Anda di halaman 1dari 13

Analisis Financial Technology

DOSEN PENGAMPU:

Nindya Dewi R., SE., M.B.A.

DISUSUN OLEH:

Kelompok 2

1. Anandi Sihotang (213304020190)


2. Andrian N.P. Lumban Gaol (213304020313)
3. Ide Tria Nita Br Ginting (213304020307)
4. Tiffani Titanniya. B (213304020487)
5. Winda Revalina Simamarta (213304020640)

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

2022

[Ekonomi Digital] Page 1


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Financial Technology ......................................................................... 4
2.2 Sejarah Financial Technology .............................................................................. 4
2.3 Jenis-Jenis Financial Technology ......................................................................... 6
2.4 Contoh-Contoh Perusahan FinTech di Indonesia ................................................. 7
2.5 Kelebihan dan Kekurangan FinTech .................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

[Ekonomi Digital] Page 2


LATAR BELAKANG

Saat ini teknologi bidang ekonomi dan pendanaan semakin meningkat. semuanya bisa
dilakukan dengan tangan dan gadget. Seperti halnya mengecek bunga deposito, bertransaksi
secara online, transfer dengan aplikasi mobile banking dan lain sebagainya. Kini, ada juga
yang tengah populer dengan sebutan fintech atau singkatan dari financial technology. Fintech
sangat populer di kalangan media dan bagi mereka yang aktif di bidang teknologi.
Perusahaan start-up juga menggunakan fintech ketika berurusan dengan keuangan baik
transfer atau yang lainnya. Jadi, bisa dibilang fintech sendiri merupakan penggabungan antara
teknologi dan sistem keuangan. Namun, hadirnya fintech harus dimaknai berbeda oleh pelaku
di sektor perbankan. Bahwa di era ekonomi digital, inovasi perbankan dalam pelayanan
terhadap konsumen harus menjadi sebuah tolak ukur penting yang harus disediakan oleh
perbankan. Di sektor perbankan, inovasi-inovasi yang terjadi masih sangat lambat jika
dibandingkan dengan inovasi-inovasi yang dilakukan di sektor lain. Sebagai contoh, ATM
adalah inovasi yang dilahirkan di tahun 1960 an, Online banking adalah inovasi yang
dilahirkan di tahun 1990 an. Derivasi keuangan mungkin lahir dengan cepat sebagai inovasi
di era 2000 an, namun hal inilah yang menjadi salah satu trigger atau penyebab krisis
perbankan di Amerika Serika di tahun 2008. Artinya, inovasi di sektor perbankan belum
optimal di era saat ini sehingga memunculkan para pemain-pemain baru yang melihat
peluang bisnis di sektor keuangan. Atau dengan kata lain, fintech hadir untuk mengisi
kekosongan inovasi dalam sistem keuangan konvensional. Inovasi-inovasi keuangan
sebenarnya telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang tidak berbasis keuangan.
Sebagai contoh, di Amerika Serikat, Facebook sudah memberikan fitur transfer uang dengan
fitur facebook messenger. Selanjutnya, Amazon melakukan inovasi dalam pemberian kredit
bagi mahasiswa (student loans). ALIBABA, salah satu perusahaan tiongkok terbesar
memiliki inovasi dalam teknologi keuangan dengan nama Alipay yang berfungsi menyerupai
PayPal. Bahkan di Tiongkok, pengiriman angpaw (amplop merah) dilakukan dengan fintech
bernama tencent’s wechat. Artinya, inovasi-inovasi keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang tidak berbasis keuangan (perbankan) menunjukan dinamisnya
pengembangan inovasi yang mereka lakukan. Sehingga, jika perbankan tidak melakukan
inovasi tersebut maka kemungkinan besar perbankan konvensional akan kehilangan porsinya
dalam sistem keuangan dan berakhir dengan kebankrutan. Fintech hadir dengan konsep
teknologi yang matang. Bahkan dengan teknologi yang mereka berikan, dapat
meminimumkan biaya operasional yang dibebankan. Mereka pun tidak membutuhkan sebuah
gedung dengan biaya maintenance yang tinggi, karena bisnis yang dilakukan benar-benar bisa
efisien dan mengurangi biaya. Oleh karena itu, berbisnis di era saat ini perlu lebih efisien dan
efektif khususnya dalam menjaga biaya operasional tetap rendah. Dapat kita bisa bayangkan,
bagaimana pelayanan yang diberikan oleh fintech dapat dengan sangat mudah di akses oleh

[Ekonomi Digital] Page 3


konsumen. Sebagai contoh, aplikasi keuangan untuk pinjaman uang dengan fintech hanya
perlu waktu 10 menit dan dengan prosedur yang sangat mudah.

2.1 Pengertian Financial Technology


Fintech merupakan salah satu alternatif berinvestasi yang menghadirkan pilihan untuk
mengakses layanan jasa keuangan secara praktis, efisien, nyaman, dan
ekonomis. Keberadaan FinTech sangat memengaruhi gaya hidup masyarakat ekonomi.
Perpaduan antara efektivitas dan teknologi memiliki dampak positif bagi masyarakat pada
umumnya.
Perkembangan pengguna Fintech juga terus berkembang dari tahun ke tahun.
Bersumber pada World Bank pengguna Fintech yang awalnya 7% di tahun 2007,
berkembang menjadi 20% di tahun 2011, kemudian meningkat menjadi 36% di tahun 2014,
dan di tahun 2017 kemarin sudah menginjak angka 78% atau tercatat sebanyak 135-140
perusahaan, dengan total nilai transaksi FinTech di Indonesia pada tahun 2017 tersebut
diperkirakan mencapai Rp 202,77 Triliun.
2.2 Sejarah Financial Technology

Walaupun istilah Fintech baru muncul setelah Teknologi Informasi berkembang, namun
sebenarnya cikal bakal FinTech telah dapat dilacak sejak ratusan tahun yang lalu. Evolusi
teknologi keuangan telah berkembang sejak lama dan dapat diringkas dengan berikut :
 Fintech 1.0
Awal mula fintech adalah tahun 1866, saat kabel telegraf transatlantik pertama kali
dipasang. Kabel ini memungkinkan adanya globalisasi sejak tahun 1866 hingga 1913.
Lima tahun setelahnya, pada tahun 1918, muncul sistem pengiriman uang elektronik
bernama Fedwire. Tahun 1950-an, terjadi perubahan besar pengiriman uang dengan
munculnya kartu kredit.
 Fintech 2.0
Perkembangan fintech periode selanjutnya ditandai dengan munculnya anjungan tunai
mandiri (ATM) pada tahun 1967. Perkembangan fintech juga ditandai dengan
perkembangan internet dan komputer. Karena berkembangnya internet, e-commerce
mulai banyak bermunculan di tahun 90-an. Selain itu, mulai muncul banyak layanan
internet banking dan situs penjualan saham online. Era ini berhenti saat terjadi krisis
ekonomi pada tahun 2008.
 Fintech 3.0
Setelah tahun 2008, perkembangan fintech masuk ke masa selanjutnya. Sejak krisis
ekonomi tahun 2008, banyak orang yang tidak percaya pada perbankan tradisional.
Celah ini dimanfaatkan oleh banyak orang untuk menciptakan startup jasa layanan
keuangan, seperti jasa pembayaran online, crowdfunding, pinjaman online, dan lain-
[Ekonomi Digital] Page 4
lain. Pada tahun 2009, juga muncul Bitcoin sebagai alternatif investasi. Era ini juga
didorong oleh munculnya ponsel pintar yang memungkinkan penggunaan mobile
banking di awal dekade 2000-an.

Berdasarkan laporan dari Accenture menyampaikan bahwa fintech merupakan salah satu
sektor ekonomi dengan pertumbuhan tercepat. Investasi dalam industri ini telah mencapai
USD12,2 miliar di tahun 2014 sementara di tahun 2008 baru mencapai USD930 juta (KPMG
2016; Saksanova dan Merlino 2017). Indonesia dilaporkan sebagai salah satu negara di
kawasan Asia dengan pertumbuhan pasar fintech yang cukup tinggi.

Pertumbuhan pasar fintech di Indonesia mencapai 1.842 persen dari USD1,82 juta tahun
2013 menjadi USD35,35 juta di tahun 2016. Bahkan pasar fintech Indonesia lebih tinggi
dibandingkan Malaysia yang hanya USD8,29 juta dan Thailand USD3,72 juta. Pergeseran
perilaku masyarakat Indonesia pada aspek layanan digital serta tingginya penetrasi pengguna
internet dan smartphone menjadi salah satu pemicu pesatnya perkembangan fintech di
Indonesia. Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) mencatat terdapat 144 start-up fintech yang
telah bergabung. Dari berbagai jenis layanan fintech tersebut, skema yang berkontribusi
paling besar dan dengan pertumbuhan tertinggi di Indonesia ialah peer to peer (p2p) business
lending. Dimana aktivitas ini pada tahun 2015 hanya meraup pasar sebesar USD0,11 juta dan
tumbuh pesat sebesar USD21,65 juta di tahun 2016. Berdasarkan laporan OJK periode Juni
2018 terkait ikhtisar keuangan fintech (peer to peer lending) bahwa jumlah lender pada bulan
Mei 2018 sebesar 199.539 akun atau meningkat sebesar 72 persen dari Bulan Januari 2018.
Sementara itu akun borrower meningkat 461 persen dari 330.154 akun di bulan Januari 2018
menjadi 1.850.632 akun di bulan Mei 2018. Adapun akumulasi pinjaman pada Bulan Mei
sebesar Rp6,16 triliun atau meningkat 105 persen dari Bulan Januari dengan ratarata nilai
pinjaman yang disalurkan sebesar Rp94.050.384 dan angka pinjaman terkecil sebesar
Rp5.000. Lalu yang menjadi pertanyaan selanjutnya ialah, apakah keberadaan fintech ini
menjadi ancaman bagi lembaga konvensional yang ada saat ini?. Baik fintech maupun

[Ekonomi Digital] Page 5


lembaga keuangan konvensional memiliki model bisnis yang berbeda yang apabila bersinergi
akan menguatkan ekonomi nasional. Adapun sasaran layanan p2p lending adalah segmen
usaha kecil-menengah (UKM) yang memiliki kapasitas untuk berkembang namun kurang
pendanaan dan belum layak untuk mendapatkan kredit bank. Dimana p2p lending berperan
sebagai jembatan bagi kelompok ini untuk bertumbuh. Semakin banyak nasabah p2p lending
yang lulus dari tahap creditworthy ke bankworthy, maka segmen perbankan pun otomatis
akan tumbuh. Berikut contoh baik sinergi perbankan dan fintech dapat dilihat di Cina di mana
sektor perbankan dan industri tekfin p2p lending-nya dapat berkembang bersama. Terlihat
dalam gambar 5 bahwa layanan p2p lending di negara Cina dilaporkan tumbuh pesat antara
periode 2011-2016 dan di saat yang bersamaan kredit perbankan pun tumbuh dua kali lipat.

2.3 Jenis-Jenis Financial Technology


Di Indonesia, hadirnya Fintech telah membantu masyarakat menyelesaikan berbagai
masalah. Berikut beberapa jenis-jenis Fintech yang sedang berkembang dan memberikan
solusi finansial bagi masyarakat Indonesia:
1. Crowdfunding
Crowdfunding atau penggalangan dana merupakan salah satu model Fintech yang sedang
populer di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dengan adanya teknologi ini, masyarakat
dapat menggalang dana atau berdonasi untuk suatu inisiatif atau program sosial yang mereka
pedulikan. Salah satu contohya adalah penggalangan dana untuk membangun Pesawat R80
yang didesain oleh BJ Habibie. Contoh start-up FinTech dengan model crowdfunding yang
kini tengah populer di Indonesia adalah KitaBisa.com
2. Microfinancing
Microfinancing adalah salah satu layanan Fintech yang menyediakan layanan keuangan
bagi masyarakat kelas menengah ke bawah untuk membantu kehidupan dan keuangan
mereka sehari-hari. Karena masyarakat dari golongan ekonomi ini kebanyakan tidak
memiliki akses ke institusi perbankan, maka mereka pun mengalami kesulitan untuk
memperoleh modal usaha guna mengembangkan usaha atau mata pencaharian
mereka. Microfinancing berusaha menjembatani permasalahan tersebut dengan menyalurkan
secara langsung modal usaha dari pemberi pinjaman kepada calon peminjam. Sistem bisnis
dirancang agar return bernilai kompetitif bagi pemberi pinjaman, namun tetap attainable bagi
peminjamnya. Salah satu startup yang bergerak dalam bidang microfinancing ini adalah
Amartha yang menghubungkan pengusaha mikro di pedesaan dengan pemodal secara online.
3. P2P Lending Service
Jenis ini lebih dikenal sebagai Fintech untuk peminjaman uang. Fintech ini membantu
masyarakat yang membutuhkan akses keuangan untuk memenuhi kebutuhan.
Dengan Fintech ini, konsumen dapat meminjam uang dengan lebih mudah untuk memenuhi
berbagai kebutuhan hidup tanpa harus melalui proses berbelit-belit yang sering ditemui di
[Ekonomi Digital] Page 6
bank konvensional. Salah satu contoh dari Fintech yang bergerak dalam bidang peminjaman
uang ini adalah AwanTunai, sebuah startup yang memberikan fasilitas cicilan digital dengan
aman
4. Market Comparison
Dengan Fintech ini, kita dapat membandingkan macam-macam produk keuangan dari
berbagai penyedia jasa keuangan. Fintech juga dapat berfungsi sebagai perencana finansial.
Dengan bantuan Fintech, penggunanya dapat mendapatkan beberapa pilihan investasi untuk
kebutuhan masa depan hingga 4 persen dari pihak investor.
5. Digital Payment System
Fintech ini bergerak di bidang penyediaan layanan berupa pembayaran semua tagihan
seperti pulsa & pascabayar, kartu kredit, atau token listrik PLN. Salah satu
contoh FinTech yang bergerak dalam digital payment system ini adalah Payfazz yang
berbasis keagenan untuk membantu masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tidak
memiliki akses ke bank, untuk melakukan pembayaran berbagai macam tagihan setiap
bulannya.
2.4 Contoh-Contoh Perusahaan Fintech Di Indonesia
Saat ini, perusahaan Fintech Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hanya
dalam beberapa tahun saja peusahaan Fintech yang ada di Indonesia sudah sangat banyak.
Oleh karena itu, pihak IDC financial highlights terus melakukan pengamatan untuk menilai
kualitas perusahaan-perusahaan FinTech di Indonesia. Beberapa aspek yang menjadi
pertimbangan yaitu pasar yang dituju, investasi yang diperoleh, adopsi pengguna, pemasaran,
dan peluang mereka untuk bertahan.
Berikut ini adalah perusahaan-perusahaan Fintech Indonesia yang paling populer dan
mengalami pertumbuhan cepat menurut IDC financial highlights. Perusahaan-perusahaan ini
juga sudah terdaftar di Otorisasi Jasa Keuangan (OJK), sehingga kredibilitas dari perusahaan
tidak perlu diragukan lagi.
1. Ajaib
Contoh perusahaan fintech Indonesia yang pertama adalah Modalku, platform peer-to-peer
lending yang memungkinkan para pemilik (UKM) mampu mengajukan pinjaman sebesar 50
juta hingga 500 juta rupiah dalam kurun waktu tiga sampai dua belas bulan. Apabila
permohonan peminjaman tersebut di ACC, maka pengajuan tersebut akan ditampilkan di
situs Modalku. Hal ini bertujuan agar para calon pemberi pinjaman atau investor dapat
melihat kebutuhan para pelaku UKM.
Apabila jumlah pinjaman yang diharapkan oleh pemilik UKM berhasil terpenuhi dalam
rentang waktu yang sudah ditetapkan, maka pihak Modalku akan segera melakukan pencairan
dana. Sesuai dengan kesepakatan yang sudah disepakati di awal, pihak Modalku akan

[Ekonomi Digital] Page 7


menarik komisi sebesar 3 persen dari peminjam dan 3 2016 dan telah menerima pendanaan
Seri B di 2018 senilai 25 juta dolar.
2. Kredivo
Kredivo adalah contoh fintech di Indonesia dengan konsep pinjaman tanpa kartu kredit
dengan proses pendaftaran serta pencairan dana yang cepat. Startup pinjaman online ini
menawarkan kemudahan dalam berbelanja tanpa kartu kredit di beberapa situs e-commerce
dan gerai populer seperti gerai gadget dan elektronik, fashion, perlengkapan rumah hingga
gerai yang menawarkan jasa. Kredivo juga menawarkan kemudahan dalam pinjaman tunai
dengan bunga terendah dibandingkan perusahaan sejenis.
Pada tanggal 25 Juli 2018, Kredivo mengumumkan bahwa mereka telah mendapat pendanaan
Seri B dengan nilai US$30 juta (sekitar Rp435 miliar). Investor startup yang turut
berpartisipasi dalam pendanaan ini antara lain Alpha JWC Ventures, Jungle Ventures,
Openspace Ventures, GMO Venture Partners, dan 500 Startups.
3. Modalku
Contoh perusahaan fintech Indonesia berikutnya adalah Modalku, platform peer-to-peer
lending yang memungkinkan para pemilik (UKM) mampu mengajukan pinjaman sebesar 50
juta hingga 500 juta rupiah dalam kurun waktu tiga sampai dua belas bulan. Apabila
permohonan peminjaman tersebut di ACC, maka pengajuan tersebut akan ditampilkan di
situs Modalku. Hal ini bertujuan agar para calon pemberi pinjaman atau investor dapat
melihat kebutuhan para pelaku UKM.
Apabila jumlah pinjaman yang diharapkan oleh pemilik UKM berhasil terpenuhi dalam
rentang waktu yang sudah ditetapkan, maka pihak Modalku akan segera melakukan pencairan
dana. Sesuai dengan kesepakatan yang sudah disepakati di awal, pihak Modalku akan
menarik komisi sebesar 3 persen dari peminjam dan 3 hingga 4 persen dari pihak investor.
Situs Modalku mulai diluncurkan pada bulan Januari 2016 dan telah menerima pendanaan
Seri B di 2018 senilai US$25 juta.
4. OnlinePajak
OnlinePajak adalah fintech berbentuk aplikasi yang memudahkan pebisnis dalam melakukan
transaksi, mengelola payroll, hingga melakukan kewajiban pajak seperti hitung, setor, dan
lapor pajak perusahaan.
Contoh fintech Indonesia yang berdiri pada tahun 2014 ini telah masuk ke dalam daftar
startup unicorn. Dilansir dari Bisnis.com, valuasi OnlinePajak mencapai US$1,7 miliar atau
sekitar Rp24,75 triliun pada Juli 2021.
5. OVO
OVO bisa dikatakan menjadi kompetitor kuat bagi GO-PAY. Bagaimana tidak, saat ini
banyak “perang cashback” antara OVO dan GO-PAY di beberapa merchant di Indonesia.
OVO sama halnya seperti GO-PAY adalah aplikasi dompet digital yang memudahkan

[Ekonomi Digital] Page 8


penggunanya melakukan transaksi secara non-tunai. Dengan promo yang memikat
pelanggan, salah satu perusahaan fintech terbesar di Indonesia ini juga bekerjasama dengan
banyak merchant bahkan sudah bekerja sama dengan lebih dari 200.000 UKM yang tersebar
di Indonesia.
OVO berada di bawah LIPPO GROUP dengan Albert Lucius sebagai Chief Product
Officernya. Albert Lucius mengatakan, selain untuk pembayaran nontunai, cakupan layanan
OVO juga telah diperluas meliputi Paylater (untuk transaksi di Tokopedia) dan pinjaman
modal usaha dan semua layanan ini telah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan.
6. GO-PAY
Untuk mendukung berbagai layanan yang dimiliki oleh aplikasi on demand GO-JEK, pihak
GO-JEK akhirnya membuat sebuah layanan bernama GO-PAY untuk mendukung layanan
pembayaran nontunai. Awalnya, GO-PAY sendiri memilki nama GO-JEK credit dan baru
berubah nama setelah satu tahun kemudian. Saat ini, GO-PAY juga telah mengakuisisi
PonselPay yang merupakan sebuah perusahaan pemilik lisensi e-money untuk mendukung
operasionalnya.
Saat ini mayoritas pengguna GO-JEK sudah memanfaatkan layanan ini dikarenakan
pelanggan banyak dimanjakan dengan berbagai diskon dan hadiah yang cukup menggiurkan
dan dapat ditukar dengan poin yang diperolah. Tak hanya itu, saat ini GO-PAY tidak hanya
dapat digunakan sebagai alat transaksi dalam aplikasi GO-JEK saja, melainkan juga sudah
dilengkapi dengan beberapa fitur seperti transfer saldo, penarikan tunai, dan juga untuk
bertransaksi di berbagai merchant dalam waktu dekat ini.

7. DANA
Contoh perusahaan fintech berikutnya adalah Dana. Perusahaan ini merupakan layanan
keuangan digital yang berbasis di Jakarta, Indonesia, dan didirikan sejak tahun 2018.
DANA telah terdaftar di Bank Indonesia dengan memiliki empat lisensi, di antaranya sebagai
uang elektronik, dompet digital, dan Likuiditas Keuangan Digital (LKD), dan untuk kirim
uang.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Financial Technology


Meskipun FinTech memudahkan masyarakat untuk bertransaksi dan memiliki banyak
manfaat. FinTech juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dari FinTech:

 Mudah dalam Melayani Konsumen Bagi perusahaan yang ikut dalam memanfaatkan
teknologi keuangan ini akan memperoleh kemudahan dalam melayani konsumen.
Perusahaan cukup memberikan konektivitas seluler untuk mengakses semua jenis
layanan ke konsumen. Sementara bagi konsumen dengan adanya fintech ini akan
[Ekonomi Digital] Page 9
memperoleh kemudahan dalam memperoleh layanan keuangan. Mereka dapat
mengakses dan melakukan transaksi sendiri lewat smartphone atau tablet yang
dimiliki.
 Informasi Cepat

Dengan adanya fintech sangat membantu mendapatkan informasi dengan cepat.


Fintech menjamin keamanan uang karena membatasi paparan informasi untuk orang
lain. Informasi ini berhubungan dengan investasi.

 Keamanan Terjamin

Fintech memiliki metode keamanan terbaru sehingga sangat menjamin data pelanggan
tetap aman. Opsi terbaru untuk keamanan yang digunakan fintech yaitu data
biometrik, tokenization, enkripsi.

 Proses Cepat

Fintech memberikan proses pelayanan keuangan yang sangat cepat. Seperti proses
dokumentasi keuangan, proses pinjaman, atau validasi skor kredit. Proses-proses ini
lebih cepat dan sangat efisien.

 Pelayanan Efisien

Fintech membuat konsumen bisa menikmati pelayanan keuangan yang lebih nyaman
dan efisien. Aplikasi fintech sangat membantu dalam mengontrol keuangan. Di
aplikasi ini dilengkapi dengan jadwal pemberitahuan tentang pembayaran tagihan.
Anda bisa mengontrol keseimbangan uang Anda antara uang masuk dengan uang
keluar.

Kekurangan Financial Technology :

 Wajib Terkoneksi Internet

Bagi pengusaha yang baru mulai merintis memerlukan biaya yang besar untuk
memulai usahanya karena untuk mendapatkan pelayanan teknologi keuangan ini.
Pengusaha harus menyediakan fasilitas komputer, tablet, atau smartphone yang sudah
terhubung dengan internet. Layanan teknologi keuangan ini hanya bisa diakses
dengan jaringan internet. Jika berada di wilayah yang belum memiliki internet, Anda
tidak akan bisa mengakses layanan keuangan ini.

[Ekonomi Digital] Page 10


 Hanya Menjangkau Pebisnis yang Melek Internet

Layanan teknologi keuangan belum bisa dinikmati semua kalangan, terutama bagi
masyarakat yang belum mendapatkan akses internet dan belum menerima informasi
tentang teknologi keuangan.

 Rawan Penipuan

Meskipun salah satu kelebihan layanan fintech ini memiliki tingkat keamanan yang
tinggi, tetapi masih rawan terhadap penipuan. Masih banyak iming-iming yang
menawarkan kepada konsumen dengan keuntungan yang lebih besar.

 Biaya Tinggi

Biaya bunga pinjaman yang ditawarkan fintech lebih tinggi dibandingkan dengan
biaya bunga keuangan tradisional. Ini bisa dijadikan pertimbangan sebelum memilih
layanan keuangan ini.

2.6 Manfaat FinTech Dikehidupan Masyarakat


1. Fintech dapat meningkatkan perkembangan start up
Munculnya fintech menjadi bukti bahwa semakin banyak startup atau perusahaan baru
yang bergerak atau berbisnis dalam produk finansial. Beberapa startup memberikan
solusi untuk persoalan keuangan masyarakat, terutama untuk mereka yang berada di
daerah. Mulai dari proses pinjaman dana online yang dapat diakses dengan mudah
hingga fitur paylater. Masyarakat daerah kini bisa mengakses pendanaan dengan cepat
dan mudah tanpa perlu ke perbankan. Pasalnya, masyarakat kalangan menengah ke
bawah cukup sulit mengakses pinjaman dana ke bank, lantaran harus ada agunan yang
dijadikan jaminan.
2. Fintech Memberikan Referensi Pinjaman Rendah Bunga
Sebelum fintech berkembang, penyedia layanan finansial didominasi oleh bank
dengan persyaratan yang ketat, serta bunga yang tinggi. Setelah fintech semakin
berkembang, proses pinjaman jadi lebih efisien dan rendah bunga. Tidak hanya itu,
hal yang paling penting dalam proses pinjaman modal ini yaitu masyarakat mendapat
transparansi terkait skema pinjaman yang dijalankan fintech. Transparansi ini
biasanya dimanfaatkan oleh para investor untuk menanamkan dananya di masyarakat.
3. Mempermudah Layanan Finansial
Kemudahan dalam layanan finansial menjadi salah satu manfaat yang ditawarkan
fintech untuk calon penggunanya. Hal ini memang terbukti, jika kamu melihat

[Ekonomi Digital] Page 11


layanan finansial beberapa tahun ke belakang, kamu harus melakukan transfer,
pengajuan pinjaman modal, hingga investasi dengan mendatangi bank secara
langsung. Berbeda dengan sekarang, seluruh proses layanan finansial dapat diakses
dengan menggunakan ponsel. Ditambah lagi beberapa hal seperti pembayaran listrik,
telepon, BJPS, dan pembayaran dapat dilakukan hanya beberapa kali klik saja.
4. Membantu Pelaku Bisnis Memperoleh Modal Usaha

Manfaat fintech yang tidak kalah penting yaitu mampu membantu pelaku bisnis untuk
memperoleh modal usaha. Pelaku bisnis UMKM yang berkembang di Indonesia
umumnya melakukan pinjaman modal di bank dengan melengkapi banyak
persyaratan serta bunga yang cukup tinggi. Prosesnya juga cukup lama, lantaran pihak
bank akan melakukan verifikasi data secara manual. Proses yang dilalui untuk
mendapat pinjaman modal di bank bisa dikatakan memberatkan para pelaku usaha,
apalagi skala usaha mereka tergolong mikro, kecil, dan menengah. Namun, persoalan
ini dapat diatasi dengan proses pinjaman yang ditawarkan oleh fintech. Salah satu
jenis fintech yang dapat menjadi alternatif pinjaman modal untuk UMKM yaitu peer
to peer lending (P2P). P2P memberikan suku bunga rendah dengan proses pengajuan
pinjaman yang cukup mudah. hanya perlu mendaftar dan melengkapi persyaratan
secara online tanpa harus meninggalkan rumah. Jika persyaratan sudah terpenuhi,
pihak pemberi pinjaman akan mencairkan dana tunai dengan mengirimkannya secara
langsung ke rekening yang didaftarkan. Melalui proses ini, pinjaman untuk modal
usaha menjadi lebih praktis dan mudah untuk dicairkan.

[Ekonomi Digital] Page 12


DAFTAR PUSTAKA

Alphajwc.com. (2022, 23 September). 7 Jenis FinTech yang Berkembang di Indonesia.


Diakses pada 17 November 2022, dari https://www.alphajwc.com/id/jenis-fintech-di-
indonesia/
Alphajwc.com. (2022, 09 Oktober). 7 Contoh Perusahaan FinTech Populer di Indonesia.
Diakses pada 17 November 22, dari https://www.alphajwc.com/id/contoh-fintech-
indonesia/
Bisnisindonesia.id. (2022, 19 November). Kelebihan dan Kekurangan FinTech yang Perlu
Dipertimbangkan. Diakses pada 19 November 2022, dari
https://bisnisindonesia.id/article/kelebihan-dan-kekurangan-fintech-yang-perlu
dipertimbangkan
Koinworks.com. Definisi Fintech, Manfaat Fintech, dan Seluk Beluk Fintech. Diakses pada
17 November 2022, dari https://koinworks.com/blog/definisi-fintech/
Pratiwi, D. R., R. Pramitha., dan L. L. Asmoro. 2018. Pentingnya Perkembangan Financial
Technology dalam Mendorong Keuangan Inklusif. Buletin APBN 3 : 1-16

[Ekonomi Digital] Page 13

Anda mungkin juga menyukai