Anda di halaman 1dari 150

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan


Di Kabupaten Jeneponto

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya,
sehingga Laporan Akhir Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area
Provinsi Sulawesi Selatan di Kabupaten Jeneponto dapat diselesaikan.

Laporan Antara ini merupakan langkah kedua atau tindak lanjut dari
laporan sebelumnya. Laporan isi menguraikan tentang Pendahuluan, Tinjauan
Kebijakan dan Studi Terkait Pendeketan dan Meodologi, Analisis Kawasan dan
Konsep Perencanaan dan Perancangan serta Pelaksanaan Kegiatan.

Akhir kata, tim penyusun mengharapkan bantuan kepada semua pihak


dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan Rest Area Kabupaten Jeneponto
Provinsi Sulawesi Selatan dapat terselesaikan dengan baik.

Makassar, Oktober 2019

Hormat Kami

Tim Penyusun

ii
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

DAFTAR ISI
Sampul....... ............................................................................................. i
Kata Pengantar....................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................... 1
B. Permasalahan ............................................................ 2
C. Maksud, Tujuan dan Sasaran Kegiatan...................... 3
D. Referensi Hukum........................................................ 5
E. Lokasi Pekerjaan dan Luasan .................................... 6
F. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan .................................. 7
G. Pelaporan dan Keluaran Yang Dihasilkan .................. 7
1. Tahap Perencanaan ............................................... 7
2. Tahap Pengawasan Berkala .................................. 9

BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN


A. Rancangan Awal RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2018 - 2023 ..................................................... 13
1. Srategi .................................................................... 13
2. Arah Kebijakan ....................................................... 19
B. Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Jeneponto (RPJM). .................................. 20
1. Visi dan Misi Kabupaten Jeneponto dalam RPJM
2014-2018............................................................. 20

iii
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

2. Rumusan Arah Kebijakan dan Program


Unggulan Pembangunan 2014-2018 .................... 22
C. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
Jeneponto................................................................... 24
1. Tujuan Penataan Ruang......................................... 24
2. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten .... 24
3. Strategi Penataan Ruang ....................................... 25

B. Penyusunan Feasibility Studi Rest Area Kabupaten


Jeneponto................................................................... 32
1. Kriteria Umum......................................................... 32
2. Strategi dan Implementasi...................................... 34

BAB 3 PENDEKATAN DAN METODOLOGI


A. Pendekatan Perencanaan .......................................... 41
1. Pendekatan Kelembagaan. .................................... 41
2. Pendekatan Pelaksanaan....................................... 42
3. Pendekatan Proses Pelaksanaan Kegiatan ........... 44
B. Metodologi.................................................................. 45
1. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan .............................. 45
2. Sumber Data .......................................................... 49
3. Pengumpulan Data................................................. 53
4. Cara Pengumpulan Data ........................................ 56
5. Metode Kompilasi Data .......................................... 57
6. Analisis ................................................................... 57
C. Hasil Akhir Rencana ................................................... 58
B. Pemahaman Tentang Rest Area ................................ 62
1. Defenisi dan Pengertian Rest Area ........................ 52
2. Pengertian Detail Fasilitas Pendukung Rest Area .. 64
C. Konsep Rest Area (Michi No Eki di Jepang)............... 73

iv
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

1. Perencanaan dam Pengaturan Ruang ................... 76


2. Konsep Desain Fasilitas ......................................... 77

BAB 4 ANALISIS PERENCANAAN


A. Analisis Tapak ............................................................ 79
1. Kondisi Eksisting .................................................... 79
2. Kebisingan.............................................................. 81
3. Aksesbilitas dan Sirkulasi ....................................... 82
4. Vegetasi dan Ruang Terbuka Hijau........................ 84
5. Pemandangan dari dan Ke Tapak .......................... 85
6. Kondisi Iklim ........................................................... 86
B. Analisis Ruang ........................................................... 88
1. Fungsi Ruang ......................................................... 88
2. Analisis Aktifitas...................................................... 89
3. Analisis Pergerakan................................................ 91

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


A. Konsep Perencanaan ................................................. 93
1. Konsep Kapasitas Kawasan ................................... 93
2. Konsep Pelaku Kegiatan ........................................ 94
3. Konsep Besaran Ruang ......................................... 96
4. Konsep Hubungan Antar Ruang............................. 100
B. Spesifikasi Kawasan................................................... 101
C. Tata Massa................................................................. 102
D. Sirkulasi dan Parkir..................................................... 103
E. Ruang Terbuka dan vegetasi ..................................... 106
F. Rancangan Bentuk dan Struktur Ruang ..................... 107
G. Rancangan Utilitas Kawasan...................................... 111

v
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

1. Instalasi Air Bersih, Air Kotor Cair dan Padat ......... 111
2. Instalasi Listrik dan Penerangan............................. 113
3. Penghawaan Ruangan ........................................... 114
4. Konsep Pencegahan dan Pemadam Kebakaran.... 114
BAB 6 PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tenaga Ahli Profesional ............................................. 117
B. Mekanisme Kerja........................................................ 118
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

A. LATAR BELAKANG KEGIATAN

Pembangunan rest area tidak meleburkan karakter daerah setempat

dan menyesuaikan dengan era sekarang jadi pengembangan antara latar

setempat dan modern. Regionalism (kedaerahan) menekankan pada

pengungkapan karakterisktik suatu daerah atau arsitektur kontemporer

Kebiasaan masyarakat dalam suatu kelompok budaya yang tidak dirubah dalam

jangka waktu yang mereka ciptakan tetap dapat melayani kebiasaan-kebiasaan

tersebut dengan makna yang mendalam. Karakter lokal menjadi acuan dalam

pembangunan rest area, yaitu dengan cara menampilkan identitas watak dan

perilaku, yang dapat dilihat dari beberapa aspek yang muncul seperti memaknai

proses hasil bumi daerah tersebut. Kecenderungan perubahan fungsi lahan

untuk mengakomodasi berbagai kegiatan yang saling terkait dengan fungsi

Kawasan.

Rest area adalah suatu fasilitas umum dan sosial yang dibutuhkan oleh

masyarakat dimana pun itu dengan letaknya yang strategis. Masyarakat yang

mengalami lelah saat mengemudi jarak tempuh yang jauh dan mencari tempat

titik lelah < 25 km sesuai SPM (Standart Pelayanan Minimal) jalan tol yang

diatur dalam Permen PU No.16/PRT/M/2014 dan tidak hanya melihat dari

1
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

aturan Permen tetapi juga melihat aturan dari pihak badan pengelola jalan tol

yang sudah memiliki/ merencanakan suatu DED (Detail Engineering Design)

yang ada.

Rest area merupakan tempat dimana pengemudi yang lelah dapat

berhenti dan beristirahat apabila lelah dalam perjalanan ini belum ada,

rencananya rest area ini sangatlah cocok untuk dilaksanakan di sepanjang jalan

raya Kabupaten Jeneponto ini yang perkiraan jarak tempuhya cukup jauh yaitu

75,67 km. Saat ini hanya masih ada satu rest area disepanjang jalan raya

Kabupaten Jeneponto yaitu Taman Roya yang berada di Kecamatan

Tamalatea. Maka dari itu untuk memenuhi kebutuhan warga Kabupaten

Jeneponto dibangunlah rest area ini karena penting bagi keselamatan

pengemudi yang mengalami kelelahan saat dalam perjalanan, kelaparan, dan

kurang sehat untuk bisa berhenti dan beristirahat di rest area ini.

B. PERMASALAHAN

Kabupaten Jeneponto merupakan salah Kabupaten yang ada di Sulawesi

Selatan dengan luas wilayah 749,79 km2 sebagai jalan penghubung menuju ke

Kota Makassar dan merupakan Kabupaten Terluas yang pengemudi lewati dari

arah Bulukumba menuju Kota Makassar. Di Kabupaten Jeneponto hanya

memiliki satu rest area yang disebut Taman Roya yang berada di Kecamatan

Tamalatea. Dengan kondisi jarak tempuh jalan Jeneponto yang cukup Panjang

2
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

maka masih dibutuhkan rest area untuk mendukung keselamatan bagi

pengemudi yang melakukan perjalanan. Adapun permasalahannya yaitu :

1. Bagaimana menyediakan tempat istrahat dan pelayanan yang memiliki daya

tarik bagi para pengguna jalan, sahingga para pengguna jalan berkeinginan

lebih untuk mengunjungi rest area?

2. Bagaimana menghadirkan desain kawasan rest area yang mampu menjadi

sarana promosi bagi potensi daerah baik itu komoditi lokal maupun produk-

produk olahan setempat?

3. Bagaimana menyediakan fasilitas rest area yang mampu menerapkan prisip-

prinsip Kearifan lokal daerah tersebut?

4. Bagaimana menghadirkan desain kawasan dengan memanfaatkan sumber

daya lokal?

C. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN

Maksud dari kegiatan Penyusunan Rest Area Jeneponto ini adalah

sebagai tindak lanjut penyusunan masterplan kawasan Rest Area Kabupaten

Jeneponto, dan sebagai produk yang mampu memberikan masukan-masukan

kepada Daerah. Masukan tersebut mengenai rencana dan program

pembangunan fisik dalam penanganan tata bangunan dan lingkungan

Kawasan tersebut yang mencakup kegiatan:

3
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

a) Tahap Persiapan Perencanaan (Konsep Rancangan)

b) Tahap Pra Rencana

c) Tahap Pengembangan

d) Tahap Rancangan Gambar Detail dan Pengadaan RKS dan RAB

e) Tahap Pelelangan

Sedangkan Tujuan dari kegiatan Penyusunan DED Pusat Rest Area

Jeneponto adalah :

1. Memberikan Data dan Informasi yang lebih detail mengenai

lokasi rencana pembagunan rest area.

2. Mendapatkan hasil perencanaan teknis Pembangunan Kawasan Rest Area

Jeneponto sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan karakteristik daerah

perencanaan sehingga didapatkan dokumen perencanaan yang lengkap

dan dapat digunakan sebagai pedoman bagi tahapan perencanaan

selanjutnya hingga ke pelaksanaan fisik.

Berdasarkan Maksud dan Tujuan tersebut di atas. Maka Sasaran yang

ingin dicapai kegiatan ini adalah Terwujudnya suatu perencanaan yang

komprehensif, baik ditinjau dari aspek arsitektural dan struktural, maupun dari

aspek ekonomis serta tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan pembangunan

Rest Area Jeneponto dan bisa menerjemahkan secara fisik berdasarkan

aturan teknis yang berlaku serta pemenuhan keseluruhan data administrasi,

4
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

teknis maupun kelengkapan lain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahapan

rencana selanjutnya hingga pembangunan Fisik.

D. REFERENSI HUKUM

Dasar hukum dan kebijakan yang menjadi Referensi Hukum

penyusunan DED Rest Area Jeneponto, antara lain;

 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-

Pokok Agraria

 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya

Alam

 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan

Perlindungan Lingkungan Hidup

 Permen PU No.16/PRT/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan

Tol

 Rancangan Awal RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018-2023

 RPJMD Kabupaten Jeneponto 2014-2018.

 Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Jeneponto.

5
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

E. LOKASI PEKERJAAN DAN LUASAN

Lokasi kegiatan Perencanaan DED Rest Area Jeneponto ini

dilaksanakan di kawasan lokasi rencana pembangunan Rest Area Jeneponto

yang terletak Lingkungan Borong Untia Kampung Karama Kelurahan

Benteng Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Lokasi rencana

pembangunan Rest Area Jeneponto merupakan lahan kosong, berdasarkan

data dan kajian yang ada sebelumnya dengan luas areal kawasan + 3,5 Ha

6
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

F. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu penyelesaian pelaksanaan kegiatan Penyusunan DED

Rest Area Jeneponto adalah selama 6 (enam) minggu atau 42 hari kalender

terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK).

G. PELAPORAN DAN KELUARAN YANG DIHASILKAN

1. Tahapan Perencanaan

Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan Perencana berdasarkan

Kerangka Acuan Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat

perjanjian, yang minimal meliputi:

a) Tahap Konsep Perencanaan

1) Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi,

jumlah dan kualifikasi tim perencana, metoda pelaksanaan, dan

tanggung jawab perencanaan.

2) Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi

hubungan ruang, dll.

3) Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah,

keterangan rencana kota, dll.

b) Tahap Pra Rencana Teknis

1) Pengukuran Topografi Lahan Rest Area

2) Gambar-gambar rencana tapak

3) Gambar-gambar pra rencana bangunan

7
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

4) Perkiraan biaya pembangunan

5) Laporan perencanaan

6) Mengurus kelengkapan untuk perizinan

7) Hasil konsultasi rencana dengan Pemda setempat

8) Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)

c) Tahap Pengembangan Rencana

1) Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dwi dan

trimatra bila diperlukan

2) Rencana Landscape

3) Rencana struktur (apabila ada), beserta uraian konsep dan

perhitungannya

4) Rencana Sirkulasi Kendaraan Keluar Masuk Rest Area

5) Rencana perletakan Fasilitas Pendukung/Penunjang di lokasi Rest

Area

6) Rencana mekanikal elektrikal termasuk IT, beserta uraian konsep dan

perhitungannya (apabila ada)

7) Garis besar spesifikasi teknis (outline specification)

8) Perkiraan biaya

d) Tahap Rencana Detail

1) Membuat Gambar Hasil Pengukuran Topografi

2) Membuat gambar-gambar detail

3) Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

8
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

4) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan (BoQ)

5) Rencana Anggaran Biaya (RAB) pekerjaan konstruksi berdasarkan

analisa biaya konstruksi SNI

6) Menyusun laporan perencanaan: struktur, utilitas, lengkap dengan

perhitungan-perhitungan yang bisa dipertanggungjawabkan.

e) Tahap Pelelangan (Dokumen Perencanaan Teknis)

1) Gambar rencana beserta detail pelaksanaan: arsitektur, struktur,

mekanikal, elektrikal, pertamanan (Landscape), dan tata ruang

2) Rencana kerja dan syarat-syarat administratif, syarat umum dan

syarat teknis (RKS)

3) Rencana Anggaran Biaya (RAB)

4) Rincian volume pekerjaan/Bill of Quantity (BoQ)

5) Laporan perencanaan

2. Tahap Pengawasan Berkala

Laporan pengawasan berkala; seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan

pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian

gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan,

memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama

masa konstruksi, memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan

dan membuat laporan akhir pengawasan berkala.

9
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

a. Menyusun laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas

perubahan perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk

penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk

petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-

elektrikal bangunan.

Laporan dan keluaran yang akan dihasilkan kegiatan Penyusunan

DED Rest Area di Kabupaten Jeneponto, antara lain;

3. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan memuat : persiapan pelaksanaan pekerjaan mulai

dari pendekatan dan metode pekerjaan, rincian kegiatan dan jadwal

pelaksanaan pekerjaan, serta uraian tugas dan rencana mobilisasi personil.

4. Laporan Antara

Laporan Antara memuat hasil kegiatan survey lapangan dan studi literatur,

gambaran umum lokasi, analisis data dan evaluasi dan konsep

pengembangan Kawasan.

5. Draft Laporan Akhir

Draft Laporan Akhir merupakan laporan sementara yang digunakan

sebagai bahan diskusi dengan pihak terkait yang sudah memuat hasil

survey, identifikasi, desain perencanaan serta estimasi biaya, 3D dan

Animasi. Kawasan.

10
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

6. Laporan Akhir

Laporan Akhir memuat : Laporan ini sebagai hasil final dari seluruh

pekerjaan yang disempurnakan dari serangkaian diskusi/seminar.

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN LAPORAN PENDAHULUAN

Dokumen Laporan ini merupakan Laporan Pendahluan dari kegiatan

Penyusunan DED Rest Area Jeneponto yang disajikan ke dalam 6 (Enam) Bab

pembahasan, antara lain;

BAB. I PENDAHULUAN

Dalam bab ini yang akan dibahas antara lain adalah Pengertian rest area,

Permasalahan, Latar belakang kegiatan, Maksud, tujuan dan sasaran kegiatan,

Referensi Hukum, Lokasi Pekerjaan dan Luasan, Waktu pelaksanaan

pekerjaan, Pelaporan dan Keluaran yang dihasilkan serta sistematika

pembahasan laporan pendahuluan dari kegiatan Penyusunan DED Rest Area

Jeneponto.

BAB. II TINJAUAN KEBIJAKAN DAN WILAYAH PERENCANAAN

Dalam bab ini, yang akan dibahas adalah Tinjauan kebijakan

Kabupaten Mimika, membahas tentang; Tinjauan terhadap Rencana

Pembangunan Jangka menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jeneponto,

meliputi; Visi, Misi dan Strategi Pembangunan Kabupaten Jeneponto, dan

11
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Jeneponto.

BAB. III PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai; Pendekatan perencanaan,

Metodologi, Pemahaman tentang rest area, Presedenkonsep rest area (Michi

No Eki di Jepang).

BAB. IV ANALISIS

Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai; Kondisi esksisting, Analisis

tautan wilayah, Analisis aksesibilitas dan sirkulasi, Analisi kebisingan, Analisis

view, Analisis Vegetasi, Analisis Iklim dan lintasan matahari, Utilitas..

BAB. V KONSEP PERENCANAAN DAN RANCANGAN (DESIGN)

Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai; Konsep Kawasan,

konsep lansekap konsep tata massa dan konsep utilitas kawasan.

12
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

A. RANCANGAN AWAL RPJM D PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN


2018-2023 ( BAB IV : STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH)

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan

komprehensif tentang bagaimana pemerintah daerah mencapai tujuan dan

sasaran RPJMDdengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang

komprehensif, strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan

transformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan strategis

tidak saja mengagendakan aktivitas pembangunan, tetapi juga segala program

yang mendukung dan menciptakan layanan masyarakat tersebut dapat

dilakukan dengan baik, termasuk di dalamnya upaya memperbaiki kinerja dan

kapasitas birokrasi, sistem manajemen, dan pemanfaatan teknologi informasi.

1. Strategi
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah

sebagaimana dirumuskan pada Bab V, diperlukan strategi yang menurut

Permendagri No. 86 tahun 2017, menyebutkan bahwa strategi merupakan

rangkaian tahapan atau langkah-langkah yang berisikan grand design

13
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

perencanaan pembangunan dalam upaya untuk mewujudkan tujuan dan

sasaran pembangunan daerah yang telah ditetapkan. Strategi dirumuskan

dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman

dalam mencapai sasaran. Sebuah strategi dapat dirumuskan untuk mencapai

satu sasaran, dapat juga untuk mewujudkan lebih dari satu sasaran.

Berdasarkan pemahaman tersebut maka rumusan strategi RPJMD Provinsi

Sulawesi Selatan 2018-2023 adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kapabilitas dan keunggulan SDM aparatur serta

memanifestasikan kelembagaan pemerintahan yang bersih dan

berakuntabilitas secara beriringan dengan pemanfaatan teknologi

informasi untuk inovasi bagi pelayanan yang responsive;

b. Meningkatkan jangkauan dan kualitas infrastruktur wilayah dalam membuka

wilayah terisolir, memperkuatan interkoneksivitas pusat-pusat pertumbuhan

ekonomi dan mendukung pencapaian target-target pembangunan secara

berkelanjutan;

c. Memperkuat dukungan sarana-prasarana pada kawasan pusat-pusat

pertumbuhan ekonomi baru dan mengoptimalkan peran sumber-sumber

pertumbuhan pada kawasan tersebut disertai seiring dengan terbangunnya

sistem yang mendukung kemudahan berinvestasi

d. Mengorientasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru pada manfaat

yang sebesar-besarnya untuk masyarakat lapisan bawah seiring dengan

14
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

kordinasi penanggulangan kemiskian secara langsung pada wilayah

kantong-kontong kemiskinan;

e. Mengefektifkan link and match antara proses pendidikan vokasional dengan

perkembangan dunia usaha dan industri serta meningkatkan kualitas

belajarmengajar pada pendidikan menengah umum dalam meningkatkan

kelulusan pada pendidikan tinggi bereputasi;

f. Meningkatkan keterpenuhan sarana-prasarana pelayanan kesehatan

berbasis regional secara beriringan dengan upaya preventif dalam

penanganan kesehatan;

g. Memperkuat ekonomi kerakyatan melalui hilirisasi pengelolaan komoditas

berbasis sumberdaya alam dengan dukungan sarana-prasarana pada

proses produksi, pengolahan dan pemasaran yang berorientasi pada

ketahanan pangan dan energi serta perbaikan pendapatan masyarakat;

h. Mengintegrasikan tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan pada pilar

ekologi dalam menyelaraskan upaya-upaya pemanfaatan jasa lingkungan

dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta keterpeliharaan

kualitas lingkungan.

Dengan berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah

dirumuskan pada pembahasan bab sebelumnya, dalam rangka mencapai

sasaran-sasaran pembangunan maka dirumuskan strategi pada tiap sasaran

RPJMD yang terinci pada tabel berikut.

15
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Tabel 2.1.
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi
Provinsi Sulawesi Selatan
VISI : SULAWESI SELATAN YANG INOVATIF, PRODUKTI F, KOMPETITIF,
INKLUSIF DAN BERKARAKTER
Tujuan Sasaran Strategi
MISI 1 : Mewujudkan Pemerintahan yang Berorientasi Melayani dan Inovatif
Meningkatkan kualitas 1. meningkatnya Meningkatkan kapabilitas
penyelenggaraan akuntabilitas dan keunggulan SDM
pemerintahan dan kinerja dan memanifestasikan
pelayanan keuangan Kelembagaan

pemerintahan : pemerintahan yang bersih


dan berakuntabilitas
2. meningkatnya
secara beriringan dengan
kualitas
pemanfaatan teknologi
penyelenggaraan
informasi untuk inovasi
pelayan publik
bagi pelayanan yang
responsive

MISI 2 : Mewujudkan Infrastruktur yang Berkualitas dan Aksesibilitas


Meningkatkan Meningkatnya kapasitas Meningkatkan jang-kauan
aksesibilitas infrastruktur koneksivitas dan kualitas infrastruktur
wilayah pelosok dan wilayah wilayah dalam membuka
koneksivitas antar wilayah wilayah terisolir,
memperkuatan
interkoneksivitas pusat-
pusat pertumbuhan
ekonomi dan mendukung

16
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

pencapaian target-target
pembangunan secara
berkelanjutan
MISI 3 : Mewujudkan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru yang Produktif
Meningkatkan 1. Meningkatnya Memperkuat dukungan
pendapatan produktivitas pada sarana prasarana pada
masyarakat secara pusat-pusat kawasan pusat-pusat
merata antar lapisan dan pertumbuhan pertumbuhan ekonomi
antar wilayah ekonomi baru; baru dan mengoptimalkan
peran sumber-sumber
pertumbuhan pada
kawasan tersebut disertai
2. Menurunnya
dengan kordinasi
kesenjangan antar
penanggulangan
lapisan masyarakat
kemiskinan
dan antar wilayah

MISI 4 : Mewujudkan Kualitas Manusia yang Kompetitif, Inklusif dan Berkarakter


Meningkatkan kualitas 1. Meningkatnya derajat Mengefektifkan link and
SDM secara inklusif (Link kecerdasan dan match antara proses
and Match) penguasaan Iptek pendidikan vokasional
masyarakat; dengan perkembangan
dunia usaha dan industri
serta meningkatkan
kualitas belajar-mengajar
pada pendidikan
menengah umum dalam
meningkatkan kelulusan
pada pendidikan tinggi

17
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

bereputasi.

2. Meningkatnya derajat Meningkatkan


kesehatan masyarakat; keterpenuhan sarana
prasarana pelayanan
kesehatan berbasis
regional secara beriringan
dengan upaya preventif
dalam penanganan
kesehatan
MISI 5 : Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Produk Sumberdaya
Alam yang Berkelanjutan
Mengoptimalkan 1.Meningkatnya Memperkuat ekonomi
pengelolaan sumberdaya produktivitas dan daya kerakyatan melalui
alam secara berdaya saing produk sektor hilirisasi pengelolaan
saing tanpa mengabaikan perekonomian berbasis komoditas berbasis
kelestarian dan daya sumberdaya alam; sumberdaya alam
dukung lingkungan hidup dengan dukungan sarana
prasarana pada proses
produksi, pengolahan dan
pe-masaran yang
berorientasi pada
ketahanan pangan dan
energi serta perbaikan
pendapatan masyarakat
2. Terpeliharanya daya Mengintegrasikan
dukung lingkung hidup tujuantujuan
dalam menjamin pembangunan
keberlanjutan berkelanjutan pada pilar

18
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

pembangunan. ekologi dalam


menyelaraskan upaya-
upaya pemanfaatan jasa
lingkungan dengan daya
dukung dan daya tamping
lingkungan serta
keterpeliharaan kualitas
lingkungan

2. Arah Kebijakan

Arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah merupakan

pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan

guna mencapai sasaran RPJMD secara bertahap. Tahapan dan prioritas yang

ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan dan isu strategis yang hendak

diselesaikan berkaitan dengan pengaturan waktu.Kebijakan tahunan yang

belum terlaksana tetap akan menjadi perhatian pada tahun berikutnya

disamping kebijakan prioritas tahun berjalan.

Penekanan prioritas kebijakan pada setiap tahapan berbeda-beda,

namun memiliki kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya dalam

rangka mencapai sasaran tahapan lima tahunan dalam RPJMD. Dengan

prioritisasi kebijakan tersebut bukan berarti program/kegiatan pembangunan

operasional OPD di luar yang diprioritaskan tidak berjalan, ia tetap berjalan

19
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

tetapi dengan penekanan strategis yang lebih rendah dibanding yang

diprioritaskan. Kebijakan pembangunan dengan penekanan strategis lebih

rendah dimaksud adalah program-program operasional pada semua OPD

yang melaksanakan.

B. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN

JENEPONTO (RPJMD)

1. Visi dan Misi Kabupaten Jeneponto dalam RPJMD Tahun 2014 - 2018

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun

2014 - 2018 Kabupaten Jeneponto memiliki Visi :

“Mewujudkan Pemerintahan Yang Baik dan Penguatan Daya Saing Daerah

Menuju Masyarakat Jeneponto Yang Sejahtera”.

Makna visi tersebut adalah:

a. Dapat dimaknai bahwa adanya suatu niat, tekad dan keinginan yang bulat

(good will) yang dilandasi oleh hati nurani untuk mewujudkan penyelenggaraan

tata kelola pemerintahan berdasarkan asas-asas good governance ditandai

dengan meningkatnya pelayanan publik yang efektif dan efisien, terlaksananya

reformasi birokrasi daerah, meningkatnya kapasitas fiskal daerah dan

meningkatnya pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan;

b. Dapat dimaknai sebagai kondisi Kabupaten Jeneponto tahun 2018 yang

diperhitungkan di Provinsi Sulawesi Selatan dan Nasional sebagai daerah

yang memiliki daya saing daerah yang kuat melalui pengelolaan dan

20
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

pengembangan potensi daerah secara inovatif, kreatif, berwawasan

lingkungan dan berkelanjutan ditandai dengan peningkatan citra daerah

dikancah regional dan nasional melalui produk-produk potensi lokal yang

memiliki nilai kompetitif (branding comoditi) dan peningkatan perekonomian

masyarakat; dan

c. Dapat dimaknai sebagai kondisi masyarakat Kabupaten Jeneponto tahun 2018

yang relatif terpenuhi kebutuhan hidupnya baik spritual maupun materil secara

layak dan berkeadilan sesuai perannya dalam kehidupan yang ditandai

dengan meningkatnya indeks dan peringkat IPM di tingkat Provinsi Sulawesi

Selatan, meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan ekonomi secara

progresif, menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran, meningkatnya

prestasi-prestasi masyarakat serta berhasilnya Kabupaten Jeneponto keluar

sebagi daerah tertinggal.

Adapun misinya adalah:

a. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik melalui penyelenggaraan

pemerintahan yang berdasarkan prinsip-prinsip good governance;

b. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM);

c. Membangun kemandirian ekonomi masyarakat dengan mengoptimalkan

sumberdaya daerah yang berpijak pada pemberdayaan masyarakat,

berkelanjutan yang bertumpu pada potensi lokal;

d. Mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efesien, produktif,

transparan, dan akuntabel;

21
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

e. Mewujudkan pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar di setiap

desa/kelurahan yang merujuk pada prinsip pengembangan dan tata ruang dan

lingkungan permukiman yang berkelanjutan; dan

f. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.

2. Rumusan Arah Kebijakan dan Program Unggulan Pembangunan 2014 -


2018

a. Rumusan Arah Kebijakan Pembangunan 2014 - 2018


 Penyelenggaraan Tata Pemerintahan yang baik dan bersih;
 Peningkatan kualitas SDM aparatur;
 Pembangunan bidang pendidikan dan pelatihan masyarakat;
 Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat;
 Pemberdayaan dan pengentasan keluarga miskin;
 Pengembangan ekonomi daerah;
 Pengembangan ekonomi kerakyatan;
 Penguatan kapasitas fiskal daerah;
 Peningkatan kapasitas infrastruktur wilayah secara merata;
 Peningkatan penataan ruang wilayah, termasuk penataan ibukota
kabupaten dan kecamatan; dan
 Memperkokoh kehidupan keagamaan.

b. Rumusan Program Unggulan 2014 - 2018

 Program penataan ruang wilayah termasuk penataan wilayah perkotaan

(ibukota kabupaten dan kecamatan);

 Program pendidikan gratis bermutu terpadu SD - SLTA;

 Program kesehatan gratis terpadu;

22
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

 Program pembangunan sistem layanan kesehatan respon cepat;

 Program pengembangan layanan publik tindak cepat;

 Program penanggulangan kemiskinan secara koordinatif, sinergis dan

integratif (assesment-perencanaan-penanganan);

 Program peningkatan dan pemerataan infrastruktur;

 Program peningkatan produksi dan nilai tambah ekonomis komoditas

unggulan;

 Program perlindungan kualitas dan pengendalian dampak lingkungan

hidup;

 Program peningkatan layanan air bersih dan sanitasi;

 Pengembangan dan dukungan, fasilitasi dan stimulan bagi usaha produktif

dan kreatif;

 Program pengembangan perumahan dan permukiman;

 Program peningkatan kompetensi dan insentif bagi imam mesjid, guru

mengaji, serta imam dusun;

 Program penguatan modal kerja/investasi bagi koperasi dan UMKM,

seperti KUR, KUM;

 Program peningkatan keterampilan dan kualitas tenaga kerja dalam

rangka perluasan kesempatan kerja, seperti optimalisasi peran

BLK, PKBM, pemberdayaan lembaga-lembaga kursus;

 Program peningkatan pengembangan dan pengelolaan kawasan strategis

daerah secara koordinatif dan terpadu; dan

23
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

 Program elektrifikasi daerah terisolir, seperti PLTS.

C. KEBIJAKAN PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN JENEPONTO

1. Tujuan Penataan Ruang

Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Jeneponto adalah Mewujudkan

penataan ruang wilayah kabupaten yang aman, nyaman, dan memenuhi

kebutuhan pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya, yang berwawasan

lingkungan dengan memperhatikan pengembangan wilayah pesisir, dataran

rendah dan dataran tinggi, mengoptimalkan sumberdaya lahan yang ada, dan

mengatasi masalah sumberdaya air pada lahan budidaya melalui penciptaan

peluang alokasi investasi secara efisien, bersinergi antar wilayah, dan optimalisasi

sumberdaya wilayah yang ada menuju tercapainya kesejahteraan masyarakat.

2. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten

Kebijakan penataan ruang Kabupaten Jeneponto terdiri atas:

a. Pengembangan sistem perkotaan;

b. Pengembangan infrastruktur wilayah;

c. Pengelolaan dan pemantapan Kawasan lindung;

d. Pengendalian, pemulihan, pelestarian, dan rehabilitasi kawasan lindung;

e. Pengendalian, pelestarian dan rehabilitasi kawasan rawan bencana alam

banjir, gempa bumi dan tsunami, dan gerakan tanah dan longsor;

f. Pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya

tampung lingkungan, yang meliputi kawasan budidaya kehutanan, kawasan

24
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perkebunan, kawasan peruntukan

perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan industri,

kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan permukiman, dan

kawasan peruntukan lainnya;

g. Pengembangan fasilitas sosial dan fasilitas umum;

h. Pengembangan potensi perekonomian daerah;

i. Pengembangan kawasan strategis provinsi (KSP) Sulawesi Selatan;

j. Pengembangan kawasan strategis kabupaten (KSK) Jeneponto;

k. Penguatan kerjasama regional antar daerah (RM-AKSESS dan skema

intekoneksitas lainnya);

l. Pengendalian pemanfaatan ruang; dan

m. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

3. Strategi Penataan Ruang

a. Strategi pengembangan sistem perkotaan dalam sistem pengembangan

wilayah, terdiri dari:

 Pengembangan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW);

 Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp);

 Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK); dan

 Pengembangan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).

b. Strategi pengembangan infrastruktur wilayah kabupaten, terdiri dari:

25
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

 Pengembangan sistem prasarana transportasi, yang terdiri dari

pembangunan dan pengembangan sistem jaringan jalan dan kereta api;

pengembangan pelabuhan, pengembangan sistem angkutan umum

massal; dan pengembangan sarana transportasi;

 Pengelolaan sumber daya air melalui pendekatan DAS, meliputi

pengelolaan air permukaan dan air bawah tanah;

 Pengembangan air bersih yaitu peningkatan kualitas air bersih dan

cakupan pelayanan air bersih;

 Pengembangan sistem drainase;

 Pengembangan prasarana energi;

 Pengembangan jaringan telekomunikasi;

 Pengembangan sistem persampahan (pengembangan fasilitas

pengelolaan sampah); dan

 Pengembangan sistem sanitasi lingkungan yang terdiri dari kebijakan

peningkatan kualitas sistem sanitasi permukiman; dan kebijakan

pengembangan sistem pengolahan air limbah.

c. Strategi pengelolaan dan pemantapan kawasan lindung, terdiri dari:

 Pemantapan fungsi kawasan lindung melalui upaya rehabilitasi lahan; dan

 Peningkatan kualitas ekologi kawasan lindung melalui pelaksanaan sistem,

aturan, prosedur, kriteria dan standar teknis yang berlaku.

26
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

d. Strategi pengendalian, pemulihan, pelestarian, dan rehabilitasi kawasan

lindung, terdiri dari:

 Pengendalian secara ketat terhadap kegiatan budidaya yang berpotensi

merusak atau mengganggu kawasan lindung; dan

 Pembatasan atau pengalihan kegiatan-kegiatan budidaya pada kawasan

lindung yang berpotensi dan rawan bencana alam.

e. Strategi pengendalian, pelestarian dan rehabilitasi kawasan rawan bencana

alam banjir, gempa bumi, Tsunami, dan gerakan tanah, terdiri dari:

 Perencanaan lokasi untuk menghindari dataran berpotensi banjir dan

rekayasa bangunan di dataran banjir;

 Perencanaan lokasi untuk menghindari daerah-daerah yang berbahaya

yang digunakan untuk lokasi bangunan penting dan rekayasa bangunan

untuk menahan atau mengakomodir potensi gerakan tanah;

 Perencanaan lokasi untuk menghindari daerah-daerah yang berbahaya

yang digunakan untuk lokasi bangunan penting dan rekayasa bangunan

untuk meminimasi dampak areal berpotensi tsunami di sepanjang pesisir;

dan

 Penyusunan rencana rinci termasuk pemetaan/deliniasi kawasan dan

peraturan zonasi untuk kawasan perkotaan atau permukiman yang

merupakan kawasan rawan bencana.

f. Strategi pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan

daya tampung lingkungan, yang meliputi kawasan budidaya kehutanan,

27
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perkebunan, kawasan

peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan

peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan

permukiman, dan kawasan peruntukan lainnya, terdiri dari:

 Pengembangan kegiatan-kegiatan budidaya yang berfungsi lindung

terutama pada zona atas (perbukitan/pegunungan) wilayah kabupaten

melalui pengembangan tanaman-tanaman yang berfungsi konservasi;

 Pengembangan kegiatan pertanian dengan cara intensifikasi berdasarkan

kesesuaian lahannya;

 Pengembangan kegiatan budidaya perikanan dengan cara intensifikasi

berdasarkan kesesuaian perairannya;

 Pengembangan kegiatan pertambangan berwawasan lingkungan dan

berpedoman pada good mining practices dan prinsip pertambangan yang

baik dan benar;

 Pengembangan kegiatan pariwisata dengan cara intensifikasi promosi

ODTW dan peningkatan sarana dan prasarana kepariwisataan; dan

 Mendorong pengembangan kawasan siap bangun untuk mewujudkan

perumahan atau permukiman yang lebih tertata yang didukung dengan

penyediaan infrastruktur yang terpadu.

g. Strategi pengembangan fasilitas sosial dan fasilitas umum, terdiri dari:

 Pengembangan inventarisasi aset;

 Penyebaran infrastruktur; dan

28
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

 Peningkatan fasilitas pendidikan dan kesehatan.

h. Strategi pengembangan potensi perekonomian daerah, terdiri dari:

 Promosi investasi, aplikasi teknologi, dan penciptaan iklim usaha yang

baik; dan

 Pemberdayaan usaha ekonomi mikro yang terintegrasi dengan sistem

ekonomi makro.

i. Strategi pengembangan Kawasan Strategis Provinsi Sulawesi Selatan yang

berada dalam wilayah Kabupaten Jeneponto, terdiri dari:

 Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) dari sudut kepentingan

fungsi dan daya dukung lingkungan hidup berupa Kawasan Suaka

Margasatwa Komara;

 Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) dari sudut kepentingan

pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi berupa

Kawasan Migas Blok Karaengta; dan

 Pengembangan program koordinasi perlindungan kawasan dengan

kabupaten sekitar.

j. Strategi pengembangan Kawasan Strategis (KSK) Kabupaten Jeneponto,

terdiri dari:

 Pengembagan Kawasan Strategis Industri Malasoro dan sekitarnya;

 Pengembangan Kawasan Industri Perikanan dan Pariwisata Terpadu

 (KIPPT);

 Pengembangan Kawasan Agropolitan Rumbia-Kelara;

29
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

 Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT)

Agrominapolitan;

 Pengembangan Kawasan Strategis (Rencana) Bendungan Kelara-Karaloe;

 Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Agropolitan

berbasis Pesantren; dan

 Pengembangan Kawasan Strategis BINTARU (Binamu, Batang dan

Tarowang).

k. Strategi penguatan kerjasama regional antar daerah (RM-AKSESS dan skema

intekoneksitas lainnya), terdiri dari:

 Pengembangan koordinasi dan kerjasama dalam pelaksanaan

pembangunan dengan mensinergikan dan mengintegrasikan pelaksanaan

pembangunan terutama meningkatkan efisiensi dan efektivitas

penyelenggaraan pembangunan serta sebesar-besarnya bagi

kesejahteraan masyarakat;

 Pengembangan koordinasi dan kerjasama dalam pengelolaan,

pemanfaatan, promosi, dan pemasaran potensi sumberdaya dan produk-

produk lokal untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing dalam pasar

regional, nasional dan internasional; dan

 Pengembangan kerjasama dalam peningkatan kualitas sumberdaya

manusia untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas produk-produk

daerah.

30
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

l. Strategi pengendalian pemanfaatan ruang, terdiri dari:

 Pengaturan zonasi rencana pola ruang (kawasan lindung dan kawasan

budidaya) dilaksanakan secara terpadu dengan rencana pemanfaatan

ruang disekitarnya;

 Perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (irigasi teknis dan

lahan kelas satu untuk pertanian pangan);

 Pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang secara konsisten;

 Penerapan mekanisme dan prosedur perizinan yang efisien dan efektif;

 Penerapan sistem insentif dan disinsentif untuk mendukung perwujudan

tata ruang sesuai rencana; dan

 Penerapan sanksi yang jelas sesuai ketentuan perundang-Undangan.

m. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara,

terdiri atas:

 Mendukung penetapan Kawasan Strategis Nasional dengan fungsi khusus

pertahanan dan keamanan;

 Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak

terbangun disekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan;

 Mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan sekitar kawasan

khusus pertahanan dan keamanan; dan

 Turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan

Negara.

31
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

D. STUDI TERKAIT (PENYUSUNAN FEASIBILITY STUDY REST AREA KAB

JENEPONTO

1. KRITERIA UMUM

Pada sub bab ini menggambarkan bagaimana kriteria umum atau

pendukung selain aspek utama yang telah diuji kelayakannya diatas juga

merupakan faktor yang sangat mempengaruhi aspek kelayakan

pembangunan rest area. Dimana pada kriteria ini dapat mempengaruhi

aspek kelayakan pembangunan rest area. Dimana kriteria ini dapat dilihat

13 indikator dalam menentukan kelayakan suatu rest area. Indikator

tersebut dapat menggambarkan titik lokasi rest area yang diuji aspek

kelayakannya dalam hal ini lokasi Lingkungan Borong Untia Desa Karama

Kelurahan Benteng Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Penetuan

indikator pendukung tersebut secara umum dilihat dari berbagai faktor

antara lain faktor legalitas lahan, estetika dan keindahan lokasi rencana,

kenyamanan dan apresiasi sosial ekonomi masyarakat, dan lain-lain.

Keseluruhannya dimuat dalam 13 indikator dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2.2 matriks kelayakan Lingkungan Borong Untia Desa Karama

Kelurahan Benteng Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto

NO INDIKATOR LOKASI KARAMA’

1 Luas Lahan 38,9 Ha +

2 Status Lahan Milik negara & masyarakat +

32
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

umum

3 Jarak Dari Ibukota Kabupaten ±40 Km +


Panorama gunung, laut dan +
4 Keunggulan Pemandangan
pltu punagaya
Posisi Lokasi Yang Berkaitan Dapat mengurangi potensi +

5 Dengan Keselamatan Pengguna kecelakaan


Jalan
View laut dan pembangkit +

6 Keunggulan Sektor Wisata listrik tenaga uap (pltu)


punagaya
Daerah penghasil garam dan +
rencana industry garam
7 Kemandirian Lokal
menunjang kebutuhan
nasional
Jalan negara yang +
Kelas Jalan & Tingkat merupakan jalan poros kea
8 Kepadatan rah selatan provinsi sulawesi
selatan
1. Kawasan industry smelter +
bantaeng
Kawasan Strategis Yang 2. Destinasi wisata tanjung
9 Berhubungan bira,Kabupaten bantaeng,
bulukumba, sinjai, bone
dan selayar

10 Peran Pemerintah Kabupaten Sanagat antusias +


Dalam Penyediaan Lahan

11 Bentuk Dan Langkah Yang Terkendala harga +


Dilakukan Dengan Pembebasan pembebasan lahan yang

33
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Lahan cukup besar

12 Potensi Pertumbuhan Baru Dapat mendukung income +


Sebagai Implikasi Dari baru masyarakat disekitar
Terbangunnya Rest Area rest area

13 Potensi Keterlibatan Masyarakat Cukup besar +


Dan Swasta Untuk Mengisi
Kegiatan Ekonomi Yang Akan
Terbangun Di Kawasan Rest
Area

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua aspek pendukung

kelancaran pembangunan dan pasca pembangunan rest area

memberikan informasi lokasi Karama Desa Banri Kecamatan Bangkala

adalah layak menjadi titik pembangunan rest area untuk melayani

perjalanan transportasi di Provinsi Sulawesi Selatan.

2. STRATEGI DAN IMPLEMENTASI

a. Pra Konstruksi

Gelombang perubahan yang dihembuskan melalui kebijakan

pemerntah daerah (UU No.32 Tahun 2004) memandatkan penyerahan

sebagian kewenangan ke Provinsi dan Kabupaten Kota termasuk

didalamnya pada penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana

transportasi. Kewenangan otonomi juga memunculkan sejumlah proposal

investasi prasarana dan sarana transportasi dari daerah yang sangat

progresif. Ini mengisyaratkan perlunya koordinasi dalam perencanaan,

34
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

investasi, dan operasi sarana dan prasarana jaringan transportasi yang

berprinsip kepada efisiensi biaya dan efektifitas.

Dilakukan danya koordinasi vertical dan kerjasama antar daerah

secara untuk dapat mewujudkan sarana dan prasarana transportasi yang

optimal investasi yang terkoordinir akan menhasilkan sistem jaringan

transportasi yang konerja optimum. Untuk mewujudkan Perencanaan

Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi dalam hal ini fasilitas

Rest Area pada jalur koridor selatan Provinsi Sulawesi Selatan memerlukan

langkah yang sistematis. Bahwa rencana pembayaran pada kegiatan

penyelenggaraan pembangunan Rest Area di Kabupaten Jeneponto ini

adalah kerjasama pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan pemerintah

Kabupaten Jeneponto. Dalam hal ini kerjasama tersebut pemerintah

Provinsi menyiapkan biaya konstruksi dan pemerintah Kabupaten

Jeneponto menyiapkan lahan pembangunannya (pembebasan lahan).

Untuk menindak lanjuti proses perencanaan dan pembangunan Rest Area

ini, maka dibutuhkan langkah sebagai berikut:

1. Pembebasan Lahan

2. Pematangan Lahan

3. Pengurusan Dokumen Lahan (peralihan hak, hak kepemilikan dan

masyarakat ke pemerintah Kabupaten Jeneponto

4. Penyusunan Detai Engineering Desain.

35
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

b. Pengelolaan

Pelayanan rest area merupakan bagian dari tugas pemerintah

sebagai Standar Pelayanan Minimal, maka dalam pemberian pelayanan

dalam Kawasan Rest Area harus dilakukan dengan kinerja yang baik. Untuk

mewujudkan itu maka dipandang perlu mengusung konsep yang cermat

dalam hal pengelolaannya. Kerena merupakan investasi Pemerintah

Provinsi Sulawesi Selatan, dengan begitu hak kewenangan pengelolaan

melekat dengan sendirinya dan dapat bekerjasama dengan Pemerintah

Kabupaten Jeneponto sebagai penyedia lahan Rest Area.

Peluang bagi pemberdayaan Lembaga-lembag pemerintah maupun

non-pemerintah dalam Pembangunan dan Pengelolaan Rest Area,

termasuk badan usaha swasta dan masyarakat umum dengan koridor

hukum yang ada. Hal ini berarti memungkinkan juga Pengeloaan Rest Area

oleh multi operator, yang terdiri dari Pemerintah Provinsi / Pemerintah

Kabupaten, Swasta dan masyarakat.

Melihat berbagai konsep pelibatan swasta, keberhasilan aplikasi di

sektor jasa lainnya dan terutama memperhatikan kerangka institusional di

Indonesia, dapat diidentifikasi potensi ketelibatan swasta dalan pengelolaan

pengoperasian Rest Area dan merupakan indikasi awal, tetapi skema

kerjasama swasta ini dapat memberikan gambaran m,engenai scenario

pengelolaan Rest Area di Kabupaten Jeneponto.

36
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Konsep mengenai alternative struktur institusi penyelenggaraan

dengan keterlibatan multi operator adalah suatu masa tertentu, yang du ikat

dalam kontrak kerjasama, dimana masyarkat swasta dapat mengambil

menfaat dari infrastruktur yang sudah didanai oleh pemerintah sebagai

penentu kebijakan. Hal ini dapat dilihat dari gambar Flow Chart di bawah ini

Gambar 2.1 Pola Kerjasama Pengelolaan Rest Area

PEMERINTAH
PROVINSI/KABUPATEN

KONTRAK KONTRAK
KERJASAMA REST AREA KERJASAMA
KABUPATEN
JENEPONTO

SWASTA UMKM/MASYARAKAT

3. HASIL

Berbagai perkembangan aspek kehidupan yang terus meningkat di

pelayanan jasa distribusi yang merupakan penunjang terhadap

pertumbuhan ekonomi, maka dikembangkanlah suatu fasilitas sarana dan

prasarana transportasi dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan

pembangunana dan hasil-hasilnya, serta keseimbangan dalam

37
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

pengembangan wilayah merupakan salah satu bukti nyata terhadap

komitmen pemerintah khusunya pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang

bekeinginan untuk membangun fasilitas Rest Area yang kan melayani jalur

koridor selatan (Makassar – Takalar – Jeneponto – Banateng – Bulukumba

– Selayar – Sinjai – Bone).

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan mengenai kajian perencanaan

pembangunan Rest Area Provinsi Sulawesi Selatan di Kabupaten

Jeneponto dapat digunakan dalam matriks indikator kelayakan sebagai

berikut menghasilkan beberapa kesimpulan antara lain:

1. Lokasi di Kabupaten Jeneponto yang sangat memenuhi keayakan dari

semua aspek adalah yang terletak di Lingkungan Borong Untia Desa

Karama Kelurahan Benteng Kecamatan Bangkala Kabupaten

Jeneponto

2. Pemerintah Kabupaten Jeneponto telah menyiapkan anggaran 5,7

Milayar Rupiah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) Kabupaten Jeneponto Tahun 2019 untuk 3 (tiga) obyek

pembebasan lahan. Salah satu obyek pembebasan adalah lahan Rest

Area yang terletak di Lingkungan Borong Untia Desa Karama Kelurahan

Benteng Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto ±5 Ha

3. Status lahan adalah hak kepemilikan masyarakat sehingga

membutuhkan anggaran pembebasan lahan

38
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

4. Estimasi biaya untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan rest area

yang direncanakan adalah sebesar Rp.63.007.000.000,- (Enam Puluh

Tiga Milyar Tujuh Juta Rupiah).

5. Jalur koridor Makassar – Jeneponto cukup padat dan ramai

6. Angkutan barang sering menganggu arus transportasi

7. Akan muncul sistem angkutan dari dan ke Jeneponto di arah

transportasi selatan

4. REKOMENDASI

Secara umum tingkat kelayakan yang didapatkan dari kajan ini

adalah relative baik secara keseluruhan. Namun untuk memaksimalkan

tahapan perencanaan sampai konstruksi dan pengelolaan Rest Area

tersebut, dipandang perlu melakukan proses yang sistematis, waktu dan

biaya dapat diukur pemanfaatannya. Prinsip uatama ddalam menjalankan

semua proses sesuai koridor aturan dan perundang-undangan yang

berlaku.

Beberapa rekomendasi dalam melaksanakan tahapan pelaksanaan rencan

pembanguna Rest Area di Kabupaten Jeneponto adalah berikut :

1. Pemerintah Kabupaten Jeneopnto harus melakukan pencapaian sesuai

pembebasan lahan

2. Perlu pengaturan karena arus lalu lintas yang cukup padat

39
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

3. Arus angkutan kota perlu ditertibakan

4. Perlu adanya sosialisasi MOU atau Agreement Kerjasama antara

Pemerintah Provinsi Sulawesi Seelatan dengan Pemerintah Kabupaten

Jeeponto berkaitan dengan pemanfaatan lahan Rest Area tersebut

sampai komitmen pengelolaan dan perawatan Rest Area jika sudah

terbangun

5. Perlu adanya Detail Engineering Design (DED) dan biaya penyusunan

DED tersebut sebear 5% dari total anggaran konstruksi.

6. Berkaitan langsung dengan pelaksanaan konstruksi seperti pembebasan

lahan pekerjaan tanah. Biaya lain seperti biaya studi pradesain, detail

desain engineering procurement dan lain-lain pada tahap persiapan

akan menggunakan nilai asumsi persentase dan biaya konstruksi

sebagaimana pelaksanaan konstruksi pada umumnya.

40
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

A. PENDEKATAN PERENCANAAN

Pendekatan perencanaan yang akan dilaksanakan dalam Pekerjaan

Penyusunan DED Rest Area Kabupaten Jeneponto, meliputi pendekatan umum

dan pendekatan kelembagaan.

1. Pendekatan Kelembagaan

Master Plan Rest Area Kabupaten Jeneponto akan memerlukan

koordinasi dengan instansi-instansi yang terkait secara langsung maupun tidak

langsung. Kordinasi yang diperlukan sebagai berikut:

a. Dinas Perumahan

Koordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

bertujuan untuk memperoleh masukan mengenai kebijaksanaan yang

berhubungan langsung dengan kegiatan Master Plan Rest Area Kabupaten

Jeneponto dan kebijakan lain yang terkait.

b. Dinas Tata Ruang dan Permukiman

Koordinasi dengan Dinas Tata Ruang dan Permukiman, antara lain;

berkaitan dengan program pembangunan prasarana dan sarana perkotaan.

41
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Selain itu koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) dimaksudkan untuk

memperoleh masukan mengenai kondisi sarana dan prasarana Rest Area yang

akan dikembangkan dimasa yang akan datang pada lokasi kawasan yang

ditetapkan.

c. Dinas Pertahanan

Koordinasi dengan Dinas/Instansi terkait untuk memperoleh masukan

terhadap program-program kegiatan yang akan dilakukan, untuk tujuan

mensingkronisasikan gagasan yang akan ditetapkan dalam Pekerjaan Master

Rest Area Kabupaten Jeneponto.

2. Pendekatan Pelaksanaan

Untuk memberikan hasil yang terbaik pada pekerjaan ini dilakukan 5

pendekatan, yaitu Pendekatan Pelibatan Pelaku Pembangunan, Pendekatan

Menyeluruh dan Terpadu, Kesesuaian Ekologi dan Sumber Daya Alam, dan

Pendekatan Participatory. Di bawah ini akan dijelaskan masing-masing

pendekatan tersebut.

a. Pendekatan Pelibatan Pelaku Pembangunan

Perencanaan DED kawasan Rest Area Jeneponto tidak terlepas

dari keterlibatan masyarakat sebagai pemanfaat ruang (pelaksana

rencana pembangunan) dan sebagai pihak yang terkena dampak positif

maupun negatif dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Oleh karena

itu dalam penyusunan rencana ini digunakan pendekatan partisipasi

42
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

masyarakat (stakeholder approach) untuk mengikutsertakan masyarakat

di dalam proses penyusunan rencana melalui forum diskusi pelaku

pembangunan. Konsultan dalam hal ini berusaha untuk melibatkan

secara aktif pelaku pembangunan yang ada dalam setiap tahapan

perencanaan.

Di dalam penyusunan rencana ini masyarakat tidak hanya dilihat

sebagai pelaku pembangunan (stakeholder) tetapi juga sebagai pemilik

dari pembangunan (shareholder).

b. Pendekatan Menyeluruh dan Terpadu

Merupakan pendekatan perencanaan yang menyeluruh dan

terpadu serta didasarkan pada potensi dan permasalahan yang ada, baik

dalam wilayah perencanaan maupun dalam konstalasi regional.

Pendekatan menyeluruh memberi arti bahwa peninjauan permasalahan

bukan hanya didasarkan pada kepentingan wilayah/kawasan dalam arti

sempit, tetapi ditinjau dan dikaji pula kepentingan yang lebih luas, baik

antar wilayah dengan daerah hinterlandnya yang terdekat maupun

dengan yang lebih jauh lagi. Secara terpadu mengartikan bahwa dalam

menyelesaikan permasalahan tidak hanya dipecahkan sektor per sektor

saja tetapi didasarkan kepada kerangka perencanaan terpadu antar tiap-

tiap sektor, di mana dalam perwujudannya dapat berbentuk koordinasi

dan sinkronisasi antar sektor.

43
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

c. Pendekatan Participatory

Pendekatan participatory digunakan untuk memperoleh urutan

prioritas pengembangan dan masukan-masukan dari berbagai

stakeholders untuk melengkapi peta potensi yang sudah dihasilkan.

Selain melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, pendekatan

participatory ini juga dilakukan dengan melaui pembahasan-

pembahasan/seminar-seminar untuk mengkaji lebih lanjut hasil analisis

yang dibuat. Pertimbangan menggunakan participatory approach adalah,

bahwa saat ini pemaksaan kehendak dan perencanaan dari atas sudah

tidak relevan lagi. Di era reformasi ini perlu melibatkan berbagai pihak

dalam setiap kegiatan pembangunan. Manfaat penggunaan pendekatan

tersebut adalah untuk meminimalkan konflik berbagai kepentingan yang

berarti juga mendapatkan hasil akhir yang menguntungkan untuk semua

pihak. Keuntungan lainnya yang akan diperoleh adalah jaminan

kelancaran implementasi hasil kajian ini di kemudian hari.

3. Pendekatan Proses Pelaksanaan Kegiatan

Dalam proses perencanaan DED kawasan Rest Area Jeneponto, akan

memerlukan pendekatan-pendekatan sebagai berikut:

a. Pendekatan Normatif

Pendekatan normatif adalah suatu cara pandang untuk memahami

suatu permasalahan atau kondisi dengan berdasar pada norma-norma

yang ada atau pada suatu aturan yang menjelaskan bagaimana suatu

44
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

kondisi tersebut seharusnya terjadi. Dalam pendekatan ini, perhatian

pada masalah utama serta tindakan yang semestinya yang dilakukan

menjadi ciri utamanya. Dalam hal ini, suatu kondisi atau situasi yang

terjadi mencoba dijelaskan, dilihat, dan dibandingkan karakteristiknya

dengan kondisi yang seharusnya, dimana dalam konteks pembangunan

kondisi yang seharusnya tersebut didasarkan pada produk legal peraturan

perundangan, baik untuk nasional maupun untuk daerah.

b. Pendekatan Fasilitatif dan Partisipatif

Pendekatan fasilitatif dan partisipatif digunakan dengan dasar

pertimbangan bahwa proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan

seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan perencanaan DED

kawasan Rest Area Jeneponto. Hal ini dimaksudkan agar hasil

penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku

kepentingan terkait di daerah.

B. METODOLOGI

1. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

a. Persiapan Penyusunan

Tahap persiapan penyusunan, dibagi kedalam dua bagian, yakni;

pembentukan tim teknis dan persiapan teknis, dimana tahap tersebut

merupakan tahap awal dalam melakukan kajian dan identifikasi DED Rest

Area Kabupaten Jeneponto.

45
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

 Pembentukan tim teknis

Pembentukan tim teknis dimana melibatkan aparat pemerintah

kabupaten, dimana bertugas melakukan kegiatan dan pembagian peran

antar pelaku pada level kabupaten. Kunjungan lapangan dibeberapa

kawasan dengan tujuan kegiatan diskusi serta survey lapangan.

 Persiapan teknis

Persiapan teknis dilakukan untuk melihat kelengkapan-kelengkapan

yang akan diperlukan bersama dengan tim teknis. Adapun persiapan

teknis antara lain; menyiapkan kelengkapan administrasi, menyusun

program/ rencana kerja perumusan subtansi kegiatan dalam proses

Penyusunan DED Rest Area di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan,

serta peralatan yang diperlukan.

Tahap persiapan ini terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

 Konsolidasi Internal, Mobilisasi Personil serta Peralatan

Pada tahap ini konsultan melakukan penajaman pemahaman

dengan melakukan studi dari seluruh literatur yang terkait dengan

kegiatan ini dan melakukan perumusan awal ruang lingkup pekerjaan

dalam kerangka DED Rest Area Kabupaten Jeneponto agar dalam tahap-

tahap selanjutnya dapat melaksanakan pekerjaan secara efektif dan

efisien.

46
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Mobilisasi personil inti dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan

dan target yang ingin dicapai oleh kegiatan.

 Pematangan Rencana Kerja

Mengingat waktu kerja yang relatif singkat dan dengan begitu banyak

serta melibatkan banyak pihak maka rencana kerja perlu disusun

seefisien dan seefektif mungkin sehingga dapat memenuhi jadwal

penyelesaian yang telah ditetapkan.

 Perumusan Identifikasi Lokasi ke dalam Materi Pedoman Pelaksanaan

Pada tahap ini Konsultan melakukan diskusi “penerjemahan” dan

pendalaman lebih lanjut dari materi DED Rest Area Kabupaten Jeneponto

ke dalam pedoman pelaksanaan sehingga lebih mudah dipahami dan

diaplikasikan dilapangan.

Selama proses ini, Konsultan akan secara aktif berdiskusi dengan

Tim Teknis yang ditunjuk sehingga “penerjemahan” yang dilakukan akan

tetap dalam jalur DED Rest Area Kabupaten Jeneponto. Selain itu dengan

diskusi ini diharapkan akan lebih mempertajam pemahaman Konsultan

akan kegiatan Penyusunan DED Rest Area Kabupaten Jeneponto ini.

b. Penyusunan Metode Survey

Kegiatan ini berupa Penyusunan peralatan survey dilapangan serta

strategi pengumpulan data dan informasi baik data sekunder maupun

primer serta visualisasi kawasan survey.

47
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

c. Koordinasi dan Konsultasi

Dilakukan koordinasi dengan stakeholder dalam rangka

memantapkan rumusan/pedoman pelaksanaan pembangunan dan

pengembangan dikawasan. Koordinasi ini bertujuan mendapatkan

persepsi yang sama tentang pelaksanaan kegiatan penyusunan DED

Rest Area Kabupaten Jeneponto ini serta menselaraskan gerak dalam

rangka pelaksanaan kegiatan sehingga saling mendukung satu sama lain

(networking).

d. Pembahasan

Secara jangka pendek, tujuan utama kegiatan pembahasan ini

adalah agar semua kegiatan yang telah diprogramkan terlaksana dan

terkoordinasi dengan baik. Sedangkan secara jangka panjang, kegiatan

pembahasan ini adalah untuk meningkatkan kualitas secara terus

menerus dari kegiatan itu sendiri.

e. Tahap Finalisasi

Untuk mencapai maksud, tujuan dan sasaran yang diharapkan dari

studi ini, maka setelah melalui kajian dan analisis terhadap dua komponen

analisis diatas disertai dengan kajian/analisi materi pokok mengena issue

pembangunan nasional, tipikal potensi dan permasalahan kawasan,

aspirasi pemerintah Kabuparten serta masyarakat dan unsur swasta

dalam semangat desentralisasi dan otonomi daerah disertai dengan

paradigma baru dalam keterkaitan dengan pekerjaan tersebut, maka

48
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

dirumuskan hasil akhir dari Penyusunan DED Rest Area Kabupaten

Jeneponto.

2. Sumber Data

Dalam melakukan perancangan pencarian data merupakan tahapan

yang sangat penting karena untuk memperoleh informasi-informasi yang

dibutuhkan selama proses perancangan. Informasi-informasi tersebut

berupa deskripsi tentang obyek rancangan serta beberapa literatur yang

dijadikan sebagai standar dalam perancangan. Pencarian data dilakukan

data dengan cara memperoleh dari beberapa sumber atau literatur, serta

dokumentasi dari survey yang dilakukan. data-data tersebut kemudian

dikaji dan diolah kembali agar sesuai dengan perancangan yang dilakukan.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dibagi ke dalam

dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

daya yang diperoleh melalui proses pengambilan data secara langsung

pada lokasi, dengan cara survey lapangan, dokumentasi maupun

wawancara. Sedangkan data sekunder dilakukan melalui pengumpulan

data dan informasi dari studi literatur/pustaka maupun survey instansi atau

departemen yang berhubungan dengan materi studi. Metode dalam

memperoleh data sekunder dilakukan dengan studi literatur.

49
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

a. Data Obyek

Pengumpulan data obyek dengan cara pengumpulan data-data dari

berbagai referensi mengenai rest area serta standar bangunan itu

sendiri. Berikut data-data yang diperlukan dalam mencari data obyek:

 Data mengenai penjelasan teori bangunan secara umum dan

khusus mengenai rest area.

 Data mengenai standar ruangan yang digunakan dalam bangunan

yang akan dirancang.

 Data mengenai fasilitas-fasilitas penunjang yang diperlukan dalam

menrancang rest area.

Data-data tersebut kemudian diolah dan dikaji, serta nantinya

digunakan sebagai standar bangunan yang akan dibangun, serta

digunakan untuk proses analisis.

b. Data Tapak

Dalam suatu proses merancang membutuhkan data tapak yang

dijadikan sebagai lokasi bangunan yang akan dirancang nantinya. Data-

data yang diperoleh akan dikaji lebih lanjut. Pada perolehan data tapak

membutuhkan beberapa metode untuk mendapatkannya, yaitu sebagai

berikut :

 Data RDTR dan RTRW. Data ini dibutuhkan untuk mengetahui data

terkait peraturan yang ditetapkan pemerintah dalam pembangunan,

seperti terkait peruntukan lahan dan peraturan mengenai pendirian

50
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

bangunan (IMB), dan garis sempadan bangunan (GSB). Dengan

demikian, bangunan yang dirancang nantinya akan sesuai dengan

ketentuan umumpembangunan yang ditetapkan oleh PERDA.

 Data kondisi eksisting lapangan. Data tersebut meliputi data batas

tapak, data kondisi si sekitar tapak, kondisi fisik alamiah tapak,

sirkulasi pada tapak, vegetasi, kebisingan, serta view (pandangan)

yang dimiliki oleh tapak. Dalam pengumpulan data tersebut metode

yang digunakan adalah dengan datang dan dilakukan observasi

secara langsung pada tapak. Selain itu, perolahan data terkait batas-

batas tapak juga dilakukan dengan menggunakan peta atau google

earth.

 Peta garis dan citra satelit. Data ini dibutuhkan untuk mengetahui

kondisi fisik alamiah yang ada pada tapak. data ini diperlukan untuk

menetukan adanya cut and fill pada lahan, dan juga untuk

menetukan potensi yang dapat diambil dari kondisi alamiah tapak.

Data ini diperoleh dengan menggunakan peta garis.

 Dokumentasi. Data ini digunakan sebgai bukti akan data-data yang

diperoleh dalam observasi yang telah dilakukan pada tapak. Metode

yang dilakukan adalah dengan mendokumentasikan melalui foto

atau sketsa mengenai kondisi eksisting yang ada pada tapak.

51
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

c. Data Tema

Pada pengumpulan data tema sama halnya dengan pengumpulan data

obyek yaitu mengumpulakan data-data literatur yang berasal dari buku-

buku, maupun penelitian sebelumnya. Data-data yang diperlukan antara

lain seperti prinsip-prinsip secara khusus dan umum mengenai tema

arsitektur perilaku. Selain itu data tema juga didapat melalui studi literatur

bangunan yang memiliki tema yang sama yaitu arsitektur perilaku.

Literatur yang digunakan didapat dari internet. Data yang dibutuhkan

dalam studi banding tema adalah denah ruangan yang nantinya akan

dikaji lebih lanjut, selain itu dibutuhkan tentang teori-teori tema arsitektur

yang nantinya akan diterapkan pada rancangan rest area.

d. Data Studi banding

Studi banding yang dilakukan adalah studi banding terkait obyek yang

sejenis dan bangunan dengan tema yang sama. Dalam memperoleh

studi banding dilakukan dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut :

 Survei lapangan, dilakukan secara langsung dengan mengamati

lingkungan sekitar rest area.

 Wawancara, dilakukan secara langsung terhadap masyarakat

sekitar, sehingga mendapatkan informasi tentang lokasi

pembangunan rest area

 Dokumentasi, bertujuan mendapatkan keabsahan fakta dari sumber

yang ada dan member gambaran yang lebih jelas mengenai fasilitas

52
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

yang disediakan, tampilan bangunan, suasana bangunan, interior

bangunan, peralatan yang digunakan dan sebagainya.

Selain survey yang dilakukan secara langsung, studi banding juda

didapatkan dari beberpa referensi atau literatur lainnya. Hal itu

dikarenakan obyek yang dijadikan sebagai studi banding adalah obyek

yang letaknya berada di luar daerah, sehingga tidak dapat secara

langsung dikunjungi dalm waktu singkat.

3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara:

 Pengamatan lapangan dan pengukuran terhadap lokasi Rest Area

secara umum yang telah ditetapkan untuk mengetahui letak dan posisi

lokasi Rest Area Kabupaten Jeneponto yang menjadi obyek

perencanaan;

 Pengumpulan data sekunder pada instansi terkait;

 Wawancara kepada masyarakat dan pejabat setempat; dan

 Interview terhadap informan untuk mengetahui kondisi dan situasi lokasi

Rest Area Kabupaten Jeneponto yang menjadi obyek perencanaan.

Evaluasi data dilakukan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan situasi,

kondisi Rest Area.

53
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

 Data Makro Wilayah

 Kebijaksanaan pembangunan yang diduga berpengaruh terhadap

perkembangan kawasan yang telah ditetapkan dalam rangka

penyediaan Rest Area, Kabupaten Jeneponto terutama penetapan

fungsi yang akan diemban berdasarkan zonasi kawasan kota yang

dikembangkan;

 Potensi dan permasalahan pembangunan kawasan secara umum;

 Penentuan rona awal wilayah meliputi: rona sosial, rona ekonomi

dan kegiatan/pola usaha, rona fisik dan lingkungan, struktur tata

ruang dan alokasi pemanfaatan ruang, rona kelembagaan dan

keuangan daerah;

 Kondisi demografi meliputi :

a. Jenis kelamin, tingkat pendidikan, agama, lapangan kerja, tingkat

pendapatan, dan sebagainya;

b. Perkembangan penduduk, dalam hal jumlah, penyebaran dan

komposisi; dan

c. Adat istiadat, kebiasaan masyarakat dan sebagainya.

 Aspek perekonomian

a. Pola usaha masyarakat dan kegiatan ekonomi kota;

b. Perkembangan tiap sektor kegiatan ekonomi dan hubungannya

dengan tenaga kerja; dan

54
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

c. Jenis-jenis kegiatan ekonomi kota yang telah berkembang.

 Aspek sumberdaya lahan

a. Keadaan dan struktur tanah;

b. Keadaan dan kondisi pengelolaan tanah; dan

c. Status kepemilikan lahan.

d. Aspek fasilitas pelayanan dan prasarana

e. Jenis Fasilitas yang ada, prasarana dan penyebarannya, baik fasilitas

dan sarana untuk menunjang kegiatan sosial maupun ekonomi; dan

f. Kemudahan hubungan antar kegiatan (aksesibilitas).

 Data Mikro Lokasi Rest Area Kabupaten Jeneponto yang diprioritaskan

mencakup data:

a. Karakteristik penduduk, sosial budaya

b. Jumlah dan penyebaran penduduk;

c. Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin;

d. Tingkat pendidikan, agama, lapangan kerja, pendapatan dan lain

sebagainya;

e. Perkembangan penduduk dalam hal jumlah penyebaran dan

komposisi; dan

f. Adat-istiadat, kebiasaan-kebiasaan dan sebagainya.

 Aspek fisik dasar

a. Keadaan topografi dan kemiringan lereng;

b. Keadaan geologi dan struktur tanah;

55
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

c. Keadaan hidrologi; dan

d. Tata guna tanah untuk berbagai penggunaan.

 Aspek fasilitas pelayanan dan prasarana

a. Jenis-jenis fasilitas, jumlah dan penyebarannya

b. Jenis-jenis prasarana dan sarana perhubungan dan prasarana

lingkungan seperti jalan, listrik, drainase, air minum, baik kualitas,

maupun kuantitasnya.

4. Cara Pengumpulan Data

Teknik yang akan dipergunakan untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan dalam kegiatan Penanganan Rest Area Kabupaten Jeneponto

sebagai berikut:

 Observasi lapangan, yaitu teknik yang dipergunakan untuk mendapatkan

data yang dibutuhkan melalui pengamatan langsung terhadap lokasi

kawasan kota yang telah ditetapkan;

 Kuisioner, yaitu suatu daftar pertanyaan yang dipersiapkan sebelumnya,

yang dibagikan ke responden/masyarakat untuk diisi dan dijawab sesuai

kebutuhan perencanaan; dan

 Interview, yaitu teknik yang dipergunakan untuk memperoleh informasi

dari informan secara mendalam guna melengkapi data hasil kuisioner

berisi; opini masyarakat, dan aspirasi Pemerintah setempat untuk

56
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

mendukung upaya kegiatan penanganan Rest Area Kabupaten

Jeneponto.

5. Metode Kompilasi Data

Metode kompilasi data Pekerjaan Penanganan Rest Area Kabupaten

Jeneponto, sebagai berikut:

 Model tabulasi dikembangkan dengan tujuan menyajikan informasi

kondisi kawasan kota secara statistik;

 Peta digitasi dikembangkan untuk memaksimumkan peranan model

pertama sebagai media informasi dengan mengidentifikasi posisi

lokasi Rest Area Kabupaten Jeneponto; dan

 Untuk memperkuat formulasi data disajikan dalam bentuk grafik,

diagram dan deskriftif data.

6. Analisis

Analisis lebih difokuskan pada lokasi dan situasi Rest Area Kabupaten

Jeneponto, dengan mempertimbangkan kondisi fisik, ekonomi dan sosial,

mencakup kegiatan:

 Kondisi esksisting,

 Analisis tautan wilayah,

 Analisis aksesibilitas dan sirkulasi,

57
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

 Analisi kebisingan,

 Analisis view,

 Analisis Vegetasi,

 Analisis Iklim,

 Lintasan matahari, dan

 Utilitas.

C. Hasil Akhir (Rencana)

Hasil akhir dari produk DED Rest Area Kabupaten Jeneponto,

memuat hasil analisis yang telah dilakukan untuk digunakan dalam

perumusan alternatif rencana penanganan Rest Area Kabupaten Jeneponto,

yang dilengkapi dengan rumusan dan strategi pembangunan dan

pengelolaan pembangunan wilayah. Rumusan dan strategi yang dimaksud

sebagai berikut:

 Strategi dan Skenario Pengembangan Lokasi Rest Area Kabupaten

Jeneponto;

Strategi pengembangan lokasi Penanganan Rest Area Kabupaten

Jeneponto, dirumuskan berdasarkan beberapa alternatif/model dalam

rangka mewujudkan tujuan pengembangan dan pengelolaan

pembangunan kawasan. Strategi pengembangan senantiasa dikaitkan

dengan kebijaksanaan pembangunan secara umum.

58
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Skenario tersebut disusun dengan mempertimbangkan

pengelolaan secara terpadu meliputi; sumberdaya manusia, sumberdaya

alam, sumberdaya buatan, fungsi, dan estetika lingkungan serta kualitas

tata ruang kawasan perkotaan dengan memperhitungkan kemampuan

sumber-sumber keuangan yang ada. Strategi pengembangan memuat

kegiatan yang diperlukan untuk mengarahkan kegiatan yang sudah ada

agar sesuai dengan sasaran dan tujuan pembangunan dan

pengembangan kota.

 Komponen Kegiatan Rest Area

Master Plan Rest Area Kabupaten Jeneponto, akan berfungsi

untuk memberi arahan lokasi untuk pengembangan berbagai aktifitas

Rest Area, mencakup tata jenjang/hirarki dan jenis kegiatan Rest Area

sebagai manifestasi dari pola keterkaitan antar kegiatan kota, meliputi:

1. Perkiraan dan jenis spesifikasi Rest Area yang akan dialokasikan

pada suatu kawasan;

2. Fungsi Rest Area, pada unit-unit aktifitas dalam satu kawasan; dan

3. Klasifikasi dan jenis serta komponen Rest Area, meliputi:

a. Sarana utama dan pendukung; dan

b. Pola pengelolaan Rest Area (Pemerintah, swasta dan

masyarakat).

59
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

 Merumuskan Rencana Pengendalian

Rumusan rencana pengendalian berfungsi untuk memberi

pedoman guna menetapkan lokasi kegiatan yang sesuai dengan fungsi

yang akan diemban dan yang direncanakan, dengan tujuan

mengoptimalkan penggunaan ruang dalam rangka peningkatan

produktifitas dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Materi

yang diatur adalah kriteria, lokasi, dan luas serta pengaturan Rest Area

Kabupaten Jeneponto masing-masing unit-unit lingkungan dalam satu

kesatuan kawasan.

Untuk menguatkan hasil, akan dilengkapi dengan peta, gambar-

gambar desain dan DED termasuk tiga dimensi hasil perencanaan.

Skala gambar yang digunakan untuk kebutuhan Masterplan Rest Area

Kabupaten Jeneponto, sesuai aturan perencanaan akan dirinci dalam

gambar skala 1 : 100.

 Merumuskan Rencana Tahunan

Merumuskan rencana tahunan pelaksanaan pembangunan

dalam bentuk rencana program investasi yang dirinci berdasarkan

tahapan pelaksanaan pembangunan jangka lima tahun yang dijabarkan

dalam indikasi program dan tahapan program pembangunan serta

Penanganan Rest Area Kabupaten Jeneponto. Indikasi program

disusun berdasarkan tingkat kepentingan dan perkiraan pendanaan

60
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

yang tersedia. Paket-paket indikasi program lima tahunan dirinci

menurut:

i. Nama program;

ii. Tujuan dan sasaran;

iii. Dimensi waktu;

iv. Lokasi;

v. Instansi yang menangani; dan

vi. Sumber pendanaan untuk pembangunan fisik, operasi dan

pemeliharaan.

 Merumuskan Prioritas Pembangunan

Prioritas pembangunan dilakukan terhadap Master Plan Rest Area

Kabupaten Jeneponto yang mempunyai nilai strategis sehingga

penataan/desain lokasi Rest Area dalam bentuk rencana teknis. Yang perlu

dihasilkan dalam arahan kebijaksanaan untuk kawasan prioritas

pembangunan dan penanganan Rest Area sebagai berikut:

1. Identifikasi lokasi Rest Area beserta luasannya;

2. Urutan prioritas penanganan;

3. Fungsi setiap kawasan;

4. Tujuan pembangunan dan Penanganan Rest Area;

5. Rona awal, potensi dan kendala pengembangannya; dan

6. Rumusan strategi pengembangan/skenario pengembangan.

61
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

 Merumuskan Kebijaksanaan Penunjang Penataan/Desain

Kebijaksanaan penunjang penataan ruang adalah kebijaksanaan

Pemerintah Daerah yang bersifat operasional untuk mewujudkan Rest Area

yang direncanakan, kebijakan yang dimaksud sebagai berikut:

a. Langka-langkah pemanfaatan kawasan;

b. Perangkat insentif dan disinsentif;

c. Tata cara pengendalian; serta

d. Kebijaksanaan lainnya di bidang, hukum, kelembagaan, personil,

pendanaan, dukungan prasarana, partisipasi swasta dan masyarakat

dan lain-lain.

D. PEMAHAMAN TENTANG REST AREA

1. Definisi dan Pengertian Rest Area

Rest area adalah tempat beristirahat sejenak untuk melepaskan

kelelahan, kejenuhan, ataupun ke toilet selama dalam perjalanan jarak

jauh. Tempat istirahat ini banyak ditemukan di jalan Tol ataupun di jalan

nasional dimana para pengemudi jarak jauh beristirahat. Di jalan arteri

primer juga banyak ditemukan restoran yang berfungsi sebagai tempat

istirahat. Restoran-restoran ini banyak digunakan oleh pengemudi truk

jarak jauh ataupun bus antar kota untuk beristirahat (Wikipedia, 2013).

62
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Pengembangan rest area mempunyai fasilitas lebih untukk

mendukung identitas yang menjadi pembeda dari rest area ditempat lain.

Dan dengan adanya pengenalan produk agrowisata, yaitu pengenalan

bentuk sumber bumi daerah sekitar seperti agrowisata ataupun fasilitas

mewadai bentuk pertanian.

Pengembangan agrowisata atau desa wisata akan membangun

komunikasi yang intensif antara petani dengan wisatawan. Harapannya

petani bisa lebih kreatif mengelolausaha taninya sehinggamampu

menghasilkan produk yang menyentuh hati wisatawan. Bila hasil pertanian

(buah, sayur, bunga, daging, ikan) bisa diserap oleh hotel dan restoran

dengan harga yang memadai tentu akan sangat membantu peningkatan

pendapatan petani. Keutamaan dari rest area yang notabenya sebagai

tempat istirahat juga dapat menunjang pengunjung menikmati hasil alam

daerah tersebut. Pembangunan yang tepat berada pada tengah jalur Tol

akan menjadi suasana penyambutan dan perpisahan bagi wisatawan lokal

maupun interlokal. Tol yang hanya jalan lurus tanpa ada nuansa lain lama

kelamaan memberi kejenuhan bagi pengendara yang akibatnya pada

kecelakaan semakin meningkat.

63
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

2. Pengertian Detail Fasilitas Pendukung Rest Area

Detail fasilitas adalah uraian dari dari fasilitas yang ada, guna

menjabarkan keadaan yang ada disekitar, ukuran maupun fungsi fasilitas,

supaya tidak terkesan terbuang sia-sia.

 Area Istirahat

Tempat istirahat pada jalan arteri yang padat atau jalan Tol

merupakan tempat yang menarik untuk membuat sekaligus menjadi tempat

usaha, merupakan peluang bekerja sama dengan sektor swasta. Tempat

istirahat di jalan Tol menyediakan restoran/cafe lokal maupun internasional.

Dalam kawasan jalan bebas hambatan, tempat istirahat yang tidak

terencana dapat mengakibatkan kemacetan bila akses masuk tidak

direncanakan dengan baik. Maka perlu adanya penentuan jalur sirkulasi

dengan melihat suatu daerah yang akan dibangun rest area.

Demi meningkatkan keselamatan lalu lintas, kendaraan yang keluar

masuk ke tempat istirahat harus direncanakan, sehingga konflik dapat

diminimalisir, terutama pada tempat istirahat yang ditempatkan pada pada

salah satu sisi di jalan dua arah karena akan terjadi konflik bersilangan

untuk kendaraan yang memotong jalan masuk ke tempat istirahat. Keadaan

ini menjadi masalah besar di jalan arteri nasional yang arus lalu lintasnya

sudah tinggi tetapi belum ada median jalannya. Di jalan Tol tempat istirahat

dilengkapi dengan lajur percepatan dan lajur perlambatan agar kendaraan

64
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

yang masuk ataupun keluar dari tempat istirahat dapat menyesuaikan

kecepatan pada lajur percepatan ataupun lajur perlambatan.

Apalagi terdapat tempat istirahat yang tidak terlalu ramai, munculnya

masalah kriminal, di mana dilakukan pencurian ataupun pemerasan

terhadap pengguna tempat istirahat, tempat istirahat dijadikan tempat untuk

melakukan Rendezvous (pacaran yang strategis). Keadaan rest area yang

tidak terpakai akan menarik orang yang tidak bertanggung jawab menjadi

hunian asik untuk wadah kegiatan mereka. Perencanaan tempat istirahat

seharusnya mengikuti kriteria sebagai berikut:

1. Jalur mobil penumpang harus dipisah dari jalur mobil barang

2. Pemisahan tempat pengisian bahan bakar antara mobil penumpang

dengan truk parkir mobil penumpang harus dilengkapi fasilitas pejalan

kaki yang aman

3. Parkir mobil penumpang dipisah dari parkir truk

4. Khusus jalur truk agar sedapat mungkin satu arah (wikibooks, 2013).

 Cafe dan Resto

Kafe dari bahasa Perancis café. Arti secara harafiah adalah

(minuman) kopi, tetapi kemudian menjadi tempat di mana seseorang bisa

minum-minum, tidak hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya (Wikipedia,

2013).

65
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Cafe berarti semacam tempat sederhana di mana seseorang bisa

menikmati makanan ringan dengan santai, santai disini yaitu dengan

diiringi music langsung ataupun dari MP3. Kafe berbeda dengan warung

karena dalam warung suasan dan penyajiannyapun berbeda. Rest area

yang memang menjadi tempat istirahat perlu adanya kafe untuk

menyejukkan pikiran dengan cara bersantai, bercengkrama sambil

mendengarkan musik membuat suasan damai untuk mengalihkan lelah

dalam perjalanan.

Restoran berasal dari kata Restaurer yang berarti restore atau

restorasi yang dalam bahasa Indonesia berarti memperbaiki atau

memulihkan, yakni memulihkan kondisi seseorang dari suatu kondisi yang

kurang baik ke kondisi yang lebih baik. Jadi restoran adalah suatu tempat

yang menyediakan makanan dan minuman untuk dikonsumsi tamu

sebagai kebutuhan dalam rangka memperbaiki/memulihkan kembali

kondisi yang telah berkurang setelah melakukan suatu kegiatan.

Tempat makan yang tersedia dalam rest area mencakup kafe dan

resto merupakan bentuk penunjang istirahat yang singkat, sangatlah

cocok demi mendukung adanya rest area tersebut. Apalagi kunjungan

berkumpul bersama keluarga akan menjadi sajian yang berbeda dalam

kafe dan resto tersebut. Menurut Setianus Zai dalam blognya berbagai

66
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

bentuk penyajian untuk menjadi hal pembeda dalam bangunan. Beberapa

Jenis-Jenis Restoran yaitu

1. Dinning Room Adalah restoran yang melayani makanan dan minuman

dengan kualitas nomor satu. Teknik pelayanan yang digunakan adalah

pelayanan secara Rusia dan Perancis . Penataan meja makan secara

Elaborate Cover atau lengkap dari Appetizer hingga Dessert.

2. Café Sebuah tempat yang menyediakan penjualan makanan dan

minuman.

3. Specialty Restaurant adalah restoran dengan ciri khasnya tersendiri

mulai dari suasana, interior, peralatan, makanan, minuman, musik

hingga pakaian seragam pelayan cenderung meonjolkan kekhasan

suatu daerah atau negara. Seperti restoran Cina, restoran Korea, dll.

4. Cafetaria Adalah restoran yang menyajikan makanan dan minuman

ringan yang pada umumnya makanan sudah jadi dengan pelayanan

yang cepat. Makanan ditata di etalase atau counter panjang, tamu

tinggal memilih/mengambil makanan sesuai dengan seleranya.

Pembayaran dilakukan di kasir yang terletak di ujung counter.

5. Pub adalah tempat dimana lebih banyak mengkhususkan penjualan

minuman dibanding penjualan makanan. Suasana pub biasanya lebih

focus pada penghiburan pelanggan dengan penyuguhan berbagai

aliran musik ataupun oleh beberapa artis lokal hingga artis dunia.

67
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

(http://definisirestoran.blogspot.com, 2013)

 Area Bermain Anak

Pengertian bermain menurut Karl Buhler dan Schenk Danziger,

bermain adalah kegiatan yang menimbulkan kenikmatan, dan kenikmatan

itu menjadi rangsangan bagi perilaku lainnya. Menurut Charlote Buhler

yang menganggap bermain sebagai pemicu kreativitas

(www.slideshare.net, 2013).

Perlunya area bermain dalam suatu kawasan pembangunan

membuat ketertarikan bagi keluarga untuk berkunjung, dengan

mengemas bangunan dalam bentuk imian mereka apalagi dalam pikiran

anak-anak yang masih sering berpikir dunia itu adalah negeri dongeng.

Sebenarnya menjadi suasana baru daerah istirahat dilengkapi dengan

tempat bermain, meski notabenya tidak sebesar wisata permainan. Area

pemainan yang membuat anak akan merasa menemukan dunianya

sendiri perlu pengawasan orang tua, karena area terdapat di area sirkulasi

kendaraan. Yang perlu diperhatikan adalah penempatan zona bermain

agar tidak membahayakan bagi anak dan pengguna jalur bebas hambatan

dan kondisi area permainan yang nyaman, aman serta dapat mendidik

anak.

 Penginapan

Penginapan yaitu daerah singgah sementara untuk beristirahat yang

68
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

memiliki batas maksimal, penggunan disarankan untuk bermalam jika

kondisinya tidak memungkinkan melanjutkan perjalanan, dikhawatirkan

jika melanjutkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, penginapan

disini khusus untuk keluarga. Menghindari kegiatan negatif yang dilakukan

pasangan yang belum bersuami istri.

Penginapan saat berpergian atau liburan adalah jenis tempat

tinggal dalam perjalanan dimana orang yang harus tinggal jauh dari rumah

lebih dari satu hari keperluan tempat untuk tidur, istirahat, keselamatan,

tempat berteduh dari suhu dingin atau hujan, penyimpanan barang.

Penginapan dapat dilakukan pada hotel, resor, apartemen, hostel atau

hostal, rumah pribadi (komersial, yaitu sebuah tempat tamu untuk tidur

yang mendapatkan sarapan pagi atau rumah sewa tempat liburan, yang

non-komersial dengan keanggotaan layanan keramahan atau tamu di

rumah teman), dalam sebuah tenda saat berkemah (sering di

perkemahan) dengan termasuk masalah sampah (Wikipedia, 2013).

Kegiatan tidur biasanya dilakukan dengan berbaring di tempat tidur

atau umumnya dengan sebuah kasur dengan fasilitas yang mendukung

untuk beristirahat total seperti televise, kamar mandi dalam, ruang

keluarga, dan kolam renang. Terlebih jika penginapan dilengkapi fasilitas

mendukung akan memanjakan pengguna dengan membawa suasana

alam, penggunan dapat beristirahat dan singgah secara total sambil

69
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

melihat pemandangan yang sudah menjadi identitas daerah. Jenis

penginapan tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat

khas yang dimiliki wisatawan sehingga dapat dikelompokkan menjadi

beberapa bagian, diantaranya :

a. City Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi

masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka

waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena

biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas

dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.

b. Residential Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang

jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat

kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama

karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka

waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas

tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.

c. Resort Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel)

atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai.

Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin

beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin

berekreasi.

d. Motel (Motor Hotel) yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan

70
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau

di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota

besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi

mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan

umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan

fasilitas garasi untuk kendaraan seperti mobil, truck dan kendaraan

pengangkut barang (http://jurnal-sdm.blogspot.com).

Motel dalam rest area lebih cocok dipakai karena untuk singgah

sementara dalam perjalanan, bukan untuk waktu yang lama. Jadi

penginapan disesuaikan dengan kondisi pengendara yang hanya

melepas lelah karena perjalanan yang panjang.

 Area Pertokoan UKM (usaha kecil menengah)

Usaha Kecil Menengah adalah sebuah bangunan usaha yang

berskala kecil. Umumnya, dikelola oleh perseorangan maupun

kelompok. Usaha kecil menengah untuk melengkapi rest area dengan

memapakrkan hasil daerah yang ada seperti : hasil pengolahan tani,

kerajinan dan makanan has daerah.

Dengan ukuran tempat yang kecil dan fleksibel, usaha kecil

menengah memiliki kelebihan yang lebih, terutama dalam segi

pembentukan dan operasional. Usaha kecil menengah memiliki peran

71
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

yang besar sebagai kontribusi terhadap pemerintah daerah.

Mengenalkan kepada masyarakat luas apa karakter daerah setempat.

UKM usaha kecil menengah dapat mewadahi masyarkat untuk

berusaha karena mengingat daerah Tol adalah pilihan yang tepat untuk

jalur bebas hambatan, dimana jalan lama telah ditinggalkan. Dan

komunitas usaha kian menurun karena tidak lagi dilewati oleh

pengendara, demi mengatasi kejahatan yang semakin merajalela

karena peluang kerja semakin sedikit. Dalam rest area menyediakan

usaha kecil menengah sebagai tempat aspirasi masyarakat terutama

terhadap kesenjangan sosial yang semakin memburuk.

5. Tempat Informasi industri dan pariwisata

Tempat informasi adalah tempat mencari berita. Berita yang di

dapat menjadi pengetahuan baru bagi wisatawn, dengan adanya

tempat informasi industry dan pariwisata, pengunjung dapat

menegtahui dan merencakan tempat apa yang akan mereka kunjungi.

Adanya sektor industry yang begitu banyak di Kabupaten Jeneponto

menjadikan suatu indentitas daerah sehingga pengunjung dapat

mengetahui bagaimana industri dapat muncul dan berkembang sampai

saat ini. Dalam Pariwisata dapat menenrima berita secara aktual

tentang lokasi,biaya,jarak tempuh dan kendala. Hal ini sangat

menguntungkan pengunjung tanpa harus kebingungan mengetahui

72
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

informasi. juga dapat mengangkat daerah Kabupaten Jeneponto agar

dikenal masyarakat lain.

E. KONSEP REST AREA (MICHI NO EKI DI JEPANG)

Michi no Eki adalah sebuah konsep rest area yang menyediakan

tempat beristirahat nyaman dan layanan berkualitas lainnya bagi pengguna

jalan, dengan melibatkan peran serta masyarakat lokal. Konsep ini berangkat

dari pemikiran Semakin meningkatnya jumlah pengendara yang menempuh

perjalanan jauh melalui jalan darat membuat pemerintah Jepang

memandang perlu untuk menyediakan rest area sebagai tempat para

pengendara untuk beristirahat.

Michi no Eki bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap

keselamatan dan kenyamanan di jalan, di lengkapi dengan media untuk

mempromosikan produk-produk dan aktivitas lokal. Prinsip-prinsip dari Michi

no Eki adalah menyediakan fasilitas untuk beristirahat (refresh), komunitas

(community), dan pelayanan informasi (information).

Sejak Michi no Eki pertama ada pada tahun 1993, hingga saat ini di

Jepang terdapat kurang lebih 967 buah Michi no Eki. Pemerintah Jepang

mensyaratkan pembangunan Michi no Eki, antara lain:

 Lokasi terdapat di tepi jalan raya dan mudah di akses oleh pengguna

jalan;

73
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

 Pelayanan meliputi tempat parkir, toilet, telepon umum, ruang informasi;

 Memiliki fasilitas tempat parkir yang luas dan bisa digunakan

pengendara secara gratis. Toilet yang bersih, ruang informasi yang

menyediakan mengenai informasi lalu lintas dan komunitas lokal serta

fasilitas penunjang seperti restoran, mini market yang menyediakan

produk-produk lokal seperti produk pertanian, kerajinan dan lain-lain

yang di operasikan oleh masyarakat/komunitas lokal;

 Penanggung jawab fasilitas yang dioperasikan oleh komunitas adalah

pemerintah daerah atau lembaga kemasyarakatan;

 Pertimbangan pendirian Michi no Eki adalah akses yang mudah baik

oleh anak-anak, orang dewasa, orang tua maupun difable serta

memperhatikan tata ruang setempat.

 Perawatan fasilitas secara keseluruhan, misalnya toilet harus selalu

bersih dan dapat digunakan secara aman dan nyaman;

 Membantu pemerintah dalam hal mengumpulkan dan menyebarkan

informasi lalu lintas;

 Mendidik dan melatih staff humas dengan tujuan meningkatkan kualitas

informasi yang ditawarkan;

74
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

 Membuat kolaborasi yang saling menguntungkan untuk meningkatkan

fungsi dan fasilitas Michi no Eki secara keseluruhan.

Michi no Eki merupakan suatu konsep kerjasama pemerintah dengan

swasta di mana masyarakat/komunitas lokal dapat berperan secara

independen dalam pengelolaannya, khususnya didaerah pinggiran dan

perdesaan yang dilalui oleh jalan raya. Peran masyarakat antara lain dalam

penyediaan layanan seperti restoran, stan yang menjual produk-produk lokal

seperti produk pertanian, makanan tradisional, barang-barang kerajinan,

barang kebutuhan pengendara selama dalam perjalanan dan lain-lain. Hal

ini berarti bahwa Michi no Eki akan memberikan pengendara suatu

pengalaman unik dan berciri khas lokal selama beristirahat, sementara disisi

lain masyarakat lokal mendapatkan keuntungan komersial melalui penjualan

produk. Michi no Eki menuntut keterlibatan dan peran serta aktif dari

masyarakat setempat, sehingga diharapkan tujuan pemberdayaan

masyarakat lokal dan penciptaan lapangan kerja baru dapat terwujud.

Michi no Eki kini telah berkembang menjadi ide yang diterapkan di

banyak negara sebagai penerapan rest area yang lebih teritegrasi dengan

masyarakat dan daerah di sekitarnya.

75
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

1. Perencanaan dan pengaturan ruang (Planning the arrangement of

fasilities)

Sangat penting untuk mempertimbangkan kelancaran pergerakan

kendaaraan dalam lokasi rest area, dan juga perlu perhatian khusus

dalam pengaturan rest area, pengisian bahan bakar umum, area parkir,

area komersial dalam kawasan. Dari sudut pandang administrasi sangat

penting juga untuk mempertimbangka kemudahan perawatan,

pengoperasian serta kebersihan dan keamanan. Pada gambar berikut ini

terdapat 2 dua model pengaturan fasilitas rest area. Yang pertama

fasilitias diletakkan sejajar denga area parkir sedangkan gambar kedua

diletakkan disekitar rest area.

76
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

2. Konsep Desain Fasilitas

Untuk pengguna jalan Michi no Eki adalah rest area, tetapi bagi

masyarakat lokal Michi ni Eki adalah sarana bagi mereka untuk

mempromosikan produk-produk ungulan mereka. Oleh karena dalan

mendesai kosep bangunan perlu menggunakan karakter khas daerah

tersebut, baik itu sejarah, kebudayaan atau visi suatu daerah yang cocok

untuk komunitas lokal itu sendiri sehingga mereka memiliki perasaan

cinta dan bangga terhadap dirinya sendiri. Di Jepang konsep desain

Michi no Eki di beberapa tempat didesain berdasarkan budaya

tradisional. Juga sangat penting untuk membuat konsep desain yang

mudah digunakan dan menjadikan pengunjung sebagai prioritas.

Gambar berikut ini adalah contoh konsep desain dengan karakter lokal.

77
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

78
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

A. Analsis Tapak
Analisis tapak merupakan analisis yang bertujuan untuk
mengidentifikasi semua faktor-faktor yang mempengaruhi bangunan dalam
suatu tapak yang kemudian faktor-faktor tersebut dievaluasi dampak positif
dan negatifnya. Melalui identifikasi dan evaluasi tersebut akan menghasilkan
alternatif-alternatif solusi dalam merencanakan tapak.
Pada analisis ini, terdapat dua alternatif perancangan yang diperoleh
dari prinsip-prinsip pada tema yang telah dikerucutkan menjadi lima prinsip,
yaitu structure as aesthetic, structure as articulating circulation, structure as
light, structure as high-tech expression dan structure as room flexibility.
1. Kondisi Eksisting
Tapak berbentuk segitiga yang tidak beraturan. Tapak berada di
Lingkungan Borong Untia Desa Karama Kelurahan Benteng Kecamatan
Bangkala Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas
lahan berkisar ± 3,5 Ha. Lokasi tapak terletak pada daerah perbukitan
dengan kondisi struktur tanah bebatuan serta tingkat kemiringan yang
variatif, mulai dari landai, datar hingga curam.

79
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Gambar 4.1. Peta Lokasi Tapak

Terkait kondisi eksisting tapak, maka perlu dilakukan hal-hal sebagai


berikut:

- Memanfaatkan luasan lahan dengan efektif dan efisien.


- Memberikan tampak yang tidak monoton dengan memanfaatkan
kontur tanah yang variatif.
- Bentuk bangunan secara keseluruhan tidak menyatu dikarenakan
masing-masing bangunan memiliki orientasi yang berbeda.
- Pembagian zona berdasarkan pengelompokan fungsi ruang bukan
berdasarkan sifat ruang, sehingga masyarakat pengguna lebih mudah
dalam mengakses fasilitas-fasilitas yang tersedia dalam Rest Area.

80
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

2. Kebisingan
Tapak berada pada sisi jalan utama, yakni Jalan Poros Takalar –
Jeneponto yang dalam RTRW Nasional disebut sebagai Jalan Trans
Sulawesi Koridor Selatan. Kondisi tapak dengan bentuk segitiga yang tidak
beraturan berdampak pada dua sisi tapak yang berhadapan langsung
dengan jalan utama, yakni sisi selatan dan sisi barat tapak. Kondisi
tersebut diidentifikasi menjadi sumber kebisingan akibat volume
kendaraan yang melintas pada jalan utama cukup padat.

Gambar 4.2. Sumber Kebisingan pada Tapak

Terhadap kondisi tersebut di atas, maka perlu dilakukan hal-hal


sebagai berikut:

- Memanfaatkan lahan pada sisi utara tapak secara efektif.


- Kebisingan harus diatasi dengan rekayasa arsitektural sehingga ruang
atau bangunan yang membutuhkan ketenangan, semisal ruang ibadah,
klinik dan lain sebagainya dapat terlindungi dengan baik dari resiko
kebisingan.

81
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

3. Aksesibilitas dan Sirkulasi


Sirkulasi kendaraan di sekitar tapak merupakan sirkulasi kendaraan
dua arah. Jalan dua arah tersebut hanya dipisahkan oleh marka jalan.
Pada area sekitar tapak, belum terdapat sirkulasi khusus untuk pejalan
kaki berupa pedestrian ataupun trotoar di tepi jalan. Sesuai dengan kondisi
eksisting, terdapat dua jalur yang berpotensi menjadi jalur akses untuk
masuk ke area tapak, yaitu pada sisi selatan. Hal tersebut didasari oleh
kondisi kemiringan tanah yang berada pada kategori datar.

Gambar 4.3. Peta Aksesibilitas Lokasi Tapak

82
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Terkait kondisi tersebut di atas, maka perlu dilakukan hal-hal sebagai


berikut:
- Perlunya melakukan pelebaran terhadap volume jalan untuk
menghindari terjadinya kemacetan akibat adanya perlambatan
kendaraan oleh aktifitas masuk dan keluar area tapak.
- Perlunya pembangunan trotoar sebagai pemisah jalan dua arah pada
sirkulasi kendaraan di sekitar area tapak. Hal tersebut juga sebagai
upaya rekayasa lalu lintas agar kendaraan yang hendak masuk
ataupun keluar area tapak tidak langsung memotong jalan.
- Perlunya memisahkan jalur masuk dan jalur keluar pada area tapak
agar tidak terjadi penumpukan kendaraan.
- Perlunya memasang rambu-rambu lalu lintas pada area sekitar tapak.
- Dalam area tapak, pengunjung tidak diperbolehkan menggunakan
kendaraan untuk melakukan aktifitas, dalam hal ini pengunjung harus
memarkir kendaraannya terlebih dahulu pada tempat yang telah
ditentukan agar terhindar dari segala macam bentuk polusi serta lebih
memudahkan aksesibilitas para pengunjung.

83
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

4. Vegetasi dan Ruang Terbuka Hijau


Vegetasi yang ada pada sekitar area tapak adalah berupa pohon
lontar, pohon pisang serta tanaman-tanaman liar lainnya. Pepohonan dan
tanaman-tanaman liar tersebut tumbuh pada bagian barat, utara dan
selatan tapak. Pada sekitar area tapak terlihat gersang dan terasa sangat
panas akibat minimnya vegetasi yang dapat berfungsi sebagai peneduh.

Gambar 4.5. Kondisi Vegetasi pada Area Tapak

Terkait kondisi tersebut di atas, maka perlu dilakukan hal-hal sebagai


berikut :

- Memaksimalkan pepohonan ataupun tanaman-tanaman lainnya yang


sudah ada pada area sekitar tapak.
- Menerapkan konsep Green Building pada bangunan di area tapak.
- Memperbanyak menanam pohon yang dapat berfungsi sebagai
peneduh terkhusus pada area parkir tapak.

84
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

5. Pandangan ke dan dari Tapak


Terdapat tiga pilihan yang dapat dijadikan pandangan ke dan dari
tapak, yaitu barat, timur dan juga selatan. Adapun pandangan tersebut,
yakni pandangan ke arah PLTU Bosowa, pandangan ke arah Kota
Jeneponto serta pandangan ke arah bukit di sekitar area tapak.

Gambar 4.6. Pandangan ke Arah PLTU Bosowa

Gambar 4.7. Pandangan ke Arah Kota Jeneponto

85
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Gambar 4.8. Pandangan ke Arah Bukit


Terkait kondisi tersebut di atas, maka perlu dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
- Perlunya memberikan nuansa yang variatif terhadap pandangan baik
ke maupun dari arah tapak agar tidak terkesan monoton.
- Memaksimalkan pandangan ke arah PLTU Bosowa serta ke arah bukit
untuk memberikan nuansa sejuk.
- Agar pandangan ke arah tapak juga bisa maksimal, maka perlu
penataan vegetasi yang afektif dan efisien sehingga pandangan dari
luar tapak tidak begitu terhalangi oleh pepohonan.
6. Kondisi Iklim
a) Matahari
Posisi tapak yang tidak tegak lurus melainkan agak miring
mengakibatkan hampir semua sisi tapak tersinari matahari secara
merata. Sebagian sisi akan tersinari sinar matahari pagi dan sebagian
sisi akan tersinari sinar matahari sore.

86
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

b) Arah angin
Angin dominan akan berhembus dari arah selatan ke arah utara. Hal
tersebut disebabkan oleh sisi utara tapak yang lebih tinggi
dibandingkan dengan sisi selatan tapak.

Gambar 4.9. Peta Kondisi Iklim Tapak

Terkait kondisi tersebut di atas, maka perlu dilakukan hal-hal sebagai


berikut:
- Mengefektifkan tata letak bangunan sebagai upaya memaksimalkan
kondisi sinar matahari sebagai sumber pencahayaan alami.
- Perlunya melakukan rekayasa sebagai upaya meminimalisir paparan
sinar matahari langsung.
- Perlunya melakukan rekayasa sebagai upaya meminimalisir hembusan
angin agar tidak terlalu terasa kencang

87
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

B. ANALISIS RUANG
Analisis ruang digunakan untuk mengetahui semua kebutuhan ruang
yang dibutuhkan dalam perencanaan DED Rest Area Kabupaten Jeneponto.
Selain itu, juga untuk mengetahui jumlah ruang, ukuran ruang, dan luas ruang
yang kemudian akan digunakan sebagai acuan untuk menghasilkan
gambaran penataan layout masing-masing ruang
Setelah diketahui semua kebutuhan ruangnya yang berasal dari hasil
analisah aktivitas pengguna, kemudian akan dianalisis terkait dengan
persyaratan tiap-tiap ruang dan hubungan kedekatan antar ruang. Proses
analisah ini akan menghasilkan hasil akhir berupa organisasi ruang yang
dapat dikatakan sebagai layout kasar digunakan sebagai acuan dalam
merancang layout bangunan yang sebenarnya
1. Analisis Fungsi Ruang
Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui segala fungsi pada
rencana pembangunan Rest Area Kabupaten Jeneponto, baik fungsi
primer sekunder dan fungsi penunjang. Selain itu, sekaligus untuk
megidentifikasi kebutuhan yang dibutuhkan pada kawasan ini. Analisah ini
harus sesuai dengan jenis objek sehingga fungsi-fungsi obyek dapat
diketahui secara tepat tanpa harus keluar dari onjek.
a. Fungsi Primer
Rest area Kabupaten jeneponto memiliki fungsi primer sebagai berikut:
 Area Parkir
 Food Court (Swalayan)
 Super Market (comuditi local dan produk UMKM)
b. Fungsi Sekunder
Rest area Kabupaten jeneponto memiliki fungsi sekunder sebagai berikut:

88
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

 Informasi Potensi Pariwisata Daerah


 Free Market
 Pengisian Bahan Bakar Umum dan Maintenance
c. Fungsi Penunjang
Rest area Kabupaten jeneponto memiliki fungsi penunjang sebagai berikut:
 Mushollah
 Toilet
 ATM Centre
 Clinik
 Public Service
2. Analisis Aktifitas
Analisis aktifitas merupakan analisis untuk megidentifikasi semua
kemungkinan aktivitas yang ada analisis ini klasifikasi fungsi objek yang
kemudian akan menghasilkan gambaran semua aktifitas.

Tabel 4.1. Aktivitas dalam Kawasan


Fungsi Fasilitas Jenis Sifat

Primer Area Parkir  Parkir Mobil Rutin


 ParkirMotor Publik

Food Court  Makan Rutin


 Istrahat Publik

Super Market  Mengelola dan Rutin


memelihara Publik
produk

89
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

 Bertanya tentang
produk
 Melihat lihat dan
memilih barang
Sekunder Informasi Potensi  Mayiapkan Rutin
Pariwisata Daerah media informasi Publik
 Membaca
informasi
 Berdiskusi
dengan pengung
Free Market Mengatur dan Rutin
menata jualan Publik
 Melihat dan
memilih barang
 Bertanya
mengenai barang
jualan
Pengisian Bahan  Mengisi BBM Rutin
Bakar Umum  Cuci kendaraan Publik
 Perbaiki
Kendaraan
Toilet  Buang air Besar Rutin
 Buang Air Kecil Publik

Penunjang  Cuci muka dan


cuci tangan
 Ganti pakaian
Mushollah  Berwudhu Rutin

90
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

 Sholat Publik

ATM Centre  Malukaka Rutin


transaksi Publik
tunia/non tunai
Klinik  Tindakan medis Rutin
Publik

Publik Service  Pelayanan Sewaktu waktu


kepada Privat
masyarakat
 Rapat

3. Analisis Pergerakan
Kawasan rest area Kabupaten Jeneponto memiliki berapa aktivitas
seperti aktivitas primer sekunder maupun penunjang. Massa massa
bagunan tersebut diletakkan dibeberapa tempat yang berbeda-beda.
Untuk memudahkan para pengunjung dalam mengakses tempat-tempat
tersebut maka dibutuhkan analisis pergerakan maka perlu dilakukan
analisah pergerakan dalam ruang.

91
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Gambar 4.10. Analisis Pergerakan dalam Kawasan

92
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

A. Konsep Perencanaan

1. Konsep Kapasitas Kawasan

Pembangunan Rest area Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak

di Kabupaten Jeneponto diharapkan mampu manampung jumlah

pengguna jalan yang melintas di Jalan Nasional Trans Sulawesi Koridor

Selatan yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Arah

pengembangan kawasan rest area akan dikembangkan menjadi sebuah

rest area terpadu yaitu dengan manambahkan beberapa fungsi lain

dalam kawasan selain sebagai tempat istrahat bagi pengguna jalan

diantaranya adalah fungsi wisata dan fungsi ekonomi, sehingga

pembangunan fasilitas pada kawasan ini tidak hanya berfokus terhadap

pembangunan fasilitas yang hanya akan menunjang fungsi rest area

sebagai tempat istrahat. Akan tetapi dalam pengembangannya rest area

ini akan dilengkapi dengan fasilitas yang akan mendukung fungsi rest

93
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

area sebagai tempat wisata dan juga sebagai wadah peningkatan

kondisi ekonomi daerah setempat, seperti adanya area free market

Space yang disiapkan untuk komuditi lokal dan local produce hall untuk

produk UMKM setempat.

Salah satu tujuan pengembangan kawasan rest area ini adalah

sebagai wadah promosi potensi daerah utamanya dibidang pariwisata

dan juga sebagi etalase peroduk bagi produk-produk lokal khas

Kabupaten Jeneponto pada khusunya dan juga membuka kemungkinan

bagi produk lokal dari daerah diluar Kabupaten Jeneponto.

2. Konsep Pelaku Kegiatan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bagian

sebelumnya dari laporan ini, maka konsep pelaku kegiatan pada

perencanaan rest area di Kabupaten Jeneponto adalah sebagai berikut:

a. Jenis pelaku berdasarkan macam aktivitas yang dilakukan di rest

area sebagai berikut:

- Penumpang

- Pengunjung

- Pengelola

- Pedagang

b. Berbelanja dan makan adalah merupakan aktivitas utama dalam

kawasan rets area sehingga fasilitas-fasilitas yang mendukung

aktivitas tersebut harus mendapatkan perhatian khusus.

94
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan ruang yang akan

menunjang aktivitas para pengunjung akan lebih diutamanan.

c. Aktivitas kegiatan berdasarkan pelaku dikelompokkan menjadi;

Setelah mengetahui uraian singkat mengenai aktivitas pelaku,

selanjutnya dilakukan klasifikasi karakteristik kegiatan pelaku

berdasarkan macam kegiatan yang dilakukan oleh pelaku. Jenis

kegiatan pelaku nantinya akan diklasifikasi menjadi 4 jenis kelompok

kegiatan, sebagai berikut:

1) Kegiatan Utama

Kelompok kegiatan utama merupakan kegiatan yang

berkaitan langsung dengan esensi rest area sebagai tempat

beristrahat.

2) Kegiatan pengelola

Kelompok pengelola merupakan kelompok kegiatan yang

mengatur administrasi untuk memunjang kegiatan dalam

kawasan.

3) Kegiatan pendukung

Kelompok kegiatan ini adalah kegiatan yang difasilitasi oleh

rest area untuk menunjang kegiatan utama.

95
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

4) Kegiatan service

Kelompok kegiatan ini berkaitan dengan perawatan

kawasan rest area dan juga memungkinkan adanya fasilitas

pelayanan publik.

Tabel. 5. 1. Aktivitas kegiatan dalam perencanaan rest area

Sifat Kelompok
Pelaku Kegiatan Macam Kegiatan
Kegiatan Kegiatan

Merancang
Pengelola Kegiatan Semi-Privat Pengelolaan
Peraturan

Rapat dan Diskusi Semi-Privat Pengelolaan

Istrahat Semi-Privat Pendukung

memantau
Semi-Privat Pengelolaan
kegiatan

mengelola
Privat Pengelolaan
keunagan

membuat laporan Privat Pengelolaan

memeriksa
Privat Pengelolaan
laporan

Mengurus
Staf Privat Pengelolaan
administrasi

Rapat dan Diskusi Semi-Privat Pengelolaan

96
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Istrahat Semi-Privat Pendukung

Melayani

Keluhan Semi-Privat Pengelolaan

Pengunjung

Turun dari
Pengunjung publik Utama
Kendaraan

istrahat dan
publik Utama
makan

berbelanjan publik Utama

mengunjungi free
publik Utama
market

mengunjungi

Tourism publik Utama

Information

Menjual barang
Pedagan publik Utama
dan Jasa

Membersihkan
Cleaning Sevice publik Servis
semua fasilitas

istrahat publik Pendukung

Petugas Parkir mengatur parkir publik Servis

istrahat publik Pendukung

97
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

3. Konsep Besaran Ruang

Konsep besaran ruang lebih difokuskan pada pengoptimalan ruang

terbuka, sehingga sebagian besar lahan digunakan untuk ruang terbuka

dan parkir. Pengembangan fasilitas pada kawasan dibagi menjadi dua

bagian utama yaitu fasilitas/bangunan utama dan fasilitas/bangunan

penunjang/pendukung dengan luasan sebagai berikut:

Tabel. 5. 2. Luas per massa bangunan dalam kawasan rest area

No Bangunan/Fasilitas Utama Luas

1 Free Market Space 1.010 M2

2 Local Produce Hall 1.000 M2

3 Management Office Building 70 M2

4 Public Service Room 110 M2

5 Atm Center 16 M2

6 Information Tourism 4 M X 6 M = 24 M2

7 Restaurant, Retail & Foodcurt 1.150 M2

No Bangunan/Fasilitas Penunjang Luas

1 SPBU 2.700 M2

98
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Tempat Tambal Ban & Ganti Ban


2 230 M2
Mobil & Istirahat Sopir

No Public Restrom Luas

1 Men’s Toilet 8,5 M X 2 M = 102 M2

2 Woman Toilet 8,5 M X 2 M = 102 M2

3 Klinik Kesehatan 12 M X 12,5 M = 150 M2

4 Masjid 20 M X 20 M = 400 M2

No Bangunan/ Fasilitas Utilitas Luas

1 Rumah Genset Dan Pompa, 4X8M

2 Groundtank, Ukuran 6 X 6 X 2,5 M

3 Tower Air -

No Bangunan/ Fasilitas Utilitas Luas

1 Parkir Motor Kapasitas = 70 Unit

Parkir Mobil Pribadi Kapasitas 80 =


2
Unit 1.3 Ha

Parkir Mobil Bus & Truck Kapasitas =


3
17 Unit

99
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

4. Konsep Hubungan Antar Ruang

Hubungan antar ruang pada kawasan rest area di Kabupaten

Jeneponto merupakan hubungan antar ruang berdasarkan fungsinya

yaitu fungsi utama dan fungsi penunjang. Ruang yang perperan sebagai

fungsi utama adalah ruang super marke,t foodcpurt dan parkiran

sedangkan fungsi penunjang adalah mushollah, toilet dan klinik.

Berikut merupakan hubungan antar ruang pada kawasan rest area

di Kabbupaten Jeneponto.

Gambar 5. 1. Hubungan Antar Ruang Pada Kawasan Rest Area

100
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

B. Sepsifikasi Kawasan

Spesifikasi rancangan kawasan yang dimaksud adalah zonasi yang

terbentuk dari hasil analsisi tapak, analisis ruang dan analsisi pergerakan

dalam kawasa rest area. Pada dasarnya berdasarkan fungsinya kawasan

tersebut dibagi menjadi tiga fungsi yaitu fungsi primer, fungsi sekunder

serta fungsi penunjang. Maka fungsi ruang dalam kawasan ini juga dibagi

menjadi tiga zona yaitu zona perimer, sekunder dan zona penunjang.

Area Penunjang
Area SPBU
Diletakkan dibagian
tenga kawasan agar
mudah diakses dari
semua arah site.

Free Market Space

Diletakkan di bagia tengah dan


akses menuju bangunan utama,
Peribadatan Lokal Produce Hall & Foodcourt agar setiap pengunjung dapat
Diletakkan di area paling depan melihat produk produk
Diletakkan dekat dengan pusat
sehingga dengan mudah terlihat dari setempat yang dipamerkan.
aktifitas manusia yaitu Local
Produce Hall dan Foodcourt arah jalan, di zona ini juga diletakkan
food court dengan view langsung
menghadap PLTU Jeneponto.

Gambar 5. 2. Penataan Zonasi Kawasan

101
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Dengan penerapan zonasi tersebut tersebut diaharapkan dapat

tercipta keseimbangan massa dalam ruang sehingga tercipta lingkungan

kawasan yang nyaman, sehingga kebutuhan dari setiap pengunjung yang

berbeda beda tidak akan saling mengganggu. Pembagian fungsi zonasi

dan peletakan massa dalam kawasan mempertimbangkan beberapa aspek

meliputi; kebisingan, arah matahari, arah angin, pencahayaan dan

kepentingan dalam kemudahan pencapaian fungsi bangunan.

C. Tata Massa

Tata letak tiap bangunan diletakkan dengan mempertimbangkan

kondisi eksisting atau elemen-elemen alamiah tapak, dimana bangunan

dapat beradaptasi dengan alam. seperti pertimbangan aksesibilitas

kawasan, view serta pertimbangan lainnya. Entrance diletakkan disisi barat

site yang memiliki elevasi hampir sama dengan elevasi jalan. Area food

court diletakkan di area yang memiliki elevasi yang lebih tinggi dan

diletakkan dia bagian selatan site agar view PLTU dan hamparan sawah

tidak terhalang oleh bangunan massa lainnya. Selain itu meletakkan tempat

ibadah diarea yang minim kebisingan dan juga berada pada titik yang

berdekatan dengan pusat kegiatan manusia.

Konsep peletakan massa pada kawasan ini menggunakan konsep

massa terpusat dimana aktivitas utama dalam kawasan dipusatkan pada

satu titik massa. Massa bangunan yang menjadi pusat aktivitas dalam

kawasan adalah foodcourt dan local produce hall.

102
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Toilet dan Klinik


Fasilitas Utama
Diletakkan pada titik yang
(Supermarketm Foud
mudah dijangkau dari
Court & Restaurant)
semua bagian kawasan
Dileakan di area paling
seperti area bangunan
depan agar bagunan
utama dan parkir.
utama dalam kawasan
bisa terlihat langsung dari
arah jalan raya.

Mushollah
Diletakkan pada titik yang
dekat dengan pusat
aktivitas manusia Foud Court
(Supermarket dan Diletakkan di area yang
Foudcourt) memiliki elevasi paling
tinggi dengan view
menghadap langsung ke
PLTU.

Gambar 5. 3. Rencana tata massa bangunan

Tata bangunan dalam kawasan sebisa mungkin menghindari orientasi

yang menghadap ke timur atau barat untuk menghindari matahari

langsung. Orientasi bangunan utama dibuat sejajar dengan jalan utama

sehingga memudahkan view dari arah jalan kea rah site.

D. Sirkulasi dan Parkir

Kendaraan yang sering lewat melintasi jalan nasional Trans Sulawesi

koridor selatan dapa dibedakan menjadi beberapa jenis kendaraan

menurut ukurannya. Kendaraan dengan tipe kecil seperti kendaraan

103
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

pribadi, kendaraan penumpang sedangkan kendaraan kendaraan dengan

tipe besar seperti bus dan truck. Oleh karena itu dalam penentuan area

parkir dalam desain kawasan rest area di Kabupaten Jeneponto ini

dipisahkan berdasarkan ukuran kendaraan.

Area parkir pada kawsan ini dipisahkan menjadi tiga bagian yaitu parkir

untuk kendaraan berukuran besar, area parkir kendaraan untukuran kecil

serta area parkir sepeda motor. parkir Kedaraan dengan ukuran besar

seperti truk dan bus di tempatkan di area terpisah dengan kendaraan

berukuran kecil . Area parkir truk dan bus ditempatkan diarea yang luas hal

ini dilakukan untuk mempermudah kendaraan besar dalam melakukan

maneuver, kapasitas parkir untuk kendaraan dengan tipe besar mampu

menampung 13 unit. Untuk kendaraan kecil di ditempatkan di beberapa

area yang tersedia didalam site dengan kapasitas parkir mencapai 150 unit.

Begitupun untuk sepeda motor disiapkan area parkir khusus dengan

kapasitas mencapai 110 unit.

104
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Gambar 5. 4. Rencana perletakan area parkir kendaraan

Untuk memudahkan pergerakan kendaraan dalam kawasan maka

surkulasi kendaraan besar dengan kecil dibuat terpisah. Hal ini

dimaksudkan agar manuver kendaraan besar tidak mengganggu arus

sirkulasi kendaraan lainnya.

System sirkulasi pada kawasan ini menggunakan system one gate,

penerapan one gate dilakukan karea mempertimbangkan kondisi site yang

berkontur dan cukup curam di beberapa sisi site, sehingga tidak banyak

pilihan dalam membuat bukaan menuju site. Berikut merupakan skema

sirkulasi dalam kawasan.

105
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Gambar 5. 5. Rencana sirkulasi kendaraan keluar dan masuk

Pada saat memasuki kawasan melalui gate, pengunjung diarahkan

menuju area parkir sesuai dengan jenis kendaraan yang digunakan,

kemudian dari tempat parkir, pengunjung dapat megakses bangunan

utama dengan berjalan kaki menuju area Free Market Space kemudian

masuk ke gedung utama.

E. Ruang Terbuka dan Vegetasi

Penataan lansekap dan ruan terbuka menjadi salah satu poin penting

dalam dalam perencanaan dan perancangan desain rest area ini, karena

106
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

merupakan sebuah unsur utama dalam menerapkan sebuah konsep

keselarasan manusia dengan alam sehinggan aktivitas manusia dalam

kawasan dapat menyatu dengan alam.

Secara menyeluruh ruang terbuka pada kawasan rest area ini dibagi

menjadi tiga bagian sesuai fungsinya masing yaitu area parkir, play ground

dan vegetasi berupa penanaman pohon pengarah dan penenduh.

Perletakan tanaman harus disesuaikan dengan tujuan perencanaan

tanpa melupakan fungsi tanaman yang akan dipilih nantinya, yaitu

meletakkan tanaman pengarah pada sirkulasi kendaraan sebagai

pengarah pengguna kendaraan, tanaman pelindung diletakkan disisi

pedestrian sehingga dapat berfunhsi sebagai peneduh bagi kendaraan

yang parkir maupun bagi pejalan kaki.

F. Rancangan Bentuk dan Struktur Bangunan

1. Masjid, Supermarket dan Restaurant

Bangunan Masjid, Supermarket dan restaurant diletakkan secara

berhimpitan sehingga bangunan-bangunan tersebut terlihat menjadi

seperti satu bangunan utama. Bagunan ini dibangun berhimpitan kareana

fungsi-fungsi dari aktivitas masing-masing memiliki hubungan yang sangat

kuat. Akan tetapi kativitas dari masing-masing bangunan tersebut tetap

akan berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing dan tidak saling

mengganggu satu sama lain.

107
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

a. Denah

Posisi denah dalam site

Gambar 5. 6. Denah Masjid, Supermarket dan Restaurant

108
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

b. Bentuk Bangunan

Model bangunan foot


court mengadopsi bentuk
perahu phinisi untuk
melambangkan bahwa
nenek moyang
masyarakat Kabupaten
Jenepoto adalah pelaut.

Masjid Al-Karomah:
Nama AL-Karomah
menyesuaikan dengan
nama kampung tersebut
yaitu kampung karama;.

Gambar 5. 7. Bentuk Bangunan Masjid, Supermarket dan foodcourt

109
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

2. Toilet dan Klinik Kesehatan

Bangunan toilet dan klinik hanya terdiri dari satu laintai akan dalam

bangunan dipisahkan menjadi tiga fungsi yaitu toilet, klinik dan bengkel.

1. Denah

Gambar 5. 8. Denah Bangunan Toilet dan Klinik

2. Bentuk

Gambar 5. 9. Bentuk Bangunan Toilet dan Klinik

110
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

G. Rancangan Utilitas Kawasan

1. Instalasi Air Bersih, Air Kotor cair dan Padat

System pengelolaan air bersih dalam kawasan menggunakan

system perpiaan dengan menggunakan dua sumber air bersih yaitu

PDAM dan sumur bor. Dalam system ini air dialirkan langsung melalui

pipa dari sumbernya kemudian ditampung terlebih dahulu didalam

tangka bawah (ground tank) kemudian dipompa ke tangki atas utnuk

didistribusikan kesetiap bangunan.

Gambar 5. 10. Skema Penyaluran Air Bersih

Sementara itu untuk instalasi air kotor dipisahkan menjadi dua

bagian berdasarkan jenis air kotor tersebut, yaitu air kotor cair dan air

kotor padat. Air kotor cair merupakan sisa dari air wudhu, air dari dapur

restaurant dan kamar mandi dialirkan langsung keluar ke jaringan

drainase utama melalui pipa sedangkan air kotor padat dialirkan dari

toilet ke tanki septik dan kemudian diangkut menggunakan truk tinja

secara proidik.

111
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Gambar 5. 11. Skema Penyaluran Air Kotor

Gambar 5. 12. Rencana Instalasi Jaringan Air Bersih Kotor dan Padat

112
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

2. Instalasi Listrik dan Penerangan

Sumber energi listrik dalam kawasan rest area direncanakan

menggunakan 3 sumber energi listrik yaitu PLN, Genset dan solar sel.

Pengelolaan energi dan listrik primer dari PLN digunakan sebagai

sumber utama melalui pembagian beberapa trafo dan MCB distribusi

untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam ruangan. Geset disiapkan

sebagai cadangan apabila sewaktu waktu sumber listrik dari PLN

mengalami gangguan. Sementara itu untuk penerangan diluar

ruangan/lampu jalan mengunakan solar sel sebagai sumber listrik.

Gambar 5. 13. Rencana Instalasi Jaringan Listrik

113
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

Gambar 5. 14. Skema Aliran Listrik dari PLN dan Genset

3. Penghawaan Rauangan

Konsep kawasan lebih mengutamakan kepada konsep bangunan

hemat energi dengan memanfaatkan potensi alam. Potensi angin dalam

site yang cukup bagus direspon dengan penerapan konsep bangunan

dengan memberikan bukaan atau ventilasi pada sisi luar bangunan.

Khusu bnagunan foodcourt didesain dengan konsep terbuka dengan

tujuan agar para pengunjung dapat menikmati hembusan angin.

Sedangkan untuk bangunan supermarket dibuat tertutup dengan

menggunakan system pencahayaan buatan yaitu dengan

menggunakan air conditioner (AC).

4. Konsep pencegahan dan pemadaman kebakaran

Ada beberapa langkah dalam mencegah dan menanggulangi

bahaya kebakaran dalam bangunan, yaitu pendeteksian dan

penanggulangan.

1. Pendeteksian menggunakan smoke/heat detector yang

dihubungkan dengan alarm/bel dan fire alarm junction box,

kemudian ke main control fire alarm. Bila terjadi kebakaran,

114
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

heat/smoke detector akan mendeteksi asap dan panas yang secara

otomatis akan membunyikan alarm/bel. Kemudian menghidupkan

pompa di GWR ke sprinkler dan FDC (Fire House Cabinet) pada

tiap lantai.

Gambar 5. 15. Skema pendeteksis kebakaran

Gambar 5. 16. Dari kiri ke kanan: sprinkler, heat detector, dan smoke

detector.

2. Penanggulangan kebakaran dengan cara pemadaman, dengan

menempatkan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) ditempat-tempat

yang ditentukan, serta penempatan hydrant di dalam dan luar

bangunan. Penempatan hydrant di dalam bangunan diletakkan

dekat/bersamaan dengan alarm kebarakan, sedangkan peletakan

115
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

hydrant di areal kebun harus dapat dengan mudah dijangkau oleh

mobil pemadam kebakaran.

Gambar 5. 17. Dari kiri ke kanan: APAR, hydrant indoor, dan hydrant outdoor

116
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

A. Tenaga Ahli Profesional

Tenaga ahli yang akan melaksanakan pekerjaan ini disesuaikan

dengan muatan materi pekerjaan, sehingga tenaga ahli yang terpilih

adalah tenaga ahli yang menguasai dan berpengalaman dengan

pekerjaan sejenis.

Dalam menjalankan tugasnya, tenaga ahli diatur melalui mekanisme

job description yang sesuai dengan bidang keahliannya. Adapun kualifikasi

dan kebutuhan tenaga ahli yang ditugaskan untuk melaksanakan

pekerjaan ini adalah :

1. Site Engineer (Teknik Arsitektur )

2. Ahli Struktur ( Teknik Sipil)

3. Ahli Arsitektur

4. Ahli Elektrikal

5. Ahli Landsekap

6. Ahli K3 Konstruksi

117
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

B. Mekanisme Kerja

1. Lingkup Pekerjaan

Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan/material, tenaga kerja,

peralatan kerja, peralatan pengangkutan, penyediaan air kerja dan

tenaga listrik untuk menyelesaikan pekerjaan Rest Area sesuai dengan

gambar kerja, RKS dan Kontrak Kerja.

Pekerjaan tersebut meliputi :

a. Pekerjaan persiapan & sitework (Cut & Fill)

b. Pekerjaan Jalan Pedestrian Drainase dan Area Parkir.

c. Pekerjaan Pemangunan Pasar Rakyat (Michi No Eki)

d. Pekerjaan Pembangunan Foodcourt, retail & Restaurant

e. Pekerjaan Pembangunan Masjid

f. Pekerjaan Pembangunan Klinik Kesehatan dan Toilet Umum

g. Pekerjaan Pembangunan Bengel dan Tempat Istrahat Sopir

h. Pekerjaan Pembangunan Rumah Genset dan Pompa

i. Pekerjaan Pembangunan Tower Air

j. Pekerjaan Pembangunan Taman Bermain/Playground

k. Pekerjaan Taman dan Vegetasi

l. Pekerjaan Papan Nama Rest Area

m. Pekerjaan Pembangunan Pos jaga

n. Pekerjaan Instalasi Elektrikal dan Plumbing Kawasan

118
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

o. Pekerjaan Taman Gerbang Keluar ke Arah Jeneponto

p. Pekerjaan Bak Sampah

2. Peraturan dan Ketentuan Teknis Bangunan

Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain dalam

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS), berlaku dan mengikat

ketentuan-ketentuan umum sesuai dengan peraturan konstruksi

bangunan dan infrastruktur bangunan yang ditentukan Pemerintah

Republik Indonesia, termasuk segala perubahan dan tambahannya,

seperti PBI 1971 dan SKSNI 1991, PPKI 1961 dan lain-lain, untuk lebih

jelasnya dapat di lihat di dokumen RKS yang merupakan bagian dari

dokumen teknis dari perencanaan ini..

Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dan mengikat pula:

a. Gambar kerja (Detail Perencanaan) berikut perubahan-

perubahannya yang telah disahkan.

b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)

c. Berita Acara penjelasan pekerjaan kantor dan lapangan

d. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

e. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya

f. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) dan network planing yang

telah disetujui oleh pihak berwenang.

119
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

3. Penjelasan Gambaran dan RKS

a. Penyedia jasa wajib meneliti semua gambar kerja (Detail

Perencanaan) dan RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) termasuk

tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara

Penjelasan Pekerjaan.

b. Bilamana terdapat ketidak sesuaian antara gambar dengan RKS,

maka yang mengikat dan berlaku adalah RKS. Bilamana suatu

gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar yang

mempunyai skala lebih besar yang berlaku.

c. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga

dalam pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan, penyedia jasa

wajib menanyakan kepada Pimpinan Proyek atau Pengawas

Lapangan yang ditunjuk dan mengikuti keputusannya.

4. Jadwal Pelaksanaan

a. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Penyedia Jasa wajib membuat

Rencana Pelaksanaan secara terperinci berupa Barchart dan S-

Curve.

b. Rencana Kerja tersebut harus sudah diajukan kepada Pengguna

Jasa, paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK diterima

Penyedia.

120
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

c. Rencana Kerja yang telah disahkan harus ditempel di

bangsal/direksikeet lapangan, yang selalu diikuti dengan grafik

kemajuan pekerjaan (Presentasi Kerja).

d. Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan penyedia

berdasarkan grafik Rencana Kerja tersebut.

5. Laporan

a. Penyedia wajib membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan dan

Laporan Bulanan sebagai resume dari laporan harian dan mingguan

selama masa pelaksanaan, yang akan diperiksa dan disetujui oleh

Pengawas Lapangan dan Pimpinan Proyek yang memuat hal-hal:

1) Jumlah tenaga menurut jenis/jabatan Jumlah dan jenis bahan yang

masuk yang disetujui dan ditolak

2) Kegiatan, volume dan satuan pekerjaan secara terperinci.

3) Keadaan cuaca dan kejadian-kejadian lain

4) Peralatan yang dipakai

5) Anjuran/perintah kepada Penyedia.

b. Laporan harian ini dibuat dalam rangkap dan bentuk yang telah

ditetapkan oleh Pengguna.

6. Susunan Personil Lapangan

a. Penyedia wajib menetapkan seorang kuasanya di lapangan atau

biasa disebut Site Manager, yang cakap untuk memimpin,

bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan dan

121
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

memiliki pengalaman teknis dalam pekerjaan bangunan. Penetapan

ini harus dikuatkan dengan Surat Tugas/ Surat Pengangkatan resmi

dari Penyedia ditujukan kepada pengguna jasa.

b. Site Manager harus memiliki latar belakang pendidikan Teknik Sipil


atau sederajat.
c. Selain Site Manager, penyedia diwajibkan pula, memberi tahu secara
tertulis kepada Pengguna susunan Organisasi Lapangan lengkap
dengan nama dan jabatannya masing-masing.
d. Bila kemudian hari menurut pendapat Pengguna atau Pelaksana
Lapangan, Site Manager kurang mampu melaksanakan tugasnya,
maka Penyedia akan diberitahu secara tertulis untuk mengganti Site
Manager.
7. pemeriksaan pekerjaan

a. Sebelum dimulai suatu pekerjaan yang bila bagian pekerjaan tersebut


dilakukan mengakibatkan tidak dapat diperiksanya pekerjaan yang
telah dikerjakan, maka Penyedia diwajibkan secara tertulis meminta
kepada Pimpinan Proyek memeriksa bagian pekerjaan sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan.
b. Bila permohonan pemeriksaan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam
dihitung dari jam diterimanya permohonan (tidak terhitung hari libur
atau hari besar lainnya) tidak dipenuhi, maka Penyedia bisa
meneruskan pekerjaan tersebut dan dianggap bagian pekerjaan
tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan,
kecuali bila secara resmi Pengawas Lapangan meminta
perpanjangan waktu pemeriksaan dan Penyedia menyetujuinya.
c. Bila ketentuan tersebut diatas dilanggar, maka Pengawas Lapangan
berhak menyuruh membongkar pekerjaan tersebut sebagian atau

122
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

seluruhnya guna keperluan pemeriksaan. Biaya-biaya yang timbul


akibat hal tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia.
d. Setiap akhir pekerjaan atau batas tahapan pekerjaan sesuai termin,
dilakukan Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan (opname) dan
pemeriksaan pekerjaan dilakukan bersama Penyedia dan Pengawas
Lapangan.
e. Hasil pemeriksaan tersebut dicantumkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani oleh Penyedia,
Pengawas Lapangan dan Pimpinan Proyek.
f. Berita acara tersebut digunakan sebagai dasar untuk permohonan
pembayaran pekerjaan atau borongan.
8. Jaminan Keselamatan Kerja dan Kesehatan

a. Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat-


syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dalam
keadaan siap pakai harus selalu tersedia di lapangan.
b. Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan pada
memerlukan perawatan serius, Penyedia harus segera membawa
korban ke Rumah Sakit terdekat dan melaporkan kejadian tersebut
kepada Pemimpin Proyek atau Pengawas Lapangan.
c. Penyedia wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup,
serta memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua
petugas/pekerja, baik yang berada dibawah kekuasaannya maupun
yang berada dibawah pihak ketiga.
d. Penyedia wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang
layak bagi semua petugas dan pekerja di lapangan.
e. Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan
bagi para pekerja tidak diperkenankan berada di areal pekerjaan.

123
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

f. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para


pekerja, wajib diberikan oleh Penyedia sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

9. KEAMANAN PROYEK

a. Penyedia diwajibkan menjaga keamanan, terhadap barang miliknya


yang berada di lapangan, dan milik Kontraktor yang ada di lapangan
baik terhadap pencurian maupun pengerusakan.
b. Bila diperlukan, untuk maksud-maksud tersebut, Penyedia dapat
membuat pagar pengaman dari tiang kayu meranti/seng gelombang
dan dicat.
c. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau
pekerjaan, tetap menjadi tanggung jawab Penyedia dan tidak dapat
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau pengunduran
waktu pelaksanaan.
d. Apabila terjadi kebakaran, Penyedia bertanggung jawab atas
akibatnya. Untuk itu Penyedia harus menyediakan alat-alat pemadam
kebakaran yang siap pakai.
e. Penyedia wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan pihak-pihak
yang terlibat didalamnya (all risk) pada perusahaan Umum Asuransi.
Maka pertanggungan ditetapkan sejak tanggal diterbitkannya SPMK
sampai dengan tanggal berakhirnya masa pemeliharaan.
f. Kecuali atas persetujuan Pimpinan Proyek atau Pengawas lapangan,
maka tidak diperkenankan :
1. Pekerja menginap di tempat pekerjaan.
2. Memasak di tempat pekerjaan.
3. Menjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya di tempat
bekerja.

124
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen Perencanaan Rest Area Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Jeneponto

4. Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak berkepentingan


dalam areal proyek.
10. ALAT-ALAT PELAKSANAAN

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat

kecil maupun besar, harus disediakan oleh Penyedia dalam keadaan baik

dan siap pakai sebelum pekerjaan fisik bersangkutan dimulai.

125
LAMPIRAN 1
KEGIATAN EKSPOSE LAPORAN AKHIR
BERTEMPAT DI RUANG RAPAT DINAS
PERUMAHAN
KAWASAN PERMUKIMAN DAN
PERTANAHAN
LAMPIRAN 2
NOTULENSI RAPAT EKSPOSE LAPORAN
AKHIR BERTEMPAT DI KABUPATEN
RUANG RAPAT DINAS PERUMAHAN
KAWASAN PERMUKIMAN DAN
PERTANAHAN
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
DINAS PERUMAHAN
KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN
J L. A. P a nge ra ng Pe tta ra n i N o . 9 0 Ko ta kPo s N o. 5 5 2 T e lp .4 5 8 4 89 M a ka ssa r

NOTULEN RAPAT

AGENDA : Ekspose Akhir Perencanaan Rest Area Kabupaten Jeneponto


HARI/TGL : Senin/ 09 Oktober 2019
TEMPAT : Ruang Rapat Dinas Perumahan, kawasan Permukiman dan Pertanahan
Prov. Sul-Sel

Yang dihadiri oleh


1. Wakil Bupati Jeneponto
2. Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan
3. Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan
4. Dinas Perkimtan Kab, Jeneponto
5. Bappeda Kab. Jeneponto
6. Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Jenepont
7. Jajaran Pimpinan OPD lainnya yang terkait
8. Tim dari Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Prov. Sulsel

Rapat dibuka Oleh Pinpinan Rapat

Persentase Laporan Akhir Rest Rea Kabupaten Jeneponto oleh CV. Matra
Desai
Dari masukan pada saat lap. Antara yang paling mencolok adalah site plan. Adapun
target laporan akhir ini adalah : site plan, system sirkulasi kendaraan keluar masuk rets
area, kebutuhan ruang (Ruang laktasi, area bermain anak, fungtion room, area booth
pedagang lammang), ornament ciri khas Kabupaten Jeneponto, rencana mekanikal
elektrikal, perhitungan biaya .

Tanggapan Wakil Bupati Jeneponto


 Berharap ditambahkan sign yang menampilkan view dari arah jeneponto;
 Berharap image karamaka sebagai tempat negative dapat dirubah;
 Perhitungkan kualitas lantai parkir untuk kendaraan besar;
 Perhitungkan system keamanan dalam site, karena lokasi sangat memungkinkan
kecemburuan social, seperti pengadaan pos security.

Tanggapan oleh Pak Yosep


 Terkait pekerjaan jalan dibagian belakang apa perlu ada sharing anggaran antara
pemprov dengan pemda.
 Mempertanyakan “apakah perlu ada amdal lalin sebelum pekerjaan konstruksi;

Tanggapan oleh Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP)


 Legalitas Lahan
 Mengingatkan kembali fungsi rest area di Kabupaten Jeneponto sbb:
- Etalase produk local;
- Diharapkan bisa menghadirkan pelayan public, mengingat jarak site dengan kota
kabupaten cukup jauh;
- Sebagai pusat informasi;
- Ruang untuk mengakomodir pengolahan produk-produk local;
 Hubungan dengan daerah sekitar
 Perhatikan RAB dan item pekerjaan
 Perhatikan penghijauan;
 Persiapkan sumber air bersih lebih dari 1 titik;
 Kajian geolistrik perlu diperhatikan karena struktur batuan dilokasi merupakan struktur
batuan yag tidak stabil;
 Perhitungkan proteksi lereng utamanya dibagian yang sangat curam yang derletak disisi
jalan raya;
 Rencanakan system persampahan.

Tanggapan Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan


 Sebaiknya mengajukan amdal lalin
 Kewenangan amdal lalin merupakan kewenangan kementrian karena jalan tersebut
merupakan jalan nasional.

Tanggapan Kepala Bappeda Jeneponto


 Mempertegas tentang perlunya pos security.
 Terkait masalah sharing anggaran, kenapa pemda harus nambah lagi.
 Pemda hanya menyiapkan anggaran utnuk pembebasan lahan saja.

Tanggapan Dinas Perumahan Kab. Jeneponto;


 Terkait pembebasan lahan sudah sampai pada tahap pelepasan hak dan penerbitan
sertifikat.

Tanggapan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Jeneponto


 Akan diproses 1-3 hari
 Butuh perjanjian pemprov dengan pemda terkait kepemilikan dan pengelolaan.

Tanggapan oleh Kabid Anggaran


 Perlu perencanaan tuntas mengenai jalan;
 Mungkin setelah dihitung ulang mugkin bisa dialokasikan di perencanaan jalan.

Closing Statement
1. Oleh Dr. Hendra
Tim konsultan tetap harus tuntaskan perencanaan dan bersifat terbuka
2. Wakil Bupati
Sangat bersyukur dan mengapresiasi atas adanya program ini
Berharap semua masukan dapat diperhitungkan
Menyampaikan permohonan maaf atas ketidak hadiran bupati Jeneponto

Notulis,

HAERUL AKRAM

Mengetahui,

,
TGUPP SULSEL PPTK

Dr. HENDRA PACHRI EDDY SETIADI IRAWAN, ST, MT


LAMPIRAN 3
PERSPEKTIF 3D
LAMPIRAN 4
REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN
BIAYA (RAB)

Anda mungkin juga menyukai