OLEH
NAMA : AFDAL
LAPATAU
NIS : 0042923926
BIDANG STUDI KEAHLIAN : KEMARITIMAN
PROGRAM STUDI KEAHLIAN : NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN
NIS : 0042923926
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
MENGETAHUI
KETUA PROGRAM KEAHLIAN
NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Kepala Sekolah
ii
MOTTO
PERSEMBAHAN
Aku persembahkan hasil karya ku untuk kuruku yang selalu sabar membimbing saya
KATA PENGANTAR
iii
Puji sukur kami panjatkan kepada allah SWT, atas segala berkah dan rahmat-Nya
yang senantiasa dilimpahkan kepada kami, sehingga dalam penyusunan Laporan hasil
kegiatan Praktek Kerja Lapangan(PKL) dapat terselsaikan dengan baik. PKL yang dilakukan
salama dua bulan mempunyai tujuan tersendiri bagi penuli, selain sebagai pemenuhan
kurikulum yang diterapkan di SMK N 1 POPAYATO, juga bertujuan agar penulis dapat
mengaplikasikan dan juga menambah wawasan ilmu dan pengalaman bagi penulis. Dengan
tersusunnya laporan ini penulis tak lupa menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Hj. Olys Harun, SE, M.Pd selaku kepala SMK N 1 POPAYATO
2. Bapak Ir, Hamkah hamid selaku kepala UPTD PPI TENDA
3. Bapak Saman S.Rahim selaku kapten KM.Nelayan
4. Bapak Ahmad Setiadi, S.S.T.PI selaku ketua jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan
(NKPI) sekaligus selaku pembimbing I
5. Ibu Masna S.Pd selaku pembimbing II
6. Bapak dan ibu guru SMK Negeri 1 Popayato, yang telah banyak membantu
memberikan motivasi dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
7. Kedua orang tua yang memberikan dukungan moral dan moril sehingga kami bisa
menyelesaikanPKL dan laporan ini.
PENULIS
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................iv
Daftar Isi..............................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................1
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................6
BAB V PENUTUP..............................................................................................................8
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................
5.2 Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah agar dapat mengetahui manajemen di atas
kapal di KM.Nelayan
Gorontalo di apit oleh dua perairan yakni perairan teluk tomini di sebelah selatan
Gorontalo dan di sebelah utara laut Sulawesi. Kedua perairan laut tersebut sesuai dengan
keputusan mentri kelautan dan perikanan Republik Indonesia nomor:kep.45/men/2011tentang
estimetis produk sumber daya Ikan di Wilayah pengolaan perikanan Republik Indonesia
(WPPRI) masuk dalamWPPRI 7.15 yang melputi perairan Teluk ,Laut Maluku Laut
Halmahera, Laut seru dan Teluk Berau di perikanan potensi lestarinya 379.400Ton/Tahun,
sendangkan untuk perairan laut Sulawesi termasuk pada wilayah WPPRI 7.15 yang meliputi
Laut Sulawesi dan perairan Utara pulau Halmahera di perikanan memiliki potensi 230.900
Ton/Tahun.
Pemanfaatan potensi sumber daya Ikan di WPPRI 7.15 tersebut di atas di lakukan
oleh masyarkat nelayan yang berada di pesisir perairan yang mendiami WPPRI 7.15
termasuk nelayan yang berada berdomisi di kota Gorontalo Provinsi Gorontalo.jenis alat
tangkap yang di gunakan sebagian besar nelayan adalah pukat cicin,jaring (Purse
Seine),pancing (handine), dan pukat Nike hasil tangkapan ikan masyarakat nelayan kota
Gorontalo di daratkan di pelabuahan perikanan Tenda.
2
Pangkalan pendaratan ikan Tenda Terletak 0030’38.28 lintang utara dan 1230’35.61
Bujur Timur dan merupakan satu-satunya pangkalan s pendaratan ikan/ppi yang ada di kota
Gorontalo, Beralamat di jalan Yos sudarso kelurahan tenda kecamatan hulontalangi.
Pengoprasian PPI sesuai SK Gubernur Sulawesi utara No.234 Tahun 1985. Pendaratan ikan
Tenda sejak Tahun 1985 melalui dana Tugas Pembatuan (TP)dan dana Aokasi khusus (DAK)
Provinsi Gorontalo dan Kota Gorontalo dilakukan pembangunannya yang meliputi fasilitas
pokok,fasilitas fungsional dan fasilitas penunjung, namun masi dalam kondisi minimal.
Pemanfaatan tempat pendaratan ikan tenda sejak Tahun 1985 sampai saat dengan
melakukan funsi pelayanan pelabuhan perikanan Nomor.PER.80/MEN/2012 Tentang
pelabuhan perikanan yakni fungsi pemerintahan dan fungsi pengusahan tetapi baru beberapa
fungsi yang di lakukan dan di kelola oleh pemerintah pusat,daerah provinsi dan daerah
Kabupaten/Kota pada urusan kelautan dan perikanan adalah menjadi urusan kewenangan
Kabupaten/Kota adalah pengolahan tempat pelelangan ikan. Atas dasar kewenangan tersebut
di atas, maka pemerintahprovinsi dalam hal ini dinas kelawuatan dan perikanan akan
melakukan pengolaan pelabuhan perikanan .
Dengan melihat ketiga tugas tersebut tertentunya harus di laksanakan secara tepat
efektif dan efisien akan sulit terlaksana mengingat kondisi geografis provinsi Gorontalo yang
begitu luas dan jumlah masyarakat pesisir begitu banyak tidak mungkin bisa di layani secara
3
cepat rentang kendalinya cukup jauh. Berangkat dari kondisi tersebut di atas maka untuk
mewujudkan tujuan dibentuknya dinas kelautan dan perikan provinsi Gorontalo perlu
membentuk unit pelaksanaan teknis sesuai dengan peraturan Gubernur Gorontalo Nomor 57
Tahun 2017 Tentang pembentukan UPTD Pelabuhan Perikan Tenda yang berfungsi
melaksanankan sebagian tugas dinas di bidang pelayanan terhadap masyarakat
pesisir/perikanan masyarakat kan lebih terlayani dengan mudah,cepat,murah dan tepat
sasaran.
4
2.3 Sturktur Organisasi UPTD PP Tenda
BAB III
5
BAB III
KAJIAN TEORI
Kindangen (2010), menjelaskan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen didefinisikan sebagai bekerja
dengan orang-orang untuk menentukan dan mengiterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan
organisasi dengan melaksana-kan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian penyusunan
personalia, pengarahan dan kepemimpinan maupun pengawasan. Dapat disimpulkan bahwa
tugas manajemen adalah mengadakan koordinasi dengan sejumlah aktivitas atau kegiatan
orang lain yang meliputi Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organiz-ing),
Pelaksanaan (Actuating), dan Pengendalian (Controlling).
Selanjutnya Umar (2003), mengatakan bahwa manajemen operasi adalah suatu fungsi atau
kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan
dan pengawasan terhadap operasi perusahaan.
Menurut Assauri (1999), ada empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi
Proses produksi dan operasi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
menggunakan peralatan, sehingga masukan atau input dapat di- olah menjadi keluaran berupa
barang atau jasa yang akhirnya dapat dijual kepada pelanggan dengan harapan perusahaan
akan mendapatkan keuntungan.
2) Jasa-jasa penunjang
Jasa-jasa penunjang produksi dan operasi ini meliputi pengetahuan dan teknologi yang
dibutuhkan untuk diorganisir serta dikomunikasikan agar proses dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien.
3) Perencanaan
Perencanaan berfungsi agar kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dapat terarah
bagi pencapaian tujuan produksi dan operasi, serta fungsi produksi dapat terlaksana secara
efektif dan efisien.
Pengendalian dan pengawasan merupakan kegiatan yang telah dilakukan untuk menjamin
agar kegiatan operasi dan produksi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan, dan apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat
dikoreksi sehingga apa yang diinginkan dapat tercapai.
Struktur organisasi kapal terdiri dari seorang Nakhoda selaku pimpinan umum di atas
kapal dan Anak Buah kapal yang terdiri dari para perwira kapal dan non perwira/bawahan
(subordinate crew).
Struktur organisasi kapal bukanlah struktur yang baku, karena tiap kapal bisa berbeda
struktur organisaninya tergantung jenis, fungsi dan kondisi kapal tersebut.
Selain jabatan-jabatan tersebut dalam contoh struktur organisasi kapal diatas, masih
banyak lagi jenis jabatan di kapal, diluar jabatan Nakhoda. Misalnya di kapal pesiar ada
jabatan-jabatan Bar-tender, cabin-boy, swimming-pool boy, general purpose dan lain
sebagainya. Dikapal lain misalnya terdapat jabatan juru listrik (electrician), greaser dan lain
sebagainya.
Semua orang yang mempunyai jabatan di atas kapal itu disebut Awak kapal, termasuk
Nakhoda, tetapi Anak kapal atau Anak Buah Kapal (ABK) adalah semua orang yang
mempunyai jabatan diatas kapal kecuali jabatan Nakhoda. Nakhoda.
7
Untuk kapal penangkap ikan masih ada jabatan lain yaitu Fishing master, Boy-boy
(pembuang umpan, untuk kapal penangkap pole and Line (cakalang), dlsb.
8
UU. No.21 Th. 1992 dan juga pasal 341.b KUHD dengan tegas menyatakan bahwa
Nakhoda adalah pemimpin kapal, kemudian dengan menelaah pasal 341 KUHD dan pasal 1
ayat 12 UU. No.21 Th.1992, maka definisi dari Nakhoda adalah sebagai berikut : “
Nakhoda kapal ialah seseorang yang sudah menanda tangani Perjanjian Kerja Laut
(PKL) dengan Pengusaha Kapal dimana dinyatakan sebagai Nakhoda, serta
memenuhi syarat sebagai Nakhoda dalam arti untuk memimpin kapal sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku “
Pasal 342 KUHD secara ekplisit menyatakan bahwa tanggung jawab atas kapal hanya
berada pada tangan Nakhoda, tidak ada yang lain. Jadi apapun yang terjadi diatas kapal
menjadi tanggung jawab Nakhoda, kecuali perbuatan kriminal.
Dengan demikian secara ringkas tanggung jawab Nakhoda kapal dapat dirinci antara
lain :
5. Bertanggung jawab atas keselamatan para pelayar yang ada diatas kapalnya
9
3.6.1 Hak-hak Anak Buah Kapal
3.6.2 Kewajiban Anak Buah Kapal Kewajiban-kewajiban Anak Buah Kapal antara lain : ·
Pada BAB.II Pasal 2 ayat (1) dan (2) bahwa pada setiap kapal niaga yang berlayar
harus diawaki dengan susunan terdiri dari : seorang Nakhoda, sejumlah perwira, sejumlah
rating. Susunan awak kapal didasarkan pada : daerah pelayaran, tonase kotor kapal (gross
tonnage/GT) dan ukuran tenaga penggerak kapal (kilowatt/KW).
Pada pasal 8 menetapkan dan memperjelas bahwa awak kapal yang mengawaki kapal
niaga sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
10
a. bagi Nakhoda, Mualim atau Masinis harus memiliki sertifikat keahlian pelaut yang jenis
dan tingkat sertifikatnya sesuai dengan daerah pelayaran, tonase kotor dan ukuran tenaga
penggerak kapal dan memiliki sertifikat ketrampilan pelaut
b. bagi operator radio harus memiliki sertifikat keahlian pelaut bidang radio yang jenis dan
tingkat sertifikatnya sesuai dengan peralatan radio yang ada di kapal dan memiliki sertifikat
ketrampilan pelaut
c. bagi rating harus memiliki sertifikat keahlian pelaut dan sertifikat ketrampilan pelaut yang
jenis sertifikatnya sesuai dengan jenis tugas, ukuran dan jenis kapal serta tata susunan kapal
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Kapal Motor (KM) Nelayan merupakan kapal penangkap ikan dengan alat tangkap
a. Data Kapal
Mesin : Yanmar 90 PK
Lebar jaring : 57 m
Banyak pelampung : 1.200 buah
Mesin tempel : 15 pk
13
4.2 Manajemen Kapal Di Km.Nelayan
Setelah semua persyaratan sudah dilakukan secara prosedur maka kami menyiapkan
keperluan selanjutnya yaitu solar sebagai bahan bakar kapal dan bahan bahan makanan
kebutuhan selama kami d atas kapal.
Kegiatan persiapan ini dilakukan oleh semua ABK tidak terkecuali kapten yang
sebenarnya tidak sering terlihat mengakibatkan ada sajahal hal kecil yang tidak diinginkan
terjadi atau terlupakan.
Setelah dirasa persiapan sudah matang maka kami mempersiapkan agar kapal bisa
segera meninggalkan dermaga untuk menuju ke lokasi yang ditunjuk sebagai target
penangkapan.
Pada bagian organisasi di atas kapal seperti yang sudah di tampilkan di BAB III ,
Namun pada KM.Nelayan ini hanya di isi oleh jabatan jabatan tertentu saja karena dalam segi
jumlah, jumlah ABK hanya sedikit dibandingkan dengan teori yang sudah di tampilkan.
Nakhoda sebagai pemimpin tertinggi di atas kapal jelas ada di setiap kapal, bagitupun juga di
kapal kami. Sebagai penanggung jawab penuh di kamar mesin yaitu ada Kepala Kamar
Mesin. Ada juga koki yang bertugas menyiapkan konsumsi kami di atas kapal. Berikutnya
ada ABK yang siap selalu dalam mempersiapkan kegiatan penangkapan samapai ikan sampai
kembali ke pangkalan dan siap di bongkar.
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Manajemen di atas kapal khususnya pada Kapal Penangkap ikan merupakan
otak dari proses berjalannya suatu kapal dari perencanaan sampai dengan selesai
menjalankan aktifitas. Dalam menjalankan kegiatan di atas kapal. Dapat disimpulkan
bahwa tugas manajemen adalah mengadakan koordinasi dengan sejumlah aktivitas
atau kegiatan orang lain yang meliputi Perencanaan sampai dengan pengawasan.
Dalam menjalankan tugasnya ,Nakhoda di KM.Nelayan sebagai pengambil
keputusan dan kebijakan tertinggi di atas kapal mempunyai peran yang amat penting
agar tujuan awal dalam suatu kegiatan bias tercapai dan juga bias mengatur rekan
rekan kerja yang lain sesuai tugas dan tupoksinya masing masing.
5.2 Saran
Dalam menjalankan fungs Manajemen di atas kapal ada baiknya Nakhoda
melakukan pengcekan langsung terhadap kondisi kapal walaupun sudah ada anggota
atau ABK yang ditunjuk dalam mengerjakan sesuatu hal. Perhitungan- perhitungan
juga harusnya lebih matang agar bias menghemat pekerjaan dan tenaga.
15
DAFTAR PUSTAKA
Setiono Bambang. 2008. Nautika Kapal Penangkap Ikan untuk SMK Jilid 3 Untuk
SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan
Nasional.
16
Lampiran
17
CURICULUM VITAE
AFDAL Lapatau lahir ,10.april .2004 anak ke 6 dari saprudin lapatau dan ibu sarce
masulili saya mengawali pendidikan formal di SDN 01 sambung , kemudian melanjutkan ke
tingakat Sekolah Menengah Pertama di SMP 03 POPAYATO BARAT, kemudian saya
melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMKN 01 POPAYATO dengan
mengambil jurusan NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN (NKPI)
Dalam proses kegiatan akademik penulis telah mengikuti kegiatan antara lain
18