Oleh:
Tim Pelaksana
i
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MALUKU
Alamat : Jalan Kebun Cengkeh Ambon 97128 Telp/fax 0911-343619
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN
Menyetujui/Mengesahkan,
Kepala Balai
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-NYA sehingga Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pembentukan
Kelembagaan Kelompok Masyarakat Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat,
Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku Tahun 2021 ini dapat terselesaikan.
Laporan kegiatan ini merupakan pelaksanaan dari Surat Tugas Kepala Balai
KSDA Maluku Nomor ST.15/ K.19/TU/Peg/02/2022 tanggal 21 Februari 2021 untuk
melaksanakan pembentukan kelompok dalam rangka pemberdayaan masyarakat di
Ohoi Ur Pulau. Masyarakat Ohoi Ur Pulau merupakan salah satu desa pemanfaat
Tabob/Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) secara adat. Pemberdayaan
masyarakat di Ohoi Ur Pulau ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat serta apresiasi kepada masyarakat yang telah
mengurangi pemanfaatan Tabob tersebut.
Laporan ini sebagai salah satu informasi dalam rangka pelaksanaan kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat di Ohoi Ur Pulau dan semoga dapat bermanfaat bagi
yang membutuhkan.
iii
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................vi
I. Pendahuluan................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan...................................................................................2
C. Ruang Lingkup..........................................................................................2
II. Pelaksanaan..............................................................................................5
A. Dasar Pelaksanaan....................................................................................5
B. Pelaksana Kegiatan....................................................................................6
C. Bahan dan Alat..........................................................................................6
D. Metode Pelaksanaan .................................................................................7
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.................................................................7
III. Hasil Pelaksanaan Kegiatan........................................................................9
IV. Penutup..................................................................................................25
A. Kesimpulan.............................................................................................25
B. Saran......................................................................................................26
V. Lampiran....................................................................................................27
iv
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar III-1. Peta Zonasi Pulau Ur dalam Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil Pulau Kei Kecil....................................................................................9
Gambar III-2. Pelabuhan Ohoi Ur Pulau dan Gerbang masuk pemukiman Ohoi Ur
Pulau................................................................................................................16
Gambar III-3. Proporsi Jenis Kelamin Penduduk Ohoi Ur Pulau Tahun 2020..........16
Gambar III-4. Ikan hasil tangkapan masyarakat Ohoi Ur Pulau.............................18
Gambar III-5. Kapal motor yang digunakan untuk mengumpulkan telur ikan terbang
sekalugus transportasi utama yang digunakan untuk menuju Ohoi Ur Pulau dari
Pelabuhan Debut...............................................................................................19
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kesatuan kelompok masyarakat adat Nufit (Nu: desa/kampung, fit: tujuh—
Bahasa Kei) di pesisir barat Pulau Kei Kecil yang trdiri dari Ohoi Ohoira, Ohoiren,
Somlain, Madwaer, Ur Pulau, Warbal, dan Tanimbar Kei memiliki keterkaitan
yang erat dengan keberadaan Tabob atau Ub (moyang—Bahasa Kei) atau Penyu
Belimbing (Dermochelys coriacea). Masyarakat Nufit memiliki tradisi
mengkonsumsi Tabob sebagai makanan pusaka yang diwariskan oleh leluhur
sehingga bebas dimanfaatkan dan tidak akan habis jumlahnya. Secara adat,
masyarakat Nufit ini dianggap memiliki hak untuk berburu Tabob di perairan Kei
Kecil bagian barat dan mengonsumsinya.
C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup kegiatan Pembentukan Kelembagaan Kelompok Masyarakat
Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku yaitu:
2
dan tanaman umur panjang seperti kelapa, cengkeh maupun mangga,
sedangkan pada zona pantai ditemukan hutan mangrove yang cukup baik
perkembangannya. Jenis-jenis vegetasi pantai yang terdapat di Pulau Ur antara
lain Warylau (Thespesia populnea), Kangkung Laut (Ipomea pescapre), Cemara
Laut (Casuarina sp.), Ketapang (Terminalia catapa), Bintanggor (Canophyllum
inophyllum), serta berbagai jenis mangrove ikutan lainnya. Daratan Pulau Ur
(termasuk pulau-pulau sekitarnya seperti Pulau Pulau Witir, dan Pulau Ujir)
merupakan Hutan Lindung.
Ohoi Ur Pulau memiliki sumber daya perairan yang luar biasa. Pada
perairan Pulau Ur, ditemukan setidaknya empat jenis lamun ditemukan yaitu
Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Thalassodendron ciliatum, dan
Syringodium isoetifolium. Terumbu karang Pulau Ur ini termasuk memiliki
kekayaan spesies karang batu yang sangat tinggi di kawasan konservasi, yaitu
sebanyak 133 spesies yang termasuk dalam 42 genera dan 16 famili. Serta
kekayaan spesies ikan karang tersebut tergolong tinggi dan berada di atas nilai
rata-rata kekayaan spesies ikan karang per site terumbu (120 spesies) pulau-
pulau lain di dalam kawasan konservasi. Perairan Pulau Ur juga merupakan lokasi
pengumpulan telur Ikan Terbang ( Hirundichthys oxycephalus) pada Bulan Mei-
Agustus yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Hampir seluruh atau sekitar 80% masyarakat Ohoi Ur Pulau memiliki mata
pencaharian sebagai nelayan yang bergerak pada bidang perikanan tangkap.
Masyarakat umumnya menggunakan jaring, pancing, dan panah ikan untuk
mendapatkan ikan.
3
Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya alam
membuat masyarakat menjadi rentan kehilangan sumber penghidupannya.
Beberapa hal yang mempengaruhi keberlanjutan penghidupan masyarakat
diantaranya yaitu tren pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, musim
migrasi dan bertelur ikan jenis-jenis tertentu, fluktuasi harga hasil perikanan,
konflik horizontal, dan musim barat atau timur yang berkepanjangan (termasuk
perubahan iklim). Sehingga masyarakat memerlukan beberapa strategi untuk
memenuhi kebutuhannya berdasarkan aset yang mereka miliki.
4
II. Pelaksanaan
A. Dasar Pelaksanaan
Dasar pelaksanaan kegiatan Pembentukan Kelembagaan Kelompok
Masyarakat di Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku
Tenggara, Provinsi Maluku, yaitu,
5
Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber
Daya Alam dan Ekosistem Nomor P.3/KSDAE/SET/KUM.1/5/2017
tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Lainnya Yang Memiliki
Karakteristik Bantuan Pemerintah Dalam Rangka Fasilitasi
Pemberdayaan Masyarakat Lingkup Direktorat Jenderal Konservasi
Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya;
10. Surat Tugas Kepala Balai KSDA Maluku Nomor ST.15/
K.19/TU/Peg/02/2022 tanggal 21 Februari 2021.
B. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan Pembentukan Kelembagaan Kelompok Masyarakat di
Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi
Maluku sesuai dengan surat tugas Kepala Balai KSDA Maluku Nomor
ST.15/K.19/TU/Peg/2/2022 tanggal 21 Februari 2021 yaitu,
6
D. Metode Pelaksanaan
Kegiatan Pembentukan Kelembagaan Kelompok Masyarakat di Ohoi Ur
Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
dilaksanakan dengan menggunakan metode wawancara dengan tokoh kunci
seperti pemerintah desa, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk
mendapatkan informasi terkait profil desa, isu dan persepsi masyarakat terkait
kawasan konservasi, tekanan terhadap kawasan konservasi, serta produk
unggulan desa. Kemudian kegiatan Pembentukan Kelembagaan Kelompok
Masyarakat dilanjutkan dengan focus group discussion (FGD) bersama anggota
masyarakat yang memiliki kreteria tertentu seperti memiliki ketergantungan
terhadap sumber daya alam yang tinggi serta memiliki mata pencaharian utama
sebagai nelayan atau petani. FGD tersebut dilakukan untuk mendetailkan
informasi yang diperoleh dari wawancara yang telah dilakukan sebelumnya.
Selain itu FGD dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai jenis komoditas
yang diusahakan, tingkat ketergantungan kelompok terhadap kawasan
konservasi, serta mendapatkan kesepakatan mengenai komoditas prioritas.
7
Tanggal H-7 24 25 26 27 H+7
No
Uraian Feb Feb Feb Feb
- Perjalanan dari Langgur-
Debut-Ohoi Ur Pulau
- Orientasi lapang dan
pertemuan dengan
masyarakat
- Pengumpulan data primer
- Pengurusan administrasi
kelompok bersama Pejabat
Kepala Ohoi (SK Kelompok
dan Kesediaan menerima
bantuan)
- Perjalanan kembali
- Tiba di tempat kedudukan
III
Pelaporan (7 hari)
.
- Penyelesaian SPJ
- Penyusunan laporan
8
III. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
P. Ur
Gambar III-1. Peta Zonasi Pulau Ur dalam Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil Pulau Kei Kecil
9
2. Potensi Ekosistem
3. Potensi Hayati
10
tinggi di terumbu karang Ur Pulau ini adalah Acropora palifera (21,52%),
Acropora nobilis (12,24%), Porites lutea (7,92%), Porites cylindrica (6,76%) dan
Acropora formosa (6,64%).
Serta kekayaan spesies ikan karang tersebut tergolong tinggi dan berada di
atas nilai rata-rata kekayaan spesies ikan karang per site terumbu (120 spesies)
pulau-pulau lain di dalam kawasan konservasi. Hasil analisis menunjukan nilai
sediaan cadang ikan karang di areal terumbu karang Ur Pulau ini tergolong
sangat tinggi (39.014.730 individu) di dalam kawasan konservasi ini.
4. Potensi Fisik
a. Iklim
Seperti daerah tropis lainnya, Kabupaten Maluku Tenggara secara umum
memiliki curah hujan relatif tinggi yaitu sekitar 2.800 mm/tahun pada Tahun
2020. Pada Tahun 2020, Kabupaten Maluku Tenggara memiliki jumlah bulan
basah sebanyak 8 bulan, sedangkan jumlah bulan kering hanya 4 bulan. Kondisi
iklim di Kabupaten Maluku Tenggara berdasarkan peta Zone Agroklimat Provinsi
Maluku (LTA - 72, 1986) dan Klasifikasi Oldeman (1980) secara garis besar
terbagi dalam 2 (dua) zone Agroklimat yaitu:
11
November dengan kecepatan angin rata-rata 7 hingga 18 km/jam (bahkan lebih).
Sedangkan musim angin barat bertiup pada Bulan Desember hingga Februari.
Pada saat pelaksanaan kegiatan pada akhir Bulan Februari, kecepatan angin
17,75 km/jam yang dipengaruhi oleh adanya bibit siklon tropis di sekitar Laut
Timor sehingga angin berhembus lebih kencang dibandingkan biasanya.
b. Geologi
Wilayah Kepulauan Kei Kecil yang meliputi Pulau Dullah dan pulau-pulau
kecil di sekitarnya merupakan perbukitan rendah bergelombang, karst dan
perbukitan rendah berlereng terjal dengan ketinggian maksimum 100 meter
diatas permukaan laut. Pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Dullah umumnya sangat
landai dan memiliki ketinggian maksimum lebih kecil dari 100 meter di atas
permukaan laut. Hal ini terutama dikaitkan dengan keragaman litologi wilayah
12
kepulauan ini yang relatif homogen. Morfologi ini pada umumnya dibentuk oleh
litologi batu gamping terumbu Formasi Kei Kecil mendominasi wilayah ini.
c. Tanah
Tanah di Ohoi Ur Pulau terdiri dari pasiran dan bekas terumbu karang
yang telah mati.
d. Hidrologi
Hidrologi di Ohoi Ur Pulau merupakan hidrologi khas pulau-pulau kecil yang
tidak memiki daerah penyimpanan yang besar, rentan terhadap intrusi air laut,
serta bergantung pada tutupan lahan. Sumber utama air permukaan yang
berada di Ohoi Ur Pulau ialah air dalam tanah, hal ini turut memberikan dampak
positif secara ekologi dan sosial bagi masyarakat di Ohoi Ur Pulau dalam
memperoleh air tawar (air bersih untuk konsumsi) umumnya air dalam tanah
dimanfaatkan untuk minum, mandi dan cuci yang keberadaannya dibuat dalam
bentuk sumur kecil.
Potensi jasa lingkungan yang ada di Ohoi Ur Pulau yaitu wisata alam
berupa gugusan terumbu karang yang masih sangat baik kondisinya.
6. Kerawanan
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa Ohoi Ur Pulau memiliki
potensi sumber daya perikanan yang tinggi serta ketergantungan dan
pemanfaatan sumber daya yang juga tinggi dikhawatirkan terjadinya overfishing
terutama pada pemanfaatan telur ikan terbang yang dapat memutus siklus hidup
serta menurunkan populasi ikan terbang, pemanfaatan jenis-jenis dilindungi
akibat tangkapan sampingan, kerusakan terumbu karang akibat penggunaan
peralatan pancing yang merusak serta akibat jangkar perahu nelayan, serta
pemanfaatan Tabob.
13
admistratif, Ohoi Ur Pulau meliputi tiga pulau yaitu Pulau Ur, Pulau Witir, dan
Pulau Ujir. Hanya Pulau Ur yang didiami oleh masyarakat, sedangkan Pulau Witir
dan Ujir hanya dijadikan tempat singgah ketika melaut ataupun lokasi berkebun.
Tiga pulau tersebut merupakan Hutan Lindung.
Hanya terdapat tiga marga asli Ohoi Ur Pulau yaitu Rumheng, Rahakbauw,
dan Wirin. Adanya marga-marga lain di Ohoi Ur Pulau merupakan hasil asimilasi
melalui perkawinan campur dengan masyarakat di luar Ohoi Ur Pulau.
2. Sejarah Desa
Nufit yang merupakan singkatan dari kata Nuut En Fit (yang artinya tujuh
kelompok), awalnya terdiri dari dua wilayah hukum adat, yaitu Nufit Roa dan
Nufit Nangan. Saat ini, Nufit mengacu pada kelompok masyarakat yang
mendiami 8 ohoi dan 2 ohoi soa yang membentuk Kecamatan Kei Kecil Barat,
yaitu Ohoira, Ohoiren, Somlain, Madwaer, Ohoidertutu (Ohoidertom dan
Yatwav), dan tiga ohoi di pulau: Ur Pulau, Warbal, dan Tanimbar Kei. Nufit
terbagi dalam dua ratcshap di dalamnya yaitu Mantilur dan Mangrib. Ohoi
Madwaer, Ohoi Ur Pulau, dan Ohoi Tanimbar Kei merupakan satu Ratschap yaitu
Ratschap Madwaer dengan Raja Mangrib yang berkedudukan di Madwaer.
14
leluhur masyarakat Nufit, yaitu Tabi dan Tabai mendapatkan Tabob setelah
mengalahkan Rat Badmar (penguasa setempat) di Papua. Kemudian Tabob
tersebut mengikuti Tabi dan Tabai kembali ke Nufit untuk dipelihara. Singkat
cerita, Tabai menikam Tabob yang memiliki tanda putih di kepalanya yang
merupakan induk Tabob maka Tabob keluar dari tempat pemeliharaannya dan
meninggalkan pesan “vevan fit ro mtubur tahai, nen dai mu o …, nen dai mu
mavav taan ruslak, nen dai mu o… .” yang artinya “bila mencari kami, sampai
bekal makan minum habis, barulah berjumpa di meti Ngon Tanbav”. Oleh karena
itu, masyarakat Nufit dipercaya dapat memanggil Tabob. Selain itu, masyakat
Nufit juga percata bahwa mereka memiliki hak makan Tabob. Penangkapan
Tabob untuk konsumsi dilakukan hanya untuk kepentingan adat serta didahului
dengan upacara adat serta mentaati larangan-larangan tertentu.
Larvul Ngabal merupakan hukum adat yang diberlakukan dan ditaati oleh
seluruh masyarakat Kei, di mana di dalamnya terkandung peraturan dan
larangan sebagai penata kehidupan sosial-budaya, ekonomi, dan moral orang-
orang Kei.
Lokasi yang jauh serta tidak ada sarana transportasi reguler membuat
masyarakat kesulitan dalam menjual produk perikanan maupun perkebunan.
Masyarakat harus menjual produk perikanan dan perkebunan ke Pelabuhan
15
Debut (terdekat) sehingga menyebabkan biaya yang dikeluarkan meningkat.
Sedangkan untuk membeli kebutuhan masyarakat terutama sandang dan papan,
masyarakat harus ke Pelabuhan Debut (terdekat) yang seringkali harganya lebih
mahal dibandingkan dengan di Langgur atau Tual.
4. Kependudukan
Jumlah penduduk di Ohoi Ur Pulau yaitu 783 jiwa dengan proporsi dapat
dilihat pada Gambar III-3. Jumlah antara laki-laki dan perempuan hampir
seimbang.
16
Proporsi Jenis Kelamin Penduduk Ohoi Ur Pulau
Tahun 2020
Laki-laki Perempuan
48%
52%
Gambar III-3. Proporsi Jenis Kelamin Penduduk Ohoi Ur Pulau Tahun 2020
5. Pemukiman
Pemukiman di Ohoi Ur Pulau berada terpusat di satu lokasi di pesisir
pantai. Perumahan terbuat dari beton akan tetapi umumnya tidak menggunakan
keramik untuk lantai.
6. Mata Pencaharian
Aktivitas sebagai petani dan nelayan bergantung pada musim. Ketika
musim angin barat, mereka akan cenderung melaksanakan aktivitas mereka di
darat, dan sebaliknya ketika musim angin timur mereka akan melaksanakan
aktivitasnya di laut. Pengerjaan kebun (buka kebun, tanam, panen) juga
mengikuti musim dalam setahun. Aktivitas di darat sebagai petani terfokus pada
penanaman ubi kayu (enbal dan kasbi) sebagai makanan pokok orang Kei, dan
umbi-umbian lain, kacang-kacangan, serta sayur-sayuran yang diperuntukkan
sebagian besar bagi konsumsi sehari-hari. Aktivitas masyarakat pada Pulau Ur
adalah kegiatan budidaya rumput laut dan juga kegiatan perikanan tangkap
yakni penangkapan dengan menggunakan pancing, jaring, ataupun panah dan
pesisir pantainya digunakan aktivitas bameti.
17
yang ditangkap dijual ke Pelabuhan Debut dengan harga Rp.20.000,00-
Rp.50.000,00/ikat, satu ikat ikan berisi 5-7 ekor ikan karang seperti kakap
merah, kakatua, garopa, samandar, ataupun kulit pasir. Untuk ikan-ikan jenis
tertentu seperti garopa tiger (kerapu macan) dijual per kilogram dengan harga
mencapai Rp.100.000,00/kg.
18
Modal usaha minimal yang dikeluarkan untuk operasional satu kapal
pengumpul telur ikan terbang dalam satu musim (Mei-Agustus) yaitu 200 juta
rupiah. Harga telur ikan terbang di pasaran yaitu sekitar Rp.400.000,00 hingga
Rp.500.000,00 untuk kualitas terbaik. Oleh karena itu, dalam satu musim,
setidaknya satu kapal nelayan harus mendapatkan minimal 800Kg jika ingin
mendapatkan keuntungan.
19
Gambar III-5. Kapal motor yang digunakan untuk mengumpulkan telur ikan terbang
sekalugus transportasi utama yang digunakan untuk menuju Ohoi Ur Pulau dari
Pelabuhan Debut
20
rumbai-rumbai daun kelapa tersebut. Pada saat musim pengambilan telur ikan
terbang, harga satu pelepah daun kelapa dapat mencapai Rp.100.000,00
sehingga banyak masyarakat Ohoi Ur Pulau membudidayakan kelapa hybrida
selain untuk produksi kopra.
Ketergantungan pada kondisi alam dan kebutuhan akan uang tunai secara
cepat, mendorong masyarakat di Ohoi Ur Pulau dalam beberapa tahun terakhir
mulai mengembangkan budidaya rumput laut (agar-agar). Dalam kurun waktu 3-
4 tahun terakhir, aktivitas yang dilaksanakan di laut mulai mengalami perubahan.
Sebelumnya, aktivitas perempuan di laut hanya untuk mencari siput-siput dan
ikan-ikan yang berukuran kecil di wilayah meti (bameti), sekarang perempuan
dan anak-anak juga turut terlibat dalam pembudidayaan rumput laut (agar-agar).
21
9. Produk Unggulan Desa
Berdasarkan hasil diskusi, diketahui bahwa Ohoi Ur Pulau memiliki produk
unggulan berupa hasil perikanan tangkap berupa ikan-ikan karang dan telur ikan
terbang serta hasil budidaya perikanan yaitu rumput laut (agar-agar).
Saat ini, pemanfaatan Tabob meningkat cukup tinggi dan seringkali adat
hanya dijadikan pembenaran. Dalam kurun tiga tahun belakangan, pemenfaatan
Tabob telah banyak berkurang akibat peran dari berbagai pihak untuk melakukan
pendekatan dan penyuluhan kepada masyarakat Nufit.
Selain isu pemanfaatan Tabob, isu lain yang cukup penting yaitu
pengambilan telur ikan terbang yang cukup masif. Tidak hanya nelayan lokal
Ohoi Ur Pulau dan sekitarnya (Ohoi Tanimbar Kei dan Warbal) saja yang
mengambil telur ikan terbang tersebut, tetapi juga nelayan andon dari Sulawesi
Tenggara dan Sulawasi Selatan. Hal ini dapat menyebabkan overfishing yang
dapat mengganggu mata rantai ekosistem perairan Maluku dikarenakan ikan
terbang merupakan penghubung rantai makanan dari fitoplankton dan
zooplankton ke ikan-ikan besar seperti Tuna.
22
C. Profil Kelompok
1. Nama dan Legalitas Kelompok
Nama kelompok yang telah dibentuk yaitu Kelompok “TIGER”. Tiger ini
didasarkan atas nama jenis ikan yang memiliki ekonomi tinggi bagi masyarakat
Ohoi Ur Pulau yaitu Garopa Tiger/Kerapu Macan. Legalitas kelompok Tiger ini
yaitu SK Kepala Ohoi Ur Pulau Nomor 110/OUP/02/2022 tanggal 25 Februari
2022 tentang Pembentukan Kelompok Binaan Pemberdayaan Masyarakat “Tiger”
dalam Rangka Peningkatan Ekonomi Produktif di Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei
Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku.
2. Alamat Kelompok
Kelompok Tiger berkedudukan di Ohoi Ur Pulau, Kecamatan Kei Kecil Barat,
Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku.
1. Perikanan Tangkap
Jenis-jenis ikan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu
ikan karang seperti kakap merah, kakatua, garopa, samandar,
ataupun kulit pasir. Perikanan tangkap dengan menggunakan
pancing, jaring, ataupun panah. Ikan-ikan yang ditangkap dijual ke
Pelabuhan Debut dengan harga Rp.20.000,00-Rp.50.000,00/ikat, satu
ikat ikan berisi 5-7 ekor ikan karang.. Untuk ikan-ikan jenis tertentu
seperti garopa tiger (kerapu macan) dijual per kilogram dengan
harga mencapai Rp.100.000,00/kg. Kelompok masyarakat
mengusulkan untuk mendapatkan bantuan fiber untuk membuat
badan perahu dan alat tangkap ikan berupa jaring.
2. Budidaya Rumput Laut
Desa yang menjadi pusat produsen rumput laut seperti Ohoi Letvuan,
Ohoiren, Ur Pulau serta Warbal. Salah satu lokasi budidaya rumput
laut di Ohoi Ur Pulau yaitu berada di antara Pulau Ur dan Pulau Witir.
Perairan di antara kedua pulau tersebut relatif tenang, dangkal, dan
memiliki substrat dari karang-karang mati. Salah satu penyebab
kegagalan budidaya rumput laut yaitu penggunaan bibit yang tidak
berkualitas. Oleh karena itu, pengadaan bibit yang baik menjadi salah
satu program yang diusulkan oleh kelompok.
3. Perkebunan Kelapa Hibrida
Secara umum, kelapa hibrida memiliki batang yang relatif lebih
pendek jika dibandingkan dengan kelapa pada umumnya.
Keunggulan kelapa hibrida jika dibandingkan dengan jenis kelapa
lain, yaitu karena kemampuan pohon kelapa hibrida untuk bisa
beradaptasi dengan baik di lahan gambut, produktivitas yang tinggi
dan cepat (2 tahun berbunga, 3 tahun sudah mulai berbuah dengan
jumlah sekitar 5-7 butir kelapa per tandan. Pada umur 4-5 tahun
sudah bisa berproduksi dengan jumlah 10-20 butir kelapa per tandan.
Buah kelapa hibrida berukuran cukup besar (menyerupai kelapa
24
dalam), daging kelapa tebal dan agak keras serta memiliki
kandungan minyak yang tinggi. Produktivitas mencapai 3,86 ton
kopra/ha/tahun. Estimasi produksi optimal di atas 9 tahun dapat
mencapai di atas 5 ton. Selain dimanfaatkan sebagai bahan kopra,
daun kelapa hibrida juga bernilai tinggi pada musim pencarian telur
ikan terbang.
25
IV. Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dapat disimpulkan bahwa,
26
B. Saran
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dapat direkomendasikan bahwa,
27
V. Lampiran
Lampiran 1. Surat Tugas
28
29
Lampiran 2. SK Kepala Desa tentang Pembentukan Kelompok Binaan
30
31
32
33
Lampiran 3. Pernyataan Siap Menerima Bantuan
34
35
Lampiran 4. Identitas Anggota Kelompok
36
37
38
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan
39
40
41