Anda di halaman 1dari 49

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GEODAILY PADA

MATERI GEOLOGI DAN GEOMORFOLOGI PULAU KALIMANTAN

LAPORAN MINI PROYEK


Untuk memenuhi tugas matakuliah Geologi dan Geomorfologi Indonesia
Yang diampu oleh Bapak Syamsul Bahri, S.Si, M.Si, Ph. D

Disusun Oleh

Kusuma Dewi 170721636583


Madinatuz Zuhra 170721636636
Mega Setyawati 170721636542
Muhammad Ulil Abshor 170721636572
Neli Dayana 170721636581
Paulus Mario Oktavian 170721636568

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
DESEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat yang
telah diberikan-Nya sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Geografi di era digital ini. Laporan kami sajikan berdasarkan studi literatur dari
berbagai sumber dan hasil pengembangan penulis. Laporan memuat tentang hasil
pengembangan media pembelajaran Geodaily dengan materi Geologi dan
Geomorfologi Pulau Kalimantan. Tentunya materi ini tidak lepas dari materi
bentuklahan.
Laporan disusun dengan berbagai rintangan, baik itu dari diri penulis
maupun yang datang dari luar. Namun dengan kesabaran dan pertolongan dari
Allah akhirnya laporan ini dapat terselesaikan. Penyusun mengucapkan
terimakasih kepada Dosen Geografi yang telah membimbing kami sehingga dapat
menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang
luas bagi pembaca. Laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan, penulis
mohon saran dan kritiknya agar dapat membuat laporan yang lebih baik lagi
diwaktu mendatang. Terimakasih.

Malang, Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan masalah .........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3
D. Output ...........................................................................................................3
E. Keterbatasan .................................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................6
A. Media Pembelajaran .....................................................................................6
B. Infografis ....................................................................................................10
C. QR Code .....................................................................................................12
D. Media Sosial ...............................................................................................14
E. Evaluasi Pengetahuan ................................................................................15
F. Materi Geologi Geomorfologi Pulau Kalimantan dalam Media
Pembelajaran ..............................................................................................16
BAB III METODOLOGI ....................................................................................23
A. Rancangan Pengembangan.........................................................................23
B. Waktu Pengembangan ................................................................................23
C. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................24
D. Desain Pengembangan Produk ...................................................................24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................25
A. Hasil ...........................................................................................................25
B. Pembahasan ................................................................................................30
BAB V PENUTUP ................................................................................................33
A. Kesimpulan.................................................................................................33
B. Saran ...........................................................................................................33

iii
DAFTAR RUJUKAN ..........................................................................................34
LAMPIRAN ..........................................................................................................35

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Bentuklahan di Kalimantan Timur beserta Luasnya .....................19


Tabel 2.2 Nama dan Luasan Bentuklahan di Provinsi Kalimantan Barat ..............20
Tabel 2.3 Nama dan Luasan Bentuklahan di Provinsi Kalimantan Tengah ..........20
Tabel 2.4 Nama Bentuklahan di Provinsi Kalimantan Utara .................................21
Tabel 2.5 Nama dan Luasan Bentuklahan di Provinsi Kalimantan selatan ...........22

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur QR Code ...............................................................................13


Gambar 2.2 Kerangka Tektonik Pulau Kalimantan ...............................................18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Infografis Geologi Indonesia ..............................................................35


Lampiran 2 Infografis Geomorfologi Indonesia ....................................................36
Lampiran 3 Media Sosial (Instagram)....................................................................37
Lampiran 4 Google Form .......................................................................................38
Lampiran 5 TTS (Teka-teki Silang) .......................................................................39

v
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang pendahuluan yang terbagi menjadi 4
hal, yaitu (1) Latar Belakang, (2) Rumusan Masalah, (3) Tujuan, dan (4) Output.
Adapun uraian tiga pokok bahasan tersebut sebagai berikut.
A. Latar Belakang
Pemakaian media dalam pembelajaran di dalam kelas adalah sebuah
kebutuhan yang tidak bisa disepelekan (Umar, 2013). Hal tersebut dapat dipahami
mengingat proses belajar peserta didik tertumpu pada berbagai kegiatan
menambah ilmu dan wawasan untuk bekal hidup di masa kini dan masa
mendatang. Dalam hal ini, media pembelajaran adalah salah satu pendukung yang
efektif untuk mendukung berlangsungnya proses pembelajaran.
Media pembelajaran adalah alat bantu yang berfungsi untuk menjelaskan
sebagian dari keseluruhan program pembelajaran yang sulit dijelaskan secara
verbal. Seperti yang dungkapkan oleh Sadiman (2008: 7) menjelaskan media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima pesan. Materi pembelajaran akan lebih mudah
dan jelas jika dalam broses belajar menggunakan media pembelajaran (Hadibin
(Miswar Mochamad, dkk, 2013). Maka media pembelajaran tidak untuk
menjelaskan keseluruhan materi pelajaran, tetapi sebagian yang belum jelas saja.
Sesuai dengan fungsi media yaitu sebagai pesan penjelas.
Rendahnya minat baca peserta didik mengakibatkan kurang terbentuknya
sikap positif terhadap pembelajaran geografi. Selain anggapan tersebut, rendahnya
kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri, dan kurangnya pemahaman
mengenai konsep pembelajaran adalah akibat dari peserta didik yang kurang
memiliki ketertarikan, partisipasi peserta didik, dan kurang tepatnya strategi dan
media yang digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini menyempitkan pola
pikir peserta didik tentang suatu pemahaman konsep yang dipelajari. Hal ini
menyebabkan peserta didik merasa kesulitan untuk memahami sebuah materi
pembelajaran.
Memecahkan permasalahan tersebut salah satunya adalah dengan cara
mengembangkan media pembelajaran berbentuk infografis sebagai penunjang

1
pembelajaran geografi. Dalam dunia pendidikan zaman sekarang, infografis dapat
menjadi pilihan baru untuk guru dalam menyampaikan materi kepada peserta
didik. Dengan menggunakan infografis sebagai alat bantu mengajar, seakan-akan
kita bercerita secara visual kepada siswa kita.
Inovasi media pembelajaran di bidang fisika ini dilakukan untuk
membiasakan peserta didik untuk lebih tertarik membaca. Infografis adalah grafis
informasi representasi visual dari sebuah kumpulan data, informasi dan desain
(Hendri Rahman S, dkk, 2015). Infografis membutuhkan sejumlah informasi
dalam bentuk tulisan atau angka dan kemudian diubah menjadi bentuk lebih
sederhana yaitu kombinasi gambar dan teks yang memungkinkan pembaca untuk
cepat memehami suatu makna pesan ataupun gambar itu sendiri.
Infografis sendiri dirasa belum sepenuhnya menjadi penyelesaian dari
masalah yang dipaparkan diatas, maka dari itu sebagai pemaksimalan dari
pengembangan infigrafis sebagai media pembelajaran ini, dikembangkan pula
aplikasi instagram sebagai media tindak lanjut untuk memaksimalkan informasi
yang disampaikan, hal tersebut didasarkan pada penggunaan media sosial
instagram yang snagat masif oleh kalangan pelajar, hampir sebagian besar pelajar
milenial pada saat ini adalah pengguna istagram, sehingga akan cukup efektif
apabila materi-materi pembelajaran dikemas secara menarik, dengan penggunaan
kata-kata serta gambar yang komunikatif dan dimuat dalam suatu bentuk konten
pembelajaran di instagram.
Dalam pembelajaran, tentunya tahapan evaluasi juga sangat penting untuk
mengetahui seberapa jauh pemahaman pesertadidik tentang informasi atau materi
yang telas disampaikan, dalam hal ini penggunaan TTS (Teka teki silang) yang
yang dimuat dalam konten instagram serta google form dirasa cukup efektif untuk
menjadi media evaluasi pembelajaran yang fleksibel dan lebih relatable apabila
dikaitkan dengan media pembelajaran yang berupa infografis & instagram.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, adapun rumusan masalah
pada mini project ini yaitu:
 Bagaimana mengembangankan media pembelajaran Geodaily pada materi
geologi dan geomorfologi Pulau Kalimantan?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, adapun tujuan yang
pada mini project ini yaitu:
 Mengembangkan media pembelajaran Geodaily pada materi geologi dan
geomorfologi Pulau Kalimantan

D. Output
Produk yang dihasilkan adalah media pembelajaran Geodaily pada materi
Geologi dan Geomorfologi di Pulau Kalimantan. Spesifikasi produk dari media
pembelajaran ini terdiri dari perangkat pendukung dan produk yang dihasilkan.
Berikut merupakan spesifikasinya:
1. Perangkat Pendukung
Produk utama dalam mini project ini menghasilkan dua bentuk media
yaitu infografis dan media sosial. Media pembelajaran dalam bentuk infografis
dapat digunakan secara luring dikarenakan produk ini dicetak dengan spesifikasi
produk yang telah ditentukan. Selanjutnya produk yang kedua ini yaitu media
sosial, dimana media ini dapat dioperasikan pada perangkat smartphone ataupun
laptop. Adapun ketentuan yang dapat menggunakan media sosial tersebut sebagai
berikut:
a. Memiliki Smartphone/Laptop dimana dapat mengakses internet
b. Memiliki akun IG (Instagram)
2. Produk yang Dihasilkan
Pengembangan media pembelajaran Geodaily ini menghasilkan 2 produk
yaitu infografis dan media sosial IG. Geodaily sendiri merupakan ikon utama
dalam memberikan nama dari pengembangan yang dihasilkan. Kedua produk

3
dalam Geodaily memiliki fungsi masing-masing namun saling berkaitan. Adapun
spesifikasi produk sebagai berikut:
a. Infografis
Berikut ini spesifikasi produk infografis dalam mini project ini sebagai berikut:
1. Infografis yang dihasilkan dalam mini project berjumlah dua. Dimana terdapat
tema yang berbeda dari setiap infografis. Pada infografis pertama tentang
Geologi Pulau Kalimantan dan infografis kedua tentang Geomorfologi Pulau
Kalimantan
2. Infografis dilengkapi QR code pada infografis kedua. Dimana QR code ini di-
link-an pada sumber utama materi Geomorfologi Pulau Kalimantan yang
digunakan dalam pembuatan media. QR code juga di-link-kan pada produk
yang kedua yaitu media sosial instagram.
3. Infografis yang dihasilkan berukuran A2, dimana infografis 1 berorientasi
landscape dan infografis 2 berorientasi potret.
4. Materi yang dimuat dalam kedua infografis berdasarkan temanya masing-
masing dan orientasi penyampaian materi sesuai dengan jumlah provinsi di
Pulau Kalimantan.
b. Media Sosial (Instagram)
Berikut ini spesifikasi produk media sosial dalam mini project ini sebagai berikut:
1. Media sosial (Instagram) yang dihasilkan dengan nama pengguna/username
Geodaily.
2. Konten yang dimuat dalam media ini terdiri dari peta Geologi dan
Geomorgfologi Pulau Kalimantan, kondisi bentuklahan di Kalimantan, materi,
dan TTS (Teka-teki Silang).
3. Media sosial ini dilengkapi produk lainnya yaitu seperti Google Form dan
TTS sebagai evaluasi pengetahuan.

E. Keterbatasan
Keterbatasan pengembangan dalam mini project ini akan menjadi bahan
evaluasi bagi peneliti untuk selalu memperbaiki kekurangan produk sebagai
media pembelajaran. Adapun keterbatasan media pembelajaran Geodaily ini
sebagai berikut:

4
1. Materi
Media pembelajaran yang dikembangkan masih terbatas satu materi yaitu
Geologi dan Geomorfologi Pulau Kalimantan. Selanjutnya disamping perolehan
data yang dilakukan dengan studi literatur saja tanpa kegiatan lapangan membuat
muatan image (foto) bentuklahan di lapangan hanya terbatas.
2. Media yang dihasilkan
Adapun keterbatasan media yang dikembangkan sebagai berikut: Media
sosial yang dikembangkan hanya bisa dioperasikan pada smartphone dan atau
laptop. Dimana pengguna media sosial yaitu pengguna yang memiliki akun
instagram dan terkoneksi dengan internet.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi, yakni sebuah proses
penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media atau saluran tertentu kepada
penerima pesan. Sumber pesan atau penyampai pesan, penerima pesan, dan pesan
(informasi) merupakan komponen-komponen dalam proses komunikasi. Dalam
proses komunikasi, tidak seterusnya berhasil karena sewaktu-waktu penafsiran
terhadap isi pesan dapat berhasil dan dapat pula gagal. Kegagalan tersebut
disebabkan karena adanya faktor penghambat proses komunikasi, yang biasanya
dikenal dengan istilah barriers atau noises. Contohnya, perbedaan gaya belajar
setiap peserta didik, minat, intelegensi, keterbatasan daya ingat, hambatan jarak
geografis, dan lain-lain. Salah satu cara untuk mengatasi faktor penghambat
proses komunikasi adalah melalui media pembelajaran. Oleh karena itu,
pengetahuan mengenai media pembelajaran sangat penting untuk diketahui serta
dipahami oleh semua individu yang langsung maupun tidak langsung
berhubungan dengan pembelajaran.
Kata “media” berasal dari bahasa Latin, merupakan bentuk jamak dari kata
“medium”, yang secara harfiah artinya “perantara atau pengantar”. Media
merupakan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan
(Sadiman, dkk., 2002). Lebih lanjut Rohani (1997:3) mengemukakan beberapa
pengertian media pembelajaran Pertama, media pembelajaran merupakan seluruh
jenis sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar
mengajar dalam rangka meningkatkan efektivitas serta efisiensi pencapaian tujuan
intruksional. Mencakup media grafis, media yang menggunakan alat penampil,
globe, peta dan sebagainya. Kedua, media pembelajaran adalah peralatan fisik
untuk menyampaikan isi instruksional, mencakup buku, video, sajian power point,
guru serta perilaku non verbal. Dengan kata lain media pembelajaran mencakup
perangkat lunak (software) dan atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi
sebagai alat bantu belajar. Ketiga, media pembelajaran merupakan media yang
digunakan serta diintegrasikan dengan tujuan dan isi instruksional, biasanya sudah
dituangkan dalam Garis Besar Pedoman Instruksional (GBPP) dimaksudkan untuk

6
mempertinggi mutu proses pembelajaran. Keempat, media pembelajaran adalah
sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara, dengan menguunakan alat
penampil dalam proses pembelajaran dengan tujuan mempertinggi efektivitas
serta efisiensi tujuan instruksional. Mencakup VCD atau DVD, film-strip, OHP,
radio, televisi dan sebagainya.
Media belajar menurut Ali (1992) diartikan sebagai segala sesuatu yang
bisa digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan,
perhatian serta kemauan siswa sehingga bisa mendorong proses belajar. Sejalan
dengan pengertian tersebut Miarso (1984) mengemukakan bahwa media belajar
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga bisa mendorong terjadinya
proses belajar pada diri peserta didik. Lebih rinci lagi media pembelajaran
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
berupa bahan pembelajaran sehingga bisa merangsang perhatian, minat, pikiran,
serta perasaan pembelajar (peserta didik) dalam kegiatan belajar guna mencapai
tujuan pembelajaran tertentu (Ibrahim dkk, 2004).
Media pembelajaran sebagai suatu komponen dalam sistem pembelajaran,
memiliki fungsi dan peran yang vital bagi keberlangsungan proses pembelajaran.
Artinya, media pembelajaran mempunyai posisi strategis sebagai bagian integral
dalam pembelajaran. Integral dalam hal ini mengandung pengertian bahwa media
pembelajaran merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan salah satu topik penting di dalam proses
pembelajaran. Karena media pembelajaran akan menciptakan learning community
dalam kelas. Selain itu penggunaan media pembelajaran dapat memeotivasi
peserta didik dan profesionalisme guru. Kelas yang menggunakan media
pembelajaran akan terlihat lebih hidup dibandingkan dengan kelas dengan guru
yang tidak memakai media pembelajaran apapun. Seorang guru yang kreatif dan
inovatif akan didamba kehadirannya oleh peserta didiknya, karena selalu hadir
dengan suasana kelas yang penuh inovasi serta kreativitas sehingga pembelajaran
menjadi lebih menarik dan interaktif.
Dalam interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, fungsi media
bisa diketahui berdasarkan adanya kelebihan media serta hambatan yang mungkin

7
timbul dalam proses pembelajaran. Terdapat 3 kelebihan media yang
dikemukakan Gerlach & Ely (1971), 3 kelebihan media ini merupakan petunjuk
apa, mengapa media digunakan, daan bagaimana peran media dalam
pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media tersebut sebagai berikut:
Kemapuan Fiksatif (Fixative Property), Kemampuan Manipulatif (Manipulative
Property), dan Kemampuan Distributif (Distributive Property).
Kemampuan distributif media memungkinkan suatu kejadian atau objek
yang ditransformasikan melalui ruang kemudian secara bersamaan kejadian
tersebut disajikan kepada sejumlah besar peserta didik dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut. Sekali informasi
direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi berulang kali serta
siap digunakan secara bersamaan pada berbagai tempat, maupun digunakan secara
berulang-ulang disuatu tempat.
Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran sebagai
berikut. Pertama verbalisme, maknanya peserta didik bisa menyebutkan kata
namun tidak mengetahui artinya. Hal ini dapat terjadi karena biasanya guru
mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), peserta didik cenderung
hanya menirukan apa yang dikatakan guru. Kedua salah tafsir, artinya dengan
istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh peserta didik. Hal ini dapat
terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa
menggunakan media pembelajaran yang lain, contohnya gambar, bagan, model,
dan sebagainya. Ketiga perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena
beberapa hal seperti gangguan fisik, kemudian ada hal lain yang lebih menarik
dan mempengaruhi perhatian peserta didik seperti melamun, cara mengajar guru
membosankan, cara menyajikan bahan atau materi pelajaran tanpa variasi, kurang
adanya pengawasan dan bimbingan guru. Keempat tidak terjadinya pemahaman,
artinya kurang mempunyai kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati
atau pun dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis
mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep (Santyasa, 2017).
Penggunaan media pembelajaran mempunyai keunggulan karena bisa
memberikan rangsangan kepada pembelajar untuk mempelajari hal-hal baru serta
mengaktifkan respon belajar karena bisa memberi feedback hasil belajar dengan

8
segera (1998). Selanjutnya Miarso (2004) mengemukakan dua belas kegunaan
media pembelajaran, diantaranya (1) memberi rangsangan yang bervariasi
terhadap otak, sehingga otak bisa berfungsi secara optimal, (2) mengatasi
keterbatasan pengalaman yang dimilki oleh pembelajar, (3) bisa melampaui batas
ruang kelas, (4) memungkinkan adanya interaksi langsung antara pembelajar dan
lingkungannya, (5) menghasilkan keseragaman pengamatan, (6) membangkitkan
keinginan dan minat baru, (7) membangkitkan motivasi dan merangsang untuk
belajar, (8) memberi pengalaman yang integral atau menyelutuh dari sesuatu yang
konkret ataupun abstrak, (9) memberi kesempatan kepada pembelajar untuk
belajar mandiri, (10) meningkatkan kemampuan keterbacaan baru (new literacy),
yakni kemampuan untuk menafsirkan objek, tindakan, serta lambang yang
tampak, baik yang alami maupun buatan manusia yang terdapat di lingkungan
sekitar, (11) dapat meningkatkan efek sosialisasi, yakni dengan meningkatkan
kesadaran akan dunia sekitar, dan (12) dapat meningkatkan kemampuan ekspresi
diri pembelajar maupun pebelajar.
Dalam media pembelajaran terdapat beberapa tinjauan tentang landasan
penggunaannya, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.
Pertama landasan filosofis, merupakan suatu pandangan bahwa dengan
digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam ruang kelas,
akan menimbulkan proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata
lain, penerapan teknlogi dalam proses pembelajaran akan terjadi dehumanisasi.
Pada kondisi lapangan peserta didik dihargai harkat kemanusiannya diberi
kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan
kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti
dehumanisasi.
Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncu, yang
terpenting ialah bagaimana pandangan guru terhadap peserta didik di dalam
proses pembelajaran. Apabila guru menganggap peserta didik sebagai individu
yang mempunyai kepribadian, harga diri, motivasi, dan mempunyai kemampuan
pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil
teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap
menggunakan pendekatan humanis.

9
Kedua landasan psikologis, dengan memperhatikan kompleks dan uniknya
proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Selain itu, persepsi
peserta didik juga turut mempengaruhi hasil belajar. Oleh karena itu, dalam
pemilihan media selain memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar,
kita juga harus memahami makna persepsi dan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal supaya proses
pembelajaran bisa berlangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut maka perlu
diadakan pemilihan media yang tepat sehingga bisa menarik perhatian peserta
didik dan memberi kejelasan obyek yang diamatinya serta bahan pembelajaran
yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman peserta didik. Kajian
psikologis mengemukakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang
konkret dibandingkan yang abstrak.

B. Infografis
1. Pengertian Infografis
Infografis (Infographics) merupakan singkatan dari Information +
Graphics. Infografis merupakan visualisasi data, gagasan, informasi atau
pengetahuan melalui bagan, grafis, jadwal dan lainnya agar data, gagasan,
informasi atau pengetahuan dapat disajikan lebih dari sekedar teks dan memiliki
dampak visual yang cukup kuat dan lebih menarik. Dengan demikian akan
menggugah kesadaran pembacanya untuk memahami data, gagasan, informasi
atau pengetahuan lebih cepat dan tepat.
Menurut Krum, tujuan infografis adalah sama dengan public speaking.
Tujuan dari infografis dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu untuk
menginformasikan, menghibur dan mempersuasi audiens sehingga audiens
memberikan perhatian, menyempatkan untuk membaca, menyimpulkan dan
melakukan aksi sesuai apa yang ada di dalam infografis (Krum, 2013).
Infografis mencakup presentasi visual yang dapat menjelaskan rangkaian
cerita atau proses dari serangkaian data dengan menggunakan berbagai elemen
seperti gambar, ilustrasi, tipografi, peta dan visualisasi (Dur, 2014). Lebih lanjut
Krum menyebutkan bahwa visualisasi data tidak dapat secara lengkap

10
menunjukkan infografis, tetapi merupakan alat yang biasa digunakan oleh
perancang dalam membantu memvisualisasikan cerita dalam sebuah infografis
(Krum, 2013). Desain grafis memiliki kekuatan dalam menjelaskan tujuan dan
data yang ada, sedangkan visualisasi data menekankan pada estetika dengan
mengadopsi prinsip desain grafis. Pertemuan diantara keduanya membuat data
lebih bermakna, berwawasan dan berpengaruh (Kim & DiSalvo, 2010)
2. Elemen Infografis
Setidaknya ada tiga elemen infografis, yaitu :
a. Material, berupa data, informasi atau pengetahuan yang akan menjadi materi
atau isi dalam infografis. Tanpa materi berupa data, informasi atau
pengetahuan, infografis tidak akan bisa dibuat.
b. Kreator berupa perangkat lunak (software) yang akan mendukung pembuatan
sebuah infografis.
c. Elemen visual berupa koding warna, grafis dan ikon yang akan dipergunakan
dalam infografis. Elemen visual ini harus sesuai dengan isi, tujuan dan target
audien dari dibuatnya infografis ini.
3. Jenis-jenis Infografis
Secara garis besar ada empat jenis infografis (Artacho-Ramírez, Diego-
Mas, & Alcaide Marzal, 2008), yaitu :
a. Infografis yang berdasarkan pada Statistik (Statistical Based) Infografis yang
berdasarkan pada statistik mencakup diagram, bagan, grafis, tabel dan daftar
yang dapat meninjau informasi statistik.
b. Infografis yang berdasarkan pada Jadwal (Timeline Based) Infografis yang
berdasarkan pada jadwal menunjukkan urutan kejadian dari waktu ke waktu
dan juga memungkinkan audien memahami hubungan kronologis secara
cepat. Tipe ini dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel, pararaf tahun demi
tahun, dsb.
c. Infografis yang berdasarkan pada proses (Process Based) atau dapat
dipergunakan juga untuk menjelaskan tentang ruang kerja, pabrik atau kantor
sehingga pembaca memahami ruang terbatas secara prakris.
d. Infografis yang berdasarkan pada lokasi atau geografi. Dengan
mempergunakan Geographic Information System, peta dapat dipertimbangkan

11
sebagai cara terbaik untuk menunjukan infografis berdasarkan geografi. Ada
banyak notasi GIS yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi jalan, kereta,
tempat wisata, rumah sakit, bandara, dsb. Selain notasi, hal penting lainnya
yang harus diperhatikan adalah penggunaan skala atau rasio yang tepat.
Jenis-jenis infografis juga dapat diklasifikasikan dengan jenis yang
berbeda antara lain:
a. Infografis statis merupakan inforgrafis dalam bentuk gambar yang tidak
bergerak.
b. Infografis animasi merupakan infografis dalam bentuk video animasi, baik 2
dimensi maupun 3 dimesi. Infografis animasi dapat digunakan pada televisi
maupun media online seperti youtube.
c. Infografis interaktif merupakan infografis yang ditampilkan pada website dan
pengguna dapat berinteraksi dengan informasi yang ditampilkan melalui user
interface yang telah di desain. Dengan infografis interaktif pengguna dapat
sesuai keinginan mengeksplorasi informasi yang ingin didapatkan.
4. Kegunaan infografis
Manfaat penggunaan dari teknis infografis antara lain:
a) Untuk penyampaian informasi kepada pembaca yang memiliki keterbatasan
ruang, waktu dan fokus.
b) Cara yang efisien bagi pembaca untuk memahami informasi yang
disampaikan.
c) Dapat menjadi alat yang efektif dalam kampanye pemasaran digital.

C. QR Code
QR code adalah symbol matriks dua dimensi yang terdiri dari sebuah
untaian kotak persegi yang disusun dalam sebuah pola persegiyang lebih besar.
Kotak persegi ini kemudian disebut sebagai modul . Luasnya pola persegi ini akan
menentukan versi dari QR Code(Iso/Iec 18004, 2000)
Pada gambar 2.1 di bawah ini didalam QR Code terdiri kotak persegi
yang besar kemudian terdapat bagian kotak persegi yang kecil dan terdapat
struktur pola dalam penyimpanan data terkandung dalam QR Code tersebut
(Iso/Iec 18004, 2000).

12
1. Struktur QR Code
QR Code memiliki bagian-bagian yang akan penulis paparkan pada
gambar 2.2("What is a QR Code," 2015) di bawah ini.

Gambar 2.1 Struktur QR Code


Sebuah QR Code terdiri dari beberapa bagian yaitu:
 Informasi Versi-informasi mengenai Kode QR sendiri, versi dan ukuran.
 Informasi Format-informasi kesalahan mengkoreksi pola tingkat dan masker
(dijelaskan kemudian) di simpan.
 Data dan Error Correction Keys-ini adalah dimana data yang di kodekan di
simpan, pola koreksi kesalahan juga tertanam ke dalam data
 Posisi atau di gunakan membantu posisi kode pada saat decoding
 Penyelaras pola-digunakan untuk mencari sudut yang tepat saat decoding.
 Pola waktu-digunakan untuk membantu menentukan simbol kordinat dalam
aplikasi decoder.
QR Code dikembangkan sebenarnya adalah untuk mengambil kelebihan
dari Pdf 147, kepadatan data yang tinggi dari Datamatrix, dan kecepatan membaca
Maxicode.Simbol dua dimensi umumnya berisi lebih banyak data jika di
bandingkan dengan simbol linear, kurang lebih 100 lebih banyak.
2. Kateristik QR Code
Kateristik dari kode dua dimensi QR Code adalah dapat menampung
jumlah data yang besar. Secara teori sebanyak 7089 karakter numerik maksimum
data dapat tersimpan di dalamnya, Kerapatan tinggi(100 kali lebih tinggi dari kode
simbol linear) dan pembacaan kode dengan cepat. QR Code juga memiliki
kelebihan lebih baik dalam hal unjuk kerja dan fungsi.
QR Code memiliki finding pattern untuk memberitahukan letak simbol
matriks dua dimensi QR Code yang disusun pada ketiga sudutnya.Hal inilah yang

13
membuat QR Code dapat dibaca dari segala arah atau 360 derajat. Rasio antara
modul hitam dan modul putih pada finding pattern-nya selalu 1:1:3:1:1.
3. Spesifikasi Kode Matriks Dua Dimensi QR Code
Kapasitas data dalam QR Code cukup banyak, tetapi terkadang hasil
cetakan dari QR Code mengalami kerusakan yang di akibatkan atau kotor. Data
di dalamnya dapat di pulihkan dalam kisaran tertentu dengan koreksi kesalahan
yang bahkan jika sebagian simbol hilang. Pada tabel 2.7 di bawah ini, terdapat
empat tingkat koreksi kesalahan dan QR Code dapat memulihkan QR Code.
4. Versi Matriks Dua Dimensi QR Code dan ukurannya
Ada 40 jenis ukuran dari QR Code yang dinyatakan dengan versi 1, versi
2, hingga versi 40. Vesi 1 berukuran 21 x 21 modul, versi 2 berukuran 25 x 25
modul dan seterusnya dimana apabila versi meningkat satu maka jumlah modul
akan meningkat sebanyak 4 x 4 modul.
Pembuatan dan pembacaan QR Code selain dapat mengunakan perangkat
lunak juga dapat ditelaah secara manual, pada bagian ini akan dipapar
mengenaipembacaan dan pembuat QR Code secara manual dengan tujuan agar
dapat dimengerti dan dapar memahami teori QR Code tersebut, sebelum masuk ke
proses decoder dan encoder akan lebih baik memahami versi dalam QR Code.
Versi dalam QR Code berkisar antara versi 1 (21 x 21 modul) sampai versi 40
(177 x 177 modul).Setiap versi dlam QR Code memiliki kapasitas data maksimum
dengan jumlah data, jenis karakter, dan koreksi error masing-masing.

D. Media Sosial
Media sosial di definisikan sebagai sebuah media online, dengan para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial,
dan wiki adalah bentuk media sosial yang paling umumdigunakan oleh seluruh
masyarakat dunia. Media sosial sebagai bentuk sebuah kelompok aplikasi berbasis
internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan yang
memungkinkan penciptaan dan pertukaran use-generated content (Michael,
2010).

14
Salah satu media sosial yang banyak digunakan adalah instagram dan
twitter. Instagram merupakan media sosial berisi konten atau isi di mana user
memperoleh izin untuk terkoneksi dengan cara membuat informasi yang bersifat
pribadi, kelompok atau sosial sehingga dapat terhubung atau diakses oleh orang
lain. Sedangkan twitter merupakan media sosial berjenis blog atau mricroblog di
mana user mendapat kebebasan dalam mengungkapkan suatu hal melalui tweet.
User dapat mengungkapkan perasaan, pengalaman, pernyataan, sampai kritikan
terhadap suatu hal (Tim Pusat Humas Kementrian Perdagangan RI, 2014). Media
sosial mikroblog ini tergolong paling gampang digunakan di antara program-
program media sosial lainnya. Peranti pendukungnya tak perlu repot
menggunakan smartphone, cukup dengan menginstall aplikasinya dan jaringan
internet.
Media sosial merupakan bagian dari sistem relasi, koneksi, dan komunikasi.
Di mana dalam proses pembelajaran media sosial cukup memiliki peran penting
sebagai sarana belajar, mendengarkan, dan menyampaikan. Berbagai media sosial
dapat dimanfaatkan untuk belajar melalui beragam informasi, isu serta data yang
termuat di salamnya. Oleh karena itu, benar jika dalam arti positif media sosial
merupakan sebuah ensiklopedi global yang tumbuh dengan cepat. Di dalam
konteks ini, user media sosial perlu membekali diri dengan kekritisan, analisa
yang tajam, perenungan yang mendalam, serta kebijaksanaan dalam penggunaan
dan emosi yang terkontrol.

E. Evaluasi Pengetahuan
Evaluasi pengetahuan adalah segala sesuatu yang akan digunakan dalm
mengukur wawasan dari seseorang. Bentuk evaluasi ini pun bermacam-macam
dapat berbentuk Ulangan Harian dalam sekolah, TTS (Teka-teki Silang), tes lisan,
dan lain sebagainya. Adapun beberapa pengertian dari bentuk evaluasi sebagai
berikut:
1. TTS (Teka-teki Silang)
Teka-teki Silang merupakan alat evaluasi yang berbasis permainan. Alat
evaluasi ini dibilang mengasikkan karena memiliki kesan yang menantang dalam
proses pencarian jawaban. Terkadang TTS ini pun tidak dikatakan sebagai alat

15
evaluasi. Namun sebenarnya justru bentuk evaluasi yang demikian akan menarik
siswa dan memberikan kesan tersendiri dalam pengalamannya.
2. Multiplechoice Menggunakan Google Form
Multiplechoice (pilihan ganda) dalam evaluasi pengetahuan merupakan
suatu evaluasi yang sering digunakan. Hal ini karena kemudahannya dalam
penskoran nilai siswa. Bentuk evaluasi ini dipilih meskipun sebenarnya dalam
pembuatannya memerlukan perhitungan yang berpedoman pada instrumen
pembuatannya. Bentuk evaluasi ini dikatakan sebagai alat evaluasi yang simple
dan efektif. Penerapan alat evaluasi ini dapat diterapkan dengan berbagai bantuan
media lainnya. Media yang dimaksudkan seperti dicetak di kertas, google form,
game, kuis, dan media lainnya.
Menurut Jumar Slamet Google Form merupakan salah satu aplikasi berupa
template formulir atau lembar kerja yang dapat dimanfaatkan secara mandiri
ataupun bersama-sama untuk tujuan mendapatkan informasi pengguna. Aplikasi
ini bekerja di dalam penyimpanan awan Google Drive bersama aplikasi lainnya
seperti Google Sheet, Google Docs, dan pengayaan lainnya. Template ini sangat
mudah dipahami dan digunakan, serta tersedia dalam banyak pilihan bahasa.
Syarat untuk mengunakannya hanya memiliki akun Google saja bagi pengolah
atau pembuat form. Dalam pembuatan kuesioner pengolah data akan banyak
menggunakan aplikasi Google Form dan Google Sheet nantinya.

F. Materi Geologi Geomorfologi Pulau Kalimantan dalam Media


Pembelajaran
Kalimantan merupakan nama bagian wilayah Indonesia di Pulau Borneo
Besar yaitu: pulau terbesar ketiga di dunia setelah Greenland dan Seluruh Pulau
Irian. Kalimantan meliputi 73% massa daratan Borneo. Terdapat empat propinsi
di Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan
dan Kalimantan Timur, luas seluruhnya mencapai 549.032 km2. Luasan ini
merupakan 28% seluruh daratan Indonesia. Kalimantan Timur saja merupakan
10% dari wilayah Indonesia. Bagian utara Pulau Borneo meliputi negara bagian
Malaysia yaitu Serawak, Sabah, dan Brunei Darusallam. Batasan wilayah secara
politik yang ada sekarang ini mencerminkan kepentingan lampau. Secara

16
geografis pulau Kalimantan (Indonesia), terletak diantara 4024`LU- 4010` LS
anatara 108030` BT -119000` BT dengan luas wilayah sekitar 535.834 km2.
Berbatasan langsung dengan negara Malaysia (Sabah & Serawak) di utara
yang panjang perbatasannya mencapai 3000 km mulaidari proinsi Kalimantan
Barat sampai dengan Kalimantan Timur. Pulau Kalimantan sebagaian besar
merupakan daerah pegunungan / perbukitan (39,69 %), daratan (35,08 %), dan
sisanya dataran pantai/ pasang surut (11,73 %) dataran aluvial (12,47 %),
dan lain-lain (0,93 %). Pada umumnya topografi bagian tengah dan utara
(wilayah republik Indonesia/RI) adalah daerah pegunungan tinggi dengan
kelerengan yang terjal dan merupakankawasan hutan dan hutan lindung yang
harus dipertahankan agar dapat berperan sebagai fungsi cadangan air dimasa yang
akan datang. Pegunungan utama sebagai kesatuan ekologis tersebut adalah
Pegunungan Muller, Schwaner, Pegunungan Iban dan Kapuas Hulu serta dibagian
selatan Pegunungan Meratus. Para Ahli agronomi sepakat bahwa tanah-tanah di
Kalimantan adalah tanah yang sangat miskin, sangat rentan dan sangat sukar
dikembangkan untuk pertanian. Lahan daratan memerlukan konservasi yang
sangat luas karena terdiri dari lahan rawa gambut, lahan bertanah
asam,berpasir,dan lahan yang memiliki kelerengan curam. Kalimantan dapat
dikembangkan, tetapi hanya dalam batas-batas ekologis yang agak ketat dan
dengan kewaspadaan tinggi. Sejumlah sungai besar merupakan urat nadi
transportasi utama yang menjalarkan kegiatan perdagangan hasil sumber daya
alam dan olahan antar wilayah dan eksport-import.
Sungai-sungai di Kalimantan ini cukup panjang danyang terpanjang adalah
sungai Kapuas (1.143 km) di Kalbar dan dapat menjelajah 65 % wilayah
Kalimantan Barat. Potensi pertambangan banyak terdapat di pegunungan dan
perbukitan dibagaian tengah dan hulu sungai. Deposit pertambangan yang cukup
potensi aladalah emas, mangan, bauksit, pasir kwarsa, fosfat, mika dan batubara.
Tambang minyak dan gas alam cair terdapat di dataran rendah, pantai, dan lepas
pantai. Kegiatan perkebunan pada umumnya berada pada wilayah di perbukitan
dataran rendah. Perkebunan yang potensi dan berkembang adalah : sawit, kelapa,
karet,tebu dan perkebunan tanaman pangan. Usaha perkebunan ini sudah mulai
berkembang banyak dan banyak investor mulai datang dari negara jiran, karena

17
keterbatasan lahan di negara jiran tersebut. dikembangkan secara ekonomis
dengan memanfaatkan lahan yang sesuai.
Begitu banyak hal-hal yang tidak diketahui oleh masyarakat luas mengenai
salah satu daratan terluas di Indonesia ini, sehinggah perlunya pengenalan lebih
jauh mengenai pulau Kalimantan ini dikarenakan rencana pemindahan ibu kota
Indonesia digadang-gadang akan di pastikan bertempat di Kalimantan sehingga
semakin penting bagi masyarakan pada umumnya dan siswa-siswa pada
khususnya untuk lebih jauh mengenal daerah calon ibu kota baru Indonesia.
Pengenalan-pengenalan sejak dini dari mulai bangku sekolah dirasa memang
sangat diperlukan untuk diterapkan dikarenakan kebanyakan ilmu-ilmu yang
mempelajarai bidang tertentu hanya menjadikan daerah-daerah di pulau jawa
sebagai contoh untuk materi yang diajarkan sehingga pengetahuan mengenai
pulau-pulau lain di Indonesia terutama di Kalimantan sangatlah minim. Maka dari
itu kami mencoba untuk mengenalkan seluk beluk Kalimantan dalam bidang
geologi dan geomorfologi dalam betuk yang lebih menarik dan informatif
sehingga dapat mudah difahami serta menambah daya tarik siswa dalam
mempelajrai materi ini, media yang kami kembangkan adalah infografis dan
media sosial yang memuat apa-apa saja yang sekiranya diperlukan siswa untuk
mengetahui struktur geologi dan geomorfologi 5 provinsi di Kalimantan.
Materi yang dimuat dalam media pembelajaran Geodaily ini yaitu materi
Geologi dan Geomorfologi Pulau Kalimantan. Dalam pengemasan materi pada
media pembelajaran dilakukan berbagai bentuk, yaitu dari pembuatan infografis,
media sosial, dan alat evaluasi pengetahuan. Didalam jenis produk yang
dihasilkan pun juga terdapat spesifikasi pembuatan media tersebut secara
terperinci. Materi Geologi dan Geomorfologi di Kalimantan yang dimuat pada
media telah diklasifikasikan berdasarkan regionnya. Region yang dimaksudkan
yaitu berdasarkan provinsinya. Dimana provinsi di Kalimantan ada 5 yaitu
provinsi Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah, dan Kalimantan Barat.

18
Adapun muatan tentang materi Geologi Pulau Kalimantan terdiri dari
beberapa hal.
1. Geologi Pulau Kalimantan
a. Bentang Lahan Pulau Kalimantan
Kalimantan merupakan nama daerah Indonesia di Pulau Boeneo (wilayah
Negara Malaysia dan Burnei juga ada yang berada di pulau Borneo). Berdasarkan
luas Kalimantan merupakan pulau terbesar ketiga di dunia, setelah Irian dan
Greenland. Bagian utara pulau Kalimantan, Serawak, dan Sabah merupakan
wilayah Malaysia yang berbatasan langsung dengan Kalimantan Wilayah
Indonesia dan wilayah Brunei Darussalam. Di bagian selatan di batasi oleh laut
Cina selatan dan Selat karimata. Bagian timur dipisahkan dengan pulau Sulawesi
dan Selat makasar. Di bagian tengah pulau merupakan wilayah bergunung-gunung
dan berbukit. Pegunungan di Kalimantan tidak aktif dan ketinggiannya di bawah
2000 m di atas permukaan laut. Sedangkan wilayah daratan rendah adalah pantai,
berpaya-paya dan tertutup lapisan tanah gambut yang tebal.
Pulau Kalimantan di lalui garis katulistiwa sehingga membagi pulau ini
menjadi dua bagian yaitu Kalimantan belahan bumi utara dan Kalimantan belahan
bumi selatan. Kesuburan tanah di pulau Kalimantan kurang bila dibandingakan
dengan kesuburan tanah di Pulau Jawa dan pulau Sumatera. Pulau Kalimantan
diliputi oleh hutan tropic yang lebat (primer dan sekunder). Secara geologis pulau
Kalimantan stabil, relatife aman dari gempa baik vulkanik maupun tektonik,
karena tidak dilintasi oleh patahan kerak bumi dan tidak mempunyai rangkaian
gunung api aktif seperti halnya pulau Sumatra, jawa dan Sulawesi.
Pulau Kalimantan terbagi menjadi 5 zone yang masing-masing
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Zona tersebut yaitu Zone I
(Kalimantan Selatan), Zone II (Kalimantan Barat), Zone III (Kalimantan Tengah),
Zone IV(Kalimantan Timur), dan Zone V (Kalimantan Utara)
b. Kondisi Tektonik di Pulau Kalimantan
Pulau Kalimantan berada dibagian tenggara dari lempeng Eurasia. Pada
bagian utara dibatasi oleh cekungan marginal Laut China Selatan, di bagian timur
oleh selat Makassar dan di bagian selatan oleh Laut Jawa.

19
Gambar 2.2 Kerangka Tektonik Pulau Kalimantan
(Bachtiar, 2006)
Bagian utara Kalimantan didominasi oleh komplek akresi Crocker-Rajang-
Embaluh berumur Kapur dan Eosen-Miosen. Di bagian selatan komplek ini
terbentuk Cekungan Melawi-Ketungai dan Cekungan Kutai selama Eosen Akhir,
dan dipisahkan oleh zona ofiolitmelange Lupar-Lubok Antu dan Boyan. Di bagian
selatan pulau Kalimantan terdapat Schwanner Mountain berumur Kapur Awal-
Akhir berupa batolit granit dan granodiorit yang menerobos batuan metamorf
regional derajat rendah. Tinggian Meratus di bagian tenggara Kalimantan yang
membatasi Cekungan Barito dengan Cekungan Asem-asem. Tinggian Meratus
merupakan sekuens ofiolit dan busur volkanik Kapur Awal. Cekungan Barito dan
Cekungan Kutai dibatasi oleh Adang flexure.
Selanjutnya muatan tentang Geomorfologi Pulau Kalimantan, penyajian
materi sama dengan konsep penyajian Geologi Pulau Kalimantan. Adapun materi
yang dimuatkan yaitu bentuklahan setiap provinsi.
2. Bentuklahan Pulau Kalimantan
Bentuklahan struktural lipatan dengan morfologi pegunungan, dataran, dan
perbukitan adalah bentuk permukaan bumi yang mendominasi Pulau Kalimantan.
Kondisi ini menunjukkan sejarah geologi Pulau Kalimantan yang di masa lalu
pernah berada di jalur tumbukan lempeng tektonik (collision) antara Eurasia dan
Indo-Australia sebelum bergeser ke kondisi aktual sekarang yaitu di sisi barat
Pulau Sumatera hingga ke selatan Pulau Jawa sampai Nusa Tenggara dan Maluku.
Wilayah di sekitar daerah tumbukan biasanya merupakan zona tekanan tektonik
sehingga di tempat tersebut banyak terbentuk daerah-daerah lipatan, disamping

20
terbentuknya gunungapi. Ketiga bentuklahan struktural lipatan tersebut di atas
banyak tersebar di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
Bentuklahan lain yang cukup dominan luasannya adalah dataran gambut.
Berbeda dengan bentuklahan struktural yang lebih banyak membentuk morfologi
perbukitan dan pegunungan, bentuklahan hasil proses biologik ini membentuk
topografi dataran. Di Kalimantan dataran gambut banyak tersebar utamanya di
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat.
Bentuklahan lain yang mempunyai persebaran tertentu namun tidak besar
luasannya adalah bentuklahan karst. Persebaran bentuklahan ini banyak terdapat
di Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan terutama di Kalimantan Timur.
Adapun di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat untuk bentuklahan ini relatif
nihil dalam skala tinjau. Sebaliknya bentuklahan struktural patahan, baik
pegunungan maupun perbukitan, banyak terdapat di Kalimantan Barat dan
Kalimantan Tengah.
Bentuklahan struktural patahan tersebut utamanya tersusun oleh batuan
intrusif (plutonik) seperti granit atau granodiorit. Adapun bentuklahan perbukitan
struktural plutonik tersebar hampir di seluruh Kalimantan, terutama banyak
muncul di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Demikian pula dengan
bentuklahan dataran struktural plutonik dan dataran vulkanik persebaran
utamanya berada di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Sementara itu
bentuklahan denudasional vulkanik banyak terdapat di Kalimantan Utara,
Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan meskipun di semua provinsi
bentuklahan ini bisa ditemukan dalam luasan yang kecil. Untuk bentuklahan
dataran fluvial secara keruangan banyak terdapat di Kalimantan Tengah di antara
bentuklahan perbukitan/pegunungan dengan dataran gambut. Berikut ini
merupakan bentuklahan di setiap provinsi di Pulau Kalimantan.
a. Bentuklahan Kalimantan Timur
Provinsi Kalimantan Timur tersusun atas 31 bentuklahan. Jenis
bentuklahan di Kalimantan Timur yang memiliki luas terbesar, yaitu dataran
struktural lipatan (berombak-bergelombang), perbukitan dan pegunungan
struktural lipatan.

21
Tabel 2.1 Jenis Bentuklahan di Kalimantan Timur beserta Luasnya
Luas
No. Nama Bentuklahan
(ha) (%)
1 Dataran Struktural Lipatan (Berombak-
2.950.314 23,32
Bergelombang)
2 Lembah Struktural Lipatan 101.477 0,80
3 Perbukitan Struktural Lipatan 2.389.914 18,89
4 Pegunungan Struktural Lipatan 2.336.045 18,46
5 Pegunungan Struktural Patahan 65.920 0,52
6 Perbukitan Struktural Kubah 22.899 0,18
7 Perbukitan Struktural Plutonik 30.420 0,24
8 Pegunungan Struktural Plutonik 2.300 0,02
9 Dataran Fluvial (Datar-Berombak) 83.663 0,66
10 Kerucut Vulkanik Denudasional 58.146 0,46
11 Perbukitan Denudasional Vulkanik 202.784 1,60
12 Pegunungan Denudasional Vulkanik 483.470 3,82
13 Lembah Fluvial 326.899 2,58
14 Dataran Fluvial (Datar-Landai) 733.308 5,80
15 Dataran Fluvial antar Perbukitan 5.440 0,04
16 Dataran Fluvial antar Pegunungan 49.797 0,39
17 Dataran Fluvio-vulkanik 115.012 0,91
18 Dataran Fluvio-marin 533.781 4,22
19 Pantai 2.822 0,02
20 Pesisir 4.676 0,04
21 Dataran Gambut 519.488 4,11
22 Dataran Lakustrin 64.671 0,51
23 Dataran Terumbu 1.059 0,01
24 Dataran Karst (Datar-Bergelombang) 470.513 3,72
25 Perbukitan Karst 669.643 5,29
26 Pegunungan Karst 156.028 1,23
27 Lembah antar Pegunungan Karst 494 0,00
28 Perbukitan Denudasional Sedimenter 55.827 0,44
29 Pegunungan Denudasional Sedimenter 101.286 0,80
30 Perbukitan Denudasional Plutonik 20.676 0,16
31 Pegunungan Denudasional Plutonik 95.114 0,75
Luas Total 12.653.887 100,00
Sumber: Deskripsi peta ekoregion kalimantan skala 1:250.000
b. Bentuklahan Kalimantan Barat
Provinsi Kalimantan Barat tersusun 29 bentuklahan seperti disajikan pada
tabel dibawah. Jenis bentuklahan yang mempunyai luas terbesar adalah daratan
struktural lipatan (berombak-bergelombang) dan pegunungan struktural lipatan.
berikutnya adalah daratan gambut dan daratan struktural plutonik. Persebaran
keruangan dari setiap bentuklahan untuk ekoregion Kalimantan Barat akan
disajikan pada lampiran.

22
Tabel 2.2 Nama dan Luasan Bentuklahan di Provinsi Kalimantan Barat

c. Bentuklahan Kalimantan Tengah


Bentuklahan Kalimantan Tengah akan disajikan dalam bentuk tabel
dibawah. Berdasarkan tabel dibawah dapat dilihat bahwa jenis bentuklahan yang
memiliki luas terbesar adalah dataran gambut. Sedangkan bentuklahan lainnya
yang memiliki luas relatif besar adalah dataran fluvial, pegunungan struktural, dan
pegunungan lipatan. Provinsi Kalimantan Tengah tersusun dari 19 bentuklahan
seperti disajikan pada tabel dibawah ini.

23
Tabel 2.3 Nama dan Luasan Bentuklahan di Provinsi Kalimantan Tengah

d. Bentuklahan di Kalimantan Utara


Bentuklahan yang mempunyai luas terbesar di Kalimantan Utara adalah
pegunungan struktural lipatan dengan luas mencapai 3.795.241 ha. Sementara itu
bentuklahan lain yang mempunyai luasan relatif besar berikutnya adalah
perbukitan struktural lipatan dan pegunungan denudasional vulkanik. Provinsi
Kalimantan Utara tersusun dari 24 bentuklahan seperti disajikan pada tabel
dibawah ini.

24
Tabel 2.4 Nama Bentuklahan di Provinsi Kalimantan Utara

e. Bentuklahan Kalimantan Selatan


Provinsi Kalimantan Selatan tersusun dari 19 bentuklahan seperti disajikan
pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.5 Nama dan Luasan Bentuklahan di Provinsi Kalimantan selatan

Sementara itu dari tabel diatas bentuk lain yang memiliki luasan besar adalah
daratan fluvial-marin. Perbukitan dan pegununungan struktural lipatan dan
daratan gambut bentuk lahan yang terakhir berada di sebelah barat dan
bersambungan dengan dataran gambut yang berada di kalimantan tengah.

25
BAB III
METODOLOGI

Pada bab ini akan diuraikan tentang metodologi yang terbagi menjadi 4
hal, yaitu rancangan pengembangan, waktu pengembangan, teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis. Adapun uraian pokok bahasan tersebut sebagai berikut.
A. Rancangan Pengembangan
Model pengembangan dalam mini proyek ini menggunakan model
pengembangan 4D yang dikembangkan oleh Thiagarahan (1974). Langkah-
langkah pengembangan media pembelajaran infografis dan akun media sosial
Geodaily ini menggunakan prosedur 4D terdiri atas 4 tahapan yaitu:
1. Tahap Define (pendefinisian)
2. Tahap Design (perancangan)
3. Tahap Develop (pengembangan)
4. Tahap Disseminate (penyebarluasan)
Selain membuat media pembelajaran berupa infografis, mini proyek ini
juga mengembangkan media pembelajaran jejaring sosial berupa tiwtter dan
instagram. Dimana admin instagram tersebut adalah kelompok kami. Instagram
bernama “Geodaily”, instagram ini dibuat dengan tujuan awal sebagai bentuk
menginformasikan mengenai kondisi geologi dan geomorfologi Pulau
Kalimantan. Namun, agar akun ini berkelanjutan kelompok kami akan mengelola
akun ini secara berkesinambungan dengan menyediakan informasi seputar
Geografi.
B. Waktu Pengembangan
Pengembangan media pembelajaran infografis dan pengembangan
instagram Geodaily dilakukan mulai tanggal 28 September sampai 8 Desember
2019. Kegiatan yang dilakukan selama waktu pengembangan yaitu
mengumpulkan data sekunder, membuat proposal, membuat infografis, membuat
akun alat evaluasi (TTS dan Google Form), instagram Geodaily, dan mengelola
akun Geodaily.

26
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk
memperoleh data yang sesuai kebutuhan dengan akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam mini
proyek ini adalah studi kepustakaan untuk pengembangan media pembelajaran
infografis dan pengembangan media pembelajaran Geodaily. Studi pustaka
merupakan pengumpulan data atau informasi melalui berbagai referensi seperti
buku, jurnal, artikel dan literatur lainnya yang relevan.
D. Teknik Pengembangan Produk
Teknik pengembangan media pembelajaran, pembuatan infografis,
pembuatan desain slogan pada ava instagram, dan template feed instagram dibuat
dengan menggunakan aplikasi corel dan publisher.

27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil dan pembahasan. Dimana
didalamnya akan dijelaskan mengenai langkah dan hasil (produk) pengembangan.
Selain itu juga akan dipaparkan mengenai pembahasan produk pengembangan.
Adapun uraian pokok bahasan tersebut sebagai berikut.
A. Hasil
Hasil dari mini proyek ini adalah media pembelajaran GeoDaily yang
dapat diklasifikasikan menjadi 2 bentuk yaitu Infografis dan media sosial
Instragram. Dalam media infografis sendiri telah dilengkapi QR Code dimana
akan diarahkan pada link sumber materi utama dari pembuatan media dan sebagai
alat untuk menghubungkan dengan media sosial (Instragram). Selanjutnya pada
media pembelajaran yang kedua yaitu Instragram. Pada media ini dilengkapi
dengan evaluasi pengetahuan terkait materi geologi dan geomorfologi Pulau
Kalimantan. Adapun hasilnya dapat di lihat pada lampiran (lampiran 1, lampiran
2, lampiran 3, lampiran 4, dan lampiran 5). Selanjunya terkait langkah-langkah
pembuatan disajikan sebagai berikut:
a. Langkah-langkah Infografis 1 (Geologi Pulau Kalimantan)
1. Pembuatan infografis menggunakan aplikasi CorelDRAW X7, langkah
pertama yaitu membuka aplikasi.

2. Membuat lembar kerja dan membuat judul infografis, menentukan font dan
ukuran

28
3. Memasukan logo GeoDaily kedalam lembar kerja infografis, diambil dari file
logo yang sudah ada

4. Memasukan peta geologi pulau Kalimantan yang diambil dari Gambar tatanan
tektonik pulau kalimantan (Andang Bachtiar , 2006)

5. Mamasukan informasi mengenai srtuktur geologi pulau kalimantan dari setiap


provinsi yang ada di kalimantan. Selanjutnya di simpan dengan format .png.

b. Langkah-langkah Infografis 2 (Geomorfologi Pulau Kalimantan)


1. Langah Kerja
a. Pembuatan infografis menggunakan aplikasi microsoft publisher, langkah
pertama yaitu membuka aplikasi.

29
b. Membuat lembar kerja dan membuat judul infografis, menentukan font dan
ukuran.
c. Mengatur warna background infografis, memasukan logo GeoDaily kedalam
lembar kerja infografis, diambil dari file logo yang sudah ada. Serta
mendesain judul.

d. Memasukan peta Indonesia dan peta Geomorfologi Pulau Kalimantan yang


diambil dari dokumen Kementerian Lingkungan Hidup Kalimantan.

e. Mamasukan informasi mengenai bentuklahan Pulau Kalimantan dari setiap


provinsi yang ada di kalimantan bersamaan dengan pengaturan desain warna
dalam infografis. Selanjutnya di simpan dengan format .png.

30
c. Langkah-langkah Membuat QR Code
1. Langkah pertama yaitu buka aplikasi QR Code Generator di smartphone, klik kolom
yang bertuliskan TEXT untuk memilih objek yang akan dimasukan.
2. Setelah keluar daftar pilihan kategori objek yang dimasukan, klik URL untuk
memasukan link.
3. Langkah terakhir yaitu memasukan link dan nama dari QR Code yang akan
dibuat. Selanjutnya klik “generate” maka akan mengahsilkan QR code dan
dapat menekan tombol save QR code.

=> =>
d. Langkah-langkah Membuat Tamplate dan Konten IG
1. Langkah pertama yaitu membuat lembar kerja di CorelDRAW X7, yang
berukuran persegi, dikarenakan akan dimuat di Instagram sehingga ukurannya
harus menyesuaikan.

2. Memasukan karakter animasi, logo GeoDaily, dan kolom tempat keterangan


konten kedalam lembar kerja untuk membuat tampilan tamplate lebih menarik
sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca.

31
3. Langkah terakhir yaitu memasukan gambar sebagai konten utama dari
instagram itu sendiri, yang mana konten tersebut memaparkan informasi
mengenai geografi dan khususnya geologi geomorfologi Kalimantan.

4. Untuk konten lainnya seperti materi dan peta bentuklahan menggunakan


M.Publisher 2010. Dimana langkah-langkah dalam pembuatannya seperti
langkah yang dilakukan dalam Aplikasi Corel. Peta bentuklahan sendiri
diperoleh dari dokumen Kementerian Lingkungan Hidup Kalimantan.
e. Langkah-langkah Membuat Evaluasi TTS
Berikut ini merupakan langkah-langkah membuat TTS sebagai berikut:
1. Pembuatan TTS menggunakan aplikasi microsoft publisher, langkah pertama
yaitu membuka aplikasi.
2. Membuat lembar kerja, membuat judul TTS, mengatur background,
menentukan font, dan ukuran, serta menginput logo Geodaily dan karakter.

3. Membuat kolom-kolom TTS dan me-layout-nya

32
4. Menginput pertanyaan yang sudah dibuat. Selanjutnya dapat menyimpan
dengan format image.

f. Langkah-langkah Membuat Evaluasi Google Form


1. Pastikan memiliki akun google/gmail
2. Buka google drive, dan klik new/baru dan pilih google formulir

3. Kemudian edit google form sesuai keinginan

B. Pembahasan
Mini proyek yang dibuat adalah membuat media pembelajaran berupa
infografis dan media sosial yang memuat informasi mengenai struktur geologi

33
geomorfologi pulau kalimantan dan juga setiap provinsinya. Adapun terkait
langkah pembuatan infografis tentang geologi terdapat empat langkah.
Proses pertama yaitu membuat lembar kerja di aplikasi CorelDRAW X7,
membuat lembar kerja berukuran A2. Penggunaan CorelDRAW X7 dilakukan
karena hal ini lebih mudah dikarenakan tool yang disediakan CorelDRAW X7
cukup banyak dan bervariasi sehingga dalam pengeditan infografis ini cukup
memudahkan dalam pengerjaannya. Proses kedua adalah memasukan judul dari
infografis itu sendiri, yang berjudul Geologi Pulau Kalimantan yang mana judul
tersebut menggambarkan isi dari konten infografis. Langkah pembuatan infografis
kedua yang menggunakan M.Publisher 2010 pun juga sama halnya dengan
penggunaan aplikasi CorelDRAW X7. Penggunaan ini untuk efisiensi
penyelesaian mini project yang dilakukan oleh anggota dalam percepatan
penyelesaian tugas. Aplikasi CorelDRAW X7 tidak digunakan secara keseluruhan
oleh anggota dikarenakan keterbatasan perangkat pembuatnya (laptop) yang
kurang memadai dalam menginstal aplikasi tersebut.
Proses ketiga adalah menginput logo GeoDaily yang sudah dibuat
sebelumnya, logo tersebut berbentuk tuliasn GeoDaily yang mempunyai arti
bahwa informasi tentang geografi akan disajikan dan direncanakan hampir setiap
hari sesuai dengan selogannya yaitu Everytime You Will Know. Tuliasan
GeoDaily dan Everytime You Will Know tersebut backgroundnya berupa bola
dunia yang mempunyai arti bahwa informasi yang disajukan merupakan informasi
mengenai geografi dan fenomena-fenomena geosfer lainnya. Langkah keempat
adalah memasukan peta struktur geologi dari pulau kalimantan, peta tersebut
diambil dari Gambar tatanan tektonik pulau kalimantan oleh Andang Bachtiar ,
2006. Pada peta tersebut sudah dibagi-bagi menurut struktur geologinya.
Selanjutnya dilakukan penginputan QR code dalam infografis, dimana akan di-
link-kan dengan media sosial media yang dibuat.
Langkah terakhir adalah memasukan informasi deskriptif mengenai
struktur geologi dan bentukan-bentukan lahan dari setiap provinsi yang ada di
kalimantan. Hal tersebut dilakukan agar informasi yang disajukan tidak hanya
berupa peta struktur geologi Kalimantan secara keseluruhan, namun juga dapat
menginformasikan mengenai struktur geologi dan bentukan lahan di setiap

34
provinsinya, sehingga informasi yang dipaparkan cukup lengkap dan jelas bagi
pembaca.
Dalam proses pembuatan infografis juga dilakukan pengembangan konten
dalam instagram Geodaily. Konten yang dimuat terkait peta, bentuklahan
lapangan, infografis, dan TTS sebagai alat evaluasi pengetahuan. Selain itu dalam
media sosial ini pun juga terdapat alat evaluasi pelengkap yaitu Google Form.
Sehingga pengguna dapat melakukan evaluasi pengetahuannya terkait Geologi
dan Geomorfologi Pulau Kalimantan.

35
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan serangkaian proses kelompok telah menyelesaikan mini
proyek ini dengan membuat media pembelajaran infografis geologi geomorfologi
Pulau Kalimantan, mengembangkan instagram Geodaily sebagai salah satu sarana
belajar geografi, dan pembuatan TTS serta google form sebagai alat evaluasi
pengetahuan. Pembuatan media Geodaily menggunakan Software Corel dan
M.Publisher. Materi yang dimuat dalam infografis dikhususkan menjadi 2 yaitu
yang pertama infografis Geologi Pulau Kalimantan dan infgrafis yang kedua yaitu
tentang Geomorfologi Pulau Kalimantan, dimana dalam infografis dilengkapi QR
Code. Selajutnya materi yang dimuat dalam media sosial (instagram) yaitu
penyajian Geologi dan Geomorfologi setiap provinsinya (Kalimantan Utara,
Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan
Barat). Penyajian bentuklahan disajikan dalam perbentuklahan yang ada
dilapangan. Selain itu terdapat peta, infografis, dan TTS serta Google Form
sebagai alat evaluasi pengetahuan.

B. Saran
Untuk meningkatkan muatan materi dalam media yang dihasilkan perlu
adanya kerjasama dalam pencarian data lapangan, hal ini dilakukan dengan
penelitian lapangan. Penelitian lapangan menjadi perlu dilakukan mengingat
sumber kajian pustaka yang terbatas. Dalam meningkatkan keberlanjutan media
maka akan dilakukan pengelolaan secara berkelanjutan dan dapat dikembangkan
dengan tambahan materi tentang wilayah lain. Hal ini baik dalam wilayah
Indonesia (skala nasional) maupun dunia. Dalam kata lain, kedepannya akun
instagram Geodaily akan terus dikelola tidak berhenti ketika mini proyek ini
selesai. Dimana Geodaily terus update mengenai segala wawasan yang berkaitan
dengan geografi tidak hanya geologi dan geomorfologi.

36
DAFTAR RUJUKAN

Ananggadipa Raswanto, dari House of Infographics.


(http://houseofinfographics.com/apa-itu-infografis/) diakses pada
November 2019.
Arief S Sadiman, dkk. 2008. Media pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Artacho-Ramírez, M., Diego-Mas, J., & Alcaide-Marzal, J. (2008). Influence of
the mode of graphical representation on the perception of product
aesthetic and emotional features: An exploratory study. International
Journal of Industrial Ergonomics 38, 942-952.
Aryadhi, Ricky. 2014. Sejarah Lempeng Tektonik di Pulau Kalimantan. From
https://www.academia.edu/12265768/SEJARAH_LEMPENG_TEKT
ONIK_DI_PULAU_KALIMANTAN_THE_HISTORY_OF_PLATE_
TECTONICS_ON_THE_BORNEO_ISLAND. 7 Oktober 2019.
Bachtiar, A. 2006. Geologi Pulau Kalimantan. Bandung: Prodi Teknik Geologi,
FIKTM-ITB.
Denso Wave Incoporated. 2013. Answers to your question about the QR Code.
(Online), (http:/www.qrcode.com/en/ (1 Maret 2015)). Diakses pada
November 2019.
Dibyosaputra, S. 1998. Geomorfologi Dasar. Catatan Kuliah. Yogyakarta:
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Dur, B. U. (2014). Data Visualization and Infographics in the Visual
Communication Design Education at the Age og Information. Journal
of Arts and Humanities - JAH, vol. 3, iss. 5., May, 39-50.
Hadibin, Mochamad Miswar, Bambang Eka Purnama dan Gesang Kristianto.
2013. Pembangunan Media Pembelajaran Teknik Komputer Jaringan
Kelas X Semester Ganjil Pada Sekolah Kejuruan Taruna Bangsa Pati
Berbsis Multimedia Interaktif. Surakarta: Indonesian Jurnal on
Computer Science-Speed- FTI UNSA.

37
Hardansyah, Ruhyat dkk. 2016. Deskripsi peta ekoregion kalimantan skala
1:250.000. Kalimantan: Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion
(P3E) Kalimantan
Susetyo, Hendri Rahman, Muh Bahruddin, and Tantri Windarti, „Efektifitas
Infografis Sebagai Pendukung Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Siswi
Kelas 5 SDN Kepatihan Di Kabupaten Bojonegoro’, Jurnal Desain
Komunikasi Visual, 4 (2015)
Umar. 2013. Media Pendidikan : Peran dan Fungsinya dalam Pembelajaran,
Jurnal Tarbawiyah Volume 10 No 2 Edisi Juli-Desember 2013, h. 127.
Verstappen, H. 1983. Applied Geomorphology: Geomorpholical Surveys for
Enviromental Management. Amsterdam: Elsevier
Yudhanto, yudha. (https://ilmukomputer.org/wp-
content/uploads/2015/06/pengantar-panduan-INFOGRAPHICS-
infografis.pdf) diakses pada November 2019.

38
Lampiran 1 Infografis Geologi Indonesia
Lampiran 2 Infografis Geomorfologi Indoneisa
Lampiran 3 Media Sosial (Instagram)
Lampiran 4 Google Form
Lampiran 5 TTS(Teka-teki Silang)

Anda mungkin juga menyukai