Anda di halaman 1dari 14

Contoh Panduan

Laporan Praktik Konseling Individu


Setres Akademik

Disusun Oleh:
Fullan 123124124134134

Kelas : Konseling Individu A

BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SUNAN KALIJAGA
DESEMBER 2021
A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan asesmen awal dan proses konseling yang telah dilakukan maka
didapatkan gambaran data sebagai berikut :

1. Deskripsi kasus
Konseli memiliki inisial nama SYL yang merupakan siswa kelas 11
di salah satu sekolah menengah atas di Yogyakarta. Umur SYL saat ini 16
tahun. SYL merupakan anak pertama dan laki-laki satu satunya dari 3
bersaudara. Commented [H1]: Data demografi inisial, umurm, jumlah
sodara, posisi lahir dan keterangan laion yang relevan
Ibu SYL berasal dari betawi dengan orang tua ibu SYL berasal dari
sunda dan betawi. Ayah SYL dari jawa dengan orang tua dari jawa dan
makasar. Mereka tinggal di jogja sejak SYL dilahirkan. Dengan latar suku
orang tuanya, SYL sendiri sulit mengidentifikasi dirinya sebagai orang
dengan suku apa, dan ia memilih sebagai orang jawa atau yogayakarta.
Agama SYL seperti halnya orang tuanya yang ISLAM maka SYL sudah
memeluk agama ISLAM sejak lahir. Commented [H2]: Backgorund budaya (suku) dan Agama

Secara umum kondisi SYL merupakan anak yang memiliki IQ rata-


rata dan prestasi sekolah yang baik. Dalam hal kesehatan, kondisi SYL
cukup baik. Ia tidak pernah mengalami sakit berat dan tidak memiliki
penyakit turunan. Kondisi psikisnya-pun sehat dan tidak memiliki riwayat
pengobatan kejiwaan. Commented [H3]: Kondisi kognitif dan fisik konseli,
riwayat penyakit dan penanganan
SYL pada saat kelas 10 memiliki prestasi yang cukup baik yaitu
masuk dalam 10 besar nilai tertinggi dikelasnya. Ia juga siswa yang aktif
dalam bertanya dan merespon. Ia juga merupakan anak yang terlihat
periang dilihat dari banyaknya teman belajar maupun bermain yang ia
miliki. Ia juga aktif di ektrakurikuler futsal. Selain memiliki hobi bermain
fustas, SYL juga hobi membaca. Commented [H4]: Kondisi konseli sebelum bermasalah
pikiran, perasaan, prilaku, serta hobi yang dimiliki
Sedangkan saat ini kondisi SYL agak berbeda, merasa tidak
bersemangat belajar dengan sistem online. Ia bahkan mengatakan malas
bertanya, merespon dan mengerjakan tugas. Ia juga sering menghabiskan
waktunya menonton youtube atau bermain game hingga larut malam
karena baginya sia-sia saja belajar untuk saat ini. SYL juga sering ingin
berhenti bersekolah saja. Commented [H5]: Kondisi konseli setelah mengalami
masalah, meliputi pikiran, perasaan, prilaku
Kondisi tersebut muncul karena SYL pernah bertanya pada salah
satu guru mata pelajaran, bukannya jawaban yang didapatkan tapi
gurunya justru menyalahkan dirinya karena kurang giat belajar,
menurutnya. Pada kesempatan berikutnya ketika ia persentasi ia merasa
gurunya yang sama menyudutkannya ketika menjawab pertanyaan
darinya dan disaat yang sama teman kelompoknya yang tidak terlalu
berkontribusi dalam mengerjakan tugas justru mendapat pujian. Dari
kejadian itu, SYL merasa gurunya tidak pantas melakukan hal itu
padanya. Ia juga merasa usahanya dalam belajar sia-sia dan malu pada
teman teman karena terlihat sangat bodoh. Ia khawatir karena akan
mendapat respon yang sama dan ditertawakan teman-temannya. Commented [H6]: Respon Konseli atau konsekuensi yang
dialami konseli ketika mengalami masalah atau mendapati
SYL tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan adik- kejadian yang menyebabkan dirinya bermasalah

adiknya. Ibu SYL merupakan seorang pedagang kecil-kecilan. Ayah SYL


merupakan pekerja buruh di salah satu perusahaan. Kondisi ekonomi
keluarga SYL dapat digolongkan menengah ke bawah. Kondisi pandemi
juga membuat situasi ekonomi keluarganya memburuk. (lampiran 2). Commented [H7]: Data demografi kondisi ekonomi

2. Gejala Masalah
Gejala yang muncul pada SYL dapat dikategorikan ke dalam tiga
kelompok : Commented [H8]: Berikan kata sambung antar sub topik
(redaksinya bebas)
a. Aspek Prilaku
1) SYL tidak aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran
2) SYL bermain game dan menonton youtube hingga larut malam
b. Aspek Emosi
1) SYL khawatir
2) SYL mengalami stress
3) SYL kecewa
4) SYL merasa malu
c. Aspek kognitif (keyakinan)
1) SYL merasa gurunya membencinya
2) SYL merasa semua usahanya sia-sia
3) SYK merasa dia tidak pantas mendapatkan perlakuan tidak adil Commented [H9]: Aspek tidak harus ada semua,
tergantung frame pendekatan yang digunakan karena REBT
meliputi tigas aspek ini maka 3 hal in dilakukan asesmen
sehingga didapati keterangan yang lengkap pada 3 aspek
tersebut.
B. Diagnosis

Berdasarkan gejala masalah dari aspek kognitif konseli merasa gurunya


membencinya, merasa semua usahanya sia-sia, dan merasa diperlakuan tidak
adil. Hal ini dipicu oleh kejadian mengenai dirinya yang tidak mendapatkan
respon yang ia harapkan dari gurunya. Hal tersebut menujukan adanya Commented [H10]: Kaitkan dengan gejala

keyakinan yang irasional (irrasional beliefs). Keyakinan irasional ini memiliki Commented [H11]: Term khusus/kata kunci/istilah khusus
atau khas pada pendekatan
karakteristik terlalu menuntut, melakukan generalisasi berlebihan, keharusan,
adanya atribusi dan melakukan pengulangan (Latipun, 2013). Irrasional beliefs
berakibat pada munculnya emosi dan perilaku yang mengganggu.
Stres yang berlebihan menimbulkan efek kepada setiap orang (Lin &
Huang, 2014). Priyono (2014) setres dapat ditandai dengan adanya keletihan
emosi, jenuh, penghayatan. Pada SYL pemikiran irasional yang ada memicu Commented [H12]: Pendepat ahli dan atau hasil peneltian
berfungsi memperkuat diagnosa yang dilakukan, untuk
adanya kondisi stress ditandai dengan bermain game dan menonton youtube latihan kalian minimal 3 ( 1 ahli 2 penelitian atau sebaliknya).

hingga larut malam dengan frekuensi yang tinggi.


Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa masalah yang
dialami oleh konseli berkaitan dengan irrasional beliefs. Sebagai konsekuensi
dari adanya irrasional beliefs, SYL mengalami stress akademik.

C. Prognosis

Pandangan pendekatan REBT dianggap sesuai dengan diagnosa


masalah konseli. Menurut pendekatan ini, keberfungsian manusia secara Commented [H13]: Pernyataan pendekatan yang
digunakan
psikologisnya ditentukan oleh pikiran, perasaan dan tingkah laku. Gangguan
Commented [H14]: Alasan yang didasarkan dari pendapat
emosional yang diakibatkan oleh verbalisasi diri (self Verbalising) dan persepsi ahli dan hasil riset

serta sikap terhadap kejadian ialah akar permasalahan, bukan karena kejadian Commented [H15]: Term kunci

itu sendiri. Pikiran dan perasaan yang irrasional merusak diri individu dapat
dirasionalkan kembali persepsi dan pemikiran, sehingga menjadi logis dan Commented [H16]: Contoh penulisan Asumsi pendekatan
pada masalah yang muncul dinividu
rasional (Komalsari, 2011).
Pendekatan ini juga merupakan pendekatan terbukti efektif untuk
digunakan dalam beberapa intervensi. Pada sebuah studi menyatakan bahwa
REBT bermanfaat untuk mengelola stress dan mengubah keyakinan yang
irasional (Onuigbo et al, 2018). Studi lainnya mendapatkan hasil bahwa teknik
dispute cognitive yang merupakan bagian dari REBT meningkatkan resilensi
konseli (Fitriani, 2016). Pendekatan REBT efektif meningkatkan self esteem
Aman dan Dzilal (2018). Berdasarkan diagnosa dari hasil analisis gejala dan Commented [H17]: Gunakan pendapat ahli untuk
memperkuat prognosa pada latihan minimal 2...lebih dari itu
didasarkan pada pendapat ahli serta hasil penelitian maka pada SYL akan di boleh. Kata kata kutipan yang lebih dari lima baris
sebagiknya diparafrase (menggunakan kata-kata sendiri
konseling dengan pendekatan REBT. tanpa mengubah makna dari pendapat ahli terebut).
Commented [H18]: Simpulan/ Penegasan tindakan

D. Proses Konseling Commented [H19]: Intinya laporan berupa tindakan apa


yang diambil, bagaimana jalannya dan apa hasilnya.
1. Tahap Awal
Pada tanggal 19 Maret 2021, sesi pertama pertemuan konseling.
Sesi ini berfokus untuk membangun raport dan melakukan asesmen awal.
Konselor menanyakan keseharian konseli saat di kampus, dilingkungan
sehari hari mereka tinggal dan aktivitas konseli dalam menjalankan
hobinya. Konseli cukup terbuka misalnya ditandai dengan
mengungkapkan bahwa dirinya masih aktif melakukan kegiatan futsal dan
membaca, serta bercerita mengenai berbagai aktivitasnya dalam satu
pekan ini.
Setelah banyak bercerita, ditanyakan tujuan konseli. Konselor
bertanya mengenai hal apa yang ingin dibahas atau diceritakan oleh
konseli dengan konselor. Konseli bercerita bahwa “ia sudah bosan dan
jenuh dengan sistem belajar online. Dirinya merasa berbeda dari yang
dulu, tapi tidak mengerti apa yang harus dilakukan”.
Setelah menanggapi keluhan konseli secara umum, dibuat
kesepakatan dengan konseli dan menetapkan tujuan konseling. Konseli
berharap konseli yang dilakukannya ini dapat membantunya kembali
bersemangat dalam belajar. Sesi konseling akan berlangsung sebanyak
3x pertemuan dengan masing-masing durasi 40 menit. Proses ini akhiri
dengan penandatanganan form kesepaktan konseling (lampiran 1).

2. Tahap Inti
Pada sesi dua belangsung pada tanggal 23 Maret 2021. Pada tahap
ini dilakukan ekplorasi masalah. Hasilnya dari cerita konseli, konseli
memiliki kemarahan pada gurunya dan lingkungannya karena tidak
menghargai usahanya dalam belajar. Ia bahkan sudah tidak aktif dan
berpartisipasi lagi dalam proses pembelajaran. Ketika bercerita nampak
raut muka konseli memerah dan tangannya mengepal. Setelah diklarifikasi
konseli merasa sangat kesal dengan situasi yang ia alami. Konselor
mengakhiri tahap ini dan melanjutkan pada sesi berikutnya.
Berdasarkan cerita konseli, dibuat analisis ABC berdasarkan
kerangka pendekatan REBT, untuk menetapkan tujuan konseling. Adapun
hasil analisisnya sebagai berikut :

A : SYL mendapat respon dari gurunya, saat belajar daring.


B : Saya tidak pantas mendapat respon buruk dari guru dan
dipermalukan didepan umum. Percumah saya berusaha belajar.
C : Emosi : Stress, Kecewa, Malu, khawatir
Prilaku : SYL bermain game dan menonton youtube hingga larut
malam
Berdasarkan analisis tersebut maka konseling ini bertujuan untuk
mengubah pikiran irasional konseli. Kondisi yang akan diubah yaitu dari
tidak dapat menerima respon buruk dari orang lain dan merasa percumah
dalam belajar, menjadi lebih toleran terhadap berbagai kemungkinan
respon yang tidak diharapkan dan mampu mendefinisikan kembali tujuan
belajarnya. Pada saat ini sesi konseling dilaksanakan pada sesi 3.

Pada sesi 3 berlangsung 1 April 2021 dilakukan dispute pikiran


irasional dari konseli. Dengan jeda sesi 2 ke 3, hampir 2 minggu, maka
sebelum memasuki proses disputation konselor bercaka-cakap dengan
ringan dengan konseli. Diketahui konseli merasa senang bisa melanjutkan
ke sesi 3 dan beberapa kali ditunda pertemuan konseling karena konseli
sedang mengikuti trunamen futsal.

Sesi ketiga mulai memasuki tahap inti kurang lebih setelah 10 menit
berjalan. Pada tahap ini konselor mencoba mengajukan pertanyaan terkait
kejadian yang menimpa konseli. Konseli beberapa kali mengelak dan masih
menyelahkan gurunya. Konseli bahkan tetap bertahan bahwa apa yang
dilakukannya saat ini membuatnya nyaman dan itu artinya benar.

Setelah beberapa lama, konseli mulai menemukan bahwa tindakan


yang ia ambil saat ini merugikan dirinya dan tidak berdampak apa-apa pada
gurunya. Konseli diajak untuk berlatih pada situasi yang nyata, kemudian
konselor menggunakan teknik cogintive homework. Masih di sesi 3
konselor dan konseli bersama- sama berlatih mengisi lembar tugas
(lampiran 4). Penugasan yang diterima konseli, konseli mengemukakan
pendapat di acara diskusi di forum sekitar rumahnya, mengajukan argumen
pada forum seminar dan mengemukakan pendapat pada saat kelas online
berlangsung pada mata pelajaran lain. Karena awalanya kesepakatan sesi
hanya berlangsung tiga konselor bersama konseli membuat kesepakatan
ulang bahwa sesi konseling hingga 7 sesi. Konseli setelah mendapat
penjelasan akhrinya bersepakat dan bersedia melanjukan hingga 7 sesi.

Pada sesi 4 berlangsung pada 13 April 2021, dibahas hasil tugas yang
sudah diberikan. Hasilnya konseli sudah melaksanakan dua hal, melatih
dirinya dilingkungan rumah dengan mengajukan pendapat dikarang taruna
dan mengemukakan idenya pada saat pelajaran biologi. Konseli merasa
berhasil melatih dirinya dengan merasakan pengalaman mendapatkan
respon yang berbeda beda.

“saya merasa dihargai dilingkungan karang taruna, saat semua


orang meng-iya-kan pendapat saya. Dan saat dikelas biologi meski
tidak semua pendapat saya disetujui tapi saya tidak merasa marah
mendapatkan respon itu” kata konseli yang bercerita dengan suara
yang jelas.
Setelah itu Konselor mendorong konseli memasuki tahap berikutnya.
Konseli diminta mulai aktif kembali dan bersemangat saat kelas fisika yang
membuatnya takut itu. Konseli merasa belum yakin sepenuhnya, dia ragu
kalau mampu aktif kembali dikelas fisika. Melihat keraguan yang masih
besar konselor melanjutkan treatmen berkaitan emosinya, dengan Role
Play. Karena waktu 40 menit sudah habis maka sesi role play dlanjutkan ke
sesi kelima.

Pada sesi ini berlangsung 16 April 2021, dilakukan role play. Konselor
berperan sebagai guru fisika, konseli sebagai dirinya dan sebaliknya.
Konselor mengajukan berbagai repson saat seoalah olah konseli sedang
persentasi. Hasilnya konseli merasa bahwa “memang banyak kemungkinan
respon yang akan dia dapatkan, hanya tidak perlu terlalu baper” katanya.
Konseli diminta mempraktikan ketrampilan tersebut pada situasi yang
nyata. Hasilnya akan dibahas pada pertemuan ke enam. Selian itu, pada
sesi ini konseli menyatakan belum dapat menghilangkan kebiasaanya
menonton youtube hingga larut malam dan bermain game berjam jam. Sesi
berjalan 40 menit dan berakhir, serta dilanjutkan pada pertemuan 6.

Pada petermuan 6 tanggal 20 April 2021, mengulas tugas sesi


sebelumnya dan melakukan treatmen pada manajemen waktunya. Setelah
ia kembali mengemukakan pendapat di kelas fisika, “ia merasa gurunya
biasa saja dalam meresponnya. Bahkan gurunya memberikan pujian
padanya, serta ia merasa selama ini gurunya memang tidak membencinya”.
Hal ini merupakan hasil yang baik karena konseli terus menunjukkan
perkembangan yang signifikan. Lalu dilakukan treatmen dalam mengatasi
perubahan prilakunya, teknik yang digunakan Self Managjement. Konseli
diminta membuat jadwal dala satu minggu. Hasilnya konseli mampu
membuat jadwal selama satu minggu. Jadwal tersebut didiskusikan mana
prioritas dan harus dijalankan sesuai waktu yang tertera serta mana yang
boleh ada toleransi jika tidak dilaksanakan ataupun “ngaret”.

3. Tahap Penutup

Pada pertemuan ke 7, tanggal 27 April 2021, konselor mengulas hasil


dari pelaksanaan jadwal dan menutup kegiatan konseling. Hasilnya konseli
sudah dapat mengatur waktunya dan menentukan kegiatan prioritas dan
konseli mampu mendefinisikan kembali mengenai makna belajar baginya.
Konseli telah menunjukkan perubahan yang signifikan oleh karena itu
konselor pada sesi 7 ini juga memasuki tahap penutupan. Sebelum ditutup
konselor memastikan bahwa konseli juga sudah memahami ketrampilan
yang dapatkan selama peroses konseling akan ia terapkan dalam berbagai
situasi serupa dalam hidupnya. Kemudian konselor dan konseli
menandatangi form penutupan konseling (lampiran 3).

E. Evaluasi dan Tindak Lanjut


Setelah dilakukan konseling maka konseli sudah merasa lebih baik dan
sudah nampak adanya perubahan dalam mengatur waktu belajar.
Sebagai tindak lanjut konseli dapat mempraktikan ketrampilan baru dalam
kehidupan sehai-hari dam Konseli sudah tidak memerlukan sesi konseling
untuk permasalahan yang didiagnosa.
F. Sumber Pustaka
Ditulis dengan menggunakan APA style 7th Edition. Commented [H20]: Sumber yang digunakan disini disusun
berdasarkan APA style 7th (buku panduan sudah pernah
diberikan, jika hilang googling saja).

G. Lampiran-lampiran.
1. Lampiran 1 Form komitmen konseling
2. Lampiran 2 Rekam hasil konseling
3. Lampiran 3. Form pengakhiran konseling
4. Lampiran 4 Form cognitive homework
5. Lampiran 5 Foto-foto kegiatan koseling Commented [H21]: lampirkan foto kegiatan konseling 4
saja, yang menggabarkan proses konseling
Commented [H22]: samarkan muka konseli, foto ini
ditujukan untuk melkengakpi tugas dalam kegiatan
sesungguhnya lampiran ini bisa ada bisa tidak tergantung
kebutuhan akan tetapi pastikan identitas konseli aman
dengan muka yang tidak nampak jelas
Lampiran 1. Komitmen Konseling
LEMBAR KOMITMEN
KONSELING

Nama Konselor :

Alamat :

Telepon :

Nama Konseli :

Alamat :

Telepon :

Tanggal Persetujuan : Commented [H23]: Berikan kode atau inisial, jgn


cantumkan nomor telpon atau lainnya yang bisa dihubungi
Beberapa perjanjian yang disetujui kedua belah pihak adalah sebagai berikut : atau dideteksi

1. Proses terapi akan berlangsung selama..............pertemuan


2. Saya sebagai konselor membutuhkan pembatalan pertemuan paling
lambat.........sebelum pertemuan
3. Saya sebagai konselor perlu untuk membuat catatan dengan nama klien tersamar
melalui kode tertentu
4. Saya akan minta persetujuan konseli untuk merekam mencatat dengan tujuan
profesional
5. Saya terikat dengan kode etik konselor
6. Sesi terapi seluruhnya sangat rahasia kecuali dalam tiga situasi :
a. Ketika pada fase proses terapi saya merasa membutuhkan diskusi dengan rekan
seprofesi untuk membantu saya dalam memberikan cara dan metode terapi yang
efektif bagi klien
b. Saya memiliki anggapan bahwa keadaan Anda dalam kondisi yang membahayakan
diri sendiri dan orang lain, maka saya membuka rahasia ini pada orang orang yang
berkepentingan terhadap situasi yang anda hadapi
c. Jika saya diminta untuk memberikan keterangan di pengadilan dan pihak berwajib
lainnya untuk memberikan bukti-bukti yang berkaitan dengan tindakan yang
melanggar hukum dari klien saya.
7. Selama kegiatan konseling berlangsung konseli dilarang membahayakan diri sendiri
dan menyakiti diri sendiri. Apabila terjadi maka sesi konseling dapat diakhiri oleh
konselor secara sepihak dan bukan tanggung jawab konselor
8. Konseli berkomitmen untuk melakukan konseling dan menindaklanjuti rekomendasi
dari konselor.

Persetujuan Konselor Persetujuan Klien

.................................... ............................................................
Lampiran 2 Rekam Hasil Konseling
REKAM HASIL KONSELING Commented [H24]: Pada rekam konseling juga hal hal
terkait nama berika inisial, handphon dan alamat juga
disamarkan
Nama Konselor :

Waktu Konseling :

Lokasi :

Identitas Konseli

Nama : Jumlah Anak :


Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan / Agama :
…………………
Tgl lahir : (Usia …………) Pendidikan :
Suku : Pekerjaan :
Status : belum/ serumah / tidak serumah Alamat :
/janda-duda
Anak ke ………… dari ……………… No Telp :

No Nama Hubungan Pendidikan Pekerjaan

Data Keluarga

Keluhan

Pertama kali datang mengeluhkan …………………………

Riwayat Perjalanan Kasus

Sebelumnya sudah mencari bantuan ke ……………….


Permasalahan (Setelah Konseling)

Permasalahan sebenarnya ……………….

Prognosis

1. Faktor Pendukung

Hobi / keterampilan Khusus Keterampilan Mengelola Emosi Pihak yang Mendukung

2. Faktor Penghambat

Hal yang Tidak Disukai Perilaku Negatif Pihak yang Tidak Mendukung

Hasil konseling (insight, solusi, kesepakatan lanjutan)

Kesepakatan lanjutan : Pertemuan Berikutnya ( Ya / Tidak )


Lampiran 3 Lembar Pengakhiran Konseling

Lembar Persetujuan
Commented [H25]: idem
Psca-Konseling

Nama Konselor :

Alamat :

Telepon :

Nama Klien :

Alamat :

Telepon :

Tanggal Persetujuan :

Beberapa perjanjian yang disetujui kedua belah pihak adalah sebagai berikut :

1. Proses terapi sudah berlangsung selama..............pertemuan dari.........rencana


pertemuan
2. Saya sebagai konseli merasa konselor tidak pernah melanggar kode etik konselor dan
tidak ada tindakan yang melanggar norma selama sesi konseling.
3. Saya setuju konselor akan memantau perkembangan konseli dan sewaktu waktu
konselor dapat mengecek kondisi konseli baik diketahui konseli maupun tidak
4. Saya sebagai konseli bersepakat sesi konseling telah berakhir

Persetujuan Konselor Persetujuan Klien

.................................... ............................................................
5. Foto-foto kegiatan koseling Commented [H26]: lampirkan foto kegiatan konseling 4
saja, yang menggabarkan proses konseling
Commented [H27]: samarkan muka konseli

Gambar 1. Saat mulai Sesi Gambar 2. Treatmen Sesi 1

Anda mungkin juga menyukai