Penulis : M Zainul Arifin1, Usman Sa-ing2, Devi Sukmawati3, Oktavia Arina Haqqo4
arinahqq@gmail.com
Abstrak
Sungai Gangga merupakan salah satu sumber air bagi kebanyakan masyarakat India. Namun,
kepercayaan akan kesucian sungai Gangga membuat masyarakat Hindu di India menggunakan
Sungai ini sebagai tempat penghanyutan abu jenazah dan sesaji. Salain itu, banyak perusahaan
besar membuang limbah pabrik kedalam sungai Gangga. Hal itulah yang membuat sungai ini
sangat tercemar dan mengandung bakteri. Rally For Rivers merupakan gerakan sosial yang
dipelopori oleh Sandguru untuk menyadarkan masyarakat India agar senantiasa menjaga
kebersihan sungai Gangga di India. Selain itu gerakan sosial ini juga berusaha menekan
pemerintah agar membantu dalam menyukseskan program plant to plant tree untuk dapat
merevitalisasi sungai-sungai yang telah tercemar di India. Kampanye kesadaran yang dilakukan
di berbagai negara bagian berhasil menggaet kurang lebih 16 ribu masyarakat untuk menjadi
voluntir dan bersama-sama dalam ikut serta membersihkan sungai-sungai tercemar.
Kata kunci : Sungai Gangga, Revitalisasi, Gerakan Sosial
Abstract
The Ganges River is one of the sources of water for most Indian people. However, the belief
in the purity of the Ganges river makes Hindu communities in India use this River as a place to
wash away ashes and offerings. In addition, many large companies dump factory waste into the
Ganges river. That is what makes this river very polluted and contains bacteria. Rally For
Rivers is a social movement pioneered by the Sandguru to awaken the Indian community to
always maintain the cleanliness of the Ganges river in India. In addition, this social movement
also tries to pressure the government to help in the success of the plant to plant tree program
to revitalize polluted rivers in India. Awareness campaigns carried out in various states
succeeded in attracting approximately 16,000 people to volunteer and jointly participate in
cleaning up polluted rivers.
Keywords: Ganges River, Revitalization, Social Movement
1
201610360311045
2
20161036031181
3
201610360311086
4
20161036031120
Pendahuluan
Latar belakang
Air merupakan sumber utama bagi kehidupan, sehingga air yang bersih sangat dekat
dengan kegiatan sehari-hari seperti minum, memasak, mandi, dan masih banyak lagi. Namun
kedehatan dan kebersihan air juga patut untuk di jaga, sebab air yang telah tercemar dapat
berdampak pada kesehatan. Sama dengan kasus yang terjadi di India, fenomena air bersih kini
telah langka kita jumpai. Banyak sungai dan sumber mata air lainnya yang tercemar akibat
aktivitas masyarakat setempat maupun aktivitas industrialisasi. India telah mengumumkan
bahwa akan adanya reformasi ekonomi yang mana pemerintah India memperkenalkan sistem
pajak baru untuk mendukung investasi dan memperlancar perizinan proyek-proyek bisins
besar.5 Kebijakan inilah yang menjadi salah satu sebab banyaknya sumber air di India tercemar.
Menurut data dari organisasi Down To Earth, lebih dari 136 juta masyarakat India tidak
mendapatkan akses air bersih, dan merupakan yang tertinggi di dunia. World Bank
memperkirakan sebanyak 21 persen penyakit menular di India akibat rendahnya air bersih.
Selanjutnya lebih dari 500 anak dibawah usia lima tahun meninggal dunia setiap harinya karena
penyakit diare.6
New Delhi, Kolkata, Bangalore, Chennai, dan Hyderabad termasuk lima kota di India
dengan kondisi air paling tercemar. Sehingga air betsih menjadi barang langka yang mahal
harganya. Hampir setengah populasi di India menghadapi kelangkaan air yang akut, dengan
7
hampir 200.000 orang mengalami kematian akibat polusi air. India juga tidak memiliki
pengelolaan limbah pabrik yang memadai sehingga air limbah dari kota langsung dialirkan pada
sumber air minum di pedesaan. Sungai Gangga merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat
India. Hampir semua bendungan di India menyalurkan aliran airnya ke sungai Gangga sebesar
60 persen. Tingkat kandungan air tanah sungai Gangga sebesar 15-20 mm pertahun. Namun
5
BBC.9 juni 2014. India Umumkan Reformasi Ekonomi.
(https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2014/06/140609_bisnis_reformasi_india)
6
Water.org. 2019. India’s Water and Sanitation Crisis. (https://water.org/our-impact/india/)
7
Liputan6.com. 8 Juli 20118. India Krisis Air Bersih, Jutaan Orang Kehausan dan Terpapar Penyakit.
(https://m.liputan6.com/amp/3581820/india-krisis-air-bersih-jutaan-orang-kehausan-dan-terpapar-
penyakit)
sebarnya debit air di sungai Gangga tidak di dukung dengan tingkat kebersihannya. Jumlah
bakteri faecal coliform telah mencapai 60 ribu per 100 ml.
Meskipun demikian sungai Gangga termasuk yang paling disucikan oleh umat Hindu di
India. Bagi umat Hindu, Gangga sangat disembah dan dianggap sebagai jelmaan dewi sebab
mengandung berkah dan juga keabadian. Dalam praktek umat hindu, seseorang yang telah
meninggal dan di kremasi membuang abu jasad ke sungai Gangga. Mereka percaya bahwa ritual
tersebut akan mensucikan jasad tersebut dan mereka akan terlahir kembali di tengah-tengah
keluarga. Bahkan keluarga yang tidak mampu mengkremasi akan langsung membuang jasad ke
sungai. Tidak hanya itu jasad orang yang meninggal akibat digigit ular, bunuh diri juga langsung
dibuang di sungai tersebut, sehingga banyak mayat-mayat yang terapung. Hal tersebut tidak
menghentikan masyarakat India untuk tetap melakukan aktivitas seperti mencuci, mandi
bahkan minum di sungai tersebut.
Pemerintah India telah berupaya untuk membersihkan sungai Gangga agar tingkat
pencemaran dapat berkurang. Perdana menteri Rajeev Gandhi membuat program untuk
membersikan sungai Gangga yang dinamai Gangga Action Plan pada tahun 1986 namun gagal
dan dicabut pada tahun 2000. Kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat India membuat
banyak gerakan sosial muncul untuk mengatasi permasalahan dan membersihkan sungai
Gangga. Salah satunya adalah gerakan yang dicetuskan oleh Jaggi Vasudev atau yang dikenal
dengan Sadhguru. Pada tahun 2017, ia merinisiatif untuk merevitalisasi kembali sungai Gangga
yabg telah tercemar. Hal yang dilakukan adalah dengan melakukan kampanye dengan nama
Rally For Rivers. Kampanye ini melibatkan 16 negara bagian di India dan berhasil membuat 146
acara publik terkait pentingnya melestarikan air bersih serta telah menyatukan sekitar 160 juta
orang. Puncaknya, pada 2 oktober 2017 gerakan ini mengusulkan sebuah bentuk kebijakan
untuk melakukan revitalisasi secara resmi pada perdana menteri dan kementrian lingkungan
hidup di India. Kegiatan utama yang dilakukan sebagai bentuk gerakan revitalisasi sungai
Gangga adalah dengan menanam pohon di pinggiran sungai agar dapat mengisi kembali
persediaan air serta mencegah erosi tanah.
Sumber air yang bersih dapat menjamin kesehatan masyarakat, sehingga samgat penting
bagi negara untuk tetap menjaga kebersihan sumber aliran air. Sungai Gangga merupakan salah
satu sumber aliran terbesar di India dan telah menghidupan hampir seluruh masyarakat di
India. Namun, kurangnya kontrol pemerintah dalam menjaga sungai Gangga membuat sungai
tersebut menjadi kotor dan tercemar. Tidak hanya itu, praktik agama hindu yang membuang
mayat dan abu senazah membuat sungai tersebut semakin memburuk. Disisi lain, banyak
masyarakat India yang memanfaatkan aliran sungai Gangga untuk mandi dan minum. Rally For
Rivers merupakan gerakan sosial yang diluncurkan oleh Isha Foundation pada tahun 2017 dan
bergerak untuk merevitalisasi sumber air sungai termasuk sungai Gangga di India. Dalam
upayanya, gerakan sosial ini bekerjasama dengan pemerintahan agar tujuan dan visi yang
mereka bawa dapat langsung diterapkan bagi masyarakat India.
Topik Permasalahan
Kondisi sungai Gangga yang telah tercemar akibat pembuangan limbah pabrik dan
abu jenazah membuat Rally For Rivers sebagai gerakan sosial melakukan kampanye untuk
merevitalisas sunga Gangga. Pada penelitian ini menggunakan Konsep Gerakan Sosial.
Gerakan sosial atau social movement pertama kali muncul pada revolusi Perancis
abad ke-18. Saat itu masyarakat Perancis bergerombol untuk bersama-sama menuntut
digulingkannya kekuasaan otoriter. Namun gerakan sosial tidak hanya berkemabnag pada
negara otoriter, namun juga pada negara-negara maju dan demokratis juga terdapat gerakan
sosial. Seperti yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 1950-1960, sejumlah masyarakat kulit
hitam memprotes terhadap pemerintah untuk mendapatkan hak-hak sipil mereka. Menurut
Tilly, gerakan sosial dapat didefiniskan sebagai :
…”sustained series of interactions between power holders and persons successfully claiming to
speak on behalf of a constituency lacking formal representation, in the course of which those
persons make publicly visible demands for changes in the distribution or exercise of power,
and back those demands with public demonstrations of support.
Gerakan sosial dibagai menjadi dua kajian, yakni Old Social Movement yang
memfokuskan pada isu yang berkaitan dengan materi dan biasanya terkait dengan
satu kelompok (misalnya, petani atau buruh). New Social Movement lebih berkaitan
dengan masalah ide atau nilai seperti gerakan feminisme atau lingkungan. Evolusi
social movement kini mulai meninggalkan organisasi formal sebagai kendaraan dan mulai
berkumpul dalam sebuah wadah informal dengan kebebasan seluas-lausnya.8 Pada
awal kemunculannya, gerakan sosial lebih mengarah pada aksi perlawanan dan protes
terhadap kebijakan pemerintahan. Namun seiring berjalannya waktu, kini gerakan
sosial bergerak untuk melakukan perubahan dan menyelesaikan permasalahan
masyarakat.
a. Upaya terorganisir
b. Dilakukan sekelompok orang
c. Menimbulkan perubahan atau menentangnya
d. Aktif atau tidak pasif menata perubahan
Perkembangan social movement juga dialami di India, pertama kali terjadi pada
abad ke-19. Saat itu, masyarakat India memprotes terhadap kekuasaan Inggris. Hingga
saat ini, sebagai negara berkembang dengan tingkat penduduk terbesar kedua didunia,
India memiliki berbagai gerakan sosial yang memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu contohnya adalah gerakan sosial melalui lingkungan. Rally For Rivers
merupakan gerakan sosial masyarakat yang dibentuk oleh Isha Foundation untuk
menangani masalah air bersih khususnya di sungai-sungai India. sungai Gangga yang di
yakini sebagai sungai suci oleh umat hindu ternyata menyimpan banyak bakteri dan telah
terkena limbah pabrik. Sehingga Rally For Rivers telah berhasil mengajak lebih dari 600
ribu orang untuk merevitalisasi sungai Gangga dengan melakukan program plant to plant
8
Rahmat Nur Adhi. Teori, Konsep, Indikator Kemunculan Gerakan Sosial.
(https://www.academia.edu/19533324/Gerakan_sosial) 5/24/2019
tree. Tidak hanya itu, gerakan ini juga berusaha mendorong pemerintah untuk membuat
suatu kebiajakan bagi sungai-sungai yang tercemar di India.
Ruang Lingkup
1. Menganalisis Upaya atau Kinerja Rally For River sebagai Gerakan Sosial dalam
merevitalisasi Sungai Gangga di India
2. Rancangan Program Rally For River untuk merevitalisasi Sungai Gangga di India
3. Hasil program yang dilakukan Rally For River dalam merevitalisasi sungai Gangga di
India
Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya gerakan sosial
Rally For Rivers dalam mengatasi kebersihan sungai Gangga di India yang mana sungai tersebut
merupakan salah satu sumber penghidupan terbesar masyarakat India.
Tinjauan Pustaka
1. Water Health Status in Lower Reaches of River Ganga, India oleh Chitralekha
Sengupta dkk.
Dalam skripsi tersebut menjelaskan menge nai pencemaran yang terjadi di sungai-
sungai yang dianggap sangat penting bagi masyarakat wilayah Surabaya, yaitu Kali Surabaya,
Kali Jagir (Wonokromo) dan Kali Mas. Pencemaran disebabkan karena pembuangan limbah
industri dan limbah domestik tanpa diproses terlebih dahulu sehingga air sungai menjadi
tercemar. Sungai yang tercemar ini merupakan sungai yang memiliki fungsi seperti menjadi
bahan baku pasokan air bersih bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan juga sebagai
tempaat pembuangan akhir saluran drainase kota. Untuk permasalahan ini diharapkan pihak
pemerintah ikut andil dalam membuat kebijakan untuk perusahaan yang membuang limbah
produksi mereka ke sungai yang menyebabkan pencemaran. Dalam menganalisa kasus ini
penulis menggunakan teori organisasional untuk menjelaskan kaitan dinamis antara
perkembangan ekonomi, kelompok penekan, dan kotrol birokrasi terhadap polusi. Teori ini
juga mengarahkan pada proses pengorganisasian jawaban-jawaban terhadap permasalahan
lingkungan. Permasalahan yang diangkat oleh penulis dan peneliti sama, yakni permasalahan
pencemaran sungai oleh limbah dan sampah. Penulis membahas mengenai kasus pencemaan
sungai di sungai-sungai di wilayah Surabaya, sedangkan peneliti akan membahas kasus
pencemaran yang terjadi di India (Sungai Gangga).
Tipe Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam penulisan paper ini adalah menggunakan metode
deskripsi analitis dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan ini disesuaikan dengan
tujuan pokok penelitian, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis mengenai upaya rally for
rivers dalam mengatasi kebersihan sungai gangga di india.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kualitatif ini akan lebih banyak
menggambarkan fenomena tertentu untuk menentukan adanya keterlibatan antar satu gejala
dengan gejala lainnya yang relevan dengan masalah penelitian. Hakikat penelitian bersifat
deskriptif-analitis memberikan pemaparan mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian
naratif dengan menjawab pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana suatu fenomena itu terjadi
dalam konteks mementingkan segi proses daripada hasil.
Teknik pengumpulan data penelitian yang digunakan dalam menyusun paper ini yakni
melalui studi pustaka (library research) dengan melihat data-data sekunder yang relevan dengan
tema yang tengah diangkat dalam penelitian ini. Adapun sumbernya didapat melalui buku-
buku, jurnal, laporan, surat kabar, fasilitas website, dan lain sebagainya.
Sistematika Penulisan
Penelitian yang diangkat penulis adalah “Upaya Rally For Rivers dalam Mengatasi
Kebersihan Sungai Gangga di India”. Pada bab pertama adalah BAB I : Pendahuluan
yang akan menjelaskan Latar Belakang Penelitian dilakukan, pada Rumusan Masalah yang
dibuat, dan Tujuan dibuatnya penelitian ini. Selain itu, bab ini juga berisi Literatur Penelitian
Terdahulu yang memiliki persamaan atau korelasi pembahasan dengan topik yang penulis
angkat.dan juga akan dijelaskan gambaran umum bentuk penelitian ini akan dikontruksikan
seperti apa, dimana terdapat penelitian terdahulu, teori penelitian, meotode penelitian.
BAB II : Pembahasan dijelaskan pembahasan terkait bagaimana tindakan dari
gerakkan Rally For Rivers. Bab ini terdari dari tiga sub bab, pertama Korelasi Antara Water
Security dengan Lingkungan. Lalu sub bab kedua, Indikator Air Bersih dan
Pengaruhnya Terhadap Kehidupan. Sub bab yang terakhir akan menjelaskan tentang
Gerakan Rally For River Untuk Sungai Gangga. Pada sub bab yang terakhir akan
menggabungkan konsep penilitian ini yaitu Social Movement dengan topik yang telah diangkat.
BAB III: Penutup dari pembahasan kelompok dengan tema “Upaya Rally For
Rivers dalam Mengatasi Kebersihan Sungai Gangga di India” berisi tentang kesimpulan,
maka pada bab ini akan menjawab pertanyaan di rumusan masalah yang telah diajukan.
Hasil dan Pembahasan
Menurut WWF, terdapat empat faktor utama yang menjadi penyabab kelangkaan
ar, antara lain:9
a. Perubahan Iklim
Setiap harinya iklim di bumi mengalami perubahan dan terasa lebih cepat
dibanding dengan sebelumnya. Perubahan iklim sendiri merupakan gejala naiknya suhu di
permukaan bbumi yang memicu terjadinya global warming. Perubahan iklim yang terjadi secara
tidak wajar dapat menyebabkan krisis di bumi. Adanya kekeringan air yang ditemukan di
berbagai wilayah di belahan bumi dan pergantian musim yang susah untuk diprediksi.
Dikarenakan hal ini, volume air berkurang dan dapat mengancam kelansungan hidup.
b. Polusi
9
Matha, Jessica. 2017. Isu Kelangkaan Air dan Ancamannya Terhadap Keamanan Global dalam Jurnal Ilmu
Politik dan KOmunikasi Vol. VII No.2. Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Katolik
Parahyangan. Bandung.
Polusi yang terjadi dapat disebabkan oleh banyak faktor, tetapi sebagian besar
disebabkan oleh aktivitas manusia yang tidak bertangungg jawab. Pembuangan limbah yang
belum benar baik dari industr rumah ataupun pabrik, penggunaan pupul dan peptisida secara
berlebihan. Serta, bakteri kotoran yang berasal dari manusia dapat mencemari air.
c. Agrikultur
d. Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan populasi yang tidak sebanding dengan ketersediaan air akan
menyebabkan ketersediaan air semakin sulit. Populasi penduduk semakin bertambah banyak
yang menyebabkan permasalahan kekurangan air bersih semakin kompleks karena kebutuhan
penduduk terhadap air tidak dapat digantikan dengan sumber daya lainnya dan akan
mengakibatkan jumlah air beberapa tahun kedepan akan sangat kurang.
Selain empat faktor diatas, terdapat faktor lain yang menyebabkan berkurangnya
air, yatu tindakan yang dilakukan oleh manusia sendiri. Pencemaran air yang terjadi di India
merupakan dampak dari tindakan yang dilakukan oleh masyarakat(manusia) itu sendiri. Dengan
membuang mayat kedalam sungai-sungai yang dianggap suci justru memberikan dampak yang
kurang baik bagi lingkungan mereka dikarenakan bangkai mayat tersebut menghasilkan bakteri
jahat yang tidak baik bagi tubuh. Semakin lama maka semakin banyak mayat yang berada di
sungai. Dikarenakan hal tersebut secara tidak lansung kesehatan dan keselamatan mesyarakat
di India akan terancam. Semakin banyak masyarakat yang terkena penyakit, maka dapat
berdampak terhadap jumlah penduduk di India yang semakin sedikit.10 Hal ini akan berdampak
10
Somya Rajawat. 2016. Drought and Water Security In India. Reasearch Assistant Global Food and Water
Crises Research Progamme.
terhadap masyarakat internasional yang menganggap jika India tidak dapat menangani kasus
pencemaran yang terjadi di negaranya.
Selain itu, penyakit yang menjangkit masyarakat India akibat pencemaran air dapat
menyebar ke negara-negara tetangga. Negara-negara tetangga tidak akan mau menerima
pengungsi India masuk ke negaranya. dapat disimpulkan jika kekhawatiran yang masyarakat
rasakan sekarang bukanlah ketakutan akan keamanan dari perang, namun keamanan
lingkungan juga memiliki pengaruh yang sangat besar. Air yang merupakan sumber dari
kehidupan makhluk hidup di bumi akan memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap
kelansungan mereka.
Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu orang
dengan orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah
tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga didefinisikan
dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran lingkungan hidup
yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktek operasionalnya, pencemaran
lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari
komponen-komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut,
pencemaran air tanah dan pencemaran udara. Dengan demikian, definisi pencemaran air
mengacu pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup .
11
tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran
air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke
dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” Definisi pencemaran air
tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu : aspek kejadian,
aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat. Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab
terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain
11
Setiawan, Hendra, Agustus 2001, Pengertian Pencemaran Air Dari Perspektif Hukum,
http://www.menlh.go.id/airnet/Artikel01.htm, diakses pada 27 Mei 2019 pukul 19 : 44
ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut
dengan istilah unsur pencemar, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang
bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan
oleh alam, atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi
hukum, tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek
akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu. Pengertian
tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang menjadi batas antara
tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat cemar (kualitas air yang
telah sampai ke batas atau melewati batas).
Air yang aman adalah air yang sesuai dengan kriteria bagi peruntukan air tersebut.
Misalnya criteria air yang dapat diminum secara langsung (air kualitas A) mempunyai kriteria
yang berbeda dengan air yang dapat digunakan untuk air baku air minum (kualitas B) atau air
kualitas C untuk keperluan perikanan dan peternakan dan air kualitas D untuk keperluan
pertanian serta usaha perkotaan, industri dan pembangkit tenaga air.
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda
yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :12
b. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia
yang terlarut, perubahan pH
Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah pH atau
konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan oksigen
12
Wardhana, Wisnu Aria, 1995, Dampak Pencemaran Lingkungan, Penerbit Andi Offset Jogyakarta,
Jogyakarta
biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen kimiawi
(Chemical Oxygen Demand, COD).
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum,
meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai dan danau,
pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat
dari kegiatan pertanian telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali yang
disebut eutrofikasi (eutrofication). Ledakan pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang
seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika
tanaman air tersebut mati, dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen. Akibatnya ikan
akan mati dan aktivitas bakteri akan menurun. Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi
dalam 4 kategori
Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian
dapat pula disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman
dan tumbuhan air. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah
yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit
terurai. Panas dari industri juaga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air
limbah tidak didinginkan dahulu.
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain : - air
sebagai media untuk hidup mikroba pathogen - air sebagai sarang insekta penyebar penyakit -
jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan
diri - air sebagai media untuk hidup vector penyakit Ada beberapa penyakit yang masuk dalam
katagori water-borne diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak
terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya
dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan
metazoa.
..,While everyone is quick to talk about the problem virtually no one was offering a solution –
and a solution that is a both technically effective, and has also been conceived of in instighful
and pragmatic way that takes full cognizance of the challenges relating to actually
implementing proposed plans on the ground.13
13
Yuri Jain. Rally For Rivers: A Peoples’ Movement To Address Water Scarcity and Conflict. Isha Foundation
(diakses:23/05/2019)
14
Amrutha Ranjani. What is the outcome of Sadhguru's rally for rivers?. (https://www.quora.com/What-is-
the-outcome-of-Sadhgurus-rally-for-rivers). Diakses:5/24/2019
6 negara beagian setuju untuk menandatangi MoU untuk ikut berkerjasama dalam
melakukan penanaman pohon di areal sungai. Beberapa negara bagian yang ikut meliputi,
arnataka, Assam, Chhattisgarh, Punjab, Maharashtra dan Gujarat. Tujuan dari diadakannya
kegiatan ini adalah untuk mencegah terjadinya banjir atau kekeringan, mengisi kembali air
tanah, noemalisasi curah hujan, meminimalisir dampak perubahan iklim, mencegah erosi tanah,
meningkatkan kualitas air dan tanah serta melindungi keanekaragaman hayati. Selain berbagai
kegiatan diatas, Sadhguru juga melakukan kerjasama jejaring bersama stakeholder seperti
pemerintah, NGOs, perusahaan, dan media sosial untuk melancarkan aksi kampanyenya. Tidak
hanya itu dalam kampanye tersebut Sadhguru meminta anak-anak muda penerus generasi
selanjutnya untuk bersumpah agar senantiasa menjaga kesehatan lingkungan demi terkelolanya
sumber air bersih.
Sungai Gangga dipercaya sebagai sungai suci oleh umat Hindu di India dan
merupakan jelmaan dari dewa Gangga. Mereka juga beranggapan bahwa air yang telah tercemar
dalam sungai Gangga akan dengan sendirinya mensucikan dirinya sehingga sungai tersebut
akan bersih kembali. Meskipun demikian tingkat pencemaran iar sungai Gangga tidak dapat
dipungkiri, banyak batkteri bakteri faecal coliform telah mencapai jumlah 60 ribu per 100 ml
bersarang di sungai tersebut.
"That river looks just like a cesspool, with all kinds of rubbish floating on it," Yutong says
via email. "But people bathing and praying in the river look completely unaware of the
pollution."
Buku
Effendi, Hefni, 2003, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Modal, Puja. Social Movements in India: Meaning, Features and Other Details.
(http://www.yourarticlelibrary.com/india-2/social-movements-in-india-meaning-
features-and-other-details/32941)
Rajawat, Somya. 2016. Drought and Water Security In India. Reasearch Assistant Global Food and
Water Crises Research Progamme.
Wardhana, Wisnu Aria, 1995, Dampak Pencemaran Lingkungan, Penerbit Andi
Offset Jogyakarta, Jogyakarta
Setiawan, Hendra, Agustus 2001, Pengertian Pencemaran Air Dari Perspektif Hukum,
http://www.menlh.go.id/airnet/Artikel01.htm , diakses pada 27 Mei 2019 pukul
19 : 44
Jurnal
Matha, Jessica. 2017. Isu Kelangkaan Air dan Ancamannya Terhadap Keamanan Global dalam Jurnal
Ilmu Politik dan KOmunikasi Vol. VII No.2. Program Studi Hubungan Internasional,
Universitas Katolik Parahyangan. Bandung.
National Geographic Indonesia. Upaya Pemulihan Sungai Gangga di India Yang Sudah Sangat
Tercemar. 10 April 2018 (https://nationalgeographic.grid.id/amp/13309924/upaya-
pemulihan-sungai-gangga-di-india-yang-sudah-sangat-tercemar?page=all)
Pandey, Kiran dkk. 19% of world’s people without access to clean water live in India. 23
Maret2018.(https://www.google.com/amp/s/www.downtoearth.org.in/news/wat
er/amp/19-of-world-s-people-without-access-to-clean-water-live-in-india-60011)
Zachos, Elaina. How an Indian Guru Aims to Clean the World's Most Polluted Rivers
(https://news.nationalgeographic.com/2018/03/rally-for-rivers-un-world-water-
day-spd/)
Artikel Daring
Nababan, Christine. India Hadapi Krisis Air Terparah Sepanjang Sejarah. 16/6/2018
(https://m.cnnindonesia.com/internasional/20180616102933-113-306521/india-
hadapi-krisis-air-terparah-sepanjang-sejarah)
Republika.co.id Laporan: India Hadapi Krisis Air Terburuk Sepanjang Sejarah. 17 Juni 2018
(https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pafnzp377)