i
Hak Cipta Pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi oleh Undang-undang
Nuansa Geografi
Untuk SMA/MA Kelas XII
Penulis : Saptanti Rahayu
Eny Wiji Lestari
Maryadi
Editor : Dra. Sri Milangsih
Setting & layout : Heni Astuti
Desain sampul : Muhammad Ikhsan
Desain Isi : Deni S.
Mulyanto
Ukuran : 17,6 x 25 cm
910.7
SAP SAPTANTI Rahayu
n Nuansa Geografi 3 : untuk SMA / MA Kelas XII / penulis, Saptanti
Rahayu, Eny Wiji Lestari, Maryadi ; editor, Sri Milangsih. — Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
vi, 146 hlm, : ilus. ; 25 cm.
.
Bibliografi : hlm.141-142
Indeks
ISBN 978-979-068-784-4 (no jld lengkap)
ISBN 978-979-068-787-5
1. Geografi-Studi dan Pengajaran I. Judul II. Eny Wiji Lestari
III. Maryadi IV. Sri Milangsih
Hak Cipta Buku ini telah dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional
Dari Penerbit PT. WIDYA DUTA GRAFIKA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2009, telah
membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan
kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan
telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2007 tanggal 25 Juni 2007.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para
penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Depar-
temen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di
seluruh Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihme-
diakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat
komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses
sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang
berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa
kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami
menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran
dan kritik sangat kami harapkan.
iii
Pengantar
Serangkaian peristiwa telah dialami oleh alam dan semua makhluk yang ada di bumi.
Mulai dari konflik antarsuku, kerusuhan, dan bencana alam yang terus-menerus terjadi.
Misalnya, banjir, tanah longsor, angin ribut, kebakaran hutan, gunung meletus, dan gempa
bumi, serta pergantian musim yang tidak berjalan dengan semestinya. Hal tersebut
mengakibatkan para petani menjadi bingung. Kapan mulai tanam dan kapan lagi mulai musim
panen, sedangkan air hujan tidak kunjung datang. Apa tindakan yang harus kita lakukan untuk
mengatasi peristiwa alam ini?
Dengan niat dan semangat yang tinggi untuk membaca buku ini, terbukalah mata dan
pikiran untuk dapat berdamai dengan alam dan lingkungan di mana kita berada. Kita sebagai
sumber daya manusia yang berdaya kreativitas tinggi akan mampu menyatu dengan
ketersediaan sumber daya alam yang berlimpah-ruah adanya.
Penyajian materi di dalam buku ini diupayakan sesederhana dan seefektif mungkin tanpa
melupakan tujuan membina berpikir analitis dan konstruktif siswa. Untuk mengetahui
pemahaman siswa atas materi yang telah dipelajari, dalam buku ini diberikan tugas-tugas
bukan hanya di akhir bab, tetapi juga di setiap subpokok bahasan. Tugas-tugas tersebut, antara
lain, berbentuk pertanyaan, diskusi, dan tugas-tugas lain yang dilakukan di dalam maupun di
luar kelas.
Semoga buku ini bermanfaat bagi siswa.
Penulis
Daftar Isi v
C. Interaksi Wilayah Desa dan Kota .................................................... 64
D. Konflik Pemanfaatan Lahan Permukiman pada Suatu Wilayah ... 73
E. Dampak Pertumbuhan Permukiman terhadap Kualitas Lingkungan
74
Rangkuman ............................................................................................. 76
Evaluasi ................................................................................................... 77
Kata Kunci
PETA – PEMETAAN
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar peta dan
pemetaan.
2. Siswa mampu mempraktikkan keterampilan dasar peta dan
pemetaan.
3. Siswa mampu menganalisis lokasi industri dan pertanian dengan
pemanfaatan peta.
Manfaat Pembelajaran
1. Siswa mendapatkan informasi tentang keadaan suatu
daerah melalui peta.
2. Siswa dapat menyampaikan informasi tentang keadaan
geografi suatu daerah melalui peta.
Peta
Umum Tematik
Komponen Proyeksi Skala
Luasnya permukaan bumi dan fenomena alam yang sangat beragam menyulitkan kita
mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat dalam waktu singkat. Untuk memenuhi
kebutuhan ini, sarana yang paling tepat digunakan adalah melalui sistem perpetaan.
A Peta
Peta adalah gambaran keadaan permukaan bumi, baik keseluruhan atau sebagian yang
diperkecil dan ditampilkan pada bidang datar dengan menggunakan perbandingan (skala)
tertentu.
1. Fungsi peta
Peta sangat bermanfaat untuk menunjukkan atau menggambarkan:
a. arah dan jarak di bumi,
b. lokasi suatu tempat,
c. ketinggian suatu tempat,
d. luas dan bentuk wilayah,
e. perubahan sifat alami dan nonalami.
Jadi, peta dapat berfungsi:
a. memperlihatkan/menyajikan bentuk, ukuran, dan lokasi/letak suatu daerah terhadap
daerah lain yang berada di permukaan bumi ke dalam bidang datar;
b. menyajikan data tentang potensi yang dimiliki suatu daerah (sebagai sumber data);
Tugas
Carilah contoh jenis-jenis peta berikut masing-masing satu!
a. peta kadaster,
b. peta skala kecil,
c. peta skala sedang,
d. peta skala besar,
e. peta skala geografis.
1. Komponen peta
Berikut akan dijelaskan beberapa komponen peta.
a. Judul peta
Peta harus ada judulnya. Judul peta dapat diletakkan di sembarang tempat asal
tidak mengganggu peta utama.
b. Sumber peta
Suatu peta harus mencantumkan sumber peta supaya pembaca tahu dan dapat
menelusuri peta dasarnya (apabila diperlukan).
c. Skala peta
Skala peta merupakan perbandingan antara jarak di peta dan jarak sesungguhnya.
Skala peta perlu ditulis supaya pembaca tahu ukuran atau jarak sebenarnya di lapangan.
Penulisan skala dapat berbentuk angka (numerik) dan garis (grafis).
d. Garis astronomis
Garis astronomis baik bujur maupun lintangnya harus ada karena berfungsi untuk
menentukan letak absolut suatu tempat. Garis ini cukup berupa titik pada garis tepi
yang berupa derajat, menit, dan detik.
2. Proyeksi peta
Proyeksi peta adalah cara untuk menggambarkan bentuk permukaan bumi dari bidang
lengkung ke bidang datar. Sistem proyeksi inilah yang merupakan kegiatan memindahkan
ruang muka bumi ke bidang datar atau memindahkan dari bentuk bola (globe) ke bidang
datar (peta).
Adapun syarat-syarat suatu peta yang benar adalah
a. bentuk daerah yang digambar pada peta harus sama dengan yang di lapangan (conform),
b. jarak yang dibuat di peta harus sebanding dengan jarak yang sebenarnya di lapangan
(equidistance),
c. luas daerah yang digambar di peta harus sama dengan luas sebenarnya di lapangan
(equivalent).
Ketiga syarat tersebut tidak dapat dipenuhi secara bersamaan, karena dalam proyeksi
peta harus mengorbankan syarat-syarat yang lain. Agar dapat menghasilkan peta yang
ideal, pembuat peta harus dapat memilih proyeksi peta yang sesuai.
Proyeksi peta dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu proyeksi silinder, proyeksi
zenital, dan proyeksi kerucut.
a. Proyeksi silinder
Proyeksi silinder (tabung) adalah proyeksi
peta yang diperoleh dengan cara mem-
proyeksikan permukaan globe pada silinder. Pada
proyeksi silinder, semua garis bujur tampak
sejajar dan tidak bersatu di kutub. Akibatnya,
wilayah-wilayah kutub tampak besar secara tidak
proporsional di peta.
Perkembangan dari proyeksi silinder adalah Sumber: Hamparan Dunia Ilmu: Seri Bumi dan Permukaannya
proyeksi mercator (dibuat oleh Vlanderen Gambar 1.6 Proyeksi silinder
Gerardus Mercator, 1569). Proyeksi mercator
(iii)
(ii)
(i)
Sumber: Hamparan Dunia Ilmu: Seri Bumi dan Permukaannya
Gambar 1.8 Proyeksi zenital menyinggung kutub
Ditinjau dari isinya, peta dapat menyajikan bentang alam atau unsur alam dan bentang
budaya atau unsur buatan manusia di atas permukaan bumi. Oleh karena itu, peta dapat
digunakan di berbagai keperluan. Beberapa manfaat peta, antara lain, menunjukkan letak/
posisi tempat di permukaan bumi; menunjukkan luas daerah dan jarak antardaerah di
permukaan bumi; memperlihatkan bentuk-bentuk dan persebaran berbagai gejala di permukaan
bumi; mengumpulkan, menyeleksi, dan menyajikan data-data suatu daerah (dilengkapi
simbol-simbol peta); memperlihatkan kondisi fisik dan nonfisik suatu daerah di permukaan
bumi.
Berikut contoh peta lokasi industri dan peta hasil bumi di Indonesia.
Tugas
1. Perhatikan peta industri, kemudian carilah daerah lokasi industri yang tersebar
di setiap pulau di Indonesia!
2. Klasifikasikan hasil bumi yang tersebar di peta Indonesia menurut bahan
pangan, sandang, dan bahan baku industri!
3. Carilah lokasi hasil bumi di setiap pulau di Indonesia!
4. Kerjakan dengan kelompok Anda!
I. Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang benar!
1. Peta yang berskala 1 : 100 sampai 1 : 5.000 disebut peta ....
a. skala kecil
b. kadaster
c. skala sedang
d. skala besar
e. geografi
2. Peta yang menggambarkan tinggi rendahnya permukaan bumi disebut peta ....
a. kontur
b. arkeologi
c. geologi
d. geomorfologi
e. isohiet
3. Apabila di dalam peta ada tulisan miring searah dengan aliran sungai, itu adalah
salah satu komponen dari peta yang disebut ....
a. simbol peta
b. simbol orientasi
c. lettering
d. simbol sungai
e. arah sungai
4. Satelit juga berguna dalam pemetaan tematik, pernyataan tersebut adalah manfaat
data satelit dalam bidang ....
a. oseanografi
b. geografi
c. geologi
d. pertanian
e. arkeologi
5. Peta berskala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 disebut peta yang berskala ....
a. kadaster
b. besar
c. sedang
d. kecil
e. geografi
Anda telah mempelajari peta dan pemetaan. Sudahkah Anda paham? Apabila ada yang kurang
jelas, bertanyalah kepada guru atau pelajari sekali lagi bab ini. Jika sudah jelas, lanjutkan pada
bab berikutnya.
INDRAJA – SIG
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu membedakan peta dengan media citra (foto udara dan citra
satelit).
2. Siswa mampu menafsirkan pola dan ciri kenampakan alam dari hasil pemetaan
dan interpretasi citra.
3. Siswa mampu menguraikan konsep dasar dan tahapan kerja SIG.
4. Siswa mampu menguraikan pengoperasian SIG secara konvensional.
5. Siswa mampu memberi contoh penerapan sistem informasi geografi dalam
kajian geografi.
Manfaat Pembelajaran
1. Siswa memperoleh kemampuan untuk membedakan
peta dengan media citra.
2. Siswa memperoleh kemampuan untuk menafsirkan
pola dan ciri kenampakan alam dari hasil pemetaan dan
interpretasi citra.
3. Siswa memperoleh pengetahuan tentang konsep dasar
dan tahapan kerja SIG.
4. Siswa memperoleh kemampuan untuk menguraikan
pengoperasian SIG secara konvensional.
5. Siswa memperoleh pengetahuan tentang penerapan
SIG dan mampu memberi contohnya.
Sumber: Clipart
Pengertian Tahap-tahap
Peranan SIG dalam
pengoperasian
pembangunan data
Pengelolaan SIG
wilayah
Peyajian data
Tahapan kerja SIG
Komponen SIG
A Pengindraan Jauh
Indraja adalah singkatan dari pengindraan jauh atau remote sensing. Menurut Lindgren,
pengindraan jauh berarti teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis
informasi tentang bumi. Adapun menurut Lillesand dan Kiefer (1979), pengindraan jauh
berarti ilmu, seni, dan teknik untuk memperoleh informasi tentang objek, area, atau gejala
dengan jalan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan objek, area, atau gejala yang
dikaji.
Pada gambar berikut, matahari merupakan sumber tenaga, sedangkan udara atau atmosfer
sebagai zat pengantarnya. Objek di muka bumi akan memantulkan sumber tenaga ke sensor.
Pada objek yang mempunyai tenaga pancaran, jumlah tenaga yang mencapai sensor tergantung
pada suhu dan daya pancar objek, pada sensor inilah objek tersebut direkam, diproses lalu
menghasilkan data pengindraan jauh yang berupa data digital atau citra. Data tersebut
ditafsirkan sehingga menjadi data informasi yang akan dimanfaatkan oleh pengguna data.
1. Citra
Citra adalah gambar dari
suatu objek sebagai hasil
pemotretan dengan kamera. Citra
dibedakan menjadi dua, yaitu citra
foto (hasil pemotretan kamera
foto) dan citra nonfoto yang berupa
gambaran objek dari hasil
rekaman satelit.
2. Wahana dan sistem indraja
Dalam pengindraan jauh,
bumi dipotret dari ruang angkasa Sumber: Hamparan Dunia Ilmu: Seri Bumi dan Permukaannya
Gambar 2.2 Contoh citra satelit dan foto udara
dengan menggunakan pesawat
atau satelit. Pesawat atau satelit inilah yang disebut dengan wahana.
Jarak pemotretan terbagi menjadi tiga tingkat ketinggian.
a. Ketinggian 1.000 m sampai 9.000 m dari permukaan laut, pemotretan dilakukan
dengan menggunakan pesawat terbang rendah sampai medium (low to medium altitude
aircraft). Citra yang dihasilkan adalah citra foto (foto udara).
b. Ketinggian sekitar 18.000 m dari permukaan bumi, pemotretan dilakukan dengan
menggunakan pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft). Citra yang dihasilkan
adalah foto udara dan multispectral scanners data.
Tingkat Kerumitan
Susunan
Tekstur Bentuk
keruangan
Tersier
rona
Pola Tinggi Bayangan
Lebih tinggi
Situs Asosiasi
i. Konvergensi bukti
Konvergensi bukti adalah bentuk interpretasi foto udara berdasarkan bukti-bukti yang
mengarah ke satu titik simpul.
Contoh:
Bentuk Pola Ukuran Situs
(tajuk berbentuk bintang) (tidak teratur) (tinggi r
10 m) (air payau)
Kelapa
Enau
Nipah Enau Sagu
Sagu
Enau
Sagu
Sagu
c
d
Gambar 2.4 Foto udara pankromatik hitam putih daerah dekat kota Yogyakarta, tahun 1959
Keterangan:
Tanaman padi (a) bertekstur halus, tanaman tebu (b) yang tampak pada tepi kanan dan
tepi atas foto bertekstur sedang, tanaman pekarangan (c) dan kebun kelapa bertekstur
kasar. Di samping bertekstur sedang, tanaman tebu juga ditandai dengan tekstur yang
seragam untuk daerah cukup luas. Hal ini disebabkan karena penggarapannya dan
penanaman dapat dilakukan secara serentak. Bagi tekstur tanaman lain pada sawah
yang diusahakan oleh petani, teksturnya berbeda dari petak yang satu ke petak lainnya.
Pada (d) terdapat pohon kelapa yang dapat dikenali berdasarkan tajuknya yang
berbentuk binatang. Berbeda dengan bagian lain yang tanaman pekarangannya berupa
campuran berbagai jenis pohon, pada bagian (d) ini yang dominan adalah pohon kelapa.
Bayangan juga merupakan salah satu unsur interpretasi citra yang penting. Di dalam
contoh tersebut, bayangan dapat digunakan untuk mengetahui beda tinggi relatif antara
tanaman tebu, tanaman kelapa, dan tanaman pekarangan. Tinggi pohon kelapa tampak
sekitar 5 – 6 kali tinggi tanaman tebu.
Tugas
Kerjakan soal di bawah ini dan serahkan kepada guru Anda!
1. Mengapa rudal dapat mengenai sasarannya dengan tepat?
2. Jelaskan perbedaan (kelebihan dan kekurangan) antara foto udara dan satelit!
3. Mengapa konvergensi bukti perlu dilakukan dalam interpretasi foto udara/citra?
1. Pengertian SIG
Definisi SIG adalah suatu sistem yang bertugas mengumpulkan, mengelola, dan
menyajikan data atau informasi yang berkaitan dengan geografi. Data tersebut memuat
data atau fakta permukaan bumi secara lengkap, misalnya, keadaan geologi, topografi,
jenis tanah, hidrologi, iklim, dan budaya. Wujud data tersebut disajikan dalam bentuk peta
sehingga sistem informasi geografi tidak terlepas dari peta sebagai basis data.
Menurut beberapa pakar, ada beberapa pengertian SIG.
a. SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, dan data manusia,
organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di
permukaan bumi (Chrisman:97).
b. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
mengintegrasikan, dan menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan
permukaan bumi (Demers:97).
c. SIG adalah teknologi informasi yang dapat menganalisis, menyimpan, dan menampilkan
baik data spasial maupun nonspasial (Guo:20).
d. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan (capturing),
menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan
menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi
(Rice:20).
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa SIG adalah sistem berbasis
komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi
geografis.
Dengan SIG, seluruh data yang ada pada suatu wilayah dapat disimpan, dimanipulasi,
dan dianalisis melalui komputer. Teknologi komputer mampu menangani berbagai
informasi secara cepat dan akurat sehingga SIG yang berbasis teknologi komputer menjadi
pilihan bagi banyak pengguna pada saat ini.
2. Pengelolaan SIG
Cara pengelolaan SIG sebagai suatu sistem pada prinsipnya terdiri atas tiga subsistem.
a. Subsistem masukan (input subsystem), yaitu pengumpulan data objek material geografi
yang mendukung dan dapat dimasukkan dalam topik geografi yang akan diinformasikan.
Data tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk peta, bagan, grafik, atau tabel. Input
data SIG diperoleh dari peta, tabel, foto udara, citra satelit, dan hasil survei lapangan.
b. Subsistem pengolahan dan penyimpanan data (processing and storage subsystem),
yaitu penyimpanan data yang memungkinkan untuk dipanggil kembali secara cepat
dan akurat.
Tabel
Data lainnya
Sumber: Eddy Prahasta
Gambar 2.7 Uraian subsistem SIG
Seluruh informasi atau data SIG pada suatu wilayah dapat disimpan, dimanipulasi,
dan dianalisis secara serentak melalui komputer. Selain dengan proses komputerisasi, cara
manual juga dapat dilakukan, tetapi memakan waktu lebih lama. Tahapan kerja SIG dapat
dilakukan sebagai berikut.
a. Masukan (input)
Dalam kerja SIG, mula-mula dibutuhkan data awal atau database, yaitu data yang
dikumpulkan selama survei dimasukkan dalam komputer, atau peta-peta yang telah
ada dilarik secara optis dan dimasukkan ke dalam komputer. Database dapat digunakan
untuk pengelolaan lebih lanjut. Input atau data masukan dapat diperoleh dari penelitian
(lapangan), kantor pemerintah, peta, dan data citra pengindraan jauh.
(0,0) xmax
piksel
baris
1 2
2 3
1
1
3
2
2 3 3 4
5
a. Analisis lebar b. Analisis penjumlahan
SATELLITE AIRBORNE
SENSOR SENSOR ECONOMIC
REGULATION
REGIONAL PLANNING
TOPOGRAPIC MULTISPECTRAL FIELD
THEMATIC MAPS DATA DIGITAL SURVEY
SOCIAL ASPECT
DATABASE
NATURAL RESOURCES
DIGITIZING PROCESSING
TAXES (PBB.PPn)
TABULAR
DATA
ENVIRONMENTS
SPATIAL TABULAR
DATABASE DATA BASE
(ATTRIBUTE) BANKING
INTEGRATOR
COVERAGE
FLOPPY
DISK
HARDCOPY
Sumber: Makalah Seminar Peningkatan Kualitas SDM dalam Bidang SIG (1995)
Gambar 2.11 Integrasi berbagai data masukan dan keluaran hasil SIG
Data
SIG Tabel
File Data
Manajemen
Perangkat lunak
Start
Software
b. Perangkat lunak (software) berupa modul-modul program misal Arc/info, Arc View,
Map Info, R2V, dan sebagainya. Modul tersebut berupa masukan data, verifikasi data,
penyimpanan data, pengolahan dan manajemen data, presentasi data, transformasi
data, dan interaksi dengan pengguna.
N
AKA
MAS
manusia yang mempunyai keahlian
IND
UKA
IL T
mengolah SIG. SUMBER DATA
ND
AMB
ATA
Dari uraian di atas secara
keseluruhan, maka SIG tidak hanya
diterapkan di bidang sumber daya PENGGUNA
T A AN
RM AM SA
yang berupa perangkat keras maupun
K
DA D
E
AS BIL N
I S AN
I U AN
I S IL
A L GG
NT
U
A N AN
UK
M
PE
yang muncul dalam penanganan ANALISIS
berbagai data. Sumber: Geographic Information System. A Management
Prespective Stan Aronoff-WDL-Publication Canada
Gambar 2.13 Proses utama dalam SIG
Tugas
1. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penggunaan sistem komputerisasi yang
dilakukan di sekolah Anda? Berikan lima saran!
2. Berikan contoh keluaran analisis berupa peta umum beserta informasinya!
Tugas
1. Sebutkan kelemahan penyajian data secara manual!
2. Bagaimana cara memantau kependudukan di suatu daerah dengan menggunakan
SIG?
Kegiatan pembangunan dan penanganan data wilayah perlu mendapat perhatian yang
lebih besar dan memerlukan pengelolaan yang profesional. Permasalahan-permasalahan
yang berkaitan dengan data wilayah, antara lain
1. biaya untuk pengumpulan data cukup mahal,
2. berbagai perencanaan menuntut tersedianya data dan informasi secara cepat, akurat, dan
integrasi,
3. terpencarnya data dari berbagai instansi yang umumnya sistem penyimpanannya belum
dikelola dengan baik.
Sebelum berkembangnya teknologi komputer, data wilayah pada umumnya tersimpan
dalam bentuk tabel, grafik, peta, foto udara, dan deskripsi. Analisis, manipulasi, dan
presentasi data dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu dan tenaga lebih
banyak. Dengan adanya sistem informasi geografi terkomputerisasi, penyimpanan dan
Tugas
Diskusikan dengan kelompok belajar Anda.
Dengan media komputer, SIG mempunyai peranan untuk memecahkan masalah
dalam kegiatan pembangunan. Sebutkan permasalahan yang menghambat dalam
pengumpulan, penyimpanan, dan penyajian data wilayah. Bagaimana cara
mengatasinya?
Rangkuman
1. Pengindraan jauh adalah ilmu, seni, dan teknik untuk memperoleh informasi tentang objek,
area, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat
tanpa kontak langsung dengan objek, area, atau gejala yang dikaji.
2. Citra adalah gambaran dari suatu objek sebagai hasil pemotretan dengan kamera. Dibedakan
menjadi citra foto udara dan citra satelit.
3. Wahana sistem indraja dibedakan atas citra dirgantara/foto udara dan citra/foto satelit.
Tugas
1. Diskusikan secara kelompok kelebihan dan kekurangan dari SIG pada era
globalisasi sekarang ini!
2. Salin dan lengkapilah tabel berikut!
1. Input subsystem
2. Processing and storage subsystem
3. Out subsystem
3. Sebutkan data yang digunakan dalam SIG selain data atribut dan data keruangan!
Evaluasi
I. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang benar!
1. Gambaran dari suatu objek sebagai hasil pemotretan dengan kamera disebut ....
a. sensor d. citra
b. hasil informasi e. digital
c. data acuan
Setelah Anda mempelajari materi pengindraan jauh dan sistem informasi geografi, seberapa
jauh pemahaman Anda? Sudahkah semua pertanyaan dan tugas dapat Anda jawab? Jika ada
materi yang kurang Anda kuasai, silakan bertanya kepada guru atau pelajari sekali lagi bab
ini. Jika sudah jelas, lanjutkan pada bab berikutnya.
DESA – KOTA
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi potensi desa dan kaitannya dengan
perkembangan desa dan kota.
2. Siswa mampu membedakan struktur ruang desa dan kota.
3. Siswa mampu menafsirkan interaksi wilayah desa dan kota.
4. Siswa mampu mengidentifikasi konflik pemanfaatan lahan
permukiman pada suatu wilayah.
5. Siswa mampu menganalisis dampak pertumbuhan permukiman
terhadap kualitas lingkungan.
Manfaat Pembelajaran
1. Siswa memperoleh pengetahuan tentang potensi desa
dan kaitannya dengan perkembangan desa dan kota.
2. Siswa memperoleh pengetahuan tentang struktur ruang
desa dan kota serta mampu membedakannya.
3. Siswa memperoleh kemampuan untuk menafsirkan
interaksi wilayah desa dan kota.
4. Siswa memperoleh pemahaman tentang konflik
pemanfaatan lahan permukiman pada suatu wilayah.
5. Siswa memperoleh kemampuan untuk menganalisis
dampak pertumbuhan permukiman terhadap kualitas
lingkungan.
Pola keruangan
desa dan lota
Gejala-gejala alam dan sosial tersebar tidak merata di permukaan bumi. Hubungan
antargejala tersebut menimbulkan berbagai fenomena, di antaranya interaksi manusia dan
lingkungannya. Peranan manusia dalam interaksi tersebut sangat menonjol terutama dalam
upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya. Hal ini mendorong manusia untuk berhubungan satu
dengan lainnya dari tempat yang berbeda, dalam segala aspek kehidupan seperti sosial,
ekonomi, politik dan budaya. Bahkan, fenomena antara desa dan kota yang berbeda
menimbulkan hubungan saling memengaruhi. Oleh karena itu, dalam pembangunan regional,
ilmu geografi membedakan desa dan kota.
Potensi desa adalah sumber daya yang dimiliki desa yang dapat digunakan dan
dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi yang dimiliki oleh
suatu wilayah akan memengaruhi perkembangan wilayah tersebut.
Berdasarkan potensinya wilayah, pedesaan digolongkan menjadi tiga.
1. Wilayah desa berpotensi tinggi, terdapat di daerah dengan lahan pertanian subur, topografi
rata, dan dilengkapi dengan irigasi teknis. Kemampuan wilayah untuk berkembang lebih
besar.
b. Desa nelayan
Desa nelayan terdapat di daerah sekitar pantai, sebagian besar penduduknya
sebagai nelayan.
Tugas
1. Cari dan temukan dari bahan bacaan lain untuk menjawab pertanyaan berikut.
Dalam masalah permukiman, pembagian regional ilmu geografi menjadi geografi
desa dan geografi kota. Berikan alasannya!
2. Amati desa yang terdapat di sekitar tempat tinggalmu. Sebutkan potensi-potensi
yang terdapat di desa tersebut! Jelaskan bagaimana pengaruh potensi yang ada
terhadap perkembangan pembangunan di desa tersebut!
Kumpulkan kepada guru Anda!
Keterangan:
= Daerah/tempat permukiman
= jalan
= arah pengembangan
Keterangan: = sungai
= daerah permukiman
Gambar 3.7 Pola desa memanjang pantai dan sejajar jalan kereta api
5) Pola radial
Pola persebaran desa radial atau melingkar terdapat di daerah gunung berapi,
biasanya terletak di kanan kiri sungai-sungai di lereng gunung tersebut.
= gunung berapi
= daerah permukiman
= sungai
: Daerah permukiman
: Daerah industri kecil
: Arah pengembangan
: Jalan
: Lahan pertanian
= Daerah permukiman
= Daerah industri kecil
= Arah pengembangan
= Daerah permukiman
= Daerah industri kecil
= Arah pengembangan
= Daerah permukiman
= Arah pengembangan
c. Kaitan desa dengan pola keruangan serta sistem perhubungan dan pengangkutan
Masyarakat desa dapat dikatakan masyarakat yang masih tradisional. Untuk
mengadakan interaksi dengan penduduk lain yang letaknya tidak begitu jauh, mereka
saling mengunjungi dengan berjalan kaki. Jika jarak yang harus ditempuh untuk
mengadakan interaksi cukup jauh, maka diperlukan alat transportasi.
Sistem perhubungan daerah pedesaan diarahkan untuk lebih memperlancar arus
barang dan jasa serta meningkatkan mobilitas manusia ke seluruh wilayah tanah air.
Pola keruangan desa di daerah dataran rendah dan pantai cenderung serupa,
permukiman tertata rapi, dan pola lebih teratur, sedangkan di daerah dataran tinggi atau
pegunungan, pola permukiman cenderung tidak teratur mengingat kondisi alamnya
yang tidak mudah.
Sistem perhubungan yang ada di setiap kawasan pedesaan berbeda karena kondisi
fisiknya berbeda. Hal tersebut menyebabkan sistem pengangkutannya pun berbeda.
Secara umum struktur penggunaan lahan kota dapat dibedakan menjadi tiga
bentuk sebagai berikut.
1) Teori konsentrik
Dikembangkan oleh E.W. Burgess (1920), pola penggunaan lahan kota
memperlihatkan zona-zona konsentrik (melingkar). Pusat dari zona tersebut
merupakan inti kota, tempat paling ramai sebagai pusat kegiatan ekonomi. Semakin
ke tepi, zona kegiatan ekonomi semakin sedikit. Sebaliknya, wilayah permukiman
semakin banyak.
Menurut Burgess, struktur penggunaan lahan kota dikelompokkan dalam
enam zona konsentrik sebagai berikut.
a) Pusat Daerah Kegiatan /PDK (Central Business District/CBD)
Wilayah CBD ini sering disebut down town (kota asal) atau loop (jantung kota).
Daerah inti kota yang ditandai dengan gedung-gedung, pusat pertokoan, kantor
pos, bank, bioskop, pasar, dan sebagainya.
b) Zona transisi
Wilayah ini merupakan daerah industri manufaktur pabrik-pabrik ringan dan
wilayah permukiman orang-orang kaya. Penggunaan lahan zona transisi
merupakan pola campuran meliputi gudang-gudang barang sentra industri
Keterangan:
1. PDK/CBD
2. Daerah transisi
1 234 5 6 3. Zona permukiman masyarakat kelas rendah
4. Zona permukiman masyarakat kelas menengah
5. Zona permukiman masyarakat kelas tinggi
6. Zona penglaju
2) Teori sektoral
Dikembangkan oleh Homer Hoyt (1930), pola penggunaan lahan kota
cenderung berkembang berdasarkan sektor-sektor. Pusat daerah kegiatan (CBD)
terletak di pusat kota, namun pola-pola penggunaan lahan lainnya berkembang
menurut sektor-sektor yang bentuknya menyerupai irisan kue tart. Sektor-sektor
yang memanjang menyerupai kue tersebut disebabkan faktor geografi, yaitu bentuk
lahan dan pengembangan jalan sebagai prasarana rute, komunikasi, dan transportasi.
Di daerah-daerah yang datar, bentuk jalan umumnya lurus dan sistem penggunaan
lahan kota secara sektoral lebih banyak terlihat karena lokasi permukiman penduduk
mengikuti jalan-jalan tersebut untuk memudahkan transportasi dan pengangkutan.
Keterangan:
: Pusat daerah kegiatan (PDK/CDB)
: Zona transisi (grosir dan manufaktur)
: Zona permukiman kelas rendah
: Zona permukiman kelas menengah
: Zona permukiman kelas tinggi
Keterangan:
3 6
1. Pusat daerah kegiatan
3 2 1 2. Zona transisi (grosir dan manufaktur)
3. Zona permukiman kelas rendah
4 5
3 4. Zona permukiman kelas menengah
5. Zona permukiman kelas tinggi
7 6. Zona penglaju
6 7. Industri berat
c. Kaitan kota dengan pusat kegiatan, tata ruang, serta pengangkutan dan perhubungan
Kota merupakan pusat kegiatan sehingga kegiatan yang ada di kota turut menentukan
pola keruangan. Kegiatan penduduk dan pekerjaan masyarakat kota pada umumnya
berada di ruang tertutup tidak berhubungan dengan alam serta tidak mengenal kehidupan
bercorak agraris. Jenis pekerjaan beragam, spesifik, dan memiliki pembagian kerja
yang jelas.
1. Pengertian interaksi
Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik dan mempunyai pengaruh
terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita
yang didengar, atau surat kabar. Interaksi adalah hubungan antara dua wilayah atau lebih
yang dapat menimbulkan gejala atau masalah baru. Interaksi antarkota dapat terjadi karena
berbagai faktor atau unsur yang ada dalam salah satu kota, antara lain: kemajuan
masyarakat kota, perluasan jaringan jalan dari satu kota ke kota lain, dan kebutuhan timbal
balik antara kota itu dari integrasi atau pengaruh kota terhadap kota yang lainnya.
Menurut Edward Ullman, ada tiga faktor utama yang memengaruhi timbulnya
interaksi antarwilayah.
a. Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (Regional complementarity).
b. Adanya kesempatan untuk berintervensi (Interventing opportunity).
c. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (Spatial transfer ability).
Wilayah A Wilayah B
Wilayah C
Wilayah C
Kebutuhan wilayah A Kebutuhan wilayah B
surplus sumber daya X disuplai oleh wilayah C
disuplai oleh wilayah C
surplus sumber daya Y
Kesempatan intervensi diartikan pula sebagai suatu hal atau keadaan yang dapat
melemahkan interaksi. Sebagai akibat adanya unsur alternatif atau pengganti sumber
daya yang dibutuhkan oleh suatu daerah. Untuk lebih jelasnya, perhatikan skema
berikut.
Wilayah A Wilayah B
Rumusnya: G = g. m 1 .m 2
d2
G : besarnya gravitasi antara dua buah benda
g : konstanta besarnya 6.167 x 10-8 cm3/gram detik2
m1 : massa benda 1
m2 : massa benda 2
d2 : jarak di antara kedua massa
Hukum Newton diterapkan oleh W.J. Reilly (1929) untuk menghitung kekuatan
interaksi antara dua wilayah dengan memperhitungkan jumlah penduduk tiap-tiap
wilayah dan jarak antarkedua wilayah tersebut.
PA .PB
Rumusnya: IAB = k
(dAB)2
e
E=
Q
E : indeks konektivitas
e : jumlah jaringan jalan yang menghubungkan kota-kota tersebut
Q : jumlah kota dalam suatu wilayah
Contoh:
Kekuatan interaksi wilayah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
A B
e 3 e 3
EA = = =1 EB = = = 0, 75
Q 3 Q 4
Wilayah A memiliki kekuatan interaksi lebih tinggi dibandingkan wilayah B.
3. Zona interaksi desa dan kota
Wilayah kota yang berinteraksi dengan wilayah pedesaan, kekuatannya tergantung
pada jarak ke pusat kota. Makin jauh dari kota makin lemah interaksinya. Wilayah-wilayah
interaksi tersebut membentuk lingkaran-lingkaran yang dimulai dari pusat kota sampai ke
wilayah pedesaan. Menurut Bintarto, wilayah-wilayah zona interaksi adalah sebagai
berikut.
Keterangan:
1. City
2. Suburban
1 23 4 5 6 3. Suburban fringe
4. Urban fringe
5. Rural urban fringe
6. Rural
Tugas
Kerjakan pertanyaan berikut dan serahkan kepada guru Anda!
1. Mengapa mobilitas penduduk merupakan wujud interaksi kota? Berikan
alasannya!
2. Mengapa masuknya orang-orang kota yang bermodal ke desa membawa dampak
negatif di pedesaan? Berikan pendapat Anda!
Sumber: Kompas
Gambar 3.23 Macetnya lalu lintas di kota
Tugas
Carilah di berbagai referensi (koran, majalah, atau internet) tentang konflik yang
berhubungan dengan pemanfaatan lahan yang terjadi di pedesaan maupun perkotaan!
Kemudian kumpulkan dalam bentuk kliping serta beri ulasan.
Info Geo
Subowono Sukosraten merupakan sebuah slogan yang mempunyai makna yang dalam, di mana
wilayah Solo dengan wilayah-wilayah di sekitarnya dalam menjalin hubungan atau interaksi dapat
mendatangkan bahkan dapat mengangkat potensi yang ada di setiap wilayah kabupaten di sekitar Solo.
Surakarta, Boyolali, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, dan Klaten dapat bahu-membahu
dalam mewujudkan kota yang menjadi pusat perdagangan, pariwisata yang tidak hanya dikenal wisatawan
domestik, namun juga wisatawan asing. Dengan dibukanya wisata Ketep di Boyolali, taman agrobisnis
di Candi Cetho Karanganyar, menambah nilai wisata di Solo.
Di Inggris dikenal konsep struktur kota ”green belt” (jalur hijau) yaitu batas yang melingkari kota
dengan lebar 10 km, baru kemudian di luar batas tersebut ada kawasan pedesaan. Bangunan kota harus
dibatasi paling pinggirnya hingga tepi bagian dalam dari green belt tersebut. Selain itu dikenal pula
konsep ”green wedge”. Pada konsep ini di luar kota diusahakan bukan jalur hijau yang melingkar,
melainkan berupa tonjolan-tonjolan kawasan hijau yang mendorong kota secara lepas-lepas, jadi tidak
menyambung utuh. Fungsinya adalah untuk mencegah pemekaran kota semua arah. Dengan penghalang
”wedge” tersebut, kota hanya dapat mekar di sepanjang jalan raya yang menuju luar kota.
Tugas
Kerjakan pertanyaan berikut dan kumpulkan pada guru Anda!
1. Apa yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan?
2. Jelaskan hubungan antara aktivitas manusia terhadap rendahnya kualitas
lingkungan!
3. Amatilah lingkungan di sekitar tempat tinggalmu, apakah terdapat kegiatan
pembangunan (industri, permukiman/real estate, dan lain-lain). Bagaimana
pengaruhnya kegiatan tersebut terhadap lingkungan di sekitar tempat tinggalmu!
Sudahkah Anda memahami pola keruangan desa dan kota? Apabila ada yang kurang jelas,
silakan bertanya kepada guru atau mempelajari sekali lagi materi bab ini. Apabila sudah
cukup jelas, lanjutkan pada bab berikutnya.
I. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang benar!
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu membedakan wilayah formal dan fungsional.
2. Siswa mampu membuat perwilayahan berdasarkan fenomena
geografis di lingkungan setempat.
3. Siswa mampu mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan.
4. Siswa mampu memberi contoh perwilayahan secara formal dan
fungsional.
5. Siswa mampu menentukan batas wilayah pertumbuhan.
Manfaat Pembelajaran
1. Siswa memperoleh pengetahuan tentang wilayah
formal dan fungsional.
2. Siswa memperoleh pengetahuan tentang perwilayahan
berdasarkan fenomena geografis.
3. Siswa memperoleh pengetahuan tentang identifikasi
pusat-pusat pertumbuhan.
4. Siswa memperoleh pengetahuan tentang batas wilayah
pertumbuhan.
Wilayah adalah suatu daerah yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Misalnya, kegiatan
ekonomi, pola pertanian, iklim, dantumbuhan asli.
Wilayah dibedakan menjadi dua macam, yaitu wilayah formal dan wilayah fungsional.
1. Wilayah formal
Wilayah formal adalah kawasan yang homogen. Awalnya kriteria yang digunakan
adalah kondisi fisik contohnya iklim dan topografi lalu berkembang menjadi kriteria
ekonomi, misalnya industri-industri atau tipe pertanian bahkan digunakan kriteria sosial
politik. Jadi, yang dimaksud wilayah formal adalah suatu wilayah yang statis, homogen
(seragam), dan pasif, misalnya wilayah desa.
2. Wilayah fungsional
Wilayah fungsional adalah suatu kawasan yang difungsikan, menurut jenis dan
kekhususan, suatu wilayah yang saling berhubungan satu sama lain, misalnya kota,
kecamatan, dan kelurahan yang selalu berhubungan. Jadi, wilayah fungsional adalah
wilayah yang dinamis serta aktif dan selalu berubah, biasanya wilayah seperti ini terdapat
di kota atau wilayah sentral.
c. Pola mengelompok
Pada umumnya terletak di daerah pertanian yang subur.
Keterangan:
1. Kawasan pusat bisnis
2. Kawasan pabrik
3. Kawasan pemukiman kelas rendah
4. Kawasan pemukiman kelas menengah
5. Kawasan pemukiman kelas tinggi
Keterangan:
1. CBD (Central Business District) atau kawasan pusat bisnis
2. Kawasan pabrik
3. Kawasan pemukiman kelas rendah
4. Kawasan pemukiman kelas menengah
5. Kawasan pemukiman kelas tinggi
Info Geo
Apa Kota Terencana itu?
Kebanyakan kota di dunia berkembang lambat selama puluhan atau ratusan tahun, tanpa
rencana induk sebagai patokan pertumbuhannya. Tetapi ada kota yang dibangun dengan
perencanaan cermat. Dalam pemukiman yang dikenal sebagai kota terencana, setiap segi hidup
perkotaan diperhitungkan dalam suatu rancangan menyeluruh sebelum gedung pertama
dibangun.
Berbeda dengan tata letak banyak kota tak terencana yang mirip kisi-kisi panggangan, kota
terencana lazimnya menampilkan rencana jalan berpola radial, dengan jalan-jalan raya lebar
yang memusat ke taman-taman luas. Contohnya ibu kota Australia, Canberra, rancangan tahun
1911.
Kota yang sudah ada pun dapat memanfaatkan pelajaran dari perencanaan sebuah kota
masa depan. London, misalnya, menggunakan sebuah rencana untuk perluasan terkendali
selama tahun 1930-an dan 1940-an yang mencadangkan “jalur hijau” selebar 16 kilometer
untuk pertamanan di sekeliling metropolis. Sekalipun ibu kota Inggris itu berpenduduk 9,1 juta
jiwa pada tahun 1991, kepadatan penduduknya hanya 4.027 jiwa per kilometer persegi 4
persennya Hong Kong.
Sumber: Hamparan Dunia Ilmu: Seri Bumi dan Permukaannya
Tugas
1. Bagaimanakah perkembangan desa/kota tempat tinggal Anda berdasarkan
sejarahnya?
2. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 tentang pemberian izin
pembebasan tanah bagi setiap perusakan kawasan industri, bagaimanakah
pendapat Anda tentang lahan pertanian yang banyak dialihfungsikan menjadi
lahan industri?
Menurut teori heterogenitis, segala sesuatu di muka bumi serba lain. Maksudnya hal
yang terjadi di suatu tempat belum tentu terjadi di tempat lain. Demikian juga dengan
pertumbuhan wilayah, tidak akan tumbuh bersama-sama. Maksudnya ada suatu wilayah yang
berkembang pesat dan maju lebih cepat dari yang lain. Wilayah inilah yang dikatakan sebagai
pusat pertumbuhan.
Konsep dasar pusat pertumbuhan
Teori pusat pertumbuhan atau pusat pelayanan (central place theory) dikemukakan oleh
Walter Christaller, seorang ahli geografi dari Jerman. Dalam teorinya diungkapkan jika:
1. kondisi fisik suatu wilayah dan tingkat kesuburan tanah seragam,
2. tingkat hidup penduduknya seragam.
Maka akan tumbuh pusat pelayanan (pusat pertumbuhan) yang berjarak sama. Jika
dituangkan dalam pola keruangan, terlihat seperti segi enam (heksagon).
3 5
3 • Pemukiman tingkat rendah, misalnya desa
• Pemukiman tingkat menengah, misalnya kecamatan
2 2
6
1 1
Gambar 4.6 Gambar tingkat pemukiman
Rangkuman
1. Definisi wilayah formal: wilayah desa, bersifat statis, homogen, dan pasif.
2. Definisi wilayah fungsional: wilayah kota, bersifat dinamis, aktif, dan selalu berubah.
3. Pengertian desa menurut:
a. UU Nomor 5 Tahun 1979 Pasal 1
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di
bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Prof. Bintarto
Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi sosial, ekonomi, politik, dan
kultural yang terdapat di suatu daerah di dalam hubungan dan pengaruhnya secara
timbal balik dengan daerah lain.
c. Paul H. Landis
Desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri
mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal, memiliki pertalian perasaan yang sama
tentang kesukaan terhadap kebiasaan, cara berusaha bersifat agraris yang sangat
dipengaruhi oleh keadaan alam seperti iklim dan kekayaan alam, dan pekerjaan-
pekerjaan yang bukan agraris merupakan pekerjaan sambilan.
4. Tiga macam pola keruangan desa:
Pola tersebar, terdapat pada desa yang daerahnya homogen dengan kesuburan yang tidak
merata; pola linier, terdapat di sepanjang sungai, sepanjang pantai, atau sepanjang jalan;
pola mengelompok, terdapat di daerah pertanian yang subur.
5. Beberapa analisis pola keruangan di wilayah perkotaan
a. Hoyt
Pola keruangan Hoyt:
Cirinya antara lain: terdapat kelompok wealthy people, yaitu penduduk yang memiliki
mobil pribadi atau akses kendaraan umum, setiap lahan punya daya tarik yang sama.
Tugas
Jawablah soal-soal berikut!
1. Deskripsikan pengertian wilayah formal dan wilayah fungsional!
2. Deskripsikan pengertian desa menurut:
a. UU Nomor 5 Tahun 1979 Pasal 1,
b. Prof. Bintarto,
c. Paul H. Landis!
3. Deskripsikan beberapa pola keruangan desa!
4. Sebutkan beberapa fasilitas penduduk kota!
Evaluasi
I. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang benar!
1. Desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Pengertian
tersebut menurut ....
a. Prof. Bintarto d. Burgess
b. Paul H. Landis e. Hoyt
c. UU Nomor 5 Tahun 1979 Pasal 1
2. Mempunyai wilayah tertentu, mempunyai masyarakat sendiri, berada langsung di
bawah kecamatan, adalah ciri-ciri desa menurut ....
a. Prof. Bintarto d. Burgess
b. Paul H. Landis e. Hoyt
c. UU Nomor 5 Tahun 1979 Pasal 1
3. Pola keruangan kota yang mempunyai ciri adanya wealthy people merupakan
pendapat dari ....
a. Burgess d. Hoyt
b. Paul H. Landis e. Faden
c. Walter Christaller
4. Teori pusat pertumbuhan kutub dikemukakan oleh ....
a. Faden d. Hoyt
b. Burgess e. Walter Christaller
c. Paul H. Landis
5. Masyarakat suku terasing termasuk desa ....
a. swasembada
b. swakarya
c. swadaya
d. swausaha
e. tradisional
Setelah Anda mempelajari konsep wilayah dan pusat pertumbuhan, sejauh mana Anda
memahaminya? Jika ada yang kurang jelas, tanyakan kepada guru atau pelajari sekali lagi
materi bab ini. Jika sudah jelas, lanjutkan pada bab berikutnya.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi indikator negara maju dan negara
berkembang.
2. Siswa mampu memberi contoh beberapa negara maju dan negara
berkembang beserta alasannya.
3. Siswa mampu membandingkan model pengembangan wilayah di
negara maju dan negara berkembang.
4. Siswa mampu menjelaskan usaha-usaha pengembangan wilayah di
Indonesia.
Manfaat Pembelajaran
1. Siswa memperoleh pengetahuan tentang ciri-ciri
negara maju dan negara berkembang.
2. Siswa memperoleh pengetahuan tentang model
pengembangan wilayah di negara maju dan negara
berkembang.
3. Siswa memperoleh pengetahuan tentang usaha-usaha
pengembangan wilayah di Indonesia.
Meliputi Meliputi
Usaha-usaha
pengembangan
Negara maju Negara
wilayah di Indonesia
berkembang
Kawasan
Eropa Barat
Kawasan
Negara maju Negara
Kawasan Asia
berkembang
Amerika Tenggara
antara lain Utara
antara lain Kawasan
Amerika Kawasan
Republik Afrika
Serikat Asia Timur
Afrika Selatan Selatan
Jepang
Brasil
Jerman
Cina
Australia
India
Negara merupakan suatu bentuk wilayah berdasarkan segi administratif atau pengaturan
pemerintahan. Menurut tingkat perkembangannya, negara-negara di dunia dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok negara-negara maju dan kelompok negara-
negara berkembang. Pembagian antara kedua kelompok negara tersebut disebabkan oleh
perbedaan karakteristik wilayah dari segi:
1. lingkungan fisik, meliputi litosfer, atmosfer, dan biosfer;
2. kondisi sosial ekonomi penduduk dan tingkat perkembangannya;
3. variasi wilayah dalam sistem perekonomiannya.
Ketiga faktor di atas menyebabkan perbedaan bentuk lahan, iklim, air, sumber daya alam
dan manusia, serta perbedaan aktivitas manusia. Setiap wilayah dikembangkan sesuai dengan
Tugas
Kerjakan dan serahkan kepada guru Anda!
1. Negara-negara berkembang banyak terdapat di Benua Afrika, Asia dan Amerika
Latin. Padahal negara-negara tersebut kaya akan sumber daya alam. Bagaimana
pendapat Anda mengenai masalah di atas? Jelaskan!
2. Cari dan temukan dari referensi/bahan bacaan lain untuk menjawab! Jelaskan
perbedaan negara maju dan negara berkembang!
Telah dibahas di depan secara garis besar bahwa negara maju dan negara berkembang
mempunyai perbedaan dilihat dari sektor industri. Sebuah negara dapat dikatakan maju
dilihat dari sektor perindustriannya.
Selain itu, negara-negara maju sangat maju di bidang perekonomian, penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi tinggi, serta pertumbuhan ekonomi tinggi. Adapun negara-negara
berkembang merupakan negara-negara yang sedang dalam tahap membangun ke sektor
industri. Sarana dan prasarana, seperti mesin-mesin dan bahan-bahan mentah, masih mengimpor
dari negara-negara maju karena ilmu pengetahuan dan teknologi belum berkembang pesat.
1. Contoh negara maju
a. Amerika Serikat
Amerika Serikat
menjadi negara industri
yang maju di dunia.
Alasan Amerika Serikat
termasuk negara maju
adalah
1) kekuatan modal
cukup besar,
2) kaya bahan mentah
dan bahan tambang,
3) kemajuan ilmu
pengetahuan dan
teknologi yang sudah Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar
Gambar 5.1 Peta Amerika Serikat
tinggi,
Setiap wilayah di muka bumi memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik keadaan
fisiografis, sumber daya alam, maupun sumber daya manusia sehingga pengembangan
wilayah di negara maju dan negara berkembang juga berbeda-beda.
1. Kawasan Eropa Barat
Benua Eropa sering disebut Eurasia sebab Eropa seolah tampak sebagai semenanjung
Asia. Secara astronomis, benua ini terletak pada 71o6 LU – 36o LU dan 9o27 BB – 66o20 BT.
Pembagian regional Benua Eropa adalah sebagai berikut.
a. Kawasan Eropa Utara, meliputi Islandia, Denmark, dan negara-negara Skandinavia
(Norwegia, Swedia, dan Finlandia).
b. Kawasan Eropa Timur, meliputi Belarus, Bulgaria, Cekoslovakia, Estonia, Hongaria,
Latvia, Lithuania, Moldovia, Polandia, Rusia, dan Ukraina.
c. Kawasan Eropa Tengah, meliputi Austria, Jerman, dan Swiss.
d. Kawasan Eropa Selatan, meliputi Albania, Italia, Portugal, Rumania, Spanyol,
Yugoslavia, dan Yunani.
e. Kawasan Eropa Barat, meliputi Belanda, Belgia, Inggris, Irlandia, Luksemburg, dan
Prancis.
Cornelis Lely (1886) adalah tokoh besar dalam perjuangan lahan di negara Belanda
dengan proyeknya “Zuider Zee” yaitu sebuah bendungan atau dam raksasa yang mengalir
dibangun mulai dari Friesland di timur laut ke Belanda Utara di sebelah barat, menutup
teluk dari laut. Terpen adalah bukit raksasa buatan dari tanah untuk melindungi daratan
terhadap pasang tinggi dan banjir. Polder adalah lahan yang dipulihkan dengan cara
membuat pematang dan kemudian air di dalamnya dipompa ke luar.
a. Fisiografis
Negara-negara di kawasan Eropa Barat tediri atas sekelompok pulau di lepas
pantai barat. Dataran rendahnya bergelombang dan bergunung-gunung. Wilayah
Eropa Barat umumnya dipengaruhi oleh angin barat yang relatif basah. Angin barat
berasal dari arah Samudra Atlantik dan hampir sepanjang tahun bertiup sehingga di
Tugas
Kerjakan dan kumpulkan kepada guru Anda!
1. Jelaskan fisiografi kawasan Asia Tenggara!
2. Bandingkan perekonomian di Kawasan Asia Tenggara dan Kawasan Afrika
Selatan!
3. Mengapa Jepang yang mengalami keterpurukan pada Perang Dunia II sekarang
mengalami kemajuan pesat? Jelaskan pendapat Anda!
4. Bandingkan perekonomian di Amerika Utara dan Eropa Barat!
Tugas
Kerjakan dan kumpulkan kepada guru Anda!
1. Amatilah wilayah tempat tinggal Anda. Bagaimana pertumbuhannya? Faktor-
faktor apa saja yang dapat memengaruhi pertumbuhan di wilayah Anda!
2. Buatlah peta wilayah pusat pembangunan di Indonesia dengan ketentuan kertas
ukuran A4. Lengkapilah dengan keterangan!
Rangkuman
1. Pengelompokan negara-negara di dunia digolongkan menjadi dua macam, yaitu kelompok
negara-negara maju dan kelompok negara-negara berkembang.
2. Ciri-ciri negara berkembang, antara lain kurangnya tenaga ahli dan terampil, modal kecil
dari pinjaman, rendahnya ilmu pengetahuan dan teknologi, pemasaran terbatas dalam
negeri, produktivitas dan daya saing rendah, dan sarana dan infrastruktural belum memadai.
3. Ciri-ciri negara maju, antara lain modal besar, penguasaan teknologi tinggi, kualitas sumber
daya manusia tinggi, pemasaran dalam dan luar negeri, produktivitas dan daya saing tinggi,
dan pendapatan per kapita tinggi.
4. Contoh negara-negara maju, adalah Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan Australia.
Evaluasi
I. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang benar!
1. Berikut pembagian negara berdasarkan kemampuan yang benar adalah negara ....
a. teritorial dan berkembang
b. maju dan berkembang
c. industri dan agraris
d. industri dan maju
e. maju dan agraris
2. Negara yang sudah meningkat pesat dalam sektor perindustrian dan sumber daya
manusia yang berkualitas merupakan definisi dari negara ....
a. berkembang d. maritim
b. agraris e. maju
c. industri
3. Berikut yang termasuk negara-negara berkembang adalah ....
a. Inggris d. India
b. Jerman e. Prancis
c. Jepang
4. Modal pembangunan negara maju berasal dari ....
a. bank dalam negeri
b. modal sendiri
c. PMDN
d. negara maju lainnya
e. Bank Dunia
Anda telah mempelajari pola wilayah negara maju dan negara berkembang. Seberapa jauh
pemahaman Anda? Apabila ada yang kurang jelas, tanyakan kepada guru atau pelajari
kembali bab ini. Perbanyaklah membaca buku referensi terkait kemudian catatlah hal-hal
penting untuk memperluas wawasan Anda.
I. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang benar!
1. Dalam kajian geografi, informasi yang diperlukan harus menunjukkan ciri ....
a. akurat dan relevan d. akurat dan spasial
b. cepat dan akurat e. akurat dan teritorial
c. teritorial dan spasial
2. Sistem modul dalam SIG berfungsi dalam ....
a. poligon d. pixel
b. area e. titik
c. garis
3. Memasukkan dan mengubah data dalam komputer disebut ....
a. input data d. analisis
b. input dan output e. processing
c. output data
4. Data dari catatan dalam SIG dinamakan data ....
a. spasial d. deskriptif
b. terestrikal e. foto udara
c. indraja
5. Dalam inventarisasi sumber daya alam, perlu adanya data spasial yang cepat, tepat,
dan akurat dengan tujuan ....
a. tersebarnya sumber daya alam secara merata
b. terciptanya wahana pembangunan yang terpadu
c. terciptanya tata ruang yang serba guna
d. penghematan sumber daya alam yang tersedia
e. pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia
6. Data spasial yang berbentuk vektor dapat berupa ....
a. garis d. titik
b. tabel e. ruang
c. bidang
Glosarium 139
politik apartheid : politik yang menyangkut perbedaan ras yang terdapat di Afrika
Selatan
politik dumping : politik yang menjual barang di luar negeri lebih murah daripada di
dalam negeri
primordial : ikatan-ikatan seseorang dalam kehidupan sosial dengan hal-hal yang
dibawa sejak lahir, seperti kesukuan, ras, agama, dan klan
processing and
storage subsystem : penyimpanan data untuk dipanggil kembali secara cepat dan akurat
the interior plains : daratan rendah yang luas di Amerika Serikat
the great plains : daratan tinggi yang terdapat di Amerika Serikat
regenerasi : menghidupkan lagi, memulihkan lagi untuk menjadi subur
sanitasi : kebersihan
sertifikat : surat keterangan; surat tanda tertulis atau bercetak dari orang atau
badan berwenang yang dapat digunakan sebagai bukti kepemilikan
atau suatu kejadian
sistem kartel : penerapan standar produksi yang ketat, membentuk asosiasi dan
persetujuan bersama pada setiap perusahaan di Amerika Serikat
SIG : suatu sistem yang bertugas mengumpulkan, mengelola, dan
menyajikan data atau informasi yang berkaitan dengan geografi
slum area : daerah kumuh, kotor, padat permukiman
tematik : khusus
theory : teori
threshold : ambang, permulaan
unit : kesatuan
wealthy : orang-orang kaya/kaum hartawan
white policy : politik hanya untuk bangsa kulit putih di Australia
zenit : puncak
zona : daerah
140 Glosarium
Achelis, Elisabeth et. al. 1986. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 3. Jakarta: PT Widyadara.
Barlow, Colin et al. 1996. Indonesian Heritage, Human Environment. Jakarta: PT Widyadara.
Bintarto dan Surastopo. 1991. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES.
Budhihartono, et al. 1995. Indonesia Indah Buku Ke-1, Bangsa Indonesia I. Jakarta: Yayasan
Harapan Kita – BP3 TMII.
Daljoeni, N. 1986. Masalah Penduduk dalam Fakta dan Angka. Bandung: Alumni.
––––– .1986.Geografi Kota dan Desa, Bandung: Alumni.
Dengel, G.O.F. 1956. Dasar-Dasar Ilmu Cuaca. Jakarta: JB Wolters.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Pusat Kurikulum/Badan
Penelitian dan Pengembangan.
Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 1995. Laut dan Kita.
Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Kebudayaan.
Depdiknas. 2000. Pendidikan Pengetahuan Sosial di Era Globalisasi. Makalah Disampaikan
pada Seminar Regional Perkembangan Ilmu-Ilmu Sosial pada Era Globalisasi.
Mujianto, Yanuarius (Ed). 1997. Jendela Iptek: Bumi. Balai Pustaka: Jakarta.
Katili, J.A dan P. Mark. 1974. Geologi Umum. Jakarta: Departemen Urusan Research
Nasional.
Katili, J.A. 1985. Sumber Daya Alam untuk Pembangunan Nasional. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Kompas, 26 Oktober 2002 dan 19 November 2003.
Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lange, O. dkk. 1991. Geologi Umum. Jakarta: Media Pratama.
Lukman, Cecilia (Pimpinan Editorial). 1995. Oxford Ensiklopedi Pelajar Jilid 8. Jakarta: PT
Widyadara.
Mariatmo, L. 1958. Ilmu Falak. Semarang: Yayasan Kanisius.
Marks, P. Geologi Sejarah I. Bandung: KPPK Balai Pendidikan Guru.
–––––– .Geologi Sejarah II. Bandung: KPPK Balai Pendidikan Guru.
–––––– .Geologi Sejarah III. Bandung KPPK Balai Pendidikan Guru.
A O
Afrika 125 H objek 20
aglomerasi 71 hinterland 48
output 31
air 45 hortikultura 48
Amerika Utara 115
Amerika Serikat 108 P
Asia Tenggara 120 – 122 I
palawija 48
Asia Timur 118 iklim 45, 106
pemotretan 19, 20
Australia 110 India 112
pengindraan jauh 18, 19
input 28
peta dasar 3
interaksi 64
B intervensi 65, 66
peta tematik 3
peta 2
Brazil 111 interpretasi citra 25
polis 61
irigasi 73
politik dumping 109
isobar 6
C isohiet 6
potensi desa 45
city 70 potensi fisik 45
isohips 7
Cina 111 potensi nonfisik 46
isoterm 6
citra 18, 21 produk 20
copolis 61 proyeksi kerucut 9
proyeksi peta 8
J proyeksi silinder 8
D Jepang 108
proyeksi zenital 9
Jerman 109
data atribut 29
judul peta 4
data spasial 29
desa agraris 47
R
desa industri 48 K Republik Afrika
desa nelayan 47 Selatan 110
komponen peta 4
desa swadaya 46, 94 rural urban fringe 70
konvergensi bukit 24
desa swakarya 46, 47, 94 rural 70
kriminalitas 71
desa swasembada 47, 94
desa tradisional 46, 93
S
L satelit 19
E Lettering 4 sensor elektronik 20
Eopolis 61 sensor fotografik 20
Eropa Barat 113 – 115 sensor 18, 20
M SIG 26 – 38
mata angin 4 simbol peta 5
F megapolis 61 simbol garis 6
fauna 46
metropolis 61, 63 simbol luas 6
flora 46
simbol titik 7
foto udara 19, 21, 24
sistem indraja 19
fungsi peta 2 N
situs 24
negara berkembang 110 skala peta 4
G negara maju 107, 108 slum area 71, 72, 73,
nekropolis 61 95
gemeinschaft 49
gesselschaff 56
Indeks Pengarang
Bintarto 49, 50, 56, 69, 71, 100
C. Doxiadis 62
C.D. Harris 59
Chrisman 26
Demers 26
E.L. Ullman 59
E.W. Burgess 57, 90
Guo 26
Homer, Hoyt 58, 89, 100
Newton, Isaac 67
K.J. Kansky 69
Kartohadikusumo, 49
Soetarjo
Kiefer 18
Landis, Paul H. 54, 87, 100
Lillesand 18
Lindgren 18
N. Daljuni 50, 52
N.R. Saxena 62
Northam 56
Rice 26
Soekanto, Soerjono 49
Ullman, Edward 64
W.J. Reilly 67, 68
BAB 1
I. 1. b; 6. d; 9. d
II. 1. peta; 5. skala besar
III. 1. untuk menunjukkan lokasi pada permukaan bumi; menggambarkan berbagai fenomena,
baik fisik maupun nonfisik; menentukan arah dan jarak berbagai tempat; menunjukkan
ketinggian dan kemiringan lereng; menyajikan persebaran sifat-sifat alami dan nonalami;
melukiskan luas dan pola; memungkinkan pengambilan kesimpulan dari data/informasi
yang tersaji.
3. apabila peta memasuki tiga persyaratan, yaitu campuran: bentuk bidang daerah di peta
sama dengan bentuk aslinya; equivalent: luas bidang/daerah di peta harus sama dengan
luas sebenarnya di lapangan; equidistant: jarak-jarak yang di peta harus sama dengan
jarak sebenarnya di lapangan.
BAB 2
I. 1. d; 2. c; 7. a; 15. d; 19. e
II. 1. SIG; 4. input; 9. manual
III. 1. sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, mengelola, dan
menyajikan data/informasi yang berkaitan dengan geografi; 5. untuk perencanaan
wilayah, untuk perencanaan permukiman transmigrasi, dan untuk perencanaan lokasi
industri.
BAB 3
I. 2. a; 4. b; 8. c; 15. b
II. 1. penduduknya tinggal menyusuri jalan/sungai; 3. tradisional; 8. isoplet
III. 2. Pertumbuhan kota di Indonesia sejarahnya sebagai berikut.
a. Perkembangan kota dari pusat perkebunan contohnya, Jambi, Bengkulu, Lampung,
dan Bogor.
b. Perkembangan kota dari pusat pertambangan contohnya, Dumai, Playin, Sawah lunto,
Omyro, dan Cebu.
c. Perkembangan kota dari pusat administrasi pemerintahan, contohnya, Jakarta,
Surabaya, Semarang, Yogyakarta, dan Denpasar.
d. Perkembangan kota dari pusat perdagangan, contohnya, Medan dan Surabaya.
5. a. pengaruh terhadap aspek ekonomi
b. pengaruh terhadap aspek sosial
c. pengaruh terhadap aspek budaya
BAB 4
I. 1. b; 3. d; 4. e; 12. c; 14. d
II. 1. formal; 3. kawasan berikat; 5. Burgess
III. 2. a. terdapat pasar dan pertokoan
b. terdapat tempat parkir
c. terdapat tempat rekreasi dan olahraga
d. terdapat sarana dan prasarana penduduk
e. terdapat jaringan listrik
f. terdapat jaringan transportasi dan komunikasi
g. terdapat sarana dan prasarana kesehatan
h. terdapat tempat-tempat ibadah
BAB 5
I. 1. b; 3. d; 8. c; 13. a; 15. b
II. 4. Singapura; 8. The Great Plains
III. 1. a. merupakan jembatan antara Asia, Australia, Selat Pasifik, Selat Hindia
b. Bangkok sebagai pelabuhan udara internasional
c. Singapura sebagai pelabuhan transit internasional
d. Batam mempunyai nilai yang sama dengan Singapura serta potensi ekonominya sangat
tinggi
5. a. mahalnya harga tanah, sehingga berdampak harga rumah mahal
b. sulitnya mengangkat lembaga-lembaga keuangan
c. kurangnya partisipasi dari penduduk miskin perkotaan dalam berbagai proyek
perencanaan dan pelaksanaan perumusan
d. minimnya dana pemerintah untuk program penanaman modal