Contoh Laporan Konseling Individu
Contoh Laporan Konseling Individu
Disusun Oleh:
Fullan 123124124134134
Berdasarkan asesmen awal dan proses konseling yang telah dilakukan maka
didapatkan gambaran data sebagai berikut :
1. Deskripsi kasus
Konseli memiliki inisial nama SYL yang merupakan siswa kelas 11
di salah satu sekolah menengah atas di Yogyakarta. Umur SYL saat ini 16
tahun. SYL merupakan anak pertama dan laki-laki satu satunya dari 3
bersaudara. Commented [H1]: Data demografi inisial, umurm, jumlah
sodara, posisi lahir dan keterangan laion yang relevan
Ibu SYL berasal dari betawi dengan orang tua ibu SYL berasal dari
sunda dan betawi. Ayah SYL dari jawa dengan orang tua dari jawa dan
makasar. Mereka tinggal di jogja sejak SYL dilahirkan. Dengan latar suku
orang tuanya, SYL sendiri sulit mengidentifikasi dirinya sebagai orang
dengan suku apa, dan ia memilih sebagai orang jawa atau yogayakarta.
Agama SYL seperti halnya orang tuanya yang ISLAM maka SYL sudah
memeluk agama ISLAM sejak lahir. Commented [H2]: Backgorund budaya (suku) dan Agama
2. Gejala Masalah
Gejala yang muncul pada SYL dapat dikategorikan ke dalam tiga
kelompok : Commented [H8]: Berikan kata sambung antar sub topik
(redaksinya bebas)
a. Aspek Prilaku
1) SYL tidak aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran
2) SYL bermain game dan menonton youtube hingga larut malam
b. Aspek Emosi
1) SYL khawatir
2) SYL mengalami stress
3) SYL kecewa
4) SYL merasa malu
c. Aspek kognitif (keyakinan)
1) SYL merasa gurunya membencinya
2) SYL merasa semua usahanya sia-sia
3) SYK merasa dia tidak pantas mendapatkan perlakuan tidak adil Commented [H9]: Aspek tidak harus ada semua,
tergantung frame pendekatan yang digunakan karena REBT
meliputi tigas aspek ini maka 3 hal in dilakukan asesmen
sehingga didapati keterangan yang lengkap pada 3 aspek
tersebut.
B. Diagnosis
keyakinan yang irasional (irrasional beliefs). Keyakinan irasional ini memiliki Commented [H11]: Term khusus/kata kunci/istilah khusus
atau khas pada pendekatan
karakteristik terlalu menuntut, melakukan generalisasi berlebihan, keharusan,
adanya atribusi dan melakukan pengulangan (Latipun, 2013). Irrasional beliefs
berakibat pada munculnya emosi dan perilaku yang mengganggu.
Stres yang berlebihan menimbulkan efek kepada setiap orang (Lin &
Huang, 2014). Priyono (2014) setres dapat ditandai dengan adanya keletihan
emosi, jenuh, penghayatan. Pada SYL pemikiran irasional yang ada memicu Commented [H12]: Pendepat ahli dan atau hasil peneltian
berfungsi memperkuat diagnosa yang dilakukan, untuk
adanya kondisi stress ditandai dengan bermain game dan menonton youtube latihan kalian minimal 3 ( 1 ahli 2 penelitian atau sebaliknya).
C. Prognosis
serta sikap terhadap kejadian ialah akar permasalahan, bukan karena kejadian Commented [H15]: Term kunci
itu sendiri. Pikiran dan perasaan yang irrasional merusak diri individu dapat
dirasionalkan kembali persepsi dan pemikiran, sehingga menjadi logis dan Commented [H16]: Contoh penulisan Asumsi pendekatan
pada masalah yang muncul dinividu
rasional (Komalsari, 2011).
Pendekatan ini juga merupakan pendekatan terbukti efektif untuk
digunakan dalam beberapa intervensi. Pada sebuah studi menyatakan bahwa
REBT bermanfaat untuk mengelola stress dan mengubah keyakinan yang
irasional (Onuigbo et al, 2018). Studi lainnya mendapatkan hasil bahwa teknik
dispute cognitive yang merupakan bagian dari REBT meningkatkan resilensi
konseli (Fitriani, 2016). Pendekatan REBT efektif meningkatkan self esteem
Aman dan Dzilal (2018). Berdasarkan diagnosa dari hasil analisis gejala dan Commented [H17]: Gunakan pendapat ahli untuk
memperkuat prognosa pada latihan minimal 2...lebih dari itu
didasarkan pada pendapat ahli serta hasil penelitian maka pada SYL akan di boleh. Kata kata kutipan yang lebih dari lima baris
sebagiknya diparafrase (menggunakan kata-kata sendiri
konseling dengan pendekatan REBT. tanpa mengubah makna dari pendapat ahli terebut).
Commented [H18]: Simpulan/ Penegasan tindakan
2. Tahap Inti
Pada sesi dua belangsung pada tanggal 23 Maret 2021. Pada tahap
ini dilakukan ekplorasi masalah. Hasilnya dari cerita konseli, konseli
memiliki kemarahan pada gurunya dan lingkungannya karena tidak
menghargai usahanya dalam belajar. Ia bahkan sudah tidak aktif dan
berpartisipasi lagi dalam proses pembelajaran. Ketika bercerita nampak
raut muka konseli memerah dan tangannya mengepal. Setelah diklarifikasi
konseli merasa sangat kesal dengan situasi yang ia alami. Konselor
mengakhiri tahap ini dan melanjutkan pada sesi berikutnya.
Berdasarkan cerita konseli, dibuat analisis ABC berdasarkan
kerangka pendekatan REBT, untuk menetapkan tujuan konseling. Adapun
hasil analisisnya sebagai berikut :
Sesi ketiga mulai memasuki tahap inti kurang lebih setelah 10 menit
berjalan. Pada tahap ini konselor mencoba mengajukan pertanyaan terkait
kejadian yang menimpa konseli. Konseli beberapa kali mengelak dan masih
menyelahkan gurunya. Konseli bahkan tetap bertahan bahwa apa yang
dilakukannya saat ini membuatnya nyaman dan itu artinya benar.
Pada sesi 4 berlangsung pada 13 April 2021, dibahas hasil tugas yang
sudah diberikan. Hasilnya konseli sudah melaksanakan dua hal, melatih
dirinya dilingkungan rumah dengan mengajukan pendapat dikarang taruna
dan mengemukakan idenya pada saat pelajaran biologi. Konseli merasa
berhasil melatih dirinya dengan merasakan pengalaman mendapatkan
respon yang berbeda beda.
Pada sesi ini berlangsung 16 April 2021, dilakukan role play. Konselor
berperan sebagai guru fisika, konseli sebagai dirinya dan sebaliknya.
Konselor mengajukan berbagai repson saat seoalah olah konseli sedang
persentasi. Hasilnya konseli merasa bahwa “memang banyak kemungkinan
respon yang akan dia dapatkan, hanya tidak perlu terlalu baper” katanya.
Konseli diminta mempraktikan ketrampilan tersebut pada situasi yang
nyata. Hasilnya akan dibahas pada pertemuan ke enam. Selian itu, pada
sesi ini konseli menyatakan belum dapat menghilangkan kebiasaanya
menonton youtube hingga larut malam dan bermain game berjam jam. Sesi
berjalan 40 menit dan berakhir, serta dilanjutkan pada pertemuan 6.
3. Tahap Penutup
G. Lampiran-lampiran.
1. Lampiran 1 Form komitmen konseling
2. Lampiran 2 Rekam hasil konseling
3. Lampiran 3. Form pengakhiran konseling
4. Lampiran 4 Form cognitive homework
5. Lampiran 5 Foto-foto kegiatan koseling Commented [H21]: lampirkan foto kegiatan konseling 4
saja, yang menggabarkan proses konseling
Commented [H22]: samarkan muka konseli, foto ini
ditujukan untuk melkengakpi tugas dalam kegiatan
sesungguhnya lampiran ini bisa ada bisa tidak tergantung
kebutuhan akan tetapi pastikan identitas konseli aman
dengan muka yang tidak nampak jelas
Lampiran 1. Komitmen Konseling
LEMBAR KOMITMEN
KONSELING
Nama Konselor :
Alamat :
Telepon :
Nama Konseli :
Alamat :
Telepon :
.................................... ............................................................
Lampiran 2 Rekam Hasil Konseling
REKAM HASIL KONSELING Commented [H24]: Pada rekam konseling juga hal hal
terkait nama berika inisial, handphon dan alamat juga
disamarkan
Nama Konselor :
Waktu Konseling :
Lokasi :
Identitas Konseli
Data Keluarga
Keluhan
Prognosis
1. Faktor Pendukung
2. Faktor Penghambat
Hal yang Tidak Disukai Perilaku Negatif Pihak yang Tidak Mendukung
Lembar Persetujuan
Commented [H25]: idem
Psca-Konseling
Nama Konselor :
Alamat :
Telepon :
Nama Klien :
Alamat :
Telepon :
Tanggal Persetujuan :
Beberapa perjanjian yang disetujui kedua belah pihak adalah sebagai berikut :
.................................... ............................................................
5. Foto-foto kegiatan koseling Commented [H26]: lampirkan foto kegiatan konseling 4
saja, yang menggabarkan proses konseling
Commented [H27]: samarkan muka konseli