PENGUKURAN KINERJA
12
SEKTOR PUBLIK
1. DEFINISI
P
engukuran Kinerja Sektor Publik adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian
suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial.
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu
organisasi.
2. TUJUAN PENGUKURAN
Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
Memperbaiki kinerja periode berikutnya
Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan
pemberian reward and punishment
Memotivasi pegawai
Menciptakan akuntabilitas Publik
(Mahmudi, 2007)
126
4.1. Informasi Finansial, diukur berdasarkan anggaran yang telah dibuat.
Pengukuran dilaksanakan melalui :
1. Analisis Varians (Selisih/perbedaan) :
a. Varians pendapatan (revenue variance)
b. Varians pengeluaran (expenditures variance)
Varians belanja rutin (recurrent expenditure
variance)
Varians belanja investasi (capital expenditure
variance)
Pengukuran kinerja tidak cukup dengan mengandalkan analisis
varians karena adanya keterbatasan dalam menetapkan tingkat
signifikasi besarnya varians terhadap informasi finansial yang
berdampak pada ukuran kesuksesan organisasi
2. Identifikasi penyebab timbulnya varians
Hal ini dilaksanakan untuk mengetahui unit spesifik mana yang
bertanggungjwab terhadap terjadinya varians sampai tingkat
manajemen paling bawah.
127
tersedia
2. Klinik Kesehatan : Jumlah pelanggan yang dilayani per hari
3. PLN : KWH terjual
4. Kepolisian : Jumlah kriminalitas yang tertangani
Jumlah kecelakaan/pelanggaran lalu lintas
5. DPR/DPRD : Jumlah UU / Perda yang dihasilkan
Jumlah pengaduan/tuntutan masyarakat yang
tertangani.
Jumlah rapat yang dilaksanakan
128
(5) Kelompok manfaat (benefit)
(6) Kelompok dampak (impact)
Perencanaan Strategi
Penyusunan Program
Implementasi
Pengukuran Kinerja
feedback
Falsafah (Slogan)
Tujuan
Sasaran
Program
VISI /
MISI Anggaran
129
Dalam Sektor Publik Kesuksesan Organisasi akan digunakan untuk
mendapatkan Legitimasi dan Dukungan Publik
Perencanaan Strategi
Siklus pengukuran kerja dimulai dengan proses perencanaan stratrgik,
yang berkenaan dengan penetapan visi, misi, tujuan dan sasaran, kebijakan,
program operasional dan kegiatan.
130
e. Keinginan consumen
f. Proses kegiatan
g. Usulan
h. Input
i. Pemasok/supplier
j. Persyaratan pemasok
2. Identifikasi elemen-elemen program.
3. Rancangan indikator kerja
A. Indikator masukan, indikator masukan mengukur jumlah sumber daya
seperti anggaran, SDM, peralatan, material dan masukan lain yang
dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan.
Cara menyusun dan menetapkan indikator masukan :
(1) Susun dan tetapkan rencana strategis terlebih dahulu.
(2) Identifikasi kegiatan/program yang akan diukur kinerjanya
(3) Identifikasi jenis dan jumlah sumber daya yang diperlukan daya
yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan untuk menghasilkan
keluaran yang diinginkan.
(4) Pilih dan tetapkan indikator masukan yang paling relevan dan
berpengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
B. Indikator Proses (process), menggambarkan perkembangan
aktivitas selama pelaksanaan kegiataan berlangsung.
Cara menyusun dan menetapkan indikator proses :
(1) Susun dan tetapkan rencana stategis lebih dulu.
(2) Identifikasi berbagai aktifitas proses pengolahan masukan menjadi
pengeluaran.
(3) Pilih dan tetapkan indikator proses yang paling relevan dan
berpengaruh besar terhadap keberehasilan pelaksanaan kegiatan.
C. Indikator Keluaran (outputs), digunakan untuk mengukur keluaran
yang dihasilkan dari suatu kegiatan.
Cara menyusun dan menetapkan indikator keluaran :
(1) Susun dan tetapkan rencana strategis lebih dahulu.
(2) Identifikasi berbagai keluaran yang mungkin diperoleh langsung
dari pelaksanaan kegiatan melalui proses yang relevan misalnya
dalam bentuk fisik maupun non fisik yang dapat diukur.
(3) Pilih dan tetapkan indikator keluaran yang paling relevan dan
berpengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
D. Indikatir Hasil (outcomes), menggambarkan hasil nyata dari
keluaran suatu kegiatan.
Cara menyusun dan menetapkan indikator hasil :
(1) Susun dan tetapkan stategis lebih dahulu.
131
(2) Identifikasi berbagai hasil nyata yang mungkin diperoleh dari
keluaran yang telah ditetapkan.
(3) Pilih dan tetapkan indikator hasil yang paling relevan dan
berpengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
E. Indikator Manfaat (benefits), menggambarkan manfaat yang
diperoleh dari indikator hasil.
Cara menyusun dan menetapkan indikator manfaat :
(1) Susun dan tetapkan rencana strategis lebih dahulu.
(2) Identifikasi berbagai manfaat yang mungkin diperoleh dari hasil
yang telah ditetapkan.
(3) Pilih dan tetapkan indikator manfaat yang paling relevan dan
berpengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
F. Indikator Dampak (impacts), indikator ini memperlihatkan pengaruh
yang timbul dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan.
Cara menyusun dan menetapkan indikator dampak :
(1) Susun dan tetapkan strategis terlebih dahulu.
(2) Identifikasi berbagai dampak yang mungkin diperoleh dari hasil
yang telah ditetapkan.
(3) Pilih dan tetapkan indikator dampak yang paling relevan dan
berpengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
G. Ringkasan, disusun mulai dari indikator masukan hingga indikator
dampak.
4. Analisis pertimbangan-pertimbangan organisasi dan lingkungan.
Pertimbangan lingkungan adalah pertimbangan diluar organisasi seperti
lingkungan ekonomi, teknologi dan politik.
132
Sajikan informasi dengan cara-cara yang dapat membuat informasi mudah
dimengerti, menunjukan kepada data lain dan dapat digunakan dalam
proses pengambilan keputusan.
Penyempurnaan Ukuran
Kegiatan yang digambarkan pada tahapan ini dirancang untuk mengadakan
perbaikan dalam :
1. Menyesuaikan ukuran
2. Mempertimbangkan Pembobotan pengukuran
133
e. Osborne dan Gaebler (1992, pg. 146-154) menyatakan bahwa
pengukuran kinerja memiliki kekuatan yang sangat besar kaitannya dengan
konsep pemerintah yang berorientasi pada hasil (results-oriented
government).
134