Anda di halaman 1dari 30

DIGITAL MINDSET

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah “ Pengantar Bisnis Digital”

Dosen Pengampu: Fathiya Hasyifah Sibarani, S.kom., M.kom.

Disusun oleh

FATHAN HAMDI (0702221031)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

SISTEM INFORMASI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “DIGITAL
MINDSET” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “PENGANTAR BISNIS


DIGITAL”. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang part of
speech bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen Mata Kuliah


“PENGANTAR BISNIS DIGITAL” Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Medan, 19 Maret 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................
i

DAFTAR ISI..................................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
1

1.1. Latar Belakang.........................................................................................................


1

1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................


1

1.3. Tujuan......................................................................................................................
1

BAB II.PEMBAHASAN...............................................................................................
2

2.1. Apa yang di maksud dengan Digital Mindset ?.......................................................


2

2.2. Contoh digital mindset ?..........................................................................................


4

2.3. Karakteristik digital mindset ?.................................................................................


7

2.4. Membangun kultur dengan digital mindset di lingkungan kerja ............................


8
2.5 Sejarah Digital Mindset ……………………………………………………...........
21

BAB III.PENUTUP.......................................................................................................
iii

3.1. Kesimpulan..............................................................................................................
iii

3.2. Saran........................................................................................................................
..iii

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...........


iv

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era digital ini perkembangan tekmologi terjadi sebuah evolusi pada teknologi
media, disebut saja dengan new media atau orang juga sering menyebutnya
dengan media online atau orang lebih akrab lagi menyebutnya dengan istilah
internet, media ini tentunya sudah tidak asing lagi ditelinga. Media ini juga
disebut-sebut sebagai media yang sampai saat ini belum ada yang menandingi
pertumbuhan jumlah penggunaannya. Di negara maju, new media referensi dalam
mendapatkan sebuah informasi.
Banyak dialami karena para praktisi tidak dimodali pola pikir yang cepat atau
digital mindset. Digital mindset bukan terletak pada teknologi semata tetapi
merupakan pada mindset atau pola piker secara cepat dan tepat dalam
transformasi digital. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan tentang
makna dan pemahaman akan digital mindset itu sendiri.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud digital mindset ?


2. Apa saja Contoh digital mindset!
3. Karakteristik digital mindset!
4. Membangun kultur dengan digital mindset di lingkungan kerja!
5. Sejarah Digital Mindset!

1.3. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah untuk meningkat
pengetahuan siswa dan keahlian siswa dalam memahami “Digital Mindset” .
1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Apa yang di maksud dengan Digital Mindset

Apa yang dimaksud dengan Digital Mindset? Digital mindset atau pola
pikir digital adalah bagaimana perilaku seseorang (individu) atau organisasi
(kelompok) terhadap pemberdayaan teknologi informasi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.

Digital Mindset tidak hanya sekedar skill untuk menggunakan teknologi


mutakhir, namun juga bagaimana memanfaatkan perkembangan teknologi
tersebut untuk dimanfaatkan dalam peluang bisnis baru yang belum ada selama
ini. Pola pikir digital ini adalah modal utama yang harus dimiliki oleh perusahaan
supaya bisa terus berkembang. Para karyawan dituntut untuk memiliki mindset
seperti ini supaya bisa mengembangkan bisnis mereka ke arah yang lebih baik.

Orang yang dikatakan memiliki Digital mindset adalah mereka yang punya ciri
ciri sebagai berikut ini :

 Memahami potensi teknologi terbaru saat ini


 Beradaptasi demi meningkatkan skala bisnisnya
 Memahami dampak yang timbul karena keterkaitan teknologi satu sama
lain
 Menghadapi perubahan dan hambatan teknologi dengan perencanaan yang
matang.1

Digital Mindset adalah

1
https://www.sibakua.com/pengertian-digital-mindset-dan-contohnya/

2
Digital adalah penggambaran teknologi elektronik yang bisa melakukan
penyimpanan, menghasilkan, dan memproses berbagai data informasi yang
terdapat dalam dua kondisi, positif dan negatif.

Sedangkan mindset atau pola pikir adalah sekumpulan keyakinan yang


menyatu dan akhirnya membentuk cara seseorang dalam memahami sesuatu,
dunia, dan dirinya sendiri.

Jadi kalau digabung, secara bahasa, Digital Mindset berarti pola pikir yang
berhubungan dengan teknologi informasi. Berdasarkan dari Harvard Business
Review, digital mindset adalah  rangkaian sikap dan perilaku yang memungkinkan
individu dan organisasi dalam memanfaatkan teknologi.

3
Adapun teknologi yang dimaksud adalah seperti Artificial Inteligence,
algoritma dan big data dalam internet yang kemudian dapat membuka jalan
kesuksesan 234
untuk bisnis mereka. Adapun teknologi yang dimaksud adalah
seperti Artificial Inteligence, algoritma dan big data dalam internet yang
kemudian dapat membuka jalan kesuksesan untuk bisnis mereka.

Menurut Situs Knolskape, Pola pikir digital adalah kemampuan yang tidak


hanya untuk menggunakan teknologi, tetapi juga seperangkat sikap dan perilaku
yang memungkinkan seseorang atau organisasi untuk meramalkan kemungkinan
yang terjadi di masa depan

Mereka menggunakan data yang diperoleh dari Media Sosial, Big Data,
Mobilitas, Cloud, AI, dan Robotika sebagai kekuatan untuk menerapkan strategi
bisnis yang memperhitungkan perubahan besar yang disebabkan oleh teknologi
seperti ini.

2.2. Contoh Digital Mindset

Menerapkan digital mindset dalam kehidupan sehari hari adalah hal yang
mutlak diperlukan, untuk bisa bertahan dan bersaing di era gempuran teknologi
yang semakin maju.

1. Industri Radio

Sebagai contoh kasus penggambaran digital mindset dalam industri stasiun


radio di Indonesia. Radio menjadi salah satu media komunikasi yang cukup lawas.
Radio sempat booming di Indonesia setelah kemerdekaan sebelum teknologi
televisi datang

2
https://www.sibakua.com/pengertian-digital-mindset-dan-contohnya/
3

4
3.https://www.sibakua.com/pengertian-digital-mindset-dan-contohnya/

4
Dan ketika televisi sudah menjamur, radio dan televisi menjadi teknologi yang
saling melengkapi satu sama lain. Tapi ternyata saat ini para generasi muda sudah
jarang mendengarkan radio (bahkan televisi) dan beralih kepada media sosial
yang ada di HP

Pelaku industri radio saat ini yang memiliki digital mindset, maka mereka
akan mulai mengembangkan bisnisnya ke dunia digital dengan mengembangkan
konten audio visual serta mengunggah video mereka sedang siaran radio di
YouTube

Ada juga yang mengembangkan konten radio mereka di platform podcast


seperti Spotify dan Noice. Dan ada juga perusahaan radio besar yang menambah
jalur bisnisnya ke talent management dan event organizer.

2. Industri Televisi

Banyak stasiun televisi yang juga mengunggah konten acara tv mereka ke


platform seperti YouTube dan TikTok, sehingga banyak penonton kontennya bisa
menonton dari HP. Raksasa industri televisi di tanah air, seperti EMTEK Group,
Bakrie Grup dan MNC Group bahkan membuat aplikasi konten tersendiri, seperti
Vidio dan RCTI+ untuk menarik minat milenial dalam mengakses program tv
mereka

3. Meeting dan Kerja Online

Adanya pandemi covid19 turut mengubah pola kebiasaan kita dalam


mengadakan rapat dan bekerja, yang kini bisa dilakukan secara online lewat
berbagai platform. Masyarakat saat ini sudah terbiasa menggunakan aplikasi
meeting online, seperti Google Meet dan Zoom, serta berbagai produk Google
Drive untuk bisa kerja dan kuliah secara daring. Memiliki Rasa Ingin tahu, Terus
Belajar dan Ingin Berkembang.

5
Contoh digital mindset yang harus dimiliki oleh seorang yang ingin sukses
membangun bisnis apalagi yang berkaitan dengan teknologi, adalah rasa ingin
tahu dan ingin berkembang. Rasa ingin tahu, ingin terus belajar dan berkembang
ini penting untuk membentuk pribadi yang mampu mengidentifikasi berbagai
solusi dari suatu permasalahan yang sedang dihadapi saat ini

4. Memiliki Pandangan Global dan Jangka Panjang

Seperti contoh kasus pendiri Gojek dan Grab, yang punya pola pikir digital
mindset. Kedua platform kendaraan online ini walaupun beda asal pendirinya,
namun memiliki satu persamaan yaitu memiliki digital mindset seperti Pandangan
Global dan rencana Jangka Panjang kedepannya

5. Mampu beradaptasi

Salah satu contoh pola pikir mindset adalah kemampuan dalam beradaptasi di
dunia teknologi yang berkembang cepat. Nantinya sobat sibakuꭤ akan dapat
menemukan peluang bisnis baru di masa krisis. Sebagai contoh, pelaku kuliner
yang mengalami kerugian di era pandemi, sekarang mereka mengubah pola
bisnisnya dengan menyediakan layanan delivery, take home dengan cashless
technology, sehingga mampu bertahan bahkan rebound setelah masa new-normal
berlaku

6
Pola pikir digital harus mampu membaca dan mengolah big data ini. Tujuannya
adalah supaya menemukan target bisnis yang tepat, menjadi bahan evaluasi
pemasaran dan lain sebagainya.5

2.3 Karakteristik digital mindset

Penting untuk diketahui bahwa menjadi digital-savvy tidak sama dengan


memiliki digital mindset. Menjadi digital-savvy hanya menunjukkan kemampuan
seseorang untuk menggunakan teknologi tertentu, meskipun memungkinkan
mereka untuk mengembangkan pola pikir digital lebih mudah. Seseorang dengan
digital mindset paham bahwa teknologi memiliki kemampuan untuk memperluas
dan mempercepat interaksi dan aksi antar manusia. Berikut adalah beberapa
karakteristik dari digital mindset:

Abundance Mindset

Memiliki pendekatan kolaboratif dan kooperatif, open-mindedness, dan


kepercayaan adalah indikasi dari dunia digital dan terhubung.

Growth Mindset

Orang dengan mindset ini cenderung mengambil setiap


kesempatan untuk membantu mereka tampil lebih baik. Orang-orang ini
lebih cenderung melakukan upaya ekstra untuk mempelajari hal-hal baru
dan memiliki fleksibilitas yang membantu mereka mengatasi tantangan.

Agile Approach

5
https://www.sibakua.com/pengertian-digital-mindset-dan-contohnya/

7
Menjadi gesit lebih dari sekadar beradaptasi dengan perubahan. Pada era
digital, kita harus merasa nyaman dengan teknologi, melihat perubahan sebagai
peluang, dan menerima cara kerja yang baru. Comfort with Ambiguity

Di dunia VUCA, ambiguitas dan volatilitas telah menjadi standar. Sangat


penting untuk menjadi adaptif terhadap ambiguitas; mengambil keputusan dalam
menghadapi informasi yang tidak lengkap, dan tentu saja benar ketika kita
6
mengeksplorasi dan bereksperimen. Kita harus bersiap untuk menghadapi
ketidakpastian dan perubahan ini.

Explorer's Mind

Digital mindset juga berarti menggunakan teknologi sebagai alat untuk


eksplorasi. Mereka yang mampu mengeksplorasi dan belajar di luar keahlian
mereka akan menjadi orang-orang yang tetap relevan dan membawa nilai bagi diri
mereka sendiri dan organisasi tempat mereka bekerja.

Collaborative Approach

Kita hidup di dunia yang kompleks dengan tantangan yang tak terduga.
Kompleksitas berarti keragaman pemikiran, pendekatan, dan ide untuk
menyelesaikan masalah, karena pengalaman dan keahlian di masa lalu tidak selalu
merupakan prediktor yang dapat diandalkan di masa depan. Berinovasi dan
menciptakan nilai membutuhkan banyak perspektif dari individu yang berbeda
yang datang dengan beragam pengalaman dan perspektif yang berbeda.
Kolaborasi adalah satu-satunya cara untuk memahami dunia yang kompleks dan
mendefinisikan praktik baru yang berhasil.

6
https://kumparan.com/innovesia-1586749959366194381/karakteristik-digital-mindset-sebagai-
senjata-menghadapi-perubahan-industri-1tEx5H1H7tU/3

8
Embracing Diversity

Digital mindset pada dasarnya berarti melampaui yang jelas dan terlibat
dalam dialog dengan pikiran yang berbeda, dan merangkul ide-ide yang berbeda
bahkan ketika mereka sangat berbeda.

2.4. Membangun kultur dengan digital mindset di lingkungan kerja

Digital mindset, dalam konteks pekerjaan, adalah keyakinan dan


pengetahuan seseorang mengenai teknologi digital terbaru yang disadari dan
dimanfaatkan untuk menghasilkan keuntungan dalam dunia kerja. Pada
transformasi digital, digital mindset harus dibuktikan oleh seluruh lapisan sumber
daya manusia yang terlibat dalam organisasi agar berhasil di era kemajuan
teknologi yang berkelanjutan ini.

digital mindset haruslah menyeimbangkan empat prinsip berikut ini:

 Keberanian untuk bertindak atau menghadapi tantangan. Setiap


orang dipandang sebagai pemimpin dan didorong untuk bertindak dan
menghadapi tantangan. Dengan ini, individu diharapkan mencari dan
memiliki otonomi dan kebebasan untuk bertindak, sekaligus bertanggung
jawab untuk memenuhi tujuan bisnis perusahaan.
 Menghubungkan proses dari ujung ke ujung (end-to-end). Kegiatan
bisnis perusahaan yang saling terhubung mencerminkan dampak disrupsi
digital pada rantai company value, business output, dan customer
experience secara keseluruhan.
 Growth mindset. Budaya inovatif dan fleksibel mendorong ketangkasan,
kolaborasi, dan perubahan. Ini membutuhkan terciptanya lingkungan kerja
dimana job/role individu dapat berkembang dan orang dapat berkolaborasi
melintasi batas job/role.

8
 Setiap orang adalah inovator. Setiap orang dalam organisasi didorong
untuk secara produktif berinovasi melalui bagaimana tugas, peran, dan
prosesnya dilakukan antara manusia dan teknologi.7

Digital mindset dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu digital belief, digital


curiosity, dan digital venturesity. Digital belief adalah keyakinan individu bahwa
teknologi digital dapat untuk menunjang pekerjaan, dimana ia percaya teknologi
digital dapat membantu mengerjakan kegiatan dalam dunia kerja dengan lebih
efektif. Digital curiosity adalah ketertarikan individu untuk mencari tahu
perkembangan teknologi digital terbaru yang dapat menunjang pekerjaan, dimana
ia akan selalu mengikuti informasi terkini mengenai perkembangan teknologi
digital. Sedangkan digital venturesity adalah keberanian individu untuk mencoba
menggunakan teknologi digital terbaru sehingga memperoleh manfaat yang
maksimal untuk menunjang pekerjaan, dimana ia cenderung ingin mencoba
teknologi digital terbaru walaupun terdapat berbagai tantangan dalam
menggunakannya.

Tips membangun kultur digital mindset di dunia kerja

Transformasi digital terasa menakutkan bagi sebagian orang, terutama bagi


mereka yang terintimidasi dengan cepatnya perkembangan teknologi yang terjadi
di sekitar kita. Namun, seperti hukum alam pada umumnya, siapa yang tidak
memiliki keinginan, kekuatan, serta keberanian untuk bertahan akan hanyut dan
tenggelam dalam arus.

Transformasi digital bukan hanya soal “topik besar” seperti artificial


intelligence, big data, ataupun machine learning. Hal-hal sederhana seperti
bagaimana cara kita berkomunikasi, melakukan pencatatan, hingga memecahkan
suatu masalah dengan lebih efektif adalah pendekatan terbaik untuk menerapkan

7
https://talentics.id/blog/talentics/talent-assessment-and-selection/membangun-kultur-dengan-
digital-mindset-di-lingkungan-kerja
9
transformasi digital pada prosesnya8. Singkatnya, transformasi digital adalah
tentang sumber daya manusia yang mengubah cara mereka dalam melakukan
pendekatan pada masalah bisnis dan dimana mereka bisa menemukan solusi. 9

1. Pahami bahwa kita bisa karena terbiasa. Tanpa kita sadari, sudah banyak
aktivitas sehari-hari yang beririsan dengan aktivitas dunia kerja yang dapat kita
lakukan dengan bantuan teknologi dan digitalisasi. Artinya, bukan tidak mungkin
membiasakan diri dengan penggunaan teknologi dan digitalisasi di lingkungan
kerja, karena beberapa hal mungkin saja sudah biasa kita lakukan dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Cari tahu, jangan hindari. Teknologi dan digitalisasi sejatinya hadir untuk


mempermudah manusia untuk melakukan segala sesuatu, bukan mempersulit.
Terlebih di kondisi pandemi yang tidak memungkinkan kita untuk melakukan
pekerjaan dengan sebagaimana mestinya, pasti kita akan banyak menemui
tantangan dalam pelaksanaannya. Salah satunya adalah pergeseran metode dan
cara kerja yang banyak melibatkan peran teknologi dan digitalisasi.

3. Berikan motivasi yang tepat. Digital mindset tidak dapat membudaya begitu


saja di lingkungan kerja tanpa motivasi yang tepat. Untuk mewujudkan bentuk
yang lebih konkret, motivasi seluruh sumber daya manusia yang ada di
perusahaan Anda dengan infrastruktur yang mendukung, peningkatan
kapasitas digital literacy secara formal ataupun informal dalam lingkungan kerja,
serta apresiasi terhadap inovasi dan performa mereka melalui efektifitas dan

8
https://talentics.id/blog/talentics/talent-assessment-and-selection/membangun-kultur-dengan-
digital-mindset-di-lingkungan-kerja

10
9
efisiensi dari pekerjaan yang mereka lakukan dengan pemanfaatan teknologi dan
digitalisasi.10

MINDSET DIGITAL LEBIH DIUTAMAKAN BAGI PERGURUAN


TINGGI ISLAM UNTUK BERTRANSFORMASI

Pola Pikir Digital Mindset atau pola pikir digital sebagai modal utama
untuk transformasi sebuah organisasi ke arah digital. Pola pikir digital bukanlah
digitalisasi atau otomatisasi atau komputerisasi. Dua hal ini harus dibedakan,
sebab jika tidak dapat dipahami dengan baik maka proyek transformasi akan
tergangu. Bahkan tidak sedikit organisasi, perusahaan atau lembaga pendidikan
yang gagal atau mengalami kelambatan transformasi digital karena tidak dibarengi
digital mindset terhadap semua pihak yang ada di sana.

Penjelasan selanjutnya bahwa pola pikir digital merupakan cara pikir yang
benar yang dapat menjadikan segalanya menjadi efektif dan efisien. Digital
mindset pada prinsipnya adalah sharing resources yang dapat menekan biaya-
biaya yang lain. Yang perlu diperhatikan dalam pola pikir digital ini adalah
perjalanan pelanggan. Jangan sampai perusahaan hanya mementingkan egonya
tanpa melihat pelanggan. Komputerisasi/ digitalisasi/ IT-nisasi merupakan bagian
dari bisnis proses. Jika melakukannya tanpa digital mindset maka akan membuat
berbelit-belit. Selain itu yang terjadi adalah persyaratan yang berulang dan selalu
berulang-ulang yang membosankan.

Tanpa digital mindset juga, SOP yang sudah ada akan dapat mengganggu
kenyamanan, termasuk juga absensi kerja atau lainnya. Kalau sudah menggunakan

10
https://talentics.id/blog/talentics/talent-assessment-and-selection/membangun-kultur-
dengan-digital-mindset-di-lingkungan-kerja
11
digital mindset misalnya ngantor tidak harus pergi ke kantor cukup dengan kerja
di rumah melalui teknologi.11

Pengertian digital mindset yaitu suatu pola pikir yang dilandasari dari
berbagai kemungkinan dapat terjadi dengan pertimbangan-pertimbangan yang
utuh. Proses digital merupakan satu hal yang dapat membuat sumber daya tidak
terbatas. Ini menjadi efektif dan efisien. Digital mindset juga berdampak pada
ekonomi yang efisien, menekan biaya-biaya yang tidak perlu. Produknya sangat
banyak, yaitu semua objek yang dapat didigitalkan dan sarananya yaitu distribusi
aset-aset digital, misalnya via email, medsos, dll.

Dasar konsep ini adalah kita semua terhubung dari satu ke lainnya. Maka
dari hal ini kita harus melakukan sharing. Banyak hal dapat dikerjakan lebih
cepat, lebih murah, lebih efektif, dan ini di antara dasar perlunya digital mindset.
Teknologi itu juga dapat diaudit maka dari itu tidak perlu diragukan lagi untuk
melakukan reformasi digital.

Setiap orang tidak suka dengan kelambatan dan persyaratan yang rumit
untuk pelayanan. Selain itu terkadang pelanggan dikenakan biaya-biaya. Sumber
daya yang tidak perlu dapat dihilangkan dan melahirkan sumber daya yang cepat
dengan biaya yang jauh lebih kecil. Prinsip yang harus dipegang dalam dunia
digital, terutama dalam menjalankan digital mindset adalah pertama kolaborasi,
dan kerjasama.

Prinsip selanjutnya libatkan regulator atas pengembangan produk baru.


Prinsip selanjutnya memberikan ruang yang luas atas ide-ide dari karyawan.
Jangan berpandangan bahwa pusat ide itu adalah pimpinan.12

11
https://www.academia.edu/resource/work/50740601

12
https://www.academia.edu/resource/work/507406

12
Mengintroduksi Digital Mindset

Digital Mindset merupakan kumpulan dari struktur knowledge yang


bersifat experience dengan cara berpikir dan bertindak yang identik dalam
information retrieval. Selain itu terdapat seperangkat mental knowledge structure
yang terbentuk dalam eksistensi digital society dengan penguasaan yang
komprehensif melalui keberadaan unsur awareness dan understanding.
Perkembangan digital mindset telah menjadikan rasionalisasi dalam berbagai
aktivitas dengan memiliki dua komponen utama, yakni aspek kognitif dan action.

Untuk mendapatkan dukungan positif dalam merealisasikan maka


diperlukan pula sifat confidence yang membuat seseorang memiliki ability dan
desire to learn dengan beradaptasi pada teknologi baru. Ciri utama dari individu
yang memiliki digital mindset adalah fl eksibilitas dan ability dalam mengadopsi
teknologi secara cepat dan relevan dengan perkembangan zaman.

Membangun Kultur Pemerintah telah mencanangkan, menetapkan dan


menggaungkan program akselerasi dalam percepatan transformasi di era disrupsi
sehingga mampu memasuki society 5.0 bagi seluruh lapisan aktivitas. Di saat
bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2030 maka masyarakat akan
menuju pada suatu era Indonesia Emas 2045 yang memiliki dinamika dan peluang
untuk berprestasi.13

Transformasi digital dalam dunia kerja dimulai dengan membangun kultur


yang mendukung terjadinya digitalisasi pada berbagai aktivitas bisnis yang
dilakukan di dalamnya.14

13
https://www.academia.edu/resource/work/78905908

14
https://www.academia.edu/resource/work/78905908

13
Melalui peningkatan digital mindset individu di masyarakat maka akan
dapat mendukung program dengan tingkat relevansi dan urgensi yang tinggi.
Upaya dalam menumbuhkan digital mindset bagi masyarakat secara umum
dilakukan dengan cara pengembangan suatu konsep yang terdiri dari self
regulation.

Langkah awal dalam membangun digital mindset dengan cara


menumbuhkan awareness untuk menggeser mindset konvensional dan juga
kemauan untuk selalu belajar mengeksplorasi dunia digital yang terkait serta sarat
akan dinamika disruption. Teknologi yang ditawarkan diantaranya adalah big data
analytics, cloud computing, artificial intelligence, machine learning, deep
learning, augmented reality, virtual reality, simulation, dan robotic.

Karakter dan Transformasi Dinamika dalam proses digitalisasi yang


bertumbuh di masyarakat modern akan dapat berpengaruh terhadap digital
mindset sehingga menentukan perkembangan dunia bisnis dan aktivitas digital di
berbagai ranah kehidupan masyarakat. Aktivitas bisnis sangat bergantung pada
new technology sehingga membuat perusahaan.

Karakter yang perlu dibentuk meliputi abundance mindset, growth


mindset, agile approach, comfort with ambiguity, explorer’s mind, collaborative
approach, dan embracing diversity. Kolaborasi dalam digital mindset akan sangat
berpengaruh dan bermanfaat dengan background berbagai komunitas yang
berbeda dan cermat dalam menganalisis kompetitor.

Meskipun infrastruktur dan teknologi semakin terus berkembang, namun


apabila tidak dibarengi dengan ketersediaan dan kesiapan mental dalam
menghadapi tantangan tersebut maka tidak akan mampu menghasilkan suatu

14
invensi dan inovasi yang akan berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan
negara sesuai dengan cita-cita dalam Pembukaan UUD NRI 1945.15

Transformasi digital memerlukan SDM untuk mengubah cara melakukan


pendekatan pada masalah bisnis dan menemukan solusi efektif. Teknologi
bukanlah hal yang mendorong terjadinya transformasi digital namun terletak pada
aktivitas SDM. Tips yang dapat membantu dalam membangun kultur digital
mindset meliputi pemahaman bahwa bisa karena terbiasa, terus mencari tahu dan
tidak menghindar, serta memberikan motivasi yang tepat, cepat, akurat dan
relevan. Kemauan selalu untuk berkembang merupakan pendekatan dalam
beradaptasi terhadap lingkungan yang memerlukan introduksi digital mindset.16

Digital Mindset untuk Transformasi Digital

Berikut merupakan sebab dan akibat dari transformasi digital :

1. Kita hidup di dunia informasi yang berlebihan karena semua orang


mengeluarkan informasi, seperti perusahaan media, bisnis, dan individu.
Tetapi segala sesuatu dalam hidup memiliki sebab dan akibat. Efek
langsung dari hidup di dunia digital yang penuh dengan informasi adalah
kita sekarang hidup di dunia yang kekurangan perhatian. Oleh karena itu,
konsekuensinya yaitu dulu perusahaan berharga karena apa yang mereka
lakukan. Tapi saat ini perusahaan menjadi berharga karena perhatian yang
mereka miliki. Nilai nyata saat ini dalam bisnis adalah perhatian yang
dimilikinya dari audiens.
2. Kita sekarang bisa menjalankan bisnis dan apapun yang kita lakukan bisa
kita publish atau menyebarkan apapun ke media digital seperti situs web,

15
https://www.academia.edu/resource/work/78905908

16
https://www.academia.edu/resource/work/50740601

15
halaman facebook, youtube channel, halaman linkedIn.17Yang mana dulu
kita harus menyebarkannya dengan menggunakan pemasaran tradisional
dimana kita harus membayar dan memanfaatkan audiens orang lain,
misalnya kita mau membuat iklan di suatu majalah, majalah tersebut telah
menumbuhkan audiens. Namun dengan kita memiliki media digital sendiri
seperti situs web , halaman facebook , atau youtube channel, kita bisa
memiliki audiens sesuai yang kita mau . Dengan kata lain di media digital
yang harus kita lakukan adalah menumbuhkan audiens dan kemudian kita
bisa mempertahankannya, dan itulah yang dimaksud disiplin media digital
bukan pemasaran tradisional.
3. Secara pemasaran tradisional kita akan memiliki audiens yang ingin kita
jangkau dengan saluran yang kita gunakan untuk menjangkau audiens kita.
Misalnya, mengiklankan majalah atau di televisi akan menjadi saluran
yang akan kita gunakan untuk menjangkau audiens kita. Tapi di dunia
digital ini dimana setiap orang sudah memiliki media dan di dunia yang
informasi tidak disebarluarkan melalui publikasi atau penyiaran, tetapi
dengan berbagai social media.18

Apa Digital Mindset dan Behaviour itu. 

Dan ini harus mendorong kita untuk belajar cepat dan melek teknologi.
Inilah yang disebut Digital Mindset & Behaviour yang pada dasarnya
mengubah mindset kita ke arah digitalisasi, dimana kita bisa mulai dengan
mempelajari istilah-istilah digital yang muncul. Selain mindset, Technical
skill juga perlu dipelajari untuk modal karyawan perusahaan dalam meningkatkan
daya saing kemampuan digital19. 

17
https://digitalbisa.id/artikel/digital-mindset-untuk-transformasi-digital-2Rzzu

18
https://digitalbisa.id/artikel/digital-mindset-untuk-transformasi-digital-2Rzzu

16
19
https://www.sabakota.id/teknologi/pr-681503847/apa-digital-mindset-dan-behaviour-itu-apa-
yang-dipelajari
ni mencakup hal-hal seperti Internet of Things (IoT), Data Science, Cyber
Security, Agile Product Management, UI/UX, dan Blockchain.

Contoh istilah-istilah digital seperti Internet of Things (IoT) dimana IoT


artinya mempelajari objek fisik yang ditanami dengan sensor, kemampuan
pemrosesan, perangkat lunak, dan teknologi lainnya. Ini saling  bertukar data
dengan perangkat dan sistem lain melalui Internet atau jaringan komunikasi
lainnya.

Data Science adalah metode, proses, algoritma, dan sistem ilmiah untuk


mengekstrak pengetahuan dan wawasan dari data yang, terstruktur, dan tidak
terstruktur.

Cyber Security adalah perlindungan sistem komputer dan jaringan dari


pengungkapan informasi, pencurian atau kerusakan pada perangkat keras,
perangkat lunak, atau data elektroniknya

Agile Product Management yaitu mengatur strategi produk dan membuat peta


jalan produk di lingkungan yang gesit dan dinamis

UI/UX yaitu mendesain tampilan aplikasi sebagai proses mendukung


memudahkan para pengguna aplikasi mengakses kegunaan, dan keinginan yang
disediakan serta dapat interaksi dengan suatu produk.20

Ada juga Blockchain, yaitu tentang sistem pencatatan informasi yang


mempersulit atau tidak memungkinkan untuk mengubah, meretas, atau menipu
sistem. Blockchain pada dasarnya adalah buku besar transaksi digital yang

20
https://www.sabakota.id/teknologi/pr-681503847/apa-digital-mindset-dan-behaviour-itu-apa-
yang-dipelajari

17
diduplikasi dan didistribusikan di seluruh jaringan sistem komputer di blockchain,
dan istilah-istilah digital lainnya21

Digital adalah tentang manusia dan juga tentang teknologi. Efisiensi, di


Era Digital, adalah tentang menyatukan orang dan teknologi. Oleh karena itu,
bagian penting dari operasi di lanskap saat ini adalah memiliki digital mindset,
yang mampu memasukkan teknologi ke dalam peran sehari-hari dan mengambil
nilai tambah darinya.

Terapkan Digital Mindset untuk Transformasi Digital Bisnis

1. Transformasi digital saat ini menjadi istilah yang semakin sering


digunakan, tidak hanya dalam ekosistem bisnis teknologi, tetapi juga
dalam hampir semua bidang industri dan perusahaan yang masih
menjalankan bisnis secara konvensional. Untuk mewujudkan sistem bagi
transformasi digital yang ideal, pola pikir digital (digital mindset) harus
tertanam oleh para pelaksana bisnis dan pemangku kepentingan
(stakeholder). Memang bukan perkara mudah untuk mewujudkan digital
mindset pada setiap pelaksana bisnis. Ada sejumlah langkah yang harus
dilakukan secara bertahap untuk bisa menciptakan bisnis berkembang
dengan baik melalui pemanfaatan teknologi digital. Berikut ada beberapa
langkah yang dapat dijadikan panduan dalam membangun digital mindset
agar transformasi digital.

1. Ciptakan Strategi Digital

21
https://www.sabakota.id/teknologi/pr-681503847/apa-digital-mindset-dan-behaviour-itu-apa-
yang-dipelajari

18
Pola pikir digital bukan hanya sekedar kemampuan menggunakan teknologi.
Digital mindset merupakan sikap dan perilaku yang memungkinkan orang dalam
sebuah perusahaan melakukan dan mempercayai bahwa transformasi digital dapat
membantu efisiensi bisnis. 22

2. Perhitungkan Sumber Daya

Membangun pola pikir digital bukan hanya melihat dari kasat mata apa yang
tampak, tetapi lebih dari itu perusahaan juga membutuhkan penilaian yang jujur
atas aset digital dan sumber daya yang dimiliki. Perusahaan perlu
memperhitungkan seluruh sumber daya secara objektif, menilai kekuatan dan
kelemahan aset, kapabilitas internal, proses, teknologi, hingga manajemen. 

3. Terapkan Strategi Digital yang Sesuai dengan Bisnis

Saat ini hampir semua konsumen menginginkan pelayanan yang terintegrasi


dan tidak terbatas pada jarak dan waktu. Menjalankan teknologi digital dengan
strategi yang baik dapat memperkuat hubungan pada pelanggan. Menjalankan
strategi digital yang sesuai dengan bisnis juga dapat membuat bisnis berkembang
dengan memberikan kesan yang berbeda dibandingkan kompetitor.  Menjalankan
strategi digital bisa dimulai dengan menyamakan persepsi antara pimpinan dan
karyawan yang ada di perusahaan tersebut. Jelaskan kepada karyawan mengenai
alasan perusahaan menggunakan teknologi digital. Kemudian strategi digital dapat
dilanjutkan dengan produk dan layanan yang diberikan terhadap konsumen. 

4. Manfaatkan Teknologi Digital dalam Setiap Proses

22
https://sisi.id/stories/life-at-sisi/5-langkah-terapkan-digital-mindset-untuk-transformasi-digital-
bisnis-anda/

19
Jika bisnis Anda sedang melakukan transformasi digital, tetaplah selalu
melakukan pengembangan dengan melibatkan pemanfaatan teknologi digital
dalam setiap prosesnya. Pemanfaatan teknologi digital pada proses bisnis ini bisa
melalui seluruh proses mulai dari pengembangan, promosi, pemasaran, distribusi,
hingga penghitungan revenue dan evaluasi.23

5. Siapkan Ruang untuk Terus Berkembang

Tampaknya pepatah there’s always room for improvement dari Joey Logano


ini memang sangat tepat untuk perkembangan teknologi digital saat ini. Jangan
menyerah ketika proses digitalisasi ini tidak berjalan sesuai keinginan. Anda
selalu memiliki kesempatan untuk terus mengevaluasi dan mengembangkan setiap
segi bisnis  yang membutuhkan perhatian, perbaikan, atau pembaruan. 

Evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan menjadi kunci penting dalam


kemajuan bisnis Anda. Perlu diingat bahwa transformasi digital ini adalah sesuatu
yang bersifat fleksibel dan diprediksi akan terus berubah seiring perkembangan
zaman. Oleh karena itu, Anda sebagai pelaku usaha juga harus menyiapkan ruang
untuk mengikuti setiap perkembangannya. Dengan begitu, bisnis yang dijalankan
dapat bertahan dan berkembang terus-menerus melalui pemanfaatan teknologi
yang terus diperbarui.24

2.5 Sejarah Digital Mindset

23
https://sisi.id/stories/life-at-sisi/5-langkah-terapkan-digital-mindset-untuk-transformasi-digital-
bisnis-anda/
24
https://sisi.id/stories/life-at-sisi/5-langkah-terapkan-digital-mindset-untuk-transformasi-digital-
bisnis-anda/

20
Berawal dari cerita menarik tentang seorang David Velez yang ternyata
telah ditanamkan pola pikir (mindset) pengusaha sejak cilik. Ia sejak usia 6 tahun
sudah belajar membantu usaha pabrik kancing orangtuanya di Medellin,
Kolombia. Di usia 12 tahun, ia belajar menabung untuk membeli sapi, dan
akhirnya uangnya berlipat ganda hingga bisa membantu membiayai kuliahnya di
Standford, Amerika Serikat. Lalu siapakah Velez yang kemudian sukses sebagai
pengusaha digital? Dialah pendiri Nubank, sebuah bank digital di Brasil yang
tengah hangat diperbincangkan saat ini.

Apa yang menjadi dasar berpikir dari seorang Velez ialah kepemilikan
mindset pengusaha yang sesuai eranya, yakni era eksponensial bisnis digital.
Pakar psikologi Dweck (2006) mendefinisikan, mindset ialah sekumpulan struktur
pengetahuan yang dibangun atas pengalaman, meliputi cara berpikir dan bertindak
yang sama, dalam menyerap dan memproses informasi. Sementara itu, pakar
digital mindset Benke (2013) menyatakan bahwa digital mindset ialah seperangkat
struktur pengetahuan-pengalaman mental yang terbentuk karena hidup dalam
masyarakat digital yang setiap hari berhubungan dengan teknologi digital. Bathia
(2016) mengategorikan bahwa digital mindset memiliki dua komponen utama,
yakni komponen kognitif dan komponen tindakan. Komponen kognitif mengacu
pada pengetahuan, sedangkan komponen tindakan terkait penerimaan atau
penolakan serta penggunaan teknologi digital. Keputusan tersebut didasarkan pada
komponen kognitif yang dimiliki individu tentang teknologi digital. Selanjutnya,
dalam digital mindset, faktor keyakinan menjadi salah satu faktor yang membuat
seseorang memiliki kemampuan dan kemauan untuk belajar dan menggunakan
teknologi baru (Solberg, 2020). Ciri utama dari individu yang memiliki digital
mindset ialah fleksibilitas dan kemampuan mengadopsi teknologi.

21
Manusia sebagai aktor utama dari transformasi digital harus memiliki
digital mindset sebagai salah satu elemen penting dalam mendorong transformasi
digital. Digital mindset dapat dikembangkan seiring dengan kompetensi
individunya. Bagaimana hubungan digital mindset dengan kesiapan individu
sebagai modal insani? Sebuah penelitian terkini tentang pengukuran kesiapan
pada salah satu industri perbankan yang dilakukan oleh Parapat dan Hendarman
(2021) telah menemukan adanya hubungan yang signifikan antara digital
mindset dan kesiapan modal insani dalam mendukung industri 4.0. Pemerintah
telah menetapkan dan menggaungkan program akselerasi percepatan transformasi
digital 4.0 dan bersiap terhadap ekonomi digital di 2030, dan bahkan Indonesia
Emas pada 2045. Oleh karena itu, meningkatkan digital mindset individu di
masyarakat dalam mendukung program tersebut dinilai memiliki tingkat urgensi
tinggi. Adapun upaya dalam menumbuhkan digital mindset bagi masyarakat
secara umum, dengan mengacu pada konsep Houghton & Neck (2020), dapat
dijabarkan sebagai berikut.

Pertama, self regulation. Dorong diri individu untuk menerima keberadaan


teknologi baru, tumbuhkan sikap digital, ubah perilaku menuju perilaku digital,
hilangkan silo (sekat) individu, tumbuhkan disiplin diri terkait konsistensi
terhadap teknologi digital, dan jadilah pembelajar seumur hidup. Sebab, hadirnya
teknologi apapun memebutuhkan pembelajaran. Kedua, self motivation. Dorong
diri individu agar memiliki keyakinan dan mampu menangkap nilai-nilai dari
hadirnya teknologi baru, miliki kepercayaan diri dalam menggunakan teknologi
digital, berpikir terbuka terhadap perubahan, tumbuhkan daya inovasi diri melalui
eksplorasi cara-cara baru dalam berpikir, bertindak dan pengambilan keputusan,
berpikirlah out of the box, dan tumbuhkan mental start-up berupa kesanggupan
mengambil risiko dan memitigasinya.

22
Ketiga, self leadership. Dorong diri individu untuk dapat memimpin
dirinya sendiri dalam mengubah mindset dan mengembangkan digital mindset
secara mandiri, optimistis, dan visioner. Menjadi pemain tim kolaborasi, memiliki
kemampuan dalam pengambilan keputusan secara digital, dan mampu menjadi
pemimpin digital untuk dirinya sendiri. Lalu, siapa yang harus berperan dalam
menumbuhkan digital mindset masyarakat secara masif? Hampir semua lini dan
stakeholder harus bergerak bersama melalui pembangunan ekosistem dan budaya
digital, baik pada level mikro pada setiap perusahaan/organisasi, maupun level
messo yakni sosial-masyarakat. Terlebih peran pemerintah selaku sponsor utama
dari program percepatan transformasi digital dan peran institusi pendidikan mulai
usia dini hingga bangku perguruan tinggi.

Berbagai elemen teknologi baru di era industri 4.0 harus diperkenalkan


sesuai dengan porsi, kebutuhan, dan kepentingannya untuk seluruh sektor
ekonomi/industri dan masyarakat. Maka, penulis berpendapat, langkah awal
dalam membangun digital mindset dapat dilakukan dengan menumbuhkan
kemauan untuk menggeser mindset, juga kemauan untuk belajar mengeksplorasi
dunia digital, khususnya terkait dengan konteks industri 4.0 seperti big data
analytics, cloud computing, AI, augmented reality, virtual reality, simulasi,
robotic dan lain sebagainya25

BAB III

25
https://mediaindonesia.com/humaniora/450321/digital-mindset-sudah-siapkah

23
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pentingnya digital mindset dalam melakukan transformasi digital, hal ini


dilakukan sehingga hasil yang didapat bukan sekedar perubahan tekonologi
manual menjadi digital tetapi kemudahan dan mamfaat yang di dapat menjadi
lebih baik. Dengan pola pikir digital kita dapat mengubah seseorang untuk
mengubah cara berpikir dalam menemukan solusi masalah.

3.2. Saran

Menurut saya digital mindset bukan hanya mengenal teknologi saja tetapi
mindset juga. Hasil dari makalah ini semoga pembaca dapat menambah wawasan
tentang digital mindset.

iii

DAFTAR PUSTAKA
https://www.sibakua.com/pengertian-digital-mindset-dan-contohnya/

https://kumparan.com/innovesia-1586749959366194381/karakteristik-digital-
mindset-sebagai-senjata-menghadapi-perubahan-industri-1tEx5H1H7tU/3

https://talentics.id/blog/talentics/talent-assessment-and-selection/membangun-
kultur-dengan-digital-mindset-di-lingkungan-kerja

https://www.academia.edu/resource/work/507406

https://www.academia.edu/resource/work/50740601

https://www.academia.edu/resource/work/78905908

https://sisi.id/stories/life-at-sisi/5-langkah-terapkan-digital-mindset-untuk-
transformasi-digital-bisnis-anda/

https://mediaindonesia.com/humaniora/450321/digital-mindset-sudah-siapkah

iv

Anda mungkin juga menyukai