Anda di halaman 1dari 26

MODUL AJAR PROJECT IPAS MODUL KE - 5 (PERTEMUAN 1-3)

PARADILA RIZKI OKTAVIANI, S.PD. KELAS : X AK/DKV/KC

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. Modul ini diperuntukkan untuk model pembelajaran tatap muka
2. Modul ini digunakan untuk bulan November (3 x Pertemuan )
3. Setiap pertemuan terdiri dari 4 jam pelajaran ( 4 x 30 menit) = 120 menit.
4. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mapel project ipas = 75
5. Nilai akhir mapel Informatika diperoleh dari gabungan dari beberapa nilai yaitu : kehadiran, sikap, harian, PTS /
PAT dengan rincian Bobot sbb : (10% Kehadiran + 20% Sikap + 40 % Harian + 30% PTS / PAT).
6. Jika mengalami kendala atau ada yang perlu ditanyakan silahkan japri ke :
No. 081993830110 (Bu Dila) atau via email : paradilasipar@gmail.com

PERTEMUAN KE-1

A. KOMPETENSI AWAL PESERTA DIDIK


Diberikan tes lisan pada siswa untuk mengetahui :
1. Mengenal teori kepribadian
2. Mengetahui faktor pembentukan kepribadian

B. PENGALAMAN BELAJAR BERMAKNA & PROFIL PELAJAR PANCASILA


Pengalaman Bermakna Profil Pelajar Pancasila
Pertanyaan pemanasan bernalar kritis
Pengenalan pembentukan identitas diri Bernalar kritis dan mandiri

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengkomunikasikan sosialisasi dan dinamika sosial

D. ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik mampu :


1. Memahami teori kepribadian
2. Mengidentifikasi faktor pembentukan kepribadian
3. Menganalisis jenis kepribadian
4. Memahami pengertian interaksi sosial
5. Menerapkan peluang dan tantangan pada interaksi sosial
6. Memahami problematika
7. Mengidentifikasi problematika sosial
8. Menganalisis faktor dan penyebab problematika sosial
9. Mempresentasikan solusi untuk mewujudkan pembangunan keberlanjutan

E. MANFAAT PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik nantinya :
1. Mampu memahami teori kepribadian
2. Mengenal faktor pembentukan kepribadian

F. MODEL PEMBELAJARAN : DISCOVERY LEARNING

1
G. PERTANYAAN PEMANTIK
“Menurut kalian apa yang dimaksud dengan kepribadian?”
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE-1
PENDAHULUAN INTI PENUTUP
1. Doa Kegiatan inti : Refleksi
2. Target 1. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa. 1. cek keutuhan /
pembelajaran 2. Guru menampilkan video motivasi agar timbul rasa kesulitan
3. Manfaat kesyukuran dalam diri. belajar
Pembelajaran 3. Guru memberikan pertanyaan pemantik terkait materi 2. suasana
4. Pemotivasian yang akan di pelajari. belajar
4. Guru meminta siswa menyebutkan pengertian 3. umpan balik
kepribadian didepan kelas dengan tujuan siswa menjadi pembelajaran
lebih aktif. 4. info
5. Guru mencatat aktivitas siswa pembelajaran
6. Guru menyampaikan topik dan materi serta menyajikan selanjutnya
bahan bacaan yang relevan dalam bentuk slide
presentasi yang disusun oleh guru.
7. Guru membentuk siswa berkelompok dan mengajak
siswa bermain tebak gambar terkait materi yang sedang
dipelajari.
8. Guru meminta siswa mengisi LKPD yang telah
disediakan.
9. Guru menilai dan memberikan apresiasi kepada siswa
yang sudah hadir dan berperan aktif dalam proses
pembelajaran hari ini.

I. ASESMEN
DIAGNOSTIK NON KOGNITIF DIAGNOSTIK KOGNITIF TES FORMATIF
1. Apa kabarmu hari ini? 1. Menurut pendapat kalian apa faktor dari pembentukan 1. Diskusi Kelas
2. Sudah sarapan pagi ini? kepribadian? berkelompok
3. Hal baik apa yang sudah 2. Menemukan
kalian lakukan tadi pagi solusi dari
dirumah? pertanyaan yang
disajikan.
3. Presentasi

J. BAHAN BACAAN GURU DAN SISWA


Seseorang tersusun atas dasar fitalitas jasmani dan rohania, di samping ada faktor temperamen,
karakter,dan bakat fitalitas jasmani seseorang bergantung pada konstruksi tubuhnya yang terpengaruh oleh
factor-faktor hereditas sehingga keadaanya dapat di katakan tetap atau konstan dan merupakan daya hidup
yang sifatnya jasmanias.
Personality atau kepribadian berasal dari kata persona, kata persona merujuk pada topeng atau kedok,
yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan
perilaku, watak, atau pribadi seseorang. yang biasa digunakan para pemain sandiwara di Zaman Romawi. Bagi
bangsa Roma, “persona” berarti bagaimana seseorang tampak pada orang lain.

2
Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi
individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah lemah karena hanya
menilai perilaku yang dapat diamati saja dan tidak mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah
tergantung pada situasi sekitarnya selain itu definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif
(menilai), bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai “baik” atau “buruk” karena bersifat
netral.

Teori Kepribadian

Berikut beberapa teori yang bisa menjelaskan terbentuknya kepribadian seseorang, di antaranya:

• Cermin Diri
kepribadian seseorang berkembang melalui proses bertahap dan berlangsung seumur hidup.
Kepribadian seseorang hanya dapat berkembang dengan bantuan orang lain. Dari gambaran atau
cermin diri yang diberikan orang lain kepada kita membentuk kepribadian dalam diri.

• Generalisasi orang lain


Dalam buku Mind, Self, and Society (1934), George Herbert Mead mengatakan kepribadian
dibentuk oleh generalisasi orang lain. Setiap orang meyakini bahwa orang lain memiliki harapan
terhadap perilaku kita. Harapan itu membuat perilaku kita benar-benar seperti apa yang menurut kita
sesuai dengan harapan orang lain. Misalnya seorang anak meyakini bahwa orang tuanya mengharapkan
dirinya menjadi anak yang baik dan pintar, maka kepribadian anak tersebut akan berkembang menjadi
baik dan pintar.

• Konflik individu dan masyarakat


Kepribadian terbentuk sebagai akibat konflik mendasar dan abadi antara individu dengan
masyarakatnya. Jiwa seseorang terdii atas tiga bagian yaitu id, superego, dan ego. Id adalah pusat nafsu
dan dorongan yang bersifat naluri, antisosial, dan rakus. Superego adalah jalinan antara cita-cita dan
nilai sosial yang dipahami seseorang sehingga membentuk hati nurani. Sedangkan ego adalah bagian
yang bersifat sadar dan rasional. Sehingga mampu mengendalikan konflik antara superego dan id.

Faktor Pembentuk Kepribadian

Perkembangan kepribadian individu menurut Freud, dipengaruhi oleh kematangan dan cara-
cara individu mengatasi ketegangan. Menurut Freud, kematangan adalah pengaruh asli dari dalam diri
manusia. Ketegangan dapat timbul karena adanya frustrasi, konflik, dan ancaman. Upaya mengatasi
ketegangan ini dilakukan individu dengan : identifikasi, sublimasi, dan mekanisme pertahanan ego.
Kepribadian seseorang itu senantiasa berubah dan juga berkembang seiring dengan
adanya proses sosialisasi yang dilakukan orang itu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kepribadian seseorang antara lain sebagai berikut.
1. Faktor Biologis
Pada tiap-tiap orang pasti mempunyai warisan biologis yang berbeda dengan orang
yang lainnya juga. Warisan biologis tersebut dapat berupa bentuk fisik yang berbeda
diantara 1 orang dengan orang yang lain, bahkan juga pada anak kembar sekalipun.
Karakteristik fisik seseorang tersebut dapat menjadi salah satu dari faktor penentu
perkembangan kepribadian yang sesuai dengan bagaimana ia dapat memahami
keadaan dirinya serta juga bagaimana ia diperlakukan didalam masyarakat.
2. Faktor Geografis dan Kebudayaan Khusus

3
Letak geografis yang berbeda tersebut akan menghasilkan suatu jenis kebudayaan
yang akan berbeda pula. Misalnya saja masyarakat pesisir yang akan menghasilkan
kebudayaan nelayan, dengan masyarakat pedesaan yang akan menghasilkan
kebudayaan petani, serta juga kebudayaan masyarakat kota. Letak geografis
tersebut sebenarnya hanya merupakan dari karakteristik kepribadian umum dari suatu
lingkungan masyarakat dan juga tidak semua warga masyarakat tersebut termasuk di
dalamnya. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa kepribadian umum adalah suatu
kepribadian yang dipunyai oleh sebagian besar anggota kelompok masyarakat.
3. Faktor Pengalaman Kelompok
Selama kehidupan seseorang, pasti terdapat kelompok-kelompok tertentu yang
diserap adanya gagasan-gagasan serta juga norma-normanya oleh seseorang.
Kelompok keluarga merupakan kelompok pertama yang akan dilalui oleh suatu individu
dan juga mungkin yang mempunyai peranan paling penting bagi pembentukan
kepribadian seseorang. Kelompok lain yang dapat menjadi referensi individu didalam
membentuk suatu kepribadiannya ialah kelompok bermain. Peranan kelompok bermain
tersebut akan semakin berkurang pengaruhnya beriringan dengan pertambahnya usia
seseorang. Selain dari keluarga serta kelompok bermain, kelompok mejemuk juga
mempunyai peranan yang cukup besar bagi pembentukan suatu kepribadian
seseorang. Kelompok mejemuk tersebut menunjuk pada suatu kenyataan masyarakat
yang sangat bermacam-macam. Bermacam-macam dalam kelompok masyarakat ini
memiliki pandangan-pandangan yang berbeda beda juga dalam memandang nilai
serta norma. Didalam suatu keadaan perbedaan seperti ini, seorang individu tersebut
hendaknya dapat menentukan sendiri apa sih yang dianggapnya baik bagi dirinya
sehingga tidak terhanyut didalam arus perbedaan yang terjadi didalam masyarakat
majemuk ditempatnya berada.
4. Faktor Pengalaman Unik
2 orang yang hidup di lingkungan yang sama, belum tentu akan mempunyai kepribadian
yang sama. Hal itu disebabkan karena adanya pengalaman yang pernah didapatkan
oleh masing-masing individu yang selalu bersifat unik serta juga tidak ada seorangpun
yang menyamainya. Itulah kenapa 2 orang individu yang hidup di suatu lingkungkungan
yang sama tidak akan dapat menghasilkan kepribadian yang juga sama, bahkan pada
orang yang lahir kembar sekalipun.

Tahap – Tahap Perkembangan Kepribadian

Meskipun kepribadian seseorang relatif konstan, pada kenyataannya sering ditemukan


bahwa perubahan kepribadian dapat dan dapat terjadi yang terutama dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) mengemukakan tahapan perkembangan
kepribadian dengan kecenderungan bipolar:
1. Masa kanak – kanak ditandai oleh kecenderungan ke arah rasa tidak percaya pada
kepercayaan. Perilaku bayi didasarkan pada keinginan untuk mempercayai atau tidak
mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia benar-benar mempercayai orang tuanya,
tetapi dia tidak akan mempercayai seseorang yang dianggap orang asing. Inilah
sebabnya mengapa bayi terkadang menangis ketika mereka berbaring di pangkuannya
oleh orang asing. Dia tidak hanya tidak percaya pada orang asing, tetapi juga pada
benda-benda aneh, tempat-tempat aneh, suara-suara aneh, perlakuan aneh dan
sebagainya. Bayi sering menangis dalam situasi ini.

4
2. Anak usia dini (anak usia dini ditandai oleh kecenderungan otonomi – rasa malu,
keraguan. Pada titik ini anak sudah dapat berdiri sendiri sampai batas tertentu, dalam
arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botolnya sendiri, tanpa ditopang oleh
orang tuanya. Di sisi lain, ia belum mulai merasa malu dan ragu sehingga sering meminta
bantuan atau persetujuan orang tuanya.
3. Usia pra sekolah (usia pra sekolah) ditandai dengan kecenderungan untuk mengambil
inisiatif – bersalah. Pada titik ini anak sudah memiliki beberapa keterampilan. Dengan
keterampilan ini, dianjurkan untuk melakukan beberapa kegiatan. Namun, karena
keterampilan anak masih terbatas, kadang-kadang gagal. Kesalahan-kesalahan ini
membuatnya merasa bersalah dan untuk sementara waktu ia tidak akan mengambil
inisiatif atau melakukan apa pun.
4. Usia sekolah ditandai oleh tren inferioritas dalam industri ini. Sebagai kelanjutan dari
perkembangan tahap sebelumnya, anak belajar sangat aktif apa yang ada di
lingkungannya pada saat ini. Dorongan untuk mengetahui dan bertindak di
lingkungannya sangat besar, tetapi di sisi lain, karena keterbatasan keterampilan dan
pengetahuannya, ia terkadang dihadapkan pada kesulitan, hambatan, dan bahkan
kegagalan. Rintangan dan kegagalan ini dapat membuat anak merasa rendah diri.
5. Adolescence (masa remaja) mencirikan kecenderungan ke arah identitas –
kebingungan identitas. Dalam persiapan menuju kedewasaan, itu juga didukung oleh
keterampilan dan kemampuan yang ia miliki. Dia berusaha untuk membentuk dan
menunjukkan identitasnya, kualitas yang unik baginya. Desakan untuk membentuk dan
menunjukkan identitas ini pada remaja seringkali sangat ekstrim dan berlebihan,
sehingga tidak jarang bagi lingkungan untuk dipandang sebagai penyimpangan atau
kejahatan. Di satu sisi, dorongan untuk membangun identitas diri yang kuat sering
diimbangi oleh perasaan persahabatan yang kuat dan toleransi yang besar terhadap
teman sebaya. Mereka membagi peran di antara kelompok teman sebaya mereka dan
seringkali sangat patuh pada peran yang ditugaskan untuk masing-masing anggota.
6. Masa dewasa awal mencirikan kecenderungan keintiman – isolasi. Pada titik ini, ketika
individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, ikatan kelompok tersebut
secara bertahap putus. Anda sudah mulai selektif, dia hanya memelihara hubungan
intim dengan orang-orang tertentu yang memiliki pendapat yang sama. Pada tahap ini,
ada dorongan untuk membangun hubungan yang erat dengan orang-orang tertentu
dan untuk menjadi kurang akrab atau lembut dengan orang lain.
7. Kedewasaan ditandai oleh kecenderungan ke arah generativitas – stagnasi. Seperti
namanya di masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari semua
pengembangan keterampilan. Pengetahuannya cukup luas, keterampilannya cukup
besar, sehingga perkembangan individu berlangsung sangat cepat. Meskipun
pengetahuan dan keterampilan individu sangat luas, ia mungkin tidak dapat menguasai
semua jenis pengetahuan dan keterampilan, sehingga pengetahuan dan keterampilan
masih terbatas. Untuk melakukan atau mencapai hal-hal tertentu, ia menghadapi
hambatan.
8. Usia (penuaan) dicirikan oleh kecenderungan ke arah keputusasaan ego. Pada saat ini,
individu memiliki kesatuan atau intregalitas pribadi, segala sesuatu yang telah diperiksa
dan telah menjadi milik pribadinya. Seseorang yang telah memantapkan dirinya di satu
sisi terguncang oleh usianya menjelang akhir. Dia mungkin masih memiliki beberapa
keinginan atau tujuan untuk dicapai, tetapi faktor usia membuatnya sangat tidak
mungkin bahwa ini akan tercapai. Dalam situasi ini, individu merasa putus asa.
Keinginan untuk terus unggul masih ada, tetapi erosi keterampilan yang berkaitan
dengan usia sering kali menghancurkan keinginan itu, sehingga keputusasaan sering
menghantuinya.

5
K. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) PERTEMUAN KE-1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
LKPD : 01 NILAI
Waktu pengerjaan : 60 menit
NAMA SISWA :
KELAS :
Kerjakanlah soal dibawah ini pada lembar jawab yang sudah di sediakan dan isi identitas kalian!

1. Jelaskan menurut pendapatmu dari faktor pembentukan kepribadia yang sudah kalian pelajari, faktor mana
yang menurut kalian paling berpengaruh? Jelaskan!

2. Kepridian manusia cenderung konstan tetapi dapat berubah seiring berjalannya tahapan – tahapan
pembentukan indentitas diri, menurutmu pada saat ini kalian sedang berada ditahap mana dan apa yang kalian
rasakan? Apakah sesuai dengan teori yang sudah di jelaskan?

L. UMPAN BALIK PEMBELAJARAN


1. Apakah kalian sudah mengenai kepribadian?
a. Sudah Paham
b. Paham sebagian
c. Belum paham
2. Apakah kalian dapat menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKPD
a. Ya, terjawab full
b. Ya terjawab Sebagian
c. Tidak terjawab
3. Sikap / karakter apa yang ditemukan dalam kegiatan diatas?

4. Bagaimana perasaan kalian setelah mengikuti pembelajaran kali ini. (Ekspresikan lah pada emoticon berikut.

6
A B C D

7. Tingkat pemahaman saya pada materi ini (Ekspresikan lah pada emoticon berikut)

A B C D

8. Apakah penyampaian materi oleh guru saat pembalajaran dikemas menarik (Ekspresikan lah pada emoticon
berikut)

A B C D

9. Saya akan lebih semangat lagi di pembelajaran berikutnya (Ekspresikan lah pada emoticon berikut)

A B C D

10. Tuliskan 3 Hal penting yang saya pelajari pada materi kali ini !

PERTEMUAN KE - 2

A. KOMPETENSI AWAL PESERTA DIDIK


Diberikan tes lisan pada siswa untuk mengetahui :
1. Mengenal jenis kepribadian

B. PENGALAMAN BELAJAR BERMAKNA & PROFIL PELAJAR PANCASILA


Pengalaman Bermakna Profil Pelajar Pancasila
Pertanyaan pemanasan bernalar kritis
Pengenalan pembentukan identitas diri Bernalar kritis dan mandiri

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengkomunikasikan sosialisasi dan dinamika sosial

7
D. ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik mampu :


1. Memahami teori kepribadian
2. Mengidentifikasi faktor pembentukan kepribadian
3. Menganalisis jenis kepribadian
4. Memahami pengertian interaksi sosial
5. Menerapkan peluang dan tantangan pada interaksi sosial
6. Memahami problematika
7. Mengidentifikasi problematika sosial
8. Menganalisis faktor dan penyebab problematika sosial
9. Mempresentasikan solusi untuk mewujudkan pembangunan keberlanjutan
E. MANFAAT PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik nantinya :
1. Mampu memahami jenis kepribadian
2. Mengenal interaksi sosial

F. MODEL PEMBELAJARAN : DISCOVERY LEARNING


G. PERTANYAAN PEMANTIK
“Tahukah kalian mengenai kepribadian”
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE - 2
PENDAHULUAN INTI PENUTUP
1. Doa Kegiatan inti : Refleksi
2. Target 1. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa. 1. cek keutuhan /
pembelajaran 2. Guru menampilkan video motivasi agar timbul rasa kesulitan
3. Manfaat kesyukuran dalam diri. belajar
Pembelajaran 3. Guru memberikan pertanyaan pemantik terkait materi 2. suasana
4. Pemotivasian yang akan di pelajari. belajar
4. Guru meminta siswa menyebutkan jenis – jenis 3. umpan balik
kepribadian didepan kelas dengan tujuan siswa menjadi pembelajaran
lebih aktif. 4. info
5. Guru mencatat aktivitas siswa pembelajaran
6. Guru menyampaikan topik dan materi serta menyajikan selanjutnya
bahan bacaan yang relevan dalam bentuk slide
presentasi yang disusun oleh guru.
7. Guru membentuk siswa berkelompok dan mengajak
siswa bermain tebak gambar terkait materi yang sedang
dipelajari.
8. Guru meminta siswa mengisi LKPD yang telah
disediakan.
9. Guru menilai dan memberikan apresiasi kepada siswa
yang sudah hadir dan berperan aktif dalam proses
pembelajaran hari ini.

I. ASESMEN
DIAGNOSTIK NON KOGNITIF DIAGNOSTIK KOGNITIF TES FORMATIF

8
1. Apa kabarmu hari ini? 1. Apakah kalian mengetahui mengenai jenis – jenis 4. Diskusi Kelas
2. Sudah sarapan pagi ini? kepribadian? berkelompok
3. Hal baik apa yang sudah 5. Menemukan
kalian lakukan tadi pagi solusi dari
dirumah? pertanyaan yang
disajikan.
6. Presentasi

J. BAHAN BACAAN GURU DAN SISWA

Tipe atau Ciri Kepribadian Sehat dan Tidak Sehat


Hingga saat ini, para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang
kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall
dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda.
Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang
dianggap lebih lengkap.

Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai
sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964)
mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral
maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional,
frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan
tuntutan (norma) lingkungan.

Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan
antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-
fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling
berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang
bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah
banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung,
teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori
Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike,
Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003)
mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :

1. Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang
pendirian atau pendapat.
2. Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-
rangsangan yang datang dari lingkungan.
3. Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen
4. Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti
mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa

9
5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang
dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang
dihadapi.
6. Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi
yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan
kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003)
mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut

Kepribadian yang sehat :


1. Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan
kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
2. Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya
secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai
sesuatu yang sempurna.
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya
dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority
complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia
tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
4. Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi
masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
5. Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan,
mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di
lingkungannya.
6. Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi,
atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
7. Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya
berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya
mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
8. Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap
situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai
orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya
dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
9. Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam
berhubungan dengan orang lain.
10. Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan
agama yang dianutnya.
11. Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-
faktor achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang)

Kepribadian yang tidak sehat :


1. Mudah marah (tersinggung)
2. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
3. Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
4. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
5. Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
6. Kebiasaan berbohong
7. Hiperaktif
8. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas

10
9. Senang mengkritik/ mencemooh orang lain
10. Sulit tidur
11. Kurang memiliki rasa tanggung jawab
12. Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
13. Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
14. Pesimis dalam menghadapi kehidupan
15. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan

Jenis Kepribadian Manusia


1. Introvert (Introversion)
Introvert atau Introversion adalah kepribadian manusia yang lebih berkaitan dengan dunia dalam
pikiran manusia itu sendiri. Jadi manusia yang memiliki sifat introvert ini lebih cenderung menutup diri
dari kehidupan luar. Mereka adalah manusia yang lebih banyak berpikir dan lebih sedikit beraktifitas.
Mereka juga orang-orang yang lebih senang berada dalam kesunyian atau kondisi yang tenang, daripada
di tempat yang terlalu banyak orang.
Ciri-ciri Introvert:
• Senang menyendiri
• Pemikir
• Pemalu
• Pendiam
• Lebih senang bekerja sendirian
• Lebih suka berinteraksi secara langsung dengan 1 orang (1 on 1 interaction)
• Susah bergaul (kuper)
• Senang berimajinasi
• Jarang bercerita, lebih suka mendengarkan orang bercerita
• Senang dengan kegiatan yang tenang (membaca, bermain komputer, memancing, bersantai dsb)
• Lebih senang mengamati dalam sebuah interaksi
• Berpikir dulu baru berbicara/melakukan
• Lebih mudah mengungkapkan perasaan dengan tulisan

2. Extrovert (Extraversion)
Extrovert atau Extraversion merupakan kebalikan dari Introvert. Manusia dengan kepribadian extrovert
lebih berkaitan dengan dunia di luar manusia tersebut. Jadi manusia yang memiliki sifat extrovert ini lebih
cenderung membuka diri dengan kehidupan luar. Mereka adalah manusia yang lebih banyak beraktifitas dan
lebih sedikit berpikir. Mereka juga orang-orang yang lebih senang berada dalam keramaian atau kondisi
dimana terdapat banyak orang, daripada di tempat yang sunyi.
Ciri-ciri Extrovert:
1. Senang bersama orang
2. Percaya diri (Kadang bisa berlebihan)
3. Aktif
4. Lebih senang bekerja kelompok
5. Lebih suka berinteraksi dengan banyak orang sekaligus
6. Gampang bergaul (supel)
7. Senang beraktifitas
8. Lebih senang bercerita, daripada mendengarkan orang bercerita

11
9. Senang dengan kegiatan dengan banyak orang (jalan-jalan, pergi ke konser, nongkrong, berpesta dsb)
10. Lebih senang berpartisipasi dalam sebuah interaksi
11. Lebih mudah mengungkapkan perasaan dengan kata-kata

3. Ambievert (Ambiversion)
Ambievert atau Ambiversion adalah kepribadian manusia yang memiliki 2 kepribadian, yaitu Introvert
dan Extrovert. Manusia dengan kepribadian ambievert dapat berubah-ubah dari introvert menjadi extrovert,
atau sebaliknya.

Memiliki kepribadian ambievert ini bisa dibilang baik, karena manusia tersebut bisa fleksibel untuk
beraktifitas sebagai introvert ataupun extrovert, serta dapat berinteraksi dengan introvert dan extrovert dengan
baik. Tidak seperti Introvert yang susah bergaul dengan Extrovert dan sebaliknya. Namun, kekurangan dari
kepribadian ini, karena memiliki kepribadian di antara introvert dan extrovert, orang dengan kepribadian
ambievert jadi sering terlihat moody, karena sifatnya yang sering berubah-ubah.

Pengaruh Kebudayaan Terhadap Pembentukan Kepribadian

Budaya memiliki dampak besar pada kepribadian saya. Sebagai seorang anak yang lahir dengan
budaya Timur, saya memiliki kepribadian yang sesuai dengan daerah tempat saya tinggal dan yang
terletak di pulau Jawa. Dalam budaya Jawa, orang masih berpegang teguh pada kebiasaan mereka.
Mereka juga identik dengan kepribadian yang lembut, sopan, ramah dan sebagainya. Kehidupan
tradisional yang masih juga merupakan salah satu yang mampu memperkuat hubungan antara anggota
masyarakat. Budaya gotong royong yang masih ada dalam masyarakat Jawa mungkin tidak ditemukan
di daerah perkotaan. Selain kebiasaan yang masih padat, hubungan sosial antara anggota masyarakat
juga terkait erat dengan pengembangan pribadi. Dalam hal ini, kepribadian saya dapat membentuk
dirinya sendiri karena pengaruh budaya di wilayah saya. Singkatnya, dapat dikatakan bahwa budaya
memiliki pengaruh besar pada kepribadian seorang individu. Tanpa budaya kita mungkin tidak memiliki
kepribadian. Ada begitu banyak budaya. Jadi jika kita melihat kepribadian seseorang yang dapat
dibentuk berdasarkan budaya, ada banyak kepribadian di dunia ini yang tentu saja berbeda satu sama
lain karena wilayah tempat mereka tinggal.

K. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) PERTEMUAN KE - 2


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
LKPD : 02 NILAI
Waktu pengerjaan : 60 menit
NAMA SISWA :
KELAS :
Kerjakanlah soal dibawah ini pada lembar jawab yang sudah di sediakan dan isi identitas kalian!

12
1. 1Kepribadian adalah sifat yang esensial, yang tercermin dalam sikap seseorang yang berbeda dari orang lain.
Setelah membaca dan memahami materi tentang kepribadian, silahkan analisis diri kamu dan deskripsikan
kepribadianmu, ceritakan tentang dirimu apa adanya serta analisis kamu masuk kedalam tipe kepribadian yang
mana.

L. UMPAN BALIK PEMBELAJARAN


1. Apakah kalian sudah mengenai keterkaitan jenis kepribadian?
a. Sudah Paham
b. Paham sebagian
c. Belum paham
2. Apakah kalian dapat menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKPD
a. Ya, terjawab full
b. Ya terjawab Sebagian
c. Tidak terjawab
3. Sikap / karakter apa yang ditemukan dalam kegiatan diatas?

4. Bagaimana perasaan kalian setelah mengikuti pembelajaran kali ini. (Ekspresikan lah pada emoticon berikut.

13
A B C D

7. Tingkat pemahaman saya pada materi ini (Ekspresikan lah pada emoticon berikut)

A B C D

8. Apakah penyampaian materi oleh guru saat pembalajaran dikemas menarik (Ekspresikan lah pada emoticon
berikut)

A B C D

9. Saya akan lebih semangat lagi di pembelajaran berikutnya (Ekspresikan lah pada emoticon berikut)

A B C D

10. Tuliskan 3 Hal penting yang saya pelajari pada materi kali ini !

14
PERTEMUAN KE - 3

A. KOMPETENSI AWAL PESERTA DIDIK


Diberikan tes lisan pada siswa untuk mengetahui :
1. Mengenal teori kepribadian
2. Mengetahui faktor pembentukan kepribadian

B. PENGALAMAN BELAJAR BERMAKNA & PROFIL PELAJAR PANCASILA


Pengalaman Bermakna Profil Pelajar Pancasila
Pertanyaan pemanasan bernalar kritis
Pengenalan pembentukan identitas diri Bernalar kritis dan mandiri

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengkomunikasikan sosialisasi dan dinamika sosial

D. ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik mampu :


1. Memahami teori kepribadian
2. Mengidentifikasi faktor pembentukan kepribadian
3. Menganalisis jenis kepribadian
4. Memahami pengertian interaksi sosial
5. Menerapkan peluang dan tantangan pada interaksi sosial
6. Memahami problematika
7. Mengidentifikasi problematika sosial
8. Menganalisis faktor dan penyebab problematika sosial
9. Mempresentasikan solusi untuk mewujudkan pembangunan keberlanjutan
E. MANFAAT PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik nantinya :
1. Mampu memahami perubahan iklim yang terjadi
2. Mengenal penyebab perubahan iklim

F. MODEL PEMBELAJARAN : DISCOVERY LEARNING


G. PERTANYAAN PEMANTIK
“apakah kalian merasakan pengaruh dari perubahan iklim?”
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE - 3

PENDAHULUAN INTI PENUTUP


1. Doa Kegiatan Inti : Refleksi
2. Target 1. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa 1. cek keutuhan /
pembelajaran 2. Guru memberikan pertanyaan pemantik kesulitan
3. Manfaat 3. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk belajar
Pembelajaran mengetahui kompetensi awal dan kondisi awal peserta 2. suasana
4. Pemotivasian didik dengan menyajikan gambar yang akan dianalisis belajar
4. Guru mencatat aktivitas siswa 3. umpan balik
5. Guru meminta siswa menyebutkan dampak perubahaan pembelajaran
iklim terhadap manusia 4. info
6. Guru menyampaikan topik dan materi serta menyajikan pembelajaran
bahan bacaan yang relevan dalam bentuk slide selanjutnya
presentasi yang disusun oleh guru.

15
7. Guru memberikan contoh kasus dan beberapa
pertanyaan terkait materi yang sedang dibahas untuk
mengkonfirmasi pemahaman siswa dan meminta siswa
lainnya untuk memberikan tanggapan.
8. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang sudah
hadir dan berperan aktif dalam proses pembelajaran
hari ini.

I. ASESMEN
DIAGNOSTIK NON KOGNITIF DIAGNOSTIK KOGNITIF TES FORMATIF
1. Apa kabarmu hari ini? 1. Apakah terdapat dampak dari perubahan iklim yang terjadi 1. Diskusi
2. Aktivitas atau kegiatan apa kepada manusia? Kelas
yang sering kamu lakukan 2. Menemukan
dirumah? solusi dari studi
3. Bagaimana perasaanmu saat kasus yang
melakukan aktivitas tersebut. disajikan.
3. Presentasi

J. BAHAN BACAAN GURU DAN SISWA


Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentuk dari keberagaman dalam semua aspek
kehidupan, baik kewilayahan, suku bangsa, agama, ras, golongan, dan jenis kelamin. Keberagaman yang
menjadi realita kehidupan di Indonesia menjadi modal terbentuknya persatuan dan kesatuan bangsa.

Pengertian Keberagaman

Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang


terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang. Perbedaan tersebut
terutama dalam hal suku bangsa, agama, ras, keyakinan, sosial budaya,
ekonomi, dan jenis kelamin. Keberagaman yang dimiliki bangsa
Indonesia merupakan kekayaan dan keindahan bangsa.
Indonesia adalah negara kepulauan yang memilki keragaman
budaya ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, dan bahasa. Sesuai dengan semboyan negara kita, Bhineka
Tunggal Ika, maka sekalipun memiliki keberagaman budaya, Indonesia tetap satu. Menurut R. Roosevelt
Thomas. Jr., presiden American Institute for Managing Diversity, keberagaman berurusan dengan campuran
kolektif dari perbedaan dan persamaan sepanjang dimensi tertentu (itu) meluas ke usia, latar belakang pribadi
dan perusahaan, pendidikan, fungsi, dan kepribadian. Ini termasuk gaya hidup, orientasi seksual, asal
geografis, kepemilikan dengan organisasi, cacat fisik dan mental, status bebas atau tidak ada, dan manajemen
atau non manajemen. Dapat disimpulkan bahwa keberagaman adalah suatu keadaan dimana terdapat
perbedaan dalam berbagai bidang yang ada dalam lingkungan masyarakat, baik perbedaan dalam hal suku
bangsa, ras, agama, keyakinan, ideologi politik, sosial budaya, ekonomi dan lainnya. Secara horizontal,
keberagaman masyarakat Indonesia ditandai dengan adanya berbagai kesatuan sosial yang berdasarkan pada
suku bangsa, agama, adat istiadat, daerah yang berbeda-beda. Secara vertikal, kebergaman masyarakat
Indonesia ditandai adanya lapisan atas dan lapisan bawah yang memilki perbedaan yang cukup tajam.

Jenis – Jenis Keberagaman di Indonesia

16
Keberagaman di Indonesia terbagi dalam dua jenis, yaitu keberagaman wilayah dan lingkungan; serta
keberagaman suku bangsa dan budaya. Berikut ini penjelasan jenis-jenis keberagaman di Indonesia.
A. Keberagaman Wilayah dan Lingkungan
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sangat beragam yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan karena wilayahnya terdiri atas berbagai
pulau. Di antara pulau-pulau tersebut membentang lautan bahkan dua per tiga wilayah Indonesia adalah lautan
sehingga NKRI disebut sebagai negara bahari.
Apakah kalian ingat ada berapa jumlah provinsi di Indonesia saat ini? Wilayah Indonesia terbagi menjadi
34 provinsi dan setiap provinsi terbagi menjadi beberapa kabupaten dan kota. Setiap wilayah memiliki ciri
tersendiri yang berpengaruh langsung terhadap kondisi lingkungan, baik flora maupun fauna. Kondisi letak
daerah dan geografis secara tidak langsung juga membentuk keberagaman warga negara atau penduduk yang
mendiaminya dengan berbagai aspek kehidupannya.
Keberagaman wilayah dan lingkungan di Indonesia ini memiliki keindahan yang luar biasa sehingga
banyak lokasi wilayah di Indonesia yang menjadi objek wisata. Seperti keindahan pesisir pantai, keindahan
trumbu karang dan biota laut yang beraneka ragam, pesawahan, hutan, perkebunan, pegunungan, padang
rumput, perkotaan, dan daerah industri.

B. Keberagaman Suku Bangsa dan Budaya


Suku bangsa atau kelompok etnik adalah kesatuan hidup manusia yang mempunyai sistem interaksi,
sistem norma yang mengatur interaksi tersebut, adanya kontuinitas dan rasa identitas yang mempersatukan
semua anggotanya, serta memiliki sistem kepemimpinan tersendiri.
Sekarang kita simak aspek-aspek apa saja yang mempengaruhi identitas dari suku bangsa!
Identitas atau ciri khas suatu suku bangsa atau kelompok etnik dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
1. Tipe fisik, seperti bentuk fisik, warna kulit, rambut, dan sebagainya;
2. Bahasa, seperti bahasa Jawa, Sunda, Batak, dan sebagainya :
3. Adat istiadat, seperti pakaian, rumah, upacara perkawinan, dan sebagainya;
4. Kesenian, seperti tari, alat musik, seni rupa, dan sebaginya;
5. Sistem kekerabatan, seperti patrilineal atau matrlineal;
6. Batas fisik lingkungan, misalnya Badui Dalam dan Baduy Luar.
Tahukah kalian berapa jumlah suku yang ada di Indonesia? Sampai saat ini tidak ada jumlah pasti tentang
suku bangsa di Indonesia, misalnya suku Dayak di Pulau Kalimantan yang terdiri atas 405 suku. Jumlah
tersebut belum termasuk suku Dayak yang berada di pulau lain. Sedangkan menurut penelitian Badan Pusat
Statistik yang dilaksanakan tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. Antarsuku bangsa di
Indonesia memiliki berbagai perbedaan dan itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia.
Budaya adalah segala hasil karya manusia, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Budaya adalah pola hidup
yang tercipta dari sejarah, yang eksplisit, implisit, rasional, irasional, dan nonrasional yang terdapat pada setiap
waktu sebagai pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia.
Setelah mengetahui pengertian dari budaya, perhatikanlah penjelasan unsur-unsur apa saja yang terdapat di
dalam kebudayaan!
Kebudayaan mempunyai tujuh unsur yang bersifat universal, yaitu :
1. Bahasa sebagai penghubung masyarakat, baik lisan, isyarat, maupun tulisan;
2. Sistem teknologi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pakaian, perumahan, dan
perabotan hidup yang lainnya;
3. Sistem mata pencaharian dan sistem ekonomi, baik produksi, distribusi maupun konsumsi;
4. Organisasi sosial atau sistem kemasyarakatan, seperti kekerabatan, perkawinan, dan sebagainya;
5. Sistem pengetahuan, seperti pengetahuan bercocok tanam, pengetahuan obat-obatan tradisional, dan
sebagainya;

17
6. Religi atau kepercayaan, seperti animisme, dinamisme, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa; serta
7. Kesenian, seperti seni tari, seni musik, seni rupa, sastra, dan seni teater.
Nah, setelah menyimak unsur yang terdapat di dalam kebudayaan. Sekarang mari kita simak apa saja yang
mempengaruhi kebudayaan tersebut sehingga beraneka ragam!
Keberagaman budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antar lain :
1. Lingkungan alam, penduduk di daerah pantai pasti menghasilkan kebudayaan yang berbeda dengan
penduduk di daerah pegunungan;
2. Kontak dengan budaya lain, baik langsung (migrasi) maupun tidak langsung;
3. Keyakinan dan kepercayaan yang dimiliki.

C. Keberagaman Agama
Kita tidak sendiri di negara Indonesia yang luas ini, ada agama lain yang hidup berdampingan dan saling
menghormati dalam menjalani ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Apakah yang dimaksud
dengan agama?
Agama adalah sistem keyakinan kepada Tuhan. Kebebasan beragama dijamin oleh UUD Negara RI
Tahun 1945. Agama yang diakui secara sah di Indonesia adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha,
dan Konghucu. Agama-agama tersebut disebarkan oleh bangsa lain yang datang ke Indonesia dan pedagang
namun sudah menyatu dalam kehidupan bangsa Indonesia. Keberagaman agama di tengah-tengah
masyarakat menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Semua agama diyakini
akan keberadaan dan kekuasaan Tuhan. Akan tetapi, sistem keyakinan dan ibadahnya berbeda antara agama
yang satu dengan yang lainnya.
Keberagaman agama ini tidak menghalangi persatuan dan kesatuan bangsa karena menganut agama
merupakan hak asasi manusia dan dijamin oleh UUD Negara RI Tahun 1945. Pasal 28E ayat (1), yang
berbunyi: “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya serta berhak kembali.”
Oleh karena itu, perlu dikembangkan toleransi umat beragama, yang meliputi :
1. Toleransi antarumat beragama yang berbeda (toleransi ekstern);
2. Toleransi antarumat beragama yang sama (toleransi intern);
3. Toleransi umat beragama dengan pemerintah.
D. Keberagaman Ras
Coba kamu perhatikan ada berapa jenis kulit diantara teman-
temanmu? Apakah ada hubungannya antara warna kulit denga
asal suku daerah? Penduduk Indonesia memiliki keragaman
ras. Nah, pada kesempatan ini kita akan membahas tentang
keberagaman ras di Indonesia.
Ras berarti warna kulit. Keberagaman ras berarti keberagaman
penduduk Indoesia yang didasarkan pada wrana kulit dan ciri
lain bersifat fisik. Secara umum, ras manusia dapat
dikelompokkan menjadi lima macam yaitu :

1. Negroid, yang berkulit hitam dan rambut keriting.


2. Mongoloid, yang berkulit kunging langsat, rambut kaku dan bermata sipit.
3. Kaukasoid, berkulit putih, mata biru dan rambut pirang.
4. Australoid, yang berkulit hitam (sawo matang); serta
5. Khoisan (Afrika Selatan).

18
Keberagaman ras penduduk di Indonesia, setidaknya dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu penduduk
di Kalimantan dan Sulawesi dengan ciri kulit kuning,penduduk di Sumatra dan Jawa dengan ciri kulit sawo
matang, serta penduduk di Maluku dan Papua yang ciri kulitnya hitam dan rambut keriting pendek. Meskipun
berbeda ras, namun perbedaan tersebut tetap dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika sehingga tidak terjadi
perpecahan. Oleh karena itu, sikap rasial, yaitu membeda-bedakan manusia berdasarkan warna kulit tidak
boleh terjadi.

E. Keberagaman Golongan

Golongan dapat diartikan sebagai kelompok masyarakat dengan ciri-ciri dan aktivitas tertentu. Beberapa
faktor yang digunakan untuk menggolongkan keberagaman adalah sebagai berikut:

1. Secara administrasi kependudukan, digunakan pembagian tiga golongan, yaitu golongan suku bangsa
asli yang berasal dari daerah di Indonesia. Golongan keturunan asing yang berasal dari daerah asal di
luar Indonesia, dan golongan masyarakat terasing. Golongan terasing adalah kelompok asli dari daerah
di Indonesia, namun dengan budaya yang sederhana dan biasanya masih tinggal di daerah terisolasi.
2. Secara usia penduduk, dikenal golongan usia anak-anak, usia produktif, dan usia tua (tidak produktif).
3. Secara ekonomi, dikenal golongan ekonomi lemah (miskin), ekonomi menengah, dan ekonomi kuat
(kaya). Ada juga yang menggunakan istilah prasejahtera, sejahtera 1, dan sejahtera 2.
4. Secara pendidikan, dikenal kelompok penduduk yang berpendidikan PAUD, SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA, dan perguruan tinggi.
5. Secara politik, dikenal golongan berdasarkan partai atau afiliasi politik.
6. Berdasarkan mata pencaharian atau profesi dikenal golongan nelayan, petani, pedagang, wiraswasta,
PNS, TNI, Polri, politisi, guru, dokter, dan sebagainya.

F. Keberagaman Jenis Kelamin dan Gender


Gender merupakan sifat dan perilaku yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang
dikonstruksikan secara sosial dan kultural. Sedangkan jenis kelamin merupakan kodrat Tuhan. Gender
adalah suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan dalam hal peran, perlaku, mentalitas, dan
karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Gender
lebih menitik beratkan pada peran sosial. Contohnya dahulu wanita harus mengurus rumah tangga dan
tidak boleh bekerja. Sedangkan Jenis Kelamin adalah perbedaan antara perempuan dan laki-laki secara
biologis sejak seseorang lahir.
Faktor Penyebab Keberagaman di Indonesia

Kehidupan masyarakat Indonesia yang sangat beragam disebabkan oleh berbagai faktor sebagai
berikut:
a. Lingkungan Fisik Daerah
Lingkungan fisik yang melingkupi masyarakat, seperti pantai, tanah datar, atau pegunungan
mempengaruhi keberagaman kehidupan, terutama dalam mata pencaharian dan tradisi sosial
budaya.
b. Keyakinan atau Agama
Keyakinan atau agama mempengaruhi kehidupanmasyarakat. Keberagaman agama dan
keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa mempengaruhi keberagaman bangsa Indonesia.
c. Kehidupan Sosial Budaya di Berbagai Daerah
Suatu daerah dengan daerah lainnya memiliki berbagai perbedaan dalam kehidupan sosial
budaya. Kehidupan sosial budaya di suatu daerah mempengaruhi kehidupan lainnya, sehingga
memunculkan keberagaman bangsa Indonesia.
d. Faktor Sejarah
Sejarah setiap daerah mempengaruhi keberagaman bangsa Indonesia. Daerah yang sejarahnya
banyak dipengaruhi oleh persebaran agama Islam, maka daerah tersebut mempunyai budaya

19
sesuai nilai-nilai Islam. Hal itu tentu berbeda dengan daerah yang sejarahnya banyak dipengaruhi
agama lain.
Jadi dapat disimpulkan ternyata kehidupan masyarakat Indonesia yang sangat beragam
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: lingkungan fisik daerah, keyakinan/agama, kehidupan
sosial budaya, dan sejarah yang melatar belakanginya.
Sebagai pelajar dan warga negara Indonesia, selayaknya keberagaman ini merupakan ciri khas
dan kebanggaan bangsa Indonesia harus tetap dijaga demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai Negaranya sendiri. Oleh karena itu, semboyan
Bhinneka Tunggal Ika menjadi prinsip dan semangat bangsa Indonesia, meskipun berbeda-beda
tetapi tetap satu juga.

Tujuan Keberagaman
1. Membuat masyarakat kaya akan pengetahuan tentang budaya
Budaya bisa berbentuk bahasa, pakaian, tari, masakan, rumah adat, bahkan mitologi
dan kepercayaan yang berbeda. Hal ini membuat masyarakat Indonesia kaya akan
pengetahuan tentang daerah sekitarnya.

2. Identitas Negara
Indonesia dikenal oleh negara lainnya sebagai negara kepulauan terbesar di dunia
dengan banyaknya ribuan pulau dan keanekaragaman budaya dari setiap daerah di
Indonesia.
3. Membentuk Toleransi
Toleransi terbentuk dari keberagaman yang ada di Indonesia seperti perbedaan agama,
budaya dan ras. Toleransi dapat dirasakan di lingkungan masyarakat, khususnya di kota
besar.
4. Menarik Wisatawan
Setiap daerah di Indonesia memiliki budaya yang berbeda-beda, banyak wisatawan
datang ke Indonesia karena mereka penasaran dengan Keberagaman yang ada di
Indonesia. dan juga di negara kita memiliki kebaragaman wikayah yang banyak, seperti
Gunung-Gunung,Pantai,Flora,Fauna yang membuat wisatawan ingin berlibur untuk
meilihat atau menjelajahi keindidahan keberagaman Lingkungan.
Hambatan Menerima Keberagaman
• Etnosentrisme Suatu kecederungan untuk menghormati dan menganggap bahwa
kelompok sendiri, budaya, atau bangsa sendiri sebagai sesuatu yang lebih tinggi dari pada
kelompok bangsa atau budaya yang lainnya.
• Prasangka Suatu sikap negatif yang belum dibuktikan kebenarannya.
• Stereotypes Meliputi perasaan-perasaan cinta terhadap kelompok sendiri (in-groups)
dan benci atau takut terhadap kelompok-kelompok lain (out-groups).
• Diskriminasi Sikap membedakan-bedakan secara sengaja terhadap golongan-golongan
yang berhubungan dengan kepentingan tertentu.

Cara Bekerja Sama dalam Keberagaman


Cara yang paling utama untuk bekerjasama dalam keberagaman adalah dengan menghargai
perbedaan dan menumbuhkan sikap toleransi. Toleransi adalah cara menghargai dan menerima
perbedaan atas berbagai perilaku, budaya, agama, dan ras yang ada di dunia ini.

20
Toleransi adalah keniscayaan bagi bangsa majemuk dengan berbagai latar belakang suku,
agama dan ras dari Sabang hingga Merauke.
• Menghargai Perbedaan
Manusia memandang dan menyikapi apa yang terdapat dalam alam semesta
bersumber dari beberapa faktor yang dominan dalam kehidupannya. Faktor itu boleh jadi
berasal dari kebudayaan, filsafat, agama, kepercayaan, tatanilai masyarakat atau lainnya.
Luasnya pandangan manusia tergantung pada faktor dominan yang mempengaruhinya.
Menghargai perbedaan dilakukan sesuai norma dan hukum yang berlaku di masyakat dan
negara. Bila ada perbedaan, musyawarah untuk mencapai mufakat adalah jalan terbaik.
• Sikap Toleransi
Toleransi perlu ditengah masyarakat yang berbeda-beda. Perbedaan adalah
keniscayaan dalam masyarakat. Sebagaimana mestinya seorang saudara, maka tidak
boleh untuk saling menjatuhkan karena dia atau mereka berbeda. Terutama, untuk
membuat keberagaman di Indonesia tetap berjalan.
Di negara yang lainnya, tentu tidak memiliki keberagaman yang begitu banyak. Memang,
tugas masyarakat Indonesia saat ini cukup berat. Karena, harus menjaga keberagaman ini
agar tetap lestari. Menerima perbedaan antara suku, agama dan kebudayaan dapat
dimulai dengan lingkungan sekitar terlebih dahulu. Buat lingkungan masyarakat yang
nyaman, tentram dan aman. Kemudian, sampaikan kepada saudara yang lainnya bahwa
hal ini penting untuk dilakukan.
• Tenggang Rasa
Tenggang rasa merupakan sikap seseorang yang mampu menghargai dan
menghormati orang lain baik secara lisan maupun perbuatan. Tenggang rasa adalah suatu
sikap hidup dalam ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang mencerminkan sikap
menghargai dan menghormati orang lain. Artinya tenggang rasa merupakan sikap yang
mencerminkan menghargai dan menghormati orang lain melalui ucapan, perbuatan, dan
tinggah laku.
Tenggang rasa memberi dampak positif kepada anak yang kurang memiliki prestasi dan
bermasalah karena dapat membuat dirinya lebih percaya diri. Sikap tenggang rasa akan
muncul jika sikap postif sudah dibangun sejak dini bagi generasi muda.

K. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) PERTEMUAN KE-3

Waktu Pengerjaan : 60 Menit NAMA : NILAI


Dikerjakan secara : Mandiri / masing-masing
KELAS :
Tulis identitas diri (nama, kelas) masing2
Sebelum dikumpulkan, LKPD di ttd oleh ortu terlebih dahulu TTD ORTU :

1. Sebutkan 5 suku di Indonesia yang kalian ketahui dan paparkan perbedaannya!

21
2. Indonesia adalah negara kepulauan yang memilki keragaman budaya ras, suku bangsa, kepercayaan,
agama, dan bahasa. Sesuai dengan semboyan negara kita, Bhineka Tunggal Ika, maka sekalipun
memiliki keberagaman budaya, Indonesia tetap satu. jelaskan pendapatmu bagaimana cara kalian
menempatkan diri di dalam keberagaman.

L. UMPAN BALIK PEMBELAJARAN


1. Apakah kalian sudah paham keberagaman?
a. Sudah Paham
b. Paham sebagian
c. Belum paham
2. Apakah penting membuat agenda kegiatan harian?
a. Penting
b. Tidak penting
3. Pelajaran apa yang dapat kalian petik dari materi energi dan perubahannya

4. Sikap / karakter apa yang ditemukan dalam kegiatan diatas?

5. Bagaimana perasaan kalian setelah mengikuti pembelajaran kali ini. (Ekspresikan lah pada emoticon berikut.

A B C D

7. Tingkat pemahaman saya pada materi ini (Ekspresikan lah pada emoticon berikut)

22
A B C D

8. Apakah penyampaian materi oleh guru saat pembalajaran dikemas menarik (Ekspresikan lah pada emoticon
berikut)

A B C D

9. Saya akan lebih semangat lagi di pembelajaran berikutnya (Ekspresikan lah pada emoticon berikut)

A B C D

10. Tuliskan 3 Hal penting yang saya pelajari pada materi kali ini !

RUBRIK PENILAIAN

1. Menyusun Gagasan

No Asek Yang Dinilai Kriteria Skor


1 Ide dan Gagasan Ide dan gagasan memiliki kebaruan, 4
relevan dengan kondisi sekarang, dan
berpotensi untuk diwujudkan
Ide dan gagasan memiliki kebaruan, 3
relevan dengan kondisi sekarang,
namun sulit untuk diwujudkan
Ide dan gagasan memiliki kebaruan, 2
namun kurang relevan dengan kondisi
sekarang, dan sulit untuk diwujudkan
Ide dan gagasan sudah tidak relevan 1
dengan keadaan sekarang, dan sulit
diwujudkan
2 Kelengkapan data Data/ Fakta diperoleh dari 4
pengamatan, penggalian informasi ,
wawancara , angket
Data/ Fakta diperoleh dari 1 sumber 3
(pengamatan /wawancara / angket)

23
Data / Fakta diperoleh dari orang lain 2
Tidak ada data / Fakta 1
3 Penjelasan Penjelasan mengandung data, fakta, 4
dan logis
Penjelasan mengandung data, fakta, 3
namun kurang logis
Penjelasan mengandung data dan fakta 2
Penjelasan tidak ada data dan fakta 1

RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN


Jenis Keterampilan : Presentasi

No Asek Yang Dinilai Kriteria Skor


1 Sistematika Presentasi Materi presentasi disajikan secara 4
runtut sistematis
Materi presentasi disajikan secara 3
runtut tetapi kurang sistematis

Materi presentasi disajikan secara 2


kurang runtut dan tidak sistematis
Materi presentasi disajikan secara tidak 1
runtut dan tidak sistematis
2 Penggunaan Bahasa Bahasa yang digunakan sangat mudah 4
dipahami
Bahasa yang digunakan cukup mudah 3
dipahami
Bahasa yang digunakan agak sulit 2
dipahami
Bahasa yang digunakan sangat sulit 1
dipahami
3 Ketepatan intonasi dan Penyampaian materi disajikan dengan 4
kejelasan artikulasi intonasi yang tepat dan artikulasi/lafal
yang jelas
Penyampaian materi disajikan dengan 3
intonasi yang tepat dan artikulasi/lafal
yang agak jelas
Penyampaian materi disajikan dengan 2
intonasi yang tepat dan artikulasi/lafal
yang kurang jelas
Penyampaian materi disajikan dengan 1
intonasi yang tepat dan artikulasi/lafal
tidak jelas
4 Kemampuan mempertahankan Mampu mempertahankan dan 4
dan menanggapi pertanyaan menanggapi pertanyaan/sanggahan
atau sanggahan dengan arif dan bijaksana
Mampu mempertahankan dan 3
menanggapi pertanyaan/sanggahan
dengan cukup baik

24
Kurang mampu mempertahankan dan 2
menanggapi pertanyaan atau
sanggahan dengan baik
S Sangat kurang mampu 1
mempertahankan dan 1 menanggapi
pertanyaan

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


Keterangan
4 : selalu
3 : sering
2 : kadang
1 : tidak pernah
No Asek Yang Dinilai Kriteria Skor
4 3 2 1
1 Iman dan taqwa Berdoa sebelum dan sesudah
melakukan aktifitas
Bersyukur
Memberi salam sebelum / sesudah
presentasi
Materi presentasi disajikan secara tidak
runtut dan tidak sistematis
2 Mandiri Mampu mengerjakan tugas yang
diberikan pada diri sendiri, tanpa
disuruh / tanpa pengawasan
Membawa keperluan sendiri (tidak
meminjam pada yang lain)
3 Bernalar kritis Memproses informasi dan gagasan
Menganalisis dan mengevaluasi
penalaran
Merefleksi pemikiran sendiri
Mengambil keputusan
4 Kreatif Menghasilkan gagasan / karya / produk

5 Gotong Royong Berkolaborasi


Peduli sesama
Mau berbagi
6 Bhineka global; Menghargai keragaman budaya

25
Mau bekerjasama dengan yang berbeda
budaya / agama / ras

26

Anda mungkin juga menyukai