PELATIHAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
MODUL
PENGADAAN LAHAN
KATA PENGANTAR
U
ngkapan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku penyelenggara
Pelatihan Manajemen Konstruksi (SIDLACOM) dapat menyelesaikan mata pelatihan
ini dengan baik. Modul ini berisi pentingnya seorang Calon Aparatur Sipil Negara memiliki
pemahaman mengenai manajemen konstruksi.
Berbeda dengan Direktorat Jenderal lainnya, peran Ditjen Bina Konstruksi lebih berperan
dalam penyiapan perangkat lunak dalam pembangunan. Dalam memfasilitasi pembangunan
infrastruktur publik dimaksud dilakukan melalui dua hal, pembentukan iklim yang kondusif
bagi investasi, dan penyiapan kapasitas dan kompetensi berbagai komponen dalam industri
konstruksi untuk melaksanakan pembangunan tersebut. Hal tersebut telah kita ketahui semua
bahwa tuntutan publik atas layanan infrastruktur meningkat lebih cepat dibanding kemampuan
pemerintah menyediakan dana, sehingga untuk infrastruktur publik perlu dibiayai melalui
investasi swasta dengan pengaturan yang memadai, dimana motivasi swasta berinvestasi
sangat dipengaruhi oleh iklim berinvestasi yang kondusif baik dukungan keamanan investasi
dan pengembaliannya.
Pembuatan Modul ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian,
keterampilan, dan sikap Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) di bidang jasa konstruksi, agar
memiliki kompetensi dasar dalam memahami dan mengetahui pengadaan tanah dengan
waktu pembelajaran sebanyak 7 jam pelajaran.
Kami menyadari bahwa modul ini masih ada kekurangan dan kelemahannya, baik pada isi,
bahasa, maupun penyajiannya. Kami sangat mengharapkan adanya tanggapan berupa kritik
dan saran guna penyempurnaan modul ini. Semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi
peserta Pelatihan Manajemen Konstruksi.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI i
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI ii
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI iii
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI iv
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
DAFTAR INFORMASI VISUAL
Gambar
Gambar 3.1 Berita Acara Penolakan Keberatan Hasil Investigasi dan Identifikasi ............... 21
Gambar 3.2 Berita Acara Berifikasi dan Perbaikan Hasil Inventarisasi dan Identifikasi ....... 22
Gambar 3.3 Contoh Format Berita Acara Penyerahan Hasil Inventarisasi dan Identifikasi .. 24
Gambar 3.4 Contoh Format Berita Acara Penyerahan Hasil Penilaian Pengadaan Tanah.. 26
Gambar 3.5 Contoh Format Surat Kuasa Musyawarah Penetapan Ganti Kerugian............. 27
Gambar 3.6 Contoh Format Berita Acara Kesepakatan Musyawarah .................................. 29
Gambar 3.7 Contoh Format Validasi Pemberian Ganti Rugi ................................................ 30
Gambar 3.8 Contoh Format Berita Acara Daftar Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah 33
Gambar 3.9 Contoh Format Berita Acara Daftar Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah
yang Dititipkan di Pengadilan ................................................................................................ 34
Gambar 3.10 Contoh Format Berita Acara Daftar Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah
yang Merupakan Milik atau Dikuasai Pemerintah/BUMN/BUMD .......................................... 35
Gambar 3.11 Contoh Format Berita Acara Daftar Pelepasan Hak Obek Pengadaan Tanah
yang Merupakan Milik atau Dikuasai Pemerintah/BUMN/BUMD .......................................... 36
Gambar 3.12 Contoh Format Pemberitahuan Pemutusan Hubungan Hukum ..................... 38
Gambar 3.13 Contoh Format Berita Acara Objek Pengadaan Tanah yang Sedang Menjadi
Obej Perkara di Pengadilan .................................................................................................. 40
Gambar 3.14 Contoh Format Berita Acara Objek Pengadaan Tanah yang Masih
Dipersengketakan Kepemilikannya ....................................................................................... 41
Gambar 3.15 Contoh Format Berita Acara Objek Pengadaan Tanah yang diletakan Sita oleh
Pejabat yang Berwenang ...................................................................................................... 42
Gambar 3.16 Contoh Format Berita Acara Objek Pengadaan Tanah yang Menjadi Jaminan di
Bank atau Jaminan Hutang ................................................................................................... 44
Gambar 4.1 Contoh Format Berita Acara Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah ................. 48
Tabel
Tabel 2.1 Mekanisme Persiapan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Jalan ........ 15
Tabel 3.1 Tahapan Pelaksanaan Pengadaan Jasa Penilaian dan Alokasi Waktu Seleksi
Sederhana ............................................................................................................................ 23
Tabel 3.2 Tahapan Pengadaan Pelaksanaan Jasa Penilaian dan Alokasi Waktu Seleksi
Umum ................................................................................................................................... 23
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI v
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI vi
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebagai unsur utama Sumber Daya Manusia (SDM)
Aparatur Negara mempunyai peranan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan sosok CPNS yang mampu memainkan peran tersebut adalah CPNS yang
mempunyai kompetensi yang diindikasikan dari sikap dan perilakunya yang penuh dengan
kesetiaan dan ketaatan kepada Negara, bermoral dan mampu menjadi perekat persatuan dan
kesatuan bangsa.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai tugas dan tanggung
jawab melaksanakan sebagian tugas umum Pemerintahan dan tugas pembangunan dibidang
ke-PUPR-an yang meliputi bidang Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Air, Bina Marga,
Cipta Karya, Pengembangan Wilayah, Perumahan Rakyat, Penelitian dan Pengembangan
bidang PUPR dan Bina Konstruksi. Dalam pembangunan infrastruktur bidang PUPR tersebut
telah banyak dibangun berbagai macam sarana prasaran fisik diseluruh wilayah Indonesia
yang tujuan untuk mendukung sektor-sektor pembangunan lainnya agar dapat berkembang,
sehingga perekonomian masyarakat akan meningkat dengan pesat yang pada akhirnya
kesejahteraan rakyat akan segera tercapai. Untuk dapat membentuk sosok Calon Pegawai
Negeri Sipil tersebut di atas, perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan yang
mengarah kepada upaya peningkatan:
a. Sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada kepentingan masyarakat,
bangsa, Negara dan tanah air;
b. Kompetensi teknik, manajerial, dan atau kepemimpinannya;
c. Efisiensi, efektifitas dan kualitas pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan semangat
kerjasama dan tanggung jawab sesuai dengan lingkungan kerja organisasinya.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil,
mengatur juga tentang Pendidikan dan Pelatihan Terintegrasi yang selanjutnya disebut
Pelatihan Prajabatan sesuai pasal 1 ayat 28, dan juga dalam rangka meningkatkan tertib
penyelenggaraan pembangunan guna mewujudkan prasarana dan sarana bidang pekerjaan
umum yang efisien, efektif, dan produktif, dipandang perlu menyempurnakan materi sistem
pengendalian manajemen.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 603/PRT/M/2005 ditetapkan dengan
maksud agar para penyelenggara proyek/satuan kerja di lingkungan Departemen Pekerjaan
Umum dapat melaksanakan tugasnya secara profesional dengan tidak menyimpang dari
peraturan dan ketentuan yang berlaku, sehingga diperoleh hasil yang tepat mutu, tepat waktu,
tepat biaya, dan tepat manfaat.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI vii
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Pelatihan ini menguraikan tentang tata cara pelaksanaan kegiatan Penyelenggaraan Kontrak
Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan), yang disusun sesuai kaidah penyelenggaraan
pembangunan prasarana dan sarana dalam lingkungan Departemen Pekerjaan Umum,
dengan urutan tahapan kegiatan SIDLACOM.
Pedoman pelatihan terintegarsi CPNS di Kemen PUPR khususnya di lingkungan DJBK
dilengkapi dengan berbagai modul untuk memudahkan pembelajarannya.
B. Deskripsi Singkat
Dalam proses pembelajaran pengadaan tanah terdiri dari empat materi pokok, yaitu
perencanaan pengadaan tanah, persiapan pengadaan tanah, pelaksanaan pengadaan
tanah, dan penyerahan hasil pengadaan tanah. Metode yang dipakai dalam pembelajaran
ini ialah ceramah dan diskusi.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti proses pembelajaran pengadaan tanah peserta diharapkan mampu
memahami tahapan-tahapan dalam pengadaan tanah dimulai dari perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, dan penyerahan hasil.
2. Indikator Keberhasilan
2.1 Mampu memahami mekanisme perencanaan dalam tahapan pengadaan tanah.
2.2 Mampu memahami mekanisme persiapan dalam tahapan pengadaan tanah.
2.3 Mampu memahami mekanisme pelaksanaan dalam tahapan pengadaan tanah.
2.4 Mampu memahami mekanisme penyerahan hasil dalam tahapan pengadaan
tanah.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI viii
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI ix
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
MATERI POKOK 1
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH
Sebagai acuan bagi pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan pengadaan tanah dan
merupakan prasyarat untuk mengajukan permohonan penetapan lokasi pada tahap persiapan
pengadaan tanah oleh Gubernur.
2. Acuan Normatif
a. Undang-Undang No.02 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum.
b. Undang-Undang No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
c. Undang-Undang No.02 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang No.02 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-
Undang.
d. Peraturan Pemerintah No.104 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan.
e. Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2010 Tentang Penggunaan Kawasan Hutan.
f. Peraturan Pemerintah No.108 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan
No.28 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam.
g. Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.
h. Peaturan Presiden No.71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Beserta Perubahannya.
i. Peraturan Presiden No.15 Tahun 2015 Tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
j. Peraturan Menteri No.15 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
k. Peraturan Kepala BPN No.05 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 1
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
l. Peraturan Kepala Agraria dan Tata Ruang No.06 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Atas Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum.
m. Peraturan Menteri Keuangan No.10/PMK.No.02/2016 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.02/2013 Tentang Biaya Operasional
dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pegadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
3. Ketentuan-Ketentuan
a. Kewenangan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah; Oleh Pejabat
Pimpinan Tinggi Pratama atau Kepala UPT yang Berwenang dalam Pengadaan
Tanah dalam Setiap Unit Oranisasi.
Dimaksudkan untuk menguraikan gambaran secara umum yang ingin dicapai dari
rencana pembangunan untuk kepentingan umum, dan memiliki tujuan untuk
menguraikan hal – hal spesifik yang akan dicapai untuk dapat mewujudkan maksud
rencana pembangunan untuk kepentingan umum.
Lokasi rencana pembangunan yang berdasarkan pada rencana tata ruang wilayah
nsional, provinsi, dan/atau kabupaten kota, dan prioritas pembangunan (RPJM,
rencana kerja kementerian PUPR, dan rencana strategis kementerian PUPR).
Letak tanah;
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 2
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Perkiraan luas tanah yang dibutuhkan dalam pengadaan tanah dalam satuan m2;
dan perkiraan luas tanah diuraikan berdasarkan perkiraan luas tanah yang
dibutuhkan per wilayah administrasi rencana pengadaan tanah berada, terdiri dari:
Desa/keluarahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, dan Provinsi.
Menguraikan data awal mengenai penguasaan dan pemilikan atas tanah; data
pemilik yang berhak (bidang tanah, nama pemilik, status kepemilikan, peruntukan
tanah, dan objek pengadaan lahan lainnya); pengumpulan data dilaksanakan
melalui survei lapangan & wawancara langsung dgn masyarakat yang terindikasi
terkena pengadaan tanah; dan data pemilik yang berhak dituangkan dalam bentuk
tabel & peta data awal yg memuat informasi bidang tanah, nama pemilik & objek
pengadaan tanah lainnya.
Rencana penganggaran;
o Biaya operasional dan biaya pendukung ialah biaya yang diperlukan untuk
penyelengaraan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum (PMK No.13/PMK.02/2013 dan PMK No.10/PMK.02/2016).
o Besaran satuan biaya yang digunakan untuk biaya operasional dan biaya
pendukung dalam rangka kegiatan pada tahapan perencanaan, persiapan,
pelaksanaan & penyerahan hasil.
o Menguraikan besaran dana, sumber dana, dan rincian alokasi dana untuk
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, penyerahan hasil, administrasi dan
pengelolaan, serta sosialisasi.
Menguraikan perkiraan nilai ganti kerugian obyek pengadaan meliputi tanah, ruang
atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan
tanah, dan/atau kerugian lain yang dapat dinilai; dihitung berdasarkan standar
penilaian nilai ganti kerugian pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 3
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
kepentingan umum (SPI 306) atau standar penilaian tanah lainnya; dan penilaian
dapat melibatkan penilai publik, instansi terkait, atau lembaga lainnya yang
berkompeten dalam penilaian tanah.
Sumber dana pembiayaan dan mekanismenya dalam pengadaan tanah bagi pembangunan
untuk kepentingan umum ialah;
a. Biaya operasional dan biaya pendukung yang berasal dari APBN diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan.
b. Biaya operasional dan biaya pendukung yang berasal dari APBD diatur dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri.
c. Biaya operasional dan biaya pendukung pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum yang dilaksanakan oleh Badan Hukum Milik Negara/Badan
Usaha Milik Negara yang mendapatkan penugasan khusus, mengacu pada
Peraturan Menteri Keuangan.
d. Biaya operasional dan biaya pendukung pengadaan tanah yang berasal dari BLU
(Badan Layanan Umum) diatur dengan Peraturan Presiden No.30 Tahun 2012
e. Biaya operasional dan biaya pendukung pengadaan tanah yang berasal dari LMAN
(Lembaga Manajemen Aset Negara) diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan
No.54/PMK.01/2017 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga, Manajemen Aset
Negara, memiliki peranan untuk melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan
pengadaan lahan/tanah untuk proyek strategis nasional sebagaimana diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan, monitoring dan evaluasi pendanaan
pengadaan lahan/tanah, sertifikasi pengadministrasian tanah, serta penanganan
perkara dan litigasi.
Mekanisme pembiayaan dapat dilakukan secara swakelola (pejabat pimpinan tinggi pratama
atau kepala upt, membentuk tim penyusun dengan surat keputusan), dan kontraktual (ditunjuk
konsultan sesuai ketentuan peraturan pengadaan barang/jasa).
6. Feasibility Studi
a. Bendungan; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
27/PRT/M/2015 tentang Bendungan.
b. Saluran Irigasi; Aturan teknis yang mengatur tentang Saluran Irigasi.
c. Bendungan Air; Aturan teknis yang mengatur tentang Bangunan Air.
d. Jalan, Jembatan, dan Terowongan; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang
Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan, yaitu Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011.
e. Instalasi Air Minum dan Tempat Pembuangan Akhir; Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor: 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 4
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
7. Dokumen AMDAL
AMDAL merupakan kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Ketentuan dokumen amdal terdapat pada
Undang-Undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 2012 Tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
8. Izin Lingkungan
Izin Lingkungan merupakan izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha
dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau ukl-upl dalam rangka perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan atau kegiatan.
Ketentuan izin lingkungan terdapat pada Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Tentang
Izin Lingkungan.
9. Prosedur Penyusunan
a. Tahap Persiapan
Pemahaman KAK (Kerangka Acuan Kerja): latar belakang, maksud dan tujuan
pekerjaan, standar dokumen, metodologi pelaksanaan pekerjaan, pelaporan,
hasil pekerjaan.
Pengumpulan Dokumen pendukung:
o Dokumen pendukung; peraturan, kebijakan, studi-studi, atau kajian yang
terkait dengan rencana pembangunan infrastruktur terkait.
o Digunakan sebagai data awal dalam melaksanakan persiapan,
pengumpulan data, survey lapangan, dan analisa data penyusunan
dokumen perencanaan pengadaan tanah.
o Pengumpulan dokumen rapat melalui permintaan dokumen secara
resmi/tertulis atau melalui koordinasi langsung dengan pihak tertentu.
o Penerimaan dokumen disertai bukti penerimaan dari pihak yang
menyerahkan.
Survey pendahuluan:
o Pengumpulan data premier; wawancara tatap muka (recalling) terhadap
target dengan menggunakan daftar isian atau question, wawancara/diskusi
(deep interview) dengan beberapa informan kunci guna melengkapi dan
melakukan pendalaman informasi yang telah diperoleh sebelumnya, data
premier berupa nama pihak yang berhak/pemilik, status kepemilikan, letak
tanah, luas tanah, bangunan/tanaman serta benda lain yang terkena lokasi
pembangunan.
o Pengumpulan data sekunder; dengan cara mengumpulkan dokumen-
dokumen terkait dengan rencana pembangunan.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 5
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 6
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Perbaikan laporan, verifikasi, dan serah terima (dari tim penyusun ke Satker);
Pengesahan dokumen perencanaan pengadaan tanah.
B. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan Pra Feasibility Study dan Feasibility Study?
2. Apa saja tinjauan teknis yang diperlukan dalam Pra Feasibility Study?
3. Apa fungsi dari Pra Feasibility Study?
4. Apa maksud dan tujuan dari Studi AMDAL?
C. Rangkuman
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 7
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
MATERI POKOK 2
PERSIAPAN PENGADAAN TANAH
a. Bupati/Walikota;
b. SKPD Provinsi terkait;
c. Instansi yang memerlukan tanah; dan
d. Instansi terkait lainnya.
a. Pemberitahuan awal.
b. Sosialisasi rencana pembangunan kepada masyarakat pada lokasi rencana
pembangunan.
c. Menyiapkan penandatangan Berita Acara Pelaksanaan Sosialisasi.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 8
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Hasil pelaksanaan sosialisasi atau tatap muka dituangkan dalam bentuk “notulen”
pertemuan yang ditandatangani Ketua Tim Persiapan atau pejabat yang ditunjuk.
Pendataan awal lokasi rencana pengadaan tanah meliputi kegiatan pengumpulan data
awal Pihak yang Berhak dan Objek Pengadaan Tanah bersama aparat
kelurahan/desa dalam waktu paling lama 30 hari kerja sejak pemberitahuan rencana
pembangunan.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 9
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Kepentingan Umum atau di tempat yang disepakati. Dilaksanakan paling lama 60 hari
kerja sejak tanggal ditandatangani daftar sementara lokasi rencana pembangunan.
Hasil kesepakatan dituangkan dalam bentuk berita acara kesepakatan.
Proses Konsultasi Publik dilakukan secara dialogis antara Tim Persiapan dengan
Pihak yang Berhak dan Masyarakat terkena dampak. Pelaksanaan dapat dilakukan
melalui perwakilan dengan Surat Kuasa dari Pihak yang Berhak. Pihak yang Berhak
dan masyarakat terkena dampak atau Kuasanya diberi kesempatan untuk
memberikan pandangan/tanggapan terhadap lokasi rencana pembangunan tersebut.
Kehadiran Pihak yang Berhak dan masyarakat terkena dampak atau Kuasanya
dibuktikan dengan daftar hadir.
Hasil kesepakatan atas lokasi rencana pembangunan dituangkan dalam Berita Acara
kesepakatan. Namun jika dalam Konsultasi Publik masih ada masyarakat terkena
dampak yang keberatan maka dilakukan Konsultasi Publik Ulang dalam waktu paling
lama 30 hari kerja.
Jika jangka waktu proses penetapan lokasi tidak terpenuhi, dilakukan proses ulang
terhadap sisa tanah yang belum selesai pengadaannya, mulai dari tahap
perencanaan.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 10
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
B. Kegiatan Persiapan Jika Ada Penolakan/Keberatan Rencana Lokasi dari Pihak yang
Berhak Tanpa Mengajukan Gugatan Ke Pengadilan
Jika ada penolakan/keberatan rencana lokasi dari Pihak yang Berhak, tanpa mengajukan
gugatan ke pengadilan, proses persiapan mencakup 20 tahapan kegiatan, yaitu dengan
penambahan kegiatan:
Tim Persiapan melakukan Konsultasi Publik Ulang dalam jangka waktu maksimal 30
hari kerja. Hasil kesepakatan atas lokasi rencana pembangunan dituangkan dalam
Berita Acara kesepakatan Konsultasi Publik Ulang.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 11
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Tim Kajian dibentuk oleh Gubernur jika ada keberatan terhadap hasil Konsultasi Publik
mengenai rencana pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum di
lokasi tertentu
Susunan Tim Kajian adalah sebagai berikut:
a. Sekretaris Daerah Provinsi atau pejabat yang ditunjuk sebagai ketua merangkap
anggota;
b. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional sebagai sekretaris
merangkap anggota;
c. Instansi yang menangani urusan di bidang perencanaan pembangunan daerah
sebagai anggota.
d. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai
anggota;
e. Bupati/wali kota atau pejabat yang ditunjuk sebagai anggota; dan
f. Akademisi sebagai anggota.
Tim Kajian menginventaris masalah yang menjadi alasan keberatan, yang mencakup:
(1) klasifikasi jenis dan alas an keberatan (2) klasifikasi pihak yang keberatan dan (3)
klasifikasi usulan pihak yang keberatan.
Berdasarkan hasil klasifikasi, Tim Kajian melakukan pertemuan atau klarifikasi dengan
pihak yang keberatan untuk Menyamakan persepsi tentang materi/alasan keberatan
pihak yang
keberatan; dan Menjelaskan kembali maksud dan tujuan rencana
pembangunan
Rekomendasi dilaksanakan paling lama 14 hari kerja sejak diterima permohonan oleh
Gubernur yang selanjutnya sebagai dasar Surat Keputusan Gubernur menerima atau
menolak keberatan masyarakat.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 12
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
C. Kegiatan Persiapan Jika Ada Penolakan/Keberatan Rencana Lokasi dari Pihak yang
Berhak Dengan Mengakukan Gugatan Ke Pengadilan
Jika ada keberatan/penolakan hasil Tim Kajian, dalam waktu paling lama 30 hari kerja,
masyarakat mengajukan gugatan ke Pengadilan TUN.
Apabila putusan Pengadilan TUN menolak gugatan masyarakat, dalam jangka waktu
paling lama 14 hari masyarakat dapat mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung.
Proses di Mahkamah Agung berlangsung dalam waktu paling lama 30
hari, Putusan
hukum tetap (inkracht), diterima atau ditolak.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 13
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Penanggung jawab kegiatan pada tahap ini adalah Pemerintah Daerah yaitu Gubernur dan
Bupati/Walikota letak tanah calon lokasi jalan yang dalam pelaksanaannya adalah Ketua Tim
Persiapan yang didukung Sekretariat Tim. Pihak yang terlibat adalah:
1. Pihak yang memerlukan tanah, yaitu PPK pada Satuan Kerja Direktorat Jenderal Bina
Marga
2. Pihak yang Berhak,
3. Masyarakat terkena dampak.
Hasil akhir kegiatan yang diharapkan adalah pengumuman penetapan lokasi pembangunan
sesuai dengan materi pada Surat Persetujuan Penunjukan Lokasi untuk Pembangunan Jalan
(SP2LP-Jalan).
Jangka waktu tahapan persiapan dengan output pengumuman penetapan lokasi, apabila
tidak ada keberatan adalah 160 hari kerja setelah Pihak yang memerlukan tanah
menyerahkan dokumen permohonan penetapan lokasi kepada Gubernur.
Apabila ada keberatan sehingga dilakukan Konsultasi Publik ulang, jangka waktu maksimal
adalah 187 hari kerja.
Apabila keberatan Pihak yang Berhak dan masyarakat diajukan ke
pengadilan TUN dan kasasi ke Mahkamah Agung, jangka waktu persiapan paling lama adalah
291 hari kerja.
F. Mekanisme Persiapan
Kerangka mekanisme persiapan pengadaan tanah untuk jalan disajikan pada Tabel sebagai
berikut:
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 14
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Mengacu tabel diatas, Instansi yang memerlukan tanah mengajukan permohonan penetapan
lokasi pembangunan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota lokasi tanah yang diperlukan
dalam kegiatan pembangunan infrastruktur jalan. Dalam proses penetapan lokasi
pembangunan jalan tersebut akan diperoleh kepastian lokasi apabila disetujui Pihak yang
Berhak dan masyarakat terkena dampak atau melalui penetapan lembaga peradilan. Apabila
lembaga peradilan menerima keberatan Pihak yang Berhak dan masyarakat terkena dampak
maka lokasi pembangunan jalan akan dipindah ke tempat lain, atau digeser dan proses
penetapan lokasi akan dimulai lagi dari tahap perencanaan dan persiapan pengadaan tanah
untuk pembangunan jalan.
Titik kritis yang perlu dicermati pada tahapan ini adalah dalam proses sosialisasi dan
konsultasi publik untuk mendapatkan kesepakatan lokasi pembangunan jalan dari Pihak yang
Berhak dan masyarakat terkena dampak. Proses sosialisasi dan konsultasi publik itu dapat
berlangsung lebih dari dua kali yang hasilnya belum tentu terjadi kesepakatan. Hal itulah yang
menyebabkan perlu dibentuk Tim Kajian untuk meneliti faktor penyebab adanya penolakan
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 15
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
G. Latihan
H. Rangkuman
Pada tahap persiapan terdapat tiga mekanisme yang akan menentukan keberhasilan
Konsultasi Publik dalam proses penetapan lokasi pembangunan dan jangka waktu
persiapan.
Pertama, apabila masyarakat menrima Konsultasi Publik tanpa ada keberatan, maka
proses kegiatan akan berlangsung dalam 11 tahap dengan jangka waktu paling lama
160 hari kerja.
Kedua, apabila masyarakat keberatan hasil Konsultasi Publik tetapi tidak mengajukan
gugatan ke pengadilan, maka proses kegiatan akan berlangsung dalam 20 tahap dengan
jangka waktu paling lama 187 hari kerja.
Ketiga, apabila masyarakat keberatan hasil Konsultasi Publik dan mengajukan gugatan
ke pengadilan, maka proses kegiatan akan berlangsung dalam 27 tahap dengan jangka
waktu paling lama 291 hari kerja
Titik kritis yang perlu dicermati yaitu bagaimana Pihak yang Berhak dan masyarakat
dapat menerima hasil Konsultasi Publik, yang menyetujui pembangunan jalan di
wilayahnya.
Dalam proses pengadaan tanah, instansi yang memerlukan tanah harus
mengajukan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah kepada Gubernur. Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah disusun berdasarkan studi kelayakan dan studi lain
yang terkait. Ketentuan mengenai Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah, diatur
pada Bab II mengenai Dasar Perencanaan, Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum yang menyebutkan bahwa setiap instansi yang memerlukan tanah
bagi pembangunan untuk kepentingan umum, diwajibkan menyusun Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 16
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
MATERI POKOK 3
PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
Dalam proses pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tersebut Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota segera membentuk Satgas. Satgas A untuk pelaksanaan
pengukuran bidang tanah dan pengukuran batas keliling dan Satgas B untuk pelaksanaan
inventarisasi dan identifikasi Obyek Pengadaan Tanah dan Pihak yang Berhak. Adapun tugas
satgas tersebut adalah sebagai berikut:
Satgas A
Satgas B
Satgas B bertugas menginventarisasi dan mengidentifikasi data Pihak yang Berhak dan
Obyek Pengadaan Tanah Anggota 1 (satu) orang Ketua dan paling kurang 2 (dua) orang
anggota. Terdiri dari Pegawai Badan Pertanahan Nasional yang mempunyai kompetensi di
bidang pertanahan, hukum, manajemen dan pemetaan, dan ditetapkan dengan Keputusan
Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah. Jika diperlukan untuk membantu Satgas B, Ketua
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 17
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Pelaksana Pengadaan Tanah dapat menambah keanggotaan yang berasal dari instansi
teknis terkait.
Satgas A melaksanakan pengukuran dan pemetaan bidang per bidang tanah meliputi:
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 18
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
b. Pengukuran bidang per bidang dilakukan dengan cara mengukur
dan memetakan
tanah Pihak yang Berhak di dalam keliling bidang
tanah atau trase;
c. Hasil pengukuran dan pemetaan bidang per bidang tanah
dituangkan dalam Peta
Bidang Tanah yang ditandatangani oleh Ketua Satgas A.
Dalam rangka menyusun daftar nominatif, dokumen yang diperlukan sebagai bukti
penguasaan dan/atau kepemilikan untuk tanah yang belum terdaftar, dalam rangka
inventarisasi dan identifikasi data Pihak yang Berhak dan Objek Pengadaan Tanah
didasarkan pada:
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 19
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Hasil inventarisasi dan identifikasi dibuat dalam Berita Acara sebagaimana format yang telah
ditetapkan.
Daftar nominatif ditandatangani oleh Ketua Satgas A dan Satgas B. Hasil inventarisasi dan
identifikasi diserahkan oleh Ketua Satgas kepada Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah
dengan Berita Acara Hasil Inventarisasi dan Identifikasi. Hasil Inventarisasi dan Identifikasi
diumumkan di kantor kelurahan/desa atau nama lain, kantor kecamatan atau nama lain, dan
lokasi pembangunan dalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari kerja. Pengumuman
dilakukan oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah.
Jika Pihak yang Berhak keberatan atas Hasil Inventarisasi dan Identifikasi, dapat mengajukan
keberatan kepada Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah dalam tenggang waktu pengumuman
14 HK (empat belas) hari kerja terhitung sejak diumumkan hasil inventarisasi dan identifikasi
dengan menggunakan format, sebagai berikut:
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 20
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Gambar 3.1 Berita Acara Penolakan Keberatan Hasil Investigasi dan Identifikasi
Apabila keberatan atas Hasil Inventarisasi dan Identifikasi diterima, Ketua Pelaksana
Pengadaan Tanah melakukan verifikasi dan perbaikan terhadap Peta Bidang Tanah dan/ atau
Daftar Nominatif. Dalam melaksanakan verifikasi dan perbaikan, Ketua Pelaksana
menugaskan Satgas terkait. Hasil Verifikasi dan perbaikan terhadap Peta Bidang Tanah
dan/atau Daftar Nominatif dibuat Berita Acara Verifikasi dan Perbaikan Hasil Inventarisasi dan
Identifikasi, yang ditandatangani oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah. Jika terjadi
perbedaan luas tanah yang tercantum dalam bukti penguasaan dan/atau kepemilikan tanah
dengan luas tanah hasil verifikasi dan perbaikan, maka hasil verifikasi dan perbaikan menjadi
dasar pemberian ganti kerugian. Hasil verifikasi ulang Inventarisasi dan Identifikasi dibuat
dalam suatu Berita Acara dengan menggunakan format, sebagai berikut:
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 21
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Gambar 3.2 Berita Acara Verifikasi dan Perbaikan Hasil Inventarisasi dan Identifikasi
Jika keberatan atas Hasil Inventarisasi dan Identifikasi ditolak, Ketua Pelaksana Pengadaan
Tanah menjelaskan alasan penolakan yang dituangkan dalam Berita Acara Penolakan
Keberatan, untuk selanjutnya disampaikan kepada Pihak yang Berhak yang mengajukan
keberatan. Berita Acara Penolakan bersifat final.
Hasil perbaikan Inventarisasi dan Identifikasi diumumkan di kantor kelurahan/desa atau nama
lain, kantor kecamatan atau nama lain, dan lokasi pembangunan. Pengumuman dilakukan
oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah. Hasil Inventarisasi dan Identifikasi yang telah
diumumkan dan tidak ada keberatan dari Pihak yang Berhak atau hasil verifikasi dan
perbaikan inventarisasi dan identifikasi, menjadi dasar penentuan Pihak yang Berhak dalam
pemberian Ganti Kerugian.
Kegiatan berikutnya adalah Penilaian Ganti Kerugian. Sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, tim pelaksana melakukan pengadaan jasa penilai objek pengadaan
tanah melalui seleksi sederhana atau seleksi umum. Berikut adalah dua macam Tahapan
Pelaksanaan Pengadaan Jasa Penilai dan Alokasi Waktu Seleksi.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 22
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Tabel 3.1 Tahapan Pelaksanaan Pengadaan Jasa Penilaian dan Alokasi Waktu Seleksi
Sederhana
Tabel 3.2 Tahapan Pengadaan Pelaksanaan Jasa Penilaian dan Alokasi Waktu Seleksi
Umum
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 23
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Apabila pengadaan jasa Penilai gagal atau tidak dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari kerja, Instansi yang memerlukan tanah menunjuk Penilai Publik yang
merupakan penilai pemerintah yang sudah ditetapkan/memperoleh izin dari Menteri
Keuangan untuk memberikan jasa penilaian.
Penunjukan Penilai Publik dilakukan oleh Instansi yang membawahi penilai pemerintah
setelah berkoordinasi dengan Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah.
Apabila telah diperoleh
Penilai, Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah menyerahkan hasil inventarisasi dan
identifikasi/hasil verifikasi ulang kepada Penilai dengan menggunakan Berita Acara, sebagai
berikut:
Gambar 3.3 Contoh Format Berita Acara Penyerahan Hasil Inventarisasi dan Identifikasi
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 24
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Dalam melakukan tugasnya, Penilai atau Penilai Publik meminta: Peta bidang tanah; Daftar
nominatif; dan Data yang diperlukan.
Sebagai bahan penilaian dari Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah. Atas permintaan
dimaksud, Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah menyerahkan data yang diminta.
Selanjutnya
berdasarkan peta bidang tanah, daftar nominatif dan data yang diperlukan untuk bahan
penilaian, Penilai bertugas melakukan penilaian besarnya ganti kerugian bidang per bidang
tanah yang meliputi:
Tanah;
Ruang atas tanah dan bawah tanah;
Bangunan;
Tanaman;
Benda yang berkaitan dengan tanah; dan/atau
Kerugian lain yang dapat dinilai.
Besarnya nilai Ganti Kerugian berdasarkan hasil
penilaian oleh Penilai disampaikan kepada Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah untuk
bahan musyawarah penetapan Ganti Kerugian yang dilakukan selambat-lambatnya
30 (tiga puluh) hari kerja,dengan menggunakan Berita Acara Penyerahan Hasil
Penilaian Pengadaan Tanah, sebagai berikut:
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 25
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Gambar 3.4 Contoh Format Berita Acara Penyerahan Hasil Penilaian Pengadaan Tanah
Bila terdapat Perbaikan terhadap Peta Bidang dan Daftar Nomonatip oleh adanya keberatan
Pemilik yang berhak atau kusanya terhadap Pengumumunan Hasil Inventarisasi dan
identifikasi,maka hasil perbaikan tersebut diserahkan kembali oleh Ketua Pelaksana
Pengadaan Tamah kepada Penilai untuk dilakukan perbaikan Hasil Penilaian Ganti Rugi.
Sedangkan terhadap sisa dari bidang tanah tertentu dari Pengadaan Tanah yang tidak dapat
difungsikan lagi sesuai peruntukkan dan penggunaannya semula, Pihak yang Berhak dapat
meminta penggantian secara utuh atas bidang tanahnya. Untuk itu Pelaksana Pengadaan
Tanah membentuk Tim untuk menilai apakah sisa bidang tanah tersebut masih dapat atau
tidak difungsikan lagi sesuai peruntukkan dan penggunaannya semula.
Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah menyampaikan undangan kepada Pihak yang Berhak
dan Instansi yang perlu tanah untuk pelaksanaan musyawarah besaran dan bentuk Ganti
Kerugian. Surat undangan disampaikan 5 (lima) hari sebelum pelaksanaan musyawarah.
Ketua Pelaksana juga mengundang Camat dan Kepala Desa/Lurah untuk menyaksikan
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 26
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
pelaksanaan musyawarah. Apabila ada yang tidak dapat hadir, Pihak yang Berhak dapat
memberi kuasa kepada orang lain dengan bentuk Surat, sebagai berikut:
Gambar 3.5 Contoh Format Surat Kuasa Musyawarah Penetapan Ganti Kerugian
Musyawarah untuk penetapan Ganti Kerugian dilakukan secara langsung untuk menetapkan
bentuk Ganti Kerugian berdasarkan hasil penilaian Ganti Kerugian. Bentuk Ganti Kerugian,
dapat berupa:
Tanah;
Tanah pengganti;
Pemukiman kembali;
Kepemilikan saham; atau
Bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 27
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
a. Musyawarah dipimpin oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah atau pejabat yang
ditunjuk dilakukan secara langsung untuk menetapkan bentuk Ganti Kerugian
berdasarkan hasil penilaian Ganti Kerugian.
b. Pelaksanaan musyawarah dapat dibagi dalam beberapa kelompok dengan
mempertimbangkan jumlah Pihak yang Berhak, waktu dan tempat pelaksanaan
musyawarah penetapan Ganti Kerugian. Jika belum tercapai kesepakatan,
musyawarah dapat dilaksanakan lebih dari 1 (satu) kali.
c. Jika Pihak yang Berhak berhalangan hadir dalam musyawarah dapat memberikan
kuasa kepada:
Berita Acara ditandatangani Pelaksana Pengadaan Tanah dan Pihak yang Berhak yang hadir
atau kuasanya. Terhadap Ganti kerugian berupa tanah atau permukiman kembali, dalam
Berita Acara dicantumkan rencana lokasinya.
Sesuai Pasal 71 Perpres 71 Tahun 2012, Pihak yang berhak dapat memberikan kuasa
kepada:
Hasil kesepakatan dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan Kuasa. Berikut contoh format
Berita Acara Kesepakatan.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 28
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 29
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Daftar besaran dan bentuk Ganti Kerugian divalidasi oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah
dan selanjutnya disampaikan kepada Instansi yang memerlukan tanah untuk disiapkan
pelaksanaan pemberian Ganti Kerugian kepada Pihak yang Berhak. Berikut format validasi:
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 30
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Apabila Pihak yang Berhak menolak bentuk/atau besarnya Ganti Kerugian berdasarkan
hasil musyawarah dan tidak mengajukan keberatan ke pengadilan, dibuat Berita Acara
Pihak Yang Berhak Menolak Bentuk dan/atau Besarnya Ganti Kerugian Berdasarkan
Hasil Musyawarah dan Tidak Mengajukan Keberatan Ke Pengadilan.
2. Jika Pihak yang Berhak tidak sepakat Ganti Kerugian, pengajuan keberatan ke
Pengadilan Negeri
Jika tidak terjadi kesepakatan mengenai bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian, Pihak
yang Berhak dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri setempat dalam
waktu paling lama 14 HK (empat belas ) hari kerja setelah ditandatangani Berita Acara
hasil musyawarah.
Pengadilan Negeri memutus bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian dalam waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterima keberatan. Jika pihak yang keberatan
terhadap putusan Pengadilan Negeri maka dalam waktu paling lama 14 (empat belas)
hari kerja dapat mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung.
Apabila setelah dilakukan musyawarah terdapat Pihak yang Berhak, tidak setuju dengan
besaran Ganti Kerugian sebagaimana hasil pengadilan negeri/ Mahkamah Agung, dibuat
Berita Acara Pihak Yang Berhak Menolak Bentuk dan/atau Besarnya Ganti Kerugian
Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri/Mahkamah Agung Yang Telah Memperoleh
Kekuatan Hukum Tetap.
Mahkamah Agung wajib memutus dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
sejak permohonan kasasi diterima. Putusan Hakim Mahkamah Agung diterima atau
ditolaknya gugatan Pihak yang Berhak bersifat final sebagai Putusan hukum yang
mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht).
Apabila gugatan Pihak yang Berhak ditolak oleh Hakim Mahkamah Agung, maka Ketua
Pelaksana meneruskan langkah pemberian Ganti Kerugian kepada Pihak yang Berhak.
Jika Pihak yang Berhak sepakat Ganti Kerugian dan menyetujui besaran dan bentuk Ganti
Kerugian, maka Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah dapat melakukan proses Pelepasan Hak
sekaligus dengan pemberian Ganti Kerugian.
Apabila Pihak yang Berhak mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri dan Kasasi ke
Mahkamah Agung, selama proses di lembaga peradilan tersebut, dana Ganti Kerugian
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 31
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
dititipkan oleh Instansi yang memerlukan tanah di pengadilan negeri setempat dan dibuat
Berita Acara Penitipan Ganti Kerugian.
Setelah ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap maka Ketua Pelaksana
Pengadaan Tanah dapat melanjutkan proses pelepasan hak sekaligus dengan pengambilan
dana pemberian Ganti Kerugian yang dititipkan di pengadilan negeri. Untuk pengambilan
Ganti Kerugian terhadap Obyek Pengadaan Tanah yang menjadi jaminan di Bank, ganti
kerugian dapat di ambil di pengadilan negeri setelah adanya surat pengantar dari Ketua
Pelaksana Pengadaan setelah Pihak yang berhak menyerahkan bukti - bukti kepemilikan
tanah, menandatangani surat-surat pernyataan yang diperlukan dan menandatangani surat
Pelepasan hak/Berita Acara Pelepasan Hak.
Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah sebagaimana diatur dalam Pasal 96 s/d Pasal 99
Perpres No 71 Tahun 2012 , dilakukan dihadapan Kepala Kantor Pertanahan setempat, dan
dilaksanakan bersamaan pada saat pemberian Ganti Kerugian. Pelepasan Hak Objek
Pengadaan Tanah dibuat sesuai hak yang dilepaskan, disertai dengan penyerahan bukti-bukti
penguasaan atau kepemilikan objek pengadaan tanah. Selanjutnya dibuat Berita Acara Daftar
Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah yang ditandatangani oleh Pihak yang Berhak
dihadapan Kepala Kantor Pertanahan setempat, Kepala Kantor Pertanahan tersebut dan
Pelaksana Pengadaan Tanah.
Jika Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah merupakan milik atau dikuasai /Badan Usaha
Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah membuat
Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah sesuai hak yang dilepaskannya.
Apabila mekanisme saat pemberian Ganti Kerugian dan pelepasan hak telah dilaksanakan di
hadapan Kepala Kantor Pertanahan setempat, Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah membuat
Berita Acara Daftar Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah Yang Merupakan Milik Atau
Dikuasai Pemerintah/Badan Usaha Milik Daerah. Berikut contoh format Berita Acara Daftar
Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah:
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 32
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Gambar 3.8 Contoh Format Berita Acara Daftar Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah
Sementara itu, untuk Objek Pengadaan Tanah yang dititipkan di pengadilan, dibuat Berita
Acara Daftar Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah, sebagai berikut:
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 33
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Gambar 3.9 Contoh Format Berita Acara Daftar Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah
yang Dititipkan di Pengadilan
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 34
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Gambar 3.10 Contoh Format Berita Acara Daftar Pelepasan Hak Obek Pengadaan Tanah
yang Merupakan Milik atau Dikuasai Pemerintah/BUMN/BUMD
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 35
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Selanjutnya terhadap Objek Pengadaan Tanah yang merupakan Milik atau dikuasai
Pemerintah/BUMN/BUMD, dibuat Berita Acara Daftar Pelepasan Hak Objek Pengadaan
Tanah, sebagai berikut:
Gambar 3.11 Contoh Format Berita Acara Daftar Pelepasan Hak Obek Pengadaan Tanah
yang Merupakan Milik atau Dikuasai Pemerintah/BUMN/BUMD.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 36
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Dalam pelaksanaan pelepasan hak Objek Pengadaan Tanah, Pelaksana Pengadaan Tanah:
I. Pemutusan Hubungan Hukum Pihak yang Berhak dengan Objek Pengadaan Tanah
Apabila mekanisme pemberian Ganti Kerugian dan pelepasan hak telah dilaksanakan di
hadapan Kepala Kantor Pertanahan setempat, kepemilikan atau hak atas tanah dari Pihak
yang Berhak menjadi hapus dan alat bukti haknya dinyatakan tidak berlaku dan tanahnya
menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh Negara. Terhadap hapusnya hubungan hukum
antara Pihak yang Berhak dengan tanahnya, Ketua Tim Pelaksana memberitahu kepada
Pihak yang Berhak dengan format sebagai berikut:
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 37
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Pada saat pemberian Ganti Kerugian dan pelepasan hak telah dilaksanakan di hadapan
Kepala Kantor Pertanahan setempat, kepemilikan atau hak atas tanah dari Pihak yang Berhak
menjadi hapus dan alat bukti haknya dinyatakan tidak berlaku dan tanahnya menjadi tanah
yang dikuasai langsung oleh Negara.
Pemutusan hubungan Hukum antara Pihak yang Berhak dengan Objek Pengadaan Tanah
yang ganti kerugiannya sudah dititipkan di pengadilan negeri, kepemilikan atau hak atas tanah
dari Pihak yang berhak menjadi hapus dan alat bukti haknya dinyatakan tidak berlaku dan
tanahnya menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh Negara sejak keluarnya penetapan
pengadilan mengenai penitipan Ganti Kerugian. Kemudian Kepala Kantor Pertanahan
memberitahukan Pemutusan hubungan Hukum kepada para pihak terkait.
Pemutusan hubungan Hukum antara Pihak yang Berhak dengan Objek Pengadaan Tanah
terhadap aset Pemerintah/Pemerintah Daerah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik
Daerah/Kas Desa berlaku sejak dilepaskannya hak sesuai dengan peraturan yang mengatur
Barang Milik Negara/ Barang Milik Daerah, atau paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sejak
ditetapkannya penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum. Kepala Kantor
Pertanahan memberitahukan Pemutusan hubungan Hukum kepada Pemerintah /Pemerintah
Daerah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah/ Kepala Desa.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 38
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Hapusnya hubungan hukum antara Pihak yang Berhak dengan tanahnya, terhadap tanah
yang sudah terdaftar Kepala Kantor Pertanahan selanjutnya melakukan pencatatan hapusnya
hak dalam Buku Tanah dan daftar umum lainnya.
Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah disampaikan kepada Ketua Pelaksana Pengadaan
Tanah paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak ditetapkan berita acara pelepasan Hak Objek
Pengadaan Tanah tersebut.
Hapusnya hubungan hukum antara Pihak yang Berhak dengan tanahnya terhadap tanah yang
belum terdaftar, Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah menyampaikan pemberitahuan tentang
hapusnya hubungan hukum dan disampaikan kepada Lurah/Kepala Desa atau nama lain,
camat atau nama lain dan pejabat yang berwenang yang mengeluarkan surat, untuk
selanjutnya dicatat pada alas hak/bukti perolehan hak dan dalam buku administrasi kantor
kelurahan/desa atau nama lain atau kecamatan.
Apabila Objek Pengadaan Tanah sedang menjadi Objek perkara di pengadilan dan Ganti
Kerugian telah dititipkan di pengadilan negeri, Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah
menyampaikan pemberitahuan kepada ketua pengadilan dan pihak-pihak yang berperkara
tentang hapusnya hak dan tidak berlakunya alat bukti penguasaan/pemilikan serta hapusnya
hubungan hukum antara Pihak yang Berhak dengan tanahnya.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 39
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Gambar 3.13 Contoh Format Berita Acara Objek Pengadaan Tanah yang Sedang Menjadi
Obej Perkara di Pengadilan
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 40
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Apabila Objek Pengadaan Tanah yang akan diberi Ganti Kerugian masih dipersengketakan
kepemilikannya di pengadilan, dibuat Berita Acara Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah
yang Masih Dipersengketakan sebagai berikut:
Gambar 3.14 Contoh Format Berita Acara Objek Pengadaan Tanah yang Masih
Dipersengketakan Kepemilikannya
Apabila Objek Pengadaan Tanah diletakkan sita jaminan oleh pejabat berwenang dan Ganti
Kerugian telah dititipkan di pengadilan negeri, Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah
menyampaikan pemberitahuan kepada pejabat yang meletakkan sita jaminan tentang
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 41
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
hapusnya alat bukti kepemilikan dan putusnya hubungan hukum. Selanjutnya Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah membuat Berita Acara Pelepasan Hak Objek Pengadaan
Tanah Yang Diletakkan Sita Jaminan Oleh Pejabat Berwenang.
Apabila terhadap Objek Pengadaan Tanah yang akan diberi Ganti Kerugian diletakkan Sita
oleh Pejabat yang berwenang, dibuat Berita Acara seperti berikut:
Gambar 3.15 Contoh Format Berita Acara Objek Pengadaan Tanah yang diletakan Sita oleh
Pejabat yang Berwenang
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 42
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Apabila Objek Pengadaan Tanah menjadi jaminan di bank, Ganti Kerugian telah dititipkan di
pengadilan negeri. Terhadap tanah belum bersertipikat yang dijadikan jaminan di bank, Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah menyampaikan pemberitahuan kepada lurah/kepala desa atau
nama lain atau camat tentang putusnya hubungan hukum dan alat bukti kepemilikan.
Selanjutnya Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah membuat Berita Acara Pelepasan Hak
Objek Pengadaan Tanah yang dijadikan jaminan di bank atau pemegang Hak Tanggungan
lainnya serta pemberitahuan tentang hapusnya hak yang disampaikan kepada pimpinan bank
atau pimpinan pemegang Hak Tanggungan lainnya dan yang bersangkutan, dibuat Berita
Acara seperti berikut:
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 43
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Gambar 3.16 Contoh Format Berita Acara Objek Pengadaan Tanah yang Menjadi Jaminan di
Bank atau Jaminan Hutang
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 44
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Data Pengadaan Tanah dimaksud disimpan, didokumentasikan dan diarsipkan oleh Kepala
Kantor Pertanahan setempat yang dapat disimpan dalam bentuk data elektronik. Data
Pengadaan Tanah dimaksud dibuat salinan rangkap 2 (dua), Asli dan 1 (satu) salinan data
dimaksud diserahkan kepada Instansi yang memerlukan tanah, sedangkan 1 (satu) salinan
menjadi dokumen di Kantor Wilayah BPN atau Kantor Pertanahan setempat.
K. Latihan
L. Rangkuman
Pertama, adalah bagaimana Pihak yang Berhak menerima dan menyetujui hasil
inventarisasi dan identifikas subjek dan objek pengadaan tanah yang dilaksanakan
Satgas A dan Satgas B;
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 45
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Kedua adalah bagaimana Pihak yang Berhak menerima dan menyetujui hasil
musyawaran Ganti Kerugian oleh Tim Pelaksana Pengadaan Tanah berdasarkan nilai
Objek Pengadaan Tanah yang ditentukan oleh Penilai;
Ketiga, adalah bagaimana semua Pihak yang Berhak menerima pemberian Ganti
Kerugian bersamaan dengan pelepasan hak atas tanah tanpa ada yang dititipkan di
Pengadilan.
Untuk standarisasi pelaksanaan, pada setiap kegiatan telah disiapkan format standar
yang berfungsi pula untuk kegiatan monitoring dan evaluasi serta pelaporan yang
terstruktur dalam jenjang kewenangan organisasi BPN RI ke Kanwil BPN Provinsi ke
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota dan sebaliknya. Tahap keempat kegiatan
Pengadaan Tanah adalah Penyerahan hasil Pengadaan Tanah, yang menjadi tanggung
jawab Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah. Kegiatan pokoknya adalah menyerahkan
secara fisik hasil Pengadaan Tanah disertai dokumen alas hak atas tanah kepada
Instansi yang memerlukan tanah, yaitu Satker di lingkungan Ditjen Bina Marga c/q PPK.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 22/PRT/M/2006 tentang
Pengamanan dan Perkuatan Hak Atas Tanah, maka seluruh tanah dan bangunan
Departemen Pekerjaan Umum termasuk hasil Pengadaan Tanah, perlu dilakukan
pengamanan fisik, administrasi dan haknya. Pengamanan tanah ditujukan untuk
mencipatakan tertib hukum, tertib administrasi, tertib penggunaan, tertib pemeliharaan
tanah Departemen/Kementrian PU.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 46
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
MATERI POKOK 4
PENYERAHAN HASIL PENGADAAN TANAH
Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah membuat dokumen dalam rangkap 2 (dua), yaitu 1 (satu)
asli dan 1 (satu) fotokopi yang dilegalisir oleh Pelaksana Pengadaan Tanah.
Selanjutnya 1 (satu) rangkap fotokopi yang dilegalisir diserahkan kepada Instansi yang
memerlukan tanah, sedangkan 1 (satu) rangkap yang merupakan asli untuk kelengkapan
permohonan sertipikat hak atas tanah. Penyerahkan dokumen Pengadaan Tanah kepada
Instansi yang memerlukan tanah paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pelaksanaan
pengadaan tanah selesai. Penyerahan hasil pengadaan tanah kepada Instansi yang
memerlukan tanah dilaksanakan dengan membuat Berita Acara Penyerahan Hasil
Pengadaan Tanah.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 47
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Gambar 4.1 Contoh Format Berita Acara Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah
Instansi yang memerlukan tanah, paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak menerima
penyerahan hasil Pengadaan Tanah, mengajukan permohonan sertipikat hak atas tanah
kepada kantor pertanahan setempat. Kantor Pertanahan menerbitkan Surat Ukur yang
didasarkan atas peta bidang tanah hasil inventarisasi dan identifikasi satgas A.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 48
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Penanggung jawab kegiatan pada tahap pelaksanaan pengadaan tanah adalah Kepala
Kantor Wilayah BPN Provinsi yang dapat didelegasikan kepada Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota letak tanah calon lokasi pembangunan jalan, yang dalam pelaksanaannya
adalah Ketua Tim Pelaksanaan Pengadaan Tanah didukung Sekretariat Tim. Penunjukan
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota sebagai Ketua Tim Pelaksana Pengadaan Tanah
ditetapkan melalui keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi.
Pihak yang terlibat ialah; Pihak yang memerlukan tanah yaitu PPK pada Satuan Kerja,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Pihak yang Berhak, dan Masyarakat terkena dampak.
Apabila ada gugatan, terkait pula (1) Pengadilan TUN dan (2) Mahkamah Agung.
Hasil akhir kegiatan yang diharapkan adalah tersedianya tanah secara fisik untuk
pembangunan jalan yang dilengkapi dengan Dokumen untuk permohonan hak atas tanah dan
sertifikasi Hak Pakai. Fisik tanah beserta dokumen atas hak tersebut diserahkan oleh Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah kepada Instansi yang memerlukan tanah, dalam suatu Berita
Acara Penyerahan Hasil pengadaan Tanah untuk Pembangunan Jalan.
Jangka waktu tahapan pelaksanaan dengan output penyerahan fisik dan dokumen alas hak
atas tanah, apabila tidak ada keberatan dan gugatan dari Pihak yang Berhak adalah 158 hari
kerja setelah Pihak yang memerlukan tanah mengajukan dokumen permohonan pelaksanaan
pengadaan tanah kepada Kepala kantor Wilayah BPN Provinsi c/q Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota untuk satu lokasi wilayah kabupaten/kota. Apabila ada gugatan Pihak yang
Berhak yang diajukan ke pengadilan negeri dan kasasi ke Mahkamah Agung, jangka waktu
pelaksanaan pengadaan tanah paling lama adalah 246 hari kerja.
Jangka waktu lama persiapan tersebut adalah untuk pemberian Ganti Kerugian yang
diperhitungkan berupa uang tunai dengan jangka waktu paling lama 7 hari kerja. Apabila Ganti
Kerugian berupa tanah pengganti jangka waktunya adalah 180 hari hari kerja, dan apabila
berupa rumah, jangka waktunya adalah 365 hari kerja. Jadi jangka waktu proses pelaksanaan
pengadaan tanah oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota, yang digugat ke pengadilan
dengan pemberian Ganti Kerugian berupa tanah adalah (246-7)+ 180 hari kerja = 419 hari
kerja. Sedangkan untuk Ganti Kerugian berupa rumah adalah (246-7)+ 365 hari kerja = 603
hari kerja.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 49
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Titik kritis yang perlu dicermati adalah dalam proses musyawarah untuk mendapatkan
kesepakatan mengenai penetapan Ganti Kerugian berdasarkan hasil penilaian harga tanah,
bangunan dan tanam tumbuhan oleh Penilai. Penetapan Ganti Kerugian tersebut adalah
berdasarkan penilaian bidang demi bidang objek pengadaan tanah. Oleh karena itu,
pelaksanaan musyawarah adalah bertahap sesuai dengan kemampuan tim
pelaksana,kesepakatan waktu dan tempat dengan Pihak yang Berhak.
Instansi yang memerlukan tanah mengajukan permohonan pengadaan tanah kepada Kepala
Kantor Wilayah BPN provinsi c/q Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota lokasi tanah
yang diperlukan dalam kegiatan pembangunan infrastruktur jalan.
D. Pelaporan
Paling lama 6 (enam) bulan sejak diterbitkan Peraturan Menteri, Kuasa pengguna Barang
pada satuan kerja wajib menyampaikan laporan menyeluruh tentang keberadaan aset tanah
yang dikuasai oleh satuan kerja bersangkutan kepada Unor (Unit Organisasi) yang menjadi
atasannya. Berdasarkan laporan tersebut, Pimpinan Unor (Unit Organisasi) membuat peta
informasi penguasaan tanah di lingkungan Unor (Unit Organisasi)nya dan melaporkannya
kepada Pengguna Barang. Selanjutnya Pengguna Barang membuat peta informasi
penguasaan tanah di lingkungan Departemen.
Kuasa Pengguna barang, Pembantu Pengguna Barang Eselon I dan Pengguna Barang wajib
melakukan pengendalian atas data base pertanahan yang ada di lingkungan masing-masing
agar sesuai kondisi yang mutakhir. Pengendalian barang dilakukan dengan:
F. Latihan
1. Dalam penyerahan hasil pengadaan tanah apasaja berkas yang harus disiapkan
dan bagaimana mekanismenya?
2. Siapakah penanggung jawab kegiatan dalam penyerahan hasil pengadaan tanah?
3. Siapa saja pihak instansi/lembaga yang terlibat dalam kegiatan penyerahan hasil
pengadaan tanah?
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 50
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
G. Rangkuman
Penanggung jawab kegiatan pada tahap pelaksanaan pengadaan tanah adalah Kepala
Kantor Wilayah BPN Provinsi yang dapat didelegasikan kepada Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota letak tanah calon lokasi pembangunan jalan, yang dalam
pelaksanaannya adalah Ketua Tim Pelaksanaan Pengadaan Tanah didukung
Sekretariat Tim. Penunjukan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota sebagai Ketua
Tim Pelaksana Pengadaan Tanah ditetapkan melalui keputusan Kepala Kantor Wilayah
BPN Provinsi.
Jangka waktu tahapan pelaksanaan dengan output penyerahan fisik dan dokumen alas
hak atas tanah, apabila tidak ada keberatan dan gugatan dari Pihak yang Berhak adalah
158 hari kerja setelah Pihak yang memerlukan tanah mengajukan dokumen permohonan
pelaksanaan pengadaan tanah kepada Kepala kantor Wilayah BPN Provinsi c/q Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota untuk satu lokasi wilayah kabupaten/kota. Apabila
ada gugatan Pihak yang Berhak yang diajukan ke pengadilan negeri dan kasasi ke
Mahkamah Agung, jangka waktu pelaksanaan pengadaan tanah paling lama adalah 246
hari kerja.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 51
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PENUTUP
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 52
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 53
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
B. Umpan Balik
Cocokan jawaban anda dengan Kunci Jawaban, untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Modul. Hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi pada
Modul ini.
Untuk latihan soal, setiap soal memiliki bobot nilai yang sama, yaitu 20/soal. Arti tingkat
penguasaan yang Anda capai:
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang
Bila anda dapat menjawab salah dua dari pertanyaan diatas, Anda dapat meneruskan ke
materi selanjutnya. Tetapi apabila belum bisa menjawab soal diatas, Anda harus
mengulangi materi modul, terutama bagian yang belum anda kuasai.
C. Tindak Lanjut
Tujuan dari Pelatihan Manajemen Konstruksi (SIDLACOM) ialah agar para CPNS
memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai SIDLACOM (Survey, Investigation,
Design, Land Acquisition, Construction, Operation and Maintenance) dalam manajemen
konstruksi.
Pentingnya kompetensi ini dimiliki agar para CPNS memiliki kualitas dan komitmen yang
tinggi dalam bekerja sesuai dengan bidang dan unit organisasiya. Uraian dari materi
pokok 1 sampai dengan materi pokok 4, baru menjelaskan mengenai mekanisme dari
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penyerahan hasil dalam pengadaan tanah
(Land Acquisition) dalam manajemen konstruksi.
Masih banyak hal-hal yang tidak disampaikan dalam modul ini, diantara dari mata
pelatihan dalam pelatihan ini, ada pula yang menjadi mata pelatihan pada program
pelatihan jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu untuk lebih memahami mengenai
Pengadaan Tanah, peserta dianjurkan untuk mempelajari, antara lain:
1. Bahan bacaan yang telah digunakan untuk menulis modul ini, sebagaimana
tersebut dalam daftar pustaka.
2. Modul mata pelajaran lain seperti Manajemen Penyelenggaraan Konstruksi dan
Modul terkait lainnya.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 54
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
1. Pra studi kelayakan/ Pra Feasibility Study (Pra FS) merupakan salah satu bagian
dari kegiatan perencanaan secara keseluruhan yang dimulai dari identifikasi
masalah, perencanaan umum, kelayakan, dan survey pendahuluan. Kegiatan
Studi Kelayakan (Feasibility Study/FS) merupakan bagian akhir dari tahapan
evaluasi kelayakan proyek, untuk menindaklanjuti hasil proses seleksi proyek
dengan indikasi kelayakan yang tinggi, yang telah dihasilkan dalam pra studi
kelayakan.
2. Tinjauan teknis terhadap lalulintas, topografi, geometri, geologi dan geoteknik,
perkerasan jalan, hidrologi dan drainase dan struktur jembatan.
3. Fungsi kegiatan pra studi kelayakan adalah mengindentifikasi alternatif solusi
untuk menilai tingkat kelayakan dengan membandingkan kinerja ekonomis suatu
alternatif terhadap alternatif yang lain. Apabila pra studi kelayakan digabung
dengan studi kelayakan, maka fungsi kegiatan ini tetap dilakukan dalam kegiatan
studi kelayakan.
4. Studi AMDAL dimaksudkan untuk mengatasi dan mengeliminir dampak-dampak
lingkungan yang terjadi dalam setiap tahapan kegiatan pembangunan dengan
tujuan menganalisis dampak- dampak yang terjadi dan solusi penanganannya
(ekosistem, social ekonomi penduduk, budaya, dll) dalam setiap kegiatan
pekerjaan pembangunan.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 55
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 56
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 57
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Apabila ada gugatan, terkait pula (1) Pengadilan TUN dan (2) Mahkamah Agung.
1. (D)
2. (C)
3. (A)
4. (A)
5. (D)
6. (B)
7. (A)
8. (C)
9. (A)
10. (D)
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 58
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Presiden RI No.40 Tahun 2014 Perubahan atas Perpres No.71 tahun 2012
Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Peraturan Presiden RI No.30 Tahun 2015 Perubahan ketiga atas Perpres No.71 tahun
2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Peraturan Presiden RI No.148 Tahun 2015 Perubahan keempat atas Perpres No.71
tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No.5 Tahun 2012 Tentang Petunjuk
Tehnis Pelaksanaan Pengadaan Tanah
Pedoman Studi Kelayakan Proyek jalan dan Jembatan No.19 tahun 2005
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 59
MODUL PENGADAAN TANAH
PELATIHAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
GLOSSARIUM
DED (Detailed Engineering Design) adalah perencanaan fisik; proyek untuk membuat
sebuah perencanaan detail bangunan sipil (gedung, jalan, jembatan, bendungan, dll.
Digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan.
Fasos (fasilitas umum) adalah fasilitas yang disediakan oleh pemerintah atau swasta
untuk masyarakat, seperti sekolah, klinik, dan tempat ibadah.
Fasum (fasilitas umum) adalah fasilitas yang disediakan untuk kepentingan umum,
seperti jalan dan alat penerangan umum.
Feasibility Study adalah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu proyek bisnis yang
biasanya merupakan proyek yang dilakukan perusahaan.
Hidrologi adalah ilmu tentang air di bawah tanah, keterdapatannya, peredaran dan
sebarannya, persifatan kimia dan fisikanya, reaksi dengan lingkungan, termasuk
hubungannya dengan makhluk hidup.
HGB (Hak Guna Bangunan) adalah jenis sertifikat dimana pemegang sertifikat berhak
memiliki dan mendirikan bangunan diatas tanah yang bukan kepemilikan dari pemilik
bangunan.
HGU (Hak Guna Usaha) adalah hak khusus untuk mengusahakan tanah yang bukan
miliknya sendiri atas tanah yang yang dikuasai langsung oleh negara untuk pertanian
dan peternakan.
Sengketa adalah pertentangan antara dua pihak atau lebih yang berawal dari persepsi
yang berbeda tentang suatu kepentngan atau hak milik yang dapat menimbulkan akibat
hukum bagi keduanya.
Sita jaminan adalah penyitaan yang dilakukan oleh pengadilan atas brang bergerak atau
tidak bergerak.
PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 60