Anda di halaman 1dari 32

MEMBANGUN EKOSISTEM INOVASI DALAM EKONOMI DIGITAL

MATA KULIAH EKONOMI DIGITAL

KELOMPOK : 7

1. Rijal Hidayat (B1011221102)


2. Lerum Simamora (B1011221185)
3. Belentia Rahella (B1011221209 )
4. Maya Rosalia (B1011221210)
5. Nurlita Sulastri (B1011221223)
6. Della Septi (B1011221232)
7. Krisna Hadi (B1011221245)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

2023
MEMBANGUN EKOSISTEM INOVASI DALAM EKONOMI DIGITAL

MATA KULIAH EKONOMI DIGITAL

KELOMPOK : 7

1. Rijal Hidayat (B1011221102)


2. Lerum Simamora (B1011221185)
3. Belentia Rahella (B1011221209 )
4. Maya Rosalia (B1011221210)
5. Nurlita Sulastri (B1011221223)
6. Della Septi (B1011221232)
7. Krisna Hadi (B1011221245)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Isu
Etika Dalam Ekonomi Digital”. Adapun penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Ekonomi Digital.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak DR. Windhu Putra , SE.Msi selaku dosen
pengampu mata kuliah Ekonomi Digital yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

LATAR BELAKANG.....................................................................................1

A. Simpulan Permasalahan.............................................................................................1
B. Tujuan Penelitian.......................................................................................................1

PEMBAHASAAN................................................................................................................3

A. Berdasarkan Tujuan Penelitian..................................................................................3


a. Tujuan Penting ....................................................................................................5
b. Pendekatan Isu Ekonomi Digital..........................................................................7
c. Strategi Dan Tindakan.........................................................................................8
B. Berdasarkan Teori Dan Studi Empiris Yang Pernah Dilakukan................................9
a. Teori Dan Studi Empiris Yang Relevan..............................................................12
b. Studi empiris yang membantu memahami isu etika dalam ekonomi digital.......13
c. Mempertimbangkan teori-teori etika yang relevan..............................................14
C. Berdasarkan Etika Dalam Pengumpulan Dan Penggunaan Data...............................15
D. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Di Era Digital ..................................................17
E. Etika dalam Pengambilan Keputusan Binis Di Era Digital ......................................21

PENUTUP.............................................................................................................................24

A. Kesimpulan................................................................................................................24
B. Saran ..........................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................27

ii
LATAR BELAKANG

A. Simpulan Permasalahan
Secara umum, ada beberapa isu etika dalam ekonomi digital yang perlu diperhatikan,
antara lain:
1. Kebijakan privasi dan perlindungan data
2. Keterbukaan dan transparansi
3. Keadilan dan kesetaraan akses
4. Pengaruh teknologi pada tenaga kerja
5. Tanggung jawab sosial perusahaan
6. Etika penggunaan kecerdasan buatan (AI)
7. Peran dan tanggung jawab platform digital
8. Keselamatan dan keamanan teknologi digital

Isu-isu ini memunculkan berbagai tantangan dan kompleksitas dalam ekonomi digital,
seperti kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data, keadilan dalam akses teknologi,
dan pengaruh teknologi pada tenaga kerja. Oleh karena itu, perlu adanya peran dan
tanggung jawab yang jelas dari berbagai pihak untuk mengatasi isu-isu etika dalam
ekonomi digital.

B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ulangan Tengah Semester mata kuliah Ekonomi Digital. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memahami dampak isu-isu etika pada masyarakat dan bisnis serta cara-
cara mengatasi tantangan yang muncul. Penelitian ini akan mengkaji isu-isu utama yang
terkait dengan privasi dan perlindungan data, transparansi, keadilan dan kesetaraan akses,
pengaruh teknologi pada tenaga kerja, tanggung jawab sosial perusahaan, etika
penggunaan kecerdasan buatan (AI), peran dan tanggung jawab platform digital, dan
keselamatan dan keamanan teknologi digital.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan informasi yang valid dan terpercaya
mengenai isu-isu etika dalam ekonomi digital dan dampaknya pada masyarakat dan
bisnis. Dengan memahami isu-isu ini secara lebih mendalam, diharapkan dapat
ditemukan solusi-solusi inovatif

1
yang dapat membantu mengatasi tantangan dalam ekonomi digital dengan
memperhatikan aspek etika dan keamanan.

Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam
mengembangkan kerangka kerja etis yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi bisnis dan
organisasi dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi digital. Dengan demikian,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, bisnis, dan
pemerintah dalam mengembangkan ekonomi digital yang berkelanjutan dan bertanggung
jawab secara etis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak DR. Windhu Putra , SE.Msi selaku
dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Digital yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

2
PEMBAHASAN

A. Berdasarkan Tujuan Penelitian


Isu etika dalam ekonomi digital sangatlah penting karena ekonomi digital
memengaruhi banyak aspek kehidupan, mulai dari bagaimana kita berkomunikasi,
berbelanja, hingga bekerja. Beberapa isu etika yang muncul dalam ekonomi digital
adalah sebagai berikut:
1. Privasi dan Keamanan Data
Salah satu isu etika utama dalam ekonomi digital adalah privasi dan keamanan
data. Dalam era digital ini, kita memberikan banyak informasi pribadi saat menggunakan
layanan digital seperti email, media sosial, dan platform e-commerce. Oleh karena itu,
penting untuk memastikan bahwa data kita aman dan dilindungi dengan baik.
2. Kejujuran dan Transparansi
Dalam ekonomi digital, seringkali terjadi kecurangan dan manipulasi, terutama
dalam hal pemasaran dan iklan. Sebagai konsumen, kita harus dapat mempercayai
informasi yang diberikan oleh perusahaan dalam hal produk atau layanan yang mereka
tawarkan. Oleh karena itu, kejujuran dan transparansi sangat penting dalam ekonomi
digital.
3. Keadilan dalam Distribusi dan Akses
Ekonomi digital dapat meningkatkan kesenjangan sosial dan ekonomi jika tidak
dilakukan dengan benar. Banyak orang miskin atau yang tinggal di daerah terpencil tidak
memiliki akses ke infrastruktur digital, seperti akses internet atau perangkat yang
diperlukan untuk mengakses layanan digital. Oleh karena itu, penting untuk memastikan
keadilan dalam distribusi dan akses pada layanan digital.
4. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Perusahaan yang beroperasi dalam ekonomi digital harus bertanggung jawab
secara sosial dan lingkungan. Mereka harus memastikan bahwa praktik bisnis mereka
tidak merusak lingkungan atau melanggar hak asasi manusia. Selain itu, perusahaan juga
harus memperhatikan dampak sosial dari produk dan layanan mereka pada masyarakat
dan lingkungan.
5. Etika Kecerdasan Buatan (AI)

3
Teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin banyak digunakan dalam ekonomi
digital. Namun, penggunaan AI juga dapat menimbulkan isu etika, seperti diskriminasi,
privasi, dan pengawasan. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa
penggunaan teknologi AI mereka dilakukan secara etis dan memperhatikan dampaknya
pada masyarakat dan lingkungan.
6. Pengaruh Teknologi pada Kesehatan Mental
Teknologi dalam ekonomi digital juga dapat memiliki dampak pada kesehatan
mental penggunanya. Penggunaan media sosial yang berlebihan, konten yang merugikan
dan negatif, serta ketergantungan pada teknologi dapat meningkatkan risiko stres,
kecemasan, dan depresi. Oleh karena itu, perusahaan dan pengembang teknologi harus
memperhatikan dampaknya pada kesehatan mental pengguna dan memberikan solusi
yang sehat dan aman.
7. Kesetaraan Gender dan Keanekaragaman
Ekonomi digital juga dapat memengaruhi kesetaraan gender dan keanekaragaman
dalam industri teknologi. Wanita dan minoritas seringkali kurang terwakili dalam industri
teknologi dan mengalami diskriminasi dalam akses, kesempatan, dan pembayaran. Oleh
karena itu, perusahaan harus memperhatikan kesetaraan gender dan keanekaragaman
dalam kebijakan rekrutmen, pengembangan karir, dan upah.
8. Hak Kekayaan Intelektual
Hak kekayaan intelektual adalah isu etika dalam ekonomi digital yang terkait
dengan perlindungan hak cipta, paten, dan merek dagang. Dalam era digital, penyalinan
dan penggunaan ilegal karya-karya yang dilindungi hak cipta menjadi lebih mudah
dilakukan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa hak kekayaan intelektual
dilindungi dengan baik dan perusahaan serta pengguna teknologi harus mematuhi hukum
yang berlaku.
9. Etika Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam ekonomi digital juga menjadi isu etika yang penting.
Perusahaan harus memastikan bahwa data yang dikumpulkan dari pengguna dilakukan
secara etis dan dengan persetujuan pengguna yang jelas. Selain itu, perusahaan harus
memastikan bahwa data yang dikumpulkan tidak disalahgunakan atau digunakan untuk
tujuan yang tidak sesuai.

4
10. Etika Pengembangan dan Implementasi Teknologi
Pengembangan dan implementasi teknologi juga menjadi isu etika dalam ekonomi
digital. Perusahaan harus memastikan bahwa teknologi yang dikembangkan dan
diimplementasikan tidak merugikan pengguna atau masyarakat dan lingkungan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan dampak sosial dan
lingkungan dari teknologi yang dikembangkan dan mengadopsi praktik bisnis yang
bertanggung jawab.

Kesimpulannya, isu etika dalam ekonomi digital sangatlah penting untuk


diperhatikan. Perusahaan harus memastikan bahwa praktik bisnis mereka dilakukan
secara etis dan memperhatikan dampaknya pada masyarakat dan lingkungan. Selain itu,
sebagai konsumen, kita harus memperhatikan keamanan dan privasi data kita serta
memilih produk dan layanan yang benar-benar memperhatikan etika.

a. Tujuan Penting
Adapun, membahas isu etika dalam ekonomi digital memiliki tujuan yang penting
dalam menciptakan lingkungan bisnis yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Berikut ini adalah pembahasan dari tujuan tersebut:

1. Meningkatkan kesadaran tentang implikasi etika dari tindakan dan praktik di dunia
digital.
Dengan meningkatkan kesadaran tentang implikasi etika dari tindakan dan praktik
di dunia digital, diharapkan masyarakat dan perusahaan teknologi dapat lebih
memperhatikan dampak yang ditimbulkan oleh keputusan dan tindakan mereka. Melalui
pemahaman yang lebih baik tentang isu-etika di ekonomi digital, diharapkan masyarakat
dan perusahaan teknologi dapat membuat keputusan yang lebih baik dan menghindari
risiko dan dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan.
2. Mempromosikan praktik-praktik bisnis yang adil dan sejalan dengan nilai-nilai etika dan
moral.

5
Dalam ekonomi digital, ada kecenderungan untuk memprioritaskan pertumbuhan
dan keuntungan atas nilai-nilai etika dan moral. Oleh karena itu, tujuan ini bertujuan
untuk mempromosikan praktik-praktik bisnis yang adil dan sejalan dengan nilai-nilai
etika dan moral, seperti perlindungan privasi dan keamanan data pengguna, persaingan
yang sehat dan adil, serta memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dari penggunaan
teknologi.
3. Mendorong perusahaan teknologi untuk lebih memperhatikan implikasi etika dari
tindakan mereka.
Tujuan ini bertujuan untuk mendorong perusahaan teknologi untuk lebih
memperhatikan implikasi etika dari tindakan mereka dan memastikan bahwa mereka
beroperasi dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial dan moral. Dalam beberapa
kasus, praktik bisnis yang dilakukan oleh perusahaan teknologi dapat merugikan
masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan teknologi perlu
mempertimbangkan implikasi etika dari tindakan mereka dan memastikan bahwa mereka
beroperasi dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial dan moral.
4. Regulasi juga perlu diperkuat untuk memastikan bahwa praktik-praktik di ekonomi
digital dilakukan dengan cara yang etis dan bertanggung jawab.
Penguatan regulasi diperlukan untuk memastikan bahwa praktik-praktik di
ekonomi digital dilakukan dengan cara yang etis dan bertanggung jawab. Regulasi yang
kuat dapat membantu melindungi privasi dan keamanan data pengguna, memastikan
persaingan yang sehat dan adil, serta memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dari
penggunaan teknologi. Regulasi yang kuat juga dapat mempromosikan praktik-praktik
bisnis yang adil dan sejalan dengan nilai-nilai etika dan moral.

Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, diharapkan dapat tercipta ekonomi digital


yang lebih berkelanjutan, bermanfaat bagi masyarakat secara luas, serta memperkuat
kepercayaan dan keamanan dalam penggunaan teknologi dan internet.

Ada banyak teori dan studi empiris yang relevan untuk membentuk etika ekonomi
digital. Beberapa di antaranya termasuk:

6
1. Teori Etika Bisnis: Teori ini membahas tentang bagaimana bisnis harus bertindak dengan
baik dalam masyarakat. Beberapa prinsip etika bisnis termasuk integritas, kejujuran,
tanggung jawab sosial, dan memperlakukan orang dengan adil.
2. Teori Telematika: Teori ini lebih tinggi dari bagaimana teknologi informasi dan
komunikasi dapat memengaruhi perilaku etis. Teori ini juga membahas tentang keamanan
informasi dan privasi.
3. Studi tentang data perlindungan: Studi ini membahas tentang bagaimana data
perlindungan merupakan aspek penting dari etika ekonomi digital. Perlindungan data
mencakup privasi, keamanan, dan penggunaan data secara adil.
4. Studi tentang keamanan siber: Studi ini membahas tentang bagaimana ancaman
keamanan siber dapat memengaruhi etika ekonomi digital. Keamanan siber mencakup
keamanan informasi, integritas sistem, dan perlindungan dari serangan siber.
5. Studi tentang tanggung jawab sosial perusahaan: Studi ini membahas tentang bagaimana
perusahaan harus bertanggung jawab secara sosial dalam ekonomi digital. Tanggung
jawab sosial mencakup isu-isu seperti lingkungan, hak asasi manusia, dan kesejahteraan
masyarakat.

untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, perlu juga adanya kerangka kerja etika yang jelas dan
diterapkan secara konsisten. Kerangka kerja etika dapat membantu perusahaan dalam membuat
keputusan yang berkelanjutan, mempromosikan nilai-nilai etika dan moral, dan memperkuat
tanggung jawab sosial perusahaan.

b. Pendekatan Isu Ekonomi Digital


Dalam praktiknya, terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk
memperhatikan isu etika dalam ekonomi digital, antara lain:
1. Menerapkan prinsip-prinsip etika dan nilai-nilai moral dalam praktik bisnis
Perusahaan dapat menerapkan prinsip-prinsip etika dan nilai-nilai moral
dalam praktik bisnis mereka, termasuk dalam pengembangan produk, strategi
pengelolaan risiko, dan pengelolaan sumber daya. Prinsip-prinsip etika dan nilai-
nilai moral yang dapat diterapkan antara lain adalah transparansi, kejujuran,
integritas, tanggung jawab sosial, dan keadilan.

7
2. Melakukan audit etikaAudit etika dapat membantu perusahaan dalam
mengidentifikasi isu-isu etika yang mungkin timbul dalam praktik bisnis mereka.
Audit etika dapat dilakukan secara internal atau melalui pihak ketiga yang
independen. Hasil dari audit etika dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki praktik bisnis dan memperkuat tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Membangun lingkungan kerja yang etis
Lingkungan kerja yang etis dapat membantu mempromosikan nilai-nilai
etika dan moral di dalam perusahaan. Hal ini dapat dicapai melalui pelatihan etika
dan moral untuk karyawan, pemberian sanksi bagi karyawan yang melanggar
kode etik perusahaan, dan memperkuat pengawasan dan kontrol internal.
4. Melibatkan stakeholders dalam pengambilan keputusan
Melibatkan stakeholders dalam pengambilan keputusan dapat membantu
perusahaan dalam mempertimbangkan dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi
dari tindakan dan praktik bisnis mereka. Stakeholders yang dapat dilibatkan
antara lain adalah pengguna, konsumen, regulator, dan masyarakat.
5. Memperkuat pengawasan dan kontrol internal
Pengawasan dan kontrol internal yang efektif dapat membantu perusahaan
dalam memastikan bahwa praktik bisnis mereka sesuai dengan prinsip-prinsip
etika dan nilai-nilai moral. Hal ini dapat dilakukan melalui penerapan kode etik
perusahaan yang jelas, memperkuat audit internal, dan memperkuat pengawasan
dan kontrol atas praktik bisnis yang dilakukan.

Untuk mencapai tujuan-tujuan isu etika dalam ekonomi digital membutuhkan


kerjasama dan upaya bersama dari semua pihak terkait, termasuk perusahaan, regulator,
dan pengguna. Selain itu, diperlukan adanya kerangka kerja etika yang jelas dan
konsisten serta pengawasan dan kontrol yang efektif untuk memastikan bahwa praktik
bisnis yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip etika dan nilai-nilai moral.

c. Strategi Dan Tindakan

8
strategi dan tindakan yang telah disebutkan sebelumnya, perusahaan juga dapat
melakukan tindakan-tindakan konkret untuk mengatasi isu etika dalam ekonomi digital.
Beberapa tindakan konkret yang dapat dilakukan perusahaan antara lain:
1. Melakukan evaluasi risiko
Perusahaan dapat melakukan evaluasi risiko untuk mengidentifikasi isu-
isu etika dan dampaknya pada praktik bisnis. Evaluasi risiko ini dapat
membantu perusahaan untuk memprioritaskan isu-isu etika yang perlu
ditangani dan menentukan tindakan yang tepat untuk mengatasi isu tersebut.

2. Meningkatkan transparansi
Perusahaan dapat meningkatkan transparansi dalam praktik bisnis mereka
dengan mempublikasikan informasi terkait praktek bisnis dan dampaknya pada
stakeholders. Hal ini dapat membantu membangun kepercayaan dan dukungan
dari stakeholders serta memperkuat tanggung jawab sosial perusahaan.

3. Menjalin kerja sama dengan pihak terkait


Perusahaan dapat menjalin kerja sama dengan pihak terkait, seperti
regulator dan komunitas, untuk memperkuat praktik bisnis yang sesuai dengan
nilai-nilai etika dan moral. Kerja sama ini dapat memperkuat tanggung jawab
sosial perusahaan dan membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan dan
bertanggung jawab.

4. Mengadopsi inovasi teknologi yang berkelanjutan


Perusahaan dapat mengadopsi inovasi teknologi yang berkelanjutan,
seperti teknologi yang ramah lingkungan dan energi terbarukan. Dengan
mengadopsi teknologi yang berkelanjutan, perusahaan dapat mempromosikan
praktik bisnis yang bertanggung jawab dan memperkuat tanggung jawab sosial
perusahaan.

Dalam kesimpulannya, mengatasi isu etika dalam ekonomi digital memerlukan


perhatian dan tindakan yang serius dari perusahaan, regulator, dan pengguna. Tindakan
konkret yang dilakukan oleh perusahaan dapat membantu memperkuat tanggung jawab

9
sosial perusahaan dan mempromosikan praktik bisnis yang sesuai dengan nilai-nilai
etika dan moral.

B. Berdasarkan Teori Dan Studi Empiris Yang Pernah Dilakukan


Isu etika dalam ekonomi digital menjadi semakin penting karena perkembangan
teknologi dan kemajuan di dunia digital yang semakin cepat. Ada beberapa teori studi
empiris yang dapat memberikan pandangan terhadap isu etika dalam ekonomi digital, di
antaranya adalah teori moralitas sosial dan teori norma sosial.
a. Teori moralitas sosial menyatakan bahwa moralitas bersifat subjektif dan
dipengaruhi oleh budaya, agama, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
Oleh karena itu, dalam ekonomi digital, isu etika dapat bervariasi tergantung pada
nilai-nilai dan budaya yang dianut oleh pengguna dan pemerintah di suatu negara.
Contohnya adalah isu privasi dan keamanan data yang dianggap sangat penting di
negara-negara seperti Jerman, sementara di negara-negara seperti AS, isu
kebebasan berekspresi lebih diutamakan.
b. Teori norma sosial, di sisi lain, menyatakan bahwa manusia cenderung mengikuti
aturan-aturan sosial yang ada di masyarakat. Dalam ekonomi digital, norma-
norma sosial dapat mencakup aturan-aturan tentang privasi data, keamanan,
perlindungan konsumen, dan tanggung jawab sosial perusahaan. Banyak
perusahaan teknologi seperti Google, Facebook, dan Apple telah menciptakan
kebijakan privasi yang kuat dan teratur untuk memastikan data pengguna aman
dan dilindungi.

Namun, terdapat pula isu etika yang masih menjadi perdebatan di ekonomi
digital, seperti penggunaan kecerdasan buatan dan algoritma yang dapat memengaruhi
keputusan pengguna, praktik persaingan yang tidak sehat, dan penggunaan tenaga kerja
yang murah di luar negeri untuk memproduksi produk teknologi. Oleh karena itu,
perusahaan teknologi perlu mempertimbangkan implikasi etika dari tindakan mereka dan
memperhatikan bagaimana tindakan mereka dapat memengaruhi masyarakat secara
keseluruhan. Ada beberapa studi empiris yang telah dilakukan terkait isu etika dalam
ekonomi digital. Sebagai contoh, sebuah studi yang dilakukan oleh Pew Research Center
pada tahun 2018 menemukan bahwa sekitar 64% orang Amerika khawatir tentang

10
keamanan data pribadi mereka di internet. Hal ini menunjukkan bahwa isu privasi dan
keamanan data merupakan isu etika yang penting dalam ekonomi digital.

Studi lain yang dilakukan oleh European Commission pada tahun 2021
menemukan bahwa banyak perusahaan teknologi tidak memperhatikan aspek etika
dalam pengembangan kecerdasan buatan mereka. Studi ini menyarankan adanya regulasi
yang lebih ketat untuk memastikan bahwa penggunaan kecerdasan buatan dilakukan
dengan cara yang etis dan bertanggung jawab. Terhadapat juga isu etika terkait dengan
persaingan yang tidak sehat di ekonomi digital. Sebuah studi yang dilakukan oleh
European Commission pada tahun 2020 menemukan bahwa banyak perusahaan
teknologi besar memiliki posisi yang kuat di pasar dan dapat menghambat persaingan
yang sehat. Oleh karena itu, perlu ada regulasi yang lebih ketat untuk memastikan bahwa
persaingan di ekonomi digital tetap sehat dan adil.

Dalam konteks tenaga kerja, sebuah studi yang dilakukan oleh International
Labour Organization pada tahun 2019 menemukan bahwa penggunaan tenaga kerja
murah di luar negeri untuk memproduksi produk teknologi dapat melanggar hak asasi
manusia dan memperburuk kondisi sosial dan ekonomi di negara-negara tersebut. Oleh
karena itu, perusahaan teknologi perlu memperhatikan masalah ini dan memastikan
bahwa mereka mematuhi standar etika dalam penggunaan tenaga kerja.

Isu etika dalam ekonomi digital juga berkaitan dengan penggunaan teknologi
untuk mengumpulkan dan memanipulasi informasi. Sebuah studi yang dilakukan oleh
Shoshana Zuboff pada tahun 2019 menunjukkan bahwa perusahaan teknologi seperti
Google dan Facebook menggunakan praktik bisnis yang mengumpulkan data pengguna
secara terus-menerus dan memanipulasi perilaku pengguna untuk meningkatkan
keuntungan mereka. Hal ini memunculkan kekhawatiran etis tentang privasi dan kontrol
atas data pribadi pengguna.

Isu etika juga berkaitan dengan pengaruh yang dimiliki oleh perusahaan
teknologi terhadap kebebasan berekspresi dan kebebasan pers. Sebuah studi yang
dilakukan oleh Reporters Without Borders pada tahun 2020 menunjukkan bahwa
beberapa negara membatasi akses internet dan mengekang kebebasan berekspresi untuk
mengendalikan informasi yang beredar. Hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan

11
teknologi untuk memastikan bahwa mereka tidak menjadi alat yang digunakan untuk
membatasi kebebasan berekspresi.

Dalam konteks lingkungan, penggunaan teknologi dan digitalisasi juga dapat


memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Sebuah studi yang dilakukan
oleh Greenpeace pada tahun 2021 menunjukkan bahwa sektor teknologi memiliki jejak
karbon yang besar dan perlu melakukan langkah-langkah untuk mengurangi dampaknya
terhadap lingkungan.

Dari berbagai studi dan isu-etika yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa isu
etika dalam ekonomi digital merupakan isu yang kompleks dan berkaitan dengan
berbagai aspek kehidupan manusia. Perusahaan teknologi perlu mempertimbangkan
implikasi etika dari tindakan mereka dan memastikan bahwa mereka beroperasi dengan
cara yang bertanggung jawab secara sosial dan moral. Regulasi juga perlu diperkuat
untuk memastikan bahwa praktik-praktik di ekonomi digital dilakukan dengan cara yang
etis dan bertanggung jawab, sementara masyarakat perlu memperkuat literasi digital dan
pemahaman tentang hak dan tanggung jawab mereka dalam menggunakan teknologi.

Etika ekonomi digital merujuk pada seperangkat prinsip dan nilai yang berkaitan
dengan perilaku etis dalam ekonomi digital. Prinsip-prinsip ini mencakup kejujuran,
transparansi, perlindungan data, keamanan informasi, keadilan, dan tanggung jawab
sosial.

a. Teori dan studi empiris yang relavan


Ada banyak teori dan studi empiris yang relevan untuk membentuk etika ekonomi
digital. Beberapa di antaranya termasuk:
1. Teori Etika Bisnis: Teori ini membahas tentang bagaimana bisnis harus bertindak
dengan baik dalam masyarakat. Beberapa prinsip etika bisnis termasuk integritas,
kejujuran, tanggung jawab sosial, dan memperlakukan orang dengan adil.
2. Teori Telematika: Teori ini lebih tinggi dari bagaimana teknologi informasi dan
komunikasi dapat memengaruhi perilaku etis. Teori ini juga membahas tentang
keamanan informasi dan privasi.

12
3. Studi tentang data perlindungan: Studi ini membahas tentang bagaimana data
perlindungan merupakan aspek penting dari etika ekonomi digital. Perlindungan data
mencakup privasi, keamanan, dan penggunaan data secara adil.
4. Studi tentang keamanan siber: Studi ini membahas tentang bagaimana ancaman
keamanan siber dapat memengaruhi etika ekonomi digital. Keamanan siber
mencakup keamanan informasi, integritas sistem, dan perlindungan dari serangan
siber.
5. Studi tentang tanggung jawab sosial perusahaan: Studi ini membahas tentang
bagaimana perusahaan harus bertanggung jawab secara sosial dalam ekonomi digital.
Tanggung jawab sosial mencakup isu-isu seperti lingkungan, hak asasi manusia, dan
kesejahteraan masyarakat.

b. Studi empiris yang membantu memahami isu etika dalam ekonomi digital
Isu etika dalam ekonomi digital menjadi semakin penting seiring dengan
meningkatnya penggunaan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah
beberapa teori dan studi empiris yang dapat membantu memahami isu-isu etika dalam
ekonomi digital:
1. Teori Etika Komunikasi Habermas
Teori etika komunikasi Habermas menyatakan bahwa komunikasi yang jujur,
terbuka, dan inklusif adalah penting dalam membangun masyarakat yang adil dan
demokratis. Dalam konteks ekonomi digital, ini berarti bahwa perusahaan harus
memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada konsumen tentang
bagaimana data mereka digunakan dan diproses.
2. Teori Etika Utilitarianisme
Teori etika utilitarianisme menganggap bahwa tindakan yang menghasilkan
keuntungan terbesar bagi masyarakat adalah tindakan yang etis. Dalam konteks
ekonomi digital, hal ini berarti bahwa perusahaan harus mempertimbangkan
kepentingan konsumen dan masyarakat secara keseluruhan, dan tidak hanya fokus
pada keuntungan mereka sendiri.
3. Studi empiris tentang privasi data

13
Banyak studi empiris telah menunjukkan bahwa kebanyakan konsumen sangat
peduli tentang privasi data mereka di internet. Mereka ingin tahu bagaimana data
mereka digunakan dan siapa yang mengaksesnya. Oleh karena itu, perusahaan harus
memastikan bahwa mereka mematuhi undang-undang privasi dan memberikan
informasi yang jelas tentang bagaimana data konsumen digunakan.
4. Studi empiris tentang diskriminasi algoritma
Beberapa studi empiris telah menunjukkan bahwa algoritma dapat memicu
diskriminasi yang tidak disengaja. Misalnya, algoritma rekruitmen dapat secara tidak
sengaja mengabaikan pelamar yang berasal dari kelompok minoritas. Perusahaan
harus memastikan bahwa algoritma mereka tidak menyebabkan diskriminasi dan
bahwa mereka memperhitungkan keragaman dalam data pelatihan.
5. Studi empiris tentang kecerdasan buatan
Beberapa studi empiris telah menunjukkan bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat
digunakan untuk membuat keputusan yang lebih adil dan efisien. Namun,
penggunaan AI juga dapat menyebabkan masalah etis, seperti pengambilan
keputusan yang tidak adil atau tidak transparan. Oleh karena itu, perusahaan harus
mempertimbangkan masalah etis dalam penggunaan AI dan memastikan bahwa
sistem mereka adil dan transparan.

c. Mempertimbangkan teori-teori etika yang relevan


Dalam rangka mempertimbangkan isu-isu etika dalam ekonomi digital, perusahaan
harus mempertimbangkan teori-teori etika yang relevan dan mempelajari studi empiris
tentang penggunaan teknologi digital. Dengan mempertimbangkan masalah etis ini,
perusahaan dapat membangun kepercayaan konsumen dan mememastikan bahwa mereka
beroperasi secara adil dan bertanggung jawab. Berikut teori-teori etika yang relevan dan
mempelajari studi empiris tentang penggunaan teknologi digital:

1. Teori Etika Hak Asasi Manusia


Teori etika hak asasi manusia menganggap bahwa hak asasi manusia harus
dihormati dan dilindungi dalam semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam

14
konteks ekonomi digital. Perusahaan harus mempertimbangkan dampak kegiatan
mereka terhadap hak asasi manusia, seperti hak atas privasi dan kebebasan
berekspresi, dan memastikan bahwa mereka mematuhi standar hak asasi manusia
internasional.
2. Studi empiris tentang keamanan siber
Kegiatan ekonomi digital seringkali melibatkan penggunaan internet dan jaringan
komputer. Oleh karena itu, masalah keamanan siber menjadi penting untuk
diperhatikan. Studi empiris telah menunjukkan bahwa kebanyakan konsumen sangat
peduli tentang keamanan data mereka di internet dan ingin memastikan bahwa
perusahaan yang mereka gunakan aman dari serangan siber. Perusahaan harus
memastikan bahwa mereka melindungi data konsumen dan memiliki strategi
keamanan siber yang efektif.
3. Studi empiris tentang dampak sosial ekonomi digital
Peningkatan penggunaan teknologi digital dalam ekonomi dapat berdampak pada
aspek sosial dan ekonomi masyarakat. Beberapa studi empiris telah menunjukkan
bahwa ekonomi digital dapat meningkatkan kesenjangan sosial dan ekonomi, serta
memicu kehilangan lapangan kerja. Oleh karena itu, perusahaan harus
mempertimbangkan dampak sosial dari kegiatan mereka dan memastikan bahwa
mereka beroperasi dengan bertanggung jawab secara sosial.

Dalam mempertimbangkan isu-isu etika dalam ekonomi digital, perusahaan juga


harus memperhatikan peraturan dan regulasi yang berlaku. Beberapa negara telah
mengeluarkan undang-undang dan regulasi terkait dengan privasi data, keamanan siber,
dan hak asasi manusia dalam konteks ekonomi digital. Perusahaan harus memastikan
bahwa mereka mematuhi peraturan dan regulasi ini serta mengadopsi praktik terbaik
dalam mempertimbangkan isu-isu etika dalam kegiatan mereka menjaga kepercayaan
konsumen dan memastikan bahwa mereka beroperasi secara adil dan bertanggung jawab.

C. Bedasarkan Etika Dalam Pengumpulan Dan Penggunaan Data.

15
Etika dalam pengumpulan dan penggunaan data sangatlah penting untuk
memastikan bahwa data yang digunakan tidak merugikan orang lain dan digunakan
secara tepat. Berikut ini adalah beberapa pembahasan etika dalam pengumpulan dan
penggunaan data:

Privasi dan Keamanan Data: Pastikan bahwa data yang dikumpulkan dan
digunakan diproteksi dengan baik dan tidak dapat diakses oleh pihak yang tidak
berwenang. Ini termasuk penggunaan teknologi enkripsi dan kebijakan privasi
yang jelas dan transparan.
Transparansi: Pastikan bahwa penggunaan data dijelaskan dengan jelas dan
transparan kepada orang-orang yang memberikan data tersebut. Jangan lupa untuk
menjelaskan tujuan dan cara data akan digunakan, dan berikan pilihan untuk
menolak pengumpulan dan penggunaan data mereka.
Menghindari Diskriminasi: Jangan menggunakan data untuk memdiskriminasi
orang atau kelompok tertentu. Data tidak boleh digunakan untuk membatasi hak
atau kesempatan seseorang berdasarkan agama, jenis kelamin, ras, orientasi
seksual, atau karakteristik pribadi lainnya.
Pertanggungjawaban: Pastikan bahwa penggunaan data sesuai dengan standar
etika yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan oleh pihak yang
bertanggung jawab.
Konsistensi: Pastikan bahwa pengumpulan dan penggunaan data dilakukan
secara konsisten dengan standar etika dan hukum yang berlaku.
Menghormati Orang Lain: Penting untuk menghormati hak privasi dan data
pribadi orang lain dan tidak mengambil data mereka tanpa izin atau membagikan
data tersebut tanpa persetujuan mereka.
Menjaga Integritas Data: Pastikan bahwa data yang dikumpulkan dan
digunakan akurat dan terpercaya. Hindari manipulasi data atau penggunaan data
palsu yang dapat merugikan orang lain atau organisasi.
Menghargai Kerahasiaan: Pastikan bahwa data sensitif dijaga kerahasiaannya
dan tidak dibagikan ke pihak yang tidak berwenang atau diambil oleh pihak yang
tidak memiliki hak akses.

16
Poin-poin tersebut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengumpulan dan penggunaan data yang etis. Penting bagi organisasi atau individu yang
menggunakan data untuk memastikan bahwa mereka mematuhi standar etika dan hukum
yang berlaku. Terdapat pula beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembahasan
etika dalam pengumpulan dan penggunaan data adalah sebagai berikut:

Menjaga Keterbukaan: Beri kesempatan kepada individu untuk mengetahui apa


yang terjadi dengan data mereka dan bagaimana data tersebut digunakan.
Menjaga Keterpaduan: Pastikan bahwa data yang digunakan tidak bertentangan
dengan nilai atau prinsip organisasi atau individu.
Menjaga Akuntabilitas: Pastikan bahwa individu atau organisasi yang
bertanggung jawab atas pengumpulan dan penggunaan data memiliki rencana dan
tindakan yang jelas jika terjadi pelanggaran atau masalah dalam penggunaan data.
Melakukan Penilaian Risiko: Lakukan penilaian risiko terhadap pengumpulan
dan penggunaan data untuk memastikan bahwa data yang digunakan tidak
merugikan individu atau kelompok tertentu.
Penggunaan Data untuk Tujuan yang Sesuai: Pastikan bahwa penggunaan data
dilakukan untuk tujuan yang sesuai dan tidak digunakan untuk kepentingan
pribadi atau tujuan yang tidak etis.
Pelaporan: Berikan laporan transparan dan teratur tentang pengumpulan dan
penggunaan data untuk memastikan bahwa individu atau kelompok yang
memberikan data merasa tenang dan percaya bahwa data mereka digunakan
dengan cara yang benar.
Memperbarui Kebijakan dan Prosedur: Perbarui kebijakan dan prosedur
pengumpulan dan penggunaan data secara berkala untuk memastikan bahwa
organisasi atau individu selalu mematuhi standar etika dan hukum yang berlaku.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, pengumpulan dan penggunaan data dapat


dilakukan secara etis dan dapat memberikan manfaat bagi organisasi dan individu
tanpa merugikan pihak lain.

17
D. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Era Digital

Di era digital, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) menjadi semakin penting
karena pengaruh dan dampak yang besar yang dapat dilakukan oleh perusahaan pada
masyarakat dan lingkungan. Isu etika dalam ekonomi digital meliputi berbagai hal seperti
privasi data, keamanan cyber, penggunaan kecerdasan buatan, dan dampak teknologi
terhadap lapangan pekerjaan. Sebagai bagian dari CSR, perusahaan harus bertanggung
jawab atas praktik-praktik mereka dalam hal pengumpulan dan penggunaan data pribadi.
Perusahaan harus memastikan bahwa data pribadi pelanggan tidak disalah gunakan atau
disalah gunakan untuk keuntungan komersial yang tidak sah. Selain itu, perusahaan juga
harus memastikan bahwa sistem keamanan mereka cukup kuat untuk mencegah serangan
cyber dan penyalahgunaan data. Perusahaan juga harus mempertimbangkan dampak
teknologi terhadap lapangan pekerjaan.
Dalam beberapa kasus, teknologi dapat menggantikan pekerjaan manusia, yang dapat
menyebabkan pengangguran dan ketidaksetaraan ekonomi. Oleh karena itu, perusahaan
harus mempertimbangkan cara untuk mengurangi dampak ini dengan memberikan
pelatihan dan bantuan kepada pekerja yang terkena dampak tersebut. Penggunaan
kecerdasan buatan (AI) juga menjadi isu etika dalam ekonomi digital. Perusahaan harus
memastikan bahwa AI digunakan dengan cara yang adil dan tidak diskriminatif terhadap
kelompok tertentu. Selain itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan etika dan
keamanan penggunaan AI, dan memastikan bahwa teknologi tersebut tidak digunakan
untuk tujuan yang merugikan atau berbahaya.
Secara keseluruhan, CSR menjadi semakin penting di era digital karena dampak yang
lebih besar yang dapat dilakukan oleh perusahaan pada masyarakat dan lingkungan.
Perusahaan harus mempertimbangkan isu etika dalam ekonomi digital dan bertanggung
jawab atas praktik-praktik mereka dalam hal penggunaan data pribadi, keamanan cyber,
dampak teknologi pada lapangan pekerjaan, dan penggunaan kecerdasan buatan. Untuk
menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan di era digital, ada beberapa tindakan yang
dapat dilakukan oleh perusahaan, antara lain:

18
Memprioritaskan privasi dan keamanan data pelanggan, perusahaan harus
memastikan bahwa data pribadi pelanggan aman dan tidak disalahgunakan untuk
tujuan yang tidak sah. Perusahaan harus mengambil tindakan untuk memastikan
keamanan data mereka, seperti menggunakan enkripsi data dan mempertahankan
protokol keamanan cyber yang ketat.
Mengembangkan kebijakan etika yang jelas dan diterapkan dengan konsisten,
perusahaan harus memiliki kebijakan etika yang jelas dan mudah dipahami oleh
seluruh karyawan. Kebijakan ini harus mencakup hal-hal seperti penggunaan data,
keamanan cyber, dan penggunaan kecerdasan buatan. Perusahaan juga harus
memastikan bahwa kebijakan ini diterapkan secara konsisten di seluruh organisasi.
Meningkatkan transparansi, perusahaan harus transparan dalam hal pengumpulan,
penggunaan, dan pengungkapan data pelanggan. Perusahaan harus memberikan
informasi yang cukup tentang cara data pelanggan dikumpulkan, digunakan, dan
dilindungi.
Meningkatkan literasi digital, perusahaan harus memastikan bahwa karyawan
mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam hal literasi
digital. Karyawan harus diberi pelatihan tentang cara menjaga keamanan data,
menghindari serangan cyber, dan menggunakan teknologi dengan etika.
Memiliki kontribusi sosial yang signifikan, perusahaan harus memberikan
kontribusi positif pada masyarakat dan lingkungan, misalnya melalui program
kegiatan sosial, program pengurangan dampak lingkungan, dan memberikan
kontribusi pada masyarakat.

Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) diera digital merupakan isu yang sangat
penting dalam isu etika dalam ekonomi digital. Dalam era digital saat ini, perusahaan
memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan manusia, baik dalam hal penggunaan
teknologi, penggunaan data, dan dampak sosial yang dihasilkan oleh bisnis digital. Oleh
karena itu, perusahaan harus bertanggung jawab secara sosial untuk memastikan bahwa
penggunaan teknologi digital dilakukan dengan etika dan bertanggung jawab.
1. Pertama-tama, perusahaan harus bertanggung jawab atas dampak sosial dari
teknologi digital mereka. Dalam beberapa kasus, teknologi digital dapat memicu

19
dampak negatif pada masyarakat atau lingkungan, seperti ketidakadilan,
ketimpangan, atau kerusakan lingkungan. Perusahaan harus memastikan bahwa
teknologi digital mereka tidak merusak atau memperburuk keadaan sosial dan
lingkungan.
2. Kedua, perusahaan harus memastikan keamanan dan privasi data pengguna.
Pengumpulan dan penggunaan data pengguna harus dilakukan dengan cara yang
transparan, adil, dan aman bagi pengguna. Perusahaan juga harus memiliki
kebijakan dan prosedur yang ketat untuk melindungi data pengguna dari
penggunaan yang tidak sah atau penyalahgunaan.
3. Ketiga, perusahaan harus memperhatikan hak cipta dan kepemilikan data.
Perusahaan harus memastikan bahwa mereka memiliki hak yang sah untuk
menggunakan data pengguna dan menjaga privasi dan keamanannya. Perusahaan
juga harus memastikan bahwa data yang dikumpulkan dan digunakan tidak
melanggar hak cipta atau hak kekayaan intelektual orang lain.
4. Keempat, perusahaan harus memastikan bahwa teknologi digital mereka tidak
digunakan untuk memicu diskriminasi atau ketidakadilan terhadap kelompok
tertentu. Algoritma dan sistem yang digunakan dalam teknologi digital harus
diuji untuk memastikan bahwa tidak terdapat bias atau diskriminasi yang tidak
disengaja terhadap kelompok tertentu.
5. Kelima, perusahaan harus bertanggung jawab atas dampak sosial yang dihasilkan
oleh bisnis digital mereka. Perusahaan harus memastikan bahwa mereka tidak
hanya memperhatikan keuntungan finansial, tetapi juga memberikan dampak
positif pada masyarakat dan lingkungan.

Untuk mengatasi isu-isu etika dalam ekonomi digital, perusahaan harus memiliki
kebijakan CSR yang kuat dan berkomitmen untuk bertanggung jawab secara sosial.
Kebijakan CSR harus mencakup bagaimana perusahaan berinteraksi dengan masyarakat
dan lingkungan, bagaimana teknologi digital digunakan, bagaimana data pengguna
dikelola, dan bagaimana dampak sosial dan lingkungan diukur dan dikelola.
Dalam keseluruhan, tanggung jawab sosial perusahaan diera digital memerlukan
perhatian yang besar terhadap isu-isu etika. Perusahaan harus memastikan bahwa

20
teknologi digital mereka digunakan secara bertanggung jawab dan dengan etika yang
tinggi, dan bahwa dampak sosial dan lingkungan diukur dan dikelola dengan hati-hati.
Dengan cara ini, perusahaan dapat membangun kepercayaan pengguna dan masyarakat,
serta memberikan dampak positif pada masyarakat dan lingkungan. Ada beberapa saran
yang dapat diberikan dalam menghadapi isu ini:
1. Perusahaan harus berkomitmen untuk mengembangkan kebijakan CSR yang
kuat dan transparan, serta berkomitmen untuk bertanggung jawab secara sosial.
2. Perusahaan harus memperhatikan hak privasi dan keamanan data pengguna,dan
harus memiliki kebijakan dan prosedur yang ketat untuk melindungi data
pengguna dari penggunaan yang tidak sah atau penyalahgunaan.
3. Perusahaan harus memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dari bisnis
digital mereka, dan memastikan bahwa teknologi digital mereka tidak merusak
atau memperburuk keadaan sosial dan lingkungan.
4. Perusahaan harus memperhatikan hak cipta dan kepemilikan data, dan
memastikan bahwa mereka memiliki hak yang sah untuk menggunakan data
pengguna dan menjaga privasi dan keamanannya.
5. Perusahaan harus memperhatikan diskriminasi dan ketidakadilan dalam
penggunaan teknologi digital mereka, dan menguji algoritma dan sistem yang
digunakan untuk memastikan bahwa tidak terdapat bias atau diskriminasi yang
tidak disengaja terhadap kelompok tertentu.

Dengan menerapkan saran-saran ini, perusahaan dapat mengurangi risiko


terjadinya isu etika dalam ekonomi digital dan memastikan bahwa mereka bertanggung
jawab secara sosial dalam penggunaan teknologi digital. Selain itu, perusahaan dapat
membangun kepercayaan pengguna dan masyarakat, serta memberikan dampak positif
pada masyarakat dan lingkungan secara keseluruhan.

E. Etika dalam Pengambilan Keputusan Binis di Era Digital

Pengambilan keputusan bisnis di era digital memerlukan perhatian khusus terhadap


isu etika dalam ekonomi digital. Pengambilan keputusan bisnis yang tidak etis dapat

21
memberikan dampak yang merugikan tidak hanya pada perusahaan, tetapi juga pada
pengguna dan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa isu etika dalam pengambilan
keputusan bisnis di era digital antara lain:

a. Penggunaan data pengguna: Perusahaan harus memperhatikan hak privasi dan


keamanan data pengguna, dan harus memiliki kebijakan dan prosedur yang ketat
untuk melindungi data pengguna dari penggunaan yang tidak sah atau
penyalahgunaan. Selain itu, perusahaan harus memastikan bahwa data pengguna
digunakan secara etis dan tidak menimbulkan dampak negatif pada pengguna dan
masyarakat.
b. Penggunaan algoritma: Perusahaan harus memperhatikan diskriminasi dan
ketidakadilan dalam penggunaan algoritma dalam pengambilan keputusan bisnis.
Algoritma harus diuji untuk memastikan bahwa tidak terdapat bias atau
diskriminasi yang tidak disengaja terhadap kelompok tertentu.
c. Kesetaraan akses dan keterbukaan: Perusahaan harus memperhatikan kesetaraan
akses dan keterbukaan dalam pengambilan keputusan bisnis mereka. Perusahaan
harus memastikan bahwa keputusan bisnis mereka tidak merugikan kelompok
tertentu atau merusak lingkungan.
d. Kepatuhan pada regulasi: Perusahaan harus mematuhi regulasi dan peraturan yang
berlaku dalam pengambilan keputusan bisnis mereka. Perusahaan harus
memperhatikan etika dalam pengambilan keputusan bisnis mereka dan tidak
melanggar regulasi yang berlaku.

Untuk mengatasi isu etika dalam pengambilan keputusan bisnis di era digital,
perusahaan harus memiliki kebijakan dan prosedur yang ketat dan transparan dalam
penggunaan data pengguna dan algoritma. Perusahaan juga harus memperhatikan
kesetaraan akses dan keterbukaan dalam pengambilan keputusan bisnis mereka dan
mematuhi regulasi dan peraturan yang berlaku. Selain itu, perusahaan harus memastikan
bahwa pengambilan keputusan bisnis mereka dilakukan secara etis dan tidak
menimbulkan dampak negatif pada pengguna dan masyarakat secara keseluruhan.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip etika dalam pengambilan keputusan bisnis di era

22
digital, perusahaan dapat membangun kepercayaan pengguna dan masyarakat dan
memberikan dampak positif pada masyarakat dan lingkungan secara keseluruhan.
Selain itu, perusahaan dapat melakukan beberapa tindakan praktis untuk memastikan
pengambilan keputusan bisnis yang etis di era digital. Beberapa tindakan praktis tersebut
antara lain:
a. Mengembangkan kode etik perusahaan yang jelas: Perusahaan harus memiliki
kode etik yang jelas dan transparan yang menguraikan nilai-nilai etis yang harus
diikuti oleh seluruh karyawan dan pihak terkait dalam pengambilan keputusan
bisnis.
b. Melakukan audit etis secara rutin: Perusahaan harus melakukan audit etis secara
rutin untuk memastikan bahwa seluruh keputusan bisnis yang diambil sesuai
dengan kode etik perusahaan dan tidak melanggar etika bisnis.
c. Mengedukasi karyawan dan pihak terkait: Perusahaan harus memberikan edukasi
tentang etika bisnis kepada seluruh karyawan dan pihak terkait yang terlibat dalam
pengambilan keputusan bisnis. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya etika bisnis dan mencegah pelanggaran etika.
d. Mengadopsi prinsip tanggung jawab sosial perusahaan: Perusahaan harus
mengadopsi prinsip tanggung jawab sosial perusahaan yang melibatkan tidak
hanya keuntungan finansial, tetapi juga dampak sosial dan lingkungan dari
kegiatan bisnis perusahaan.

Dengan mengadopsi prinsip-prinsip etika bisnis dan melakukan tindakan praktis untuk
memastikan pengambilan keputusan bisnis yang etis di era digital, perusahaan dapat
membangun kepercayaan pengguna dan masyarakat dan memberikan dampak positif pada
masyarakat dan lingkungan secara keseluruhan.

23
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan banyaknya tujuan penelitian tentang isu etika dalam ekonomi digital, dapat
disimpulkan bahwa isu etika dalam ekonomi digital sangat kompleks dan melibatkan berbagai
stakeholders. Tujuan penelitian yang berbeda-beda mengindikasikan bahwa masih banyak isu
etika yang perlu ditangani dalam ekonomi digital dan berbagai sudut pandang yang harus
dipertimbangkan.

Dalam upaya mengatasi isu etika dalam ekonomi digital, perusahaan perlu mengadopsi
strategi dan tindakan yang tepat untuk memperkuat tanggung jawab sosial perusahaan dan
mempromosikan praktik bisnis yang bertanggung jawab. Selain itu, kerja sama antara
perusahaan, regulator, dan pengguna juga sangat diperlukan untuk membangun ekosistem bisnis
yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Dalam keseluruhan, penelitian tentang isu etika dalam ekonomi digital menunjukkan
bahwa perusahaan perlu memperhatikan dan menangani isu-isu etika secara serius dalam praktik
bisnis mereka. Hal ini tidak hanya dapat memperkuat tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi
juga membantu membangun ekonomi digital yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Pada
akhirnya, penyelesaian isu etika dalam ekonomi digital bukanlah sebuah tugas yang mudah dan
memerlukan upaya dan tindakan yang serius dari semua pihak. Selain perusahaan, regulator, dan
pengguna, media dan masyarakat sipil juga memiliki peran penting dalam memperkuat
transparansi dan akuntabilitas dalam praktik bisnis dan mempromosikan nilai-nilai etika dan
moral dalam ekonomi digital.

Dalam konteks ini, penelitian empiris dan teori sangat penting untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang isu etika dalam ekonomi digital dan memberikan panduan
bagi perusahaan dan regulator dalam mengatasi isu tersebut. Namun, penelitian ini juga
memerlukan kolaborasi antara peneliti, perusahaan, regulator, dan pengguna untuk memastikan
bahwa hasil penelitian dapat diimplementasikan dengan baik dalam praktik bisnis. Dalam
kesimpulannya, mengatasi isu etika dalam ekonomi digital memerlukan perhatian dan tindakan
yang serius dari semua pihak. Tindakan konkret dan kolaborasi antara perusahaan, regulator,

24
pengguna, media, dan masyarakat sipil sangat diperlukan untuk membangun ekonomi digital
yang berkelanjutan, bertanggung jawab, dan memenuhi nilai-nilai etika dan moral. Selain itu,
penting juga untuk diingat bahwa ekonomi digital terus berkembang dan dengan itu, isu etika
dalam ekonomi digital juga akan terus berubah dan berkembang. Oleh karena itu, penelitian dan
pemikiran yang terus menerus tentang isu ini sangat diperlukan untuk memastikan bahwa praktik
bisnis di ekonomi digital selalu memenuhi standar etika dan moral yang diperlukan.

Terakhir, isu etika dalam ekonomi digital bukanlah isu yang terisolasi atau terpisah dari
isu-isu sosial dan lingkungan yang lebih luas. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi isu etika
dalam ekonomi digital harus dilihat dalam konteks yang lebih luas dari pembangunan ekonomi
yang berkelanjutan, yang mencakup aspek-aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi yang lebih
luas.

SARAN

Berdasarkan banyaknya kesimpulan tentang isu etika dalam ekonomi digital, ada beberapa
saran yang dapat diberikan untuk memperkuat tanggung jawab sosial perusahaan dan
mempromosikan praktik bisnis yang bertanggung jawab di era ekonomi digital. Berikut adalah
beberapa saran yang dapat dipertimbangkan:

1. Memperkuat transparansi dan akuntabilitas dalam praktik bisnis di era ekonomi


digital.
2. Memperhatikan isu-isu etika dan moral dalam pengembangan produk dan
layanan di era ekonomi digital.
3. Meningkatkan literasi digital dan pendidikan tentang isu-isu etika dalam ekonomi
digital untuk pengguna.
4. Membangun kerja sama dan kolaborasi antara perusahaan, regulator, pengguna,
media, dan masyarakat sipil untuk memperkuat tanggung jawab sosial perusahaan
dan mempromosikan praktik bisnis yang bertanggung jawab.
5. Menerapkan standar dan kerangka kerja yang jelas tentang tanggung jawab sosial
perusahaan dalam ekonomi digital.

25
6. Memperkuat regulasi dan hukum yang berkaitan dengan isu etika dalam ekonomi
digital untuk memastikan bahwa praktik bisnis di ekonomi digital memenuhi
standar etika dan moral yang diperlukan.
7. Melakukan penelitian dan pemikiran yang terus-menerus tentang isu etika dalam
ekonomi digital untuk memastikan bahwa praktik bisnis di ekonomi digital selalu
memenuhi standar etika dan moral yang diperlukan.

Dalam keseluruhan, upaya untuk memperkuat tanggung jawab sosial perusahaan dan
mempromosikan praktik bisnis yang bertanggung jawab di era ekonomi digital
memerlukan kolaborasi dan kerja sama yang erat antara perusahaan, regulator, pengguna,
media, dan masyarakat sipil. Dengan cara ini, kita dapat membangun ekonomi digital
yang berkelanjutan, bertanggung jawab, dan memenuhi nilai-nilai etika dan moral.

26
DAFTAR PUSTAKA

Suryana, Y., & Wulandari, A. K. (2020). Etika dalam bisnis digital. Jurnal Pengembangan Bisnis
dan Kewirausahaan, 22(3), 381-390.

Ariyanto, A. (2020). Etika bisnis di era digital. Jurnal Dinamika Manajemen, 11(1), 31-40.

Hidayatullah, I. (2020). Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di era digital. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Bisnis, 25(1), 11-18.

Suharsono, A., & Widjanarko, S. (2019). Keamanan data dalam perspektif etika bisnis di era
digital. Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia, 8(2), 34-42.

Hamzah, N. (2020). Pengambilan keputusan bisnis di era digital: tantangan dan strategi. Jurnal
Bisnis dan Manajemen, 20(2), 179-186.

Assegaf, R. (2019). Implementasi teknologi blockchain dalam industri halal: perspektif etika
bisnis. Jurnal Bisnis dan Teknologi, 5(2), 53-63.

Prabowo, A. Y., & Yuliani, S. (2021). Pemanfaatan media sosial dalam bisnis dan implikasinya
terhadap etika bisnis. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, 7(1), 47-58.

Darmawan, D. (2020). Penggunaan teknologi dalam pemasaran digital: analisis terhadap aspek
etika bisnis. Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia, 9(1), 35-43.

Widianto, H., & Mukhlis, I. (2020). Keamanan data dalam perspektif etika bisnis di era digital.
Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia, 9(2), 149-156.

Rahmawati, R., & Hidayatullah, I. (2021). Tanggung jawab sosial perusahaan dalam ekonomi
digital: tinjauan literatur. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 24(1), 25-36.

27

Anda mungkin juga menyukai