuk periode tahun 2022 – 2026
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4. Rencana Kegiatan Lima Tahunan (RKL) Kelompok Konservasi Elken
Periode Tahun 2022 – 2026
Waktu Pelaksanaan (Tahun)
Sumber
No. Kegiatan
2022 2023 2024 2025 2026 Dana
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pembentukan Kelompok “Konservasi BKSDA
Elken” Maluku
2. Penyusunan Kesepakatan Konservasi BKSDA
dan RKL/RKT Kelompok Konservasi Maluku
Elken
3. Bantuan Ekonomi Produktif dari BKSDA BKSDA
Maluku Maluku
 Pembelian sarana prasarana alat BKSDA
tangkap perikanan ramah Maluku
lingkungan
 Pengadaan sarana dan prasarana BKSDA
pengembangan usaha perikanan Maluku
budidaya
 Pengadaan sarana dan prasarana BKSDA
pengembangan usaha meubeler dan Maluku
anyaman bambu
4. Kegiatan usaha perikanan tangkap Kelompok
5. Kegiatan usaha perikanan budidaya Kelompok
dengan budidaya rumput laut
6. Kegiatan usaha kerajinan meubeler dan Kelompok
atau anyaman bambu
7. Pemasaran hasil usaha ekonomi Swadaya,
produktif Mitra
8. Pengembangan Pengolahan hasil Desa,
perikanan tangkap Pemda,
Mitra,
Swadaya
9. Diversifikasi produksi perikanan Desa,
budidaya Pemda,
Mitra,
Swadaya
10. Pengembangan produksi kerajianan Desa,
meubeler dan atau anyaman bambu Pemda,
Mitra,
Swadaya

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 15
1 2 3 4 5 6 7 8
11. Gerakan bersih lingkungan Desa,
Kelompok
12. Pendampingan kelompok BKSDA
Maluku
13. Monitoring dan evaluasi BKSDA
Maluku dan
kelompok

Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Balai KSDA Maluku


dalam pemberian bantuan pengembangan usaha ekonomi produktif dilakukan 1
(satu) kali untuk setiap kelompok, karena merupakan stimulant bagi kelompok untuk
dapat secara mandiri berkembang pada tahap selanjutnya, antara lain dengan
merekrut anggota kelompok baru. Namun demikian, pendampingan akan
dilaksanakan secara periodik oleh petugas dari Resort KSDA Tual.
Diharapkan adanya peran mitra, pemerintah daerah dan swasta untuk dapat
membantu pengembangan kelompok binaan.
C. Fasilitasi Perjanjian Kerjasama
Kegiatan fasilitasi perjanjian kerjasama merupakan kegiatan yang dilakukan
dalam menyusun perjanjian kerjasama antara Pejabat Pembuat Komitmen Balai KSDA
Maluku dengan Ketua Kelompok Konservasi Elken dalam Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat melalui pengembangan usaha ekonomi produktif. Pada perjanjian
kerjasama terdapat hak dan kewajiban para pihak.
Selain itu juga mefasilitasi kelompok untuk pembukaan rekening di Bank Rakyat
Indonesia untuk menerima bantuan pengembangan usaha ekonomi produktif yang
sesuai dengan rencana akan diberikan dalam 2 (dua) tahap yaitu Tahap I sebesar
70% dari nilai bantuan dan setelah dilakukan atau adanya laporan kemajuan dari
petugas pendamping akan diberikan bantuan tahap II sebesar 30% dari nilai bantuan.
D. Pengecekan Lokasi Pengembangan Ekonomi Produktif
Lokasi untuk kegiatan pengembangan ekonomi produktif oleh kelompok
dilaksanakan di wilayah desa dan atau petuanan Ohoi Ohoiren. Pengecekan lokasi
dilaksanakan untuk mengetahui potensi komoditas yang akan dikembangkan oleh
anggota kelompok Konservasi Elken.
Komoditas unggulan yang dapat dikembangkan oleh kelompok binaan Balai
KSDA Maluku di Ohoi Ohoiren antara lain pengembangan usaha perikanan tangkap,
perikanan budidaya, usaha kerajinan meubeler/anyaman bambu, pertanian semusim,

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 16
perkebunan kelapa, kerajinan besi tempa/pandai besi dan pariwisata. Hasil
pengecekan lokasi di petakan sebagaimana gambar peta berikut.

Gambar 5. Lokasi Potensi Usaha Ekonomi Produkstif di Ohoi Ohoiren

Gambar 6. Pengecekan lokasi komoditas perikanan laut di Ohoi Ohoiren

Berdasarkan hasil pengecekan lokasi kegiatan perikanan, baik perikanan


tangkap maupun budidaya, lokasi yang direncanakan untuk kegiatan pengembangan

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 17
ekonomi produktif sesuai dengan peruntukannya dalam zonasi kawasan konservasi
Taman Perikanan Konservasi (TPK) Pulau Kei Kecil sebagaimana pembagian zonasi
pada Ohoi Ohoiren di gambar peta di bawah ini.

Gambar 7. Peta Lokasi Ohoi Ohoiren dalam zonasi TPK Pulau Kei Kecil

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 18
IV. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dapat disimpulkan bahwa,

1. Masyarakat Ohoi Ohoiren dan Balai KSDA Maluku memiliki kesepahaman


untuk melindungi satwa liar dilindungi Undang-Undang dan habitatnya agar
terjaga kelestariannya yang dituangkan dalam Kesepakatan Konservasi
yang ditandatangani oleh Kepala Balai KSDA Maluku dan Kepala Ohoi
Ohoiren;
2. Kelompok Konservasi Elken yang berkedudukan di Desa Ohoiren,
Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
dibentuk dengan Surat Keputusan Kepala Ohoi Ohoiren Nomor :
336/PJ.O/II/2022 tanggal 25 Februari 2022, telah menyusun Rencana
Kelompok berupa RKT dan RKL sebagai acuan dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan usaha ekonomi
produktif sesuai dengan yang dimiliki desa. Penyusunan rencana kelompok
dilakukan dengan pendampingan petugas Balai KSDA Maluku.
3. Kelompok Konservasi Elken yang diwakili oleh Ketua Kelompok telah
membuat Perjanjian Kerja Sama dengan PPK Balai KSDA Maluku untuk
menerima bantuan dalam rangka mengembangkan usaha ekonomi
produktif yang akan dikembangkan diawal berupa usaha perikanan tangkap,
perikanan budidaya dan kerajinan meubeler.

B. Saran
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dapat direkomendasikan bahwa,

1. Perlu pendampingan kepada Kelompok Konservasi Elken dalam pelaksanaan


program pemberdayaan desa binaan BKSDA Maluku agar kegiatan dapat
berjalan secara berkesinambungan;
2. Masih terdapat kendala dalam upaya pemasaran hasil kegiatan usaha
ekonomi produktif oleh kelompok, sehingga perlu adanya solusi

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 19
pemecahannya agar kegiatan dapat terus berlanjut sesuai dengan tujuan
dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Perlunya kerjasama secara sinergis dengan instansi lain dalam upaya
pengembangan ekonomi produktif bagi kelompok di Ohoi Ohoiren.

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 20
V. LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Tugas

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 21
Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 22
Lampiran 2. Kesepakatan Konservasi Antara Kepala BKSDA Maluku dengan Kepala
Ohoi Ohoiren

KESEPAKATAN KONSERVASI

ANTARA

BALAI KONSERVASI S U M B E R DAYA ALAM MALUKU

DENGAN

PEMERINTAH OHOI OHOIREN

Pada hari ini Sabtu tanggal Dua Puluh Tiga bulan April tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua bertempat

di Balai Ohoi Ohoiren Kecamatan Kei Kecil Barat Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku,

yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama / NIP DANNY H. PAIBPEILOHY, S.Pi., M.Si / 19740324 199903 1 001

Tempat / Tgl Lahir Ambon, 24 Maret 1974

Alamat JI. Kebun Cengkeh, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku

Jabatan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Maluku

Dalam hal ini bertindak selaku Otoritas Manajemen Konservasi Tumbuhan dan Satwa Liar di

Provinsi Maluku untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA

Nama / NIP ANDERIAS HANOATUBUN / 19711014 201408 1 001

Tempat / Tg Lahir Wab, 14 Oktober 1971

Alamat Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara

Jabatan Pejabat Kepala Ohoi Ohoiren

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Ohoi Ohoiren, untuk selanjutnya disebut sebagai

PIHAKKEDUA

Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara Bersama-sama disebut PARA

PIHAK. PARA PIHAK memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

\
1. Kawasan Perairan Kabupaten Maluku Tenggara di Kei Kecil memiliki nilai konservasi yang

tinggi, selaln karena lokasl peralrannya tepat berada di pusat segitiga keanekaragaman hayati

laut dunia (coral triangle), keanekaragaman jenls biota dan peslsirnya sangat tinggi didukung

oleh kelengkapan tlpe terumbu karang, jenis-jenis bakau dan padang lamun, selain itu

perairan ini merupakan tempat perlintasan dan tempat bermain beberapa jenis biota langka

yang dilindungi Undang-Undang seperti penyu, jenis lumba-lumba, hiu, · paus dan dugong

serta burung migran seperti pelikan.

2. Bahwa kawasan perairan tersebut telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi seluas

150.000 hektar berdasarkan keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : 6/KEPMEN­

KP/2016 tanggal 5 Februari 2016.

3. Bahwa satwa liar yang dijumpai dan berada di kawasan perairan seperti penyu (penyu

belimbing (Dermochelys coriacea) atau yang dikenal dalam istilah lokal 'Tabob', penyu sisik,

penyu pipih, penyu hijau, paus (Megaptera novaeangliae, Balaenoplera borealis, Balaenoplera

musculatus Balaenoplera physalis, Physeter catodon, Orcinus orca), Lumba-lumba

(Globicephala macrorhynchus, Pseudorca crassidens, Delphinus delphis, Delphinus capensis

(lumba-lumba biasa), Tursiops truncates) dan dugong (Dugong dugong) serta burung migran

seperti pelican merupakan satwa dilindungi Undang-Undang.

4. Bahwa Ohoi Ohoiren Kecamatan Kei Kecil Barat Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku

merupakan satah satu desa yang berbatasan langsung dengan kawasan konservasi perairan

dimaksud.

5. Bahwa masyarakat Ohoi Ohoiren memiliki ketergantungan terhadap sumber daya yang

terdapat di Kawasan Konservasi Perairan Kei Kecil

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK telah paham dan sepakat hat-hat sebagai

berikut:

1. PIHAK KEDUA mengakui bahwa Kawasan Konservasi Perairan Kei Kecil merupakan lintasan

dan tempat bermain satwa dilindungi Undang-Undang seperti penyu, paus, tumba-lumba,

dugong dan burung pelican yang harus dijaga ketestariannya.

2. PIHAK KEDUA memberikan dukungan terhadap upaya petaksanaan konservasi satwa

tangka dan dilindungi Undang-Undang agar tetap terjaga kelestariannya, termasuk menjaga

habitat satwa tersebut.

3. PIHAK PERTAMA memberikan akses pemanfaatan sumber daya atam hayati terutama

pemanfaatan yang didasarkan atas kearifan lokal dan atau sesuai adat istiadat masyarakat
dengan tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku agar

keanekaragaman hayati terutama satwa langka dan dilindungi Undang-Undang tetap terjaga

kelestarianr1ya.

4. PIHAK PERTAMA melaksanakan pendampingan dalarm rangka pemberdayaan masyarakat

di Ohoi Ohoiren dengan k egi a t a n :

a. Pembentukan kelompok binaan "KONSERVASI ELKEN"

b. Pendampingan kelompok binaan

c. Pemberian stimulant untuk pengembangan ekonorni produktif kelornpok binaan

"KONSERVASI ELKEN"

5. PIHAK PERTAMA melakukan evaluasi dan monitoring kegiatan pengerbangan ekonomi

produktif kelompok binaan "KONSERVASI ELKEN" di Ohoi Ohoiren.

6. PARA PIHAK menjaga kelestarian satwa langka dilindungi Undang-Undang dan kawasan

perairan yang menjadi habitatnya dengan tidak menggunakan alat tangkap perikanan tidak

ramah lingkungan, perusakan terumbu karang, perburuan satwa illegal, perdagangan satwa

illegal serta tindak pidana lingkungan hidup dan kehutanan lainnya.

7. PARA PIHAK membangun rasa saling percaya dalam proses Kerjasama untuk tercapainya

kesejahteraan masyarakat Ohoi Ohoiren dan kelestarian satwa dilindungi Undang-Undang

dan habitatnya.

Demikian kesepakatan bersama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan bermaterai cukup yang

masing-masing memiliki kekuatan hukum yang sama dan mengikat PARA PIHAK.

PARA PIHAK YANG MENYEPAKATI

PIHAK PERTAMA :

r' + {ALAI KSDA MALUKU,


'1
';

g
! 5

'; 5

18AX
3 I t'. ·

- J., TTIPEILOHY, S.PI., M . S i [


HANOATUBUN
-I/0324 199803 1 001 /P NIP. 19711014 201408 1 001
Lampiran 3. Perjanjian Kerjasama Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat

PEIUANJIAN KEIUASAMA

ANTARA

PEJADAT PEMUUAT KOMITMEN

DALAI KONSERVASI SUMDER DAYA ALAM MALUKU

DENGAN

KELOMPOK KONSERVASI ELKEN

NOMOR :PKS, 72/K.19/7U/PK5/04/2022


NOMOR : 3/EK.01/04/2022

TENTANG

PELAKSANAAN FASILITASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

OHOI OHOIREN KECAMATAN KEI KECIL BARAT KABUPATEN MALUKU TENGGARA

Pada hari ini Jum'at tanggal Dua Puluh Dua bulan April tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua yang

bertanda tangan di bawah ini :

1. Age lrawan, SE Pejabat Pembuat Komitmen Balai Konservasi Sumber Daya

Alam Maluku Tahun 2022, yang berkedudukan di Ambon,

untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA

2. Firmatus Leo Rahayaan Ketua Kelompok Konservasi Eiken yang berkedudukan di Ohoi

Ohoiren Kecamatan Kei Kecil Barat Kabupaten Maluku

Tenggara Provinsi Maluku yang selanjutnya disebut sebagai

PIHAK KEDUA

KEDUA BELAH PIHAK yang selanjutnya disebut PARA PIHAK telah sepakat melakukan perjanjan

kerjasama dalam kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat di Ohoi Ohoiren Kecamatan Kei

Kecil Barat Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal

Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Nomor: P.4/KSDAE/SET.3/KUM.1/8/2020 tentang

Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem

Nomor: P.3/KSDAE/SET/KUM.1/5/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Lainnya

Yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah Dalam Rangka Fasilitasi Pemberdayaan

Masyarakat Lingkup Direktorat Jenderal KSDAE yang diatur dalam ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1

Tujuan

Tujuan kerjasama adalah dalam rangka memfasilitasi pemberdayaan masyarakat di Ohoi Ohoiren,

Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku

Pasal 2

Lokasi Kegiatan

Lokasi kegiatan adalah Kelompok "Konservasi Eiken" yang berada di Ohoi Ohoiren, Kecamatan

Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku

Pasal 3

Ruang Lingkup

Ruang lingkup perjanjjan Kerjasama Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat di Ohoi Ohoiren

Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku dengan kegiatan antara

lain:

a. Pemberian bantuan pengembangan usaha ekonomi produktif diantaranya pengembangan

usaha perikanan tangkap berupa jaring ikan, tali dan timah pemberat dan mata kail;

pengembangan usaha perikanan budidaya berupa bibit rumput laut dan tali; kerajinan

meubeler dan anyaman bambu berupa skap kayu, kompresor mini, selang kompresor dan

botol dico.

b. Pendampingan pemberdayaan kelompok binaan

c. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat

P a sa l 4

Hak dan Kewajiban

(1) PIHAK PERTAMA b e r h a k :

a. Memperoleh Proposal, KAK, dan RAB kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat di Ohoi

Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara;

b. Memperoleh laporan pertanggung jawaban kegiatan yang dilampiri dengan:

1. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan

penerima bantuan, yang memuat:

- Jumnlh dania awl, daha yang dip~rgunkan, d~n sis~ dana;

- Pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama;


- Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan.

2. Foto/Film hasil Pekerjaan yang telah diselesaikan.

(2) PIHAK KEDUA berhak:

a. Menerima anggaran Fasilitasl Pemberdayaan Masyarakat di Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kel

Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, sesuai dengan KAK dan RA yang telah

disetujui;

b. Mendapatkan pendampingan dari penyuluh pendamping;

c. Mendapatkan pembinaan dari PIHAK PERTAMA,

(3) PIHAK PERTAMA berkewajiban:

a. Menyediakan anggaran untuk keglatan Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat di Ohoi

Ohoiren, Kecamatan Kel Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara sesuai dengan RUKK

dan RAB;

b. Menyalurkan dana kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat di Ohoi Ohoiren,

Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara kepada PIHAK KEDUA;

c. Melakukan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan

Masyarakat di Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara.

(4) PIHAK KEDUA berkewajiban :

a. Membuat Proposal, RUKK, dan RAB kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat di Ohoi

Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara;

b. Melaksanakan kegiatan Fasilitasi sesuai dengan RUKK dan RAB;

c. Membuat dan menyimpan pertanggung jawaban administrasi keuangan (SPJ)

penggunaan dana kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat di Ohoi Ohoiren,

Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara;

d. Membuat laporan pertanggung jawaban kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat di

Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara beserta

lampirannya;

e. Menyetorkan sisa dana bantuan yang tidak digunakan ke Kas Negara;

f. Memanfaatkan dan memelihara hasil kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat di Ohoi

Ohoiren, Kecamatan Kel Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara.

Pasal 5

Pelaksanaan Kegiatan

(1) Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat di Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei

Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara dllakukan sesuai peraturan perundangan yang

berlaku;

Pihak II :
(2) Membangun sinerg kolaboratlf antara kedua belah pihak, pendamping kegiatan dan instansi

pelaksana penyuluh daerah dalam pelaksanaan Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat di

Daerah Penyangga Kawasan Konservasl di Ohol Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat,

Kabupaten Maluku Tenggara untuk mencapal tujuan bersama yang efektif dan efisien.

Pasal 6

Pemblayaan

(1) Blaya Fasllltasl Pemberdayaan Masyarakat di Daerah Penyangga Kawasan Konservasi di Ohoi

Oholren, Kecamatan Kel Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara sebesar Rp. 40.000.000,­

(Empat Puluh Juta Rupiah), dlbebankan pada DIPA Balal Konservasi Sumber Daya Alam

Maluku Tahun 2022;

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) disedlakan PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan

kegiatan sebagaimana usulan kegiatan dari PIHAK KEDUA yang telah disesuaikan dengan

ketersediaan biaya fasilitasi.

Pasal 7

Pembayaran

Pembayaran dilakukan secara tunai dan sekaligus yaitu:

a. Tahap I sebesar 70% dari keseluruhan biaya fasilitasi atau sebesar Rp. 28.000.000,- (Dua

Puluh Delapan Juta Rupiah) dibayarkan setelah Kelompok "Konservasi Elken" siap

melaksanakan pekerjaan secara swakelola dengan melampirkan :

- Perjanjjan Kerjasama (PKS) yang telah ditandatangani kedua belah pihak;

- Kuitansi Bukti Penerimaan Uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan

dan disyahkan oleh PPK;

- Fotocopy Buku Rekening Bank an. Kelompok Konservasi Eiken.

b. Tahap II sebesar 30% dari keseluruhan biaya fasilitasi atau sebesar Rp. 12.000.000,- (Dua

Belas Juta Rupiah), dibayarkan setelah realisasi pekerjaan telah mencapai 50 % dengan

melampiri:

- Kuitansi Bukti Penerimaan Uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan

dan disyahkan oleh PPK;

- Laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh ketua/ Pimpinan

penerima bantuan.

c. Terhadap biaya fasilitasi sebagaimana butir a dan b diatas diperhitungkan pajak-pajak

sesuai ketentuan yang berlaku;


d. Setiap tahapan pembayaran akan diklrlmkan PIHAK PERTAMA secara langsung (LS)

melalui KPPN Maluku kepada PIHAK KEDUA m e l a l u i rekening Nomor : 7158-01-029750­

53-5 pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Ubit Langgur atas nama "Kelompok Konservasi

Eiken".

Pasal8

Serah Terima Pekerjaan

(1) Serah terima hasil pekerjaan dilakukan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA setelah PIHAK

KEDUA menyelesaikan seluruh kewajiban sesuai pasal 4 ayat (4);

(2) Serah terima hasil pekerjaan dilakukan setelah pekerjaan dilaksanakan 100% yang

dibuktikan dengan Laporan Pertanggung Jawaban Kegiatan dengan dilampiri berita acara

serah terima dan foto/Film hasil pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai pasal 4 ayat ( 1 ).

Pasal 9

Penyelesaian Perselisihan

(1) Selama jangka waktu kerjasama, apabila terdapat kegiatan tidak sesuai dengan kesepakatan

ini, maka masalah ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat;

(2) Apabila terdapat masalah seperti pada ayat ( 1 ) diatas tidak dapat diselesaikan akan dilakukan

mediasi sesuai kesepakatan dan peraturan yang berlaku.

Pasal 10

Sanksi

(1) Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan perjanjian

karena kelalaian baik yang disengaja maupun tidak disengaja, PIHAK PERTAMA dapat

menghentikan perjanjian kerjasama i n i ;

(2) Akibat dihentikannya perjanjjan kerjasama oleh PIHAK PERTAMA maka:

a. Penyaluran bantuan kepada PIHAK KEDUA dihentikan oleh PIHAK PERTAMA;

b. PIHAK KEDUA dapat dimasukan dalam daftar hitam, yang berakibat tidak

direkomendasikan untuk memperoleh bantuan lainnya.

Pasal 11

Lain-lain

(1). Apabila terjadi hal-hal diluar kemampuan KEDUA SELAH PIHAK atau force majeure, maka

PARA PIHAK sepakat untuk merundingkan kembali hak dan kewajiban masing-masing

dengan tujuan untuk melanjutkan perjanjian kerjasama ini. Selama belum tercapai

kesepakatan mengenai perjanjian kerjasama yang baru, maka ketentuan dalam perjanjian

kerjasama ini tetap berlaku.

J
(2.) Yang termasuk force majeure adalah:

a. Bencana a l a m ;

b. Kebijakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter;

c. Keadaan keamanan yang tidak m e n gl ji nk a n .

(3). Segala perubahan atau pembatalan terhadap KESEPAKATAN BERSAMA lni akan diatur

bersama kemudian oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

Pasal 12

Penutup

(1) Apabila kegiatan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan ketentuan yang

diatur pada pasal-pasal KESEPAKATAN BERSAMA ini maka PIHAK PERTAMA dapat

mengajukan saran untuk perbaikan;

(2) Apabila saran untuk perbaikan seperti tersebut dalam ayat (1) belum dilakukan maka PIHAK

PERTAMA dapat mengajukan penghentian kegiatan sementara hingga diperoleh

kesepakatan baru.

Perjanjjan Kerjasama ini berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh KEDUA BELAH PIHAK dan

dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing berlaku sebagai asli dan memiliki kekuatan hukum

yang sama.

April 2022 Ambon, 22 April 2022

rmatus Leo Rahayaan .E

. 19860313 201012 1 006

Pihakl: Pihak 11 :
Lampiran 4. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok Konservasi Elken

COVER

KELOMPOK BINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

“ ”

OHOI OHOIREN, KECAMATAN KEI KECIL BARAT

KABUPATEN MALUKU TENGGARA - PROVINSI MALUKU

RENCANA KERJA TAHUNAN PEMBINAAN


KELOMPOK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
TAHUN 2022

Kelompok : KONSERVASI ELKEN


Desa : Ohoiren
Kecamatan : Kei Kecil Barat
Kabupaten : Maluku Tenggara

Langgur, April 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
hidayah dan rahmat-NYA sehingga Rencana Kerja Tahunan (RKT) Kelompok
Pemberdayaan Masyarakat Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten
Maluku Tenggara, Provinsi Maluku Tahun 2022 ini dapat terselesaikan.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 ini merupakan RKT tahun pertama
dalam program pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan usaha ekonomi
produktif oleh Balai KSDA Maluku terhadap kelompok masyarakat di Ohoi Ohoiren.
RKT ini merupakan acuan dalam pelaksanaan kegiatan dan juga merupakan salah
satu persyaratan dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat.

Penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala Balai KSDA


Maluku, Pj Kepala Ohoi Ohoiren, petugas pendamping dan seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan RKT ini.

Semoga pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dapat terlaksana


dengan baik sesuai tujuan, sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan khususnya pelaksanaan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya di Ohoi Ohoiren dapat terwujud secara optimal.

Ohoiren April 2022

Ketua Kelompok Konservasi Elken,

Firmatus Leo Rahayaan

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Landasan Hukum ......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................ 4
D. Ruang Lingkup ............................................................................. 4
E. Indikator Keberhasilan .................................................................. 4
F. Batasan Pengertian ...................................................................... 5
II. PROFIL KAWASAN DAN DESA BINAAN ................................................ 9
A. Profil Kawasan ............................................................................. 9
B. Profil Desa Binaan ........................................................................ 15
C. Profil Kelompok ............................................................................ 22
III. RENCANA KEGIATAN ......................................................................... 31
A. Tahun Kegiatan ........................................................................... 31
B. Jenis, Volume dan Lokasi Kegiatan ................................................ 31
C. Pembiayaan Kegiatan ................................................................... 32
D. Penanggung Jawab dan Pelaksana Kegiatan ................................... 32
E. Jadwal Kegiatan ........................................................................... 33
IV. PENUTUP .......................................................................................... 35
V. LAMPIRAN ........................................................................................ 36

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren iv
DAFTAR TABEL

No. Hal
1. Data Iklim Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2000 .............................. 13
2. Jenis Kegiatan Yang Dilaksanakan di Ohoi Ohoiren Tahun 2022 ................ 31
3. Sumber Dana Kegiatan Kelompok Konservasi Elken Tahun 2022 .............. 32
4. Jadwal Kegiatan Kelomok Konservasi Elken Tahun 2022 ......................... 33

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren v
DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Peta kawasan konservasi Taman Perairan Kon servasi (TPK) Pulau Kei Kecil
Dan Zonasinya .................................................................................... 10
2. Peta Letak Ohoi Ohoiren dalam zonasi TPK Pulau Kei Kecil ....................... 11
3. Lokasi Desa Binaan Ohoi Ohoiren .......................................................... 15
4. Pembagian Kelompok Nufit ................................................................... 17
5. Situs Siran Nufit (kiri) dan Balai Ohoi (kanan) di Ohoi Ohoiren ................. 18
6. Struktur Pemerintahan di Ohoi .............................................................. 19
7. Pemukiman Masyarakat Ohoi Ohoiren ................................................... 20
8. Sekolah Dasar Naskat Ohoiren dan gereja katolik di Ohoi Ohoiren ........... 21
9. Perahu Tradisional Masyarakat dan Peralatan Tangkap ........................... 26
10. Rumput Laut Dijemur di Pantai (kiri) dan Budidaya Rumput Laut (kanan) . 27
11. Kegiatan kerajinan besi tempa / pandai besi di Ohoiren .......................... 27
12. Kegiatan Pengrajin Anyaman Bambu di Ohoi Ohoiren ............................. 28
13. Peralatan dan Kegiatan Pengrajin Mebel di Ohoi Ohoiren ........................ 28
14. Kebun tanaman semusim (kiri) dan tanaman tahunan (kanan) ................ 29
15. Pantai di Ohoi Ohoiren yang berpotensi sebagai tempat wisata ............... 29

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren vi
DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. SK Kepala Ohoi tentang Pembentukan Kelompok Binaan ......................... 37


2. Pernyataan Kelompok Siap Menerima Bantuan ....................................... 42
3. Identitas Anggota Kelompok ................................................................. 43
4. Rincian Biaya Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif .......................... 45
5. Buku Rekening Kelompok Konservasi Elken ............................................ 46

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren vii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepulauan Kei memiliki nilai strategis dalam pembangunan nasional karena
merupakan pusat kegiatan nasional sektor perikanan tangkap. Hal itu dibuktikan
dengan penetapan Kepulauan Kei menjadi salah satu kawasan minapolitan di
Indonesia sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan bernomor
KEP.32/MEN/2010. Secara administratif Kepulauan Kei terdiri dari satu kabupaten
dan satu kota, yaitu Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual. Sedangkan perairan
Kepulauan Kei dimasukkan masuk dalam WPP 714 (Laut Banda) yang berpotensi
besar dalam perikanan tangkap.

Selain itu Kawasan Perairan Kabupaten Maluku Tenggara di Kei Kecil merupakan
Areal Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT), selain karena lokasi perairannya tepat berada
di pusat segitiga keanekaragaman hayati laut dunia (coral triangle), keanekaragaman
jenis biota dan pesisirnya sangat tinggi didukung oleh kelengkapan tipe terumbu
karang, jenis-jenis bakau dan padang lamun, selain itu perairan ini merupakan tempat
perlintasan dan tempat bermain beberapa jenis biota langka yang dilindungi Undang-
Undang seperti penyu, jenis lumba-lumba, hiu, paus dan dugong serta burung migran
seperti pelikan. Oleh karena itu, kawasan perairan tersebut telah ditetapkan sebagai
kawasan konservasi perairan seluas 150.000 hektar berdasarkan keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor : 6/KEPMEN-KP/2016 tanggal 5 Februari 2016.

Di sekitar Kawasan konservasi ini terdapat pemukiman yang masyarakatnya


masih tergantung kepada sumber daya alam di dalam Kawasan. Pemukiman
masyarakat ini dikenal dengan Nufit yang merupakan singkatan dari kata Nuut En Fit
(yang artinya tujuh kelompok), awalnya terdiri dari dua wilayah hukum adat, yaitu
Nufit Roa dan Nufit Nangan. Saat ini, Nufit mengacu pada kelompok masyarakat yang
mendiami 8 ohoi dan 2 ohoi soa yang membentuk Kecamatan Kei Kecil Barat, yaitu
Ohoira, Ohoiren, Somlain, Madwaer, Ohoidertutu (Ohoidertom dan Yatwav), dan tiga
ohoi di pulau: Ur Pulau, Warbal, dan Tanimbar Kei. Nufit terbagi dalam dua ratcshap
di dalamnya yaitu Mantilur dan Mangrib. Ohoi Madwaer, Ohoi Ur Pulau, dan Ohoi

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 1
Tanimbar Kei merupakan satu Ratschap yaitu Ratschap Madwaer dengan Raja
Mangrib yang berkedudukan di Madwaer.

Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian
sumber daya alam pada Kawasan perairan yang memiliki nilai konservasi tinggi dan
telah ditetapkan sebahai kawasan konservasi perairan tersebut maka salah satu
upaya yang dilakukan oleh Balai KSDA Maluku yaitu dengan pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan ekonomi produktif sebagai
stimulant untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan pengelolaan sumber daya
alam dan ekosistem perairan Kei Kecil. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini
dilakukan terhadap kelompok masyarakat yang berada di sekitar Kawasan yang salah
satunya adalah Desa/Ohoi Ohoiren, dimana untuk kelompok masyarakat di Ohoi
Ohoiren yang menjadi binaan Balai KSDA Maluku yaitu Kelompok “Konservasi Elken”.
Selanjutnya untuk meningkatkan kinerja pengelolaan dan mendorong pengelolaan
lestari maka disusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) Kelompok Konservasi Elken di
Ohoi Ohoiren Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku Periode Tahun 2022.

Rencana ini disusun secara partisipatif oleh masyarakat anggota kelompok


Konservasi Elken, sesuai dengan pengalaman, pengetahuan dan harapannya untuk
mengembangkan usaha ekonomi produktif yang akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan disisi lain menjadi stimulant untuk berperan aktif dalam upaya
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomer 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana
telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004;
3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang
Perikanan
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 2
5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan
Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, sebagaimana telah dirubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2015;
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 18/MenLHK-
II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan;
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.
8/MenLHK/Sekjen/OTL.0/2016 tentang Organisasi Unit Pelaksana Teknis
KSDAE;
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.43/MENLHK/SETJEN/KUM.I/6/2017 tentang Pemberdayaan Masyarakat di
sekitar Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
P.12/MENLHK/SETJEN/KUM.I/2/2017 tentang Pedoman Umum Penyaluran
Bantuan Lainnya Yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah di
Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
10. Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Nomor P.4/KSDAE/SET.3/KUM.1./8/2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Nomor
P.3/KSDAE/SET/KUM.1/5/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan
Lainnya Yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah Dalam Rangka
Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat Lingkup Direktorat Jenderal Konservasi
Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya;
11. Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Nomor P. 7/KSDAESET.3/KSA.1/9/2020 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Kawasan Suaka Alam,
Kawasan Pelestarian Alam, dan Taman Buru;
12. Surat Keputusan Kepala Ohoi Ohoiren Nomor : 336/PJ.O/II/2022 tanggal 25
Februari 2022 tentang Pembentukan Kelompok Binaan Pemberdayaan
Masyarakat “KONSERVASI ELKEN” Dalam Rangka Peningkatan Ekonomi
Produktif di Ohoi Ohoiren Kecamatan Kei Kecil Barat Kabupaten Maluku
Tenggara Provinsi Maluku

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 3
C. Tujuan

Tujuan disusunnya Rencana Kerja Tahunan (RKT) Kelompok Binaan


Pemberdayaan Masyarakat Desa/Ohoi Ohoiren, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku yaitu

1. Untuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat


2. Sebagai acuan kerja kelompok dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat
3. Prasyarat pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat binaan Balai KSDA
Maluku Tahun Anggaran 2022.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam Rencana Kerja Tahunan Kelompok Binaan Pemberdayaan


Masyarakat “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabuten
Maluku Tenggara adalah :

1. Kawasan Perairan Kabupaten Maluku Tenggara di Kei Kecil merupakan Areal


Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT) yang telah ditetapkan sebagai Kawasan
Konservasi Perairan Kei Kecil;
2. Kelompok masyarakat yang dimaksud dalam rencana kerja ini yaitu kelompok
tani hutan “Konservasi Elken”, Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat,
Kabupaten Maluku Tenggara.
3. Dalam rencana kerja juga dijelaskan :
a. Hasil Identifikasi potensi Desa Ohoiren, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku,
b. Identifikasi potensi pengembangan ekonomi kelompok;
c. Arahan pengembangan ekonomi produktif kelompok.

E. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan antara lain:

1. Meningkatnya jumlah anggota/kelompok masyarakat peduli terhadap


konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;
2. Meningkatnya pendapatan kelompok yang dibina (peningkatan melalui
pengembangan usaha ekonomi);

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 4
3. Meningkatnya kegiatan ekonomi produktif dengan usaha yang sejalan
dengan program konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;
4. Adanya kesepakatan konservasi atara Kepala Desa dan Kepala Balai KSDA

F. Batasan Pengertian

1. Kawasan konservasi adalah kawasan baik di daratan maupun di perairan

yang memiliki ciri khas tertentu dan mempunyai pokok perlindungan sistem

penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan

satwa beserta ekosistemnya yang berdasarkan kondisi biogeofisiknya

dikategorikan kedalam kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam atau

taman buru.

2. Kawasan suaka alam, selanjutnya disingkat KSA adalah kawasan dengan ciri

khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi

pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa

beserta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem

penyangga kehidupan. KSA dibagi menjadi :

a. Cagar alam, selanjutnya disingkat CA adalah KSA yang karena keadaan

alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya,

atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya

berlangsung secara alami.

b. Suaka margasatwa, selangjutnya disingkat SM adalah KSA yang

mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis

satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan

terhadap habitatnya.

3. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, selanjutnya

disingkat KSDAHE adalah pengelolaan sumberdaya alam hayat dan

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 5
ekosistemnya yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk

menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan

meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

4. Sistem penyangga kehidupan adalah sistem usaha-usaha atau tindakan-

tindakan yang berkaitan dengan perlindungan mata air, tebing, tepian

sungai, danau, jurang, pemeliharaan fungsi hidro-orologi lahan dan hutan,

perlindungan pantai, pengelolaan daerah aliran sungai, perlindungan gejala

keunikan dan keindahan alam dan lain-lain.

5. Daerah penyangga kawasan konservasi adalah wilayah yang berbatasan

dengan KSA dan atau KPA, dapat berupa kawasan hutan, yaitu hutan lindung

dan hutan produksi, serta non kawsan hutan, yaitu hutan hak, tanah negara

bebas, atau tanah negara yang dibebani hak, yang berfungsi menjaga

keutuhan KSA dan/atau KPA yang bersangkutan.

6. Pembinaan fungsi daerah penyangga, meliputi: 1). Peningkatan pemahaman

masyarakat terhadap konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya; 2). Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat

untuk meningkatkan kesejahteraannya; dan 3). Peningkatan produktifitas

lahan.

7. Masyarakat daerah penyangga kawasan konservasi adalah kelompok

masyarakat yang berada di sekitar kawasan konservasi yang berbatasan

langsung maupun tidak langsung yang menerima manfaat atau memiliki

ketergantungan, baik langsung maupun tidak langsung dari kawasan

konservasi tersebut.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 6
8. Kelompok masyarakat adalah sekumpulan orang yang karena kondisi

kesejarahan, ikatan ekonomi, religi,sosial dan budaya yang hidup dan tinggal

bersama-sama di dalam suatu wilayah dalam kurun waktu yang relatif

panjang melalui pola/struktur tertentu guna mencapai tujuan bersama.

9. Desa dan desa adat atau dengan sebutan lain seperti kampung, negeri,

hutan, marga dan sebagainya adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal-usul adat istiadat setempat yang

diakui dalam sistem pemerintahan nasional.

10. Desa sasaran adalah desa yang berada di daerah penyangga kawasan

konservasi yang menjadi target kegiatan pembinaan daerah penyangga

kawasan konservasi.

11. Desa Konservasi adalah desa atau sebutan lain yang berada di sekitar

KSA/KPA dan ditunjuk/ditetapkan sebagai sasaran Pemberdayaan

Masyarakat.

12. Kemitraan adalah suatu jalinan kerjasama yang sinergis antara dua pihak

atau para pihak – masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha,

pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan lain-lain, baik

perorangan maupun kelompok/lembaga untuk melaksanakan kegiatan

tertentu berdasarkan kesepakatan-kesepakatan yang dirumuskan bersama

dan ditaati oleh para pihak yang bersangkutan.

13. Pemberdayaan masyarakat daerah penyanggga kawasan konservasi adalah

upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu

maupun kelompok, dalam pengelolaan potensi sumber daya berikut

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 7
permasalahannya guna peningkatan kemandirian, kesejahteraan dan

kualitas hidup masyarakat daerah penyangga kawasan konservasi dengan

tetap menjaga kelestarian kawasan konservasi.

14. Pemanfaatan Tradisional adalah budidaya tradisional serta perburuan

tradisional terbatas untuk jenis yang tidak dilindungi yang dilakukan oleh

masyarakat setempat.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 8
II. PROFIL KAWASAN DAN DESA BINAAN

A. Profil Kawasan

1. Sejarah dan Status Kawasan

Kepulauan Kei memiliki nilai strategis dalam pembangunan nasional karena


merupakan pusat kegiatan nasional sektor perikanan tangkap. Hal itu dibuktikan
dengan penetapan Kepulauan Kei menjadi salah satu kawasan minapolitan di
Indonesia sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan bernomor
KEP.32/MEN/2010. Secara administratif Kepulauan Kei terdiri dari satu kabupaten
dan satu kota, yaitu Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual. Sedangkan perairan
Kepulauan Kei dimasukkan masuk dalam WPP 714 (Laut Banda) yang berpotensi
besar dalam perikanan tangkap.

Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara telah menginisiasi terbentuknya


kawasan konservasi laut yang salah satunya telah ditetapkan berdasarkan SK Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor 6/Kepmen-KP/2016 Tentang Kawasan Konservasi
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pulau Kei Kecil, Pulau-Pulau, dan Perairan Sekitarnya di
Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku dengan luas total 150.000 Ha ditetapkan
sebagai Taman Pulau Kecil (TPK). Adanya pengelolaan sumberdaya Laut melalui
sistem kawasan konservasi ini diharapkan mampu memberikan keseimbangan pada
ekosistem. Kawasan konservasi perairan diinisiasi dengan tujuan agar mampu
melindungi ekosistem terumbu karang sebagai sumber kehidupan dari ikan karang,
sehingga ikan dapat tumbuh dan berkembang biak tanpa ada gangguan dari manusia.
Ikan yang telah berkembang dengan baik di kawasan konservasi kemudian akan
berdampak pada perairan sekitarnya, sehingga dapat menambah stok ikan di perairan
sekitar kawasan.

Kawasan TPK Kei Kecil dan Laut sekitarnya juga termasuk ke dalam Bentang
Laut Sunda Banda yang kaya akan sumberdaya lautnya. Kawasan ini mencakup
ekosistem terumbu karang, lamun dan mangrove, serta beberapa spesies penting
yang dilindungi seperti penyu, dugong, lumba-lumba dan paus.

Adapun peta TPK Pulau Kei Kecil dapat dilihat pada gambar peta berikut :

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 9
Gambar 1. Peta kawasan konservasi Taman Perairan Konservasi (TPK) Pulau
Kei Kecil dan zonasinya

TPK Pulau Kei Kecil dalam pengelolaannya dibagi kedalam zona-zona yaitu Zona
Inti; Zona Pemanfaatan Terbatas (Sub Zona Pariwisata, Sub Zona Perikanan Budidaya
dan Sub Zona Perikanan Tangkap); dan Zona Lainnya (Sub Zona Penggunaan Lain,
Sub Zona Hak Kelola Adat dan Sub Zona Hutan Lindung).

Sedangkan Ohoi Ohoiren dalam TPK Pulau Kei Kecil wilayahnya berada pada
Sub Zona Penggunaan Lain – Zona Penggunaan Lain dan pantai serta perairannya
merupakan Zona Pemanfaatan Terbatas – Sub Zona Perikanan Budidaya
sebagaimana di sajikan pada gambar peta berikut ini.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 10
Gambar 2. Peta Letak Ohoi Ohoiren dalam zonasi TPK Pulau Kei Kecil

2. Potensi Ekosistem/Ekologis

Taman Perairan Konservasi Pulau Kecil terdiri atas beberapa ekosistem


penyusunnya sebagai berikut :

Ekosistem Terumbu Karang. Ekosistem terumbu karang menyebar di


seluruh pesisir pulau di kawasan konservasi Kei Kecil Barat dengan total luasan
sebesar 6.936 km2 atau 2,77% dari total luas kawasan. Terumbu karang di kawasan
ini terdiri atas 51 jenis karang batu (hard coral) yang termasuk dalam 22 genera dan
10 famili. Famili karang batu terbanyak adalah famili Favidae (18 jenis) dan famili
Poritidae (5 jenis). Famili dengan jenis terendah adalah Helioporidae dan Oculinidae
(1 jenis).

Ekosistem Mangrove. Ekosistem mangrove berada di pesisir atau pinggiran


pulau dan memiliki persentase tutupan yang tinggi dibanding dengan ekosistem hutan
daratannya. Luas ekosistem mangrove pada kawasan konservasi Kei Kecil Barat
adalah sebesar 945 km2 (0,38%). Ekosistem mangrove bagi masyarakat kawasan
memiliki arti yang penting terutama pada saat musim gelombang dimana nelayan

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 11
takut untuk melaut, maka kawasan ini dijadikan sebagai tempat mencari kerang-
konsumsi protein mereka.

Ekosistem Lamun. Di kawasan ini dapat dijumpai 5 – 6 jenis lamun, 5 genus


dan 2 famili dengan luas daerah persebarannya mencapai 5.081 km2 (2,03%). Jenis
yang dapat dijumpai antara lain Enhaus acoroides, Halophila ovalis, Cymodaceae
semulata dan Thalasia hemprichi, Halophila minor, Halophila spinulosa serta
Thallassodendron ciliatum.

Jalur Migrasi bagi species langka dan dilindungi. Perairan Kei Kecil Barat
merupakan jalur migrasi satwa biotik langka dan dilindungi. Teridentifikasi terdapat
6 jenis paus yaitu Megaptera novaeangliae, Balaenoplera borealis, Balaenoplera
musculatus Balaenoplera physalis, Physeter catodon, Orcinus orca diduga rute
migrasi dari 5 jenis paus lainnya dari samudera menuju dan kembali dari perairan
Australia di bagian selatan melintasi perairan Laut Banda, kemudian membelok
kemudian jenis-jenis paus itu tersebar ke perairan Kawasan.

Selain Paus, terdapat lima jenis lumba-lumba di perairan Maluku Tenggara,


yaitu Globicephala macrorhynchus, Pseudorca crassidens, Delphinus delphis dan D.
capensis (lumba-lumba biasa), serta Tursiops truncatus Jenis lumba-lumba yang
umum berada di perairan pesisir dan laut di kawasan ini adalah lumba-lumba biasa
dan lumba-lumba hidung botol.

Selain jenis-jenis langka di atas, di perairan kawasan ini juga terdapat duyung
(Dugong dugong). Keberadaan duyung ini karena tersedianya tumbuhan lamun yang
cukup luas dan merupakan sumber pakan utama dugong.

Adapun jenis langka yang dilindungi lainnya yaitu empat jenis penyu yang
berada di perairan ini yaitu Penyu Sisik, Penyu Hijau, Penyu Pipih dan Penyu
Belimbing.

3. Potensi Fisik

a. Iklim

Iklim di kawasan Kabupaten Maluku Tenggara dipengaruhi oleh Laut Banda,


Laut Arafura, dan Samudra Indonesia serta dibayangi Pulau Irian di Bagian Timur dan

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 12
Benua Australia di bagian Selatan sehingga sewaktu-waktu terjadi perubahan.
Keadaan musim di Kabupaten Maluku Tenggara adalah sebagai berikut:

1) Musim Timur atau musim kemarau berlangsung dari Bulan April Oktober.

2) Musim Barat atau musim hujan berlangsung berlangsung dari Bulan oktober–
februari dengan intensitas tertinggi pada Bulan Desember dan Februari.

3) Musim Pancaroba berlangsung dalam Bulan Maret/April dan Oktober/November


Angin kencang bertiup pada Bulan Januari dan Februari diikuti dengan hujan deras
dan laut bergelora. Kondisi angin di Kabupaten Maluku Tenggaraadalah sebagai
berikut.

i. Bulan April-Oktober bertiup Angin Timur Tenggara.

ii. Bulan April-September bertiup angin Timur Tenggara dan Selatan sebanyak 91
persen dimana dominasi angin Tenggara sebesar 61 persen.

iii. Bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat Laut sebanyak 50 persen dimana
dominasi angin Barat Laut sebesar 28 persen.

Curah Hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun terdapat di Pulau Kei Kecil di
Kabupaten Maluku Tenggara secara keseluruhan adalah 3.121 mm per tahun atau
rata-rata 260,1 mm per bulan, dengan jumlah hari hujan sebanyak 211 hari atau rata-
rata 17,58 hari hujan per bulan.

Tabel 1. Data Iklim Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2020

Bulan Suhu Udara Angin Kele Curah Hari Penyinar Tekan


mba Hujan Hujan an an
ban (mm) (Hari) Matahari Udara
(%) (%) (mb)
Maks Min Rata Kecepa Arah
(°C) (°C) (°C) tan
(m/s)
Januari 32,3 - 27,4 1,5 300 355,9 28 23 1007,3
Februari 30,9 - 26,7 1,6 310 346,7 19 55 1008,1
Maret 31,2 - 26,4 1,1 Calm 380,7 11 43 1008,2
April 31,3 - 26,6 1,5 Calm 321,1 18 41 1008,5
Mei 30,8 - 28,1 2,8 120 292,9 12 56 1008,5
Juni 29,9 - 26,6 3,9 130 252,5 22 31 1008,9
Juli 29,1 - 26,2 4,6 130 37,3 21 33 1008,5
Agustus 29,4 - 26,7 4,0 130 78,8 20 49 1009,4
Sept 29,3 - 26,9 3,7 130 71,0 24 26 1008,8
Oktober 32,2 - 27,9 2,4 150 49,0 22 42 1007,8
November 32,4 - 27,5 1,6 110 208,9 24 62 1007,5
Desember 32,2 - 27,9 1,0 300 333,9 18 59 1006,1
Sumber: Kecamatan Kei Kecil Barat dalam Angka, 2021

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 13
b. Geologi

Wilayah Kepulauan Kei Kecil yang meliputi Pulau Dullah dan pulau-pulau kecil
di sekitarnya merupakan perbukitan rendah bergelombang, karst dan perbukitan
rendah berlereng terjal dengan ketinggian maksimum 100 meter diatas permukaan
laut. Pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Dullah umumnya sangat landai dan memiliki
ketinggian maksimum lebih kecil dari 100 meter di atas permukaan laut. Hal ini
terutama dikaitkan dengan keragaman litologi wilayah kepulauan ini yang relatif
homogen.

Pulau/Kepulauan Maluku Tenggara terbentuk/tersusun dari jenis tanah meliputi


podzolik, rensina dan lithosol, sedangkan jenis batuan meliputi aluvium undak,
terumbu coral, seklis habluk, paleogen dan ulagan paleozoikum.

c. Hidrologi

Di Kecamatan Kei Kecil Barat terdapat 2 (dua) sungai yang mengalir


sepanjang tahun yang terdapat di Ohoi Ohoidertutu dan Ohoi Madwear. Ohoi Ohoiren
berbatasan langsung dengan hutan yang kondisinya masih bagus dan merupakan
daerah tangkapan air sehingga untuk kebutuhan air bersih di Ohoi Ohoiren masih
terpenuhi dengan baik dengan adanya sumur pada masing-masing rumah tangga.

4. Potensi Jasa Lingkungan

Tidak terdapat potensi jasa lingkungan yang terdapat di Ohoi Ohoiren.


Namun wilayah pantainya yang berpasir dan saat surut memiliki luasan yang cukup
merupakan obyek daya tarik wisata yang dapat dikembangkan.

5. Kerawanan

Sumberdaya laut yang potensial di perairan pulau-pulau kecil di wilayah Kei


Kecil Barat, maka peningkatan aktivitas di wilayah perairan ini bila tidak dikelola
dengan semestinya dapat berdampak pada overeksploitasi terutama untuk
sumberdaya laut tertentu yang memiliki demand yang tinggi. Penggunaan teknologi
tangkap yang destruktif (bahan peledak dan potassium), serta klaim hak berpotensi
memicu konflik antar pengguna atas wilayah tangkap dan wilayah kelola.

Kerawanan yang menjadi ancaman terhadap kawasan konservasi TPK Pulau


Keci Kecil antara lain penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan, illegal fishing,

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 14
degradasi habitat (terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove dan pantai
pesisir).

B. Profil Desa Binaan

1. Identitas Desa Binaan

Desa Ohoiren merupakan sebuah desa swadaya, yang dimaksud dengan desa
swadaya adalah desa yang kekurangan sumber daya manusia atau tenaga kerja dan
juga kekurangan dana sehingga tidak mampu memanfaatkan potensi yang ada di
desanya. Secara administratif Desa Ohoiren berada di Kecamatan Kei Kecil Barat,
Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku terletak di Pulau Kei Kecil dan
berbatasan dengan :

Utara : Desa/Ohoi Ohoira

Selatan : Desa/Ohoi Somain

Barat : Pulau Lima / Laut (Taman Perairan Konservasi Kei Kecil)

Timur : Hoat Sorbai (hutan)

Desa/Ohoi Ohoiren merupakan desa swadaya yang berada di pesisir. Adapun


letak Ohoi Ohoiren dapat dilihat pada gambar berikut.

TPK Kei Kecil

Ohoi Ohoira

Ohoi Ohoiren

Ohoi Warwut

Ohoi Somain

Gambar 3. Lokasi Desa Binaan Ohoi Ohoiren

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 15
2. Sejarah Desa

Nufit yang merupakan singkatan dari kata Nuut En Fit (yang artinya tujuh
kelompok), awalnya terdiri dari dua wilayah hukum adat, yaitu Nufit Roa dan Nufit
Nangan. Saat ini, Nufit mengacu pada kelompok masyarakat yang mendiami 8 ohoi
dan 2 ohoi soa yang membentuk Kecamatan Kei Kecil Barat, yaitu Ohoira, Ohoiren,
Somlain, Madwaer, Ohoidertutu (Ohoidertom dan Yatwav), dan tiga ohoi di pulau: Ur
Pulau, Warbal, dan Tanimbar Kei. Nufit terbagi dalam dua ratcshap di dalamnya yaitu
Mantilur dan Mangrib. Ohoi Madwaer, Ohoi Ur Pulau, dan Ohoi Tanimbar Kei
merupakan satu Ratschap yaitu Ratschap Madwaer dengan Raja Mangrib yang
berkedudukan di Madwaer.

Nufit memiliki keterkaitan satu sama lain karena masyarakatnya terkait dengan
sejarah Nufit dan dengan legenda Tabob. Berdasarkan legenda, Tabob merupakan
salah satu sumberdaya laut dengan perlakuan khusus bagi masyarakat di wilayah
Nufit karena memiliki nilai kultural. Diceritakan bahwa leluhur masyarakat Nufit, yaitu
Tabi dan Tabai mendapatkan Tabob setelah mengalahkan Rat Badmar (penguasa
setempat) di Papua. Kemudian Tabob tersebut mengikuti Tabi dan Tabai kembali ke
Nufit untuk dipelihara. Singkat cerita, Tabai menikam Tabob yang memiliki tanda
putih di kepalanya yang merupakan induk Tabob maka Tabob keluar dari tempat
pemeliharaannya dan meninggalkan pesan “vevan fit ro mtubur tahai, nen dai mu o
…, nen dai mu mavav taan ruslak, nen dai mu o….” yang artinya “bila mencari kami,
sampai bekal makan minum habis, barulah berjumpa di meti Ngon Tanbav”. Oleh
karena itu, masyarakat Nufit dipercaya dapat memanggil Tabob. Selain itu,
masyarakat Nufit juga percaya bahwa mereka memiliki hak makan Tabob.
Penangkapan Tabob untuk konsumsi dilakukan hanya untuk kepentingan adat serta
didahului dengan upacara adat serta mentaati larangan-larangan tertentu.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 16
Gambar 4. Pembagian Kelompok Nufit

Larvul Ngabal merupakan hukum adat yang diberlakukan dan ditaati oleh
seluruh masyarakat Kei, di mana di dalamnya terkandung peraturan dan larangan
sebagai penata kehidupan sosial-budaya, ekonomi, dan moral orang-orang Kei.
Hukum Larvul Ngabal terdiri dari tujuh pasal, yang disusun menurut tiga gagasan
pokok, yaitu: [a] hukum tentang kehidupan manusia yang membahas tentang
hubungan sosial antara sesama manusia (hukum nevnev), [b] hukum mengenai
kesusilaan yang membahas tentang martabat kemurnian kaum wanita dan tentang
keluhuran perkawinan (hukum hanilit), dan [c] hukum tentang keadilan sosial yang
membahas tentang hak milik (hukum hawear balwirin). Di samping itu, dalam
struktur masyarakat Kei, terdapat pembagian fungsi dan peran setiap mata rumah
(riin rahan) di dalam keberlangsungan hidup sebuah ohoi. Pola pembagian fungsi
dan peran juga didasarkan atas latar belakang sejarah kehadiran marga-marga di
ohoi masing-masing. Pada setiap ohoi ditemukan adanya marga (fam) yang
mempunyai fungsi sebagai tuan tan (tuan tanah). Peran tuan tan adalah memberikan
keterangan terkait petuanan dan batas-batas wilayah dari ohoi. Fungsi dan peran ini
diberikan kepada marga yang diakui sebagai marga yang pertama kali menempati
ohoi. Kemudian kepada marga lainnya juga diberikan peran dan fungsi sebagai
kepala ohoi, sebagai kapitan, sebagai marinyo, serta peran lainnya yang ada pada
suatu ohoi. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki manajemen lokal yang
telah digunakan sebagai acuan dalam mengorganisir masyarakatnya.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 17
3. Gambaran Umum Desa
Sistem Pemerintahan di Ohoiren hanya terdapat pemerintahan ohoi yang
dibantu oleh Badan Saniri Ohoi (BSO) yang bertugas untuk memproses kepala ohoi
dan Raja, menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBD) dan mengatur
masalah-masalah yang berhubungan dengan ohoi. Ohoiren termasuk dalam raschap
Mantilur yang meliputi ohoi Somlain, Ohoiren, Ohoira dan Warbal. Raschap ini
berkedudukan serta berpusat di Ohoi Somlain. Di Ohoiren terdapat siran yaitu rumah
yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya tokoh-tokoh adat dan tetua serta Raja
yang ada di wilayah Nufit untuk melakukan pertemuan atau sidang adat terhadap
masalah-masalah masyarakat. Namun, sampai saat ini siran tersebut sudah tidak
difungsikan karena tidak ada lagi pertemuan atau sidang adat yang dilakukan.

Gambar 5. Situs Siran Nufit (kiri) dan Balai Ohoi (kanan) di Ohoi Ohoiren

Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara mengeluarkan Peraturan Daerah


Nomor 03 Tahun 2009 tentang Ratshap dan Ohoi. Berdasarkan Perda ini, maka
struktur pemerintahan di tingkat ohoi (desa) tersusun seperti Gambar berikut.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 18
Gambar 6. Struktur Pemerintahan di Ohoi

Dari struktur ini, Orong Kai (Orang Kay) merupakan kepala pemerintah ohoi,
sedangkan Badan Saniri Ohoi (BSO) adalah badan yang terdiri dari wakil/perwakilan
penduduk ohoi yang berfungsi sebagai badan legislatif yang mengawasi pelaksanaan
tugas dari Orong Kai, dan bersama-sama Orong Kai membentuk peraturan ohoi serta
mendampingi Orong Kai dalam memimpin ohoi sesuai tugas dan wewenang yang
dimiliki. Adapun Kepala Soa adalah kepala dari kelompok-kelompok soa yang terdiri
dari kumpulan beberapa marga.

4. Kependudukan

Desa Ohoiren memiliki jumlah penduduk 607 jiwa dengan jumlah laki-laki 291
jiwa dan perempuan 316 jiwa, sebagian besar berada pada usia produktif. Sebagian
besar masyarakat Ohoi Ohoiren menganut agama Katholik dan beberapa di antaranya
beragama kristen protestan.

5. Pemukiman

Pemukiman di Desa Ohoiren seperti umumnya pemukiman desa-desa pesisir


pantai yaitu dengan pola mengikuti jalan dan halaman yang tidak begitu luas.
Bangunan rumah hanya sebagian kecil yang permanen dan sebagian besar masih
semi permanen bahkan ada rumah dengan tipe sederhana.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 19
Gambar 7. Pemukiman Masyarakat Ohoi Ohoiren

6. Mata Pencaharian

Sebagaimana umumnya desa di pesisir, maka sebagai salah satu desa pesisir
masyarakat Desa Ohoiren memiliki mata pencaharian ganda sebagai nelayan dan
petani kebun. Aktivitas berkebun yang dilakukan oleh masyarakat, akan semakin
itensif dilaksanakan pada musim cuaca ekstrim dimana tidak bisa melaut.

Selain nelayan dan petani, masyarakat Ohoi Ohoiren juga ada yang memiliki
matapencaharian sebagai pegawai negeri sipil, pensiunan, tukang dan buruh.

7. Ketersediaan Layanan Publik

Desa Ohoiren memiliki beberapa fasilitas umum baik dalam hal pendidikan
maupun kesehatan. Fasilitas umum pendidikan yang ada yaitu hanya 1 (satu) buah
Sekolah Dasar Nasional Katolik atau SD Naskat Ohoiren. Untuk melanjutkan anak-
anak Ohoiren yang ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat pertama dan tingkat atas,
harus bersekolah ke ohoi-ohoi yang lain yaitu Somlain dan Ohoira dengan berjalan
kaki maupun menggunakan kendaraan bermotor milik pribadi, namun jarak sekolah
masih mudah dijangkau.

Kemudian untuk fasilitas kesehatan di Ohoi Ohoiren terdapat 1 (satu)


posyandu, 3 tenaga kesehatan yang menetap tetapi dan seorang bidan serta dukun
beranak yang terlatih.

Selanjutnya untuk sumber air yang tersedia berasal dari sumur yang tersedia di
setiap kepala keluarga. Masyarakat Ohoi Ohoiren telah dapat menikmati jaringan
listrik yang memadai dan jaringan telepon seluler. Selain itu, Ohoi Ohoiren memiliki
satu bangunan untuk pertemuan dan sekaligus sebagai kantor pemerintahan ohoi,
yaitu Balai Ohoi Ohoiren.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 20
Gambar 8. Sekolah Dasar Naskat Ohoiren dan gereja katolik di Ohoi Ohoiren

8. Potensi Jasa Lingkungan

Salah satu potensi jasa lingkungan di Ohoiren yaitu potensi wisata. Kegiatan
wisata pantai yang dapat dikembangkan di Ohoi Ohoiren karena adanya pantai yang
cukup luas, apalagi pada saat air laut surut.

9. Produk Unggulan Desa

Produk unggulan desa umumnya merupakan hasil perkebunan seperti


singkong, ubi/patatas, pisang dan keladi serta perkebunan seperti kelapa. Selain itu,
produk yang juga merupakan unggulan Desa Ohoiren yaitu hasil perikanan tangkap
dan perikanan budidaya serta kerajinan anyaman bambu dan besi tempa (pandai
besi).

10. Pembinaan/Pemberdayaan yang Pernah Diterima

Desa Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku belum pernah mendapatkan program pemberdayaan dari Balai KSDA Maluku.

11. Persepsi/Isu Penting

Tabob merupakan salah satu sumberdaya laut yang memiliki nilai kultural bagi
kelompok Nu Fit, sementara di sisi scientists penyu belimbing ini diperkirakan
mengalami penurunan akhir-akhir ini dalam jumlah, padahal wilayah perairan Kei
Kecil barat merupakan habitat tujuan migrasi penyu belimbing dewasa.

Tradisi penangkapan Tabob atau penyu belimbing (Dermochelys coriacea) oleh


masyarakat adat Nufit (Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara)
mulai terdegradasi. Degradasi tradisi inilah yang kemudian mengancam kepunahan

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 21
Tabob. Awalnya, pemanfaatan daging penyu belimbing hanya untuk acara adat.
Jumlah yang dimakan juga terbatas. Namun kini penyu belimbing dimanfaatkan
tanpa batas, jumlah penyu belimbing yang ditangkap pun bertambah sejak
dimanfaatkan untuk makanan sehari-sehari. maraknya konsumsi daging penyu
belimbing dipicu oleh semakin menurunnya pemahaman adat oleh generasi muda
setempat. Sehingga meski tidak ada acara adat, mereka tetap mencari penyu
belimbing untuk dikonsumsi. Tradisi serta nilai-nilai tabob telah bergeser. Aturan
tradisi tidak dipatuhi. Bahkan tabob dianggap milik pribadi dengan ditangkap dan
dagingnya dikonsumsi sendiri.

Sejalan dengan perkembangan penduduk, ekonomi uang, dan pasar komoditi


laut membuat pengeksploitasian sumberdaya laut meningkat tidak hanya oleh
nelayan lokal berskala kecil, tetapi juga oleh perikanan skala besar untuk komoditi
perikanan tropis dengan tujuan pasar regional dan global. Peningkatan aktivitas di
wilayah perairan ini bila tidak dikelola dengan semestinya dapat berdampak pada
overeksploitasi terutama untuk sumberdaya laut tertentu yang memiliki demand yang
tinggi. Penggunaan teknologi tangkap yang destruktif, serta klaim hak penggunaan
berpotensi memicu konflik antar pengguna atas wilayah tangkap dan wilayah kelola.

C. Profil Kelompok

1. Nama dan Legalitas Kelompok

Kelompok yang telah terbentuk di Desa Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat,
Kabupaten Maluku Tenggara yaitu “Konservasi Elken” berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Ohoi Ohoiren Nomor : 336/PJ.O/II/2022 tanggal 25 Februari 2022
tentang Pembentukan Kelompok Binaan Pemberdayaan Masyarakat “KONSERVASI
ELKEN” Dalam Rangka Peningkatan Ekonomi Produktif di Ohoi Ohoiren Kecamatan
Kei Kecil Barat Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku.

2. Alamat Kelompok

Alamat kelompok beralamat di Balai Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat,
Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 22
3. Jumlah Anggota Kelompok

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Ohoi Ohoiren Nomor : 336/PJ.O/II/2022


tanggal 25 Februari 2022, jumlah anggota kelompok yaitu 15 orang yang terdiri dari
3 orang pengurus (ketua, sekretaris, dan bendahara) sebagai berikut :

1. Ketua : Firmatus Leo Rahayaan

2. Sekretaris : Siprianus Rahayaan

3. Bendahara : Erik Rahayaan

4. Anggota : - Adrianus Rahayaan

- Rolantinus Rahayaan

- Antonius Bruri Rahayaan

- Franciscus Rahayaan

- Stanislaus Rahayaan

- Serinus Y. Janwarin

- Darmianus Rahayaan

- Quintus Rahayaan

- Blasius Rahayaan

- Lukas Rahayaan

- Yohanis B. Rahayaan

- Abraham Kiryoma

4. Mata Pencaharian Kelompok

Pada umumnya desa yang terletak di pesisir, maka sebagai salah satu desa
pesisir masyarakat Desa Ohoiren memiliki mata pencaharian ganda. Demikian halnya
masyarakat Desa Ohoiren yang menjadi anggota kelompok Konservasi Elken memiliki
mata pencaharian ganda yaitu sebagai nelayan dan petani kebun.

Aktivitas berkebun yang dilakukan oleh masyarakat, akan semakin itensif


dilaksanakan pada musim cuaca ekstrim dimana tidak bisa melaut yaitu pada saat

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 23
musim angin barat. Namun demikian, terdapat beberapa masyarakat yang
diantaranya menjadi anggota kelompok binaan, memiliki mata pencaharian sebagai
pengrajin yaitu pengrajin anyaman bambu dan besi tempa.

5. Penghasilan Rata-rata Kelompok/Bulan

Umumnya masyarakat Ohoi Ohoiren masih menggantungkan kebutuhan


hidupnya terhadap pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia di sekitar
pemukimannya secara subsisten. Aktivitas sebagai petani dan nelayan bergantung
pada musim. Ketika musim angin barat, mereka akan cenderung melaksanakan
aktivitas mereka di darat, dan sebaliknya ketika musim angin timur mereka akan
melaksanakan aktivitasnya di laut. Pengerjaan kebun (buka kebun, tanam, panen)
juga mengikuti musim dalam setahun. Aktivitas di darat sebagai petani terfokus pada
penanaman ubi kayu (enbal dan kasbi) sebagai makanan pokok orang Kei, dan umbi-
umbian lain, kacang-kacangan, serta sayur-sayuran yang diperuntukkan sebagian
besar bagi konsumsi sehari-hari. Ketergantungan pada kondisi alam dan kebutuhan
akan uang tunai secara cepat, mendorong masyarakat di Ohoi Ohoiren dalam
beberapa tahun terakhir mulai mengembangkan budidaya rumput laut (agar-agar).
Dalam kurun waktu 3-4 tahun terakhir, aktivitas yang dilaksanakan di laut mulai
mengalami perubahan. Sebelumnya, aktivitas perempuan di laut hanya untuk mencari
siput-siput dan ikan-ikan yang berukuran kecil di wilayah meti (bameti), sekarang
perempuan dan anak-anak juga turut terlibat dalam pembudidayaan rumput laut
(agar-agar). Sedangkan masyarakat yang memiliki matapencaharian sebagai
pengrajin anyaman bambu dan besi tempa kurang produktif karena tergantung pada
permintaan pasar atau pesanan.

Secara keseluruhan anggota kelompok memiliki pendapatan berkisar antara Rp.


1.500.000,- sd 2.500.000,- setiap bulannya.

6. Jarak Pemukiman Kelompok dengan Pasar

Di Ohoi Ohoiren tidak terdapat pasar, masyarakat biasanya memenuhi


kebutuhan sembako dari kios atau toko yang ada di desanya atau belanja ke ibukota
kecamatan yang berjarak 1 (satu) kilometer dan atau ke ibukota kabupaten yang
berjarak 25 kilometer. Sarana transportasi menggunakan kendaraan bermotor
pribadi atau angkutan melalui jalan darat beraspal.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 24
7. Program Pembinaan yang Diterima Kelompok

Kelompok Konservasi Elken yang disahkan oleh Pejabat Kepala Ohoi Ohoiren
melalui Keputusan Kepala Ohoi Ohoiren Nomor : 336/PJ.O/II/2022 tanggal 25
Februari 2022, merupakan kelompok yang baru terbentuk. Anggota kelompok belum
pernah mendapat atau memperoleh bantuan baik dari Balai KSDA Maluku maupun
dari instansi lainnya.

8. Jenis Usaha Budidaya

Berdasarkan kajian terhadap potensi Desa Ohoiren, terdapat beberapa


komoditas yang dapat dikembangkan sebagai usaha ekonomi produktif yang dapat
membantu meningkatkan ekonomi masyarakat.

Adapun beberapa komoditas yang dapat dikembangkan di Desa Ohoiren antara lain:

1. Perikanan tangkap
Perikanan adalah salah satu sektor yang diandalkan untuk pembangunan masa
depan Indonesia, karena dapat memberikan dampak ekonomi kepada sebagian
penduduk Indonesia. Selain itu, produk perikanan adalah bahan makanan
penting masyarakat pada umumnya, sehingga sektor perikanan menjadi salah
satu sumber pendapatan negara disamping menjadi sumber utama mata
pencaharian sebagian besar masyarakat di kawasan pantai terutama nelayan.
Ikan yang seringkali ditangkap masyrakat yaitu Tongkol, Kakap Merah, Ekor
Kuning, Kerapu, Kapas-kapas, dan Teri.
Data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota
Tual 2014 menyebutkan, produksi total perikanan sebesar 6.712 ton dengan
jumlah tangkapan diperbolehkan (JTB) sebesar 5.369 ton Produksi perikanan
tersebut di peroleh dari komoditi-komoditi perikanan seperti ikan pelagis, ikan
demersal, ikan karang dan non ikan.
Akan tetapi sumber daya ikan yang melimpah ini, tidak sebanding dengan
pemanfaatannya. Hal ini dapat dilihat di Ohoi Ohoiren, pada umumnya
merupakan nelayan ‘musiman dan hampir 90 persen nelayan merupakan nelayan
tradisional. Alat tangkap yang digunakan yakni jaring bobo (purse seine), bagan
(lift net), jaring insang (gill net), pancing tonda (troll line), pancing ulur (hand
line) dan pancing tegak (vertical line). Daerah penangkapan nelayan juga di

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 25
sekitar pantai, sekira 0-4 mil, karena ukuran armada penangkapan yang dimiliki
rata-rata berukuran kecil. Perikanan tradisional masih melekat pada nelayan-
nelayan di pesisir ini. Tidak hanya alat tangkap, minimnya sumber daya manusia
(SDM) nelayan dan rendahnya harga komoditas ikan juga jadi masalah lainnya.

Gambar 9. Perahu Tradisional Masyarakat dan Peralatan Tangkap

2. Perikanan Budidaya
Berdasarkan analisis kualitas perairan dan penentuan zonasi, perairan sekitar
Ohoi Ohoiren merupakan zona perikanan budidaya yang dinilai sesuai untuk
budidaya keramba jaring apung dan budidaya rumput laut, bahkan masyarakat
Ohoi Ohoiren pernah melakukan upaya budidaya teripang. Namun usaha ini
terbatas dan tidak dapat berjalan lama karena pada saat musim barat, ombak
diketahui sangat besar sehingga tidak dapat melaksanakan kegiatan budidaya
perikanan.
Adapun perikanan budidaya yang dapat dikembangkan antara lain jenis kerang-
kerangan seperti Trochus niloticus, Malaeu malaeus, Lambis lambis, Lambis
corcata, Tripeneustus gratilla dan jenis teripang Holothuria scabra serta Beberapa
jenis ikan seperti ikan kerapu (Epinephelus spp, napoleon (Cheilinus undulates)
dan Cromileptis altivelis, Siganus spp), bobara (Caranx Lutjanus sp dan Lates
calcarifer).
Ketergantungan pada kondisi alam dan kebutuhan akan uang tunai secara cepat,
mendorong masyarakat di Ohoi Ohoiren dalam beberapa tahun terakhir mulai
mengembangkan budidaya rumput laut (agar-agar). Dalam kurun waktu 3-4
tahun terakhir, aktivitas yang dilaksanakan di laut mulai mengalami perubahan.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 26
Sebelumnya, aktivitas perempuan di laut hanya untuk mencari siput-siput dan
ikan-ikan yang berukuran kecil di wilayah meti (bameti), sekarang perempuan
dan anak-anak juga turut terlibat dalam pembudidayaan rumput laut (agar-agar).

Gambar 10. Rumput laut dijemur di pantai (kiri) dan budidaya rumput laut
(kanan)

3. Kerajinan Besi Tempa / Pandai Besi


Kerajinan besi tempa adalah pengetahuan turun temurun yang terdapat di Ohoi
Ohoiren. Keahlian menempa besi menjadi peralatan seperti parang, pisau, panah
ikan dan peralatan berbahan besi lainnya, merupakan salah satu
matapencaharian yang dapat ditemukan di Ohoi Ohoiren.
Namun demikian, keahlian yang diturunkan secara turun temurun ini dan bisa
menjadi salah satu mata pencaharian kondisinya dalam perkembangan yang
tidak menggembirakan. Daya beli dan minat pasar yang kurang menjadi salah
satu penyebabnya, selain keterbatasan peralatan dan penanganan penjualannya,
sehingga kualitas produk perlu ditingkatkan dan adanya inovasi.

Gambar 11. Kerajinan besi tempa / pandai besi di Ohoiren

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 27
4. Kerajinan Anyaman Bambu dan Tukang/Meubeler
Kawasan hutan di wilayah Ohoi Ohoiren dan sekitarnya merupakan kawasan yang
ditumbuhi banyak tanaman bambu, baik dari segi jumlah maupun jenisnya.
Sudah lama tanaman ini dimanfaatkan masyarakat setempat untuk keperluan
kerajinan tangan anyaman berupa ayakan, nyiru, bakul, hingga perkakas rumah
tangga.

Gambar 12. Kegiatan Pengerajin Anyaman Bambu di Ohoi Ohoiren


Selain itu, pada pengrajin anyaman bambu memiliki pekerjaan juga sebagai
tukang kayu / meubeler. Peralatan pertukangan yang digunakan masih
tradisional seperti gergaji, sekap tangan, bor tangan, pahat dan lain-lain. Hasil
yang diperoleh dari kegiatan ini antara lain meja kursi kayu, lemari dan
sebagainya.

Gambar 13. Kegiatan dan Peralatan Pengerajin Mebel di Ohoi Ohoiren


5. Potensi Pertanian
Pertanian di Ohoi Ohoiren merupakan salah satu mata pencaharian alternatif
apabila masyarakat tidak dapat melaut akibat cuaca yang ekstrim. Hasil
pertanian masih bersifat subsisten untuk mencukupi kebutuhan sendiri. Namun

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 28
demikian, apabila hasil panen berlimpah maka tidak jarang pula masyarakat
menjualnya.
Pertanian di Ohoi Ohoiren terdapat dua jenis usaha budidaya yaitu pertanian
dengan tanaman semusim seperti ketela pohon, ketela rambat, talas, padi
ladang, kacang-kacangan, gembili dan sayuran serta pertanian dengan tanaman
tahunan seperti kelapa dan pisang.

Gambar 14. Kebun dengan tanaman semusim (kiri) dan tanaman tahunan
(kanan)
6. Potensi Wisata
Potensi wisata yang telah dan atau berpotensi dikembangkan di kawasan
konservasi TPK Kei Kecil Barat cukup beragam. Ohoi Ohoiren yang merupakan
bagian dari TPK Kei Kecil juga memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan,
yaitu berupa pantai dan perairannya yang memiliki air yang jernih dan cukup
tenang karena terlindung sebuah tanjung.

Gambar 15. Pantai di Ohoi Ohoiren yang berpotensi sebagai tempat wisata

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 29
Selain itu, atraksi wisata dengan memanfaatkan keberadaan satwa dilindungi
seperti paus dan penyu juga merupakan daya tarik tersendiri. Potensi ini akan
dapat dikembangkan apabila didukung sarana dan prasarana serta sumber daya
manusia yang cukup.
Rekruietmen masyarakat untuk menjadi guide local dalam pengembangan
kegiatan wisata di Kawasan konservasi perairan Kei Kecil harus diutamakan agar
masyarakat setempat dapat berperan aktif untuk meningkatkan
perekonomiannya.

9. Ketergantungan Kelompok terhadap Kawasan

Masyarakat memiliki ketergantungan sumber daya alam yang tinggi terhadap


sumber daya perikanan di perairan sekitar Ohoi yang merupakan kawasan konservasi
perairan. Ketergantungan tersebut bersifat subsisten untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari serta untuk kebutuhan uang tunai dari penjualan ikan. Sejalan dengan
perkembangan penduduk, ekonomi uang, dan pasar komoditi laut membuat
pengeksploitasian sumberdaya laut meningkat. Peningkatan aktivitas di wilayah
perairan ini bila tidak dikelola dengan semestinya dapat berdampak pada
overeksploitasi terutama untuk sumberdaya laut tertentu yang memiliki demand yang
tinggi.

10. Potensi Kawasan yang Diminati

Bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil di Kei, darat dan laut tidak bisa
dipisahkan dalam akivitas sehari-hari. Untuk aktivitas ekonomi, darat dan laut sama-
sama berfungsi sebagai sumber kehidupan, tempat memperoleh makanan.

Dalam konsep pengelolaan laut, masyarakat membagi laut atas zona-zona


sesuai dengan ciri-ciri fisik dasar laut, sumberdaya, musim, aktivitas manusia,
teknologi gender dan umum. Masyarakat Kei memiliki pengetahuan dan pemahaman
tentang perilaku biota laut sesuai atau berhubungan dengan musim, angin, arus dan
posisi bulan di langit.

Animo pada rumput laut meningkat sebagai respon terhadap pasar global,
kebutuhan akan cash, dan penurunan hasil dari komoditi unggulan lokal. Aktivitas

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 30
budidaya rumput laut sebagai mata pencaharian alternatif menyebabkan masyarakat
nelayan berkonsentrasi di wilayah pasang surut juga.

Masyarakat Ohoi Ohoiren selain menginginkan pengembangan dalam kegiatan


perikanan tangkap dan perikanan budidaya, juga menginginkan untuk
mengembangkan potensi wisata yang dimiliki. Hal ini karena mereka menyadari,
perlunya upaya memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Selain itu
terhadap keahlian yang telah dimiliki secara turun temurun seperti kerajinan anyaman
bambu dan besi tempa tetap dilestarikan karena menjadi salah satu mata pencaharian
alternatif apabila cuaca tidak memungkinkan untuk ke laut.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 31
III. RENCANA KEGIATAN

A. Tahun Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat pada Rencana Kerja Tahunan
(RKT) ini yaitu untuk periode Tahun 2022.
B. Jenis, Volume dan Lokasi Kegiatan
Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Kelompok Konservasi Elken di Ohoi
Ohoiren Tahun 2022 ditujukan untuk pengembangan ekonomi produktif sesuai
dengan potensi yang terdapat di Ohoi Ohoiren. Komoditas yang dikembangkan
yaitu kegiatan yang tidak bersifat eksploitatif destruktif yang dapat merusak
alam. Adapun usaha ekonomi produktif yang akan dikembangkan berupa
kegiatan pengembangan usaha perikanan tangkap, kerajinan anyaman bambu
dan pandai besi.
Kegiatan-kegiatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat melalui
pengembangan usaha ekonomi produktif pada tahun RKT 2022 sebagaimana
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2. Jenis Kegiatan yang Dilaksanakan di Ohoi Ohoiren Tahun 2022

No. Jenis Kegiatan Satuan Volume Lokasi


1 2 3 4 5
1. Pembentukan Kelompok Paket 1 Ohoi Ohoiren
Konservasi Elken dan
identifikasi potensi desa
2. Fasilitasi kesepakatan Paket 1 Ohoi Ohoiren
konservasi dan Penyusunan
Rencana Kelompok
3. Penyaluran bantuan Paket 1 Ohoi Ohoiren
pengembangan ekonomi
produktif
 Pembelian sarana
prasarana alat tangkap
perikanan ramah
lingkungan
 Pengadaan sarana dan
prasarana pengembangan
usaha perikanan budidaya
 Pengadaan sarana dan
prasarana pengembangan
usaha meubeler dan
anyaman bambu

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 32
1 2 3 4 5
4. Pelaksanaan kegiatan Kegiatan 3 Ohoi Ohoiren
pengembangan usaha
ekonomi produktif
5. Pendampingan kelompok Kali 3 Ohoi Ohoiren
6. Monitoring dan Evaluasi Kali 2 Ohoi Ohoiren

C. Pembiayaan Kegiatan
Adapun pembiayaan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat kelompok
Konservasi Elken di Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku
Tenggara, Provinsi Maluku Tahun 2022 disajikan pada tabel berikut
Tabel 3. Sumber Dana Kegiatan Kelompok Konservasi Elken Tahun 2022

No. Jenis Kegiatan Sumber Dana


1 2 3
1. Pembentukan Kelompok Konservasi Elken dan BKSDA Maluku
identifikasi potensi desa
2. Fasilitasi kesepakatan konservasi dan Penyusunan BKSDA Maluku
Rencana Kelompok
3. Penyaluran bantuan pengembangan ekonomi produktif BKSDA Maluku
 Pembelian sarana prasarana alat tangkap perikanan
ramah lingkungan
 Pengadaan sarana dan prasarana pengembangan
usaha perikanan budidaya
 Pengadaan sarana dan prasarana pengembangan
usaha meubeler dan anyaman bambu
4. Kegiatan pengembangan usaha ekonomi produktif Kelomppok
5. Pendampingan kelompok BKSDA Maluku
6. Monitoring dan Evaluasi BKSDA Maluku

D. Penanggung Jawab dan Pelaksana


Kegiatan pemberdayaan masyarakat kelompok Konservasi Elken di Ohoi Ohoiren,
Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku Tahun
2022 dengan susunan penanggung jawab dan pelaksana sebagai berikut :
- Penanggung jawab program : Kepala Balai KSDA Maluku
- Penanggung jawab operasional : - Kepala Seksi Konservasi Wilayah III
- Pendamping Kelompok Konservasi Elken
- Penanggung Jawab pelaksana : Kelompok Konservasi Elken
Dengan susunan kepengurusan sebagai berikut :
1. Ketua : Firmatus Leo Rahayaan

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 33
2. Sekretaris : Siprianus Rahayaan
3. Bendahara : Erik Rahayaan
4. Anggota : - Adrianus Rahayaan
- Rolantinus Rahayaan
- Antonius Bruri Rahayaan
- Franciscus Rahayaan
- Stanislaus Rahayaan
- Serinus Y. Janwarin
- Darmianus Rahayaan
- Quintus Rahayaan
- Blasius Rahayaan
- Lukas Rahayaan
- Yohanis B. Rahayaan
- Abraham Kiryoma
E. Jadwal Kegiatan
Rencana kegiatan kelompok Konservasi Elken dalam pelaksanaan kegiatan
pengembangan usaha ekonomi produktif dalam rangka pemberdayaan
masyarakat pada peride tahun 2022 disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Kelompok Konservasi Elken Tahun 2022

No. Jenis Kegiatan Bulan Ke


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pembentukan
Kelompok Konservasi
Elken dan identifikasi
potensi desa
2. Fasilitasi kesepakatan
konservasi dan
Penyusunan Rencana
Kelompok
3. Penyaluran bantuan
pengembangan
ekonomi produktif
 Pembelian sarana
prasarana alat
tangkap perikanan
ramah lingkungan
 Pengadaan sarana
dan prasarana
pengembangan
usaha perikanan
budidaya

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 34
Jenis Kegiatan Bulan Ke
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
 Pengadaan sarana
dan prasarana
pengembangan
usaha meubeler
dan anyaman
bambu
4. Kegiatan
pengembangan usaha
ekonomi produktif
5. Pendampingan
kelompok
6. Monitoring dan Evaluasi

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 35
IV. PENUTUP

Demikian Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok Konservasi Elken
yang merupakan kelompok pemberdayaan masyarakat di Ohoi Ohoiren, Kecamatan
Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara yang merupakan binaan Balai KSDA
Maluku.
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 ini merupakan acuan kegiatan dalam
rangka pemberdayaan masyarakat yang merupakan program kegiatan dari Balai
KSDA Maluku sebagai Unit Pelaksana Teknis di bidang KSDAE di Provinsi Maluku.
Diharapkan dengan RKT ini, pelaksanaan kegiatan menjadi terarah dan tepat sasaran
sehingga tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai serta
pelaksanaan KSDAE, khususnya untuk kelestarian satwa liar dan habitatnya di
Perairan Meluku Tenggara khususnya dapat tercapai.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 36
V. LAMPIRAN

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 37
Lampiran 1. SK Kepala Ohoi tentang Pembentukan Kelompok Binaan

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 38
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 39
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 40
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 41
Lampiran 2. Pernyataan Kelompok Siap Menerima Bantuan

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 42
Lampiran 3. Identitas Anggota Kelompok

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 43
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 44
Lampiran 4. Rincian Biaya Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 45
Lampiran 5. Buku Rekening Kelompok Konservasi Elken

Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2022 Kelompok “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren 46
COVER

KELOMPOK BINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

“ ”

OHOI OHOIREN, KECAMATAN KEI KECIL BARAT

KABUPATEN MALUKU TENGGARA - PROVINSI MALUKU

RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUNAN


KELOMPOK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PERIODE TAHUN 2022 - 2026

Kelompok : KONSERVASI ELKEN


Desa : Ohoiren
Kecamatan : Kei Kecil Barat
Kabupaten : Maluku Tenggara

Langgur, April 2022


KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MALUKU
Alamat : Jalan Kebun Cengkeh Ambon 97128 Telp/fax 0911-343619

LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA PEMBINAAN LIMA TAHUNAN
KELOMPOK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OHOI OHOIREN
KECAMATAN KEI KECIL BARAT – KABUPATEN MALUKU TENGGARA
PERIODE TAHUN 2022 - 2026

Disusun di : Ohoiren Dinilai di : Ambon


Tanggal : 23 April 2022 Tanggal :
Ketua Kelompok Konservasi Elken, Kepala Balai KSDA Maluku,

Firmatus Leo Rahayaan Danny H. Pattipeilohy, S.Pi., M.Si


NIP. 19740324 199903 1 001

Disahkan di : Ohoiren
Tanggal :
Pj. Kepala Ohoi Ohoiren

Anderias Hanoatubun
NIP. 19711014 201408 1 001

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
hidayah dan rahmat-NYA sehingga Rencana Lima Tahun (RKL) Kelompok
Pemberdayaan Masyarakat Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten
Maluku Tenggara, Provinsi Maluku Periode Tahun 2022 s.d. 2026 ini dapat
terselesaikan.

Rencana Kerja Lima Tahun (RKL) Periode Tahun 2022 - 2026 ini merupakan
rencana kelompok dalam program pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan
usaha ekonomi produktif oleh Balai KSDA Maluku terhadap kelompok masyarakat di
Ohoi Ohoiren. RKL ini merupakan salah satu persyaratan dalam pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat dan juga merupakan acuan dalam pelaksanaan kegiatan
sehingga diharapkan seluruh penyelenggara dan para pihak untuk taat aturan, taat
azas dan taat komitmen agar tujuan kegiatan untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat binaan dapat tercapai dan kelestarian sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya dapat terjaga dan lestari.

Penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala Balai KSDA


Maluku, Pj Kepala Ohoi Ohoiren, petugas pendamping dan seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan RKL ini.

Semoga pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dapat terlaksana


dengan baik sesuai tujuan, sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan khususnya pelaksanaan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya di Ohoi Ohoiren dapat terwujud secara optimal.
Ohoiren April 2022

Ketua Kelompok Konservasi Elken,

Firmatus Leo Rahayaan

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Landasan Hukum ......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................ 4
D. Ruang Lingkup ............................................................................. 4
E. Indikator Keberhasilan .................................................................. 4
F. Batasan Pengertian ...................................................................... 5
II. PROFIL KAWASAN KONSERVASI DAN DESA BINAAN ............................ 9
A. Profil Kawasan Konservasi ............................................................. 9
B. Profil Desa Binaan ........................................................................ 15
C. Profil Kelompok ............................................................................ 22
III. RENCANA KEGIATAN PEMBINAAN LIMA TAHUN ................................... 31
A. Tahun Kegiatan ........................................................................... 31
B. Jenis, Volume dan Lokasi Kegiatan ................................................ 31
C. Pembiayaan Kegiatan ................................................................... 32
D. Penanggung Jawab dan Pelaksana Kegiatan ................................... 33
E. Jadwal Kegiatan ........................................................................... 33
IV. PENUTUP .......................................................................................... 35
V. LAMPIRAN ........................................................................................ 36

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” iv
DAFTAR TABEL

No. Hal
1. Data Iklim Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2000 .............................. 13
2. Rencana Kegiatan Lima Tahunan (RKL) Kelompok Konservasi Elken Periode
Tahun 2022 – 2026 .............................................................................. 31
3. Sumber Dana Kegiatan Kelompok Konservasi Elken Tahun 2022-2026 ..... 32
4. Jadwal Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Kelompok Konservasi Elken
Periode Tahun 2022 - 2026 .................................................................. 34

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” v
DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Peta kawasan konservasi Taman Perairan Kon servasi (TPK) Pulau Kei Kecil
Dan Zonasinya .................................................................................... 10
2. Peta Letak Ohoi Ohoiren dalam zonasi TPK Pulau Kei Kecil ....................... 11
3. Lokasi Desa Binaan Ohoi Ohoiren .......................................................... 15
4. Pembagian Kelompok Nufit ................................................................... 17
5. Situs Siran Nufit (kiri) dan Balai Ohoi (kanan) di Ohoi Ohoiren ................ 18
6. Struktur Pemerintahan di Ohoi .............................................................. 19
7. Pemukiman Masyarakat Ohoi Ohoiren ................................................... 20
8. Sekolah Dasar Naskat Ohoiren dan gereja katolik di Ohoi Ohoiren ........... 21
9. Perahu Tradisional Masyarakat dan Peralatan Tangkap ........................... 26
10. Rumput Laut Dijemur di Pantai (kiri) dan Budidaya Rumput Laut (kanan) . 27
11. Kegiatan kerajinan besi tempa / pandai besi di Ohoiren .......................... 27
12. Kegiatan Pengrajin Anyaman Bambu di Ohoi Ohoiren ............................. 28
13. Peralatan dan Kegiatan Pengrajin Mebel di Ohoi Ohoiren ........................ 28
14. Pantai di Ohoi Ohoiren yang berpotensi sebagai tempat wisata ............... 29

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” vi
DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. SK Kepala Ohoi tentang Pembentukan Kelompok Binaan ......................... 37


2. Identitas Anggota Kelompok ................................................................. 43
3. Buku Rekening Kelompok Konservasi Elken ............................................ 46

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” vii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepulauan Kei memiliki nilai strategis dalam pembangunan nasional karena
merupakan pusat kegiatan nasional sektor perikanan tangkap. Hal itu dibuktikan
dengan penetapan Kepulauan Kei menjadi salah satu kawasan minapolitan di
Indonesia sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan bernomor
KEP.32/MEN/2010. Secara administratif Kepulauan Kei terdiri dari satu kabupaten
dan satu kota, yaitu Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual. Sedangkan perairan
Kepulauan Kei dimasukkan masuk dalam WPP 714 (Laut Banda) yang berpotensi
besar dalam perikanan tangkap.

Selain itu Kawasan Perairan Kabupaten Maluku Tenggara di Kei Kecil merupakan
Areal Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT), selain karena lokasi perairannya tepat berada
di pusat segitiga keanekaragaman hayati laut dunia (coral triangle), keanekaragaman
jenis biota dan pesisirnya sangat tinggi didukung oleh kelengkapan tipe terumbu
karang, jenis-jenis bakau dan padang lamun, selain itu perairan ini merupakan tempat
perlintasan dan tempat bermain beberapa jenis biota langka yang dilindungi Undang-
Undang seperti penyu, jenis lumba-lumba, hiu, paus dan dugong serta burung migran
seperti pelikan. Oleh karena itu, kawasan perairan tersebut telah ditetapkan sebagai
kawasan konservasi perairan seluas 150.000 hektar berdasarkan keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor : 6/KEPMEN-KP/2016 tanggal 5 Februari 2016.

Di sekitar Kawasan konservasi ini terdapat pemukiman yang masyarakatnya


masih tergantung kepada sumber daya alam di dalam Kawasan. Pemukiman
masyarakat ini dikenal dengan Nufit yang merupakan singkatan dari kata Nuut En Fit
(yang artinya tujuh kelompok), awalnya terdiri dari dua wilayah hukum adat, yaitu
Nufit Roa dan Nufit Nangan. Saat ini, Nufit mengacu pada kelompok masyarakat yang
mendiami 8 ohoi dan 2 ohoi soa yang membentuk Kecamatan Kei Kecil Barat, yaitu
Ohoira, Ohoiren, Somlain, Madwaer, Ohoidertutu (Ohoidertom dan Yatwav), dan tiga
ohoi di pulau: Ur Pulau, Warbal, dan Tanimbar Kei. Nufit terbagi dalam dua ratcshap
di dalamnya yaitu Mantilur dan Mangrib. Ohoi Madwaer, Ohoi Ur Pulau, dan Ohoi

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 1
Tanimbar Kei merupakan satu Ratschap yaitu Ratschap Madwaer dengan Raja
Mangrib yang berkedudukan di Madwaer.

Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian
sumber daya alam pada Kawasan perairan yang memiliki nilai konservasi tinggi dan
telah ditetapkan sebahai kawasan konservasi perairan tersebut maka salah satu
upaya yang dilakukan oleh Balai KSDA Maluku yaitu dengan pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan ekonomi produktif sebagai
stimulant untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan pengelolaan sumber daya
alam dan ekosistem perairan Kei Kecil. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini
dilakukan terhadap kelompok masyarakat yang berada di sekitar Kawasan yang salah
satunya adalah Desa/Ohoi Ohoiren, dimana untuk kelompok masyarakat di Ohoi
Ohoiren yang menjadi binaan Balai KSDA Maluku yaitu Kelompok “Konservasi Elken”.
Selanjutnya untuk meningkatkan kinerja pengelolaan dan mendorong pengelolaan
lestari maka disusun Rencana Kerja Lima Tahun atau Rencana Pembinaan Lima Tahun
(RKL/RPL) Kelompok Konservasi Elken di Ohoi Ohoiren Kecamatan Kei Kecil Barat,
Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku Periode Tahun 2022 - 2026.

Rencana ini disusun secara partisipatif oleh masyarakat anggota kelompok


Konservasi Elken, sesuai dengan pengalaman, pengetahuan dan harapannya untuk
mengembangkan usaha ekonomi produktif yang akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan disisi lain menjadi stimulan untuk berperan aktif dalam upaya
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomer 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana
telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan
Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, sebagaimana telah dirubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2015;

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 2
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 18/MenLHK-
II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan;
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.
8/MenLHK/Sekjen/OTL.0/2016 tentang Organisasi Unit Pelaksana Teknis
KSDAE;
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.43/MENLHK/SETJEN/KUM.I/6/2017 tentang Pemberdayaan Masyarakat di
sekitar Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
P.12/MENLHK/SETJEN/KUM.I/2/2017 tentang Pedoman Umum Penyaluran
Bantuan Lainnya Yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah di
Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
9. Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Nomor P.4/KSDAE/SET.3/KUM.1./8/2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Nomor
P.3/KSDAE/SET/KUM.1/5/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan
Lainnya Yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah Dalam Rangka
Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat Lingkup Direktorat Jenderal Konservasi
Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya;
10. Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Nomor P. 7/KSDAESET.3/KSA.1/9/2020 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Kawasan Suaka Alam,
Kawasan Pelestarian Alam, dan Taman Buru;
11. Surat Keputusan Kepala Ohoi Ohoiren Nomor : 336/PJ.O/II/2022 tanggal 25
Februari 2022 tentang Pembentukan Kelompok Binaan Pemberdayaan
Masyarakat “KONSERVASI ELKEN” Dalam Rangka Peningkatan Ekonomi
Produktif di Ohoi Ohoiren Kecamatan Kei Kecil Barat Kabupaten Maluku
Tenggara Provinsi Maluku

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 3
C. Tujuan

Tujuan disusunnya Rencana Kerja Lima Tahunan (RKL) Kelompok Binaan


Pemberdayaan Masyarakat Desa/Ohoi Ohoiren, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku yaitu :

1. Untuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat


2. Sebagai acuan kerja kelompok dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat
3. Prasyarat pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat binaan Balai KSDA
Maluku Tahun Anggaran 2022.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam Rencana Kerja Tahunan Kelompok Binaan Pemberdayaan


Masyarakat “Konservasi Elken” di Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabuten
Maluku Tenggara adalah :

1. Kawasan Perairan Kabupaten Maluku Tenggara di Kei Kecil merupakan Areal


Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT) yang telah ditetapkan sebagai Kawasan
Konservasi Perairan Kei Kecil;
2. Kelompok masyarakat yang dimaksud dalam rencana kerja ini yaitu kelompok
tani hutan “Konservasi Elken”, Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat,
Kabupaten Maluku Tenggara.
3. Dalam rencana kerja juga dijelaskan :
a. Hasil Identifikasi potensi Desa Ohoiren, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku,
b. Identifikasi potensi pengembangan ekonomi kelompok;
c. Arahan pengembangan ekonomi produktif kelompok.

E. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan antara lain:

1. Meningkatnya jumlah anggota/kelompok masyarakat peduli terhadap


konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;
2. Meningkatnya pendapatan kelompok yang dibina (peningkatan melalui
pengembangan usaha ekonomi produktif dengan pemanfaatan potensi
yang dimiliki desa);

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 4
3. Meningkatnya kegiatan ekonomi produktif dengan usaha yang sejalan
dengan program konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;
4. Adanya kesepakatan konservasi atara Kepala Desa dan Kepala Balai KSDA

F. Batasan Pengertian

1. Kawasan konservasi adalah kawasan baik di daratan maupun di perairan

yang memiliki ciri khas tertentu dan mempunyai pokok perlindungan sistem

penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan

satwa beserta ekosistemnya yang berdasarkan kondisi biogeofisiknya

dikategorikan kedalam kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam atau

taman buru.

2. Kawasan suaka alam, selanjutnya disingkat KSA adalah kawasan dengan ciri

khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi

pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa

beserta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem

penyangga kehidupan. KSA dibagi menjadi :

a. Cagar alam, selanjutnya disingkat CA adalah KSA yang karena keadaan

alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya,

atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya

berlangsung secara alami.

b. Suaka margasatwa, selangjutnya disingkat SM adalah KSA yang

mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis

satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan

terhadap habitatnya.

3. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, selanjutnya

disingkat KSDAHE adalah pengelolaan sumberdaya alam hayat dan

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 5
ekosistemnya yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk

menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan

meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

4. Sistem penyangga kehidupan adalah sistem usaha-usaha atau tindakan-

tindakan yang berkaitan dengan perlindungan mata air, tebing, tepian

sungai, danau, jurang, pemeliharaan fungsi hidro-orologi lahan dan hutan,

perlindungan pantai, pengelolaan daerah aliran sungai, perlindungan gejala

keunikan dan keindahan alam dan lain-lain.

5. Daerah penyangga kawasan konservasi adalah wilayah yang berbatasan

dengan KSA dan atau KPA, dapat berupa kawasan hutan, yaitu hutan lindung

dan hutan produksi, serta non kawsan hutan, yaitu hutan hak, tanah negara

bebas, atau tanah negara yang dibebani hak, yang berfungsi menjaga

keutuhan KSA dan/atau KPA yang bersangkutan.

6. Pembinaan fungsi daerah penyangga, meliputi : 1). Peningkatan

pemahaman masyarakat terhadap konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya; 2). Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat

untuk meningkatkan kesejahteraannya; dan 3). Peningkatan produktifitas

lahan.

7. Masyarakat daerah penyangga kawasan konservasi adalah kelompok

masyarakat yang berada di sekitar kawasan konservasi yang berbatasan

langsung maupun tidak langsung yang menerima manfaat atau memiliki

ketergantungan, baik langsung maupun tidak langsung dari kawasan

konservasi tersebut.

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 6
8. Kelompok masyarakat adalah sekumpulan orang yang karena kondisi

kesejarahan, ikatan ekonomi, religi,sosial dan budaya yang hidup dan tinggal

bersama-sama di dalam suatu wilayah dalam kurun waktu yang relatif

panjang melalui pola/struktur tertentu guna mencapai tujuan bersama.

9. Desa dan desa adat atau dengan sebutan lain seperti kampung, negeri,

hutan, marga dan sebagainya adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal-usul adat istiadat setempat yang

diakui dalam sistem pemerintahan nasional.

10. Desa sasaran adalah desa yang berada di daerah penyangga kawasan

konservasi yang menjadi target kegiatan pembinaan daerah penyangga

kawasan konservasi.

11. Desa Konservasi adalah desa atau sebutan lain yang berada di sekitar

KSA/KPA dan ditunjuk/ditetapkan sebagai sasaran Pemberdayaan

Masyarakat.

12. Kemitraan adalah suatu jalinan kerjasama yang sinergis antara dua pihak

atau para pihak – masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha,

pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan lain-lain, baik

perorangan maupun kelompok/lembaga untuk melaksanakan kegiatan

tertentu berdasarkan kesepakatan-kesepakatan yang dirumuskan bersama

dan ditaati oleh para pihak yang bersangkutan.

13. Pemberdayaan masyarakat daerah penyanggga kawasan konservasi adalah

upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu

maupun kelompok, dalam pengelolaan potensi sumber daya berikut

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 7
permasalahannya guna peningkatan kemandirian, kesejahteraan dan

kualitas hidup masyarakat daerah penyangga kawasan konservasi dengan

tetap menjaga kelestarian kawasan konservasi.

14. Pemanfaatan Tradisional adalah budidaya tradisional serta perburuan

tradisional terbatas untuk jenis yang tidak dilindungi yang dilakukan oleh

masyarakat setempat.

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 8
II. PROFIL KAWASAN KONSERVASI DAN DESA BINAAN

A. Profil Kawasan Konservasi

1. Sejarah dan Status Kawasan

Kepulauan Kei memiliki nilai strategis dalam pembangunan nasional karena


merupakan pusat kegiatan nasional sektor perikanan tangkap. Hal itu dibuktikan
dengan penetapan Kepulauan Kei menjadi salah satu kawasan minapolitan di
Indonesia sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan bernomor
KEP.32/MEN/2010. Secara administratif Kepulauan Kei terdiri dari satu kabupaten
dan satu kota, yaitu Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual. Sedangkan perairan
Kepulauan Kei dimasukkan masuk dalam WPP 714 (Laut Banda) yang berpotensi
besar dalam perikanan tangkap.

Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara telah menginisiasi terbentuknya


kawasan konservasi laut yang salah satunya telah ditetapkan berdasarkan SK Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor 6/Kepmen-KP/2016 Tentang Kawasan Konservasi
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pulau Kei Kecil, Pulau-Pulau, dan Perairan Sekitarnya di
Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku dengan luas total 150.000 Ha ditetapkan
sebagai Taman Pulau Kecil (TPK). Adanya pengelolaan sumberdaya Laut melalui
sistem kawasan konservasi ini diharapkan mampu memberikan keseimbangan pada
ekosistem. Kawasan konservasi perairan diinisiasi dengan tujuan agar mampu
melindungi ekosistem terumbu karang sebagai sumber kehidupan dari ikan karang,
sehingga ikan dapat tumbuh dan berkembang biak tanpa ada gangguan dari manusia.
Ikan yang telah berkembang dengan baik di kawasan konservasi kemudian akan
berdampak pada perairan sekitarnya, sehingga dapat menambah stok ikan di perairan
sekitar kawasan.

Kawasan TPK Kei Kecil dan Laut sekitarnya juga termasuk ke dalam Bentang
Laut Sunda Banda yang kaya akan sumberdaya lautnya. Kawasan ini mencakup
ekosistem terumbu karang, lamun dan mangrove, serta beberapa spesies penting
yang dilindungi seperti penyu, dugong, lumba-lumba dan paus.

Adapun peta TPK Pulau Kei Kecil dapat dilihat pada gambar peta berikut :

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 9
Gambar 1. Peta kawasan konservasi Taman Perairan Konservasi (TPK) Pulau
Kei Kecil dan zonasinya

TPK Pulau Kei Kecil dalam pengelolaannya dibagi kedalam zona-zona yaitu Zona
Inti; Zona Pemanfaatan Terbatas (Sub Zona Pariwisata, Sub Zona Perikanan Budidaya
dan Sub Zona Perikanan Tangkap); dan Zona Lainnya (Sub Zona Penggunaan Lain,
Sub Zona Hak Kelola Adat dan Sub Zona Hutan Lindung).

Sedangkan Ohoi Ohoiren dalam TPK Pulau Kei Kecil wilayahnya berada pada
Sub Zona Penggunaan Lain – Zona Penggunaan Lain dan pantai serta perairannya
merupakan Zona Pemanfaatan Terbatas – Sub Zona Perikanan Budidaya
sebagaimana di sajikan pada gambar peta berikut ini.

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 10
Gambar 2. Peta Letak Ohoi Ohoiren dalam zonasi TPK Pulau Kei Kecil

2. Potensi Ekosistem/Ekologis

Taman Perairan Konservasi Pulau Kecil terdiri atas beberapa ekosistem


penyusunnya sebagai berikut :

Ekosistem Terumbu Karang. Ekosistem terumbu karang menyebar di


seluruh pesisir pulau di kawasan konservasi Kei Kecil Barat dengan total luasan
sebesar 6.936 km2 atau 2,77% dari total luas kawasan. Terumbu karang di kawasan
ini terdiri atas 51 jenis karang batu (hard coral) yang termasuk dalam 22 genera dan
10 famili. Famili karang batu terbanyak adalah famili Favidae (18 jenis) dan famili
Poritidae (5 jenis). Famili dengan jenis terendah adalah Helioporidae dan Oculinidae
(1 jenis).

Ekosistem Mangrove. Ekosistem mangrove berada di pesisir atau pinggiran


pulau dan memiliki persentase tutupan yang tinggi dibanding dengan ekosistem hutan
daratannya. Luas ekosistem mangrove pada kawasan konservasi Kei Kecil Barat
adalah sebesar 945 km2 (0,38%). Ekosistem mangrove bagi masyarakat kawasan
memiliki arti yang penting terutama pada saat musim gelombang dimana nelayan

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 11
takut untuk melaut, maka kawasan ini dijadikan sebagai tempat mencari kerang-
konsumsi protein mereka.

Ekosistem Lamun. Di kawasan ini dapat dijumpai 5 – 6 jenis lamun, 5 genus


dan 2 famili dengan luas daerah persebarannya mencapai 5.081 km2 (2,03%). Jenis
yang dapat dijumpai antara lain Enhaus acoroides, Halophila ovalis, Cymodaceae
semulata dan Thalasia hemprichi, Halophila minor, Halophila spinulosa serta
Thallassodendron ciliatum.

Jalur Migrasi bagi species langka dan dilindungi. Perairan Kei Kecil Barat
merupakan jalur migrasi satwa biotik langka dan dilindungi. Teridentifikasi terdapat
6 jenis paus yaitu Megaptera novaeangliae, Balaenoplera borealis, Balaenoplera
musculatus Balaenoplera physalis, Physeter catodon, Orcinus orca diduga rute
migrasi dari 5 jenis paus lainnya dari samudera menuju dan kembali dari perairan
Australia di bagian selatan melintasi perairan Laut Banda, kemudian membelok
kemudian jenis-jenis paus itu tersebar ke perairan Kawasan.

Selain Paus, terdapat lima jenis lumba-lumba di perairan Maluku Tenggara,


yaitu Globicephala macrorhynchus, Pseudorca crassidens, Delphinus delphis dan D.
capensis (lumba-lumba biasa), serta Tursiops truncatus Jenis lumba-lumba yang
umum berada di perairan pesisir dan laut di kawasan ini adalah lumba-lumba biasa
dan lumba-lumba hidung botol.

Selain jenis-jenis langka di atas, di perairan kawasan ini juga terdapat duyung
(Dugong dugong). Keberadaan duyung ini karena tersedianya tumbuhan lamun yang
cukup luas dan merupakan sumber pakan utama dugong.

Adapun jenis langka yang dilindungi lainnya yaitu empat jenis penyu yang
berada di perairan ini yaitu Penyu Sisik, Penyu Hijau, Penyu Pipih dan Penyu
Belimbing.

3. Potensi Fisik

a. Iklim

Iklim di kawasan Kabupaten Maluku Tenggara dipengaruhi oleh Laut Banda,


Laut Arafura, dan Samudra Indonesia serta dibayangi Pulau Irian di Bagian Timur dan

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 12
Benua Australia di bagian Selatan sehingga sewaktu-waktu terjadi perubahan.
Keadaan musim di Kabupaten Maluku Tenggara adalah sebagai berikut:

1) Musim Timur atau musim kemarau berlangsung dari Bulan April Oktober.

2) Musim Barat atau musim hujan berlangsung berlangsung dari Bulan oktober–
februari dengan intensitas tertinggi pada Bulan Desember dan Februari.

3) Musim Pancaroba berlangsung dalam Bulan Maret/April dan Oktober/November


Angin kencang bertiup pada Bulan Januari dan Februari diikuti dengan hujan deras
dan laut bergelora. Kondisi angin di Kabupaten Maluku Tenggaraadalah sebagai
berikut.

i. Bulan April-Oktober bertiup Angin Timur Tenggara.

ii. Bulan April-September bertiup angin Timur Tenggara dan Selatan sebanyak 91
persen dimana dominasi angin Tenggara sebesar 61 persen.

iii. Bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat Laut sebanyak 50 persen dimana
dominasi angin Barat Laut sebesar 28 persen.

Curah Hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun terdapat di Pulau Kei Kecil di
Kabupaten Maluku Tenggara secara keseluruhan adalah 3.121 mm per tahun atau
rata-rata 260,1 mm per bulan, dengan jumlah hari hujan sebanyak 211 hari atau rata-
rata 17,58 hari hujan per bulan.

Tabel 1. Data Iklim Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2020

Bulan Suhu Udara Angin Kele Curah Hari Penyinar Tekan


mba Hujan Hujan an an
ban (mm) (Hari) Matahari Udara
(%) (%) (mb)
Maks Min Rata Kecepa Arah
(°C) (°C) (°C) tan
(m/s)
Januari 32,3 - 27,4 1,5 300 355,9 28 23 1007,3
Februari 30,9 - 26,7 1,6 310 346,7 19 55 1008,1
Maret 31,2 - 26,4 1,1 Calm 380,7 11 43 1008,2
April 31,3 - 26,6 1,5 Calm 321,1 18 41 1008,5
Mei 30,8 - 28,1 2,8 120 292,9 12 56 1008,5
Juni 29,9 - 26,6 3,9 130 252,5 22 31 1008,9
Juli 29,1 - 26,2 4,6 130 37,3 21 33 1008,5
Agustus 29,4 - 26,7 4,0 130 78,8 20 49 1009,4
Sept 29,3 - 26,9 3,7 130 71,0 24 26 1008,8
Oktober 32,2 - 27,9 2,4 150 49,0 22 42 1007,8
November 32,4 - 27,5 1,6 110 208,9 24 62 1007,5
Desember 32,2 - 27,9 1,0 300 333,9 18 59 1006,1
Sumber: Kecamatan Kei Kecil Barat dalam Angka, 2021

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 13
b. Geologi

Wilayah Kepulauan Kei Kecil yang meliputi Pulau Dullah dan pulau-pulau kecil
di sekitarnya merupakan perbukitan rendah bergelombang, karst dan perbukitan
rendah berlereng terjal dengan ketinggian maksimum 100 meter diatas permukaan
laut. Pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Dullah umumnya sangat landai dan memiliki
ketinggian maksimum lebih kecil dari 100 meter di atas permukaan laut. Hal ini
terutama dikaitkan dengan keragaman litologi wilayah kepulauan ini yang relatif
homogen.

Pulau/Kepulauan Maluku Tenggara terbentuk/tersusun dari jenis tanah meliputi


podzolik, rensina dan lithosol, sedangkan jenis batuan meliputi aluvium undak,
terumbu coral, seklis habluk, paleogen dan ulagan paleozoikum.

c. Hidrologi

Di Kecamatan Kei Kecil Barat terdapat 2 (dua) sungai yang mengalir


sepanjang tahun yang terdapat di Ohoi Ohoidertutu dan Ohoi Madwear. Ohoi Ohoiren
berbatasan langsung dengan hutan yang kondisinya masih bagus dan merupakan
daerah tangkapan air sehingga untuk kebutuhan air bersih di Ohoi Ohoiren masih
terpenuhi dengan baik dengan adanya sumur pada masing-masing rumah tangga.

4. Potensi Jasa Lingkungan

Tidak terdapat potensi jasa lingkungan yang terdapat di Ohoi Ohoiren.


Namun wilayah pantainya yang berpasir dan saat surut memiliki luasan yang cukup
merupakan obyek daya tarik wisata yang dapat dikembangkan.

5. Kerawanan

Sumberdaya laut yang potensial di perairan pulau-pulau kecil di wilayah Kei


Kecil Barat, maka peningkatan aktivitas di wilayah perairan ini bila tidak dikelola
dengan semestinya dapat berdampak pada overeksploitasi terutama untuk
sumberdaya laut tertentu yang memiliki demand yang tinggi. Penggunaan teknologi
tangkap yang destruktif (bahan peledak dan potassium), serta klaim hak berpotensi
memicu konflik antar pengguna atas wilayah tangkap dan wilayah kelola.

Kerawanan yang menjadi ancaman terhadap kawasan konservasi TPK Pulau


Keci Kecil antara lain penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan, illegal fishing,

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 14
degradasi habitat (terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove dan pantai
pesisir) serta pncemaran Kawasan dari sampah / limbah.

B. Profil Desa Binaan

1. Identitas Desa Binaan

Desa Ohoiren merupakan sebuah desa swadaya, yang dimaksud dengan desa
swadaya adalah desa yang kekurangan sumber daya manusia atau tenaga kerja dan
juga kekurangan dana sehingga tidak mampu memanfaatkan potensi yang ada di
desanya. Secara administratif Desa Ohoiren berada di Kecamatan Kei Kecil Barat,
Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku terletak di Pulau Kei Kecil dan
berbatasan dengan :

Utara : Desa/Ohoi Ohoira

Selatan : Desa/Ohoi Somain

Barat : Pulau Lima / Laut (Taman Perairan Konservasi Kei Kecil)

Timur : Hoat Sorbai (hutan)

Desa/Ohoi Ohoiren merupakan desa swadaya yang berada di pesisir. Adapun


letak Ohoi Ohoiren dapat dilihat pada gambar berikut.

TPK Kei Kecil

Ohoi Ohoira

Ohoi Ohoiren

Ohoi Somain

Gambar 3. Lokasi Desa Binaan Ohoi Ohoiren

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 15
2. Sejarah Desa

Nufit yang merupakan singkatan dari kata Nuut En Fit (yang artinya tujuh
kelompok), awalnya terdiri dari dua wilayah hukum adat, yaitu Nufit Roa dan Nufit
Nangan. Saat ini, Nufit mengacu pada kelompok masyarakat yang mendiami 8 ohoi
dan 2 ohoi soa yang membentuk Kecamatan Kei Kecil Barat, yaitu Ohoira, Ohoiren,
Somlain, Madwaer, Ohoidertutu (Ohoidertom dan Yatwav), dan tiga ohoi di pulau: Ur
Pulau, Warbal, dan Tanimbar Kei. Nufit terbagi dalam dua ratcshap di dalamnya yaitu
Mantilur dan Mangrib. Ohoi Madwaer, Ohoi Ur Pulau, dan Ohoi Tanimbar Kei
merupakan satu Ratschap yaitu Ratschap Madwaer dengan Raja Mangrib yang
berkedudukan di Madwaer.

Nufit memiliki keterkaitan satu sama lain karena masyarakatnya terkait dengan
sejarah Nufit dan dengan legenda Tabob. Berdasarkan legenda, Tabob merupakan
salah satu sumberdaya laut dengan perlakuan khusus bagi masyarakat di wilayah
Nufit karena memiliki nilai kultural. Diceritakan bahwa leluhur masyarakat Nufit, yaitu
Tabi dan Tabai mendapatkan Tabob setelah mengalahkan Rat Badmar (penguasa
setempat) di Papua. Kemudian Tabob tersebut mengikuti Tabi dan Tabai kembali ke
Nufit untuk dipelihara. Singkat cerita, Tabai menikam Tabob yang memiliki tanda
putih di kepalanya yang merupakan induk Tabob maka Tabob keluar dari tempat
pemeliharaannya dan meninggalkan pesan “vevan fit ro mtubur tahai, nen dai mu o
…, nen dai mu mavav taan ruslak, nen dai mu o….” yang artinya “bila mencari kami,
sampai bekal makan minum habis, barulah berjumpa di meti Ngon Tanbav”. Oleh
karena itu, masyarakat Nufit dipercaya dapat memanggil Tabob. Selain itu,
masyarakat Nufit juga percaya bahwa mereka memiliki hak makan Tabob.
Penangkapan Tabob untuk konsumsi dilakukan hanya untuk kepentingan adat serta
didahului dengan upacara adat serta mentaati larangan-larangan tertentu.

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 16
Gambar 4. Pembagian Kelompok Nufit

Larvul Ngabal merupakan hukum adat yang diberlakukan dan ditaati oleh
seluruh masyarakat Kei, di mana di dalamnya terkandung peraturan dan larangan
sebagai penata kehidupan sosial-budaya, ekonomi, dan moral orang-orang Kei.
Hukum Larvul Ngabal terdiri dari tujuh pasal, yang disusun menurut tiga gagasan
pokok, yaitu: [a] hukum tentang kehidupan manusia yang membahas tentang
hubungan sosial antara sesama manusia (hukum nevnev), [b] hukum mengenai
kesusilaan yang membahas tentang martabat kemurnian kaum wanita dan tentang
keluhuran perkawinan (hukum hanilit), dan [c] hukum tentang keadilan sosial yang
membahas tentang hak milik (hukum hawear balwirin). Di samping itu, dalam
struktur masyarakat Kei, terdapat pembagian fungsi dan peran setiap mata rumah
(riin rahan) di dalam keberlangsungan hidup sebuah ohoi. Pola pembagian fungsi
dan peran juga didasarkan atas latar belakang sejarah kehadiran marga-marga di
ohoi masing-masing. Pada setiap ohoi ditemukan adanya marga (fam) yang
mempunyai fungsi sebagai tuan tan (tuan tanah). Peran tuan tan adalah memberikan
keterangan terkait petuanan dan batas-batas wilayah dari ohoi. Fungsi dan peran ini
diberikan kepada marga yang diakui sebagai marga yang pertama kali menempati
ohoi. Kemudian kepada marga lainnya juga diberikan peran dan fungsi sebagai
kepala ohoi, sebagai kapitan, sebagai marinyo, serta peran lainnya yang ada pada
suatu ohoi. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki manajemen lokal yang
telah digunakan sebagai acuan dalam mengorganisir masyarakatnya.

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 17
3. Gambaran Umum Desa
Sistem Pemerintahan di Ohoiren hanya terdapat pemerintahan ohoi yang
dibantu oleh Badan Saniri Ohoi (BSO) yang bertugas untuk memproses kepala ohoi
dan Raja, menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBD) dan mengatur
masalah-masalah yang berhubungan dengan ohoi. Ohoiren termasuk dalam raschap
Mantilur yang meliputi ohoi Somlain, Ohoiren, Ohoira dan Warbal. Raschap ini
berkedudukan serta berpusat di Ohoi Somlain. Di Ohoiren terdapat siran yaitu rumah
yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya tokoh-tokoh adat dan tetua serta Raja
yang ada di wilayah Nufit untuk melakukan pertemuan atau sidang adat terhadap
masalah-masalah masyarakat. Namun, sampai saat ini siran tersebut sudah tidak
difungsikan karena tidak ada lagi pertemuan atau sidang adat yang dilakukan.

Gambar 5. Situs Siran Nufit (kiri) dan Balai Ohoi (kanan) di Ohoi Ohoiren

Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara mengeluarkan Peraturan Daerah


Nomor 03 Tahun 2009 tentang Ratshap dan Ohoi. Berdasarkan Perda ini, maka
struktur pemerintahan di tingkat ohoi (desa) tersusun seperti Gambar berikut.

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 18
Gambar 6. Struktur Pemerintahan di Ohoi

Dari struktur ini, Orong Kai (Orang Kay) merupakan kepala pemerintah ohoi,
sedangkan Badan Saniri Ohoi (BSO) adalah badan yang terdiri dari wakil/perwakilan
penduduk ohoi yang berfungsi sebagai badan legislatif yang mengawasi pelaksanaan
tugas dari Orong Kai, dan bersama-sama Orong Kai membentuk peraturan ohoi serta
mendampingi Orong Kai dalam memimpin ohoi sesuai tugas dan wewenang yang
dimiliki. Adapun Kepala Soa adalah kepala dari kelompok-kelompok soa yang terdiri
dari kumpulan beberapa marga.

4. Kependudukan

Desa Ohoiren memiliki jumlah penduduk 607 jiwa dengan jumlah laki-laki 291
jiwa dan perempuan 316 jiwa, sebagian besar berada pada usia produktif. Sebagian
besar masyarakat Ohoi Ohoiren menganut agama Katholik dan beberapa di antaranya
beragama kristen protestan.

5. Pemukiman

Pemukiman di Desa Ohoiren seperti umumnya pemukiman desa-desa pesisir


pantai yaitu dengan pola mengikuti jalan dan halaman yang tidak begitu luas.
Bangunan rumah hanya sebagian kecil yang permanen dan sebagian besar masih
semi permanen bahkan ada rumah dengan tipe sederhana.

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 19
Gambar 7. Pemukiman Masyarakat Ohoi Ohoiren

6. Mata Pencaharian

Sebagaimana umumnya desa di pesisir, maka sebagai salah satu desa pesisir
masyarakat Desa Ohoiren memiliki mata pencaharian ganda sebagai nelayan dan
petani kebun. Aktivitas berkebun yang dilakukan oleh masyarakat, akan semakin
itensif dilaksanakan pada musim cuaca ekstrim dimana tidak bisa melaut.

Selain nelayan dan petani, masyarakat Ohoi Ohoiren juga ada yang memiliki
matapencaharian sebagai pegawai negeri sipil, pensiunan, tukang dan buruh.

7. Ketersediaan Layanan Publik

Desa Ohoiren memiliki beberapa fasilitas umum baik dalam hal pendidikan
maupun kesehatan. Fasilitas umum pendidikan yang ada yaitu hanya 1 (satu) buah
Sekolah Dasar Nasional Katolik atau SD Naskat Ohoiren. Untuk melanjutkan anak-
anak Ohoiren yang ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat pertama dan tingkat atas,
harus bersekolah ke ohoi-ohoi yang lain yaitu Somlain dan Ohoira dengan berjalan
kaki maupun menggunakan kendaraan bermotor milik pribadi, namun jarak sekolah
masih mudah dijangkau.

Kemudian untuk fasilitas kesehatan di Ohoi Ohoiren terdapat 1 (satu)


posyandu, 3 tenaga kesehatan yang menetap tetapi dan seorang bidan serta dukun
beranak yang terlatih.

Selanjutnya untuk sumber air yang tersedia berasal dari sumur yang tersedia di
setiap kepala keluarga. Masyarakat Ohoi Ohoiren telah dapat menikmati jaringan
listrik yang memadai dan jaringan telepon seluler. Selain itu, Ohoi Ohoiren memiliki
satu bangunan untuk pertemuan dan sekaligus sebagai kantor pemerintahan ohoi,
yaitu Balai Ohoi Ohoiren.

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 20
Gambar 8. Sekolah Dasar Naskat Ohoiren dan gereja katolik di Ohoi Ohoiren

8. Potensi Jasa Lingkungan

Salah satu potensi jasa lingkungan di Ohoiren yaitu potensi wisata. Kegiatan
wisata pantai yang dapat dikembangkan di Ohoi Ohoiren karena adanya pantai yang
cukup luas, apalagi pada saat air laut surut.

9. Produk Unggulan Desa

Produk unggulan desa umumnya merupakan hasil perkebunan seperti


singkong, ubi/patatas, pisang dan keladi serta perkebunan seperti kelapa. Selain itu,
produk yang juga merupakan unggulan Desa Ohoiren yaitu hasil perikanan tangkap
dan perikanan budidaya serta kerajinan anyaman bambu dan besi tempa (pandai
besi).

10. Pembinaan/Pemberdayaan yang Pernah Diterima

Desa Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku belum pernah mendapatkan program pemberdayaan dari Balai KSDA Maluku.

11. Persepsi/Isu Penting

Tabob merupakan salah satu sumberdaya laut yang memiliki nilai kultural bagi
kelompok Nu Fit, sementara di sisi scientists penyu belimbing ini diperkirakan
mengalami penurunan akhir-akhir ini dalam jumlah, padahal wilayah perairan Kei
Kecil barat merupakan habitat tujuan migrasi penyu belimbing dewasa.

Tradisi penangkapan Tabob atau penyu belimbing (Dermochelys coriacea) oleh


masyarakat adat Nufit (Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara)
mulai terdegradasi. Degradasi tradisi inilah yang kemudian mengancam kepunahan

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 21
Tabob. Awalnya, pemanfaatan daging penyu belimbing hanya untuk acara adat.
Jumlah yang dimakan juga terbatas. Namun kini penyu belimbing dimanfaatkan
tanpa batas, jumlah penyu belimbing yang ditangkap pun bertambah sejak
dimanfaatkan untuk makanan sehari-sehari. maraknya konsumsi daging penyu
belimbing dipicu oleh semakin menurunnya pemahaman adat oleh generasi muda
setempat. Sehingga meski tidak ada acara adat, mereka tetap mencari penyu
belimbing untuk dikonsumsi. Tradisi serta nilai-nilai tabob telah bergeser. Aturan
tradisi tidak dipatuhi. Bahkan tabob dianggap milik pribadi dengan ditangkap dan
dagingnya dikonsumsi sendiri.

Sejalan dengan perkembangan penduduk, ekonomi uang, dan pasar komoditi


laut membuat pengeksploitasian sumberdaya laut meningkat tidak hanya oleh
nelayan lokal berskala kecil, tetapi juga oleh perikanan skala besar untuk komoditi
perikanan tropis dengan tujuan pasar regional dan global. Peningkatan aktivitas di
wilayah perairan ini bila tidak dikelola dengan semestinya dapat berdampak pada
overeksploitasi terutama untuk sumberdaya laut tertentu yang memiliki demand yang
tinggi. Penggunaan teknologi tangkap yang destruktif, serta klaim hak penggunaan
berpotensi memicu konflik antar pengguna atas wilayah tangkap dan wilayah kelola.

C. Profil Kelompok

1. Nama dan Legalitas Kelompok

Kelompok yang telah terbentuk di Desa Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat,
Kabupaten Maluku Tenggara yaitu “Konservasi Elken” berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Ohoi Ohoiren Nomor : 336/PJ.O/II/2022 tanggal 25 Februari 2022
tentang Pembentukan Kelompok Binaan Pemberdayaan Masyarakat “KONSERVASI
ELKEN” Dalam Rangka Peningkatan Ekonomi Produktif di Ohoi Ohoiren Kecamatan
Kei Kecil Barat Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku.

2. Alamat Kelompok

Alamat kelompok beralamat di Balai Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat,
Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku.

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 22
3. Jumlah Anggota Kelompok

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Ohoi Ohoiren Nomor : 336/PJ.O/II/2022


tanggal 25 Februari 2022, jumlah anggota kelompok yaitu 15 orang yang terdiri dari
3 orang pengurus (ketua, sekretaris, dan bendahara) sebagai berikut :

1. Ketua : Firmatus Leo Rahayaan

2. Sekretaris : Siprianus Rahayaan

3. Bendahara : Erik Rahayaan

4. Anggota : - Adrianus Rahayaan

- Rolantinus Rahayaan

- Antonius Bruri Rahayaan

- Franciscus Rahayaan

- Stanislaus Rahayaan

- Serinus Y. Janwarin

- Darmianus Rahayaan

- Quintus Rahayaan

- Blasius Rahayaan

- Lukas Rahayaan

- Yohanis B. Rahayaan

- Abraham Kiryoma

4. Mata Pencaharian Kelompok

Pada umumnya desa yang terletak di pesisir, maka sebagai salah satu desa
pesisir masyarakat Desa Ohoiren memiliki mata pencaharian ganda. Demikian halnya
masyarakat Desa Ohoiren yang menjadi anggota kelompok Konservasi Elken memiliki
mata pencaharian ganda yaitu sebagai nelayan dan petani kebun.

Aktivitas berkebun yang dilakukan oleh masyarakat, akan semakin itensif


dilaksanakan pada musim cuaca ekstrim dimana tidak bisa melaut yaitu pada saat

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 23
musim angin barat. Namun demikian, terdapat beberapa masyarakat yang
diantaranya menjadi anggota kelompok binaan, memiliki mata pencaharian sebagai
pengrajin yaitu pengrajin anyaman bambu dan besi tempa.

5. Penghasilan Rata-rata Kelompok/Bulan

Umumnya masyarakat Ohoi Ohoiren masih menggantungkan kebutuhan


hidupnya terhadap pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia di sekitar
pemukimannya secara subsisten. Aktivitas sebagai petani dan nelayan bergantung
pada musim. Ketika musim angin barat, mereka akan cenderung melaksanakan
aktivitas mereka di darat, dan sebaliknya ketika musim angin timur mereka akan
melaksanakan aktivitasnya di laut. Pengerjaan kebun (buka kebun, tanam, panen)
juga mengikuti musim dalam setahun. Aktivitas di darat sebagai petani terfokus pada
penanaman ubi kayu (enbal dan kasbi) sebagai makanan pokok orang Kei, dan umbi-
umbian lain, kacang-kacangan, serta sayur-sayuran yang diperuntukkan sebagian
besar bagi konsumsi sehari-hari. Ketergantungan pada kondisi alam dan kebutuhan
akan uang tunai secara cepat, mendorong masyarakat di Ohoi Ohoiren dalam
beberapa tahun terakhir mulai mengembangkan budidaya rumput laut (agar-agar).
Dalam kurun waktu 3-4 tahun terakhir, aktivitas yang dilaksanakan di laut mulai
mengalami perubahan. Sebelumnya, aktivitas perempuan di laut hanya untuk mencari
siput-siput dan ikan-ikan yang berukuran kecil di wilayah meti (bameti), sekarang
perempuan dan anak-anak juga turut terlibat dalam pembudidayaan rumput laut
(agar-agar). Sedangkan masyarakat yang memiliki matapencaharian sebagai
pengrajin anyaman bambu dan besi tempa kurang produktif karena tergantung pada
permintaan pasar atau pesanan.

Secara keseluruhan anggota kelompok memiliki pendapatan berkisar antara Rp.


1.500.000,- sd 2.500.000,- setiap bulannya.

6. Jarak Pemukiman Kelompok dengan Pasar

Di Ohoi Ohoiren tidak terdapat pasar, masyarakat biasanya memenuhi


kebutuhan sembako dari kios atau toko yang ada di desanya atau belanja ke ibukota
kecamatan yang berjarak 1 (satu) kilometer dan atau ke ibukota kabupaten yang
berjarak 25 kilometer. Sarana transportasi menggunakan kendaraan bermotor
pribadi atau angkutan melalui jalan darat beraspal.

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 24
7. Program Pembinaan yang Diterima Kelompok

Kelompok Konservasi Elken yang disahkan oleh Pejabat Kepala Ohoi Ohoiren
melalui Keputusan Kepala Ohoi Ohoiren Nomor : 336/PJ.O/II/2022 tanggal 25
Februari 2022, merupakan kelompok yang baru terbentuk. Anggota kelompok belum
pernah mendapat atau memperoleh bantuan baik dari Balai KSDA Maluku maupun
dari instansi lainnya.

8. Jenis Usaha Budidaya

Berdasarkan kajian terhadap potensi Desa Ohoiren, terdapat beberapa


komoditas yang dapat dikembangkan sebagai usaha ekonomi produktif yang dapat
membantu meningkatkan ekonomi masyarakat.

Adapun beberapa komoditas yang dapat dikembangkan di Desa Ohoiren antara lain:

1. Perikanan tangkap
Perikanan adalah salah satu sektor yang diandalkan untuk pembangunan masa
depan Indonesia, karena dapat memberikan dampak ekonomi kepada sebagian
penduduk Indonesia. Selain itu, produk perikanan adalah bahan makanan
penting masyarakat pada umumnya, sehingga sektor perikanan menjadi salah
satu sumber pendapatan negara disamping menjadi sumber utama mata
pencaharian sebagian besar masyarakat di kawasan pantai terutama nelayan.
Ikan yang seringkali ditangkap masyrakat yaitu Tongkol, Kakap Merah, Ekor
Kuning, Kerapu, Kapas-kapas, dan Teri.
Data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota
Tual 2014 menyebutkan, produksi total perikanan sebesar 6.712 ton dengan
jumlah tangkapan diperbolehkan (JTB) sebesar 5.369 ton Produksi perikanan
tersebut di peroleh dari komoditi-komoditi perikanan seperti ikan pelagis, ikan
demersal, ikan karang dan non ikan.
Akan tetapi sumber daya ikan yang melimpah ini, tidak sebanding dengan
pemanfaatannya. Hal ini dapat dilihat di Ohoi Ohoiren, pada umumnya
merupakan nelayan ‘musiman dan hampir 90 persen nelayan merupakan nelayan
tradisional. Alat tangkap yang digunakan yakni jaring bobo (purse seine), bagan
(lift net), jaring insang (gill net), pancing tonda (troll line), pancing ulur (hand
line) dan pancing tegak (vertical line). Daerah penangkapan nelayan juga di

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 25
sekitar pantai, sekira 0-4 mil, karena ukuran armada penangkapan yang dimiliki
rata-rata berukuran kecil. Perikanan tradisional masih melekat pada nelayan-
nelayan di pesisir ini. Tidak hanya alat tangkap, minimnya sumber daya manusia
(SDM) nelayan dan rendahnya harga komoditas ikan juga jadi masalah lainnya.

Gambar 9. Perahu Tradisional Masyarakat dan Peralatan Tangkap

2. Perikanan Budidaya
Berdasarkan analisis kualitas perairan dan penentuan zonasi, perairan sekitar
Ohoi Ohoiren merupakan zona perikanan budidaya yang dinilai sesuai untuk
budidaya keramba jaring apung dan budidaya rumput laut, bahkan masyarakat
Ohoi Ohoiren pernah melakukan upaya budidaya teripang. Namun usaha ini
terbatas dan tidak dapat berjalan lama karena pada saat musim barat, ombak
diketahui sangat besar sehingga tidak dapat melaksanakan kegiatan budidaya
perikanan.
Adapun perikanan budidaya yang dapat dikembangkan antara lain jenis kerang-
kerangan seperti Trochus niloticus, Malaeu malaeus, Lambis lambis, Lambis
corcata, Tripeneustus gratilla dan jenis teripang Holothuria scabra serta Beberapa
jenis ikan seperti ikan kerapu (Epinephelus spp, napoleon (Cheilinus undulates)
dan Cromileptis altivelis, Siganus spp), bobara (Caranx Lutjanus sp dan Lates
calcarifer).
Ketergantungan pada kondisi alam dan kebutuhan akan uang tunai secara cepat,
mendorong masyarakat di Ohoi Ohoiren dalam beberapa tahun terakhir mulai
mengembangkan budidaya rumput laut (agar-agar). Dalam kurun waktu 3-4
tahun terakhir, aktivitas yang dilaksanakan di laut mulai mengalami perubahan.

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 26
Sebelumnya, aktivitas perempuan di laut hanya untuk mencari siput-siput dan
ikan-ikan yang berukuran kecil di wilayah meti (bameti), sekarang perempuan
dan anak-anak juga turut terlibat dalam pembudidayaan rumput laut (agar-agar).

Gambar 10. Rumput laut dijemur di pantai (kiri) dan budidaya rumput laut
(kanan)

3. Kerajinan Besi Tempa / Pandai Besi


Kerajinan besi tempa adalah pengetahuan turun temurun yang terdapat di Ohoi
Ohoiren. Keahlian menempa besi menjadi peralatan seperti parang, pisau, panah
ikan dan peralatan berbahan besi lainnya, merupakan salah satu
matapencaharian yang dapat ditemukan di Ohoi Ohoiren.
Namun demikian, keahlian yang diturunkan secara turun temurun ini dan bisa
menjadi salah satu mata pencaharian kondisinya dalam perkembangan yang
tidak menggembirakan. Daya beli dan minat pasar yang kurang menjadi salah
satu penyebabnya, selain keterbatasan peralatan dan penanganan penjualannya,
sehingga kualitas produk perlu ditingkatkan dan adanya inovasi.

Gambar 11. Kerajinan besi tempa / pandai besi di Ohoiren

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 27
4. Kerajinan Anyaman Bambu dan Tukang/Meubeler
Kawasan hutan di wilayah Ohoi Ohoiren dan sekitarnya merupakan kawasan yang
ditumbuhi banyak tanaman bambu, baik dari segi jumlah maupun jenisnya.
Sudah lama tanaman ini dimanfaatkan masyarakat setempat untuk keperluan
kerajinan tangan anyaman berupa ayakan, nyiru, bakul, hingga perkakas rumah
tangga.

Gambar 12. Kegiatan Pengerajin Anyaman Bambu di Ohoi Ohoiren


Selain itu, pada pengrajin anyaman bambu memiliki pekerjaan juga sebagai
tukang kayu / meubeler. Peralatan pertukangan yang digunakan masih
tradisional seperti gergaji, sekap tangan, bor tangan, pahat dan lain-lain. Hasil
yang diperoleh dari kegiatan ini antara lain meja kursi kayu, lemari dan
sebagainya.

Gambar 13. Kegiatan dan Peralatan Pengerajin Mebel di Ohoi Ohoiren


5. Potensi Wisata
Potensi wisata yang telah dan atau berpotensi dikembangkan di kawasan
konservasi TPK Kei Kecil Barat cukup beragam. Ohoi Ohoiren yang merupakan
bagian dari TPK Kei Kecil juga memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan,

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 28
yaitu berupa pantai dan perairannya yang memiliki air yang jernih dan cukup
tenang karena terlindung sebuah tanjung.

Gambar 14. Pantai di Ohoi Ohoiren yang berpotensi sebagai tempat wisata

Selain itu, atraksi wisata dengan memanfaatkan keberadaan satwa dilindungi


seperti paus dan penyu juga merupakan daya tarik tersendiri. Potensi ini akan
dapat dikembangkan apabila didukung sarana dan prasarana serta sumber daya
manusia yang cukup.
Rekruietmen masyarakat untuk menjadi guide local dalam pengembangan
kegiatan wisata di Kawasan konservasi perairan Kei Kecil harus diutamakan agar
masyarakat setempat dapat berperan aktif untuk meningkatkan
perekonomiannya.

9. Ketergantungan Kelompok terhadap Kawasan

Masyarakat memiliki ketergantungan sumber daya alam yang tinggi terhadap


sumber daya perikanan di perairan sekitar Ohoi yang merupakan kawasan konservasi
perairan. Ketergantungan tersebut bersifat subsisten untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari serta untuk kebutuhan uang tunai dari penjualan ikan. Sejalan dengan
perkembangan penduduk, ekonomi uang, dan pasar komoditi laut membuat
pengeksploitasian sumberdaya laut meningkat. Peningkatan aktivitas di wilayah
perairan ini bila tidak dikelola dengan semestinya dapat berdampak pada
overeksploitasi terutama untuk sumberdaya laut tertentu yang memiliki demand yang
tinggi.

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 29
10. Potensi Kawasan yang Diminati

Bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil di Kei, darat dan laut tidak bisa
dipisahkan dalam akivitas sehari-hari. Untuk aktivitas ekonomi, darat dan laut sama-
sama berfungsi sebagai sumber kehidupan, tempat memperoleh makanan.

Dalam konsep pengelolaan laut, masyarakat membagi laut atas zona-zona


sesuai dengan ciri-ciri fisik dasar laut, sumberdaya, musim, aktivitas manusia,
teknologi gender dan umum. Masyarakat Kei memiliki pengetahuan dan pemahaman
tentang perilaku biota laut sesuai atau berhubungan dengan musim, angin, arus dan
posisi bulan di langit.

Animo pada rumput laut meningkat sebagai respon terhadap pasar global,
kebutuhan akan cash, dan penurunan hasil dari komoditi unggulan lokal. Aktivitas
budidaya rumput laut sebagai mata pencaharian alternatif menyebabkan masyarakat
nelayan berkonsentrasi di wilayah pasang surut juga.

Masyarakat Ohoi Ohoiren selain menginginkan pengembangan dalam kegiatan


perikanan tangkap dan perikanan budidaya, juga menginginkan untuk
mengembangkan potensi wisata yang dimiliki. Hal ini karena mereka menyadari,
perlunya upaya memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Selain itu
terhadap keahlian yang telah dimiliki secara turun temurun seperti kerajinan anyaman
bambu dan besi tempa tetap dilestarikan karena menjadi salah satu mata pencaharian
alternatif apabila cuaca tidak memungkinkan untuk ke laut.

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 30
III. RENCANA KEGIATAN PEMBINAAN LIMA TAHUN

A. Tahun Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Ohoi Ohoiren, Kecamatan
Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku akan dilaksanakan
selama 5 (lima) tahun yaitu dengan periode Tahun 2022 s.d. 2026.
B. Jenis, Volume dan Lokasi Kegiatan
Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Kelompok Konservasi Elken di
Ohoi Ohoiren periode Tahun 2022 - 2026 ditujukan untuk pengembangan ekonomi
produktif sesuai dengan potensi yang terdapat di Ohoi Ohoiren. Komoditas yang
dikembangkan yaitu kegiatan yang tidak bersifat eksploitatif destruktif yang dapat
merusak alam. Adapun usaha ekonomi produktif yang akan dikembangkan berupa
kegiatan pengembangan usaha perikanan tangkap, perikanan budidaya, usaha
meubeler dan kerajinan anyaman bambu.
Kegiatan-kegiatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat melalui
pengembangan usaha ekonomi produktif sebagaimana disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2. Rencana Kegiatan Lima Tahunan (RKL) Kelompok Konservasi Elken Periode
Tahun 2022 – 2026

Waktu Pelaksanaan (Tahun)


Sumber
No. Kegiatan
2022 2023 2024 2025 2026 Dana
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pembentukan Kelompok “Konservasi BKSDA
Elken” Maluku
2. Penyusunan Kesepakatan Konservasi BKSDA
dan RKL/RKT Kelompok Konservasi Maluku
Elken
3. Bantuan Ekonomi Produktif dari BKSDA BKSDA
Maluku Maluku
 Pembelian sarana prasarana alat BKSDA
tangkap perikanan ramah Maluku
lingkungan
 Pengadaan sarana dan prasarana BKSDA
pengembangan usaha perikanan Maluku
budidaya
 Pengadaan sarana dan prasarana BKSDA
pengembangan usaha meubeler dan Maluku
anyaman bambu
4. Kegiatan usaha perikanan tangkap Kelompok
5. Kegiatan usaha perikanan budidaya Kelompok
dengan budidaya rumput laut

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 31
1 2 3 4 5 6 7 8
6. Kegiatan usaha kerajinan meubeler dan Kelompok
atau anyaman bambu
7. Pemasaran hasil usaha ekonomi Swadaya,
produktif Mitra
8. Pengembangan Pengolahan hasil Desa,
perikanan tangkap Pemda,
Mitra,
Swadaya
9. Diversifikasi produksi perikanan Desa,
budidaya Pemda,
Mitra,
Swadaya
10. Pengembangan produksi kerajianan Desa,
meubeler dan atau anyaman bambu Pemda,
Mitra,
Swadaya
11. Gerakan bersih lingkungan Desa,
Kelompok
12. Pendampingan kelompok BKSDA
Maluku
13. Monitoring dan evaluasi BKSDA
Maluku dan
kelompok

C. Pembiayaan Kegiatan
Adapun pembiayaan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat kelompok
Konservasi Elken di Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku
Tenggara, Provinsi Maluku Tahun 2022 disajikan pada tabel berikut
Tabel 3. Sumber Dana Kegiatan Kelompok Konservasi Elken Tahun 2022-2026

No. Kegiatan Sumber Dana

1 2 3
1. Pembentukan Kelompok “Konservasi Elken” BKSDA Maluku
2. Penyusunan Kesepakatan Konservasi dan RKL/RKT Kelompok BKSDA Maluku
Konservasi Elken
3. Bantuan Ekonomi Produktif dari BKSDA Maluku BKSDA Maluku
 Pembelian sarana prasarana alat tangkap perikanan ramah BKSDA Maluku
lingkungan
 Pengadaan sarana dan prasarana pengembangan usaha perikanan BKSDA Maluku
budidaya
 Pengadaan sarana dan prasarana pengembangan usaha meubeler BKSDA Maluku
dan anyaman bambu
4. Kegiatan usaha perikanan tangkap Kelompok
5. Kegiatan usaha perikanan budidaya dengan budidaya rumput laut Kelompok
6. Kegiatan usaha kerajinan meubeler dan atau anyaman bambu Kelompok
7. Pemasaran hasil usaha ekonomi produktif Swadaya, Mitra
8. Pengembangan Pengolahan hasil perikanan tangkap Desa, Pemda, Mitra, Swadaya
9. Diversifikasi produksi perikanan budidaya Desa, Pemda, Mitra, Swadaya
10. Pengembangan produksi kerajianan meubeler dan atau anyaman Desa, Pemda, Mitra, Swadaya
bambu
11. Gerakan bersih lingkungan Desa, Kelompok
12. Pendampingan kelompok BKSDA Maluku
13. Monitoring dan evaluasi BKSDA Maluku dan kelompok

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 32
D. Penanggung Jawab dan Pelaksana
Kegiatan pemberdayaan masyarakat kelompok Konservasi Elken di Ohoi
Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
Periode Tahun 2022 - 2026 dengan susunan penanggung jawab dan pelaksana
sebagai berikut :
- Penanggung jawab program : Kepala Balai KSDA Maluku
- Penanggung jawab operasional : - Kepala Seksi Konservasi Wilayah III
- Pendamping Kelompok Konservasi Elken
- Penanggung Jawab pelaksana : Kelompok Konservasi Elken
Dengan susunan kepengurusan sebagai berikut :
1. Ketua : Firmatus Leo Rahayaan
2. Sekretaris : Siprianus Rahayaan
3. Bendahara : Erik Rahayaan
4. Anggota : - Adrianus Rahayaan
- Rolantinus Rahayaan
- Antonius Bruri Rahayaan
- Franciscus Rahayaan
- Stanislaus Rahayaan
- Serinus Y. Janwarin
- Darmianus Rahayaan
- Quintus Rahayaan
- Blasius Rahayaan
- Lukas Rahayaan
- Yohanis B. Rahayaan
- Abraham Kiryoma
E. Jadwal Kegiatan
Rencana kegiatan kelompok Konservasi Elken dalam pelaksanaan kegiatan
pengembangan usaha ekonomi produktif dalam rangka pemberdayaan masyarakat
pada peride tahun 2022 s.d. 2026 disajikan pada tabel berikut :

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 33
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Kelompok Konservasi
Elken Periode Tahun 2022 – 2026

Waktu Pelaksanaan (Tahun)


No. Kegiatan Keterangan
2022 2023 2024 2025 2026
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pembentukan Kelompok “Konservasi BKSDA
Elken” Maluku
2. Penyusunan Kesepakatan Konservasi BKSDA
dan RKL/RKT Kelompok Konservasi Maluku
Elken
3. Bantuan Ekonomi Produktif dari BKSDA BKSDA
Maluku Maluku
 Pembelian sarana prasarana alat BKSDA
tangkap perikanan ramah Maluku
lingkungan
 Pengadaan sarana dan prasarana BKSDA
pengembangan usaha perikanan Maluku
budidaya
 Pengadaan sarana dan prasarana BKSDA
pengembangan usaha meubeler dan Maluku
anyaman bambu
4. Kegiatan usaha perikanan tangkap Kelompok
5. Kegiatan usaha perikanan budidaya Kelompok
dengan budidaya rumput laut
6. Kegiatan usaha kerajinan meubeler dan Kelompok
atau anyaman bambu
7. Pemasaran hasil usaha ekonomi Swadaya,
produktif Mitra
8. Pengembangan Pengolahan hasil Desa,
perikanan tangkap Pemda,
Mitra,
Swadaya
9. Diversifikasi produksi perikanan Desa,
budidaya Pemda,
Mitra,
Swadaya
10. Pengembangan produksi kerajianan Desa,
meubeler dan atau anyaman bambu Pemda,
Mitra,
Swadaya
11. Gerakan bersih lingkungan Desa,
Kelompok
12. Pendampingan kelompok BKSDA
Maluku
13. Monitoring dan evaluasi BKSDA
Maluku dan
kelompok

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 34
IV. PENUTUP

Demikian Rencana Kerja Lima Tahunan / Rencana Pembinaan Lima Tahun (RKT/RPL)
Kelompok Konservasi Elken Periode Tahun 2022 s.d. 2026 yang merupakan kelompok
pemberdayaan masyarakat di Ohoi Ohoiren, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku
Tenggara yang merupakan binaan Balai KSDA Maluku.

Rencana Kerja Lima Tahunan ini merupakan acuan kegiatan dalam rangka
pemberdayaan masyarakat yang merupakan program kegiatan dari Balai KSDA
Maluku sebagai Unit Pelaksana Teknis di bidang KSDAE di Provinsi Maluku.
Diharapkan dengan RKL ini, pelaksanaan kegiatan menjadi terarah dan tepat sasaran
sehingga tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai serta
pelaksanaan KSDAE, khususnya untuk kelestarian satwa liar dan habitatnya di
Perairan Meluku Tenggara khususnya dapat tercapai.

Oleh karena itu agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar maka
diperlukannya taat azas dan taat aturan serta taat komitmen seluruh penyelenggara
dan para pihak guna terwujudnya kemandirian dan kesejahteraan masyarakat binaan
serta kelestarian satwa liar dan habitatnya dapat tercapai.

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 35
V. LAMPIRAN

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 36
Lampiran 1. SK Kepala Ohoi tentang Pembentukan Kelompok Binaan

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 37
Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 38
Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 39
Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 40
Lampiran 2. Identitas Anggota Kelompok

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 41
Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 42
Lampiran 3. Buku Rekening Kelompok Konservasi Elken

Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 43
Rencana Pembinaan Lima Tahun (RPL) Periode Tahun 2022-2026 Kelompok “Konservasi Elken” 1
Lampiran 6. Rincian Anggaran Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 1
Lampiran 7. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Balai Ohoi Ohoiren

Gambar 2. Pertemuan dengan kelompok masyarakat

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 2
Gambar 3. Pendampingan penyusunan rencana kelompok

Gambar 4. Penyusunan Rencana Kelompok

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 3
Gambar 5. Diskusi dengan masyarakat

Gambar 6. Diskusi bersama sebagian anggota kelompok

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 4
Gambar 7. Pantai di Desa Ohoiren

Gambar 8. Lokasi penambatan perahu

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 5
Gambar 9. Budidaya Rumput Laut di Desa Ohoiren

Gambar 10. Ikan hasil tangkapan nelayan

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 6
Gambar 11. Usaha meubeler

Gambar 12. Kebun Singkong Masyarakat Ohoi Ohoiren

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 7
Gambar 13. Kebun kelapa

Gambar 14. Kelapa yang dijemur untuk dijadikan kopra

Laporan Fasilitasi Kesepakatan Konservasi dan Penyusunan Rencana Kelompok di Ohoi Ohoiren 8

Anda mungkin juga menyukai