jalan umum, trotoar dan parit umum Penelitian ini menggunakan model
dalam daerah kota Medan. Serta analisis interaktif, yaitu data yang
peraturan Walikota No.9 tahun 2009 dikumpulkan akan di analisa melalui tiga
tentang larangan mendirikan bangunan di tahap yaitu:
atas saluran drainase, bahu jalan, trotoar, a. Reduksi Data merupakan proses
tanggul sungai dan garis sempadan seleksi, pemfokusan,
sungai serta larangan menutup saluran pemyederhanaan dan abstraksi data
drainase secara terus-menerus. (kasar) yang ada dalam fieldnote.
Dalam peraturan presiden No.125 Pada saat pengumpulan data
tahun 2012 tentang koordinasi penataan berlangsung reduksi data berupa
dan pemberdayaan pedagang kaki lima singkatan, memusatkan tema,
dijelaskan bahwa penataan pedagang membuat Batasan-batasan
kaki lima adalah upaya yang dilakukan permasalahan dan menulis memo.
oleh pemerintah daerah melalui Dan berlangsung secara terus
pendataan dan pendaftaran PKL, menerus dari tahap awal hingga akhir
penetapan lokasi, pemindahan dan penulisan laporan penelitian.
penghapusan lokasi PKL, peremajaan b. Penyajian Data dimaksud agar
lokasi PKL dan perencanaan penyediaan mempermudah bagi penliti untuk dapat
ruang bagi kegiatan PKL. melihat gambaran secara keseluruhan
Peraturan kota Medan No.59 Tahun atau bagian-bagian tertentu dari data
2017 tentang rincian tugas dan fungsi penelitian.
datuan Polisi Pamong Praja Kota Medan c. Penarikan Kesimpulan dalam
yang melakukan proses penertiban dan penelitian imi dilakukan secara terus-
penataan pedagang kaki lima. menerus seoanjang proses penelitian.
Sejak pertama memasuki lapangan
METODE PENELITIAN dan selama proses pengumpulan data,
peneliti beruaha untuk menganalisis
Metode pendekatan dalam penelitian dan mencari makna dari data yang
ini adalah Metode Deskripsi Kualitatif dikumpulkan
yang bertujuan mengungkapkan masalah
secara sistematis, faktual dan cermat. HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Penelitian yang diteliti adalah
pedagang kaki lima di daerah sekitas Sebuah Kebijakan tidak akan
Pasar Simpang Limun, Perusahaan berhasil tanpa adanya berbagai faktor
Daerah sekitar Pasar Baru Seksama Kota pendukung kelancaran implementasi
Medan. Dan subjek penelitian dipilih kebijakan. Berdasarkan model
berdasarkan bentuk informan dengan implementasi George C Edward III,
menggunakan Teknik purposive sampling, Keberhasilan implementasi suatu
serta dalam menentukan informan dibagi kebijakan dipengaruhi oleh empat variable
menjadi informan kunci dan informan yang saling mendukung. Diantara empat
utama. variable tersebut yaitu:
Teknik pengumpulan data yang
diguankan dalam penelitian ini adalah A. Komunikasi
a. Pengamatan (observasi) yaitu Komunikasi merupakan proses
Pengamatan langsung pada obyek terjadinya interaksi penyampaian pesan
penelitian dan dilakukan tanpa kepada mediator. Pengaruh faktor
menggunakan guide observasi. komunikasi terhadap implementasi adalah
b. Wawancara yang dimana pada kejelasan dan isi pesan untuk dapat
menggunakan Teknik wawancara dipahami secara menyeluruh oleh
terbuka. penerima pesan atau program. Dalam
c. Dokumentasi adalah cara faktor komunikasi ini akan dilihat dari
pengumpulan data yang dilakukan berbagai fenomena yang diamati penulis
dengan mempelajari dokumen yang di lapangan terkait proses kebijakan
setiap bahan tertulis baik bersifat pemerintah kota Medan dalam penataan
internal maupun eksternal. Dari dan pemberdayaan pedagang kaki lima di
dokumen tersebut kemudian dilakukan pasar Simpang limun Medan.
pengkajian terhadap isinya, sehingga Dalam menjalankan kebijakan
diperoleh kesimpulan. penataan dan pemberdayaan pedagang
216
Willy Milando dan Zainuddin Nasution : Kebijakan Pemerintah Kota Medan ……………………
kaki lima di Simpang limun pemerintah 1. Sumber Daya Manusia pelaksana dan
kota Medan bekerja sama dengan kodim pengelolaan kebijakan penataan
Medan kepolisian Medan Amplas, pedagang kaki lima adalah pemerintah
kecamatan Medan Amplas, satpol PP kota Medan. Sumber daya manusia
kota Medan dan PD Pasar baru seksama. meliputi staf yang memadai serta
Kebijakan penataan dan keahlian yang baik dalam
pemberdayaan pedagang kaki lima sudah melaksanakan tugas, wewenang, dan
berjalan dengan baik sesuai aturan yang fasilitas yang mereka butuhkan untuk
berlaku. Kebijakan penataan dan menerjemahkan kebijakan tersebut.
pemberdayaan ini berjalan dengan baik Sumber daya yang baik dapat
sesuai aturan yang berlaku. Kebijakan mensukseskan sebuah kebijakan yang
penataan dan pemberdayaan ini berjalan dijalani sebuah organisasi. Dalam
dengan baik dikarenakan komunikasi dan melakukan kebijakan penataan dan
sosialisasi yang baik antara satpol PP pemberdayaan pedagang kaki lima,
kota Medan dan PD Pasar baru seksama sumber daya manusia satpol PP kota
sesuai dengan pernyataan kepala seksi Medan sudah tepat dan sesuai dengan
komunikasi dan kerjasama satpol PP dan kebutuhan. Hal ini bisa dilihat dari SOP
sekretaris PD Pasar baru seksama yang satpol PP hasil wawancara dengan
dibuktikan sesuai hasil wawancara. Kasi Komunikasi dan kerjasama satpol
Pernyataan ini diperkuat dengan hasil PP kota Medan. Di mana sop
wawancara terhadap pedagang kaki lima merupakan acuan untuk menjalankan
yang tergabung dengan Pasar baru tugas dengan baik sesuai dengan
seksama bahwa telah terjadi komunikasi peraturan perundang-undangan yang
dan sosialisasi penataan dan berlaku. Sumber daya yang baik dapat
pemberdayaan kepada mereka. mensukseskan kebijakan yang
Komunikasi yang baik menghasilkan berjalan di mana PD Pasar baru
kerjasama yang baik pula. Berdasarkan seksama memiliki staf yang cukup
hasil observasi di lapangan yang untuk membantu pedagang kaki lima
dilakukan oleh peneliti, proses sosialisasi yang ingin berjualan di dalam pasar
yang dilakukan oleh pemerintah kota dengan memberikan pelayanan dan
Medan, pengelola Pasar baru seksama proses administrasi yang mudah.
dan satpol PP belum berjalan dengan pelayanan sumber daya manusia yang
baik. Hal ini dilihat dari masih banyaknya baik ini juga dibenarkan pedagang kaki
pedagang kaki lima berjualan di trotoar lima yang telah berjualan di dalam
jalan dan di tempat parkir kendaraan pasar di mana mereka diberi
pedagang pasar kaki lima. Kegagalan kemudahan dengan cukup
komunikasi ini bisa dilihat setiap pagi di memberikan fotokopi kartu tanda
sepanjang jalan M. Nawi Harapan, satpol penduduk dan membayar kios sesuai
PP masih terlihat di lokasi untuk kebutuhan mereka maka mereka
menertibkan pedagang agar tidak sudah dapat berjualan dengan nyaman
berjualan sampai ke jalan. Komunikasi di dalam pasar. Hasil observasi peneliti
dan kerjasama satpol PP menyampaikan sumber daya manusia staf PD Pasar
hal tersebut dilakukan satpol PP untuk baru seksama sumber daya manusia
menjaga kelancaran aktivitas warga pengelola sudah memberi pelayanan
dalam menggunakan jalan. Jika tidak yang baik kepada pedagang
diawasi satpol PP pedagang nekat berdasarkan hasil wawancara dengan
berjualan sampai ke jalan sehingga pedagang kaki lima yang telah
menghambat mobilitas warga berjualan di pasar baru seksama.
menggunakan ruas jalan. 2. Sumber Daya Prasarana dan Sarana
Ketersediaan prasarana dan sarana
B. Sumber Daya merupakan salah satu faktor
Sumber daya merupakan faktor pendukung dalam mewujudkan
penting dalam menjalankan sebuah transparansi dalam pelaksanaan
kebijakan. Dimana sumber daya yang kebijakan pemerintah kota Medan
cukup dan kompeten akan membuat dalam pengelolaan penataan dan
sebuah kebijakan berjalan dengan baik. pemberdayaan pedagang kaki lima.
Sumber daya dibagi menjadi 2 yaitu : Prasarana dan sarana yang
dibutuhkan pedagang telah dipenuhi
217
Willy Milando dan Zainuddin Nasution : Kebijakan Pemerintah Kota Medan ……………………
KESIMPULAN REFERENSI