DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
Kelompok 2
2022
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Financial Technology ......................................................................... 4
2.2 Sejarah Financial Technology .............................................................................. 4
2.3 Jenis-Jenis Financial Technology ......................................................................... 6
2.4 Contoh-Contoh Perusahan FinTech di Indonesia ................................................. 7
2.5 Kelebihan dan Kekurangan FinTech .................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
Saat ini teknologi bidang ekonomi dan pendanaan semakin meningkat. semuanya bisa
dilakukan dengan tangan dan gadget. Seperti halnya mengecek bunga deposito, bertransaksi
secara online, transfer dengan aplikasi mobile banking dan lain sebagainya. Kini, ada juga
yang tengah populer dengan sebutan fintech atau singkatan dari financial technology. Fintech
sangat populer di kalangan media dan bagi mereka yang aktif di bidang teknologi.
Perusahaan start-up juga menggunakan fintech ketika berurusan dengan keuangan baik
transfer atau yang lainnya. Jadi, bisa dibilang fintech sendiri merupakan penggabungan antara
teknologi dan sistem keuangan. Namun, hadirnya fintech harus dimaknai berbeda oleh pelaku
di sektor perbankan. Bahwa di era ekonomi digital, inovasi perbankan dalam pelayanan
terhadap konsumen harus menjadi sebuah tolak ukur penting yang harus disediakan oleh
perbankan. Di sektor perbankan, inovasi-inovasi yang terjadi masih sangat lambat jika
dibandingkan dengan inovasi-inovasi yang dilakukan di sektor lain. Sebagai contoh, ATM
adalah inovasi yang dilahirkan di tahun 1960 an, Online banking adalah inovasi yang
dilahirkan di tahun 1990 an. Derivasi keuangan mungkin lahir dengan cepat sebagai inovasi
di era 2000 an, namun hal inilah yang menjadi salah satu trigger atau penyebab krisis
perbankan di Amerika Serika di tahun 2008. Artinya, inovasi di sektor perbankan belum
optimal di era saat ini sehingga memunculkan para pemain-pemain baru yang melihat
peluang bisnis di sektor keuangan. Atau dengan kata lain, fintech hadir untuk mengisi
kekosongan inovasi dalam sistem keuangan konvensional. Inovasi-inovasi keuangan
sebenarnya telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang tidak berbasis keuangan.
Sebagai contoh, di Amerika Serikat, Facebook sudah memberikan fitur transfer uang dengan
fitur facebook messenger. Selanjutnya, Amazon melakukan inovasi dalam pemberian kredit
bagi mahasiswa (student loans). ALIBABA, salah satu perusahaan tiongkok terbesar
memiliki inovasi dalam teknologi keuangan dengan nama Alipay yang berfungsi menyerupai
PayPal. Bahkan di Tiongkok, pengiriman angpaw (amplop merah) dilakukan dengan fintech
bernama tencent’s wechat. Artinya, inovasi-inovasi keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang tidak berbasis keuangan (perbankan) menunjukan dinamisnya
pengembangan inovasi yang mereka lakukan. Sehingga, jika perbankan tidak melakukan
inovasi tersebut maka kemungkinan besar perbankan konvensional akan kehilangan porsinya
dalam sistem keuangan dan berakhir dengan kebankrutan. Fintech hadir dengan konsep
teknologi yang matang. Bahkan dengan teknologi yang mereka berikan, dapat
meminimumkan biaya operasional yang dibebankan. Mereka pun tidak membutuhkan sebuah
gedung dengan biaya maintenance yang tinggi, karena bisnis yang dilakukan benar-benar bisa
efisien dan mengurangi biaya. Oleh karena itu, berbisnis di era saat ini perlu lebih efisien dan
efektif khususnya dalam menjaga biaya operasional tetap rendah. Dapat kita bisa bayangkan,
bagaimana pelayanan yang diberikan oleh fintech dapat dengan sangat mudah di akses oleh
Walaupun istilah Fintech baru muncul setelah Teknologi Informasi berkembang, namun
sebenarnya cikal bakal FinTech telah dapat dilacak sejak ratusan tahun yang lalu. Evolusi
teknologi keuangan telah berkembang sejak lama dan dapat diringkas dengan berikut :
Fintech 1.0
Awal mula fintech adalah tahun 1866, saat kabel telegraf transatlantik pertama kali
dipasang. Kabel ini memungkinkan adanya globalisasi sejak tahun 1866 hingga 1913.
Lima tahun setelahnya, pada tahun 1918, muncul sistem pengiriman uang elektronik
bernama Fedwire. Tahun 1950-an, terjadi perubahan besar pengiriman uang dengan
munculnya kartu kredit.
Fintech 2.0
Perkembangan fintech periode selanjutnya ditandai dengan munculnya anjungan tunai
mandiri (ATM) pada tahun 1967. Perkembangan fintech juga ditandai dengan
perkembangan internet dan komputer. Karena berkembangnya internet, e-commerce
mulai banyak bermunculan di tahun 90-an. Selain itu, mulai muncul banyak layanan
internet banking dan situs penjualan saham online. Era ini berhenti saat terjadi krisis
ekonomi pada tahun 2008.
Fintech 3.0
Setelah tahun 2008, perkembangan fintech masuk ke masa selanjutnya. Sejak krisis
ekonomi tahun 2008, banyak orang yang tidak percaya pada perbankan tradisional.
Celah ini dimanfaatkan oleh banyak orang untuk menciptakan startup jasa layanan
keuangan, seperti jasa pembayaran online, crowdfunding, pinjaman online, dan lain-
[Ekonomi Digital] Page 4
lain. Pada tahun 2009, juga muncul Bitcoin sebagai alternatif investasi. Era ini juga
didorong oleh munculnya ponsel pintar yang memungkinkan penggunaan mobile
banking di awal dekade 2000-an.
Berdasarkan laporan dari Accenture menyampaikan bahwa fintech merupakan salah satu
sektor ekonomi dengan pertumbuhan tercepat. Investasi dalam industri ini telah mencapai
USD12,2 miliar di tahun 2014 sementara di tahun 2008 baru mencapai USD930 juta (KPMG
2016; Saksanova dan Merlino 2017). Indonesia dilaporkan sebagai salah satu negara di
kawasan Asia dengan pertumbuhan pasar fintech yang cukup tinggi.
Pertumbuhan pasar fintech di Indonesia mencapai 1.842 persen dari USD1,82 juta tahun
2013 menjadi USD35,35 juta di tahun 2016. Bahkan pasar fintech Indonesia lebih tinggi
dibandingkan Malaysia yang hanya USD8,29 juta dan Thailand USD3,72 juta. Pergeseran
perilaku masyarakat Indonesia pada aspek layanan digital serta tingginya penetrasi pengguna
internet dan smartphone menjadi salah satu pemicu pesatnya perkembangan fintech di
Indonesia. Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) mencatat terdapat 144 start-up fintech yang
telah bergabung. Dari berbagai jenis layanan fintech tersebut, skema yang berkontribusi
paling besar dan dengan pertumbuhan tertinggi di Indonesia ialah peer to peer (p2p) business
lending. Dimana aktivitas ini pada tahun 2015 hanya meraup pasar sebesar USD0,11 juta dan
tumbuh pesat sebesar USD21,65 juta di tahun 2016. Berdasarkan laporan OJK periode Juni
2018 terkait ikhtisar keuangan fintech (peer to peer lending) bahwa jumlah lender pada bulan
Mei 2018 sebesar 199.539 akun atau meningkat sebesar 72 persen dari Bulan Januari 2018.
Sementara itu akun borrower meningkat 461 persen dari 330.154 akun di bulan Januari 2018
menjadi 1.850.632 akun di bulan Mei 2018. Adapun akumulasi pinjaman pada Bulan Mei
sebesar Rp6,16 triliun atau meningkat 105 persen dari Bulan Januari dengan ratarata nilai
pinjaman yang disalurkan sebesar Rp94.050.384 dan angka pinjaman terkecil sebesar
Rp5.000. Lalu yang menjadi pertanyaan selanjutnya ialah, apakah keberadaan fintech ini
menjadi ancaman bagi lembaga konvensional yang ada saat ini?. Baik fintech maupun
7. DANA
Contoh perusahaan fintech berikutnya adalah Dana. Perusahaan ini merupakan layanan
keuangan digital yang berbasis di Jakarta, Indonesia, dan didirikan sejak tahun 2018.
DANA telah terdaftar di Bank Indonesia dengan memiliki empat lisensi, di antaranya sebagai
uang elektronik, dompet digital, dan Likuiditas Keuangan Digital (LKD), dan untuk kirim
uang.
Mudah dalam Melayani Konsumen Bagi perusahaan yang ikut dalam memanfaatkan
teknologi keuangan ini akan memperoleh kemudahan dalam melayani konsumen.
Perusahaan cukup memberikan konektivitas seluler untuk mengakses semua jenis
layanan ke konsumen. Sementara bagi konsumen dengan adanya fintech ini akan
[Ekonomi Digital] Page 9
memperoleh kemudahan dalam memperoleh layanan keuangan. Mereka dapat
mengakses dan melakukan transaksi sendiri lewat smartphone atau tablet yang
dimiliki.
Informasi Cepat
Keamanan Terjamin
Fintech memiliki metode keamanan terbaru sehingga sangat menjamin data pelanggan
tetap aman. Opsi terbaru untuk keamanan yang digunakan fintech yaitu data
biometrik, tokenization, enkripsi.
Proses Cepat
Fintech memberikan proses pelayanan keuangan yang sangat cepat. Seperti proses
dokumentasi keuangan, proses pinjaman, atau validasi skor kredit. Proses-proses ini
lebih cepat dan sangat efisien.
Pelayanan Efisien
Fintech membuat konsumen bisa menikmati pelayanan keuangan yang lebih nyaman
dan efisien. Aplikasi fintech sangat membantu dalam mengontrol keuangan. Di
aplikasi ini dilengkapi dengan jadwal pemberitahuan tentang pembayaran tagihan.
Anda bisa mengontrol keseimbangan uang Anda antara uang masuk dengan uang
keluar.
Bagi pengusaha yang baru mulai merintis memerlukan biaya yang besar untuk
memulai usahanya karena untuk mendapatkan pelayanan teknologi keuangan ini.
Pengusaha harus menyediakan fasilitas komputer, tablet, atau smartphone yang sudah
terhubung dengan internet. Layanan teknologi keuangan ini hanya bisa diakses
dengan jaringan internet. Jika berada di wilayah yang belum memiliki internet, Anda
tidak akan bisa mengakses layanan keuangan ini.
Layanan teknologi keuangan belum bisa dinikmati semua kalangan, terutama bagi
masyarakat yang belum mendapatkan akses internet dan belum menerima informasi
tentang teknologi keuangan.
Rawan Penipuan
Meskipun salah satu kelebihan layanan fintech ini memiliki tingkat keamanan yang
tinggi, tetapi masih rawan terhadap penipuan. Masih banyak iming-iming yang
menawarkan kepada konsumen dengan keuntungan yang lebih besar.
Biaya Tinggi
Biaya bunga pinjaman yang ditawarkan fintech lebih tinggi dibandingkan dengan
biaya bunga keuangan tradisional. Ini bisa dijadikan pertimbangan sebelum memilih
layanan keuangan ini.
Manfaat fintech yang tidak kalah penting yaitu mampu membantu pelaku bisnis untuk
memperoleh modal usaha. Pelaku bisnis UMKM yang berkembang di Indonesia
umumnya melakukan pinjaman modal di bank dengan melengkapi banyak
persyaratan serta bunga yang cukup tinggi. Prosesnya juga cukup lama, lantaran pihak
bank akan melakukan verifikasi data secara manual. Proses yang dilalui untuk
mendapat pinjaman modal di bank bisa dikatakan memberatkan para pelaku usaha,
apalagi skala usaha mereka tergolong mikro, kecil, dan menengah. Namun, persoalan
ini dapat diatasi dengan proses pinjaman yang ditawarkan oleh fintech. Salah satu
jenis fintech yang dapat menjadi alternatif pinjaman modal untuk UMKM yaitu peer
to peer lending (P2P). P2P memberikan suku bunga rendah dengan proses pengajuan
pinjaman yang cukup mudah. hanya perlu mendaftar dan melengkapi persyaratan
secara online tanpa harus meninggalkan rumah. Jika persyaratan sudah terpenuhi,
pihak pemberi pinjaman akan mencairkan dana tunai dengan mengirimkannya secara
langsung ke rekening yang didaftarkan. Melalui proses ini, pinjaman untuk modal
usaha menjadi lebih praktis dan mudah untuk dicairkan.