Anda di halaman 1dari 27

Modul Ajar

Nama YUNI AHADIANI, SH Jenjang Kelas X

Asal SMK BOARDING SCHOOL Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila


Sekolah BREBES
Alokasi • 4 JP Jumlah Peserta 25
Waktu • (2 x pertemuan) Didik
Profil 1. beriman, bertakwa kepada Moda Tatap Muka/Discovery Learning
Pelajar Tuhan Yang Maha Esa, dan Pembelajaran
Pancasila berakhlak mulia,
2. mandiri,
3. bergotong-royong,
4. berkebinekaan global,
5. bernalar kritis, dan
6. kreatif.
Fase E Elemen/Subelemen Bhinneka Tunggal Ika/
Mata Pelajaran Mengidentifikasi identitas individu
dan identitas kelompok
Tujuan Pembelajaran Pembelajaran 1
10.7.1 Peserta didik dalam berdiskusi mampu nenghayati
serta mengidentifikasi identitas individu dan identitas
kelompok sebagai wujud bentuk rasa syukur.

Pembelajaran 2 :

10.7.2 Peserta didik dalam bekerjasama mampu memberikan


argument serta menarik kesimpulan mengenai
identitas individu dan identitas kelompok dengan baik

Kata Kunci Identitas

Deskripsi Umum Pada unit ini, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan
apa yang dimaksud identitas, baik pada aspek jenis identitas
maupun pembentukannya. Peserta didik juga diharapkan
mampu memberikan contoh tentang masing-masing jenis
identitas dan mengaitkan konsep identitas tersebut dengan
Pancasila.
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 1:
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengawali pembelajaran dengan
mengucapkan salam pembuka.
2. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengecek
kebersihan kelas.
3. Guru dan peserta didik melaksanakan doa bersama
terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai.
4. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
5. Guru memotivasi peserta didik dan memberikan
pertanyaan pemantik ““Apakah identitas itu ?”
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
disampaikan.

B. Kegiatan Inti
a. Simulation (Pemberian Rangsangan)
1. Guru menayangkan video melalui link
https://www.youtube.com/watch?v=8xxr7aJR6HQ
tentang identitas individu dan identitas kelompok
dengan cermat dan teliti.
2. Guru menjelaskan materi dan mengelompokkan
peserta didik menjadi 3 kelompok.
b. Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi
masalah)
1. Guru meminta peserta didik untuk melakukan
identifikasi terhadap bentuk identitas nasional
mengenai keberagaman yang ada di Indoneisa.
2. Guru meminta peserta didik dari masing-masing
kelompok untuk melakukan proses identifikasi
melalui diskusi dan menuliskan hasil
identifikasinya kedalam lembar notulensi.
3. Guru meminta peserta didik dari masing-masing
kelompok untuk berdiskusi membuat hipotesa.
c. Data Collection (Pengumpulan Data)
1. Guru mengarahkan peserta didik untuk
melakukan pengumpulan data dan informasi
yang diperlukan melalui buku pelajaran atau
sumber internet dan mencatatnya ke dalam
LKPD.

C. Kegiatan Penutup
1. Peserta didik bersama guru melakukan penyimpulan
materi yang sudah dipelajari.
2. Guru menyampaikan informasi mengenai materi dan
rencana aksi pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
3. Guru sebelum mengakhiri pertemuan melakukan
refleksi terlebih dahulu, kemudian mengucapkan
rasa syukur, dan mengucapkan salam penutup
kepada peserta didik.
Kegiatan Pembelajaran 2:
A. Kegiatan Pendahuluan,
1. Guru mengawali pembelajaran dengan
mengucapkan salam pembuka.
2. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengecek
kebersihan kelas.
3. Guru dan peserta didik melaksanakan doa bersama
terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai.
4. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
5. Guru memotivasi peserta didik dan memberikan
pertanyaan pemantik “Apa fungsi dari identitas?”
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
disampaikan.

B. Kegiatan Inti,
a. Verification (Pembuktian)
1. Guru meminta peserta didik dari masing-masing
kelompok untuk membandingkan hasil analisis
data.
2. Peserta didik dari masing-masing kelompok
melakukan diskusi untuk membandingkan hasil
verifikasi data serta informasi yang diperoleh dan
mencatatkan hasil verifikasinya tersebut dalam
LKPD yang dibuat.
b. Generalization (Menarik Kesimpulan)
1. Guru meminta peserta didik dari masing-masing
kelompok untuk membuat kesimpulan dan
dipresentasikan terkait materi yang dikaji.

C. Kegiatan Penutup
1. Peserta didik bersama guru melakukan penyimpulan
materi yang sudah dipelajari.
2. Guru menyampaikan informasi mengenai materi dan
rencana aksi pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
3. Guru sebelum mengakhiri pertemuan melakukan
refleksi terlebih dahulu, kemudian mengucapkan rasa
syukur, dan mengucapkan salam penutup kepada
peserta didik.
Materi Ajar Unit Pembelajaran 1
• Materi Inti 1
1. Identifikasi identitas individu dan identitas
kelompok
2. Jenis identitas
• Materi Inti 2
1. Contoh masing-masing jenis identitas
Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran Video, Laptop, HP Android, Buku Pegangan PPKn Kelas X

Penilaian 1. Tes tertulis: Pilihan Ganda dan Uraian.


2. Penilaian praktik.
Lampiran:

1. Materi Pembelajaran
Jenis dan Pembentukan Identitas
“Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia”. Kita tentu sering mendengar atau membaca kalimat tersebut. Di sana kita menemukan dua
kata yang menjadi frase yakni jati dan diri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jati diri diartikan sebagai keadaan atau ciri
khusus seseorang. Padanan kata jati diri adalah identitas. Jadi, identitas dan jati diri akan digunakan secara bergantian untuk merujuk
pada pengertian yang sama.
Setidaknya, ada dua pendapat besar tentang bagaimana identitas itu terbentuk. Pertama, ada yang beranggapan bahwa identitas itu
given atau terberi. Identitas, dalam pandangan kelompok ini, merupakan sesuatu yang menempel secara alamiah pada seseorang atau
sebuah grup. Seseorang yang dilahirkan memiliki ciri fisik tertentu, seperti berkulit putih, bermata biru, berambut keriting adalah contoh
tentang bagaimana kita memahami identitas dalam diri sebagai sesuatu yang alamiah.
Kedua, identitas yang dipahami sebagai hasil dari sebuah desain atau rekayasa. Bangunan identitas seperti ini bisa dilakukan dalam
persinggungannya dengan aspek budaya, sosial, ekonomi, dan lainnya. Berbeda halnya dengan identitas yang secara alamiah melekat
pada diri manusia, identitas atau jati diri dalam pengertian ini, terlahir sebagai hasil interaksi sosial antarindividu atau antarkelompok. Jati
diri sebuah bangsa adalah contoh bagaimana identitas itu dirumuskan, bukan diberikan secara natural.
Identitas individu adakalanya bersifat alamiah tapi juga bisa melekat karena hasil interaksi dengan individu dan kelompok lain. Begitu
juga identitas kelompok. Ada identitas yang berasal dari sebuah interaksi dengan kelompok di luar dirinya, serta jati diri yang secara
alamiah menjadi ciri dari kelompok tersebut. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak uraian mengenai empat tipe jati diri tersebut.

Identitas Individu yang Alami

Saat ada bayi yang baru saja lahir, pertama-tama yang kita kenali tentu saja ciri-ciri fisiknya. Warna kulit, jenis rambut, golongan darah,
mata, hidung dan sebagainya, adalah sebagian dari ciri yang melekat pada bayi tersebut.
Ciri fisik seperti ini bisa kita sebut sebagai karakter atau identitas yang bersifat genetis. Ia melekat pada diri manusia dan dibawa serta
sejak lahir. Ciri fisik manusia, sudah pasti berbeda satu dengan yang lainnya. Mereka yang lahir dari rahim yang sama sekalipun, akan
tumbuh dengan ciri fisik yang berbeda. Termasuk juga mereka yang terlahir kembar. Ada identitas fisik yang secara alamiah,
membedakan dirinya dengan saudara kembarnya itu.
Di luar karakter fisik, identitas individu juga bisa berasal dari aspek yang bersifat psikis. Misalnya, sabar, ramah, periang, dan seterusnya.
Kita mengenali seseorang karena sifatnya yang penyabar atau peramah. Sebetulnya, sifat ini juga bisa menjadi ciri dari kelompok tertentu.
Namun, pada saat yang sama, kita bisa mengenali seseorang dengan karakter-karakter tersebut.

2. Identitas Individu yang Terbentuk Secara Sosial


Selain karakter yang terbentuk secara alamiah, kita bisa mengenali jati diri seseorang atau individu karena hasil pergumulannya dengan
mereka yang ada di luar dirinya. Dari interaksi itu, lahirlah identitas individu yang terbentuk sebagai buah dari hubungan-hubungan
keseharian dengan identitas di luar dirinya. Identitas diri itu terbentuk bisa karena pekerjaan, peran dalam masyarakat, jabatan di
pemerintahan, dan sebagainya.
Salah satu contohnya adalah dalam hal pekerjaan. Kita mengenal berbagai macam jenis pekerjaan. Guru dan peserta didik salah satu
contohnya. Seseorang menjadi guru karena ia menjalankan tugasnya untuk mengajar dan menyebarkan ilmu pengetahuan kepada murid-
muridnya. Ia sendiri tidak terlahir otomatis sebagai guru, tetapi identitasnya itu didapatkan karena ada pekerjaan yang dijalankannya.
Peserta didik adalah murid-murid yang diajar, menerima pengetahuan serta belajar bersama dengan guru. Identitas sebagai peserta didik
tidak melekat sejak lahir, bukan sesuatu yang alamiah atau genetik. Peserta didik adalah jati diri yang tercipta karena seseorang datang
ke sekolah dan mendaftarkan diri untuk menjadi murid di sekolah tertentu.

3. Identitas Kelompok yang Alami

Selain melekat pada individu, ada juga identitas yang secara alamiah menjadi ciri dari kelompok. Jadi dalam suatu kelompok, ada individu-
individu yang menjadi anggotanya dan memiliki ciri yang sama. Istilah ras atau race dalam bahasa Inggris, itulah salah satu contoh
bagaimana yang alamiah melekat kepada sebuah kelompok.
Ras digunakan untuk mengelompokkan manusia atas dasar lokasi-lokasi geografis, warna kulit serta bawaan fisiologisnya seperti warna
kulit, rambut, dan tulang. Ada banyak yang berpendapat tentang penggolongan ras ini. Salah satunya adalah penggolongan ras dalam
lima kelompok besar yaitu “ras Kaukasoid”, “ras Mongoloid”, “ras Etiopia” (yang kemudian dinamakan “ras Negroid”), “ras Indian”, dan
“ras Melayu.” (Blumenbach dalam Schaefer, 2008).
Identitas Kelompok yang Terbentuk secara Sosial

Selain terbentuk secara alamiah, jati diri sebuah kelompok juga bisa terbangun karena ciptaan. Seperti halnya identitas individu yang
terbentuk karena interaksi mereka secara sosial, begitu pula halnya identitas kelompok. Mereka yang suka sepakbola, pasti mengenal
banyak nama klub atau kesebelasan, baik di dalam maupun luar negeri. Contoh lain adalah organisasi peserta didik di sekolah. Identitas
sebagai organisasi peserta didik merupakan jati diri yang terbentuk atau dibentuk. Lebih tepatnya difasilitasi oleh pihak sekolah.
Bangsa dan negara adalah sebuah kelompok sosial. Setiap bangsa memiliki identitasnya masing-masing. Begitupun juga negara. Dasar,
simbol, bahasa, lagu kebangsaan, serta warna bendera menjadi salah satu penanda sebuah negara. Sebagai kelompok, negara juga
terbentuk secara sosial. Negara Indonesia dibentuk atas dasar perjuangan rakyatnya, baik yang dilakukan melalui berbagai medan
pertempuran maupun upaya diplomasi di meja perundingan.

Mengenali dan Menyadari Keragaman Identitas


Mengenali dan Menyadari Keragaman Identitas Sebagai makhluk sosial, ciri yang melekat pada manusia adalah keinginan untuk melakukan
interaksi satu dengan lainnya. Interaksi berarti hubungan timbal balik yang dilakukan baik antar individu, antar kelompok maupun individu
dengan kelompok. Dalam interaksi, ada proses mempengaruhi tindakan kelompok atau individu melalui sikap, aktivitas atau simbol tertentu.
Orang akan mengenali yang lain melalui proses interaksi tersebut. Proses untuk mengenali yang lain, yang juga dilakukan oleh manusia
dalam kapasitasnya sebagai makhluk sosial bisa dijumpai melalui cara lain, yakni sosialisasi. Sosialisasi berarti penanaman atau penyebaran
(diseminasi) adat, nilai, cara pandang atau pemahaman yang dilakukan oleh satu generasi kepada generasi berikutnya dalam sebuah
masyarakat.
Melalui sosialisasi, seseorang atau sebuah kelompok menunjukkan nilai-nilai yang dianutnya. Tujuannya, bisa sebatas hanya mengenalkan
atau bermaksud mempengaruhi yang lain. Dalam sebuah kelompok yang terdiri dari banyak individu, potensi munculnya perbedaan persepsi
sangatlah besar. Masingmasing orang memiliki nilai serta pandangan yang menjadi identitasnya. Terhadap pandangan yang tidak sama itu,
kemampuan untuk bernegosiasi sangatlah penting. Satu anggota kelompok dengan anggota lainnya, mencari titik temu agar ada satu identitas
yang disepakati sebagai jati diri kelompok.
Begitu juga yang dilakukan oleh mereka yang ingin membentuk grup atau kelompok yang lebih besar. Kelompokkelompok kecil itu berunding
untuk menciptakan satu identitas yang bisa mewakili semuanya. Identitas atau jati diri yang menjadi ciri dari kelompok besar itu, bisa saja
berasal dari nilai sebuah kelompok kecil yang kemudian disepakati oleh semua kelompok. Atau, ia bisa didapati dengan cara lain. Identitas
itu betulbetul sesuatu yang baru, yang tidak ada pada anggota kelompoknya.
Terciptanya identitas kelompok, dengan demikian, mendapatkan pengaruh dari mereka yang menjadi anggotanya. Identitas sebuah grup
merupakan hasil dari rumusan dan kesepakatan yang diharapkan bisa menjadi media bagi kelompok lain ketika hendak mengenalinya. Di
sini kita bisa menarik dua hal penting, yakni jati diri dan keragaman atau kebinekaan. Mengapa kebinekaan menjadi tema penting dalam
kaitannya dengan masalah identitas atau jati diri? Kita perhatikan bagaimana sebuah kelompok terbangun. Jika, katakanlah, ada 10 individu
dalam satu kelompok, itu berarti ada 10 cara pandang atau pendapat tentang apa dan bagaimana menciptakan jati diri kelompok tersebut.
Begitu pula ketika 100 kelompok hendak menciptakan jati diri untuk satu kelompok besar. Kita akan mendapati 100 jati diri yang sedang
berbincang tentang bagaimana menciptakan identitas bersama mereka. Sepuluh, seratus, seribu, dan seterusnya adalah representasi dari
kebinekaan atau kemajemukan. Di dunia ini, ada beragam identitas, Baik identitas individu maupun kelompok. Identitas yang tercipta secara
alamiah atau dibentuk secara sosial. Keragaman merupakan hukum alam yang harus disadari dan diterima oleh siapapun. Bangsa Indonesia
sedari awal telah menyadari akan hal ini. Kita hidup dalam keragaman, namun ingin tetap berada dalam payung yang bisa mengayomi
kebinekaan itu. Inilah hakikat dari semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” tersebut.
Sebagaimana para pendiri bangsa yang menyadari bahwa Indonesia adalah negara dengan keragaman budaya, agama, etnis, suku dan
bahasa, begitupun juga yang harus dilakukan oleh generasi penerus. Kesadaran tentang kebinekaan, harus dilanjutkan oleh kehendak untuk
mengenali yang lain. Berkenalan dengan identitas lain di luar dirinya merupakan cara terbaik ketika kita hidup dengan mereka yang berbeda.
Coba diingat, ketika awal berpindah sekolah dari SMP ke SMU. Sebagian besar temanteman adalah orang-orang baru. Guru-guru yang
mengajar pun demikian. Lingkungan sekolah juga berbeda dengan situasi sebelumnya. Jika kita tak bersosiali sasi dengan cara mengenal
satu dengan yang lain, kita seperti hidup seorang diri, meski faktanya ada banyak orang di sekeliling. Karenanya, kita harus berjumpa,
berkenalan, dan berinteraksi agar kebinekaan atau keragaman itu tak hanya sekadar ada dan diakui tapi juga saling dikenali. Menghargai
keragaman adalah salah satu bentuk ketaatan kita pada hukum alam. Tuhan telah menciptakan manusia dengan segala keragaman identitas
yang melekat padanya. Menyadari dan menghormati keragaman, tak hanya sebagai cara mengenali sesama, tetapi juga memuliakan ciptaan-
Nya.
Berapa jumlah suku bangsa, bahasa dan suku di Indonesia? Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, hingga tahun
2010, ada 1300an lebih suku bangsa di Indonesia. Sementara, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menterian Pendidikan dan
Kebudayaan (Badan Bahasa Kemendikbud) telah memetakan dan memveriikasi 718 bahasa daerah di Indonesia. Agama-agama yang di a oleh
penduduk Indonesia, jumlahnya juga banyak. Selain Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, kita juga mengenal agama-agama
lokal seperti Parmalim, Sunda Wiwitan, Kaharingan, Marapu, dan lain sebagainya. Mereka mempraktikkan adat serta tradisi yang berbeda satu
dengan lainnya. Bahasa yang dituturkan juga tidak sama. Keyakinan serta ajaranajaran yang dianut pemeluknya hadir dalam doktrin serta ritual
yang berlainan. Perbedaan-perbedaan ini adalah bagian dari kekayaan bangsa Indonesia yang harus dihormati dan perlu dijaga. Salah satu ciri
bangsa Indonesia adalah keragaman yang dimilikinya. Tidak hanya sebagai ciri, kebudayaan yang beragam itu adalah sekaligus jati diri ban gsa
Indonesia.
Indonesia adalah negara yang memiliki dua identitas sekaligus. Identitas pertama bersifat primordial atau jati diri yang berkaitan dengan
etnis, suku, agama, dan bahasa. Identitas kedua bersifat nasional. Jika dalam identitas primordial kita melihat banyak sekali jati diri, tidak
demikian halnya dengan identitas nasional. Dalam jati diri kita yang bersifat nasional, itu kita bersamasama memiliki satu warna, satu identitas.
Dengan begitu, keunikan Indonesia terletak pada keragaman sekaligus kesatuannya. Keragaman pada identitas kita yang bersifat primordial,
sementara kesatuan dan persatuan terletak pada jati diri kita yang bersifat nasional.
Tugas besar yang membentang di hadapan kita sebagai sebuah bangsa yang besar adalah mengelola keragaman sebagai sebuah
kekuatan yang saling mendukung satu dengan lainnya. Tidak ada cara lain bagi segenap elemen bangsa kecuali terus mengingat dan menyadari
eksistensi kita sebagai bangsa yang dicirikan oleh kebinekaan pada identitas kita yang bersifat primordial. Tak hanya menyadari, tetapi proses
selanjutnya harus terus diupayakan, yakni mengenali keragamankeragaman tersebut. Dalam setiap upaya pengenalan, ada tujuan mulia yang
tersimpan di dalamnya, yakni menghargai setiap budaya, religi, suku, serta Bahasa sebagai identitas khas dan unik yang melekat pada diri
manusia.
Menghargai Keragaman Identitas

Kita mengenal nenek moyang nusantara sebagai pelaut yang ulung. Tinggal di negara kepulauan, para pelaut nusantara melakukan
ekspedisi yang sangat luar biasa panjang. Mereka tak hanya berlayar antar pulau di wilayah nusantara saja, tetapi melakukan perjalanan yang
sangat jauh hingga wilayah Afrika. Perjalanan laut sudah dilakukan sekitar abad ke5 dan ke7 M. Perjalanan yang dilakukan, memungkinkan
mereka berinteraksi dengan kebudayaan yang berbeda di tempat di mana para pelaut itu singgah. Di situlah terjadi kontak. Nenek moyang kita
berkenalan dengan linkungan barunya. Tak hanya berkenalan, beberapa di antaranya menetap dan meneruskan generasinya di sana. Pada
apa yang dilakukan oleh nenek moyang pelaut kita itu, tercipta sebuah bangunan identitas khas pada masyarakat Afrika. Di sana dikenal tentang
asal usul ”Zanj” yang namanya merupakan asalusul nama bangsa Azania, Zanzibar, dan Tanzania. Zanj adalah ras AfroIndonesia yang menetap
di Afrika Timur, jauh sebelum kedatangan pengaruh Arab atas Swahili.
Dari peristiwa yang terjadi di masa silam seperti di atas, kita bisa belajar, setidaknya dua hal. Pertama, pada setiap perjalanan, seseorang
akan bersua dengan perbedaan-perbedaan. Ketidaksamaan itu mewujud dalam tampilan fisik atau bahasa yang dituturkan. Pada bahasa yang
sama sekalipun, ada dialek yang berlainan. Sehingga tetap ada keragaman dalam sebuah identitas yang pada awalnya kita yakini ada. Dalam
hal keyakinan atau ajaran agama, sudah pasti ada ketidaksamaan. Kita bisa mengibaratkan ini dengan seorang yang sedang bertamu ke rumah
kerabat, tetangga atau orang yang baru ditemui dalam kehidupannya. Perjumpaan antara kebudayaan yang berbeda, dalam kasus di atas,
kemudian dibungkus dalam sebuah etika tentang bagaimana sebaiknya hidup bersama dalam identitas yang beragam tersebut.
Pelajaran kedua dari kisah tentang perjalanan laut nenek moyang nusantara adalah pembentukan identitas baru yang tercipta dari
persilangan berbagai identitas. Pada setiap identitas yang melekat, ada keragaman di sana. Pembentukan itu terjadi melalui proses perjumpaan
budaya yang melintasi batasbatas geograis yang sangat mungkin tercipta, karena dunia yang kita huni, sesungguhnya saling terhubung. Jika
kita menghargai kebudayaan yang berbeda, apakah itu artinya kita tidak menghormati kebudayaan yang kita miliki? Dalam dunia yang sudah
terhubung, seperti saat ini, cara untuk mengetahui bahwa ada banyak kebudayaan di belahan bumi menjadi lebih mudah. Perangkat teknologi
memungkinkan kita mengakses informasi di tempat yang berbeda dengan sangat cepat. Pengetahuan kita akan tradisi serta budaya masyarakat
di wilayah lain juga menjadi lebih mudah didapat.
Kebanggaan atas jati diri yang kita miliki, tidak lantas membuat kita harus menganggap rendah identitas bangsa lain. Masingmasing
kebudayaan memiliki kekhasan atau keunikannya masing-masing. Kita tentu berhak untuk merasa bangga atas apa yang dimiliki. Rasa hormat
atas identitas sebagai sebuah bangsa yang memiliki peradaban adiluhung, misalnya, adalah sikap yang wajar dimiliki. Namun, bersamaan
dengan sikap bangga terhadap kebudayaan yang kita miliki, harus juga ditunjukkan
Penting bagi kita untuk mengetahui Identitas Nasional Bangsa Indonesia, namun sebelum itu mari pahami dulu pengertian, faktor-
faktor dan jenis identitas nasional.
Setiap Negara memiliki identitas nasional yang berbeda-beda. Hal ini sama saja seperti manusia, memiliki identitas yang berbeda setiap
individunya. Identitas ini tentunya berguna untuk membedakan setiap negara.
Identitas ini bisa disebut sebagai sifat atau jati diri yang melekat pada sesuatu. Identitas Nasional ini merupakan hal buatan karena identitas
nasional ini dibuat, dan disepakati oleh warga dari suatu bangsa sebagai identitasnya.
Identitas suatu negara merupakan suatu hal sekunder karena identitas nasional hadir setelah identitas suatu bangsa mempunyai identitas yang
berbeda-beda. Untuk memahami identitas nasional bangsa Indonesia, simak tulisan di bawah ini.

Istilah natie atau nation mulai tidak asing pada tahun 1835. Nation yang memiliki arti bangsa atau nasional, nasionalisme, atau paham
kebangsaan. Istilah bangsa ini memiliki arti masyarakat yang bentuknya terwujud dalam sejarah dan memiliki unsur-unsur satu kesatuan
bahasa, satu kesatuan daerah, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan hubungan ekonomi, satu kesatuan jiwa.
Syarat mutlak adanya sebuah bangsa adalah persetujuan bersama yang mengandung keinginan untuk hidup bersama dan bersedia untuk
berkorban demi mencapai tujuan. Jika warga dari suatu bangsa rela mengorbankan jiwa raganya demi eksistensi bangsanya, maka bangsa
tersebut akan tetap bersatu.
Dalam segi sosiologis, bangsa adalah persekutuan hidup pada masyarakat yang awalnya berdiri sendiri namun akhirnya merasa kesatuan ras,
bahasa, keyakinan dan budaya. Dari segi politis, bangsa adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka patuh pada kedaulatan
negara, dan kedaulatan negara itu merupakan kekuasaan tertinggi. Dalam kata lain, mereka terikat oleh kekuasaan politik.

Pengertian Identitas Nasional


Identitas Nasional merupakan istilah yang terdiri dari dua kata yaitu identitas dan nasional. Secara harfiah, identitas adalah ciri-ciri, jatidiri
atau tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang berguna untuk membedakannya dengan sesuatu yang lain.
Kata nasional adalah identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang terikat karena kesamaan, baik kesamaan budaya, agama, fisik,
keinginan, atau cita-cita.
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan
bangsa yang lainnya.
Berdasarkan hal itu, setiap bangsa yang ada saat ini memiliki identitasnya masing-masing sesuai dengan keunikan, sifat dan karakter dari
suatu bangsa. Hal ini tergantung dari bagaimana suatu bangsa terbentuk secara historis. Identitas nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa
tidak bisa dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa.

Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan satu bangsa

Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-
ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.
Identitas nasional mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat di suatu negara, hal itu merupakan
suatu yang terus menerus berkembang dan bersifat terbuka.
Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter
khas suatu negara. Seperti bahasa daerah, tarian daerah, musik-musik daerah, dan lain sebagainya.
Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan seperti:
Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka
Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta
Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, pahlawan – pahlawan rakyat pada
masa perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain – lain.
Pembentukan Identitas Nasional Suatu Bangsa
Pembentukan identitas nasional suatu negara tentunya mengalami proses yang panjang dan membutuhkan perjuangan yang besar. Hal ini
karena identitas nasional adalah sebuah hasil dari kesepakatan masyarakat bangsa tersebut. Tidak setujunya masyarakat tentang identitas
nasional di sebuah negara tentu saja bisa terjadi.
Umumnya, setiap kelompok masyarakat menginginkan identitasnya diangkat menjadi identitas nasional. Hal ini yang menyebabkan sebuah
negara yang baru merdeka akan mengalami perdebatan dan pertikaian yang berlarut-larut

Identitas nasional dapat kita artikan sebagai sebuah kesatuan yang dikaitkan dengan nilai-nilai yang ada di tanah air. Nilai tersebut
memperlihatkan ciri khas yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain, atau umumnya dikenal dengan nasionalisme. Hakikat identitas nasional
indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam kehidupan orang Indonesia.
Faktor-Faktor Pembentuk Identitas Nasional
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa identitas nasional bersifat buatan. Ada banyak faktor-faktor yang membentuk identitas nasional suatu
bangsa. Faktor-faktor tersebut meliputi:
1. Faktor Objektif
Faktor objektif ini meliputi faktor geografis dan demografis. Kondisi geografi yang membentuk Indonesia sebagai negara kepulauan yang
memiliki iklim tropis. Indonesia juga terletak di wilayah Asia Tenggara, hal ini mempengaruhi adanya perkembangan kehidupan ekonomi,
sosial, dan budaya bangsa Indonesia.
2. Faktor Subjektif
Faktor subjektif ini meliputi faktor sosial, politik, kebudayaan dan juga sejarah yang dimiliki bangsa Indonesia. Faktor-faktor ini sangat
mempengaruhi proses terbentuknya masyarakat Indonesia dan juga identitas bangsa Indonesia.
3. Faktor Primer
Faktor primer ini meliputi etnis, teritorial, bahasa, dan juga agama. Indonesia sendiri merupakan bangsa yang memiliki berbagai macam
budaya, bahasa dan agama. Meskipun unsur-unsur tersebut berbeda-beda dan memiliki ciri khas masing-masing, namun hal tersebut bisa
menyatukan masyarakat menjadi bangsa Indonesia.
Persatuan yang terjadi itu tidak serta merta menghilangkan keanekaragaman yang memang sudah ada di dalam masyarakat Indonesia,
maka dari itu lahirlah istilah Bhinneka Tunggal Ika, yang memiliki arti berbeda-beda tapi tetap satu jua.
4. Faktor Pendorong
Faktor ini meliputi komunikasi dan teknologi, seperti lahirnya angkatan bersenjata dalam kehidupan negara. Dalam hubungan ini, ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam suatu bangsa merupakan identitas nasional yang dinamis.
Maka dari itu, pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan prestasi masyarakat Indonesia.
Semuanya tergantung apakah bangsa Indonesia mau dan mampu membangun bangsa untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia.
5. Faktor Penarik
Faktor penarik ini meliputi bahasa, birokrasi yang tumbuh dan sistem pendidikan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sudah
ditetapkan menjadi bahasa nasional dan kesatuan nasional. Masing-masing suku yang ada di Indonesia masih tetap menggunakan bahasa
dari daerahnya masing-masing.
6. Faktor Reaktif
Faktor reaktif ini meliputi dominasi, pencarian identitas dan juga penindasan. Seperti yang sudah diketahui bahwa bangsa Indonesia pernah
dijajah beratus-ratus tahun oleh bangsa asing. Hal ini mewujudkan memori bagi rakyat Indonesia. Memori akan perjuangan, penderitaan
dan semangat yang hadir dalam masyarakat untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Faktor-faktor di atas pada dasarnya merupakan proses dalam sebuah pembentukan identitas nasional. Hal ini tentunya terus berkembang,
mulai dari era sebelum kemerdekaan, sampai saat ini.

Bangsa Indonesia dibangun dari masyarakat lama sehingga membentuk kesatuan dengan prinsip nasionalis modern. Maka dari itu, dalam
pembentukan identitas nasionalnya, sangat erat dengan unsur-unsur sosial, ekonomi, budaya, geografis, dan juga agama.
Jenis-Jenis Identitas Nasional
Identitas nasional Indonesia terbentuk karena beberapa unsur. Suku bangsa Indonesia yang beragam dan sudah ada sejak lama, terdapat
ratusan suku bangsa yang ada di Indonesia.
Karena suku bangsa yang banyak, tentunya budaya di Indonesia juga majemuk. Budaya yang majemuk ini menjadi salah satu unsur
terbentuknya identitas nasional. Budaya yang beragam ini merupakan identitas dari nenek moyang terdahulu.
Bahasa juga menjadi salah satu unsur penting dalam pembentukan identitas nasional. Keberagaman suku dan budaya menjadi salah satu
faktor mengapa Indonesia memiliki keberagaman bahasa.
Lalu, bagaimana caranya bangsa Indonesia bersatu walaupun menggunakan bahasa daerah yang beragam?. Hal ini karena bahasa Indonesia
ditetapkan menjadi bahasa nasional. Sehingga masyarakat Indonesia tetap bisa hidup harmonis dan bersatu dengan bahasa Indonesia.
Selain suku, budaya dan bahasa, agama yang beragam menjadi salah satu unsur terbentuknya identitas nasional Indonesia. Terdapat
lima agama resmi yang ada di Indonesia, Islam, Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Namun sejak
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi ini dihilangkan. Masyarakat Indonesia yang religius ini tercermin dari
Pancasila sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dari unsur-unsur pembentuk identitas nasional, jenis-jenis identitas nasional bisa dikelompokkan dengan mudah, yaitu:
1. Identitas Fundamental
Istilah fundamental bisa diartikan sebagai hal yang pokok. Hal pokok ini menjadi penunjang, berdirinya sebuah bangunan. Ibarat membangun
rumah, tentu hal fundamentalnya harus kokoh, yaitu pondasinya.
Identitas fundamental ini memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan negara. Identitas fundamental meliputi dasar
negara, falsafah dan juga ideologi.
Jika merujuk pada falsafah dan dasar negara tentunya menuju pada Pancasila. Pancasila yang terdiri dari lima sila sudah memuat hal-hal
yang fundamental untuk menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Identitas Instrumental
Istilah instrumental bisa diartikan sebagai sebuah alat atau media. Identitas instrumental dalam identitas nasional indonesia adalah UUD
1945. Di dalam UUD 1945 sudah terdapat aturan mengenai instrumen lain sebagai identitas nasional negara Indonesia.
Hal ini meliputi, bendera merah putih, garuda pancasila sebagai lambang negara, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan juga semboyan
negara Bhinneka Tunggal Ika. Selain karena sebagai dasar dan ideologi negara, pancasila juga menjadi salah satu dari empat pilar
kebangsaan, selain UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
3. Identitas Alamiah
Selain identitas fundamental dan instrumental, ada juga identitas alamiah. Berbeda dengan kedua identitas sebelumnya, identitas yang satu
ini merupakan yang bersifat alami. Hal yang alami ini tercipta dari kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Identitas alamiah meliputi negara Indonesia
yang berbentuk kepulauan dengan jumlah ribuan.
Fungsi Identitas Nasional
Adapun fungsi dari identitas nasional dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Sebagai Alat Untuk Mempersatukan Bangsa
Fungsi pertama dari identitas nasional yang pertama adalah sebagai alat untuk mempersatukan bangsa, sehingga kehidupan sosial
yang dijalani bisa berjalan dengan aman dan damai. Dengan kata lain, tanpa adanya identitas nasional, suatu bangsa akan sulit untuk
diperasatukan.
2. Sebagai Landasan Negara
Setiap negara pastinya memiliki landasan negara supaya bisa membuat suatu negara terus berkembang. Landasan negara itu menjadi
fungsi kedua dari identitas nasional. Adanya landasan negara bisa membuat cita-cita bangsa dan negara menjadi terwujud.
3. Sebagai Karakteristik Bangsa dan Pembeda dari Bangsa Lain
Fungsi ketiga dari identitas nasional yang ketiga adalah sebagai karakteristik bangsa, sehingga berbeda dengan negara lain. Dengan begitu,
suatu negara tidak pernah kehilangan jati dirinya dan tetap mempertahankan nilai-nilai kebudayaannya.
Karakteristik Identitas Nasional
Identitas nasional yang ada di Indonesia juga memiliki beberapa ciri yang bisa kamu ketahui. Karakteristik identitas nasional sebagai berikut:
1. Memiliki Keinginan Untuk Merdeka
Semua masyarakat Indonesia pastinya mengetahui bahwa bangsa dan negara Indonesia pernah dijajah oleh bangsa asing. Bahkan,
penjajahan tersebut terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama, hingga menimbulkan beberapa perbudakan dan kerja paksa di banyak
tempat.
Dengan alasan untuk merdeka, maka semua bangsa Indonesia berusaha untuk melawan semua penjajahan yang dilakukan oleh bangsa
lain. Selain itu, dengan bangsa Indonesia juga ingin bersama-sama lepas dari belenggu para penjajah. Karena alasan itulah, maka muncullah
karakteristik identitas nasional.
2. Persatuan dan Kesatuan Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan, pulau yang ada Indonesia sangatlah banyak mulai dari Sabang hingga Merauke. Setiap pulau pasti
memiliki adat, kebudayaan, bahasa, dan tradisinya masing-masing, sehingga setiap masyarakat Indonesia harus saling menghargai setiap
perbedaan tersebut. Oleh sebab itu, karakteristik identitas nasional yang kedua adalah persatuan dan kesatuan Indonesia.
Unsur Identitas Nasional Indonesia
Para pendiri negara Indonesia sudah menyepakati unsur-unsur identitas nasional. Identitas nasional negara Indonesia dituliskan secara resmi
dalam UUD 1945 Pasal 35 sampai 36. Berikut adalah unsur-unsur identitas nasional:
1. Bendera Indonesia
2. Bahasa Indonesia
3. Lambang Negara Indonesia
4. Semboyan Bangsa Indonesia
5. Lagu Kebangsaan Indonesia
6. Dasar Falsafah Negara
7. Konstitusi Negara Indonesia
8. Bentuk Negara Indonesia
9. Sistem Indonesia

Contoh Identitas Nasional


1. Pancasila adalah dasar negara Indonesia
2. Bendera Merah Putih merupakan bendera melambangkan persatuan karena mempersatukan bangsa Indonesia yang sangat beragam.
3. Lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan negara Indonesia
4. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan dari bangsa Indonesia
5. Burung Garuda adalah lambang negara Indonesia
2. Lembar Kerja Peserta Didik
PETUNJUK PEMBUATAN LKPD
1. Sebelum mengerjakan berdoa terlebih dahulu!
2. Tulislah nama anggota kelompok!
3. Buatlah notulensi faktor objektif dan faktor subjektif identitas nasional Indonesia !
4. Presentasikanlah hasil notulensi tersebut!
5. Buatlah kesimpulan dari notulensi yang telah dilaksanakan!

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Nama Kelompok : 1. …………………………… 6. ………………………...

2. …………………………… 7. ………………………

3. ……………………………. 8. ………………………

4. …………………………….. 9. ………………………

5. …………………………… 10. ………………………

A. Lembar kerja :

LEMBAR NOTULENSI
Soal Pilihan Ganda

1. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa terdiri dari jiwa dan raga serta dilengkapi dengan potensi /
kemampuan berupa akal, pikiran dan perasaan yang berbeda-beda antara manusia disebut…

a. Makhluk sosial
b. Makhluk individu
c. Makhluk hidup
d. Makhluk ciptaan Tuhan
e. Semua jawaban benar

2. Suatu hubungan antara dua atau lebih manusia, adat kelakuan individu yang satu mempengaruhi ,
mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain disebut…..
a. Problem social
b. Gejala social
c. Proses social
d. Struktur social
e. Interaksi social

3. Seorang pemuda menyumbangkan seluruh uang tabungannya kepada korban bencana alam. Tindakan
pemuda tersebut dalam interaksi sosial dipengaruhi oleh faktor….
a. Imitasi
b. Identifikasi
c. Asimilasi
d. Empati
e. Disintegrasi
4. Sekolah menerapkan disiplin tinggi dan memiliki tata tertib yang jelas sebagai acuan bagi peserta didik
dalam bertingkah laku selama berada di lingkungan sekolah. Setiap terjadi pelanggaran, diterapkan
sanksi sesuai yang tertera dalam aturan tersebut. Unsur yang berpengaruh terhadap keteraturan social
tersebut adalah….
a. Order
b. Perilaku social
c. Tertib social
d. Keajekan
e. Keteraturan
5. Sebagai ketua karang taruna , Ridho berhasil mengajak teman-temannya untuk berpartisipasi kerja bakti
pada hari minggu di lingkungan tempat tinggal mereka sesuai surat edaran ketua RW setempat. Dari
contoh tersebut termasuk pembentuk keteraturan social adalah ….
a. Interaksi sosial
b. Kontak sosial
c. Komunikasi
d. Kerjasama
e. Hubungan masyarakat

Kunci Jawaban
1. B
2. E
3. D
4. A
5. A

Soal Uraian

1. Apa yang dimaksud dengan identitas nasional?


2. Apa saja yang menjadi identitas bangsa Indonesia?
3. Apa fungsi dari identitas nasional?

Kunci Jawaban
1. Yang dimaksud dengan identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki
suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Menurut Kaelan (2007),
identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam aspek kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi
suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.
2. Yang menjadi identitas bangsa Indonesia yaitu :
1. Bendera Indonesia 2. Bahasa Indonesia 3. Lambang Negara Indonesia 4. Semboyan Bangsa
Indonesia 5. Lagu Kebangsaan Indonesia 6. Dasar Falsafah Negara 7. Konsitusi Negara Indonesia 8.
Bentuk Negara Indonesia 9. Sistem Indonesia
3. Fungsi dari identitas nasional yaitu :
1. Sebagai alat mempersatukan bangsa 2. Sebagai landasan negara 3. Sebagai karakteristik bangsa dan
pembeda dari bangsa lain

Lembar Tugas

Pada bagian ini, kalian harus mengisi tabel KWL. KWL adalah singkatan dari What I Know, What I Want to
Know, dan What I Learned, yang berarti “Apa yang saya tahu”, “Apa yang saya ingin ketahui”, dan “Apa
yang telah saya ketahui”. Pertama-tama, kalian perlu mengisi 2 kolom di awal pembelajaran. Berikut
panduan pertanyaan untuk mengisi tabel KWL tersebut.
a. Apa yang kalian ketahui tentang jati diri atau identitas? Apa yang kalian pahami tentang jenis identitas
serta bagaimana jati diri itu terbentuk?
b. Tuliskan apa yang ingin kalian ketahui tentang jati diri, kebinekaan dan kaitannya dengan Pancasila.

Aktivitas Belajar Mengisi KWL


Saya Tahu .. Saya Ingin Tahu … Saya Telah Mengetahui ...
diisi di awal pembelajaran diisi di awal pembelajaran diisi di akhir pembelajaran

3. Media Pembelajaran
Video, Laptop, Hp Android, Buku Pegangan PPKn Kelas X

4. Lembar Penilaian: Instrumen dan Rubrik Penilaian

1) Penilaian Kognitif

a) Partisipasi dalam diskusi

No. Nama Peserta Didik Sangat Aktif Aktif Kurang Aktif

b) Pemahaman materi (Esai)


No. Nama Peserta Didik Sangat Paham Paham Kurang Paham

2) Penilaian Sikap

1. Jujur
Aspek Sikap yang Dinilai
Nama Peserta Tidak Berkata Mengakui Kembalikan Melaporkan
No Catatan Guru
Didik Tidak Tidak Menjiplak Benar Kesalahan Barang Ketidaknyam
Berbohong Menyontek Tugas Temuan anan
Teman
1 Ade Wahyudin
2 De Angel
3 Dea Ifana
4 Ezazuli
5 Dst

2. Disiplin
Aspek Sikap yang Dinilai
Nama Peserta Mengerjakan Berseragam Melaksana Mengembali
No Datang Tepat Tertib dalam Catatan Guru
Didik Tugas Tepat Lengkap kan Piket kan
Waktu Pembelajaran
Waktu Pinjaman
1 Ade Nurgiyanto
2 Faizul Anam
3 Fitriani Nur
Aysah
4 Mar”atus S
5 Dst

Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut:
4 = sangat baik
2 = baik
2 = cukup
1 = kurang

3. Penilaian Keterampilan

a. Efektifitas Penyajian

No. Nama peserta didik Kesesuaian Cara Kesimpulan Catatan Guru


materi penyampaian
materi
1 Ade
2 Fahril
3 Leo
4 Wahyu
5 Dst
Refleksi
Setelah mengikuti unit ini, kini saatnya kalian melakukan refleksi, sebagai berikut:

a. Bagian mana dari materi yang telah saya pahami, sedikit saya pahami, dan tidak saya pahami sama
sekali? …………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………

b. Mengapa saya tidak memahami sebagian materi? ……………………………………………………………


……………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………..

c. Apa yang harus saya kerjakan agar memahami semua materi? ……………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………………………...

d. Apakah saya terdorong untuk melakukan sesuatu setelah materi ini? ……………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………………...

Releksi Guru

Guru melakukan releksi mengenai apa yang telah berjalan dengan baik dan apa yang masih kurang
sehingga perlu ditingkatkan, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
a. Apakah ada sesuatu yang menarik selama pembelajaran?
b. Apa saja pertanyaan yang muncul selama pembelajaran?
c. Jika ada, apa yang ingin saya ubah dari cara mengajar pada kegiatan ini?
d. Apa yang saya sukai dan tidak sukai dari kegiatan pembelajaran kali ini?
e. Pelajaran apa yang saya dapatkan selama pembelajaran?
f. Apa yang ingin saya ubah untuk meningkatkan/memperbaiki pelaksanaan dan hasil pembelajaran?
g. Dua hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut setelah kegiatan ini?
h. Dengan pengetahuan yang saya miliki sekarang, apa yang akan saya lakukan jika harus mengaja
kegiatan yang sama di kemudian hari?
i. Langkah keberapakah yang paling berkesan bagi saya? Mengapa?
j. Pada langkah keberapa murid paling banyak belajar?
k. Pada momen apa murid menemui kesulitan saat mengerjakan tugas akhir mereka?
l. Bagaimana mereka mengatasi masalah tersebut dan apa peran saya pada saat itu?
m. Kapan atau pada bagian mana saya merasa kreatif ketika mengajar? Mengapa

Anda mungkin juga menyukai