Anda di halaman 1dari 28

Analisis Blind Case

Asesmen dan Intervensi Pendidikan


KELOMPOK 4
Anggota Kelompok 4
Anisa Dyah P 15000119120025
Arifah Rizki Nur H 15000119130115
Fadhila Harinda M 15000119130123
Nova Pahlawani 15000119120009
Salsa Bella Putri A 15000119120001
Shafina Hasna Y 15000119120017
Tazkia Syifa F 15000119140127
01
Gambaran
Kasus
Identitas Subjek
Nama/Inisial: T
Pendidikan: Kelas VIII SMP
Data yang sudah diperoleh
● T bersekolah di SMP X di kota Semarang
● Murid pindahan dari kota kecil di Jawa Tengah
● Berkeinginan melanjutkan SMA dan juga Perguruan Tinggi
● Memiliki prestasi yang cukup bagus, sejak SD-SMP berada di ranking 1 di
sekolahnya
● Tinggal di asrama putri
● Setelah beberapa bulan pindah, T mengalami sakit kepala, sakit perut yang
berkaitan dengan asam lambung, keringat dingin dan nafsu makan berkurang,
mengakibatkan penurunan pada nilai akademiknya
● T merupakan anak sulung dari 2 bersaudara, ayahnya seorang petani dan ibunya
hanya ibu rumah tangga.
02
RANCANGAN
ASESMEN
HYPOTHESIS TESTING
MODEL
Gejala atau simptom
Hipotesis Permasalahan
yang dialami subjek
Berdasarkan simptom dan gejala yang
Sering mengalami sakit kepala, dialami oleh subjek diatas, maka
sakit perut yang berkaitan hipotesis atas permasalahan subjek yaitu
dengan asam lambung, keringat subjek mengalami kecemasan dan stres
dingin, dan nafsu makan akademik
menghilang.
TINJAUAN TEORITIS
Definisi
Kecemasan

kecemasan merupakan
perwujudan tingkah laku psikologis
dan berbagai pola perilaku yang
timbul dari perasaan kekhawatiran
subjektif dan ketegangan (Ratih,
2012)
Aspek Kecemasan
Greenberger dan Padesky (dalam Fenn & Byrne, 2013)

Physical symptoms Behavior


Reaksi fisik yang terjadi pada orang Perilaku yang muncul seperti
yang cemas, seperti telapak tangan kesulitan tidur saat memikirkan
yang berkeringat, otot tegang, pekerjaan.
jantung berdebar, dll

Thought Feelings
Pemikiran negatif dan irasional Suasana hati individu dengan
individu berupa perasaan tidak kecemasan cenderung meliputi
mampu, tidak siap, dan merasa perasaan marah, panik, gugup
tidak memiliki keahlian
Faktor penyebab
kecemasan
(Saifudin & Kholidin, 2015)

● Usia dan tahap perkembangan


● Lingkungan
● Pengetahuan dan pengalaman
● Peran keluarga
Definisi Stres Akademik

Wilks (2008) menyatakan bahwa stres akademik merupakan stres yang


ditimbulkan dari tuntutan akademik yang melampaui kemampuan adaptasi
dari individu yang mengalaminya
Aspek Stres Akademik Robotham (2008)

Perilaku Afektif

Kognitif Fisiologis
Faktor internal penyebab
stres akademik Puspitasari (dalam Barseli, Ifdil, dan
Nikmarijal, 2017)

Pola pikir
Makin besar kendali bahwa ia dapat melakukan
sesuatu, makin kecil kemungkinan stres yang akan
dialami siswa.

Kepribadian
Tingkat stres siswa yang optimis biasanya lebih
kecil dibandingkan siswa yang sifatnya pesimis.

Keyakinan
Keyakinan terhadap diri memainkan peranan penting
dalam menginterpretasikan situasi-situasi di sekitar
individu.
Faktor eksternal penyebab stres akademik

Pelajaran yang Dorongan status


lebih padat sosial

1 2 3 4

Tekanan untuk Orangtua saling


berprestasi tinggi berlomba
Observasi dan Wawancara
Data yang Dibutuhkan

01 Perilaku subjek ketika berada di sekolah dan asrama

02 Tekanan yang diterima subjek

03 Dukungan sosial yang diterima subjek

04 Kondisi kesehatan dan psikis subjek

05 Pola pikir, keyakinan, dan kepribadian subjek


Metode Penggalian Data
A. OBSERVASI
No. Perilaku Ya Tidak Keterangan

1. Subjek menyapa temannya


Observasi dilakukan untuk
mengetahui perilaku subjek saat di 2. Terlihat pucat
asrama maupun di sekolah. 3. Merasa gugup
Observasi dilakukan dengan
metode checklist, dimana observer 4. Menjawab pertanyaan
sudah menentukan indikator dengan terbata-bata
perilaku yang akan diobservasi dari 5. Lebih memilih menyendiri
subjek dalam satu tabel. Checklist daripada berkumpul dengan
disusun berdasarkan aspek teman
kecemasan dan stres akademik. 6. Sering buang air kecil

7. Merasa terancam
Panduan Observasi
8. Keringat dingin ketika
berupa tabel diajak bicara
checklist 9. Nafsu makan berkurang
B. WAWANCARA
Wawancara dilakukan untuk menggali informasi lebih dalam mengenai permasalahan yang
dialami oleh subjek. Wawancara ditujukan kepada guru dari subjek untuk mengetahui lebih
jauh kondisi subjek saat mengikuti pembelajaran di sekolah.

PANDUAN
WAWANCARA
1) Wawancara dengan Subjek
● Bisakah anda menceritakan diri anda?
● Bisakah anda ceritakan perbedaan apa yang anda rasakan antara sekarang dengan 3
tahun sebelumnya?
● Bagaimana anda memandang diri anda 10 tahun kemudian?
● Bagaimana pendapat anda mengenai kehidupan di perantauan?
● Bagaimana cara anda dalam beradaptasi di tempat baru?
● Menurut anda, seseorang dikatakan cerdas apabila telah melakukan hal apa?
● Adakah kesulitan yang dirasakan dalam mengikuti pembelajaran di sekolah? Ceritakan.
● Menurut anda, arti teman itu apa?

● Apa yang anda harapkan dari sebuah pertemanan?
● Bagaimana hubungan anda dengan teman di sekolah?
● Bagaimana hubungan anda dengan orang tua?
● Ketika dihadapkan pada suatu permasalahan yang di luar kemampuan anda, bagaimana anda
mengatasinya?
● Sejak kapan anda merasa sakit kepala, sakit perut karena asam lambung, keringat dingin, dan
kurangnya nafsu makan?

2) Wawancara dengan Guru


● Bagaimana anda mendeskripsikan subjek T?
● Seperti apa hubungan subjek T dengan teman-temannya?
● Bisakah anda ceritakan, bagaimana subjek T mengikuti pembelajaran di sekolah?
● Adakah kesulitan yang dialami oleh subjek T dalam mengikuti pembelajaran di sekolah?
C. TES PSIKOLOGI
Tujuan digunakannya tes psikologi ini adalah untuk melihat dan memecahkan
persoalan-persoalan yang dihadapi oleh subjek, dan juga hasil dari tes psikologi ini dapat
digunakan untuk membuat diagnosis. Tes psikologi yang digunakan adalah tes BAUM dan DAP

1) Tes BAUM (Tree test)


Tes ini dilakukan dengan menggambar sebuah
pohon, baik berdasarkan kriteria maupun secara
bebas. Gambar pohon yang dilarang biasanya
dicantumkan dalam soal seperti bambu, tebu,
pisang, kelapa, dan semak/rerumputan. Fungsi dari
tes ini adalah untuk menilai karakter dan
kepribadian seseorang. Hal ini dapat diketahui dari
bentuk gambar, kelengkapan gambar, kerapian, cara
menggambar, dan dari aspek-aspek lainnya.
2) Tes DAP (Draw A Person)
Asumsi dari tes ini adalah (secara klinis) gambar orang berhubungan dengan dorongan-dorongan,
konflik, kecemasan-kecemasan dan kompensasi dari individu tersebut. Tes ini berguna untuk
mengukur kepribadian dan dapat dilakukan secara klasikal maupun individual dengan posisi kertas
vertikal.
3) Jadwal Pelaksanaan Asesmen

No. Metode Hari/ Tanggal Waktu Tempat Keterangan

1. Wawancara dan Asrama Menggali informasi dari T mengenai


Observasi Subjek (T) permasalahan yang dialami dan
mengamati perilaku non verbal T
yang ditunjukkan saat wawancara.

2. Observasi T Asrama Melakukan observasi kegiatan yang


dilakukan oleh T seusai T pulang dari
sekolah.

3. Wawancara Guru Sekolah Menggali informasi tentang T saat T


mengikuti pembelajaran di sekolah.

4. Tes Psikologi Asrama BAUM & DAP


4) Integrasi Data
Menurut hasil asesmen, hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya ternyata sesuai dengan
keadaan yang dialami oleh subjek. Subjek benar mengalami stres akademik dan merasa
cemas berlebih. Intervensi yang dapat dilakukan kepada subjek yaitu memberikan bimbingan
konseling, cognitive behavioral therapy (CBT) dan juga expressive art therapy (terapi seni
ekspresif) kepada subjek langsung.

5) Sasaran Laporan Asesmen


Laporan ini ditujukan untuk pihak yang berhubungan dengan subjek, seperti keluarga maupun
pihak sekolah. Alasannya adalah agar pihak-pihak tersebut dapat mengetahui dan memahami
kondisi serta permasalahan yang dialami oleh subjek dari segi akademik dan segi sosialnya,
sehingga dapat membantu subjek dalam mengatasi permasalahannya.
03
RANCANGAN
INTERVENSI
INTERVENSI

Konseling CBT (Cognitive Expressive Art


Behavioral Therapy) Therapy
Konseling digunakan untuk
Pendekatan yang berorientasi Terapi Seni merupakan penggunaan
intervensi dalam kasus ini agar
problem dan edukatif dengan tujuan media seni sebagai bentuk dari
subjek (konseli) dapat mengubah
memperbaiki dan memecahkan ekspresi kreatif seseorang untuk
perilakunya ke arah yang lebih
masalah atau kesulitan, membantu mengkomunikasikan perasaan, dan
maju (progressive behavior
subjek memperoleh strategi yang bukan bertujuan untuk menghasilkan
changed), melalui terlaksananya
konstruktif dalam mengatasi sebuah karya seni yang nantinya akan
tugas-tugas perkembangan secara
masalah, membantu subjek dinilai berdasarkan standar seni pada
optimal, kemandirian, dan
memodifikasi kesalahan berpikir dan umumnya (Liebmann dalam Kartika,
kebahagiaan hidup (Hartono,
membantu subjek menjadi “terapis 2017).
2015).
pribadi”nya sendiri (Palmer, 2020).
Tahapan Intervensi
Pra Intervensi
Setelah melakukan asesmen, peneliti akan membaca literatur terkait permasalahan
klien, kemudian peneliti membuat gambaran kasar mengenai rancangan program
intervensi yang sesuai dengan tema atau permasalahan penelitian.

Proses Intervensi
● Konseling
● Hypothesis Testing Model
● Intervensi lanjutan menggunakan
CBT dan Art Therapy

Pasca Intervensi
Melakukan evaluasi terhadap intervensi
yang telah dilaksanakan
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai