Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PENERAPAN TEKNOLOGI BIOMETRIK

TERHADAP TINGKAT KEAMANAN DALAM TRANSAKSI


MELALUI LAYANAN TEKNOLOGI KEUANGAN ATAU
FINANCIAL TECHNOLOGY (FINTECH) BERBASIS DOMPET
DIGITAL

Nama : Samuel Arthur


NIM : 312021058
Kelas : 4PMNB

STUDI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA, 2023
Daftar Isi
Daftar Isi................................................................................................................................................I
Bab 1: Pendahuluan...............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................................4
Bab 2: Kajian Teori................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Teknologi Biometrik...............................................................................................5
2.2 Fungsi dan Tujuan Teknologi Biometrik...................................................................................6
2.3 Jenis-Jenis Sistem Biometrik....................................................................................................6
2.4 Cara Kerja dan Proses Teknologi Biometrik.............................................................................7
2.5 Pengertian Dompet Digital (e-Wallet).......................................................................................8
2.6 Hubungan antara Teknologi Biometrik dengan Penggunaan Dompet Digital (E-Wallet)..........8
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Biometrik.....................................................................9
Bab 3: Metodologi Penelitian................................................................................................................9
3.1 Pendekatan Penelitian...............................................................................................................9
3.2 Hasil dan Pembahasan..............................................................................................................9
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................10

I
Bab 1: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Maraknya perkembangan teknologi pada zaman sekarang yang semakin maju telah
mengubah wajah sejarah dan kehidupan manusia di dunia ini. Hal tersebut terlihat bagaimana
teknologi mengubah kehidupan manusia yang sebelumnya menggunakan media yang manual
dan biasanya membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan sesuatu, seperti
berkomunikasi dimana manusia dengan media surat-menyurat untuk berkomunikasi dengan
sesamanya yang berada di tempat jauh dan dikirim melalui kantor pos, kini dengan kehadiran
perangkat elektronik seperti handphone telah mempermudah manusia untuk berkomunikasi
dengan sesamanya di tempat yang jauh dengan cepat tanpa memerlukan surat dan kantor pos,
hal ini disebabkan karena dalam perangkat tersebut telah memiliki aplikasi seperti WhatsApp
yang secara otomatis tersampaikan pesan yang ditulis pada aplikasi tersebut kepada orang
lain tanpa harus mengirimkan surat. Kehadiran teknologi juga mempengaruhi manusia dalam
aktivitasnya, seperti yang sebelumnya menulis sesuatu dengan mesin tik kini dengan
kehadiran PC yang didukung oleh Microsoft Word telah mengefisienkan waktunya dalam
pekerjaannya.
Adapun kemajuan teknologi ini juga tidak hanya mengubah kehidupan manusia dalam
hal komunikasi saja, teknologi juga mengubah hidup manusia dalam bidang bisnis dan
keuangan dengan adanya teknologi keuangan atau yang biasanya dikenal dengan financial
technology atau fintech dalam istilah bahasa Inggris. Fintech memungkinkan adanya
kemudahan melakukan transaksi secara digital dan efisien.
Perkembangan teknologi keuangan atau fintech saat ini juga telah menghadirkan alat
yang dapat digunakan dalam melakukan transaksi keuangan dengan mudah melalui dompet
digital atau e-wallet. Keberadaan e-wallet ini menjadi salah satu bentuk inovasi fintech yang
memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi para pengguna untuk menyimpan uang
mereka secara elektronik layaknya dompet pada umumnya serta melakukan transaksi
keuangan seperti pembayaran, pembelian barang dan layanan serta pemindahan dana antar
penggunanya.

Gambar1.1 Giovanni Caselli (1815-1891)


Dalam sejarah yang mempelopori perkembangan fintech diawali dengan adanya
penemuan pantelegraf yang dilakukan oleh seorang penemu asal Italia yang bernama
Giovanni Caselli dan digunakan secara komersial pada tahun 1860-an. Penemuan tersebut
pertama kali digunakan di kota-kota besar di Perancis tepatnya di Paris dan Lyon yang
memungkinkan adanya verifikasi tanda tangan dalam melakukan transaksi perbangkan
melalui transmisi yang dikirim dan diterima pada kabel telegraf.

1
Gambar 1.2 Infrastruktur pendukung layanan keuangan secara global untuk pertama kali,
Diners Club International dan American Express
Melalui pembangunan infrastruktur berupa kabel Trans-Antlantik yang mendukung
layanan keuangan secara global yang pertama kali dipasang pada tahun 1866
menghubungkan Amerika Serikat dan Inggris Raya yang diperlukan untuk periode globalisasi
keuangan yang intens sehingga mampu mengefisienkan dan mempercepat waktu
berkomunikasi yang saat itu dilakukan antara wilayah Amerika Utara dan Eropa Barat yang
semula membutuhkan 10 hari berkurang menjadi 3 jam saja. Adapun pada dalam layanan
keuangan tidak akan lepas dari penggunaan kartu kredit. Kartu ini pertama kali dikenal oleh
Frank X. McNamara yakni Diner’s Club International yang kemudian diikuti oleh adanya
American Express.
Dalam tahap selanjutnya adalah fintech 2.0 (1967-2008), periode ini ditandai dengan
perubahan sistem keuangan yang sebelumnya dilakukan secara analog menjadi sistem
keuangan digital, seperti pada tahun 1967 dengan hadirnya mesin kas atau cash machine oleh
Barcleys. Kemudian dilakukan penyederhanaan dalam melakukan pembayaran antarbank di
Kota New York pada 1970 melalui penggunaan sistem pembayaran antarbank lembaga
kliring atau clearing house interbank payment system (CHIP). Di tahun yang sama juga
menghadirkan sistem bursa saham pertama di dunia berbasis digital dengan didirikannya
NASDAQ (National Association of Securities Dealers Automated Quotations).
Adapun di tahun 1973, sebuah protokol komunikasi antar lembaga keuangan yang
memfasilitasi pembayaran antar negara dalam jumlah yang besar dengan hadirnya SWIFT
(Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications) yang berkantor pusat di
Belgia. Saat ini telah ada 200 negara di seluruh dunia yang menggunakan SWIFT dan lebih
dari 11,000 institusi bank yang menggunakan serta pada tahun 2021, terdapat anggota
institusi yang mengirimkan sekitar 42 juta pesan SWIFT messages per hari.

Gambar 1.3 Peta persebaran penggunaan SWIFT dari berbagai negara di dunia

2
Selain itu, sistem perbankan yang menggunakan mesin anjungan tunai mandiri atau
automated teller machine (ATM) telah ada pada tahun 1975. Mesin ini digunakan dalam
mempermudah nasabah dalam melakukan berbagai kegiatan transaksi keuangan suatu
lembaga keuangan khususnya bank, dimana nasabah dapat melakukannya secara mandiri
tanpa kehadiran teller manusia. Kemudahan inilah yang memberikan data yang dikeluarkan
oleh ATMIA pada tahun 2015 dimana telah terdapat 3,5 juta mesin ATM yang terpasang di
seluruh dunia.
Seiring berjalannya waktu perkembangan yang dilakukan dalam mempermudah
manusia dalam keuangan, maka hadirlah istiliah fintech atau financial technology yang
digunakan pertama kali pada tahun 1993 yang semula bernama financial services technology
consortium serta kehadiran TraderPlus oleh William Porter yang menjadi awal mulanya
online brokerage investment yang pada tahun 1994 dikenal sebagai e-trade. Kemudian
berlanjut dengan kehadiran virtual bank pada 1997 dan PayPal pada tahun 1998.
Adapun perkembangan fintech secara historis juga dipelopori oleh adanya krisis
keuangan secara global yang terjadi pada tahun 2008 atau yang dikenal dengan “Krisis
Keuangan 2008”. Pada saat itu, diakibatkan oleh pecahnya krisis gadai subprima di Amerika
Serikat dan juga memicu guncangan yang kuat di seluruh dunia. Hal ini ditandai dengan
kegagalan bank-bank besar dalam menghadapi tekanan yang besar untuk bertahan, di lain
pihak terdapat tingkat pengangguran yang meningkat dan menyebabkan pertumbuhan
ekonomi melambat. Situasi yang terjadi melahirkan ketidakpercayaan publik terhadap sistem
perbankan tradisional. Hak tersebut menjadi akar yang kuat atas hadirnya inovasi teknologi
keuangan (financial technology), seperti cryptocurrency melalui bitcoin yang diperkenalkan
oleh Satoshi Nakamoto melalui teknologi blockchain pada tahun 2009 juga diikuti oleh
berbagai macam jasa keuangan yang berbasis fintech seperti start-ups cooperatives, future
market, dan lainnya serta diiringi dengan Google yang memperkenalkan Google Wallet
dengan menggunakan NFC technology pada 2013 dan diikuti oleh Apple melalui Apple Pay
pada 2014. Sejak terjadinya krisis tersebut yang menjadi pemicu utama munculnya fintech,
para pengusaha dan para inovator juga menjadi sadar akan adanya peningkatan dan
perubahan pada model bisnis konvensional dengan teknologi modern.
Kecanggihan fintech yang berkembang dengan pesat juga menyebabkan investor dan
perusahaan besar mengenali sektor tersebut sebagai peluang bisnis yang dapat dipercaya dan
menginvestasikan sumber daya yang besar untuk mendukung inovasi dan kemajuan. Oleh
sebab itu, pemerintah juga menciptakan kerangka kerja terkait perkembangan fintech ini
sebagai langkah pemerintah dalam memfasilitasi inovasi sekaligus melindungi kepentingan
konsumen. Kehadiran fintech juga mengubah cara pandang dunia terkait dengan keuangan
global secara signifikan terlebih lagi oada perilaku masyarakat sekarang yang terbiasa dengan
hal digital sehingga fintech ini diharapkan dapat menjadi layanan keuangan yang lebih
efisien. Sebagai akar kuat dari perkembangan fintech mulai dari kemunculan pantelegraf
hingga sekarang dapat disimpulkan secara grafis berikut.

3
Gambar 1.4 Sejarah evolusi fintech dari 1950an hingga pada tahun 2021
Selain keefisienannya dan kecepatan, teknologi keuangan atau financial technology
juga diharapkan dapat menjadi layanan yang terpercaya dan aman bagi para penggunanya
untuk melakukan transaksi. Sebab meskipun teknologi telah berkembang dengan maju pesat,
namun tidak menjamin 100% aman, oleh karena itu keamanan menjadi aspek kritis dan perlu
dijaga secara ketat, mengingat data dan informasi yang diakses dalam melakukan transaksi
keuangan melalui fintech wajib dirahasiakan dan terlindungi dari risiko peretasan yang
dilakukan oleh black hat hacker dan penipuan yang terjadi secara online. Inilah mengapa
teknologi biometrik perlu diterapkan. Teknologi ini diharapkan dapat memberikan
kenyamanan bagi masyarakat sehingga fintech dapat menjadi layanan keuangan yang aman
dan andal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan pada bagian sebelumnya, memuat masalah
yang dirumuskan terkait dengan pengaruh teknologi biometrik dalam layanan fintech berbasis
dompet digital atau e-wallet, adalah bagaimana pengaruh penerapan teknologi biometrik
terhadap tingkat keamanan dalam melakukan transaksi keuangan melalui layanan dompet
digital (e-wallet)?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya
teknologi biometrik terhadap tingkat keamanan publik jika diterapkannya saat melakukan
transaksi keuangan dengan menggunakan layanan dompet digital atau e-wallet. Selain itu,
penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
tingkat penerimaan dan kepercayaan publik akan penggunaan teknologi biometrik ini dalam
menggunakan dompet digital sebagai alat yang memudahkan mereka dalam melaksanakan
transaksi keuangan.

4
Bab 2: Kajian Teori
2.1 Pengertian Teknologi Biometrik
Secara gramatikal, kata bahasa Indonesia "biometrik" merupakan kata serapan
bahasa Inggris, yaitu "biometric", yang akar katanya terkait dengan kata "biometry". Kata
"biometry" diserap dari bahasa Yunani, yaitu "βιομετρία" (viometría). Kata ini terdiri dari
dua kata, yaitu "βίος" (víos) yang berarti "kehidupan" dan "μέτρο" (métro) yang berarti
"pengukuran" atau yang serupa dengan istilah "measure" dalam bahasa Inggris.
Etimologi tersebut telah memberikan pengertian cukup luas yang dimana biometrik
adalah bidang studi yang melibatkan pengukuran dan analisis fitur biologis seperti iris
mata, wajah, suara, dan tanda tangan yang digunakan untuk mengidentifikasi objek. Hal
tersebut senada dengan apa yang diungkapkan oleh Dr. Ir. Eko Nugroho, MSi (2008)
bahwa biometrik merupakan studi yang mengenali objek yang secara khusus manusia
dengan unik. Deteksi ini dilakukan untuk membuktikan otentikasi dan keamanan
pengguna di berbagai aplikasi.
Dalam sejarahnya, biometrik pertama kali diperkenalkan dengan metod sidik jari
yang mewakili metode indenitifikasi biometrik yang tertua dan diperkirakan 6,000 SM
dan metode tersebut dilakukan pertama kali tercatat oleh orang Asiria, Babilonia, Jepang
dan Tiongkok Kuno yang digunakan dalam melakukan penandatanganan dokumen
hukum. Selain itu pada Zaman Peradaban Babilonia Kuno, metode sidik jari digunakan
untuk transaksi bisnis melalui media tablet tanah liat. Menurut laporan yang ditulis oleh
penjelajah asal Portugis João de Barros, pedagang Tionghoa melakukan cap telapak
tangan dan jejak kaki anak diatas kertas dengan bantuan tinta untuk mengidentifikasikan
perbedaan anak-anak yang satu dengan yang lain.
Adapun sidik jari modern yang dilakukan sekarang ini telah dilakukan studi dan
diusulkan sebagai sistem klasifikasi oleh seorang ahli fisiologi Ceko dan profesor anatomi
asal Ceko di Universitas Breslau, Johannes Evan-Gelista Purkinje. Pada masa kolonial
Inggris di India, orang-orang Inggris juga mulai menggunakan metode yang sama seperti
yang telah diusulkan dan juga telapak tangan di tahun 1858 pada bulan Juli dan dipelopori
oleh Herschel yang menekan sidik jari di bagian belakang kontrak. Adapun
pengembangan biometrik dengan melakukan pengukuran atas tubuh berganda atua uang
disebut sebagai "Bertillonage" dipelopori oleh seorang antropolog di Prancis yang
bernama, Alphonse Bertillon yang berusaha memperbaiki pelaku pelanggaran berulang
yang setiap kali ditangkap dapat menghalau para polisi dengan memberikan nama
samaran.
Akan tetapi, metode ini dianggap gagal dan tidak lagi digunakan karena didapati
bahwa beberapa pelaku juga memiliki ukuran yang sama di bagian tertentu, sehingga
Francis Calton melakukan penulisan secara terperinci pada akhir abad ke-19 tentang
metode sidik jari ke-10 sebagai sistem klasifikasi baru dan menyatakan keberhasilan
metode tersebut digunakan karena peluang untuk memiliki kesamaan pada dua sidik jari
adalah kecil sehingga dapat diidentifikasi karakteristik sesuai dengan sidik tersebut.
Metode tersebutlah yang sampai sekarang telah digunakan oleh hampir seluruh dunia.
Selama tahun 1890-an, polisi di wilayah Bengal, India di bawah perwiea polisi Inggris,
Sir Edward Richard Hendry juga menggunakan metode ini untuk melakukan identifikasi

5
penjahat dan ia juga membuat berkas sidik jari pertama tersebut di London, Inggris pada
1901 dan sistem tersebut telah diterapkan oleh semua negara berbahasa Inggris saat ini.
Penggunaan sidik jaripun telah menyebar luas hingga ke Amerika Serikat dan mulai
digunakan oleh lembaga-lembaga setempat seperti, lembaga kepolisian.
Adapun pada 1936, diperkenalkan sebuah konsep baru yang menggunakan pola iris
mata sebagai metode identifikasi untuk dikenali dan hal tersebut diusul oleh Frank Burch
seorang dokter mata dan sebuah perusahaan di Palo Alto, California yang bernama
Panoramic Research pada tahun 1960-an diperkenalkan pula teknik atau metode
identifikasi lain yakni melalui pengenalan wajah oleh mesin yang telah ditelusuri
kembali, Adapun Stanford Research Institute di Amerika Serikat dan di Inggris melalui
National Physical Laboratory juga telah menggunakan konsep atau jenis pengenalan baru
yakni dengan tanda tangan dan tahun 1985 oleh Departemen Pertahanan di Sekolah
Pascasarjana Laut pun telah menggunakan sistem pemindaian retina untuk pertama
kalinya serta negara bagian Californiapun juga sudah mulai melakukan pengumpulan
terhadap sidik jari di pertengahan 1980-an sebagai syarat untuk semua aplikasi SIM.
Pada 1980-anpun teknologi pengenalan iris juga telah dikembangkan oleh Dr. John
Daugman di University of Cambridge. Semua teknik biometrik pun telah digunakan
dalam jumlah yang banyak sejak awal abad ke-20 dan lahirlah teknologi biometrik yang
digunakan pada smartphone khususnya dalam fintech saat ini.
2.2 Fungsi dan Tujuan Teknologi Biometrik
Seiring perjalanan waktu, sistem keamanan juga telah berkembang pesat dengan
adanya teknologi biometrik yang menggantikan sistem keamanan yang dilakukan secara
manual, seperti password dan PIN (personal identification number) yang dinilai belum
cukup untuk melindungi informasi terkait dengan data pribadi. Hal ini menjadi alasan
mengapa teknologi biometrik hadir sebagai sistem keamanan tambahan. Dalam
prosesnya, terdapat tiga fungsi yang dilakukan sebagai bagian dari sistem pemindai
biometrik, yaitu sebagai berikut.
1. Fungsi pendaftaran
Sebagai fungsi pendaftaran, sistem biometrik digunakan untuk menyimpan informasi
pengguna dan sebagai pencocokan data yang akan digunakan.
2. Fungsi verifikasi (verification)
Maksud dari fungsi ini adalah melakukan proses identifikasi menggunakan dua
metode, yaitu melalui perilaku dan fisik. Proses ini digunakan sebagai verifikasi
autentikasi dari identitas pengguna.
3. Fungsi identifikasi
Maksud dari fungsi ini adalah mengenali keotentikan pengguna tersebut, apakah asli
atau orang lain yang bukan pengguna asli tersebut.

2.3 Jenis-Jenis Sistem Biometrik


Sebagai bentuk verifikasi keamanan yang telah dikembangkan melalui sejarah yang
telah dibahas sebelumnya, terdapat dua klasifikasi jenis dalam sistem biometrik yakni
sebagai berikut.
 Biometrik fisik (physical biometric)
a. Pemindai retina
6
Proses pemindaian ini bekerja dengan mengidentifikasi bentuk dan pola dari retina
si pengguna asli dalam proses pengaksesannya.
b. Iris
Sistem pemindaian ini juga mengidentifikasikan bentuk atau pola unik melalui
mata pengguna, namun memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi daripada
pemindai retina.
c. Sidik jari (fingerprint)
Pengidentifikasian melalui sidik jari dilakukan dengan merekam bentuk dan pola
yang terdapat pada sidik jari pengguna. Sistem ini sulit untuk ditiru, sehingga
lebih aman dalam identifikasi.
d. Biometrik wajah (face recognition)
Sistem kerjanya mirip dengan pemindai sidik jari, namun melakukan pengenalan
identitas seseorang melalui bentuk dan struktur wajahnya. Hal ini membedakan
wajah pengguna asli dengan yang bukan asli.
e. Pengenalan suara (voice recognition)
Teknologi biometrik ini memanfaatkan karakter dan tonasi suara seseorang
sebagai identifikasi. Sistem merekam suara pertama saat melakukan autentikasi.
f. Asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA):
Sistem ini biasanya tidak umum digunakan dalam masyarakat karena memakan
waktu yang cukup lama dalam prosesnya. Namun, teknologi ini sering digunakan
untuk mengidentifikasi pelaku tersangka atau korban dalam kasus kriminal.
 Biometrik perilaku (biometric behavior1)
Jika sebelumnya adalah berdasarkan fisik, maka biometrik perilaku ini
biasanya memiliki sistem pemindaian berdasarkan pola kebiasaan tertentu pada
penggunanya, misalnya melakukan pemindaian tanda tangan (signature recognition),
tulisan atau pengetikan.
2.4 Cara Kerja dan Proses Teknologi Biometrik
Seperti yang telah dijelaskan pada pengertian dimana, teknologi biometrik ini didasarkan
pada penggunaan karakteristik fisik ataupun perilaku untuk melakukan identifikasi atau
autentikasi terhadap identitas pengguna. Adapun proses yang umum dilakukan oleh
teknologi adalah sebagai berikut.
(1) Pengambilan data biometrik
Pada fase ini, data yang diambil sebagai data biometrik ini dapat berupa informasi
tentang karakteristik pengguna secara fisik dan perilakunya yang unik bagi individu
tertentu, seperti sidik jari, wajah, dan lain-lain.
(2) Pencocokan Data
Data yang diambil tersebut akan diubah menjadi bentuk digital sehingga dapat diolah
oleh software khusus. Hal ini dilakukan untuk menyimpan informasi penting dalam
format guna proses identifikasi dan verifikasi.
(3) Proses verfikasi dan identifikasi
Proses selanjutnya adalah dengan melakukan verifikasi dan pengidentifikasian
terhadap data yang tersimpan itu. Dalam proses verifikasi dilakukan dengan sistem
yang membandingkan data yang diambil oleh pengguna dan data biometrik yang
tersimpan untuk mengenali jika individu tesebut merupakan pengguna asli.
Sedangkan identifikasi dilakukan dengan sistem mencocokkan data.
1
Dalam bahasa Inggris versi Britania Raya, behaviour.

7
(4) Pemrosesan dan keputusan
Dalam pemrosesannya, perangkat lunak akan melakukan proses data yang telah
diidentifikasi dan diverifikasi tersebut dan berdasarkan hasilnya, maka data biometrik
tersebut dapat menjadi sebuah keputusan.
(5) Keamanan dan privasi
Data biometrik ini kemudian dilakukan penyimpanan dalam basis data yang
terenkripsi (encryption) sehingga diharapkan dapat mencegah penyalahgunaan atau
plagiarisme terhadap data.
2.5 Pengertian Dompet Digital (e-Wallet)
Dompet digital atau e-wallet merupakan alat transaksi yang juga digunakan untuk
melakukan pembayaran secara nontunai dan dilakukan melalui sistem aplikasi tertentu
atau kartu agar dapat melakukan transaksi dengan mudah. Layaknya pada dompet pada
umumnya yang juga melakukan transaksi pembayaran, namun dompet digital (e-wallet)
ini dengan tidak menggunakan uang secara fisik.
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli. Ahli-ahli yang
mengemukakan definisinya adalah sebagai berikut.
(1) Peraturan Bank Indonesia No. 18/40/PBI/2015 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan
Transaksi Pembayaran E-Wallet atau dompet digital adalah suatu layanan elektronik
yang didalamnya digunakan untuk menyimpan data dari instrumen pembayaran,
seperti kartu maupun uang elektronik yang dilakukan untuk melakukan transaksi
keuangan.
(2) Menurut Schneider (2011) mendefinisikan e-wallet sebagai seperangkat elektronik,
layanan jasa atau program perangkat lunak yang memudahkan penggunanya untuk
bertransaksi secara online dengan pengguna lainnya.
(3) Menurut Megadewandanu, dkk (2016), e-wallet adalah mata uang digital yang
menyediakan kemudahan dalam bidang keuangan tanpa membawa uang secara tunai
dan menyalurkannya saat melakukan kegiatan lainnya.
(4) Menurut Mulyana dan Wijaya (2018), e-wallet adalah suatu alat pembayaran yang
dilakukan dengan media elektronik.
(5) Menurut The Economic Times, e-wallet adalah aplikasi yang memiliki kata sandi uang
digunakan untuk melakukan transaksi keuangan.

Pada intinya adalah dompet digital merupakan alat transaksi yang digunakan dalam
melakukan transaksi keuangan dan dilakukan dengan media elektronik serta kemudahan
yang diberikan tanpa membawa uang fisik.
2.6 Hubungan antara Teknologi Biometrik dengan Penggunaan Dompet Digital (E-
Wallet)
Salah satu yang menjadi hubungan yang mengimplementasian teknologi biometrik
pada penggunaan dompet digital adalah sebagai jaminan akan keamanan yang tinggi
serta perlindungan pengguna dari penyalahgunaan akun.
Dengan adanya teknologi biometrik ini sebenarnya menjadi keamanan tambahan,
seperti pada layanan OVO dimana para pengguna dapat melakukan autentikasinya denan
pemindaian sidik jari (fingerprint recognition) yang setelah itu pengguna dapat
terverifikasi dengan aman. Selain itu, menggunakan biometrik memberikan keamanan

8
yang lebih tinggi daripada metode konvensional, seperti kata sandi (password) atau PIN.
Karena biometrik perilaku dan fisik seseorang memiliki perbedaannya sendiri.
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Biometrik
Ada beberapa kelebihan yang diperoleh dari penggunaan teknologi biometrik yakni
sebagai berikut.
1. Sistem keamanannya jauh melebihi dari apa yang dibuat secara konvensional, seperti
kata sandi (password) karena sulit diipalsukan apalagi dicuri.
2. Memiliki kemudahan penggunaan dan kenyamanan
3. Tidak dapat dipindahtangankan.
4. Template membutuhkan lebih sedikit penyimpanannya
Selain kelebihan juga pasti terdapat kekurangan yang dimiliki oleh teknologi ini,
yakni sebagai berikut.
1. Beberapa metode membutuhkan sistem biometrik yang mahal
2. Kegagalan dalam mengidentifikasi pengguna jika terjadi kegagalan dalam menangkap
semua data biometrik
3. Meskipun jauh melebihi daripada kata sandi, namun tidak menutup kemungkinan jika
tempat penyimpanan data biometrik melalui database masih dapat diretas dengan
mudah.
4. Malfungsi pada sistem otentikasi biometrik jika pengguna tersebut mengalami
musibah yang mengakibatkan pemindai sidik jari tidak dapat mengidentifikasi si
pengguna jika tangannya bermasalah.

Bab 3: Metodologi Penelitian


3.1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif dan studi pustaka
(1) Metode deskriptif
Metode deskriptif adalah metode penelitian yang biasanya dilakukan dalam rupa
kalimat dan teks yang menggambarkan suatu peristiwa atau fakta yang terjadi pada
kurun langsung dengan sebagaimana mestinya digambarkan.
(2) Metode studi pustaka
Metode studi pustaka merupakan metode yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan suatu data, yang dipelajari dari teori yang bersumber dari berbagai
literatur yang ada.
3.2 Hasil dan Pembahasan
Bagaimana pengaruh penerapan teknologi biometrik terhadap tingkat keamanan dalam
melakukan transaksi keuangan melalui layanan dompet digital (e-wallet)?
 Kehadiran teknologi biometrik memberikan kemudahan dan sistem keamanan
alternatif yang dapat digunakan dalam melakukan kegiatan ekonomi seperti transaksi
secara online. Seperti beberapa contoh tentang pengidentifikasian pengguna melalui
sidik jari dan lain-lainnya telah memberikan keamanan yang lebih daripada
menggunakan password. Bersamaan dengan sistem pengidentifikasian tersebut,

9
pengguna e-wallet pun juga dapat terlindungi dari penipuan yang marak terjadi
secara online dengan berbagai macam media untuk menyalurkannya.

Daftar Pustaka
Chaudhari, R. D., Pawar, A. A., & Deore, R. S. (2013, October). The Historical Development Of
Biometric Authentication Techniques: A Recent Overview. International Journal of
Engineering Research & Technology (IJRET), 2(10), 3922-3923.
Mengenal Jenis, Tujuan, dan 3 Fungsi Pemindai Biometrik. (2022, September 30). (Verihubs)
Retrieved from Verihubs: https://verihubs.com/blog/pemindai-biometrik/
Mujahidin, A., & Astuti, R. P. (2020, December 8). Pengaruh Fintech e-wallet Terhadap Perilaku
Konsumtif Pada Generasi Millennial. INOVBIZ (Jurnal Inovasi Bisnis), 8, 143-150.
Mulyawan, R. (n.d.). Pengertian Biometrics (Biometrik): Sejarah, Cara Kerja, Jenis dan Contohnya.
Retrieved from RifiMulyawan.com:
https://rifqimulyawan.com/blog/pengertian-biometrics/#Cara_Kerja_dan_Tujuan_Biometrics
_Biometrik
Riadi, M. (2022, April 26). Dompet Digital (E-Wallet) - Sistem, Jenis dan Penggunaan. Retrieved
from Kajian Pustaka: https://www.kajianpustaka.com/2022/04/dompet-digital-e-wallet.html
Sari, A. M. (2023, Mei 12). Apa itu Biometrik. (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara)
Retrieved from Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi:
https://fikti.umsu.ac.id/apa-itu-biometrik/#
Tumuli, A. D., Najoan, X. N., & Sambul, A. M. (2017, Oktober 26). Implementasi Teknologi
Biometrical Identification untuk Login Hotspot. Teknik Informatika, 12(1), 1.
doi:https://doi.org/10.35793/jti.12.1.2017.17873
Utami, Z. (2023, Juni 16). Analisis Penggunaan Teknologi Biometrik dalam Sistem Keamanan dan
Identifikasi Pengguna. Teknologi Informasi, 3(5), 1-17.
Wardhana, A. (2022). FinTech Innovation: Essence, Position, and Strategy (pp. 1-14). (A. Sudirman,
Penyunt.) Bandung, Jawa Barat, Indonesia: Media Sains Indonesia. Diambil kembali dari
https://www.researchgate.net/

10

Anda mungkin juga menyukai