Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

TEORI PORTOFOLIO & INVESTASI

“HOT MONEY”

Dosen Pengampu :
Aisyah Hanif, SA, M.Acc, Ak, CA

Disusun Oleh :

Lina Rahmawati 162010300


Adistia Anna Prasiwi 162010300220
Shafrino Wahyu Assidqi 162010300231
Sri Wilujeng 162010300260

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Teori Portofolio & Investasi yang
berjudul “Hot Money” tepat pada waktunya.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan segala informasi kepada


pembaca t. Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “tak ada gading yang tak retak”, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun, guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Aisyah Hanif, SA,
M.Acc, Ak, CAselaku dosen mata kuliah Teori Portofolio & Investasi yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan tugas makalah tentang “Hot Money”.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu
dalam menyelesaikan makalah ini dari awal hingga akhir.

Sidoarjo, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PEDAHULUAN
Latar Belakang Masalah......................................................................................1
Rumusan Masalah...............................................................................................1
Tujuan ................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
Pendahuluan.......................................................................................................3
Hot Money.........................................................................................................4
Investasi Sektor Finansial..................................................................................5
Global Market....................................................................................................6
Sekuritisasi.........................................................................................................9
Investor Pasar Finansial....................................................................................14
Top-Down Analysis..........................................................................................16
Technical vs Fundamental Analysis..................................................................16

BAB III PENUTUP


Kesimpulan.........................................................................................................18
Saran....................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................19

ii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

2. Rumusan Masalah
3. Tujuan dan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENDAHULUAN
Manajemen investasi merupakan bagian dari Grand Theory
manajemen keuangan, sedangkan manajemen keuangan itu sendiri
meliputi dua hal penting, yaitu: financing management terkait dengan cara
untuk mendapatkan dana investasi, dan investing management berkaitan
dengan bagaimana menggunakan dana tersebut. Investing management
sendiri dapat digolongkan dalam beberapa aspek, yaitu dari sudut pandang
sektoral dan sudut pandang regional. Sudut pandang sektoral sendiri dapat
dibagi lagi menjadi investasi pada sektor riil dan investasi pada sektor
keuangan/financial, sedangkan sudut pandang regional juga dapat dibagi
menjadi investasi nasional dan investasi internasional.
Dalam investasi sektor riil, bentuk investasi tampak secara riil
dengan investasi di sektor finansial. Pembukaan perkebunan, pembuatan
gedung untuk operasi perbankan dan sebagainya, sedangkan di sektor
finansial, investasi mengambil bentuk berupa surat-surat berharga.
Misalnya, saham dan obligasi atau surat utang lainnya.

Pada negara-negara berkembang (emerging countries) , dimana


system politik belum stabil dan gejolak ekonomi masih masih sangat
mungkin terjadi, ditambah lagi dengan mobilitasnya yang rendah, investasi
dalam sekor riil akan menghadirkan resiko yang tinggi bagi para investor
internasional. Oleh karena itu para investor internasional lebih tertarik
untuk berinvestasi hanya pada sektor finansial. Alasannya, jika terjadi
perubahan system politik ataupun gejolak ekonomi, para investor ini dapat
dengan mudah dan cepat menjual surat-surat berharga yang mereka miliki
dan membawa pulang asset mereka kembali ke negaranya.

2
B. HOT MONEY
Investasi finansial dikatakan sebagai hot money (uang panas), dikarenakan
sifat investasinya yang cepat datang dan cepat pergi. Jika kondisi politik
atau ekonomi memburuk, dengan mudah investor dapat menjual surat-
surat berharga yang dimiliki dan keluar dari suatu Negara. Oleh karena itu,
jika sebuah negara menginginkan investasi bertahan lama dinegerinya,
pemerintah harus menjaga kondisi politik yang stabil, nilai mata uang
yang stabil dan menjaga pertumbuhan ekonomi.

Meski umumnya memiliki kondisi politik yang kurang stabil, negara yang
sedang berkembang memiliki angka pertumbuhan ekonomi yang lebih
tinggi daripada negara maju. Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di
negara berkembanginilah yang masih menjadi daya tarik bagi investor,
karena tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi umumnya mencerminkan
hasil/pengembalian (return) investasi yang lebih tinggi. Tetapi investor
internasional cenderung memusatkan investasi mereka hanya pada sektor
finansial mengingat resiko ketidakstabilan politik negara berkembang dan
sifat pasar finansial yang lebih likuid.

Negara berkembang yang mengandalkan pasar finansial dalam


membangun perekonomiannya tetapi tidak dapat mempertahankan
stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi akan mengalami goncangan
ekonomi yang hebat tatkala terjadi pelarian modal dikemudian hari.
Pembangunan ekonomi dengan sumber dana yang berasal dari pasar
finansial lebih rentan terhadap goncangan ekonomi dibandingkan sumber
dana pembangunan yang berasal dari sektor riil.

C. INVESTASI SEKTOR FINANSIAL


Ada 3 jenis finansial yang penting untuk dibangun dalam suatu negara
guna melakukan pengelolaan perekonomian yang terintegrasi dengan baik.
Pasar-pasar finansial tersebut adalah pasar uang, pasar berjangka, dan

3
pasar modal. Ketiga jenis pasar finansial tersebut saling berkaitan satu
sama lain.

Pasar modal berfungsi sebagai sarana untuk mendapatkan modal jangka


panjang bagi para pengusaha dan sebagai sarana investasi jangka panjang
bagi para pengusaha dan sebagai sarana investasi jangka pendek bagi
investor. Pasar berjangka berfungsi sebgai sarana lindung nilai investasi
bagi investor di pasar modal dan investor di pasar uang.

Di pasar Indonesia, pasar uang merupakan sarana yang paling dahulu


mengalami kemajuan. Mayoritas transaksi kauangan negara ini berasal
dari pasar uang. Pasar uang sudah berkembang sejak ratusan tahun lalu.
Perkembangan pasar modal berada pada urutan kedua. Kegiatan
perdagangan efek di Indonesia baru ada pada tahun 1912 di Batavia
(Jakarta saat ini). Akan tetapi kegiatan pasar modal di Indonesia baru ada
pada tahun 1950, ketika pemerintah pertama kali menjual obligasi serta
terorganisasi dengan baik baru ada tahun 1977, yaitu pada saat Bursa Efek
Jakarta diresmikan. Pasar berjangka merupakan pasar yang paling
tertinggal perkembangannya di Indonesia. Pada tahun 2000, kegiatan bursa
berjangka baru muncul dijakarta, dan produk yang diperdagangkan masih
sangat terbatas pada produk derivarif.

Bagi investor atau pengusaha keterkaitan ketiga pasar finansial tersebut


dapat dijelaskan sebagai berikut:

Untuk memenuhi kebutuhan modal jangka pendek pengusaha


dapat meminjam kepada bank (pasar uang) dan untuk modal jangka
panjang dapat menjual obligasi (di pasar modal). Dua jenis pinjaman
tersebut dapat berdenominasi mata uang asing maupun domestic. Kedua
jenis pinjaman ini memiliki resiko fluktuasi tingkat bunga dan fluktuasi
kurs valuta asing. Untuk mengurangi tingkat resiko yang mungkin timbul
dikemudian hari, pengusaha dapat melakukan tindakan lindung nilai di
pasar derivatif (pasar berjangka) baik untuk resiko tingkat bunga maupun

4
valuta asing. Pasar derivatif dapat dijumpai baik di perbankan maupun
dibursa berjangka. Pasar derivative perbankan masih sangat sempit dan
transaksinya bersifat non standar. Pasar derivative terbesar berada dibursa
berjangka negara maju.

Pengusaha yang membutuhkan bahan baku, baik berupa produk


pertanian, perkebunan ataupun pertambangan untuk waktu 3 bulan atau 6
bulan mendatang dan seterusnya dapat membeli “kontrak beli” dibursa
komoditas (bursa berjangka). Pengusaha tersebut tidak perlu menyediakan
gedung dan mengeluarkan biaya-biaya lainnya untuk menyimpan
persediaan bahan baku tersebut. Demikian produsen dapat menjual
produknya sebelum panen tiba dengan harga kesepakatan yang terjadi
sekarang di bursa komoditas, sehingga pada saat panen raya ketika harga
produk cenderung jatuh ia dapat terhindar dari kerugian.

Pasar Uang

Perusahaan yang membutuhkan modal untuk membiayai modal


kerja dapat menggunakan kredit jangka pendek dari perbankan. Berbagai
instrumen yang dipakai oleh dunia perbankan antara lain: deposito,
Sertifikat Bank Indonesia, deposito valuta asing, commercial paper,
banker’s acceptances, overnight transaction, brokers’ calls, repos and
reverves, forword, dan swap.

Berikut ini penjabaran singkatnya:

SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) adalah surat utang berjangka


pendek antara 1 sampai 6 bulan. Yang dijual kepada masyarakat.

COMMERCIAL PAPER (CP) surat utang yang diterbitkan oleh


perusahaan ternama yang akan dibayar pada tanggal tertentu. Commercial
paper jatuh tempo antara 1 sampai 6 bulan.

5
BANKERS’ ACCEPTANCES (BA) surat perintah kepada bank untuk
membayar suatu jumlah yang diterbitkan oleh nasabah bank pada tanggal
tertentu, antara 1 sampai 6 bulan (berfungsi seperti cek mundur).

OVERNIGHT TRANSACTION adalah pinjaman untuk jangka yang


sangat pendek untuk 1 hari saja. Pinjaman semacam ini biasanya
dilakukan antarbank dengan menggunakan tingkat bunga antarbbank.

REPURCHASE AGREEMENT (REPO) adalah penjualan efek oleh


dealer kepada investor dengan jaminan sekuritas untuk jangka waktu
pendek (harian) dengan janji akan membeli kembali di esok hari dengan
harga sedikit lebih tinggi.

REVERSE adalah kebalikan dari repo. Investor menjual efek kepada


dealer dengan janji untuk membeli kembali esok hari dengan tingkat
bunga overnight.

FORWARD CONTRACT adalah kontrak jual ataupun kontrak beli


antara investor dan bank. Pada umumnya objek yang dikontrakkan adalah
valuta asing atau tingkat bunga. Masa kontrak dapat berjangka waktu
bulanan, triwulan atau 6 bulanan. Apabila suatu perusahaan memiliki
utang valuta asing yang harus dibayar 6 bulan lagi, maka perusahaan
tersebut dapat membeli valuta asing sejumlah utang itu untuk jangka
waktu 6 bulan pada harga yang ditetapkan dimuka saat kontrak terjadi
forward beli dimuka. Kontrak forward beli dimuka ini bertujuan untuk
menghindari kemungkinan menderita kerugian seandainya terjadi
kenaikan kurs valuta asing pada saat utang jatuh tempo.

SNAP CONTRACT adalah tukar menukar valuta asing atau tingkat


bunga dengan waktu jangka pendek. Kontrak swap dilakukan antara pihak
bank dan nasabah untuk waktu sebulan, 3 bulanan atau 6 bulanan.

6
Pasar Berjangka

Lembaga finansial yang paling terlambat perkembangannya adalah


pasar berjangka. Kelemahan pada bursa berjangka ini akan menghambar
pertumbuhan ekonomi Indonesia karena daya tahan ekonomi kurang
kuat. Kekuatan tiga lembaga finansial yang tidak berimbang
mengakibatkan jalannya perekonomian Indonesia pincang, tertatih-tatih.
Dalam bursa berjangka, pasar komoditas nilai transaksinya relative lebih
kecil jika dibandingkan dengan nilai transaksi untuk pasar derivative. Hal
ini dapat dimaklumi karena pasar derivative hanya memperdagangkan
angka-angka finansial, beda halnya dengan pasar komoditas yang
memerlukan gudang untuk menyimpan komoditas tersebut dan biaya-
biaya terkait lainnya.Dilihat dari segi tanggung jawab, transaksi di bursa
berjangka dibagi menjadi dua yaitu: futures market dan option market.
Dilihat dari produk yang diperdagangkan bursa berjangka dibagi dua,
yaitu Commodity market dan derivative market. Dilihat dari segi
penyelesaian transaksi bursa berjangka dibagi dua, yaitu cash delivery
dan physical delivery. Dalam cash delivery, penyelesaian transaksi
dilakukan dengan cara membayar selisih harga antara market price dan
exercise price. Dalam physical delivery penyelesaian transaksi dilakukan
dengan penyerahan barang secara fisik pada saat delivery date. Kontrak
futures dan kontrak options diperdagangkan di bursa berjangka. Oleh
karena itu peraturan perdagangan yang berlaku bersifat standar. Para
pembeli dan para penjual mengajukan penawaran harga secara lelang dan
harga terbaik yang didahulukan terjadi. Pada kontrak futures, pembeli
dan penjual sama-sama memiliki “kewajiban”. Pembeli wajib membayar
harga dan penjual wajib menyerahkan barang. Jika harga kontrak berbeda
dengan harga pasar pada saat penyelesaian, maka satu pihak akan untung
dan pihak lain akan rugi. Kedua pihak baik pembeli maupun penjual
masing-masing emiliki peluang untuk menerima keuntungan atau
menderita kerugian dengan jumlah yang sama. Pada kontrak options,

7
pembeli mempunyai hak atau opsi, sedangkan penjual mempunyai
kewajiban. Oleh karena itu risiko pembeli lebih kecil daripada risiko
penjual. Sebagai gantinya risiko, penjual mendapatkan keuntungan
berupa “premium” dari pembeli jika opsi tidak dilaksanakan oleh
pembeli. Dapat dikatakan keuntungan penjual terbatas sebesar
“premium”, tetapi kerugiannya tidka terbatas. Pembeli dapat membeli
“hak beli” (opsi beli) dan “hak jual” (opsi jual).

Pasar Modal

Pasar modal dalam arti luas adalah sarana bagi pihak yang
membutuhkan modal jangka panjang dari masyarakat umum. Pihak yang
membutuhkan modal adalah pihak swasta atau pemerintah. Masyarakat
umum disebut juga sebagai investor. Modal jangka panjang yang
dibutuhkan dapat ditawarkan kepada masarakat dalam bentuk berupa
saham atau surat utang. Saham adalah surat bukti memiliki penyertaan
modal dalam suatu perusahaan. Surat utang memiliki beragam bentuk,
antara lain : obligasi, Surat Utang Negara (SUN), Surat Perbendaharaan
Negara (SPN), dan Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Pasar modal dalam
arti sempit adalah bursa efek, yaitu tempat atau sarana berdagang efek di
antara investor. Transaksi di pasar modal hanya ada pada saat pertama
kali suatu peruahaan berubah dari perseroan tertutup menjadi perseroan
terbuka atau disebut pada saat Initial Public Offerings (IPO). Setelah IPO
usai, selesailah kegiatan pasar modal. Hal ini berbeda dengan bursa efek
yang kegiatan perdagangan efek dilaksanakan setiap hari. Ada 2 teknik
pembentukan harga dalam bursa efek, yaitu order driven dan dealer
driven.

Order Driven atau Auction Market

Tawaran harga beli dan harga jual dibentuk oleh investor melalui
mesin perdagangan efek. Investor mrnrmpatkan tawaran harga melalui
teleponkepada broken efek, atau order tertulis atau online trading . tawar

8
menawar harga semacam ini sama halnya dengan lelang, dimana yang
diprioritaskan adalah harga yang terbaik (price priority). Tawaran hatga
beli tertinggi atau tawaran harga jual terendahdidahuluka. Apabila ada
tawaran harga beli atau tawaran harga jual yang sama besar, maka waktu
yang lebih awal didahulukan (time priority) pembentukan harga saham
oleh investor langsung hanya cocok untuk saham-saham perusahaan
berskala besar. Persyaratan pencatatan saham di bursa yang menggunakan
order driven sangat ketat, misalnya di NYSE diisyartkan kapitalisasi pasar
(market capitalization) minimal US$ 100 juta. Teknik ini disebut juga
dengan auction market. Istilah lainnya adalah secondary market atau
regular market. Contoh auction market adalah New York Stock Exchange
(Amerika Serikat), Tokyo Stock Exchange (Jepang) dan Bursa Efek
Indonesia. Sampai akhir tahun 2007 di NYSE tercatat 2.800 emiten,
dengan kapitalisasi pasar US$ 15 Triliun.

Dealer Market

Dealer market adalah sarana perdagangan di mana harga ditentukan


oleh pedagang (trader atau dealer) dan investor tinggal memilih harga
terbaik yang ditawarkan oleh para dealer. Jadi harga saham terbentuk oleh
dealer, sehingga disebut dealer driven. Dealer market disebut juga pasar
ketiga ataupun over the counter (OTC) market. Disebut OTC karena pada
awalnya, para investot harus datang di “counter” atau tempat penjualan
para dealer untuk mendapatkan penawaran harga terbaik. Dealer berada di
kantor masing-masing dan berkewajiban memasang tawaran harga beli dan
tawaran harga jual dari setiap jenis produk yang dipasarkan. Namun saat
ini, dengan kemajuan teknologi tawaran harga dari dealer dapat
dilaksanaan secara elektronik. Hal ini memudahkan bagi investor untuk
memilih harga terbaik. Para dealer juga dapat menawarkan jenis saham
yang berbeda ataupun yang sama kepada sesama deler. Investor beli dan
investor jual memilih saham dengan harga terbaik yang ditawarkan oleh
para dealer. Bagi para investor beli harga terbaik adlah tawaran harga jual

9
yang paling rendah. Bagi investor jual harga terbaik adalah tawaran harga
beli yang tertinggi. Saham yang diperdagangkan di OTC kebanyakan dari
perusahaan kecil dan menengah (UKM). Pada saat IPO saham dari
perusahaan UKM diborong oleh sindikasi beberapa dealer. Dealer sbagai
market maker berkewajiban memperdagangkan atau melakukan transaksi
jual beli dengan masyarakat/investor setelah IPO usai. Pembentukan harga
tawaran berada di tangan dealer masing-masing. Pembentukan tawaran
harga seperti ini lebih cermat jika dibandingkan dengan pembentukan
harga oleh para investor di auction market. Hal itu dikarenakan dealer
lebih rasional, sedangkan investor lebih emosonal dalam proses
terbentuknya harga. Oleh karena itu saham perusahaan UKM lebih cocok
diperdagangkan secara OTC.

Contoh Bursa OTC adalah Nasdaq Global Market (NGM) dan


Nasdaq Capital Market (NCM) di Amerika Serikat. NASDAQ (Nasional
Association Atock Dealer Automatic Quatation), beroperasi secara
integrasi di 50 kota di negara bagian AS. Perusahan yang tercatat meliputi
perusahaan kecil, menengah, dan besar. Jumlah emiten yang tercatat di
NGM berkisar 1.000 emiten dan di NCM sekitar 2.200 emiten. Ada sekitar
30 puluhan ribu jenis saham perusahaan kecil dan menengah yang tidak
memenuhi listing requirement bursa tetapi diperdagangkan lewat pink
sheet secara elektronik dan negoisasi. Saat ini terdapat sekitar 35.000 jenis
sekuritas diperdagangkan di pasar OTC dan melibatkan ribuan dealer. Di
jepang pasar OTC diberi nama Japan Securities Dealer Association (1941),
sedangkan di Tiongkok disebut Securities Trading Automated Quatation
System (STAQ) yang didirikan tahun 1988. Di Singapura, OTC diwakili
oleh SESDAQ, sedangkan dalam Electronic Computer Network (ECN),
tawaran harga beli dan tawaran harga jual dibentuk langsung oleh para
investor besar sebagai anggota bursa melalui internet.

10
D. GLOBAL MARKET

Konsolidasi Pasar
Kemajuan teknologi dan komunikasi mendorong terjadiya kerja
sama perdagangan efek antar bursa yang ada di dalam negeri (domestik)
dan antara bursa efek di berbagai negara. Kerja sama itu dapat mengambil
bentuk afiliasi, akuisisi ataupun merger. Hal ini akan meningkatkan
efisiensi dan membuat peluang investasi menjadi lebih beragam bagi
investor bursa efek dapat beroperasi 24 jam per hari. Di indonesia tahun
1996 Bursa Paralel Indonesia diakuisisi oleh Bursa Efek Surabaya. Di
tahun 2007, Bursa Efek Surabaya melakukan merger dengan Bursa Efek
Jakarta menjadi Bursa Efek Indonesia. Dalam skala global, tren
konsolidasi pasar ini ditunjukkan ketika Nasdaq mengakuisisi ECN, INET
(2005) dan Boston Stock Exchange (2007), dan New York Stock
Exchange nmelakukan merger dengan Archipelago ECN. Pada tahun 2007
NYSE Group melakukan merger dengan EURONEXT. Pada tahun 2008,
New York Stock Exchange mengakuisisi America Stock Exchage. Dalam
suatu negara yang memiliki banyak bursa efek, bursa-bursa efek tersebut
dapat melakukan perdagangan bersama. Saham yang tercatat di bursa efek
“ABC” dapat diperdagangkan oleh anggota bursa efek “RST”, demikian
pula sebaliknya. Dengan kemajuan teknologi, perdagangan efek bersama
di antara bursa-bursa efek dapat dilakukan, dan hal in dikenal dengan
sebutan “intermarket tranding system” .

Intermarket tranding system juga dapat dilaksanakan di antara bursa


efek di berbagai negara, walaupun terbatas untuk sejumlah jenis saham
saja. Untuk maksud tersebut para anggota bursa melakukan penyesuaian
peraturan perdagangan, peraturan keanggotaan yang berlaku secara
internasional. Dengan adanya mekanisme ini, para investor dapat
berinvestasi dalam instrumen finansial di negara manapun dengan sangat
murah. Investor AS dapat membeli saham di Bursa Efek Indonesia melalui

11
broker AS yang tercatat sebagai anggota bursa BEI. Selain itu, investor AS
juga dapat membeli saham perusahaan dari negara asing di bursa efek
yang ada di Amerika Serikat melalui American Depository Receipts
(ADR), yaitu sertifikat dana yang dijamin dengan saham asing.

E. SEKURITISASI
Sekuritisasi adalah tindakan menciptakan surat utang atau
instrumen investasi oleh suatu pihak yang dijamin oleh aset yang dimiliki
pihak tersebut. Surat utang atau instrumen investasi tersebut kemudian
dapat diperdagangkan di bursa guna menghimpun modal yang dibutuhkan.
Sekuritisasi ini selain menambah jenis instrumen yang diperdagngkan di
bursa juga akan meningkatkan kemudahan bagi perusahaan untuk mencari
modal dari negara lain. Contoh sekuritisasi : asset backed securities,
mortgage backed securities, dan American Depository Receipts. Piutang
dagang berjangka panjang, misalnya kredit mobil/sepeda motor sampai 5
tahun, dapat dibuat jaminan untuk menerbitkan surat utang “asset backed
securities” yang dijual di bursa. Kredit perumahan yang dihipotekan
adalah aset piutang bank, dapt sebagai jaminan untuk menerbitkan surat
utang “mortgage backed securities” yang dijual di bursa. Perusahaan
investasi Amerika Serikat memiliki 10 % saham Telkom Indonesia, dapat
menerbitkan sertifikat investasi bernama American Depository Receipts
(ADR) yang dijual di bursa efek Amerika.

Asset backed securities, atau sekuritas beragun aset adalah surat


utang yang dijamin dengan aset perusahaan misalnya piutang kredit mobil/
sepeda motor. Surat utang tersebut dapat dijual di bursa efek. Dengan cara
ini perusahaan dapat memutarkan kembali modal untuk kredit
mobil/sepeda motor ke dalam operasional perusahaan. Modal kerja lebih
likuid. Mortgage backed securities, MBS atau surat utang beragun hipotek
adalah surat utang yang dijamin dengan kredit perumahan. Kredit
perumahan (KPR) dikeluarkan oleh para bankir. Perusahaan investasi
membeli semua KPR dari bankir. Untuk meksud tersebut perusahaan

12
investasi menerbitkan surat utang yang dijamin oleh KPR dan menjual
surat utang (MBS) tersebut di bursa efek. Para debitor atau pengambil
kredit KPR masih tetap membayar angsuran KPR kepada bankir awal.
American Depository Receipts, ADR adalah sertifikat yang diterbitkan
oleh lembaga keuangan berbadan hukum. Amerika Serikat yang dijamin
dengan sekuritas asing dan sertifikat itu tunduk pada hukum Amerika
Serikat serta dijual di bursa efek Amerika Serikat. Contoh : Citibank
membeli saham Telkom Indonesia sebanyak 10% dari saham beredar.
Citibank menerbitkan ADR yang dijamin dengan saham Telkom
Indonesia. Untuk pertama kali terbit ditetapkan 20 saham Telkom = 1
ADR, jika harga saham Telkom @ Rp 10.000 maka 1 ADR = Rp 200.000,
jika kurs US$ 1 = Rp 9000, maka 1 ADR = US$ 22,22

F. INVESTASI PASAR FINANSIAL


Semua jenis investor di atas dapat melakukan investasi dan
melaksanakan manajemen portofolio tetapi tidak semua jenis investor di
atas sebagai perusahaan manajer investasi. Hanya suatu perusahaan yang
memiliki izin usaha sebagai manajer investasi yang dapat disebut sebagai
manajer investasi. Perusahaan manajer investasi menerbitkan reksa dana
yang dijual kepada masyarakat umum. Dana yang diperoleh dari penjualan
reksa dana digunakan untuk membeli saham, obligasi, dan Surat Berharga
Pasar Uang (SBPU). Pemilihan jenis efek serta proporsi setiap jenis efek
tergantung tujuan investasi dan tujuan investasi itu berbeda antara institusi.
Misalnya, ukuran jangka panjang investasi untuk dana pensiun berbeda
dengan asuransi. Berarti jenis efek dan jangka waktu investasi berbeda
antara perusahaan. Baik investor perorangan maupun investor lembaga
dapat menggunakan analisis teknikal dan analisis fundamental dalam
proses investasi. Hanya saja, ada kecenderungan innvestor perorangan
sering menggunakan analisis teknikal dalam proses jual beli saham. Hal
ini banyak disebabkan oleh kemauan investor perorangan berinvestasi
untuk jangka pendek yang sifatnya harian dan mingguan. Sebaliknya,

13
investor lembaga lebih bertujuan investasi jangka panjang, bulanan
maupun tahunan sehingga lebih cocok menggunakan analisis fundamental.
Investor perorangan lebih bermotif spekulasi, sedangkan investor lembaga
lebih bermotif investasi. Investor perorangan menganalisis prediksi harga
saham, sedangkan investor lembaga menganalisis saham yang baik dan
saham yang buruk, baru kemudian memikirkan harga yang layak masing –
masing. Investor lembaga memulai analisis saham dengan “top down
analysis”

G. TOP-DOWN ANALYSIS
Investor yang bertujuan investasi jangka panjang, baik investor
lembaga maupun investor perorangan selalu memulai analisis awal yaitu
top down analysis. Dimaksud dengan top down analysis adalah analisis
dari data makro, kemudian data mikro, berikutnya data sektoral, dan
beralih dengan individu perusahaan. Data makro dan data mikro baik
bersifat politik maupun ekonomis. Data politik termasuk perkembangan
suhu politik yang berkembang di dunia internasional. Apakah suhu politik
dunia memanas ataukah kondusif untuk melakukan investasi baik didalam
negeri maupun investasi di luar negeri. Suhu politik dunia yang bergejolak
akan mendorong investor untuk tidak masuk pasar modal, bahkan akan
mendorong investor untuk melepaskan kepemilikan sekuritas dipasar atau
keluar dari pasar. Sebaliknya jika suhu politik dunia yang damai akan
mendorong investasi memasuki pasar modal. Gejolak politik dunia
maupun regional akan mempengaruhi perekonomian dunia ataupun
ekonomi suatu kawasan regional. Selanjutnya, gejolak ekonomi regional
ataupun internasional dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara
dengan kadar positif atau negatif berbeda – beda antar negara.

Analisis Makro

Namun demikian, tidak mudah menganalisis suhu politik dunia


yang mempengaruhi pasar modal dunia atau pasar modal dalam negeri.

14
Akan tetapi dinamika politik akan berpengaruh terhadap perkembangan
perekonomian. Seperti diketahui bahwa kekuatan ekonomi dunia saat ini
berada ditangan Amerika Serikat, China, dan Jepang. Hal ini berarti
perkembangan ekonomi di Amerika Serikat, maju mundurnya
pertumbuhan ekonominya akan berpengaruh besar terhadap perekonomian
negara – negara lain terutama yang transaksi ekspor – impor besar dengan
Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi masa depan Amerika Serikat
tercermin pada indeks harga saham gabungan (IHSG) New York Stock
Exchange atau NYSE yang terbit hari ini. Banyak jenis IHSG yang
mewakili NYSE. Indeks harga saham hari ini merupakan petunjuk arah
masa depan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, harga saham dipakai
sebagai pedoman arah ekonomi masa depan. Oleh karena itu, para investor
negara lain selalu memperhatikan dan mengamati perkembangan indeks
Dow Jones (DJIA) Amerika Serikat, Indeks Nikkei 225 (Jepang) dan
menghitung pengaruhnya terhadap indeks harga saham dalam negeri.

Krisis Finansial Asia

Pada kejadian yang ekstrem, investor di pasar modal dapat


mengalami kebangkrutan mendadak. Contoh, pada krisis finansial Asia
yang bermula dari Thailand, kemudian merambat ke Malaysia, Singapura,
kemudian Indonesia pada tahun 1997. Indonesia kehilangan kepercayaan
ekonomi internasional. Semua transaksi internasional harus dilakukan
secara tunai, tidak ada pembukaan letter of credit (L/C) dan terpaksa harus
meminjam dana melalui IMF (Internasional Monetary Fund). Nilai
Rupiah terhadap valuta asing jatuh 74% selama 5 tahun depresi tunai.
Selanjutnya pemerintah Orde Baru jatuh pada tahun 1998, setelah
memerintah selama periode 32 tahun. Kejatuhan pemerintah Orde Baru
secara dramatis telah menimbulkan gejolak politik berkepanjangan.
Kondisi politik yang tidak stabil, berpengaruh besar terhadap
pembangunan ekonomi sektor riil dan sektor finansial. Pertumbuhan

15
ekonomi sektor riil mengalami defisit alias pertumbuhan negatif. Ekonomi
finansial mengalami penurunan drastis.

Pada peristiwa krisis finansial Asia, Indonesia mengalami resesi dn


berlanjut dengan depresi. Krisis finansial Asia berdampak selama 7 tahun
bagi Indonesia, karena krisis tersebut menyebar dari krisis finansial ke
krisis politik. Krisis tersebut sebagai pelajaran penting bagi para investor,
agar apabila terjadi lagi peristiwa krisis yang relatif sama harus cepat –
cepat keluar dari pasar dengan menjual saham yang dimiliki pada awal
krisis terjadi dan masuk kembali ke pasar pada awal recovery (rebound)
terjadi.

Krisis Finansial Global 2008

Disamping indeks bursa internasional, masih ada lain info tentang


krisis keuangan global yang berawal dari Amerika Serikat (2008) dan krisi
keuangan Eropa (2011) dapat mempengaruhi negatif terhadap kegiatan
pasar modal di berbagai negara. Kejadian krisis global tidak datang secara
tiba – tiba tetapi ada info datang secara perlahan – lahan lewat diskusi,
statement para pengamat sehingga memberi kesempatan kepada investor
untuk mengambil sikap investasi. Pada saat krisis keuangan global 2008
terjadi, harga saham jatuh lebih dari 50%. Di pasar modal indonesia harga
saham jatuh selama 11 bulan dan kembali baik pada bulan ke 12 pada saat
krisis global 2008 terjadi. Tetapi jika dibandingkan dengan krisis finansial
Asia 1998, maka dampak krisis global 2008 lebih ringan terhadap sektor
ekonomi riil Indonesia. Akan tetapi untuk sektor finansial, yaitu dampak
terhadap investor di pasar modal dampaknya realatif sama. Peringatan bagi
investor terhadap krisis finansial yang ekstrim, segera keluar dari pasar
pada awal krisis dan segera masuk ke pasar pada awal pasar rebound.

Krisis Perang Teluk

Krisis pasar modal dapat terjadi tiba – tiba jika terjadi “peristiwa
tiba – tiba”, misalnya perang teluk (1991), kenaikan harga minyak di pasar

16
dunia. kejadian tiba – tiba itu akan meruntuhkan harga saham seketika.
Peristiwa tiba – tiba karena koflik regional antara Amerika Serikat dan
negara lain, akan berdampak luas terhadap perekonomian dunia. Hal ini
disebabkan banyak Negara di dunia ini yang menjalin perdagangan
internasional dengan Amerika Serikat. Apa yang menimpa Amerika
Serikat, otomatis akan dirasakan oleh rekan bisnisnya. Kejayaan ekonomi
Amerika Serikat akan berakibat positif pada ekonomi dunia, sebaliknya
kemunduran ekonomi Amerika Serikat menjadi malapetaka ekonomi
dunia. Dampak negative krisis global tidak akan dirasakan oleh Negara
yang memiliki kekuatan ekonomi domestic secara mandiri. Kekuatan
mandiri ekonomi dalam arti ekonomi domestic tidak tergantung pada
kegiatan ekspor impor yang diminati, tetapi kebutuhan domestic sebagian
besar dipnuhi oleh produksi dalam negeri.

Analisis Mikro

Investor akan menghitung besaran pengaruh makro ekonomi


terhadap suatu Negara. Suatu Negara yang kegiatan ekspor impor sangat
besar pada Negara tertentu akan sangat terpengaruh oleh kegiatan
mikroekonomi. Akan tetapi jika ekspor impor jumlahnya merata di
berbagai Negara akan sedikit terpengaruh.

Suatu Negara yang kegiatan perdagangan dalam negri lebih besar


daripada kegiatan internasional akan lebih tahan terhadap pengaruh negate
makroekonomi.

Analisis mikro yang dimaksud disini adalah analisis tentang


prospek perekonomian nasional suatu Negara. Di samping pengaruh faktor
makro dari dunia internasional terhadap perekonomian nasioal, maka
investor akan menganalisis kondisi politik, ekonomi dan sosial di dalam
negri. Beberapa pertanyaan ini harus dijawab untuk analisis mikro :

1. Apakah system politik yang berjalan dapat mendukung perubahan


ekonomi?

17
2. Apakah system ekonomi yang berjalan sesuai ekonomi pasar?
3. Apakah masyarakat menerima system ekonomi pasar?

Hasil analisis akan menyimpulkan arah pertumbuhan ekonomi itu


positif atau negative atau netral. Suatu Negara yang mengalami
pertumbuhan ekonomi positif terus menerus akan meningkatkan harga
sahan dan menggiatkan pasar modal. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi
negative maka pasar modal akan lesu dan harga saham akan turun.

Jika pertumbuhan ekonomi positif maka investor akan memasuki


pasar modal. Sebaliknya jika diprediksi ekonomi akan mengalami
pertumbuhan negative, maka investor akan keluar dari pasar modal saat
ini.

Faktor lain yang perlu dianalisis adalah : tingkat bunga, tingkat


inflasi, kurs valuta asing, kesiapan sarana pasar modal, pasar uang, dan
pasar berjangka. Demikian juga analisis tentang hukum : apakah hukum
sudah meindungi investor?

Tingkat bunga, tingkat inflasi, dan kurs mata uang asing juga akan
berpengaruh terhadap pasar modal. Tingkat bunga yang tinggi akan
mendorong investor untuk memilihdeposito daripada membeli saham
rendah akan mendorong investor untuk membeli saham daripada
menyimpan di deposito. Inflasi yang tinggi akan berakibat tingkat bunga
dinaikkan, demikian juga sebaliknya. Kurs mata uang yang gejolak akan
mendorong investor investasi di valuta asing, dan menjual sahamnya. Kurs
valuta asing yang stabil akan mendorong investor berinvestasi pada saham.

Suatu Negara yang sudah memiliki pasar modal, pasar uang, dan
pasar berjangkayang beteknologi modern dan peraturan perdagangan
bertarif internasional, akan menarik para investor domestic maupun asing
untuk masuk ke pasar. Para investor tertarik berinvestasi pada suatu
Negara yang menjalankan hukum yag tidak diskriminatif bagi semua
investor yang ada “kepastian hukum”. “peninjauan kembali” (PK) setelah

18
putusan kasasi oleh Mahkamah Agung menunjukkan adanya
“ketidakpastian hukum”. Analisis mikro akan memberikan informasi bagi
investor untuk mengambil keputusan investasi domestic maupun luar
negeri.

H. TECHNICAL VS FUNDAMENTAL ANALYSIS

Analisis teknikal adalah cara memprediksi harga saham akan


datang dengan memperhatikan pergerakan harga saham setiap detik, setiap
hari, atau setiap minggu atau setiap bulan. Kemudian mengambil
kesimpulan kecenderungan gerakan harga naik atau gerakan harga turun di
wakt yang akan dating. Berdasarkan kesimpulan itu investor akan
mengambil keputusan untuk “waktu beli” atau “waktu jual” saham.
Analisis teknikal disebut juga analisis chartise karena menggunakan
gambar atau kurva ataspergerakan harga saham dan kuantitas saham. Baik
investor perorangan maupun investor lembaga akan menggunakan analisis
teknikal jika memutuskan “waktu kapan akan beli” ataupun “ waktu kapan
akan jual”. Banyak sekali metode analisis teknikal untuk memprediksi
harga pergerakan saham setiap saat. Misalnya, moving average (MA),
moving average convergence divergence (MACD), relative strength
index(RSI) dan lain-lain.

Analisis fundamental adalah cara mengetahui saham yang


berkinerja baik atau berinerja buruk, sehingga dapat memutuskan sekuritas
yang “layak dibeli” atau “layak dijual”.

Jika tujuannya investor adalah investasi jangka panjang,maka


investor akan menggunakan analisis fundamental dan analisis teknikal.
Pada saat investor memutuskan untuk investasi, maka investor
menggunakan analisis fundamental, investor mencari saham yang baik,
yaitu yang memiliki prospek mendapatkan keuntungan dimasa dating. Jika
investor menemukan saham yang tidak memiliki prospek keuntungan lagi,
maka saham itu akan dujual atau dikeluarkan dari protofolionya. Beberapa

19
analisis yang digunakan untuk memprediksi harga saham, return saham,
excess return, dan resiko investasi adalah : dividend discounted model
(DDM), price earnig ratio ( PER), risk and return, single market model,
multifactor model dan event study.

Portofolio

Portofolio adalah investasi dalam berbagai jenis surat berharga,


saham, obligasi, pasar uang dan produk derivative. Gabungan berbagai
jenis efek dengan komposisi bobot investasi berbeda-beda setiap jenis efek
berada dalam satu paket portofolio. Investor bebas menentukan paket-
paket portofolio, satu investor dapat membentuk banyak paket protofolio.
Ada paket portofolio yang sebagian besar berisi saham dan sedikit
obligasi. Paket portofolio lain, berisi sebagian besar obligasi dan sedikit
saham. Paket protofolio lainnya lagi berisi saham, obligasi dan surat
berharga pasar uang yang berimbang. Portofolio efek dapat dilakukan oleh
investor perorangan ataupun investor lembaga. Perusahaan manajer
investasi adalah contoh investor lembaga yang tunduk oleh perundangan
dipasar modal. Manajer investasi dalam menjalankan portofolio efek harus
patuh kepada perundangan yang berlaku di pasar modal. Perusahaan
asuransi, dana pensiun dalam melakukan portofolio manajer investasi
adalah reksa dana. Perusahaan asuransi dan perusahaan dana pensiun
menjalankan manajemen investasi tetapi perusahaan itu bukan sebagai
manajer investasi. Produk reksa dana adalah salah satu contoh terbaik
untuk menggambarkan suatu portofolio. Ada reksa dana saham, reksa dana
pendapatan tetap, dan reksa dana campuran. Tiga jenis reksa dana tersebut
menggambarkan 3 karakter investor, yaitu investor yang berani mengambil
resiko ( risk taker), investor yang engan mengambil resiko ( risk aventer)
dan investor moderat (risk moderate).

20
Stock Allocation

Setelah investor menentukan investasi pada suatu n ,maka langkah


berikutnya adalah menentukan alokasi dana. Menentukan bidang
investasi :

1. Investasi di pasar modal (saham, obligasi dan reksa dana)


2. Investasi di pasar uang ( surat berharga pasar uang)
3. Investasi di pasar berjangka ( derivative dan komoditas)

Selanjutnya menentukan jumlah komposisi dana untuk masing-


masing bidang. Tiap bidang investasi dirinci lagi komposisinya untuk
setiap sector. Setiap sector dirinci lagi menurut jenis untuk investasi
individu perusahaan.

Contoh : Investasi di pasar modal 60%

Investasi di perbankan 30%

Investasi di pasar Berjangka 10%

Total dana investasi 100%

Rincian investasi di pasar modal :

Saham 70%

Obligasi 30%

Sub Total 100%

Rincian investasi saham :

Sektor Manufaktur 30%

Sektor Pertambangan 40%

Sektor lainnya 30%

Sub Total 100%

21
Rincian investasi Sektor Maufaktur :

Saham A 20%

Saham B 15%

Saham C 10%

Saham Lainnya 55%

Sub total 100%

Demikian, penentuan jumlah alokasi dana investasi dilakukan secara


berjenjang. Untuk itu dibutuhkan analisis berjenjang juga, yaitu analisis
sektoral saham, dan analisis individu saham. Analisis tersebut membutuhkan
data indeks harga saham, yaitu : indeks pasar saham, indeks sektoral saham,
dan indeks individu saham.

Faktor yang menentukan besaran alokasi dana tiap unit jenis investasi,
yaitu tujuan investasi itu sendiri. Tujuan investasi tidak lain adalah ingin
mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu tertentu. Tiap – tiap investor
berbeda tentang waktu investasi, tergantung jenis usahanya. Ada investor
yang mengharapkan keuntungan triwulan, tengah tahun, tahunan, tiga taunan,
5 tahunan dan seterusnya. Jenis usaha juga menentukan pilihan jenis investasi
itu saham lebih dominan daripada obligasi ataupun sebaliknya. Investor yang
menginginkan keuntungan dari perdagangan saham setiap hari tidak dapat
disebut sebagai investasi, melainkan spekulasi.

Stock Selection

Investor setelah menetapkan alokasi dana investasi ke berbagai pasar


dan sektoral, maka langkah berikutnya adalah pemilihan unit investasi
perusahaan individual ( stock selection). Stock selection adalah memilih
saham-saham yang berkinerja baik untuk diinvestasi. Saham yang berkinerja
buruk tidak akan dibeli, bahkan jika memilikinya akan dijual. Harus
dibedakan pengertian “saham layak dibeli” dan “kapan akan dibeli’.

22
Penentuan “saha layak beli” diperoleh dengan menggunakan analisis
fundamental, dalam hal ini risk and return analysis, penentuan “kapan layak
dibeli” menggunakan analisis teknikal.

Analisis fundamental adalah cara untuk menilai saham yang baik dan
saham yang buruk kinerjanya. Saham yang baik kinerjanya berarti saham itu
“layak untuk diinvestasi” atau “layak dibeli”, sedangkan saham yang buruk
kinerjanya berarti “tidak layak investasi” aau “tidak layak dibeli”atau layak
dijual jika memiliki saham. Dimaksud dengan “kinerja saham” adalah “nilai
saham dimana dating” atau suatu nilai perbandingan antara return dan risk.

Investor akan membeli saham jika :

1. Harga saham diperkirakan akan naik


2. Return saham diatas minimum return (excess return positif)
3. Rasio return terhadap risiko (kinerja) bernilai positif

Prediksi harga saham akan naik dapat diperoleh dari analisis teknikal
( berupa chart atau kurva harga) dan analisis fundamental ( berupa events
study ataupun equity analysis). Butir b dan butir c diperoleh dari analisis
fundamental, yaitu risk and return analysis, single factor model, dan
multifactor model.

23
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran

24
DAFTAR PUSTAKA

Warindrani, Armila Krisna. 2006. Akuntansi Manajemen.. Yogyakarta : Graha


Ilmu.

25

Anda mungkin juga menyukai