Anda di halaman 1dari 24

KREATIF DAN INOVATIF DALAM KEWIRAUSAHAAN

“Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata


Kuliah Kewirausahaan Pendidikan”

Dosen Pengampu:
M. Hafiz, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 3
Diah Fitri Damayanti 11210182000011
Naufal Izzul Islam 11210182000015
Ahmad Khoirudin Maulana 11210182000017
Ardela Dirsanala 11210182000030

SEMESTER 6
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan kemudahan bagi
penulis untuk menyelesaikan laporan ini tepat waktu. Tanpa bantuan-Nya, penulis
tidak akan mampu menyelesaikan laporan ini dengan baik. Sholawat serta salam
selalu kita haturkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang kita dambakkan syafaatnya
di akhir nanti.

Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah
Kewirausahaan Pendidikan yang diampu oleh M. Hafiz, S.Pd., M.Pd. dan makalah
ini juga ditujukan kepada para pembaca dan penulis untuk menambah wawasan.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan saran dan
kritik dari para pembaca untuk menjadikan makalah ini lebih baik kedepannya.
Penulis meminta maaf atas segala kesalahan yang kurang berkenan. Demikian yang
dapat penulis sampaikan. Cukup sekian dan terima kasih.

Depok, 15 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Batasan Masalah........................................................................................... 2
D. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Definisi dan Hakikat Kreatifitas dalam Kewirausahaan .............................. 3
B. Strategi Pengembangan Kreatifitas .............................................................. 5
C. Definisi dan Hakikat Inovasi dalam Kewirausahaan ................................... 9
D. Prinsip-Prinsip Inovasi ............................................................................... 12
E. Memproduksi Suatu Ide Kreatif Dan Inovatif dalam Usaha...................... 15
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 19
A. Kesimpulan ................................................................................................ 19
B. Saran ........................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan dan pesatnya persaingan dalam
berwirausaha menuntut wirausahawan untuk lebih kreatif dan inovatif
dalam mengembangkan produk atau jasa yang dimilikinya dalam rangka
menyelaraskan kebutuhan konsumen yang semakin beragam dan tanpa
batas. Memasuki abad 21 sebagian besar futurist menyebutkan bahwa
perusahaan semakin lama cenderung semakin bertambah ramping, Itu
dimaksudkan agar perusahaan dapat bekerja secara lebih efisien dan
fleksibel, sehingga dapat mengikuti setiap boptimal. Terlebih lagi pada
kondisi pasat yang terpilah pilah menurut Alfin Tofler, pasar masal telah
terpecah dan berubah menjadi pasat kecil menuntut berbagai spesialisasi
model, warna, jenis produk, ukuran dan sebagainya
Menurut Dermawan Wibisono, Manajemen Kinerja Konsep,
Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya Saing Perusahaan mengemukakan
bahwa tingkat persaingan perusahaan di abad 21 ini semakin ketat sejalan
dengan diberlakukannya era perdagangan bebas seperti AFTA (Asian Free
Trade Area), APEC (The Asia Pacific Economic Cooperation), NAFTA
(North America Free Trade Asia) dan ditandatanganinya berbagai macam
persetujuan bilateral maupun multibilateral yang pada intinya untuk
mendukung persaingan bebas dalam perdagangan, seperti GATT (General
Agreement on 120 Tariffs and Trade), Eropa Bersatu (European Linton) dan
sebagainya.
Oleh karena itu untuk mengantisipasi era persaingan perdagangan
bebas tersebut, banyak perusahaan di Indonesia baik yang berskala besar,
menengah maupun yang berskala kecil mulai menata ulang strategi
persaingannya dengan melakukan kajian terhadap tujuan strategik
perusahaan yang didasarkan atas kebutuhan pasar baik di tingkat lokal,
nasional maupun internasional, dan juga melakukan evaluasi yang intens
(terus menerus secara mendalam) terhadap kompetensi internal perusahaan

1
2

itu sendiri, termasuk dalam hal ini melakukan penilaian terhadap kinerja
pemasaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa rumusan masalah yang akan dibahas
adalah sebagai berikut:

1. Apa definisi dan hakikat kreatifitas dalam kewirausahaan?


2. Bagaimana strategi pengembangan kreatifitas?
3. Apa definisi dan hakikat inovasi dalam kewirausahaan?
4. Apa prinsip-prinsip inovasi?
5. Bagaimana memproduksi suatu ide kreatif dan inovatif dalam
usaha?
C. Batasan Masalah
Pembahasan ini memerlukan pembatasan masalah agar tidak terlalu
luas dan terarah, maka kami membatasi permasalahan Tentang “Kreatif dan
Inovatif dalam Kewirausahaan”.

D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan
ini yaitu:

1. Mengetahui definisi dan hakikat kreatifitas dalam kewirausahaan?


2. Memahami strategi pengembangan kreatifitas?
3. Mengetahui definisi dan hakikat inovasi dalam kewirausahaan?
4. Mengetahui prinsip-prinsip inovasi?
5. Memahami memproduksi suatu ide kreatif dan inovatif dalam
usaha?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Hakikat Kreatifitas dalam Kewirausahaan


Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki setiap manusia dan
bukan yang diterima dari luar diri individu. Kreativitas yang dimiliki
manusia, lahir bersama lahirnya manusia tersebut. Sejak lahir individu
sudah memperlihatkan kecenderungan mengaktualisasikan dirinya. Dalam
kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu
kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia.1

Secara sederhana, yang dimaksud dengan kreativitas adalah


menghadirkan gagasan baru. Kreativitas merupakan proses yang dapat
dikembangkan dan ditingkatkan. Kreativitas merupakan sumber yang
penting dari kekuatan persaingan karena adanya perubahan lingkungan.

Kreativitas adalah proses mengubah ide-ide baru dan inovatif


menjadi hasil, praktik, dan solusi yang nyata. Hal ini melibatkan
penggunaan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seseorang untuk
menghasilkan ide-ide baru dan cara berpikir dengan menggabungkan,
mengubah, atau memposisikan ide-ide yang ada. Hal ini menjadi komponen
penting dari kewirausahaan, karena individu harus kreatif untuk
mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang (Anjum et al., 2020).2

Kreativitas kewirausahaan didefinisikan sebagai penemuan dan


pemanfaatan prospek bisnis untuk generasi dan implementasi ide-ide kreatif
yang membantu menciptakan bisnis baru (Chia dan Liang, 2016). Jenis
kreativitas ini dipandang sangat diminati oleh pengusaha, karena
menunjukkan tingkat keinginan kewirausahaan yang tinggi (Zampetakis,

1
Dani Darmawan, “Hakekat Kreativitas,” Journal Universitas Negeri Yogyakarta 53, no. 9 (2012):
17.
2
Acai Sudirman, Hartini, and Aditya Wardhana, Kreativitas Dan Inovasi Dalam Berwirausaha, vol.
4 (Bandung: CV. MEDIA SAINS INDONESIA, 2023).

3
4

2008). Peneliti lain menyarankan bahwa kreativitas memainkan peran


penting dalam proses penetapan niat pengusaha, dengan kapasitas kreatif
yang lebih tinggi lebih cenderung menghasilkan dan mempertahankan
kepercayaan diri dalam pencarian kewirausahaan mereka (Zhao et al.,
2005). Berpikir kreatif sangat penting untuk keberhasilan implementasi
strategi kewirausahaan. Oleh karena itu, kreativitas sangat penting untuk
kesuksesan kewirausahaan, karena merupakan motivasi kewirausahaan.3

Zimmerer, dkk. (2009) mendefinisikan kreativitas sebagai


kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara
baru dalam melihat masalah dan peluang.4

Pendapat lain menyebutkan kreativitas sebagai berikut: (1)


kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru; (2) kemampuan untuk
membuat kombinasi atau melihat hubungan baru antara unsur, data, dan
variabel yang sudah ada sebelumnya; (3) kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata
yang relatif berbeda dengan yang telah ada sebelumnya (Conny Semiawan,
1984).5

Kreativitas ini sangat penting untuk menciptakan sesuatu yang baru,


membuat perubahan, dan menghasilkan solusi, bahan, atau bentuk baru.
Pengusaha harus dapat menggabungkan, menerapkan kembali, atau
menyesuaikan ide atau teknologi yang ada dengan lanskap ekonomi yang
selalu berubah. Dengan pendekatan kreatif ini, bisnis dapat berhasil dan
bertahan dalam iklim ekonomi kita saat ini (Okpara, 2007).6

Kreativitas tidak hanya merupakan faktor kunci dalam menghasilkan


ide-ide baru dan mendorong inovasi (Tom, 2012), tetapi juga memainkan
peran penting dalam membantu perusahaan menemukan peluang baru,

3
Sudirman, Hartini, and Wardhana.
4
H. A. Rusdiana, Kewirausahaan Teori Dan Praktik (Bandung: CV Pustaka Setia, 2018).
5
Rusdiana.
6
Sudirman, Hartini, and Wardhana, Kreativitas Dan Inovasi Dalam Berwirausaha.
5

membuat keputusan strategis dan menciptakan usaha yang sukses (Tu dan
Yang, 2013).7

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa


kreativitas pada dasarnya adalah kemampuan seseorang dalam membuat
sesuatu yang baru dan relatif berbeda dari yang sudah ada, berdasarkan data
yang ada yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, orisinalitas dalam
berpikir dan kemampuan mengelaborasi. Produk hasil kreativitas ini
bukanlah sesuatu yang benar-benar baru, tetapi dapat berupa gabungan dari
data-data atau unsur-unsur yang telah ada sebelumnya sehingga
menghasilkan sesuatu yang berbeda. Peluang sukses di masa depan dapat
diraih apabila seorang wirausaha benar-benar memanfaatkan peluang
dengan baik dan mempunyai disiplin diri.

Dalam mengelola usaha, keberhasilan seorang wirausaha terletak


pada sikap dan kemampuan berusaha, serta memiliki semangat kerja yang
tinggi. Adapun semangat atau etos kerja yang tinggi seorang wirausaha
terletak pada kreativitas dan rasa percaya kepada diri sendiri untuk maju
dalam berwirausaha. Seorang wirausaha yang kreatif dapat menciptakan
hal-hal yang baru untuk mengembangkan usahanya. Pemikiran kreatif
berhubungan secara langsung dengan penambahan nilai, penciptaan nilai,
serta penemuan peluang bisnis.8

B. Strategi Pengembangan Kreatifitas


Menurut Utami Munandar (2009: 31) pentingnya pengembangan
kreativitas ini memiliki empat alasan, yaitu:9

1. Dengan berkreasi, orang dapat mewujudkan dirinya, perwujudan


dirinya, perwujudan diri tersebut termasuk salah satu kebutuhan pokok

7
Sudirman, Hartini, and Wardhana.
8
Rusdiana, Kewirausahaan Teori Dan Praktik.
9
Darmawan, “Hakekat Kreativitas.”
6

dalam hidup manusia. Menurut Maslow (Munandar, 2009) kreativitas


juga merupakan manifestasi dari seseorang yang berfungsi sepenuhnya
dalam perwujudan dirinya.
2. Kreativitas atau berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah,
merupakan bentuk pemikiran dalam pendidikan (Guilford, 1967). Di
sekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan,
dan penalaran (berpikir logis).
3. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan
lingkungannya tetapi juga memberi kepuasan pada individu.
4. Kreativitaslah yang memungkinan manusia meningkatkan kualitas
hidupnya.

Berikut ini adalah hal-hal yang dapat membantu mengembangkan


kemampuan pribadi dalam program peningkatan kreativitas sebagaimana
dikemukakan oleh James L. Adams (1986).10

1. Mengenali Hubungan
Banyak penemuan dan inovasi lahir sebagai cara pandang
terhadap suatu hubungan yang baru dan berbeda antara objek, proses,
bahan, teknologi, dan orang, seperti mencampurkan aroma bunga
melati dengan air teh, kemudian dikemas dalam botol menjadi teh botol
yang harum dan segar rasanya.
Orang yang kreatif akan memiliki intuisi tertentu untuk
mengembangkan dan mengenali hubungan yang baru dan berbeda dari
fenomena tersebut. Hubungan ini dapat memperlihatkan ide-ide,
produk, dan jasa yang baru.
2. Kembangkan Perspektif Fungsional
Kita dapat melihat adanya perspektif yang fungsional dari benda
dan orang. Seseorang yang kreatif dapat melihat orang lain sebagai alat
untuk memenuhi keinginannya dan membantu menyelesaikan

10
Rusdiana, Kewirausahaan Teori Dan Praktik.
7

pekerjaan. Misalnya, menggunakan pisau dapur untuk memasang paku


skrup (-+), ketika tidak menemukan obeng.
3. Gunakan Akal
Fungsi otak pada bagian yang terpisah antara kiri dan kanan telah
dilakukan sejak tahun 1950-an serta tahun 1960-an. Otak bagian kanan
digunakan untuk hal-hal seperti analogi, imajinasi, dan lain-lain,
sedangkan otak bagian kiri digunakan untuk kerja, seperti analisis,
melakukan pendekatan yang rasional terhadap pemecahan masalah, dan
lain-lain. Meskipun secara fungsinya berbeda, dalam kerjanya kedua
bagian otak tersebut harus saling berhubungan.
Proses kreativitas meliputi pemikiran logis dan analitis terhadap
pengetahuan, evaluasi, dan tahap-tahap implementasi. Jadi, apabila
ingin lebih kreatif, harus melatih dan mengembangkan kemampuan
kedua belah otak kita tersebut.
4. Hapus Perasaan Ragu-ragu
Kebiasaan mental yang membatasi dan menghambat pemikiran
kreatif, di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Pemikiran lain
Perkembangan kehidupan seseorang banyak terpenuhi oleh
hal-hal yang tidak pasti dan meragukan. Banyak orang yang
menyerah dengan kenyataan yang dihadapi. Bagi orang yang
kreatif, lebih baik belajar menerima keadaan tersebut dalam
hidupnya, bahkan mereka sering menemukan sesuatu yang
berharga dalam kondisi tersebut.
b) Mencari selamat
Setiap orang cenderung menghindari risiko seminimal
mungkin, tetapi seorang inovator justru senang menghadapi risiko,
misalnya risiko kesalahan atau kegagalan. Bahkan, kegagalan
dianggap sebagai permainan menarik yang dapat dijadikan guru
yang baik untuk keberhasilan pada masa yang akan datang.
c) Stereotype (yakin sudah ada ketentuan)
8

Meyakini adanya ketentuan atau karakteristik tertentu


untuk suatu hal, begitu pula halnya akan kesuksesan yang dapat
diraih. Karena keterbatasan ini, seseorang yang ingin melakukan
suatu hal karena asas stereotype ini, akan terimitasi cara pandang
dan persepsinya terhadap kemungkinan lain yang sebenarnya dapat
diraih.
d) Pemikiran kemungkinan/probabilitas
Untuk memperoleh keamanan dalam membuat keputusan,
seseorang cenderung percaya pada teori kemungkinan. Apabila
berlebihan, hal ini akan menghambat seseorang mencari
kesempatan yang hanya akan datang sekali dalam hidupnya.

Menurut Alma (2017) kreativitas dapat berkembang diantara para


karyawan jika manejemen dapat membuat suasana dalam perusahaan.
Tindakan yang harus dilakukan oleh para wirausahawan adalah:11

1. Memberi izin kepada seluruh karyawan untuk membangkitkan


kreativitasnya.
2. Toleransi pada kegagalan.
3. Ungkapkan rasa penasaran.
4. Memandang masalah sebagai suatu tantangan.
5. Adakan pelatihan kreativitas.
6. Memberi fasilitas-fasilitas berupa peralatan.
7. Toleransi terhadap waktu.
8. Beri penghargaan.
9. Perlihatkan contoh-contoh yang sudah ada.

Dan untuk meningkatkan kreativitas memerlukan suatu proses


dengan langkah-langkah tertentu menurut Alma (2017) sebagai berikut:12

11
Harsoyo Dwijo Wiyono, Tedy Ardiansyah, and Tarmizi Rasul, “Kreativitas Dan Inovasi Dalam
Berwirausaha,” Jurnal Usaha 1, no. 2 (2020): 19–25.
12
Wiyono, Ardiansyah, and Rasul.
9

1. Preparation/persiapan, hal tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan


formal, pelatihan, pengalaman kerja. Untuk menyiapkan pemiliran
kreatif harus dilakukan hal-hal yang sangat menunjang sebagai berikut:
belajar terus menerus, banyak membaca tentang apa saja, kemudian
berdiskusi dengan karyawan lainnya, terutama dengan karyawan yang
berpengalaman.
2. Investigation adalah mempelajari masalah dan mengidentifikasi
komponen utama masalah.
3. Transformation adalah mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
yang ada dengan informasi serta data yang sudah didapatkan. Disini
bisa berlaku analisis Convergen dan Divergen. Convergen thinking
adalah kemampuan melihat persamaan dan hubungan antara berbagai
informasi dan peristiwa. Divergen thinking adalah kemampuan melihat
perbedaan yang ada.
4. Incubation adalah seolah-olah seseorang keluar rumah atau melupakan
masalah yang dihadapi, hal ini sangat baik guna menciptakan
kreativitas. Lakukan kegiatan yang santai, misalnya olahraga,
berkebun, di taman, hal ini seringkali memunculkan pemikiran yang
kreatif.
5. Illumination adalah langkah yang memunculkan ide baru dalam waktu
yang tidak terbatas, biasanya pada saat anda sudah lupa dengan masalah
tersebut.
6. Verification adalah melakukan percobaan, buat simulasi, tes pasar
untuk produk, buat pilot proyek dan sebagainya untuk memvalidasi ide
yang tepat atau akurat, apakah berguna atau tidak.
7. Implementation adalah tahap mulai mentransformasi ide menjadi
kenyataan dan digunakan.

C. Definisi dan Hakikat Inovasi dalam Kewirausahaan


Inovasi didefinisikan sebagai proses dimana seorang individu
dengan sukarela menerima perubahan dan berkontribusi pada penciptaan
10

ide, objek, atau praktik yang mendorong orang untuk dengan antusias
merangkul perubahan (Bhagat dan Sambargi, 2019). Oleh karena itu,
inovasi adalah proses oran berpartisipasi dalam transaksi dengan orang lain
untuk menghasilkan dan melaksanakan ide-ide baru dari waktu ke waktu
dalam kerangka kelembagaan (Ven, 1986). Selain itu, inovasi pengusaha
adalah masalah kritis dan faktor keberhasilan. Mereka menggunakannya
untuk memecahkan masalah, menghasilkan ide-ide baru, dan menemukan
solusi secara teratur (Law dan Breznik, 2017). Dengan pemikiran ini,
inovasi membantu pengusaha untuk tetap gesit dan sukses saat mereka
mengembangkan bisnis mereka.13
Adapun dasar untuk meningkatkan kemampuan inovasi di bidang
produk dan pelayanan adalah sebagai berikut:14
1. Memulai belajar berinovasi dari pengalaman;
2. Menghargai karyawan yang memiliki gagasan inovasi;
3. Berorientasi pada tindakan untuk berinovasi;
4. Menentukan tujuan dalam berinovasi;
5. Membuat produk penuh inovasi dengan proses secara sederhana;
6. Memulai membuat produk dengan inovasi yang terkecil;
7. Menjalankan uji coba dan merevisinya;
8. Mengikuti jadwal yang sudah ditentukan dalam berinovasi;
9. Bekerja dengan semangat, mempunyai keyakinan dengan penuh
inovasi dan risiko.
Tujuan awal inovasi adalah menjadi pembuat norma dan
menciptakan bisnis yang berada di depan. Akan tetapi, terutama di dalam
dunia bisnis, sering inovasi yang efektif adalah inovasi yang sederhana dan
fokusnya pun hanya melakukan atau membuat satu hal.
Inovasi memerlukan pengetahuan dan kemurnian berwirausaha.
Akan tetapi, pada kenyataannya tidak seorang wirausahawan pun yang

13
Sudirman, Hartini, and Wardhana, Kreativitas Dan Inovasi Dalam Berwirausaha.
14
Rusdiana, Kewirausahaan Teori Dan Praktik.
11

dapat memastikan bahwa inovasi akan mengakhiri sebuah bisnis besar,


mengubah aturan main, atau hanya sebuah prestasi biasa.
Inovasi dapat dianalisis pada level nasional, kelompok, atau
individu. Untuk itu, wirausahawan harus mampu mengelola empat fase
pembuatan inovasi proses, yaitu:15
1. Pengamatan dan penyelidikan terhadap lingkungan, baik internal
maupun eksternal;
2. Pilihan terhadap adanya pemicu terhadap inovasi;
3. Adanya opsi sumber daya dan penciptaan melalui riset. Pengembangan
sumber daya yang diperoleh melalui pengalihan teknologi dan adanya
sumber daya pengetahuan untuk dilaksanakan;
4. Penerapan inovasi lahir dari gagasan, ide, melalui berbagai tahap
pengembangan untuk dilimpahkan sebagai produk atau pelayanan baru
pada pasar eksternal, metode baru, atau proses baru.
Dimensi tipe inovasi, tahapan inovasi, dan level analisisnya adalah
sebagai berikut:16
1. Inovasi produk adalah hasil dari organisasi perusahaan;
2. Inovasi administrasi adalah inovasi yang terkait dengan manajemen,
serta berorientasi dengan proses struktur, manajemen sumber daya
manusia (SDM), dan sistem akuntansi;
3. Inovasi kontinum adalah sebagai inkremental ke radikal menurut
tingkat perubahan yang diinginkan untuk melaksanakan inovasi;
4. Inovasi proses adalah upaya untuk menghasilkan produk atau
pelayanan yang baik;
5. Inovasi teknik adalah inovasi yang terkait langsung dengan produksi
produk.
Dan terdapat juga beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian
keberhasilan dalam menciptakan inovasi menurut Rusdiana (2014) adalah:17

15
Ibid.
16
Ibid.
17
Wiyono, Ardiansyah, and Rasul, “Kreativitas Dan Inovasi Dalam Berwirausaha.”
12

1. Suasana inovasi dan visi, yaitu mempunyai visi yang sederhana dan
gamblang serta memberi dukungan yang serius untuk mewujudkan
suasana inovasi.
2. Orientasi pasar, yaitu berlandaskan visi mereka yang ada dalam pasar.
3. Organisasi yang datar dan kecil.
4. Proses belajar interaktif, yaitu dalam suatu unit organisasi yang inovasi,
proses belajar dan penelitian dari ide-ide mengabaikan fungsi
tradisional dalam suatu organisasi.

D. Prinsip-Prinsip Inovasi
Drucker (1985) mengatakan bahwa dalam melakukan inovasi perlu
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut;
1. Sesuatu yang harus dilakukan
a. Menganalisi peluang
b. Apa yang harus dilakukan untuk memuaskan peluang
c. Sederhana dan terarah
d. Dimulai dari yang kecil
e. Kepemimpinan
2. Sesuatu yang tidak harus dilakukan
a. Mencoba untuk menjadi yang pandai mencoba ingin
mengerjakan sesuatu yang banyak
b. Mencoba inovasi untuk masa yang akan datang
3. Kondisi
a. Memerlukan ilmu pengetahuan
b. Membangun keunggulannya sendiri
c. Inovasi adalah efek dari ekonomi dan masyarakat18
Selain itu Steve Jobs. (2011) mengemukakan tujuh prinsip untuk
menggerakan Inovasi adalah sebagai berikut:
1. Prinsip: Lakukan apa yang anda cintai (Karier);

18
Drucker, P.F. (1985), Innovation and Entrepreneurship; Practice and Principles, New York:
Harper & Row
13

2. Prinsip: Meninggalkan jejak di alam semesta (Visi);


3. Prinsip: Nyalakan otak anda (Ide-ide);
4. Prinsip: Jual mimpi, bukan produk (para pelanggan);
5. Prinsip: katakan tidak terhadap 1.000 benda (desain);
6. Prinsip: Ciptakan pengalaman yang sangat hebat (pengalaman);
7. Prinsip: Kuasai pesan anda (cerita).
Kemudian Hermawan Kartajaya (2018) mengemukakan 12 prinsip
inovasi, yaitu sebagai berikut:
1. Inovasi Produk/Product Innovation: Memperkenalkan produk
dan jasa yang baru atau meningkat secara signifikan sehubungan
dengan fitur dan kinerja.
2. Inovasi Platform/Platform Innovation: Menggunakan
komponen modular, proses dan teknologi untuk menciptakan
berbagai produk dan layanan baru dan untuk menciptakan
keunggulan kompetitif berdasarkan dasar terinstal pelanggan
dan mitra.
3. Solusi Inovasi/Solution Innovation: Memperkenalkan
kombinasi disesuaikan produk, layanan dan informasi untuk
memecahkan masalah pelanggan end-to-end.
4. Inovasi Pelanggan/Customer innovation: Menemukan
kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi atau segmen
pelanggan terlayani.
5. Inovasi Komunikasi/Communication innovation: Menggunakan
metode inovatif untuk mempromosikan penawaran dan
berkomunikasi dengan pelanggan.
6. Inovasi Interaksi/Interaction innovation: pembentukan kembali
interaksi bahwa pelanggan memiliki dengan perusahaan di
setiap titik sentuh dengan cara yang menciptakan kepuasan
pelanggan dan emosi positif.
14

7. Inovasi Ekosistem/Ecosystem Innovation: Menciptakan


kemitraan inovatif dan hubungan kolaboratif dengan pemasok,
mitra dan penjual untuk membuat penawaran bersama.
8. Inovasi Saluran/Channel innovation: Memperkenalkan saluran
baru, rute baru ke pasar atau poin inovatif kehadiran bagi
pelanggan untuk menemukan dan membeli produk dan jasa.
9. Inovasi Jaringan Pasokan/Supply Chain Innovation:
Memperkenalkan metode baru atau meningkat secara signifikan
bagi sumber input dan memberikan persembahan ke pasar.
10. Inovasi Proses/Process Innovation: Implementasi proses
operasi baru atau meningkat secara signifikan (manufaktur,
penjualan, keuangan, sumber daya manusia, dll).
11. Inovasi Nilai Tangkap/Value Capture Innovation: Penyesuaian
cara Anda membuat uang dalam bisnis Anda dengan
menciptakan aliran pendapatan baru dan model penentuan
harga.
12. Inovasi Manajemen/Management Innovation: Menerapkan
struktur atau manajemen metode organisasi baru untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi.19
Menurut Hermawan Kartajaya (2018) bahwa kegiatan aplikasi dari
radar inovasi adalah sebagai berikut:
1. Visualisasi/Visualize: Petakan “posisi inovasi" strategi
kebijakan organisasi.
2. Pelurusan/Align: Buat pemahaman umum dari gagasan strategi
inovasi perusahaan/organisasi.
3. Curah Pendapat/Brainstorm: mengadakan penyelidikan
peluang-peluang baru untuk inovasi strategi kebijakan
organisasi.

19
Nasution, A. H., & Kartajaya, H. (2018). Inovasi. Penerbit Andi.
15

4. Pematokbandingan/Benchmark: Bandingkan profil inovasi


perusahaan dalam industri serta seluruh industry.
5. Menentukan/Prescribe: Sarankan vektor sepanjang mana
perusahaan harus fokus pada strategi inovasi.20
E. Memproduksi Suatu Ide Kreatif dan Inovatif dalam Usaha
Seorang wirausahawan harus memiliki ide-ide baru yang dihasilkan
dari suatu kreativitas. Kreativitas inilah yang akan membawa wirausahawan
untuk ber-inovasi terhadap usahanya. Naisbitt dan Aburdene dalam
Reinventing the Corporation menyatakan begitu perlunya suatu basis
pendidikan yang dapat menciptakan kretaivitas dalam suatu masyarakat
informasi baru. Mereka menyebutnya dengan proses TLC (Teaching,
Learning, and creativity) yaitu suatu proses pembelajaran bagaiman
berpikir (learning how to think), pembelajaran bagaimana belajar (learning
how to learn), dan pembelajaran bagaimana menciptakan sesuatu (learning
how to create).21
Kreativitas dalam Berwirausaha Liberalisasi pasar tenaga kerja
dewasa ini, globalisasi ekonomi, dan perubahan teknologi yang cepat telah
menyebabkan perubahan struktural, ekonomi, dan sosial yang besar. 22
Kewirausahaan telah muncul sebagai pembangkit utama penciptaan
lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, dengan pengusaha dipandang
sebagai pendorong pertumbuhan, sumber peluang kerja, dan sumber daya
saing dan inovasi.23 Oleh karena itu, kewirausahaan adalah persuasi yang
diakui sendiri oleh seorang individu untuk mendirikan usaha bisnis baru di

20
Ibid.
21
Acai Sudirman, Hartini, & Aditya Wardhana. Kewirausahaan (Era Internet of Things). CV Media
Sains Indonesia, 2023
22
Voda, A. I., & Florea, N. (2019). Impact of Personality Traits and Entrepreneurship Education on
Entrepreneurial Intentions of Business and Engineering Students. Sustainability, 11(4), 1192.
https://doi.org/10.3390/su11041192
23
Tan, L. P. (2021). Factors Affecting Entrepreneurial Intention: A Case Study of University
Students in Vietnam. The Journal of Asian Finance, Economics and Business, 8(12), 203–210.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2021.vol8.no12.0203
16

masa depan.24 Munculnya kewirausahaan sangat penting bagi pertumbuhan


ekonomi negara manapun karena mampu menciptakan peluang kerja,
memajukan teknologi, dan mendorong peningkatan kompensasi. 25 Selain
itu, mempromosikan inovasi dan mendorong investasi dalam bisnis ristisan
(startup). Fase bisnis online ini harus diperlakukan dengan sangat hati-hati
karena memiliki potensi untuk memiliki dampak ekonomi yang besar.
Dengan dukungan yang tepat, pengusaha dapat menjadi katalisator utama
bagi pertumbuhan ekonomi dan membantu menyetarakan kedudukan
kesejahteraan bagi semua.
Kreativitas dapat menjadi alat yang ampuh untuk kesuksesan
komersial. Dengan mengambil pendekatan kreatif untuk produksi, Anda
dapat mencapai orisinalitas dan adaptasi. Orisinalitas berasal dari kebaruan
produksi, yang membutuhkan pendekatan yang berbeda yang melibatkan
proses kognitif intuitif. Adaptivitas berasal dari kesesuaian produksi,
membutuhkan evaluasi konvergen melalui pendekatan yang lebih analitik.
Dengan menggabungkan kedua elemen, Anda dapat membuat produksi
yang unik dan sukses yang menonjol dari yang lain. Meningkatkan proses
kreatif telah menjadi fokus dari banyak metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif dan studi. Kreativitas tidak hanya tentang individu yang
mengerjakan tugas-tugas tertentu, tetapi juga mencakup kreativitas kolektif
melalui kolaborasi tim dan ide-ide bersama. Ketika individu berkumpul
secara sinergis, mereka dapat membantu mendorong hasil, keterampilan,
dan pengetahuan yang lebih maju. Keahlian dan kreativitas individu juga
dapat berkontribusi pada pengembangan kompetensi kewirausahaan
kreatif.26 Selanjutnya, sumber daya, keterampilan dan pengetahuan tentang

24
Hoda, N., Ahmad, N., Ahmad, M., Kinsara, A., Mushtaq, A. T., Hakeem, M., & Al-Hakami, M.
(2020). Validating the Entrepreneurial Intention Model on the University Students in Saudi
Arabia. The Journal of Asian Finance, Economics, and Business, 7(11), 469–477.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2020. vol7.no11.469
25
Akhter, A., Hossain, M. U., & Asheq, A. A. (2020). Influential Factors of Social Entrepreneurial
Intention in Bangladesh. The Journal of Asian Finance, Economics, and Business, 7(8), 645– 651.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2020.vol7.no8.645
26
Okpara, F. O. (2007). The Value of Creativity and Innovation in Entrepreneurship. Journal of
Asia Entrepreneurship and Sustainability, 3(2), 1-14
17

lingkungan individu dan masyarakat dapat memainkan peran penting dalam


proses kreatif.27
Pengusaha terkenal pula dengan pendekatan inovatif mereka untuk
menciptakan dan menjalankan bisnis yang memenuhi kebutuhan ekonomi
dan sosial yang mendesak. 28 Dengan munculnya jaringan global yang
terjalin, digitalisasi telah menjadi kekuatan yang kuat dalam mengubah cara
bisnis beroperasi dan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di semua
sektor. 29
Prevalensi media sosial dan preferensi perilaku konsumen
memungkinkan komunikasi dan rekonsiliasi yang lebih cepat dan lebih
mudah di era digital, memberikan peluang bagi bisnis untuk memperluas
jangkauan mereka ke pasar global.
Dalam lingkungan bisnis yang kompleks, jaringan dapat
didistribusikan ke dalam berbagai jenis nilai. Inovasi membutuhkan
pembentukan jaringan pengusaha untuk semua jenis kegiatan inovatif serta
jaringan sosial pengusaha. Evolusi ini menjadi lebih mudah dikelola ketika
berbasis aktor, jaringan yang bergantung pada jalur dan jaringan antar
perusahaan didirikan selama tahap awal pengembangan dan pertumbuhan
perusahaan. Sebagai jaringan berdasarkan hubungan sosial pengusaha
tumbuh dan matang, transisi ke jaringan yang lebih strategis yang
memungkinkan penciptaan produk baru, eksploitasi pasar baru, metode baru
produksi, sumber teknologi baru layak pasokan, dan struktur organisasi.
Jaringan semacam itu memfasilitasi proses bisnis yang saling terkait yang
diperlukan bagi pengusaha untuk berkembang dalam lanskap bisnis yang
terus berubah.30

27
Kor, Y. Y., Mahoney, J. T., & Michael, S. C. (2007). Resources, Capabilities and Entrepreneurial
Perceptions. Journal of Management Studies, 44(7), 1187-1212
28
Tobji, M. A. B. (2021). Digital Economy Emerging Technologies and Business Innovation. New
York: Springer Nature
29
Satalkina, L., & Steiner, G. (2020). Digital Entrepreneurship and Its Role in Innovation Systems:
A Systematic Literature Review as a Basis for Future Research Avenues for Sustainable
Transitions. Sustainability, 12(7), 2764
30
Promthong, Nipaporn dan Yang, Chia-Han. (2021). Facilitating Entrepreneurial Creativity
through Innovation Networks: A Digital Entrepreneur Perspective. International Journal of
Creative Research Thoughts (IJCRT), 9(5), 417-429. https://ijcrt.org/papers/IJCRT2105488.pdf
18

Wirausaha dalam menjalankan bisnis secara kreatif dan inovatif


untuk menemukan Unique Selling Point (USP) atau keunggulan kompetitif
yang dimilikinya. USP harus menjadi sesuatu yang membedakan produk
atau layanan yang dimiliki dari pesaing. Untuk menentukan USP, wirausaha
harus melakukan riset pasar untuk mencari tahu apa yang dicari oleh
komunitas. Berdasarkan data ini kemudian dapat digunakan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan inovasi untuk memenuhi tuntutan pasar.
Dengan demikian, wirausaha akan dapat menciptakan bisnis yang menonjol
dan memenuhi kebutuhan audiens target mereka.
Wirausaha juga akan dapat menarik perhatian konsumen dan
mendorong minat mereka pada produk dan layanan yang ditawarkannya.
Untuk melakukan ini, wirausaha dapat menggunakan kegiatan promosi
seperti menawarkan hadiah unik seperti menyediakan voucher belanja yang
dapat digunakan untuk membeli barang di toko dan juga tempat lain. Selain
itu, wirausaha dapat menyesuaikannya dengan menawarkan diskon maupun
biaya yang lebih rendah untuk lebih menarik bagi pelanggan target.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas bisnis
sangat memerlukan orang-orang yang inovatif, kreatif dan cepat tanggap
terhadap setiap perubahan. Para peneliti telah mengatakan bahwa kreativitas
menyangkut keputusan-keputusan Anda tentang apa yang Anda inginkan
dan bagaimana Anda melakukannya dengan lebih baik. Jadi, urutan tersebut
melibatkan sebuah proses, bukan hanya melihat hasil akhir yang
diharapkan, sehingga kita tidak perlu merasa sangat terbebani untuk
menjadi kreatif.
Para peneliti telah membedakan tipe kreativitas dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu:
1. Membuat atau menciptakan, yaitu proses membuat sesuatu dari
tidak ada menjadi ada.
2. Mengombinasikan dua hal atau lebih yang sebelumnya tidak saling
berkaitan menjadi lebih bermanfaat.
3. Memodifikasi sesuatu yang memang sudah ada. Proses ini
menggunakan berbagai cara untuk membentuk fungsi-fungsi baru
atau menjadikan sesuatu menjadi lebih berguna bagi orang lain
Demikian kesimpulan yang dapat kami uraikan. Inovatif dan kreatif
adalah 2 hal penting yang menjadi penyeimbang dalam rangka mengelola
wirausaha secara berkesinambungan dan akan selalu diterima masyarakat
karena pembaharuan kreasi dan inovasi selalu dilakukan demi kepuasan
pelanggan.

B. Saran
Dengan segala kekurangan dan kelemahan dari makalah ini, penulis
juga menyarankan agar para pembaca melengkapi pengetahuan yang sudah
didapat dengan membaca referensi lain tentang kreatif dan inovatif dalam
berwirausaha.

19
DAFTAR PUSTAKA
Akhter, A., Hossain, M. U., & Asheq, A. A. (2020). Influential Factors of Social
Entrepreneurial Intention in Bangladesh. The Journal of Asian Finance,
Economics, and Business, 7(8), 645– 651.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2020.vol7.no8.645

Darmawan, Dani. “Hakekat Kreativitas.” Journal Universitas Negeri Yogyakarta


53, no. 9 (2012): 17.

Hoda, N., Ahmad, N., Ahmad, M., Kinsara, A., Mushtaq, A. T., Hakeem, M., &
Al-Hakami, M. (2020). Validating the Entrepreneurial Intention Model on the
University Students in Saudi Arabia. The Journal of Asian Finance,
Economics, and Business, 7(11), 469–477.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2020. vol7.no11.469

Kor, Y. Y., Mahoney, J. T., & Michael, S. C. (2007). Resources, Capabilities and
Entrepreneurial Perceptions. Journal of Management Studies, 44(7), 1187-
1212

Okpara, F. O. (2007). The Value of Creativity and Innovation in Entrepreneurship.


Journal of Asia Entrepreneurship and Sustainability, 3(2), 1-14

Promthong, Nipaporn dan Yang, Chia-Han. (2021). Facilitating Entrepreneurial


Creativity through Innovation Networks: A Digital Entrepreneur Perspective.
International Journal of Creative Research Thoughts (IJCRT), 9(5), 417-429.
https://ijcrt.org/papers/IJCRT2105488.pdf

Rusdiana, H. A. Kewirausahaan Teori Dan Praktik. Bandung: CV Pustaka Setia,


2018.

Satalkina, L., & Steiner, G. (2020). Digital Entrepreneurship and Its Role in
Innovation Systems: A Systematic Literature Review as a Basis for Future
Research Avenues for Sustainable Transitions. Sustainability, 12(7), 2764

Sudirman, Acai, Hartini, and Aditya Wardhana. Kreativitas Dan Inovasi Dalam
Berwirausaha. Vol. 4. Bandung: CV. MEDIA SAINS INDONESIA, 2023.

20
21

Tan, L. P. (2021). Factors Affecting Entrepreneurial Intention: A Case Study of


University Students in Vietnam. The Journal of Asian Finance, Economics
and Business, 8(12), 203–210.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2021.vol8.no12.0203

Tobji, M. A. B. (2021). Digital Economy Emerging Technologies and Business


Innovation. New York: Springer Nature

Voda, A. I., & Florea, N. (2019). Impact of Personality Traits and


Entrepreneurship Education on Entrepreneurial Intentions of Business and
Engineering Students. Sustainability, 11(4), 1192.
https://doi.org/10.3390/su11041192

Wiyono, Harsoyo Dwijo, Tedy Ardiansyah, and Tarmizi Rasul. “Kreativitas Dan
Inovasi Dalam Berwirausaha.” Jurnal Usaha 1, no. 2 (2020): 19–25.

Anda mungkin juga menyukai