Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
NIP. 1972102819981005
JURUSAN TEKNIK
LINGKUNGAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
TANJUNGPURA 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
berkah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan
ini tepat pada waktunya. Pemikiran yang tertuang di dalam laporan ini merupakan
serpihan tema yang dikaji, dibahas, dan dijumpai serta dianalisis dalam berbagai
literatur. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Arifin, ST.,
M.Eng.Sc selaku dosen mata kuliah Perencanaan TPA Sampah yang telah
memberikan bimbingan kepada kami dalam pengerjaan tugas besar ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, dengan tangan terbuka kami menyambut baik
segala saran dan kritikan yang sifatnya membangun. Semoga laporan ini dapat
memperkaya khazanah pengetahuan bagi siapa saja dan bisa menjadi bahan
rujukan untuk meneliti lebih mendalam tentang tema ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
1.3 Tujuan........................................................................................................2
2. 2 Timbulan Sampah......................................................................................4
2. 3 Sumber Sampah.........................................................................................7
3. 1 Proyeksi Penduduk...................................................................................13
BAB V PENUTUP................................................................................................61
ii
iii
5.1 Kesimpulan..............................................................................................61
5.2 Saran........................................................................................................62
LAMPIRAN..........................................................................................................63
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Timbulan Sampah Berdasarkan Sumbernya..........................................9
Tabel 2. 2 Rekapitulasi Timbulan Sampah...........................................................11
Tabel 3. 1 Data Jumlah Penduduk Kota Ketapang Tahun 2012 – 2021...............14
Tabel 3. 2 Penentuan Nilai Korelasi (r) pada Metode Aritmatik..........................19
Tabel 3. 3 Penentuan Nilai Korelasi (r) pada Metode Geometrik.........................19
Tabel 3. 4 Penentuan Nilai Korelasi (r) pada Metode Least Square.....................20
Tabel 3. 5 Penentuan Metode Proyeksi Jumlah Penduduk...................................21
Tabel 3. 6 Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun 2022 Hingga 2042........................21
Tabel 4. 1 Daya Dukung Tanah.............................................................................24
Tabel 4. 2 Luas Lahan TPA..................................................................................25
Tabel 4. 3 Parameter Pemilihan Lokasi TPA........................................................28
Tabel 4. 4 Perhitungan Evapotranspirasi Bulan Januari Tahun 2012...................31
Tabel 4. 5 Resume Hasil Evapotranspirasi Tahun 2011-2020..............................36
Tabel 4. 6 Perhitungan Debit Andalan Bulan JanuariTahun 2012........................37
Tabel 4. 7 Resume Hasil Perhitungan Debit Andalan Tahun 2012 – 2021...........43
Tabel 4. 8 Nilai Debit Andalan Untuk Berbagai Macam Kegiatan.......................44
Tabel 4. 9 Hasil Perhitungan Debit Probabilitas Pada Bulan Januari 2012 2021
............................................................................................................................... 45
Tabel 4. 10 Resume Perhitungan Debit Andalan Debit Probabilitas 99%............46
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PERHITUNGAN PERENCANAAN TPA SAMPAH
1
2
1.3 Tujuan
Tujuan dari perencanaan TPA di Kecamatan Pontianak Barat :
1. Merencanakan TPA yang sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan
2. Merencanakan kebutuhan lahan TPA untuk 20 Tahun kedepan
3. Merencanakan pembangunan Tanggul TPA Putussibau
2. 1 Geografis
Putussibau Utara dan Putussibau Selatan merupakan kecamatan di
Kabupaten Kapuas Hulu, provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Putussibau Utara
sebagai ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, dengan jumlah penduduk sebanyak
27.556 jiwa tahun 2021. Kabupaten Kapuas Hulu, secara astronomis berada pada
0,5o Lintang Utara sampai 1,4o Lintang Selatan dan 111,40o sampai 114,10o Bujur
Timur dengan ibukota Putussibau. Secara geografis Kecamatan Putussibau
Selatan dan Utara memiliki persentase 35% dari total luas wilayah Kabupaten
Kapuas Hulu. Kecamatan Putussibau Utara memiliki panjang 1,143 kilometer
dengan koordinat 0°51’58”N 112°55’28”E. Kecamatan Putussibau Selatan dan
Utara merupakan Kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar yaitu 5.532,30
km2 dan 5.204,80 km2.
3
4
2. 2 Timbulan Sampah
Permasalahan limbah padat atau yang sering disebut dengan sampah, selama
ini terus meningkat di Indonesia yang menyebabkan buruknya kondisi
pengelolaan lingkungan di Indonesia, dan ditambah lagi dengan minimnya
fasilitas pengelolaan sampah di Indonesia menyebabkan permasalahan ini menjadi
sangat kompleks untuk dihadapi, selain itu Urbanisasi yang cepat dan
pertumbuhan yang cepat dalam standar kehidupan di kota-kota, menjadi alasan
utama dalam peningkatan jumlah dan kompleksitas sumber limbah (Kashid et al.,
2015).
Limbah padat merupakan hasil buangan industri yang berupa padatan,
lumpur berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat dapat berasal dari
kegiatan industri dan domestik. Untuk limbah domestik pada umumnya berbentuk
limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran,
peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padatnya
seperti, kertas, plastik, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dan lainnya.
Menurut SNI 19-2454 (2002), timbulan sampah yaitu banyaknya sampah
yang timbul dari masyarakat dalam satuan volume maupun berat per kapita per
hari, atau perluas bangunan atau perpanjang jalan. Adapun dibawah ini beberapa
faktor yang dapat memepengaruhi jumlah sampah sebagai berikut, (Budiman
Candra, 2007):
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk bergantung pada aktivitas dan kepadatan
penduduk. Semakin padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena
tempat atau ruang untuk menampung sampah kurang. Semakin
meningkat aktivitas penduduk, sampah yang dihasilkan semakin banyak,
misalnya pada aktivitas pembangunan, perdagangan, industri, dan
sebagainya.
Jenis Sampah
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin
kompleks pula macam dan jenis sampahnya.
Kemajuan teknologi
Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat.
Contoh plastik, kardus, rongsokan AC, TV, kulkas, dan sebagainya
jumlah dan kualitas.
5
2. 3 Sumber Sampah
Keberadaan sampah tidak berdiri sendiri. Adanya sampah karena banyak
factor dan situasi yang meliputinya. Oleh karena itu, sampah mempunyai sumber
dan jenisnya masing masing. Sumber-sumber sampah yaitu:
Pertama, sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes).
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah
tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti sisa-sisa makanan baik
yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik,
daun, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan,
perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman.
Kedua, sampah yang berasal dari tempat-tempat umum. Sampah ini
berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat hiburan,
terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa
kertas, plastik, botol, daun, dan sebagainya.
Ketiga, sampah yang berasal dari perkantoran. Sampah ini dari
perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen,
perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik,
karbon, klip dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat anorganik,
dan mudah terbakar (rubbish). D. Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari:
kertaskertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban,
onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daundaunan, plastik, dan
sebagainya.
Keempat, sampah yang berasal dari industri (industrial wastes). Sampah
ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari
pembangunan industri, dan segala sampah yang berasal dari proses
produksi, misalnya: sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik,
kayu, potongan tekstil, kaleng, dan sebagainya.
Kelima, sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan. Sampah ini
sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya: jerami, sisa sayur-
mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan
sebagainya.
8
(1) Abu (ashes), merupakan sisa pembakaran dari bahan yang mudah
terbakar, baik di rumah, di kantor maupun industry
(2) Sampah Jalanan (street sweeping), yang berasal dari pembersihan
jalan dan trotoar, terdiri dari kertas-kertas, kotoran dan daun-daunan.
(3) Bangkai binatang (dead animal), yaitu bangkai binatang yang mati
karena bencana alam, penyakit atau kecelakaan.
d. Sampah pemukiman (household refuse)
Sampah ini merupakan sampah campuran yang berasal dari daerah
perumahan. Contoh dari sampah pemukiman antara lain yaitu:
(1) Bangkai kendaraan (abandoned vehicles), contohnya adalah bangkai
mobil, truk, kereta api, satelit, kapal laut dan alat transportas lainnya;
(2) Sampah industry yang terdiri dari sampah padat yang berasal dari
industri.
Tabel 2. 1 Timbulan Sampah Berdasarkan Sumbernya
Satuan
Klasifikasi Kota
Volume (L/org/hari) Berat (Kg/org/hari)
Tingkat Timbulan
Potensi Tingkat Timbulan Timbulan Total
SatuanTimbula Pelayanan Sampah Total Kebutuhan Kebutuhan
Timbulan Pelayanan Sampah Sampah Volume
Jumlah n Sampah per Sampah Non Timbulan Lahan Lahan
Tahun Sampah Sampah Domestik Non Timbulan
Penduduk orang Non Domestik Sampah Urug/ Urug/
Domestik Domestik Terlayani Domestik Sampah
(m³/orang/hari) Domestik Terlayani (m³/tahun) Tahun (m²) Tahun (Ha)
(m³/hari) (%) (m³/hari) (m³/hari) (m³/hari)
(%) (m³/hari)
2022 50457 0.0021 105.96 5% 5.30 2.27 90% 2.04 7.34 1101.23 197.00 0.02
2023 50969 0.0021 107.04 9% 9.63 4.13 92% 3.80 13.43 2014.72 360.41 0.04
2024 51487 0.0021 108.12 13% 14.06 6.02 95% 5.72 19.78 2966.80 530.73 0.05
2025 52010 0.0021 109.22 17% 18.57 7.96 100% 7.96 26.52 3978.73 711.75 0.07
2026 52538 0.0021 110.33 21% 23.17 9.93 100% 9.93 33.10 4964.80 888.15 0.09
2027 53071 0.0021 111.45 25% 27.86 11.94 100% 11.94 39.80 5970.49 1068.05 0.11
2028 53610 0.0021 112.58 29% 32.65 13.99 100% 13.99 46.64 6996.08 1251.52 0.13
2029 54154 0.0021 113.72 33% 37.53 16.08 100% 16.08 53.61 8041.88 1438.60 0.14
2030 54704 0.0021 114.88 37% 42.50 18.22 100% 18.22 60.72 9108.20 1629.36 0.16
2031 55259 0.0021 116.04 41% 47.58 20.39 100% 20.39 67.97 10195.34 1823.83 0.18
2032 55820 0.0021 117.22 45% 52.75 22.61 100% 22.61 75.36 11303.61 2022.09 0.20
2033 56387 0.0021 118.41 49% 58.02 24.87 100% 24.87 82.89 12433.34 2224.19 0.22
2034 56959 0.0021 119.61 53% 63.40 27.17 100% 27.17 90.57 13584.84 2430.18 0.24
2035 57538 0.0021 120.83 57% 68.87 29.52 100% 29.52 98.39 14758.44 2640.12 0.26
2036 58122 0.0021 122.06 61% 74.45 31.91 100% 31.91 106.36 15954.47 2854.08 0.29
1
2037 58712 0.0021 123.30 65% 80.14 34.35 100% 34.35 114.49 17173.27 3072.11 0.31
2038 59308 0.0021 124.55 69% 85.94 36.83 100% 36.83 122.77 18415.17 3294.27 0.33
2039 59910 0.0021 125.81 73% 91.84 39.36 100% 39.36 131.20 19680.51 3520.63 0.35
2040 60518 0.0021 127.09 77% 97.86 41.94 100% 41.94 139.80 20969.65 3751.24 0.38
2041 61133 0.0021 128.38 81% 103.99 44.57 100% 44.57 148.55 22282.94 3986.17 0.40
2042 61754 0.0021 129.68 85% 110.23 47.24 100% 47.24 157.47 23620.73 4225.49 0.42
TOTAL 1174421 2466.28 1146.34 491.29 490.43 1636.77 245515.26 43919.95 4.39
Sumber: Hasil Analisis, 2022
BAB III
PERHITUNGAN PERENCANAAN TPA SAMPAH
3. 1 Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk adalah metode perkiraan jumlah penduduk dengan
memperhatikan karakteristik penduduk berupa umur dan jenis kelamin. Metode
ini dapat dilakukan dengan metode langsung dan metode tidak langsung. Metode
langsung menggunakan data penduduk secara langsung, sedangkan metode tidak
langsung menggunakan asumsi kecenderungan parameter kependudukan pada
waktu lampau dan asumsi persentase jumlah anak yang tidak diketahui ibunya
sebesar 0.01 % sesuai dengan asumsi yang diterapkan oleh Badan Pusat Statistik
(Munifah, 2006).
Metode proyeksi penduduk dapat diperkirakan jumlah penduduk periode
yang akan datang yang dirinci menurut umur dan jenis kelamin. Dalam proyeksi
penduduk diperhatikan pula perubahan-perubahan yang terjadi pada komponen
pertambahan penduduk untuk setiap periode proyeksi, sehingga perhitungannya
lebih rumit apabila dibandingkan dengan metode estimasi. Proyeksi penduduk
adalah perhitungan kondisi masa depan yang mungkin terjadi dengan
menggunakan beberapa asumsi, seperti bila angka kelahiran, kematian, dan
migrasi saat ini tidak berubah. Manfaat yang didapatkan dari proyeksi penduduk
yaitu untuk mengetahui keadaan penduduk pada masa kini, untuk mengetahui
dinamika dan karakteristik kependudukan yaitu berkaitan dengan penyediaan
sarana dan prasarana serta untuk mengetahui pengaruh berbagai kejadian terhadap
keadaan penduduk di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan mendatang.
Penggunaan proyeksi penduduk tersebut diatas dapat digunakan untuk 2 macam
perencanaan:
1. Perencanaan yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai respons
terhadap penduduk yang sudah diproyeksi tersebut.
2. Perencanaan yang tujuannya untuk merubah trend penduduk menuju ke
perkembangan demografi sosial dan ekonomi.
Proyeksi penduduk dilakukan untuk memperkirakan berapa banyaknya
timbulan sampah yang dihasilkan per orang per harinya pada beberapa tahun
kedepan. Memperkirakan banyaknya timbulan sampah berdasarkan jumlah
13
1
2012 45635
2013 46345
2014 47182
2015 47009
2016 47850
2017 48135
2018 48978
2019 50241
2020 49662
2021 49950
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2022
mendatang, perlu dilakukan proyeksi penduduk dan fasilitas kota pada Kota
Ketapang. Metode yang digunakan dalam memproyeksikan jumlah penduduk
untuk 20 tahun yaitu metode Aritmatik, metode Geometrik, dan metode Least
Square. Selanjutnya, dipilih salah satu metode yang paling tepat dengan melihat
korelasi I dan standar deviasinya. Proyeksi penduduk ini dapat dilakukan dengan
tiga metode:
A. Metode Aritmatika
Proyeksi penduduk dengan metode aritmatik mengasumsikan bahwa
jumlah penduduk pada masa depan akan bertambah dengan jumlah yang sama
setiap tahun. Metode perhitungan dengan cara aritmatika didasarkan pada
kenaikan rata-rata jumlah penduduk dengan menggunakan data terakhir dan
rata-rata sebelumnya. Model linier aritmatika menurut Klosterman (1990)
adalah teknik proyeksi yang paling sederhana dari seluruh model tren. Model
ini menggunakan persamaan derajat pertama. Metode ini biasanya disebut juga
dengan rata-rata hilang. Metode ini digunakan apabila data berkala
menunjukkan jumlah penambahan yang relatif sama setiap tahun. Hal ini
terjadi pada kota dengan luas wilayah yang kecil, tingkat pertumbuhan
ekonomi rendah dan perkembangan kota tidak terlalu pesat.
Pada metode aritmatika ini, jumlah penduduk tahun n (Pn) adalah :
.................................................................
Pn = Po + Ka (Tn-To); Ka = 𝑃2−𝑃1 (1.1)
𝑇2−𝑇1
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
Tn = Tahun ke-n
To = Tahun dasar
Ka = Konstanta aritmatik
P1 = Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun pertama
P2 = Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir
T1 = Tahun pertama
T2 = Tahun terakhir
1
Hasil proyeksi akan berbentuk suatu garis lurus. Model ini berasumsi
bahwa penduduk akan bertambah atau berkurang sebesar jumlah absolute yang
sama atau tetap pada masa yang akan datang sesuai dengan kecendrungan yang
terjadi pada masa lalu. Model ini hanya dapat diaplikasikan untuk wilayah
kecil dengan pertumbuhan penduduk yang lambat, dan tidak tepat untuk
proyeksi pada wilayah-wilayah yang lebih luas dengan pertumbuhan penduduk
yang tinggi.
B. Metode Geometri
Proyeksi penduduk dengan metode geometrik menggunakan asumsi bahwa
jumlah penduduk akan bertambah secara geometrik menggunakan dasar
perhitungan bunga majemuk. Laju pertumbuhan penduduk (rate of growth)
dianggap sama untuk setiap tahun. Asumsi dalam model ini adalah penduduk
akan bertambah atau berkurang pada suatu tingkat pertumbuhan (persentase)
yang tetap (Adioetomo dan Samosir, 2010). Menurut Klosterman (1990),
proyeksi dengan tingkat pertumbuhan yang tetap ini umumnya dapat diterapan
pada wilayah, dimana pada tahun-tahun awal observasi pertambahan penduduk
absolutnya sedikit dan menjadi banyak pada pada tahun-tahun akhir. Metode
ini digunakan bila data menunjukkan peningkatan yang pesat dari waktu ke
waktu. Jadi pertumbuhan penduduk dimana angka pertumbuhan adalah sama
atau konstan untuk setiap tahun.
Pn = Po + (1 + r)dn....................................................................................(1.2)
Keterangan:
Po = Jumlah Penduduk mula-mula
Pn = Penduduk tahun n
dn = Kurun waktu
r = Rata-rata presentase tambahan penduduk pertahun
C. Least Square
Metode ini merupakan metode regresi untuk mendapatkan hubungan
antara sumbu Y yaitu jumlah penduduk dan sumbu X yaitu tahunnya dengan
cara menarik garis linier antara data-data tersebut dan meminimumkan jumlah
pangkat dua dari masing-masing penyimpangan jarak data-data dengan garis
1
yang dibuat. Metode ini umumnya digunakan pada daerah yang tingkat
pertambahan penduduknya cukup tinggi. Perhitungan pertambahan jumlah
penduduk dengan metode ini didasari oleh data tahun-tahun sebelumnya
dengan menganggap bahwa pertambahan jumlah penduduk suatu daerah
disebabkan oleh kematian, kelahiran, dan migrasi. Persamaan yang digunakan
adalah:
𝑃𝑛 = 𝑎 + (𝑏 x t)..............................................................................................(1.3)
Keterangan:
Pn : Jumlah penduduk tahun ke n (jiwa)
a : Konstanta
b : Koefisien arah regresi linier
t : Selisih antara tahun proyeksi dengan tahun dasar (tahun)
Sedangkan nilai a dan b dapat dicari dengan persamaan
berikut:
2 )–(Σt)(Σp.t).................................................................................................................
𝑎= (Σp)(Σt
𝑛 (Σt2)−(Σt)2 (1.4)
(Σpt)−(Σt )(Σp)..........................................................................................................................
𝑏= n𝑛 (Σt2)−(Σt)2 (1.5)
∑(𝑌𝑛−𝑌)2−∑(𝑌𝑛−𝑌)2/𝑛..........................................(1.6)
Standar Deviasi (S) = √
Keterangan:
n = banyaknya tahun pada data eksisting
Yn = proyeksi jumlah penduduk tahun ke
n
1
Keterangan:
R2 = Koefisien korelasi
Yn = Variable independen Y
Y = Data penduduk per
tahun
Ymean= Rata-rata jumlah penduduk
= √[(n(ΣY2)−(ΣY)2).(n(ΣX2)−(ΣX)2)] ………………...……………………...(1.8)
n.(ΣXY)−(ΣX).(ΣY)
r
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
X = Urutan tahun dari 0 untuk metode aritmatik,
Urutan tahun dari 1 untuk metode geometrik dan least square
Y = Pertumbuhan penduduk untuk metode aritmatik
Ln (jumlah penduduk) untuk metode geometric
Jumlah penduduk untuk metode least square
n = Jumlah data
1
A. Metode Aritmatika
Nilai koefisisen korelasi (r) pada metode aritmatik dapat menggunakan
persamaan (2.8), dimana X adalah urutan tahun dari 0, Y adalah pertumbuhan
penduduk dan n adalah jumlah data yang digunakan. Berikut adalah tabel hasil
penentuan nilai korelasi terhadap metode aritmatik:
Tabel 3. 2 Penentuan Nilai Korelasi ® pada Metode Aritmatik
B. Metode Geometri
Nilai koefisisen korelasi I pada metode aritmatik dapat menggunakan
persamaan (2.8), dimana X adalah urutan tahun dari 1, Y adalah Ln (jumlah
penduduk) dan n adalah jumlah data yang digunakan. Berikut adalah tabel hasil
penentuan nilai korelasi terhadap metode geometrik:
Jumlah
Tahun x y x2 y2 xy
Penduduk
2012 45635 1 10,72843024 1 115,09922 10,7284
2013 46345 2 10,74386869 4 115,43071 21,4877
2014 47182 3 10,76176774 9 115,81564 32,2853
2
Tahun x y x2 y2 xy
2012 1 45635 1 2082553225 45635
2013 2 46345 4 2147859025 92690
2014 3 47182 9 2226141124 141546
2015 4 47009 16 2209846081 188036
2016 5 47850 25 2289622500 239250
2017 6 48135 36 2316978225 288810
2018 7 48978 49 2398844484 342846
2019 8 50241 64 2524158081 401928
2020 9 49662 81 2466314244 446958
2021 10 49950 100 2495002500 499500
JUMLAH 55 480987 385 23157319489 2687199
R= 0,970153526
Sumber: Hasil Analisis, 2022
2
Metode Korelasi I
Aritmatika -0,05898519
Geometri 0,97056
Least Square 0,970153526
Sumber: Hasil Perhitungan, 2022
Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa nilai R pada Metode Geometri
adalah 0,97056≈ 1. Adapun proyeksi jumlah penduduk dari tahun 2021 hingga
2041 dapat dilihatpada Tabel 1.5 berikut :
Tabel 3. 6 Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun 2022 Hingga 2042
2036 58122
2037 58712
2038 59308
2039 59910
2040 60518
2041 61133
2042 61754
Sumber: Hasil Perhitungan, 2022
23
2
residu atau limbah secara langsung (reuse), dan/atau melalui sebuah proses
terlebih dahulu sebelum dilakukan pemanfaatan (recycle) terhadap limbah
tersebut.
Sebelum menghitung kebutuhan luas lahan, maka perlu direncanakan tinggi
timbulan sampah. Kriteria standar tinggi timbunan sampah yaitu 5-15m, sehingga
kriteria tinggi timbulan yang dipakai adalah 5 m, karena kenaikan jumlah pada 20
tahun yang akan datang >20.000 yang termasuk kota kecil. Jadi tinggi timbunan
sampah yang akan di rencanakan yaitu 5 m. Tanah memiliki daya dukung dan
daya tapung dalam hal menampung beban di atasnya. Sehingga perlu dilakukan
perhitungan daya dukung tanah dengan konsep apabila Q izin lebih kecil
dibandingkan Q beban (sampah), maka tanah tersebut diperlukan perkuatan
(seperti penambahan cerucuk, tiang pancang dan minipile) begitu pula sebaliknya,
jika Q izin lebih besar dari Q beban, maka tidak diperlukan perkuatan. Berikut
hasil perhitungan untuk daya dukung tanah.
Tabel 4. 1 Daya Dukung Tanah
Massa Tinggi
Sumber h Qc Qi Qbeban
Jenis Timbulan Ket
Beban (m) 2 2 (ton/
(kg/m3) Sampah (kg/m ) (ton/m )
m2)
(m)
Diperlukan
perkuatan
Sampah 750 4 5 5 1.67 7.50 dengan
menggunaka
ncerucuk
Diperlukan
perkuatan
Tanggul 5515.3 4 - 5 1.67 16.55 dengan
menggunaka
ncerucuk
Sumber: Hasil Perhitungan, 2022
2
Lalu lintas 3
terletak 500 m dari jalan umum 10
terletak < 500 m pada lalu lintas rendah 8
11. terletak < 500 m pada lalu lintas sedang 5
terletak pada lalu lintas tinggi 1
Dalam menggunakan Metode Mock, diperlukan data hujan dan hari hujan,
luasan catchment area dan besarnya evapotransporasi potensial. Dalam
perencanaan ini, analisa evapotranspirasi dilakukan dengan menggunakan Metode
Penman yang telah dimodifikasi oleh FAO (1997) dan analisa debit bulanan
dengan menggunakan model Mock (1973). Dalam perhitungan evapotranspirasi
dan debit bulanan digunakan hujan rata-rata untuk luasan zonatimbunan sampah.
Tabel 4. 4 Perhitungan Evapotranspirasi Bulan Januari Tahun 2012
- Baris 3
Kelembaban nisbi rata-rata (Rh, %) = 85 %
- Baris 4
Rata-rata persentase penyinaran matahari (n, %) = 42,6 %
- Baris 5
Kecepatan angin rata-rata (U, km/hari) = 1,6 km/hari
- Baris 6
Kecepatan angin pada tinggi 2 m (U2, km/hari) , dihitung dengan
rumus; U2 = log100/((log〖100.h〗/2)) x U ]
= log100/((log100.4/2)) x 1,6
= 0,95 km/ hari
H = tinggi elevasi alat pencatat kecepatan angin = 45 m
- Baris 7
Tekanan uap jenuh (es,kPa)
es = 0,611 exp [17,27 x 1,6 / (1,6 + 273,3)]
= 2,812 kpa
- Baris 8
Tekanan uap aktual (ea,
kPa) ea= es x Rh
= 2,812 x 0,85 = 2,390 kPa
- Baris 9
Kemiringan kurva tekanan uap terhadap temperatur (δ, kPa/oC),
- Dimana δ = (4089 x 2,812) / (26,5+237,3)2
= 0,16522 kPa/oC
- Baris 10
Konstanta psikrometrik (τ, kPa/OC) = 0,66 mb/OC
= 0,66 kPa/ OC (1 kPa = 10 mb)
- Baris 11
Koefisien refleksi α dihitung dengan rumus;
α = 0,29 + (0,06 sin 30 x ( 1 + 0.0333 x 31) + 2.25))
= 0,31
3
- Baris 12
Ra didapat berdasarkan letak lintang TPA Kota Ketapang yakni pada
10°08’00” LU. LU yang terletak antara 10° LU dan pada 08°
LU. Nilai Ra untuk bulan Januari tahun 2011 adalah
Ra = 14,70-(((0,301702-2)/(0-2))*(14,70-15,00))
= 14,955 mm/hari.
- Baris 13
Durasi penyinaran matahari relatif (n/N, %).
n/N = 1-((0,054)(178)),42
= 52,44%,
Dimana R = curah hujan (mm/bulan).
- Baris 14
Radiasi global (Rs, mm/hari)
Rs = Ra x (0,25+(0,50 x n/N))
= 14,955 x (0,25 + (0,50 x 52,44%))
= 7660 mm/hari
- Baris 15
Radiasi gelombang panjang (Rb,
mm/hari) Rb = 5 – 1,12 R0,20
= 5 – 1,12 (178)0,20
= 1,844 MJ/m2/hari
= 1,844 x 0,408
= 0,752 mm/hari
(MJ/m2/hari = 0,408 mm/hari)
- Baris 16
Radiasi bersih (Rn, mm/hari)
Rn = (Ra (1-α)(0,25+0,50 n/N)) – Rb
= (14,955x (1– 0,31) x (0,25 + 0,50 x 52,44%)) – 0,752
= 4,534 mm/hari
- Baris 17
Evapotranspirasi potensial dalam mm/hari
Etp = δ/(δ+ τ) x Rn + τ/(τ+ δ) x {2,70 x (1,00 + 0,010 x U2x (es-ea)}
3
BULAN
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
2012 3,56828 3,40806 2,81607 3,69493 3,76518 3,4199515 3,00057 3,45221 3,91611 3,10118 2,425197865 2,44774
2013 3,25573 2,93664 3,44402 3,21162 3,00021 3,553325 2,77907 3,57598 3,17498 3,61464 3,009198886 2,67567
2014 3,4987 4,66823 3,42099 3,88623 3,135 3,2155393 3,82043 3,18289 3,32875 3,15315 2,364544833 3,24163
2015 2,29884 3,80889 3,5265 3,10971 3,25292 2,8462325 3,61793 3,94632 4,13849 3,24311 2,662940772 3,32198
2016 2,8669 3,8885 3,16368 3,35782 2,88936 2,5897013 3,35515 3,96923 3,08476 3,6753 3,251747462 3,26258
2017 2,91351 3,61351 3,47542 3,65427 3,36908 2,9693354 3,16682 2,87406 3,15024 3,07938 2,992141724 3,32668
2018 3,19674 3,78608 4,75522 3,07693 2,94511 2,941074 3,62649 4,18024 4,1276 2,80406 3,111565481 3,21333
2019 3,01689 3,43404 3,97039 3,47718 3,95915 2,928826 3,30203 3,7984 4,31326 3,34535 3,698043303 2,64443
2020 3,04555 3,52223 3,24583 3,22459 3,08499 2,7589583 2,60926 3,15163 3,6629 3,24554 3,087864336 3,16327
2021 2,80912 4,46579 3,21842 3,74254 3,24813 3,0365443 3,68946 3,0538 3,48656 3,30725 2,934936318 3,30742
SUM 30,47 37,53 35,04 34,44 32,65 30,26 32,97 35,18 36,38 32,57 29,54 30,60
MAX 3,57 4,67 4,76 3,89 3,96 3,55 3,82 4,18 4,31 3,68 3,70 3,33
MIN 2,30 2,94 2,82 3,08 2,89 2,59 2,61 2,87 3,08 2,80 2,36 2,45
Rerata 3,05 3,75 3,50 3,44 3,26 3,03 3,30 3,52 3,64 3,26 2,95 3,06
Sumber: Hasil Analisis, 2022
3
I Data Meteorologi
1 Hujan Bulanan Rata-Rata (P); (mm) Data 321
2 Hari Hujan Rata-Rata (N); (hari) Data 23
3 Jumlah hari dalam satu bulan (Hr); (hari) Data 31
Evapotranspirasi (Ep); (mm/hari) Data 3.568
4
Evapotranspirasi (Ep); (mm/bulan) Perhitungan 110,62
II Limited Evapotranspiration (mm/month)
5 Exposed Surface (m); (%) Asumsi 98
6 DE/Ep = (m/20) (18-n); (%) Perhitungan -24,5%
7 DE (mm/month) = Ep * (m/20) * (18-n) Perhitungan -27,10
8 Ea = Ep – DE Perhitungan 137,72
III Water Surplus
9 P-Ea (Hujan Rata-rata -Ea) Perhitungan 183,28
- Baris 5
Exposed Surface (m), yaitu proporsi permukaan luar yang tidak
tertutupitumbuhan hijau, diasumsikan m = 98 %
- Baris 6
DE/Ep; (%) = (m/20) (18-n)
= (98%/20) (18-23) = -24,5%
- Baris 7
Selisih antara evapotranspirasi potensial (Ep) dengan evapotranspirasi
terbatas atau evapotranspirasi aktual (Ea), dihitung sebagai berikut:
DE = Ep x (m/20)(18-n)
= 110,62 x (98%/20)(18-23)
= -27,10 mm/bulan.
- Baris 8
Evapotranspirasi aktual atau evapotranspirasi terbatas (Ea), merupakan
selisihantara evapotranspirasi rujukan (Ep) dengan (DE):
Ea = Ep – DE
= 110,62 – (-27,10)
= 137,72 mm/bulan
- Baris 9
Selisih antara jumlah curah hujan bulanan (P) dengan evapotranspirasi
aktual(Ea); P-Ea (mm/bulan) = 183,28 mm/bulan
- Baris 10
Kapasitas kelembaban sampah (solid waste moisture capacity = SMC) =
225 mm/bulan.
SMC (solid waste moisture capacity) ditentukan sebagai
berikut: Jika P-Ea > 0, SMC = 225
Jika P-Ea < 0, SMC = P-Ea + nilai SMC bulan sebelumnya.
- Baris 11
(ISMS) Initial solid waste moisture storage (mm/bulan), merupakan
nilai solid waste moisture capacity (SWMC) bulan sebelumnya.Untuk
bulan Januari tahun 2011, ISMS = 225(asumsi)
4
- Baris 12
Tampungan kelembaban sampah (Solid Waste Moisture Storage = SMS);
(mm).
SMS = ISMS + (P-Ea) = 225 + 183,28= 407,98 mm
- Baris 13
Solid Waste Storage (SS) (mm), yaitu kemampuan sampah untuk
menyimpan air. Solid Waste Storage (SS) ditentukan sebagai berikut:
Jika P-Ea > 0, SS = P-Ea
Jika P-Ea < 0, SS = 0 (artinya air tidak tersimpan dalam sampah)
(Asumsi 0)
- Baris 14
Water surplus (WS), yaitu presipitasi yang telah mengalami
evapotranspirasi dan disimpan dalam sampah (mm).
WS = (P-Ea) + SS
Untuk bulan Januari 2012, WS = 183,28 + 0 = 183,28 mm/bulan.Water
surplus (WS) ditentukan sebagai berikut:
Jika (P-Ea) > 0, WS = (P-Ea) +
SS Jika (P-Ea) < 0, WS = 0
- Baris 15
Koefisien infiltrasi (if), if = 0,6. Diberi nilai maksimum adalah 1 dan
minimum adalah 0,001. Nilai ini bervariasi tiap bulan. (Jika bulan
sebelumnya merupakan bulan kering, maka nilai if = 0,4. Jika bulan
basah nilai if = 0,6).
- Baris 16
Besarnya infiltrasi (In), yaitu water surplus (WS) dikalikan koefisien
infiltrasi
(In) = WS x If
= 183,28 x 0.6
= 109,969
- Baris 17
Konstanta resesi aliran (K), adalah proporsi dari air dikandung sampah
bulan lalu yang masih ada pada bulan sekarang; K = 0,6. Diberi nilai
4
- Baris 24
Direct run off (DRO), merupakan water surplus yang telah mengalami
infiltrasi.
DRO = WS – In
= 183,28 – 109,969
= 73,31
- Baris 25
Storm Run Off (SRO) ditentukan sebagai berikut:
Jika P ≥ 200, SRO = 0;
JikaP ≤ 200, SRO = P x PF. Untuk bulan Januari, 2011, SRO = 0
- Baris 26
Total Run Off (TRO) = jumlah dari base flow (BF) + direct run off (DRO)
+storm run off (SRO).
TRO = 197,90
- Baris 27
Luas catchment area, yaitu luas daerah tangkapan air untuk lokasi studi
kasus Lokasi Zona Sampah Kota Putussibau yaitu = 21000 m2.
- Baris 28
Stream flow , yaitu besarnya debit hasil perhitungan (calculated
discharge), merupakan perkalian antara total run off dengan luas
catchment area; (m3/det). Calculated discharge = total run off x
catchment area (m3/det) = 0,00155
Debit hasil perhitungan (calculated discharge) = 0,00155 m3/det.
Perhitungan dengan cara yang sama dilakukan untuk tiap bulan dan tahun yang
lain. Sehingga didapat debit andalan untuk tiap bulannya seperti berikut:
43
BULAN
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
2012 0,00155 0,00075 0,00296 0,00121 0,00102 0,00066 0,00056 0,00062 0,00067 0,00063 0.00079 0.0096
2013 0,00074 0,00042 0,00034 0,00064 0,00064 0,00053 0,00023 0,00010 0,00039 0,00037 0,00112 0,00080
2014 0,00085 0,00083 0,00050 0,00158 0,00070 0,00044 0,00046 0,00042 0,00028 0,00051 0,00076 0,00062
2015 0,00098 0,00053 0,00056 0,00067 0,00084 0,00051 0,00053 0,00023 0,00053 0,00043 0,00069 0,00098
2016 0,00057 0,00048 0,00038 0,00048 0,00085 0,00060 0,00041 0,00030 0,00034 0,00123 0,00078 0,00044
2017 0,00105 0,00107 0,00055 0,00050 0,00045 0,00054 0,00023 0,00010 0,00017 0,00008 0,00049 0,00104
2018 0,00115 0,00055 0,00034 0,00043 0,00066 0,00120 0,00065 0,00060 0,00050 0,00113 0,00099 0,00058
2019 0,00052 0,00025 0,00029 0,00055 0,00057 0,00061 0,00070 0,00087 0,00060 0,00132 0,00067 0,00096
2020 0,00079 0,00036 0,00022 0,00095 0,00045 0,00058 0,00041 0,00023 0,00015 0,00091 0,00117 0,00103
2021 0,00085 0,00085 0,00068 0,00036 0,00010 0,00040 0,00089 0,00055 0,00077 0,00050 0,00088 0,00069
SUM 0,00905 0,00608 0,00681 0,00738 0,00628 0,00608 0,00505 0,00401 0,00440 0,00712 0,00755 0,00714
MAX 0,00155 0,00107 0,00296 0,00158 0,00102 0,00120 0,00089 0,00087 0,00077 0,00132 0,00117 0,00104
MIN 0,00052 0,00025 0,00022 0,00036 0,00010 0,00040 0,00023 0,00010 0,00015 0,00008 0,00049 0,00044
Rerata 0,00090 0,00061 0,00068 0,00074 0,00063 0,00061 0,00051 0,00040 0,00044 0,00071 0,00084 0,00079
Debit andalan adalah suatu besaran debit pada suatu titik kontrol (titik
tinjau) di suatu sungai atau saluran di mana debit tersebut merupakan gabungan
antara limpasan langsung dan aliran dasar. Debit ini mencerminkan suatu angka
yang dapat diharapkan terjadi pada titik kontrol yang terkait dengan waktu dan
nilai keandalan. Keandalan yang dipakai untuk pengambilan bebas baik dengan
maupun tanpa struktur pengambilan adalah 80%, sedangkan keandalan yang
dipakai untuk pengambilan dengan struktur yang berupa tampungan atau reservoir
adalah sebesar 50%. Penetapan rangking dilakukan menggunakan analisis
frekuensi/probabilitas dengan rumus Weibul. Debit andalan 80% (Q80%) berarti
bahwa probabilitas debit tersebut untuk disamai atau dilampaui sebesar 80% yang
berarti juga bahwa kegagalan kemungkinan terjadi dengan probabilitas sebesar
100% dikurangi 80% atau boleh dikatakan sebesar 20%. Dapat diartikan juga
bahwa dalam 5 tahun ada kemungkinan satu tahun gagal (NSPM KIMPRASWIL,
Pedoman Petunjuk Teknik Dan Manual, 2000). Berikut tabel nilai probabilitas
debit andalan pada kegiatan.
Karena kegiatan perhitungan lindi pada TPA terhitung masih baru, maka
probabilitas yang digunakan dalam perencanaan ini yaitu menggunakan keandalan
yang dipakai untuk pengambilan bebas baik dengan maupun tanpa struktur
pengambilan yaitu 80%. Selanjutnya dari hasil analisa debit bulanan untuk tiap
bulannya, selanjutnya dilakukan analisa debit andalan dengan menggunakan cara
statistik yakni metode Weibull. Karena kajian yang dilakukan adalah untuk
menghitung debit lindi TPA. Karena data yang digunakan < 50 data maka proses
perhitungannya sebagai berikut:
4
Tabel 4. 9 Hasil Perhitungan Debit Probabilitas Pada Bulan Januari 2012 – 2021
m Debit
m Tahun
(n+1) (m3/detik)
1 2018 0,09091 0,00115
2 2017 0,18182 0,00105
3 2015 0,27273 0,00098
4 2021 0,36364 0,00085
5 2014 0,45455 0,00085
6 2020 0,54545 0,00079
7 2012 0,63636 0,00155
8 2013 0,72727 0,00074
9 2019 0,81818 0,00052
10 2016 0,95200 0,00057
Total 10
Debit Probabilitas 80% 0,00056
Debit Probabilitas 85% 0,00044
Debit Probabilitas 90% 0,00055
Debit Probabilitas 99% 0,00055
Sumber: Hasil Analisis, 2022
Cara mendapatkan debit probabilitas 80%, 85%, 90% dan 99% pada tabel di
atas adalah dengan melakukan ekstrapolasi linear pada debit probabilitas 80%
seperti berikut:
Debit probabilitas 80% = 0,00052 – 0,80−0,818
x (0,00052- 0,00074)
0,727−0,818
= 0,00056 m3/det
0,85−0,818
Debit probabilitas 85% = 0,00052 – x (0,00052- 0,00074)
0,727−0,818
= 0,00044 m3/det
Debit probabilitas 90% = 0,00057 – 0,9200−0,952
x (0,00057- 0,00052)
0,818−0,952
= 0.00055m3/det
Debit probabilitas 99% = 0,00057 – 0,9200−0,99
x (0,00057)
0−0,99
= 0,00055 m3/det
Dengan cara yang sama dilakukan untuk bulan Februari-Desember,sehingga
didapat debit andalan setiap probabilitas untuk tiap bulan seperti berikut:
4
Bulan Debit
Jan 0,00055
Feb 0,00024
Mar 0,00021
Apr 0,00035
May 0,00010
Jun 0,00063
Jul 0,00022
Aug 0,00010
Sep 0,00017
Oct 0,00008
Nov 0,00047
Dec 0,00042
Rata2 0,00029
Sumber: Hasil Analisis, 2022
0.00020
0.00010
0.00000
Jan Feb Mar Apr May JunJul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan
10,01 ha
- Debit air lindi = 0,00055 m3/s = 47,52 m3/hari (hasil perhitungan debit
probabilitas Perencanaan TPA Kota Putussibau 2022)
- Lebar jalan = truk : 5 m ; mobil biasa : 3 m
4. 4. 1 Dimensi Lahan Urug
Luas lahan yang disediakan = 100.137,5 m2 = 10,01 ha
Yang diguankan untuk dimensi urug yaitu 70% dari luas lahan
70.096,25 = 2L2
35.048,125 = L2
L = 187, 211 m
P = 2L
P = 2 x 187,211 m
P = 374,422 m
L = 374,422 x 187,211
L = 70.095,917 m2
Volume Tanggul:
B. Bak Anaerob
Pengolahan air limbah anaerob dilakukan dengan mikroorganisme
anaerob.Dengan demikian, proses pengolahan air limbah anaerobik terjadi
tanpa adanya suplai oksigen. Pada perencanaan TPA di Kota Ketapang
direncanakan satu bak anaerob dengan waktu detensi selama 2 hari =
172.800 detik.
Debit lindi yang dihasilkan yaitu 0,00055 m3/s = 47,2 m3/ hari.
Tinggi = 2 meter
Perbandingan P : L =2:1
Waktu detensi (t) = 2 hari = 172.800 detik
Q = 0,00055 m3/s.
V =Qxt
= 0,00055 x 172.800
= 95,04 m3
Jadi tiap kolam memiliki volume 95,04 m3. Perencanaan kolam memiliki
kedalaman 2 meter. Dengan perbandingan P : L = 2 : 1.
V =PxLxT
95,04 m3 = 2L x L x 2 m
47,52 m3 = 2L2
L2 = 23,76 m2
L = 4,874 m
P =2xL
P = 2 x 4,874 m
P = 9,748 m.
Luas =PxL
= 9,748 m x 4,874 m
= 47,51 m2
5
V = Q x td
V = 0,00055 m3/detik x 864.000 detik
V = 475,2 m3
Jadi tiap kolam memiliki volume 475,2 m3. Perencanaan kolam memiliki
kedalaman memiliki kedalaman 2 meter. Dengan perbandingan P : L = 2 : 1
V =PxLxT
475,2 = 2L x L x 2 m
237,6 m 3
= 2L2
L2 = 118,8 m2
L = 10,89 m
P =2xL
P = 2 x 10,89 m
P = 21,78 m
Luas =PxL
= 21,78 m x 10,89 m
= 237,18 m2
D. Bak maturasi/kolam maturasi
Kolam maturasi adalah pematangan. Sesuai dengan namanya, di kolam
ini terjadi proses pematangan atau pembersihan terakhir air limbah dari
pencemar berupa padatan tersuspensi, zat organik terlarut dan yang utama
adalah reduksi bakteri. Waktu yang diperlukan yaitu 3 hari = 259.200 detik.
Debit lindi yang dihasilkan yaitu 0,00055 m3/ detik.
V = Q x td
6,93 m3 = 2L2
L2 = 3,465
L = 1,861 m
P =2xL
P = 2 x 1,861 m
P = 3,722 m.
Luas =PxL
= 3,722 x 1,861 m
= 6,926 m2
Luas Lahan yang dibutuhkan untuk IPL = Luas Bak Penampung + Luas
Kolam Stabilisasi + Luas Bak Anaerobik + Luas Kolam Maturasi + Luas
Bak Biofilter. Jadi, luas lahan untuk IPL adalah 386,646 m2.
c. Laboratorium
Luas lab = 1.200 m2 (asumsi)
Perbandingan P : L =2:1
Luas =PxL
1200 = 2L x L
600 = L2
L = 24 m
P =2xL
P = 2 x 24 m
P = 48 m
Luas = 48 m x 24 m
= 1.152 m2
d. Garasi + Bengkel
Luas Bengkel + bengkel = 900 m2 (asumsi)
Perbanding P : L =2:1
Luas =PxL
900 = 2L x L
450 = L2
L = 21,2 m
P =2xL
P = 2 x 21,2 m
P = 42,4 m
Luas = 42,4 m x 21,2 m
= 898,88 m2
e. Pos Jaga
Luas Pos Jaga = 20 m2 (asumsi)
Perbanding P : L =2:1
Luas =PxL
20 = 2L x L
10 = L2
L =3m
P =2xL
5
P =2x3m
P =6m
Luas =6mx3m
= 18 m2
f. Jembatan Timbang
Luas Bangunan = 800 m2 (asumsi)
Perbanding P : L =2:1
Luas =PxL
800 = 2L x L
400 = L2
L = 20 m
P =2xL
P = 2 x 20 m
P = 40 m
Luas = 40 m x 20 m
= 800 m2
g. Workshop
Luas Bangunan = 300 m2 (asumsi)
Perbanding P : L =2:1
Luas =PxL
300 = 2L x L
150 = L2
L = 12 m
P =2xL
P = 2 x 12 m
P = 24 m
Luas = 24 m x 12 m
= 288 m2
h. Sumur Pantau (bak kontrol)
Terdiri dari 3 buah
Luas setiap bangunan = 450 m2 (asumsi)
Total seluruhnya = 450 x 3 = 1.350 m2
5
Perbanding P : L =2:1
Luas =PxL
1350 = 2L x L
675 = L2
L = 26 m
P =2xL
P = 2 x 26 m
P = 52 m
Luas = 52 m x 26 m
= 1352 m2
Jadi luas lahan yang tersisa = Luas daerah proyeksi – Luas lahan urug – Luas
lahan IPL – Luas lahan bangunan pendukung:
= 100.137,5 m2 – 70.096,25 m2 – 386,646 m2 – 4900,88 m2
= 24.753,724 m2 = 2,4753724 ha.
5
No. URAIAN
Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Biaya
B PEKERJAAN TANGGUL DAN GALIAN
1 Galian Sampah m3 7.000 Rp19.876 Rp139.132.000
2 Galian Tanah m3 10 Rp16.621,00 Rp166.210
3 Buangan Hasil Galian m3 4500 Rp18.247,00 Rp82.111.500
4 Timbunan Tanah Material m3 45000 Rp103.459,00 Rp4.655.655.000
5 Pengadaan Material Geogrid m2 15000 Rp39.821,00 Rp597.315.000
6 Pemasangan Material Geogrid m2 13000 Rp8.923,00 Rp115.999.000
7 Pengadaan Material Geotekstile m2 12000 Rp26.153,00 Rp313.836.000
8 Pemasangan Material Geotekstile m2 11000 Rp7.142,00 Rp78.562.000
SUB TOTAL II Rp5.982.776.710
5
No. URAIAN
BLOK SAMPAH (PEKERJAAN GALIAN Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Biaya
C
DAN BLOK SAMPAH)
1. Galian Sampah m3 150.000 Rp19.876,00 Rp2.981.400.000
2. Galian Tanah Biasa m3 50 Rp16.621,00 Rp831.050
3. Buangan Hasil Galian m3 45000 Rp18.247,00 Rp821.115.000
4. Timbunan Tanah m3 20000 Rp103.459,00 Rp2.069.180.000
5. Timbunan Kembali m3 110000 Rp17.232,00 Rp1.895.520.000
6. Pengadaan Material Georid m2 55000 Rp39.822,00 Rp2.190.210.000
7. Pemasangan Material Geogrid m2 50000 Rp8.923,00 Rp446.150.000
8. Pengadaan Material Geotekstile m2 15000 Rp26.153,00 Rp392.295.000
9. Pemasangan Material Geotekstile m2 14000 Rp7.142,00 Rp99.988.000
10. Pengadaan Material Geosynthetics m2 35000 Rp127.536,00 Rp4.463.760.000
11. Pemasangan Material Geosynthetics m2 33000 Rp12.008,00 Rp396.264.000
12. Pengadaan Material HDPE m2 37000 Rp94.172,00 Rp3.484.364.000
13. Pemasangan Material HDPE m2 34000 Rp17.478,00 Rp594.252.000
14. Pengadaan Material Geotextile m2 26000 Rp70.172,00 Rp1.824.472.000
15. Pemasangan Material Geotextile m2 23000 Rp8.898,00 Rp204.654.000
16. Pekerjaa Beton Kuncian m2 180 Rp1.969.364 Rp354.485.520
17. Pemasangan Cashing Drum bh 23 Rp200,00 Rp4.600
18. Urugan Gravel 5-10 m3 14000 Rp191.127,00 Rp2.675.778.000
19. Urugan Gravel 3-5 m3 4500 Rp28.179,00 Rp126.805.500
20. Pengadaan Material Geotekstile Filtrasi m2 1000 Rp191.127,00 Rp191.127.000
5
No Uraian
PEKERJAAN LAPISAN PROTEKSI & Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Biaya
D
JALAN OPERASIONAL
1. Galian Sampah m3 5000 Rp19.875,00 Rp99.375.000
2. Urugan Kembali m3 6000 Rp16.911,00 Rp101.466.000
3. Buangan Hasil Galian m3 1500 Rp18.247,00 Rp27.370.500
Pengadaan Material HDPE Geomembrane,
4. m3 5000 Rp94.172,00 Rp470.860.000
tebal 1,5 mm
Pemasangan Material HDPE Geomembrane,
5. m3 4000 Rp17.478,00 Rp69.912.000
tebal 1,5 mm
Pengadaan Material Geosynthetics Clay Liner
6. m3 5000 Rp127.536,00 Rp637.680.000
(GCL) 10^-11
Pemasangan Material Geosynthetics Clay
7. m3 4000 Rp12.008,00 Rp48.032.000
Liner (GCL) 10^-11
Pengadaan Material Geotextile proteksi 800
8. m3 6000 Rp70.172,00 Rp421.032.000
gr/m2
Pemasangan Material Geotextile proteksi 800
9. m3 5000 Rp8.898,00 Rp44.490.000
gr/m2
10. Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1:4 m3 800 Rp54.436,00 Rp43.548.800
11. Pekerjaan Siaran m3 700 Rp44.437,00 Rp31.105.900
12. Pekerjaan Plesteran m3 100 Rp36.624,00 Rp3.662.400
13. Pasangan Paving t = 8cm K-300 m3 1500 Rp104.058,00 Rp156.087.000
14. Pekerjaan Beton Bertulang Drainase K-225 m3 250 Rp3.858.300 Rp964.575.000
6
No Uraian
Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Biaya
E PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. As Built Drawing ls 1 Rp5.000.000 Rp 5,000,000
2. Pembersihan Akhir ls 1 Rp15.000.000 Rp 15,500,000
3. Administrasi proyek dan Dokumentasi Foto ls 1 Rp8.500.000 Rp 8,500,000
4. Dokumentasi video swt 1 Rp35.000.000 Rp 35,000,000
Sub total V Rp64.000.000
JUMLAH TOTAL SUB Rp35.767.725.728
PPN 10% Rp3.576.772.573
TOTAL Rp39.344.498.301
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh pada perencanaan TPA Kota Putussibau ini
yaitu:
1. Perencanaan TPA sesuai dengan aturan yang berlaku dimana terdapat
beberapa syarat, yaitu:
a. Pemilihan lokasi TPA sampah Kota Putussibau harus sesuai dengan
ketentuan yang ada pada SNI 03-3241-1994 tentang tata cara pemilihan
lokasi TPA
b. Rencana pengembangan kota dan daerah, tata guna lahan serta rencana
pemanfaatan lahan bekas TPA Putussibau
c. Tersedianya biaya operasi dan pemeliharaan TPA Putussibau
d. Sampah yang dibuang ke TPA harus melalui pengurangan volume
sampah (program 3M) sedekat mungkin dengan sumbernya
e. Sampah yang dibuang dilokasi TPA hanya sampah perkotaan yang
bukan berasal dari industri, rumah sakit yang mengandung limbah B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun)
2. Perencanaan luas lahan TPA untuk 20 tahun kedepan harus memperhatikan
beberapa hal yaitu, mengumpulkan data jumlah penduduk dari Badan Pusat
Statistik, memproyeksi jumlah penduduk untuk 20 tahun kedepan,
menganalisis laju timbulan sampah pada kota Putussibau, dan menghitung
luas area untuk timbulan sampah di TPA Putussibau. Berdasarkan analisis
dan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan jumlah luas lahan sampah
yaitu 10,01 Ha dan dengan rata-rata 0,5 Ha untuk 20 tahun perencanaan dan
7,009 untuk lahan urug.
3. Perencanaan bangunan tanggul di TPA Putussibau yaitu dengan mengetahui
dasar tanggul, atas tanggul serta tinggi tanggul yang digunakan. Kemudian
dilakukan perhitungan luas tanggul yang didapatkan yaitu 40 meter.
61
62
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari perencanaan TPA Kota Putussibau ini yaitu
diperlukannya survey lapangan terlebih dahulu agar dapat mendesain tata letak
zona di TPA tersebut.
LAMPIRAN
63
B
MATA KULIAH
PERENCANAAN TPA
6.9
1 : 100
Inlet
Dr. ARIFIN, S.T., M.Eng.Sc
NIP. 197210281998031005
2.0
DIKERJAKAN OLEH
3.4
Outlet NAMA NIM
Harummitha Harissa D1051191006
Johannes Kevin Adam J.S D1051191026
POTONGAN A - A Muhammad Ilham Maulana
Raina Syawfani
D1051191034
D1051191044
Muhammad Farrell Dwigi V D1051191086
SKALA 1 : 100 JUDUL GAMBAR
BAK PENGUMPUL
Inlet
LEGENDA
2.0
Outlet
6.9
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 100 SKALA
1 : 100
TANGGAL NO LEMBAR JUMLAH LEMBAR
16/6/2022 1 9
B
MATA KULIAH
A A
PERENCANAAN TPA
10.89
Inlet Outlet
DOSEN PENGAMPU
NIP. 197210281998031005
DIKERJAKAN OLEH
B NAMA NIM
Harummitha Harissa D1051191006
21.78 Johannes Kevin Adam J.S D1051191026
Muhammad Ilham Maulana D1051191034
Raina Syawfani D1051191044
BAK Muhammad Farrell Dwigi V D1051191086
JUDUL GAMBAR
Inlet 1 : 100
2.0 Outlet
21.8
Inlet HOLE PLUG CONTROL
10.9 POTONGAN A - A
SKALA
2.0 1 : 100
TANGGAL NO LEMBAR JUMLAH LEMBAR
Outl
16/6/2022 2 9
POTONGAN B - B
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2022
11.9
MATA KULIAH
PERENCANAAN TPA
DOSEN PENGAMPU
6.0
NIP. 197210281998031005
DIKERJAKAN OLEH
NAMA NIM
Harummitha Harissa D1051191006
Johannes Kevin Adam J.S D1051191026
Muhammad Ilham Maulana D1051191034
Raina Syawfani D1051191044
Muhammad Farrell Dwigi V D1051191086
JUDUL GAMBAR
BAK MATURASI
LEGENDA
6.0
6.0
0.4 0.4
SKALA
1 : 100
TANGGAL NO LEMBAR JUMLAH LEMBAR
16/6/2022 3 9
9.8
B
..\..\..\Downloads\download
(1).png
PERENCANAAN TPA
DOSEN PENGAMPU
B
BAK ANAEROB 1:100
Dr. ARIFIN, S.T., M.Eng.Sc
NIP. 197210281998031005
DIKERJAKAN OLEH
NAMA NIM
Harummitha Harissa D1051191006
Johannes Kevin Adam J.S D1051191026
Muhammad Ilham Maulana D1051191034
Raina Syawfani D1051191044
Muhammad Farrell Dwigi V D1051191086
JUDUL GAMBAR
BAK ANAEROB
9.7480 9.7480 LEGENDA
8.7480
9.3506
1.30
1.29
6.7480
POTONGAN A - A
POTONGAN B - B 1:100
1:100 SKALA
1 : 100
TANGGAL NO LEMBAR JUMLAH LEMBAR
16/6/2022 4 9
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
B
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
7.4440
2022
MATA
KULIAH
3.9500 3.3940
A A
3.72
DOSEN PENGAMPU
NIP. 197210281998031005
1:50 NAMA
Harummitha Harissa
NIM
D1051191006
Johannes Kevin Adam J.S D1051191026
3.7 Muhammad Ilham Maulana D1051191034
Raina Syawfani D1051191044
Muhammad Farrell Dwigi V D1051191086
JUDUL GAMBAR
3.7
1.8
POTONGAN A - A POTONGAN B - B
1:50 1:50
SKALA
1 : 50
TANGGAL NO LEMBAR JUMLAH LEMBAR
16/6/2022 5 9
718937.89 m E
90744.72 m N
4 40
40 JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
50 40 FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2022
ZONA 1 ZONA 2 MATA KULIAH
50 40 PERENCANAAN TPA
40 50
60
JALAN OP40RASIONAL DOSEN PENGAMPU
50
Dr. ARIFIN, S.T., M.Eng.Sc
60
NIP. 197210281998031005
ZONA 3 ZONA 4
DIKERJAKAN OLEH
60
40 NAMA NIM
70 70 50 Harummitha Harissa
Johannes Kevin Adam J.S
D1051191006
D1051191026
Muhammad Ilham Maulana D1051191034
60 JALAN OPRASIONAL Raina Syawfani
Muhammad Farrell Dwigi V
D1051191044
D1051191086
JUDUL GAMBAR
BAK BIOFILTRASI
IPL
LEGENDA
JALUR DRAINASE
70 50 4 A
Inlet
JALUR LINDI
40 KONTUR
60 50
KANTOR PRASARAN DAN SARANA
POHON
SKALA
50
1 : 100
TANGGAL
NO LEMBAR
16/6/2022
6 JUMLAH
LEMBAR
9
5.0
PAVING BLOCK DETAIL DETAIL I DAN II
Tebal : 0.08 III
TIMBUNAN
TANAH
DIPADATKAN
TANAH URUG
Tebal : 0.10
DETAIL IV
MATA KULIAH
TANAH
LIAT
Tebal 0.20
PERENCANAAN TPA
DOSEN PENGAMPU
NIP. 197210281998031005
KAYU CERUCUK
Panjang : 15.0
DIKERJAKAN OLEH
15.0
NAMA NIM
Harummitha Harissa D1051191006
Johannes Kevin Adam J.S D1051191026
Muhammad Ilham Maulana D1051191034
Raina Syawfani D1051191044
Muhammad Farrell Dwigi V D1051191086
JUDUL GAMBAR
DIMENSI TANGGUL
LEGENDA
20.0
SKALA
16/6/2022 7 9
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2022
MATA KULIAH
PERENCANAAN TPA
TIMBUNAN SAMPAH
DOSEN PENGAMPU
5.0
DIKERJAKAN OLEH
NAMANIM
Harummitha HarissaD1051191006 Johannes Kevin Adam J.S
JUDUL GAMBAR
BAK MATURASI
PIPA DRAINASE PIPA LINDI KAYU CERUCUK LEGENDA
Panjang : 15.0
SKALA
1 : 400
TANGGALNO LEMBAR JUMLAH LEMBAR
16/6/2022 8 9
DETAIL I DETAIL II
..\..\..\Downloads\download
(1).png
LIFT I
GEOGRIT
DOSEN PENGAMPU
TANAH LIAT TANAH URUG
Tebal 0.20 Tebal : 0.20
NIP. 197210281998031005
DETAIL IV
DETAIL III DIKERJAKAN OLEH
NAMA NIM
3. Harummitha Harissa D1051191006
PAVING BLOCK 5 Johannes Kevin Adam J.S D1051191026
Tebal : 0.08 Muhammad Ilham Maulana D1051191034
TANAH URUG
Raina Syawfani D1051191044
BETON GEOTEXTILE PROTEKSI Tebal : 0.10 Muhammad Farrell Dwigi V D1051191086
0.2 JUDUL GAMBAR
0.2 BETON
TIMBUNAN TANAH DIPADATKAN DETAIL DESAIN TANGGUL
GEBALAN RUMPUT
LEGENDA
4.1
HDPE GEOMEMBRANE
0.2
TANAH LIAT
0.3 CERUCUK
Tebal 0.20
TANAH
SKALA
1 : 25
TANGGALNO LEMBAR JUMLAH LEMBAR
16/6/2022 9 9