Anda di halaman 1dari 47

COVER

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN KELOMPOK MASYARAKAT

OHOI UR PULAU, KECAMATAN KEI KECIL BARAT, KABUPATEN


MALUKU TENGGARA, PROVINSI MALUKU

Oleh:
Tim Pelaksana

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


DIREKTORAT JENDERALKONSERVASISUMBERDAYAALAM DAN EKOSISTEM
BALAIKONSERVASI SUMBER DAYAALAM MALUKU
Ambon, Maret 2022

i
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MALUKU
Alamat : Jalan Kebun Cengkeh Ambon 97128 Telp/fax 0911-343619

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN

Pembentukan Kelembagaan Kelompok Masyarakat Ohoi


Judul Kegiatan :
Ur Pulau, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
Waktu Kegiatan : 24 s.d. 27 Februari 2022
Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten
Lokasi Kegiatan :
Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
Ayu Diyah Setiyani, S. Hut., M. Si., M. Sc.
Pelaksana : Fidra Suprianto, A. Md.
Jan Meturan
Sumber Dana : RM sesuai DIPA BKSDA MALUKU TA 2022
Disusun di : Ambon
Pada Tanggal : Maret 2022

Mengetahui, Ketua Tim Pelaksana Kegiatan,


Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Rosna, S.P. Ayu Diyah Setiyani, S. Hut., M. Si., M. Sc.


NIP. 19680201 199803 2 006 NIP. 19870223 200912 2 005

Menyetujui/Mengesahkan,
Kepala Balai

Danny H. Pattipeilohy, S. Pi., M. Si.


NIP. 19740324 199903 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-NYA sehingga Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pembentukan
Kelembagaan Kelompok Masyarakat Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat,
Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku Tahun 2021 ini dapat terselesaikan.

Laporan kegiatan ini merupakan pelaksanaan dari Surat Tugas Kepala Balai
KSDA Maluku Nomor ST.15/ K.19/TU/Peg/02/2022 tanggal 21 Februari 2021 untuk
melaksanakan pembentukan kelompok dalam rangka pemberdayaan masyarakat di
Ohoi Ur Pulau. Masyarakat Ohoi Ur Pulau merupakan salah satu desa pemanfaat
Tabob/Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) secara adat. Pemberdayaan
masyarakat di Ohoi Ur Pulau ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat serta apresiasi kepada masyarakat yang telah
mengurangi pemanfaatan Tabob tersebut.

Pada kesempatan ini kami sebagai Tim Pelaksana Kegiatan menyampaikan


ucapan terima kasih kepada Kepala Balai KSDA Maluku yang telah mempercayakan
tugas ini dan kepada berbagai pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan
ini.

Laporan ini sebagai salah satu informasi dalam rangka pelaksanaan kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat di Ohoi Ur Pulau dan semoga dapat bermanfaat bagi
yang membutuhkan.

Ambon, Maret 2022


Ketua Tim Pelaksana

Ayu Diyah Setiyani, S. Hut., M. Si., M. Sc.


NIP. 19870223 200912 2 005

iii
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................vi
I. Pendahuluan................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan...................................................................................2
C. Ruang Lingkup..........................................................................................2
II. Pelaksanaan..............................................................................................5
A. Dasar Pelaksanaan....................................................................................5
B. Pelaksana Kegiatan....................................................................................6
C. Bahan dan Alat..........................................................................................6
D. Metode Pelaksanaan .................................................................................7
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.................................................................7
III. Hasil Pelaksanaan Kegiatan........................................................................9
IV. Penutup..................................................................................................25
A. Kesimpulan.............................................................................................25
B. Saran......................................................................................................26
V. Lampiran....................................................................................................27

iv
DAFTAR TABEL

Tabel II-1. Pelaksana Kegiatan Pembentukan Kelembagaan Kelompok Masyarakat di


Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku................................................................................................................6
Tabel II-2. Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan.......................................................7
Tabel III-1. Data Iklim Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2020.........................12
Tabel III-2. Ketersediaan fasilitas umum di Ohoi Ur Pulau....................................20

DAFTAR GAMBAR

Gambar III-1. Peta Zonasi Pulau Ur dalam Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil Pulau Kei Kecil....................................................................................9
Gambar III-2. Pelabuhan Ohoi Ur Pulau dan Gerbang masuk pemukiman Ohoi Ur
Pulau................................................................................................................16
Gambar III-3. Proporsi Jenis Kelamin Penduduk Ohoi Ur Pulau Tahun 2020..........16
Gambar III-4. Ikan hasil tangkapan masyarakat Ohoi Ur Pulau.............................18
Gambar III-5. Kapal motor yang digunakan untuk mengumpulkan telur ikan terbang
sekalugus transportasi utama yang digunakan untuk menuju Ohoi Ur Pulau dari
Pelabuhan Debut...............................................................................................19

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Tugas....................................................................................27


Lampiran 2. SK Kepala Desa tentang Pembentukan Kelompok Binaan...................29
Lampiran 3. Pernyataan Siap Menerima Bantuan.................................................33
Lampiran 4. Identitas Anggota Kelompok............................................................35
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan.....................................................................38

vi
I. Pendahuluan

A. Latar Belakang
Kesatuan kelompok masyarakat adat Nufit (Nu: desa/kampung, fit: tujuh—
Bahasa Kei) di pesisir barat Pulau Kei Kecil yang trdiri dari Ohoi Ohoira, Ohoiren,
Somlain, Madwaer, Ur Pulau, Warbal, dan Tanimbar Kei memiliki keterkaitan
yang erat dengan keberadaan Tabob atau Ub (moyang—Bahasa Kei) atau Penyu
Belimbing (Dermochelys coriacea). Masyarakat Nufit memiliki tradisi
mengkonsumsi Tabob sebagai makanan pusaka yang diwariskan oleh leluhur
sehingga bebas dimanfaatkan dan tidak akan habis jumlahnya. Secara adat,
masyarakat Nufit ini dianggap memiliki hak untuk berburu Tabob di perairan Kei
Kecil bagian barat dan mengonsumsinya.

Balai KSDA Maluku bersama-sama dengan parapihak seperti Dinas Kelautan


dan Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara, Gereja Protestan Maluku (GPM)
Klasis Pulau-Pulau Kei Kecil dan Kota Tual, dan pihak-pihak lain telah bekerja
sama untuk melakukan berbagai program pendekatan dan penyuluhan kepada
masyarakat Nufit untuk mengurangi pemanfaatan Tabob dalam acara-acara dan
melarang penyediaan Tabob dalam acara keagaaman/gereja. Selain program
penyuluhan lewatsosialisasi dan penyebaran media informasi, satu program yang
berkaitan erat dengan masyarakat yaitu program pemberdayan masyarakat. Oleh
karena itu perlu dilakukan program pemberdayaan masyarakat dengan
pengembangan ekonomi usaha produktif.

Dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat selama ini sering


mengalami kegagalan karena tidak ada atau kurangnya keterlibatan masyarakat
mulai dari tahap awal penyusunan rencana, sehingga pemberdayaan masyarakat
selama ini tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat. Masyarakat dapat
dilibatkan secara aktif sejak tahap awal penyusunan rencana. Keterlibatan
masyarakat dapat berupa (1) pendidikan melalui pelatihan, (2) partisipasi aktif
dalam pengumpulan informasi, (3) partisipasi dalam memberikan alternatif
rencana dan usulan kepada pemerintah. Melihat hal tersebut maka untuk
melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat di dalam dan di sekitar
kawasan hutan secara efektif, selain diperlukan berbagai data dan informasi yang
1
berkaitan dengan potensi yang dimiliki dalam desa di dalam dan di sekitar
kawasan hutan juga diperlukannya partisipatif dari masyarakat untuk mengetahui
segala potensi dan permasalahan yang ada pada desanya.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan diadakannya kegiatan Pembentukan Kelembagaan
Kelompok Masyarakat Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten
Maluku Tenggara, Provinsi Maluku yaitu untuk membentuk kelembagaan
kelompok masyarakat sehingga dapat meningkatkan pendapatan kelompok
binaan serta meningkatkan peran aktif atau partisipatif masyarakat dalam
pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup kegiatan Pembentukan Kelembagaan Kelompok Masyarakat
Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku yaitu:

1. Kelompok yang dibentuk merupakan kelompok masyarakat Ohoi Ur


Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara,
Provinsi Maluku. Kelompok yang dibentuk memiliki jumlah anggota
minimal 15 orang;

2. Dalam kegiatan ini juga dilakukan:

a. Identifikasi potensi Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat,


Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku,
b. Identifikasi potensi pengembangan ekonomi kelompok;
c. Arahan pengembangan ekonomi produktif kelompok.

D. Potensi Sumber Daya Alam


Pulau Ur sebagian besar daratannya memiliki penutupan lahan hutan lahan
kering dengan vegetasi dominan dan kebun campuran antara tanaman hutan

2
dan tanaman umur panjang seperti kelapa, cengkeh maupun mangga,
sedangkan pada zona pantai ditemukan hutan mangrove yang cukup baik
perkembangannya. Jenis-jenis vegetasi pantai yang terdapat di Pulau Ur antara
lain Warylau (Thespesia populnea), Kangkung Laut (Ipomea pescapre), Cemara
Laut (Casuarina sp.), Ketapang (Terminalia catapa), Bintanggor (Canophyllum
inophyllum), serta berbagai jenis mangrove ikutan lainnya. Daratan Pulau Ur
(termasuk pulau-pulau sekitarnya seperti Pulau Pulau Witir, dan Pulau Ujir)
merupakan Hutan Lindung.

Secara keseluruhan, Ohoi Ur Pulau (termasuk pulau-pulau sekitarnya


seperti Pulau Pulau Witir, dan Pulau Ujir) baik daratan maupun perairannya
masuk ke dalam Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pulau Kei
Kecil, Pulau-Pulau, dan Perairan Sekitarnya di Kabupaten Maluku Tenggara
Provinsi Maluku yang ditetapkan oleh SK Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
6/Kepmen-Kp/2016 Tentang Kawasan Konservasi Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil
Pulau Kei Kecil, Pulau-Pulau, dan Perairan Sekitarnya di Kabupaten Maluku
Tenggara Provinsi Maluku dengan luas total 150.000 Ha.

Ohoi Ur Pulau memiliki sumber daya perairan yang luar biasa. Pada
perairan Pulau Ur, ditemukan setidaknya empat jenis lamun ditemukan yaitu
Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Thalassodendron ciliatum, dan
Syringodium isoetifolium. Terumbu karang Pulau Ur ini termasuk memiliki
kekayaan spesies karang batu yang sangat tinggi di kawasan konservasi, yaitu
sebanyak 133 spesies yang termasuk dalam 42 genera dan 16 famili. Serta
kekayaan spesies ikan karang tersebut tergolong tinggi dan berada di atas nilai
rata-rata kekayaan spesies ikan karang per site terumbu (120 spesies) pulau-
pulau lain di dalam kawasan konservasi. Perairan Pulau Ur juga merupakan lokasi
pengumpulan telur Ikan Terbang ( Hirundichthys oxycephalus) pada Bulan Mei-
Agustus yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Hampir seluruh atau sekitar 80% masyarakat Ohoi Ur Pulau memiliki mata
pencaharian sebagai nelayan yang bergerak pada bidang perikanan tangkap.
Masyarakat umumnya menggunakan jaring, pancing, dan panah ikan untuk
mendapatkan ikan.

3
Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya alam
membuat masyarakat menjadi rentan kehilangan sumber penghidupannya.
Beberapa hal yang mempengaruhi keberlanjutan penghidupan masyarakat
diantaranya yaitu tren pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, musim
migrasi dan bertelur ikan jenis-jenis tertentu, fluktuasi harga hasil perikanan,
konflik horizontal, dan musim barat atau timur yang berkepanjangan (termasuk
perubahan iklim). Sehingga masyarakat memerlukan beberapa strategi untuk
memenuhi kebutuhannya berdasarkan aset yang mereka miliki.

Perjalanan menuju Ohoi Ur Pulau dapat ditempuh dengan transportasi


udara/pesawat dengan maskapai Sriwijaya Air atau Lion Air dari Bandara
Pattimura, Kota Ambon, ke Bandara Karel Sadsuitubun, Langgur, dengan waktu
tempuh ±1,5 jam atau menggunakan transportasi laut/kapal PELNI dari
Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon menuju Pelabuhan Tual selama satu hari.
Perjalanan dari Kota Tual atau Langgur menuju Ohoi Ur Pulau dapat ditempuh
dengan menggunakan transportasi darat selama 1 jam ke Pelabuhan Debut dan
dilanjutkan dengan transportasi laut (speedboat ataupun motor kayu) selama ±2
jam.

4
II. Pelaksanaan

A. Dasar Pelaksanaan
Dasar pelaksanaan kegiatan Pembentukan Kelembagaan Kelompok
Masyarakat di Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku
Tenggara, Provinsi Maluku, yaitu,

1. Uundang-Undang Nomer 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber


Daya Alam dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2004;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, sebagaimana
telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2015;
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.
18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.
8/MenLHK/Sekjen/OTL.0/2016 tentang Organisasi Unit Pelaksana
Teknis KSDAE;
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.43/MENLHK/SETJEN/KUM.I/6/2017 tentang Pemberdayaan
Masyarakat di sekitar Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian
Alam;
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
P.12/MENLHK/SETJEN/KUM.I/2/2017 tentang Pedoman Umum
Penyaluran Bantuan Lainnya Yang Memiliki Karakteristik Bantuan
Pemerintah di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan;
9. Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem Nomor P.4/KSDAE/SET.3/KUM.1./8/2020 tentang

5
Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber
Daya Alam dan Ekosistem Nomor P.3/KSDAE/SET/KUM.1/5/2017
tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Lainnya Yang Memiliki
Karakteristik Bantuan Pemerintah Dalam Rangka Fasilitasi
Pemberdayaan Masyarakat Lingkup Direktorat Jenderal Konservasi
Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya;
10. Surat Tugas Kepala Balai KSDA Maluku Nomor ST.15/
K.19/TU/Peg/02/2022 tanggal 21 Februari 2021.

B. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan Pembentukan Kelembagaan Kelompok Masyarakat di
Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku sesuai dengan surat tugas Kepala Balai KSDA Maluku Nomor
ST.15/K.19/TU/Peg/2/2022 tanggal 21 Februari 2021 yaitu,

Tabel II-1. Pelaksana Kegiatan Pembentukan Kelembagaan Kelompok Masyarakat di Ohoi


Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku

No Nama/NIP Jabatan Keterangan


1. Ayu Diyah Setiyani, S. Hut., M. Si., M. Sc./ Penyuluh Ketua Tim
19870223 200912 2 005
2. Fidra Suprianto, A. Md./ Verivikator Anggota
198502112009012004 Keuangan
3. Jans Pieter Meturan/ TPHL Anggota
19650716 199303 1 003

C. Bahan dan Alat


Bahan dan alat yang digunakan dalam kegiatan Pembentukan
Kelembagaan Kelompok Masyarakat di Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat,
Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku yaitu:

1. Laptop dan printer;


2. Kamera,
3. Alat Tulis dan Notes.

6
D. Metode Pelaksanaan
Kegiatan Pembentukan Kelembagaan Kelompok Masyarakat di Ohoi Ur
Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
dilaksanakan dengan menggunakan metode wawancara dengan tokoh kunci
seperti pemerintah desa, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk
mendapatkan informasi terkait profil desa, isu dan persepsi masyarakat terkait
kawasan konservasi, tekanan terhadap kawasan konservasi, serta produk
unggulan desa. Kemudian kegiatan Pembentukan Kelembagaan Kelompok
Masyarakat dilanjutkan dengan focus group discussion (FGD) bersama anggota
masyarakat yang memiliki kreteria tertentu seperti memiliki ketergantungan
terhadap sumber daya alam yang tinggi serta memiliki mata pencaharian utama
sebagai nelayan atau petani. FGD tersebut dilakukan untuk mendetailkan
informasi yang diperoleh dari wawancara yang telah dilakukan sebelumnya.
Selain itu FGD dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai jenis komoditas
yang diusahakan, tingkat ketergantungan kelompok terhadap kawasan
konservasi, serta mendapatkan kesepakatan mengenai komoditas prioritas.

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan kegiatan Pembentukan Kelembagaan Kelompok Masyarakat di
Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku sesuai yaitu pada 24 hingga 27 Februari 2022.

Tabel II-2. Tata Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Tanggal H-7 24 25 26 27 H+7


No
Uraian Feb Feb Feb Feb
I. Persiapan (7 hari)

- Konsultasi, koordinasi dan


penyelesaian administrasi
- Penyampaian RPK
- Rapid test

II. Pelaksanaan (6 hari)


- Berangkat / Perjalanan ke
lokasi
- Koordinasi dengan instansi
terkait

7
Tanggal H-7 24 25 26 27 H+7
No
Uraian Feb Feb Feb Feb
- Perjalanan dari Langgur-
Debut-Ohoi Ur Pulau
- Orientasi lapang dan
pertemuan dengan
masyarakat
- Pengumpulan data primer

- Pengurusan administrasi
kelompok bersama Pejabat
Kepala Ohoi (SK Kelompok
dan Kesediaan menerima
bantuan)

- Perjalanan kembali
- Tiba di tempat kedudukan
III
Pelaporan (7 hari)
.
- Penyelesaian SPJ
- Penyusunan laporan

8
III. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

A. Potensi Sumber Daya Alam

1. Sejarah dan Status Kawasan

Ohoi Ur Pulau (termasuk pulau-pulau sekitarnya seperti Pulau Pulau Witir,


dan Pulau Ujir) baik daratan maupun perairannya masuk ke dalam Kawasan
Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pulau Kei Kecil, Pulau-Pulau, dan
Perairan Sekitarnya yang ditetapkan oleh SK Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 6/Kepmen-KP/2016 Tentang Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil Pulau Kei Kecil, Pulau-Pulau, dan Perairan Sekitarnya di Kabupaten Maluku
Tenggara Provinsi Maluku dengan luas total 150.000 Ha. Ohoi Ur Pulau termasuk
dalam Sub Zona Perikanan Budidaya seluas 758 Ha, Sub Zona Perikanan
Tangkap, Sub Zona Hutan Lindung seluas 797 Ha, dan Sub Zona Kelola Adat
seluas 137 Ha.

P. Ur

Gambar III-1. Peta Zonasi Pulau Ur dalam Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil Pulau Kei Kecil

9
2. Potensi Ekosistem

Ekosistem pada Pulau Ur terbagi menjadi beberapa yaitu ekosistem hutan


lahan kering, hutan pesisir, dan hutan mangrove pada area terestrial atau bagian
darat. Daratan Pulau Ur (termasuk pulau-pulau sekitarnya seperti Pulau Pulau
Witir, dan Pulau Ujir) merupakan Sub Zona Hutan Lindung pada Kawasan
Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pulau Kei Kecil.

Sedangkan pada bagian perairannya dapat dikategorikan sebagai


ekosistem lamun, terumbu karang, dan laut dalam yang termasuk dalam Sub
Zona Perikanan Budidaya, Sub Zona Perikanan Tangkap, dan Sub Zona Kelola
Adat pada Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pulau Kei Kecil.

3. Potensi Hayati

a. Potensi Sumber Daya Hutan


Jenis-jenis vegetasi pantai yang terdapat di Pulau Ur antara lain Warylau
(Thespesia populnea), Kangkung Laut (Ipomea pescapre), Cemara Laut
(Casuarina sp.), Ketapang (Terminalia catapa), Bintanggor (Canophyllum
inophyllum), serta berbagai jenis mangrove ikutan lainnya.

b. Potensi Sumber Daya Laut


Pada perairan Pulau Ur, ditemukan setidaknya empat jenis lamun
ditemukan yaitu Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Thalassodendron ciliatum,
dan Syringodium isoetifolium. Kerapatan yang paling menonjol ditemukan pada
jenis Thalassodendron ciliatum dengan nilai 25,52 teg/m2 dan jenis Halophila
ovalis menjadi jenis yang memiliki kerapatan paling rendah yaitu 8,54 teg/m 2.

Panjang terumbu karang Pulau Ur mencapai 20,61 km, dengan luas


terumbunya sekitar 14,53 km2. Terumbu karang Pulau Ur ini termasuk memiliki
kekayaan spesies karang batu yang sangat tinggi di kawasan konservasi, yaitu
sebanyak 133 spesies yang termasuk dalam 42 genera dan 16 famili. Persen
tutupan karang batu di terumbu karang Ur Pulau tergolong tinggi dan kondisi
terumbu karangnya termasuk kategori sangat baik. Persen tutupan karang batu
kategori Acropora lebih tinggi (51,58%) dibanding karang batu kategori
NonAcropora (36,40%). Spesies karang batu dengan nilai persen tutupan yang

10
tinggi di terumbu karang Ur Pulau ini adalah Acropora palifera (21,52%),
Acropora nobilis (12,24%), Porites lutea (7,92%), Porites cylindrica (6,76%) dan
Acropora formosa (6,64%).

Serta kekayaan spesies ikan karang tersebut tergolong tinggi dan berada di
atas nilai rata-rata kekayaan spesies ikan karang per site terumbu (120 spesies)
pulau-pulau lain di dalam kawasan konservasi. Hasil analisis menunjukan nilai
sediaan cadang ikan karang di areal terumbu karang Ur Pulau ini tergolong
sangat tinggi (39.014.730 individu) di dalam kawasan konservasi ini.

Perairan Pulau Ur juga merupakan lokasi pengumpulan telur Ikan Terbang


(Hirundichthys oxycephalus) pada Bulan Mei-Agustus yang memiliki nilai ekonomi
tinggi.

4. Potensi Fisik

a. Iklim
Seperti daerah tropis lainnya, Kabupaten Maluku Tenggara secara umum
memiliki curah hujan relatif tinggi yaitu sekitar 2.800 mm/tahun pada Tahun
2020. Pada Tahun 2020, Kabupaten Maluku Tenggara memiliki jumlah bulan
basah sebanyak 8 bulan, sedangkan jumlah bulan kering hanya 4 bulan. Kondisi
iklim di Kabupaten Maluku Tenggara berdasarkan peta Zone Agroklimat Provinsi
Maluku (LTA - 72, 1986) dan Klasifikasi Oldeman (1980) secara garis besar
terbagi dalam 2 (dua) zone Agroklimat yaitu:

 Zone II.5: Curah hujan tahunan 3.000 - 4.000 milimeter, tercakup di


dalamnya zone A2 (> 9 BB, < 2 BK) menurut Oldeman, termasuk wilayah
Pulau Dullah dan sekitarnya)

 Zone IV.1: Curah hujan tahunan 3.000 - 1.000 milimeter, tercakup di


dalamnya zone A2 (> 9 BB, < 2 BK) menurut Oldeman, termasuk wilayah
Kecamatan Tayando Tam.

Ohoi Ur Pulau yang terletak di pulau-pulau kecil sangat dipengaruhi oleh


angin muson serta kondisi perairan di sekililingnya (Lihat Tabel III-1). Diketahui
dari data klimatologi bahwa musim angin timur bertiup pada Bulan Mei hingga

11
November dengan kecepatan angin rata-rata 7 hingga 18 km/jam (bahkan lebih).
Sedangkan musim angin barat bertiup pada Bulan Desember hingga Februari.
Pada saat pelaksanaan kegiatan pada akhir Bulan Februari, kecepatan angin
17,75 km/jam yang dipengaruhi oleh adanya bibit siklon tropis di sekitar Laut
Timor sehingga angin berhembus lebih kencang dibandingkan biasanya.

Bulan Suhu Udara Angin Kele Curah Hari Penyinaran Tekan


mba Hujan Hujan Matahari an
ban (mm) (Hari) (%) Udara
(%) (mb)
Maks Min Rata Kecepa Arah
(°C) (°C) (°C) tan
(m/s)
Januari 32,3 - 27,4 1,5 300 355,9 28 23 1007,3

Februari 30,9 - 26,7 1,6 310 346,7 19 55 1008,1

Maret 31,2 - 26,4 1,1 Calm 380,7 11 43 1008,2

April 31,3 - 26,6 1,5 Calm 321,1 18 41 1008,5

Mei 30,8 - 28,1 2,8 120 292,9 12 56 1008,5

Juni 29,9 - 26,6 3,9 130 252,5 22 31 1008,9

Juli 29,1 - 26,2 4,6 130 37,3 21 33 1008,5

Agustus 29,4 - 26,7 4,0 130 78,8 20 49 1009,4

Sept 29,3 - 26,9 3,7 130 71,0 24 26 1008,8

Oktober 32,2 - 27,9 2,4 150 49,0 22 42 1007,8

November 32,4 - 27,5 1,6 110 208,9 24 62 1007,5

Desember 32,2 - 27,9 1,0 300 333,9 18 59 1006,1

Sumber: Stasiun Meteorologi Dumtubun Langgur, 2020

Tabel III-3. Data Iklim Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2020

b. Geologi
Wilayah Kepulauan Kei Kecil yang meliputi Pulau Dullah dan pulau-pulau
kecil di sekitarnya merupakan perbukitan rendah bergelombang, karst dan
perbukitan rendah berlereng terjal dengan ketinggian maksimum 100 meter
diatas permukaan laut. Pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Dullah umumnya sangat
landai dan memiliki ketinggian maksimum lebih kecil dari 100 meter di atas
permukaan laut. Hal ini terutama dikaitkan dengan keragaman litologi wilayah

12
kepulauan ini yang relatif homogen. Morfologi ini pada umumnya dibentuk oleh
litologi batu gamping terumbu Formasi Kei Kecil mendominasi wilayah ini.

c. Tanah
Tanah di Ohoi Ur Pulau terdiri dari pasiran dan bekas terumbu karang
yang telah mati.

d. Hidrologi
Hidrologi di Ohoi Ur Pulau merupakan hidrologi khas pulau-pulau kecil yang
tidak memiki daerah penyimpanan yang besar, rentan terhadap intrusi air laut,
serta bergantung pada tutupan lahan. Sumber utama air permukaan yang
berada di Ohoi Ur Pulau ialah air dalam tanah, hal ini turut memberikan dampak
positif secara ekologi dan sosial bagi masyarakat di Ohoi Ur Pulau dalam
memperoleh air tawar (air bersih untuk konsumsi) umumnya air dalam tanah
dimanfaatkan untuk minum, mandi dan cuci yang keberadaannya dibuat dalam
bentuk sumur kecil.

5. Potensi Jasa Lingkungan

Potensi jasa lingkungan yang ada di Ohoi Ur Pulau yaitu wisata alam
berupa gugusan terumbu karang yang masih sangat baik kondisinya.

6. Kerawanan
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa Ohoi Ur Pulau memiliki
potensi sumber daya perikanan yang tinggi serta ketergantungan dan
pemanfaatan sumber daya yang juga tinggi dikhawatirkan terjadinya overfishing
terutama pada pemanfaatan telur ikan terbang yang dapat memutus siklus hidup
serta menurunkan populasi ikan terbang, pemanfaatan jenis-jenis dilindungi
akibat tangkapan sampingan, kerusakan terumbu karang akibat penggunaan
peralatan pancing yang merusak serta akibat jangkar perahu nelayan, serta
pemanfaatan Tabob.

B. Profil Desa Binaan


1. Identitas Desa Binaan
Desa binaan BKSDA Maluku Tahun 2022 yaitu Ohoi (Desa) Ur Pulau,
Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. Secara

13
admistratif, Ohoi Ur Pulau meliputi tiga pulau yaitu Pulau Ur, Pulau Witir, dan
Pulau Ujir. Hanya Pulau Ur yang didiami oleh masyarakat, sedangkan Pulau Witir
dan Ujir hanya dijadikan tempat singgah ketika melaut ataupun lokasi berkebun.
Tiga pulau tersebut merupakan Hutan Lindung.

Secara geografi Pulau Ur terletak antara 05º51'16" LS dan 132º32'29" BT,


dengan luas Pulau Ur secara keseluruhan yakni 7,93 km2 (793 Ha) serta panjang
garis pantai sebesar 12,14 km. Akan tetapi luas desa/pemukiman yaitu seluas
±10 Ha dengan garis pantai tidak lebih dari 1 km. Sebagian besar Pulau Ur
merupakan kawasan hutan lindung serta bagian lautnya merupakan Kawasan
Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pulau Kei Kecil, Pulau-Pulau, dan
Perairan Sekitarnya di Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku yang
ditetapkan oleh SK Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/Kepmen-KP/2016
tentang Kawasan Konservasi Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Pulau Kei Kecil, Pulau-
Pulau, dan Perairan Sekitarnya di Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku

Hanya terdapat tiga marga asli Ohoi Ur Pulau yaitu Rumheng, Rahakbauw,
dan Wirin. Adanya marga-marga lain di Ohoi Ur Pulau merupakan hasil asimilasi
melalui perkawinan campur dengan masyarakat di luar Ohoi Ur Pulau.

2. Sejarah Desa
Nufit yang merupakan singkatan dari kata Nuut En Fit (yang artinya tujuh
kelompok), awalnya terdiri dari dua wilayah hukum adat, yaitu Nufit Roa dan
Nufit Nangan. Saat ini, Nufit mengacu pada kelompok masyarakat yang
mendiami 8 ohoi dan 2 ohoi soa yang membentuk Kecamatan Kei Kecil Barat,
yaitu Ohoira, Ohoiren, Somlain, Madwaer, Ohoidertutu (Ohoidertom dan
Yatwav), dan tiga ohoi di pulau: Ur Pulau, Warbal, dan Tanimbar Kei. Nufit
terbagi dalam dua ratcshap di dalamnya yaitu Mantilur dan Mangrib. Ohoi
Madwaer, Ohoi Ur Pulau, dan Ohoi Tanimbar Kei merupakan satu Ratschap yaitu
Ratschap Madwaer dengan Raja Mangrib yang berkedudukan di Madwaer.

Nufit memiliki keterkaitan satu sama lain karena masyarakatnya terkait


dengan sejarah Nufit dan dengan legenda Tabob. Berdasarkan legenda, Tabob
merupakan salah satu sumberdaya laut dengan perlakuan khusus bagi
masyarakat di wilayah Nufit karena memiliki nilai kultural. Diceritakan bahwa

14
leluhur masyarakat Nufit, yaitu Tabi dan Tabai mendapatkan Tabob setelah
mengalahkan Rat Badmar (penguasa setempat) di Papua. Kemudian Tabob
tersebut mengikuti Tabi dan Tabai kembali ke Nufit untuk dipelihara. Singkat
cerita, Tabai menikam Tabob yang memiliki tanda putih di kepalanya yang
merupakan induk Tabob maka Tabob keluar dari tempat pemeliharaannya dan
meninggalkan pesan “vevan fit ro mtubur tahai, nen dai mu o …, nen dai mu
mavav taan ruslak, nen dai mu o… .” yang artinya “bila mencari kami, sampai
bekal makan minum habis, barulah berjumpa di meti Ngon Tanbav”. Oleh karena
itu, masyarakat Nufit dipercaya dapat memanggil Tabob. Selain itu, masyakat
Nufit juga percata bahwa mereka memiliki hak makan Tabob. Penangkapan
Tabob untuk konsumsi dilakukan hanya untuk kepentingan adat serta didahului
dengan upacara adat serta mentaati larangan-larangan tertentu.

Larvul Ngabal merupakan hukum adat yang diberlakukan dan ditaati oleh
seluruh masyarakat Kei, di mana di dalamnya terkandung peraturan dan
larangan sebagai penata kehidupan sosial-budaya, ekonomi, dan moral orang-
orang Kei.

3. Gambaran Umum Desa


Ohoi Ur Pulau merupakan desa dengan tipologi desa-desa pesisir yang
lambat berkembang. Desa pesisir merupakan salah satu bagian wilayah pesisir
yang terpinggirkan oleh karena itu desa-desa pesisir sangat potensial menjadi
kantong-kantong kemiskinan. Menurut BPS (2021) dalam Kecamatan Kei Kecil
Barat dalam Angka Tahun 2021, Ohoi Ur Pulau diklasifikasikan sebagai Desa
Swadaya atau desa yang kekurangan sumber daya manusia atau tenaga kerja
dan juga kekurangan dana sehingga tidak mampu memanfaatkan potensi yang
ada di desanya. Selain itu, lokasi Ohoi Ur Pulau yang cukup jauh dan terpisah
dari daratan utama membuat pembangunan yang lambat. Misalnya saja, belum
ada listrik di Ohoi Ur Pulau, meskipun beberapa infrastruktur seperti tiang listrik,
kabel ke rumah-rumah warga, dan rumah genset telah terbangun sejak 6 tahun
lalu. Hal tersebut dikarenakan belum ada mesin diesel pembangkit listrik.

Lokasi yang jauh serta tidak ada sarana transportasi reguler membuat
masyarakat kesulitan dalam menjual produk perikanan maupun perkebunan.
Masyarakat harus menjual produk perikanan dan perkebunan ke Pelabuhan
15
Debut (terdekat) sehingga menyebabkan biaya yang dikeluarkan meningkat.
Sedangkan untuk membeli kebutuhan masyarakat terutama sandang dan papan,
masyarakat harus ke Pelabuhan Debut (terdekat) yang seringkali harganya lebih
mahal dibandingkan dengan di Langgur atau Tual.

Gambar III-2. Pelabuhan Ohoi Ur Pulau dan


Gerbang masuk pemukiman Ohoi Ur Pulau

4. Kependudukan
Jumlah penduduk di Ohoi Ur Pulau yaitu 783 jiwa dengan proporsi dapat
dilihat pada Gambar III-3. Jumlah antara laki-laki dan perempuan hampir
seimbang.

16
Proporsi Jenis Kelamin Penduduk Ohoi Ur Pulau
Tahun 2020
Laki-laki Perempuan

48%
52%

Gambar III-3. Proporsi Jenis Kelamin Penduduk Ohoi Ur Pulau Tahun 2020

5. Pemukiman
Pemukiman di Ohoi Ur Pulau berada terpusat di satu lokasi di pesisir
pantai. Perumahan terbuat dari beton akan tetapi umumnya tidak menggunakan
keramik untuk lantai.

6. Mata Pencaharian
Aktivitas sebagai petani dan nelayan bergantung pada musim. Ketika
musim angin barat, mereka akan cenderung melaksanakan aktivitas mereka di
darat, dan sebaliknya ketika musim angin timur mereka akan melaksanakan
aktivitasnya di laut. Pengerjaan kebun (buka kebun, tanam, panen) juga
mengikuti musim dalam setahun. Aktivitas di darat sebagai petani terfokus pada
penanaman ubi kayu (enbal dan kasbi) sebagai makanan pokok orang Kei, dan
umbi-umbian lain, kacang-kacangan, serta sayur-sayuran yang diperuntukkan
sebagian besar bagi konsumsi sehari-hari. Aktivitas masyarakat pada Pulau Ur
adalah kegiatan budidaya rumput laut dan juga kegiatan perikanan tangkap
yakni penangkapan dengan menggunakan pancing, jaring, ataupun panah dan
pesisir pantainya digunakan aktivitas bameti.

Perikanan tangkap dengan menggunakan pancing, jaring, ataupun panah


dilakukan oleh seluruh masyarakat Ohoi Ur Pulau, kecuali oleh perempuan.
Perempuan umumnya melakukan aktivitas bameti di pesisir pantai dengan
mengumpulkan kerang, teripang, dan ikan-ikan yang terjebak surut. Ikan-ikan

17
yang ditangkap dijual ke Pelabuhan Debut dengan harga Rp.20.000,00-
Rp.50.000,00/ikat, satu ikat ikan berisi 5-7 ekor ikan karang seperti kakap
merah, kakatua, garopa, samandar, ataupun kulit pasir. Untuk ikan-ikan jenis
tertentu seperti garopa tiger (kerapu macan) dijual per kilogram dengan harga
mencapai Rp.100.000,00/kg.

Gambar III-4. Ikan hasil tangkapan masyarakat Ohoi Ur Pulau

Salah satu aktivitas perikanan tangkap lain yang dilakukan masyarakat


Ohoi Ur Pulau yaitu mengumpulkan telur ikan terbang Ikan Terbang
(Hirundichthys oxycephalus) pada Bulan Mei-Agustus yang memiliki nilai ekonomi
tinggi. Masyarakat menggunakan motor laut (yaitu perahu kayu berukuran besar
dengan mesin diesel dengan ukuran mencapai 30 GT). Pemanfaat telur ikan
terbang tersebut bukan hanya masyarakat Ohoi Ur Pulau, akan tetapi juga
masyarakat Ohoi Tanimbar Kei, Ohoi Warbal, bahkan nelayan yang berasal dari
Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan (andon). Umumnya ohoi-ohoi dalam
satu ratschap atau satu kelompok adat, termasuk ohoi-ohoi bertetangga yang
berbeda ratschap, dapat saling mencari ikan di dalam petuanan laut satu sama
lain tanpa harus meminta ijin. Akan tetapi, untuk nelayan kapal andon dari
Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan diharuskan meminta ijin kepada Ohoi Ur
Pulau dan membayar ijin tersebut sebesar Rp.1.000.000,00 untuk satu musim.
Dalam satu musim, setidaknya terdapat 100 kapal pencari telur ikan terbang di
perairan Ohoi Ur Pulau. Terdapat setidaknya 30 buah kapal motor laut
pengumpul telur ikan terbang di Ohoi Ur Pulau baik milik sendiri maupun milik
orang lain.

18
Modal usaha minimal yang dikeluarkan untuk operasional satu kapal
pengumpul telur ikan terbang dalam satu musim (Mei-Agustus) yaitu 200 juta
rupiah. Harga telur ikan terbang di pasaran yaitu sekitar Rp.400.000,00 hingga
Rp.500.000,00 untuk kualitas terbaik. Oleh karena itu, dalam satu musim,
setidaknya satu kapal nelayan harus mendapatkan minimal 800Kg jika ingin
mendapatkan keuntungan.

19
Gambar III-5. Kapal motor yang digunakan untuk mengumpulkan telur ikan terbang
sekalugus transportasi utama yang digunakan untuk menuju Ohoi Ur Pulau dari
Pelabuhan Debut

Telur ikan terbang dikumpulkan dengan menggunakan daun kelapa yang


diikatkan pada tali. Daun kelapa ini akan diturunkan ke dalam laut hingga
sepenuhnya ternggelam. Ikan terbang akan berlindung dan bertelur pada

20
rumbai-rumbai daun kelapa tersebut. Pada saat musim pengambilan telur ikan
terbang, harga satu pelepah daun kelapa dapat mencapai Rp.100.000,00
sehingga banyak masyarakat Ohoi Ur Pulau membudidayakan kelapa hybrida
selain untuk produksi kopra.

Ketergantungan pada kondisi alam dan kebutuhan akan uang tunai secara
cepat, mendorong masyarakat di Ohoi Ur Pulau dalam beberapa tahun terakhir
mulai mengembangkan budidaya rumput laut (agar-agar). Dalam kurun waktu 3-
4 tahun terakhir, aktivitas yang dilaksanakan di laut mulai mengalami perubahan.
Sebelumnya, aktivitas perempuan di laut hanya untuk mencari siput-siput dan
ikan-ikan yang berukuran kecil di wilayah meti (bameti), sekarang perempuan
dan anak-anak juga turut terlibat dalam pembudidayaan rumput laut (agar-agar).

7. Ketersediaan Layanan Publik


Jarak antara Ohoi Ur Pulau dengan Ibu Kota Kecamatan Kei Kecil Barat
(Debut) yaitu 22 Km melalui laut dan jarak antara Ohoi Ur Pulau dengan Ibu
Kota Kabupaten (Langgur) yaitu 40 Km menjadi salah satu masalah terbatasnya
layanan fasilitas umum yang ada di Ohoi Ur Pulau. Fasilitas umum yang terdapat
di Ohoi Ur Pulau dapat dilihat pada

Tabel III-4. Ketersediaan fasilitas umum di Ohoi Ur Pulau

Fasilitas Umum Ketersediaan Keterangan


Puskesmas pembantu Ada Tenaga Kesehatan: 1 Bidan
Sekolah Ada TK, SD, SMP
Tempat Ibadah Ada 1 Gereja Protestan, 1 Gereja Katolik
Jalur Transportasi Ada Laut, jadwal tidak tentu.
Jaringan Telepon - Sinyal telepon seluler lemah
Listrik - Swadaya dengan genset masing-masing
rumah
Jalan dalam desa Ada Pasir/tanah
Air Bersih Ada Sumur

8. Potensi Jasa Lingkungan


Potensi jasa lingkungan yang ada di Ohoi Ur Pulau yaitu wisata alam
berupa gugusan terumbu karang yang masih sangat baik kondisinya.

21
9. Produk Unggulan Desa
Berdasarkan hasil diskusi, diketahui bahwa Ohoi Ur Pulau memiliki produk
unggulan berupa hasil perikanan tangkap berupa ikan-ikan karang dan telur ikan
terbang serta hasil budidaya perikanan yaitu rumput laut (agar-agar).

10. Pembinaan/Pemberdayaan yang Pernah Diterima


Masyarakat Ohoi Ur Pulau belum pernah mendapatkan
pembinaan/pemberdayaan secara khusus di bidang perikanan.

11. Persepsi/Isu Penting


Isu penting yang mendasari pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di
Ohoi Ur Pulau yaitu adanya pemanfaatan Tabob atau Penyu Belimbing. Penyu
Belimbing sendiri merupakan salah satu satwa yang dilindungi berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang
Dilindungi.

Saat ini, pemanfaatan Tabob meningkat cukup tinggi dan seringkali adat
hanya dijadikan pembenaran. Dalam kurun tiga tahun belakangan, pemenfaatan
Tabob telah banyak berkurang akibat peran dari berbagai pihak untuk melakukan
pendekatan dan penyuluhan kepada masyarakat Nufit.

Selain isu pemanfaatan Tabob, isu lain yang cukup penting yaitu
pengambilan telur ikan terbang yang cukup masif. Tidak hanya nelayan lokal
Ohoi Ur Pulau dan sekitarnya (Ohoi Tanimbar Kei dan Warbal) saja yang
mengambil telur ikan terbang tersebut, tetapi juga nelayan andon dari Sulawesi
Tenggara dan Sulawasi Selatan. Hal ini dapat menyebabkan overfishing yang
dapat mengganggu mata rantai ekosistem perairan Maluku dikarenakan ikan
terbang merupakan penghubung rantai makanan dari fitoplankton dan
zooplankton ke ikan-ikan besar seperti Tuna.

22
C. Profil Kelompok
1. Nama dan Legalitas Kelompok
Nama kelompok yang telah dibentuk yaitu Kelompok “TIGER”. Tiger ini
didasarkan atas nama jenis ikan yang memiliki ekonomi tinggi bagi masyarakat
Ohoi Ur Pulau yaitu Garopa Tiger/Kerapu Macan. Legalitas kelompok Tiger ini
yaitu SK Kepala Ohoi Ur Pulau Nomor 110/OUP/02/2022 tanggal 25 Februari
2022 tentang Pembentukan Kelompok Binaan Pemberdayaan Masyarakat “Tiger”
dalam Rangka Peningkatan Ekonomi Produktif di Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei
Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku.

2. Alamat Kelompok
Kelompok Tiger berkedudukan di Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat,
Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku.

3. Jumlah Anggota Kelompok


Kelompok tersebut memiliki jumlah anggota total 17 orang yang terdiri dari 1
orang ketua kelompok, 1 orang sekretaris, 1 orang bendahara, dan 14 orang
anggota.

4. Mata Pencaharian Kelompok


Seluruh anggota kelompok Tiger memiliki mata pencaharian dalam bidang
perikanan baik perikanan tangkap maupun budidaya rumput laut.

5. Penghasilan Rata-rata Kelompok/Bulan


Bedasarkan hasil diskusi dengan anggota kelompok dan perangkat Ohoi Ur
Pulau serta Pejabat Kepala Ohoi Ur Pulau, disimpulkan bahwa anggota kelompok
memiliki pendapatan rata-rata sebesar Rp.700.000,00/bulan.

6. Jarak Pemukiman Kelompok dengan Pasar


Pemukiman anggota kelompok terpusat di pemukiman Ohoi Ur Pulau
dengan jarak ke Pelabuhan Debut yaitu ±22 km melalui laut dan ke Langgur
yaitu ±40 km melalui laut dan darat.

7. Program Pembinaan yang Diterima Kelompok


Kelompok Tiger belum pernah mendapatkan program pembinan baik dari
instansi pemerintah daerah maupun pusat.
23
8. Jenis Usaha Budidaya
Adapun beberapa komoditas yang dapat dikembangkan di Ohoi Ur Pulau
antara lain:

1. Perikanan Tangkap
Jenis-jenis ikan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu
ikan karang seperti kakap merah, kakatua, garopa, samandar,
ataupun kulit pasir. Perikanan tangkap dengan menggunakan
pancing, jaring, ataupun panah. Ikan-ikan yang ditangkap dijual ke
Pelabuhan Debut dengan harga Rp.20.000,00-Rp.50.000,00/ikat, satu
ikat ikan berisi 5-7 ekor ikan karang.. Untuk ikan-ikan jenis tertentu
seperti garopa tiger (kerapu macan) dijual per kilogram dengan
harga mencapai Rp.100.000,00/kg. Kelompok masyarakat
mengusulkan untuk mendapatkan bantuan fiber untuk membuat
badan perahu dan alat tangkap ikan berupa jaring.
2. Budidaya Rumput Laut
Desa yang menjadi pusat produsen rumput laut seperti Ohoi Letvuan,
Ohoiren, Ur Pulau serta Warbal. Salah satu lokasi budidaya rumput
laut di Ohoi Ur Pulau yaitu berada di antara Pulau Ur dan Pulau Witir.
Perairan di antara kedua pulau tersebut relatif tenang, dangkal, dan
memiliki substrat dari karang-karang mati. Salah satu penyebab
kegagalan budidaya rumput laut yaitu penggunaan bibit yang tidak
berkualitas. Oleh karena itu, pengadaan bibit yang baik menjadi salah
satu program yang diusulkan oleh kelompok.
3. Perkebunan Kelapa Hibrida
Secara umum, kelapa hibrida memiliki batang yang relatif lebih
pendek jika dibandingkan dengan kelapa pada umumnya.
Keunggulan kelapa hibrida jika dibandingkan dengan jenis kelapa
lain, yaitu karena kemampuan pohon kelapa hibrida untuk bisa
beradaptasi dengan baik di lahan gambut, produktivitas yang tinggi
dan cepat (2 tahun berbunga, 3 tahun sudah mulai berbuah dengan
jumlah sekitar 5-7 butir kelapa per tandan. Pada umur 4-5 tahun
sudah bisa berproduksi dengan jumlah 10-20 butir kelapa per tandan.
Buah kelapa hibrida berukuran cukup besar (menyerupai kelapa
24
dalam), daging kelapa tebal dan agak keras serta memiliki
kandungan minyak yang tinggi. Produktivitas mencapai 3,86 ton
kopra/ha/tahun. Estimasi produksi optimal di atas 9 tahun dapat
mencapai di atas 5 ton. Selain dimanfaatkan sebagai bahan kopra,
daun kelapa hibrida juga bernilai tinggi pada musim pencarian telur
ikan terbang.

9. Ketergantungan Kelompok terhadap Sumber Daya Alam


Masyarakat memiliki ketergantungan sumber daya alam yang tinggi
terhadap sumber daya perikanan di perairan sekitar Ohoi Ur Pulau yang
merupakan kawasan konservasi perairan. Ketergantungan tersebut bersifat
subsisten untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta untuk kebutuhan uang
tunai dari penjualan ikan.

10. Potensi Sumber Daya Alam yang Diminati


Masyarakat Ohoi Ur Pulau yang memiliki mata pencaharian sebagai petani
kebun dan nelayan memiliki minat yang tinggi terhadap usaha perikanan tangkap
dan budidaya rumput laut dibandingkan dengan budidaya kelapa hibrida. Hal ini
dikarenakan masyarakat telah terbiasa menghabiskan waktunya dengan
menangkap ikan di laut baik dengan cara memancing, menjaring, maupun
memanah ikan. Sedangkan budidaya kelapa hibrida meskipun waktu panennya
lebih singkat dibandingkan dengan kelapa pada umumnya, tetap membutuhkan
waktu yang cukup lama.

25
IV. Penutup

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dapat disimpulkan bahwa,

1. Ohoi Ur Pulau baik daratan maupun perairannya masuk ke dalam


Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pulau Kei Kecil,
Pulau-Pulau, dan Perairan Sekitarnya yang ditetapkan oleh SK Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor 6/Kepmen-KP/2016 dengan luas total
150.000 Ha. Ohoi Ur Pulau termasuk dalam Sub Zona Perikanan
Budidaya seluas 758 Ha, Sub Zona Perikanan Tangkap, Sub Zona Hutan
Lindung seluas 797 Ha, dan Sub Zona Kelola Adat seluas 137 Ha.
2. Desa binaan BKSDA Maluku Tahun 2022 yaitu Ohoi (Desa) Ur Pulau,
Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku. Secara admistratif, Ohoi Ur Pulau meliputi tiga pulau yaitu
Pulau Ur, Pulau Witir, dan Pulau Ujir;
3. Kelompok “TIGER” yang ditetapkan melalui SK Kepala Ohoi Ur Pulau
Nomor 110/OUP/02/2022 tanggal 25 Februari 2022 tentang
Pembentukan Kelompok Binaan Pemberdayaan Masyarakat “Tiger”
dalam Rangka Peningkatan Ekonomi Produktif di Ohoi Ur Pulau,
Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku.
4. Komoditas yang dapat dikembangkan Kelompok Tiger di Ohoi Ur Pulau
antara lain usaha perikanan tangkap, budidaya rumput laut, dan
budidaya kelapa hibrida;
5. Isu penting dalam pengembangan komoditas atau produk unggulan
Ohoi Ur Pulau yaitu ketergantungan masyarakat yang tinggi terhadap
sumber daya alam terutama sumber daya kelautan dan pemanfaatan
yang tidak berkelanjutan serta kemungkinan overfishing.

26
B. Saran
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dapat direkomendasikan bahwa,

1. Kelompok Tiger dapat diikutkan dalam program pemberdayaan desa


binaan BKSDA Maluku karena belum pernah mendapatkan program
pembinaan;
2. Kelompok Tiger dapat menyusun dan mengajukan proposal dengan
fokus pada usaha perikanan dan budidaya rumput laut kepada Balai
KSDA Maluku untuk mendapatkan pendampingan dan pembinaan lebih
lanjut.

27
V. Lampiran
Lampiran 1. Surat Tugas

28
29
Lampiran 2. SK Kepala Desa tentang Pembentukan Kelompok Binaan

30
31
32
33
Lampiran 3. Pernyataan Siap Menerima Bantuan

34
35
Lampiran 4. Identitas Anggota Kelompok

36
37
38
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan

39
40
41

Anda mungkin juga menyukai