Disusun oleh
SISTEM INFORMASI
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “DIGITAL
MINDSET” dengan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
1
1.3. Tujuan......................................................................................................................
1
BAB II.PEMBAHASAN...............................................................................................
2
BAB III.PENUTUP.......................................................................................................
iii
3.1. Kesimpulan..............................................................................................................
iii
3.2. Saran........................................................................................................................
..iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Era digital ini perkembangan tekmologi terjadi sebuah evolusi pada teknologi
media, disebut saja dengan new media atau orang juga sering menyebutnya
dengan media online atau orang lebih akrab lagi menyebutnya dengan istilah
internet, media ini tentunya sudah tidak asing lagi ditelinga. Media ini juga
disebut-sebut sebagai media yang sampai saat ini belum ada yang menandingi
pertumbuhan jumlah penggunaannya. Di negara maju, new media referensi dalam
mendapatkan sebuah informasi.
Banyak dialami karena para praktisi tidak dimodali pola pikir yang cepat atau
digital mindset. Digital mindset bukan terletak pada teknologi semata tetapi
merupakan pada mindset atau pola piker secara cepat dan tepat dalam
transformasi digital. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan tentang
makna dan pemahaman akan digital mindset itu sendiri.
1.3. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah untuk meningkat
pengetahuan siswa dan keahlian siswa dalam memahami “Digital Mindset” .
1
BAB II
PEMBAHASAN
Apa yang dimaksud dengan Digital Mindset? Digital mindset atau pola
pikir digital adalah bagaimana perilaku seseorang (individu) atau organisasi
(kelompok) terhadap pemberdayaan teknologi informasi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
Orang yang dikatakan memiliki Digital mindset adalah mereka yang punya ciri
ciri sebagai berikut ini :
1
https://www.sibakua.com/pengertian-digital-mindset-dan-contohnya/
2
Digital adalah penggambaran teknologi elektronik yang bisa melakukan
penyimpanan, menghasilkan, dan memproses berbagai data informasi yang
terdapat dalam dua kondisi, positif dan negatif.
Jadi kalau digabung, secara bahasa, Digital Mindset berarti pola pikir yang
berhubungan dengan teknologi informasi. Berdasarkan dari Harvard Business
Review, digital mindset adalah rangkaian sikap dan perilaku yang memungkinkan
individu dan organisasi dalam memanfaatkan teknologi.
3
Adapun teknologi yang dimaksud adalah seperti Artificial Inteligence,
algoritma dan big data dalam internet yang kemudian dapat membuka jalan
kesuksesan 234
untuk bisnis mereka. Adapun teknologi yang dimaksud adalah
seperti Artificial Inteligence, algoritma dan big data dalam internet yang
kemudian dapat membuka jalan kesuksesan untuk bisnis mereka.
Mereka menggunakan data yang diperoleh dari Media Sosial, Big Data,
Mobilitas, Cloud, AI, dan Robotika sebagai kekuatan untuk menerapkan strategi
bisnis yang memperhitungkan perubahan besar yang disebabkan oleh teknologi
seperti ini.
Menerapkan digital mindset dalam kehidupan sehari hari adalah hal yang
mutlak diperlukan, untuk bisa bertahan dan bersaing di era gempuran teknologi
yang semakin maju.
1. Industri Radio
2
https://www.sibakua.com/pengertian-digital-mindset-dan-contohnya/
3
4
3.https://www.sibakua.com/pengertian-digital-mindset-dan-contohnya/
4
Dan ketika televisi sudah menjamur, radio dan televisi menjadi teknologi yang
saling melengkapi satu sama lain. Tapi ternyata saat ini para generasi muda sudah
jarang mendengarkan radio (bahkan televisi) dan beralih kepada media sosial
yang ada di HP
Pelaku industri radio saat ini yang memiliki digital mindset, maka mereka
akan mulai mengembangkan bisnisnya ke dunia digital dengan mengembangkan
konten audio visual serta mengunggah video mereka sedang siaran radio di
YouTube
2. Industri Televisi
5
Contoh digital mindset yang harus dimiliki oleh seorang yang ingin sukses
membangun bisnis apalagi yang berkaitan dengan teknologi, adalah rasa ingin
tahu dan ingin berkembang. Rasa ingin tahu, ingin terus belajar dan berkembang
ini penting untuk membentuk pribadi yang mampu mengidentifikasi berbagai
solusi dari suatu permasalahan yang sedang dihadapi saat ini
Seperti contoh kasus pendiri Gojek dan Grab, yang punya pola pikir digital
mindset. Kedua platform kendaraan online ini walaupun beda asal pendirinya,
namun memiliki satu persamaan yaitu memiliki digital mindset seperti Pandangan
Global dan rencana Jangka Panjang kedepannya
5. Mampu beradaptasi
Salah satu contoh pola pikir mindset adalah kemampuan dalam beradaptasi di
dunia teknologi yang berkembang cepat. Nantinya sobat sibakuꭤ akan dapat
menemukan peluang bisnis baru di masa krisis. Sebagai contoh, pelaku kuliner
yang mengalami kerugian di era pandemi, sekarang mereka mengubah pola
bisnisnya dengan menyediakan layanan delivery, take home dengan cashless
technology, sehingga mampu bertahan bahkan rebound setelah masa new-normal
berlaku
6
Pola pikir digital harus mampu membaca dan mengolah big data ini. Tujuannya
adalah supaya menemukan target bisnis yang tepat, menjadi bahan evaluasi
pemasaran dan lain sebagainya.5
Abundance Mindset
Growth Mindset
Agile Approach
5
https://www.sibakua.com/pengertian-digital-mindset-dan-contohnya/
7
Menjadi gesit lebih dari sekadar beradaptasi dengan perubahan. Pada era
digital, kita harus merasa nyaman dengan teknologi, melihat perubahan sebagai
peluang, dan menerima cara kerja yang baru. Comfort with Ambiguity
Explorer's Mind
Collaborative Approach
Kita hidup di dunia yang kompleks dengan tantangan yang tak terduga.
Kompleksitas berarti keragaman pemikiran, pendekatan, dan ide untuk
menyelesaikan masalah, karena pengalaman dan keahlian di masa lalu tidak selalu
merupakan prediktor yang dapat diandalkan di masa depan. Berinovasi dan
menciptakan nilai membutuhkan banyak perspektif dari individu yang berbeda
yang datang dengan beragam pengalaman dan perspektif yang berbeda.
Kolaborasi adalah satu-satunya cara untuk memahami dunia yang kompleks dan
mendefinisikan praktik baru yang berhasil.
6
https://kumparan.com/innovesia-1586749959366194381/karakteristik-digital-mindset-sebagai-
senjata-menghadapi-perubahan-industri-1tEx5H1H7tU/3
8
Embracing Diversity
Digital mindset pada dasarnya berarti melampaui yang jelas dan terlibat
dalam dialog dengan pikiran yang berbeda, dan merangkul ide-ide yang berbeda
bahkan ketika mereka sangat berbeda.
8
Setiap orang adalah inovator. Setiap orang dalam organisasi didorong
untuk secara produktif berinovasi melalui bagaimana tugas, peran, dan
prosesnya dilakukan antara manusia dan teknologi.7
7
https://talentics.id/blog/talentics/talent-assessment-and-selection/membangun-kultur-dengan-
digital-mindset-di-lingkungan-kerja
9
transformasi digital pada prosesnya8. Singkatnya, transformasi digital adalah
tentang sumber daya manusia yang mengubah cara mereka dalam melakukan
pendekatan pada masalah bisnis dan dimana mereka bisa menemukan solusi. 9
1. Pahami bahwa kita bisa karena terbiasa. Tanpa kita sadari, sudah banyak
aktivitas sehari-hari yang beririsan dengan aktivitas dunia kerja yang dapat kita
lakukan dengan bantuan teknologi dan digitalisasi. Artinya, bukan tidak mungkin
membiasakan diri dengan penggunaan teknologi dan digitalisasi di lingkungan
kerja, karena beberapa hal mungkin saja sudah biasa kita lakukan dalam
kehidupan sehari-hari.
8
https://talentics.id/blog/talentics/talent-assessment-and-selection/membangun-kultur-dengan-
digital-mindset-di-lingkungan-kerja
10
9
efisiensi dari pekerjaan yang mereka lakukan dengan pemanfaatan teknologi dan
digitalisasi.10
Pola Pikir Digital Mindset atau pola pikir digital sebagai modal utama
untuk transformasi sebuah organisasi ke arah digital. Pola pikir digital bukanlah
digitalisasi atau otomatisasi atau komputerisasi. Dua hal ini harus dibedakan,
sebab jika tidak dapat dipahami dengan baik maka proyek transformasi akan
tergangu. Bahkan tidak sedikit organisasi, perusahaan atau lembaga pendidikan
yang gagal atau mengalami kelambatan transformasi digital karena tidak dibarengi
digital mindset terhadap semua pihak yang ada di sana.
Penjelasan selanjutnya bahwa pola pikir digital merupakan cara pikir yang
benar yang dapat menjadikan segalanya menjadi efektif dan efisien. Digital
mindset pada prinsipnya adalah sharing resources yang dapat menekan biaya-
biaya yang lain. Yang perlu diperhatikan dalam pola pikir digital ini adalah
perjalanan pelanggan. Jangan sampai perusahaan hanya mementingkan egonya
tanpa melihat pelanggan. Komputerisasi/ digitalisasi/ IT-nisasi merupakan bagian
dari bisnis proses. Jika melakukannya tanpa digital mindset maka akan membuat
berbelit-belit. Selain itu yang terjadi adalah persyaratan yang berulang dan selalu
berulang-ulang yang membosankan.
Tanpa digital mindset juga, SOP yang sudah ada akan dapat mengganggu
kenyamanan, termasuk juga absensi kerja atau lainnya. Kalau sudah menggunakan
10
https://talentics.id/blog/talentics/talent-assessment-and-selection/membangun-kultur-
dengan-digital-mindset-di-lingkungan-kerja
11
digital mindset misalnya ngantor tidak harus pergi ke kantor cukup dengan kerja
di rumah melalui teknologi.11
Pengertian digital mindset yaitu suatu pola pikir yang dilandasari dari
berbagai kemungkinan dapat terjadi dengan pertimbangan-pertimbangan yang
utuh. Proses digital merupakan satu hal yang dapat membuat sumber daya tidak
terbatas. Ini menjadi efektif dan efisien. Digital mindset juga berdampak pada
ekonomi yang efisien, menekan biaya-biaya yang tidak perlu. Produknya sangat
banyak, yaitu semua objek yang dapat didigitalkan dan sarananya yaitu distribusi
aset-aset digital, misalnya via email, medsos, dll.
Dasar konsep ini adalah kita semua terhubung dari satu ke lainnya. Maka
dari hal ini kita harus melakukan sharing. Banyak hal dapat dikerjakan lebih
cepat, lebih murah, lebih efektif, dan ini di antara dasar perlunya digital mindset.
Teknologi itu juga dapat diaudit maka dari itu tidak perlu diragukan lagi untuk
melakukan reformasi digital.
Setiap orang tidak suka dengan kelambatan dan persyaratan yang rumit
untuk pelayanan. Selain itu terkadang pelanggan dikenakan biaya-biaya. Sumber
daya yang tidak perlu dapat dihilangkan dan melahirkan sumber daya yang cepat
dengan biaya yang jauh lebih kecil. Prinsip yang harus dipegang dalam dunia
digital, terutama dalam menjalankan digital mindset adalah pertama kolaborasi,
dan kerjasama.
11
https://www.academia.edu/resource/work/50740601
12
https://www.academia.edu/resource/work/507406
12
Mengintroduksi Digital Mindset
13
https://www.academia.edu/resource/work/78905908
14
https://www.academia.edu/resource/work/78905908
13
Melalui peningkatan digital mindset individu di masyarakat maka akan
dapat mendukung program dengan tingkat relevansi dan urgensi yang tinggi.
Upaya dalam menumbuhkan digital mindset bagi masyarakat secara umum
dilakukan dengan cara pengembangan suatu konsep yang terdiri dari self
regulation.
14
invensi dan inovasi yang akan berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan
negara sesuai dengan cita-cita dalam Pembukaan UUD NRI 1945.15
15
https://www.academia.edu/resource/work/78905908
16
https://www.academia.edu/resource/work/50740601
15
halaman facebook, youtube channel, halaman linkedIn.17Yang mana dulu
kita harus menyebarkannya dengan menggunakan pemasaran tradisional
dimana kita harus membayar dan memanfaatkan audiens orang lain,
misalnya kita mau membuat iklan di suatu majalah, majalah tersebut telah
menumbuhkan audiens. Namun dengan kita memiliki media digital sendiri
seperti situs web , halaman facebook , atau youtube channel, kita bisa
memiliki audiens sesuai yang kita mau . Dengan kata lain di media digital
yang harus kita lakukan adalah menumbuhkan audiens dan kemudian kita
bisa mempertahankannya, dan itulah yang dimaksud disiplin media digital
bukan pemasaran tradisional.
3. Secara pemasaran tradisional kita akan memiliki audiens yang ingin kita
jangkau dengan saluran yang kita gunakan untuk menjangkau audiens kita.
Misalnya, mengiklankan majalah atau di televisi akan menjadi saluran
yang akan kita gunakan untuk menjangkau audiens kita. Tapi di dunia
digital ini dimana setiap orang sudah memiliki media dan di dunia yang
informasi tidak disebarluarkan melalui publikasi atau penyiaran, tetapi
dengan berbagai social media.18
Dan ini harus mendorong kita untuk belajar cepat dan melek teknologi.
Inilah yang disebut Digital Mindset & Behaviour yang pada dasarnya
mengubah mindset kita ke arah digitalisasi, dimana kita bisa mulai dengan
mempelajari istilah-istilah digital yang muncul. Selain mindset, Technical
skill juga perlu dipelajari untuk modal karyawan perusahaan dalam meningkatkan
daya saing kemampuan digital19.
17
https://digitalbisa.id/artikel/digital-mindset-untuk-transformasi-digital-2Rzzu
18
https://digitalbisa.id/artikel/digital-mindset-untuk-transformasi-digital-2Rzzu
16
19
https://www.sabakota.id/teknologi/pr-681503847/apa-digital-mindset-dan-behaviour-itu-apa-
yang-dipelajari
ni mencakup hal-hal seperti Internet of Things (IoT), Data Science, Cyber
Security, Agile Product Management, UI/UX, dan Blockchain.
20
https://www.sabakota.id/teknologi/pr-681503847/apa-digital-mindset-dan-behaviour-itu-apa-
yang-dipelajari
17
diduplikasi dan didistribusikan di seluruh jaringan sistem komputer di blockchain,
dan istilah-istilah digital lainnya21
21
https://www.sabakota.id/teknologi/pr-681503847/apa-digital-mindset-dan-behaviour-itu-apa-
yang-dipelajari
18
Pola pikir digital bukan hanya sekedar kemampuan menggunakan teknologi.
Digital mindset merupakan sikap dan perilaku yang memungkinkan orang dalam
sebuah perusahaan melakukan dan mempercayai bahwa transformasi digital dapat
membantu efisiensi bisnis. 22
Membangun pola pikir digital bukan hanya melihat dari kasat mata apa yang
tampak, tetapi lebih dari itu perusahaan juga membutuhkan penilaian yang jujur
atas aset digital dan sumber daya yang dimiliki. Perusahaan perlu
memperhitungkan seluruh sumber daya secara objektif, menilai kekuatan dan
kelemahan aset, kapabilitas internal, proses, teknologi, hingga manajemen.
22
https://sisi.id/stories/life-at-sisi/5-langkah-terapkan-digital-mindset-untuk-transformasi-digital-
bisnis-anda/
19
Jika bisnis Anda sedang melakukan transformasi digital, tetaplah selalu
melakukan pengembangan dengan melibatkan pemanfaatan teknologi digital
dalam setiap prosesnya. Pemanfaatan teknologi digital pada proses bisnis ini bisa
melalui seluruh proses mulai dari pengembangan, promosi, pemasaran, distribusi,
hingga penghitungan revenue dan evaluasi.23
23
https://sisi.id/stories/life-at-sisi/5-langkah-terapkan-digital-mindset-untuk-transformasi-digital-
bisnis-anda/
24
https://sisi.id/stories/life-at-sisi/5-langkah-terapkan-digital-mindset-untuk-transformasi-digital-
bisnis-anda/
20
Berawal dari cerita menarik tentang seorang David Velez yang ternyata
telah ditanamkan pola pikir (mindset) pengusaha sejak cilik. Ia sejak usia 6 tahun
sudah belajar membantu usaha pabrik kancing orangtuanya di Medellin,
Kolombia. Di usia 12 tahun, ia belajar menabung untuk membeli sapi, dan
akhirnya uangnya berlipat ganda hingga bisa membantu membiayai kuliahnya di
Standford, Amerika Serikat. Lalu siapakah Velez yang kemudian sukses sebagai
pengusaha digital? Dialah pendiri Nubank, sebuah bank digital di Brasil yang
tengah hangat diperbincangkan saat ini.
Apa yang menjadi dasar berpikir dari seorang Velez ialah kepemilikan
mindset pengusaha yang sesuai eranya, yakni era eksponensial bisnis digital.
Pakar psikologi Dweck (2006) mendefinisikan, mindset ialah sekumpulan struktur
pengetahuan yang dibangun atas pengalaman, meliputi cara berpikir dan bertindak
yang sama, dalam menyerap dan memproses informasi. Sementara itu, pakar
digital mindset Benke (2013) menyatakan bahwa digital mindset ialah seperangkat
struktur pengetahuan-pengalaman mental yang terbentuk karena hidup dalam
masyarakat digital yang setiap hari berhubungan dengan teknologi digital. Bathia
(2016) mengategorikan bahwa digital mindset memiliki dua komponen utama,
yakni komponen kognitif dan komponen tindakan. Komponen kognitif mengacu
pada pengetahuan, sedangkan komponen tindakan terkait penerimaan atau
penolakan serta penggunaan teknologi digital. Keputusan tersebut didasarkan pada
komponen kognitif yang dimiliki individu tentang teknologi digital. Selanjutnya,
dalam digital mindset, faktor keyakinan menjadi salah satu faktor yang membuat
seseorang memiliki kemampuan dan kemauan untuk belajar dan menggunakan
teknologi baru (Solberg, 2020). Ciri utama dari individu yang memiliki digital
mindset ialah fleksibilitas dan kemampuan mengadopsi teknologi.
21
Manusia sebagai aktor utama dari transformasi digital harus memiliki
digital mindset sebagai salah satu elemen penting dalam mendorong transformasi
digital. Digital mindset dapat dikembangkan seiring dengan kompetensi
individunya. Bagaimana hubungan digital mindset dengan kesiapan individu
sebagai modal insani? Sebuah penelitian terkini tentang pengukuran kesiapan
pada salah satu industri perbankan yang dilakukan oleh Parapat dan Hendarman
(2021) telah menemukan adanya hubungan yang signifikan antara digital
mindset dan kesiapan modal insani dalam mendukung industri 4.0. Pemerintah
telah menetapkan dan menggaungkan program akselerasi percepatan transformasi
digital 4.0 dan bersiap terhadap ekonomi digital di 2030, dan bahkan Indonesia
Emas pada 2045. Oleh karena itu, meningkatkan digital mindset individu di
masyarakat dalam mendukung program tersebut dinilai memiliki tingkat urgensi
tinggi. Adapun upaya dalam menumbuhkan digital mindset bagi masyarakat
secara umum, dengan mengacu pada konsep Houghton & Neck (2020), dapat
dijabarkan sebagai berikut.
22
Ketiga, self leadership. Dorong diri individu untuk dapat memimpin
dirinya sendiri dalam mengubah mindset dan mengembangkan digital mindset
secara mandiri, optimistis, dan visioner. Menjadi pemain tim kolaborasi, memiliki
kemampuan dalam pengambilan keputusan secara digital, dan mampu menjadi
pemimpin digital untuk dirinya sendiri. Lalu, siapa yang harus berperan dalam
menumbuhkan digital mindset masyarakat secara masif? Hampir semua lini dan
stakeholder harus bergerak bersama melalui pembangunan ekosistem dan budaya
digital, baik pada level mikro pada setiap perusahaan/organisasi, maupun level
messo yakni sosial-masyarakat. Terlebih peran pemerintah selaku sponsor utama
dari program percepatan transformasi digital dan peran institusi pendidikan mulai
usia dini hingga bangku perguruan tinggi.
BAB III
25
https://mediaindonesia.com/humaniora/450321/digital-mindset-sudah-siapkah
23
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Menurut saya digital mindset bukan hanya mengenal teknologi saja tetapi
mindset juga. Hasil dari makalah ini semoga pembaca dapat menambah wawasan
tentang digital mindset.
iii
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sibakua.com/pengertian-digital-mindset-dan-contohnya/
https://kumparan.com/innovesia-1586749959366194381/karakteristik-digital-
mindset-sebagai-senjata-menghadapi-perubahan-industri-1tEx5H1H7tU/3
https://talentics.id/blog/talentics/talent-assessment-and-selection/membangun-
kultur-dengan-digital-mindset-di-lingkungan-kerja
https://www.academia.edu/resource/work/507406
https://www.academia.edu/resource/work/50740601
https://www.academia.edu/resource/work/78905908
https://sisi.id/stories/life-at-sisi/5-langkah-terapkan-digital-mindset-untuk-
transformasi-digital-bisnis-anda/
https://mediaindonesia.com/humaniora/450321/digital-mindset-sudah-siapkah
iv