Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGENALAN DAN PEMAHAMAN TENTANG


DIGITAL MARKETING

Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Digital Marketing yang diampu oleh Bapak
Onni Meirezaldi, S.sos., MM.

DISUSUN OLEH:
Nadia Aulia M 185030200111024
Gabriella Athalia R 185030200111027
Ni Komang Okky 185030200111030

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengenalan
dan Pemahaman tentang Digital Marketing ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Onni Meirezaldi S.Sos., MM pada mata kuliah Digital Marketing. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Onni Meirezaldi S.Sos., MM selaku
Dosen dari mata kuliah Digital Marketing yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami kerjakan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang, 21 Februari 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang............................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3. Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Pengertian dan Konsep Internet of Think sebagai Faktor Pendukung Digital
Marketing...............................................................................................................................3

2.2 Pengertian dan Konsep Digital Marketing......................................................................6

2.3 Manfaat Digital Marketing..............................................................................................8

2.4 Masyarakat Era Digital...................................................................................................9

2.5 Konsumen Era Digital.....................................................................................................9

BAB III PENUTUP.................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan................................................................................................................12

3.2 Saran..........................................................................................................................12

DAFTAR PUSAKA.................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Digital marketing adalah proses pengiklanan yang dikirimkan dengan saluran digital.


Saluran yang dimaksud adalah media sosial, aplikasi mobile, email, mesin
pencari, website, atau saluran digital lainnya (Neil Patel). sederhananya, pemasaran
secara digital juga dapat memiliki arti yaitu segala bentuk produk atau layanan
marketing yang menggunakan perangkat elektronik.

Saat ini, digital marketing merupakan elemen sangat utama yang ada di dalam bisnis.
Sebagian besar merek  memiliki website sendiri atau setidaknya memiliki akun media
sosial untuk memasarkan produk atau jasa perusahaan. Hal ini dilakukan karena pada era
digital seperti sekarang, setiap orang dapat memasarkan produknya kepada siapapun di
seluruh dunia. Konsep pemasaran produk dengan pemanfaatan internet dapat dikatakan
sangat jauh berbeda dibandingkan dengan apa yang sudah dilakukan masyarakat
terdahulu melalui media non-digital (media cetak dan elektronik).

Tidak seperti iklan pada media non-digital (misal: koran dan selebaran brosur),
strategi pemasaran dengan menggunakan media digital khsusunya online dapat diukur
secara tepat atau bahkan real-time. Digital marketing dapat dilakukan melalui berbagai
jalur, seperti iklan di website, media sosial, e-commerce, aplikasi chat, dll. Digital
marketing cocok untuk dimanfaatkan saat ini, karena masyarakat bepergian lebih sering
membawa handphone dibandingkan membawa buku. Apabila peluang tersebut
dimanfaatkan dengan optimal, maka digital marketing dapat digunakan sebagai suatu
strategi pemasaran yang sangat efektif karena strategi pemasaran yang tepat tentu akan
berpengaruh positif terhadap kemajuan bisnis dari suatu perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan konsep dari Internet of Think sebagai faktor pendukung digital
marketing?
2. Apa pengertian dan konsep dari digital marketing?
1
3. Apa manfaat dari digital marketing?
4. Bagaimana masyarakat pada era digital?
5. Bagaimana konsumen pada era digital?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui tentang pengertian dan konsep dari Internet of Think sebagai faktor
pendukung digital marketing.
2. Mengetahui tentang pengertian dan konsep dari digital marketing .
3. Mengetahui tentang manfaat dari digital marketing.
4. Mengetahui wawasan tentang masayarakat pada era digital.
5. Mengetahui wawasan tentang konsumen pada era digital.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Konsep Internet of Think sebagai Faktor Pendukung Digital
Marketing
2.1.1. Pengertian Internet of Things
Internet of things dikatakan sebagai perluasan dari layanan internet kontemporer
untuk dilampirkan di setiap benda dengan konektivitasnya adalah internet yang
dimungkinkan dengan menanamkan sensor, aktuator, atau mikrokontroler dalam
hal-hal yang memfasilitasi internet menjadi lebih luas dan hidup pada benda
tersebut. Fitur terpenting dari Internet of things adalah dapat mengubah suatu objek
menjadi objek pintar dengan menyediakan kemampuan penginderaan, penggerak,
komputasi, dan komunikasi ke objek.

Perangkat tersebut dapat berupa smartphone, laptop, tablet, komputer, smart


TV, kendaraan, peralatan rumah pintar, kunci pintu, perangkat wearable seperti
smartwatch, monitor jantung dan tekanan darah. Perangkat ini menggunakan
sensor dan aktuator untuk mengumpulkan dan bertukar data dari lingkungannya
dengan perangkat lain melalui internet.

Di era saat ini, komputasi yang ada di mana-mana dan konektivitas tanpa batas
tidak lagi menjadi tantangan. Sebelumnya konsep konektivitas dibatasi pada
interaksi antara manusia dan mesin. Tetapi secara bertahap dengan kemajuan
teknologi konektivitas, saat ini seseorang dapat menghubungkan konektivitas
antara apa pun seperti di Internet of Things . Internet adalah tulang punggung
sebenarnya yang telah mengukir jalur untuk komputasi di mana-mana. Ini
memungkinkan komunikasi antar perangkat di seluruh dunia.

Internet of Things dapat didefinisikan sebagai penggunaan internet yang


menjembatani kesenjangan antara berbagai layanan dan hal-hal termasuk manusia.
Sesuai kerangka konseptual tahun 2020, IoT dapat diekspresikan dalam bahasa
matematika sebagai:

IoT = Sensor + Jaringan + Data + Layanan


3
Internet of Things berusaha untuk menyediakan zaman di mana entitas digital dan
fisik akan dapat berkomunikasi dengan lancar untuk menyediakan alat baru dari
aplikasi dan layanan. Internet of things dapat dijelaskan dengan baik dimana dua
himpunan berbeda yaitu Teknologi Informasi (TI) dan Teknologi Operasional (TO)
bersatu membentuk Internet of Things.

Teknologi Informasi terdiri dari hal-hal seperti server, database, dan aplikasi.
Hal-hal ini berjalan di jaringan dan dikendalikan oleh teknologi infromasi.
Teknologi informasi membantu mengamankan konektivitas data dan gadget untuk
kelancaran arus di sekitar organisasi. Di sisi lain, Teknologi Operasional umumnya
berkaitan dengan 'benda' seperti sensor dan perangkat yang terhubung ke mesin
atau beberapa peralatan lainnya. Ini mengawasi perangkat dan proses pada sistem
fisik. Sebelum adanya Internet of things, konsep Teknologi Infomrasi dan
Teknologi Operasional dianggap menjadi tiang terpisah yang bekerja secara
mandiri dan memiliki sedikit persyaratan untuk berinteraksi satu sama lain. Internet
of things telah mengubah paradigma ini sampai batas tertentu dan masih bekerja
untuk mengkolaborasikan IT dan OT menjadi satu konsep. Konsep IoT berfokus
pada dunia yang saling berhubungan di mana setiap "benda" terhubung ke "benda"
apa pun.

Komponen utama dalam Internet Of Things, adalah


1. Sensor
Mengumpulkan informasi adalah langkah pertama dari alur kerja Internet of
things. Sensor digunakan untuk mengumpulkan data dari lingkungan atau objek
yang diukur. Mulai dari perangkat yang dapat dikenakan juga memiliki banyak
sensor yang mengumpulkan data. Sensor mampu mengukur fenomena fisik
seperti suara, panas, tekanan, dll, dan mengubahnya menjadi representasi digital.
Bentuk sensor secara umum, yaitu seperti Pelacak GPS, Sensor suhu, Sensor
kelembaban, Sensor tekanan, Sensor kelembaban, Sensor asap, dan Sensor
Infrared.
2. Gateway
Gateway adalah elemen kunci dalam ekosistem Internet of things. Mereka
mengumpulkan data dari sensor Internet of things dan mengirimkannya ke cloud,

4
dan juga menerima informasi dari cloud dan mengirimkannya ke perangkat.
Gateway seperti jembatan yang menghubungkan perangkat Internet of things
dengan cloud.
3. Cloud / Big data
Cloud disebut sebagai otak Internet of things. Internet of things menghasilkan
sejumlah besar data. Aktivitas seperti penyimpanan dan analisis data berlangsung
di infrastruktur cloud. Cloud disebut sebagai otak Internet of things. Analisis ini
melibatkan interpretasi data mentah untuk menentukan mana yang benar-benar
berharga dan akhirnya memberikan informasi yang berguna bagi pengguna akhir.
4. Antarmuka pengguna (user interface)
Langkah terakhir adalah menyampaikan informasi yang berguna kepada
pengguna akhir yang ditampilkan kepada pengguna akhir berupa data mentah
yang diubah menjadi info atau wawasan yang dapat ditampilkan dalam bentuk
grafik, metrik, ataupun indikator.

2.1.2. Konsep Internet Of Things sebagai faktor pendukung digital marketing


Konsep Internet of Things sebagai faktor pendukung digital marketing, yaitu:
1. Penggunaan big data untuk mengumpulkan informasi pelanggan
Sepanjang perjalanan ini, pemasar digital juga akan memiliki kesempatan untuk
menggunakan big data ini untuk keuntungan mereka. Karena implikasi teknologi
big data pada Internet of things memungkinkan pemasar untuk melihat di mana
pelanggan berada dalam perjalanan pembelian, mereka juga dapat menghasilkan
lebih banyak titik kontak untuk interaksi pelanggan yang positif yang dibantu
oleh sensor pada internet of things. Dengan peningkatan akses ke pelanggan,
pemasar akan dapat menemukan cara baru untuk berkomunikasi dengan mereka
dan dari sudut pandang pemasaran digital, ini sangat membantu dalam
menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang perjalanan pelanggan dari
awal hingga akhir. Misalnya, pemasar dapat melihat kapan minat pelanggan pada
suatu produk dimulai, perjalanan pembelian mereka, hingga titik pembelian.

2. Koneksi IoT dengan cloud membantu dalam meriset pasar

5
Koneksi antara IoT dan cloud, membantu para pemasar digital melakukan analisis
prediktif yang lebih baik dari target pelanggan mereka yang mengembangkan
keinginan dan kebutuhan. Jumlah perangkat yang mendukung Internet of things
di sekitar target market akan memungkinkan pemasar memiliki lebih banyak data
untuk dianalisis. Lonjakan data ini akan memungkinkan pemasar untuk
merampingkan proses mereka dan menjangkau audiens khusus dengan cara baru.

3. Sensor membantu mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan pelanggan


Sensor dalam internet of things membantu pemasar untuk terhubung dengan
pelanggan mereka secara real-time. Ini membantu untuk menargetkan audiens
dengan lebih akurat, dan itu meningkatkan efektivitas kampanye pemasaran. IoT
memungkinkan untuk mengumpulkan berbagai informasi tentang pelanggan yang
akan membantu mengidentifikasi jenis kampanye apa yang harus melibatkan
pelanggan. Berdasarkan data yang terkumpul, pemasar dapat memberikan pesan
yang optimal pada saat yang tepat untuk menyelesaikan perjalanan pembelian. Ini
digunakan oleh pemasar untuk membuat iklan yang lebih relevan juga.

4. Konektivitas membantu menghemat waktu


Di IoT, perangkat pintar apa pun dapat digunakan sebagai saluran untuk
terhubung dengan pelanggan. Jadi setiap produk akan membantu pemasar untuk
terhubung dengan pelanggan dan itu mengarah pada lebih banyak keterlibatan
pelanggan. Biasanya pemasar menghabiskan banyak waktu, dan upaya untuk
mengumpulkan data pelanggan. Tetapi dengan adanya konektivitas dalam
internet of things membantu pemasar menghemat waktu dalam mengumpulkan
dan menganalisis data. Karena saat ini semua orang menginginkan layanan
pelanggan tercepat, dan ini sangat penting bagi setiap pemasar. Dengan bantuan
data real-time, pemasar dapat merespons pelanggan lebih cepat.

2.2 Pengertian dan Konsep Digital Marketing


2.2.1. Pengertian Digital Marketing
Digital marketing adalah kegiatan memasarkan produk secara online baik melalui
media situs web, iklan online, email, aplikasi seluler atau platform online lainnya
untuk dapat menjangkau pelanggan lebih cepat dan luas. Ini lebih luas dari pemasaran
6
pada umumnya karena mencakup semua proses yang terkait dengan pemasaran tanpa
terbatas jarak dan waktu. Tujuan dari digital marketing adalah untuk semakin dekat
dengan pelanggan dan memahami mereka dengan lebih baik, menambah nilai pada
produk, memperluas saluran distribusi, dan meningkatkan penjualan dengan
menjalankan kampanye pemasaran digital menggunakan media digital saluran seperti
pemasaran penelusuran, periklanan online, dan pemasaran afiliasi. Dialog dinamis ini
merupakan inti dari pemasaran yang baik. Pemasaran digital dibangun di atas basis
data (pelanggan dan prospek) dan menciptakan arus komunikasi yang konstan antara
penjual dan antara pelanggan itu sendiri. Ini adalah aliran komunikasi dua arah dan
dapat dikatakan sebagai diskusi berkelanjutan antara pelanggan dan penjual.
Pemasaran digital dapat membantu menciptakan bisnis yang dipimpin pelanggan di
mana pelanggan berpartisipasi, melalui dialog yang konstan, dialog yang dinamis,
mengungkapkan minat, meminta produk dan layanan, menyarankan perbaikan,
memberikan umpan balik secara langsung via media online di mana pada akhirnya
dapat membantu perbaikan dari bisnis tersebut sehingga dapat dikatakan pelanggan
membantu mendorong perluasan dari prospek bisnis itu sendiri.

2.2.2. Konsep Digital Marketing


Dalam digital marketing terdapat struktur yang membantu untuk mengoptinalisasikan
konsep digital marketing tersebut, yaitu:
1. Plan
Sebelum memulai digital marketing, diperlukan rencana yang tepat untuk dapat
membangun pemasaran ini agar dapat mencapai tujuannya. Perencanaan ini dapat
meliputi langkah melalui dasar-dasar pemasaran yang teruji dan tepercaya dari
penelitian pelanggan, segmentasi, pemosisian, dan pengembangan proposisi nilai
produk. Dengan memperhatikan beberapa perencanaan tersebut, sangat mudah
untuk membangun situs web dasar atau kehadiran di jaringan sosial dengan tetap
memikirkan bagaimana hal itu akan mendukung tujuan untuk membangun merek
atau produk.
2. Reach
Langkah ini berarti mulai membangun kesadaran akan merek, produk, dan
layanannya di sisi lain situs web dan di media online lainnya untuk membangun
lalu lintas dengan mengarahkan kunjungan ke berbagai situs online yang dapat
7
dijangkau oleh pelanggan dengan cara mempublikasikan dan mempromosikan
produk dengan menarik agar pelanggan terpusat kepada produk tersebut.
3. Act
Bertindak adalah tentang membujuk pengunjung atau prospek situs untuk
mengambil langkah selanjutnya dalam perjalanan mereka saat mereka pertama
kali menjangkau situs atau jaringan social yang telah dibangun. Ini berkaitan
dengan mempengaruhi pelanggan melalui konten yang relevan, menarik,
inspiratif, dan berguna bagi pelanggan sehingga mereka tidak menekan tombol
kembali dan dapat memicu ke tahapan selanjutnya.
4. Convert
Ini tentang menyampaikan tujuan pemasaran seperti penjelasan produk, harga, dan
promosi produk untuk membentuk hubungan yang akan menghasilkan nilai
komersial untuk bisnis sehingga dapat mendorong konversi penjualan produk.
5. Engage
Disini perlu membangun hubungan pelanggan yang lebih dalam dari waktu ke
waktu untuk mencapai tujuan retensi utnuk keberlangsungan bisnis. Mendorong
pemasaran media sosial, bukti social atau testimoni, penjualan berulang, dan
rekomendasi merupakan kunci untuk mendorong pelanggan yang senang dan
kesetiaan pelanggan.

8
2.3 Manfaat Digital Marketing
Terdapat 5 manfaat luas dari digital marketing, yaitu:
1. Dapat meningkatkan penjualan yang dicapai melalui distribusi yang lebih luas
kepada pelanggan yang tidak dapat dilayani secara offline atau mungkin
melalui rangkaian produk yang lebih luas dibandingkan di toko lain.
2. Penambahan nilai tambah dari pelanggan yang dicapai dengan memberi
pelanggan manfaat tambahan secara online atau menginformasikan
pengembangan produk melalui dialog dan umpan balik online.
3. Lebih dekat dengan pelanggan ini menciptakan dialog dua arah melalui situs
web, formulir email maupun polling untuk melakukan riset pasar online
melalui survei formal untuk mempelajari kebutuhan dan keinginan pelanggan.
4. Menghemat biaya yang dapat dicapai melalui komunikasi, transaksi penjualan
dan layanan via online dan dengan pengurangan biaya cetak dan sewa.
5. Memperluas kekuatan merek secara online dengan memperluas kesadaran dan
jangkauan merek yang dapat mendorong peningkatan konversi penjualan dari
merek tersebut baik via online maupun offline.

2.4 Masyarakat Era Digital


9
Adanya perubahan dari era non digital menjadi era digital tentunya juga
menimbulkan perubahan perilaku terhadap masyarakat. Sebelum era digital, masyarakat
melakukan salah satu aktivitasnya yaitu aktivitas jual beli dengan sistem tradisional
(pergi ke tempat jual beli secara langsung dan membayar dengan uang tunai). Pada era
digital, perilaku masyarakat berubah. Masyarakat beradaptasi dengan situasi dan kondisi
dimana segala sesuatunya menjadi serba online.
Hal ini tentunya membuat sistem dan pasar dari aktivitas jual beli masyarakat juga
berubah. Pada awalnya aktivitas jual beli yang menggunakan sistem tradisional
kemudian berubah menjadi sistem online (transaksi dan pembayaran aktivitas jual beli
dapat dilakukan jarak jauh melalui gadget dan internet). Pasar juga berkembang menjadi
pasar elektronik menyesuaikan tren dan mengikuti apa yang paling diminati konsumen
(munculnya platform bisnis online di instagram, facebook, dan twitter serta munculnya
e-commerce seperti shopee, tokopedia, blibli, sociolla, dll).

2.5 Konsumen Era Digital


Lingkaran sosial telah menjadi sumber pengaruh utama dalam masyarakat saat ini.
Konsumen atau pelanggan cenderung mengikuti jejak rekan-rekan mereka saat
memutuskan akan memilih suatu merek. Seolah-olah pelanggan melindungi diri mereka
dari klaim merek palsu dan ekspektasi yang tidak terbukti dari brand campaign dengan
menggunakan lingkaran sosial mereka untuk membangu perlindungan dan sebagai
antisipasi. Memahami konsumen atau pelanggan adalah dasar untuk pemasaran yang
sukses. Pelanggan online juga memiliki sikap yang berbeda terhadap cara memperoleh
informasi dan cara membeli secara online. Beberapa tipe perubahan konsumen yang
terjadi pada era digital, yaitu:

 Dari Individu ke Sosial


Konsumen biasanya didorong oleh preferensi individu serta keinginan akan kesesuaian
sosial saat menentukan keputusan pembelian. Tingkat kepentingan masing-masing dari
kedua faktor ini bervariasi dari satu orang ke orang lainnya. Hal ini juga bervariasi di
berbagai industri dan kategori. Saat ini, sebagian besar keputusan pembelian pribadi pada
dasarnya adalah keputusan sosial. Pelanggan melakukan interaksi dengan melakukan
komunikasi antara satu dengan yang lain tentang suatu perusahaan dan merek. Pelanggan
10
bukan lagi target pasif tetapi menjadi media komunikasi yang aktif menurut sudut
pandang komunikasi pemasaran. Contohnya seperti merek produk kecantikan Sephora,
ternyata Sephora telah membangun komunitas media sosial dimana semua konten yang
dihasilkan komunitas dimuat ke dalam platform Beauty Talk. Melalui platform Beauty
Talk, pelanggan dapat mencoba berkonsultasi tentang semua merek atau produk yang
diperjualbelikan oleh Sephora dengan anggota komunitas lainnya.

 Dari Vertikal menjadi Horizontal


Konsep kepercayaan pelanggan tidak lagi vertikal tetapi sekarang berubah menjadi
horizontal. Dahulu, konsumen sangat mudah terpengaruh oleh marketing campaign
(contoh: iklan). Akan tetapi, terdapat banyak penelitian terbaru di berbagai industri saat
ini yang menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen atau pelanggan lebih percaya
pada f-factors atau friends (teman) & family (keluarga) dibandingkan komunikasi
pemasaran yang dibuat oleh perusahaan suatu produk maupun jasa. Sebagian besar
konsumen lebih memercayai dan mengikuti orang asing menggunakan produk atau jasa
yang sama. Biasanya media sosial digunakan untuk saling meminta dan memberikan
nasihat kepada orang asing sesama pengguna produk atau jasa yang digunakan pada
media sosial. Dalam beberapa tahun terakhir, tren tersebut telah mendorong pertumbuhan
sistem communal rating seperti TripAdvisor, Female Daily, dan Sociolla. Dengan
adanya perilaku konsumen pada era digital saat ini, perusahaan harus beradaptasi terkait
komunikasi antara konsumen dengan merek tidak lagi vertikal, tetapi harus horizontal.
Pelanggan harus dianggap sebagai rekan dan teman merek. Merek suatu perusahaan
harus dapat mendeskripsikan karakter aslinya dan jujur tentang value aslinya. Dengan
demikian suatu merek akan dapat dipercaya oleh konsumen pada era digital saat ini.

 Dari Eksklusif menjadi Inklusif


Menjadi masyrakat yang inklusif bukanlah tentang menjadi serupa atau seragam, akan
tetapi memiliki arti tentang hidup yang tetap harmonis meski ada perbedaan. Di era
digital khususnya pada dunia online, media sosial telah meredefinisikan bagaimana cara
orang berinteraksi terhadap satu sama lain. Hal tersebut memungkinkan orang untuk
membangun hubungan tanpa hambatan geografis dan demografis. Hal ini juga memiliki
sisi positif karena terciptanya kolaborasi global dalam inovasi. Media sosial pada era
digital saat ini mendorong inklusivitas sosial dan membuat orang merasa memiliki
11
komunitas mereka sendiri. Inklusivitas sosial terjadi tidak hanya secara online tetapi juga
offline. Inklusivitas sosial juga dapat muncul dalam bentuk perdagangan yang adil,
keberagaman pekerjaan, dan pemberdayaan perempuan. Praktik-praktik ini mencakup
perbedaan manusia dari segi lintas gender, ras, dan status ekonomi. Contohnya seperti
merek The Body Shop, saat ini The Body Shop sedang membangun komitmen yang kuat
terhadap inklusivitas sosial dengan menonjolkan nilai-nilai seperti "dukung perdagangan
komunitas" dan program seperti "hentikan kekerasan di rumah." Komitmen yang
dilakukan The Body Shop ini merupakan salah satu upaya dalam mendapatkan
kepercayaan konsumen.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Internet of things adalah layanan internet yang dilampirkan pada benda dengan
menanamkan sensor, aktuator, atau mikrokontroler dalam hal-hal yang memfasilitasi
internet menjadi lebih luas dan hidup pada benda tersebut. Konsep internet of things
sebagai faktor pendukung digital marketing yaitu penggunaan big data untuk
mengumpulkan informasi pelanggan, koneksi IoT dengan cloud membantu dalam
meriset pasar, Sensor membantu mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan
pelanggan, dan Konektivitas membantu menghemat waktu. Pengertian digital
marketing adalah kegiatan memasarkan produk secara online baik melalui media situs
web, iklan online, email, aplikasi seluler atau platform online lainnya untuk dapat
menjangkau pelanggan lebih cepat dan luas. Adapun konsumen di era digital yaitu
dari individu ke social, dari vertical menjadi horizontal, dan dari eksklusif menjadi
inklusif.
12
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan mampu memberikan wawasan kepada
pembaca tentang Digital Marketing yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan
sehingga menambah wawasan mengenai Internet of Things, Digital Marketing,
manfaat Digital Marketing, masyarakat di era digital, dan juga konsumen di era
digital.

DAFTAR PUSAKA

 Smith, P.R. Chaffey, Dave. Digital Marketing Excellence Planning, Optimazing and
Integrating Online Marketing 5th Edition. New York: Routledge
 Kotler, Philip. Kartajaya, Hermawan. Setiawan, Iwan. Marketing 4.0 Moving from
Traditional to Digital Marketing. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
 Smith, P.R. Chaffey, Dave. 2017. Digital Marketing Excellence: Planning,
Optimizing and Integrating Online Marketing. Routledge
 Shaki, Kashish Ara. Alam, Mansaf. 2020. Internet of Things (IoT): Concepts and
Applications. Springer Nature.
 Digital Marketing Institue. 2018. How the Internet of Things Is Disrupting Digital
Marketing. https://digitalmarketinginstitute.com/blog/how-the-internet-of-things-is-
disrupting-digital-marketing diakses pada 20 February 2021.

13
 Rajanarthagi. 2020. What is IoT? & Role of IoT in digital marketing.
https://gecdesigns.com/blog/role-of-iot-in-digital-marketing diakses pada 20 February
2021

14

Anda mungkin juga menyukai