Anda di halaman 1dari 6

WAHANA INOVASI VOLUME 8 No.

2 JULI-DES 2019 ISSN : 2089-8592

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA MEDAN DALAM


PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA
1
Willy Milando, 2Zainuddin Nasution
1
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Islam Sumatera Utara
2
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Islam Sumatera Utara
Email : mardiandian948@gmail.com

ABSTRACT berjualan di atas trotoar, taman-taman


kota bahkan terkadang di badan jalan.
The growth of street vendors as the Pemandangan ini terdapat di sepanjang
informal sector is often negatively jalan kota.
associated with the urban environment. Pemerintah kota Medan kurang
But the need for street vendors by the tegas dalam menangani masalah
community makes the existence of these pedagang kaki lima ini seperti belum
street vendors more and more. Medan adanya peraturan daerah terbaru tentang
City Regional Government Regulation No. pemberdayaan dan penataan pedagang
31 of 1993 in conjunction with the Mayor's kaki lima. Pemerintah kota Medan dalam
Letter of Medan No. 54/SK/1994 and menggusur pedagang kaki lima saat ini
Mayor Regulation No. 8 of 2009 masih menggunakan peraturan daerah
concerning the prohibition of trading on kota Medan No.31 tahun 1993 Jo Surat
road berms, sidewalks, and road Walikota Medan No.54/SK/1994, dan
shoulders is still not effective, marked by Peraturan Walikota (Perwal) No.8 Tahun
the number of street vendors violations. 2009. Sebaiknya pemerintah kota Medan
This study aims to determine the Process, membuat peraturan daerah terbaru
Benefits and Constraints in Structuring the tentang pemberdayaan pedagang kaki
Empowerment of Street Vendors at lima, karena sangat dibutuhkan untuk
Simpang Limun Market, Medan City. This kemajuan ekonomi pedagang informal ini.
study uses a qualitative descriptive Dari uraian tersebut tergambar bahwa
method with data collection techniques: penulis menganalisis Kebijakan
observation, interviews and pemerintah kota Medan dalam penataan
documentation. The results of this study dan pemberdayaan pedagang kaki lima di
indicate that the policy of structuring and Pasar Simpang Limun Medan.
empowering street vendors at Simpang
Limun Market has not gone well. This is A. Kebijakan Publik
because many street vendors who join Chandler dan Plano dalan Nogi
Seksama's new market feel they have not (2003-8) berpendapat bahwa kebijakan
been served properly regarding the publik adalah pemanfaatan yang strategis
disposition of market managers and policy terhadap sumber daya yang ada untuk
implementers. This causes traders to memecahkan masalah. Pada dasarnya
prefer not to sell again at Seksama's new studi kebijakan publik berorientasi pada
market and choose to sell again along pemecahan masalah yang nyata, yang
Jalan SM.Raja Simpang Limun Market, terjadi di tengah masyarakat. Dengan
Medan City. demikian analisis kebijakan secara umum
merupakan ilmu terapan dan berperan
Keywords : Kebijakan Pemerintahan sebagai alat atau ilmu yang berusaha
untuk memecahkan masalah.
PENDAHULUAN Dalam kenyataannya, kebijakan telah
banyak membantu para pelaksana pada
Keberadaan pedagang kaki lima di tingkat birokrasi pemerintah maupun para
kota Medan menimbulkan masalah yang politis untuk memecahkan masalah-
terkait dengan gangguan keamanan, masalah publik. Selanjutnya dikatakan
kebersihan dan ketertiban masyarakat. bahwa menerus oleh pemerintah demi
Kesan kumuh, liar, merusak keindahan kepentingan kelompok yang kurang
melekat pada usaha mikro ini. Mereka beruntung dalam masyarakat agar
214
Willy Milando dan Zainuddin Nasution : Kebijakan Pemerintah Kota Medan ……………………

mereka dapat hidup dan ikut penertiban dan penghapusan lokasi


berpartisipasi dalam pembangunan pedagang kaki lima dengan
secara luas. memperhatikan kepentingan umum,
Kebijakan publik yang berkenaan sosial, estetika, kesehatan, keamanan,
dengan setiap aturan main dalam ketertiban, kebersihan lingkungan dan
kehidupan bersama, baik yang berkenaan sesuai dengan peraturan perundang-
dengan hubungan antar warga negara, undangan.
maupun antar pemerintah. Kebijakan Menurut Mc Gee dan Yeung
publik selain menerapkan aturan main (1997:76) pola ruang aktivitas PKL sangat
dalam kehidupan bersama juga harus dipengaruhi oleh aktivitas sektor formal
menerapkan sanksi bagi setiap warga dalam menjalin konsumennya. Lokasi
negara yang melanggar kebijakan publik. PKL sangat dipengaruhi oleh hubungan
Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan langsung dan tidak langsung dengan
bahwa kebijakan penataan dan berbagai kegiatan formal dan kegiatan
pemberdayaan pedagang kaki lima informal atau hubungan PKL dengan
merupakan bagian dari kebijakan publik. konsumennya. Untuk dapat mengenali
Dalam proses analisis kebijakan penataan ruang kegiatan PKL maka harus
publik memiliki serangkaian aktivitas mengenal aktivitas PKL melalui pola
intelektual yang dilakukan dalam proses penyebaran, pemanfaatan ruang
kegiatan yang bersifat politis seperti yang berdasarkan waktu berdagang dan jenis
mencakup penyusunan agenda, formulasi dagangan serta sarana berdagang.
kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi
kebijakan, dan penilaian kebijakan. C. Pemberdayaan
Sedangkan aktivitas perumusan masalah, Pemberdayaan menurut Suhenfra
forecasting, rekomendasi kebijakan, (2006:74-75) adalah suatu kegiatan
monitoring, dan evaluasi kebijakan. bekesinambungan dinamis secara
Teori sistem berpendapat bahwa sinegrgis mendorong keterlibatan semua
pembuatan kebijakan publik tidak dapat potensi yang ada secara sinergis
dilepaskan dari pengaruh lingkungan. mendorong keterlibatan semua potensi
Tuntutan terhadap kebijakan dapat yang ada secara evolutive dengan
dilahirkan karena pengaruh lingkungan keterlibatan semua potensi. Proses
dan kemudian ditransformasikan ke pemberdayaan menentukan pada
dalam suatu sistem politik. Dalam waktu kemandirian masyarakat sebgai hasil
yang bersamaan ada keterbatasan dan emampuan khususnya kelompok rentan
konsentrain dari lingkungan yang akan dan lemah sehingga mereka dapat
mempengaruhi polisy makers. meningkatkan pendapatannya.
Menurut Suharto (2009:66) proses
B. Penataan pemberdayaan pada umumnya dilakukan
Pedagang kaki lima atau PKL secara kolektif dan tidak ada literatur yang
sebagai salah satu pelaku usaha di sektor menyatakan bahwa proses
informal, keberadaannya mempunyai pemberdayaan terjadi dalam relasi satu
pengaruh yang cukup besar bagi lawan satu antara pekerja sosial dan klien
kehidupan terhadap perekonomian rakyat dalam setting pertolongan perseorangan.
di kota Medan. Berdasarkan kondisi yang Pemberdayaan dapat dilakuakn memalui
terjadi pada kota Medan sekarang perlu tiga rasa tau matra pemberdayaan
dilakukan upaya pengaturan terhadap (empowerment) : mikro, mezzo dan
kegiatan usaha PKL agar tercipta tertib makro.
sosial dan ketentraman masyarakat
dengan mengikutsertakan keterlibatan D. Landasan Hukum
masyarakat. Landasan hukum merupakan salah
Dalam peraturan menteri Dalam satu faktor penting untuk menjalankan
negeri No.41 tahun 2012 tentang sebuah kebijakan. Tanpa landasan
pedoman penataan dan pemberdayaan hukum sebuah kebijakan akan berjalan
pedagang kaki lima, dijelaskan bahwa timpang. Pemerintah kota Medan melalui
penataan pedagang kaki lima adalah peraturan daerah No.31 tahun 1993 Jo
upaya yang dilakukan oleh pemerintah surat Walikota Medan No.54/SK/1994
daerah melalui penetapan lokasi binaan tentang larangan berjualan Dan
untuk melakukan penetapan, pemindahan meletakkan barang dagangan di atas
215
Willy Milando dan Zainuddin Nasution : Kebijakan Pemerintah Kota Medan ……………………

jalan umum, trotoar dan parit umum Penelitian ini menggunakan model
dalam daerah kota Medan. Serta analisis interaktif, yaitu data yang
peraturan Walikota No.9 tahun 2009 dikumpulkan akan di analisa melalui tiga
tentang larangan mendirikan bangunan di tahap yaitu:
atas saluran drainase, bahu jalan, trotoar, a. Reduksi Data merupakan proses
tanggul sungai dan garis sempadan seleksi, pemfokusan,
sungai serta larangan menutup saluran pemyederhanaan dan abstraksi data
drainase secara terus-menerus. (kasar) yang ada dalam fieldnote.
Dalam peraturan presiden No.125 Pada saat pengumpulan data
tahun 2012 tentang koordinasi penataan berlangsung reduksi data berupa
dan pemberdayaan pedagang kaki lima singkatan, memusatkan tema,
dijelaskan bahwa penataan pedagang membuat Batasan-batasan
kaki lima adalah upaya yang dilakukan permasalahan dan menulis memo.
oleh pemerintah daerah melalui Dan berlangsung secara terus
pendataan dan pendaftaran PKL, menerus dari tahap awal hingga akhir
penetapan lokasi, pemindahan dan penulisan laporan penelitian.
penghapusan lokasi PKL, peremajaan b. Penyajian Data dimaksud agar
lokasi PKL dan perencanaan penyediaan mempermudah bagi penliti untuk dapat
ruang bagi kegiatan PKL. melihat gambaran secara keseluruhan
Peraturan kota Medan No.59 Tahun atau bagian-bagian tertentu dari data
2017 tentang rincian tugas dan fungsi penelitian.
datuan Polisi Pamong Praja Kota Medan c. Penarikan Kesimpulan dalam
yang melakukan proses penertiban dan penelitian imi dilakukan secara terus-
penataan pedagang kaki lima. menerus seoanjang proses penelitian.
Sejak pertama memasuki lapangan
METODE PENELITIAN dan selama proses pengumpulan data,
peneliti beruaha untuk menganalisis
Metode pendekatan dalam penelitian dan mencari makna dari data yang
ini adalah Metode Deskripsi Kualitatif dikumpulkan
yang bertujuan mengungkapkan masalah
secara sistematis, faktual dan cermat. HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Penelitian yang diteliti adalah
pedagang kaki lima di daerah sekitas Sebuah Kebijakan tidak akan
Pasar Simpang Limun, Perusahaan berhasil tanpa adanya berbagai faktor
Daerah sekitar Pasar Baru Seksama Kota pendukung kelancaran implementasi
Medan. Dan subjek penelitian dipilih kebijakan. Berdasarkan model
berdasarkan bentuk informan dengan implementasi George C Edward III,
menggunakan Teknik purposive sampling, Keberhasilan implementasi suatu
serta dalam menentukan informan dibagi kebijakan dipengaruhi oleh empat variable
menjadi informan kunci dan informan yang saling mendukung. Diantara empat
utama. variable tersebut yaitu:
Teknik pengumpulan data yang
diguankan dalam penelitian ini adalah A. Komunikasi
a. Pengamatan (observasi) yaitu Komunikasi merupakan proses
Pengamatan langsung pada obyek terjadinya interaksi penyampaian pesan
penelitian dan dilakukan tanpa kepada mediator. Pengaruh faktor
menggunakan guide observasi. komunikasi terhadap implementasi adalah
b. Wawancara yang dimana pada kejelasan dan isi pesan untuk dapat
menggunakan Teknik wawancara dipahami secara menyeluruh oleh
terbuka. penerima pesan atau program. Dalam
c. Dokumentasi adalah cara faktor komunikasi ini akan dilihat dari
pengumpulan data yang dilakukan berbagai fenomena yang diamati penulis
dengan mempelajari dokumen yang di lapangan terkait proses kebijakan
setiap bahan tertulis baik bersifat pemerintah kota Medan dalam penataan
internal maupun eksternal. Dari dan pemberdayaan pedagang kaki lima di
dokumen tersebut kemudian dilakukan pasar Simpang limun Medan.
pengkajian terhadap isinya, sehingga Dalam menjalankan kebijakan
diperoleh kesimpulan. penataan dan pemberdayaan pedagang
216
Willy Milando dan Zainuddin Nasution : Kebijakan Pemerintah Kota Medan ……………………

kaki lima di Simpang limun pemerintah 1. Sumber Daya Manusia pelaksana dan
kota Medan bekerja sama dengan kodim pengelolaan kebijakan penataan
Medan kepolisian Medan Amplas, pedagang kaki lima adalah pemerintah
kecamatan Medan Amplas, satpol PP kota Medan. Sumber daya manusia
kota Medan dan PD Pasar baru seksama. meliputi staf yang memadai serta
Kebijakan penataan dan keahlian yang baik dalam
pemberdayaan pedagang kaki lima sudah melaksanakan tugas, wewenang, dan
berjalan dengan baik sesuai aturan yang fasilitas yang mereka butuhkan untuk
berlaku. Kebijakan penataan dan menerjemahkan kebijakan tersebut.
pemberdayaan ini berjalan dengan baik Sumber daya yang baik dapat
sesuai aturan yang berlaku. Kebijakan mensukseskan sebuah kebijakan yang
penataan dan pemberdayaan ini berjalan dijalani sebuah organisasi. Dalam
dengan baik dikarenakan komunikasi dan melakukan kebijakan penataan dan
sosialisasi yang baik antara satpol PP pemberdayaan pedagang kaki lima,
kota Medan dan PD Pasar baru seksama sumber daya manusia satpol PP kota
sesuai dengan pernyataan kepala seksi Medan sudah tepat dan sesuai dengan
komunikasi dan kerjasama satpol PP dan kebutuhan. Hal ini bisa dilihat dari SOP
sekretaris PD Pasar baru seksama yang satpol PP hasil wawancara dengan
dibuktikan sesuai hasil wawancara. Kasi Komunikasi dan kerjasama satpol
Pernyataan ini diperkuat dengan hasil PP kota Medan. Di mana sop
wawancara terhadap pedagang kaki lima merupakan acuan untuk menjalankan
yang tergabung dengan Pasar baru tugas dengan baik sesuai dengan
seksama bahwa telah terjadi komunikasi peraturan perundang-undangan yang
dan sosialisasi penataan dan berlaku. Sumber daya yang baik dapat
pemberdayaan kepada mereka. mensukseskan kebijakan yang
Komunikasi yang baik menghasilkan berjalan di mana PD Pasar baru
kerjasama yang baik pula. Berdasarkan seksama memiliki staf yang cukup
hasil observasi di lapangan yang untuk membantu pedagang kaki lima
dilakukan oleh peneliti, proses sosialisasi yang ingin berjualan di dalam pasar
yang dilakukan oleh pemerintah kota dengan memberikan pelayanan dan
Medan, pengelola Pasar baru seksama proses administrasi yang mudah.
dan satpol PP belum berjalan dengan pelayanan sumber daya manusia yang
baik. Hal ini dilihat dari masih banyaknya baik ini juga dibenarkan pedagang kaki
pedagang kaki lima berjualan di trotoar lima yang telah berjualan di dalam
jalan dan di tempat parkir kendaraan pasar di mana mereka diberi
pedagang pasar kaki lima. Kegagalan kemudahan dengan cukup
komunikasi ini bisa dilihat setiap pagi di memberikan fotokopi kartu tanda
sepanjang jalan M. Nawi Harapan, satpol penduduk dan membayar kios sesuai
PP masih terlihat di lokasi untuk kebutuhan mereka maka mereka
menertibkan pedagang agar tidak sudah dapat berjualan dengan nyaman
berjualan sampai ke jalan. Komunikasi di dalam pasar. Hasil observasi peneliti
dan kerjasama satpol PP menyampaikan sumber daya manusia staf PD Pasar
hal tersebut dilakukan satpol PP untuk baru seksama sumber daya manusia
menjaga kelancaran aktivitas warga pengelola sudah memberi pelayanan
dalam menggunakan jalan. Jika tidak yang baik kepada pedagang
diawasi satpol PP pedagang nekat berdasarkan hasil wawancara dengan
berjualan sampai ke jalan sehingga pedagang kaki lima yang telah
menghambat mobilitas warga berjualan di pasar baru seksama.
menggunakan ruas jalan. 2. Sumber Daya Prasarana dan Sarana
Ketersediaan prasarana dan sarana
B. Sumber Daya merupakan salah satu faktor
Sumber daya merupakan faktor pendukung dalam mewujudkan
penting dalam menjalankan sebuah transparansi dalam pelaksanaan
kebijakan. Dimana sumber daya yang kebijakan pemerintah kota Medan
cukup dan kompeten akan membuat dalam pengelolaan penataan dan
sebuah kebijakan berjalan dengan baik. pemberdayaan pedagang kaki lima.
Sumber daya dibagi menjadi 2 yaitu : Prasarana dan sarana yang
dibutuhkan pedagang telah dipenuhi
217
Willy Milando dan Zainuddin Nasution : Kebijakan Pemerintah Kota Medan ……………………

dengan baik oleh PD Pasar baru melaksanakan kebijakan tersebut. Setiap


seksama. Di mana harga kios yang menjalankan tugas penerbitan, satpol PP
diberikan pengelola memiliki harga telah dibekali dengan SOP sebagai acuan
bervariasi sesuai kebutuhan dan kerja yang baik. Hal ini bertujuan untuk
kemampuan pedagang. Prasarana dan menghindari konflik fisik yang akan
sarana berupa CCTV sangat merugikan kedua belah pihak. Namun
bermanfaat bagi pedagang dari segi tetap saja tindakan tegas dari satpol PP
keamanan dalam menjaga barang ketika proses penerbitan dan penataan
dagangan mereka. Berdasarkan hasil dianggap pedagang kaki lima masih
wawancara dengan pedagang berkat arogan karena mengangkut barang
CCTV yang dipasang pengelola, perdagangan mereka dengan paksa.
peristiwa kehilangan barang dagangan Tindakan tegas pengangkutan barang
dapat diketahui pelakunya. Hal ini dagangan pedagang kaki lima
membuktikan prasarana dan sarana dikarenakan mereka tidak mengindahkan
yang baik dapat memberikan himbauan tidak boleh berjualan di trotoar
keamanan dan kenyamanan pedagang jalan dan fasilitas publik karena
dalam berjualan di pasar baru keberadaan mereka mengganggu
seksama. Namun pedagang kenyamanan aktivitas warga.
menyayangkan tidak disediakannya Kebijakan bisa berjalan dengan baik
meja oleh pengelola sehingga bila diiringi dengan disposisi pelaksana
dagangan mereka tertutup oleh kebijakan yang baik pula. Disposisi pada
pedagang dari depan. Prasarana dan Pasar baru seksama sudah berjalan
sarana yang dimiliki satpol PP dalam dengan baik namun masih perlu
proses penerbitan pedagang kaki lima diperbaiki kedepannya agar tercipta
juga sudah memenuhi kebutuhan kenyamanan dan keadaan saling
mereka dalam melaksanakan menguntungkan antara pedagang dan
tugasnya. Di mana kendaraan roda pengelola. Disposisi satpol PP sudah
empat memiliki fungsi untuk sesuai dengan SOP yang menjadi acuan
mengangkut hasil peneryiban petugas kerja mereka.
dengan baik, menyediakan tameng, Hasil observasi peneliti di lapangan
helm dan topi juga melindungi badan mengenai disposisi pengelola Pasar baru
mereka ketika terjadi upaya kontak seksama memang masih perlu diperbaiki.
fisik yang bisa meminimalisir cedera. Banyak pedagang kaki lima yang sudah
Berdasarkan observasi di lapangan tidak berjualan lagi di dalam pasar dan
oleh peneliti prasarana dan sarana PD memilih berjualan kembali di sepanjang
Pasar baru seksama sudah memenuhi trotoar jalan dikarenakan pengelola
kebutuhan pedagang dengan baik kurang memperhatikan keberadaan
sehingga mereka dapat berjualan mereka. Mengenai disposisi satpol PP
dengan aman dan nyaman. Observasi masih perlu diperbaiki lagi sistem sumber
peneliti terkait prasarana dan sarana daya manusianya mulai dari perekrutan
satpol PP dalam operasi penertiban dan memberikan pelatihan manajemen
terlihat petugas yang mengendarai SDM sehingga personal satpol PP kota
kendaraan membawa peralatan Medan memiliki manajemen sikap yang
berupa tameng dan helm. lebih baik.

C. Disposisi D. Struktur Birokrasi


Dispora (sikap pelaksana atau tingkah Struktur birokrasi organisasi yang
laku implementer). Disposisi dalam melaksanakan kebijakan memiliki
implementasi kebijakan ini diartikan pengaruh penting pada implementasi.
sebagai sikap, kecenderungan, keinginan Pada dasarnya struktur organisasi
kesepakatan implementor untuk birokrasi mencakup aspek-aspek seperti
melaksanakan kebijakan. Suatu pembagian kewenangan hubungan antara
implementasi kebijakan akan dikatakan unit-unit organisasi yang ada di dalam
efektif apabila si implementor tidak hanya organisasi yang bersangkutan dalam
mengetahui apa yang mereka lakukan hubungan organisasi dengan organisasi
atau memiliki kemampuan untuk luar dan sebagainya. Berdasarkan hasil
melakukan kebijakan itu, tetapi mereka observasi di lapangan oleh peneliti
juga harus mempunyai kemauan untuk keberadaan polisi dan TNI untuk
218
Willy Milando dan Zainuddin Nasution : Kebijakan Pemerintah Kota Medan ……………………

membantu kinerja satpol PP dalam memberikan solusi yang lebih baik


proses penerbitan. Hal ini dilakukan bagi mereka.
karena perbedaan tupoksi antara satpol d. Pihak PD Pasar serius
PP kepolisian dan TNI. Dikarenakan bisa memberdayakan pedagang kaki lima
terjadi konflik dan anarkis yang dilakukan yang bergabung dengan
oleh pedagang kaki lima yang menolak memperhatikan keluhan dan
untuk diterbitkan. menanggapi aspirasi pedagang
Struktur birokrasi pelaksana kebijakan sehingga mereka merasa nyaman
penataan dan pemberdayaan pedagang berjualan dan tidak kembali berjualan
kaki lima sudah sesuai dengan tugas di bahu jalan dan fasilitas publik
pokok dan fungsinya. lainnya

KESIMPULAN REFERENSI

Berdasarkan pembahasan di awal Adi Isbandi Rukminto. 2001.


dapat diambil kesimpulan bahwa Pemberdayaan Pengembangan
keberhasilan kebijakan penataan dan Masyarakat dan Intervensi
pemberdayaan pedagang kaki lima di Komunitas. Jakarta : Fakultas
pasar Simpang limun kota Medan Ekonomi UI, Cet. Ke1.
ditentukan oleh beberapa aspek yaitu
komunikasi, di mana intensitas sosialisasi Agustino Leo. 2012. Dasar-dasar
dilakukan oleh pihak pemerintah kota Kebijakan Publik Konsep, Teori dan
Medan dengan memberikan himbauan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka
tidak mendirikan bangunan di trotoar Pelajar.
jalan, bahu jalan serta diberi surat
peringatan razia pedagang apabila masih Budiarjo Mariam. 2003. Dasar-dasar Ilmu
tetap berjualan di bahu jalan. Sumber Politik. Jakartaa : Gramedia
daya, secara jumlah staf, PD Pasar baru Pustaka
seksama memiliki jumlah staf yang cukup
untuk mengelola manajemen pasar dan Hasse Nogi S. Tangkilisan, M.Si, Drs.
pedagang yang bernaung di dalamnya 2003. Kebijakan Publik yang
berupa memberikan kemudahan Membumi Konsep, Strategi dan
pedagang dalam hal administrasi dengan Kasus. Yogyakarta : Lukman Offset
memberikan harga sewa kios yang dan YPAPI.
bervariasi sesuai kebutuhan. Prasarana
yang lengkap berupa CCTV, keamanan, Suhendra, K. 2006. Peranan Birokrasi
parkir dan toilet pedagang. dalam Pemberdayaan Masyarkat.
a. Disposisi pelaksanaan kebijakan Bandung :Alfabet hal.
sudah dilakukan dengan baik dengan
adanya SOP yang memudahkan Milles Mattew B dan A Michel Huberman.
implementor dalam membuat 2009. Analisa data Kualitatif.
keputusan ketika berada di lapangan Jakarta : UI Press.
namun tentu saja sebagian
pedagang masih merasa tidak puas Rakhmat Jalaludin. 2004. Metode
dengan disposisi pelaksanaan Penelitian Komunikasi. Bandung :
terlihat dengan masih seringnya razia Rosdakarya.
pedagang yang melibatkan konflik
walau sudah diminimalisir dengan Suharto Edi. 2005. Analisis Kebijakan
SOP. Publik. Bandung : Alfabeta.
b. Selalu memperbaiki proses
perekrutan petugas satpol PP serta
rutin mengadakan pelatihan
manajemen sumber daya manusia
yang lebih baik lagi.
c. Pemerintah kota Medan diharapkan
lebih memperhatikan keberadaan
pedagang kaki lima, mendengarkan
aspirasi dan kebutuhan mereka serta

Anda mungkin juga menyukai