Disusun oleh :
Nama : Nur Dyah Ayu Novita, S.Hut
NIP : 19921122 202012 2 007
Jabatan : Calon Pengendali Ekosistem Hutan (PEH)
Instansi : Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah
(BPKH) Wilayah X Jayapura
Mengetahui, Menyetujui,
Coach Mentor
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi ini. Laporan Rancangan Aktualisasi ini meliputi
penjelasan mengenai profil instansi penulis, rancangan aktualisasi, dan rencana jadwal
kegiatan aktualisasi. Kegiatan ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan dalam Pelatihan
Dasar CPNS Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2021. Penulis mendapat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam penulisan laporan ini sehingga semuanya
dapat berjalan lancar. Oleh karena itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Nelson Kostan Rumaropen, S.P., M.Si selaku mentor yang memberikan
pengarahan selama penulisan rancangan aktualisasi.
2. Ibu Dr. Ir. Ai Yuniarsih, MSc selaku coach yang telah memberikan pengarahaan selama
penulisan rancangan aktualisasi.
3. Senior dan Rekan kerja di Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah X
Jayapura terutama di bagian seksi Pemolaan Kawasan Hutan (PKH) yang selalu
suportif dan memberikan masukan serta nasehat dalam membantu kegiatan
penyusunan rancangan aktualisasi.
4. Rekan-rekan Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
yang terus memberikan semangat dan bantuan dalam penulisan rancangan
aktualisasi.
5. Keluarga Penulis yang selalu memberikan waktu.
6. Semua pihak yang telah membantu terselesainya rancangan aktualisasi ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
rancangan aktualisasi ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Hal.
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................................................... v
REFERENSI .................................................................................................................................................................. 18
iii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
iv
DAFTAR TABEL
Hal.
v
BAB I.
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
A. Profil Instansi
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor :
P.18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemeneterian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, dalam peraturan tersebut menyebutkan bahwa KLHK
bertanggung jawab kepada Presiden.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan khususnya Direktorat Jenderal
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan yang mempunyai tugas pokok tata kelola
hutan. Untuk menunjang tugas pokok tersebut Balai Pemantapan Kawasan Hutan
Wilayah X Jayapura berdiri atas dasar Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
P.6/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pemantapan
Kawasan Hutan. Wilayah kerja BPKH X Jayapura mencakup kerja seluruh
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua, dengan tugas pokok yaitu : melaksanakan
pengukuhan kawasan hutan, penyiapan bahan perencanaan kehutanan wilayah,
penyiapan data perubahan status/peruntukan kawasan hutan, penyajian data dan
informasi pemanfaatan kawasan hutan, penilaian penggunaan kawasan hutan, dan
penyajian data informasi sumber daya alam.
Sedangkan fungsi yang diemban Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah X
Jayapura terdiri dari :
1) Pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi potensi lokasi yang akan ditunjuk
sebagai kawasan hutan;
2) Pelaksanaan penataan batas dan pemetaan kawasan hutan;
3) Pelaksanaan penilaian perubahan status dan fungsi kawasan hutan;
4) Pelaksanaan penilaian penggunaan kawasan hutan;
5) Penilaian teknis tata batas areal pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan
dan perubahan status/peruntukan kawasan hutan;
6) Pelaksanaan inventarisasi hutan skala Nasional di wilayah;
7) Pengumpulan dan pengolahan data informasi Sumber Daya Hutan dan Sumber
Daya Alam untuk Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH) dan Neraca Sumber Daya
Alam;
8) Pengelolaan sistem informasi geografis dan perpetaan kehutanan dan tata
lingkungan;
1
9) Penyiapan dan penyajian data dan informasi perencanaan kehutanan,
pengukuhan kawasan hutan, penatagunaan kawasan hutan, wilayah pengelolaan
hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan serta tata lingkungan;
10) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai.
B. Profil Peserta
Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.10/Menhut-
II/2014 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan dan
Angka Kreditnya, untuk jabatan Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) adalah Pegawai
Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan pengendali ekosistem hutan. Pengendali
Ekosistem Hutan (PEH) adalah segala yang mencakup metode, prosedur, strategi dan
teknik dalam kegiatan perencanaan hutan, pemantapan kawasan hutan, pemanfaatan
hasil hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, pengelolaan Daerah Aliran Sungai serta
konservasi sumberdaya hutan secara efektif dan efesien menuju pengelolaan hutan
berkelanjutan. Pada Permenhut Nomor: P.10/Menhut-II/2014 Pasal 2 tugas pokok PEH
yaitu melaksanakan pengendalian ekosistem hutan yang kegiatannya meliputi
menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan
pengendalian ekosistem hutan.
2
10. Menganalisis hasil pengolahan data GPS;
11. Menafsir citra satelit secara manual untuk inventarisasi hutan;
12. Mengumpulkan referensi;
13. Menafsir citra satelit secara digital untuk inventarisasi hutan;
14. Menguji hasil penafsiran di lapangan;
15. Mengolah data dan menghitung luas hasil penafsiran secara digital;
16. Menyajikan hasil penafsiran digital;
17. Melakukan penggabungan citra (image fusion) yang berbeda resolusi;
18. Menghitung neraca sumber daya hutan;
19. Membahas trayek batas;
20. Pengecekan pal batas;
21. Melakukan uji petik tata batas di lapangan;
22. Melaksanakan penataan kawasan atau zonasi/blok;
23. Menelaah peta dan data terkait;
24. Melakukan evaluasi lapangan;
25. Melakukan skoring
3
BAB II.
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Isu
1) Isu Ke-1 : Kemampuan Kerja Tim Tata Batas Kawasan
Penataan batas kawasan hutan adalah kegiatan yang meliputi pembuatan peta trayek
batas, pemancangan batas sementara, pengumuman hasil pemancangan batas
sementara, inventarisasi, identifikasi dan penyelesaian hak-hak pihak ketiga,
pembuatan dan penandatanganan berita acara tata batas sementara dan peta lampiran
tata batas, pemasangan tanda batas dan pengukuran batas, pemetaan hasil penataan
batas, pembuatan dan penandatanganan berita acara tata batas dan peta tata batas.
Pembuatan pelaporan tata batas kawasan juga merupakan bagian dari tahapan tata
batas kawasan.
Setiap pegawai seksi Pemolaan Kawasan Hutan (PKH) yang akan melakukan tata
batas harus mampu menguasai proses pembuatan laporan. Tidak hanya pegawai seksi
PKH saja yang harus mampu menguasi pembuatan laporan, sebaiknya setiap pegawai
yang terlibat dalam tim pelaksana tata batas mampu dan dapat menguasai pembuatan
laporan. Hal tersebut ditunjang dengan adanya program percepatan tata batas kawasan
100 persen pada tahun 2022. Selain itu, dalam pembentukan tim pelaksana tata batas
terdapat bantuan dan kerjasama dari instansi diluar BPKH Wilayah X Jayapura. Sehingga
nantinya dalam kegiatan percepatan tata batas kawasan tersebut dapat berjalan lancar
dan tepat waktu hingga selesainya pembuatan pelaporan hasil kegiatan tata batas
kawasan.
Kemampuan tim pelaksana tata batas kawasan di lapangan telah mampu
melaksanakan tugas secara baik dan sesuai dengan target waktu yang ditentukan.
Namun, dalam pembuatan pelaporan hasil kegiatan tata batas kawasan kemampuan
setiap tim pelaksana tata batas masih belum merata . dikarenakan banyaknya pelaksana
lapangan yang lebih fokus dalam kegiatan di lapangan, sehingga dalam pembuatan
laporan setelah selesainya kegiatan tata batas kawasan hanya dilakukan oleh beberapa
orang saja. Selain itu, dengan adanya kerjasama dengan instansi lain maka tim yang
berasal dari instansi lain belum dapat menguasai pembuatan pelaporan hasil kegiatan
tata batas kawasan di BPKH Wilayah X Jayapura.
4
Gambar 1. Contoh Dokumen Hasil Tata Batas Kawasan
Gambar 2. Contoh Memo Permintaan Pengumpulan Laporan Hasil Kegiatan Tata Batas Kawasan
Dampak apabila tim pelaksana kegiatan tidak dapat menguasai pembuatan laporan
dari hasil tata batas dilapangan maka dalam pembuatan laporan akan mengalami
keterlambatan dan dapat menurunkan kinerja tim pelaksana tata batas. Kemampuan
pembuatan laporan hasil tata batas kawasan berkaitan dengan materi agenda III Latsar
CPNS 2021 yaitu Manajemen ASN. Tim pelaksana tata batas tidak hanya berasal dari
seksi PKH BPKH Wilayah X Jayapura sehingga adanya koordinasi dan kerjasama antar
seksi/bidang juga antar instansi, hal tersebut berhubungan dengan materi Whole of
Government (WoG).
5
2) Isu Ke-2 : Pelayanan Pengolahan Data Telaah Kawasan
Permohonan telaah kawasan umumnya dilakukan untuk mengetahui apakah
tanah/lokasi pemohon berada di kawasan hutan ataukah berada di areal penggunaan
lain. Hal tersebut untuk mengetahui kejelasan mengenai tanah/lokasi pemohon. Alur
permohonan telaah kawasan diawali dengan surat permohonan telaah kawasan yang
dilengkapi dengan penjelasan lokasi yang diajukan serta kelengkapan data seperti
koordinat lokasi.
Kendala yang dialami yaitu pada saat adanya kegiatan tata batas di lapangan. Banyak
tenaga pegawai BPKH yang masuk dalam pelaksanaan tata batas, sehingga pekerjaan
telaah kawasan menjadi tertunda untuk sementara, hingga adanya pegawai yang mampu
di bidang tersebut untuk dapat menelaah permohonan yang ada.
Dampak apabila penanganan dalam mengerjakan dan memberikan surat balasan
membutuhkan waktu yang lama yaitu dapat menurunkan penilaian kinerja bagi BPKH.
Selain itu, pihak pemohon dapat kecewa dengan waktu yang lama yang dibutuhkan
untuk mendapatkan balasan dari BPKH atas surat yang diajukan. Kualitas pelayanan
yang diberikan berkaitan dengan materi agenda III yaitu Pelayanan Publik.
6
4) Isu Ke-4 : Pertanggung Jawaban Tim Pelaksana Kegiatan Tata Batas Kawasan
Kegiatan tata batas di BPKH melibatkan seluruh pegawai dan berbagai bidang
didalamnya. Dalam pemenuhan anggota, antar seksi pemolaan kawasan hutan dan seksi
inventarisasi sumber daya hutan (ISDH) bekerjasama dalam pemenuhan anggota tim
pelaksana lapangan. Kemudian peminjaman alat yang berkoordinasi dengan bidang
BMN (Barang Milik Negara) untuk peminjaman alat selama berkerja di lapangan. Selain
itu, untuk pembiayaan dan akomodasi selama kegiatan harus berkoordinasi dengan
bidang keuangan.
Tim pelaksana yang telah pulang dari lapangan terkadang membutuhkan waktu yang
lama dalam pelaporan keuangan maupun pengembalian barang BMN.selain itu, dapat
menumpuk beban kerja bagi tim pelaksana maupun bidang lainnya.
Dampak lamanya waktu yang dibutuhkan tim pelaksana dalam pelaporan kepada
bidang keuangan dan pengembalian barang kepada bidang BMN dapat menghambat
kinerja bidang tersebut. Hal tersebut dapat menurunkan kinerja dari pelaksana tim
maupun kinerja dari bidang lainnya. Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
pekerjaan pertanggung jawaban oleh tim pelaksana berkaitan dengan materi
Manajemen ASN. Adanya hubungan dan koordinasi antar bidang dalam kegiatan tata
batas berhubungan dengan materi Whole of Government (WoG).
7
B. Penetapan Core Isu
Empat (4) isu yang telah dideskripsikan akan dipilih 2 (dua) isu yang akan
didiskusikan dengan mentor untuk ditentukan 1 (satu) core isu. Penapisan isu dengan
metode APKL digunakan untuk menentukan prioritas isu yang akan diselesaikan. Hasil
penapisan dapat dilihat di bawah ini.
Berdasarkan analisis penilaian kualitas isu dengan kriteria APKL, maka isu yang
dipilih adalah sebagai berikut :
Sesuai dengan arahan dan diskusi dari mentor, atasan, senior, dan rekan kerja maka
prioritas isu yang dipilih adalah ”Kemampuan Kerja Tim Tata Batas Kawasan”,
dengan rumusan isu ”Belum Meratanya Kemampuan Kerja Tim Pelaksana Tata
Batas Kawasan di BPKH Wilayah X Jayapura Pada Tahun 2021”.
8
C. Penentuan Penyebab Core Isu
Metode yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebab core isu salah satunya
yaitu fishbone diagram. Beberapa sebab dari masalah “Belum Meratanya Kemampuan
Kerja Tim Pelaksana Tata Batas Kawasan di BPKH Wilayah X Jayapura Pada Tahun 2021”
dapat dilihat pada fishbone diagram dibawah ini :
Penyebab Akibat
Kepribadian Sistem
Pembelajaran
Kebiasaan
Sanksi
Keingintahuan
”Belum Meratanya
Kemampuan Kerja
Sarana Prasarana Sarana Prasarana
Tim Pelaksana Tata
Batas Kawasan di
Kemampuan Produktivitas&Kualitas
Berdasarkan diagram diatas, penyebab dari isu terpilih terdiri dari 4 faktor
(Kepribadian, Sistem, Kemampuan dan Produktivitas&Kualitas). Pada setiap faktor
terdapat beberapa sub-faktor yang sama dengan faktor yang lain. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa penyebab isu utama “Belum Meratanya Kemampuan Kerja Tim
Pelaksana Tata Batas Kawasan di BPKH Wilayah X Jayapura Pada Tahun 2021” adalah
kurangnya pembelajaran yang ditunjang dengan kurangnya sarana prasarana
untuk pembelajaran.
9
D. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu
Berdasarkan hal ini maka gagasan pemecahan isu yang dapat menyelesaikan
masalah ini adalah “Pembuatan Buku Panduan Pelaporan Tata Batas Kawasan
Dalam Rangka Peningkatan Kemampuan Kerja Tim Tata Batas Kawasan di BPKH
Wilayah X Jayapura”. Buku panduan merupakan salah satu bentuk sarana prasarana
yang harus dimiliki untuk menunjang pembelajaran. Adanya pembuatan buku panduan
yaitu sebagai sarana prasarana yang dapat mempercepat proses pengerjaan laporan dan
meningkatkan produktivitas tim tata batas kawasan dalam membuat laporan.
Pembuatan buku panduan pembuatan laporan tata batas kawasan untuk
meningkatkan kemampuan tim pelaksana kegiatan menunjukan aspek Manajemen ASN.
Selain itu tim pelaksana tidak hanya terdiri dari pegawai seksi Pemolaan Kawasan Hutan
terdapat juga dari seksi dan bidang lain juga dari instansi yang lainnya sehingga adanya
kerjasama, koordinasi yang terintegrasi yang memudahkan dalam pemahaman
pembuatan laporan menunjukan aspek Whole of Government (WoG).
10
E. Matrik Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Calon Pengendali Ekosistem Hutan (PEH), Seksi Pemolaan Kawasan Hutan (PKH), Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah X Jayapura, Ditjen
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL), Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
Identifikasi Isu : 1. Kemampuan Kerja Tim Tata Batas Kawasan
2. Pelayanan Pengolahan Data Telaah Kawasan
3. Tanggapan Hasil Permintaan Data Kawasan
4. Pertanggung Jawaban Tim Pelaksana Kegiatan Tata Batas Kawasan
Isu yang Diangkat : Belum Meratanya Kemampuan Kerja Tim Pelaksana Tata Batas Kawasan di BPKH Wilayah X Jayapura Pada Tahun 2021
Gagasan Pemecahan Isu : Pembuatan Buku Panduan Pelaporan Tata Batas Kawasan Dalam Rangka Peningkatan Kemampuan Kerja Tim Tata Batas Kawasan di BPKH Wilayah
X Jayapura.
Gagasan tersebut terkait dengan Manajemen ASN dan Whole of Government (WoG).
Kegiatan yang akan dilakukan yaitu :
1. Menentukan jenis laporan kegiatan tata batas kawasan
2. Melakukan pengkajian laporan
3. Merancang pembuatan buku panduan
4. Sosialisasi draft buku panduan
Tabel 2. Rancangan Aktualisasi
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Tusi/Tujuan Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. Menentukan jenis 1. Mempelajari Catatan mengenai Saya akan mempelajari bentuk dan jenis Dengan menentukan jenis laporan Menentukan jenis
laporan kegiatan bentuk dan jenis kegiatan tata batas laporan kegiatan tata batas kawasan kegiatan tata batas kawasan yang laporan kegiatan tata
tata batas laporan kegiatan kawasan dan output dengan penuh tanggung jawab sesuai akan dibuatkan buku panduannya, batas kawasan dapat
kawasan. tata batas kawasan kegiatan tata batas dengan peraturan yang berlaku maka akan mendukung pencapaian membangun SDM yang
serta peraturan kawasan (Akuntabilitas), Sehingga buku panduan tusi BPKH yaitu penyiapan dan Profesional dan
yang berkaitan yang akan dibuat dapat bermanfaat dengan penyajian data dan informasi memiliki rasa
dengan tata batas efektif dan efisien (Komitmen Mutu). perencanaan kehutanan, Tanggung Jawab
kawasan. pengukuhan kawasan hutan,
penatagunaan kawasan hutan,
wilayah pengelolaan hutan,
pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan serta
tata lingkungan.
11
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Tusi/Tujuan Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
2. Konsultasi Catatan notulensi Saya akan berkonsultasi dan berdiskusi
dengan atasan (Nasionalime) dengan cara berkomunikasi
(Kepala Seksi PKH). dengan baik dan menerima setiap kritik
dan saran yang diberikan oleh atasan sesuai
kode etik ASN (Etika Publik) dan mencatat
dengan teliti dan cermat arahan atasan
(Komitmen Mutu).
3. Konsultasi Catatan notulensi Saya akan berkonsultasi dan berdiskusi
dengan senior dan (Nasionalime) dengan cara berkomunikasi
rekan kerja. dengan baik dan menerima setiap kritik
dan saran yang diberikan oleh senior dan
rekan kerja sesuai kode etik ASN (Etika
Publik) dan mencatat dengan teliti dan
cermat arahan senior dan rekan kerja
(Komitmen Mutu).
4. Menentukan Catatan kegiatan yang Saya akan menentukan jenis kegiatan tata
laporan kegiatan akan dibuat panduan batas yang akan dibuatkan buku panduan
yang akan pembuatan laporan dengan jujur dan sesuai fakta dari hasil
dibuatkan panduan. konsultasi tanpa mengurangi informasi
(Anti Korupsi) sehingga buku panduan
yang akan dibuat dapat digunakan sesuai
kebutuhan, efisien dan efektif (Komitmen
Mutu)
2. Melakukan 1. Mengumpulkan Dokumen laporan Laporan kegiatan tata batas yang telah Dengan melakukan pemindaian Melakukan pemindaian
pengkajian bahan-bahan kegiatan tata batas dilaksanakan akan saya kumpulkan dengan laporan, maka akan mendukung laporan dapat
laporan berupa berkas kawasan yang telah bertanggung jawab (Akutabilitas) pencapaian tusi BPKH yaitu membentuk nilai Kerja
laporan kegiatan selesai. berkerjasama dengan rekan dan atau senior penyiapan dan penyajian data Sama dengan penuh
tata batas kawasan (Nasionalisme) serta sopan santun dalam dan informasi perencanaan Tanggung Jawab dan
berkomunikasi meminta berkas laporan kehutanan, pengukuhan kawasan mampu bersikap Jujur.
(Etika Publik) hutan, penatagunaan kawasan
12
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Tusi/Tujuan Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
2. Mengkaji laporan Catatan hasil kajian Saya akan mengkaji laporan dengan cermat hutan, wilayah pengelolaan
dan teliti (Komitmen Mutu) sehingga hutan, pemanfaatan hutan dan
mendapatkan data yang sesuai dan dapat penggunaan kawasan hutan serta
dipertanggungjawabkan (Akuntabilitas) tata lingkungan.
13
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Tusi/Tujuan Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
3. Konsultasi Catatan notulensi dri Saya melakukan konsultasi dan berdiskusi
mengenai desain draft desain dan (Nasionalisme) dengan atasan serta rekan
dan kerangka buku kerangka buku kerja yang lain dengan sikap hormat, sopan,
panduan panduan dan santun (Etika Publik)
4. Menyusun draft Draft buku panduan Saya akan menyusun draft buku panduan
buku panduan dengan kehati – hatian dan cermat (sesuai
kode etik ASN) (Etika Publik) serta
menjunjung tinggi nilai tanggung jawab
atas penyusunan buku panduan yang
dibuat (Akuntabilitas) agar
terselesaikannya draft buku panduan yang
efisien dan efektif serta bermutu dalam
pemanfaatannya (Komitmen Mutu)
4. Sosialisasi draft 1. Melaporkan hasil Draft buku panduan Dalam melaporkan hasil pembuatan draft Dengan mensosialisasikan draft Sosialisasi draft buku
buku panduan pembuatan draft buku panduan ke atasan, saya buku panduan, maka akan panduan meningkatkan
buku panduan menyerahkan secara sopan sesuai dengan mendukung pencapaian tusi BPKH nilai budaya organisasi
kepada atasan kode etik ASN (Etika Publik) yaitu penyiapan dan penyajian KLHK yaitu Ikhlas,
2. Memperbaiki Draft buku panduan Dalam memperbaiki draft buku panduan data dan informasi perencanaan karena dengan
draft buku panduan yang telah dikoreksi oleh atasan, saya akan kehutanan, pengukuhan kawasan mensosialisasikan
jika terdapat melaksanakan dengan penuh tanggung hutan, penatagunaan kawasan buku panduan kita
koreksian atau jawab sesuai arahan koreksi hutan, wilayah pengelolaan memudahkan pihak
kesalahan (Akuntabilitas) tanpa mengurangi hutan, pemanfaatan hutan dan lain dalam pembuatan
informasi yang seharusnya (Anti Korupsi) penggunaan kawasan hutan serta laporan kegiatan tata
dan memperbaiki dengan teliti dan cermat tata lingkungan. batas kawasan.
agar draft buku panduan yang dibuat dapat
maksimal (Komitmen Mutu).
14
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Tusi/Tujuan Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
3. Pengesahan draft Lembar pengesahan Dalam meminta persetujuan pengesahan
buku panduan draft buku panduan, saya akan menjelaskan
dengan baik mengenai isi dari draft buku
panduan tersebut menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
(Nasionalisme) dan bersikap sopan santun
(Etika Publik)
15
F. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi NND PNS (ANEKA)
16
BAB III.
RENCANA JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI
17
REFERENSI
Peraturan Bersama Menteri Kehutanan Republik Indonesia dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara. NOMOR PB.1/Menhut-II/2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Jabatan Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan Dan Angka Kreditnya.
18