Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

“PENGANGGURAN”

Dosen Pengampu :

Dewi Andriani, MM

Disusun Oleh :

Rezia Alma E.C. 162010300234/A3

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

TAHUN AJARAN 2017


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Salah satu faktor ekonomi penyebab kemiskinan yang melanda Negara tercinta kita ,
yakni  makin meningkatnya angka pengangguran. Pengangguran adalah masalah yang paling
berat, karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan
per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
“pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
B.     Rumusan masalah
1.      Apakah pengertian pengangguran?
2.      Apa saja jenis-jenis pengangguran?
3.      Apa saja sebab-sebab terjadinya pengangguran?
4.      Apa saja dampak-dampak pengangguran?
5.      Bagaimana cara mengatasi pengangguran?

C.    Tujuan penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah pengertian
pengangguran berdasarkan teori-teori yang ada, bagaimanakah pengagguran menurut agama
islam, dan bagaimanakah cara mengatasi pengangguran yang terjadi di Indonesia.

 BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Pengertian pengangguran
Pengertian pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu
tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah
atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif
dalam mencari kerja tersebut. Selain definisi di atas masih banyak istilah arti definisi
pengangguran diantaranya:
Menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang
tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya.
Menurut Payman J. Simanjuntak Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia
angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.1[1]
Pengertian pengangguran berdasarkan istilah umum dari pusat dan latihan tenaga kerja
Pengangguran adalah orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan
uang meskipun dapat dan mampu melakukan kerja.
Menurut Menakertrans Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari
pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa
tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.2[2]

B.     Jenis-jenis pengangguran


      Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak
bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu :
1.      Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. Contoh : suatu kantor mempekerjakan 10
orang karyawan padahal pekerjaan dalam kantor itu dapat dikerjakan dengan baik walau
hanya dengan 8 orang karyawan saja,sehingga terdapat kelebihan 2 orang tenaga kerja.
Orang-orang semacam ini yang disebut dengan pengangguran terselubung.
2.      Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah
menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
Contoh: seorang buruh bangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek untuk
sementara menganggur sambil menunggu proyek berikutnya

2
3.      Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh
tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi


beberapa jenis, yaitu :
1.      Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan
oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
2.      Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan
oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran
struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti: akibat permintaan
berkurang, akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi, akibat kebijakan pemerintah.
3.      Pengangguran friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang muncul
akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja.
4.      Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
5.      Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim
misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
6.      Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau
penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
7.      Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan
perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya
permintaan masyarakat (aggrerat demand).

C.    Sebab-sebab terjadinya pengagguran


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut:
1.      Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja Ketidakseimbangan
terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia.
Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2.      Struktur lapangan kerja tidak seimbang.
3.      Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang.
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja,
pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara
tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut
mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang
tersedia.
D. Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran

Perbandingan diantara jumlah angkatan kerja yang menganggur dengan angkatan kerja
keseluruhannya disebut Tingkat Pengangguran. Untuk mengukur tingkat pengangguran pada
suatu wilayah bisa didapat dari  persentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah
angkaran kerja.

Tingkat Pengangguran = Jumlah pengangguran/ Jumlah Angkatan Kerja x 100%

Contoh kasus!

Dalam suatu perekonomian yang tergolong sebagai penduduk usia kerja berjumlah
12.891.761 orang, tetapi hanya 7.124.458 orang angkatan kerja. Di antara angkatan kerja
tersebut sebanyak 5.528.571 orang yang mempunyai pekerjaan. Berdasarkan data di atas,
berapakah tingkat pengangguran?
JAWAB:

Jumlah Pengangguran

Rumus: Jumlah Angkatan Kerja – Jumlah Yang Mempunyai Pekerjaan = …

@. 7.124.458 - 5.528.571 = 1.595.887

Apabila diketahui jumlah pengangguran dan angkatan kerja tingkat pengangguran dalam
suatu tertentu dapat ditentukan. Berdasarkan hasil data di atas, tingkat presentasi
pengangguran adalah;

Rumus: Jumlah Pengangguran x 100% = …


Jumlah Angkan Kerja

@. 1.595.887 x 100% = 0,22 %


7.124.458

E.    Dampak-dampak pengangguran


Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu
mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:
1.      Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik
terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat
pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.3[3]
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian,
seperti yang dijelaskan di bawah ini:
         Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat
kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan
pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada
pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang
dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
         Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak
berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan
perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan
demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan
pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga
kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
         Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan
menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-
barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan
Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan
demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.

Perbedaan pengangguran terpaksa dan sukarela.

a.       Pengangguran jabariyah (terpaksa)

3
Suatu pengangguran dimana seseorang tidak mempunyai hak sedikitpun memilih status
ini dan terpaksa menerimanya. Pengangguran seperti ini umunya terjadi karena seseorang
tidak mempunyai keterampilan sedikitpun, yang sebenarnya bisa dipelajari sejak kecil
sebagai modal untuk masa depannnya atau seseorang telah mempunyai suatu keterampilan
tetapi keterampilan ini tidak berguna sedikitpun karena adanya perubahan lingkungan dan
perkembangan zaman.
b.      Pengangguran khiyariyah
Seseorang yang memilih untuk menganggur padahal dia pada dasarnya adalah orang
yang mampu untuk bekerja, namun pada kenyataanya dia memilih untuk berpangku tangan

F.     Cara mengatasi pengangguran


1.    Cara mengatasi pengangguran friksional

a.       Perluas kesempatan kerja dengan membuka lapangan kerja baru

b.      Datangkan investasi baru diberbagai bidang

c.       Galakkan pengembangan sektor informal seperti home industri

d.      Lakukan transmigrasi penduduk untuk menyerap tenaga kerja disektor agraris dan lainnya

e.       Bangun infrastruktur seperti jalan, jembatan, PLTA, PLTU dan lain-lainnya dengan tujuan

untuk mendatangkan investasi.

2.    Cara mengatasi pengangguran struktural.

a.       Tingkatkan mobilitas modal dan tenaga kerja

b.      Lakukan pemindahan tenaga kerja dari sektor yang kelabihan ke sektor yang kurang

c.       Lakukan pelatihan tenaga kerja sehingga mereka siap untuk terjun ke lapangan

d.      Bangun industri di wilayah yang mengalami pengangguran.

         Cara mengatasi pengangguran siklus

1.      Menimgkatkan daya beli masyarakat.

2.      Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.

         Cara mengatasi pengangguran musiman

1.      Beikan informasi jika ada lowongan kerja disektor lain

2.      Lakukan pelatihan di bidang keterampilan lainnya sepeerti menjahit dan lain-lainnya.

         Cara mengatasi pengangguran teknologi


1.      Berikan pelatihan untuk mengetahui atau menguasai teknologi

         Cara mengatasi pengangguran deflasioner

1.      Datangkan investasi baru sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja

2.      Berikan pelatihan kepada pekerja, dibidang keterampilan dan lainnya

         Cara mengatasi penganguran konjungtural

1.      Tingkatkan daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan.

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pengangguran di Indonesia kondisinya saat ini sangat memprihatinkan, banyak sekali
terdapat pengangguran di mana-mana. Penyebab pengangguran di Indonesia ialah terdapat
pada masalah sumber daya manusia itu sendiri dan tentunya keterbatasan lapangan pekerjaan.
Untuk mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah telah membuat suatu program untuk
menampung para pengangguran. Selain mengharapkan bantuan dari pemerintah sebaiknya
kita secara pribadi juga harus berusaha memperbaiki kualitas sumber daya kita agar tidak
menjadi seorang pengangguran dan menjadi beban pemerintah. 
Dampak pengangguran akan sangat berpengaruh bagi tatanan kehidupan sosial,
contohnya kejahatan sosial pencurian/penodongan/perampokan, pelacuran, jula beli anak,
anak jalanan dan lain-lain. pengangguran telah menjadi kuman penyakit sosial yang relatif
cepat menyebar, berbahaya dan beresiko tinggi menghasilkan korban sosial yang pada
gilirannya menurunkan kualitas sumber daya manusia, martabat dan harga diri manusia.
B.     Saran
Peran orang terdekat dan pemerintah menjadi penunjang permasalahan pengagguran ini
Orang terdekat hendaklah memberi dorongan dan memberi semangat si-pengaggur dengan
hal positif atau dengan menyarankan untuk menjadi wirausahawan. Dan pemerintah
hendaknya menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan jumlah pengagguran dengan
pelatihan berbagai sumber daya manusia yang memadai.

Anda mungkin juga menyukai

  • MAKALAH Sri Wilujeng
    MAKALAH Sri Wilujeng
    Dokumen15 halaman
    MAKALAH Sri Wilujeng
    Shafrino Wahyu Assidqi
    Belum ada peringkat
  • Pengangguran Word
    Pengangguran Word
    Dokumen7 halaman
    Pengangguran Word
    Shafrino Wahyu Assidqi
    Belum ada peringkat
  • Pengangguran
    Pengangguran
    Dokumen7 halaman
    Pengangguran
    Shafrino Wahyu Assidqi
    Belum ada peringkat
  • Kelompok4 Ak7A3
    Kelompok4 Ak7A3
    Dokumen39 halaman
    Kelompok4 Ak7A3
    Shafrino Wahyu Assidqi
    Belum ada peringkat
  • Hot Money
    Hot Money
    Dokumen29 halaman
    Hot Money
    Shafrino Wahyu Assidqi
    0% (1)
  • Audit Fix
    Audit Fix
    Dokumen32 halaman
    Audit Fix
    Shafrino Wahyu Assidqi
    Belum ada peringkat
  • Metode Kuantitatif
    Metode Kuantitatif
    Dokumen16 halaman
    Metode Kuantitatif
    Shafrino Wahyu Assidqi
    Belum ada peringkat