Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FAHREZA FAIDEL MUHAMMAD

NIM
: D52112258
MODEL ANALISIS KEBIJAKAN
Model Inkremental ( Charles E. Lindblom )
Science Of Muddling Through, yaitu keputusan berubah sedikit demi sedikit. Lindblom
menjelaskan bahwa pengambilan keputusan dalam administrasi publik sebagai sebuah proses yang
berantakan (muddling through) atau proses perubahan keputusan yang terputus-putus (disjointed
incrementalism). Yang dimaksud dengan muddling adalah perbandingan terbatas yang berturut-turut.
Kebanyakan keputusan dibuat melalui proses muddling through ini.
Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak masalah yang harus
dipertimbangkan dan merupakan madel yang sering ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintahdalam
mengambail keputusan. Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
a. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk mencapanya
merupakan hal yang saling terkait.
b. Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa alternatif yang langsung
berhubungan dengan pokok masalah, dan alternatif-alternatif ini hanya dipandang berbeda
secara inkremental atau marjinal
c. Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenahi sebab dan akibatnya.
d. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan di redifinisikan secara teratur dan memberikan
kemungkinan untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan dan sarana sehingga dampak
dari masalah lebih dapat ditanggulangi.
e. Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap masalah.Sehingga
keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis yang mendasari kesepakatan guna
mengambil keputusan.
f. Pembuatan keputusan inkremental ini sifatnya dalah memperbaiki atau melengkapi keputusan
yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan penyempurnaan.
Menurut Lindblom ada banyak kebijakan yang sangat kompleks yang tidak tidak dapat ditangani
dengan pendekatan rasional. Lebih lanjut Lindblom menjelaskan bahwa pengambilan keputusan dibuat
melalui berbagai cabang metode. Garbage can menerangkan mengapa sebuah solusi dibutuhkan untuk
masalah-masalah yang sebenarnya tidak ada. Pendekatan ini juga menjelaskan mengapa sebuah pilihan
dibuat tanpa menyelesaikan masalah, mengapa masalah tetap ada tanpa perlu diselesaikan serta
mengapa hanya ada sedikit masalah yang dapat diselesaikan.
Pendekatan ini berguna untuk memahami apa yang nampak dalam keputusan yang
irasional. Beberapa keputusan tidak diawali dengan sebuah permasalah dan diakhiri dengan solusi.
Kebijakan yang lahir dari pendekatan analisis kebijakan ini merupakan hasil dari kumpulan kajian
beberapa kasus yang berdiri sendiri dengan pendekatan rasional.
model inkremental merupakan analisis sederhana ketika melihat masalah yang hadir cukup
diteliti dipermukaan masalah, lihat kebijakan yang telah ada berikan sedikit perubahan untuk
penyesuaian, maka jadilah sebuah kebijakan.
Hal yang paling mendasar dari model inkramental adalah dari adanya keterbatasan-keterbatasan
yang ada dalam pembuat keputusan, maka model inkremental hanya memusatkan perhatiannya pada
modifikasi atas kebijakan yang ada sebelumnya.

Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota dalam Penertiban PKL di Kota Makassar


Sulitnya penanganan terhadap masalah pedagang kaki lima muncul tidak terlepas dari
banyaknya jumlah pedagang kaki lima yang menjamur dan melanggar Perda di Kota Makassar, belum
lagi keterbatasan petugas lapangan Satpol PP Kota Makassar dalam melakukan pengawasan dan
penegakan terhadap Perda yang lain. Dengan jumlah pedagang kaki lima diperkirakan kurang lebih 14
ribu yang tersebar di 14 kecamatan Kota Makassar. Ditambah dengan kurangnya kebijakan pengadaan
lahan relokasi bagi PKL di Kota Makassar atau sulitnya PKL mendapatkan area/space tempat berjualan
yang dibolehkan/ditolerir bagi PKL nampaknya sangat sulit untuk mengubah prilaku pedagang kaki lima
agar tidak melanggar Perda tentang pengaturan tempat usaha tanpa diikutkan dengan solusi yang
komprehensif terhadap.
Dasar Penertiban, kebijakan penertiban pedagang kaki lima di Kota Makassar didasari atas
adanya kebijakan yang mengatur tentang pengaturan tempat usaha pedagang kaki lima yaitu Peraturan
Daerah Nomor 10 Tahun 1990 Tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima Kota Makassar, adapun
Kebijakan lain yang terkait penataan pedagang kaki lima diantaranya Keputusan Walikota Makassar
Nomor 44 Tahun 2002 Tentang Penunjukan Beberapa Tempat Pelataran Yang Dapat dan Yang Tidak
Dapat Dipergunakan Oleh Pedagang Kaki Lima Kota Makassar, dan Keputusan Walikota Makasar Nomor
651 Tahun 2007 tentang Kawasan Segi Empat Jalan Sebagai Percontohan Kebersihan.
Surat Keputusan Nomor 44 Tahun 2002 pada pasal 2 ayat (1) dan (2) dijelaskan, pedagang kaki
lima tidak boleh menempati trotoar atau badan jalan. Kemudiandalamperda ini juga ditetapkan sejumlah
jalanbesar yang sama sekali tidak boleh ditempati untuk berdagang oleh pedagang kaki lima atau
wilayah bersih atau bebas dariPKL, yaitu: sepanjang jalan gunung bawakaraeng, sepanjang jalan R.A
kartini, sepanjang jalan Jendral Sudirman, jalan Samratulangi, Jalan Haji Bau, jalan Penghibur, jalan
Pasar Ikan, Hertasning, A.P. Petarani, dan sepanjang Jalan Urip Sumoharjo. Pasal 2 ayat 2 Perda
44/2002, mengenai sejumlah pelataran yang tidak dapat digunakan padawaktu antara pukul 05.00
sampai jam 17 wita, diantaranya: sepanjang jalan Riburane,jalan Nusantara, Jalan Ujung Pandang,
Jalan Ahmad Yani, Jalan Gunung Bulusaraung, Masjid Raya, jalan dr. Wahidin Sudirohusodo, dan
sepanjang jalan sulawesi. Kedua ayat dari regulasi tersebut, sampaisaat ini belum berjalan
efektif,disebabkan berbagai faktor regulasi, dan fasilitas pendukung atau infrastruktur, serta sumber daya
manusia dan manajemennya, dan aspek eksternal terdiri dari faktor sosial budaya dan faktor ekonomi.
Banyaknya kebijakan yang dikeluarkan olehpemerintah seakan tidak terimplementasi dengan baik.
Menurut syukur Abdullah(1985)

dalam proses Implementasi sekurang-kurangnya terdapat tiga unsur yang penting dan
mutlak, yaitu:
Adanya program atau kebijakan yang dilaksanakan.
Target groups,yaitu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran,
manfaatdari programtersebut, perubahan atau peningkatan.

dan diharapkan dapat menerima

Unsur pelaksana (Implementor), baik organisasi atau perorangan,


yang bertanggung jawab
dalampengelolaan, pelaksanaan, dan pengawasan dari proses implementasi tersebut.

Kembali ke persoalan persoalan pedagang kaki lima di Kota Makassar. Pemkot Makassar
nampaknya tidak mampu memberikan solusi terhadap keberadaan pedagang kaki lima. Padahal hal
tersebut yang menjadi inti dari persoalan yang diakibatkan dari keberadaan PKL di Kota Makassar.
Pedagang kaki lima akan senantiasa menempati daerah milik jalan yang dilarang oleh Pemkot jika tidak
ada solusi bagi PKL mengenai nasib dan kelangsungan pekerjaannya. Oleh karena persoalan PKL
tersebut muncul dari kegagalan Pemerintah Daerah maupun Kota Makassar dalam menyediakan
lapangan pekerjaan dan atau menyediakan solusi terhadap keberadaan PKL itu sendiri seperti halnya
menyediakan tempat relokasi yang layak dan memadai.
Hal tersebut yang kemudian hubungan kausalitas antara kebijakan Pemkot berkenaan dengan
pengaturan PKL dengan masalah yang mendasarinya kurang kuat sehingga kebijakan yang ada kurang
atau tidak mampu menstruktur proses implementasi secara tepat. Dengan kata lain bahwa dalam
kebijakan pengaturan PKL yang berujung pada penertiban pedagang kaki lima Kota Makaassar tidak
mampu menjawab persoalan keberadaan PKL di Kota Makassar yang merupakan persoalan yang
sesungguhnya yang harus dicarikan solusinya bukan malah menertibkan sepihak tanpa adanya solusi
bagi keberadaan PKL di Kota Makassar.
Kebijakan dan solusi terhadap permasalahan pedagang kaki lima tentunya diharapkan tidak
dirumuskan secara sepihak oleh Pemkot dengan tanpa melibatkan pedagang kaki lima. Kebijakan PKL
yang mampu melibatkan semua pihak/stakeholders dalam menampung semua kepentingan tentunya
adalah kebijakan yang sangat diharapkan. Sebab kebijakan publik yang melibatkan semua pihak
tentunya memungkinkan kebijakan publik yang dihasilkan tidak merugikan pihak-pihak yang terkena
dampak kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai