Anda di halaman 1dari 20

DIGITALPREUNEUR

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Kewirausahaan
Pendidikan

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Nanat Fatah Natsir, MS

Disusun oleh Kelompok VIII / V B :


Azhar Zain Gunawan 1212020043
Denisa Novianti 1212020062
Dzakwannaufal Bariq Tauf 1212020066
Elsa Yopiana Rosa 1212020068
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehatNya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata
kuliah Kewirausahaan Pendidikan dengan judul “DIGITALPREUNEUR”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah
ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, 07 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................1
PENDAHULAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II.............................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Pengertian Digitalpreuneur....................................................................3
B. Sejarah Digitalpreuneur..........................................................................5
C. Ruang Lingkup Digitalpreuneur.............................................................7
D. Strategi Bisnis Digitalpreneur................................................................8
E. Alat Dan Teknik Yang Digunakan Oleh Digitalpreneur.......................9
F. Aspek Hukum Dan Etika Dalam Bisnis Digitalpreneur......................10
BAB III.........................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................13
A. Kesimpulan...........................................................................................13
B. Saran......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang
Perkembangan internet menyebabkan terbentuknya dunia baru yang
disebut dunia maya. Di dunia maya, setiap individu memiliki hak dan
kemampuan untuk berinteraksi dengan individu lain tanpa batasan apapun
yang dapat menghalanginya. Globalisasi yang sempurna sebenarnya telah
berjalan di dunia maya yang menghubungkan seluruh komunitas digital.
Dari seluruh aspek kehidupan manusia yang terkena dampak
kehadiran internet, sektor bisnis merupakan sektor yang paling terkena
dampak dari perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi
serta paling cepat tumbuh. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut
dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan
cepat sesuai permintaan konsumen. Untuk mengatasi masalah tersebut, kini
muncul transaksi yang menggunakan media internet untuk
menghubungkan produsen dan konsumen. Transaksi bisnis melalui
internet lebih dikenal dengan nama e-business dan e-commerce. Melalui e-
commerce, seluruh manusia di dunia memiliki kesempatan dan peluang yang
sama untuk bersaing dan berhasil berbisnis di dunia maya.

Di era modern seperti sekarang ini teknologi digital sudah menjadi


hal yang lumrah untuk melakukan sebuah pekerjaan. Sehingga, banyak
peluang bisnis yang dapat dilakukan melalui bisnis digital. Oleh karena itu,
mulai muncul istilah Digital Entrepreneur yang juga ikut berkembang seiring
berkembangnya zaman.
Berdasarkan Pemaparan diatas, penulis tertarik membahas materi
mengenai DIGITALPREUNEUR.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan DigitalPreuneur?
2. Bagaimana Sejarah Awal Mula Munculnya DigitalPreuneur?
3. Apa Saja Ruang Lingkup DigitalPreuneur?
4. Bagaimana Strategi Bisnis Digitalpreneur?
5. Apa Saja Aspek Hukum Dan Etika Dalam Bisnis DigutalPreuneur?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Dan Memahami Pengertian DigitalPreuneur
2. Untuk Mengetahui Dan Memahami Sejarah Munculnya
DigitalPreuneur
3. Untuk Mengetahui Dan Memahami Ruang Lingkup DigitalPreuneur
4. Untuk Mengetahui Dan Memahami Strategi Bisnis Digitalpreneur
5. Untuk Mengetahui Dan Memahami Alat Dan Teknik Yang
Digunakan Oleh Digitalpreuneur.
6. Untuk Mengetahui Dan Memahami Aspek Hukum Dan Etika Dalam
Bisnis DigutalPreuneur

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Digitalpreuneur
Kewirausahaan teknologi digital telah memberikan dampak yang luar
biasa di dunia. Usaha digital yang dibangun melalui jejaring internet seperti
Google, Facebook, atau Microsoft telah mampu mengubah dunia serta telah
membentuk pola komunikasi tanpa sekat geografis. Digitalisasi juga
berdampak terhadap pengembangan wirausaha baru. Potensi pengembangan
usaha baru meningkat karena adanya peluang digitalisasi cabang usaha
maupun mengubah usaha dari offline menjadi online. Dampak positif
digitalisasi pada wirausaha juga terjadi dalam bentuk promosi inovasi,
penciptaan peluang kerja, peningkatan produktifitas baik secara sosial
maupun ekonomi, sehingga menjadi prioritas pemerintah di berbagai negara.
(Shane, S. and Venkataraman, 2000)
Negara Indonesia, khususnya di bidang teknologi informasi memiliki
peluang yang sangat besar untuk berkembang menjadi lebih besar lagi. Kita
memiliki begitu banyak potensi seperti jumlah demografi penduduk yang
besar, akses internet yang semakin mudah dan murah serta penetrasi yang
cukup tinggi. Indonesia memiliki sejumlah potensi seperti jumlah demografi
penduduk yang besar, akses internet yang semakin mudah dan murah serta
penetrasi yang cukup tinggi. Perkembangan ini dimanfaatkan sebagian orang
untuk terjun ke dalam bidang yang dikenal sebagai digital entrepreneur, atau
digitalpreneur.

Secara etimologi Digitalpreneur terdiri dari 2 kata yaitu digital dan


entrepreneur. Pengertian digital dalam arti luas adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan angka atau digit. Sedangkan, pengertian digital dalam

3
arti sempit yaitu suatu teknologi yang mana mempunyai output berupa
angka. Pengertian digital dalam digitalpreneur mengarah pada dunia internet.
Adapun, arti dari entrepreneur / wirausaha adalah seorang yang mempunyai
keberanian besar untuk memanfaatkan peluang dan kreatifitas menjadi
ladang usaha bisnis. Dari pengertian tersebut, entrepreneur merujuk pada
profesi pedagang dan investor.(Alhadi, 2023)

Digital Enterpreneur atau dengan kata lain Kewirausahaan digital


adalah istilah yang menggambarkan bagaimana kewirausahaan akan
berubah, karena bisnis dan masyarakat terus ditransformasikan oleh
teknologi digital. Kewirausahaan digital menyoroti perubahan dalam praktik
wirausaha, teori, dan pendidikan. Wirausaha digital juga merupakan upaya
mencapai peluang usaha baru melalui media baru dan teknologi internet.
(Davidson, E. and Vaast, 2010)
Digital Enterpreneur adalah sub kategori dari kewirausahaan dimana
organisasi tradisional yang bergerak secara fisik di digatalisasikan, sehingga
wirausaha tradisional berubah dalam bentuk usaha baru di era digital baik
secara produk, distribusi maupun lokasi usaha.(Hull, C.E., Hung, Y.-T.C.,
Hair, N., Perotti, V. and DeMartino, 2007) Lebih spesifik Richter et al.
menyatakan wirausaha digital adalah upaya untuk memperoleh pasang pasar,
peluang usaha yang menghasilkan uang serta berupaya menjadi inovatif dan
pengambil resiko.(Richter, C., Kraus, S., Brem, A., Durst, S. and Giselbrecht,
2007) Usaha digital mampu mengakses dan menganalisis sejumlah informasi
persaingan dan pelanggan potensial. Usaha digital juga terobsesi untuk
mendapatkan, diseminasi serta menganalisis tindakan melalui pegetahuan
karena berorientasi pasar.(Hair, N., Wetsch, L., Hull, C., Perotti, V. and
Hung, 2012)

4
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa digitalpreneur
adalah seorang wirausaha yang mencakup bisnis online dan menggunakan
teknologi digital sebagai media bisnisnya. Mereka menggunakan internet
sebagai alat untuk membuat peluang komersial, menyebarkan informasi, dan
bekerja sama dengan klien dan partner. Digitalpreneurship merupakan salah
satu dimensi entrepreneur yang menggunakan ICT (Information and
Communication Technology) sebagai bagian dari media bisnisnya.

B. Sejarah Digitalpreuneur
Digitalpreneur mulai berkembang pertama kali saat jejaring sosial
friendster (salah satu platform yang mengawali berjayanya media sosial
dalam internet) yang tercipta dan berkembang di Amerika bahkan dunia.
Kesukesan friendster tidak datang dengan sendirinya, Jonathan Abrams lah
yang membuat dan mengembangkan friendster tersebut pada tahun 2002.

Jonathan Abrams merupakan sosok pemuda workaholic dan


innovator, lulusan dari Computer Science di Mc. Master University. Jonathan
Abrams adalah senior engineer dan dengan keahliannya ia mendapatkan
banyak ilmu, menemui masalah-masalah yang belum ada jawabannya
(sebuah awal inspirasi) dan berusaha mencari permasalahan kreatif (sebagai
awal keinginan untuk tidak mau menjadi biasa-biasa aja). ia mendedikasikan
dirinya pada perusahan internet terkenal yaitu Netscape dan Nortel (inilah
awal dari munculnya digitalpreneur yang berasal dari dunia kerja).
(Digitalpreuneur, Sejarah, Pengertian, 2019)

Awalnya, salah satu media teknologi yang berhasil diciptakannya


adalah Social Bookmarking Startup yang diberi nama Hotlink (awal kedua
adalah ia berhasil menjadi penemu dan inovator). Istilah dari kata Social
Bookmarking startup adalah sesuatu yang sangat identik serta kerap kali

5
dihubung-hubungkan dengan perusahaan baru di bidang teknologi dan
informasi. Hal ini berawal ketika startup menjadi populer secara
internasional pada masa bubble dot-com sekitar tahun 1998 hingga 2000.
Banyak perusahaan dot-com didirikan secara bersamaan pada periode
tersebut, dikarenakan saat itu sedang gencarnya perusahaan perintis untuk
membuka website pribadi demi memulai bisnisnya. Kejadian ini berdampak
dengan semakin banyak orang yang mengenal internet sebagai ladang baru
untuk memulai bisnisnya. Dan waktu itu pula lah, startup lahir dan
berkembang. Sehingga kata startup mengalami pergeseran makna dan arti,
menjadi bisnis yang selalu identik dengan dunia digital, teknologi informasi
dan aplikasi.

Setelah 9 bulan ia bekerja, ia mengetahui, berpengalaman,


memahami, dan menguasai pengetahuannya. Inilah pemicu ia keluar dari
Netscape dan membuat hotlink yang menjadi cikal bakal friendster, membuat
orang-orang dari berbagai belahan dunia saling berinteraksi (awalnya
menjadi socialpreneur) kemudian berkembang menjadi digitalpreneur.

Kecanggihan dalam men-sinergikan internet, data dan mesin di era


revolusi industri 4.0 telah melahirkan berbagai terobosan brilian yang
melahirkan efisiensi memudahkan masyarakat dalam mengakses harga yang
lebih terjangkau. Sebut saja transportasi online yang bisa meluluh lantahkan
transportasi dengan metode manual konvensional. Demikian hal nya dengan
gerai-gerai supermarket yang eksistensinya terancam oleh dahsyatnya online
marketing yang memmberi kesempatan luas bagi semua orang untuk
berposisi sebagai penjual. Tak ketinggalan financial technology (fintech) juga
berpotensi ikut mengancam eksistensi perbankan. Istilah desrupsi‖ pun
mendadak populer sebagai penggambaran perubahan radikal proses bisnis‖
dan luasnya dampak yang ditimbulkan oleh era revolusi industri 4.0.

6
Digitalisasi ekonomi yang menjadi simbol revolusi industri 4.0 secara
nyata menjadi ancaman bagi pelaku usaha yang tetap ngotot menjalankan
dan mengelola bisnisnya dengan cara-cara konvensional. Meskipun
teknologi komputer telah ada selama beberapa dekade, konsep transformasi
digital relatif baru. Konsep ini hadir pada 1990an dengan diperkenalkannya
internet mainstream. Sejak itu, kemampuan untuk mengubah bentuk
tradisional media (seperti dokumen dan foto) menjadi satu dan nol telah
memudar di tengah pentingnya hal yang dibawa oleh teknologi digital
kepada masyarakat.

Pada Hari ini, digitalisasi menyentuh setiap bagian dari kehidupan kita,
memengaruhi cara kita bekerja, berbelanja, bepergian, mendidik, mengelola,
dan hidup. Praktik transformasi digital biasanya digunakan dalam konteks
bisnis. Pengenalan teknologi digital telah memicu penciptaan model bisnis
baru dan aliran pendapatan. Teknologi yang muncul seperti kecerdasan
buatan (Artifical Inteligent), dan cloud computing dan Internet of Things
(IoT) yang mempercepat transformasi. Sementara itu, teknologi dasar seperti
manajemen data dan analitik diperlukan untuk menganalisis sejumlah besar
data yang dihasilkan dari transformasi digital. Transformasi digital bukan
hanya tentang teknologi. Tetapi Itu terjadi di persimpangan orang, bisnis dan
teknologi serta dipandu oleh strategi bisnis yang lebih luas. Sukses hadir
ketika organisasi dapat secara efektif menggunakan data yang dibuat oleh
atau melalui teknologi dengan cara yang memungkinkan perubahan bisnis
terjadi secara dinamis.(Dr. Musnaini, S.E., M.M. Hadion Wijoyo, 2020)

C. Ruang Lingkup Digitalpreuneur


Wirausaha digital merupakan fenomena yang semakin berkembang saat
ini. Wirausaha digital memiliki banyak potensi untuk dikembangkan seperti
tidak dianggap sebagai pesaing dan mampu mengalisis informasi persaingan
untuk mencari sebagian tertentu dari keseluruhan pasar yang ingin disasar

7
oleh suatu produk. Keberadaan wirausaha digital tentunya menjadi potensi
besar bagi pemerintah, perguruan tinggi dan industri. Adapun Ruang lingkup
Digitalpreuneur diantaranya yaitu:

1. Proses Pengembangan Wirausaha Digital


Proses pengembangan wirausaha digital diawali dari tahap usaha pemula
(start-up) yang mengembangkan ide awal untuk mendapatkan hasil dari
kerja kerasnya. Terdapat tiga tahap dalam pengembangan usaha digital
yaitu tahap pengembangan ide, kemudian pengembangan usaha pemula
selanjutnya manajemen usaha.(Le Dinh, T., Vu, M.C. and Ayayi, 2018)
Esensi dari wirausaha digital adalah pendiri usaha itu sendiri. Karena itu
penting untuk mendapatkan tim pendiri usaha yang stabil dalam merintis
usaha dengan tipikal percobaan (trial-error) di tahap awal. Hal penting
lainnya adalah jejaring dan modal sosial pebisnis.(Spiegel, O., Abbassi,
P., Zylka, M., Schlagwein, D., Fischbach, K. and Schoder, 2016)
2. Platform Digital
Platform Digital merupakan ruang digital yang menyediakan peluang
usaha saling berhubungan baik antara pebisnis maupun dengan
pelanggan. Platform dapat dibagi kepada tiga yaitu:
1) Platform inovasi, seperti yang ditawarkan oleh Google,
2) Platform transaksi, seperti retail atau permintaan pelayanan online,
3) Platform integrasi, yaitu gabungan platform inovasi dan transaksi.
(Hsieh, Y.-J. and Wu, 2018)

D. Strategi Bisnis Digitalpreneur


Strategi bisnis digitalpreneur mencakup berbagai aspek, mulai dari
pengembangan produk atau layanan hingga pemasaran dan interaksi dengan
pelanggan. Strategi pemasaran menurut Kotler (2008;58) beranggapan
bahwa unit bisnis akan tercapai tujuannya jika perusahaan memaksimalkan
logika pemasaran pada pelaksanaannya. Adapun Menurut Radiosunu
(2001:27), terdapat lima konsep strategi pemasaran, Yaitu:

8
1. Segmentasi Pasar
Pada dasarnya pasar akan selalu terdiri dari bermacam-macam
karakteristik pembeli dengan kebutuhan yang berbeda satu sama
lainnya. Sehingga dengan demikian, perusahaan tak mungkin dapat
memenuhi kebutuhan semua pembeli. Oleh karenanya, sifat pasar
yang heterogen tersebut harus dikelompok- kelompokan oleh
perusahaan ke dalam satuan pasar yang bersifat homogen.
2. Market Positioning
Selain untuk memenuhi segmentasi pasar secara keseluruhan, strategi
pemasaran yang kedua adalah perusahaan harus dapat memilih pola
spesifik pemusatan pasar mana yang akan maksimal memberikan
kesempatan untuk mendapatkan kedudukan yang kuat. Singkatnya,
untuk mendapatkan laba yang maksimal, perusahaan perlu
merumuskan segmen pasar yang tepat.
3. Targeting
Targeting adalah strategi memasuki segmen pasar yang dijadikan
sasaran penjualan.
4. Strategi Mix Pemasaran
Dalam mempengaruhi terdapat variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi tanggapan konsumen, yakni: Product, Place,
Promotion dan Price (4P).
5. Timing Strategy
Konsep pemasaran yang terakhir adalah menentukan kapan strategi
tersebut diaplikasikan. Sehingga kita dapat melihat adanya
kesempatan baik sebelum mempersiapkan produksi.(Angellia, F., &
Riyantie, 2020)
E. Alat Dan Teknik Yang Digunakan Oleh Digitalpreneur
Pemasaran digital memungkinkan digitalpreneur untuk mencapai
audiens yang lebih luas, melacak hasil kampanye dengan lebih baik, dan
mengukur ROI (Laba Atas Investasi) dengan lebih baik dibandingkan
dengan metode pemasaran tradisional. Kombinasi berbagai alat dan teknik
ini dapat membantu digitalpreneur untuk mencapai kesuksesan dalam
lingkungan bisnis online. Berikut adalah beberapa alat dan teknik yang
sering digunakan oleh digitalpreneur untuk mempromosikan produk atau
layanan mereka secara online.

9
1. Alat:
● Situs Web: Membangun dan mengoptimasi situs web adalah langkah
pertama dalam pemasaran digital. Situs web adalah pusat online
untuk bisnis Anda dan memungkinkan Anda untuk memberikan
informasi tentang produk atau layanan Anda kepada calon pelanggan.
● Media Sosial: Platform media sosial seperti Facebook, Instagram,
Twitter, e commers, (seperti shopee, tokopedia, buka lapak, blibi,
zalora, lazada) dan LinkedIn adalah tempat yang baik untuk
berinteraksi dengan audiens Anda. Anda dapat menggunakan media
sosial untuk berbagi konten, mempromosikan produk atau layanan,
dan berinteraksi dengan pelanggan.
2. Teknik:
● PPC (Pay-Per-Click) Advertising: PPC adalah bentuk iklan di mana
Anda membayar ketika seseorang mengklik iklan Anda. Google Ads
adalah platform PPC yang populer, tetapi ada juga platform lain
seperti Facebook Ads, Instagram Ads, dan lainnya.
● SEO (Search Engine Optimization): SEO adalah proses
mengoptimalkan situs web Anda agar muncul dalam hasil pencarian
mesin pencari seperti Google. Ini melibatkan penggunaan kata kunci
yang relevan, optimisasi halaman, dan strategi pembangunan tautan.
● Marketing Influencer: Kolaborasi dengan influencer yang memiliki
audiens besar di platform media sosial tertentu dapat membantu Anda
mencapai audiens yang lebih besar dan membangun kepercayaan
dengan pengikut influencer.(Fansuri, H., & Lubis, 2020)

F. Aspek Hukum Dan Etika Dalam Bisnis Digitalpreneur


Aspek hukum dan etika dalam bisnis digitalpreneur sangat penting
untuk memastikan bahwa usaha tersebut beroperasi secara sah dan
berkelanjutan. Mematuhi aspek hukum dan etika dalam bisnis digitalpreneur
adalah langkah penting untuk membangun reputasi yang baik dan menjaga
keberlanjutan bisnis. Selain itu, pelanggaran hukum atau etika dapat
berdampak negatif pada bisnis Anda dan dapat menghadirkan risiko hukum.
Oleh karena itu, penting untuk selalu mengikuti peraturan dan nilai-nilai
etika dalam berbisnis. Beberapa aspek hukum dan etika yang perlu
dipertimbangkan dalam bisnis digitalpreneur, Diantaranya Sebagai Berikut:
Aspek Hukum:

10
● Izin dan Lisensi: Pastikan bahwa bisnis digitalpreneur yang dijalani
memiliki semua izin dan lisensi yang diperlukan untuk beroperasi
sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di wilayahnya.
Misalnya izin usaha, pajak, atau lisensi khusus yang diperlukan untuk
jenis usaha.
● Hak Kekayaan Intelektual: Melindungi hak kekayaan intelektual,
seperti hak cipta, merek dagang, dan paten. Pastikan mematuhi
hukum hak kekayaan intelektual dan menghindari pelanggaran hak
orang lain.
● Perlindungan Data Pribadi: Jika dalam bisnis mengumpulkan dan
memproses data pribadi pengguna, sebagai seorang enterpreneur
harus mematuhi peraturan perlindungan data pribadi yang berlaku
dan mengikuti peraturan.
● Kontrak dan Hukum Konsumen: Pastikan harus memiliki kontrak
yang jelas dan adil dengan pelanggan, dan patuhi hukum
perlindungan konsumen yang berlaku. Ini termasuk retur barang,
jaminan, dan tanggung jawab terhadap konsumen.
● Peraturan Periklanan: Pastikan periklanan sesuai dengan hukum dan
peraturan yang berlaku, termasuk ketentuan tentang periklanan yang
menyesatkan atau menipu.

Aspek Etika:
● Transparansi: Berikan informasi yang jelas dan jujur kepada
pelanggan tentang produk atau layanan yang ditawarkan, termasuk
harga, fitur, dan kebijakan pengembalian.
● Perlindungan Privasi: Melindungi privasi pengguna dan data pribadi
yang kumpulkan. Jangan menyalahgunakan atau membagikan data
pelanggan tanpa izin mereka.
● Kualitas Produk dan Layanan: Pastikan bahwa produk atau layanan
yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan apa
yang klaim.
● Keterlibatan dalam Praktik Bisnis Etis: Hindari praktik bisnis yang
merugikan atau merugikan orang lain, seperti monopoli, penipuan,
atau eksploitasi.

11
● Tanggung Jawab Sosial: Pertimbangkan dampak sosial dan
lingkungan dari bisnis dan cari cara untuk memberikan kontribusi
positif kepada masyarakat.
Mematuhi aspek hukum dan etika dalam bisnis digitalpreneur adalah
langkah penting untuk membangun reputasi yang baik dan menjaga
keberlanjutan bisnis. Selain itu, pelanggaran hukum atau etika dapat
berdampak negatif pada bisnis Anda dan dapat menghadirkan risiko
hukum. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengikuti peraturan
dan nilai-nilai etika dalam berbisnis
Selain itu juga, Dalam melakukan bisnis secara digital perlu diperhatikan
mengenai apakah bisnis tersebut berperilaku etis atau tidak etis. Etika yang
baik itu mencangkup:
1) Kejujuran (honesty): mengatakan dan berbuat yang benar, menjunjung
tinggi kebenaran.
2) Ketepatan (reliability): janjinya selalu tepat, tepat menurut isi janji
(ikrar), waktu, tempat, dan syarat.
3) Loyalitas: setia kepada janjinya sendiri, setia kepada siapa saja yang
dijanjikan kesetiaannya, setia kepada organisasinya, berikut
pimpinannya, rekan-rekan, bawahan, relasi, klien anggaran dasar dan
anggaran rumah tangganya.
4) Disiplin: tanpa disuruh atau dipaksa oleh siapapun taat kepada sistem,
peraturan, prosedur, dan teknologi yang telah ditetapkan.
Kejujuran dalam berbisnis mempunyai efek positif terhadap pelaku
bisnisnya. Dengan semakin tingginya kepercayaan konsumen kepada
pengusaha, maka jumlah konsumen dan produk yang dipasarkan juga
semakin tinggi. Dalam melakukan transaksi menggunakan platform digital
sebaiknya diinformasikan beberapa hal, diantaranya:
1) Informasi yang jelas mengenai produk
2) Keyakinan bahwa produk tersebut tidak berbahaya bagi kesehatan
3) Produk sesuai dengan keinginan konsumen, baik dari segi kualitas,
ukuran, harga.
4) Konsumen mengetahui cara penggunaannya
5) Jaminan bahwa produk yang dibelinya dapat berguna dan berfungsi
dengan baik

12
6) Jaminan garansi bahwa apabila barang tersebut tidak sesuai atau tidak
dapat digunakan maka konsumen memperoleh penggantian baik berupa
produk maupun uang.(Pramadavita Andini, S.Gz, 2022)

13
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Digitalpreneur adalah seorang wirausaha yang mencakup bisnis online dan
menggunakan teknologi digital sebagai media bisnisnya. Mereka
menggunakan internet sebagai alat untuk membuat peluang komersial,
menyebarkan informasi, dan bekerja sama dengan klien dan partner.

2. Digitalpreneur mulai berkembang pertama kali saat jejaring sosial


friendster (salah satu platform yang mengawali berjayanya media sosial
dalam internet) yang tercipta dan berkembang di Amerika bahkan dunia.
Kesukesan friendster tidak datang dengan sendirinya, Jonathan Abrams lah
yang membuat dan mengembangkan friendster tersebut pada tahun 2002.

3. Terdapat 2 Ruang lingkup Digitalpreuneur yaitu Proses Pengembangan


Wirausaha Digital dan Platform Digital.

4. Strategi bisnis digitalpreneur mencakup berbagai aspek, mulai dari


pengembangan produk atau layanan hingga pemasaran dan interaksi dengan
pelanggan.

5. Terdapat beberapa alat dan teknik yang sering digunakan oleh


digitalpreneur untuk mempromosikan produk atau layanan mereka yaitu;
Situs web, Media Sosial, PPC (Pay-Per-Click) Advertising, SEO (Search
Engine Optimization) dan Marketing Influencer.

6. Aspek hukum dan etika dalam bisnis digitalpreneur sangat penting untuk
memastikan bahwa usaha tersebut beroperasi secara sah dan berkelanjutan.
Mematuhi aspek hukum dan etika dalam bisnis digitalpreneur adalah langkah
penting untuk membangun reputasi yang baik dan menjaga keberlanjutan
bisnis.

14
B. Saran
Demikianlah makalah tentang DIGITALPREUNEUR yang dapat
kami sampaikan. Kami sebagai penulis berharap agar para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang positif apabila terdapat kesalahan dalam
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat, khususnya untuk
penulis dan umumnya untuk semua pembacanya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alhadi, F. (2023). Digitalpreuneur Indonesia. Bolg Google.


https://fajrialhadi.com/digitalpreneur-indonesia/

Angellia, F., & Riyantie, M. (2020). Strategi Komunikasi Pemasaran Kopi


Melalui Digitalpreneur Studi Kasus Pada CV. Putri Cahaya Cemerlang
(Kopi Oncak). Sistem Informasi Bisnis (JUNSIBI), 11.

Davidson, E. and Vaast, E. (2010). Digital entrepreneurship and its


sociomaterial enactment”,. Proceedings of the 43rd Hawaii
International Conference on System Sciences, 1–10.

digitalpreuneur, Sejarah, Pengertian. (2019). Multitopique.Blogspot.Com.


https://multitopique.blogspot.com/2019/05/digitalpreneur-sejarah-
pengertian-tips.html

Dr. Musnaini, S.E., M.M. Hadion Wijoyo, dkk. (2020).


DIGIPRENEURSHIP (KEWIRAUSAHAAN DIGITAL) (M. Prof.Dr.Ir.H.
Anoesyirwan Moeins, Msi. (Ed.)). CV. Pena Persada.

Fansuri, H., & Lubis, H. (2020). PRAKTIK DIGITALPRENEUR


INDUSTRI 4.0 (Studi Kasus Digitalpreneur Mahasiswa Universitas
Trunojoyo Madura Perspektif Pierre Bourdieu). Hermeneutika: Jurnal
Hermeneutika, 6.

Hair, N., Wetsch, L., Hull, C., Perotti, V. and Hung, Y.-T. (2012). Market
orientati on digital entrepreneurship: advantages and challengesa web
2.0 networked world.

Hsieh, Y.-J. and Wu, Y. (2018). Entrepreneurship through the platform


strategythe digital era: insights and research opportunities. Computers

16
in Human Behavior.

Hull, C.E., Hung, Y.-T.C., Hair, N., Perotti, V. and DeMartino, R. (2007).
Taking advantage of digital opportunities: a typology of digital
entrepreneurship. International Journal of Networking and Virtual
Organizations, 4, 3.

Le Dinh, T., Vu, M.C. and Ayayi, A. (2018). Towards a living lab for
promoting the digital entrepreneurship process. International Journal of
Entrepreneurship, 22, 1.

Pramadavita Andini, S.Gz, M. . (2022). ETIKA BISNIS DALAM


PEMASARAN DIGITAL.
Https://Uptdiklatukm.Diskopukm.Jatimprov.Go.Id/Author/Admin2/.
https://uptdiklatukm.diskopukm.jatimprov.go.id/2022/02/06/etika-
bisnis-dalam-pemasaran-digital/

Richter, C., Kraus, S., Brem, A., Durst, S. and Giselbrecht, C. (2007). Digital
entrepreneurship: innovative business models for the sharing economy.
Creativity and Innovation Management, 26, 3.

Shane, S. and Venkataraman, S. (2000). The promise of entrepreneurship as


a field of Research. Academy of Management Review, 25(1).

Spiegel, O., Abbassi, P., Zylka, M., Schlagwein, D., Fischbach, K. and
Schoder, D. (2016). Business model development, founders‘ social
capital and the success of early stage internet start-ups: a mixed-method
study. Information Systems Journal, 26, 5.

17

Anda mungkin juga menyukai