Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ENTERPRENEURSHIP PENDIDIKAN
Tentang
DIGITAL ENTERPRENEURSHIP (LITERASI, SKILL, CONTENT,
COLLABORATIVE, TRANSACTION DAN ETIKA)

Disusun Oleh:
Kelompok 9
Nur Faizah : 2114010049
Nur Azizah : 2114010061
Hayatul Hadisa : 2114010079

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Remiswal, S. Ag., M. Pd.
Arie Yanto, S. Pd., M. E.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (V-B)


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1445 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


Puja dan puji syukur pemakalah haturkan kepada Allah Subhanahu
Wata’ala yang telah memberikan banyak nikmat, taufik, dan hidayah. Sehingga
pemakalah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Digital Enterpreneurship
(Literasi, Skill, Content, Colloborative, Transacticn dan Etika)” dengan baik tanpa
ada halangan yang berarti. Shalawat serta salam mudah-mudahan tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wassalam
yang telah menunjukkan jalan benar yakni agama Islam.
Makalah ini telah pemakalah selesaikan dengan maksimal dengan bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak. Pemakalah sebagai manusia biasa menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik
dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu, dengan segala
kerendahan hati, pemakalah selaku penyusun menerima segala kritik dan saran
yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa pemakalah sampaikan, semoga makalah ini dapat
menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Padang, 18 Oktober 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................2
C. Tujuan Penulisan .............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................3
A. Literasi ............................................................................................3
B. Skill ................................................................................................5
C. Content ...........................................................................................6
D. Collaborative ..................................................................................8
E. Transaction ....................................................................................10
F. Etika ...............................................................................................12
BAB III PENUTUP .......................................................................................16
A. Kesimpulan ....................................................................................16
B. Saran ...............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era modern yang serba digital, transformasi digital telah
mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk cara bisnis
dijalankan. Digital entrepreneurship, atau kewirausahaan digital, telah
menjadi fenomena yang semakin penting dalam dunia bisnis. Hal ini
sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
pesat, yang telah mengubah lanskap bisnis global.
Pada tahun-tahun terakhir, kita telah menyaksikan lahirnya
berbagai perusahaan teknologi besar seperti Amazon, dan lain-lain yang
muncul sebagai pemimpin industri di berbagai sektor. Ini
menggarisbawahi potensi dan daya tarik besar dari digital
entrepreneurship dalam menciptakan peluang bisnis baru. Namun, digital
entrepreneurship bukan hanya monopoli dari perusahaan raksasa. Banyak
pengusaha kecil dan menengah serta individu-individu kreatif telah
mampu memanfaatkan teknologi digital untuk merintis usaha mereka
sendiri dan menciptakan inovasi yang mengagumkan.
Penting untuk memahami bahwa digital entrepreneurship tidak
hanya melibatkan penjualan produk atau layanan secara online. Ini
mencakup konsep-konsep seperti e-commerce, pemasaran digital,
pengembangan aplikasi, dan banyak lagi. Para digital entrepreneur
berinovasi dalam berbagai cara untuk menciptakan solusi yang
memanfaatkan teknologi digital dalam berbagai aspek bisnis, termasuk
manajemen, produksi, distribusi, dan pemasaran.
Adanya pandemi COVID-19 juga telah mempercepat adopsi digital
entrepreneurship. Banyak bisnis yang terpaksa beralih ke model online
karena pembatasan fisik dan perubahan perilaku konsumen. Ini telah
menunjukkan bahwa digital entrepreneurship bukan hanya tren, tetapi
juga merupakan kebutuhan mendesak dalam menghadapi perubahan
lingkungan bisnis.
2

Kajian dan pemahaman yang mendalam tentang digital


entrepreneurship sangat relevan dalam konteks ini. Ini akan membantu
pengusaha, akademisi, dan pemangku kepentingan bisnis untuk merancang
strategi yang efektif dalam memanfaatkan teknologi digital untuk
menciptakan peluang bisnis baru, meningkatkan produktivitas, dan
mencapai pertumbuhan berkelanjutan. Dalam konteks ini, makalah ini
akan membahas mengenai digital entrepreneurship secara lebih lengkap.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana literasi digital dalam enterpreneurship?
2. Bagaimana skill digital dalam enterpreneurship?
3. Bagaimana content digital dalam enterpreneurship?
4. Bagaimana collaborative digital dalam enterpreneurship?
5. Bagaimana transaction digital dalam enterpreneurship?
6. Bagaimana etika dalam enterpreneurship?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui literasi digital dalam enterpreneurship.
2. Untuk mengetahui skill digital dalam enterpreneurship.
3. Untuk mengetahui content digital dalam enterpreneurship.
4. Untuk mengetahui collaborative digital dalam enterpreneurship.
5. Untuk mengetahui transaction digital dalam enterpreneurship.
6. Untuk mengetahui etika dalam enterpreneurship.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Literasi
Literasi merupakan kemampuan untuk membaca, menulis
berbicara, mendengar, berpikir dan melihat. Kress juga mengatakan bahwa
literasi digunakan ketika membuat pesan-pesan dengan huruf-huruf
dengan tujuan merekam pesan tersebut. Literasi kewirausahaan merupakan
pemahaman seseorang terhadap wirausaha dengan berbagai karakter
positif, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan peluang-peluang
usaha menjadi kesempatan usaha yang menguntungkan dirinya,
masyarakat atau konsumennya.1 Adapun Literasi digital merupakan
kecakapan hidup (life skills) yang tidak hanya melibatkan kemampuan
menggunakan teknologi, informasi, dan komunikasi, tetapi juga
melibatkan kemampuan bersosialisasi, belajar, dan memiliki sikap berpikir
kritis, kreatif dan inspirasi dalam kompetensi digital.2
Literasi digital merupakan kemampuan untuk memahami dan
menggunakan informasi dari berbagai sumber digital. Kompetensi literasi
digital ini berguna untuk menghadapi ledakan informasi akibat munculnya
internet, penggunaan internet pada masyarakat umumnya bervariasi,
namun pada remaja, internet bukan hanya digunakan untuk mencari
informasi akademik melainkan juga untuk membangun relasi melalui situs
jejaring sosial. Digital literasi merupakan bagian dari literasi informasi
secara keseluruhan, di dalam IFLA ALP Workshop dalam Sulistyo-Basuki
mendefinisikan digital literasi sebagai kemampuan memahami dan
menggunakan informasi dalam berbagai format dari sejumlah besar
sumber daya tatkala sumber daya tersebut disajikan melalui komputer.
Sejalan dengan IFLA. Gilster mengemukakan bahwa literasi digital adalah
1
Nur Asni Aulia, dkk, Kajian Literasi Kewirausahaan dan Literasi Digital Terhadap
Keberlanjutan Usaha Pedagang Pakaian di Pasar Baru Kabupaten Bantaeng, Universitas Negeri
Makasar, Vol. 1, No. 1, 2020, hal. 11.
2
Hidayati, dkk, Pengaruh Literasi Kewirausahaan dan Literasi Digital Terhadap Minat
Berwirausaha Dibidang Start-Up (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Kosentrasi
Kewirausahaan Fakultas Ekonomi DanBisnis Universitas Jambi), Jurnal Dinamika Manajemen
Vol.11, No.1, 2023, hal. 40.
4

kemampuan menggunakan teknologi dan informasi dari piranti digital


secara efektif dan efisien dalam berbagai konteks seperti akademik, karir
dan kehidupan sehari-hari.3
Kemampuan literasi membuka kesempatan luas bagi setiap
individu mengenal dunia sekitarnya, memahami berbagai faktor yang
mempengaruhi lingkungannya, berpartisipasi aktif dalam pembangunan
dan kehidupan demokrasi, serta memperkuat identitas budayanya.
Masyarakat dengan tingkat literasi yang memadai akan memiliki
kesempatan yang lebih besar berpartisipasi dalam dunia kerja, aktif dalam
kehidupan demokrasi dan kegiatan yang bersifat volunteer, serta memiliki
derajat kesehatan yang baik serta tingkat pendapatan yang tinggi.
Wirausahawan adalah seorang yang menciptakan sebuah bisnis
yang berhadapan dengan risiko dan ketidakpastian, yang bertujuan untuk
memperoleh profit dan mengalami pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi kesempatan dan memanfaatkan sumber daya yang
diperlukan. Litersi kewirausahaan adalah kemampuan seseorang dalam
menghasilkan sesuatu yang baru melalui pemikiran yang kreatif dan
tindakan yang inovatif, sehingga dapat menciptakan ide-ide atau peluang
usaha dan dapat dimanfaatkan oleh diri sendiri serta orang lain.4
Purnomo menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi literasi
kewirausahaan seseorang, yaitu:
1. Pengetahuan dasar kewirausahaan, minat berusaha perlu diwujudkan
oleh adanya informasi untuk menemukan atau menciptakan peluang
bisnis sehingga membantu mewujudkan usaha mereka.
2. Pengetahuan ide dan peluang usaha, pembentukan minat berusaha
dalam menghasilkan suatu usaha memerlukan adanya pemikiran atau
hal-hal baru yang terstruktur.

3
Nur Asni Aulia, dkk, Bagaimana Literasi Kewirausahaan dan Literasi Digital
Berpengaruh terhadap Keberlanjutan Usaha Pedagang Pakaian?, Journal of Economic Education
and Entrepreneurship Studies, Vol. 2, No. 1, 2021, hal. 111-112.
4
Ahmad Firman, dkk, Membangun Literasi Kewirausahaan Bagi Generasi Muda, JMM
(Jurnal Masyarakat Mandiri), Vol. 7, No. 1, 2023, hal. 572.
5

3. Pengetahuan tentang aspek-aspek usaha, informasi yang ada akan


menciptakan suatu proses melalui berbagai hambatan serta resiko yang
akan dilalui untuk mewujudkan usaha mereka.
Siagian juga menguraikan beberapa faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap literasi kewirausahaan adalah:
1. Pembentukan pola pikir mahasiswa untuk menjadi seorang
wirausahawan (entrepreneur) sejati.
2. Pembentukan sikap mahasiswa untuk menjadi seorang wirausahawan
(entrepreneur) sejati.
3. Pembentukan perilaku mahasiswa untuk menjadi seorang
wirausahawan (entrepreneur) sejati.5

B. Skill
Skills/keterampilan merupakan kepandaian melakukan dengan
cepat dan benar. Keterampilan ini yang dianggap aplikatif untuk kondisi
kehidupan di zaman yang serba modern khususnya skills/keterampilan
berwirausaha. Menurut Saroni mengatakan terkait dengan eksistensi
keterampilan kewirausahaan dalam kehidupan, setidaknya kita mendapati
beberapa hal penting sebagai bagian integral dari kewirausahaan, yaitu
sebagai berikut:6
1. Meningkatkan kualitas SDM. Hal paling penting dalam kehidupan kita
adalah bagaimana kita berperan aktif di dalamnya. Kita adalah bagian
integral dalam kehidupan. Dimana kita berada, sudah seharusnya kita
berperan di lingkungan tersebut. Kita harus ikut mewarnai kehidupan
ini dengan kompetensi yang dimiliki. Dengan demikian, keberadaan
kita dalam masyarakat mempunyai nilai tambah.
2. Meningkatkan nilai jual, di zaman sekarang ini pekerjaan merupakan
sesuatu yang sudah mulai langka untuk dicari. Sudah saatnya kita

5
Ibid., hal. 577.
6
David Hidayatullah, dkk, Peran Digital Marketing sebagai Skills Kewirausahaan di Era
Society 5.0, EXERO: Journal of Research in Business and Economics, Vol. 5, No. 2, 2022, hal.
166-167.
6

mengembangkan diri sebagai pencipta lapangan kerja bagi masyarakat.


Selama ini yang terjadi adalah terkonsentrasinya lulusan pada
keinginan untuk mencari pekerjaan di perusahaan-perusahaan. Kondisi
ini tentu saja menyebabkan turunnya nilai para lulusan.
Digital skill dapat diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan
yang yang dilakukan untuk mengeksploitasi peluang yang disediakan oleh
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kinerja
menjadi lebih efektif dan efisien. Digital skill ini menjadi sebuah cara baru
dalam mengeksplorasi, menjalankan dan membangun sebuah bisnis.
Pengertian lain dari digital skill dapat dipahami sebagai keterampilan yang
meliputi penggunakan komputer dan ruang lingkup digital seperti internet,
teknologi informasi dan komunikasi dengan mengambil kendali untuk
mengoperasikan dan memanfaatkannya secara efektif dan efisien.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa digital skill merupakan kemampuan
dan keterampilan yang memahami ruang lingkup digital, menggunakan
komputer sebagai pengendali operasionalnya serta penggunaan internet
dengan mengambil manfaatnya secara efektif dan efisien.7

C. Content
Konten (content) adalah isi, muatan, kandungan. Istilah ini
digunakan dan baru populer di era internet untuk merujuk pada isi situs
web (website) atau halaman web (web page) di internet. Perkembangan
teknologi digital menjadi kekuatan besar dalam mentransformasi aktivitas
bisnis, khususnya pada proses marketing. Digital marketing adalah proses
pemasaran menggunakan platform pada internet untuk menjangkau
konsumen. Digital marketing juga disebut sebagai “online marketing, atau
e-marketing atau e-jasa melalui internet. Digital marketing disebut sebagai

7
Diah Ayu Kusumawati, Peran Digital Skill dan Workforce Transformation Terhadap
Kinerja Umkm, Ekobis, Vol. 23, No.2, 2022, hal. 128.
7

aplikasi digital dan online channels yang memberi kontribusi pada


aktivitas marketing untuk memperoleh keuntungan.8
Salah satu cara yang digunakan untuk dalam persaingan bisnis saat
ini adalah pemasaran melalui konten digital, yang disebut dengan digital
content marketing. Melalui perkembangan teknologi, banyak pelaku bisnis
mulai meninggalkan model pemasaran tradisional dan beralih ke
pemasaran modern berbasis teknologi digital karena dianggap lebih efektif
dan dapat menjangkau konsumen dalam skala yang luas dengan berbagai
situasi dan kondisi.9
Digital content marketing merupakan strategi pemasaran yang
berfokus pada pembuatan dan distribusi konten yang bernilai, kreatif, dan
unik untuk mendorong minat konsumen agar menghasilkan keuntungan.
Digital content marketing adalah cara paling efektif bagi pelaku bisnis
online dalam mengembangkan bisnisnya dengan konten yang menarik,
kemudian dipublikasi melalui media yang terhubung dengan internet,
untuk berinteraksi dan menarik minat konsumen agar mengkonsumsi
produk yang ditawarkan. Tujuan dari semuanya itu adalah mengajak
mereka mengenal bisnis maupun produk dan mengajak mereka menjadi
pelanggan.
Dengan memanfaatkan content marketing dalam melakukan
pemasaran digital, pelaku usaha dapat melakukan promosi yang kreatif,
inovatif dan menarik, yang disesuaikan dengan karakteristik konsumen,
sehingga menarik minat mereka untuk melakukan pembelian. Hal ini juga
merupakan cara dalam meningkatkan relationship antara pelaku usaha
dengan konsumen melalui interaksi yang berkelanjutan, juga

8
Yasmin, dkk, Effectiveness of Digital Marketing in the Challenging Age: An Empirical
Study, The International Journal of Management Science and Business Administration, Vol. 1,
No. 5, 2015, hal. 69.
9
Ridwan, dkk, Penerapan Digital Marketing Sebagai Peningkatan Pemasaran Pada UKM
Warung Angkringan “WAGE” Bandung, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 2, No.1,
2019, hal. 137.
8

meningkatkan fleksibilitas serta kemudahan transaksi yang dapat


dilakukan kapanpun dan dimanapun.10
Digital content marketing terdiri atas beberapa jenis, yakni konten
informatif, yang berisi tentang profil usaha, alamat dan cara pemesanan.
Konten edukasi yang berisikan tips, cara penggunaan, atau manfaat dari
produk yang ditawarkan. Konten interaksi, yaitu konten digunakan untuk
pelayanan pelanggan, seperti pengaduan atau keluhan pelanggan, dan
konten review and story yang digunakan untuk mereview produk yang
ditawarkan. Digital content marketing dapat membantu pebisnis dalam
menciptakan keunggulan kompetitif dan meningkatkan penjualan.11

D. Collaborative
Secara etimologi, collaborative berasal dari kata co dan labor yang
mengandung makna sebagai penyatuan tenaga atau peningkatan
kemampuan yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan atau yang telah disepakati bersama. Adapun secara terminologi
kolaborasi mengandung makna yang sangat umum dan luas yang
mendeskripsikan adanya situasi tentang terjadinya kerja sama antara dua
orang ataupun institusi atau lebih yang saling memahami permasalahan
masing-masing secara bersama-sama dan berusaha untuk saling membantu
memecahkan permasalahan masing-masing secara bersama-sama pula.
Perkembangan teknologi menjadi perubahan besar bagi
paradigma kehidupan manusia dalam bertindak, berbicara, berkomunikasi
dan mengambil keputusan dalam segala aspek termasuk cara bertindak
dan mengambil keputusan dalam dunia usaha. Sebagian besar kegiatan
usaha selalu terdapat perubahan seiring berkembangnya teknologi, salah
satunya pengambilan keputusan dalam kegiatan pemasaran. Strategi

10
Sari Santi, Strategi Meningkatkan Penjualan di Era Digital. Scientific Journal Of
Reflection: Econmic, Accounting, Management And Business, Vol. 3, No.3, 2020, hal. 291.
11
Klaasvakumok Jehezkielomi Kamuri, Analisis Peran Digital Content Marketing Bagi
Wirausaha Milenial di Kota Kupang dalam Masa Pandemic Covid-19, Journal Of Management
(Sme’s), Vol. 14, No. 2, 2021, hal. 288.
9

pemasaran konvensional yang umum dikenal dengan sebutan marketing


mix tidak lagi efektif dalam menjangkau pasar millennial saat ini. Hal
ini dipicu oleh perkembangan teknologi yang semakin pesat serta selera
atau keinginan konsumen yang beragam dalam segi produk maupun
pelayanan. Oleh karena itu kegiatan pemasaran harus berevolusi besar
dalam mengejar digitalisasi untuk mempertahankan brand dan
mengembangkan usahanya melalui kolaborasi dengan media digital.
Pemasaran digital (Digital Marketing) adalah suatu usaha
atau metode untuk memasarkan sebuah merek atau produk dengan
menggunakan media pendukung dalam bentuk digital. 12 Pemasaran
media sosial (Social Media Marketing), pemasaran video (Video
Marketing) dan pemasaran influencer (Influencer Marketing) menjadi
beberapa dari jenis strategi pemasaran digital yang banyak diadopsi oleh
banyak perusahaan. Hal ini karena manfaat positif yang diperoleh
dalam menunjang keberlangsungan brand nya.
Peran kolaborasi digital marketing melalui strategi pemasaran
media sosial, video untuk pemasaran dan keterlibatan influencer dalam
pemasaran mampu memberikan dampak besar dan positif terhadap kinerja
pemasaran usaha. Strategi media sosial menjadi strategi yang paling
efektif dalam menunjang kinerja karena selain kecepatan dan kemudahan
akses, media sosial saat ini sudah menjadi kebutuhan utama
masyarakat, sehingga potensi masyarakat dalam menggunakan media
sosial sangat tinggi. Meskipun demikian, tidak berarti strategi influencer
dan video tidak efektif.
Kombinasi tiga strategi tersebut justru mampu menguatkan
satu sama lain dalam menunjang kinerja pemasaran. Media sosial,
video dan influencer menjadi instrumen yang saling berkerja sama
dalam menunjang kinerja pemasaran. Tiga kombinasi strategi tersebut
menghasilkan konten dengan umpan balik berupa bertambahnya
kuantitas follower pada akun brand dan keterlibatan audien (engagement)

12
Musnaini, dkk, Digital marketing, (Jawa Tengah: Pena persada, 2020), hal.12.
10

yang menghasilkan engagement rate atau insight dalam setiap konten


promosi. Tinggi rendahnya engagement rate menentukan seberapa besar
brand awareness. Tingginya kuantitas follower dan engagement rate
konten mampu melahirkan pembeli potensial atas brand. Hal ini
mempengaruhi kinerja pemasaran berupa pembelian langsung maupun
pembelian potensial, yang mana proses ini mempengaruhi tingkat
profitabilitas.13

E. Transaction
Transaction atau transaksi adalah kesepakatan antara pembeli dan
penjual dalam proses pertukaran barang, jasa, atau aset keuangan dengan
imbalan uang. Ini bisa dilakukan secara individual atau antar perusahaan
sehingga disebut sebagai transaksi bisnis. Tansaksi adalah setiap aktivitas
yang terjadi diantara dua atau lebih pihak yang dapat menimbulkan
perubahan terhadap posisi keuangan dan kepemilikan kekayaan di antara
dua pihak tersebut. Transaksi biasanya berkaitan erat dengan urusan
keuangan dan juga kepemilikan produk (baik barang maupun jasa).
Transaksi digital merupakan proses pertukaran barang, jasa, atau
informasi yang dilakukan secara elektronik melalui platform online.
Termasuk dalam penjualan, pembayaran, dan komunikasi bisnis yang
dilakukan melalui internet atau teknologi digital lainnya. Transaksi digital
dapat dilakukan dengan menggunaan situs web, aplikasi seluler, email,
atau sistem lainnya untuk menjalankan operasi bisnis dan berinteraksi
dengan pelanggan, mitra, atau pihak lainnya secara elektronik. Hal ini
mencakup e-commerce, pembayaran online, pemasaran digital, manajemen
rantai pasokan digital, dan banyak aspek lainnya dalam kewirausahaan
modern.
1. Content-Based Business berupaya untuk memberikan nilai kepada
pelanggan dengan menyediakan konten yang spesifik dalam format
13
Alfira Rosadia, Kolaborasi Strategi Digital Marketing dalam Meningkatkan Kinerja
Pemasaran Usaha Kuliner di Kota Malang, Jurnal Pijar Studi Manajemen dan Bisnis, Vol. 1, No.
2, 2023, hal. 195-196.
11

digital. Konten ini dapat meliputi resep, artikel, video, webinar,


panduan, dan masih banyak lagi.
2. Community-Based Business menawarkan nilai dengan cara
menyediakan forum diskusi dan konten spesifik yang sebagian besar
merupakan kontribusi dari penggunanya.
3. Online Store, seperti yang banyak kita jumpai saat ini, merupakan
platform penjualan produk barang atau jasa. Kita dapat memulai bisnis
ini dengan bekerjasama dengan pengusaha lain yang memiliki produk
bagus namun belum memahami bagaimana cara menciptakan toko
daring. Kemudian, secara bertahap kita dapat mengumpulkan data
untuk memperoleh pemahaman terkait preferensi konsumen, dan
menemukan peluang untuk cross-selling maupun upselling, atau
bahkan berlangganan (subscription).
4. Matchmaking Business berupaya untuk mempertemukan sekelompok
orang yang sebelumnya tidak terhubung. Berupa platform untuk
mempertemukan siswa dan guru les, pengasuh anak dan konsumen
orang tua yang memerlukan pengasuh, dan lain sebagainya. Umumnya
bisnis ini memperoleh pendapatan dari biaya berlangganan atau biaya
transaksi ketika berhasil mempertemukan kedua belah pihak yang
saling memerlukan.
5. Promotion Business bertujuan untuk menarik pelanggan baru ke suatu
bisnis yang sudah ada (existing). Sebagian besar business yang sudah
ada (existing) tertarik untuk mendapatkan pelanggan baru namun cara
untuk memperoleh pelanggan baru di dunia digital ini bisa sangat
memusingkan bagi pemilik usaha kecil menengah atau start-up
business. Promotion Business dapat menarik pelanggan baru dan
membuat mereka melakukan kontak dengan suatu institusi bisnis,
mengunduh informasi, memberikan kupon atau penawaran spesial.14
6. E-commerce

14
Allen, J.A, Digital Entrepreneurship, (New York: Routledge,2019), hal. 36.
12

Menurut Siregar dalam electronic (e-commerce) adalah proses


pembelian, penjualan atau pertukaran produk, jasa dan informasi
melalui jaringan computer. E-commerce merupakan bagian dari e-
business, dimana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar
perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis,
pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan,
e-commerce juga memerlukan teknologi basis data atau pangkalan data
(database), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi
non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan
alat pembayaran e-money.
Electronic commerce (e-commerce) adalah suatu contoh dari
kemajuan teknologi informasi dimana transaksi bisnis tidak lagi
dilakukan secara konvensional, yang mengharuskan pembeli
berinteraksi langsung dengan penjual atau adanya keharusan
menggunakan uang tunai. Tetapi penjual diwakili oleh suatu sistem
yang melayani pembeli secara online dengan melalui media jaringan
komputer. Dalam melakukan transaksi, seorang pembeli berhadapan
dan berkomunikasi dengan sistem yang mewakili penjual.15

F. Etika
Etika berasal dari perkataan Yunani “Ethos” berarti kesedian jiwa
akan kesusilaan, atau secara bebas dapat diartikan kumpulan dari
peraturan-peraturan kesusilaan. Etika adalah nilai-nilai dan norma-norma
moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. Etika merupakan pembelajaran yang erat
kaitannya dengan kemanusiaan dan moralitas. Menurut KBBI, etika
merupakan ilmu yang mempelajari hal yang baik dan buruk, serta hak dan
kewajiban secara moral. Etika adalah ilmu yang mempelajari nilai-nilai

15
Abdul Wahab, dkk, Etika Bisnis E-Commerce Shopee Berdasarkan Maqashid Syariah
dalam Mewujudkan Keberlangsungan Bisnis, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 2020, Vol. 6, No. 3.
hal. 42.
13

dan norma. Sementara pengertian etika sebagai suatu entitas adalah


kumpulan nilai-nilai atau kode etik.
Berkaitan dengan etika dalam digitalisasi, dikenal konsep etika
digital atau digital ethics. Menurut Hanna dan Kazim, etika digital adalah
sebuah usaha untuk mengarahkan perilaku manusia dalam desain dan
penggunaan teknologi digital secara umum. Menurut Luke, etika digital
adalah prinsip normatif untuk tindakan dan interaksi dalam lingkungan
digital. Kedua definisi tersebut memiliki perbedaan dalam persepsinya
terhadap etika digital. Definisi pertama menjelaskan etika digital sebagai
sebuah tindakan yang memberikan pedoman. Definisi kedua
mendefinisikan etika digital sebagai prinsip yang berpegang pada norma
yang mengatur lingkungan digital. Namun keduanya sama-sama terkait
dalam hal etika digital sebagai pedoman. Oleh karena itu, berdasarkan
kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa etika digital memberikan
pedoman berperilaku dalam suatu lingkungan digital, baik dalam hal
pengembangan maupun penggunaannya.16
Kegiatan pemasaran bisa dilakukan secara offline, dimana penjual
dan pembeli bertemu langsung dalam transaksi jual beli, maupun online.
Kegiatan marketing memiliki rambu-rambu yang seringkali tidak disadari
keberadaannya. Penjual harus memahami etika di dunia marketing
sehingga transaksi bisa berjalan lancar. Ada beberapa etika di dunia
marketing yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Kejujuran dalam memberikan informasi
Kejujuran sangat diperlukan dalam dunia bisnis. Produk yang
dijual atau dipasarkan harus diinformasikan dengan benar, jujur dan
akurat sesuai dengan yang diiklankan oleh penjual. Begitu pula
kejujuran mengenai identitas, baik penjual maupun pembeli, sehingga
kedua belah pihak merasa aman dalam bertransaksi.
2. Berkomunikasi yang baik
16
Heru Wijayanto Aripradono, dkk, Integrasi Etika Digital dalam Budaya pada
Perusahaan yang Melakukan Work-From-Home (WFH) di Masa Pandemi, Journal of
Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI), Vol. 4, No. 2, 2021, hal. 57-58.
14

Gunakanlah bahasa komunikasi yang baik ketika sedang


melakukan transaksi maupun marketing. Apabila transaksi berada di
wilayah Indonesia, gunakanlah Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar. Apabila transaksi perlu menggunakan bahasa asing, gunakanlah
Bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional. Tidak hanya
melalui lisan, namun bahasa komunikasi melalui sikap pun harus
dilakukan. Menunjukkan sikap sopan dan bahasa yang santun akan
memberi penilaian bahwa kita adalah orang yang beradab.
3. Saling percaya untuk membangun hubungan yang baik
Setelah terjadi transaksi, selanjutnya diperlukan komitmen
dengan saling percaya agar hubungan yang baik tetap terjaga antara
penjual dan pembeli. Hal ini bertujuan agar kerjasama bisnis yang
telah disepakati bersama tetap berjalan dengan lancar dan
menguntungkan kedua belah pihak.
4. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan
efisiensi dan kualitas. Namun, persaingan tersebut tidak boleh
mematikan yang lemah, sebaliknya pelaku bisnis besar harus dapat
mendorong golongan menengah ke bawah untuk lebih berkembang.
5. Konsekuen dan konsisten dengan aturan Bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan, tidak akan
dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan
konsisten dengan etika tersebut.
Adapun prinsip-prinsip etika dalam kewirausahaan yaitu:
1. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan,
dan tanggungjawab. Orang yang mandiri berarti orang yang dapat
mengambil suatu keputusan dan melaksanakan tindakan berdasarkan
kemampuan sendiri sesuai dengan apa yang diyakininya, bebas dari
tekanan, hasutan, dan ketergantungan kepada pihak lain. Orang yang
otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam
dunia bisnis.
2. Prinsip kejujuran
15

Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang


dipikirkan adalah apa yang dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah
yang dikerjakan. Prinsip ini juga menyiratkan kepatuhan dalam
melaksanakan berbagai komitmen, kontrak, dan perjanjian yang telah
disepakati.
3. Prinsip keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan
semua pihak secara adil, yaitu suatu sikap yang tidak membeda-
bedakan dari berbagai aspek, baik dari aspek ekonomi, hukum,
maupun aspek lainnya. Keadilan berarti tidak ada pihak yang dirugikan
hak dan kepentingannya.
4. Prinsip saling menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling
menguntungkan satu sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini
menuntut persaingan bisnis haruslah bisa melahirkan suatu kondisi
win-win situation.
5. Prinsip integritas moral
Prinsip ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan
dengan tetap menjaga nama baiknya dan nama baik perusahaan.17

17
Moh. Alifuddin dan Mashur Razak, Kewirausahaan (Strategi Membangun Kerajaan
Bisnis), (Jakarta Timur: Magna Script Publishing, 2015), hal. 195-201.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Literasi digital merupakan kecakapan hidup (life skills) yang tidak
hanya melibatkan kemampuan menggunakan teknologi, informasi, dan
komunikasi, tetapi juga melibatkan kemampuan bersosialisasi, belajar, dan
memiliki sikap berpikir kritis, kreatif dan inspirasi dalam kompetensi
digital. Adapun digital skill dapat diartikan sebagai kemampuan dan
keterampilan yang dilakukan untuk mengeksploitasi peluang yang
disediakan oleh teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
meningkatkan kinerja menjadi lebih efektif dan efisien.
Digital content marketing merupakan strategi pemasaran yang
berfokus pada pembuatan dan distribusi konten yang bernilai, kreatif, dan
unik untuk mendorong minat konsumen agar menghasilkan keuntungan.
Kolaborasi mendeskripsikan adanya situasi tentang terjadinya kerja sama
antara dua orang ataupun institusi atau lebih yang saling memahami
permasalahan masing-masing secara bersama-sama dan berusaha untuk
saling membantu memecahkan permasalahan masing-masing secara
bersama-sama pula.
Transaksi digital merupakan proses pertukaran barang, jasa, atau
informasi yang dilakukan secara elektronik melalui platform online. Etika
digital memberikan pedoman berperilaku dalam suatu lingkungan digital,
baik dalam hal pengembangan maupun penggunaannya.

B. Saran
Kami sebagai pemakalah, menyadari bahwa makalah ini mungkin
sangat jauh dari kata sempurna, dikarenakan keterbatasan pengetahuan
yang penulis miliki. Walaupun demikian semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pemakalah dan umumnya bagi pembaca. Oleh kerena itu,
pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi sempurnanya makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alifuddin, M dan Mashur Razak. 2015. Kewirausahaan (Strategi Membangun


Kerajaan Bisnis). Jakarta Timur: MagnaScript Publishing.
Aripradono, H, W, dkk. 2021. Integrasi Etika Digital dalam Budaya pada
Perusahaan yang Melakukan Work-From-Home (WFH) di Masa Pandemi.
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI). Vol. 4.
No. 2.

Aulia, N, A, dkk. 2020. Kajian Literasi Kewirausahaan dan Literasi Digital


Terhadap Keberlanjutan Usaha Pedagang Pakaian di Pasar Baru
Kabupaten Bantaeng. Universitas Negeri Makasar. Vol. 1. No. 1.

___________, dkk. 2021. Bagaimana Literasi Kewirausahaan dan Literasi Digital


Berpengaruh terhadap Keberlanjutan Usaha Pedagang Pakaian?. Journal
of Economic Education and Entrepreneurship Studies. Vol. 2. No. 1.

Firman, A, dkk. 2023. Membangun Literasi Kewirausahaan Bagi Generasi Muda.


JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri. Vol. 7. No. 1.

Hidayati, dkk. 2023. Pengaruh Literasi Kewirausahaan dan Literasi Digital


Terhadap Minat Berwirausaha Dibidang Start-Up (Studi Pada Mahasiswa
Program Studi Manajemen Kosentrasi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi
DanBisnis Universitas Jambi). Jurnal Dinamika Manajemen. Vol.11.
No.1.

Hidayatullah, D, dkk. 2022. Peran Digital Marketing sebagai Skills


Kewirausahaan di Era Society 5.0. EXERO: Journal of Research in
Business and Economics. Vol. 5. No. 2.

J.A, A. 2019. Digital Entrepreneurship. New York: Routledge.

Kamuri, K, J. 2021. Analisis Peran Digital Content Marketing Bagi Wirausaha


Milenial di Kota Kupang dalam Masa Pandemic Covid-19. Journal Of
Management (Sme’s). Vol.14. No.2.

Kusumawati, D, A. 2022. Peran Digital Skill dan Workforce Transformation


Terhadap Kinerja Umkm, Ekobis. Vol. 23. No.2.

Musnaini, dkk. 2020. Digital marketing. Jawa Tengah: Pena persada.

Ridwan, dkk. 2019. Penerapan Digital Marketing Sebagai Peningkatan Pemasaran


Pada UKM Warung Angkringan “WAGE” Bandung. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat. Vol. 2. No.1.
Rosadia, A. 2023. Kolaborasi Strategi Digital Marketing dalam Meningkatkan
Kinerja Pemasaran Usaha Kuliner di Kota Malang. Jurnal Pijar Studi
Manajemen dan Bisnis. Vol. 1. No. 2.

Santi, S. 2020. Strategi Meningkatkan Penjualan di Era Digital. Scientific Journal


Of Reflection: Econmic, Accounting, Management And Business. Vol.3.
No.3.

Wahab, A, dkk. 2020. Etika Bisnis E-Commerce Shopee Berdasarkan Maqashid


Syariah dalam Mewujudkan Keberlangsungan Bisnis, Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam. Vol. 6. No.3.

Yasmin, dkk. 2015. Effectiveness of Digital Marketing in the Challenging Age:


An Empirical Study. The International Journal of Management Science
and Business Administration. Vol. 1. No. 5.

Anda mungkin juga menyukai