Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA

ORGANISASI di BIDANG PERBANKAN

Nama : I Wayan Dicky Darma Putra


NIM : 1705552013
Mata Kuliah : Pengantar Sistem dan Teknologi Informasi
Jurusan : Teknologi Imformasi

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) Yang berkembang dewasa ini memberikan
banyak manfaat kepada peradaban manusia di era modern ini. Setiap orang merasakan dampak
dari perkembangan Teknologi Informasi (TI) dari masa ke masa. Perkembangan Teknologi
Informasi (TI) sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia di masa ini maupun di masa
mendatang. Karena Teknologi Informasi (TI) dapat ditemui di manapun dalam kehidupan
sehari-hari manusia contohnya computer, televisi, telepon seluler, dan lain-lain. Oleh karena
itu manusia di era modern seperti saat ini dituntut untuk mengetahui dan mengikuti
perkembangan Teknologi Informasi (TI) agar dapat bersaing dalam persaingan yang ketat di
era globalisasi seperti saat ini maupun di masa mendatang.
Dalam dunia bisnis saat ini Teknologi Informasi (TI) sangat bermanfaat karena semakin
memudahkan orang dalam melakukan bisnis. Perkembangan Teknologi Informasi (TI)
sekarang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis, perkembangan dunia Teknologi Informasi
(TI) yang sangat cepat seperti yang kita rasakan sekarang ini, membuat dunia bisnis juga
berkembang pesat karena keduanya saling ber-relasi dan saling membutuhkan satu sama lain.
Bahkan sekarang ini hampir setiap orang yang melakukan bisnis tidak lepas dari Teknologi
Informasi (TI). Dan sekarang semakin banyak dibutuhkan orang-orang yang ahli dalam bidang
Teknologi Informasi (TI) untuk kegiatan bisnis.
Bisnis perbankan sangat mempengaruhi ekonomi dunia saat ini. semenjak
ditemukannya computer pada tahun 1955, Teknologi Informasi (TI) berkembang sangat cepat,
perkembangan Teknologi Informasi (TI) sangat bermanfaat dalam dunia perbankan. Semenjak
itu dunia perbankan berkembang sangat cepat dengan memanfaatkan Teknologi Informasi (TI).
Pada awalnya dunia perbankan hanya sebagai jasa tempat penukaran uang (money changer).
Lalu kemudian berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang, yang saat ini dikenal sebagai
kegiatan simpanan (tabungan). Kemudian berkembang lagi sebagai tempat peminjaman uang.
Dan masih terus berkembang hingga saati ini. Sekarang dunia perbankan telah berkembang
bersama Teknologi Informasi (TI) dan hasilnya adalah seperti yang kita lihat sekarang ini,
contohnya adalah E-banking dan lain-lain.
A. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan paper penerapan teknologi informasi dalam organisasi ini
adalah untuk menunjukan seberapa jauh peranan teknologi informasi. Terlebih saat ini
semua media berbasis online, tidak lagi konvensial. Seperti yang diketahui sendiri,
peranan teknologi informasi saat ini sangatlah kuat bagi kehidupan kitasehari-hari
termasuk ber bisnis dan organisasi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TEKNOLOGI INFORMASI
Suatu studi perancangan, implementasi, pengembangan, dukungan atau manajemen sistem
informasi berbasis komputer, terutama pada aplikasi hardware (perangkat keras) dan software
(perangkat lunak komputer). Secara sederhana, Pengertian Teknologi Informasi adalah
fasilitas-fasilitas yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak dalam mendukung dan
meningkatkan kualitas informasi untuk setiap lapisan masyarakat secara cepat dan berkualitas.

B. PERBANKAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki kegiatan utama menghimpun dana dari
masyrakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan
layanan/jasa bank lainnya.Sementara Undang-undang RI nomor 10 tahun1998 tanggal 10
november 1998 tentang perbankan mendefinisikan bank sebagai badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat 173 dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat. Teknologi informasi (TI) adalah suatu teknologi yang berhubungan dengan
pengolahan data menjadi informasi dan proses penyalurandata/informasi tersebut dalam batas-
batas ruangdan waktu. TI sebagai perangkat lunak maupunkeras yang digunakan dalam sistem
informasi.Penggunaan teknologi informasi dalam perbankan merupakan hal yang menjadi
keseharian, hampir seluruh transaksi perbankan tidak dapat terlepas dari penggunaan teknologi
informasi. PenggunaanTI telah menjadi hal yang fundamental dalam bisnis perbankan,
digunakan sebagai media untuk melakukan berbagai transaksi multichanel untuk melakukan
transaksi perbankan. Selain menjadi tulang punggung transaksi , TI telah mampu
meningkatkan kinerja pegawai dan meningkatkan kepercayaan pada pelanggan untuk
melakukan transaksi. Sejalan dengan literatur lain beberapa penelitian yang diungkapkan oleh
Fristak dan Ward mengungkapkan tentang penggunaan TI dalam perbankan yang mampu
meningkatkan efisiensi dalam operasional serta mampumenghasilkan benefit yang besar bagi
bank yang menerapkan.

C. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI) DALAM DUNIA


PERBANKAN

Seperti yang kita lihat sekarang ini Teknologi Informasi (TI) sangat cepat berkembang dan
semakin dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Dalam hal ini perbankan, pada awalnya
Bank di bentuk bukan seperti sekarang ini yang seperti kita lihat sekarang. Pada awalnya bank
hanya sebuah jasa yang melayani penukaran uang, kemudian berkembang lagi menjadi tempat
penitipan uang (tabungan), lalu berkembang lagi menjadi tempat peminjaman uang. Awal
kegiatan perbankan dimulai dari zaman babylonia kemudian terus berkembang ke zaman
yunani kuno dan romawi. Hingga akhirnya terus berkembang sampai ke daratan eropa, dan
akhirnya berkembang sampai ke Asia Barat yang dibawa oleh para pedagang Eropa, dan terus
berkembang hingga kegiatan perbankan ini menyebar ke seluruh dunia, terutama daerah
jajahan Eropa.
Dewasa ini bank bukan hanya sebagai tempat penukaran, penitipan, maupun
peminjaman uang. Saat ini bank berkembang menjadi lebih besar lagi bahkan sekarang ini
mempengaruhi ekonomi masyarakat dalam tingkat nasional, maupus dalam tingkat
internasional. Dalam skala yang sangat besar ini tentu bank sangat membutuhkan Teknologi
Informasi (TI) untuk pengelolaanya karena bank sudah mencakup lingkup yang sangat besar
hingga dunia internasional. Penggunaan Teknologi Informasi (TI) dalam bidang perbankan
diharapkan dapat memudahkan pihak bank maupun pengguna jasa bank.
Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam dunia perbankan sangat membantu bank
dalam mempermudah dan meningkatkan fasilitasnya, Contohnya mesin ATM.
ATM(Automated Teller Machine) pertama kali ditemukan oleh Donald C. Wetzel asal amerika
serikat pada tahun 1968. Penemuan ini berawal dari saat beliau lelah dan kesal mengantre
dalam antrian panjang bank. Ia lantas menemukan ide pengembangan mesin untuk nasabah
bertransaksi. Ide mesin ini ditujukan untuk menggantikan fungsi teller bank untuk melayani
nasabah dengan praktis. Mesin mulai digunakan secara komersil tepat pada tanggal 2
september 1969, oleh Chemical bank, new York. Saat itulah industri perbankan di dunia
mengenal mesin ATM modern pertama yang menggunakan kartu plastik ber-strip magnetik
dan sukses diterima bank-bank di Amerika Serikat. Namun, mesin ATM Wetzel bukanlah yang
pertama saat itu. Cikal bakal ATM itu sudah diperkenalkan sejak 1939 oleh Luther George
Simjian. Sayangnya, pihak bank waktu itu masih tidak bisa menerima pemikian bahwa sebuah
mesin dapat menggantikan pekerjaan manusia melayani nasabah. Bahkan, permintaan mesin
ATM kala itu masih sangat kecil. Alhasil, ATM temuan Simjian itu tidak sukses dipasaran.
Karena faktor itulah, Smithsonians National Museum of American History, lebih memilih
mencatat nama Donald Wetzel sebagai penemu ATM. Apalagi, pada 1973, dari total 2.000
ATM yang beroperasi di Amerika Serikat, sebagian besar adalah model buatan Docutel
perusahaan tempat Wetzel bekerja.

Pada awal ditemukannya mesin ATM, ATM belum dapat terhubung secara online. Baru
pada 1974, perusahaan bernama Diebold asal Amerika Serikat, berhasil mengaplikasikan ATM
yang langsung terhubung secara online dengan bank, sehingga mesin ini makin bisa memenuhi
permintaan industri perbankan.
Dalam perkembangannya, saat ini pengaplikasian Teknologi Informasi (TI) dalam
dunia perbankan bukan hanya mencakup ATM saja. Namun juga hal-hal lainnya seperti
Internet Banking. Dunia internet telah berkembank luas dan mendunia. Selama tahun 1980-an
programmer yang bekerja pada bidang perbankan mulai dating dengan ide-ide untuk transaksi
perbankan online. Perkembankan internet banking pada awalnya di motori oleh organisasi
perbankan dan keuangan di eropa dan amerika serikat pada saat itu disebut Rumah
perbankan. Pada awal 1980 saat computer dan internet belum banyak di kenal oleh masyarakat
dunia dan tidak berkembang baik, penggunaan perbankan rumah terbuat dari mesin fax dan
telepon unutk memudahkan orang yang menggunakan jasa bank. Lalu, penyebaranfasilitas
internet dan pemrogramman membuat peluang perbankan rumah semakin besar. Tahun
1983, Nottingham building society (NBS) memelopori perbankan online pertama di inggris.
Layanan ini membentuk sebagian besar fasilitas internet perbankan untuk diikuti. Fasilitas ini
pada awalnya tidak berkembang dengan baik dan membatasi jumlah transaksi untuk pemegang
rekening. Fasilitas yang diambil ini merupakan system yang diambil dari system prestel,
system yang digunakan departemen pos inggris. Sedangkan di amerika serikat layanan ini
pertama kali dikenalkan pada oktober 1994. Yang dikembankan oleh Stamford federal credit
union , yang merupakan lembaga keuangan. Sedangkan jika di Indonesia sendiri dikenalkan
pada tahun 2001 yang pertama kali dikenalkan oleh Bank Central Asia(BCA).
Saat ini online banking sudah sangat marak penggunaanya. Internet banking bukan
hanya menguntungkan pihak pelanggan pengguna jasa bank namun juga menguntungkan bagi
bank itu sendiri. Dengan Internet banking yang marak penggunaanya saat ini, sekarang nasabah
bank tidak perlu untuk datang ke bank untuk mengambil tabungan, menabung, atau sekedar
mengecek saldo mereka. Berbagai kemudahan yang ditawarkan online banking sekarang ini
sudah dapat di manfaatkan oleh sebagian besar nasabah, karena saat ini Teknologi Informasi
(TI) sudah dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat baik golongan masyarakat kelas
atas hingga golongan masyarakat golongan bawah. Selain kelebihan-kelebihan diatas yang
ditawarkan oleh Internet banking, kelebihan lainnya yaitu misalnya mentransfer uang ke
rekening lain dengan Internet banking, membayar tagihan listrik, membayar tagihan air,
bahkan membeli pulsa secara Internet dari Internet banking. Bahkan dewasa ini jual/beli
barang/jasa dapat dilakukan secara online. Pelanggan dapat membeli sesuatu hanya dengan
mengakses internet dan menggunakan Internet banking dari bank masing-masing. Internet
banking sekarang juga menawarkan kartu kredit online, pinjaman personal, dan akun tabungan.
Dan semua itu dilakukan secara online. Selain nasabah pihak bank sendiri juga diuntungkan.
Bank akan lebih praktis dalam melayani nasabah dalam melakukan transaksi karena jika
nasabah melakukan transaksi denan menggunakan fasilitas online banking maka teller bank
tidak perlu melayani nasabah secara manual. sehingga ini akan memudahkan teller karena
jumlah nasabah yang dating langsung ke bank akan berkurang dan ini akan membuat bank
mendapatkan keuntungan yang lebih . sehingga kesimpulannya semakin banyak nasabah yang
menggunakan online banking maka keuntungan yang di dapat bank akan semakin bertambah
besar. Pada akhirnya, jika bank mendapat keuntungan maka bisa saja bank menawarkan tingkat
suku bunga yang lebih tinggi sehingga kembali dapat menguntungkan pelanggan.
Menilai dari popularitas yang sekarang, online banking akan terus popular dan
digunakan di masa yang akan datang. Individual dan pelaku bisnis yang sebelumnya menolak
untuk mengadopsi online banking sebagai alat komersial, sekarang tidak akan mempunyai
banyak pilihan lagi. Kecepatan sistem online dalam melakukan transaksi akan mengalahkan
metode tradisional sepenuhnya. Bagaimanapun juga, perkembangan dari online banking akan
tergantung dari seberapa user-friendly nya fasilitas yang ada, penambahan fasilitas yang baru
yang akan ditambahkan dan bagaimana konsep dari online banking dikemas sedemikian rupa
untuk digunakan secara umum. Sayangnya sampai sekarang bank dan pelanggan masih jarang
sepakat dalam hal fasilitas mana saja yang berguna dan tidak berguna. Sejumlah riset pasar dan
polling pelanggan diperlukan untuk menjembatani jarak antara apa yang diperlukan dalam
perbankan dan apa yang tersedia.
Salah satu penggunaan online banking di masa yang akan datang, menurut Bank of
America, harus menyediakan kesempatan untuk mengembangkan perbankan di dalam cara-
cara inovatif yang mengutamakan kecenderungan kelakuan pelanggan, pilihan yang ada, dan
trend. Ide-ide baru yang dikembangkan harus menerapkan teknologi yang mengungkap
wawasan yang mencakup skala sosial dan fisik yang luas, dari interaksi dengan pelanggan
secara individu menuju kepada transaksi secara global. Perlu dilakukan riset guna menemukan
inovasi untuk mengubah dunia perbankan secara menyeluruh. Peneliti akan menanyakan
pertanyaan seperti : Bagaimana caranya sehingga semua pelanggan dapat memiliki
pengetahuan dan alat yang dibutuhkan untuk mengontrol keuangan mereka secara lebih baik
di masa yang akan datang?, Bagaimana interaksi perbankan ber-evolusi ketika dunia
pelanggan secara fisik dan virtual terjalin?, dan Bagaimana jaringan sosial mengubah
pengalaman pelanggan menjadi lebih mudah, nyaman, dan lebih terintegrasi dengan kehidupan
sehari-hari?

TEKNOLOGI INFORMASI PERBANKAN SYARIAH

Dalam melakukan kegiatannya perbankan syariah bekerja sama dengan bidang


teknologi informasi untuk membangun sistem informasi perbankan syariah dengan membuat
aplikasi khusus yang dapat mempermudah semua proses-proses transaksi yang ada
diperbankan syariah yang salah satunya adalah proses transaksi jual beli salam. Dan sudah
menjadi sesuatu yang sangat relatif bila dikatakan bahwa sebuah aplikasi teknologi perbankan
syariah itu baik atau lebih baik dari aplikasi yang lain ( Zachman, John A., A framework in
information systems Architecture, New York: IBM Systems Journal 26, No.23, 1999 ). Tetapi
seorang ahli teknologi informasi Eropa menerangkan bahwa aplikasi yang baik harus
memenuhi beberapa persyaratan penting dan saling berhubungan, yaitu:
a. Sifat Operasional Aplikasi ( Product Operation )
Untuk melihat sifat operasional aplikasi, hal-hal yang diukur adalah berhubungan dengan
teknis analisis perancangan aplikasi dan arsitekturnya. Seorang pakar Inggris bernama McCall
merumuskan kualitas Product Operation sebagai berikut:
1. Correctness, yaitu s ejauh mana suatu aplikasi memenuhi spesifikasi dan objectives dari
users. Dalam hal ini yang harus kita perhitungkan adalah sejauh mana pengembang internal
maupun eksternal ( vendor ) dapat mengetahui kebutuhan bisnis ( business requirement ).
Dalam hal ini mereka harus mengerti bahwa ada beberapa perbedaan signifikan antara
arsitektur bank konvensional dengan arsitektur bank syariah;
2. Reliability yaitu kemampuan sebuah aplikasi melaksanakan kemampuan sesuai dengan
fungsinya dan ketelitian yang akurat;
3. Efficiency yaitu seberapa besar kapasitas parameter yang mendukung modul-modul yang
saling berkaitan untuk memudahkan user membuat turunan produk, interfacing antar modul
serta interfacing terhadap aplikasi lain yang mungkin dihubungkan untuk mendukung suatu
transaksi;
4. Integrity yaitu sejauh mana akses ke aplikasi dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat
dikendalikan, seberapa tinggi akurasi dan tingkat security yang dimiliki; dan
5. Usability yaitu f aktor ini menentukan sejauh mana kemudahan user mempelajari,
menggunakan dan mengerti output yang dihasilkan.

b. Kemampuan aplikasi dalam menjalani perubahan ( Product Revision )


Dalam perjalanan suatu usaha senantiasa terdapat perubahan-perubahan baik dari sisi strategi
maupun perubahan yang diakibatkan oleh regulasi. Oleh karena itu ada beberapa faktor pokok
yang harus dipertimbangkan adalah:
1) Maintainability yaitu usaha untuk menemukan perbaikan dari kesalahan ( error ) maupun
usaha untuk melakukan perubahan;
2) Flexibility yaitu usaha yang diperlukan untuk melakukan modifikasi, terutama terhadap
aplikasi yang berhubungan dengan hal-hal operasional;
3) Testability yaitu usaha yang diperlukan untuk menguji atau memastikan suatu aplikasi telah
sesuai dengan kebutuhan bisnis ( business requirement ), comply dengan regulasi yang ada dan
lain sebagainya.
c. Daya adaptasi software terhadap lingkungan baru ( Product Transition ).
Percepatan TI semakin hari terasa semakin cepat, perubahan-perubahan terjadi mulai dari
operating system yang hampir setiap tahun mengeluarkan versi baru, software pendukung,
delivery channel maupun hardware yang terus dikembangkan untuk mengembangkan
aplikasinya sehingga dapat beradaptasi terhadap lingkungan baru.
Delivery channel merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam
pengembangan bisnis di masa depan, mengingat arah perbankan dunia menuju sistem Cyber
Banking (bank maya). Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan pengujian
terhadap aplikasi, apakah aplikasi yang bersangkutan sanggup melakukan hubungan dengan
aplikasi lain dalam platform yang berbeda (Inter-operability), baik secara langsung maupun
dengan perantara perangkat lain (middleware).
Aplikasi pembiayaan salam diperbankan syariah pada umumnya dibuat untuk
melakukan pencatatan transaksi atau produk salam itu sendiri. Serta untuk mengolah data yang
diperlukan dalam pembiayaan syariah agar terkomputerisasi dan lebih akurat sehingga tidak
akan mengalami human error atau redudansi data. Aplikasi ini juga didukung dengan teknologi
internet agar dapat diakses secara online oleh petugas dibagian-bagian yang bersangkutan.
Dalam bidang pemasarannya semua lembaga perbankan syariah juga membangun website
khusus untuk melakukan proses e-banking untuk memberikan kemudahan kepada nasabahnya
dalam bertransaksi dan memperoleh informasi tentang perbankan syariah maupun produk-
produknya.

D. DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PERBANKAN

Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, dimana kemajuan suatu
sistem perbankan sudah barang tentu ditopang oleh peran teknologi informasi. Semakin
berkembang dan kompleksnya fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan
pelayanan, itu berarti semakin beragam dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh
suatu bank. Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan penerapan
teknologi bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga bertujuan
untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi untuk saat ini, khususnya
dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan kepada customers serupa,
sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan adalah bagaimana memberikan
produk yang serba mudah dan serba cepat.
Salah satu bank yang paling mutakhir dengan teknologi hi-end nya adalah BCA,
dimana dengan asset teknologi mutakhir yang dimilikinya BCA mampu menjadi leader dalam
hal pelayanan e-banking. Dengan jumlah ATM terbesar yang dimilikinya, fasilitas internet
banking,dll. Padahal ukuran kecanggihan sebuah teknologi perbankan tidak hanya dilihat dari
coverage ATM-nya semata, tapi seharusnya dilihat pada data centernya, khususnya di aplikasi
core bankingnya.
Memang kendala yang dihadapi oleh dunia perbankan adalah kompleks dan mahalnya
teknologi informasi, karena sebagian besar teknologi ini masih disuplay oleh vendor-vendor
luar negeri. Tetapi kita lihat sekarang, banyak vendor vendor pribumi yang berani bersaing
dalam teknologi informasi ini. Jadi kenapa kita tidak memakai vendor-vendor pribumi untuk
menanamkan teknologi informasi tersebut dalam dunia perbankan. Hal ini manjadi tuntutan
bagi perbankan karena mau tidak mau suatu korporasi yang mempunyai ruang lingkup kerja
yang luas ditambah dengan operasional-operasional yang sangat banyak harus ditunjang
dengan suatu teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja
tersebut. Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu informasi yang up to date bagi
pihak manajemen menengah ke atas untuk memprediksikan langkah bisnis yang akan diambil
sehingga berbagai kendala yang mungkin muncul dapat teratasi.
Sebagai contoh, dibangunnya suatu sistem informasi Biro Kredit Nasional oleh Bank
Indonesia, hal itu dilakukan tidak lain adalah untuk mengantisipasi resiko kredit yang mungkin
muncul apabila salah seorang debitur mengajukan pinjaman di salah satu bank padahal
pinjaman di bank lain belum lunas. Hal ini dibutuhkan kesinergian dan up to date-nya informasi
antar bank sehingga hal tersebut dapat terhindarkan.
Operasional yang real time antar bank juga telah menjadi tuntutan bagi dunia
perbankan, karena hal ini menjadi salah satu materi bagi pelayanan yang berkompetisi dalam
memasarkan produk perbankan. Pengiriman uang transfer antar bank, outlet-outlet otomasi
(ATM), hal ini menjadi patokan penilaian bagi para nasabah umumnya dalam melakukan
transaksi dalam segi pelayanan. Jadi memang mau tidak mau bisnis perbankan harus ditunjang
keefisienan operasional jika ingin bersaing di dalam dunianya, dan hal ini harus ditunjang
dengan suatu sistem yang terintegrasi yang termuat dalam suatu teknologi informasi.
Penerapan suatu teknologi informasi menuntut diantaranya sumber daya manusia yang
memadai. Jika sumber daya manusia yang ada tidak menguasai teknologi tersebut hal ini
menjadi suatu pemborosan semata, karena mahalnya teknologi yang telah dibeli jika tidak
terpakai merupakan suatu hal yang sia-sia. Oleh karena itu sebelum teknologi tersebut
diterapkan, sudah seharusnyalah kita instropeksi terhadap kemampuan korporasi, apakah
cocok teknologi tersebut diterapkan, apakah sumber daya manusianya memadai, dan apakah
teknologi tersebut mempunyai features yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Karena penerapan suatu sistem teknologi informasi merupakan salah satu aktivitas investasi
jangka panjang bagi korporasi. Hal ini sudah sepatutnya menjadi hal yang diperhitungkan
dalam dunia perbankan, sebagai lembaga intermediasi bagi masyarakat, sudah seharusnya
perbankan menjadi pelayan yang setia dengan selalu merealisasikan bentuk-bentuk
pelayanan dengan menggunakan teknologi informasi.
Namun masyarakat sering salah kaprah. Internet banking sering dikatakan canggih
karena memungkinkan akses perbankan dari manapun. Padahal jika dilihat dari arsitektur
sistem perbankannya, E-Banking hanyalah salah satu channel dari banyak channel untuk
transaksi perbankan semisal EDC (electronic data capture) yang banyak terdapat di merchant
belanja. Ataupun mesin ATM itu sendiri
Mudahnya sebuah sistem yang mengelola data hingga 140 juta customer base yang
hanya digunakan untuk pencatatan saja semisal KPU-Pemilu, tentunya tidak lebih canggih
dibandingkan BRI dengan 30 juta customer yang menggunakan aplikasinya untuk menghitung
kelipatan bunga dan kredit. Dan tentunya tidak berarti BRI kalah canggih dengan aplikasi Bank
Niaga yang mampu dengan akses banyak channel-nya bila pelanggannya hanya 10juta.
Pengembangan lokasi layanan perbankan saat ini nyaris sudah tidak mungkin,
penambahan produk baru juga tidak akan beranjak jauh dari inovasi sekitar mobile-banking
dan ekstensifikasi layanan private banking, yang semula diarahkan ke nasabah-nasabah kelas
kakap saja. Layanan financial planning yang semula sangat terbatas, kini semakin marak dan
dimungkinkan dengan terbukanya peluang untuk memadukan produk-produk asuransi, pasar-
modal dan dana-pensiun ke dalam layanan perbankan. Teknologi yang diperlukan sifatnya
menjadi sangat individual dan tergantung pada profil dan kebutuhan masing-masing nasabah.
Yang penting adalah bahwa perkembangan saat ini menunjukkan bahwa layanan jasa-
keuangan sedang bergerak ke arah konvergensi di antara keempat jenis produk tersebut.
Lalu, bagaimana penerapan teknologi informasi untuk kebutuhan seperti ini? Tidak
mungkin melakukan integrasi dari semua sistem aplikasi yang terkait, karena masing-masing
aplikasi hampir pasti dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Beberapa bank
tampak mengoperasikan service desk terpisah untuk masing-masing jenis layanan jasa
keuangan. Insurance desk misalnya, ada di sudut khusus untuk jenis layanan itu. Capital market
instruments relatip lebih mudah diintegrasikan ke dalam layanan jasa perbankan, itupun kalau
konfigurasi produknya simpel-simpel saja. Pola ini primordial sifatnya dan sudah dilakukan
lebih dari 10 tahun yang lalu. Tantangannya adalah dukungan teknologi perbankan di meja
service representative yang dapat digunakan untuk memadukan semua layanan jasa perbankan
ini dan meraciknya secara individual untuk para nasabah yang memerlukan.
Berbagai kasus di atas membantu menunjukkan bahwa teknologi yang diterapkan
dengan baik memberikan competitive advantage kepada sebuah bank. Setiap bank mempunyai
akses yang sama atas teknologi yang ada, namun yang mampu memanfaatkannya dengan benar
adalah mereka yang berhasil meraciknya ke dalam sebuah konfigurasi yang fungsional dan
efisien, yang diimplementasikan dengan seksama, yang mendukung produk dan layanan yang
ciamik serta dioperasikan dengan tepat-guna. Membeli teknologi adalah kegiatan yang paling
mudah dan tidak memerlukan keahlian tinggi. Namun, semuanya kembali memerlukan
perancangan, penerapan teknologi yang baik, Good IT Governance, yang berdasarkan
keseuaian target korporasi dari perbankan itu sendiri.
BAB III
KESIMPULAN

Teknologi Informasi (TI) sangat banyak berpengaruh terhadap bidang perbankan sejak
ditemukannya komputer. Pengaruh yang diberikan oleh Teknologi Informasi (TI) kedalam
dunia perbankan dapat meluputi pengaruh baik maupun pengaruh buruk bagi perbankan itu
sendiri. Namun, setelah Teknologi Informasi (TI) mulai ditemukan dan dikenalkan ke dunia
perbankan, dunia perbankan semakin maju dan lebih efisien dalam system pelayanan,
administrasi, dan lain-lain. Oleh karena itu perkembangan dunia perbankan sekarang ini tidak
bias lepas oleh peran Teknologi Informasi (TI).
DAFTAR PUSTAKA
https://pratamafahmi.blogspot.co.id/2013/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://helen-christina-shanty.blogspot.co.id/2013/06/makalah-penerapan-teknologi-
informasi_1720.html
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:AI1KSggz0UUJ:journals.telkomuni
versity.ac.id/aptikom/article/download/658/516/+&cd=15&hl=en&ct=clnk&gl=id
http://www.artikelsiana.com/2015/09/teknologi-informasi-pengertian-tujuan-fungsi.html

Anda mungkin juga menyukai